4
FORENSIK Terminologi Clue DVI (Disaster victim Identification) Prosedur untuk identifikasi korban mati akibat bencana massal mengacu standar baku Interpol Open disaster jumlah korban tidak diketahui Closed disaster jumlah korban diketahui Ada 5 fase: The scene; The mortuary; Ante mortem information retrieval; reconciliation; Debriefing o The scene: olah TKP tempat kematian, barang2 melekat pada korban, o Mortuary: post mortem foto jenazah, gigi geligi, sampel DNA, sidik jari, golongan darah o Ante mortem: data2 semasa hidup dari teman, keluarga, tempat kerja, rekam medis, DNA pembanding o Rekonsiliasi: Mencocokkan data2 sebelumnya o Debriefing: Analisa dan evaluasi seluruh proses Primary identifiers: DNA, Fingerprints, Dental Records (cukup 1) Secondary identifier: medcal, property, photography/visual (minimal 2) Prinsipnya membandingkan data antemortem dan postmortem Setelah selesai identifikasi Perawatan dan rekonstruksi jenazah serahkan keluarga Berada di bawah koordinasi badan penanggulangan bencana daerah (provinsi), diketuai oleh gubernur VeR Dasar polisi meminta visum pasal 133 KUHAP; ayat 1 izinnya… ayat 2 bentuknya Dasar dokter memenuhi permintaan buat ver (tidak boleh menghalangi proses hokum) 216 KUHAP Sebagai suatu alat bukti surat / sebagai pengganti alat bukti. Alat bukti lain keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, surat-surat (termasuk ver), petunjuk Dibikin bila diminta oleh penyidik Boleh dibuat berdasarkan rekam medis, asal yang membuat dokter yang memeriksa Jenis visum o Visum seketika (definitive): Langsung diberikan setelah korban diperiksa (rawat jalan) o Visum sementara: Korban masih dalam perawatan belum ditulis kesimpulan. Apabila meninggal diganti, buat visum baru + kesimpulan o Visum lanjutan: Visum setelah korban sembuh/ meninggal. Bagian dari visum sementara. Ada kesimpulannya Otopsi Dilakukan atas permintaan penegak hokum, keluarga tidak punya hak menolak

FORENSIK.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ForensikUKDI

Citation preview

FORENSIKTerminologi ClueDVI (Disaster victim Identification)

Prosedur untuk identifikasi korban mati akibat bencana massal mengacu standar baku Interpol

Open disaster jumlah korban tidak diketahui Closed disaster jumlah korban diketahui Ada 5 fase: The scene; The mortuary; Ante mortem information retrieval;

reconciliation; Debriefingo The scene: olah TKP tempat kematian, barang2 melekat pada korban, o Mortuary: post mortem foto jenazah, gigi geligi, sampel DNA, sidik jari,

golongan daraho Ante mortem: data2 semasa hidup dari teman, keluarga, tempat kerja,

rekam medis, DNA pembandingo Rekonsiliasi: Mencocokkan data2 sebelumnyao Debriefing: Analisa dan evaluasi seluruh proses

Primary identifiers: DNA, Fingerprints, Dental Records (cukup 1) Secondary identifier: medcal, property, photography/visual (minimal 2) Prinsipnya membandingkan data antemortem dan postmortem Setelah selesai identifikasi Perawatan dan rekonstruksi jenazah

serahkan keluarga Berada di bawah koordinasi badan penanggulangan bencana daerah

(provinsi), diketuai oleh gubernurVeR Dasar polisi meminta visum pasal 133 KUHAP; ayat 1 izinnya… ayat 2

bentuknya Dasar dokter memenuhi permintaan buat ver (tidak boleh menghalangi

proses hokum) 216 KUHAP Sebagai suatu alat bukti surat / sebagai pengganti alat bukti. Alat bukti lain

keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, surat-surat (termasuk ver), petunjuk

Dibikin bila diminta oleh penyidik Boleh dibuat berdasarkan rekam medis, asal yang membuat dokter yang

memeriksa Jenis visum

o Visum seketika (definitive): Langsung diberikan setelah korban diperiksa (rawat jalan)

o Visum sementara: Korban masih dalam perawatan belum ditulis kesimpulan. Apabila meninggal diganti, buat visum baru + kesimpulan

o Visum lanjutan: Visum setelah korban sembuh/ meninggal. Bagian dari visum sementara. Ada kesimpulannya

Otopsi Dilakukan atas permintaan penegak hokum, keluarga tidak punya hak menolak

Bila keluarga menolak tunggu 2 hari otopsi tetap dilakukanJenis2 Otopsi klinik untuk mengetahui penyebab kematian manfaat untuk

keluarga, yankes dan masyarakat sekitar Otopsi forensic untuk kepentingan hokum Otopsi anatomi untuk kepentingan pendidikan mhs kedokteran

Euthanasia

Sumber darihttp://www.samstorms.com/all-articles/post/euthanasia

Aktif dengan tindakan (kill someone) Pasif tidak diberikan apa2 (let someone die) Volunter atas permintaan pasien/ atas izin pasien Involunter bukan atas permintaan pasien / izin pasien (dalam keadaan

pasien sadar) Non voluntary pasien tidak dapat memberikan consent karena koma. Direct keputusan dilakukan sendiri oleh pasien (lebih mirip bunuh diri)

Indirect keputusan dilakukan oleh orang lainSehingga terminology bisa digabungkan; contohIndirect passive voluntary pasien menginginkan dirinya sendiri mati dan menyuruh orang lain untuk menghentikan terapi yang menunjang hidupnya

Tanda pasti kematian Livor mortis (lebam mayat) lokasi terendah tubuh mayat. Tampak mulai 30 menit paska kematian, lengkap + menetap 8-12 jam (>6 jam).Warna normal merah kebiruan; Merah terang keracunan CO, sianida atau suhu dingin; Merah gelap asfiksia; biru keracunan nitrit; coklat keracunan aniline

Rigor mortis (kaku mayat karena deplesi ATP) lengkap >12 jam, menetap 12-24 jam >24 jam berkurang. Mulai kaku dan berkurang urutan kraniosefal/ otot kecil ke besar.

Algor mortis (penurunan suhu) Pembusukan jika >24 jam postmortem. Larva lalat ditemukan 36-48 jam

postmortem Adipocere (lilin mayat) Mumifikasi

Asphyxial death Kematian karena gagalnya pengiriman oksigen ke jaringan Ventilasi hipoksik hipoksia pulmonary exchange delivery stagnan hipoksia, anemic hipoksia utilisasi oleh sel keracunan (kimia)Bisa mekanik bisa kimia (sianida, CO, hydrogen sulfide/H2S)Post mortem sianosis, ptekiae pada mata (tadieu’s spot), edema paru, darah berwarna gelap dan lebih cairResapan darah di jejas/jeratan jejas terjadi sebelum meninggal Jeratan luka melingkar di lehar horizontal, menyambung Cekikan luka bentuk bulan sabit, tanda kekerasan lain pada leher/tempat

lain Gantung luka di leher miring/diagonal tidak menyambung, simpul di

belakang Pembekapan tanda asfiksia umum, bisa tanpa jejas

Tenggelam Diatom ≥5/LPB di paru atau ≥1 di sumsum tulang (bisa dilakukan pada mayat busuk)Washerwoman’s skinAdanya air dalam saluran nafasGoose-flesh, cutis anserineCadaveric spasme posisi mayat seperti berusaha tidak tenggelam hidup saat terbenam

Di air tawar Berat jenis ventrikel kiri < ventrikel kanan Hemodilusi Ion K+ malah cenderung naik karena kompensasi tubuh aritmia HemolisisDi laut Berat jenis darah ventrikel kiri > ventrikel kanan Hemokonsentrasi

Keracunan Mati di dalam mobil yang menyala, tidak ada tanda kekerasan keracunan COSianida/ CO jenazah berwarna merah terang

Derajat luka

Pasal 90 KUHP

Berat/derajat 3 Mengancam jiwa Menimbulkan cacat/lumpuh Daya pikir terganggu >4 minggu Kandungan gugur/mati Menyebabkan tidak mampu untuk mencari bekerja

Sedang/ derajat 2 Memerlukan perawatan medis (jahit, infuse dsb) Gangguan fungsi Lokasi rawan (wajah, leher, kemaluan) Jumah luka banyakRingan/ derajat 1Yang tidak masuk derajat 2/3

Tes apung paru Jika positif paru pernah mengembang atau bayi lahir hidupLuka tembak Kelim tattoo + <60 cm (dekat)Otopsi Gold standard untuk ketahui sebab kematianEthical terminology Altruism memperhatikan kesejahteraan orang lain tanpa memperdulikan

kesejahteraan diri sendiriBeneficence dilakukan untuk kebaikan pasien walaupun sebenarnya tidak perluNon maleficence Tindakan yang dilakukan tidak menambah madaratJustice dengan kondisi sama diberi perlakuan yang samaOtonomy hak pasien/keluarga pasien menentukan pilihan terapi

Analisis sperma forensic

Ditemukan bergerak <5 jam post coitusDitemukan tidak bergerak hingga 24-36 jam post coitusBila wanitanya mati ditemukan 7-8 hariJika sperma (-)o PSA paling sensitive dan spesifiko Fosfatase asam 1st

o Florence o Berberio