13
Formwork Formwork Striking/Bongkaran Bekisting Pelat untuk sistem Slab & Beam Formwork Sangat sedikitnya referensi mengenai bongkaran bekisting /formwork striking atau removal of formwork menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk membuat bahasan tersebut. Jika kita lihat kurikulum di perkuliahan jurusan teknik sipil di berbagai kampus, mungkin materi perkuliahan tentang bekisting/formwork sangatlah sedikit. Karena itu wajar apabila masalah bekisting/formwork ini terutama mengenai hal waktu pembongkaran bekisting dalam sebuah proyek seperti gedung selalu menjadi diskusi yang ‘menarik’. Ya..,Saya katakan saja ‘menarik’ karena kesepahaman antara waktu yang tepat atau waktu diperbolehkannya untuk membongkar bekisting akan berbeda antara satu proyek dengan proyek lainnya. Dalam postingan ini,para pembaca tidak akan menemukan teori teori tentang faktor faktor yang menentukan terhadap waktu yang tepat kapan saat bongkaran bekisting bisa dilaksanakan tanpa kerusakan permanen pada slabs seperti akibat lendutan yang melampaui ijinnya dan crack yang berlebihan. Biarlah itu menjadi tugas dari para ahlinya seperti Tim Penyusunan Standardisasi di negeri ini.Karena saya sendiri boleh dikatakan seorang praktisi yang pernah berkecimpung di dunia bekisting/formwork, maka disini saya hanya membuat sebuah prediksi dan simulasi susunan penyediaan bekisting dan perancah sehingga distribusi pembebanan pada level tertentu pada lantai gedung bisa menjadi sebuah gambaran dalam pendistribusian beban akibat pekerjaan bongkaran bekisting dan reshoring dengan acuan dari ACI 318 Chapter 6 di bawah ini: Sebelum mulai dengan pembahasan, saya mohon maaf jika pembahasannya sangat singkat, hal ini harap dimaklumi mengingat rumitnya dan banyaknya materi pembahasan yang tidak mungkin dituangkan dalam postingan ini, karena untuk menjadi project planner di dunia bekisting/formwork pun memerlukan waktu pembelajaran yang tidak singkat. Oke..mari kita mulai .., 1.Data Proyek Lantai Typikal Tebal Slab

Formwork Striking

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Formwork Striking

FormworkFormwork Striking/Bongkaran Bekisting Pelat untuk sistem Slab & Beam Formwork Sangat sedikitnya referensi mengenai bongkaran bekisting /formwork striking atau removal of formwork menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk membuat bahasan tersebut. Jika kita lihat kurikulum di perkuliahan jurusan teknik sipil di berbagai kampus, mungkin materi perkuliahan tentang bekisting/formwork sangatlah sedikit. Karena itu wajar apabila masalah bekisting/formwork ini terutama mengenai hal waktu pembongkaran bekisting dalam sebuah proyek seperti gedung  selalu menjadi diskusi yang ‘menarik’. Ya..,Saya katakan saja  ‘menarik’ karena kesepahaman antara waktu yang tepat atau waktu diperbolehkannya untuk membongkar bekisting akan berbeda antara satu proyek dengan proyek lainnya. Dalam postingan ini,para pembaca tidak akan menemukan teori teori tentang faktor faktor yang menentukan terhadap waktu yang tepat kapan saat bongkaran bekisting bisa dilaksanakan tanpa kerusakan permanen pada slabs seperti akibat lendutan yang melampaui ijinnya dan crack yang berlebihan. Biarlah itu menjadi tugas dari para ahlinya seperti Tim Penyusunan Standardisasi di negeri ini.Karena saya sendiri boleh dikatakan seorang praktisi yang pernah berkecimpung di dunia bekisting/formwork, maka disini saya hanya membuat sebuah prediksi dan simulasi susunan penyediaan bekisting dan perancah sehingga distribusi pembebanan pada level tertentu pada lantai gedung bisa menjadi sebuah gambaran dalam pendistribusian beban akibat pekerjaan bongkaran bekisting dan reshoring dengan acuan dari ACI 318 Chapter 6 di bawah ini: Sebelum mulai dengan pembahasan, saya mohon maaf jika pembahasannya sangat singkat, hal ini harap dimaklumi mengingat rumitnya dan banyaknya materi pembahasan yang tidak mungkin dituangkan dalam postingan ini, karena untuk menjadi project planner di dunia bekisting/formwork pun memerlukan waktu pembelajaran yang tidak singkat. Oke..mari kita mulai .., 1.Data Proyek Lantai Typikal Tebal Slab         =15 cm Mutu Beton                               = 35 MPa Mutu Besi Tulangan                     = 400 MPa Siklus Cor                              = 7 hari 2. Penentuan Rencana/Prediksi bongkaran Bekisting Slab Setelah mempunyai data seperti di atas, selanjutnya kita akan membuat Rencana/prediksi Bongkaran Bekisting slab,misalkan seperti berikut ini: Bekisting lantai       = 5 hari setelah cor dan di shoring dengan Pipe Support Bekisting Balok      = 8 hari setelah cor dan di shoring dengan Pipe Support Pipe Support          =21 hari setelah cor 3. Simulasi Siklus Cor Lantai Jika rencana bongkaran bekisting sudah ditentukan, buatlah simulasi siklus cor lantai seperti ini: Dari gambar diatas, sekarang kita dapat mengetahui bentuk susunan bekisting,scaffolding dan shoring pada proyek yang akan dibangun tersebut.Kemudian untuk menganalisa bongkaran tiap lantai,pembebanan yang terjadi telah dapat di ketahui, seperti misalnya kondisi pada lantai 2 dan lantai lainnya seperti B2,B1 dan seterusnya, dimana ketika akan dilakukan pekerjaan bongkaran bekisting ternyata dilantai atasnya telah terjadi kegiatan pemasangan besi tulangan slab.   4. Pola Pembebanan untuk bongkaran Bekisting/Formwork Selanjutnya mari kita tentukan pembebanan pada lantai yang bekisting nya akan dibongkar . Dalam menentukan besarnya beban yang bekerja, tiap Negara tentu mempunyai peraturan pembebanan masing masing seperti pernah di muat pada posting Bekisting Horisontal. Sekarang kita Tinjau lantai B2: Dari gambar di atas maka dapat di ketahui Pola pembebanan

Page 2: Formwork Striking

di Lt B2 adalah sebagai berikut: 1. Berat sendiri Slab beton         = 0,15 m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m2 2. Beban Hidup Lt B2                 = 150 kg/m2 3. Beban Formwork Lt B3                   = 75 kg/m2 (tergantung jenis bekisting) 4. Beban Besi Tulangan Lt B3     = 30 kg/m2 5. Beban Hidup Lt B3                 = 150 kg/m2 Hufffh..rehat sejenak he..he..ternyata sudah panjang tulisannya..Oke, kita 5. Analisis Slab akibat Beban pada point 4 Dari data pembebanan pada point 4, selanjutnya kita bisa mencari Momen Maksimum dan Lendutan maksimum yang terjadi akibat beban beban tersebut. Caranya silahkan dengan kebiasaan masing-masing. Jangan lupa,mutu beton sesuai dengan umur beton slab yang ditinjau seperti dalam contoh kita ini adalah umur beton 5 hari. Karena prediksi bongkaran bekisting/formwork ini dibuat sebelum proyek pembangunan gedung belum dimulai, maka data laboratorium pengujian mutu betonnya tentu belum ada. Akan tetapi hal ini tidakmenjadi kendala karena kita bisa memasukan nilai fc beton sesuai dengan pengalaman proyek yang pernah kita laksanakan ..lihat hubungan hasil tes uji tekan beton..yang nantinya kita sesuaikan kembali pada saat proyek tersebut telah berjalan. Langkah selanjutnya adalah menghitung Momen Resistance (MR) penampang slab tebal 15 cm tersebut, kemudian bandingkan dengan nilai Momen Maksimum tadi. Jika hasilnya MR > Mmax…maka slab tersebut pada usia 5 hari sudah boleh di bongkar. Kemudian Modulus Elastisitas beton bisa di hitung dengan formula: E = 4700 (f'c^0,5 ), dimana f’c dalam satuan MPa. Ini diperlukan untuk menghitung jumlah pipe support pada area slab yang di bongkar bekistingnya. 6. Metode Bongkaran Bekisting/Formwork Mengingat waktu bongkaran yang relative singkat, dalam hal ini yang dimaksud dengan ‘relative singkat’ yaitu usia beton diatas 3 hari, Tentunya akan mempengaruhi kualitas dari beton tersebut. Crack akibat lendutan yang melampaui ijinnya serta akibat pembongkaran bekisting/formwork yang tidak memenuhi aturan akan sangat merugikan. Untuk itu, harus ada prosedur pembongkaran bekisting/formwork yang baik. Pembongkaran bekisting/formwork harus dilakukan dengan hati-hati dan diawasi secara ketat. Minimal Pembongkaran bekisting lantai sistim slab dan beam dilakukan dengan cara sebagai berikut: -         Bongkaran Bekisting dimulai dari yang termudah, yaitu pada pertemuan panel/plywood slab dengan bagian sideform balok. -         Bongkaran dilakukan per panel atau per lembar plywood dan langsung di shoring misal dengan pipe support( mengenai shoring, semoga ada kesempatan untuk membahasnya pada kesempatan lain ) -         Setelah area slab yang dimaksud telah selesai di shoring, lakukan pengamatan secara rutin pada pipe support. Jika pipe support melengkung secara ekstrim, artinya perlu ada penambahan shoring/pipe support. -     Dengan adanya pembongkaran bekisting/formwork, tentunya proses kehilangan air pada penampang beton akibat terjadinya penguapan akan semakin besar. Untuk itu perlu adanya pemeliharaan beton pasca bongkaran bekisting setidaknya 5 hari sesudahnya.

Page 3: Formwork Striking

Menghemat pemakayan Bekisting :

1. Green Construction : Bekisting Plastik

Kayu yang sering digunakan sebagai bekisting semakin sulit didapat. Hutan sebagai bahan baku kayu semakin berkurang. Penebangan hutan dihadapkan pada permasalahan yang semakin hari semakin serius yaitu pemanasan global (Global Warming) Bekisting dari kayu harusnya sudah sejak lama dicarikan penggantinya.

 

Dalam dunia konstruksi di Indonesia, penggunaan bekisting kayu hampir belum ada. penggantinya. Proyek konstruksi di Indonesia sepertinya masih sangat menggantungkan kayu sebagai material utama pembuatan bekisting. Ada alternatif dengan menggunakan material baja atau besi namun penggunaannya masih terbatas karena material tersebut memiliki berat jenis yang tinggi sehingga menimbulkan masalah kesulitan pelaksanaan dalam aplikasinya.

Selama ratusan tahun negara kita merupakan penghasil bahan baku dari hutan yang besar. Bisa jadi merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Itu dulu, namun sekarang dengan banyaknya penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran dan tidak terkendali hutan kita menyusut cukup banyak sehingga saat ini mulai sering kita hadapi kelangkaan kayu sebagai bahan bekisting dalam pengerjaan proyek konstruksi di samping masalah-masalah akibat mulai rusaknya hutan seperti banyaknya bencana alam banjir, tanah longsor, perubahan iklim yang ekstrim, dan lainnya.

Gambar hutan yang gundul

Berdasarkan pengalaman selama mengerjakan proyek, bekisting pekerjaan struktur beton telah menghabiskan begitu banyak kayu yang setelah digunakan, tidak dapat diolah kembali dan menjadi masalah baru yaitu sampah. Penggunaan kayu bekisting merupakan satu-satunya hal yang membuat pelaksanaan konstruksi masih belum bisa dikatakan ”green”. Penggunaan begitu banyak kayu telah membuat enviromental assesment pada perusahaan kontraktor yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000 tidak begitu bagus. Masalah ini telah menjadi handycap yang harus diselesaikan.

Page 4: Formwork Striking

Sudah saatnya kita mulai memikirkan alternatif lain selain kayu sebagai bahan bekisting. Beberapa tahun terkahir telah ada produk bekisting yang menggunakan bahan dasar plastik yang dikompositkan dengan bahan fiber glass. Bahan plastik yang dikompositkan dengan fiber glass memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih baik dari kayu untuk digunakan sebagai bekisting.

Banyak pabrik di luar negri telah memproduksi sistem bekisting plastik ini secara massal. Bekisting plastik yang mereka buat dapat digunakan untuk elemen struktur pondasi, kolom, dinding dan pelat lantai. Hal ini berarti hampir semua elemen struktur beton dapat menggunakan sistem bekisting plastik yang mereka produksi. Beberapa perusahaan yang telah memasarkan produk sistem bekisting plastik / Plastic Formwork System yang Saya dapatkan di internet antara lain:

Hangzhou Yongshun Plastic Industry

EPIC ECO

Moladi

Menurut saya pasti masih banyak lagi yang lain yang berarti bahwa aplikasi bekisting plastik di luar negri sudah dimulai cukup lama. Jika Anda ingin mencari sistem bekisting plastik ini dapat menggunakan search engine google dengan kata kunci plastic formwork. Saya telah download beberapa foto bekisting plastik tersebut. Berikut adalah foto-fotonya.

Page 5: Formwork Striking

Material plastik untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide yang brillian. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki keunggulan yang lebih dari pada kayu disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting plastik:

Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk

Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting.

Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting

Tidak berkarat

Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair

Efisien secara biaya

Kualitas hasil yang lebih baik

Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah

Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali.

Tahan panas

Ringan, Kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi

Page 6: Formwork Striking

Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi

Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti digerjaji

Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang untuk dibersihkan

Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca

Sampah sisa material bekisting plastik ini dapat diolah kembali seluruhnya. Sangat ramah lingkungan.

 Terlihat bekisting plastik memiliki banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting plastik akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting plastik akan mempercepat pelaksanaan. Bagi Pemerintah dan Masyarakat luas, bekisting plastik akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.

“Begitu banyak keunggulan bekisting plastik ini, namun kenapa kita masih nyaman menggunakan bekisting kayu yang menurut saya sudah bukan jamannya lagi. Mari kita mulai mencoba demi masa depan lingkungan yang lebih baik.”

2. Green Construction : Menghemat Kayu Untuk Bekisting

Kayu adalah material yang telah lama digunakan sebagai bahan bekisting untuk pekerjaan struktur beton bertulang. Sebagian besar kayu yang digunakan selama ini telah berperan merusak hutan. Hutan semakin lama semakin berkurang dengan cepat. Kayu pun semakin langka. Mari berhemat kayu…

Kayu Untuk Bekisting

Pada pekerjaan proyek konstruksi terutama pekerjaan struktur beton bertulang, kayu diperlukan sebagai bahan utama pembuatan bekisting untuk membentuk dimensi beton. Bekisting ini akan membentuk dimensi elemen struktur kolom, balok, plat, dinding, listplank, dan lain-lain sesuai dengan dimensi rencana. Sejauh ini  di Indonesia, material yang digunakan sebagai bekisting terutama adalah kayu. Kayu pada bekisting  digunakan sebagai konstruksi penahan beban sementara dan sebagai pembentuk dimensi atau permukaan elemen struktur beton bertulang.

Page 7: Formwork Striking

Kayu bekisting semakin lama semakin sulit untuk didapat. Penyebab utamanya adalah bahwa sumber bahan baku kayu bekisting yakni hutan semakin terbatas dan berkurang disamping kebutuhan akan kayu itu sendiri semakin hari semakin meningkat. Maraknya penebangan liar dan perubahan fungsi lahan menyebabkan luas hutan berkurang dengan cepat. Dampak lebih serius akibat berkurang dengan cepatnya hutan adalah pada pemanasan global (Global Warming).

Isu pemanasan global telah menjadi isu utama yang menyebabkan penggunaan sumber daya hutan untuk industri semakin tertekan. Akibatnya penggunaan kayu hasil hutan menjadi sangat dibatasi. Isu ini semakin lama akan semakin luas yang berarti pula pemanfaatan hasil hutan termasuk kayu untuk bekisting akan semakin sulit.

 

Menghemat Kayu

Sebagai salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan kayu adalah dengan menghemat kayu itu sendiri. Berdasarkan pengalaman, langkah penghematan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

A.   Perencanaan Bekisting. Untuk membuat bekisting harusnya dibuat suatu perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik ini akan menghasilkan suatu kebutuhan akan kayu yang paling efisien. Pada bagian kayu yang menopang beban yang tidak besar, dapat digunakan jenis kayu yang sesuai.  Kayu juga jangan sampai  memikul beban melebihi kapasitasnya karena akan membuat kayu lebih cepat rusak. Kayu sebagai penopang beban akan direncanakan cukup memadai . Potongan-potongan kayu atau panel kayu akan direncanakan seseragam mungkin agar mengurangi pemotongan yang tidak efisien.

B.   Metode Bekisting. Termasuk dalam metode bekisting ini adalah teknik untuk fabrikasi, memasang, membongkar, dan memasang kembali. Fabrikasi harusnya juga direncanakan dengan baik. Potongan kayu atau panel kayu harus dipotong sedemikian sisa material yang tidak terpakai atau waste sesedikit mungkin. Pemasangan kayu juga harus direncanakan

Page 8: Formwork Striking

gampang dibongkar agar kayu tidak cepat rusak. Pembongkaran bekisting harus dilakukan hati-hati agar kayu tidak cepat rusak sehingga umur pemakaian kayu dapat lebih panjang.

C.   Reuse. Maksudnya adalah potongan kayu harus semaksimal mungkin dapat digunakan kembali. Potongan kayu yang rusak harus dicek apakah dapat dipergunakan kembali untuk ukuran yang lebih kecil dengan memotong bagian kecil dari potongan kayu tersebut. Begitu juga dengan panel kayu plywood.

D.   Menggunakan kayu mutu tinggi. Saat ini banyak tersedia kayu dengan mutu lebih tinggi dan lebih tahan lama. Kayu tersebut tentu tidak gampang rusak. Sehingga dapat digunakan berulang kali dengan umur pemakaian yang lebih lama. Hampir semua produsen sistem bekisting seperti PCH, PERI, MESA, Ulma, dll memproduksi kayu ini. Walaupun biaya lebih mahal, namun dengan efisiensi pemakaian yang tinggi, tentu berpeluang untuk menjadi lebih murah secara keseluruhan.

E.   Menggunakan sistem precast. Sistem precast adalah sistem pengecoran beton yang dilakukan di tempat yang lain, dimana beton tersebut kemudian baru dipasang ke lokasi struktur yang direncanakan. Sistem precast akan membuat penggunaan bekisting sangat irit. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukan pembongkaran bekisting atau sedikit sekali dilakukan pembongkaran bekisting. Akibatnya bekisting menjadi sangat awet terlebih dengan perawatan yang memadai.

F.   Menggunakan plywood yang dilapisi polyfilm. Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung permukaan, plywood dibagi atas dua jenis yaitu yang dilapisi oleh polyfilm dan yang tidak dilapisi polyfilm. Plywood yang dilapisi polyfilm memiliki keawetan yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan berulang kali dan lebih lama dibandingkan yang tidak dilapisi polyfilm.

G.   Perawatan Material Kayu. Kayu yang ada baik dalam bentuk stok maupun yang telah terpakai akan memiliki umur yang lebih panjang apabila dirawat dengan baik. Kayu sebaiknya dilindungi dari cuaca karena perubahan cuaca akan membuat kayu cepat lapuk.Perlindungan kayu terhadap cuaca dapat dilakukan dengan menempatkan kayu pada daerah terlindung dari panas matahari dan hujan misalnya dalam gudang atau melindungi tumpukan kayu dengan menggunakan terpal.

H.   Pengawetan Material Kayu. Pada bagian tertentu kayu bekisting seperti balok pikul, pada dasarnya menjadi bagian yang paling sering digunakan dan tidak mengalami kerusakan akibat proses bongkar pasang bekisting (mekanis). Balok pikul mungkin menjadi rusak hanya karena faktor cuaca ataupun faktor non-mekanis. Untuk itu dapat dilakukan pengawetan kayu bagian tertentu dari bekisting agar kayu lebih tahan lama. Pengawetan dapat dilakukan dengan merendam kayu ke dalam cairan khusus.

I.   Melakukan Redesign. Salah satu redesign yang menghasilkan penghematan kayu yang cukup besar adalah dengan melakukan redesign terhadap sistem pelat lantai. Secara konvensional, sistem pelat lantai dan bekistingnya akan terdiri dari bekisting pelat dan tulangan bawah lantai. Sistem tersebut dapat diredesign dengan menggunakan material

Page 9: Formwork Striking

pengganti spandeck, smartdeck, bondeck, dan sejenisnya. Material tersebut telah secara cerdas mengganti kebutuhan bekisting pelat dan tulangan beton pelat lantai sekaligus. Redesign lain yang berpotensi sering dapat dilakukan adalah dengan mengganti elemen  struktural listplank yang kemudian akan berfungsi sebagai penutup plafon, dengan sistem plafond. Hal ini berarti tidak diperlukan lagi listplank sebagai struktur. Sistem struktur listplank akan diredesign menjadi elemen non-struktural.

J.   Menggunakan material lain. Saat ini sudah mulai banyak dijumpai sistem bekisting tertentu yang sudah tidak menggunakan material kayu. Di Indonesia umumnya digunakan baja dalam bentuk pelat atau bentuk lain. Sistem bekisting kolom MESA atau disebut Adjustable steel faced column form merupakan bekisting yang menggunakan material baja. Sama sekali tidak menggunakan kayu dan sangat tahan lama hingga 400 kali pakai. Dengan jumlah kali pakai sangat sangat tinggi, tentu secara ekonomis akan lebih hemat.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, faktor terbesar yang mungkin sangat berpengaruh dalam menghemat kayu adalah Perencanaan, Proses Pembongkaran bekisting yang hati-hati, review design, dan penggunaan material jenis lain.