Fluida Dinamis (Kipas Angin)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    1/36

     

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Fluida dan klasifikasinya

    Fluida merupakan suatu zat/bahan yang dalam keadaan setimbang tak dapat

    menahan gaya atau tegangan geser ( shear force). Dapat pula didefinisikan sebagai

    zat yang dapat mengalir bila ada perbedaan tekanan dan atau tinggi. Suatu sifat

    dasar fluida nyata, yaitu tahanan terhadap aliran yang diukur sebagai tegangan

    geser yang terjadi pada bidang geser yang dikenai tegangan tersebut adalah

    viskositas atau kekentalan/kerapatan zat fluida tersebut. [5]. 

    Sehingga fluida terdiri dari cairan dan gas (atau fase uap). Perbedaan antara

    keadaan fluida dan solid jelas jika anda membandingkan perilaku fluida dan solid.

    Solid berdeformasi ketika tegangan geser diterapkan, tetapi deformasi yang tidak

    terus meningkat dengan waktu. Berikut pembagian klasifikasi aliran secara umum

    [5]. 

    2.1.1 Fluida Statis dan Fluida Dinamis

    Fluida statis atau sering disebut juga fluida diam,sedangkan fluida dinamis adalah

    fluida yang bergerak. Fluida Statis misalnya air didalam wadah,fluida dinamis

    misalnya pergerakan angin yang digerakkan kipas angin. Fluida statis biasanya

    dipengaruhi oleh hukum kontinuitas yang dipengaruhi oleh luas penampang dan

     juga  Bernaouli’s law  yang dipengaruhi oleh ketinggian dan tekanan dari fluida.

    Kedua hukum hanya dapat diterapkan di fluida statis yang sama – sama memeliki

    kecepatan alir dan massa jenis.

    Fluida dinamis itu sendiri dipengaruhi oleh gaya Archimedes,misalnya gaya

    angkat pada kapal laut. Hukum Pascal juga berpengaruh dalam fluida dinamis

    ini,hukum Pascal secara singkat adalah tekanan terbagi banyak dan diteruskan

    kesegala arah,misalnya pompa hidrolik dan dongkrak.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    2/36

     

    2.1.2 Aliran Viscous dan Inviscid

    Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh

    viskositas. Adanya viskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan

    kehilangan energy. Pada aliran ini terjadi gesekan antarai fluida dengan

    dasar/dinding saluran atau pipa. Gambar dibawah ini menampilkan percobaan

    aliran viskous melalui sebuah pilar berbentuk tabung [3]. 

    Gambar 2.1 Percobaan Viskositas

    Sumber : (McDonough, 1987)

    Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak dipengaruhi

    viskositas/kekentalan sehingga aliran ini tidak memiliki tegangan geser dan

    kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran fluida ideal tidak ada. Konsep ini

    digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk persamaan aliran fluida dan

     pengaplikasiannya di lapangan ditambahkan faktor penyesuaian sesuai kondisi

    nyata[3].

    Gambar 2.2 Aliran Invisid

    Sumber : (McDonough, 1987)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    3/36

     

    2.1.3 Aliran Seperated and Unseperated

    Aliran yang tidak terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat lambat.

    Penjelasan mengenai fenomena ini ditampilkan melalui sketsa pada Gambar 2.3,

    mengilustrasikan sebuah percobaan sejumlah cairan sirup (viskositas tinggi)

    dengan suhu rendah yang melampaui flume dengan beda tinggi dasar tertentu

    dengan kecepatan sangat rendah. Saat mencapai pojok flume, cairan sirup tetap

    megikuti dasar flume, turun vertical dan tetap ‘menempel’ hingga akhir.

    Fenomena ini disebabkan momentum yang sangat kecil pada pojok dasar flume

    yang diakibatkan kecepatan yang sangat rendah [10]. 

    Gambar 2.4 Aliran Unseperated

    Sumber : (McDonough, 1987)

    Sedangkan aliran yang terjadi separasi ditampilkan sketsa pada Gambar 2.5.

    Fluida dengan nilai viskositas kecil atau kecepatan tinggi menimbulkan

    momentum yang tinggi, sehingga sulit bagi aliran untuk ‘menempel’ pada dasar

    saluran. Pada Gambar 2.5 juga mengilustrasikan aliran rotasional [10]. 

    Gambar 2.5 Aliran Seperated

    Sumber : (McDonough, 1987)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    4/36

     

    Gambar 2.6 dibawah ini juga mengilustrasikan fenomena aliran pada klasifikasi

    ini. Pada bagian Gambar (A) dan Gambar (B) juga mengilustrasikan fenomena

    aliran viscous dan non-viskous di penjelasan sebelumnya. Gambar (C) aliran

    vortex bebas, gamabr (D) aliran laminar dan gambar (E) aliran turbulen.

    Gambar 2.6 Berbagai jenis aliran

    Sumber : (McDonough, 1987)

    2.1.4 Aliran Laminar dan Aliran Turbulen

    Dengan teknologi sekarang,aliran laminar bisa diprediksi lebih baik dan akurat

    dengan menggunakan teknologi di laboraturium,tetapi berbeda dengan aliran

    turbulen,kecuali pada aliran sederhana sangat sulit menentukan detail dan permodelan dari aliran ini.

    Misalnya pada pipa, pada sisi masuk bisa dikatakan molekul – molekul fluida

    masi tersusun rapi dan tidak acak. Tetapi setelah melewati titik kritis,gerakan

    fluida mulai acak. Daerah inilah disebut aliran turbulen.

    Untuk aliran laminar kecepatan pada suatu titik akan tetap terhadap waktu.

    Sedangkan aliran turbulen kecepatannya akan mengindikasikan suatu fluktuasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    5/36

     

    yang acak. Dalam aliran turbulen, profil kecepatan pada suatu titik dihasilkan dari

    gerak acak partikel fluida berdasarkan waktu dalam jarak dan arah.

    Gambar 2.7 perpindahan aliran dari laminar ke turbulen

    Sumber : (McDonough, 1987)Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk membedakannya

    adalah gerak partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus, dan sejajar untuk

    aliran laminer dan sebaliknya untuk aliran turbulen. Perubahan dari laminer

    menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada jarak tertentu dan zona transisi

    akan berakhir hingga terjadi kondisi ‘ fully developed turbulence’ .

    Bilangan Reynold adalah bilangan tanpa dimensi yang dapat digunkan untuk

    membedakan aliran laminar dan turbulen yang merupan perbandingan gaya

    inersia dan gaya viskositas.

    ..................................................................................................... (1)

    Dimana : Re = Bilangan Reynold

    U = Kecepatan Rata-Rata dari Fluida (m/s)

    L = Jari jari penampung air ( m )

    ρ = Massa Jenis ( kg/m3)

    μ = Viskositas dinamik (kg/m.s)

    Pada plat datar bilangan reynold nya adalah Re = 5 x 105 pada plat datar dan Re =

    2 x 105 pada bola [1]..

    2.1.5 Aliran Vortex  

    Pusaran (Vortex) bentuk dalam cairan bergerak, termasuk cairan, gas, dan plasma.

    Beberapa contoh umum adalah asap cincin, whirlpool yang sering terlihat di

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    6/36

     

     bangun perahu, dayung, dan angin angin topan, Tornado dan badai debu. Pusaran

    membentuk di bangun dari pesawat dan yang menonjol fitur atmosfer Jupiter [9]. 

    Dalam aliran fluida,aliran ini  bisa berarti menunjukkan putaran ataupun alur yang

    melingkar. Dalam defenisinya, aliran ratational kecepatan vektornya V ≠ 0, jika

    irratational  kecepatan vektornya V  = 0. Aliran vortex ini sendiri termasuk dalam

     perpaduan aliran irrotational [9]. 

    Gambar 2.8 aliran vortex

    Sumber : (Ng, Johnson, 2010)

    Untuk membedakan aliran ratational dan irratational ,kecepatan aliran

    sama disemua tempat,dan makin meningkat secara teratur jika mendekati pusat.

    Gambar 2.9 aliran rotational

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    7/36

     

    Jika,dijelaskan dalam persamaan:

    ................................................ (2)

    Sedangkan aliran irratational,kecepatan total sama dengan nol,karena

    tiap aliran kecepatannya berbeda -beda.  Dalam pusaran irrotational , cairan

     bergerak dengan kecepatan yang berbeda di berdekatan arus, jadi ada gesekan dan

    karena itu kehilangan energi seluruh vortex, terutama di dekat inti.  Untuk alasan

    itu, irrotational pusaran juga disebut pusaran gratis. 

    Gambar 2.10 aliran irratational

    ................................................................ (3)

    Aliran vortex ini adalah aliran turbulen. Dikatakan aliran turbulen karena

    alirannya tidak teratur dan membentuk pusaran. Vorticity (kecepatan aliran

    vortex) sangat tinggi di daerah inti disekitar sumbu dan tekanan menukik tajam ke

     bawah menuju lubang buang,sehingga aliran vortex ini termasuk aliran rotational

    [9]. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    8/36

     

    Gambar 2.11 Aliran vortex kecepatan tinggi

    Sumber : (Ng, Johnson, 2010)

    Aliran vortex bisa terjadi secara alami ataupun secara paksa. Aliran vortex terjadi

    walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada fluida tersebut. Karateristik dari

    vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari partikel fluida yang berputar pada

     jarak tertentu dari pusat vortex. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap

     jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaan ini:

    ........................................................................................................ (4)

    Dimana:

    V = kecepatan tangensial fluida (m s-1)

    r = jari-jari putaran partikel fluida dari titik pusat (m)

    = gaya tangensial

    Dalam vortex bebas, tidak ada perubahan energi melintas pada aliran lurus, jadi

     persamaan di atas  sama dengan nol. Apabila suatu gaya diberikan pada suatufluida dengan maksud membuat aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan

     partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran x dapat dilihat pada

     persamaan berikut:

    ...................................................................................................... (5)

    .................................................................................... (6) 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    9/36

     

    Sehingga :

    ...................................................................................................... (7) 

    Dimana : Fc = gaya sentrifugal pada aliran vortex

    W = berat partikel vortex

    V = kecepatan tangensial

    2.2 Turbin Air

    Tenaga air merupakan sumber daya energi yang penting setelah tenaga uap atau

     panas. Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat –

     pusat listrik tenaga air. Banyak Negara yang hampir seluruh kebutuhan energinya

     berasal dari tenaga air. Penggunaan tenaga air sebagai sumber energi, terutama

    untuk pembangkit tenaga listrik, memiliki kelebihan dibanding sumber energi lainnya. 

    Turbin air itu sendiri adalah turbin yang mengubah energi air menjadi energi

     puntir,selanjutnya energi puntir ini diubah menjadi energi listrik melaluigenerator. Menurut Sejarahnya turbin-turbin air yang sekarang berasal dari kincir-

    kincir air pada zaman abad pertengahan yang dipakai untuk memecah batubara

    dan pabrik gandum. Salah satu kincir air tersebut dapat dilihat di Aungrabad,

    India yang telah berumur 400-an tahun.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    10/36

     

    Gambar 2.13 Kincir air

    Besarnya tenaga air tergantung terhadap debit air dan head. Dalam hubungan

    dengan reservoir air head adalah beda ketinggian antara reservoir dengan

    keluarnya air di turbin air. Total energi air di reservoir adalah energi potensial air

    tersebut.

    .................................................................................................... (8) 

    E =massa air (kg)

    G=gravitasi( m/s2)

    H=head air(m)

    2.2.1 Klasifikasi Turbin Air

    Turbin air dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Menurut  H. Grengg , jenis

    turbin dapat digolongkan menjadi tiga sesuai dengan range dari head-nya, yaitu :

    1.  Turbin dengan head rendah.

    2.  Turbin dengan head medium.

    3.  Turbin dengan head tinggi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    11/36

     

    Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu :

    1.  Turbin Impuls (aksi).

    2.  Turbin Reaksi.

    Tabel 1.1 Klasifikasi Turbin

    1.  Turbin impuls

    Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya dengan

    merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan-kecepatan)yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga

    menghasilkan energi puntir dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain,

    energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Contoh turbin

    impuls adalah turbin Pelton dan turbin crossflow [4]. 

    Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang ke luar nosel

    tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Semua energi

    tinggi tempat, dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin diubah menjadi

    energi kecepatan [4]. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    12/36

     

    Gambar 2.14 Skema Turbin Pancar (Turbin Pelton), jalannya tekanan di dalam

     pipa dan di dalam roda jalanSumber : (Sihombing, 2009)

    Gambar 2.15 Dua 260MW Turbin Pelton di Austria

    Salah satu jenis turbin impuls ini juga disebut Turbin Michell-Banki yang

    merupakan penemunya. Turbin ini dapat dioperasikan pada debit 10 liter/sec–20

    liter/sec dan heah antara 1-200 m. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi

     panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan

    menegenai sudu sehingga terjasi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.

    Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energi kemudia

    meninggalkan turbin. Runner turbin terbuat dari beberapa sudu yang dipasang

     pada sepasang piringan paralel [4]. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    13/36

     

    Gambar 2.16 Skema turbin crossflow

    Gambar 2.17 Turbin crossflow di jerman

    2.  Turbin Reaksi

    Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh

    energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu pada

    turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan

    tekanan air selama melalui sudu.

    Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu tersebut

    semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan atau

    dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk  spiral   (rumah keong).

    Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak. Beberapa jenis turbin

    reaksi adalah turbin francis,turbin kaplan dan turbin vortex.

    Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi,turbin dipasang diantara sumber

    air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    14/36

     

    Turbin francis menggunakan sudu pengarah yang mengarahkan air masuk secara

    tangensial. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu

     pengarah diatur sesuai keadaan [4]. 

    Gambar 2.18 turbin francis 

    2.2.2 Perbandingan Karakteristik Turbin Air

    Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan

    ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu

    satuan head. Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (dengan

     penilaian yang lainnya) dan dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi

    maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan

    head dan debit tertentu.

    Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

     berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang

    diubah skalanya dari desain yang sudah ada dengan performa yang sudah

    diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan

     pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.

    Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus : [6]. 

    ................................................................................................ (9)

    Dimana: putaran turbin(rpm)

    Q = kapasitas aliran ( m3/s)

    H = head air jatuh (m)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    15/36

     

    Gambar 2.19 Perbandingan Karakteristik Turbin

    Sumber :(Sihombing,2009) 

    Pada gambar terlihat turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head yang

    menengah hingga tinggi dengan kapasitas aliran air yang menengah, atau bahkan

     beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah.

    Gambar 2.20 Daerah penggunaan dari beberapa jenis konstruksi turbin yang berbeda

    Dalam pembuatan roda turbin, kebanyakan pertama sekali membuat modelnya,

    setelah model tersebut diselidiki, diuji dan diubah-ubah sehingga menghasilkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    16/36

     

    daya dan randemen  turbin yang baik, kemudian baru dibuat roda turbin yang

     besar/sesungguhnya menurut bentuk modelnya.

    2.3 Turbin Vortex

    Turbin vortex adalah turbin yang menggunakan aliran vortex ( gravitation water

    vortex) sebagai penggerak utama dari sudu. Aliran vortex ini sendiri adalah aliran

    melingkar mengerucut,dengan menggunakan sifat fisika dari air yang mengalir

    dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka akan didapat vortex [11]. 

    Gambar 2.21 skema aliran vortex

    Sumber :( Zotloeterer,2007)

    Gambar 2.22 Aliran vortexSumber :( Zotloeterer,2007)

    Sehingga Turbin Vortex itu adalah turbin yang menggunakan aliran ini sebagai

     penggerak. Aplikasi penggunaan vortex ini sendiri dikembangkan oleh Zotlöterer

    enterprise in Obergrafendorf in Lower Austria yang mendapat paten pada tahun

    2004. Pengunaan turbin vortex ini sendiri adalah memasang sudu penggerak yang

    dihubungkan dengan generator sehingga dapat menghasilkan listrik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    17/36

     

    Gambar 2.23 Generator yang dipasang pada sudu penggerak

    Sumber :( Zotloeterer,2007)

    Beberapa kelebihan dari turbin ini dibandingkan dengan beberapa tubin lain

    diantaranya,

      Biaya pemasangan relatif murah dan menggunakan konsep yang

    sederhana. 

      Pada penggunaan di alirannya aman bagi ikan,mikroba dan lain –

    lain,karena menggunakan tekanan yang rendah. 

      Baik dikembangkan di aliran air yang menggunakan debit yang besar

    tetapi head yang rendah seperti sungai. Indonesia sendiri memiliki

    sumber daya berupa sungai besar. 

      Efisiensi dari hasil pengujian dari Zotlöterer enterprise lebih baikdibandingkan beberapa jenis turbin yang lain. 

    Gravitation Water Vortex Power Plan (GWVPP) ini sendiri untuk head yang

    rendah antara 0.7 m sampai dengan 2m. Flow rate atau debitnya antar 0,05 sampai

    20 m/s3, dan tenaga digunakan antara 0.5 sampai 160kW [11]. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    18/36

     

    Gambar 2.24 gravik perbandingan antara head vs flow rate.

    Sumber :( Zotloeterer,2007)

    Penyederhaan konsep ini adalah masuknya energi potensial air menuju tank-

    vortex berupa energi kinetik. Energi kinetik ini sendiri memfokuskan sebagai

    energi putaran yang mengerucut di pusat aliran vortex. Kemudian Turbin vortex

    mengubah energi putaran yang disambungkan melalui sudu ke generator.

    Beberapa jenis dari turbin vortex :

    (a)  (b) 

    Gambar 2.25 turbin vortex Zotlöterer

    a.sudu 5, pengembangan pertama Zotlöterer enterprise tahun 2005

     b.sudu banyak tahun 2009

    Sumber :( Zotloeterer,2007)

    SUDU 5 SUDU BANYAK

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    19/36

     

    Head: 1,5m Head: 1,5m

    Flow rate: 0,9m³/s Flow rate: 0,9m³/s

    Efficiency of the old turbine design: 54% Efficiency of the Zotlöterer turbine

    design: 80%Electrical power: 6,1kW (max. 7,5kW) Electrical power: 8,3kW (max.

    10kW)

    Annual working capacity: 44.000kWh Annual working

    capacity: 60.000kWh

    Dari perbandingan turbin diatas,dapat disimpulakn bahwa semakin banyak sudu

    dengan debit yang kurang-lebih sama,maka daya yang dihasilkan akan semakin

     besar.

    (c) (d)

    Gambar 2.26 turbin vortex Zotlöterer

    c. turbin vortex di sungai kecil di austria tahun 2011

    d. turbin vortex di nantes france 2012

    Sumber :( Zotloeterer,2007)

    Head: 0,9m Head: 1m

    Flow rate: 2x 0,7m³/s Flow rate: 0,3m³/s

    Electrical power: 2x 3,5kW Electrical power 1,7kW

    Annual working capacity: 25.000kWh Annual working capacity:

    8.500kWh

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    20/36

     

    2.4 Performansi dan Efisiensi Turbin

    Performansi pada turbin merupakan daya mekanik yang dihasilkan dari sebuah

    turbin. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka data yang diperlukan adalahkecepatan sudut ( ) dan torsi (τ) [8]. 

    ....................................................................................................... (10)

    Dimana :

    P = Daya turbin ( Watt )

    T = Torsi ( Nm )

    Untuk menghitung Torsi ( T ) adalah :

    ............................................................................................. (11)

    F = m . g .................................................................................................. (12)

    Dimana :

     l   = panjang lengan ( m )

    m = massa/beban ( kg )

    g = gravitasi

    Untuk menghitung kecepatan sudut adalah :

    ω = 2  ..................................................................................................... (13) 

    Dimana :

    ω = kecepatan sudut (rad/s)

    n = putaran turbin (rpm )

    Untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    ɳ  = x 100% ............................................................................. (14)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    21/36

     

    Dimana :

    = Daya turbin ( Watt )

    = Daya air ( Watt )

    2.5 Perhitungan Dinamika Fluida (Computatational Fluid Dynamics)

    Dinamika fluida adalah cabang dari ilmu mekanika fluida yang

    mempelajari tentang pergerakan fluida. Dinamika fluida dipelajari melalui tiga

    cara yaitu:

    -  Dinamika fluida eksperimental

    -  Dinamika fluida secara teori, dan

    -  Dinamika fluida secara numerik (CFD)

    Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan suatu ilmu untuk memprediksi

    aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, reaksi kimia, dan fenomena

    yang berhubungan, dengan menyelesaikannya menggunakan persamaan-

     persamaan matematika secara numerik [1]. 

    2.5.1 Persamaan Pembentuk Aliran

    Dinamika fluida terdiri dari tiga dasar yaitu konservasi massa, momentum danenergi. Pembahasan tentang hokum konservasi ketiga hal di atas merupakan dasar

     persamaan pembentukan aliran yang akan dijelaskan di bawah ini.

    1.  Hukum Konservasi Massa

    Misalkan sebuah elemen fluida dalam kasus tiga dimensi dengan dimensi dx, dy 

    dan dz   seperti ditunjukkan pada gambar. Konsep dasar dari hukum konservasi

    massa adalah bahwa jumlah pertambahan massa pada volume control adalah sama

    dengan jumlah aliran massa yang masuk dan keluar elemen

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    22/36

     

    Gambar 2.27 Konservasi massa pada elemen fluidaSumber : (Ambarita,2010)

    ...................................................... (15)

    Atau menggunakan operator divergen dapat dituliskan sebagai

    ................................................................................... (16)

    Persamaan di atas merupakan bentuk umum dari persamaan konservasi massa

    yang biasa disebut juga dengan persamaan kontinuitas.

    Persamaan (2.13) adalah unsteady, kekekalan massa atau persamaan kontinuitas

    tiga dimensi pada sebuah titik dalam sebuah fluida kompresibel. Suku pertama

     pada sisi sebelah kiri kelajuan perubahan dalam waktu dari densitas (massa per

    satuan volume). Suku kedua menjelaskan neto aliran massa keluar dari elemen

    melintasi boudarinya dan disebut suku konvektif.

    Pada persamaan inkompresibel, dimana kerapatan spasial dan temporal diabaikan, persamaan ini dapat disederhanakan dengan menghilangkan dari

     persamaan [1]. 

    2.  Hukum konservasi momentum

    Hukum ini dikenal juga dengan hokum Newton II tentang gerak. Tingkat

    kenaikan momentum partikel fluida sama dengan jumlah gaya gaya pada partikel

    atau resultan gaya yang bekerja pada suatu objek sama dengan percepatan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    23/36

     

    dikalikan dengan massa objek tersebut. Suatu elemen kecil fluida dengan dimensi

    dx, dy dan dz  ditunjukkan pada gambar. Pada gambar tersebut hanya gaya searah x 

    yang ditampilkan. Sebagai catatan, untuk kasus ini, terdapat enam gaya normal

    dan geser yang bekerja pada permukaan.

    a) Gaya-gaya permukaan:

    - Gaya tekanan

    - Gaya viskos

     b) Gaya-gaya badan:

    - Gaya gravitasi

    - Gaya sentrifugal

    - Gaya coriolis

    - Gaya elektromagnetik

    Dalam menyoroti kontribusi yang disebabkan gaya-gaya permukaan sebagai

     bagian tersendiri dalam persamaan momentum dan memasukkan gaya-gaya badan

    sebagai suku source.

    Keadaan tegangan dari sebuah elemen fluida didefinisikan dalam suku - suku

    tekanan dan sembilan komponen tegangan viskos ditunjukkan dalam Gambar

    2.28. Tekanan, sebuah tekanan normal, di tandai oleh . Tegangan-tegangan viskos

    ditandai oleh . Notasi akhiran yang biasa digunakan untuk menandakan arah

    tegangan viskos. akhiran i dan  j dalam menandakan bahwa komponen tegangan

     bekerja dalam arah j pada sebuah permukaan normal kearah [1]. 

    Dengan mengacu kepada elemen fluida tersebut, maka persamaan konservasimomentum dapat dituliskan sebagai:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    24/36

     

    Gambar 2.28 Konservasi momentum pada elemen fluida

    Sumber : (Ambarita,2010)

    .......................................................................................................................... (17)

    .......................................................................................................................... (18)

    Atau dalam bentuk tensor dapat dituliskan sebagai:

    ........... (19)

    Dimana i, j, k = 1, 2, 3 yang menyatakan x, y, z. 

    Persamaan di atas berlaku untuk kondisi steadi. Untuk kondisi tidak steadi, maka

     persamaan dalam hubungannya terhadap waktu, , dihilangkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    25/36

     

    3.  Hukum konservasi energi

    Hukum konservasi energy mengatakan bahwa laju perubahan energy dalam dan E

     pada suatu elemen sama dengan jumlah fluks panas yang masuk ke elemen itu dan

    laju kerja yang bekerja pada elemen oleh gaya yang ada pada bodi dan

     permukaannya. Hukum ini dapat dituliskan sebagai

    ................................................................................................... (20)

    Hukum ini juga dikenal sebagai hokum pertama termodinamika. Gaya yang

     bekerja adalah gaya karena medan tekanan, karena gaya normal dan gaya geser;

    dan juga karena gaya bodi.

    Gambar 2.29 Konservasi energi pada elemen fluida

    Sumber : (Ambarita,2010)

    Penyelesaian dari kesetimbangan energi pada gambar adalah suatu persamaankonservasi energi yang dituliskan sebagai:

    .......................................................................................................................... (21)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    26/36

     

    Atau dapat dituliskan dalam tensor sebagai

    .................................. (22)

    Dimana i, j, k  = 1, 2, 3 yang merupakan sumbu  x, y, z  

    Jika beberapa asumsi dinyatakan, beberapa bagian dari persamaan energi dapat

    dihilangkan. Sebagai contoh, jika kerapatan massa konstan atau fluida

    inkompresibel, maka persamaan menjadi nol. Selanjutnya, jika disipasi

    kekentalan diabaikan, maka dapat dihilangkandari persamaan. Dan juga jika

    energi dalam yang timbul pada elemen sama dengan nol, dapat juga dihilangkandari persamaan.

    Meskipun persamaan pembentuk aliran di atas terlihat sangat rumit, namun

     persamaan tersebut berasal dari hokum konservasi yang sangat sedarhana yaitu

    konservasi massa, momentum dan energi. Pada kasus tiga dimensi , humum ini

    menjadi lima persamaan yang berbeda. Mereka merupakan system yang disatukan

    dari persamaan diferensial parsial nonlinear. Sampai saat ini belum ada solusi

    analitik dari persamaan-persamaan tersebut. Dalam hal ini, persamaan ini bukan

    tidak memiliki solusi namun sampai saat ini belum ditemukan. Metode yang lain

    yang digunakan untuk menyelesakan persamaan tersebut adalah dengan metode

    numerik yang dikenal dengan Computational Fluid Dynamics (CFD). Dengan

    metode ini, persamaan ini akan diselesaikan dengan iterasi untuk menemukan

    solusi yang mungkin berdekatan dengan solusi sebenarnya[1]. 

    2.6 Metode CFD Menggunakan Perangkat Lunak Fluent

    CFD memungkinkan penyelesaian persamaan pembentuk aliran dengan

    menggunaka suatu perhitungan numerik yang disebut dengan metode volume

    hingga (finite volume methods). Untuk memudahkan perhitungan numerik, telah

    tersedia banyak perangkat lunak computer. Salah satu perangkat lunak yang

    terkenal dalam perhitungan dan simulasi CFD adalah Ansys Fluent.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    27/36

     

    2.6.1 FLUENT

    FLUENT adalah program komputer yang memodelkan aliran fluida dan

     perpindahan panas dalam geometri yang kompleks. FLUENT merupakan salah

    satu jenis program CFD (Computational Fluid Dynamics) yang menggunakan

    metode diskritisasi volume hingga. FLUENT memiliki fleksibilitas mesh,

    sehingga kasus-kasus aliran fluida yang memiliki mesh tidak terstruktur akibat

    geometri benda yang rumit dapat diselesikan dengan mudah. Selain itu, FLUENT

    memungkinkan untuk penggenerasian mesh lebih halus atau lebih besar dari mesh

    yang sudah ada berdasarkan pemilihan solusi aliran [2]. 

    Fluent menggunakan teknik control volume  untuk mengubah persamaan

     pembentuk aliran menjadi persamaan algebra sehingga dapat diselesaikan secara

    numeric. Teknik control volume ini mengandung pengintegralan setiap persamaan

     pembentuk aliran pada tiap-tiap kontol volume, menghasislkan persamaan-

     persamaan diskrit yang mengkonservasikan tiap jumlah yang ada pada control

    volume.

    Secara lengkap langkah-langkah FLUENT dalam menyelesaikan suatu simulasi

    adalah sebagai berikut :

    1. Membuat geometri dan mesh pada model.

    2. Memilih solver yang tepat untuk model tersebut (2D atau 3D).

    3. Mengimpor mesh model ( grid ).

    4. Melakukan pemeriksaan pada mesh model.

    5. Memilih formulasi solver .

    6. Memilih persamaan dasar yang akan dipakai dalam analisa.

    7. Menentukan sifat material yang akan dipakai.8. Menentukan kondisi batas.

    9. Mengatur parameter kontrol solusi.

    10. Initialize the flow field.

    11. Melakukan perhitungan/iterasi.

    12. Menyimpan hasil iterasi.

    13. Jika diperlukan, memperhalus grid kemudian melakukan iterasi ulang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    28/36

     

    2.6.2 Skema Numerik

    FLUENT memberikan dua pilihan metode numerik, yaitu metode  segregated dan

    coupled. Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk memecahkan persamaan

    integral kekekalan momentum, massa, dan energy ( governing integral equation),

    serta besaran skalar lainnya seperti turbulensi. Dalam proses pemecahan masalah,

     baik metode  segregated dan coupled memiliki persamaan yaitu menggunakan

    teknik kontrol volume. Teknik kontrol volume sendiri terdiri dari:

    1.  Pembagian daerah asal (domain) ke dalam kontrol volume diskrit dengan

    menggunakan grid komputasi.

    2.  Integrasi persamaan umum kontrol volume untuk membuat persamaan

    aljabar dari variabel tak-bebas yang berlainan (discrete dependent

    variables) seperti kecepatan , tekanan, suhu, dan sebagainya

    3.  Linearisasi persamaan dan solusi diskritisasi dari resultan sistem

     persamaan linear untuk menghasilkan nilai taksiran variabel tak-bebas.

    Pada dasarnya metode segregated dan coupled memiliki persamaan dalam proses

    diskritisasi yaitu volume berhingga ( finite volume), tetapi memiliki perbedaan

     pada cara pendekatan yang digunakan untuk melinearisasi dan memecahkan suatu

     permasalahan[2]. 

    2.6.2.1 Metode Solusi Segregated

    Metode ini menyelesaikan persamaan kekekalan massa, momentum, dan energi

    secara bertahap atau terpisah satu sama lain. Karena persamaan kekekalan massa,

    momentum, dan energi merupakan persamaan non-linear, beberapa iterasi harus

    dilakukan secara berulang-ulang sebelum solusi yang konvergen diperoleh. Dalamiterasi terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

    1.  Sifat-sifat fluida diperbarui berdasarkan solusi yang telah dilakukan.

    Untuk perhitungan awal, sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi

    awal (initialized solution).

    2.  Persamaan momentum u, v, dan w dipecahkan dengan menggunakan nilai-

    nilai tekanan dan fluks massa permukaan, supaya medan kecepatan

    diperbaharui.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    29/36

     

    3.  Karena kecepatan yang diperoleh dalam tahap yang pertama tidak

    mungkin memenuhi persamaan kontinuitas secara lokal, persamaan

    “Poisson-type” untuk koreksi tekanan diturunkan dari persamaan

    kontinuitas dan persamaan momentum linear. Persamaan koreksi tekanan

    ini kemudian dipecahkan untuk memperoleh koreksi yang dibutuhkan

    untuk medan tekanan dan kecepatan serta fluks massa permukaan sampai

    kontinuitas dipenuhi.

    4.  Menyelesaikan persamaan-persamaan untuk besaran skalar seperti

    turbulensi, energi, radiasi dengan menggunakan nilai-nilai variabel lain

    yang telah diperbaharui.

    5.  Mengecek konvergensi persamaan.

    2.6.2.2 Metode Solusi Coupled

    Metode ini menyelesaikan persamaan kekekalan massa, momentum, dan energi

    secara serempak atau bersamaan ( simultaneously). Karena persamaan kekekalan

    massa, momentum, dan energi merupakan persamaan non-linear, beberapa iterasi

    harus dilakukan secara berulang-ulang sebelum solusi yang konvergen diperoleh.

    Dalam iterasi terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

    1.  Sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi yang telah dilakukan.

    Untuk perhitungan awal, sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi

    awal (initialized solution).

    2.  Persamaan kontinuitas, momentum, dan energi jika ada serta besaran-

     besaran tertentu lainnya dipecahkan secara serempak.

    3.  Jika ada, persamaan-persamaan skalar seperti turbulensi dan radiasi

    dipecahkan dengan menggunakan nilai yang diperbaharui sebelumnya berdasarkan variable yang lain.

    4.  Mengecek konvergensi persamaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    30/36

     

    2.6.3 Diskritisasi ( Discretization)

    FLUENT menggunakan suatu teknik berbasis volume kendali untuk mengubah

     bentuk persamaan umum ( governing equation) ke bentuk persamaan aljabar

    (algebraic equation) agar dapat dipecahkan secara numerik. Teknik kontrol

    volume ini intinya adalah pengintegralan persamaan diferensial umum untuk

    setiap volume kendali, sehingga menghasilkan suatu persamaan diskrit yang

    menetapkan setiap besaran pada suatu basis volume kendali. Diskritisasi

     persamaan umum dapat diilustrasikan dengan menyatakan persamaan kekekalan

    kondisi-steady untuk transport suatu besaran skalar. Hal ini ditunjukkan dengan

    Persamaan 3.1 yang ditulis dalam bentuk integral untuk volume kendalisembarang. Persamaan 3.1 diterapkan untuk tiap volume kendali atau sel dalam

    daerah asal komputasi (domain). sebagai berikut [2]. 

    ...................................................... (23)

    Dimana

    = rapat massa

    = vector kecepatan (=ui + vj +wk  dalam 3D)

    A = vector area permukaan

    = koefisien difusi untuk

    = gradient (=( dalam 3D)

    = sumber tiap satuan volume

    Persamaan (3.1) diterapkan untuk tiap volume kendali atau sel dalam daerah asal

    komputasi (domain). Diskretisasi persamaan (3.1) pada sel tertentu diberikan pada

     persamaan berikut :

    ...................................... (24)

    = jumlah sisi

    = nilai yang dikonversikan melalui sisi f  

    = fluks massa yang melalui sisi

    = luas sisi f,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    31/36

     

    = jumlah yang tegak lurus terhadap f

    V = volume sel

    diskretisasi persamaan perpindahan scalar dengan teknik volume kendali

    diilustrasikan pada Gambar 3.2

    Gambar 2.30 Volume Kendali Digunakan Sebagai Ilustrasi Diskretisasi

    Persamaan Transport Skalar

    Sumber : (Ambarita,2010)

    Untuk penggunaan model sel 2D quadrilateral ditunjukkan pada Gambar 2.23

    yang merupakan suatu contoh volume kendali [2]. 

    Gambar 2.31 Volume Kendali Digunakan Sebagai Ilustrasi Diskretisasi

    Persamaan Transport Skalar pada model sel 2D quadrilateral.

    Sumber : (Ambarita,2010)

    FLUENT menyimpan nilai-nilai diskrit skalar pada pusat-pusat sel (c0 dan c1 pada

    Gambar 2.23 dan Gambar 2.24).  Meskipun demikian, nilai-nilai sisi diperlukan

    untuk suku konveksi dalam Persamaan 2.22 dan harus diinterpolasi dari nilai-nilai

     pusat sel. Hal ini diselesaikan dengan menggunakan skema upwind.Upwinding

     berarti bahwa nilai sisi diturunkan dari besaran-besaran hulu atau “upwind ”, relatif

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    32/36

     

    terhadap arah kecepatan tegak lurus , dalam Persamaan. Terdapat beberapa

    metode dalam menyelesaikan persamaan-persamaan pembentuk aliran. Berikut ini

     beberapa metode yang digunakan dalam FLUENT [2]. 

    2.6.3.1 First-Order Upwind

    Ketika menginginkan keakuratan (accuracy) orde-pertama, besaran-besaran sisi

    sel ditentukan dengan cara mengasumsikan bahwa nilai-nilai pusat-sel pada

     beberapa variabel medan menggambarkan nilai rata-rata-sel dan berlaku untuk

    seluruh sel; besaran-besaran sisi identik dengan besaran-besaran sel. Oleh karena

    itu, ketika first-order upwind dipilih, nilai sisi diatur sama dengan nilai-pusat pada

    sel upstream [2]. 

    2.6.3.2 Second-Order Upwind Scheme

    Ketika menginginkan keakuratan (accuracy) orde-kedua, besaran-besaran pada

    sisi sel ditentukan dengan menggunakan suatu pendekatan rekontruksi linear

    multidimensi. Dalam pendekatan ini, keakuratan orde yang lebih tinggi diperoleh

     pada sisi-sisi sel melalui ekspansi deret Taylor berdasarkan solusi pusat sel di

    sekitar sentroid sel. Oleh karena itu, saat second-order upwinding dipilih, nilai sisi

    dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

    ......................................... (25)

    .......................................................................................... (26)

    Dimana dan merupakan nilai pusat-sel dan gradiennya dalam sel upstream

    dan adalah vektor perpindahan dari sentroid sel upstream ke sentroid sisi.

    Formulasi ini membutuhkan penentuan gradient di setiap sel. Gradien ini

    dihitung dengan menggunakan teorima divergensi,dan dalam bentuk diskret

    ditulis sebagai:

    .................................................................................... (27)

    Oleh karena itu nilai face dihitung dengan merata-ratakan dari dua sel yang

     berdekatan dengan sisi ( face) [2].

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    33/36

     

    2.6.4 Bentuk Linearisasi Persamaan Diskrit

    Persamaan transport skalar terdiskretisasi (Persamaan 3.2) mengandung variabel

    skalar yang tidak diketahui pada pusat sel sebagaimana nilai-nilai yang tidak

    diketahui dalam sel-sel tetangga yang ada disekelilingnya. Persamaan ini pada

    umumnya akan menjadi tidak linear akibat adanya variabel-variabel ini. Bentuk

    linear Persamaan 3.2 dapat ditulis sebagai berikut : [2]. 

    .............................................................................. (28)

    dimana subkrip nb menunjukkan sel tetangga, dan a p  dan anb  adalah koefisien-

    koefisien linear untuk dan .

    Ketidaklinearan persamaan yang dipecahkan oleh FLUENT dapat mengakibatkan

     perubahan yang dihasilkan pada tiap iterasi menjadi tidak teratur. Tipikal dari

    adanya under-relaxation adalah mengurangi perubahan yang dihasilkan dari

    setiap iterasi. Dalam bentuk yang sederhana, nilai variable yang baru dalam

    sebual sel tergantung kepada nilai sebelumnya, . Perubahan yang

    dihitung, dan faktor under relaxation, , dirumuskan sebaqai berikut:

    + ........................................................................................... (29)

    2.7 Diskritisasi Coupled Solver

    Formulasi coupled solver  pada FLUENT memecahkan persamaan kontinuitas,

    momentum, energi (jika diperlukan) dan persamaan  species transport secara

     bersamaan sebagai sebuah set, atau vektor, dari persamaan-persamaan tersebut.

    Persamaan-persamaan untuk besaran-besaran tambahan akan diselesaikan secara

     bertahap (yaitu segregated dari satu yang lain dan dari set coupled).

    2.8 Model Turbulen (Turbulence Modeling)

    Aliran turbulen adalah suatu karakteristik yang terjadi karena adanya peningkatan

    kecepatan aliran. Peningkatan ini mengakibatkan perubahan momentum, energi,

    dan massa tentunya. Karena terlalu mahalnya untuk melakukan analisa secara

    langsung dari aliran turbulen yang memiliki skala kecil dengan frekuensi yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    34/36

     

    tinggi, maka diperlukan suatu manipulasi agar menjadi lebih mudah dan murah.

    Salah satunya adalah dengan permodelan turbulen (turbulence model ). Meskipun

    demikian, modifikasi persamaan yang meliputi penambahan variabel yang tidak

    diketahui, dan permodelan turbulen perlu untuk menentukan variabel yang

    diketahui [9]. FLUENT sendiri menyediakan beberapa permodelan, diantaranya

    adalah k-ε dan k-ω [2]. 

    2.8.1 Permodelan k-epsilon (k-ε )

    2.8.1.1 Standard

    Model ini merupakan model turbulensi semi empiris yang lengkap. Walaupun

    masih sederhana, memungkinkan untuk dua persamaan yaitu kecepatan turbulen

    (turbulent velocity) dan skala panjang (length scale) ditentukan secara bebas

    independent ). Model ini dikembangkan oleh Jones dan Launder. Kestabilan,

    ekonomis (dari segi komputansi), dan akurasi yang cukup memadai membuat

    model ini sering digunakan dalam simulasi fluida dan perpindahan panas [2]. 

    2.8.1.2 RNG

    Model ini diturunkan dengan menggunakan metode statistik yang teliti (teori

    renormalisasi kelompok). Model ini merupakan perbaikan dari metode k-epsilon

     standard , jadi bentuk persamaan yang digunakan sama. Perbaikan yang dimaksud

    meliputi:

    -  Model RNG memiliki besaran tambahan pada persamaan laju disipasi

    (epsilon), sehingga mampu meningkatkan akurasi untuk aliran yang

    terhalang secara tiba-tiba.

    -  Efek putaran pada turbulensi juga telah disediakan, sehinggameningkatkan akurasi untuk jenis aliran yang berputar ( swirl flow).

    Menyediakan formulasi analitis untuk bilangan Prandtl turbulen, sementara model

    k-epsilon standard menggunakan nilai bilangan Prandtl yang ditentukan pengguna

    (kostan). Model RNG menyediakan formulasi untuk bilangan Reynold rendah,

    sedang model standard merupakan model untuk Reynold tinggi [2]. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    35/36

     

    2.8.1.3 Realizable

    Merupakan model pengembangan yang relatif baru dan berbeda dengan model k-

    epsilon standar dalam dua hal, yaitu:

    -  Terdapat formulasi baru untuk memodelkan viskositas turbulen.

    -  Sebuah persamaan untuk dissipasi, ε, telah diturunkan dari persamaan

    yang digunakan untuk menghitung fluktuasi vortisitas rata-rata.

    Istilah realizable memiliki arti bahwa model tersebut memenuhi beberapa batasan

    matematis pada bilangan Reynold, konsisten dengan bentuk fisik aliran turbulen.

    Kelebihannya adalah lebih akurat untuk memprediksi laju penyebaran fluida dari

     pancaran jet/nosel. Model ini memberikan performa yang bagus untuk aliran yang

    melibatkan putaran, lapisan batas yang memiliki gradien tekanan yang besar,

    separasi, dan resirkulasi. Salah satu keterbatasan model realizable k-epsilon

    adalah terbentuknya viskositas turbulen non-fisik pada kasus dimana domain

     perhitungan mengandung zona fluida yang diam dan berputar ( multiple reference

     frame, sliding mesh ). Oleh karena itu, penggunaan model ini pada kasus multiple

    reference frame dan sliding mesh harus lebih hati-hati [2]. 

    2.8.2 Permodelan k-omega (k-ω)

    2.8.2.1 Standard

    Model yang terdapat dalam FLUENT merupakan model berdasarkan Wilcox k-

    omega yang memasukkan beberapa modifikasi untuk menghitung efek aliran pada

     bilangan Rynold rendah, kompresibilitas, dan penyebaran aliran geser ( shear

     flow). Selain itu, model ini juga mampu diaplikasikan untuk aliran dalam saluran

    maupun aliran bebas geseran ( free shear flow).

    2.8.2.2 SST

    Model ini dikembangkan oleh Menter untuk memadukan formulasi model k-

    omega standard yang stabil dan akurat pada daerah dekat ke dinding dengan

    model k-epsilon yang memiliki kelebihan pada aliran free stream. Model ini mirip

    dengan k-omega standard dengan memiliki beberapa perbaikan, yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/16/2019 Fluida Dinamis (Kipas Angin)

    36/36

     

    -  Model k-omega standard dan k-epsilon yang telah diubah dikalikan

    dengan suatu fungsi pencampuran dan kedua model digunakan bersama-

    sama, sehingga lebih akurat untuk daerah dekat dinding maupun untuk

    aliran yang jauh dari dinding dan free stream flow.

    -  Definisi viskositas turbulen dimodifikasi untuk menghitung perubahan

    tegangan geser turbulen.

    -  Konstanta model berbeda dengan model k-omega standar.

    -  Melibatkan sebuah besaran dari penurunan damped cross diffusion  pada

     persamaan omega [2].