Upload
dinhdang
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FRAMING PEMBERITAAN DUGAAN PENISTAAN
AGAMA OLEH SUKMAWATI SOEKARNOPUTRI
(Analisis Komparasi Pada Media Online Republika.co.id dan
Kompas.com)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Hazhiyah Rif’at Fathaniyah
NIM : 11140510000088
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Hazhiyah Rif’at Fathaniyah
FRAMING PEMBERITAAN DUGAAN PENISTAAN
AGAMA OLEH SUKMAWATI SOEKARNOPUTRI
(Analisis Komparasi Pada Media Online Republika.co.id dan
Kompas.com)
Puisi berjudul Ibu Indonesia karya Sukmawati
Soekarnoputri ramai menjadi sorotan di media massa lantaran
puisi yang disampaikan dinilai mengandung unsur penistaan
terhadap azan dan cadar. Puisi tersebut dibacakan terbuka oleh
Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya, di
Jakarta Convention Center (JCC). Akibat dari perbuatannya,
Sukmawati dilaporkan atas dugaan penistaan agama berdasarkan
pasal 156 A KUHP.
Meski peristiwa yang diliput adalah kasus yang sama,
setiap media massa akan menggunakan kerangka dan sudut
pandang tertentu untuk memahami realitas sosial, termasuk yang
dilakukan media Republika Online dan Kompas.com yang aktif
memberitakan peristiwa tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, timbul
pertanyaan mengenai bagaimana media Republika Online dan
Kompas.com membingkai pemberitaan dugaan penistaan agama
oleh Sukmawati Soekarnoputri?
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,
dengan paradigma kontruktivis. Metode analisis yang digunakan
adalah framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Hasil analisis menunjukan Republika Online dan
Kompas.com melakukan pembingkaian berbeda dalam
memberitakan kasus dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
Soekarnoputri. Dalam meberitakan kasus ini Republika Online
mendesak agar Sukmawati dapat diproses hukum karena telah
melanggar pasal 156a KUHP, tentang penodaan agama.
Sedangkan pembingkaian yang dilakukan Kompas.com cenderung
berimbang karena menampilkan berita dari sisi pro dan kontra.
Kata Kunci: Puisi, Kontroversi, Penistaan Agama, Framing,
Republika Online, Kompas.com
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia yang luar biasa kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian skripsi. Shalawat serta salam tak
lupa penulis curahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat
manusia hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang penulis susun
untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam
menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniaksi, UIN
Syarif Hidayatullah Dr. Arief Subhan, M. Ag, Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Suparto, M. Ed, Ph. D. Waki
Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj. Roudhonah
M. Ag. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni
dan Kerjasama, Dr. Suhaimi, M.Si.
iii
2. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho M. Si dan
Sekertaris Program Studi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA.
3. Dosen Pembimbing Skripsi Siti Nurbaya, M.Si yang telah
berkenan meluangkan waktu, memberi arahan, dan sabar
dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi.
4. Dosen Penasihat Akademik Rubiyanah MA. Yang telah
memberikan ilmu dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tugas-tugas selama masa perkuliahan.
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat
kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga selesai.
6. Ayahanda Susanto dan Ibunda Mujilah yang tak pernah
berhenti menyayangi, menyemangati, dan selalu
mendoakan keberhasilan penulis dalam menggapai cita.
7. Kakak dan Adik kandung penulis, Iqri‘ah Kalim dan
Fadhlul Rahman, yang selalu menyemangati, menghibur,
dan mendoakan keberhasilan penulis.
iv
8. Reno Rianto yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Narasumber peneliti, Redaktur Nasional Republika
Online, Bayu Hermawan, dan Assistand Editor Regional,
Farid Assifa yang telah berkenan meluangkan waktu
untuk diwawancarai oleh penulis.
10. Teman – teman masa SMA, yang selalu berbagi kisah dan
memberikan semangat kepada penulis.
11. Teman – teman Jurnalistik angkatan 2014 yang sudah
mengisi hari-hari penulis selama masa perkuliahan,
yakinlah ―Allah bersama ku‖.
12. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIME yang
mengisi hari-hari penulis saat mengabdikan diri di desa
binaan.
13. Teman – teman UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM)
UIN Jakarta, angkatan ANTARES yang memberikan
pengalaman dan kenangan tak terlupakan.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
v
Semoga amal baik dari semua pihak mendapat balsan
setimpal dari Allah SWT, Amiin. Selain itu , semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khusunya mahasiswa
program studi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Agustus 2018
Hazhiyah Rif‘at Fathaniyah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 5
D. Metodologi Penelitian ....................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ............................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 13
BAB II KERANGKA TEORI
A. Konstruksi Realitas Sosial ................................................. 15
B. Definisi Analisis Framing.................................................. 20
C. Framing Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki ................ 22
D. Konseptualisasi Berita ....................................................... 29
E. Konsep Penistaan Agama .................................................. 36
BAB III PROFIL
A. Republika Online ............................................................... 40
B. Kompas.com ...................................................................... 41
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Hasil Temuan Teks Berita ................................... 44
1. Sintaksis ...................................................................... 44
2. Skrip ........................................................................... 59
3. Tematik ....................................................................... 64
4. Retoris ........................................................................ 75
B. Interpretasi ......................................................................... 79
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 91
B. Saran .................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skema Farming Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ........... 24
Tabel 4.1 Headline Republika Online dan Kompas.com ............................ 44
Tabel 4.2 Lead RepublikaOnline dan Kompas.com ................................... 46
Tabel 4.3 Latar Republika Online dan Kompas.com .................................. 48
Tabel 4.4 Kutipan Republika Online dan Kompas.com ............................. 50
Tabel 4.5 Pernyataan Republika Online dan Kompas.com......................... 53
Tabel 4.6 Penutup Republika Online dan Kompas.com ............................. 57
Tabel 4.7 Skrip Republika Online dan Kompas.com .................................. 59
Tabel 4.8 Detail Republika Online dan Kompas.com ......................... 64
Tabel 4.9 Koherensi Republika Online dan Kompas.com .......................... 71
Tabel 4.10 Leksikon Republika Online dan Kompas.com ......................... 75
Tabel 4.11 Grafis Republika Online dan Kompas.com .............................. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menandai perjalanan karir selama 29 tahun, desainer
kenamaan Indonesia Anne Avantie menggelar peragaan busana
bertajuk Sekar Ayu Sriwedari: 29 Tahun Anne Avantie Berkarya,
dalam pekan mode Indonesia Fashion Week 2018 pada 28 Maret
di Jakarta Convention Center (JCC). Acara tersebut ramai
dihadiri pecinta mode, mulai dari kalangan selebritis, seniman,
hingga politisi.
Pada pagelaran tersebut, turut hadir seniman yang juga
merupakan tokoh wanita Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri.
Selain menjadi tamu undangan, Sukmawati juga tampil sebagai
salah satu pengisi acara dengan mempersembahkan karyanya
dalam bentuk puisi. Namun puisi berjudul Ibu Indonesia yang
beliau bacakan, menjadi sorotan media massa lantaran puisi yang
disampaikan dinilai mengandung unsur penistaan terhadap simbol
- simbol agama Islam, yaitu azan dan cadar.
Diakui Sukmawati, puisi Ibu Indonesia merupakan puisi
yang beliau tulis sendiri dan sudah terbit sejak 2006. Putri dari
proklamator Soekarno tersebut mengatakan, bahwa puisi yang
beliau sampaikan merupakan pendapat pribadinya secara jujur
sebagai seorang budayawan, beliau juga menyanggah adanya
unsur penistaan agama dalam puisi tersebut.
Beberapa bait puisi yang menuai reaksi umat Islam
terletak pada bait pertama yang berbunyi; Aku tak tahu syariat
2
Islam / Yang kutahu Sari Konde ibu Indonesia Sangatlah indah /
Lebih cantik dari cadar dirimu. Kemudian pada bait selanjutnya;
Aku tak tahu syariat Islam / Yang kutahu suara kidung Ibu
Indonesia, sangatlah elok / Lebih merdu dari alunan azanmu.
Rekaman video pembacaan puisi berdurasi 2 menit 26
detik tersebut sontak viral dan menuai kritikan dari berbagai
pihak. Dilansir dari m.voa-islam.com, Wakil Ketua Komisi
Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pusat, Anton Tabah Digdoyo memberikan pernyataan
bahwa puisi Ibu Indonesia yang merupakan karya asli
Sukmawati, sangat memenuhi unsur penodaan agama.
Tagar #PuisiSukmawati pun menjadi trending topic
selama beberapa hari diberbagai portal berita online dan situs
media sosial. Sebagian masyarakat terutama umat muslim
menyayangkan puisi Sukmawati karena konten dan diksi yang
dipilih justru mempertentangkan antara kebudayaan nusantara
dengan syariat Islam. Unjuk rasa dari berbagai elemen
masyarakat pun dilakukan dibeberapa kota. Aksi tersebut digelar
dengan agenda menuntut Sukmawati agar segera diproses hukum.
Akibat dari perbuatannya, Sukmawati dilaporkan atas dugaan
penistaan agama berdasarkan pasal 156 A KUHP, dengan
ancaman hukuman lima tahun penjara.
Indonesia merupakan negara dengan kemajemukan suku,
agama, ras, budaya, bahasa, serta golongan yang sepatutnya
dijunjung tinggi sesuai semboyan Bangsa ‗Bhineka Tunggal Ika‘,
namun yang terjadi belakangan ini justru bertolak belakang.
Pemberitaan berbau isu SARA kian ramai menghiasi judul -
3
judul berita di media elektronik, cetak, maupun online. Adi
Ginanjar dalam artikel “Ancaman Isu SARA di Tahun Politik”
mengatakan, bahwa SARA merupakan pandangan dan tindakan
yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut
keturunan agama, kebangsaan, atau kesukuan, dan golongan.1
Jika dibiarkan, isu ini mampu menjadi bibit yang menumbuhkan
kebencian dan perpecahan terhadap suatu kelompok.
Seperti pemberitaan dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati yang telah berhasil memantik kemarahan publik. Isu
tersebut menjadi isu nasional dan dijadikan sebagai wacana
utama baik di media cetak maupun onine. Republika Online dan
Kompas.com merupakan media online yang aktif memberitakan
peristiwa tersebut. Keduanya merupakan portal berita pilihan
masyarakat yang dijadikan sebagai sumber informasi.
Dilansir dari www.alexa.com, pada Mei 2018 Republika
Online dan Kompas.com masuk ke dalam 50 situs yang paling
sering dikunjungi pengguna internet di Indonesia.2 Media
Republika Online (ROL) merupakan salah satu portal berita
media online terbesar yang ada di Indonesia. Media nasional yang
lahir dari kalangan muslim ini hadir sejak 17 Agustus 1995.
Keberadaan Republika Online diorientasikan untuk
mengedepankan komunitas muslim sebagai basis pengunjungnya.
Sedangkan Kompas.com merupakan media nasional yang berada
1 Adi Ginanjar “Ancaman Isu SARA di Tahun Politik” : berita
diakses pada 09 Maret 2018 Pukul 08:29 WIB, dari
https://www.borneonews.co.id 2 Top Sites in Indonesia, data diakses pada 07 Mei 2018 Pukul 10.15
WIB, dari https://www.alexa.com/topsites/countries/ID
4
dibawah naungan Kompas Gramedia Group. Kompas.com hadir
pada tahun 1995. Media dengan tagline ‖Jernih Melihat Dunia‖
ini, memiliki prinsip mengedepankan keterbukaan, meninggalkan
pengotakan latar belakang, suku, ras, dan golongan.
Berita adalah produk dari profesionalisme yang
menentukan bagaimana peristiwa setiap hari dibentuk dan
dikonstruksi. Setiap media memiliki kebijakan redaksi yang
dianggap penting dalam melakukan pembingkaian (framing)
terhadap suatu berita. Kebijakan redaksi dianggap penting bukan
hanya peristiwanya saja, melainkan bagaimana cara menyikapi
suatu peristiwa.
Ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, dan agama tak
dapat dipungkiri menjadi hal yang melatarbelakangi penulisan
berita oleh suatu media. Meski peristiwa yang diliput adalah
kasus yang sama, setiap media massa akan menggunakan
kerangka dan sudut pandang tertentu untuk memahami realitas
sosial. Berdasarkan pemaparan diatas, pentingnya untuk
mengetahui bagaimana Republika Online dan Kompas.com
melakukan pembingkaian terhadap pemberitaan isu dugaan
penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri. Peneliti juga
ingin mengetahui adakah perbedaan signifikan dari kedua media
online tersebut.
Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, peneliti
tertarik melakukan penelitian berjudul ―Framing Pemberitaan
Dugaan Penistaan Agama oleh Sukmawati Soekarnoputri
(Analisis Komparasi Pada Media Online Republika.co.id dan
Kompas.com)”
5
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini fokus terhadap satu pembahasan,
penelitian ini dibatasi pada pemberitaan dugaan penistaan agama
oleh Sukmawati Soekarnoputri pada media Republika Online dan
Kompas.com edisi 03 - 05 April 2018. Berita edisi 03 April
dipilih karena merupakan hari perdana kedua media online
tersebut memberitakan kasus dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati. Sedangkan edisi 05 April dipilih karena terdapat
perbedaan headline oleh dua media online tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara umum
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; ―Bagaimana media
Republika Online dan Kompas.com membingkai pemberitaan
dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri
berdasarkan model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald
M. Kosicki?‖
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Republika Online dan Kompas.com membingkai pemberitaan
dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri
berdasarkan model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald
M. Kosicki.
6
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif khususnya bagi praktisi media, bahwa dalam
memproduksi suatu berita, penggunaan bahasa dalam susunan
teks media bukan sesuatu yang alamiah dan bersifat netral,
melainkan dilakukan secara sengaja dengan tujuan tertentu,
termasuk kondisi mental atau kognisi wartawan dan pandangan
masyarakat dalam melihat sebuah isu.
b. Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan informasi dan data yang dapat dipergunakan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan perguruan tinggi lain khususnya
mahasiswa jurnalistik untuk menunjang pengetahuan dan sebagai
referensi tambahan terkait dengan analisis data yang sama.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh
peneliti melalui model tertentu, model tersebut biasanya dikenal
dengan paradigma.3 Paradigma yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kontruktivis, yaitu paradigma yang memandang realitas
kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk
3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi ke-8
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) h.49
7
dari hasil kontruksi.4 Paradigma ini menempatkan manusia
sebagai konstruktor realitas dan merupakan subyek yang aktif.5
Konsep kontruktivis diperkenalkan oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckman. Menurut Berger, realitas tidak dibentuk
secara ilmiah juga bukan sesuatu yang diturunkan Tuhan. Tetapi
realitas itu dibentuk dan dikontruksi sehingga setiap orang
mempunyai kontruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas.6
Perbedaan kontruksi realitas dimulai dari level individu
wartawan yang bisa jadi mempunyai pandangan berbeda ketika
melihat suatu peristiwa. Bagaimana wartawan membingkai
peristiwa yang dapat diwujudkan dalam teks berita. Berita dalam
pandangan konstruktivis bukan merupakan fakta dalam arti
sebenarnya, ia adalah produk interaksi antara wartawan dengan
fakta. Oleh karena itu bagi kaum kontruktivis, realitas bersifat
subjektif tergantung sudut pandang wartawan.7
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
dalam penerapan pendekatannya tidak menggunakan prosedur
statistik, melainkan dengan berbagai macam sarana. Sarana
4 Eriyanto, Analisis Framing : Kontruksi, Ideologi, dan politik Media,
(Yogyakarta:PT LkiS Pelangi Aksara, 2002) h.43 5 Bayu Indra P. Etnografi Dunia Maya Internet, (Malang: UB Press,
2017) h.69 6 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.18 7 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta:PT LkiS Pelangi Aksara, 2002) h.22
8
tersebut antara lain dengan wawancara, pengamatan, atau dapat
juga melalui dokumen, naskah, buku, dan lain – lain.8
Menurut Craswell, beberapa asumsi dalam pendekatan
kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan
proses dari pada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih
memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan
alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta
peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan melakukan
observasi partisipasi di lapangan. Keempat, penelitian kualitatif
menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian
interpetasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau
gambar.9
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penulis menganalisis
pemberitaan isu dugaan penistaan agama dalam syair puisi Ibu
Indonesia karya Sukmawati Soekarnoputri pada portal berita
Republika Online dan Kompas.com. Kemudian, penulis
menyimpulkan hasil temuan dari analisis tersebut. Hasil dari
penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran
mengenai bagaimana portal berita Republika Online dan
Kompas.com membingkai realitas pada pemberitaan tersebut.
8 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar – Dasar Penelitian
Kualitatif, Penerjemah Muhammad Shodia dan Imam Muttaqin (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003), h.4 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group: 2006) h. 307
9
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan teknik
pengumpulan data penelitian dengan menggunakan indra
penglihatan terhadap objek yang akan diteliti.10
Dalam
melakukan observasi peneliti mengamati langsung dari teks –
teks berita terkait.
b. Teknik Wawancara
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan instrumen wawancara. Wawancara dalam
penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh data secara
mendalam terkait masalah penelitian. Oleh karena itu peneliti
telah melakukan wawancara dengan Redaktur Nasional
Republika Online, Bayu Hermawan, dan Assistant Editor Regional
Kompas.com, Farid Assifa untuk mendapatkan data yang akurat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data yang
bersangkutan dengan penelitian, atau sumber-sumber tertulis dari
bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian
yang dimaksud. Dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data-data melalui rekaman, telaah, membedah
buku-buku, website, dan literatur-literatur pustaka yang berkaitan
dengan penelitian skripsi ini.
10
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung:
Rosdakarya, 2011), h. 69
10
d. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Juli, di kantor redaksi
Republika Online, dan pada Agustus di halaman Bentara Budaya
Jakarta, Palmerah.
e. Subjek dan Objek Penelitian
Untuk melakukan penelitian yang akurat serta mendapat
data yang valid maka subjek dari penelitian ini adalah Republika
Online dan Kompas.com, sedangkan objek penelitiannya adalah
teks berita yang dipublikasikan melalui portal berita Republika
Online dan Kompas.com tentang pemberitaan dugaan penistaan
agama oleh Sukmawati Soekarnoputri.
f. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis framing, yaitu pendekatan untuk melihat bagaimana
prespektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika
menyeleksi isu dan menulis berita.11
Cara pandang atau
prespektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil,
bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
dibawa kemana berita tersebut.12
Model analisis framing yang digunakan adalah model
analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Perangkat framing ini menganalisis media melalui struktur
bahasa yang digunakan dalam mengkonstruksi suatu realitas.
11
Jumroni, Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta:
Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006) h. 92. 12
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi Ideologi, dan Politik Media,
h.79.
11
Analisis framing model ini membagi perangkat framing kedalam
empat struktur golongan besar. Keempat struktur tersebut dibagi
kedalam framing sebagai berikut:
1) Struktur sintaksis, yaitu susunan bagian berita
seperti headline, lead, latar informasi, sumber, dan
penutup dalam suatu kesatuan teks berita secara
keseluruhan. Bagian itu tersusun dalam bentuk
yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema
yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak
disusun.
2) Struktur skrip, yaitu cara wartawan untuk
mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke
dalam bentuk berita. Skrip juga digunakan sebagai
strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita.
Bentuk umum dari struktur skrip adalah pola
5W+1H yaitu who, what, when, where, why, dan
how.
3) Struktur tematik, yaitu bagaimana sebuah
peristiwa diungkap oleh wartawan melalui tulisan
menjadi sebuah teks berita. Perangkat
pengamatannya seperti koherensi, detail, bentuk
kalimat, dan kata ganti.
4) Struktur retoris, yaitu menggambarkan pilihan kata
yang dipilih wartawan untuk menekankan arti
yang ingin ditonjolkan. Beberapa elemen yang
dipakai oleh wartawan yaitu, leksikon, pemilihan,
dan pemakaian kata tertentu. Penekanan pesan
12
dalam berita juga dapat dilakukan dengan
menggunakan unsur foto atau grafis
E. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi karya Setya Malikh Turangga, Mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan
Instruksi Gubernur DKI Jakarta Terkait Larangan
Penyembelihan Hewan Kurban di Sembarang Tempat
oleh Republika Online dan Kompas Online”. Persamaan
skripsi ini adalah media yang diteliti yaitu Republika
online dan kompas online, dan perangkat analisis framing
yang sama, yaitu model analisis framing Zhongdang Pan
& Gerald M. Kosicki. Perbedaanya terletak pada objek
pembahasan berita yang membahas mengenai instruksi
gubernur DKI Jakarta terkait larangan penyembelihan
hewan kurban di sembarang tempat.
2. Skripsi karya Isna Rafika Sri Rahayu, Mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
lulus tahun 2017 dengan judul “Analisis Framing
Pemberitaan Revitalisasi Kawasan Luar Batang Pada
Media Online”. Persamaan skripsi ini adalah
menggunakan perangkat analisis framing yang sama yaitu
analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Perbedaannya, terletak pada objek pembahasan
berita yang membahas mengenai berita revitalisasi
kawasan luar Batang.
13
3. Skripsi karya Muhammad Fadlun, Mahasiswa Jurnalistik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus tahun 2013 dengan
judul “Analisis Framing Pemberitaan Isu Pencabulan
Oleh Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Pada Situs
Republika.co.id Dan Detik.com”. Persamaan skripsi ini
adalah menggunakan perangkat analisis framing yang
sama. Perbedaannya terletak pada pelaku dan duduk
perkara peristiwa, yaitu Habib Hasan Bin Ja‘far Asegaf
yang dituduh telah melakukan pencabulan terhadap
muridnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini peneliti memaparkan pendahuluan yang
berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metedologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II:Kerangka Teori
Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai teori
konstruksi realitas sosial media massa, definisi analisis framing,
framing Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki, konseptualisasi
berita, definisi media online, dan konsep penistaan agama.
BAB III: Gambaran Umum
Pada bab ini peneliti menguraikan gambaran umum atau
profil Republika Online dan Kompas.com.
BAB IV: Temuan dan Analisis Data Penelitian
Pada bab ini peneliti menguraikan hasil analisis dari
pemberitaan dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
14
Soekarnoputri pada media Republika online dan Kompas.com
dilihat dari struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan
struktur retoris.
BAB V: Penutup
Pada bab ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan
analisis framing, serta memberikan saran.
15
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konstruksi Realitas Sosial
Petter L. Berger dan Thomas Luckman mempopulerkan
teori konstruksi realitas sosial melalui buku berjudul, ‗The Social
Construction Of Reality: A Treatise In The Sociological Of
Knowledge’, (1966). Alex Sobur dalam“Analisis Teks Media
Massa” mengatakan buku tersebut juga diterbitkan dalam versi
bahasa Indonesia dengan judul Tafsir Sosial atas Kenyataan:
Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (1990). Dalam bukunya
Berger dan Luckman menggambarkan proses sosial melalui
tindakan dan interaksinya, individu secara intens akan
menciptakan realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara
subyektif.13
Eriyanto dalam buku “Framing: Kontruksi, Ideologi, dan
Politik Media”, mengatakan analisis framing merupakan metode
analisis teks yang termasuk dalam kategori penelitian
konstruksionis. Paradigma ini menempatkan manusia sebagai
subyek aktif yang memiliki peran dalam merekayasa dan
membangun realitas.14
Oleh sebab itu peristiwa dan realitas yang
sama berpotensi menciptakan realitas yang berbeda-beda dari
orang yang berbeda.
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006) h.91 14
Bayu Indra P, Etnografi Dunia Maya Internet, (Malang: UB
Press,2017) h.69
16
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas yang
diperkenalkan Berger dan Luckman terjadi melalui tiga proses
sosial yaitu; eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga
proses ini terjadi secara stimultan antar individu dengan individu
lainnya dalam lingkungan masyarakat.
1. Eksternalisasi, merupakan proses penyesuaian diri atau
ekspresi diri manusia baik melalui kegiatan mental
maupun fisik kedalam dunia. Bagian ini merupakan
tahapan mendasar yang terjadi dari proses interaksi antara
individu dengan masyarakat. Proses ini dianggap bagian
terpenting dalam kehidupan individu untuk menjadi
bagian dari dunia sosio-kulturnya.
2. Objektivasi, merupakan tahapan kegiatan hasil
eksternlisasi yang dicapai melalui kegiatan mental
maupun fisik, berupa pembentukan tanda-tanda oleh
manusia yang bertujuan sebagai isyarat dan pemaknaan.
3. Internalisasi, merupakan tahap penafsiran dunia objektif
dalam kesadaran individu, sehingga subjektifitas individu
dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Ketiga proses tersebut terjadi secara stimultan dan
berdialektika secara terus menerus pada diri individu dalam
rangka pemahaman tentang realitas. Menurut Berger, sebuah
realitas tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sebagai sesuatu
yang Tuhan turunkan, tetapi ia dibentuk dan dikonstruksi.15
Dengan penafsiran seperti ini maka sebuah realitas mempunyai
15
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.18
17
sifat ganda atau plural. Plural yang dimaksud adalah, setiap
orang bisa mempunyai konstruksi berbeda atas suatu realitas.
Awal mulanya sekitar tahun 1960-an, Berger dan
Luckman menggunakan masyarakat transmisi - modern di
Amerika sebagai basis teori konstruksi atas realitas sosial.16
Namun pada kenyataannya, teori konstruksi atas realitas yang
mereka perkenalkan berjalan sangat lamban, membutuhkan
waktu yang tidak sebentar, bersifat spasial, dan berlangsung
secara hierarkis - vertikal. Saat itu media massa belum menjadi
fenomena menarik untuk menjadi bahan perbincangan. Sehingga
Berger dan Luckman tidak menjadikan media massa sebagai
salah satu variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam
konstruksi sosial atas realitas. Dengan demikian, saat masyarakat
Amerika berubah semakin modern, teori konstruksi sosial atas
realitas yang mereka populerkan justru tidak mampu menjawab
perubahan zaman.
Hadirnya konstruksi sosial media massa merupakan hasil
revisi dari teori konstruksi atas realitas sosial milik Berger dan
Luckman. Dengan melihat variabel fenomena media massa,
terlihat sangat subtansi dalam proses eksternalisasi, objektivasi,
dan internalisasi.17
Sifat dan kelebihan yang dimiliki media massa
mampu memperbaiki kelemahan proses konstruksi realitas sosial
yang sebelumnya berjalan lamban.
16
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group: 2008) h. 193-194 17
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group: 2008) h. 194
18
Kendati konstruksi sosial media massa telah mengoreksi
subtansi kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas
realitas, proses stimultan tersebut tidak dapat bekerja secara tiba-
tiba, melainkan melalui beberapa tahapan penting berikut; (a)
tahap menyiapkan materi konstruksi, (b) tahap sebaran
konstruksi, (c) tahap pembentukan konstruksi realitas, dan (d)
tahap konfirmasi.18
a. Tahap menyiapkan materi konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi adalah tugas redaksi media
massa. Tugas tersebut didistribusikan pada desk editor. Setiap
hari isu - isu penting menjadi fokus media massa, terutama yang
berhubungan dengan tiga hal, yaitu kedudukan, harta, dan
perempuan. Terdapat tiga hal penting dalam penyiapan materi
konstruksi sosial, yaitu; pertama keberpihakan media massa
kepada kapitalisme, yang berarti media massa dijadikan oleh
kekuatan kapital sebagai mesin pencipta uang. Kedua
keberpihakan semu kepada masyarakat, yang disajikan media
dalam bentuk empati, simpati, dan bermacam partisipasi kepada
masyarakat yang bertujuan untuk menaikan rating. Ketiga
keberpihakan kepada kepentingan umum, yang dalam arti
sesungguhnya visi misi media massa tak pernah menunjukan jati
dirinya.
b. Tahap sebaran konstruksi
Tahap sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui
strategi. Dalam tahap ini konsep aktualisasi menjadi
18 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group: 2014) h. 207
19
pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu
dalam memperoleh berita.19
Pada umumnya sebaran konstruksi
menggunakan model satu arah, media menyuguhkan informasi,
dan konsumen hanya memiliki satu pilihan untuk mengkonsumsi
informasi tersebut. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial
media massa adalah infomasi harus sampai pada pemirsa dalam
waktu yang cepat berdasarkan agenda media.
c. Tahap pembentukan konstruksi realitas
1. Pembentukan konstruksi realitas
Pembentukan konstruksi realitas terjadi melalui tiga tahap,
pertama tahap pembenaran sebagai satu bentuk konstruksi
media massa yang terbangun memiliki kecenderungan
membenarkan segala yang disajikan media massa sebagai
sebuah realitas kebenaran. Kedua adalah kesediaan
dikonstruksi oleh media massa, bahwa pilihan seseorang
untuk menjadi pemirsa media massa karena ia bersedia
pikirannya dikonstruksi oleh media massa. Ketiga menjadikan
konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, dimana
seseorang secara habit akan tergantung pada media massa.
2. Pembentukan konstruksi citra
Konstruksi citra terbentuk dalam dua model, pertama, model
good news berupa konstruksi yang cenderung mengkonstruksi
pemberitaan yang baik. Kedua model bad news berupa
konstruksi yang cenderung mengkonstruksikan pemberitaan
yang buruk.
19
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group: 2008) h. 197
20
d. Tahap konfirmasi
Konfirmasi merupakan tahapan ketika media massa
maupun pemirsa memberi argumentasi serta akuntabilitas
terhadap pilihannya untuk terlibat dalam proses pembentukan
kontruksi. Tahapan ini penting bagi media karena sebagai bagian
untuk memberi argumentasi terhadap konsrtruksi sosial.
Sedangkan bagi pembaca tahapan ini sebagai penjelasan mengapa
ia bersedia terlibat dalam proses konstruksi sosial.20
Alasan – alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi
ini adalah: (a) kehidupan modern menghendaki pribadi yang
selalu berubah menjadi bagian dari produksi media massa. (b)
kedekatan dengan media masa adalah life style orang modern, di
mana orang modern sangat menyukai popularitas. (c) kehadiran
media massa merupakan sumber pengetahuan tanpa batas yang
bisa diakses kapan saja.
B. Definisi Analisis Framing
Pendapat mengenai framing pertama kali dicetuskan oleh
Beterson pada tahun 1955. Untuk menganalisis teks media,
analisis framing dirancang sebagai versi terbaru dari pendakatan
terdahulunya yaitu analisis wacana. Awalnya, frame dimaknai
sebagai struktur konseptual yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-
kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini
kemudian dikembagkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974,
yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku
20
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Group: 2008) h. 200
21
(strips of behaviour) yang membimbing individu dalam membaca
realitas.21
Terdapat beberapa definisi framing yang dijelaskan oleh
beberapa ahli, antara lain Robert N. Entman, William A. Gamson,
dan Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki. Meski terdapat
perbedaan dalam pengertian dan penekanannya, definisi framing
yang dijelaskan para ahli memiliki titik singgung utama, yaitu
cara pandang wartawan untuk menyeleksi isu dan menulis berita.
Dengan kata lain framing ialah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana prespektif atau cara pandang yang pada akhirnya
menentukan fakta apa yang akan diambil, bagian mana yang
perlu ditonjolkan, serta akan dibawa kemana berita tersebut.22
Analisis framing meletakan sebuah informasi dengan
mengedepankan pendekatan atau prespektif dalam konteks yang
khas.
Framing akan menonjolkan aspek tertentu yang dinilai
penting agar lebih mudah diingat oleh khalayak, sedangkan aspek
yang tidak ditonjolkan akan terabaikan. Terdapat dua aspek
dalam proses framing, yaitu berdasarkan pemilihan fakta, dan
penulisan fakta.23
Seleksi pemilihan fakta dilakukan dengan
memilih sisi atau angel tertentu, fakta mana yang dipilih
(included), dan fakta mana yang dibuang (exludued). Sedangkan
21
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006) h.161-162 22
Nugroho, dkk, Politik Media Mengemas Berita (Jakarta: Instistut
Studi Arus Informasi, 1999) h.21 23
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h. 81
22
proses penulisan fakta dilakukan dengan bagaimana fakta yang
dipilih disajikan kepada khalayak dalam bentuk teks berita.
Gagasan tersebut kemudian diungkapkan melalui kata, kalimat,
grafik, dan foto. Melalui framing peristiwa dan realitas yang
sama akan menghasilkan konstruksi berbeda.
Pembentukan framing dilakukan melalui beberapa
tahapan dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu.
Eriyanto dalam “Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan
Politik Media” mengatakan, wartawan bukanlah agen satu-
satunya dalam menafsirkan peristiwa. Terdapat sejumlah faktor
yang berpengaruh dalam proses pembentukan framing. Pertama,
adalah nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Kedua,
adalah nilai - nilai sosial dominan yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Ketiga, proses produksi berupa standar kerja, profesi
jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan.24
C. Framing Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki
Salah satu model framing yang paling terkenal dan
banyak digunakan adalah framing yang dipopulerkan oleh
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Menurut Pan dan
Kosicki disamping penggunaan analisis isi kuantitatif, analisis
framing yang mereka perkenalkan merupakan pendekatan
alternatif untuk menganalisis teks media.25
Menurut Pan dan Kosicki pada dasarnya konsepsi
psikologi dan konsepsi sosiologis merupakan dua konsep framing
24
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h. 292-293 25
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h. 289
23
yang saling berkaitan.26
Konsepsi psikologi menekankan
bagaimana internal seseorang memproses sejumlah informasi
dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses
kognitif, bagaimana seseorang mengolah berbagai informasi dan
ditunjukan dalam skema tertentu. Framing dipandang sebagai
peletakan informasi dalam suatu konteks yang khusus dan
memberikan penonjolan tentang suatu isu dalam kognisi
seseorang. Sedangkan konsepsi sosiologi melihat bagaimana
proses lingkungan sosial dikonstruksi seseorang. Frame dalam
konsepsi sosiologi mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan
realitas diluar dirinya.
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki membagi
perangkat framing kedalam empat struktur golongan besar.
Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berkaitan dengan
bagaimana wartawan menyusun skema teratur terhadap sebuah
peristiwa dalam bentuk teks berita. Kedua, struktur skrip. Skrip
berkaitan dengan bagaimana wartawan mengisahkan peristiwa
dengan pola yang lengkap dalam bentuk teks berita. Ketiga,
struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana
wartawan mengungkapkan fakta melalui tulisannya kedalam
prosisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat, yang membentuk
teks berita secara keseluruhan. Keempat, struktur retoris. Retoris
berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti
tertentu yang ingin ditonjolkan dalam berita.
26
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.291
24
Tabel 3.1
Skema Framing Model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki
STRUKTUR
PERANGKAT
FRAMING
UNITYANG
DIAMATI
SINTAKSIS
Cara wartawan
menyusun fakta
1. Skema Berita Headline, lead, latar
informasi, kutipan,
sumber, pernyataan,
penutup
SKRIP
Cara wartawan
mengisahkan fakta
2. Kelengkapan
Berita
5W+1H
TEMATIK
Cara wartawan
menulis fakta
3. Detail
4. Koherensi
5. Bentuk
Kalimat
6. Kata Ganti
Paragraf, prosisi,
kalimat, hubungan
antar kalimat
SKRIP
Cara wartawan
menekankan fakta
7. Leksikon
8. Grafis
9. Metafora
Kata, idiom, gambar /
foto, grafik
Keempat struktural perangkat framing diatas membentuk
tema yang mempertautkan elemen - elemen semantik narasi
berita dalam suatu koherensi global. Berikut rincian empat
srtuktur framing yang dijelaskan Eriyanto dalam bukunya
“Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media”.
25
a. Sintaksis
Secara umum pengertian sintaksis adalah susunan kata
atau frase dalam kalimat. Sintaksis berhubungan dengan
bagaimana wartawan menyusun peristiwa kedalam susunan
kisah berita. Sintaksis dapat diamati melalui bagan berita seperti
headline, lead, latar informasi, sumber, penutup.
Headline / judul merupakan salah satu aspek sintaksis dari
wacana berita. Headline dapat ditemukan pada bagan berita
bagian atas / puncak. Headline memiliki tingkat kemenonjolan
tinggi yang menunjukan kecenderungan berita, sehingga pembaca
akan lebih mengingat headline dibandingkan bagian
berita.27
Headline memiliki fungsi untuk mempengaruhi pembaca
dalam memandang isu dan peristiwa yang telah dirancang
sedemikian rupa oleh media.
Selain headline, terdapat lead yang juga merupakan
bagian dari perangkat struktur sintaksis. Dalam dunia jurnalistik,
lead disebut sebagai teras berita.28
Lead merupakan paragraf
pertama yang memuat fakta atau informasi penting dari
keseluruhan uraian berita.29
Bagian ini menampilkan peristiwa
dari sudut pandang dan prespektif tertentu dalam bentuk berita.
Latar merupakan bagian yang termasuk ke dalam aspek
sintaksis. Latar dapat mempengaruhi makna yang ingin
27
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.296 28
Masri Sareb Putra, Literary Journalism, Jurnalistik Sastrawi,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2010) h.164 29
AS. Haris Sumadiria, Jurnaistik Indonesia: Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Sembiosa Rekatama
Media, 2005) h.126
26
disampaikan oleh wartawan. Latar yang dipilih oleh wartawan
akan menentukan kemana pandangan khalayak akan dibawa. 30
Bagian berita lain yang penting adalah pengutipan sumber
berita. Bagian ini difungsikan untuk membangun objektivitas dan
prinsip keseimbangan agar tidak memihak. Bagian ini dijadikan
sebagai bukti bahwa apa yang ditulis bukan sekedar pendapat
wartawan semata, melainkan pendapat yang disampaikan dari
orang yang memiliki otoritas tertentu.
Pengutipan sumber menjadi perangkat framing atas tiga
hal. Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran pernyataan
yang dibuat dengan mendasarkan diri pada otoritas akademik.
Wartawan bisa saja memiliki pendapat tersendiri atas suatu
peristiwa, pengutipan itu digunakan hanya untuk memberi bobot
atas pendapat yang dibuat bahwa pendapat itu tidak omong
kosong, tetapi juga didukung ahli yang berkompeten. Kedua
menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat
berwenang. Ketiga, mengecilkan pandangan tertentu yang
dihubungkan dengan pandangan mayoritas sehingga pandangan
tersebut tampak seperti menyimpang.
Penutup merupakan bagain akhir / ending dari penulisan
struktur berita. Ending menjadi penguat tulisan yang disusun
dengan cermat dan berhubungan dengan keseluruhan laporan.
Bagian penutup mendorong akhir kisah yang menjadi satu
kesatuan antara lead dan body.31
30
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.297 31
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer,Edisi Kedua, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017) h.147
27
b. Skrip
Skrip merupakan salah satu strategi wartawan dalam
mengemas berita. bagaimana sebuah peristiwa dipahami dengan
cara menyusun bagian tertentu. Dalam struktur framing skrip,
laporan berita sering disusun dalam bentuk cerita. Hal ini karena
dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha
menunujukan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan
kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya
berorientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan
pembaca.
Bentuk umum dari struktur skrip adalah pola 5W+1H,
who, what, when, where, why dan how.32
Unsur kelengkapan pola
5W+1H merupakan penanda framing yang penting. Meski pola
ini tidak selalu dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan,
kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan
untuk dilaporkan.
c. Tematik
Tematik berhubungan dengan bagaimana fakta ditulis,
bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam bentuk
kalimat menjadi teks berita secara keseluruhan. Terdapat
beberapa elemen dalam perangkat tematik, yaitu detail,
koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti.
Detail berhubungan dengan kontrol informasi dari
wartawan. Wartawan akan menginformasikan secara lengkap
32
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.299
28
inforamasi yang menguntungkan mereka. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan citra yang baik dari khalayak.
Koherensi, pertalian atau jalinan antar kata. Dua kalimat
atau proposisi yang menggambarkan fakta berbeda dapat
dihubungkan dengan koherensi. Terdapat beberapa macam
koherensi. Pertama koherensi sebab-akibat. Proposisi kalimat
satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain, umumnya
ditandai dengan kata hubung ―sebab‖ dan‖ karena‖. Kedua
koherensi penjelas, proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai
penjelas proposisi kalimat lain, umumnya ditandai dengan kata
hubung ―dan‖ atau ―lalu‖. Ketiga, koherensi pembeda, proposisi
atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi
atau kalimat lain, umumnya ditandai dengan kata hubung
"dibandingkan‖ atau ―sedangkan‖.
d. Retoris
Retoris menggambarkan pilihan kata untuk menekankan
arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan
menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra dan
meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu untuk menunjukan
bahwa apa yang disampaikan merupakan suatu kebenaran.33
Terdapat beberapa elemen dari struktur retoris yang digunakan
oleh wartawan, yaitu leksikon, grafis, dan metafora.
Leksikon merupakan pemilihan dan pemakaian kata untuk
menggambarkan peristiwa. Pilihan kata yang dipakai tidak
semata-mata karena kebetulan. Tetapi juga dipilih secara
33
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.304
29
ideologis dalam menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang
terhadap fakta atau realitas.
Selain dengan kata, penekanan pesan dalam berita dapat
dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Grafis biasanya
muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda dari yang
lainnya.
D. Konseptualisasi Berita
1. Pengertian Berita
Secara etimologi dalam bahasa Inggris, berita (news)
berasal dari kata new (baru). Menurut Mitchel V. Charnley dan
James M. Neal, berita atau news adalah laporan tentang suatu
peristiwa atau opini, kecenderungan situasi, kondisi, interpretasi
yang penting, menarik, masih baru, dan harus secepatnya
disampaikan.34
Sedangkan dikalangan wartawan ada yang
mengartikan news adalah singkatan dari north, east, west, south.
Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru
angin.
Meski definisi yang disampaikan berbeda-beda, namun
terdapat persamaan yang mengikat pada berita, yaitu meliputi;
menarik perhatian, luar biasa, dan termasa (baru). Karena itu, bisa
disimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan yang
menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta
berupa kejadian atau ide (pendapat) yang disusun sedemikian
34
AS. Haris Sumadiria, Jurnaistik Indonesia: Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Sembiosa Rekatama
Media, 2005) h. 64
30
rupa dan disebarkan melalui media massa dalam waktu
secepatnya.35
2. Jenis - jenis berita
Haris Sumadiria dalam ―Jurnalistik Indonesia” , membagi
berita kedalam delapan jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Straigh news, merupakan laporan langsung mengenai
suatu peristiwa dan hanya menyajikan apa yang terjadi
dalam waktu singkat. Jenis berita ini ditulis dengan
unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when,
where, why, dan how.
b. Depth news report, merupakan laporan yang dihimpun
wartawan berupa informasi dan fakta-fakta mengenai
peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk
peristiwa tersebut.
c. Comprehensive news, merupakan laporan tentang
fakta yang bersifat menyeluruh dan ditinjau dari
berbagai aspek. Berita ini menggabungkan berbagai
serpihan fakta dalam satu bangunan cerita peristiwa,
sehingga benang merahnya terlihat jelas.
d. Interpretative report, merupakan berita yang biasanya
memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa
kontroversial. Namun demikian, fokus beritanya
berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
Dalam laporan jenis ini wartawan menganalisis dan
menjelaskan. Karena laporan interpretatif bergantung
35
Mondry,Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalitik(Bogor: Ghalia
Indonesia, 2008). h 133
31
pada pertimbangan nilai dan fakta, maka sebagian
pembaca menyebutnya sebagai ―opini‖.
e. Feature story, merupakan laporan berupa fakta yang
ditulis oleh wartawan untuk menarik perhatian
pembaca. Penulis feature akan menyajikan suatu
pengalaman pembaca (reading experiences) yang
lebih bergantung pada gaya (style) penulisan, dan
humor dari pada pentingnya informasi yang disajikan
dalam berita.
f. Depth reporting, merupakan pelaporan berita yang
bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang
suatu periStiwa fenomenal atau aktual.
g. Invsetigative reporting, merupakan berita dalam
bentuk laporan investigatif, wartawan melakukan
penyelidikan untuk memperoleh fakta yang
tersembunyi demi sebuah tujuan.
h. Editorial writing, merupakan pikiran sebuah institusi
yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial
adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan
berita - berita penting yang mempengaruhi pendapat
umum.
3. Nilai Berita
Tidak semua peristiwa dapat menjadi sebuah berita,
karena itu tergantung dari seberapa besar peristiwa tersebut
memiliki nilai.36
Kriteria umum nilai berita (news value)
36
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2002) h.120
32
merupakan acuan yang digunakan oleh jurnasis untuk
memutuskan mana peristiwa yang harus dilaporkan, dan mana
yang tidak harus dilaporkan. Sebuah peristiwa dapat disebut
sebagai berita apabila memenuhi 11 kriteria nilai berita sebagai
berikut:37
a. Keluarbiasaan (Unusualness)
Dalam kacamata jurnalistik, berita bukanlah suatu
peristiwa yang biasa, melainkan sesuatu yang luar
biasa. Kalangan praktisi jurnalistik meyakini semakin
besar suatu peristiwa, maka semakin besar pula nilai
yang ditimbulkan.
b. Kebaruan (Newness)
Berita merupakan segala bentuk yang ‗baru‘, seperti
wali kota baru, gubernur baru, atau presiden baru.
Kata orang Prancis, nama hari selalu berulang, namun
peristiwa yang terjadi tidak pernah sama, akan muncul
perubahan baru, peristiwa baru, dan kecenderungan
baru.
c. Akibat (Impact)
Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.
Sebuah peristiwa sering kali menimbukan dampak
yang besar dalam kehidupan masyarakat, seperti
kenaikan harga BBM, tarif listrik, dan lain-lain.
37
AS. Haris Sumadiria, Jurnaistik Indonesia: Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Sembiosa Rekatama
Media, 2005) h.80
33
d. Aktual (Timeliness)
Sesuai dengan ciri utama media massa, aktualitas
merupakan aspek yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Aktual berarti mengacu pada peristiwa
yang baru, atau yang sedang terjadi.
e. Kedekatan (Proximity)
Kedekatan mengandung dua makna, yaitu kedekatan
geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan
geografis menunjuk pada peristiwa yang terjadi, ada di
sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Sedangkan
kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh
tingkat ketertarikan pikiran atau perasaan.
f. Informasi (Information)
Menurut Wilbur Schramm, informasi merupakan
segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.
Informasi yang memiliki nilai berita merupakan
informasi yang memberi manfaat kepada khalayak
publik.
g. Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau segala yang mengandung
unsur dimensi pertentangan. Berita konflik merupakan
sumber berita yang tidak pernah kering dan habis.
h. Orang penting (Public figure)
Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-
orang ternama, dan tersohor.
34
i. Kejutan (Suprising)
Kejutan merupakan sesuatu yang datangnya tiba-tiba,
diluar dugaan, tidak direncanakan.
j. Ketertarikan Manusiawi (Human interest)
Berita dalam bentuk cerita human interest
mengundang minat manusia untuk ingin tahu karena
dianggap menarik dan penting. Cerita human interest
lebih mengutamakan perasaan, kejiwaan, emosi, dan
empati.
k. Seks (Sex)
Segala macam berita tentang seks selalu berhasil
mengundang perhatian publik. Seks bisa menunjuk
pada keindahan anatomi perempuan, pernikahan,
poligami, dan lain – lain.
4. Media Online
Teknologi mengalami perkembangan yang begitu cepat,
dan akan terus berkembang di masa – masa yang akan datang.
Begitu pula media yang dengan sangat cepat melalui proses
tranformasi dan metamerfosis. Mulai dari surat kabar, buku, film,
radio, televisi, dan yang terbaru adalah internet. Meski
kehadirannya belum terlalu lama, jenis media massa yang dikenal
dengan istilah media baru (new media) ini memiliki pertumbuhan
spektakuler dan mampu mengubah perkembangan media massa
secara drastis.38
38
Dudi S. Iskandar & Rini Lestari, Mitos Jurnalisme, (Yogyakarta :
CV. Andi Offset, 2016) h. 28
35
Peningkatan tren penggunaan internet telah mendorong
transformasi media konvensional.39
Dengan memanfaatkan
teknologi internet, segala bentuk informasi dapat diakses di mana
dan kapan saja. Internet telah menjadi sumber individu bebas dan
kelompok kecil dalam dunia egalitarian. Didalamnya individu
tidak dirintangi oleh batasan bangsa, kelas, gender, atau properti.
Dudi S. Iskandar & Rini Lestari, dalam bukunya ―Mitos
Jurnalisme” menyebutkan tujuh karakteristik media online,
antara lain:40
a. Unlimited Space, yaitu memungkinkan halaman tak
terbatas. Ruang bukan menjadi sebuah masalah,
artikel dan berita bisa dijabarkan dengan panjang dan
lengkap.
b. Audience Control, yaitu memungkinkan pembaca
lebih leluasa dalam memilih berita atau informasi.
c. Non – Lienarity, yaitu berita yang ada masing-masing
berdiri sendiri, sehingga pembaca tidak harus
membaca secara berurutan.
d. Storage and Retrieval, yaitu memungkinkan berita
‗abadi‘, tersimpan, dan dapat diakses kembali dengan
mudah kapan dan dimana saja.
e. Immediacy, yaitu menjadikan informasi dapat
disampaikan secara cepat dan langsung.
39
Fikri.AR, Jurnalisme Kontekstual, Rahasia Menjadi Jurnalis di Era
New Media, (Malang : Universitas Brawijaya Press, 2016) h. 23 40
Dudi S. Iskandar & Rini Lestari, Mitos Jurnalisme, (Yogyakarta :
CV. Andi Offset, 2016) h. 29- 30
36
f. Multimedia Capability, yaitu memungkinkan sajian
berita berupa teks, suara, gambar, atau video, dan
komponen lainnya dengan sekaligus.
g. Interactivity, yaitu memungkinkan interaksi langsung
antara redaksi dengan pembaca, seperti melalui kolom
komentar dan social sharing.
E. Konsep Penistaan Agama
Hingga saat ini umat manusia masih sering dihadapkan
dengan persoalan yang berkaitan dengan agama. Delik agama
merupakan masalah sosial yang paling sensitif dan mampu
membangkitkan ancaman serius dalam kehidupan bermasyarakat.
Kenyataan ini didasarkan oleh landasan pemikiran yang
menyatakan bahwa persoalan mengenai agama berdampak pada
nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan estetika yang berlaku pada
kehidupan manusia.41
Seperti misalnya polemik mengenai
penistaan agama yang memberi dampak negatif dan mampu
memantik benih kebencian.
Penistaan agama berasal dari kata ‗nista‘ yang
mengandung makna hina, rendah, dan cela. Istilah penistaan
identik dengan tindakan menghina, melecehkan, merendahkan,
dan mengolok-olok. Seseorang yang melakukan tindakan menista
disebut dengan penista. Sedangkan kata agama berasal dari
bahasa Sansakerta gama yang berarti kacau, dan mendapatkan
awalan a yang berarti tidak, sehingga menjadi agama yang berarti
ajaran yang datang dari Tuhan untuk diamalkan manusia supaya
41
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama: Potret Agama dalam Dinamika
Konflik, Pluralisme dan Modernitas, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2011) h.62
37
terhindar dari kekacauan.42
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia agama merupakan ajaran atau sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan), dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan antar manusia serta lingkungannya.
Jika ditarik kesimpulan makna penistaan agama adalah
perbuatan berupa tutur kata, sikap atautindakan oleh seseorang,
sekelompok orang, atau lembaga organisasi yang dilakukan
secara sengaja atau tidak sengaja dengan tujuan menghina
keyakinan tertentu dan mengakibatkan penganut keyakinan lain
merasa tersinggung.43
Pandangan mengenai penistaan agama
bukan hanya bagaimana individu atau sekelompok orang
melakukan tindak menista agama, namun juga bagaimana mereka
memandang rendah suatu simbol agama tertentu. Penistaan
agama bisa dilakukan dalam bentuk provokasi, hasutan, dan
hinaan kepada individuatau kelompok lain melalui berbagai
aspek, seperti suku, budaya, adat istiadat, dan agama.
Indonesia merupakan negara pluralis yang didalamnya
memiliki keberagaman agama. Agama dijadikan sebagai landasan
moral, etika, dan spiritual dalam pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila.44
Sebagai sumber keyakinan dan nilai
hidup, agama diposisikan sebagai ranah yang sakral. Dalam
upaya melindungi keberagaman, keharmonisan, dan ketertiban
42
Imanuddin Bin Syamsuri, Jangan Nodai Agama,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015) h.9 43
Nuh M. Nuhrison, Penistaan Agama dalam Prespektif Pemuka
Agama Islam, (Jakarta: Puslitbang Kementrian Agama RI, 2014) h. 23 44
Yewangoe, Agama dan Kerukunan, (Jakarta: PT. Gunung Mulia,
2009) h.1
38
antar umat beragama, maka ditetapkan pasal 156a KUHP sebagai
landasan hukum untuk melindungi agama dari tindak kejahatan
penista agama.
Berikut bunyi pasal 156a KUHP tentang pencegahan,
penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
Pasal 156a KUHP;
“Dipidana dengan pidana penjara selama – lamanya lima
tahun barang siapa dengan sengaja dimuka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang
pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan
atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia”.
Penistaan agama dalam Islam disebut dengan istilah
istihza, artinya menghina atau mengolok-olok. Beberapa ulama
diantaranya Imam Mujaddid Syaikh Muhammad bin ‗Abdil
Wahhab, membagi masalah pengolok-olokan dalam dua bagian.
Pertama: Al- istihza ash–shariih (pengolok-olokan secara terang-
terangan), seperti orang yang mengolok-olok tindakan seseorang
yang menegakkan amar ma‘ruf nahi munkar, mengolok-olok
orang yang sedang sholat, atau mengolok-olok orang yang sedang
memanjangkan jenggotnya, dan seterusnya.45
Kedua: Al-istihza ghairash shariih (pengolok-olokan
secara tidak terang-terangan), seperti isyarat dengan mata,
mengeluarkan lidah, memanjangkan bibir, saat penegakkan amar
ma‘ruf nahi munkar.
45
Ibrahim bin Asy-Syaikh Shalih bin Ahmad Al-Khuraishi, Hal-Hal
yang Wajib Diketahui Setiap Muslim, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‘i
2007) h.116
39
Dalam surat Al-Maidah ayat 58 Allah berfirman :
الةاتخذوهبهزواولعببذلكبأن ﴾٨٥﴿همقىماليعقلىنوإذانبديتمإلىبلص
―Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk
(mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena
mereka benar-benar kaum yang tidak mau
mempergunakan akal.”(58)
Dalam Surat At- Taubah ayat 64-65 Allah Berfirman :
لعليهمسىرةتنبئهمبمبفيقلىبهمقالستهزؤواإنبللهم يحذرالمنبفقىنأنتنز
بتحذرون ﴾٤٦﴿خزجم
ولئنسألتهمليقىلنإنمبكنبنخىضىنلعبقلببللهىآيبتهىرسىلهكنتمتستهز
﴾٤٨﴿ؤون
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan
terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa
yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada
mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah
dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan
apa yang kamu takuti itu.”(64) “Dan jika kamu tanyakan
kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami
hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja".
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"(65)
40
BAB III
PROFIL
A. Republika Online
Sebagai salah satu media informasi di Indonesia,
kehadiran Republika diawali sebagai media massa cetak
berupa koran nasional. Republika didirikan pada tahun 1993
dan merupakan koran Islam yang berasosiasi dengan Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), melalui yayasan
Abdi Bangsa yang dipimpin oleh B.J. Habibie. Setelah kiprah
politik ICMI surut, kini sebagian besar saham Republika
dimiliki oleh Mahaka Media. Tujuan awal didirikannya
Republika adalah untuk menampung aspirasi komunitas
muslim dalam konteks wacana nasional yang disalurkan
melalui pluralisme informasi kepada masyarakat luas.46
Sejak awal terbit, dalam kurun waktu yang relatif
singkat, oplah Republika mencapai 100.000 pada 15 Januari
1993. Memasuki tahun 1995, distribusi pembaca mampu
menjangkau 11 kota di Indonesia, dan jumlah tirasnya
mencapai 130.000. Masih pada tahun yang sama, jumlah
pembaca harian Republika mencapai 550.000. Menurut data
SRI, harian Republika berada pada urutan ke-2 sebagai media
nasional yang paling banyak dibaca serta memiliki daya beli
lebih.
46
Salvatore Simarmata, Media & Politik, Sikap Pers terhadap
Pemerintahan Koalisi di Indonesia,(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2014) h. 77
41
Setelah harian Republika berhasil mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat, pada 17 Agustus 1965 harian
Republika resmi melebarkan sayap dengan melahirkan
jurnalisme versi online yang dapat diakses melalui
www.republika.co.id. Republika Online (ROL) merupakan
situs media online yang menyajikan informasi melalui teks,
audio, dan video berdasarkan teknologi hipermedia dan
hiperteks. Kehadiran Republika Online menjadi situs media
online pertama di Indonesia yang mempublikasikan berita –
beritanya melalui jaringan internet.
Tak berbeda dari pendahulunya harian Republika,
kesuksesan serupa mampu diraih Republika Online.
Mengenai profil pembaca Republika, menurut hasil survey
AC Nielsen 1999 / 2000, pembaca Republika Online
menempati urutan tertinggi.
B. Kompas.com
Kompas.com merupakan salah satu prionir media
online di Indonesia yang hadir pada 14 September 1995
dengan nama Kompas Online. PT. Kompas cyber Media
merupakan perusahaan media online yang seluruhnya dimiliki
oleh grup Kompas Gramedia, yang didirikan oleh Jakob
Oetama dan PK Ojong. Nama Kompas sendiri merupakan
pemberian dari Bung Karno yang artinya pemberi arah dan
jalan dalam mengarungi lautan dan rimba. 47
47
Mamak Sutamat, Kompas : Menjadi Perkasa Karena Kata,
(Yogyakarta: Galangpress, 2012) h.20
42
Mulanya Kompas Online yang dapat diakses melalui
www.kompas.co.id merupakan replika berita versi internet
yang berasal dari Harian Kompas yang terbit pada hari itu.
Tujuannya untuk melayani pembaca di tempat-tempat yang
sulit di jangkau oleh distribusi Kompas. Dengan kehadiran
Kompas Online, para pembaca harian kompas terutama di
Indonesia bagian timur dan luar negri tak perlu menunggu
lama untuk mendapatkan informasi yang faktual.
Selanjutnya demi memberikan layanan maksimal, di
awal tahun 1996 alamat Kompas Online yang semula dapat
diakses melalui www.kompas.co.id berubah menjadi
www.kompas.com. Dengan alamat baru, Kompas lebih fokus
pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran. Sejak
saat itu Kompas semakin populer dan menjadi salah satu portal
berita terpercaya di Indonesia.
Pada 29 Mei 2008 , portal berita dengan tagline ―Jernih
Melihat Dunia‖ ini kembali me-rebranding dirinya menjadi
Kompas.com.48
Mengusung ide ―reborn‖, Kompas.com
menampilkan logo, tata letak, hingga konsep baru di
dalamnya. Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai
sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan
berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga
live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya
pengunjung aktif Kompas.com diawal tahun 2008 yang
48
Company Profile http://inside.kompas.com/about-us
43
mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta
page views / impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah
mencapai 120 juta page view perbulan.
44
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Hasil Temuan Teks Berita pada Republika
Online dan Kompas.Com
Setiap media memiliki prespektif atau cara pandang yang
pada akhirnya menentukan fakta apa yang akan diambil, dan
bagian mana yang tidak ditampilkan. Pada penelitian kali ini,
peneliti menggunakan metode analisis framing untuk mengetahui
prespektif atau cara pandang media ketika menyeleksi isu terkait
dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri pada
Republika Online dan Kompas.com edisi 03 - 05 April 2018.
Seperti yang telah dipaparkan pada bab kajian teori,
Zhongdang Pan dan Gerrald M. Kosicki membagi perangkat
framing kedalam empat struktur golongan besar, yaitu sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris. Keempat struktur tersebut membentuk
rangkaian tema yang dapat menunjukan kecenderungan atau
kecondongan media dalam mengonstruksi dan membingkai
pesan.
1. Sintaksis
a. Headline
Tabel 4.1
Headline Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Headline Puisi Sukma, MUI:
Penistaan Agama
Keresahannya Sangat
Sukmawati
Soekarnoputri
Dilaporkan atas
Tuduhan Penistaan
45
Tinggi Agama
II Headline FUIB Ajak
Masyarakat Ramai-
Ramai Laporkan
Sukmawati
Politisi PKB Ajak
Masyarakat Ambil
Hikmah dari Kasus
Puisi Sukmawati
Pada Tabel 4.1 media Republika Online dan Kompas.com
tampak menyuguhkan judul berita yang berbeda pada edisi 03
dan 05 April 2018. Republika Online mengangkat berita dengan
judul, “Puisi Sukma, MUI: Penistaan Agama Keresahannya
Sangat Tinggi”, yang merupakan kutipan langsung Wakil Ketua
Komisi Hukum MUI, Anton Tabah Digdoyo. Pada judul berita
kedua, Republika Online menampilkan berita dengan judul,
“FUIB Ajak Masyarakat Ramai-Ramai Laporkan Sukmawati”,
judul tersebut menyampaikan informasi kepada pembaca bahwa
terdapat pihak yang mengajak masyarakat secara beramai-ramai
(orang banyak), untuk melaporkan Sukmawati.
Kompas.com menampilkan berita dengan judul
“Sukmawati Soekarnoputri Dilaporkan atas Tuduhan Penistaan
Agama”, penambahan imbuhan awalan di- dan akhiran kan-
pada kata ‗dilaporkan‘ dalam judul merupakan sebuah keterangan
yang ingin disampaikan Kompas.com bahwa ada pihak yang
melaporkan Sukmawati dengan tuduhan telah menista agama.
Pada judul berita kedua, Kompas.com menampilkan berita
dengan judul, ―Politisi PKB Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dari
Kasus Puisi Sukmawati”, pemilihan kata ‗ajak‘ yang dikemas
46
Kompas.com lewat pernyataan politisi PKB secara tersirat
menyampaikan pesan agar pembaca dan masyarakat bisa lebih
bijaksana dalam menanggapi kasus puisi Sukmawati.
b. Lead
Tabel 4.2
Lead Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Lead Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis Ulama
Indonesia (MUI),
Anton Tabah Digdoyo
mengatakan pihaknya
menyerahkan kasus
dugaan penistaan
agama lewat puisi
yang dibaca
Sukmawati
Soekarnoputri kepada
polisi. Dia mengatakan
tanpa MUI melaporkan
kasus Sukma, unsur
masyarakat telah
membawa kasus putri
dari Presiden pertama
RI Soekarno tersebut
ke kepolisian.
Sukmawati
Soekarnoputri
dilaporkan ke Polda
Metro Jaya atas
tuduhan penistaan
agama. Laporan itu
dilakukan dua pihak
sekaligus, yakni
seorang pengacara
bernama Denny AK
dan Ketua DPP Partai
Hanura Amron
Asyhari.
II Lead Forum Umat Islam
Bersatu (FUIB) resmi
menambah daftar
panjang pelapor
Sukmawati
Soekarnoputri terkait
puisi kontroversialnya.
Direktur Lembaga
Bantuan Hukum
Forum Syuhada
Tokoh muda Jawa
Barat yang juga ketua
Fraksi PKB DPRD
Jawa Barat, Oleh
Soleh mengajak
semua elemen
masyarakat,
khususnya di Jawa
Barat, untuk tetap
teduh dan tidak
47
Indonesia, Khoirul
Amin yang
mendampingi FUIB
bahkan mengimbau
agar segenap
masyarakat juga turut
melaporkan
Sukmawati.
terlalu reaksioner
terkait puisi
Sukmawati
Soekarnoputri
berjudul "Ibu
Indonesia".
Pada tabel 4.2 terlihat perbedaan lead yang ditampilkan
oleh kedua media online tersebut. Lead yang ditampilkan
Republika Online pada berita pertama mencakup unsur who lead
dan what lead. Who lead dan what lead tersebut menjelaskan
pernyataan Wakil Ketua Komisi Hukum Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Tabah Digdoyo yang menyerahkan kasus
dugaan penistaan agama lewat puisi Sukmawati Soekarnoputri ke
pihak kepolisian. Sama seperti lead berita pertama, lead yang
ditampilkan Republika Online pada berita kedua juga mencakup
unsur who lead dan what lead, yang menjelaskan bahwa Forum
Umat Islam Bersatu (FUIB), didampingi Direktur Lembaga
Bantuan Hukum Forum Syuhada, Khoirul Amin telah resmi
melaporkan Sukmawati. Kata ―menambah daftar panjang‖ pada
lead diatas merupakan sebuah fakta yang diungkapkan Republika
Online, bahwa sudah banyak pihak yang telah melaporkan
Sukmawati. Kemudian terdapat kata ―terkait puisi
kontroversialnya‖, dari pemilihan kata tersebut menandakan
Republika Online secara pribadi menganggap puisi Sukmawati
telah menimbulkan polemik atau perdebatan.
48
Lead yang ditampilkan Kompas.com pada berita pertama
mencakup unsur what lead dan who lead, yang menjelaskan
Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas
tuduhan penistaan agama oleh pengacara bernama Denny AK,
dan Ketua DPP Partai Hanura, Amron Asyhari. Lead yang
ditampilkan Kompas.com pada berita kedua mencakup unsur who
lead dan what lead, yang menjelaskan bahwa Ketua Fraksi PKB
DPRP Jawa Barat, Oleh Soleh mengajak semua elemen
masyarakat untuk tetap teduh dan tidak terlalu reaksioner dalam
menanggapi puisi Sukmawati. Pada kalimat akhir lead tersebut,
terlihat Kompas.com menampilkan kata, ―dan tidak terlalu
reaksioner‖, yang ditujukan kepada masyarakat. Arti kata
reaksioner dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online
adalah bentuk protes atau perlawanan yang bersifat menentang
terhadap sebuah sistem. Dengan ini Kompas.com menghimbau
agar masyarakat tetap teduh dalam menanggapi puisi Sukmawati
Soekarnoputri.
c. Latar
Tabel 4.3
Latar Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Latar
"Kami serahkan ke
penegak hukum secara
sungguh-sungguh
karena penistaan
agama derajat
keresahannya sangat
tinggi di masyarakat,
pasalnya sangat
Laporan itu dilakukan
untuk menanggapi
puisi yang dibacakan
Sukmawati
Soekarnoputri di JCC
Senayan beberapa
waktu lalu dalam acara
peringatan 29 tahun
49
berat," kata Anton. Anne Avantie
Berkarya.
II Latar Ketua FUIB Rahmat
Himran bahkan tidak
peduli dengan
permohonan maaf
yang dilakukan
Sukmawati. Sebagai
muslim, katanya tentu
ia memaafkan.
Namun, proses hukum
tetap dituntut untuk
lanjut.
Oleh mengimbau kasus
ini jangan dijadikan
komoditas politik,
apalagi dalam suasana
menjelang pemilihan
umum.
Latar informasi yang ditampilkan Republika Online pada
berita pertama merupakan pernyataan dari Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anton Tabah Digdoyo
yang menyerahkan kasus ini secara serius kepada penegak
hukum. Dari latar informasi, terlihat Republika Online setuju
dengan pernyataan Anton Tabah Digdoyo, bahwa yang dilakukan
Sukmawati Soekarnoputri sudah termasuk dalam ranah penistaan
agama yang mampu menimbulkan keresahan tinggi di
masyarakat. Selain itu, penyataan Anton Tabah Digdoyo yang
mengatakan ―pasalnya sangat berat‖ merupakan pernyataan tegas
beliau bagi para pelaku penistaan agama, bahwa tindakan yang
mereka lakukan merupakan bentuk pelanggaran yang berat. Latar
informasi yang ditampilkan Republika Online pada berita kedua
merupakan tanggapan Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB),
Rahmat Himran walaupun beliau telah melakukan kewajibannya
50
dengan memaafkan Sukmawati, namun beliau tetap melanjutkan
tuntutan agar Sukmawati dapat diproses hukum.
Latar informasi yang ditampilkan Kompas.com pada
berita pertama membahas tentang alasan dibalik laporan yang
dilayangkan untuk Sukmawati Soekarnoputri. Berbeda dari
Republika Online, Kompas.com terlihat lebih tenang dalam
memberitakan kasus ini. Sedangkan latar informasi yang
ditampilkan Kompas.com pada berita kedua merupakan bentuk
kalimat himbauan melalui pernyataan Ketua Fraksi PKB DPRD
Jawa Barat Oleh Soleh, agar masyarakat tidak menjadikan kasus
ini sebagai komoditas politik. Pada bagian akhir terdapat kalimat
―apa lagi dalam suasana menjelang pemilihan umum‖,
menunjukan kekhawatiran Oleh Soleh, jika persoalan ini akan
dijadikan komoditas politik yang dapat menimbulkan dampak
negatif di tahun politik.
d. Kutipan
Tabel 4.4
Kutipan Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Kutipan "Kami serahkan ke
penegak hukum
secara sungguh-
sungguh karena
penistaan agama
derajat
keresahannya
sangat tinggi di
masyarakat,
"Saat itu dia berkata
bahwa syariat Islam
disandingkan dengan
sari konde, itu kan
jelas menurut kami
enggak bisa bisa
disandingkan. Lalu,
nyanyian Ibu Pertiwi
lebih indah daripada
51
pasalnya sangat
berat,"
azanmu. Kalau bicara
begitu, dia
meremehkan Sang
Kuasa dong,"
"Penodaan agama
karena menghina
azan dan jilbab itu
saya pikir unsurnya
jelas. Hukum tidak
memandang
ketidaktahuan dia,"
"Ini jelas telah
menghina dan
melecehkan kami
sebagai umat Islam.
Saya minta agar polisi
segera mengusut kasus
ini,"
"Tetap proses hukum
harus berjalan. Kami
maafkan jika beliau
meminta maaf.
Namun, pada
kenyataannya sampai
saat ini belum ada
permintaan maaf dari
dia, yang ada hanya
klarifikasi,"
II Kutipan "Kita mengimbau
kepada seluruh
umat Islam untuk
membuat laporan di
Polseknya masing-
masing agar ada
sejuta laporan
untuk puisi
Sukmawati,"
"Kita bisa memaafkan
mengingat sekarang
suasananya yang
sangat membutuhkan
kondusivitas terkait
tahun politik, agar ke
depannya masyarakat
bisa menjalankan hak
politiknya dalam
memilih tanpa
dipengaruhi unsur-
unsur yang bersifat
kontraproduktif,
termasuk soal
52
kebencian terhadap
orang lain,"
"Insya Allah akan
selalu bertambah
karena kan selalu
koordinasi dengan
organisasi muslim
yang lain untuk
membuat sejuta
laporan terhadap
puisi Sukmawati
tersebut,"
"Bahwa ada banyak
hal yang sebenarnya
bisa dijadikan alasan
untuk bertikai, meski
juga sebetulnya lebih
banyak alasan yang
mendukung untuk
supaya bangsa bisa
bersatu dalam rangka
usaha-usaha produktif
membangun jati diri
bangsa kita,"
"Perlu diingat
bahwa permohonan
maaf tidak akan
menghentikan
proses hukum yang
akan kita tempuh,"
"Bagi para pihak yang
merasa tidak nyaman,
bahkan merasa
tersakiti oleh puisi ini,
ya ranahnya ada di
proses hukum.
Tempuh dengan jalur
hukum, bukan jalur
jalanan,"
"Saya adalah putri
seorang Proklamator,
Bung Karno, yang
dikenal sebagai tokoh
Muhammadiyah dan
juga tokoh yang
mendapatkan gelar
NU sebagai Waliyul
Amri Ad Dharuri Bi
As Syaukah,"
Kutipan yang ditampilkan Republika Online pada berita
pertama dan kedua secara umum menunujukan desakan
53
narasumber agar Sukmawati dapat diproses hukum. Kutipan ini
secara tidak langsung juga menyiratkan bahwa Republika Online
setuju dengan ucapan narasumber yang menilai bahwa puisi yang
dibacakan Sukmawati dikategorikan tindak penistaan karena
menghina azan dan cadar sebagai simbol agama.
Kutipan yang ditampilkan Kompas.com pada berita
pertama menunjukan bentuk protes dari narasumber dalam
menanggapi pernyataan Sukmawati lewat puisinya berjudul “Ibu
Indonesia”. Selain itu narasumber juga meminta agar kepolisian
dapat mengusut tuntas kasus ini. Sedangkan kutipan berita kedua
yang ditampilkan Kompas.com merupakan himbauan yang
disampaikan narasumber Oleh Soleh agar seluruh masyarakat
dapat memaafkan Sukmawati. Selain itu Oleh Soleh juga
meminta agar masyarakat tidak mudah terpancing, dan bisa
menjaga kondusivitas di tahun politik.
e. Pernyataan
Tabel 4.5
Pernyataan Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Repubika Online Kompas.com
I Pernyataan Anton Tabah
Digdoyo
mengatakan
pihaknya
menyerahkan
kasus dugaan
penistaan agama
lewat puisi yang
dibaca Sukmawati
Soekarnoputri
Denny
mengungkapkan,
apa yang telah
dilakukan
Sukmawati
sangatlah tidak
pantas. Hal senada
juga disampaikan
Amron.
54
kepada polisi. Dia
mengatakan tanpa
MUI melaporkan
kasus Sukma,
unsur masyarakat
telah membawa
kasus putri dari
Presiden pertama
RISoekarno
tersebut ke
kepolisian.
Anton
mengatakan
seharusnya unsur
yang lekat dengan
Islam itu tidak
dibawa serta
dalam deklamasi
itu. Terlepas
Sukma
mengetahui dasar
hukum penistaan
agama atau tidak,
adik dari
Megawati itu
dapat dijerat
hukum.
Saat melapor,
Denny membawa
barang bukti
berupa video puisi
Sukmawati yang
telah tersebar di
media sosial. Ia
berharap polisi
segera mengusut
tuntas kasus itu.
II Pernyataan Ia mengklaim
sudah
berkoordinasi dan
berseru pada
ormas muslim
secara nasional.
Sehingga, laporan
yang ditujukan
untuk putri Bung
Karno ini terus
bertambah.
Oleh mengatakan,
meski tetap
menyayangkan
soal isi puisi
tersebut yang
dianggap melukai
umat Islam,
namun sebaiknya
Sukmawati
dimaafkan.
55
Ketua FUIB
Rahmat Himran
bahkan tidak
peduli dengan
permohonan maaf
yang dilakukan
Sukmawati.
Sebagai muslim,
katanya tentu ia
memaafkan.
Namun, proses
hukum tetap
dituntut untuk
lanjut.
Oleh juga
berharap kasus ini
menjadi pelajaran
berharga terkait
kedewasaan
dalam berbangsa.
Oleh mengimbau
kasus ini jangan
dijadikan
komoditas politik,
apalagi dalam
suasana
menjelang
pemilihan umum.
Dia mengaku
sebagai seorang
muslimah yang
bersyukur dan
bangga akan
keislamannya.
Dalam kolom pernyataan, Republika Online
menyampaikan klaim dari narasumber Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anton Tabah Digdoyo
yang telah menyerahkan kasus dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri kepada polisi. Anton juga memberikan
kritik, bahwa sajak yang disampaikan Sukmawati dalam bentuk
puisi tersebut, seharusnya tidak menyertakan unsur atau simbol
Islam. Pernyataan pada berita kedua yang disampaikan Republika
Online berupa klaim tentang laporan agar proses hukum
Sukmawati tetap dapat berlanjut. Pada berita pertama dan kedua,
56
terlihat Republika Online menulis ―putri dari Presiden pertama RI
Soekarno‖ , ―adik dari Megawati‖, dan ―putri Bung Karno‖,
bertujuan untuk menginformasikan sebuah fakta kepada
pembaca, bahwa Sukmawati merupakan sosok yang memiliki
hubungan pertalian darah dengan tokoh bangsa Soekarno sebagai
Presiden pertama RI, dan Megawati sebagai Presiden ke-5 RI.
Pernyataan yang disampaikan Kompas.com pada berita
pertama menunjukan kritik bahwa yang dilakukan Sukmawati
Soekarnoputri merupakan tindakan yang tidak pantas. Selain itu
narasumber juga berharap agar polisi segera mengusut tuntas
kasus ini. Pernyataan yang disampaikan Kompas.com pada berita
kedua berupa himbauan dari ketua Fraksi PKB DPRD Jawa
Barat, Oleh Soleh yang menyatakan walaupun puisi yang
disampaikan Sukmawati melukai hati umat Islam, namun
sebaiknya masyarakat tetap memaafkan Sukmawati dan tidak
menjadikan kasus ini sebagai komoditas politik jelang pemilu.
Lewat pernyataan Oleh Soleh, Kompas.com ingin menggiring
pemahaman pembaca agar masyarakat tetap tenang dan tidak
terprovokasi dengan puisi tersebut.
f. Penutup
Tabel 4.6
Penutup Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Penutup Terkait isi puisi itu ada
kemungkinan unsur
kesengajaan oleh Sukma.
"Saya tidak yakin kalau dia
"Tetap proses
hukum harus
berjalan. Kami
maafkan jika
57
tidak tahu syariat. Karena
hidup di Indonesia banyak
info apalagi di keluarga
beliau punya ustaz," ujar
dia.
beliau meminta
maaf. Namun,
pada
kenyataannya
sampai saat ini
belum ada
permintaan
maaf dari dia,
yang ada hanya
klarifikasi,"
kata Denny.
II Penutup "Perlu diingat bahwa
permohonan maaf tidak
akan menghentikan proses
hukum yang akan kita
tempuh," ujar dia. Laporan
FUIB ini diterima
Bareskrim Polri atas Nama
Herlina Yukianti Aziz
dengan nomor
LP/463/IV/2016/Bareskrim
tertanggal 5 April 2018.
"Saya adalah
putri seorang
Proklamator,
Bung Karno,
yang dikenal
sebagai tokoh
Muhammadiyah
dan juga tokoh
yang
mendapatkan
gelar NU
sebagai Waliyul
Amri Ad
Dharuri Bi As
Syaukah," kata
Sukmawati.
Pada bagian akhir sebagai penutup, Republika Online
mengutip perkataan narasumber Wakil Ketua Komisi Hukum
Majelis Ulama Indonesia, Anton Tabah Digdoyo yang menduga
bahwa ada unsur kesengajaan terkait puisi yang dibacakan
Sukmawati Soekarnoputri. Menurut Anton, mustahil hidup di
negara yang mayoritas agamanya Islam, namun tidak paham
dengan syariat, apalagi keluarga Sukmawati memiliki ustadz.
58
Bagian akhir sebagai penutup pada berita kedua,
Republika Online kembali mengutip perkataan narasumber Ketua
FUIB, Rahmat Himran yang walaupun sudah memaafkan
Sukmawati, bukan berarti persoalan selesai. Pada akhir kalimat,
Republika Online menampilkan bukti nomor laporan yang
dilayangkan untuk Sukmawati atas nama Herlina Yukianti Aziz.
Penutup pada berita pertama yang ditampilkan
Kompas.com merupakan kutipan dari narasumber Denny AK
yang menegaskan agar Sukmawati diproses hukum. Pada berita
kedua, Kompas.com juga menutup berita dengan menampilkan
kutipan yang disampaikan langsung oleh Sukmawati berupa
pengakuan bahwa beliau merupakan seorang putri dari seorang
tokoh penting Indonesia, Bung Karno, yang juga merupakan
tokoh Muhammadiyah. Sukmawati juga mengatakan bahwa
Soekarno mendapat gelar Waliyul Amri Ad Dharuri Bi As
Syaukah dari NU, yang berarti pemimpin pemerintahan dimasa
darurat. Secara implisit Kompas.com ingin menyampaikan bahwa
Sukmawati Soekarnoputri merupakan putri dari tokoh penting
Indonesia yang selama hidupnya dipandang sebagai seorang
muslim yang baik, sehingga mendapat pengakuan dan gelar dari
pemuka atau lembaga agama di Indonesia.
59
2. Skrip
Tabel 4.7
Skrip Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I 5W+1H What (apa yang
terjadi)
Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis
Ulama Indonesia
(MUI), Anton Tabah
Digdoyo
menyerahkan kasus
dugaan penistaan
agama lewat puisi
Sukmawati
Soekarnoputri
kepada polisi.
What (apa yang
terjadi)
Sukmawati
Soekarnoputri
dilaporkan ke Polda
Metro Jaya atas
tuduhan penistaan
agama.
Who (Siapa yang
menjadi
narasumber)
Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis
Ulama Indonesia
(MUI), Anton Tabah
Digdoyo.
Who (Siapa yang
melaporkan
Sukmawati)
Pengacara bernama
Denny AK dan Ketua
DPP Partai Hanura,
Amron Asyhari.
When (KapanAnton
Tabah Digdoyo
memberi keterangan
tersebut)
Selasa03 April 2018
When (Kapan Denny
AK dan Amron
Asyhari memberi
keterangan tersebut)
Selasa03 April 2018
Where (dimana
keterangan tersebut
disampaikan)
Jakarta
Where (dimana
keterangan tersebut
disampaikan)
Mapolda Metro Jaya
60
Why (Mengapa
Anton Tabah
Digdoyo
menyerahkan kaasus
ini pada polisi)
Karena penistaan
agama derajat
keresahannya sangat
tinggi di masyarakat,
pasalnya sangat
berat.
Why (MengapaDenny AK
dan Amron Asyhari
melaporkan
Sukmawati)
Laporan itu
dilakukan untuk
menanggapi puisi
yang dibacakan
Sukmawati
Soekarnoputri di JCC
Senayan beberapa
waktu lalu dalam
acara peringatan 29
tahun Anne Avantie
Berkarya.
How (Bagaimana
tangapan Anton
Tabah Digdoyo
melihat kasus
tersebut)
Anton mengatakan
seharusnya unsur
yang lekat dengan
Islam itu tidak
dibawa serta dalam
deklamasi itu.
Terlepas Sukma
mengetahui dasar
hukum penistaan
agama atau tidak,
adik dari Megawati
itu dapat dijerat
hukum.
How (Bagaimana
tanggapan Denny
AK dan Amron
Asyhari melihat
kasus tersebut)
Keduanya berharap
polisi segera
mengusut tuntas
kasus itu.
61
II 5W+1H What (apa yang
terjadi)
Khoirul Amin yang
mendampingi FUIB
mengimbau agar
segenap masyarakat
turut melaporkan
Sukmawati.
What (apa yang
terjadi)
Ketua Fraksi PKB
DPRD Jawa Barat,
Oleh Soleh mengajak
semua elemen
masyarakat, untuk
tetap teduh dan tidak
terlalu reaksioner
terkait puisi
Sukmawati
Soekarnoputri
berjudul "Ibu
Indonesia".
Who (siapa yang
menjadi
narasumber)
Direktur Lembaga
Bantuan Hukum
Forum Syuhada
Indonesia, Khoirul
Amin dan Ketua
FUIB, Rahmat
Himran.
Who (siapa yang
menjadi narasumber)
Ketua Fraksi PKB
DPRD Jawa Barat,
Oleh Soleh dan
Sukmawati
Soekarnoputri.
When (kapan
keterangan tersebut
disampaikan)
05 April 2018.
When (kapan
keterangan tersebut
disampaikan)
05 April 2018 dan
04 April 2018.
Where (dimana
keterangan tersebut
disampaikan)
Bareskrim Polri,
Jakarta.
Where (dimana
keterangan tersebut
disampaikan)
-
Why (mengapa
Khoirul Amin
mengimbau kepada
Why (mengapa Oleh
Soleh mengajak
semua elemen
62
seluruh umat Islam
untuk melaporkan
Sukmawati)
Agar proses hukum
tetap dituntut untuk
lanjut.
masyarakat untuk
tetap teduh dan tidak
terlalu reaksioner
terkait puisi)
Mengingat sekarang
suasananya yang
sangat membutuhkan
kondusivitas terkait
tahun politik, agar ke
depannya masyarakat
bisa menjalankan hak
politiknya dalam
memilih tanpa
dipengaruhi unsur-
unsur yang bersifat
kontraproduktif,
termasuk soal
kebencian terhadap
orang lain.
How (bagaimana
sikap / tanggapan
Khoirul Amin dan
Rahmat Himran
terhadap kasus ini)
Khoirul Amin
mengklaim sudah
berkoordinasi dan
berseru pada ormas
muslim secara
nasional. Sehingga,
laporan yang
ditujukan untuk putri
Bung Karno ini terus
bertambah.
Rahmat Himran
bahkan tidak peduli
dengan permohonan
How (bagaimana
sikap / tanggapan
Oleh Soleh terhadap
kasus ini)
Oleh Soleh
mengatakan, meski
tetap menyayangkan
soal isi puisi tersebut
yang dianggap
melukai umat Islam,
namun sebaiknya
Sukmawati
dimaafkan.
63
maaf yang dilakukan
Sukmawati. Sebagai
muslim, katanya
tentu ia memaafkan.
Namun, proses
hukum tetap dituntut
untuk lanjut.
Tinajauan unsur skrip what, who, when, where, why, dan
how yang terdapat pada berita pertama dan kedua yang
ditampilkan Republika Online mencakup unsur yang lengkap.
Pada unsur skrip, terlihat Republika Online memberikan
penekanan yang kuat kepada pembaca, bahwa Sukmawati harus
diproses hukum.
Tinjauan unsur skrip yang ditampilkan Kompas.com pada
berita pertama mencakup unsur skrip yang lengkap. Gambaran
yang dihasilkan adalah Denny AK dan Amron Asyhari, yang
melaporkan Sukmawati atas tuduhan penistaan agama.
Sedangkan pada berita kedua yang ditampilkan Kompas.com,
terdapat sebuah unsur yang tidak dijelaskan, yaitu unsur where.
Pada elemen skrip berita kedua, Kompas.com menekankan unsur
why yang menginformasikan kepada pembaca dan masyarakat
agar tetap teduh dan tidak gaduh dalam menanggapi puisi
Sukmawati, mengingat bangsa ini sangat membutuhkan
ketenangan jelang tahun politik.
64
3. Tematik
a. Detail
Tabel 4.8
Detail Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Detail Wakil Ketua Komisi
Hukum Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Anton
Tabah Digdoyo
mengatakan pihaknya
menyerahkan kasus
dugaan penistaan agama
lewat puisi yang dibaca
Sukmawati
Soekarnoputri kepada
polisi.
Sukmawati
Soekarnoputri dilaporkan
ke Polda Metro Jaya atas
tuduhan penistaan
agama.
Terkait pembacaan puisi
Sukma yang menyebut
soal jilbab dan azan,
Anton mengatakan
seharusnya unsur yang
lekat dengan Islam itu
tidak dibawa serta dalam
deklamasi itu.
―Tetap proses hukum
harus berjalan. Kami
maafkan jika beliau
meminta maaf. Namun,
pada kenyataannya
sampai saat ini belum
ada permintaan maaf dari
dia, yang ada hanya
klarifikasi,‖ kata Denny.
Terkait isi puisi itu ada
kemungkinan unsur
kesengajaan oleh Sukma.
"Saya tidak yakin kalau
dia tidak tahu syariat.
Karena hidup di
Indonesia banyak info
apalagi di keluarga
beliau punya ustaz," ujar
dia.
65
II Detail Direktur Lembaga
Bantuan Hukum Forum
Syuhada Indonesia,
Khoirul Amin yang
mendampingi FUIB
bahkan mengimbau agar
segenap masyarakat juga
turut melaporkan
Sukmawati.
Tokoh muda Jawa Barat
yang juga ketua Fraksi
PKB DPRD Jawa Barat,
Oleh Soleh mengajak
semua elemen
masyarakat, khususnya
di Jawa Barat, untuk
tetap teduh dan tidak
terlalu reaksioner terkait
puisi Sukmawati
Soekarnoputri berjudul
―Ibu Indonesia‖.
Ketua FUIB Rahmat
Himran bahkan tidak
peduli dengan
permohonan maaf yang
dilakukan Sukmawati.
Sebagai muslim, katanya
tentu ia memaafkan.
Namun, proses hukum
tetap dituntut untuk
lanjut.
―Kita bisa memaafkan
mengingat sekarang
suasananya yang sangat
membutuhkan
kondusivitas terkait
tahun politik, agar ke
depannya masyarakat
bisa menjalankan hak
politiknya dalam
memilih tanpa
dipengaruhi unsur-unsur
yang bersifat
kontraproduktif,
termasuk soal kebencian
terhadap orang lain,‖
tandas Oleh.
Dia mengaku sebagai
seorang muslimah yang
bersyukur dan bangga
akan keislamannya.
―Puisi 'Ibu Indonesia'
yang saya bacakan sesuai
dengan tema acara
pergelaran busana yakni
Cultural Identity, yang
semata mata adalah
pandangan saya sebagai
66
seniman, budayawati dan
murni karya sastra
Indonesia,‖ kata
Sukmawati.
Pada unsur tematik berita pertama, Republika Online
menyusun berita ke dalam 6 paragraf dengan mengangkat 3 tema.
Detail pertama yang diangkat merupakan pernyataan Wakil
Ketua Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia, Anton Tabah
Digdoyo yang menyerahkan kasus dugaan penistaan agama lewat
puisi yang dibacakan Sukmawati kepada polisi. Republika Online
menggunakan detail ini dengan tujuan untuk menginformasikan
bahwa Anton Tabah Digdoyo sebagai perwakilan dari sebuah
lembaga yang mewadahi para ulama dan cendikiawan muslim
(MUI) , telah menyerahkan kasus ini pada pihak berwajib.
Pada detail kedua, Republika Online menggunakan kata
‗seharusnya‘ yang merupakan kalimat kritikan Anton Tabah
Digdoyo. ―... seharusnya unsur yang lekat dengan Islam itu tidak
dibawa serta dalam deklamasi itu‖.
Pada detail ketiga, Republika Online menampilkan
kalimat ―...ada kemungkinan unsur kesengajaan oleh Sukma,‖
Republika Online menampilkan kalimat tersebut untuk
mendukung kalimat selanjutnya yang merupakan ungkapan
Anton Tabah Digdoyo.
"Saya tidak yakin kalau dia tidak tahu syariat. Karena
hidup di Indonesia banyak info apalagi di keluarga beliau
punya ustaz," ujar dia.
67
Pada unsur tematik berita kedua, Republika Online
menyusun berita ke dalam 6 paragraf dengan mengangkat 3 tema.
Pada detail pertama Republika Onine menampilkan kalimat:
―Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) resmi menambah
daftar panjang pelapor Sukmawati Soekarnoputri terkait
puisi kontroversialnya.‖
Kalimat tersebut menjelaskan tindakan atau langkah yang
diambil oleh FUIB untuk melaporkan puisi kontroverisal
Sukmawati.
Pada detail kedua, merupakan pernyataan Direktur
Lembaga Bantuan Hukum Forum Syuhada Indonesia, Khoirul
Amin yang menghimbau agar masyarakat turut serta melaporkan
Sukmawati Soekarnoputri.
"Kita mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk
membuat laporan di Polseknya masing-masing agar ada
sejuta laporan untuk puisi Sukmawati,"
Makna kata ‗menghimbau‘ dan ‗seluruh‘ dalam kalimat
tersebut merupakan perintah sungguh-sungguh yang ditujukan
untuk seluruh umat (tanpa terkecuali), demi tercapainya sebuah
tujuan.
Pada detail ketiga, Republika Online menggambarkan
sikap Ketua FUIB, Rahmat Himran yang menghiraukan
permohonan maaf Sukmawati Soekarnoputri dan menuntut agar
proses hukum tetap dilanjutkan.
―Ketua FUIB Rahmat Himran bahkan tidak peduli dengan
permohonan maaf yang dilakukan Sukmawati. Sebagai
68
muslim, katanya tentu ia memaafkan. Namun, proses
hukum tetap dituntut untuk lanjut.‖
Dari kedua berita yang ditampilkan, terlihat Republika
Online ingin menonjolkan bahwa Sukmawati telah melakukan
tindak penistaan agama dan harus di proses hukum. Fakta
tersebut terlihat dari pemilihan kutipan dan narasumber yang
mendesak agar Sukmawati dapat di proses hukum.
Pada unsur tematik berita pertama, Kompas.com
menyusun berita ini ke dalam 7 paragraf dengan mengangkat 2
tema. Pada tema pertama, Kompas.com memberi informasi
kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang sedang terjadi.
―Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke Polda Metro
Jaya atas tuduhan penistaan agama.‖
Kata ‗dilaporkan‘ pada kalimat pasif tersebut menjelaskan
kepada pembaca bahwa terdapat laporan yang disampaikan
kepada pihak berwenang tentang dugaan terjadinya peristiwa
pidana.
Pada detail kedua merupakan pernyataan yang
disampaikan Denny AK yang bersikap tegas menuntut proses
hukum Sukmawati. Namun, ia akan membuka pintu maaf jika
Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf.
"Tetap proses hukum harus berjalan. Kami maafkan jika
beliau meminta maaf.‖
Dalam detail kedua, Kompas.com menampilkan kutipan
yang menyatakan keberimbangan pihak yang berseteru.
69
Pada unsur tematik teks berita kedua, Kompas.com
menyusun berita ini ke dalam 11 paragraf dengan mengangkat 3
tema. Pada tema pertama, Kompas.com menampilkan kalimat
persuasif yang disampaikan Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa
Barat, Oleh Soleh yang mengajak masyarakat agar tetap tenang
dalam menanggapi puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati
Soekarnoputri.
―Tokoh muda Jawa Barat yang juga ketua Fraksi PKB
DPRD Jawa Barat, Oleh Soleh mengajak semua elemen
masyarakat, khususnya di Jawa Barat, untuk tetap teduh
dan tidak terlalu reaksioner terkait puisi Sukmawati
Soekarnoputri berjudul "Ibu Indonesia".‖
Mengajak semua elemen masyarakat artinya, ajakan
kepada seluruh struktur sosial yang ada di masyarakat, untuk
tetap teduh dan tidak terlalu reaksioner, artinya tetap tenang
dalam menyikapi isu yang berkembang.
Pada detail kedua, berupa usulan yang diungkapkan Ketua
Fraksi PKB DPRD Jawa Barat, Oleh Soleh agar masyarakat bisa
memaafkan Sukmawati.
"Kita bisa memaafkan mengingat sekarang suasananya
yang sangat membutuhkan kondusivitas terkait tahun
politik, agar ke depannya masyarakat bisa menjalankan
hak politiknya dalam memilih tanpa dipengaruhi unsur-
unsur yang bersifat kontraproduktif, termasuk soal
kebencian terhadap orang lain," tandas Oleh.‖
Kata ganti kita pada kalimat diatas merupakan kata ganti
untuk ‗masyarakat‘ yang dianggap mampu memaafkan
Sukmawati Soekarnoputri. Dalam teks tersebut tersirat
70
kekhawatiran Oleh Soleh, jika kasus ini akan berpengaruh di
tahun politik.
Pada tema ketiga, Kompas.com menampilkan pernyataan
klarifikasi Sukmawati Soekarnoputri.
―Dia mengaku sebagai seorang muslimah yang bersyukur
dan bangga akan keislamannya. "Puisi 'Ibu Indonesia'
yang saya bacakan sesuai dengan tema acara pergelaran
busana yakni Cultural Identity, yang semata mata adalah
pandangan saya sebagai seniman, budayawati dan murni
karya sastra Indonesia," kata Sukmawati.‖
Kata ―...yang semata-mata‖ pada kalimat tersebut,
memiliki makna inti pokok dari pesan yang disampaikan adalah
hanya sebuah karya sastra Indonesia, yang merupakan pandangan
beliau sebagai seorang budayawati.
Dari dua berita tersebut, terlihat perbedaan fokus yang
ditampilkan Kompas.com. Berita pertama memberitakan tentang
peristiwa apa yang sedang terjadi kepada pembaca, bahwa
Sukmawati dilaporkan ke Polda Metro jaya atas tuduhan
penistaan agama oleh pengacara Denny AK dan Ketua DPP
partai Hanura, Amron Asyhari, dan berita kedua memberitakan
sikap dari Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Barat, Oleh Soleh yang
meskipun menyayangkan puisi Sukmawati, namun ia tetap
mengajak masyarakat agar memaafkannya, mengingat tahun ini
merupakan jelang tahun politik yang membutuhkan ketenangan.
71
b. Koherensi
Tabel 4.9
Koherensi Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Koherensi ... dugaan penistaan
agama lewat puisi
yang dibaca
Sukmawati
Soekarnoputri...
...yakni seorang
pengacara bernama
Denny AK dan Ketua
DPP Partai Hanura
Amron Asyhari.
―Kami serahkan ke
penegak hukum
secara sungguh-
sungguh karena
penistaan agama
derajat
keresahannya
sangat tinggi di
masyarakat‖
Laporan itu dilakukan
untuk menanggapi
puisi yang dibacakan
Sukmawati
Soekarnoputri di JCC
Senayan beberapa
waktu lalu ...
Terkait pembacaan
puisi Sukma yang
menyebut soal
jilbab dan azan,
Anton mengatakan
seharusnya unsur
yang lekat dengan
Islam itu tidak
dibawa serta dalam
deklamasi itu.
...lalu, nyanyian Ibu
Pertiwi lebih indah...
―Kami serahkan ke
penegak hukum
secara sungguh-
sungguh karena
penistaan agama
derajat
keresahannya
sangat tinggi di
...apa yang telah
dilakukan Sukmawati
sangatlah tidak
pantas. Hal senada
juga disampaikan
Amron.
72
masyarakat,
pasalnya sangat
berat,‖
Terkait pembacaan
puisi Sukma yang
menyebut soal
jilbab dan azan,
Anton mengatakan
seharusnya unsur
yang lekat dengan
Islam itu tidak
dibawa serta dalam
deklamasi itu.
―Ini jelas telah
menghina dan
melecehkan kami
sebagai umat Islam.
Saya minta agar
polisi segera
mengusut kasus ini,‖
kata Amron.
―Penodaan agama
karena menghina
azan dan jilbab itu
saya pikir unsurnya
jelas.‖
...puisi Sukmawati
yang telah tersebar...
―Kami maafkan jika
beliau meminta maaf.
Namun, pada
kenyataannya sampai
saat ini belum ada
permintaan maaf dari
dia, yang ada hanya
klarifikasi‖.
II Koherensi Khoirul Amin yang
mendampingi FUIB
bahkan mengimbau
agar segenap
masyarakat juga
turut melaporkan
Sukmawati.
Tokoh muda Jawa
Barat yangjuga ketua
Fraksi PKB DPRD
Jawa Barat, Oleh
Soleh mengajak
semua elemen
masyarakat,
khususnya di Jawa
Barat, untuk tetap
teduh dan tidak
73
terlalu reaksioner...
―Kita mengimbau
kepada seluruh
umat Islam untuk
membuat laporan di
Polseknya masing-
masing agar ada
sejuta laporan
untuk puisi
Sukmawati,‖
Oleh mengatakan,
meski tetap
menyayangkan soal
isi puisi tersebut yang
dianggap melukai
umat Islam, namun
sebaiknya Sukmawati
dimaafkan.
... sudah
berkoordinasi dan
berseru pada ormas
muslim secara
nasional. Sehingga,
laporan yang
ditujukan untuk
putri Bung Karno
ini terus bertambah.
―...sekarang
suasananya yang
sangat membutuhkan
kondusivitas terkait
tahun politik, agar ke
depannya masyarakat
bisa menjalankan hak
politiknya dalam
memilih tanpa
dipengaruhi unsur-
unsur yang bersifat
kontraproduktif...‖
―Insya Allah akan
selalu bertambah
karena kan selalu
koordinasi dengan
organisasi muslim
yang lain untuk
membuat sejuta
laporan...‖
Selain itu, Oleh juga
berharap kasus ini
menjadi pelajaran
berharga...
Ketua FUIB
Rahmat Himran
bahkan tidak peduli
dengan permohonan maaf
yang dilakukan
Sukmawati.
Sebagai muslim,
―...banyak hal yang
sebenarnya bisa
dijadikan alasan
untuk bertikai, meski
juga sebetulnya lebih
banyak alasan yang
mendukung untuk
supaya bangsa bisa
74
katanya tentu ia
memaafkan.
Namun, proses
hukum tetap
dituntut untuk
lanjut.
bersatu...‖
―...tidak akan
menghentikan
proses hukum yang
akan kita tempuh,‖
ujar dia.
―...para pihak yang
merasa tidak nyaman,
bahkan merasa
tersakiti oleh puisi ini,
ya ranahnya ada di
proses hukum.
Tempuh dengan jalur
hukum...‖
...meminta maaf dan
mengatakan tidak
berniat menghina
umat Islam Indonesia
dengan puisi yang
dibacakannya ...
...yang dikenal
sebagai tokoh
Muhammadiyah
danjuga tokoh yang
mendapatkan gelar
NU...
Pada teks berita pertama Republika Online meletakan
koherensi penjelas yang ditandai dengan penggunaan kata yang,
dan, dengan, dan serta. Kemudian koherensi sebab-akibat yang
ditandai dengan penggunaan kata karena dan seharusnya.
Koherensi pembeda tidak dimunculkan dalam teks berita ini.
75
Pada teks berita kedua, Republika Online meletakan
koherensi penjelas yang ditandai dengan penggunaan kata yang,
agar, juga, untuk, dan, dan dengan. Kemudian koherensi
sebab-akibat yang ditandai dengan penggunaan kata karena dan
namun. Koherensi pembeda tidak dimunculkan dalam teks berita
ini.
Pada teks berita pertama, Kompas.com meletakan
koherensi penjelas yang ditandai dengan penggunaan kata dan,
untuk, yang, lalu, juga, dan agar. Kemudian koherensi sebab-
akibat yang ditandai dengan penggunaan kata namun. Koherensi
pembeda tidak dimunculkan dalam teks berita ini.
Pada teks berita kedua, Kompas.com meletakan koherensi
penjelas yang ditandai dengan penggunaan kata yang, juga,
untuk, dan, agar, supaya, dan dengan. Kemudian koherensi
sebab-akibat yang ditandai dengan penggunaan kata namun.
Koherensi pembeda ditandai dengan penggunaan kata meski.
4. Retoris
a. Leksikon
Tabel 4.10
Leksikon Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika Online Kompas.com
I Leksikon Menyerahkan,
keresahan,
kesengajaan
Tuduhan, melecehkan
II Leksikon Kontroversial,
mengimbau,
berkoordinasi
Mengajak,reaksioner,
konduksivitas,
kontraproduktif
76
Penggunaan leksikon pada teks berita pertama yang
ditampilkan Republika Online adalah menyerahkan, keresahan,
dan kesengajaan. Menyerahkan artinya memberikan.
Penggunaan kata ‗menyerahkan‘ merupakan sikap yang diambil
Wakil Ketua Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia, Anton
Tabah Digdoyo yang memberi kuasa terhadap kasus ini kepada
pihak berwajib. Keresahan berasal dari kata dasar resah yang
artinya gelisah. Penggunaan kata keresahan dalam teks berita
tersebut mengandung makna membuat hati masyarakat menjadi
gelisah atau terciptanya suasana yang tidak tentram.
Kesengajaan berasal dari kata dasar sengaja, dalam teks berita
ini memiliki arti telah mengetahui tindakan yang dilakukan.
Wakil Ketua Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia, Anton
Tabah Digdoyo, menduga jika terdapat unsur kesengajaan dalam
puisi Ibu Indonesia Sukmawati.
Penggunaan leksikon pada teks berita kedua yang
ditampilkan Republika Online adalah kontroversial, mengimbau,
berkoordinasi. Kontroverisal artinya bersifat menimbulkan
perdebatan. Dengan pemilihan kata kontroverisal, Republika
Online menilai bahwa puisi ini telah menimbulkan perdebatan di
masyarakat. Mengimbau berasal dari kata dasar imbau artinya
mengajak. Penggunaan kata ini merupakan bentuk permintaan
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Forum Syuhada Indonesia,
Khoirul Amin agar seluruh masyarakat ikut melaporkan
Sukmawati. Berkoordinasi berasal dari kata dasar koordinasi
artinya mengatur sesuatu supaya terarah. Penggunaan kata
77
berkoordinasi merupakan sikap yang dilakukan oleh Direktur
Lembaga Bantuan Hukum Forum Syuhada Indonesia, Khoirul
Amin dan pihak-pihak lain yang juga melaporkan Sukmawati.
Penggunaan leksikon pada teks berita pertama yang
ditampilkan Kompas.com adalah tuduhan dan melecehkan.
Penggunaan kata tuduhan merupakan keterangan bahwa ada
pihak yang melakukan tindak menuduh kepada Sukmawati.
Melecehkan artinya menghina atau memandang rendah.
Penggunaan kata melecehkan merupakan bentuk protes yang
disampaikan Ketua DPP partai Hanura, Amron Asyhari dalam
menanggapi puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri.
Penggunaan leksikon pada teks berita kedua yang
ditampilkan Kompas.com adalah mengajak, teduh, reaksioner,
konduksivitas, kontraproduktif, komoditas. Mengajak berasal
dari kata dasar ajak yang artinya meminta supaya turut serta
melakukan. Penggunaan kata mengajak merupakan ungkapan
persuasif yang disampaikan Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa
Barat, Oleh Soleh, kepada masyarakat untuk tetap teduh dalam
menanggapi puisi Sukmawati. Reaksioner artinya sikap politik
warga negara yang serba aktif dan reaktif dalam menanggapi
suatu keadaan. Penggunaan kata reaksioner merupakan
pernyataan Oleh Soleh agar masyarakat tidak terlalu reaksioner.
Kondusivitas yang artinya sikap tenang dan teratur demi
melahirkan ketertiban dalam masyakat. Penggunaan kata
kondusivitas merupakan anjuran Oleh Soleh kepada masyarakat
agar dapat menciptakan ketenangan menjelang tahun politik.
78
Kontraproduktif artinya bersifat tidak menghasilkan atau tidak
menguntungkan. Penggunaan kata kontraproduktif merupakan
harapan yang disampaikan Oleh Soleh agar masyarakat bisa
menjalankan hak politik tanpa dipengaruhi hal-hal yang tidak
menguntungkan.
b. Grafis
Tabel 4.11
Grafis Republika Online dan Kompas.com
Berita Unit Republika online Kompas.com
I Gambar
atau foto
Foto Sukmawati
Soekarnoputri
Foto pengacara
Denny AK
Metafora - -
II Gambar
atau foto
Foto Sukmawati
Soekarnoputri
Foto Sukmawati
Soekarnoputri
Metafora - -
Pada foto berita pertama, Republika Online menampilkan
sebuah foto Sukmawati Soekarnoputri mengenakan pakaian
berlengan panjang berwarna jingga dengan kain selendang yang
dililitkan di leher, dengan wajah beliau yang sedang tersenyum.
Pada foto berita kedua, Republika Online menampilkan sebuah
foto Sukmawati yang sedang memegang mikrofon untuk
memberikan keterangan pers terkait puisi yang beliau bacakan.
Pada foto berita pertama, Kompas.com menampilkan
Sebuah foto pengacara Denny AK yang sedang memperlihatkan
bukti surat laporannya untuk menanggapi puisi Sukmawati
Soekarnoputri. Pada foto berita kedua, Kompas.com
79
menampilkan sebuah foto yang menggambarkan suasana ketika
Sukmawati sedang melakukan konferensi pers, dengan jejeran
mikrofon yang diletakan di atas meja.
B. Interpretasi
AS. Haris Sumadiria dalam, ―Jurnaistik Indonesia: Menulis
Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional”,
mengatakan sebuah peristiwa dapat disebut sebagai berita apabila
memenuhi kriteria diantaranya.49
Berita adalah aktual yang
berarti mengacu pada peristiwa yang baru atau yang sedang
terjadi, berita adalah akibat yaitu segala sesuatu yang berdampak
luas, berita adalah konflik atau segala yang mengandung unsur
dimensi pertentangan, dan berita adalah tentang orang-orang
penting, orang-orang ternama, dan tersohor.
Republika Online dan Kompas.com mengangkat kasus
dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri bukan
tanpa alasan, melainkan peristiwa tersebut mengandung kriteria
nilai layak berita. Seperti yang disampaikan Bayu Hermawan
selaku Redaktur Nasional Republika Online:
―Dalam menentukan layak berita, patokan utama kita di
Republika Online adalah seberapa besar efek berita
tersebut untuk kepentingan masyarakat. Dalam media
online ada istilah viewers, walaupun sebuah berita
memiliki viewers yang sedikit, namun jika pemberitaan itu
penting untuk masyarakat, pasti akan kita angkat. Selain
itu, berita yang kami angkat tentunya juga merupakan
berita yang menginformasi dan mengedukasi masyarakat,
49
AS. Haris Sumadiria, Jurnaistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Sembiosa Rekatama Media,
2005) h.80
80
karena hal tersebut merupakan peran penting dari media
masa itu sendiri.‖
Sama halnya dengan Republika Online, Kompas.com juga
memiliki standar kelayakan berita. Farid Assifa selaku Assistant
Editor Regional Kompas.com mengatakan :
―Yang pertama dari segi aktualitas, atau peristiwa yang
baru saja terjadi. Peristiwa yang booming, yang viral di
media sosial. Namun, walaupun begitu kita tidak mengikuti
alur yang ada di media sosial itu. Kita mencoba
menjernihkan. Yang penting, segala pemberitaan yang
layak tayang adalah berita yang sebelumnya kami sudah tau
betul duduk perkaranya. Kemudian ada juga berita
inspiratif, berita kemanusiaan, keteladanan, hukum,
korupsi, dan lain-lain.‖
Setelah penulis menganalis dengan metode analisis
framing terkait pemberitaan kasus dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri, penulis menemukan perbedaan
pembingkaian yang dilakukan oleh Republika Online dan
Kompas.com. Melalui unsur sintaksis, kedua media online ini
membingkai pemberitaan sesuai dengan pandangannya masing-
masing.
Republika online memandang kasus ini sebagai tindakan
yang telah melanggar nilai-nilai toleransi dan masuk dalam
ranah penistaan agama. Dalam menuliskan pemberitaan,
Republika Online memosisikan Sukmawati selaku pemicu
masalah sekaligus menekankan agar beliau dapat diproses
hukum. Hal tersebut terlihat dari cara Republika Online
menampilkan dua headline berita dengan judul Puisi Sukma,
81
MUI: Penistaan Agama Keresahannya Sangat Tinggi, dan FUIB
Ajak Masyarakat Ramai-Ramai Laporkan Sukmawati.
Dari judul yang ditampilkan, Republika Online terlihat
sependapat dengan kutipan pernyataan yang disampaikan oleh
narasumber, bahwa puisi Ibu Indonesia yang dibacakan
Sukmawati termasuk kedalam tindak penistaan agama dan
berpotensi tinggi menimbulkan konflik di masyarakat. Hal ini
dipertegas oleh Redaktur Nasional Republika, Bayu Hermawan
yang mengatakan:
―Alasan Republika mengangkat kasus Sukmawati
Soekarnoputri dalam kasus penistaan agama kita ingin
memberikan gambaran, bahwa ternyata masih banyak
orang yang menganggap remeh perkara kasus-kasus
penistaan agama. Dengan mudahnya orang mengeluarkan
kata-kata menista dengan bungkusan komedi, seni,
nasional, budaya, dan sebagainya seolah-olah tidak ada
masalah tentang apa yang mereka katakan, padahal itu
salah sekali dan harus kita hindari. Kami tidak ingin orang
semakin bebas menista agama. Karena dampak yang
ditimbukan bisa membuat kacau. Dalam budaya atau
sastra, tidak ada yang namanya legal untuk menistakan
agama.‖
Pernyataan yang disampaikan Bayu Hermawan merujuk
pada pasal 156a KUHP yang di dalamnya mengatur tentang
pencegahan, penyalahgunaan, dan penodaan terhadap suatu
agama di Indonesia. Pasal ini ditetapkan dengan tujuan untuk
melindungi agama dari orang-orang yang kemungkinan
melakukan perbuatan menistakan agama.
Pasal 156a KUHP;
82
“Dipidana dengan pidana penjara selama – lamanya lima
tahun barang siapa dengan sengaja dimuka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang
pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan
atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia”.
Berbeda dengan Republika Online, headline berita yang
ditampilkan Kompas.com dalam kasus dugaan penistaan agama
oleh Sukmawati Soekarnoputri cenderung lebih berimbang. Hal
tersebut terlihat dari judul yang ditampilkan Kompas.com, yaitu
Sukmawati Soekarnoputri Dilaporkan atas Tuduhan Penistaan
Agama, dan Politisi PKB Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dari
Kasus Puisi Sukmawati.
Dilihat dari headline berita pertama, Kompas.com hanya
fokus menginformasikan kepada pembaca mengenai peristiwa
yang sedang terjadi. Selain itu, Kompas.com memandang
permasalahan ini hanya sebatas pada wilayah hukum. Berikut
penjelasan yang disampaikan Assistant Editor Regional
Kompas.com, Farid Assifa yang mengatakan:
―Kasus Puisi Ibu Indonesia Sukmawati, kita fokus hanya di
wilayah-wilayah hukum saja, tidak terjun kepada wilayah-
wilayah keyakinan. Seperti saat Sukmawati dilaporkan, ok
kita beritakan. Namun yang kita beritakan tidak
menonjolkan kasus yang begini, begini, begini, enggak. Kita
hanya fokus dengan kasus dugaan penistaan agama.
Alasannya adalah karena ketika itu berserempetan dengan
keyakinan, hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi
benturan. Kita disini menjunjung tinggi jurnalisme damai.‖
Sebagai media yang mengklaim berpegang teguh dengan
jurnalisme damai, Kompas.com terlihat berupaya meredam
83
kegaduhan di masyarakat lewat judul berita kedua yang mereka
tampilkan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan yang
disampaikan Assistant Editor Regional Kompas.com, Farid Assifa
yang mengatakan:
―Kita punya ciri atau karakter khas, sesuai tagline
Kompas.com yaitu ―Jernih Melihat Dunia‖. Jadi ketika
ada masalah, kita tidak kemudian serta merta mudah
terbawa arus.‖
Kutipan wawancara yang disampaikan Farid Assifa
mencerminkan bahwa posisi Kompas.com sebagai salah satu
media penyalur ekspresi masyarakat telah melaksanakaan fungsi
media massa, yaitu menciptakan opini publik dengan
mengimplementasikan konsep jurnalisme damai demi menjaga
suasana kondusif di masyarakat.
Pada dasarnya sebuah berita yang dipublikasikan oleh
media bukan sekedar rangkaian fakta yang tersusun dari kata dan
paragraf, yang kemudian menjadi tayangan. Melainkan terdapat
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan. Faktor tersebut diantaranya faktor individual
(wartawan), faktor rutinitas media, faktor organisasi media, dan
faktor ideologi. Faktor-faktor tersebut nantinya akan menentukan
bagaiamana kebijakan redaksi dibentuk dalam memproduksi
sebuah berita.
Dalam memberitakan isu bernuasan agama, Republika
Online dan Kompas.com memiliki kebijakan redaksi yang
84
berbeda. Bayu Hermawan selaku Redaktur Nasional Republika
Online mengatakan:
‖Walaupun Republika adalah media yang bernuansa Islam,
Kita tidak memiliki kebijakan tertentu dalam memberitakan
berbagai macam berita. Semua berita yang ada kita
sampaikan secara apa adanya.‖
Namun ketika isu nuansa agama tersebut berkaitan
dengan tindakan penistaan agama, Republika Online memiliki
kebijakan yang lebih tegas, bahwasannya sang pelaku harus di
proses hukum.
―Kebijakan kami dalam kasus ini sama sepeti kasus
penistaan agama yang lain, terutama untuk tokoh publik,
kita mendorong bahwa ini harus diproses hukum, harus
ada kejelasan. Tapi bukan karena kami anti terhadap
golongan A, B, atau C. Bagi kami hukum tidak berpihak.‖
Berbeda dengan kebijakan redaksi yang ditetapkan
Republika Online, Kompas.com akan lebih berhati dalam
memberitakan isu yang berkaitan erat dengan keyainan atau
agama. Hal tersebut diungkapkan oleh Farid Assifa selaku
Assistant Editor Regional Kompas.com.
‖Ketika membahas tentang isu agama, kita sangat
berhati-hati, sangat berhati hati. Karena itukan sangat
rentan ya, dan itu kita harus betul-betul harus paham
dengan nuansa-nuansa SARA yang perlu
dipertimbangkan. Hal sekecil apapun, kita tidak terlibat
dengan wilayah keyakinan. Kompas.com benrtumpu pada
hukum positif.‖
Pada saat melakukan wawancara, Farid Assifa selaku
Assistant Editor Regional Kompas.com mengeluarkan pernyataan
―sangat berhati-hati‖ lebih dari satu kali pengucapan. Hal ini
menandakan bahwa dalam hal memberitakan isu agama,
85
Kompas.com betul-betul memiliki pakem dan kebijakan, yaitu
dengan cara tidak menyinggung atau mengaitkan dengan
keyakinan agama tertentu. Hal ini dilakukan agar berita yang
ditampilkan oleh Kompas.com tidak menimbulkan konflik di
kemudian hari. Berikut pernyataan Farid Assifa:
‖Kompas.com menjunjung junalisme damai, artinya kami
memiliki peran penting dalam mengupayakan agar kasus-
kasus dan permasalahan seperti ini, tidak sampai berujung
pada kekacauan, kerusuhan, dan bola-bola liar lainnya.‖
Eriyanto dalam ―Analisis Framing Kontruksi, Ideologi, dan
politik Media” mengatakan, framing sebuah pemberitaan
umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari
realitas.50
Jika dilihat dari aspek bagaimana kedua media online
tersebut memandang kasus dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri, penulis mendapatkan jawaban berbeda
dari narasumber Republika Online dan Kompas.com. Bayu
Hermawan selaku Redaktur Nasional Republika Online
mengatakan:
―Kita memandang seorang tokoh publik yang melanggar
nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Selama beberapa
tahun belakangan sebelum kasus penistaan agama marak
terjadi oleh tokoh publik, toleransi antar umat beragama
yang terjalin di Indonesia saya rasa cukup berjalan dengan
baik. Kalaupun ada gejolak biasanya berasal dari masalah
sosial atau ekonomi, bukan yang berkaitan dengan agama.
Dengan seseorang, apa lagi tokoh publik yang berlaku
menistakan agama, tentu berakibat parah dan bisa menjadi
bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu, dan bisa
berdampak buruk bagi generasi penerus.‖ 50
Eriyanto, Analisis Framing : Kontruksi, Ideologi, dan politik Media,
(Yogyakarta:PT LkiS Pelangi Aksara, 2002) h.167
86
Republika Online melakukan penonjolan bahwa kasus ini
merupakan bentuk pelanggaran toleransi agama yang dilakukan
oleh seorang tokoh publik. Redaktur Nasional Republika Online,
Bayu Hermawan mengkhawatirkan jika kasus-kasus ini
dibiarkan, kelak bisa menjadi bom yang meledak sewaktu waktu.
Berbeda dengan Republika Online, Assistant Editor
Regional Kompas.com, Farid Assifa memberi pernyataan:
―Wah, ini agak berat pertanyaannya. Karena saya
membawa lembaga media Kompas.com. Karena ini
seperti yang tadi saya katakan, kasus ini masuk ke ranah
keyakinan. Kita tidak terlibat dalam diskursus-diskursus
keyakinan. Jadi begini, Sukmawati adalah seorang
budayawati. Ketika dia membaca puisi, menurut pendapat
saya pribadi, itu sah-sah saja. Karena itu merupakan opini
dan keyakinan dia. Hanya saja persoalannya adalah,
Sukmawati berbicara di hadapan publik, banyak kamera.
Seharusnya, hematnya Sukmawati melihat dulu konteks
situasinya dan ia harus paham betul, bahwa situasi seperti
ini cukup banyak terjadi. Kasus-kasus penistaan yang
berakhir di pengadilan dan kemudian di hukum itu kan
banyak. Dan disisi lain, orang-orang yang mengkritik
kasus ini pun memang mestinya jangan menjalur kritik
dengan kritik agama. Kalau mengkritik, kritik saja secara
kritikan sastra.‖
Saat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana pandangan
Kompas.com dalam melihat kasus ini, Assistant Editor Regional
Kompas.com Farid Assifa nampak enggan menjelaskan secara
detail, karena menurut beliau ini merupakan kebijakan internal
perusahaan yang tidak dapat dipublikasikan kepada pihak lain.
Meski demikian, beliau tetap menjawab pertanyaan penulis
dengan mengatasnamakan pendapat pribadi, yang mengatakan
87
bahwa sebagai seorang budayawati, Sukmawati sah - sah saja
mengungkapkan opini dan keyakinannya lewat puisi. Hanya saja,
Farid Assifa tetap menyayangkan tindakan Sukmawati yang
membacakan puisi tersebut di ranah publik. Farid Assifa juga
menyayangkan orang-orang yang kurang tepat dalam
memberikan kritikan kepada Puisi Sukmawati. Menurut beliau
harusnya kritikan yang disampaikan untuk menanggapi puisi
tersebut bukan melalui kritikan agama, melainkan kritikan sastra.
Saran penyelesaian masalah yang ditampilkan oleh kedua
media online tersebut terlihat jelas berbeda. Saran yang
ditampilkan Republika Online pada kasus ini adalah agar pihak
berwajib dapat segera melakukan proses hukum terhadap kasus
Sukmawati. Saran tersebut dikemukakan Republika Online lewat
kutipan berita sebagai berikut:
―Kami serahkan ke penegak hukum secara sungguh-
sungguh karena penistaan agama derajat keresahannya
sangat tinggi di masyarakat, pasalnya sangat berat,"
Berbeda dengan Republika Online, saran penyelesaiaan
yang ditampilkan Kompas.com pada kasus ini adalah dengan
mengajak masyarakat untuk memaafkan Sukmawati. Saran
tersebut dikemukakan Kompas.com lewat kutipan berita sebagai
berikut:
―Kita bisa memaafkan mengingat sekarang suasananya
yang sangat membutuhkan kondusivitas terkait tahun
politik, agar ke depannya masyarakat bisa menjalankan
hak politiknya dalam memilih tanpa dipengaruhi unsur-
unsur yang bersifat kontraproduktif, termasuk soal
kebencian terhadap orang lain,‖
88
Bentuk penodaan atau penistaan yang berkenaan dengan
agama memiliki penafsiran luas tergantung konsep masing-
masing agama. Lantas, bagaimana pandangan Islam terhadap
kasus penistaan agama? Penistaan agama dalam Islam dikenal
dengan istilah istihza yang artinya menghina atau mengolok-
olok. Salah seorang ulama yaitu Imam Mujaddid Syaikh
Muhammad bin ‗Abdil Wahhab, mengkategorikan istihza
menjadi dua kelompok, pertama: Al- istihza ash–shariih
(pengolok-olokan secara terang-terangan), dan yang Kedua: Al-
istihza ghairash shariih (pengolok-olokan secara tidak terang-
terangan).51
Dalam prespektif Islam, penistaan agama merupakan
salah satu bentuk maksiat, yaitu tindakan manusia yang
melanggar hukum moral, dan bertentangan dengan perintah Allah
SWT. Pelaku tindak penistaan agama digolongkan sebagai orang
munafik.
Dalam Surat At- Taubah ayat 64-65 Allah Berfirman :
لعليهمسىرةتنبئهمبمبفيقلىبهمقالستهزؤواإنبللهم يحذرالمنبفقىنأنتنز
بتحذرون﴿ ﴾٤٦خزجم
51
Ibrahim bin Asy-Syaikh Shalih bin Ahmad Al-Khuraishi, Hal-Hal
yang Wajib Diketahui Setiap Muslim, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‘i
2007) h.116
89
ولئنسألتهمليقىلنإنمبكنبنخىضىنلعبقلببللهىآيبتهىرسىلهكنتمتستهز
52ؤون﴿ ٤٨﴾
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan
terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa
yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada
mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah
dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan
apa yang kamu takuti itu. (64)Dan jika kamu tanyakan
kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami
hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja".
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (65)
Ayat di atas menegaskan bahwa segala bentuk penghinaan
yang dilakukan mereka (orang munafik) merupakan hal yang
biasa, seolah segala bentuk perkataan dan yang ada pada diri
mereka terjadi secara refleks. Itulah sebab mereka merasa takut,
karena Al-Quran akan membongkar kedok mereka melalui ayat-
ayat-Nya.53
Dari segala bentuk penjelasan yang telah dipaparkan,
penulis menarik benang merah bahwa kasus bernuansa SARA
yang terjadi di Indonesia dianggap sebagai kasus yang memiliki
sensitifitas tinggi. Republika Online melihat kasus ini sebagai
tindak penistaan agama karena telah melanggar nilai-nilai
toleransi antar umat beragama, Republika Online juga menuntut
53
Ahzami S. Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al-Quran, (Jakarta:Gema
Insani Press, 2006) h.451
90
agar Sukmawati harus di proses hukum. Sedangkan Kompas.com
dalam memberitakan kasus ini cukup menerapkan
keberimbangan.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
metode analisis framing Zhongdang Pan dan Gerarld M. Kosicki
terkait pemberitaan dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
Soekarnoputri pada media Republika Online dan Kompas.com
edisi 03-05 April 2018, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Republika Online dan Kompas.com terlihat melakukan
pembingkaian berbeda dalam memberitakan kasus dugaan
penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri. Perbedaan yang
dibentuk berkaitan dengan cara media mengonstruksi fakta yang
ada, sesuai arah pemberitaan yang dikehendakinya.
Dalam proses pembingkaian, Republika Online sebagai
media yang memiliki background Islami memandang kasus puisi
Sukmawati sebaga tindak pidana yang melanggar pasal 156a
KUHP tentang penodaan agama, dengan ancaman hukuman
maksimal 5 tahun penjara. Dalam menuliskan berita, Republika
Online lebih condong membela umat Islam dan mendesak agar
Sukmawati dapat diproses hukum. Hal ini terlihat dari bagaimana
Republika Online menjelaskan peristiwa tersebut kedalam
bentuk berita, baik dari segi judul, isi, pemilihan kata, serta dalam
menampilkan kutipan narasumber-narasumber, yaitu dari
92
lembaga MUI juga ormas-ormas Islam yang kontra dengan puisi
tersebut.
Berbeda dengan Republika Online, Kompas.com sebagai
media dengan tagline ―Jernih Melihat Dunia‖, cenderung berimbang
dalam melakukan pembingkaian terhadap kasus dugaan penistaan
agama oleh Sukmawati. Berita pertama yang ditampilkan
Kompas.com lebih mengacu pada aspek what yang hanya fokus
memberitakan peristiwa yang terjadi. Sedangkan pada pemberitaan
kedua, terlihat Kompas.com mengonstruksi pemikiran masyarakat
dengan menampilkan berita berisi himbauan lewat pernyataan Ketua
Fraksi PKB, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu
berbau SARA, sekaligus bisa memaafkan Sukmawati. Kompas.com
juga menjelaskan akibat yang terjadi jika masyarakat mengabaikan
himbauan tersebut. Dalam hal ini Kompas.com telah menjalankan
salah satu peran media, yaitu dengan berupaya meredam
kegaduahan dimasyarakat.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dengan metode analisis
framing terkait pemberitaan dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri, penulis memberikan saran kepada
redaksi media Republika Online, Kompas.com, dan pembaca.
Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Republika Online dan Kompas.com sebagai alat
penyampai informasi sekaligus agen kontrol sosial, agar
lebih baik dalam menyajikan berita sesuai dengan fakta
93
serta menjunjung tinggi objektivitas tanpa dipengaruhi
kepentingan atau condong pada kelompok tertentu.
2. Bagi pembaca dan masyarakat umum harus lebih bijak
dan cermat dalam memahami makna yang terkandung
dalam sebuah berita. Selain itu, ada baiknya pembaca
dan masyarakat turut aktif dalam mengamati
pemberitaan dari media lain agar dapat mengetahui sudut
pandang berbeda dan memperkaya informasi yang
berkenaan dengan berita tersebut.
94
DAFTAR PUSTAKA
AR. Fikri. 2016. Jurnalisme Kontekstual, Rahasia Menjadi
Jurnalis di Era New Media, Malang : Universitas
Brawijaya Press.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma,
dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing : Kontruksi, Ideologi, dan
politik Media. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi
Aksara.
Ibrahim bin Asy-Syaikh Shalih bin Ahmad Al-Khuraishi. 2007.
Hal-Hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim,
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‘i.
Indra P. Bayu. 2017. Etnografi Dunia Maya Internet, Malang:
UB Press.
Iskandar D, Lestari R. 2016. Mitos Jurnalisme, Yogyakarta :
CV. Andi Offset.
Jumroni, Suhaimi. 2006. Metode-Metode Penelitian Komunikasi
(Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan
UIN Jakarta Press.
Kahmad, Dadang. 2011. Sosiologi Agama: Potret Agama dalam
Dinamika Konflik, Pluralisme dan Modernitas,
Bandung : CV Pustaka Setia.
Maleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif .
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
95
M. Nuhrison, Nuh. 2014. Penistaan Agama dalam Prespektif
Pemuka Agama Islam, Jakarta: Puslitbang
Kementrian Agama RI,.
Mondry, M.Sos. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalitik.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugroho, Bimo, dkk. 1999. Politik Media Mengemas Berita.
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.
Putra, Masri S. 2010. Literary Journalism, Jurnalistik Sastrawi,
(Jakarta: Salemba Humanika.
Santana, Septiawan. 2017. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Simarmata, Salvatore. 2014. Media & Politik, Sikap Pers
terhadap Pemerintahan Koalisi di Indonesia,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis
Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Rosdakarya.
Strauss, Anselm & Corbin Juliet. 2003. Dasar – Dasar Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnaistik Indonesia: Menulis Berita
dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Profesional. Bandung: Sembiosa Rekatama Media.
Sutamat, Mamak. 2012. Kompas : Menjadi Perkasa Karena
Kata, Yogyakarta: Galangpress.
Syamsuri, Imanuddin. 2015. Jangan Nodai Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yewangoe. 2009. Agama dan Kerukunan, Jakarta: PT. Gunung
Mulia.
96
Internet
Adi Ginanjar “Ancaman Isu SARA di Tahun Politik”,
https://www.borneonews.co.id
Company Profile http://inside.kompas.com/about-us
https://www.alexa.com/topsites/countries/ID
https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/04/03/p6m
00t330-puisi-sukma-mui-penistaan-agama-keresahannya-sangat-
tinggi
https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/04/05/
p6pnca330-fuib-ajak-masyarakat-ramairamai-laporkan-
sukmawati
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/03/13471511/s
ukmawati-soekarnoputri-dilaporkan-atas-tuduhan-
penistaan-agama
https://regional.kompas.com/read/2018/04/05/19112131/politis
i-pkb-ajak-masyarakat-ambil-hikmah-dari-kasus-puisi-
sukmawati
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Redaktur Nasional Republika Online,
Bayu Hermawan.
Wawancara pribadi dengan Assistand Editor Regional, Farid
Assifa.
TRANSKRIP WAWANCARA REPUBLIKA ONLINE
Narasumber : Bayu Hermawan
Jabatan : Redaktur Nasional Republika Online
Waktu : 11 Juli 2018
Tempat : Kantor Republika
1. Bagaimana Republika Online menentukan sebuah
berita layak atau tidak untuk dipublikasikan?
Dalam menentukan layak berita, patokan utama kita
di Republika Online adalah seberapa besar efek berita
tersebut untuk kepentingan masyarakat. Dalam media
online ada istilah viewers, walaupun sebuah berita memiliki
viewers yang sedikit, namun jika pemberitaan itu penting
untuk masyarakat, pasti akan kita angkat. Selain itu, berita
yang kami angkat tentunya juga merupakan berita yang
menginformasi dan mengedukasi masyarakat, karena hal
tersebut merupakan peran penting dari media masa itu
sendiri.
2. Adakah kriteria tertentu dalam membuat atau
menetapkan sebuah judul berita?
Pada dasarnya dalam menentukan judul, kita
sesuaikan dengan kaidah jurnalistik. Karena judul
merupakan intisari dari sebuah berita, judul harus mewakili
dari isi berita itu sendiri. Minimal persentasenya 40%
masyarakat sudah mengetahui isi berita hanya dengan
melihat judul. Secara umum yang terpenting adalah judul
harus menarik untuk dibaca.
3. Seberapa besar keterlibatan seorang reporter
ataujurnalis dalam penulisan sebuah berita?
Reporter tentunya memiliki peran yang sangat besar
dalam penulisan berita. Untuk produk berita, 100%
merupakan hasil dari reporter. Karena mereka yang paling
tahu kondisi di lapangan seperti apa dan bagaimana. Di
bagian redaktur hanya mengedit agar pemberitaan tersebut
sesuai dengan kaidah jurnalistik.
4. Dalam pembuatan berita, nilai apa yang lebih
dikedepankan Republika Online? Kecepatan atau
kedalaman isi berita?
Karena kita adalah media online, tentu yang paling
kita utamakan adalah kecepatan. Namun sebisa mungkin,
kedalaman berita itu sendiri tidak kami hiraukan. Posisi
kami ada pada tahap cepat, namun tidak menghilangkan
kedalaman isi berita. Biasanya dalam setiap berita pertama
yang sudah naik, kami akan menyiapkan minimal2
runninganberita yang berkaitan dengan berita pertama agar
informasi dan verifikasinya lebih lengkap dan mendalam.
5. Apa yang menjadi karakter pemberitaan di Republika
Onlinedengan media lainnya?
Background Republika adalah Islami, selain sesuai
dengan kaidah jurnalistik, ciri khas berita yang kami
tampilkan ada sentuhan islaminya.
6. Apa pertimbangan Republika Online dalam memilih
narasumber?
Kalau untuk pemilihan narasumber sama seperti
pemilihan narasumber pada media lain, kita punya
klasifikasi. Kita menggali dari narasumber yang kompeten
dibidangnya. Tentu yang berkaitan secara langsung dengan
permasalahan yang terjadi. Seperti misalnya kasus
penistaan agama ini, orang yang pertama kita minta
keterangan pasti orang yang bersangkutan. Karena dia
adalah sumber utama, kita gali dulu informasi dari dia. Baru
setelah itu orang-orang sekitar yang turut berperan penting.
Miasalnya aparat atau pengamat hukum. Pengamat yang
dipilih pun harus kompeten, harus jelas background
pengamat itu daari mana dan bagaimana.
7. Adakah perbedaan kebijakan redaksi saat akan
memberitakan isu bernuansa agama dengan isu umum?
Walaupun Republika adalah media yang bernuansa
islam, Kita tidak memiliki kebijakan tertentu dalam
memberitakan berbagai macam berita. semua berita yang
ada kita sampaikan secara apa adanya.
8. Apa alasan Republika Online mengangkat berita
dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
Soekarnoputri?
Alasan Republika mengangkat kasus Sukmawati
Soekarnoputri dalam kasus penistaan agama kita ingin
memberikan gambaran, bahwa ternyata masih banyak orang
yang menganggap remeh perkara kasus-kasus penistaan
agama. Dengan mudahnya orang mengeluarkan kata-kata
menista dengan bungkusan komedi, seni, nasional, budaya,
dan sebagainya seolah-olah tidak ada masalah tentang apa
yang mereka katakan, padahal itu salah sekali dan harus
kita hindari.Kami tidak ingin orang semakin bebas menista
agama. Karena dampak yang ditimbukan bisa membuat
kacau. Dalam budaya atau sastra, tidak ada yang namanya
legal untuk menistakan agama.
9. Adakah kebijakan tertentu yang dikeluarkan Republika
Online dalam memberitakan dugaan penistaan agama
oleh Sukmawati Soekarnoputri?
Kebijakan kami dalam kasus ini sama seperti kasus
penistaan agama yang lain, terutama untuk tokoh publik,
kita mendorong bahwa ini harus diproses hukum, harus ada
kejelasan. Tapi bukan karena kami anti terhadap golongan
a, b, atau c. Bagi kami hukum tidak berpihak.
10. Bagaimana pemilihan diksi dalam berita dugaan
penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri?
Diksi yang ditulis adalah apa adanya. Kami tidak
menggunakan diksi yang melebay-lebaykan, atau
menghaluskan. Karena ini berita hukum, hukum itu kaku.
Dalam hukum, kita tidak bisa memainkan diksi di ranah
yang kaku. Berbeda dengan politik yang lebih cair. Disana
kita bisa memainkan diksi / sesuai kata yang kita inginkan.
Tapi politik berbeda dengan hukum.
11. Bagaimana pandangan Republika Online dalam melihat
kasus dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
Soekarnoputri?
Kita memandang seorang tokoh publik yang
melanggar nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Selama ini, sebelum terjadinya kasus penistaan agama yang
terjadi beberapa tahun belakang oleh tokoh publik, toleransi
antar umat beragama yang terjalin di Indonesia saya rasa
cukup berjalan dengan baik. Kalaupun ada gejolak biasanya
berasal dari masalah sosial atau ekonomi, bukan yang
berkaitan dengan agama. Dengan seseorang apa lagi tokoh
publik yang berlaku menistakan agama, tentu berakibat
parah dan bisa menjadi bom waktu yang dapat meledak
sewaktu-waktu, dan bisa berdampak buruk bagi generasi
penerus.
12. Apa yang Republika Online wacanakan atau harapkan
dengan memberitakan dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri?
Yang kami harapkan dalam memberitakan kasus ini
adalah siapapun yang melakukan tindak penitan agama
dapat dihukum secara jelas. Karena pasal penistaan agama
sifatnya abu-abu. Tidak seperti pasal pencurian,
pembunuhan, dan lain-lain. Intinya, kita menginginkan ada
kejelasan hukum bagi pelaku tindak penistaan agama.
13. Aspek apa yang ingin ditonjolan Republika Online saat
memberitakan dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri?
Dalam kasus ini Republika menonjolkan pernyataan
dalam puisi beliau yang sangat mencederai toleransi umat
muslim. Kita tidak ingin stigma Islam di negeriini menjadi
tercoreng. Seperti adzan misalnya, yang sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari bagi umat muslim. Kemudian
caadar yang sering kali dikaitkan dengan teroris. Jadi
jangan sampai dengan adanya kasus seperti ini justru makin
memperparah stigma negatif simbol-simbol Islam.
14. Strategi atau langkah apa yang diambil Republika
Online dalam menghadapi persaingan di media online?
Media kompetitor semakin banyak bermunculan,
yang kita jaga tentu ciri khas dari ROL itu sendiri. Kita
menjaga pembaca terutama banyak di segmen agama,
nasionalis agamis. Selain itu inovasi yang tidak berhenti,
multiplatform, dan lain sebagainya. Penyajian berita yang
kami sampaikan juga tentunya simpel tapi menarik.
TRANSKRIP WAWANCARA KOMPAS.COM
Narasumber : Farrid Assifa
Jabatan : Assistant Editor Regional Kompas.com
Waktu : 07 Agustus 2018
Tempat : Kantor Kompas Gramedia
1. Bagaimana Kompas.com menentukan sebuah berita
layak atau tidak untuk dipublikasikan?
Yang pertama dari segi aktualitas, atau peristiwa
yang baru saja terjadi. Peristiwa booming yang viral di
media sosial. Namun, walaupun begitu kita tidak
mengikuti alur yang ada di media sosial itu. Kita mencoba
menjernihan. Contoh kecil dibagian regional misalnya
berita-berita hoax yang sedang viral, misal terjadi
pembantaian yang mengakibatkan seorang polisi tewas.
Kita harus klarifikasi langsung. Apakah peristiwa itu
bener atau engga. Kalau peristiwanya benar, kita naikkan.
Tapi kalo itu berupa fakta, namun terjadi sudah sekitar
satu atau dua tahun yang lalu, maka tidak akan kami
angkat. Yang penting, segala pemberitaan yang layak
tayang adalah berita yang sebelumnya kami sudah tau
betul duduk perkaranya. Kemudian ada juga berita
inspiratif, berita kemanusiaan, keteladanan, hukum,
korupsi, dan lain-lain.
2. Bagaimana cara Kompas.com mengemas sebuah
berita agar menarik untuk dibaca?
Pertama kita melihat dari segi konten, kita lihat
apa yang menarik. Kita juga dilarang menggunakan
‗plintir‘, bahwa judul berita yang disampaikan harus betul
dan sesuai dengan isi yang ada didalamnya. Dalam judul
pun tidak diperbolehakan ada opini, tidak boleh asal
menyimpulkan. Ketika misalnya ada yang eye cathcing
dari kutipan, yasudah kutipan ini akan kita tarik utuk
menjadi judul. Selain itu harus berpegang teguh pada
keberimbangan dan kejelasan berita.
3. Seberapa besar keterlibatan seorang jurnalis dalam
penulisan sebuah berita di Kompas.com?
Posisi jurnalis sangat penting, kita berpegang
harus memiliki kepercayaan terhadap jurnalis.
Kepercayaan yang dimaksud adalah, kita harus paham
betul latar belakang jurnalis itu seperti apa, minatnya di
bidang apa, karena itu cukup berpengaruh dengan tulisan
yang ia buat. Seperti pada bagian regional Kompas.com,
regional itukan kontributor yang tidak terikat dalam
kontrak. Kasarnya, seperti jual beli berita. Kita bisa
membeli berita dengan syarat, jurnalis atau wartawan
tersebut bukan dari media nasional, tapi media daerah.
Tidak bisa kalau misal sama-sama dari media nasional.
Hal ini dilakukan karena Indonesia sangat besar
jangkauannya.
4. Bagaimana tahapan produksi berita di Kompas.com,
mulai dari awal melihat sebuah peristiwa, hingga
menjadikannya sebuah berita?
Ketika terjadi sebuah peristiwa, kita kontak dulu
ke bagian wartawan untuk memastikan kalau wartawan
kami mendapatkan berita tersebut. Kemudian, pastikan
bahwa ada narasumber, dan gambar berupa foto sebagai
bukti visual. Baru setelah itu wartawan menyusunnya
menjadi berita mentah. Setelah wartawan selesai, mereka
akan kirimkan ke kita di bagian editor. Kemudian kita
sunting, kita edit, kita cek lagi, sampai betul-betul sesuai
dengan kaidah jurnalistik, kemudian baru kami tayangkan
kepada masyarakat.
5. Dalam pembuatan berita di Kompas.com, nilai apa
yang lebih dikedepankan? Kecepatan, atau kedalaman
isi berita?
Kompas.com menerapkan kedalaman dan
kejernihan. Jernih dalam arti, duduk perkaranya harus
jelas. Ok lah kita nggak cepat, tapi sebenarnya kecepatan
itu juga kami utamakan. Namun, ‗cepat‘ yang kami
tekankan adalah cepat dengan tidak mengabaikan etika
jurnalistik, dan penggalian berita. Ketika media online
diluar sana lebih cepat dalam mempublikasikan peristiwa,
kami tidak masalah.
6. Apa pertimbangan Kompas.com dalam memilih
narasumber?
Kompeten sudah pasti. Kemudian kejelasan latar
belakang narasumber, apakah dia bisa dipercaya, atau
sering berbohong atau suka menyangkal pernyataannya
sendiri. Maka dari itu kami menghimbau kepada
wartawan kami, jika sedang melakukan wawancara, harus
direkam, agar ada bukti.
7. Strategi atau langkah apa yang diambil Kompas.com
dalam menghadapi persaingan di media online?
Kita punya ciri atau karakter khas, sesuai tagline
Kompas.com yaitu ―Jernih Melihat Dunia‖. Jadi ketika
ada masalah, kita tidak kemudian serta merta mudah
terbawa arus. Seperti yang tadi saya katakan, mengetahui
duduk perkara itu penting. Contoh kecil misalnya, ada
peristiwa orang ditolak BPJS, secara emosional pasti kita
merasa kesal. Tapi baiknya adalah kita harus tau duduk
permasalahannya, jangan-jangan, yang salah pasiennya
yang tidak mengikuti prosedur saat mengurus BPJS. Jadi
di Kompas.com, kita selalu berusaha untuk menjernihkan.
Ketika permasalahannya sudah jelas, baru kita munculkan
berita. Setidaknya kita tidak menyakiti orang lain. Orang
yang berlaku ini pun kita beri ruang. Kalau bahsanya
berimbanglah.
8. Bagaimana sikap yang dilakukan oleh seorang
wartawan ketika dihadapkan dengan kondisi, prinsip
atau ideologi yang diyakini justru berbeda atau
berseberangan dengan ideologi media di tempat ia
bekerja?
Sebagai seorang wartawan, saya tahu betul resiko
pekerjaan saya ini. Ketika yang saya liput berbenturan
dengan prinsip saya, namun ini penting untuk
dimunculkan, ya posisi saya ada dibelakang media dimana
saya bernanung. Jadi intinya itulah resiko yang harus
dihadapi oleh seoramg wartawan. Walaupun secara
prinsip berbeda, kita tetap berpengan teguh dengan
prinsip jurnalistik sesuai dengan kebijakan perusahaan.
9. Adakah perbedaan kebijakan redaksi saat akan
memberitakan isu bernuansa agama dengan isu
umum?
Ketika membahas tentang isu agama, kita sangat
berhati-hati, sangat berhati hati. Karena itukan sangat
rentan ya, dan itu kita harus betul-betul harus paham
dengan nuansa-nuansa SARA yang perlu
dipertimbangkan. Hal sekecil apapun, kita tidak terlibat
dengan wilayah keyakinan.
10. Bagaimana pandangan Kompas.com dalam melihat
kasus dugaan penistaan agama oleh Sukmawati
Soekarnoputri?
Wah, ini agak berat ya pertanyaannya. Karena
saya membawa lembaga media Kompas.com. Karena ini
seperti yang tadi saya katakan, kasus ini masuk ke ranah
keyakinan. Kita tidak terlibat dalam diskursus-diskursus
keyakinan. Seorang Sukmawati adalah seorang
budayawati. Ketika dia membaca puisi, menurut pendapat
saya pribadi, itu sah-sah saja. Karena itu merupakan opini
dan keyakinan dia. Hanya saja persoalannya adalah,
Sukmawati berbicara di hadapan publik, banyak kamera.
Seharusnya, hematnya Sukmawati melihat dulu konteks
situasinya dan ia harus paham betul, bahwa situasi seperti
ini cukup banyak terjadi. Kasus-kasus penistaan yang
berakhir di pengadilan dan kemudian di hukum itu kan
banyak. Dan disisi lain, orang-orang yang mengkritik
kasus ini pun memang mestinya jangan menjalur kritik
dengan kritik agama. Kalau mengkritik, kritik saja secara
kritikan sastra.
11. Aspek apa yang ingin ditonjolan Kompas.com saat
memberitakan dugaan penistaan agama oleh
Sukmawati Soekarnoputri?
Kasus Puisi Ibu Indonesia Sukmawati, kita fokus
hanya di wilayah-wilayah hukum saja, tidak terjun kepada
wilayah-wilayah keyakinan. Seperti saat Sukmawati
dilaporkan, ok kita beritakan. Namun yang kita beritakan
tidak menonjolkan kasus yang begini, begini, begini,
enggak. Kita hanya fokus dengan kasus dugaan penistaan
agama. Alasannya adalah karena ketika itu berserempetan
dengan keyakinan, hal tersebut dikhawatirkan akan
menjadi benturan. Kita disini menjunjung tinggi
jurnalisme damai.
12. Berita berjudul “Politisi PKB Ajak Masyarakat Ambil
Hikmah dari Kasus Puisi Sukmawati” dipublikasikan
tepat satu hari sebelum aksi demo digelar. Dalam
pemberitaan ini juga menampilkan pernyataan Ketua
Umun PKB yang khawatir jika kasus ini akan
berdampak di tahun politik. Sesungguhnya, pesan apa
yang ingin disampaikan Kompas.com dalam
menampilkan berita ini?
Yang namanya konflik SARA itu bisa diarahkan
kmana-mana. Termasuk ke ranah politik juga. Itu sangat
rentan. Ketika kasus SARA dipolitisir, itu ancamannya
luar biasa. Bisa memancing konflik, konflik horizontal,
konflik agama juga. Maka itu tadi saya katakan,
Kompas.com menjunjung junalisme damai, artinya kami
memiliki peran penting dalam mengupayakan agar kasus-
kasus dan permasalahan seperti ini, tidak sampai berujung
pada kekacauan, kerusuhan, dan bola-bola liar lainnya.
Makanya berita ini saya munculkan yang memang
narasumbernya adalah dari PKB, PKB kan dari NU.
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Redaktur Nasional Republika Online,
Bayu Hermawan
Wawancara dengan Asisstant Editor Regional Kompas.com,
Farid Assifa
Selasa, 03 April 2018
Red: Bilal Ramadhan
Puisi Sukma, MUI: Penistaan Agama Keresahannya Sangat
Tinggi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Hukum
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anton Tabah Digdoyo
mengatakan pihaknya menyerahkan kasus dugaan penistaan
agama lewat puisi yang dibaca Sukmawati Soekarnoputri kepada
polisi. Dia mengatakan tanpa MUI melaporkan kasus Sukma,
unsur masyarakat telah membawa kasus putri dari Presiden
pertama RI Soekarno tersebut ke kepolisian.
"Kami serahkan ke penegak hukum secara sungguh-sungguh
karena penistaan agama derajat keresahannya sangat tinggi di
masyarakat, pasalnya sangat berat," kata Anton saat ditemui di
kantornya Jakarta, Selasa (3/4).
MUI hanya mengakomodasi. Kalau umat sudah melaporkan
maka MUI tidak, kalau umat tidak ya MUI bisa lapor. "Tapi
alhamdulillah umat selalu respons dengan cepat," kata dia.
Terkait pembacaan puisi Sukma yang menyebut soal jilbab dan
azan, Anton mengatakan seharusnya unsur yang lekat dengan
Islam itu tidak dibawa serta dalam deklamasi itu. Terlepas Sukma
mengetahui dasar hukum penistaan agama atau tidak, adik dari
Megawati itu dapat dijerat hukum.
"Penodaan agama karena menghina azan dan jilbab itu saya pikir
unsurnya jelas. Hukum tidak memandang ketidaktahuan dia,"
tuturnya.
Terkait isi puisi itu ada kemungkinan unsur kesengajaan oleh
Sukma. "Saya tidak yakin kalau dia tidak tahu syariat. Karena
hidup di Indonesia banyak info apalagi di keluarga beliau punya
ustaz," ujar dia.
Kamis 05 April 2018
Rep: Arif Satrio Nugroho / Red: Bilal Ramadhan
FUIB Ajak Masyarakat Ramai-Ramai Laporkan Sukmawati
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Umat Islam Bersatu
(FUIB) resmi menambah daftar panjang pelapor Sukmawati
Soekarnoputri terkait puisi kontroversialnya. Direktur Lembaga
Bantuan Hukum Forum Syuhada Indonesia, Khoirul Amin yang
mendampingi FUIB bahkan mengimbau agar segenap masyarakat
juga turut melaporkan Sukmawati.
"Kita mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk membuat
laporan di Polseknya masing-masing agar ada sejuta laporan
untuk puisi Sukmawati," kata dia di Bareskrim Polri, Jakarta,
Kamis (5/4).
Ia mengklaim sudah berkoordinasi dan berseru pada ormas
muslim secara nasional. Sehingga, laporan yang ditujukan untuk
putri Bung Karno ini terus bertambah.
"Insya Allah akan selalu bertambah karena kan selalu koordinasi
dengan organisasi muslim yang lain untuk membuat sejuta
laporan terhadap puisi Sukmawati tersebut," ucap dia.
Ketua FUIB Rahmat Himran bahkan tidak peduli dengan
permohonan maaf yang dilakukan Sukmawati. Sebagai muslim,
katanya tentu ia memaafkan. Namun, proses hukum tetap dituntut
untuk lanjut.
"Perlu diingat bahwa permohonan maaf tidak akan menghentikan
proses hukum yang akan kita tempuh," ujar dia. Laporan FUIB
ini diterima Bareskrim Polri atas Nama Herlina Yukianti Aziz
dengan nomor LP/463/IV/2016/Bareskrim tertanggal 5 April
2018.
Kompas.com – Selasa, 03/04/2018
Penulis: Setyo Adi / Editor : Farid Assifa
Sukmawati Soekarnoputri Dilaporkan atas Tuduhan
Penistaan Agama
JAKARTA, KOMPAS.com — Sukmawati Soekarnoputri
dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan penistaan agama.
Laporan itu dilakukan dua pihak sekaligus, yakni seorang
pengacara bernama Denny AK dan Ketua DPP Partai Hanura
Amron Asyhari.
Laporan itu dilakukan untuk menanggapi puisi yang dibacakan
Sukmawati Soekarnoputri di JCC Senayan beberapa waktu lalu
dalam acara peringatan 29 tahun Anne Avantie Berkarya.
"Saat itu dia berkata bahwa syariat Islam disandingkan dengan
sari konde, itu kan jelas menurut kami enggak bisa bisa
disandingkan. Lalu, nyanyian Ibu Pertiwi lebih indah daripada
azanmu. Kalau bicara begitu, dia meremehkan Sang Kuasa
dong," ujar Denny di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018).
Denny mengungkapkan, apa yang telah dilakukan Sukmawati
sangatlah tidak pantas. Hal senada juga disampaikan Amron.
"Ini jelas telah menghina dan melecehkan kami sebagai umat
Islam. Saya minta agar polisi segera mengusut kasus ini," kata
Amron.
Saat melapor, Denny membawa barang bukti berupa video puisi
Sukmawati yang telah tersebar di media sosial. Ia berharap polisi
segera mengusut tuntas kasus itu.
"Tetap proses hukum harus berjalan. Kami maafkan jika beliau
meminta maaf. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini belum
ada permintaan maaf dari dia, yang ada hanya klarifikasi," kata
Denny.
Kompas.com – Kamis, 05/04/2018
Penulis: Setyo Adi / Editor : Farid Assifa
Politisi PKB Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dari
Kasus Puisi Sukmawati
JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh muda Jawa Barat yang juga
ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Barat, Oleh Soleh mengajak
semua elemen masyarakat, khususnya di Jawa Barat, untuk tetap
teduh dan tidak terlalu reaksioner terkait puisi Sukmawati
Soekarnoputri berjudul "Ibu Indonesia".
Isi puisi tersebut menuai kontroversi di kalangan publik.
Beberapa kelompok masyarakat sudah melaporkan anak mantan
Presiden Soekarno ini ke pihak kepolisian.
Oleh mengatakan, meski tetap menyayangkan soal isi puisi
tersebut yang dianggap melukai umat Islam, namun sebaiknya
Sukmawati dimaafkan.
"Kita bisa memaafkan mengingat sekarang suasananya yang
sangat membutuhkan kondusivitas terkait tahun politik, agar ke
depannya masyarakat bisa menjalankan hak politiknya dalam
memilih tanpa dipengaruhi unsur-unsur yang bersifat
kontraproduktif, termasuk soal kebencian terhadap orang lain,"
tandas Oleh kepada Kompas.com, Kamis (5/4/2018).
Selain itu, Oleh juga berharap kasus ini menjadi pelajaran
berharga terkait kedewasaan dalam berbangsa.
"Bahwa ada banyak hal yang sebenarnya bisa dijadikan alasan
untuk bertikai, meski juga sebetulnya lebih banyak alasan yang
mendukung untuk supaya bangsa bisa bersatu dalam rangka
usaha-usaha produktif membangun jati diri bangsa kita," kata
Oleh.
Oleh mengimbau kasus ini jangan dijadikan komoditas politik,
apalagi dalam suasana menjelang pemilihan umum.
"Bagi para pihak yang merasa tidak nyaman, bahkan merasa
tersakiti oleh puisi ini, ya ranahnya ada di proses hukum. Tempuh
dengan jalur hukum, bukan jalur jalanan," tandasnya.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf dan
mengatakan tidak berniat menghina umat Islam Indonesia dengan
puisi yang dibacakannya pada saat pageralan 29 tahun Anne
Avantie.
Dia mengaku sebagai seorang muslimah yang bersyukur dan
bangga akan keislamannya. "Puisi 'Ibu Indonesia' yang saya
bacakan sesuai dengan tema acara pergelaran busana yakni
Cultural Identity, yang semata mata adalah pandangan saya
sebagai seniman, budayawati dan murni karya sastra Indonesia,"
kata Sukmawati saat memberi klarifikasi di Warung Daun,
Cikini, Rabu (4/4/2018).
"Saya adalah putri seorang Proklamator, Bung Karno, yang
dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang
mendapatkan gelar NU sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi As
Syaukah," kata Sukmawati.
Berita I Republika Online, 03 April 2018
Berita I Kompas.com, 03 April 2018
Berita II Republika Online, 05 April 2018
Berita II Kompas.com, 05 April 2018