Click here to load reader
Upload
erna-hidayati
View
233
Download
36
Embed Size (px)
Citation preview
L A P O R A N P R A K T I K U M
FISIKA EKSPERIMEN I
Disusun oleh:
Nama : RiyantoNIM : H1C004006Tim : Eva NSHari/Tanggal praktikum : Rabu, 15 Nopember 2006
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL
PROGRAM SARJANA MIPA
PURWOKERTO
2010
“ PERCOBAAN FRANCK-HERTZ “Oleh : Riyanto
Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Franck-Hertz dilaboratorium Fisika Eksperimen Jurusan Fisika MIPA UNSOED. Eksperimen ini akan membuktikan mengenai kehadiran dari eksitasi atom. Percobaan ini bertujuan untuk memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron-elektron bebas kepada atom Hg (raksa). Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebuah kurva Franck-Hertz dimana dari kurva tersebut diperoleh besarnya energi eksitasi atom Hg sebesar 5.6 eV.
Kata kunci : Kurva Franck-Hertz, eksitasi atom.
Abstract
The experiment of Franck-Hertz have been done in experiment laboratory in Physics Mathematics and Natural Science, UNSOED. This experiment will proving atom excitation. This attempt aim to comprehend transfer uncontinue energy from free electron to atom of Hg (mercury). The result is a curve Franck-Hertz where from the curve obtained the level of excitation energy of atom Hg equal to 5.6 eV.
Key word: Franck-Hertz Curve, atom excitation
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz melakukan eksperimen
untuk menguji secara langsung hipotesis Bohr yang menyebutkan bahwa energi
atom itu terkuantisasi. Atom gas bertumbukan dengan elektron-elektron dan
memperoleh energi dari tumbukan hanya jika energi elektron melampaui ambang
tertentu. Eksperimen ini menunjukkan secara langsung bahwa tingkat energi
atomik memang ada dan tingkat-tingkat ini sama dengan tingkat-tingkat yang
terdapat pada spektrum garis.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat memahami kurva Franck-Hertz
dan peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron-elektron bebas
kepada atom mercury (raksa).
Dasar Teori
Dalam suatu tabung elektron-elektron akan meninggalkan katoda karena
dipanasi dengan sebuah filamen pemanas, semua elektron kemudian dipercepat
menuju sebuah kisi oleh beda potensial yang diatur. Apabila energi elektron lebih
besar dari pada V , yaitu tegangan perlambat kecil antara kisi dan pelat katoda,
maka elektron dengan energi V eV dapat menembusi kisi dan jatuh pada pelat
anoda. Arus elektron yang mencapai pelat anoda tersebut dapat diukur dengan
menggunakan Ammeter. Semakin banyak elektron yang mencapai anoda, maka
arus listriknya akan lebih besar. Atom-atom dalam tabung saling bertumbukan
akan tetapi tidak ada energi yang dilepaskan dalam tumbukan ini. Jadi
tumbukannya secara elastis sempurna. Jika energi kinetik kekal dalam tumbukan
antara elektron dan sebuah atom uap itu, elektronnya hanya terpental dalam arah
yang berbeda dengan arah datangnya. Karena atom itu jauh lebih massif dari
elektron, atom hampir tidak kehilangan energi dalam proses itu.
Setelah suatu energi kritis tercapai, ternyata arus keping menurun secara
tiba-tiba. Tafsiran dari efek ini ialah bahwa elektron yang bertumbukan dengan
atom memberikan sebagian atau seluruh energi kinetiknya untuk mengeksitasi
atom ke tingkat energi di atas tingkat dasar. Tumbukan semacam ini disebut tak
elastik. Energi kritis elektron bersesuaian dengan energi yang diperlukan untuk
menaikkan atom ke tingkat eksitasi terendah.
Gambar 1. Diagram eksitasi energi atom mercury (Hg)
Untuk menghasilkan terjadinya pelepasan energi, maka atom mengalami
transisi ke suatu keadaan eksitasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tabung
elektron diisi dengan gas hidrogen, sehingga terjadi eksitasi ketingkat dasar pada
10,2 eV, jadi apabila energi sama atau lebih sedikit dari 10,2 eV, elektron akan
mengalami tumbukan. Elektron-elektron ini tidak mampu menuju ke anoda karena
harus melewati kisi dan energinya tidak cukup untuk mengatasi tegangan
perlambat, akibatnya arus elektrik akan turun. Apabila tegangan V dinaikkan lagi
maka arus listriknya juga akan naik lagi.
Tabung Franck dan Hertz dipanasi dalam oven. Dengan demikian terjadi
lingkungan uap air raksa didalam tabung, dimana air raksa tersebut mempunyai
nomor atom 80; massa atom 200,59; titik didih 1440 °C; titik leleh 838 °C; dan
massa jenis 155 g/ml. Pesawat Franck Hertz yang digunakan pada percobaan ini
seperti gambar 2.
Konfigurasi elektron dari atom Hg adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10. Eksitasi atom adalah perpindahan elektron dari tingkat
dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Pada atom Hg eksitasi pertama terjadi pada
elektron terluar yaitu dari tingkat dasar 1S0 ke tingkat 3P1 dengan menyerap energi
sebesar 4,88 eV (Arthur Beisser,1990).
G1 G2
Uf
- + - + + -
U1 U2 U3
Gambar 2. Diagram tabung Franck-Hertz
BAB II. METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Percobaan Franck-Hertz ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15
Nopember 2006. Percobaan dimulai dari pukul 09.00-11.00 WIB. Bertempat di
Laboratorium Fisika Eksperimen 1, Jurusan Fisika, P.Sa. MIPA UNSOED,
Purwokerto.
2.2. Alat dan Bahan
1. 1 tabung
2. 1 rangka sambung untuk tabung
3. 1 tabung oven listrik
4. 1 travo 250 V
5. 2 kabel percobaan khusus
6. sensor suhu NiCr-Ni
7. multimeter
2.3. Cara Kerja
1. Menyusun peralatan.
2. Memasukan terlebih dahulu tabung Franck-Hertz pada kerangkanya.
3. Memanaskan tabung oven sampai 180 °C dan menyalakan sumber daya
stabil.
4. Memasukan tabung Franck-Hertz pada kerangka dan memasukannya ke
tabung oven.
5. Mengatur U1 sebesar 1 V dan U3 sebesar 3 V dengan suhu 180C.
6. Melakukan percobaan dengan variasi harga U2 dan mengamati serta
mencatat besarnya arus I.
7. Mengulang langkah 5 dan 6 untuk harga U1 sama dengan 1 V serta U3
sama dengan 3.25 V.
2.4. Diagram Alir
BAB III. HASIL
3.1 Grafik hubungan antara tegangan pemercepat dengan arus anoda dengan
V, V dan C.
Mulai
Menyusun peralatan
Memasukan dahulu tabung Franc-Hertz pada kerangkanya
Memanaskan tabung oven sampai 180 °C dan menyalakan sumber daya stabil.
Memasukan tabung Franc-Hertz pada kerangka dan memasukannya ke tabung oven.
Mengatur U1 dan U3.
Melakukan percobaan dengan variasi harga U2 dari 0 sampai 30 V
dengan interval 0.2 V serta mencatat besarnya arus I.
Apakah sudah 2 kali ?
Selesai
Ya
Belum
Kurva Franck-Hertz
77.27.47.67.8
88.28.48.68.8
9
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Tegangan pemercepat (Volt)
Aru
s A
no
da
(nA
)
Gambar 3. Kurva Franck-Hertz atom Hg dengan =1 volt dan =3 volt.
3.2 Grafik hubungan antara tegangan pemercepat dengan arus anoda dengan
V, V dan C.
Kurva Franck-Hertz
5.56
6.57
7.58
8.59
9.510
10.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Tegangan pemercepat (Volt)
Aru
s A
no
da
(nA
)
Gambar 4. Kurva Franck-Hertz atom Hg dengan =1 volt dan =3.25 volt.
PERCOBAAN FRANK-HERTZ
I. TUJUAN PERCOBAAN - Penggunaan kurva Frank-Hertz - Demonstrasi penyerahan energi yang tidak kontinyu dari elektron-
elektron bebas kepada atom air raksa (tumbukan elektron percobaan Frank-Hertz)
II. DASAR TEORI Sejak awal mulanya penggunaan spektroskopi dalam percobaan fisika
atom, telah diketahui bahwa atom mengemisikan radiasi pada frekuensi yang bersifat diskrit. Menurut model atom Bohr, frekuensi radiasi ν berhubungan dengan perubahan level energi yang ditulis dalam perumusan ΔE = hν. Eksperimen lanjut membuktikan bahwa absorbsi radiasi oleh atom juga terjadi pada frekuensi yang diskret.
Maka, diharapkan pula transfer energi pada elektron atom melalui mekanisme apapun besarnya akan selalu diskret dan berhubungan dengan spektrum atom tersebut, seperti yang digambarkan oleh persamaan diatas. Salah satu mekanisme transfer energi adalah melalui tumbukan elektron yang bersifat tak elastis dari suatu keseluruhan atom. Jika atom yang dibombardir tidak mengalami ionisasi dan bila sedikit energi digunakan untuk keseimbangan momentum, maka seluruh energi kinetik dari elektron yang ditembakkan dapat tersalur ke dalam sistem atom.
Percobaan yang dilakukan oleh Frank dan Hertz pada prinsipnya adalah sederhana yaitu mencoba mengukur energi kinetik elektron sebelum dan sesudah ditumbukkan pada atom-atom merkuri. Percobaan dilakukan dengan suatu tabung yang menghasilkan sinar katoda (Gambar 2.1). Tabung diisi uap merkuri. Pada waktu seberkas sinar katoda memancar dari katoda, berkas elektron tersebut akan menghantam atom-atom uap merkuri. Berkas tersebut akan melewati anoda dan akan menuju ke pengumpul elektron yang dihubungkan dengan sebuah mikroamperemeter. Pengumpul diberi tegangan lebih negatif dari anoda (misal 0,5 eV), sehingga ketika energi kinetik elektron kurang dari selisih tegangan anoda pengumpul elektron tidak akan sampai ke pengumpul (arus tidak akan terdeteksi). Dengan mengatur tegangan pengumpul dan mengamati arus yang mengalir pada mikroamperemeter. Frank dan Hertz mampu menghitung besarnya energi kinetik elektron seolah menghantam atom-atom merkuri.
Gambar 2.1 Bentuk Tabung Frank Hertz AK G2G1+U1-+U2-+U3-
III. METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan 1. Oven, untuk memanaskan tabung Frank Hertz
Dimensi = 11 cm x 9 cm x 13 cm Warna = Merah Berat = 1,4 Kg Temperatur = 600°C
2. Frank-Hertz Power Supply Dimensi = 30 cm x 21 cm x 23 cm Warna = Merah Berat = 2,9 Kg
3. Power Suply, 115/230 V, 50/60 Hz
Cara Kerja - Menyusun sesuai dengan gambar 2.1 - Memasukkan tabung Frank Hertz pada kerangkanya, memanaskan tabung
oven serta menyalakan daya stabil - Setelah itu, menyetel U1 pada 1,5 Volt dan U3 pada 3 Volt. - Melakukan percobaan dengan memvariasi U2 setiap 0,2 Volt 20 Volt dan
mengamati besarnya arus serta mencatatnya.
Gambar 2. Susunan percobaan penggambaran otomatis kurva Frank-Hertz
PERCOBA
BAB IV. PEMBAHASAN
Dalam praktikum Percobaan Franc-Hertz, Praktikan memperoleh hasil
seperti pada gambar 3 dan 4, yaitu grafik hubungan antara potensial pemercepat
U2 dengan arus keping I. Dari eksperimen tegangan pemercepat U2 dimulai dari 0
volt sampai dengan 30 volt. Ketika tegangan pemercepat semakin besar maka arus
I akan naik, dan setelah tegangan pemercepat mencapai 5,6 volt maka arus akan
turun, selanjutnya arus akan naik lagi dan bila tegangan pemercepat mencapai
kelipatan 5,6 volt arus akan kembali turun. Hal ini dikarenakan ketika potensial
pemercepat U2 bertambah naik maka akan semakin banyak elektron-elektron
bebas dari katoda yang sampai ke anoda sehingga arus yang terdeteksi oleh
ampermeter akan naik, selama elektron bergerak dari katoda ke anoda elektron
akan menumbuk atom Hg, namun selama energi elektron lebih kecil dari energi
untuk mengeksitasi atom Hg tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting
sempurna (elastic collisions) sehingga tidak ada energi yang dilepaskan.
Kemudian ketika energi elektron telah mencapai energi eksitasi atom Hg,
tumbukan yang terjadi adalah tumbukan tak lenting (inelastic collisions) sehingga
energinya akan diserap oleh atom Hg sebesar energi eksitasinya sehingga energi
elektron akan berkurang. Karena energinya berkurang elektron tidak dapat
sampai pada keping anoda sehingga arus akan turun. Ketika tegangan U2
dinaikkan terus energi elektron akan naik kembali. Namun setelah energi elektron
kembali mencapai energi eksitasi atom, terjadi tumbukan tak lenting dan
penyerapan energipun terjadi, akhirnya penurunan arus terjadi lagi yang
ditafsirkan timbul dan eksitasi tingkat energi yang sama pada atom lain.
Energi yang dimiliki oleh elektron saat berada pada potensial V ialah
sebesar E = eV. Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh dua hasil terbaik
yang dituliskan dalam perhitungan yaitu untuk U1 = (1 ± 0,01) V dan U3 = (3 ±
0,01) V; untuk U1 = (1 ± 0,01) V dan U3 = (3.25 ± 0,01) V dari grafik diperoleh
untuk masing-masing ∆UHg adalah sekitar 5,6 eV.
Dari praktikum didapatkan bahwa hampir semua atom Hg mengambil
energi dari elektron sebesar 5,6 eV. Energi yang diambil ini menjadi energi dalam
atom Hg yaitu energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron pada tingkat
dasar ke tingkat eksitasi. Sedangkan dari referensi energi dalamnya sebesar 4,9
eV(Arthur Beiser, 1990). Bila energi elektron kurang dari 5,6 eV tumbukan
bersifat elastik dan energi dalam Hg tak berubah. Bila energi elektron lebih besar
dari 5,6 eV, sebagian energi elektron diambil menjadi energi dalam, sisanya tetap
sebagai energi kinetik elektron. Peristiwa ini sering disebut transfer energi
resonan.
BAB V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam percobaan Franc-Hertz, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Percobaan Franck-Hertz kali ini telah memberikan bukti kepada kita
mengenai eksitasi atom Hg yaitu perpindahan elektron dari tingkat dasar
ketingkat yang lebih tinggi melalui penyerapan energi yang berasal dari
elektron bebas.
2. Berdasarkan kurva Franck-Hertz dapat diketahui bahwa penyerahan energi
dari elektron bebas kepada atom Hg terjadi secara tidak kontinu.
Penyerapan energi terjadi ketika energi kinetik elektron bebas telah
mencapai energi eksitasi atim Hg. Dari kurva tersebut diperoleh energi
eksitasi Hg (EHg) sebesar 5,6 eV.
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA
Beisser,Arthur. 1990. Konsep Fisika Modern. Erlangga: Jakarta.
Krane,Kenneth.1992. Fisika Modern. UI: Jakarta.
Oxtoby. 2003. Prinsip Prinsip Kimia Modern. Erlangga: Jakarta
Wiyatno,Yusman. 2003. Fisika Modern. Pustaka Pelajar: Jogjakarta.
LAPORANPRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I
PERCOBAAN FRANCK - HERTZ
Disusun oleh:
Nama : Nurhayati (H1C006049) Bhakti Yuda Perwira(H1C006050)
Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 1 November 2008
Pengumpulan Laporan : Sabtu, 22 November 2008
Asisten : Riyanto, S.Si
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKJURUSAN MIPA-FISIKA
PURWOKERTO2008
PERCOBAAN FRANCK-HERTZOleh:
Nurhayati (H1C006049)Bhakti Yudha Perwira (H1C006050)
ABSTRAK
Laporan ini bertujuan untuk menggunakan kurva Franck-Hertz serta
memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron bebas
pada atom mercury. Untuk menghasilkan terjadinya pelepasan energi, mka atom
mengalami transisi ke suatu keadaan eksitasi. Metode yang digunakan adalah
menggunakan tabung Franck Hertz dan set up eksperimen Franck Hertz seperti
pada gambar 1 dan 3. Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan
program exel dan selanjutnya dibuat grafik hubungan antara tegangan pemercepat
dengan arus anoda.
Kurva Franck-Hertz pada U1 = 1,5 V; U3 = 3,0V memberikan hasil EHg
adalah 4,85 volt. Dan menurut referensi EHg adalah 4,9 volt. Grafik yang diperoleh
sesuai dengan referensi.
Kata kunci : Eksitasi atom, penyerahan energi, kurva Franck-Hertz.
ABSTRACT
For produce discharge of energy transfer, so atom realize transition to
excitation condition. Mechanism of energy transfer can happened at inelastic
crash between electron and atom.
The experiment of Franck-Hertz had been done in physics Experiment
Laboratory at Tuesday, October, 21th 2008 in Mathematics and Natural Sciences,
Jenderal Soedirman University, Purwokerto .The objectives are study Franck-
Hertz curve and discontinue energy transfer from free electron to mercury atoms.
Curve of Franck-Hertz at U1 = 1,5V; U3 = 3,0V give result of EHg is 4,85
volt. And according to reference of EHg is 4,9 volt.
Key word: Atom excitation, absorbs of energy, Franck-Hertz curve
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukipos dan Demokritos dua ilmuan yang mengembangkan konsep atom.
Mereka menyatakan bahwa atom bagian terkecil suatu zat/partikal yang tidak
dapat dibagi lagi. Konsep ini bertahan hingga abad XIX. Pada akhir abad ke XIX
banyak ilmuan yang berusaha mengungkap rahasia atom (Usuludin, 1999) .
Teori atom Bhor memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planit
mengitari matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya sekitar bagian
pokok, tapi dengan perbedaan yang sangat penting. Bilamana hukum-hukum
fisika klasik mengatakan tentang perputaran orbit dalam segala ukuran, Bhor
membuktikan bahwa elektron-elektron dalam sebuah atom hanya dapat berputar
dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu. Atau dalam kalimat rumus lain :
elektron-elektron yang mengitari bagian pokok berada pada tingkat energi (kulit)
tertententu tanpa menyerap atau memancarkan energi. Elektron dapat berpindah
dari lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya, elektron akan
berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan memancarkan energi.
Kemampuan teori Bhor yang menjelaskan spektrum dari hydrogen atom,
yakni telah diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan pada tingkat kepanasan
tinggi, akan mengeluarkan cahaya dari suatu frekuensi tertentu. Nilai terbesar
teori Bhor tentang atom dari hipotesa sederhana tapi sanggup menjelaskan dengan
ketetapan yang mengagumkan tentang gelombang panjang yang persis dari semua
garis spektral (warna) yang dikeluarkan oleh hidrogen
Tetapi teori Niels Bohr terdapat kekurangan dan harus diganti secara
mekanika kuantum, agar ketelitian dan kegunaannya lebih besar. Berdasarkan
permasalahan inilah, pada tahun 1914 ilmuwan bernama James Franck dan Gustav
Hertz melakukan sederetan eksperimen yang membuktikan kebenaran teori Bohr
yakni juga mengenai kehadiran eksitasi atom.
1.2 Tujuan
Dengan dilaksanakannya praktikum ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mampu menggunakan kurva Franck-Hertz
2. Memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari
elektron-elektron bebas kepada atom mercury (raksa).
II. DASAR TEORI
Sebuah atom dapat mengeksitasi ke tingkat energi di atas tingkat energi
dasar yang menyebabkan atom tersebut memancarkan radiasi melalui dua cara.
Salah satunya adalah tumbukan dengan partikel lain. Pada saat tumbukan,
sebagian dari energi kinetik pada partikel akan diserap oleh atom. Atom yang
tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke tingkat dasar dalam waktu rata-rata 10-
8 detik dengan memancarkan satu foton atau lebih. Cara lainnya adalah dengan
lecutan listrik dalam gas bertekanan rendah, sehingga timbul medan listrik yang
mempercepat elektron dan ion atomic sampai energi kinetiknya cukup untuk
mengeksitasi atom ketika terjadi tumbukan. Misalnya pada lampu neon dan uap
air raksa, medan listrik kuat yang terpasang antara elektroda dalam tabung berisi
gas menimbulkan emisi radiasi spektral karakteristik dari gas itu yang ternyata
merupakan cahaya berwarna kemerah-merahan (dalam kasus neon) dan cahaya
kebiru-biruan (dalam kasus uap air raksa) dalam percobaan ini menggunakan uap
air raksa sebagai media.
Mekanisme eksitasi yang berbeda terpaut jika sebuh atom menyerap
sebuah atom cahaya yang energinya cukup untuk menaikkan atom tersebut ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Jika cahaya putih yang mengandung semua
panjang gelombang dilewatkan melalui gas hydrogen, foton dengan panjang
gelombang yang bersesuaian dengan transisi antara tingkat energi yang
bersangkutan akan diserap. Atom hidrogen yang tereksitasi yang ditimbulkannya
akan memancarkan kembali energi yang eksitasinya hampir saat itu juga, tetapi
foton keluar dalam arah yang rambang dengan hanya beberapa daya yang berarah
sama dengan berkas semula dari cahaya putih tersebut. Jadi garis gelap dalam
spektrum absorbsi tidak 100% hitam dan hanya terlihat hitam karena terjadi
kontras dengan latar belakang yang terang. Garis yang seharusnya dalam
spektrum absorbsi setiap unsur bersesuaian dengan garis pada spektrum emisi
yang menyatakan transisi ke tingkat dasar yang cocok dengan hasil eksperimen
(Beisser, 1992).
Pada tahun 1914 James Frank dan Gustav Hertz melaporkan energi yang
hilang akibat elektron yang melewati uap mercury, dan adanya pancaran sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang 254 nm. Kemudian percobaan Frank-Hertz
ini dijadikan percobaan klasik untuk menjelaskaan teori kuantum (Leyboed,
internet).
Gambaran sederhana mengenai percobaan ini adalah sebagai berikut:
dalam tabung elektron-elektron meninggalkan katoda karena dipanasi dengan
sebuah filamen pemanas, semua elektron kemudiaan dipercepat menuju sebuah
kisi oleh beda potensial yang diatur. Apabila energi elektron lebih besar dari pada
Vo, yaitu tegangan perlambat kecil antara kisi dan plat katoda maka elektron
dengan energi V eV (elekron volt) dapat menembus kisi dan jatuh pada plat anoda.
Arus elektron yang mencapai plat anoda tersebut dapat diukur menggunakan
ampermeter. Semakin banyak elektron yang mencapai anoda maka arus listriknya
akan lebih besar. Atom-atom dalam tabung saling bertumbukan akan tetapi tidak
ada energi yang dilepaskan dalam tumbukan ini. Jadi tumbukannya secara elastis
sempurna. Dan untuk menghasilkan terjadinya pelepasan energi, maka atom
mengalami transisi kesuatu keadaan eksitasi dan hal ini dapat dilakukan dengan
cara tabung elektron diisi dengan gas hidrogen, maka elektron akan mengalami
tumbukkan dan juga jika tegangan V dinaikkan lagi maka arus listriknya juga
akan ikut naik.
Pada percobaan ini menggunakan atom mercury atau raksa atau
Hidrargium (80Hg200,6) mempunyai sifat-sifat fisis sebagai berikut :
1. Bersifat cair dan berwarna putih keperakan
2. Nonkunduktor
3. Logam yang tidak dapat ditempa
4. Tidak mengkilap
5. Titik didih pada 630 oK
6. Titik lebur pada 234 oK
Hydragyrum atau raksa mempunyai konfigurasi sebagai berikut :
c
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f 6
Diagram tingkat-tingkat energi untuk air raksa. Dalam masing-masing tingkat
eksitasi satu elektron terluar berada dalam keadaan dasar, dan pelambangan
tingkat energi dalam diagram bersesuaian dengan elektron terluar (Beiser,1987).
III. METODE PERCOBAAN
Frank dan Hertz menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang
energinya diketahui dengan memakai alat seperti yang terlihat pada gambar 1.
perbedaan potensial kecil Vo dipasang diantara kisi dan keping pengumpul,
sehingga setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga minimum
tertentu memberi kontribusi (sumbangan) pada arus i yang melalui ammeter.
Ketika potensial pemercepat V bertambah, elektron yang datang pada keping
bertambah banyak dan arus i naik (Gambar 2). Sehingga atom-atom dalam tabung
saling bertumbukan akan tetapi tidak ada energi yang dilepaskan dalam tumbukan
ini. Jadi tumbukannya secara elastis sempurna.
IA
AUf
G1 G2
U3U2U1
- + - + + -
Gambar 1. Diagram Tabung Frank-Hertz
S
f
f k
UA
Lebih jelasnya lihat gambar 3.
Gambar 6. Diagram alat percobaan Franck-Hertz
Percobaan akan siap jika rangkaian terlebih dahulu sudah di set dan pipa
lampu akan semakin panas dan temperatur oven juga akan sampai kira-kira 175°
C dan memulai tegangan pada anoda untuk 0 V serta membuat Elektrometer
Keithleuy yang skalanya harus diperhitungkan, lalu tegangan diturunkan sedikit
demi sedikit sampai kita mendapatkan sinyal yang pasti pada elektrometer lalu
catat tegangannya setelah itu tegangan anoda itu juga dinaikkan perlahan-lahan
Gambar 2. Diagram eksitasi energi mercury (Hg)
Gambar 3. Diagram alat percobaan Franck-Hertz
( kenaikkan anoda maksimum 30 V ) maka elektrometer itu akan menangkap
perubahannya secara lambat karena untuk memberikan waktu kepada reaksinya
dan arus yang dipakai dari minimum sampai maksimum lalu catat tegangan yang
disesuaikan dengan arusnya.
3.1 Waktu Dan Tempat
Percobaan statistik peluruhan radioaktif ini dilaksanakan pada:
Hari,tanggal : Sabtu, 1 Nopember 2008
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Eksperimen
3.2 Alat Dan Bahan
1. 1 tabung Frank Hertz
2. 1 rangka sambung untuk tabung
3. 1 tabung oven listrik
4. kabel penghubung
5. Osiloskop
6. Multimeter
3.3 Cara Kerja
Menyusun peralatan seperti gambar 3. Memasukkan tabung Frank-Hertz
dalam kerangkanya dan memanaskannya dalam tabung oven sampai 110 V.
Mengatur U1 dan U3 sehingga diperoleh kurva Franck-Hertz pada layar
osiloskop. Memvariasi nilai U2 untuk setiap kenaikan 0,2 V hingga 24 V dan
mencatat besarnya arus IA pada tabel pengamatan dan membuat grafik eksitasi
energi mercury.
Diagram Alir Percobaan Franck Hertz
Mulai
Menyusun peralatan
Menunggu lampu power suplly berwarna hijau (110 V)
Mengatur nilai U1dan U3 hingga diperoleh kurva Franck-Hertz
Mencatat nilai IA untuk masing-masing variasi nilai U2 (0, 0.2, 0.4, …, 24 volt)
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
UA (V) IA (mA) UA (V) IA (mA) UA (V) IA (mA)0.0 41.0 8.2 46.0 16.2 56.00.2 41.2 8.4 47.1 16.4 55.60.4 41.4 8.6 48.9 16.6 55.00.6 41.5 8.8 50.0 16.8 55.00.8 41.7 9.0 49.9 17.0 54.91.0 41.8 9.2 51.0 17.2 55.01.2 41.9 9.4 51.0 17.4 55.31.4 42.3 9.6 52.0 17.6 55.51.6 42.4 9.8 53.0 17.8 55.71.8 42.6 10.0 54.0 18.0 55.92.0 42.9 10.2 53.1 18.2 56.02.2 42.7 10.4 54.1 18.4 56.32.4 42.6 10.6 53.9 18.6 56.72.6 42.8 10.8 53.1 18.8 56.92.8 43.1 11.0 52.0 19.0 57.03.0 43.3 11.2 50.7 19.2 57.53.2 43.5 11.4 50.4 19.4 57.73.4 44.0 11.6 50.5 19.6 57.83.6 44.4 11.8 50.6 19.8 57.93.8 44.8 12.0 50.7 20.0 58.04.0 45.2 12.2 50.9 20.2 58.94.2 45.9 12.4 51.5 20.4 58.54.4 46.1 12.6 52.6 20.6 59.0
Gambar 4. Diagram alir untuk percobaan Frank-Hertz
Sudah
Apakah nilai IA untuk masing-masing U2 sudah di dapat ?
Selesai
Belum
4.6 46.5 12.8 53.0 20.8 60.04.8 47.0 13.0 53.9 21.0 60.35.0 47.2 13.2 54.0 21.2 60.55.2 47.3 13.4 55.5 21.4 60.95.4 47.6 13.6 56.0 21.6 61.25.6 47.4 13.8 57.0 21.8 61.45.8 47.2 14.0 56.9 22.0 61.76.0 47.0 14.2 58.0 22.2 61.96.2 46.6 14.4 59.0 22.4 62.26.4 46.2 14.6 59.1 22.6 62.26.6 45.9 14.8 58.9 22.8 62.06.8 45.6 15.0 58.8 23.0 61.77.0 45.1 15.2 58.6 23.2 61.57.2 45.0 15.4 58.0 23.4 61.27.4 45.1 15.6 57.5 23.6 61.07.6 45.2 15.8 57.2 23.8 60.97.8 45.3 16.0 57.0 24.0 60.58.0 45.4
4.2 Hasil dan Perhitungan
Grafik Hubungan Tegangan Pemercepat dengan Arus Anoda
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
0.0 10.0 20.0 30.0
Teganan Pemercepat (V)
Aru
s A
no
da
(m
A)
Series1
Gambar 5. Grafik hubungan antara U2 dan IA pada percobaan 1
Dari kurva diatas maka dapat ditentukan nilai EHg adalah:
U21 = Puncak II – Puncak I
= 9,8 V – 4,8 V
= 5 V
U32 = Puncak III – Puncak II
= 15,6 V – 9,8 V
= 5,8V
U43 = Puncak IV – Puncak III
= 18,8 V – 15,6 V
= 3,2V
U54 =Puncak V – Puncak IV
= 24,2V – 18,8
=5,4V
Urata = V
EHg = e x Urata = 4,9 eV
4.3 Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa fenomena tumbukan
antara elektron dengan atom mercury terjadi saat katoda dipanasi sebuah filamen
pemanas, sehingga semua elektron dipercepat menuju kisi oleh beda potensial V
yang dapat diatur.
Elektron-elektron yang dipercepat tersebut kemudian bertumbukan dengan
atom mercury yang telah diuapkan hingga 175 o Celcius, sehingga memudahkan
tumbukan antara keduanya terjadi.
Bertumbukannya elektron dengan atom mercury ada dua kemungkinan
yakni tumbukan elastis sempurna dimana elektron tidak melepaskan energi. Dan
yang kedua tumbukan elastis tidak sempurna dimana elektron dapat melepaskan
energinya dengan cara elektron harus mempunyai energi yang cukup untuk
menyebabkan atom mercury bertransisi ke suatu keadaan eksitasi. Dengan
demikian apabila energi elektron mencapai 4,9 eV elektron dapat melakukan
tumbukan tak elastik dengan atom mercury dan meninggalkan energi 4,9 eV pada
atom mercury.
Saat setelah mengalami tumbukan, elektron masih dapat berjalan atau
bergerak dengan energi yang dimiliki lebih rendah dan jika elektron melewati kisi
energinya tidak cukup untuk melewati tegangan perlambatan rendah. Elektron
tidak dapat melewati plat anoda sehingga arus yang dihasilkan akan turun.
Pada percobaan diketahui elektron yang bertumbukan dengan atom
memberikan energi kinetiknya sebagian atau seluruhnya untuk mengeksitasikan
atom ke tingkat energi di atas tingkat dasar. Tumbukan semacam ini tidak elastik,
sebagian lawan dari tumbukan elastik (lenting) yang berlangsung dengan energi
kinetik kekal. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada setelah atom
mengalami eksitasi maka arusnya akan turun.
Besarnya nilai EHg untuk masing – masing puncak berdasarkan referensi
adalah 4,9 eV dan hasil dari percobaan yang telah dilakukan adalah :
U21 = 5
U32 = 5,8
U43 = 3,2
U54 = 5,4
Urata-rata = 4,9 V , EHg = 4,9 eV
Nilai EHg menunjukan energi yang diperlukan untuk mempromosikan
elektron atom gas merkury ketingkat yang lebih tinggi pada saat bertumbukan.
Setelah nilai perhitungan grafik dibandingkan dengan nilai referensi, ternyata
hasil yang didapat hampir sama.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga..
Hartono,dkk. 2007. Panduan Praktikum Fisika Eksperimen I.Purwokerto:MIPA.
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
Usuludin.1999. Fisika.Klaten:Intan Pariwara.