fluida superkritis.docx

Embed Size (px)

Citation preview

fluida superkritisApa itu FluidaSuperkritis?May 5, 2013 7:04 pm / Leave a comment

Masih adakah wujud zat selain padat, cair dan gas? Jawabnya ada. Itulah fluida superkritis (supercrtitical fluid). Zat ini bukan padatan, bukan cairan, bukan pula gas. Wujud zat sangat dipengaruhi oleh temperature dan tekanan, fluida superkritis adalah zat yang berada di atas temperatur dan tekanan kritisnya tetapi masih berada di bawah tekanan yang dapat mengubahnya menjadi padatan.Sebagai contoh, H2O pada temperatur kamar (25oC) dan tekanan 1 atm akan berwujud cair (air). Apabila temperatur diturunkan sampai 0oC atau lebih rendah maka akan berubah menjadi padat atau yang kita sebut es. Sementara kalau suhunya dinaikkan sampai 100oC atau lebih, akan menguap menjadi gas (uap air). Bagaimana jika tekanannya juga diubah? Dengan mengubah temperatur dan tekanan terhadap suatu zat sampai pada kondisi tertentu, maka kita akan mendapatkan fluida superkritis. Mari kita lihat diagram fase H2O berikut.Diagram tersebut menunjukkan perubahan wujud H2O oleh dua variabel yaitu tekanan (sumbu vertikal) dan temperatur (sumbu horizontal). Ada dua titik pada diagram itu, titik tripel dan titik kritis. Pada titik tripel, fase padat, cair dan gas ada secara bersamaan dengan porsi yang sama. Apabila dari titik tripel, sepanjang kurva batas fase cair dan gas, temperatur dan tekanan dinaikkan maka cairan akan semakin berkurang kerapatannya karena ekspansi termal, dan sebaliknya, kerapatan gas akan meningkat karena naiknya tekanan. Akibatnya akan didapatkan kondisi dengan kerapatan yang sama dan tidak ada batas antara cair dan gas. Pada kondisi ini, kurva mencapai titik kritis, zat tidak lagi berwujud gas atau cair tetapi disebut sebagai fluida superkritis. Dengan demikian sifat-sifat fluida superkritis berada diantara sifat-sifat gas dan cairannya. Fluida superkritis memiliki viskositas yang lebih rendah dan difusivitas yang lebih tinggi dari fase cairnya (Tabel 1), sehingga memudahkannya bercampur dengan reagen-reagen dalam suatu sistem reaksi.Table 1. Perbandingan kerapatan, viskositas, dan difusivitas dari gas, fluida superkritis, dan cairan (http://sfe.vemt.bme.hu/angol/supercritical.html)Sifatkerapatan (kg/m3 )Viskositas (cP)Diffusivitas (mm2 /s)

Gas10.011-10

Fluida superkritis100-8000.05-0.10.01-0.1

Cair10000.5-1.00.001

Salah satu fluida superkritis yang telah banyak dimanfaatkan adalah fluida superkritis CO2. Diantaranya dipakai sebagai pelarut pada ekstraksi, misalnya ekstraksi kafein dari kopi untuk mendapatkan kopi yang bebas kafein, sebagai fase gerak pada kromatografi (supercritical fluid chromatography), dry cleaning, dan juga sebagai media pada sintesis polimer dan nanomaterial. Tekanan dan temperatur kritis yang mudah dicapai menjadi alasan mengapa CO2 superkritis banyak digunakan (Tabel 2) selain keunggulan lain seperti tidak beracun, murah dan stabil secara kimia. Dengan menggunakan CO2 superkritis, pemisahan produk reaksi dari pelarutnya dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan mengembalikan konsidi sistem ke temperatur kamar dan tekanan standar, 1 atm (depresurisasi). Pada kodisi ini CO2 akan berwujud gas sehingga dengan mudah akan terpisah dari dari produk yang diinginkan. Pemakaian CO2 superkritis sebagai media dalam reaksi kimia akan mengurangi pemakaian pelarut-pelarut organik yang toksik dan mudah terbakar.Tabel 2. Temperatur, tekanan, dan kerapatan beberapa zat pada titik kritis (Skoog, D. A., et al., Principles of Instrumental Analysis; *wikipedia.org)ZatTc , oCPc, atm c, g/mL

CO2 31.372.90.47

H2O*374,3217.70.32

NH3 132.5112.50.24

n-Butane15237.50.23