Upload
vutram
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Tahunan 2011
Laporan Tahunan 2011 MIRA
DAFTAR ISI
1 Ikhtisar 2011 1 Sekilas MIRA 3 Strategi MIRA 4 Visi, Misi dan Nilai MIRA 5 Ikhtisar Kinerja Keuangan 8 Ikhtisar Kinerja Saham 10 Peristiwa Penting 2011
2 Laporan Manajemen 11 Laporan Dewan Komisaris 13 Laporan Direksi 16 Profil Dewan Komisaris 19 Profil Direksi
3 Analisa dan Pembahasan Manajemen
21 Tinjauan Kinerja Operasional 22 Kekuatan Armada Truk 22 Hasil Angkut 23 Penerapan “Keselamatan Mengemudi” 24 Pengawasan armada
25 Tinjauan Keuangan 25 Analisi Laporan Laba Rugi Konsolidasi 25 Analisis Neraca Konsolidasi 26 Analisi Rasio Keuangan
26 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
4 Pengembangan Usaha
28 Struktur Investasi MIRA 29 Anak Perusahaan
5 Tata Kelola Perusahaan
33 Tata Kelola Perusahaan 33 Rapat Umum Pemegang Saham 34 Dewan Komisaris 35 Direksi 35 Komite‐komite di Perseroan 35 Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Gabungan
Laporan Tahunan 2011 MIRA
36 Sekretaris Perusahaan 37 Akuntabilitas 37 Pengendalian Internal 37 Internal Audit 37 Komunikasi dengan Pemegang Saham
38 Direktori
Pernyataan Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Tahunan 2011
Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit)
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 1
1 IKHTISAR 2011
Sekilas MIRA
1979
PT Mitra International Resources Tbk. (Perseroan), semula bernama PT Mitra Rajasa Tbk., didirikan pada tanggal 24 April 1979, sebagai perusahaan yang menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat, perdagangan, jasa, pembangunan, pertambangan dan perindustrian. Sejak didirikan, Perseroan bergerak dalam bidang industri jasa transportasi darat, khususnya transportasi untuk muatan semen kantong Tiga Roda produksi dari Indosemen.
1997 Perseroan dinyatakan efektif sebagai Perusahaan Publik pada tanggal 6 Januari 1997 dan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 30 Januari 1997.
2000 Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split), dari Rp.500 per saham menjadi Rp. 250 per saham
2007 Di penghujung tahun 2007, Perseroan mulai memasuki sektor migas dengan mengakuisisi PT Pulau Kencana Raya (PKR) yang bergerak di bidang jasa penunjang migas. PKR adalah pemegang kontrak kerja untuk unit FPSO Sea Good di ladang minyak lepas pantai milik Santos yang terletak di perairan Madura.
2008
Tahun 2008, Triwulan IV, Perseroan, melalui anak perusahaan Mira International Holdings Pte.Ltd. (MIH), melakukan tindakan korporasi dengan melakukan pengambilalihan 79,78% kepemilikan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) dari pemilik sebelumnya. Kemudian, sebagai pemenuhan kewajiban sesuai peraturan Bapepam‐LK No. IX.H‐1, MIH melaksanakan Penawaran Tender Wajib atas sisa saham APEX milik publik, dan pada akhir pelaksanaan Penawaran Tender, MIH memiliki total 98,14% saham APEX.
APEX adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengeboran migas dengan kepemilikan 8 anjungan pengeboran (rig) darat dan 6 anjungan pengeboran lepas pantai.
2009
Perseroan kembali melakukan pengembangan dengan melakukan pengambilalihan atas kepemilikan 80% saham PT Team Safety Consultant Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa inspeksi teknik, sertifikasi, tenaga kerja teknis dan pelatihan, terutama pada kegiatan‐kegiatan dan peralatan yang digunakan di industri minyak, gas dan panas bumi.
Pada pertengahan tahun 2009, Perseroan mendirikan Anak Perusahaan baru yaitu PT Bojonegara Training Center (BTC), dengan tujuan untuk mengelola pusat pelatihan yang khusus memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon‐calon “driller” yang setelah
2 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
selesai masa pendidikannya akan siap pakai di industri pengeboran migas
2010
Sepanjang tahun 2010, Perseroan melakukan berbagai upaya dalam rangka restrukturisasi hutang Anak Perusahaan yang timbul pada pengambilalihan APEX di tahun 2008. Kondisi pasar yang belum kondusif sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang berawal di penghujung tahun 2008 berdampak cukup signifikan dalam upaya‐upaya Perseroan. Dalam kondisi yang cukup berat ini, kegiatan operasional Perseroan masih berlangsung dengan baik.
2011
Mengawali tahun 2011, Perseroan mendirikan Anak Perusahaan baru yaitu PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (MKRI), berkedudukan di Kalimantan Timur. MKRI bergerak di bidang perdagangan umum. Perseroan, melalui MKRI, berupaya mengembangkan usaha ke bidang pertambangan, perkebunan dan infrastruktur. Pertengahan tahun 2011, Perseroan melakukan divestasi atas kepemilikan 99,35% saham di Anak Perusahaan yaitu Sabre Systems International Pte.Ltd. (SSI), yang merupakan induk dari perusahaan induk pengendali APEX. Transaksi jual beli saham SSI terealisasi pada tanggal 30 Desember 2011, dengan perolehan laba divestasi sebesar Rp.5.057.691.289.101. Divestasi SSI tersebut merupakan upaya maksimum yang dapat dilakukan Perseroan dalam rangka menyelesaikan restrukturisasi hutang di Anak Perusahaan. Perseroan berharap, dengan selesainya beban hutang ini maka Perseroan dan seluruh Anak Perusahaan dalam kelola Perseroan dapat lebih berkembang di masa depan.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 3
Strategi MIRA Untuk tahun 2011, Perseroan menganggap perlu untuk melakukan penyesuaian strategi, setelah sebelumnya lebih banyak difokuskan pada pengembangan kegiatan usaha di bidang jasa penunjang sector migas. Hal ini terutama dilakukan sebagai antisipasi atas dampak divestasi terhadap Anak Perusahaan yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar dari bidang jasa penunjang industri migas. Perseroan menetapkan strategi dengan tahapan‐tahapan berikut: I. 2011 – 2012 : TAHAPAN KONSOLIDASI
1. Konsolidasi internal, baik dari sumber daya, organisasi, kegiatan operasional, keselamatan kerja dan kesiapan armada.
2. Melakukan penjajakan dan penetrasi pasar yang baru. Sejak 1979, Perseroan telah menjadi perusahaan angkutan utama untuk muatan semen Tiga Roda. Pengalaman dan kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan meyakinkan Perseroan untuk melakukan diversifikasi jenis muatan ke jenis muatan non‐semen.
3. Restrukturisasi di bidang keuangan.
II. 2013 ‐ 2014 : TAHAPAN PEMANTAPAN KEGIATAN USAHA
1. Penambahan dan modernisasi armada. Terbukanya peluang pasar baru dan meningkatnya permintaan pelanggan, Perseroan secara bertahap akan menambah jumlah armada truk. Di tahun 2011, Perseroan telah mulai melengkapi armada truk yang dimiliki dengan alat GPS sehingga aktivitas setiap armada dapat termonitor dengan akurat.
2. Penerapan teknologi informasi secara penuh. Sistem yang terintegrasi telah mulai diterapkan dalam kegiatan operasional Perseroan, khususnya unit usaha angkutan darat. Sistem ini mengakomodasi kebutuhan informasi baik dari sisi sumber daya manusia (dalam hal ini pengemudi), armada truk, aktivitas operasional (penerbitan delivery order, surat perintah muat, pengeluaran uang jalan), penagihan, sampai dengan pencatatan secara akunting. Penyempurnaan dan pemeliharaan atas sistem terus berlangsung secara intensif.
3. Pengembangan ke bidang usaha logistik lainnya. Perseroan mulai menjajaki bidang usaha logistik yang berhubungan erat dengan usaha angkutan darat. Usaha pergudangan menjadi salah satu sasaran penjajakan untuk pengembangan usaha di masa depan.
III. 2015: TAHAP TINGGAL LANDAS
Perseroan tetap memegang prinsip kehati‐hatian terhadap setiap pelaksanaan strategi, dengan tujuan utama pada pengembangan dengan resiko usaha terukur, terkira dan memberikan keuntungan.
4 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Visi dan Misi MIRA
VISI
Menjadi Perusahaan terbaik, terutama dalam bidang logistik dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja
MISI
Fokus pada peningkatan nilai Perseroan dan nilai bagi Pemegang Saham Perseroan dengan berkomitmen pada pelaksanaan good corporate governance, dan mencapai target usaha dengan kinerja terbaik di industri.
NILAI – NILAI POKOK MIRA
Selaras dengan visi dan misi Perseroan, serta sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada para stakeholders, Perseroan membangun budaya usaha yang berlandaskan pada nilai‐nilai pokok Perseroan, yaitu:
• Integritas dan Keterbukaan • Kompetensi dan Profesionalisme • Kepemimpinan dan Kepeloporan • Kerja Sama dan Kemitraan • Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 5
Ikhtisar Kinerja Keuangan Tabel‐tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang angka‐angkanya dikutip dari dan dihitung berdasarkan laporan keuangan Perseroan pada dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.
(dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007
LABA RUGI Pendapatan Usaha 2,134,693 2,243,139 2,714,465 1,196,766 133,847
EBITDA 790,534 1,062,004 1,456,205 618,909 38,809
Bunga 1,522,571 1,335,544 1,283,500 373,616 22,656
Pajak (131,449) 42,563 (139,752) 52,072 2,325
Amortisasi & Depresiasi 967,007 794,784 1,197,308 439,148 23,947
Laba Kotor 344,322 510,434 738,597 322,286 25,575
Laba Usaha 136,898 356,526 561,377 273,823 14,862
Laba (Rugi) Bersih 3,952,937 (1,932,344) (2,830,914) (464,953) 24,982
Laba (Rugi) Bersih per Saham (Rp) 998 (488) (715) (162.35) 67
(dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007
NERACA
Aktiva Lancar 145,290 1,530,353 1,764,960 1,790,062 164,262
Aktiva Tidak Lancar 260,430 6,231,029 7,555,325 10,762,861 1,017,820
Jumlah Aktiva 405,720 7,761,382 9,320,285 12,552,923 1,182,082
Kewajiban Lancar 58,831 8,607,363 8,577,084 2,704,444 335,047
Kewajiban Tidak Lancar 52,796 2,679,402 2,408,135 8,609,071 308,953
Jumlah Kewajiban 111,627 11,286,765 10,985,220 11,313,515 644,000
Jumlah Ekuitas 294,093 (3,525,383) (1,664,935) 1,068,975 537,608
6 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007
INDIKATOR KEUANGAN
EBITDA/Pendapatan Usaha (X) 0.37 0.47 0.54 0.52 0.29
Laba Kotor/ Pendapatan Usaha (%) 16.13% 22.76% 27.21% 26.9% 19.10%
Laba Usaha/ Pendapatan Usaha (%) 6.41% 15.89% 20.68% 22.9% 11.10%
Laba (Rugi) Bersih/ Pendapatan Usaha (%) 185.18% ‐86.14% ‐104.29% ‐38.9% 18.70%
Laba (Rugi) Bersih/ Jumlah Aktiva (%) 974.30% ‐24.90% ‐30.37% ‐3.7% 2.10%
Laba (Rugi) Bersih/ Jumlah Ekuitas (%) 1344.11% 54.81% 170.03% ‐37.5% 4.60%
Aktiva Lancar/ Kewajiban Lancar (X) 2.47 0.18 0.21 0.66 0.49
Hutang Berbunga/ Ekuitas (X) 0.19 (2.43) (5.03) 6.95 0.42
Hutang Berbunga Bersih/ Ekuitas (X) 0.14 (2.27) (4.63) 6.27 0.27
Jumlah Kewajiban/ Jumlah Ekuitas (X) 0.38 (3.20) (6.60) 9.13 1.20
EBITDA/ Beban Bunga (X) 0.52 0.80 1.13 1.66 1.71
Keterangan: 1. Untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2007 telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Johan Malonda Astika & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
2. Untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2008 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Johan Malonda Astika & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
3. Untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Johan Malonda Astika & Rekan dengan tidak menyatakan pendapat.
4. Untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2010 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Johan Malonda Mustika & Rekan dengan pendapatan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
5. Untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Johan Malonda Mustika & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 7
Pendapatan (dalam jutaan Rupiah)
EBITDA (dalam jutaan Rupiah)
Laba Usaha (dalam jutaan Rupiah)
Jumlah Aktiva(dalam jutaan Rupiah)
Kewajiban dan Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah)
8 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Ikhtisar Kinerja Saham
Tertinggi (IDR)
Terendah (IDR)
Penutupan (IDR)
Volume Kapitalisasi Pasar
(IDR) Triwulan I ‐ 2007 37 30 36 5,051,500 16,188,000,000Triwulan II 43 17 26 51,632,000 11,970,000,000Triwulan III 198 23 198 593,885,000 90,060,000,000Triwulan IV 450 108 420 3,071,685,508 574,560,000,000
Triwulan I – 2008 510 200 500 1,773,528,996 684,000,000,000Triwulan II 965 500 920 7,808,770,980 1,997,280,000,000Triwulan III 1,010 710 920 3,237,853,480 2,517,120,000,000Triwulan IV 910 540 570 540,324,000 2,274,719,578,710
Triwulan I – 2009 670 390 660 2,348,561,016 2,633,885,827,980Triwulan II 770 550 570 9,044,662,008 2,274,719,578,710Triwulan III 580 445 460 5,276,501,500 1,835,738,607,380Triwulan IV 465 295 350 1,656,366,500 1,396,757,636,050
Triwulan I – 2010 360 230 240 427,171,500 950,736,733,920Triwulan II 390 230 315 1,782,920,000 1,247,842,060,290Triwulan III 355 245 255 3,929,154,000 1,010,169,588,330Triwulan IV 275 205 265 3,949,671,000 1,049,771,891,990 Triwulan I – 2011 235 184 190 903,185,000 185,814,757,500Triwulan II 173 150 160 1,165,969,000 191,792,310,500Triwulan III 0 0 160 0 0Triwulan IV 0 0 160 0 0 Catatan: Pada Triwulan III, Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan saham Perseroan (suspensi), sebagai akibat dari diperolehnya opini “Disclaimer” selama 2 (dua) tahun berturut‐turut atas Laporan Keuangan Tahunan Auditan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2009 dan 2010. Suspensi hanya dapat dicabut, dengan diterbitkannya Laporan Keuangan Auditan dengan opini wajar tanpa pengecualian.
Kronologis Pencatatan Saham
Tanggal Pencatatan Tindakan Korporasi Rasio Harga
Penawaran Harga
Nominal Jumlah Saham
30 Januari 1997 Penawaran Umum Perdana 1,175 500 114,000,000
17 Mei 2000 Pemecahan Saham 1 : 2 250 228,000,000
14 Nopember 2007 Penawaran Umum Terbatas I 1 : 5 450 250 1,368,000,000
3 Juni 2008 Pemecahan Saham 1 : 2 125 2,471,379,000
27 Nopember 2008 Penawaran Umum Terbatas II 55 : 21 800 125 3,959,908,218
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 9
Catatan: 1. Pada periode sesudah PUT I, terjadi pelaksanaan konversi Waran Seri I sebanyak 2.689.500 saham,
sehingga jumlah saham per 2 Juni 2008 adalah 1.370.689.500 2. Para periode sesudah Pemecahan Saham di tahun 2008, terjadi konversi Waran Seri I sebanyak
124.272.408 saham, sehingga jumlah saham sebelum pelaksanaan PUT II adalah 2.865.651.408 3. Pada periode pelaksanaan PUT II, dicatatkan saham baru sebanyak 1.094.157.810 dan setelah
selesai periode pelaksanaan PUT II terjadi konversi Waran Seri I sebanyak 45.000 saham sehingga jumlah saham per 31 Desember 2008 adalah 3.959.854.218 saham
Komposisi Pemegang Saham
Komposisi Pemegang Saham MIRA Periode 31 Desember 2011 Kepemilikan lebih dari 5%
Pemegang Saham Jumlah Saham %
PT Inti Kencana Pranajati 538,696,854 13,60%
PT Mitra Murni Expressindo 291,555,552 7,36%
Morgan Stanley & Co Int'l Plc‐Client AC 759,375,000 19,17%
Masyarakat 2,371,824,633 59,87%
TOTAL SAHAM 3,961,452,039 100%
Komposisi Pemegang Saham MIRA Periode 31 Desember 2011 Berdasarkan status pemilik
Status Pemilik Jumlah
Pemegang Saham
Jumlah Saham (%)
PEMODAL NASIONAL Perorangan Indonesia 5,034 1,095,235,122 27.65% Yayasan Dana Pensiun 11 1,407,000 0.04% Perseroan Terbatas 45 1,379,914,442 34.83%
Lain‐lain 3 368,000 0.01% Sub Total 5,093 2,476,924,564 62.53% PEMODAL ASING
Perorangan Asing 13 31,833,500 0.80% Badan Usaha Asing 40 1,452,693,975 36.67%
Sub Total 53 1,484,527,475 37.47%
TOTAL 5,146 3,961,452,039 100.00%
10 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Peristiwa Penting 2011
28 Juni
Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham Sabre Systems International Pte.Ltd. (SSI) antara Perseroan dengan Tuscany Investment Group Ltd. (Tuscany)
Perseroan menjual 99,35% kepemilikan saham di SSI kepada Tuscany dengan nilai transaksi sebesar USD 40.000.000,‐. Divestasi ini merupakan langkah kongkrit upaya restrukturisasi hutang di tingkat Anak Perusahaan yang timbul pada saat pengambilalihan kepemilikan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. di tahun 2008.
6 Juli
Paparan Publik Insidentil
Bertempat di Onyx Room Lantai 2, Arion Swiss –Belhotel, Jl. Kemang Raya No. 7, Jakarta Selatan 12730, paparan publik insidentil dilaksanakan sehubungan opini tidak memberikan pendapat “disclaimer” pada Laporan Keuangan Auditan MIRA Tahun 2010. Paparan Publik Insidentil ini dihadiri oleh 21 orang yang terdiri dari individu dan wartawan.
29 Juli
RUPS Tahunan
Bertempat di Wiva 1 Room, Lantai 1, Jl. Kemang Raya No.7, Jakarta Selatan. Hasil RUPST antara lain menyetujui Laporan Tahunan dan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2011, juga menyetujui dan mengesahkan atas tindakan pengalihan harta kekayaan yang telah dilakukan Perseroan sebelum dilakukannya Rapat ini atau yang akan dilakukan Perseroan kemudian hari sehubungan dengan restrukturisasi hutang Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.
29 September
Penandatanganan Perubahan Perjanjian Jual dan Beli Saham SSI dengan Tuscany
Pada perubahan ini, tanggal transaksi diubah menjadi paling lambat tanggal 30 Desember 2011
16 Desember
Paparan Publik Tahunan
Diselenggarakan di Jade Room Lantai 2, Arion Swiss‐Belhotel, Jl. Kemang Raya No.7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Paparan Publik ini dihadiri oleh 17 orang yang terdiri dari individu dan wartawan.
30 Desember
Perseroan resmi melepas SSI
Pada tanggal 30 Desember 2011 ini, Perseroan resmi dan efektif secara hukum melepas kepemilikan atas 99,35% saham SSI kepada Tuscany. Dengan demikian, persoalan penyelesaian hutang di tingkat SSI dan Anak Usaha di bawah SSI tidak lagi menjadi beban Perseroan
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 11
2 LAPORAN MANAJEMEN
Laporan Dewan Komisaris Pemegang Saham Yang Terhormat, Tahun 2011 merupakan tahun penting bagi Perseroan, karena di tahun inilah secara korporasi Perseroan telah mampu menyelesaikan tugas berat dalam merestrukturisasi hutang di tingkat Anak Perusahaan, yaitu pada Sabre Systems International Pte.Ltd. dan Mira International Holdings Pte.Ltd., yang timbul pada saat pengambilalihan kepemilikan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Restrukturisasi dengan pilihan terberat harus diambil oleh Perseroan, yaitu dengan melepaskan kepemilikan atas 99,35% saham pada SSI. Dalam proses pengambilan keputusan untuk divestasi tersebut, Dewan Komisaris Perseroan senantiasa memberikan arahan kepada Direksi Perseroan dan berupaya melakukan pengawasan atas setiap kebijakan serta dampak terhadap keputusan yang telah diambil. Menyadari kondisi pasar yang kurang kondusif dan berdampak dengan berlarut‐larutnya upaya‐upaya penyelesaian restrukturisasi hutang tersebut, kami menilai bahwa keputusan Direksi Perseroan untuk melakukan divestasi tersebut merupakan keputusan yang final dan tepat, serta telah mempertimbangkan semua resiko yang akan timbul. Setelah 2 (dua) tahun berturut‐turut Perseroan memperoleh opini “tidak menyatakan pendapat / disclaimer” atas Laporan Keuangan Tahunan yang berakhir pada tanggal‐tanggal 31 Desember 2009 dan 2010, perdagangan saham Perseroan (MIRA) di Bursa Efek Indonesia dihentikan (suspensi). Dengan jumlah 5.146 pemegang saham per 31 Desember 2011, suspensi tersebut merupakan sanksi yang berat bagi Perseroan. Karenanya kami terus melakukan pendampingan dan terus mengarahkan Direksi Perseroan agar mengupayakan secara maksimal supaya sanksi suspensi tersebut dicabut. Dengan dikeluarkannya Laporan Keuangan Tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang diaudit oleh KAP Johan Malonda Mustika & Rekan dengan opini “wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan”, dilengkapi dengan Laporan Triwulan I Tahun 2012 dan Laporan Tengah Tahunan 2012, maka saham Perseroan (MIRA) dapat diperdagangkan kembali di Bursa Efek. Dengan hasil audit tersebut, serta dengan dibukanya kembali perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek, maka Perseroan telah memperoleh kembali kesempatan untuk memperbaiki kinerja keuangan dan melakukan pengembangan‐pengembangan usaha yang telah direncanakan.
12 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Dalam hal kegiatan operasional, khususnya unit usaha angkutan darat, kami melihat upaya maksimal yang dilakukan Direksi Perseroan dalam melakukan konsolidasi internal baik dalam hal sumber daya manusia, organisasi, armada dan perihal keselamatan kerja, telah mulai membuahkan hasil. Tingkat utilisasi armada truk yang cukup tinggi mencapai 80% menunjukkan sinergi yang baik dari setiap divisi terkait dalam pengoperasian armada truk Perseroan. Diperolehnya kontrak‐kontrak baru baik untuk muatan semen maupun non‐semen, juga merupakan sebuah catatan penting yang perlu digarisbawahi karena Perseroan telah mampu membuktikan bahwa jasa pelayanan yang diberikan mendapat pengakuan dari pasar. Kami optimis, bahwa Perseroan mampu berkembang dan meningkatkan kinerjanya lebih baik lagi serta menjaga kelangsungan usaha yang memberikan nilai manfaat kepada segenap stakeholders. Mempertimbangkan pencapaian kinerja Tahun 2011 ini, maka kami merekomendasikan kepada Pemegang Saham agar memberikan persetujuan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi Auditan per tanggal 31 Desember 2011 serta Laporan Tahunan 2011 Perseroan. Selanjutnya, perkenankan kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi‐tingginya kepada para pemegang saham, stakeholders, anggota komite audit dan komite remunerasi, dan terlebih kepada seluruh karyawan Perseroan, atas loyalitas, kepercayaan dan dedikasi yang telah diberikan kepada Perseroan sampai saat ini. Demikian Laporan Dewan Komisaris ini kami sampaikan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi Perseroan. Atas nama Dewan Komisaris PT Mitra International Resources Tbk.
Agung Salim Komisaris Utama
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 13
Laporan Direksi Pemegang Saham yang Terhormat, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa Perseroan telah mampu melalui tahun 2011 dengan kinerja yang membaik. Kinerja yang baik ini tentunya merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi seluruh karyawan, jajaran Direksi serta Dewan Komisaris Perseroan dengan dukungan kepercayaan para Pemegang Saham yang kami hormati.
Harus diakui bahwa tahun 2011 adalah tahun yang cukup berat bagi Perseroan, mengingat ketatnya proses penyelesaian restrukturisasi hutang di tingkat Anak Perusahaan yang timbul pada proses pengambilalihan kepemilikan saham di PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Perseroan memang mentargetkan restrukturisasi hutang ini selesai di tahun 2011, supaya di tahun‐tahun berikutnya Perseroan dapat lebih fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan kinerja. Penyelesaian Restrukturisasi Hutang
Pada tanggal 30 Desember 2011, Perseroan telah berhasil melakukan penyelesaian hutang Perseroan dan Anak Usaha yang timbul dari akuisisi APEX. Keputusan berat yang harus diambil dalam rangka mentuntaskasn restrukturisasi hutang tersebut adalah bahwa Perseroan harus melakukan divestasi 93,35% kepemilikan saham dalam Sabre Systems International Pte.Ltd. (SSI). Pihak pembeli yang menandatangani perjanjian jual dan beli saham dalam rangka divestasi ini adalah Tuscany Investment Group Ltd.. Nilai transaksi tersebut sebesar USD 40.000.000,‐. Transaksi ini menyelesaikan secara sekaligus seluruh hutang yang timbul dari akuisisi APEX. Dari divestasi tersebut Perseroan memperoleh laba sebesar Rp 5,05 triliun pada tahun buku 2011.
Perlu diketahui, bahwa divestasi yang dilakukan Perseroan adalah divestasi terhadap kelompok Anak Usaha yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar secara konsolidasi. Namun Perseroan telah mengambil keputusan final dan dianggap tepat walaupun harus mencatatkan penurunan asset dan revenue secara signifikan. Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Tahunan 2011
Manajemen meminta maaf kepada para pemegang saham sekalian, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Tahunan 2011. Keterlambatan ini terutama disebabkan oleh proses audit di anak usaha Perseroan yang lebih dahulu mengalami keterlambatan. Walaupun SSI tidak tercatat lagi sebagai anak usaha Perseroan sejak tanggal 30 Desember 2011, namun Perseroan masih harus melakukan konsolidasi atas laporan keuangan SSI dan anak usaha di bawah kelola SSI (yaitu SSI Offshore Pte.Ltd., MIH dan APEX). Laporan keuangan Tahunan 2011 dari APEX baru diterbitkan pada bulan Juni 2012, dengan demikian proses konsolidasi di MIH baru dapat dilakukan setelah itu, untuk kemudian dilanjutkan proses konsolidasi sampai ke tingkat Perseroan sebagai perusahaan induk. Karenanya, Laporan Keuangan Tahunan Konsolidasi 2011 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 baru dapat diterbitkan oleh Perseroan pada tanggal 9 Nopember 2012.
Perseroan berkomitmen untuk menghindari keterlambatan pelaporan‐pelaporan di tahun mendatang. Laporan Keuangan Triwulan I, Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Triwulan III untuk Tahun 2012 sudah selesai dilaporkan. Dengan demikian, Perseroan optimis dapat menyelesaikan Laporan Keuangan Tahunan 2012 nanti tepat pada waktunya.
14 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Saham MIRA
Sebagaimana diketahui bersama, saham Perseroan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia harus mengalami suspensi / dihentikan perdagangannya, sebagai resiko atas opini “tidak menyatakan pendapat / disclaimer” dari Auditor Perseroan selama 2 (dua) tahun berturut‐turut yaitu untuk Laporan Tahunan Konsolidasi Auditan untuk tanggal‐tanggal yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2010. Suspensi ditetapkan oleh BEI pada tanggal 30 Juni 2011 dalam suratnya nomor S‐04322/BEI.PPJ/6‐2011. Setelah Perseroan menyelenggarakan paparan publik insidentil terkait opini disclaimer tersebut, maka BEI mencabut suspensi saham MIRA di pasar negosiasi pada tanggal 8 Juli 2011 dalam suratnya nomor S‐0455/BEI.PPJ/07‐2011. Untuk dapat mencabut suspensi di pasar regular, maka persyaratan utama yang harus dipenuhi Perseroan adalah dengan menerbitkan Laporan Keuangan Auditan dengan opini “wajar tanpa pengecualian”.
Perseroan berupaya keras agar suspensi di pasar regular tersebut dicabut, namun seiring dengan proses restrukturisasi yang belum mencapai titik final, maka hingga akhir tahun 2011 Perseroan belum dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh BEI. Karenanya, Perseroan memohon maaf kepada para pemegang saham MIRA atas suspensi di pasar regular ini.
Setelah Perseroan menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan 2011 dengan opini “wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan”, kemudian disusul dengan Laporan Keuangan Triwulan I Maret 2012 dan Laporan Keuangan Tengah Tahunan Juni 2012, akhirnya pada tanggal 27 Nopember 2012 BEI mencabut suspensi saham MIRA dalam suratnya nomor Peng‐UPT‐00023/BEI.PPJ/11‐2012. Mulai tanggal 28 Nopember 2012 saham MIRA sudah dapat diperdagangkan lagi di Bursa Efek Indonesia.
Pencapaian Operasional
Unit usaha angkutan darat
Sepanjang tahun 2011, pada unit usaha angkutan darat mulai menerapkan sistem teknologi informasi yang terintegrasi mulai dari operasional, sumber daya manusia (dalam hal ini data pengemudi truk), bengkel, gudang suku cadang, keuangan dan akunting. Sistem ini terus disempurnakan dan diberdayakan dengan tujuan meminimalisir kesalahan manusia / human error pada pelaksanaan kegiatan operasional yang dapat menyebabkan kerugian bagi Perusahaan.
Perseroan juga telah melakukan penjajakan di tahun 2011 ini untuk melengkapi seluruh armada truk dengan alat pengawasan GPS. Realisasi pemasangan GPS akan dilakukan secara bertahap sepanjang tahun 2012. Perseroan yakin, nilai jual armada truk akan meningkat seiring dengan peningkatan pelayanan yang diupayakan oleh Perseroan.
Diversifikasi jenis muatan juga terus diupayakan untuk mengantisipasi ketergantungan pada pasar yang telah terbentuk. Dengan tetap membangun kepercayaan dan komitment sebagai perusahaan angkutan utama dari PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk. sejak tahun 1979, Perseroan juga menanggapi positif peluang‐peluang baru dari jenis muatan non‐semen.
Armada truk yang dimiliki Perseroan sesuai data per tanggal 31 Desember 2011 berjumlah 505 unit. Secara jumlah unit, memang mengalami penurunan dibandingkan data tahun 2010 yang mencapai 602 unit. Jumlah armada yang berkurang dibandiingkan tahun lalu ini sebagai dampak dari proses inspeksi atas kesiapan keseluruhan armada yang dilakukan Perseroan. Pada proses tersebut, teridentifikasi sejumlah unit yang tidak siap operasi dan sudah tidak layak dipertahankan. Sehingga Perseroan memutuskan untuk melakukan penjualan atas unit‐unit tersebut.
Apabila dilihat dari hasil akhir dari 505 unit truk ini lebih baik dibandingkan tahun 2010. Tingkat utilitas yang mencapai 95% serta total tonase angkut sebesar 2.022.731 ton menghasilkan revenue senilai Rp.100.948.000.000,‐ selama tahun 2011. Hal ini menjadi gambaran produktivitas dari armada truk yang dimiliki Perseroan menjadi lebih baik walaupun jumlah armada berkurang.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 15
Mengantisipasi terbukanya peluang‐peluang baru, Perseroan telah merencanakan penambahan unit truk baru secara bertahap di tahun 2012.
Unit usaha jasa penunjang industri migas
Dari unit usaha ini, Perseroan masih menunggu kontribusi dari 1 (satu) unit FPSO yang diberi nama Putri yang sedang dalam proses tender dengan calon pemberi kerja. Proses refurbishment / restorasi untuk FPSO Putri telah dilakukan sejak tahun 2010, dan saat ini sudah memasuki tahap akhir untuk kondisi standar FPSO. Apabila tender telah diperoleh maka selanjutnya FPSO Putri akan memasuki tahap refurbishment sesuai dengan spesifikasi FPSO yang diperlukan oleh pemberi kerja. Diharapkan pada tahun 2013 FPSO Putri sudah mulai beroperasi dan memberikan kontribusi kepada Perseroan.
Dengan beralihnya kepemilikan saham di SSI, yang merupakan induk dari perusahaan induk APEX, maka Perseroan tidak lagi mengelola unit‐unit pengeboran minyak (Rig) milik APEX.
Prospek Tahun 2012
Selesainya restrukturisasi hutang Perseroan dan Anak Usaha di tahun 2011 kiranya membuka peluang bagi Perseroan untuk melakukan pemantapan dan pengembangan usaha. Meningkatnya kualitas layanan dari armada truk Perseroan, diharapkan dapat memperoleh pengakuan dari pelanggan. Peluang‐peluang untuk membuka area layanan baru dan juga peningkatan jumlah tonase yang mulai dibicarakan dengan Perseroan kiranya menjadi titik awal perkembangan yang lebih baik lagi di tahun 2012.
Kinerja keuangan yang mulai menunjukkan perbaikan juga menjadi modal bagi Perseroan dalam menjalin kerjasama dengan institusi‐institusi keuangan untuk pembiayaan proyek‐proyek baru dan pengembangan usaha Perseroan.
Kerja keras dan dedikasi tinggi dari seluruh karyawan Perseroan, jajaran Direksi dan Dewan Komisaris tentunya menjadi kekuatan bagi Perseroan untuk optimis bahwa tahun 2012 akan lebih baik lagi. Dukungan dan kepercayaan dari para pemegang saham pun menjadi motivasi Perseroan untuk meningkatkan kinerja sehingga Perseroan mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
PT Mitra International Resources Tbk.
Wirawan Halim Direktur Utama
16 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Profil Dewan Komisaris AGUNG SALIM Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, 47 tahun, lahir di Jakarta, pada tanggal 26 Februari 1965, menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1988. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2009, setelah sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Perseroan (periode 2007 – 2009). Jabatan lainnya di kelompok usaha Perseroan adalah: Komisaris Utama PT Pulau Kencana Raya (2010‐sekarang), Komisaris Utama PT Pulau Kencana Oilfield Services (2008‐sekarang). Komisaris Utama PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (2011‐ sekarang), Komisaris PT Mitra Rajasa Transportindo (2008 – sekarang). Di luar kelompok usaha Perseroan menjabat menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Intifikasa Securindo, Komisaris Independen di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
TITO SULISTIO Komisaris
Warga Negara Indonesia, 57 tahun, lahir di Bogor, pada tanggal 5 Juli 1955, menyelesaikan pendidikan S1 Marketing pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1982 dan melanjutkan studi serta memperoleh Master of Accountancy and Finance dari Institute d’Enseignement Superieur Lucier Cooremans, Brusells, Belgium tahun 1988. Berbagai posisi dan jabatan pada perusahaan‐perusahaan nasional maupun multinasional yang pernah dijabat antara lain: Senior Brand Manager Unilever Indonesia (1983 – 1989), Presiden Direktur PT Pentasena Arthaselaras (1989 – 1994), Komisaris Bursa Efek Jakarta (1992 – 1994), Presiden Direktur PT Bursa Paralel Indonesia (1994 ‐1995). Direktur Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (1995 – 1999), Managing Director PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (1995 – 1999), Presiden Direktur PT Media Investor On Line (2000 – 2003). CEO PT Media Nusantara Citra Networks (2005 – 2007).
Saat ini masih menjabat sebagai : Ketua Divisi Hubungan Internasional, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) (2004 – Sekarang), Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (2003 ‐ Sekarang).
Di kelompok Usaha Perseroan, menjabat sebagai : Komisaris PT Pulau Kencana Raya (2001 – Sekarang), Komisaris Perseroan (2009 – Sekarang), Direktur Utama PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (2011‐ sekarang), Komisaris PT Team Safety Consultants Indonesia (2010‐sekarang), Komisaris Utama PT Mitra Rajasa Transportindo (2008 – sekarang)
BENI PRANANTO Komisaris
Warga Negara Indonesia, 53 tahun, lahir di Kudus 03 Januari 1959. Menyelesaikan pendidikan Bachelor of Commerce, Concordia University, Canada pada tahun 1981, dan Marine & Transport Management pada McGill University, Montreal, Canada pada tahun 1982. Jenjang karirnya dimulai sebagai Manager Keuangan PT Tri Manggada Nusantara Lines (1982–1983), Direktur PT Tri Manggada Nusantara Lines, PT Pan Asia Express Line (1984 – 1998), Presiden Direktur PT Rama Dinamika Raya (1985 – Sekarang), Direktur PT Zebra Indah Jaya (1987 – 1988), Presiden Direktur PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk. (1987– 2007), Direktur PT Asia Perintis Contindo (1989 – 1991), Presiden Direktur PT Asia Perintis Contindo (1991 – 1993), Direktur Utama PT Tasikmadu Shipping Company (1992 – Sekarang). Di kelompok usaha Perseroan, menjabat sebagai : General Manager Perseroan (1983 – 1993), Direktur Utama Perseroan (1994 – 2009), Wakil Direktur Utama (2009), saat ini menjabat sebagai Komisaris Perseroan (2009‐Sekarang), Direktur
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 17
Utama PT Mitra Rajasa Transportindo (2008 – sekarang), Komisaris PT Pulau Kencana Raya (2010‐sekarang), Komisaris PT Team Safety Consultants Indonesia (2010‐sekarang).
H MOHAMAD JUSUF HAMKA Komisaris
Warga Negara Indonesia, 55 tahun, lahir di Jakarta pada tanggal 5 Desember 1957. Menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta pada tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan di Vancouver, Canada jurusan Administrasi Bisnis. Tahun 1983 menyelesaikan pendidikan di Universitas Jayabaya, Jakarta jurusan Sosial Politik. Memulai karirnya di bidang usaha perkayuan sebagai Branch Manager di PT Dayak Besar – Palangkaraya pada tahun 1978, hingga di tahun 1981 menjabat sebagai Direktur Utama sampai tahun 1982. Di tahun 1980 juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT Express Budi Yamin, perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan udara (Air Cargo). Semakin memantapkan karirnya di bidang perkayuan, tahun 1983 – 1986 sebagai Direktur Utama PT Dayak Besar Timber di Jakarta. Tahun 1986 – 1994 sebagai Direktur Utama PT Daya Besar Agung Corporation. Tahun 1997 – 2001 menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Metropolitan Realty International (Hotel Horizon, Jakarta). Mulai tahun 1998 sampai dengan sekarang menjabat sebagai Komisaris di PT Artha Graha Investama, PT Hotel Prapatan, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., Komisaris Utama di PT Steady Safe, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri Tbk., PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (sejak 2002) dan Komisaris Utama di PT Mandara Permai Tbk (sejak 2003). Di kelompok usaha Perseroan menjabat sebagai Direktur PT Apexindo Pratama Duta Tbk (2009 – 2010), saat ini menjabat sebagai Komisaris Perseroan (2009‐Sekarang), Komisaris PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (2011‐ sekarang)
BAMBANG SOELAKSONO Komisaris
Warga Negara Indonesia, 52 tahun, lahir di Jakarta tanggal 5 Nopember 1960. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Jayabaya – Jakarta. Mengawali karir di bidang keuangan di tahun 1988 s/d 1992 sebagai Project Control dan Internal Audit di PT Citra Multi Alfoma ‐ Jakarta, kemudian menjadi Branch Manager di PT Citra Sarana Bahari Persada – Surabaya di tahun 1992 s/d 1994. Di tahun 1995 diangkat menjadi Manajer Keuangan di kantor pusat PT Citra Sarana Bahari Persada – Jakarta. Tahun 2000 s/d 2002, tergabung dalam tim restrukturisasi dari Kelompok Usaha Citra. Tahun 2003 s/d 2008 bekerja di Kantor Akuntan Publik Chris & Achyar sebagai Reviewer. Mulai tahun 2008 sampai sekarang menjabat sebagai Head of Finance & Administration di PT Indonesian Consultant Mandiri. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Perseroan (2009‐sekarang).
FITRIA YUSUF Komisaris
Warga Negara Indonesia, 30 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 9 Desember 1982. Menyelesaikan pendidikan di GS Fame Institute of Business, Jakarta, jurusan Marketing Business. Pernah bekerja di PT Indomobil Sukses Makmur Tbk, tahun 2002 sebagai Sales Representative untuk Volvo, Audi dan Volkswagen. Kemudian di tahun 2003 bergabung dengan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk, di Departemen Produksi dan Marketing dan menjabat sebagai Komisaris PT Mitra International Resources Tbk (2010‐sekarang).
SETIADI YAHYA Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 77 tahun lahir di Bogor tanggal 04 Agustus 1935, menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1955, memulai karir Organisasi sebagai Pengurus Tim Basket Waringin Kencana, Jakarta (1971
18 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
– 1976) dan sebagai Official Team Basket Kejuaraan Asia di Bangkok (1977). Memulai jenjang karir di Perusahaan Angkutan Penumpang PO Caringin Panca Jaya (1960 – 1978), Manager di Perseroan (1979 ‐ 1999), Komisaris Independen Perseroan (2007 ‐ Sekarang).
BOBBY S.H. SUHARDIMAN Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, berusia 60 tahun, lahir di Jakarta pada tanggal 10 Juni 1952. Menyelesaikan pendidikan sarjana, dan memulai karir di DPR RI sebagai Anggota Komisi IV DPR RI pada periode tahun 1987‐ 1999, Anggota Komisi IX DPR RI periode 1999 – 2009. Menduduki jabatan dalam Partai DPP GOLKAR sebagai Ketua Departemen Seni Budaya pada tahun 1993 – 1998, sebagai Wakil Bendahara DPP Partai GOLKAR pada tahun 1998 – 2014, dan menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan (2009‐sekarang).
Informasi pada profil Dewan Komisaris yang disajikan dalam Laporan Tahunan 2011 ini sudah disesuaikan dengan kondisi pada saat Laporan Tahunan ini dibuat (Nopember 2012)
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 19
Profil Direksi WIRAWAN HALIM Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 44 Tahun, lahir di Jakarta, tanggal 20 Mei 1968. Mendapatkan gelar Bachelor of Science dari jurusan Manajemen, Fakultas Administrasi Bisnis, San Fransisco State University, California, Amerika Serikat (1988) dan meraih gelar MBA di bidang Keuangan dari Northrop University, Los Angeles, California, Amerika Serikat (1989). Pernah menduduki posisi Asistant Manager Credit Analyst Lippo Bank, San Fransisco (1990‐1991), Assistant Manager Credit Review Lippo Bank, Jakarta (1991‐1992) Direktur PT Mitra Tradindo Pratama (1993‐1998), dan Direktur PT Pancarmas Majutama (1993‐sekarang), Komisaris PT Sunflower International (2003‐2011).
Di kelompok usaha Perseroan menjabat sebagai Komisaris PT Pulau Kencana Oilfield Services (2008‐sekarang), Komisaris PT Darmasurya Intinusa (2010‐sekarang), Komisaris PT Rama Dinamika Raya (2008‐sekarang), Direktur PT Mitra Rajasa Tbk (2008‐2009), Direktur Utama PT Pulau Kencana Raya (2010‐sekarang) dan saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan (2009‐Sekarang).
INU DEWANTO KOENTJARANINGRAT Direktur
Warga Negara Indonesia, 52 tahun lahir di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1960. Menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur, Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 1987. Memulai karir di pasar modal sebagai Equity Analis di PT Pentasena Arthasentosa (1992 – 1998), Analis di PT Surabaya Artha Selaras (1999 – 2000), Senior Manager Corporate Finance di PT KoranMedia Investor Indonesia (2001 – 2004), Vice President Corporate Finance PT e‐Capital Securities (2004 – 2006), Direktur PT e‐Capital Securities (2006 – 2008), dan saat ini menjabat sebagai Direktur Perseroan (2008 – Sekarang).
SUARMIN TIONIWAR Direktur
Warga Negara Indonesia, 44 tahun, lahir di Medan, 19 April 1968. Memperoleh gelar Bachelor in Economics dari Macquarie University (1991) dan gelar Master of Commerce dari University of New South Wales, Australia (1993). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 20 April 2009. Memiliki pengalaman di bidang pasar modal dan keuangan perusahaan. Juga masih menjabat sebagai Komisaris Sekuritas Indo Pasifik Investasi. Sebelumnya menjabat Senior Manager Corporate Finance‐ Fixed Income Desk di Mashill Securities dan Direktur Utama UOB Life‐Sun.
RONI PRANANTO Direktur
Warga Negara Indonesia, 45 tahun lahir di Jakarta tanggal 17 Maret 1967. Memperoleh gelar Bachelor of Science in Business Administration pada City University, Canada tahun 1991. Memulai jenjang karir sebagai Komisaris PT Nusa Putera Kencana (1988 ‐ Sekarang), Direktur PT Tasik Madu Shipping Company (1992 ‐ Sekarang), Direktur PT Mas Millennium Indonesia (1992‐sekarang), Direktur PT Intikencana Pranajati (1994 ‐ Sekarang), Direktur PT Intimas Lestari Nusantara (1997 ‐ Sekarang), Direktur PT Tridaya Baruna Perkasa (1999 ‐ Sekarang), Direktur PT Tirtasari Persada (2000‐Sekarang), Direktur PT Panca Pilar Kencana (2000 ‐ Sekarang), Komisaris PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk (2007), Komisaris Perseroan (2006 – 2009), Direktur Perseroan (2009‐Sekarang)
20 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
IMACULATA TRI MARIANTI Direktur
Warga Negara Indonesia, 41 tahun, lahir di Sukabumi pada tanggal 5 Desember 1971. Menyelesaikan studi di Akademi Sekretari/LPK Tarakanita pada tahun 1993 dan kemudian melanjutkan kuliah pada program extensi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan memperoleh gelar S1 pada tahun 2003. Mengawali karir di bidang kesekretariatan di PT Hutama Citra Intikarsa sebagai Sekretaris Direktur Marketing (1993), PT Kompresindo Utamajaya sebagai Sekretaris Managing Director (1994 – 1996), PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sebagai Sekretaris Direktur Keuangan (1996 – 1999), PT Media Investor On Line sebagai Sekretaris CEO (1999 – 2003) dan Marketing Manager (2003 – 2004), PT Media Nusantara Citra Networks sebagai Sekretaris Perusahaan (2005 – 2007)
Informasi pada profil Direksi yang disajikan dalam Laporan Tahunan 2011 ini sudah disesuaikan dengan kondisi pada saat Laporan Tahunan ini dibuat (Nopember 2012)
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 21
3
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tinjauan Kinerja Operasional – Unit Usaha Angkutan Darat 1. Kekuatan Armada Truk
Kegiatan operasional angkutan darat Perseroan terbagi dalam 2 (dua) wilayah koordinasi, yaitu operasional CIteureup (Bogor) dan Palimanan (Cirebon). Kekuatan armada truk Perseroan yang tercatat pada tanggal 31 Desember 2011 total berjumlah 505 unit, yang terdiri dari 8 jenis truk.
JENIS TRUK CITEUREUP PALIMANAN TOTAL/JENIS
TRUK
Portal 150 31 181
Engkel 56 9 65
Tronton 120 36 156
Tronton Tangki 2 0 2
Dump Truck 51 0 51
Trailler 21 0 21
Gandengan 7 21 28
Derek 1 0 1
TOTAL ARMADA 408 97 505
Operasional Citeureup berkonsentrasi ke wilayah pengiriman se‐Jabodetabek dan Jawa Barat dengan jumlah armada 408 truk, dengan area pool di Citeureup, Cikande dan Semanan. Pengemudi yang dialokasikan di Citeureup per 31 Desember 2011 berjumlah 395 orang. Untuk melayani wilayah Jawa bagian tengah, Perseroan mengalokasikan 97 armada truk di Palimanan, dengan area pool di Palimanan, Purwokerto dan Cilacap. 97 armada truk ini dioperasikan oleh 109 pengemudi. Seluruh armada truk Perseroan dirawat di bengkel milik Perseroan dengan jumlah karyawan khusus bengkel sebanyak 50 orang. Fasilitas bengkel ini juga didukung oleh gudang suku cadang yang dikelola sendiri oleh Perseroan.
22 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
2. Hasil Angkut
Berikut ini adalah kinerja armada truk dilihat dari hasil angkut (tonase muatan dan pendapatan) yang berhasil diperoleh sepanjang tahun 2011, disajikan bersama dengan hasil angkut tahun 2009 dan 2010 sebagai perbandingan. 2011 2010 2009
Bulan Revenue Tonase Revenue Tonase Revenue Tonase
(jutaan Rp.) (Ton) (jutaan Rp.) (Ton) (jutaan Rp.) (Ton)
Januari 8,255 179,282 8,365 181,122 8,183 223,005
Februari 6,763 170,265 6,980 156,444 7,447 198,875
Maret 8,260 190,378 7,986 172,140 8,407 228,114
April 8,075 183,803 8,864 188,580 9,088 187,793
Mei 8,296 183,489 9,411 208,945 9,517 289,655
Juni 7,714 155,156 9,283 206,151 10,248 286,482
Juli 9,036 184,119 9,390 205,560 10,811 269,884
Agustus 7,455 121,294 8,667 198,887 9,815 241,476
September 8,830 149,091 6,226 132,334 5,901 127,979
Oktober 10,239 172,908 7,929 180,454 10,834 258,407
Nopember 9,488 164,711 7,383 176,620 8,882 194,981
Desember 8,536 168,236 8,447 218,301 10,074 259,700
TOTAL 100,948 2,022,731 98,932 2,225,538 109,206 2,766,350
Dari tabel tersebut di atas, pendapatan di tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2010. Faktor eksternal yang menyebabkan peningkatan ini antara lain kenaikan tarif angkut dari produsen semen Tiga Roda. Sementara secara internal disebabkan oleh pengawasan yang lebih ketat disertai dengan peningkatan upaya pemberdayaan armada truk secara maksimal.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 23
Perbedaan yang dapat disampaikan di sini adalah, pada tahun 2010 Perseroan mengoperasikan 602 truk, sementara di tahun 2011 jumlah armada truk berkurang menjadi 505 unit. Penurunan tonase di tahun 2011 merupakan dampak langsung dari berkurangnya jumlah armada truk Perseroan.
Namun apabila dilihat secara bisnis, maka 505 unit yang beroperasi di tahun 2011 ini mencapai produktivitas yang cukup tinggi, karena pendapatan yang berhasil dibukukan lebih tinggi dibandingkan di tahun 2010.
3. Penerapan “Keselamatan Pengemudi”
Sepanjang tahun 2011, tingkat kecelakaan yang terjadi masih tinggi, yaitu mencapai 253 kasus, yang terbagi menjadi 223 kasus kecelakaan ringan, 14 kasus kecelakaan sedang, dan 12 kasus kecelakaan berat. Dari 253 kasus tersebut, Perseroan menangani 49 korban, dengan kategori 42 luka ringan, 1 orang luka berat dan 6 orang meninggal dunia.
Penyebab kecelakaan diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kendala pada armada 2. Kelalaian pengemudi 3. Kesalahan pihak lawan 4. Faktor alam (banjir, kondisi jalan rusak berat)
Pada setiap kecelakaan, Perseroan selalu menyelesaikan dengan tuntas baik terhadap pihak berwajib maupun pihak korban. Terhadap pengemudi truk, apabila hasil penyelidikan menyatakan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pengemudi, maka Perseroan menerapkan sanksi mulai dari stop operasi sampai pemutusan hubungan kerja.
Perseroan sangat prihatin dan tertantang untuk meminimalisir tingkat kecelakaan di tahun‐tahun berikutnya. Karenanya, bekerjasama dengan pihak Kepolisian setempat, Perseroan merancang berbagai pelatihan khusus untuk para pengemudi tentang “Keselamatan Berkendara”. Pelaksanaan pelatihan akan dimulai di awal tahun 2012 dan dilakukan secara bergelombang. Diharapkan, pelatihan ini dapat menyadarkan para pengemudi truk Perseroan tentang pentingnya keselamatan berkendara dan penguasaan armada.
Perseroan juga memandang perlu untuk melengkapi pengemudi dengan identitas serta alat pengaman diri (APD) yang juga dipersyaratkan di sejumlah titik pengambilan muatan. APD yang dipersyaratkan minimal berupa sepatu boot, helmet dan kacamata pengaman. Hal ini sudah dilakukan dan terus
24 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
diterapkan agar pengemudi armada Perseroan benar‐benar terlindungi dan siap melayani permintaan pelanggan.
Tabel Kasus Kecelakaan Tahun 2011
Total Laka Laka Ringan Laka Sedang Laka Berat
4. Pengawasan Armada
Dalam tahun 2011, armada truk Perseroan baru sebagian yang dilengkapi dengan GPS untuk memenuhi persyaratan dari pelanggan. Melalui alat GPS yang terpasang ini, baik pelanggan maupun Perseroan dapat mengawasi aktivitas armada secara real time. Kepentingan pelanggan dengan terpasangnya GPS pada armada yang mengangkut muatannya adalah untuk memastikan bahwa muatan terkirim tepat waktu dan tepat lokasi. Sedangkan Perseroan memiliki kepentingan lebih rinci lagi, selain juga melakukan pengawasan atas pengiriman order pelanggan, juga melacak keberadaan armada.
Dalam beberapa kasus, alat GPS yang terpasang di armada truk ini sangat membantu Perseroan mengidentifikasikan penyalahgunaan armada truk oleh pengemudi, kecelakaan yang menimpa armada, dan tingkat produktivitas armada.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan pengawasan terhadap armada, maka Perseroan telah merencanakan untuk memasang alat GPS ini pada seluruh armada truk. Pemasangan akan dilakukan bertahap, bekerja sama dengan penyedia alat GPS. Untuk melakukan pengawasan, Perseroan telah mengalokasikan tim yang bertugas khusus untuk mengawasi armada truk melalui perangkat monitoring GPS ini.
Selain dari sisi pengawasan melalui alat GPS, Perseroan juga memiliki tim dengan fungsi operasional pemeriksaan terhadap kesiapan armada melakukan operasional. Di divisi bengkel, memiliki data setiap unit tentang jadwal perawatan dan penggantian suku cadang. Kemudian di divisi operasional memiliki tim yang bertugas sebagai pemeriksa akhir / checker sebelum armada meninggalkan pool.
Dengan menerapkan pengawasan yang lebih ketat, Perseroan dapat segera mengatasi kasus‐kasus penyalahgunaan armada, pemberian suku cadang yang tidak tepat guna oleh bengkel dan meningkatkan kesiapan armada untuk melayani pelanggan.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 25
Tinjauan Keuangan Konsolidasi
1. Analisis Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Penghasilan Konsolidasi
Penghasilan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.134,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp 108,4 miliar atau sekitar 4,8% bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.243,1 miliar. Kontribusi penurunan sebagian besar berasal dari menurunnya nilai kontrak FPSO Sea Good 101 yang berpengaruh pada penghasilan di PKR (sebagai pemegang kontrak) dan selisih kurs mata uang asing pada APEX.
Laba Kotor Konsolidasi
Laba kotor pada tahun 2011 mencapai Rp 334,3 miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp 116,1 miliar atau sekitar 22,7% bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 510,4 miliar. Penurunan ini seiring dengan penurunan penghasilan konsolidasi yang di paparkan di atas. Selisih kurs mata uang asing dan penurunan nilai kontrak FPSO Sea Good adalah penyebab utama penurunan tersebut.
Laba Usaha Konsolidasi
Laba usaha pada tahun 2011 mencapai Rp136,9 miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp219,6 miliar bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang membukukan rugi sebesar Rp 356,5. Penurunan ini seiring dengan penurunan penghasilan konsolidasi yang di paparkan di atas. Selisih kurs mata uang asing dan penurunan nilai kontrak FPSO Sea Good adalah penyebab utama penurunan tersebut.
Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan Konsolidasi
Laba bersih tahun berjalan pada tahun 2011 mencapai Rp 3.952,9 miliar atau mengalami peningkatan signifikan dari Rugi bersih tahun berjalan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.932,3 miliar. Peningkatan ini adalah dampak dari laba divestasi atas pelepasan seluruh kepemilikan sebesar 93.35% saham dalam SSI dan Anak Usaha Perseroan di bawahnya termasuk APEX.
2. Analisis Neraca Konsolidasi
Perubahan Aset Konsolidasi
Jumlah aset Konsolidasi pada tahun 2011 mencapai Rp 405,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp 7.355,7 miliar atau sekitar 94,8% bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 7.761,4 miliar. Penurunan jumlah aset konsolidasi terutama disebabkan pelepasan seluruh kepemilikan sebesar 93,35% saham dalam SSI dan Anak Usaha Perseroan dalam rangka penyelesaian hutang‐hutang Perseroan dan Anak Usaha Perseroan.
Perubahan Liabilitas Konsolidasi
Jumlah liabilitas konsolidasi pada tahun 2011 sebesar Rp 111,6 miliar atau mengalami kenaikan sebesar Rp11.175,1 miliar atau sekitar 99,0% bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp11.286,8 miliar. Penurunan disebabkan terutama oleh adanya pelepasan seluruh kepemilikan atau 93,35% saham dalam SSI dan Anak Usaha Perseroan dalam rangka penyelesaian hutang‐hutang Perseroan dan Anak Usaha Perseroan.
Perubahan Ekuitas Konsolidasi
26 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Jumlah ekuitas konsolidasi pada tahun 2011 sebesar Rp 294,1 miliar atau mengalami kenaikan signifikan bila dibandingkan dengan jumlah ekuitas tahun 2010 yang mengalami defisit sebesar Rp 3.525,4 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan perolehan laba dari hasil divestasi SSI dan Anak Usaha Perseroan dalam rangka penyelesaian hutang‐hutang Perseroan dan Anak Usaha Perseroan.
3. Analisis Rasio Keuangan
Likuiditas
Likuiditas dihitung berdasarkan perbandingan antara asset lancar dibandingkan dengan liabilitas lancar yang mencerminkan kemampuan Perseroan dan Anak Usaha Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Rasio likuiditas pada tanggal31 Desember 2011 adalah 111,4%
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas menunjukan kemampuan Perseroan dan Anak Usaha Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan jumlah aset, dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas. Rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal‐tanggal 30 juni 2012, 31 Desember 2011, 201, dan 2009 secara berturut‐turut adalah 27,9%, 27,5%, 145,4%, dan 117,9%. Rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 38,0%
Imbal Hasil Ekuitas dan Imbal Hasil Aset
Tingkat imbal hasil aset menunjukkan kemampuan Perseroan dan Anak Usaha Perseroan dalam menghasilkan Laba bersih tahun berjalan dari aset yang dimilikinya. Tingkat imbal hasil aset untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 955,6%
Tingkat imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan dan Anak Usaha Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang diinvestasikan. Tingkat imbal hasil ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 1318,3%.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Oleh karena itu, Perseroan memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia serta kesejahteraannya. Penempatan sumber daya manusia dilakukan berdasarkan kompetensi masing‐masing sehingga diperoleh hasil kerja yang maksimal bagi Perseroan dan Anak Perusahaan.
Perseroan dan Anak Perusahaan memperhatikan ketentuan pemerintah yang berlaku tentang Upah Minimum Propinsi (UMP) dan berupaya untuk memberikan minimum sama dengan ketentuan yang berlaku kepada karyawan, masing‐masing berdasarkan wilayah tugas. Dalam hal penentuan remunerasi, Perseroan diawasi oleh Komite Remunerasi. Perseroan dan Anak Perusahaan telah mengikutsertakan seluruh karyawan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (“Jamsostek”).
Selain hal‐hal tersebut di atas seluruh karyawan Perseroan juga berhak atas fasiltas‐fasilitas yang di sediakan oleh Perseroan, antara lain: Pengobatan dan Perawatan Medis, tunjangan transportasi dan makan, tunjangan Hari Raya, kendaraan dinas dan fasilitas Ibadah.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 27
Karyawan Perseroan, khususnya di unit usaha angkutan darat telah membentuk Serikat Pekerja dengan nama “Serikat Buruh Sejahtera Indonesia PT Mitra Rajasa Tbk”. Pembentukan Serikat Pekerja ini telah dilaporkan oleh Perseroan kepada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, dengan Bukti Pencatatan No.: 326/OP.SBSI.MJ/03.71.326/03/X/I05 tanggal 3 Januari 2005 yang dikeluarkan oleh Plh. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Bogor.
Komposisi Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan berdasarkan jenjang manajemen
Jabatan 2011 2010
Komisaris 21 31Direksi 15 35Manager 26 53Staff 261 694Pengemudi 506 562Kru FPSO 42 42Jumlah 871 1,417
Total jumlah karyawan berikut Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Anak Usaha Perseroan per tanggal 31 Desember 2011 adalah 871 orang. Menurun tajam jika dibandingkan dengan jumlah di tahun 2010. Penurunan ini sebagai akibat divestasi SSI, sehingga karyawan serta jajaran Direksi dan Dewan Komisaris yang tercatat di SSI, SSIO, MIH dan APEX tidak lagi berada dalam catatan Perseroan.
Pengemudi yang tercatat dalam tabel di atas adalah pengemudi armada truk Perseroan, dan Kru FPSO adalah tenaga‐tenaga khusus FPSO yang dikelola oleh PT Pulau Kencana Raya (PKR), salah satu anak usaha Perseroan. Kru FPSO ini masih bekerja di FPSO SeaGood 101 yang dimiliki oleh APEX dan dalam kontrak kerja dengan Santos di perairan Sampang, Madura.
Perseroan berupaya untuk meningkatkan kualitas karyawan dengan memberikan pelatihan‐pelatihan sesuai dengan tugas dan bidang kerjanya. Di tahun 2011 ini, Perseroan lebih banyak memfokuskan kepada pelatihan di bidang Akuntansi, seiring dengan rencana penerapan sistem akuntansi yang menggunakan International Finance Reporting Standards (IFRS).
Perseroan melakukan penilaian kerja terhadap karyawan setiap akhir tahun berjalan. Penilaian kerja ini mengukur kinerja masing‐masing individu dari tingkat penguasaan pekerjaan, kepemimpinan, hubungan dengan karyawan lain, disiplin dan inisiatif atas pelaksanaan pekerjaan. Selain penilaian tahunan, Perseroan juga melakukan penilaian kerja terhadap karyawan yang habis masa kontraknya, atau direncanakan untuk memperoleh peningkatan jabatan. Penilaian dilakukan dengan komunikasi 2 (dua) arah, dimana pemberi nilai harus mengkomunikasikan kepada yang dinilai tentang hasil penilaiannya. Hal ini ditujukan agar karyawan mengetahui kinerjanya masing‐masing dan menyadari kekurangan bahkan kelebihannya.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah melakukan pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun kepada 22 orang karyawan. Kepada mereka, Perseroan memberikan pesangon sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku dan membantu pengurusan pencairan dana Jamsostek bagi karyawan yang telah pensiun tersebut. Penghargaan yang setinggi‐tingginya diberikan kepada karyawan‐karyawan tersebut karena telah dengan setia bekerja di Perseroan sampai pada usia pensiun.
28 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
4 PENGEMBANGAN USAHA
Struktur Investasi Perseroan Struktur investasi Perseroan yang terjadi sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 tergambar sebagai berikut:
Keterangan:
1. Singkatan nama Anak Usaha Perseroan : a. Ramada : PT Rama Dinamika Raya b. PKR : PT Pulau Kencana Raya c. MRT : PT Mitra Rajasa Transportindo d. BTC : PT Bojonegara Training Center e. TSCI : PT Team Safety Consultant Indonesia f. MKRI : PT Mitra Kaltim Resourcest Indonesia g. SOM : Sabre Offshore Marine Pte.Ltd. h. PKOS : PT Pulau Kencana Oilfield Services
2. Angka kepemilikan dalam gambar struktur adalah angka kepemilikan langsung oleh Perseroan
Kegiatan investasi Perseroan seperti terlihat dalam struktur investasi menunjukkan rentang diversifikasi usaha yang cukup lebar bagi Perseroan, namun benang merah kegiatan investasi ini adalah mewujudkan sinergi antara Perseroan dan Anak Usaha Perseroan.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 29
Misalnya Ramada, saat ini bersinergi dengan unit usaha angkutan darat Perseroan dalam hal karoseri pembuatan bak truk dan perbaikan badan truk berskala besar. TSCI yang bergerak di bidang pelatihan keamanan bekerja, bersinergi dalam hal pelatihan baik di untuk pengemudi truk di unit usaha angkutan darat maupun kru khususu FPSO di PKR. Dengan terciptanya sinergi yang saling menguntungkan ini, tujuan utama Perseroan untuk meningkatkan kinerja di seluruh anggota kelompok usaha akan tercapai.
Keterangan tentang Anak Usaha Perseroan 1. PT PULAU KENCANA RAYA
Riwayat Singkat
PT Pulau Kencana Raya (“PKR”) berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama PT Pulau Kencana Raya berdasarkan Akta Pendirian No. 155 tanggal 28 Oktober 1996, dibuat dihadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2‐10339.HT.01.01.TH.96 tanggal 14 Nopember 1996 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. 090316334301 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No.1592/BH.09.03/XI/2001, tanggal 15 Nopember 2001, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.18, Tambahan No.2201 tanggal 1 Maret 2002.
Anggaran Dasar PKR telah beberapa kali mengalami perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 53 tanggal 30 Desember 2011, dibuat dihadapan Edi Priyono, S.H., Notaris di Jakarta dan dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU‐009860..A.H.01.02.Tahun 2012, tanggal 23 Februari 2012 mengenai (i) perubahan tempat kedudukan Perseroan menjadi di Jakarta Selatan;dan (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp.2.400.000.000.‐ menjadi Rp. 300.000.000.000.‐.
Kegiatan Usaha
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PKR No. 22 tertanggal 15 Agustus 2008, dibuat dihadapan Ernie, SH. Notaris di Jakarta, PKR bergerak dalam bidang usaha jasa, pertambangan, perdagangan, pelayaran dan angkutan laut.
PKR adalah pemegang kontrak kerja untuk FPSO SeaGood 101 yang bekerja di ladang minyak lepas pantai milik Santos. Lokasi ladang minyaknya berada di Oyong, perairan Madura. Selain itu, PKR juga sebagai penyedia kru khusus FPSO SeaGood 101 berjumlah 42 orang.
2. PT PULAU KENCANA OILFIELD SERVICES
a. Riwayat Singkat
PT Pulau Kencana Oilfield Services (“PKOS”) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 8, tanggal 9 Pebruari 2004, sebagaimana telah diubah dengan Akta Pengubahan Naskah Pendirian No 17 tanggal 13 Februari 2004, dan Akta Pengubahan Naskah Pendirian No. 24 tanggal 24 Februari 2004 yang ketiganya dibuat dihadapan Darmawan Tjoa, S.H.,S.E., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.C‐04947 HT.01.01.TH.2004, tanggal 1 Maret 2004 dan didaftar pada Daftar Perusahaan dengan Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No.TDP.09.03.1.51.41894 tanggal 18 Maret 2004 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 Tambahan No. 5361 tanggal 4 Juni 2004.
Anggaran Dasar PKOS telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 12 tertanggal 2 Juli 2008 dibuat dihadapan Ernie S.H., Notaris di Jakarta di Jakarta dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU‐57153.A.H.01.02.Tahun 2012, tanggal 1 september 2008 mengenai penyesuaian anggaran dasar PKOS dengan Undang‐Undang No 40 tahun 2007.
30 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
b. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PKOS No. 12 tertanggal 2 Juli 2008 dibuat dihadapan Ernie S.H., Notaris di Jakarta, PKOS bergerak dalam usaha jasa bidang konstruksi pertambangan yang meliputi jasa konstruksi untuk keperluan industri pertambangan, perencanaan pembangunan dan pengembangan industri pertambangan umum. Jasa penunjang kegiatan pertambangan ya ng meliputi jasa penunjang industri minyak, gas dan panas bumi, antara lain pengujian ladang minyak, studi lapisan batuan, seismic, survey sifat listrik/radio aktif lapisan, pekerjaan bawah permukaan dengan perantara kawat dan kabel, pengujian dan penilaian lapisan, pencegahan semburan liar bertekanan tinggi, jasa pelubangan pipa selubung serta kegiatan usaha terkait. PKOS saat ini khusus menjalankan usaha jasa penunjang industri minyak dan gas bumi di daratan (on shore), antara lain menyediakan peralatan dan tenaga ahli untuk melayani pengujian ladang minyak (well testing).
3. PT MITRA RAJASA TRANSPORTINDO
a. Riwayat Singkat
PT Mitra Rajasa Transportindo (“MRT”) didirikan dengan nama PT Inti Continental berdasarkan Akta No. 4 tanggal 2 Pebruari 1987 dibuat di hadapan Budiarti Karnadi, S.H., Notaris di Jakarta dan diperbaiki dengan Akta Perbaikan No. 20 tanggal 8 Oktober 1987 dibuat di hadapan Notaris yang sama dan kedua Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2‐6834.HT.01.01 Th.87, tanggal 28 Oktober 1987 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No. 2348/1987 dan No. 2349/1987, tanggal 11 Nopember 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal10 Mei 1996, Tambahan No. 4412/1996.
Anggaran Dasar MRT telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan Akta No. 27 tanggal 28 November 2008 dibuat di hadapan Ernie , SH., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama PT Inti Continental menjadi PT Mitra Rajasa Trasportindo, dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia AHU‐47877.AH.01.02 tertanggal 6 Oktober 2009.
b. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha MRT saat ini adalah sebagai perusahaan jasa angkutan darat untuk tujuan wisata sesuai ijin trayek. Namun saat ini MRT dalam kondisi tidak melakukan kegiatan operasi.
4. PT RAMA DINAMIKA RAYA
a. Riwayat Singkat
PT Rama Dinamika Raya (“RDR”) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 7 tanggal 4 Agustus 1982, yang dibuat di hadapan Soetomo Ramelan, SH., Notaris di Jakarta, dan diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar RDR No. 10 tanggal 4 Oktober 1982, dibuat di hadapan Notaris yang sama dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2‐1603.HT.01.01.TH.83 tanggal 21 Pebruari 1983, dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 1358/1983 dan No. 1359/1983 tanggal 12 Maret 1983, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 27 September 1994, Tambahan No. 7258.
Anggaran Dasar RDR telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 21 tanggal 30 Desember 2009, yang dibuat oleh Eko Putranto S.H, Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal dasar Perseroan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU‐07659.AH.01.02.Tahun 2010 tertanggal 12 Februari 2010.
b. Kegiatan Usaha
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar RDR, maksud dan tujuan RDR ialah berusaha dalam bidang kontraktor, perdagangan, industri, angkutan dan jasa. Saat ini kegiatan operasional RDR ditujukan untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan di unit usaha angkutan darat, dengan berfungsi sebagai
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 31
karoseri terutama dalam pembuatan bak dari armada truk serta melakukan perbaikan‐perbaikan pada truk yang memerlukan pengerjaan besar.
5. PT BOJONEGARA TRAINING CENTRE
a. Pendirian
PT Bojonegara Training Center (“BTC”) didirikan berdasarkan Akta No. 4 tanggal 15 Juni 2009, dibuat dihadapan Eko Putranto, SH., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasianusia republic Indonesia dengan surat keputusan nomor: AHU‐40535.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009.
b. Kegiatan Usaha
BTC bergerak dalam bidang usaha jasa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis ketenagakerjaan, khususnya tenaga kerja pengeboran migas.
6. PT TEAM SAFETY CONSULTANTS INDONESIA
a. Pendirian
PT Team Safety Consultants Indonesia (“TSCI”) didirikan berdasarkan Akta No. 93 tanggal 24 Agustus 2005, dibuat dihadapan Adi Gunawan, SH., Notaris di Balikpapan dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republic Indonesia dengan surat keputusan nomor: C‐00492HT.01.01TH2006 tanggal 6 Januari 2006. Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan dengan Akta No.01 tanggal 9 April 2008, dibuat dihadapan R. Dian Kaniati Orbasari, SH., Notaris di Bogor dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republic Indonesia dengan surat keputusan nomor AHU‐56744‐AH.01.02 Tahun 2009.
b. Kegiatan Usaha
TSCI bergerak dalam bidang usaha jasa yang meliputi inspeksi teknik, sertifikasi, tenaga kerja teknis dan training/pelatihan, kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.
7. PT MITRA KALTIM RESOURCES INDONESIA
a. Pendirian PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (“MKRI”) didirikan berdasarkan Akta No. 11 tanggal 18 Januari 2011, dibuat dihadapan Eko Putranto, SH., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republic Indonesia dengan surat keputusan nomor: AHU‐21104.AH.01.01 Tahun 2011 tanggal 27 April 2011.
b. Kegiatan Usaha Sesuai anggaran dasarnya, MKRI bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara. Saat ini MKRI belum beroperasi penuh karena masih dalam proses pengembangan dan potensi proyek saat ini masih dalam tahapan studi kelayakan.
8. SABRE OFFSHORE MARINE Pte Ltd.
a. Pendirian
Sabre Offshore Marine Pte Ltd (“SOM”) didirikan pada 14 Februari 2008 dengan nama Sabre Offshore Marine Pte. Ltd., berdasarkan Sertifikat Pendirian (Certificate of Incorporation), dengan nomor perusahaan 200803092M. SOM beralamat di 5 Shenton Way #02‐11 UIC Building Singapore (068808).
b. Kegiatan Usaha
32 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Kegiatan usaha SOM adalah pelayaran dan transportasi minyak dan gas, termasuk jasa sewa kontrak fasilitas produksi. Di tahun 2011, SOM adalah pemilik FPSO Putri yang sedang dalam tahap refurbishmen di galangan kapal Tanjung Priok.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 33
5 TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Mitra International Resources Tbk., sebagai perusahaan public, berkomitmen penuh terhadap penerapan prinsip‐prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance / GCG) yang meliputi prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran sesuai dengan Pedoman Umum GCG di Indonesia. Pembahasan berikut menguraikan penerapan GCG Perseroan sampai dengan 31 Desember 2011, mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan, Undang undang Perseroan Terbatas tahun 2007, Undang‐undang Pasar Modal tahun 1995, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), serta undang‐undang dan peraturan lainnya yang berlaku dan berkaitan dengan lingkup usaha Perseroan.
Struktur Tata Kelola Sesuai dengan Undang‐undang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat 2 dan Anggaran Dasar Perseroan, struktur GCG Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Struktur tersebut memperlihatkan pemisahan kewenangan dan tanggung jawab yang jelas di antara para pemegang saham yang diwakili oleh RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh sejumlah Komite yang bertanggung jawab pada bidangbidang tertentu. Dewan Komisaris dan Direksi juga dibantu oleh Sekretaris Perusahaan yang berperan dalam penyebaran informasi dan hal‐hal penting mengenai Perseroan di antara Dewan Komisaris dan Direksi. Sekretaris Perseroan juga berperan dalam penyebaran informasi dan penghubung antara Perseroan dan para pemangku kepentingan.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS merupakan organ GCG yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan terhadap masalah‐masalah penting Perseroan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis dan operasional. RUPS juga merupakan bentuk pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi kepada pemegang saham. Peresroan menyelenggarakan RUPS seperti yang telah diatur oleh Undang‐undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan pasal 9. Selain itu, Perseroan dapat sewaktuwaktu menyelenggarakan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) jika dipandang perlu. Pada tahun 2011, Perseroan hanya menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS, yaitu RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2011, dengan hasil RUPST sebagai berikut :
1. Menyetujui memberikan dispensasi atas keterlambatan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2010;
2. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2010;
3. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2010 yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan, yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Johan Malonda, Mustika & Rekan dengan opini tidak memberikan pendapat (Disclaimer) sebagaimana dinyatakan dalam laporan
34 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
No.12353‐B/BIB/JMM.FH3 tanggal 14 Mei 2011, dengan demikian memberikan pelunasan dan pembebasan sepeunhnya (aquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2010 sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan untuk Tahun Buku 2010.
4. Menyetujui tidak menetapkan penggunaan Keuntungan Tahun Buku 2010;
5. Menyetujui pelimpahkan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2011, serta menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut dan persyaratan lainnya;
6. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan serta gaji atai honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris untuk tahun buku 2011 sama denngan pada tahun buku 2010;
7. Menyetujui mengubah anggaran dasar Perseroan mengenai Tempat Kedudukan Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 dan Pasal 3 tentang Maksud dan Tujuan Perseroan serta beberapa pasal lain dengan cara menyusun kembali seluruh anggaran dasar Perseroan;
8. Menyetujui memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan keputusan butir 1 diatas dengan cara menyusun kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam suatu Akta Notaris tersendiri, selanjutnya mengajukan persetujuan dan/atau memberitahukan kepada instansi yang berwenang, serta mengadakan perubahan atau penambahan atas perubahan anggaran dasar tersebut untuk disesuaikan dengan peraturan perundang‐undangan yang berlaku atau apabila instansi yang berwenang mensyaratkannya dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan berdasarkan peraturan perundang‐undangan yang berlaku;
9. Menyetujui dan mengesahkan atas tindakan pengalihan harta kekayaan yang telah dilakukan Perseroan sebelum dilakukannya Rapat ini atau yang akan dilakukan Perseroan kemudian hari sehubungan dengan restrukturisasi hutang Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.
Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan melalui RUPS untuk mengawasi pengelolaan Perseroan yang dilakukan manajemen. Tanggung jawab utamanya adalah memastikan keberlangsungan dan kemajuan Perseroan yang dikelola sesuai dengan persetujuan pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan. Dewan Komisaris mengkaji sasaran kinerja keuangan, proposal investasi dan divestasi, serta kebijakan dan praktik manajemen risiko.
Selain itu, Dewan Komisaris juga memastikan bahwa Perseroan telah mematuhi pedoman tata kelola perusahaan termasuk penerapannya.
Sampai dengan akhir 2011, anggota Dewan Komisaris terdiri dari 8 (delapan) orang, termasuk 2 (dua) Komisaris Independen. Semula Komisaris Independen Perseroan berjumlah 3 (tiga) orang, namun pada tanggal 30 Oktober 2011 Bapak Irwansyah Said mengundurkan diri.
Susunan Dewan Komisaris pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Komisaris Utama : Agung Salim Komisaris : Tito Sulistio Komisaris : Beni Prananto, Komisaris : H. Mohammad Jusuf Hamka Komisaris : Fitria Jusuf Komisaris Independen : Setiadi Yahya Komisaris Independen : Bobby S.H. Suhardiman Komisaris Independen : Irwansyah Said (mengundurkan diri)
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 35
Direksi
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS berdasarkan rekomendasi Dewan Komisaris. Direksi bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengelola Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan yang telah ditetapkan oleh para pemegang saham melalui keputusan RUPS.
Direksi menyiapkan rencana usaha jangka panjang lima tahunan dan anggaran tahunan untuk disetujui Dewan Komisaris sebelum dilaksanakan. Direksi bertanggung jawab dalam pencapaian rencana tersebut dan melaporkan kemajuan rencananya kepada Dewan Komisaris secara berkala atau pada saat-saat tertentu ketika diperlukan.
Sampai dengan akhir tahun 2011, anggota Direksi Perseroan terdiri dari 6 (enam) orang, namun sebelum Laporan Tahunan 2011 ini selesai disusun, Bapak Anton Natakoesoemah sebagai salah satu Direktur Perseroan mengundurkan diri pada tanggal 17 Maret 2012.
Susunan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Wirawan Halim Direktur : Anton Natakoesoemah (mengundurkan diri) Direktur : Inu Dewanto Koentjaraningrat Direktur : Roni Prananto Direktur : Suarmin Tioniwar Direktur : Imaculata Tri Marianti
Komite‐komite di Perseroan Untuk menjalankan tugasnya secara efektif, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit dan Komite Remunerasi. Komite tersebut bekerja berdasarkan charter yang dimiliki dan mempunyai wewenang untuk memeriksa masalah‐masalah tertentu dan memberikan rekomendasinya kepada Dewan Komisaris. Melalui Komite Audit dan Komite Remunerasi, Dewan Komisaris juga mengkaji kinerja keuangan berdasarkan anggaran dan target yang telah disetujui, memberikan rekomendasi atas remunerasi yang diterima Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat senior, menyetujui nominasi Direktur dan menunjuk anggota komite di bawah Dewan Komisaris.
Anggota Komite Audit Perseroan Tahun 2011: Ketua : Setiadi Yahya Wakil Ketua : Huda Nardono Anggota : Lily Sumarli
Anggota Komite Remunerasi Perseroan Tahun 2011: Ketua : Agung Salim Anggota : Tito Sulistio Anggota : Beni Prananto Anggota : Wirawan Halim
Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Gabungan Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat sedikitnya satu kali dalam setahun. Selain itu, rapat lainnya, jika diperlukan, dapat diselenggarakan. Ketidakhadiran Komisaris dalam rapat dapat diwakili oleh Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa. Sekretaris Perusahaan atau pihak terkait lainnya, yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap prosedur Dewan Komisaris dipatuhi, turut menghadiri rapat Dewan Komisaris.
36 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
Untuk memperoleh hasil keputusan yang mengikat, rapat Dewan Komisaris harus sesuai kuorum, yaitu lebih dari 50% anggota Dewan Komisaris. Selain rapat Dewan Komisaris, Dewan Komisaris juga menyelenggarakan rapat gabungan dengan Direksi sedikitnya satu kali dalam sebulan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan Perseroan.
Jadwal pertemuan‐pertemuan Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Jadwal Peserta Agenda Utama Minggu I setiap bulan Direksi Perseroan Konsolidasi kegiatan di bulan sebelumnyaMinggu IV setiap 3 bulan Direksi dan Komisaris Perseroan Laporan kegiatan kelompok usaha per 3
bulan. Minggu III setiap 3 bulan (Maret, Juni, September, Desember)
Direksi Perseroan, Sekretaris Perusahaan, Divisi Finance & Accounting
Laporan Keuangan Triwulanan
Minggu I setiap bulan Direksi Perseroan dan Direksi Anak Perusahaan Perseroan
Laporan kegiatan masing‐masing anak perusahaan di bulan sebelumnya.
Minggu I setiap bulan Direktur Utama, Internal Audit dan Komite Audit
Laporan dari Internal Audit untuk bulan sebelumnya
Sekretaris Perusahaan Dewan Komisaris dan Direksi memiliki keleluasaan untuk mengakses unit Sekretaris Perusahaan. Setiap rapat Dewan Komisaris dan Direksi dihadiri oleh Sekretaris Perusahaan atau yang berhak mewakilinya, yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan rapat Dewan Komisaris dan Direksi mematuhi peraturan dan perundang‐undangan yang berlaku. Unit Sekretaris Perusahaan juga memastikan terciptanya alur informasi yang baik antara Dewan Komisaris dan Direksi, beserta Komite‐komite. Perubahan regulasi terus dipantau oleh Sekretaris Perusahaan dan apabila perubahan tersebut memberikan dampak penting pada pertumbuhan Perseroan atau kewajiban keterbukaan Direksi
Selain bertanggung jawab terhadap penyebaran informasi‐informasi penting mengenai perkembangan Perseroan, Sekretaris Perusahaan juga berperan sebagai penghubung antara Perseroan, otoritas Pasar Modal, dan para pemangku kepentingan. Terkait hal tersebut, Sekretaris Perusahaan mempersiapkan dan mengorganisir pengumuman mengenai Perseroan kepada otoritas pasar modal, pemaparan publik, temu analis, dan konferensi pers. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk penyampaian laporan keuangan triwulanan dan tahunan Perseroan.
Akuntabilitas Manajemen bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan terutama kepada para pemegang saham Perseroan. Merupakan tugas Manajemen untuk menyediakan penilaian yang jelas dan seimbang mengenai kinerja Perseroan, posisi dan prospek saat menyajikan laporan keuangan, pengumuman hasil‐hasil keuangan, transaksitransaksi penting, dan hal‐hal penting lainnya mengenai Perseroan kepada para pemegang saham. Secara berkala, Manajemen menyampaikan laporan keuangan dan operasional kepada Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA | 37
Pengendalian Internal Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Manajemen menjalankan system pengendalian internal yang baik dan memiliki mekanisme kawal dan imbang untuk melindungi kepentingan para pemegang saham dan aset Perseroan.
Sepanjang tahun 2011, Komite Audit, atas nama Dewan Komisaris, telah mengkaji kembali efektifitas sistem pengendalian internal Perseroan mengenai ancaman terhadap bisnis kunci dan risiko keuangan. Berdasarkan hasil audit internal dan eksternal, Dewan Komisaris berpendapat bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan Perseroan saat ini memberikan jaminan yang memadai terhadap kemungkinan kehilangan material terhadap risiko‐risiko yang belum termitigasi.
Internal Audit Audit Internal memberikan pendapat yang obyektif kepada Komite Audit dan Manajemen sebagai bagian dari proses pengendalian internal; identifikasi risiko usaha, keuangan, dan operasi; dan memberikan rekomendasi mengenai kebijakan dan rencana untuk pengendalian kepatuhan yang efektif. Perseroan telah membentuk unit Audit Internal yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Audit Internal menyusun rencana tahunan kegiatan audit internalnya dengan berkonsultasi dengan Komite Audit. Rencana tersebut kemudian disampaikan kepada Komite Audit untuk disetujui. Dalam menjalankan tugas auditnya, Audit Internal memberikan penilaian yang independen dan obyektif mengenai kegiatan unit operasi Perseroan, dengan tetap memperhatikan perannya sebagai controller, dan supervisor bisnis kunci dan risiko‐risiko keuangan, terutama yang berkaitan dengan struktur pemerintahan, metode pengelolaan risiko, prosedur operasi standar, dan sistem teknologi informasi.
Komunikasi Dengan Pemegang Saham Sejalan dengan kebutuhan akan pengungkapan berkelanjutan berdasarkan peraturan pencatatan di BEI, peraturan Bapepam‐LK dan UU Perseroan Terbatas Republik Indonesia, Perseroan harus memastikan bahwa para pemegang saham memiliki kesetaraan untuk mendapatkan setiap perkembangan penting Perseroan. Perseroan menyebarluaskan informasi kepada para pemegang saham melalui pengumuman yang disampaikan kepada BEI melalui IDX Net (sistem pelaporan secara elektronik) dan koran berperedaran nasional. Pengumuman ini termasuk keterbukaan Laporan Keuangan Interim Triwulan (Maret, Juni, September), Laporan Keuangan Auditan Akhir Tahun, pengumuman terkait pelaksanaan RUPS, transaksi‐transaksi penting, dan perkembangan lainnya yang berkaitan dengan keterbukaan Perseroan berdasarkan peraturan keterbukaan pencatatan BEI. Selain hal tersebut, masyarakat luas dapat mengakses informasi Perseroan melalui situs Perseroan, www.mitrarajasa.com. Para pemegang saham dapat mengakses Laporan Tahunan Perseroan sehubungan dengan pemberitahuan RUPS pada 14 hari sebelum tanggal penyelenggaraan RUPS. Pemberitahuan RUPS juga disampaikan melalui iklan sedikitnya di dua surat kabar nasional, selambat‐lambatnya 30 hari sebelum tanggal penyelenggaraan RUPS.
38 | Laporan Tahunan 2011 ‐ MIRA
DIREKTORI Nama Perusahaan : PT Mitra International Resources Tbk.
Tanggal Pendirian : 26 April 1979 April 26, 1979
Tanggal Pencatatan Saham : 31 Januari 1997, di Bursa Efek Jakarta
Bidang Usaha : Jasa tranposrtasi darat serta melakukan investasi pada anak Perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang produksi minyak, gas dan panas bumi
Kode Code : M I R A
Kantor Pusat : PT Mitra International Resources Tbk. Gedung Grha MITRA Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan 12510 Tel: +6221 7193131 Fax : +6221 7182245
Website: www.mitrarajasa.com
Sekretaris Perusahaan : Imaculata T.M. Wattimena
Email : [email protected] Kantor Akuntan Publik : Johan Malonda Mustika & Rekan
A Member of Nexia International Jl. Pluit Raya 200, Blok V No. 1-5, Jakarta 14440 Tel.: +6221 6617155, Fax.: 6221 6696918 Email: [email protected]
Biro Administrasi Efek : PT Admitra Transferindo
Gedung Nusalenggang Lt.2 Jl.Perintis Kemerdekaan, Komp. Pertokoan Pulo Mas, Blok VIII No.1 Jakarta Timur 13210 Tel.: +6221 47881515, Fax.: +6221 4799697
Penasihat Hukum : Soemarjono, Herman & Rekan
Jl. Sultan Agung No.62 Jakarta 12970 Tel.: +6221 8294960 Fax.: +6221 8280530
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk (d/h PT MITRA RAJASA Tbk) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
D A N
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk) DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN i LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA 1 JANUARI 2010 iii LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 v LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 vii LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 viii CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 1
i
KANTOR AKUNTAN JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN C e r t i f i e d P u b l i c A c c o u n t a n t s
J l . P l u i t R a y a 2 0 0 B l o k V N o . 1 - 5 J a k a r t a – 1 4 4 5 0 I n d o n e s i a Te l . : (62 -21 ) 661 -7155 Fax . : (62 -21 ) 663 -0455 E -m a i l : j m j k t@ j o h a nm a l o n d a . c om www . j o h a nm a l o n d a . c om W i t h O f f i c e s i n Su r ab ay a , Medan a n d Ba l i
www.bakertillyinternational.com
L i c e n s e No . : 9 5 1 / KM . 1 / 2 0 10
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laporan No. 12554-B1B/JMM2.PA1 Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk (d/h PT MITRA RAJASA Tbk) Kami telah mengaudit Neraca Konsolidasi PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Laporan Laba Rugi Konsolidasi, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi serta Laporan Arus Kas Konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan Keuangan Konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Konsolidasi berdasarkan audit kami. Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak per dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 diaudit oleh auditor independen lain dalam Laporannya No. 10385-B1B/JMA6.FH2 tanggal 1 Juni 2010 yang tidak menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan Konsolidasi tersebut sehubungan dengan belum diperolehnya Laporan Keuangan auditan Entitas Anak yaitu SSI dan Entitas Anak serta SOM. Juga adanya ketidakpastian signifikan atas kelangsungan usaha perusahaan. Pada tanggal 14 Mei 2011, manajemen Perusahaan telah menyajikan kembali Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak per dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dengan telah diperolehnya Laporan Keuangan auditan Entitas Anak yaitu SSI dan Entitas Anak serta SOM dan pendapat auditor independen atas Laporan Keuangan Konsolidasi tersebut adalah tidak menyatakan pendapat sehubungan dengan adanya ketidakpastian signifikan atas kelangsungan usaha Perusahaan. Kami tidak mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasi Sabre Systems International Pte. Ltd. (SSI) dan Entitas Anak, Sabre Offshore Marine Pte. Ltd (SOM), PT Pulau Kencana Raya (PKR) serta PT Team Safety Consultants Indonesia (TSCI) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Laporan Keuangan Entitas Anak tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan Entitas Anak dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laporan Keuangan Entitas Anak tersebut mencerminkan jumlah aset sebesar 51,44 % dan 93,61 % dari total aset konsolidasi per 31 Desember 2011 dan 2010 dan rugi bersih sebesar Rp 1,17 triliun dan Rp 1,91 triliun dari laba (rugi) bersih konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Laporan Keuangan Entitas Anak tersebut di atas telah diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang berkaitan dengan jumlah untuk Entitas Anak di atas semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa Laporan Keuangan Konsolidasi bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain dari Entitas Anak memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
ii
JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain dari Entitas Anak, Laporan Keuangan Konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, Posisi Keuangan PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Hasil Usaha, Perubahan Ekuitas serta Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir telah disusun dengan anggapan bahwa PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diungkapkan dalam Catatan 31 atas Laporan Keuangan Konsolidasi, Perusahaan telah mencatat saldo rugi sebesar Rp 1,18 triliun pada tanggal 31 Desember 2011. Tindakan dan rencana manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam Catatan 31 atas Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari masalah tersebut. Manajemen Perusahaan telah menyesuaikan beberapa akun dalam Laporan Keuangan Entitas Anak (SSI, SO, MIH dan SOM) dari Standar Pelaporan Keuangan Singapura menjadi standar akuntansi keuangan di Indonesia. Seperti dijelaskan dalam Catatan 2 atas Laporan Keuangan Konsolidasi, PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak telah menerapkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan secara prospektif atau restrospektif yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu, Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi PT Mitra International Resources Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2010 dan tanggal 1 Januari 2010 telah disajikan kembali oleh manajemen Perusahaan. JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN NIU-KAP No. 951/KM.1/2010 Drs Putu Astika NRAP AP.0726
5 November 2012
iii
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA 1 JANUARI 2010
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari
Catatan 2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 1 0
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2c,2d,3&29 15.342.848.012 535.842.285.948 667.615.432.444
Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya 2c,2d,4,13,14,15&29 - - 69.968.750.000
Investasi Jangka Pendek - Bersih 2c,2e,7&29 67.157.608.000 180.149.947.890 32.488.596
Piutang Usaha :
- Pihak Berelasi - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan
Nilai Piutang sebesar Rp 524.480 per 31 Desember 2011
dan 2010 (2009 : Rp 524.480) 2c,2f,2j,5&25 10.441.400 32.106.400 10.441.392
- Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan
Piutang masing-masing sebesar Rp 108.813.907
dan Rp 28.059.872.869 per 31 Desember 2011 dan 2010
(2009 : Rp 20.083.494.307) 2c,2f,5,13&29 36.435.146.701 428.385.518.942 456.062.159.720
Piutang Lain-lain :
- Pihak Berelasi 2c,2j&25 - - 125.273.978.600
- Pihak Ketiga 2c 3.716.011.313 7.667.249.297 19.402.188.666
Persediaan - Bersih 2c,2g&6 3.742.348.960 190.102.057.773 188.177.719.531
Pajak Dibayar di Muka 11 10.806.057.835 167.752.682.439 231.319.809.293
Biaya Dibayar di Muka 2c 8.079.952.955 20.420.918.276 7.097.127.982
Jumlah Aset Lancar 145.290.415.176 1.530.352.766.965 1.764.960.096.224
ASET TIDAK LANCAR
Piutang Pihak Berelasi 2c,2j&25 6.311.005.282 437.134.282 584.793.707
Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya 2c,2d,4,13,14,15&29 - 21.674.999.304 54.581.392.000
Aset Derivatif 2r - - 11.263.822.600
Penyertaan Saham 2e 20.002.954 - -
Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan dan
Penurunan Nilai masing-masing sebesar Rp 121.768.183.438
dan Rp 5.158.856.967.446 per 31 Desember 2011 dan 2010
(2009 : Rp 4.395.782.015.436) 2h,2i,8&13 245.677.932.665 5.963.724.098.409 7.024.033.491.741
Aset Pajak Tangguhan 2n & 11 642.707.739 330.749.367 346.749.146
Goodwill - Bersih 2b & 9 7.707.614.140 234.346.627.267 407.305.189.441
Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2c - 6.330.976.686 54.865.243.000
Aset Lain-lain 2c 70.653.000 2.307.180.197 786.466.000
Biaya Ditangguhkan - Bersih - 1.845.832.368 1.043.287.200
Tagihan Kelebihan Pajak Penghasilan 11 - 31.299.312 514.206.465
Jumlah Aset Tidak Lancar 260.429.915.780 6.231.028.897.192 7.555.324.641.300
JUMLAH ASET 405.720.330.956 7.761.381.664.157 9.320.284.737.524
A S E T
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
iv
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI (Lanjutan) PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA 1 JANUARI 2010
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari
2 0 1 0 2 0 1 0
Catatan 2 0 1 1 (Disajikan Kembali) (Disajikan Kembali)
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang Bank dan Lembaga Keuangan 2c,4,5,6,8,13&29 - 5.991.918.854.609 5.361.905.164.200
Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga 2c,10&29 26.387.737.420 215.747.809.786 165.133.899.919
Hutang Lain-lain 29 4.911.084.665 34.836.002.095 84.592.426.228
Hutang Pajak 11 1.063.633.700 90.692.638.070 54.062.277.811
Beban Masih Harus Dibayar 2c,12&29 2.639.843.057 814.941.454.386 710.287.840.731
Surat Sanggup 2c,16,25&29 - 53.946.000.000 56.400.000.000
Liabilitas Jangka Panjang - Bagian yang Jatuh Tempo dalam
Waktu Satu Tahun :
- Hutang Bank dan Lembaga Keuangan 2c,4,5,6,8,13&29 19.374.306.011 64.821.318.590 19.021.146.222
- Hutang Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan 1.806.424.834 3.271.492.669 2.612.416.489
- Hutang Pihak Berelasi 2c,2j,25&29 - 160.261.317.381 167.551.594.192
- Obligasi - Bersih 2q,4&14 - 1.174.773.392.658 1.955.340.031.800
Liabilitas Lancar Lain-lain 2.648.045.000 2.152.713.684 177.389.905
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 58.831.074.687 8.607.362.993.928 8.577.084.187.497
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas Pajak Tangguhan 2n & 11 7.256.099.958 1.058.642.905.437 1.211.557.001.373
Liabilitas Imbalan Kerja 2k & 17 8.650.787.004 85.155.445.456 73.519.879.072
Liabilitas Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang
Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun :
- Hutang Bank dan Lembaga Keuangan 2c,4,5,6,8,13,24&29 32.917.018.352 717.785.468.570 385.134.271.970
- Hutang Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan 1.958.127.393 1.546.825.966 3.501.524.686
- Hutang Pihak Berelasi 2c,2j,25&29 2.014.242.355 220.712.341.846 139.933.502.808
- Obligasi - Bersih 2q,4&14 - 595.559.068.566 594.446.656.400
Goodwill Negatif - Bersih 2b & 9 - - 42.512.534
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 52.796.275.062 2.679.402.055.841 2.408.135.348.843
Jumlah Liabilitas 111.627.349.749 11.286.765.049.769 10.985.219.536.340
E K U I T A S
Modal Saham - nilai nominal Rp 125 per saham
Modal Dasar - 12.000.000.000 saham
Modal Ditempatkan dan Disetor - 3.961.452.039 saham
dan 3.961.451.963 saham per 31 Desember 2011 dan 2010
(2009 : 3.961.403.058 saham) 1b,18,19&20 495.181.504.875 495.181.495.375 495.175.382.250
Tambahan Modal Disetor 1b,18,19&20 974.384.471.322 974.384.450.422 974.377.310.292
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali 2l 615.377.527 615.377.527 615.377.527
Saldo Rugi (1.184.086.457.760) (5.416.844.670.866) (3.484.500.807.919)
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan 2c 3.385.829.279 357.363.643.936 250.380.516.453
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Langsung kepada
Pemilik Entitas Induk 289.480.725.243 (3.589.299.703.606) (1.763.952.221.397)
Kepentingan Non Pengendali 2b 4.612.255.964 63.916.317.994 99.017.422.581
Jumlah Ekuitas 294.092.981.207 (3.525.383.385.612) (1.664.934.798.816)
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 405.720.330.956 7.761.381.664.157 9.320.284.737.524
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
v
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2 0 1 0
Catatan 2 0 1 1 (Disajikan Kembali)
P E N G H A S I L A N 2m,21&25 2.134.693.492.070 2.243.138.889.725
BEBAN LANGSUNG 2m & 22 (1.790.371.960.033) (1.732.705.366.189)
LABA KOTOR 344.321.532.037 510.433.523.536
BEBAN USAHA 2m & 23 (207.423.390.523) (153.907.458.303)
LABA USAHA 136.898.141.514 356.526.065.233
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2m
Laba Divestasi 1c 5.057.691.289.101 -
Laba Penjualan Aset Tetap 2h & 8 93.740.737.225 211.728.762
Pemulihan Cadangan Imbalan Kerja 2k & 17 8.774.820.412 -
Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih 2c 4.435.524.018 (58.232.852.616)
Bunga dan Denda Hutang Bank 13 (1.435.757.727.375) (1.225.047.233.153)
Amortisasi Biaya Emisi Pinjaman 13 (87.531.469.750) (312.222.169.459)
Bunga Obligasi 14 (86.813.063.400) (110.497.190.830)
Pajak dan Denda Pajak 11 (9.590.345.741) (15.588.004.428)
Amortisasi Biaya Emisi Obligasi 2q & 14 (1.774.617.917) (1.149.270.137)
Pembatalan Akrual Biaya Pinjaman - 311.938.816.578
Penurunan Nilai Aset 2i,8&9 - (398.410.850.727)
Biaya Delisting dan Lainnya - (323.860.150.427)
Amortisasi Goodwill - Bersih 2b & 9 - (23.996.883.363)
Lain-lain - Bersih 56.054.404.581 (136.119.086.019)
Jumlah Penghasilan (Beban)
Lain-lain - Bersih 3.599.229.551.154 (2.292.973.145.819)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 3.736.127.692.668 (1.936.447.080.586)
PAJAK PENGHASILAN 2n & 11
Pajak Kini (109.621.704.258) (130.246.768.415)
Pajak Tangguhan 250.661.426.692 103.271.457.668
LABA (RUGI) BERSIH 3.877.167.415.102 (1.963.422.391.333)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Selisih kurs karena Penjabaran
Laporan Keuangan 2b (353.977.814.657) 106.983.127.483
LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF 3.523.189.600.445 (1.856.439.263.850)
vi
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2 0 1 0
Catatan 2 0 1 1 (Disajikan Kembali)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 3.952.936.985.930 (1.932.343.862.947)
Kepentingan Non Pengendali (75.769.570.828) (31.078.528.386)
J u m l a h 3.877.167.415.102 (1.963.422.391.333)
LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 3.598.959.171.273 (1.825.360.735.464)
Kepentingan Non Pengendali (75.769.570.828) (31.078.528.386)
J u m l a h 3.523.189.600.445 (1.856.439.263.850)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2p,3&28 998,00 (487,79)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2p,3&28 - (437,63)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
Selisih Nilai Selisih Kurs
Transaksi Karena
Modal Restrukturisasi Penjabaran
Ditempatkan Tambahan Entitas Laporan Kepentingan
Catatan dan Disetor Modal Disetor Sepengendali Saldo Rugi Keuangan J u m l a h Non Pengendali Jumlah Ekuitas
SALDO PER 1 JANUARI 2010 495.175.382.250 974.377.310.292 615.377.527 (3.484.500.807.919) 250.380.516.453 (1.763.952.221.397) 99.017.422.581 (1.664.934.798.816)
PELAKSANAAN WARAN 20 6.113.125 7.140.130 - - - 13.253.255 - 13.253.255
AKUISISI DAN SELISIH KURS DARI KEPENTINGAN
NON PENGENDALI 1c - - - - - - (4.022.576.201) (4.022.576.201)
RUGI KOMPREHENSIF BERSIH TAHUN 2010 - - - (1.932.343.862.947) 106.983.127.483 (1.825.360.735.464) (31.078.528.386) (1.856.439.263.850)
SALDO PER 31 DESEMBER 2010 495.181.495.375 974.384.450.422 615.377.527 (5.416.844.670.866) 357.363.643.936 (3.589.299.703.606) 63.916.317.994 (3.525.383.385.612)
PENYESUAIAN SEHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN
PSAK 4 (REVISI 2009) 2b & 24 - - - 279.821.227.176 - 279.821.227.176 (279.821.227.176) -
SALDO PER 1 JANUARI 2011 SETELAH PENYESUAIAN 495.181.495.375 974.384.450.422 615.377.527 (5.137.023.443.690) 357.363.643.936 (3.309.478.476.430) (215.904.909.182) (3.525.383.385.612)
PELAKSANAAN WARAN 20 9.500 20.900 - - - 30.400 - 30.400
AKUISISI DAN SETORAN MODAL ENTITAS ANAK
DARI KEPENTINGAN NON PENGENDALI 1c - - - - - - 5.626.599.257 5.626.599.257
DIVESTASI ENTITAS ANAK 1c - - - - - - 290.660.136.717 290.660.136.717
LABA KOMPREHENSIF BERSIH TAHUN 2011 - - - 3.952.936.985.930 (353.977.814.657) 3.598.959.171.273 (75.769.570.828) 3.523.189.600.445
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 495.181.504.875 974.384.471.322 615.377.527 (1.184.086.457.760) 3.385.829.279 289.480.725.243 4.612.255.964 294.092.981.207
vii
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
viii
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2 0 1 1 2 0 1 0
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari Pelanggan 2.257.074.348.994 2.262.839.151.941
Pembayaran kepada Pemasok dan Operasional
Lainnya - Bersih (1.499.586.739.008) (1.476.811.154.805)
Pembayaran kepada Karyawan (303.348.935.919) (283.373.293.615)
Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi 454.138.674.067 502.654.703.521
Restitusi (Pembayaran) Pajak Penghasilan - Bersih 2.943.623.236 52.930.168.503
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 457.082.297.303 555.584.872.024
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan Penyertaan Saham - (229.000.000)
Penarikan (Penempatan) Investasi Jangka Pendek (67.123.751.722) 180.116.091.612
Perolehan Aset dalam Pelaksanaan (37.510.289.329) (57.536.573.586)
Perolehan Aset Tetap Pemilikan Langsung (277.656.493.603) (87.930.754.094)
Penjualan Aset Tetap Pemilikan Langsung 65.493.180.750 1.900.680.680
Uang Muka Pembelian Aset Tetap (26.223.050.964) -
Penurunan Aset Lancar Lainnya - 113.561.104.221
Pembayaran Uang Muka Proyek (5.255.505.213) -
Hasil Divestasi Saham 362.720.000.000 -
Penempatan Aset Keuangan Lainnya (563.380.485.356) -
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi (548.936.395.437) 149.881.548.833
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Peningkatan (Penurunan) Hutang Bank dan
Lembaga Keuangan (27.406.005.826) 539.630.725.207
Pembayaran Beban Pendanaan dan Lainnya (232.079.356.460) (771.131.974.100)
Peningkatan Hutang Pihak Berelasi 7.338.413.773 63.276.185.251
Penurunan Piutang Pihak Berelasi (6.019.517.341) 147.659.425
Hasil Pelaksanaan Waran 30.400 13.253.255
Pembayaran Hutang Pembiayaan (4.026.814.194) (3.563.979.683)
Pembayaran Biaya Transaksi Pinjaman (71.177.894.872) (19.997.015.327)
Pembayaran Hutang Obligasi - (722.076.933.043)
Setoran Modal dari Kepentingan Non Pengendali 5.625.000.000 -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (327.746.144.520) (913.702.079.015)
ix
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2 0 1 1 2 0 1 0
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (419.600.242.654) (208.235.658.158)
KAS DAN SETARA KAS, AWAL TAHUN 535.842.285.948 667.615.432.444
PENGARUH SELISIH KURS 19.928.112.480 (20.993.373.899)
PENURUNAN (PENINGKATAN) BANK YANG DIBATASI
PENGGUNAANNYA - BERSIH (31.712.065.520) 97.455.885.561
PENGARUH DIVESTASI (89.115.242.242) -
KAS DAN SETARA KAS, AKHIR TAHUN 15.342.848.012 535.842.285.948
AKTIVITAS TIDAK MELALUI KAS DAN SETARA KAS
Perolehan Aset Tetap Pemilikan Langsung dari :
- Hutang Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan 2.539.298.740 1.300.000.000
- Reklasifikasi Uang Muka - 627.000.000
- Hutang Usaha - 38.116.939.905
Peningkatan (Penurunan) Hutang Pihak Berelasi
dari Rugi (Laba) Selisih Kurs - 8.696.332.577
Penghapusan Biaya Emisi Saham yang Masih Harus
Dibayar - 1.914.251.725
Penghapusan Hutang Pihak Berelasi - 337.680.925
Pembatalan Akrual Biaya Pinjaman - 311.938.816.578
Peningkatan Hutang Pihak Berelasi dari Reklasifikasi
Beban Masih Harus Dibayar - 6.700.851.951
Beban Bunga yang Dicatat Kedalam Hutang Pokok
Pinjaman 1.331.172.069.372 -
Peningkatan Investasi Jangka Pendek melalui Penjualan
Aset Tetap 1.272.384.447.500 -
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Mitra International Resources Tbk (Perusahaan) yang semula bernama PT Mitra Rajasa Tbk didirikan berdasarkan Akta No. 285 tanggal 24 April 1979 dari Notaris Ridwan Suselo, SH. Akta Pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/377/14 tanggal 12 Oktober 1979 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 3 Juni 1980, Tambahan No. 387. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 1 tanggal 2 Oktober 2009 dari Nelfi Mutiara Simanjuntak, SH, pengganti dari Notaris Imas Fatimah, SH, mengenai peningkatan modal dasar, perubahan jumlah anggota direksi, perubahan dan/atau penyesuaian ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX-J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Keputusan No. AHU-61564.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 16 September 2009. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat, perdagangan, jasa, pembangunan, pertambangan dan perindustrian. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam bidang industri jasa transportasi darat serta melakukan investasi pada Entitas Anak yang bergerak di bidang jasa penunjang produksi minyak, gas dan panas bumi. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan alamat sebagai berikut :
- Kantor Pusat : Jalan A.M. Sangaji No. 12 - Jakarta - Kantor Operasional : Jalan Tlajung Udik Km. 20 Citereup – Bogor
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1979.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2
1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Perusahaan dinyatakan efektif sebagai perusahaan publik pada tanggal 6 Januari 1997 dan
tercatat pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 30 Januari 1997. Pada tanggal 17 Mei 2000, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari
Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada tanggal 31 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) dengan Suratnya No. S-5451/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1.140.000.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 450 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Nopember 2007.
Pada tanggal 6 Mei 2008, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari
Rp 250 per saham menjadi Rp 125 per saham. Pemecahan nilai nominal saham Rp 125 per saham mulai berlaku pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 30 Mei 2008.
Pada tanggal 6 Nopember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
Bapepam – LK dengan Suratnya No. S-8037/BL/2008 untuk melakukan PUT II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 1.102.690.963 saham dengan harga pelaksanaan Rp 800 per saham. Selama periode pelaksanaan, jumlah saham hasil pelaksanaan PUT II yang diterbitkan sebanyak 1.094.157.810 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Nopember 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh saham Perusahaan masing-masing
sejumlah 3.961.452.039 saham dan 3.961.451.963 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak Jumlah kepemilikan saham pada Entitas Anak sebagai berikut :
Mulai
Lokasi Kegiatan Usaha Beroperasi 2 0 1 1 2 0 1 0
Pemilikan Langsung
- PT Rama Dinamika Raya Jakarta Industri Karoseri dan 1995 99,98 % 99,98 % 4.916.541.469 7.320.131.547
(RDR) Jasa Angkutan
- PT Mitra Rajasa Transportindo Jakarta Jasa Angkutan Darat 1996 99,31 % 99,31 % 743.192.315 743.131.547
(MRT) untuk Tujuan Wisata
sesuai Ijin Trayek
(tidak beroperasi)
- Sabre Systems International Singapura Jasa Sewa - Kontrak 1997 - 93,35 % - 7.073.857.368.671
Pte. Ltd. (SSI) fasilitas Produksi
Lepas Pantai (Offshore)
Jumlah Aset
Entitas Anak 2 0 1 1 2 0 1 0
Persentase Kepemilikan
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3
1. U M U M (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Mulai
Lokasi Kegiatan Usaha Beroperasi 2 0 1 1 2 0 1 0
- PT Pulau Kencana Raya Jakarta Jasa Penunjang Sektor 2004 99,99 % 99,92 % 204.869.559.428 131.742.309.884
(PKR) Energi, Minyak dan
Gas Bumi Lepas Pantai
(Offshore)
- Sabre Offshore Marine Pte., Ltd. Singapura Jasa Sewa - Kontrak Tahap 0,01 % 100,00 % 15.207.489.400 83.039.084.580
(SOM) fasilitas Produksi lepas pengembangan
pantai (Offshore)
- PT Team Safety Consultants Balikpapan Jasa Inspeksi Teknik, 2005 80,00 % 80,00 % 2.024.940.218 2.853.172.204
Indonesia (TSCI) Sertifikasi, Tenaga Kerja
Teknis dan Pelatihan
- PT Bojonegara Training Centre Jakarta Jasa Pendidikan, Pelatihan 2009 99,75 % 99,75 % 308.413.512 344.519.575
(BTC) Teknis dan Ketenagakerjaan
- PT Pulau Kencana Oilfield (PKOS) Jakarta Jasa Penunjang Industri 2004 0,17 % 0,17 % 1.518.554.990 2.057.881.353
Minyak dan Gas Bumi
Di daratan (On Shore)
- PT Mitra Kaltim Resources Kalimantan Tahap 55,00 % - 12.805.967.758 -
Indonesia (MKRI) Timur Pengembangan
Pemilikan Tidak Langsung
melalui PKR
- PT Pulau Kencana Oilfield Jakarta Jasa Penunjang Industri 2004 99,83 % 99,83 % 1.518.554.990 2.057.881.353
Service (PKOS)
- Sabre Systems International Singapura Jasa Sewa - Kontrak 1997 - 0,04 % - 7.073.857.368.671
Pte. Ltd. (SSI) fasilitas Produksi
Lepas Pantai (Offshore)
- PT Darmasurya Intinusa (DSI) Jakarta Jasa Pengelola Gedung Tahap 99,99 % 99,83 % 35.683.930.977 24.372.028.516
pengembangan
- PT Putri Kencana Raya (PUTRI) Jakarta Jasa Penunjang Sektor Tahap 99,99 % - 111.641.866.221 -
Minyak dan Gas Bumi pengembangan
- Sabre Offshore Marine Pte., Ltd. Singapura Jasa Sewa - Kontrak Tahap 99,99 % - 15.207.489.400 -
(SOM) fasilitas Produksi pengembangan
Lepas Pantai (Offshore)
melalui MRT
- PT Pulau Kencana Raya Jakarta Jasa Penunjang Sektor 2004 - 0,08 % - 131.742.309.884
(PKR) Energi, Minyak dan
Gas Bumi Lepas Pantai
(Offshore)
- PT Darmasurya Intinusa (DSI) Jakarta Jasa Pengelola Gedung Tahap - 0,17 % - 24.372.028.516
pengembangan
melalui TSCI
- PT Bojonegara Training Centre Jakarta Jasa Pendidikan, Pelatihan 2009 0,25 % 0,25 % 308.413.512 344.519.575
(BTC) Teknis dan Ketenagakerjaan
melalui BTC
- PT Rama Dinamika Raya Jakarta Industri Karoseri dan 1995 0,02 % 0,02 % 4.916.541.469 7.320.131.547
(RDR) Jasa Angkutan
melalui RDR
- PT Pulau Kencana Raya (PKR) Jakarta Jasa 2004 0,01 % 0,08 % 204.869.559.428 131.742.309.884
melalui PKOS
- PT Darmasurya Intinusa (DSI) Jakarta Jasa Pengelola Gedung Tahap 0,01 % - 35.683.930.977 -
melalui DSI Pengembangan
- PT Putri Kencana Raya Jakarta Jasa Penunjang Tahap 0,01 % - 111.641.866.221 -
Sektor Minyak dan Pengembangan
Gas Bumi
melalui SSI
- SSI Offshore Pte.Ltd. (SO) Singapura investasi 2008 - 100,00 % - 7.072.381.342.455
melalui SO
- Mira International Holdings Singapura investasi 2008 - 100,00 % - 7.072.381.342.455
Pte. Ltd. (MIH)
Jumlah Aset
Entitas Anak 2 0 1 1 2 0 1 0
Persentase Kepemilikan
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4
1. U M U M (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Mulai
Lokasi Kegiatan Usaha Beroperasi 2 0 1 1 2 0 1 0
melalui MIH
- PT Apexindo Pratama Jakarta Jasa pemboran baik 1992 - 98,11 % - 3.984.141.945.924
Duta Tbk (APEX) didarat maupun dilepas
pantai bagi penghasil
minyak dan gas bumi serta
jasa-jasa terkait
melalui APEX
- PT Antareja Jasatama (AJT) Jakarta Membuka lahan untuk 1999 - 99,60 % - 345.757.896
aktivitas pertambangan
dan jasa penunjang
yang berkaitan dengan
kegiatan pemboran
(tidak beroperasi)
- Apexindo Offshore Pte. Ltd. Singapura menghimpun dana 2006 - 100,00 % - 1.212.331.065.390
(AO) melalui hutang bank
luar negeri untuk
membiayai pembangunan
rig serta mengelola
dan menyewakan
aset tetap perusahaan
- Apexindo Raniworo Pte. Ltd. Singapura mengelola dan 2007 - 100,00 % - 8.991
(AR) menyewakan aset tetap
perusahaan
- PT Apex Landrig Indonesia (ALI) Jakarta menjalankan aktivitas 2008 - 99,99 % - 16.223.872.887
pertambangan minyak, gas
dan panas bumi dan jasa
terkait lainnya
Persentase Kepemilikan Jumlah Aset
Entitas Anak 2 0 1 1 2 0 1 0
Pada tanggal 14 Pebruari 2008, SSI mendirikan SOM dengan kepemilikan sebesar 100 % saham SOM. SOM berkedudukan di Singapura dan bergerak dalam bidang jasa sewa-kontrak fasilitas produksi lepas pantai. Pada tanggal 27 Mei 2008, Perusahaan mengakuisisi saham SOM yang dimiliki oleh SSI sehingga penyertaan Perusahaan dari penyertaan tidak langsung melalui SSI menjadi penyertaan langsung. Pengalihan saham tersebut dilaksanakan dengan nilai nominal saham SOM.
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan melakukan Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan atas 1 (satu) lembar saham PKR kepada INTI, keduanya merupakan Entitas Anak. Harga jual dilakukan dengan harga nilai nominal saham, yaitu sebesar Rp 500.000 atau sebesar 0,08 % dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh PKR. Pada tanggal 12 Agustus 2008, SSI mendirikan MIH dengan kepemilikan 100 % saham MIH. MIH berkedudukan di Singapura dan bergerak dalam bidang investasi. Pada tanggal 27 Agustus 2008, SSI mendirikan SO, dengan kepemilikan 100 % saham SO. SO berkedudukan di Singapura dan bergerak dalam bidang investasi. Pada tanggal 5 September 2008, SSI menerbitkan 97.765.550 dan 7.234.500 saham baru masing-masing kepada Perusahaan dan Dominant Group Holdings Inc (DGH). Kepemilikan Perusahaan atas SSI terdilusi menjadi 93,35 % dan kepemilikan PKR atas SSI terdilusi menjadi 0,04 %. Pada tanggal 8 September 2008, SO mengakuisisi saham MIH dengan kepemilikan 100% dari SSI.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5
1. U M U M (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Pada tanggal 5 September 2008, MIH mengakuisisi saham APEX sebanyak 2.122.045.106 saham atau 79,88 % dari modal ditempatkan dan disetor APEX.
Atas transaksi akuisisi tersebut, MIH berkewajiban melakukan penawaran tender atas seluruh sisa saham APEX. Penawaran tender tersebut telah mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam - LK berdasarkan surat Bapepam - LK No. S-7471/BL/2008 tertanggal 27 Oktober 2008. Penawaran tender dilaksanakan pada periode 28 Oktober 2008 hingga 11 Nopember 2008. Pada tanggal 3 Februari 2009, APEX telah melaporkan keterbukaan informasi kepada pemegang saham APEX melalui surat kabar nasional sehubungan dengan rencana APEX untuk menghapuskan (delisting) pencatatan efek dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Delisting dilakukan sehubungan dengan rekomendasi dari BEI karena chain listing yang dihasilkan antara APEX dan Perusahaan, ketika APEX telah diakuisisi oleh Mira International Holdings Pte. Ltd. (MIH), Entitas Anak Mira dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan. APEX memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap pendapatan Perusahaan. Delisting APEX telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Maret 2009. Pada tanggal 19 Januari 2009, Perusahaan mengakuisisi saham PT Team Safety Consultants Indonesia (TSCI) sebanyak 240 saham atau sebesar 80 % dari modal ditempatkan dan disetor TSCI. TSCI merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa inspeksi teknik, sertifikasi, tenaga kerja teknis dan pelatihan. TSCI berkedudukan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Berdasarkan Akta No. 4 tanggal 15 Juni 2009 dari Notaris Eko Putranto, SH, Perusahaan mendirikan PT Bojonegara Training Centre (BTC) dengan penyertaan saham sebanyak 399 saham atau sebesar 99,75% dari modal ditempatkan dan disetor BTC. BTC merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa pendidikan, pelatihan teknis dan ketenagakerjaan. BTC berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 21 tanggal 30 Desember 2009 dari Notaris Eko Putranto, SH, RDR melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp 1.500.000.000 menjadi Rp 4.691.000.000. Atas transaksi ini Perusahaan turut serta meningkatkan kepemilikan pada RDR dengan mengambil bagian sebesar Rp 1.360.000.000 dan secara tidak langsung melalui MRT sebesar Rp 1.604.000.000. Peningkatan penyertaan dilakukan melalui konversi piutang hubungan istimewa. Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 27 Agustus 2010 dari Notaris Eko Putranto, SH, Perusahaan mengakuisisi saham RDR dari MRT, PT Intikencana Pranajati dan Nyonya Sri Suharti sebanyak 1832 lembar. Atas transaksi ini kepemilikan Perusahaan pada RDR menjadi sebesar 4.690 lembar saham atau sebesar 99,98% dari modal ditempatkan dan disetor RDR.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6
1. U M U M (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Berdasarkan Akta No. 18 tanggal 29 Juli 2010 dari Notaris Putranto, SH, Perusahaan mengakuisisi saham PKOS dari Tuan Haji Oskar Herliansyah sebanyak 1 lembar saham atau sebesar 0,17% dari modal ditempatkan dan disetor PKOS. Berdasarkan Akta No. 6 tanggal 18 Februari 2010 dari Notaris Putranto, SH, Perusahaan melakukan pembelian 599 lembar saham PT Darmasurya Intinusa (DSI) atau sebesar 99,83% dari modal ditempatkan dan disetor DSI dengan nominal Rp 1.000.000 per saham. DSI merupakan perusahaan dalam tahap pengembangan yang bergerak dalam bidang jasa dan berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 14 Mei 2010 dari Notaris Putranto, SH, Perusahaan menjual seluruh saham DSI yang dimiliki kepada PKR dengan harga jual sebesar nilai nominal sehingga kepemilikan Perusahaan pada saham DSI menjadi kepemilikan secara tidak langsung melalui PKR.
Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 18 Januari 2011 dari Notaris Eko Putranto, SH, Perusahaan mendirikan PT Mitra Kaltim Resources Indonesia (MKRI) dengan penyertaan saham sebanyak 6.875 saham atau sebesar 55 % dari modal ditempatkan dan disetor MKRI. MKRI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. MKRI berkedudukan di Kalimantan Timur. Berdasarkan Akta No. 3 Tanggal 7 Maret 2011 dari Notaris Eko Putranto, SH, pemegang saham PT Darmasurya Intinusa (DSI) menyetujui penjualan 1 (satu) saham perseroan milik PT Mitra Rajasa Transportindo (MRT) kepada PT Pulau Kencana Oilfields (PKOS). Sehingga kepemilikan DSI berpindah dari PKR dan MRT berubah menjadi PKR dan PKOS.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli saham Sabre Systems International Pte Ltd (SSI) dengan Tuscany Investment Group Ltd (Tuscany), dimana Perusahaan menjual sebanyak 99,35% dari modal ditempatkan dan disetor SSI. Nilai transaksi tersebut sebesar USD 40.000.000 dengan jangka waktu penyelesaian selama 30 hari dari tanggal perjanjian.
Persyaratan yang harus dipenuhi pada atau sebelum tanggal penyelesaian sebagai berikut :
- Akta pelepasan agunan atas Guarantee Secured Bond (GSB) MEDCO dan ENCORE, termasuk namun tidak terbatas pada dokumen jaminan dan agunan (seperti yang didefinisikan dalam GSB MEDCO, GSB ENCORE, Pinjaman Heronswood Asset Management Ltd, dan Convertible Bond ANCORA).
- Tuscany membayar harga beli dengan cara melunasi semua pinjaman Perusahaan kepada Heronswood Asset Management Ltd dan sisanya dibayar secara tunai kepada Perusahaan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. U M U M (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
- Persetujuan yang dibutuhkan oleh Perusahaan untuk pelaksanaan transaksi tersebut.
- Tuscany tercatat sebagai pemegang saham SSI sebesar saham yang dijual Perusahaan.
- Dokumen-dokumen lain yang disepakati oleh kedua belah pihak sehubungan dengan transaksi tersebut.
Pada tanggal 29 September 2011, Perusahaan dan Tuscany Investment Group Ltd. melakukan perubahan perjanjian jual dan beli saham SSI dimana tanggal penyelesaian transaksi diubah menjadi paling lambat tanggal 30 Desember 2011.
Transaksi jual beli saham SSI tersebut terealisasi pada tanggal 30 Desember 2011. Perusahaan memperoleh laba divestasi sebesar Rp 5.057.691.289.101. Pada tanggal 30 Juni 2011, PKR mengadakan perjanjian konversi dengan SOM dimana para pihak setuju untuk mengalihkan piutang PKR terhadap SOM sebesar USD 1.654.626 menjadi kepemilikan saham di SOM. Hal ini menyebabkan kepemilikan Perusahaan dalam SOM turun menjadi 0,01 %. Berdasarkan Akta No. 12 tanggal 14 November 2011 dari Notaris Eko Putranto, SH, PKR mendirikan PT Putri Kencana Raya (PUTRI) dengan penyertaan saham sebanyak 4.999.999 saham atau sebesar 99,99 % dari modal ditempatkan dan disetor PUTRI. PUTRI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi. PUTRI berkedudukan di Jakarta Selatan. Berdasarkan ”Memorandum of Agreements” yang dibuat pada tanggal 1 Desember 2011 dan ”Side Agreement” pada tanggal 14 Desember 2011, SOM telah menyetujui penjualan kapal (Vessel) San Jacinto dan suku cadangnya kepada PUTRI sebesar USD 11.803.030. Berdasarkan Akta Notaris Edi Priyono, SH No. 52 tanggal 30 Desember 2011, DSI meningkatkan modal dasar DSI dari Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dan modal disetor dan ditempatkan dari Rp 600.000.000 menjadi Rp 38.600.000.000. Atas peningkatan tersebut, kepemilikan saham PKR di DSI meningkat menjadi 99,99 %.
Berdasarkan Akta Notaris Edi Priyono, SH No. 53 tanggal 30 Desember 2011, Para pemegang saham PKR menyetujui untuk merubah tempat kedudukan PKR semula dari Jakarta Pusat menjadi Jakarta Selatan, dan menyetujui peningkatan modal dasar PKR dari sebesar Rp 2.400.000.000 yang terdiri dari 4.800 saham menjadi sebesar Rp 300.000.000.000 yang terdiri dari 600.000 saham, peningkatan modal disetor dan ditempatkan PKR dari Rp 600.000.000 menjadi Rp 129.019.000.000 dengan mengeluarkan saham baru dari simpanan (portepel) sebanyak 256.838 saham, masing-masing bernilai nominal Rp 500.000 dimana seluruh saham tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
1. U M U M (Lanjutan)
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan dewan komisaris, direksi, komite audit dan corporate secretary Perusahaan per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Agung Salim Agung Salim
K o m i s a r i s : Tito Sulistio Tito Sulistio
Beni Prananto Beni Prananto
H. Mohammad Jusuf Hamka H. Mohammad Jusuf Hamka
Bambang Soelaksono Bambang Soelaksono
Fitria Jusuf Fitria Jusuf
Komisaris Independen : Setiadi Yahya Setiadi Yahya
Bobby S.H.Suhardiman Bobby S.H.Suhardiman
Irwansyah Said Irwansyah Said
D i r e k s i
Direktur Utama : Wirawan Halim Wirawan Halim
D i r e k t u r : Suarmin Tioniwar Suarmin Tioniwar
Anton Natakoesoemah Anton Natakoesoemah
Inu Dewanto Koentjaraningrat Inu Dewanto Koentjaraningrat
Roni Prananto Roni Prananto
Imaculata T.M. Wattimena Imaculata T.M. Wattimena
Komite Audit
K e t u a : Setiadi Yahya Setiadi Yahya
Wakil Ketua : Huda Nardono Subarkah Huda Nardono Subarkah
A n g g o t a : Lily Sumarli Lily Sumarli
Corporate Secretary : Imaculata T.M. Wattimena Imaculata T.M. Wattimena
Pada tanggal 17 Maret 2012, Anton Natakoesoemah, Direktur Perusahaan telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi masing-masing sebesar Rp 23.214.038.978 dan Rp 34.264.671.318 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sejumlah 615 dan 621 karyawan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan telah disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan-peraturan serta pedoman penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Bapepam-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan Keuangan Konsolidasi disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti telah diungkapkan pada Catatan 2 atas Laporan Keuangan Konsolidasi. Penerapan PSAK No. 1 tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam Laporan Keuangan Konsolidasi.
Laporan Keuangan Konsolidasi disusun berdasarkan konsep Biaya Perolehan dan atas dasar Akrual, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasi dan beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diungkapkan dalam masing-masing Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
Laporan Arus Kas Konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas
yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disusun berdasarkan metode Langsung (Direct method).
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”) yang diterapkan secara prospektif. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan atas pengakuan rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi KNP, dimana sebelumnya kerugian yang menjadi bagian KNP pada entitas-entitas anak tertentu yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas-entitas anak tersebut dibebankan kepada pemegang saham pengendali. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari 50% hak suara. Saldo dan transaksi signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Laporan Keuangan Konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Penyesuaian dilakukan terhadap Laporan Keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan Perusahaan. Apabila penyesuaian yang diperlukan tersebut tidak dapat dihitung, fakta tersebut akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi, serta proporsi unsur tersebut terhadap unsur sejenis dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP (sebelumnya dikenal sebagai “Hak Minoritas”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan :
• Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
• Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap Kepentingan Non Pengendali (KNP);
• Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
• Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya, bila ada;
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi; dan
• Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi dan dalam ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
Kombinasi Bisnis Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan : - menghentikan amortisasi goodwill; - mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan - melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”.
Penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasi, dengan rincian sebagai berikut : Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (Lanjutan) Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari biaya perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi. Pada saat akuisisi, selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas Entitas Anak yang teridentifikasi dibukukan sebagai goodwill dan diamortisasikan dengan menggunakan metode Garis Lurus tidak melebihi 5 tahun untuk goodwill positif (selisih biaya perolehan investasi di atas bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas Entitas Anak yang teridenfitikasi) dan 20 tahun untuk goodwill negatif (selisih bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas Entitas Anak yang teridentifikasi di atas biaya perolehan investasi). Goodwill positif yang secara jelas berkaitan dengan suatu aset sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa manfaat aset yang bersangkutan diamortisasi selama masa aset tersebut tetapi tidak lebih dari 20 tahun. Saldo goodwill yang belum diamortisasi, dievaluasi pada setiap tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca), apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat sepenuhnya atau sebagian dipulihkan dari ekspektasi manfaat ekonomi di masa depan, maka bagian jumlah yang tidak dipulihkan tersebut langsung dibukukan sebagai beban pada tahun berjalan. Hasil usaha Entitas Anak selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan, RDR, MRT, PKR, PKOS, DSI, BTC, TSCI , MKRI dan PUTRI diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam tahun berjalan yang menggunakan mata uang asing dibukukan berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca), aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penyesuaian aset dan liabilitas dalam mata uang asing tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan. Pembukuan SOM, SSI, SO, MIH dan Entitas Anak MIH diselenggarakan dalam Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi, aset dan liabilitas Entitas Anak pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi dicatat sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” dan diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun 2011, dimana sebelumnya disajikan dalam bagian dari ekuitas pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi.
Kurs yang digunakan per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
1 Dolar Amerika Serikat 9.068,00 8.991,00
1 Dolar Singapura 6.974,33 6.980,61
1 EURO 11.738,99 11.955,79
d. Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya disajikan sebagai “Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya”.
e. I n v e s t a s i
1. Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan untuk bank garansi jangka pendek, garansi pelaksanaan dan penawaran serta deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. I n v e s t a s I (Lanjutan)
2. Investasi pada instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar harga perolehan. Pada setiap tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa suatu investasi mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai yang signifikan dan berkelanjutan atas investasi, penurunan tersebut dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi. Kenaikan selanjutnya dari nilai wajar investasi yang dicatat pada nilai wajar diakui di ekuitas. Dividen dari investasi pada instrumen ekuitas diakui pada saat diumumkan.
f. Cadangan Penurunan Nilai Piutang Perusahaan menetapkan cadangan penurunan nilai piutang berdasarkan hasil penelaahan
manajemen terhadap keadaan dan kolektibilitas masing-masing piutang pada setiap akhir tahun.
Piutang dan cadangan penurunan nilai piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut
dipastikan tidak tertagih. g. P e r s e d i a a n Persediaan dicatat berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dengan nilai
realisasi bersih. Biaya perolehan dinilai dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama, kecuali untuk APEX menggunakan metode Rata-rata Tertimbang.
Cadangan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap
keadaan persediaan pada akhir tahun. h. Aset Tetap dan Penyusutan Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap untuk
penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap” dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Pada awal penerapan PSAK tersebut, nilai revaluasi aset tetap Perusahaan pada tahun 1998 dan 2001 dianggap sebagai biaya perolehan dan saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada komponen ekuitas direklasifikasi mengurangi saldo rugi awal tahun.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
h. Aset Tetap dan Penyusutan (Lanjutan) Aset tetap pemilikan langsung dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Sebagian aset tetap pemilikan langsung yang diperoleh sebelum tahun 1999 telah dinilai kembali sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998 tentang Penilaian Kembali Aset Tetap. Kecuali tanah yang tidak disusutkan, penyusutan dihitung dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian aset tetap pemilikan langsung sebagai berikut :
T a n a h Tidak disusutkan B a n g u n a n 10 – 20 tahun Kapal dan peralatan 15 – 20 tahun Peralatan Pemboran 4 – 21 tahun T r u k 10 tahun Sarana dan Prasarana 8 – 10 tahun Perahu Motor 5 – 10 tahun M e s i n 8 - 10 tahun Peralatan Pabrik dan Bengkel 4 – 8 tahun K e n d a r a a n 4 – 8 tahun Inventaris Kantor 3 – 8 tahun Sebagian biaya perolehan hak atas tanah sebelum tahun 1999 termasuk biaya notaris dan legal, pajak serta biaya perpanjangan ijin hak atas tanah. Sebagian biaya perolehan tanah yang diperoleh setelah tahun 1999 mencakup biaya-biaya yang timbul karena pengembangan, pembukaan dan persiapan tanah untuk digunakan, termasuk komisi untuk pialang. Perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi pada saat terjadinya. Pemugaran dan perbaikan dalam jumlah signifikan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 “Aset Tetap” dikapitalisasi. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaannya, tidak dipergunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan laba atau rugi yang terjadi diperhitungkan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
Aset tetap dalam pelaksanaan disajikan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke akun aset tetap pemilikan langsung dan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian aset tersebut pada saat selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Berdasarkan PSAK No. 26 (Revisi) “Biaya Pinjaman”, beban bunga dan beban lainnya yang
timbul sehubungan dengan pembiayaan pengerjaan aset tetap dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat aset tetap selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
i. Penurunan Nilai Aset Non Moneter
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
Penurunan nilai aset non moneter dibebankan ke Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolidasi tahun yang bersangkutan pada saat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan jumlah terpulihkannya aset tersebut lebih rendah daripada nilai tercatatnya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya, jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui pengunaan atau penjualan aset.
j. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam Laporan Keuangan Konsolidasi dan juga diterapkan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi secara individual. Penerapan PSAK No. 7 tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika : a) Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i)
mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
b) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
c) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer;
d) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk;
e) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);
f) Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan.
Transaksi dengan pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
k. Imbalan Kerja Perusahaan mencatat semua bentuk imbalan kerja karyawan, termasuk imbalan pasca
kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang, pemutusan hubungan kerja dan imbalan kerja berbasis saham berdasarkan PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja“ dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Penyisihan imbalan kerja menggunakan metode Proyeksi Kredit Unit aktuaria. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau biaya apabila kumulatif keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi pada akhir periode lalu melebihi 10 % dari imbalan kerja yang jatuh tempo. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode Garis Lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang bersangkutan.
l. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Transaksi yang dilakukan dengan entitas sepengendali diterapkan metode Penyatuan
Kepemilikan. Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi sehingga transaksi demikian tidak menimbulkan laba rugi bagi seluruh kelompok perusahaan atau bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali pada tanggal pemilikan dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam bagian Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi sesuai PSAK No. 38 “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
m. Pengakuan Penghasilan dan Beban
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan“. PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK ini, tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
m. Pengakuan Penghasilan dan Beban (Lanjutan) Pengakuan penghasilan sebagai berikut :
- Jasa Angkutan Pada saat jasa diberikan
- Jasa Karoseri Pada saat barang diserahkan
- Jasa Penunjang Sektor Energi Pada saat penyelesaian jasa
(Penyedia Awak Kapal dan Komisi)
- Jasa Sewa FPSO Sesuai masa manfaat dan periode kontrak
- Jasa Pemboran Pada saat jasa diberikan
- Jasa Mobilisasi Pada saat rig telah sampai di lokasi pemboran
dan siap untuk beroperasi
- Jasa Demobilisasi Pada saat jasa pemboran telah selesai
dilaksanakan dan rig telah dipindahkan
dari lokasi sumur terakhir
- Penghasilan lainnya Pada saat dihasilkan
Jenis Penghasilan Pengakuan Penghasilan
Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (basis Akrual).
n. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset atau liabilitas pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas yang dikonsolidasi.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika
aset direalisasikan atau hutang diselesaikan atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh penyisihan dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer, termasuk perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan.
Perubahan atas liabilitas pajak dicatat pada saat hasil ketetapan pemeriksaan diterima atau
jika ada pengajuan banding pada saat hasil-hasil dari banding tersebut telah ditetapkan oleh pengadilan.
Selisih kenaikan (penurunan) aset atau liabilitas yang teridentifikasi dari proses akuisisi
Entitas Anak, diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan dan mempengaruhi goodwill.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Informasi Segmen
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), ”Segmen Operasi”. PSAK ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi. Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Pendapatan dan beban antar segmen dialokasikan atas dasar segmen usaha. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika pendapatan dan beban yang berkaitan dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
p. Laba (Rugi) Per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode yang bersangkutan.
Untuk tujuan penghitungan laba bersih per saham dilusian, laba bersih residual dan jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa beredar disesuaikan dengan mempertimbangkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif hanya bila konversinya menjadi saham biasa akan menurunkan laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Biaya Emisi Saham, Obligasi dan Transaksi Hutang Bank Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurangan tambahan modal disetor pada bagian
ekuitas dan tidak diamortisasi. Biaya emisi obligasi disajikan sebagai pengurang dari hasil penerbitan obligasi terkait untuk
menentukan hasil penerimaan bersih. Selisih antara hasil penerimaan bersih dengan nilai nominal (diskonto) diamortisasi menggunakan metode Garis Lurus selama jangka waktu obligasi.
Biaya transaksi hutang bank disajikan sebagai pengurang dari hasil penerimaan hutang
bank dan diamortisasi menggunakan metode Garis Lurus selama periode hutang bank. Apabila hutang bank dilunasi sebelum jatuh tempo, sisa biaya transaksi dibebankan pada saat pelunasan hutang bank.
Biaya yang timbul dalam pendanaan kembali pinjaman, menurut pendapat manajemen,
yang dapat memberikan manfaat masa depan ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu hutang.
r. Instrumen Keuangan Derivatif Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Derivatif dan Aktivitas
Lindung Nilai“. PSAK No. 55 menetapkan bahwa standar akuntansi dan pelaporan untuk transaksi derivatif dan aktivitas lindung nilai yang mengharuskan seluruh instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) untuk diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar dari masing-masing kontrak. PSAK No. 55 juga mengharuskan laba rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk diakui dalam tahun berjalan, kecuali untuk syarat-syarat tertentu (yaitu : dokumentasi formal, penunjukkan dan penilaian transaksi secara efektif) yang memperbolehkan penangguhan sebagai “pendapatan komprehensif lain“ sesuai dengan jenis akuntansi lindung nilai tertentu, selama ketentuan dalam PSAK dipenuhi.
Mengacu kepada kriteria-kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai yang diatur oleh
PSAK No. 55, maka seluruh instrumen derivatif Perusahaan tidak memenuhi syarat dan, karena itu tidak dirancang sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi.
s. Program Opsi Saham Karyawan Beban kompensasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan program opsi saham
karyawan diakui pada saat hak opsi diberikan kepada karyawan, sesuai dengan PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham“.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. S e w a Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK 30 (Revisi 2011), ”Sewa”.
Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.
Sewa pembiayaan yang mengalihkan kepada Perusahaan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar dari aset sewaan atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Pembayaran sewa dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan liabilitas sewa. Beban keuangan diakui sebagai beban pendanaan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.
Sebuah aset sewaaan disusutkan selama masa manfaat dari aset tersebut. Tetapi jika,
tidak terdapat kepastian memadai bahwa Perusahaan akan memperoleh kepemilikan di akhir masa sewa, maka aset disusutkan selama mana yang lebih pendek antara taksiran masa manfaat aset dan masa sewa.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolidasi secara Garis Lurus selama masa sewa. u. Aset dan Liabilitas Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) ”Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) ”Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) u. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
Aset Keuangan Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada awal pengakuannya sesuai dengan tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Klasifikasi aset keuangan sebagai berikut : (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan (trading), yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dijual kembali dalam waktu dekat atau terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek. Piutang derivatif termasuk dalam kelompok ini kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif tahun berjalan. Perusahaan memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan yaitu investasi jangka pendek dalam saham.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif. Perusahaan memiliki aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, rekening bank yang dibatasi penggunaannya, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pihak berelasi dan aset lain-lain.
(iii) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali : a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) u. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
Aset Keuangan (Lanjutan)
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.
(iv) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditujukan untuk dimiliki sampai periode yang tidak ditentukan, yang mana dapat dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak memenuhi kriteria kelompok lainnya. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya sampai dengan dihentikan pengakuannya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajarnya dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain. Ketika instrumen ini dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain diakui dalam laba/rugi tahun berjalan.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dicatat pada biaya perolehan, jika nilai tercatatnya adalah mendekati nilai wajarnya, atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Perusahaan memiliki aset keuangan biaya penyertaan saham yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perusahaan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
u. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Liabilitas Keuangan Klasifikasi liabilitas keuangan sebagai berikut : (i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan (trading), yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dibeli kembali dalam waktu dekat atau terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek. Hutang derivatif termasuk dalam kelompok ini kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan.
(ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan dalam kategori ini dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi meliputi hutang bank dan lembaga keuangan, hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, surat sanggup, obligasi, hutang pembiayaan konsumen, hutang pihak berelasi dan liabilitas lancar lainnya.
v. Sumber Estimasi Ketidakpastian Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat pada pembuatan estimasi, hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasi disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi, di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan)
Cadangan Penurunan Nilai Piutang Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang. Cadangan Penurunan Nilai Persediaan Dalam menentukan cadangan penurunan nilai persediaan, manajemen menggunakan estimasi mengenai tingkat penjualan atau penggunaan atas persediaannya. Perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak secara material terhadap hasil usaha.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset selama periode berjalan. Penurunan Nilai Aset Non Moneter Review atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset dan penjualan aset tersebut. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasi dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan) Imbalan Kerja Pengukuran liabilitas imbalan pasca kerja bergantung pada pemilihan asumsi yang
digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap liabilitas imbalan kerja.
Pajak Penghasilan Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan yang boleh dikurangkan dan
akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Penentuan nilai wajar instrumen keuangan memerlukan adanya estimasi-estimasi tertentu.
Dalam pasar yang tidak aktif, manajemen menggunakan teknik penilaian tertentu untuk menentukan nilai wajar. Manajemen memilih teknik penilaian yang dapat memaksimumkan penggunaan parameter yang dapat diamati dan meminimalkan penggunaan yang tidak dapat diamati dalam menentukan nilai wajar. Ketika menentukan nilai wajar dengan cara tersebut di atas, manajemen juga memasukkan unsur kondisi pasar saat ini serta membuat penyesuaian risiko yang dianggap tepat akan dibuat oleh pelaku pasar.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
3. KAS DAN SETARA KAS Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
K a s 616.395.929 1.276.878.248
B a n k
R u p i a h
PT Bank Central Asia Tbk 2.906.662.175 885.760.620
PT Bank International Indonesia Tbk 530.457.865 3.741.152
PT Bank CIMB Niaga Tbk 334.333.578 936.222.532
Standard Chartered Bank 242.505.033 38.270.947
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 167.117.695 1.116.547.506
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 163.629.065 192.509.392
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan
dan Bangka Belitung 49.608.725 -
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 28.191.336 6.359.172.462
PT Bank Windu Kentjana International Tbk 21.538.621 24.970.964
PT Bank Rabobank International Indonesia 11.952.738 160.140.787
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1.635.673 1.308.300.774
PT Bank Mutiara Tbk (d/h PT Bank Century Tbk) 821.058 1.375.861
PT Bank Bukopin Tbk - 5.917.390.686
PT Bank Mega Tbk - 4.104.265.626
PT Bank Muamalat - 2.166.660.171
PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 19.717.263
Citibank N.A. - 7.192.800
PT Syariah Mandiri - 350.649
Dolar Singapura
UOB Limited 3.900.147 171.536.861
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.075.346.141 58.243.842.511
PT Bank Mega Tbk 996.007.539 33.994.971
PT Bank Central Asia Tbk 43.164.950 14.007.978
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 18.137.088 104.446.954.494
UOB Limited 10.563.313 531.294.464
PT Bank International Indonesia Tbk 8.185.502 8.733.022
PT Bank Mutiara Tbk (d/h PT Bank Century Tbk) 6.649.203 7.080.952
PT Bank CIMB Niaga Tbk 6.044.638 892.699.307
Citibank N.A. - 80.735.153.921
Credit Suisse Bank - 2.497.196.304
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk - 878.159.961
PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 354.200.445
The Hongkong and Shanghai Banking
Cooperation Limited - 189.287.523
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
2 0 1 1 2 0 1 0
Standard Chartered Bank - 111.497.391
PT Bukopin Tbk - 42.770.187
PT Syariah Mandiri - 17.586.396
Jumlah Bank 14.626.452.083 272.418.586.880
D e p o s i t o
R u p i a h
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 100.000.000 -
PT Bank CIMB Niaga Tbk - 50.000.002.947
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 999.997.002
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 50.000.000
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Pan Indonesia Tbk - 211.096.820.871
Jumlah Deposito 100.000.000 262.146.820.820
Jumlah Kas dan Setara Kas 15.342.848.012 535.842.285.948
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Dolar Amerika Serikat 0,05 % - 0,10 % 0,10 % - 2,75 %
R u p i a h 7,00 % - 7,25 % 7,00 % - 7,50 %
Semua bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga. 4. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
Akun ini merupakan saldo deposito berjangka pada PT Bank Mega Tbk sebesar Rp 21.674.999.304 per 31 Desember 2010 atas dana cadangan yang dibentuk untuk pembayaran bunga dan beban ijarah atas obligasi APEX (Catatan 14).
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
5. PIUTANG USAHA
Rincian per 31 Desember sebagai berikut : a. Berdasarkan Pelanggan
2 0 1 1 2 0 1 0
Pihak Berelasi
PT Sumber Kencana Ekspressindo 10.965.880 32.630.880
Cadangan Penurunan Nilai Piutang (524.480) (524.480)
B e r s i h 10.441.400 32.106.400
Pihak Ketiga
Jasa Penunjang Sektor Energi 21.420.450.728 7.833.705.453
Jasa Angkutan 14.199.668.228 14.554.722.722
Jasa Karoseri 461.109.505 422.481.598
Jasa Pemboran - 433.090.356.120
Jasa Lainnya 462.732.147 544.125.918
J u m l a h 36.543.960.608 456.445.391.811
Cadangan Penurunan Nilai Piutang (108.813.907) (28.059.872.869)
B e r s i h 36.435.146.701 428.385.518.942
J U M L A H 36.445.588.101 428.417.625.342
b. Berdasarkan umur piutang
2 0 1 1 2 0 1 0
Belum Jatuh Tempo 29.116.630.786 358.569.457.243
1 - 30 Hari 2.545.243.506 37.541.721.305
31 - 60 Hari 953.970.465 3.047.156.313
61 - 90 Hari 449.131.511 13.352.375.830
> 90 Hari 3.489.950.220 43.967.312.000
J u m l a h 36.554.926.488 456.478.022.691
Cadangan Penurunan Nilai Piutang (109.338.387) (28.060.397.349)
B e r s i h 36.445.588.101 428.417.625.342
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
5. PIUTANG USAHA (Lanjutan) c. Berdasarkan Mata Uang
2 0 1 1 2 0 1 0
R u p i a h 14.224.826.626 15.421.258.224
Dolar Amerika Serikat 22.330.099.862 441.056.764.467
J u m l a h 36.554.926.488 456.478.022.691
Cadangan Penurunan Nilai Piutang (109.338.387) (28.060.397.349)
B e r s i h 36.445.588.101 428.417.625.342
Mutasi cadangan penurunan nilai piutang per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Saldo Awal 28.060.397.349 20.084.018.787
Penambahan - 8.931.327.602
Pengaruh Divestasi SSI dan Entitas Anak (27.951.058.962) -
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan - (954.949.040)
Saldo Akhir 109.338.387 28.060.397.349
Berdasarkan pengalaman dan hasil penelaahan terhadap keadaan dan kolektibilitas masing-masing piutang pada setiap akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai piutang cukup memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sebagian piutang usaha pihak ketiga masing-masing sebesar 13,30 % dan 82,29 % dari jumlah piutang usaha bersih konsolidasi merupakan bagian dari arus kas yang dijaminkan sehubungan dengan pinjaman yang diperoleh Perusahaan, APEX dan AO dari kreditur tertentu (Catatan 13).
6. P E R S E D I A A N
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Suku Cadang dan Perlengkapan 3.494.811.764 3.022.640.462
Perlengkapan Lainnya 303.776.174 196.028.150.893
Barang dalam Perjalanan - 27.437.025.510
J u m l a h 3.798.587.938 226.487.816.865
Cadangan Penurunan Nilai Persediaan (56.238.978) (36.385.759.092)
B e r s i h 3.742.348.960 190.102.057.773
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
6. P E R S E D I A A N (Lanjutan) Mutasi cadangan persediaan per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Saldo Awal 36.385.759.092 27.254.292.978
Cadangan Tahun Berjalan - 10.414.967.843
Pengaruh Divestasi SSI dan Entitas Anak (36.329.520.114) -
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan - (1.283.501.729)
Saldo Akhir 56.238.978 36.385.759.092
Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai persediaan yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah memadai.
Seluruh persediaan (termasuk aset tetap) telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 8). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul atas risiko persediaan yang dipertanggungkan.
7. INVESTASI JANGKA PENDEK
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Surat Sanggup
Angsana Management Pte. Ltd. (USD 7.406.000) 67.157.608.000 -
S a h a m
Goltron Ltd. - 33.856.278
Deposito Berjangka
PT Bank Mega Tbk - Rupiah - 117.124.363.395
PT Bank Mega Tbk - Dolar Amerika Serikat - 62.991.728.217
J u m l a h 67.157.608.000 180.149.947.890
Surat sanggup tersebut terdiri dari 4 surat sanggup yaitu sebesar USD 2.000.000, USD 2.200.000, USD 1.700.000 dan USD 1.506.000 yang akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 4 Februari 2012, 24 Februari 2012, 4 April 2012 dan 13 Juli 2012. Bunga atas surat sanggup tersebut sebesar 8,5 % per tahun dan Perusahaan dapat meminta pembayaran setiap waktu tanpa dikenakan pinalti dengan pemberitahuan 5 hari sebelumnya kepada Angsana Management Pte. Ltd. Pada tanggal 26 Juni 2012, seluruh surat sanggup tersebut telah diterima pembayarannya.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
7. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan) Tingkat suku bunga deposito berjangka pada tahun 2010 adalah sebesar 0,05 % per tahun dan 7 % per tahun masing-masing untuk deposito berjangka dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rupiah.
8. ASET TETAP Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
Selisih Kurs
Saldo Awal Penjabaran Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Pengaruh Divestasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
T a n a h 27.407.815.488 139.754.923 - - - (16.458.410.932) 11.089.159.479
B a n g u n a n 18.585.709.767 98.469.602 89.679.203 - - (11.596.394.168) 7.177.464.404
Peralatan Pemboran 9.968.387.631.003 85.370.463.916 145.551.483.616 1.557.337.639.900 88.678.229.932 (8.730.650.168.567) -
Kapal dan Peralatan 678.771.192.167 4.211.280.948 - - - (682.982.473.115) -
T r u k 183.260.035.214 - 61.070.851 12.464.780.112 - 170.856.325.953
Sarana dan Prasarana 4.000.815.666 181.466 350.056.320 - - (21.010.556) 4.330.042.896
Perahu Motor 4.579.311.130 - 294.500.000 - - - 4.873.811.130
M e s i n 3.123.037.726 - - - - - 3.123.037.726
Peralatan Pabrik dan Bengkel 1.111.177.005 - 134.721.960 - - - 1.245.898.965
K e n d a r a a n 61.261.304.039 431.841.949 9.469.661.312 3.917.167.436 - (54.939.285.052) 12.306.354.812
Inventaris Kantor 30.695.846.358 243.896.307 2.362.808.469 - - (28.182.957.159) 5.119.593.975
Jumlah Pemilikan Langsung 10.981.183.875.563 90.495.889.111 158.313.981.731 1.573.719.587.448 88.678.229.932 (9.524.830.699.549) 220.121.689.340
Aset Sewa Pembiayaan 4.211.285.499 36.065.953 5.232.850.636 - - (7.188.802.088) 2.291.400.000
Dalam Pelaksanaan
Kapal dan Peralatan 114.258.117.777 1.735.780.863 150.545.107.754 - (88.678.229.932) (66.237.731.944) 111.623.044.518
B a n g u n a n 22.927.787.016 - 10.482.195.229 - - - 33.409.982.245
Jumlah Dalam Pelaksanaan 137.185.904.793 1.735.780.863 161.027.302.983 - (88.678.229.932) (66.237.731.944) 145.033.026.763
J u m l a h 11.122.581.065.855 92.267.735.927 324.574.135.350 1.573.719.587.448 - (9.598.257.233.581) 367.446.116.103
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
B a n g u n a n 10.041.232.021 45.146.654 800.755.668 - - (5.792.378.635) 5.094.755.708
Peralatan Pemboran 3.870.372.673.194 33.146.334.760 621.739.433.603 303.060.086.440 - (4.222.198.355.117) -
Kapal dan Peralatan 142.233.266.226 966.523.510 29.984.222.001 - - (173.184.011.737) -
T r u k 95.460.376.867 - 12.447.720.142 10.260.356.447 - - 97.647.740.562
Sarana dan Prasarana 2.221.047.581 57.598 636.818.962 - - (9.412.856) 2.848.511.285
Perahu Motor 1.700.255.467 - 470.201.948 - - - 2.170.457.415
M e s i n 1.550.775.521 - 185.975.990 - - - 1.736.751.511
Peralatan Pabrik dan Bengkel 929.348.280 - 103.550.634 - - - 1.032.898.914
K e n d a r a a n 48.548.406.755 359.679.397 5.162.551.865 2.602.307.436 - (42.760.888.508) 8.707.442.073
Inventaris Kantor 24.243.469.880 197.409.649 1.934.279.389 - - (23.855.895.448) 2.519.263.470
Jumlah Pemilikan Langsung 4.197.300.851.792 34.715.151.568 673.465.510.202 315.922.750.323 - (4.467.800.942.301) 121.757.820.938
Aset Sewa Pembiayaan 701.837.460 6.010.620 1.251.953.060 - - (1.949.438.640) 10.362.500
J u m l a h 4.198.002.689.252 34.721.162.188 674.717.463.262 315.922.750.323 - (4.469.750.380.941) 121.768.183.438
JUMLAH TERCATAT 6.924.578.376.603 245.677.932.665
Cadangan Penurunan Nilai (960.854.278.194) (8.228.871.021) - - - 969.083.149.215 -
Jumlah Tercatat Setelah Cadangan
Penurunan Nilai 5.963.724.098.409 245.677.932.665
2 0 1 1
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
8. ASET TETAP (Lanjutan)
Selisih Kurs
Saldo Awal Penjabaran Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Pengaruh Divestasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
T a n a h 28.150.150.079 (742.334.591) - - - - 27.407.815.488
B a n g u n a n 19.048.543.101 (523.039.834) 60.206.500 - - - 18.585.709.767
Peralatan Pemboran 10.245.042.346.800 (445.768.331.898) 115.167.616.101 - 53.946.000.000 - 9.968.387.631.003
Kapal dan Peralatan 701.140.200.480 (22.369.008.313) - - - - 678.771.192.167
T r u k 180.743.108.066 - 2.516.927.148 - - - 183.260.035.214
Sarana dan Prasarana 3.667.012.400 (950.710) 334.753.976 - - - 4.000.815.666
Perahu Motor 4.579.311.130 - - - - - 4.579.311.130
M e s i n 3.121.058.226 - 1.979.500 - - - 3.123.037.726
Peralatan Pabrik dan Bengkel 1.085.617.130 - 25.559.875 - - - 1.111.177.005
K e n d a r a a n 62.219.952.472 (2.293.388.154) 4.875.431.476 3.540.691.755 - - 61.261.304.039
Inventaris Kantor 31.345.645.025 (1.224.843.981) 780.933.924 205.888.610 - - 30.695.846.358
Jumlah Pemilikan Langsung 11.280.142.944.909 (472.921.897.481) 123.763.408.500 3.746.580.365 53.946.000.000 - 10.981.183.875.563
Aset Sewa Pembiayaan - - 4.211.285.499 - - - 4.211.285.499
Dalam Pelaksanaan
Kapal dan Peralatan 139.672.562.268 (6.077.231.061) 34.608.786.570 - (53.946.000.000) - 114.258.117.777
B a n g u n a n - - 22.927.787.016 - - - 22.927.787.016
Jumlah Dalam Pelaksanaan 139.672.562.268 (6.077.231.061) 57.536.573.586 - (53.946.000.000) - 137.185.904.793
J u m l a h 11.419.815.507.177 (478.999.128.542) 185.511.267.585 3.746.580.365 - - 11.122.581.065.855
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
B a n g u n a n 9.411.722.507 (218.352.421) 847.861.935 - - - 10.041.232.021
Peralatan Pemboran 3.373.181.323.800 (146.769.272.493) 643.960.621.887 - - - 3.870.372.673.194
Kapal dan Peralatan 112.342.123.765 (4.015.411.481) 33.906.553.942 - - - 142.233.266.226
T r u k 83.105.697.631 - 12.354.679.236 - - - 95.460.376.867
Sarana dan Prasarana 1.623.494.747 (187.461) 597.740.295 - - - 2.221.047.581
Perahu Motor 1.242.324.354 - 457.931.113 - - - 1.700.255.467
M e s i n 1.364.902.635 - 185.872.886 - - - 1.550.775.521
Peralatan Pabrik dan Bengkel 867.210.485 - 62.137.795 - - - 929.348.280
K e n d a r a a n 48.391.734.705 (1.870.119.371) 3.887.430.310 1.860.638.889 - - 48.548.406.755
Inventaris Kantor 23.394.908.207 (934.598.727) 1.980.149.958 196.989.558 - - 24.243.469.880
Jumlah Pemilikan Langsung 3.654.925.442.836 (153.807.941.954) 698.240.979.357 2.057.628.447 - - 4.197.300.851.792
Aset Sewa Pembiayaan - - 701.837.460 - - - 701.837.460
J u m l a h 3.654.925.442.836 (153.807.941.954) 698.942.816.817 2.057.628.447 - - 4.198.002.689.252
JUMLAH TERCATAT 7.764.890.064.341 6.924.578.376.603
Cadangan Penurunan Nilai (740.856.572.600) 32.235.142.361 (252.232.847.955) - - - (960.854.278.194)
Jumlah Tercatat Setelah Cadangan
Penurunan Nilai 7.024.033.491.741 5.963.724.098.409
2 0 1 0
Alokasi beban penyusutan adalah sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Beban Langsung - Jasa Angkutan Darat 13.313.141.124 12.882.799.823
Beban Langsung - Jasa FPSO 29.312.529.894 34.145.138.625
Beban Langsung - Jasa Pemboran 602.017.680.175 650.770.011.962
Beban Langsung - Jasa Penunjang Sektor Energi 776.173.157 643.659.660
Beban Langsung - Jasa Karoseri 576.513.117 567.482.419
Beban Usaha 7.639.382.949 6.468.841.226
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan 21.082.042.846 (6.535.116.898)
J u m l a h 674.717.463.262 698.942.816.817
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
8. ASET TETAP (Lanjutan) Rincian pengurangan aset tetap pemilikan langsung yang merupakan penjualan aset tetap sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Harga Jual 1.351.537.574.350 1.900.680.680
Jumlah Tercatat (1.257.796.837.125) (1.688.951.918)
Laba Penjualan Aset Tetap - Bersih 93.740.737.225 211.728.762
Berdasarkan hasil evaluasi manajemen per tanggal 31 Desember 2010 dengan menggunakan indikator unit penghasil kas yang mungkin terpulihkan, terdapat penurunan nilai aset bersih MIH dan Entitas Anak sebesar USD 43.886.298 yang dialokasikan terhadap penurunan Goodwill dan Aset Tetap Peralatan Pemboran masing-masing sebesar USD 15.832.372 dan USD 28.053.926. Penurunan nilai aset bersih ini dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan dan dicatat sebagai “Penurunan Nilai Aset”. Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah armada truk sebanyak 630 unit dn 1 unit kapal PB San Jancinto yang masih dalam tahap penyelesaian. APEX memiliki 3 bidang tanah terletak di Balikpapan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2396, 2397 dan 2398 dengan total luas tanah 270 M
2 yang berlaku untuk jangka waktu
20 tahun sampai dengan April 2008. APEX telah mengajukan perpanjangan hak atas tanah dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari Badan Pertanahan Nasional Kantor Balikpapan. APEX percaya bahwa tidak akan ada kesulitan dalam perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara resmi dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. APEX juga memiliki hak atas tanah yang terletak di Bojonegara dengan luas keseluruhan 67.757 M
2, terdiri dari hak atas tanah seluas 9.716 M
2, 36.106 M
2 dan 21.935 M
2 merupakan “Hak
Guna Bangunan (HGB)”, yang masing-masing diperoleh pada tanggal 13 Pebruari 2006, 22 Juni 2007 dan 11 Desember, 2009. Aset dalam penyelesaian per 31 Desember 2011 terdiri dari biaya perolehan bangunan Wisma Pejaten milik DSI dan biaya renovasi sampai bangunan tersebut siap digunakan serta pemugaran kapal bare boat bernama San Jacinto milik Putri. Bangunan Wisma Pejaten berdiri di atas tanah seluas 2.070 m2 yang terletak di Jalan Raya Pejaten Barat No. 6 Pejaten, Jakarta Selatan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 312 yang akan berakhir pada tanggal 20 Februari 2024. Sertifikat HGB tersebut digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Sebagian unit truk milik Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13). Pada tanggal 31 Desember 2010, peralatan pemboran lepas pantai milik AO digunakan sebagai jaminan untuk fasilitas pinjaman yang diperoleh dari beberapa bank dan lembaga keuangan (Catatan 13).
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
8. ASET TETAP (Lanjutan) Seluruh aset tetap, kecuali tanah, bersama-sama dengan persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 151.622.407.000 pada tanggal 31 Desember 2011, USD 1.313.551.292 dan Rp 27.545.100.000 pada tanggal 31 Desember 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut. Floating Production, Storage dan Offloading vessel (FPSO) Pada awal tahun 2008, SSI melakukan perubahan taksiran masa manfaat keekonomian FPSO dari 15 tahun menjadi 20 tahun dan diterapkan secara prospektif. Berdasarkan Penilaian PT Zodiac Perintis Penilai (ZPP) dalam Suratnya No. 001/UE/ZPP/VI/08 tanggal 19 Juni 2008, taksiran masa manfaat keekonomian FPSO milik SSI berkisar antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Pengaruh perubahan tersebut pada tahun berjalan dan tahun berikutnya yaitu beban penyusutan turun masing-masing sebesar USD 1.148.000. Pada tanggal 5 September 2008, SSI mengalihkan FPSO I ke Entitas Anaknya SO sebagai tambahan setoran modal yang kemudian dialihkan oleh SO kepada MIH sebagai tambahan setoran modal. Nilai pengalihan tersebut sebesar USD 90.000.000 dengan nilai tercatat sebesar USD 48.586.574. Pada tanggal 14 Oktober 2008, APEX telah melaporkan keterbukaan informasi kepada pemegang saham APEX melalui surat kabar dalam negeri sehubungan dengan rencana Anak APEX, Apexindo Raniworo Pte. Ltd. (AR) untuk melakukan pembelian aset berupa Floating Production, Storage dan Offloading vessel (FPSO) dari Mira International Holdings Pte. Ltd. (MIH), pemegang saham mayoritas APEX. Sehubungan dengan rencana pembelian ini, pada tanggal 13 Oktober 2008, Apexindo Raniworo Pte. Ltd. (AR), Anak APEX yang dimiliki sepenuhnya, mengadakan Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan MIH untuk membeli FPSO dengan harga USD90.000.000. Transaksi jual beli harus memenuhi kondisi sebagai berikut : a. Persetujuan dari pemegang saham APEX dan PT Mitra International Resources Tbk (dahulu
PT Mitra Rajasa Tbk), Induk APEX, dan
b. Pembayaran dari AR atas FPSO
Dengan pertimbangan bahwa transaksi ini dianggap sebagai benturan kepentingan dan nilainya material, maka diperlukan persetujuan dari pemegang saham minoritas melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK. Dalam RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 13 November 2008 seperti yang dinyatakan dalam akta notaris No. 11 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pemegang saham APEX menyetujui hal-hal berikut : a. Usulan transaksi dengan MIH seperti yang dijelaskan di atas.
b. Rencana AR untuk mendapatkan pinjaman dengan menggunakan aset APEX sebagai jaminan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
8. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tanggal 1 November 2011, APEX mengadakan Perjanjian Pengalihan dan Perubahan atas perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan MIH dan AR, sehubungan dengan ada asas cabotage seperti yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, APEX Raniworo setuju untuk mengalihkan kepada APEX semua hak, manfaat, titel, kepentingan dan kewajibannya sebagai pembeli berdasarkan Perjanjuan Jual Beli Bersyarat dengan MIH. Selain itu, pihak-pihak tersebut juga setuju untuk mengubah harga pembelian menjadi USD 67.500.000. Rig Soehanah
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 7 Januari 2011, para pemegang saham APEX menyetujui rencana Apexindo Offshore Pte. Ltd. (AO) untuk melakukan transaksi jual dan sewa balik Rig Soehanah dengan pihak ketiga.
Pada Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) yang diadakan pada tanggal 12 Januari 2011, para pemegang obligasi menyetujui rencana APEX untuk melakukan transaksi jual dan sewa balik Rig Soehanah, dimana APEX akan membayar consent fee kepada pemegang obligasi sebesar 0,25 % dari jumlah pokok obligasi yang masih terhutang.
Kemudian pada tanggal 24 Januari 2011, AO menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Rig Finance Limited (RFL) atas penjualan dan pembelian Rig Soehanah dengan harga sebesar USD 151.520.000, yang sebagian besar digunakan untuk mendanai pembelian wesel dari AERIC (Catatan 7).
Selanjutnya, AO (penyewa) mengadakan Bareboat Charter Agreement dengan RFL (Pemilik) atas Rig Soehanah. Perjanjian sewa berlaku selama 7 tahun dan akan dimulai pada saat pengiriman pada bulan Februari 2011.
AO akan menyewakan kembali Rig Soehanah tersebut kepada Perusahaan, sebagai Bareboat Charter Guarantor berdasarkan Bareboat Charter Agreement, yang kemudian akan menyewakan kembali Rig Soehanah tersebut berdasarkan Total Drilling Contract.
AO harus membayar kepada Pemilik atas biaya sewa bersih sebesar USD 72.527,40 per hari selama periode sewa sampai dengan berlakunya opsi perpanjangan dari Total seperti yang dijelaskan dalam perjanjian, berikutnya tarif menjadi USD 75.000 per hari selama periode sewa. Dalam hal tidak dilaksanakannya opsi dari Total, tarif akan tetap sebesar USD 72.527,40 per hari selama periode sewa.
Pada tanggal berakhirnya periode sewa, AO memiliki hak, tetapi tidak diwajibkan untuk meminta Pemilik untuk menjual kembali Rig tersebut kepada AO dengan harga pembelian bersih sebesar USD 70 juta.
Bareboat Charter Agreement mengandung persyaratan cross-default dimana APEX dan AO bisa dianggap melanggar perjanjian tersebut apabila APEX dan/atau AO tidak dapat atau mengakui ketidakmampuan untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo, atau menunda melakukan pembayaran atas hutangnya.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
8. ASET TETAP (Lanjutan) Bareboat Charter Agreement memuat batasan-batasan yang melarang APEX dan AO tanpa persetujuan tertulis dari RFL untuk :
- Merubah dokumen pendirian atau melakukan merger, de-merger, konsolidasi atau pembubaran atau dengan cara-cara lain membuat perubahan atas status perusahaan
- Terlibat dalam bisnis apapun dan berkomitmen untuk suatu investasi atau kegiatan lain, selain yang terkait langsung dengan penyewaan dan operasional rig
- Merubah atau mengakhiri Total Drilling Contract atau melakukan penyewaan kepada pihak lain yang menggantikan Total Drilling Contract
AO mengakui laba atas penjualan Rig Soehanah sebesar USD 10.312.019. 9. G O O D W I L L
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
Saldo Awal Penambahan Selisih Kurs Saldo Akhir
Goodwill Positif
Biaya Perolehan 1.096.001.436.125 - (1.086.773.149.678) 9.228.286.447
Akumulasi Amortisasi (115.746.811.518) - 114.226.139.211 (1.520.672.307)
Jumlah Tercatat 980.254.624.607 - (972.547.010.467) 7.707.614.140
Cadangan Penurunan Nilai (745.907.997.340) - 745.907.997.340 -
Nilai Bersih 234.346.627.267 7.707.614.140
2 0 1 1
Saldo Awal Penambahan Selisih Kurs Saldo Akhir
Goodwill Positif
Biaya Perolehan 1.132.053.125.698 210.774.356 (36.262.463.929) 1.096.001.436.125
Akumulasi Amortisasi (93.732.929.857) (24.039.395.897) 2.025.514.236 (115.746.811.518)
Jumlah Tercatat 1.038.320.195.841 (23.828.621.541) (34.236.949.693) 980.254.624.607
Cadangan Penurunan Nilai (631.015.006.400) (142.348.856.644) 27.455.865.704 (745.907.997.340)
Nilai Bersih 407.305.189.441 234.346.627.267
Goodwill Negatif
Biaya Perolehan 1.583.355.913 - - 1.583.355.913
Akumulasi Amortisasi (1.540.843.379) (42.512.534) - (1.583.355.913)
Nilai Bersih 42.512.534 (42.512.534) - -
2 0 1 0
Berdasarkan hasil evaluasi manajemen per tanggal 31 Desember 2010 dengan menggunakan indikator unit penghasil kas yang mungkin terpulihkan, terdapat penurunan nilai aset bersih SSI dan Entitas Anak sebesar USD 43.886.298 yang dialokasikan terhadap penurunan Goodwill dan Aset Tetap Peralatan Pemboran masing-masing sebesar USD 15.832.372 dan USD 28.053.926. Penurunan nilai aset bersih ini dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan dan dicatat sebagai “Penurunan Nilai Aset”. Penambahan goodwill pada tahun 2010 sehubungan dengan peningkatan kepemilikan investasi pada Entitas Anak.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
9. G O O D W I L L (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelahaan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasi cadangan penurunan nilai goodwill pada tanggal 31 Desember 2011.
10. HUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
Rincian per 31 Desember sebagai berikut : a. Berdasarkan Pemasok
2 0 1 1 2 0 1 0
Jasa Penunjang Sektor Energi 23.423.738.884 25.154.196.688
Jasa Angkutan 2.842.355.464 4.068.203.477
Jasa Karoseri 88.949.972 84.445.216
Jasa Pemboran - 186.310.466.950
Jasa Lainnya 32.693.100 130.497.455
J u m l a h 26.387.737.420 215.747.809.786
b. Berdasarkan Umur
2 0 1 1 2 0 1 0
1 - 30 Hari 25.190.255.821 111.552.469.223
31 - 60 Hari 642.501.649 17.231.804.457
61 - 90 Hari 146.708.167 39.036.439.859
> 90 Hari 408.271.783 47.927.096.247
J u m l a h 26.387.737.420 215.747.809.786
c. Berdasarkan Mata Uang
2 0 1 1 2 0 1 0
Dolar Amerika Serikat 22.315.786.214 143.026.556.953
R u p i a h 4.071.951.206 63.495.362.957
Dolar Singapura - 9.078.221.692
E U R O - 147.668.184
J u m l a h 26.387.737.420 215.747.809.786
Hutang usaha jasa pemboran merupakan hutang yang timbul dari pembelian suku cadang dan perlengkapan, jasa boga, tenaga kontrak, sewa peralatan dan lain-lain.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
11. P E R P A J A K A N
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Pajak Dibayar di Muka
Pajak Penghasilan Pasal 21 957.000 -
Pajak Penghasilan Pasal 23 1.621.309.592 1.222.136.311
Pajak Penghasilan Pasal 25 - 41.531.313
Pajak Penghasilan Pasal 28 - 16.528.892.562
Pajak Pertambahan Nilai 9.183.791.243 149.960.122.253
J u m l a h 10.806.057.835 167.752.682.439
Tagihan Kelebihan Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan Pasal 25 - 31.299.312
Hutang Pajak
Pajak Pertambahan Nilai 390.989.438 11.393.957.673
Pajak Penghasilan Pasal 15 143.429.144 33.230.736
Pajak Penghasilan Pasal 21 195.819.907 8.442.212.876
Pajak Penghasilan Pasal 23 87.516.664 3.456.221.048
Pajak Penghasilan Pasal 25 57.455.699 123.215.806
Pajak Penghasilan Pasal 26 - 14.514.596
Pajak Penghasilan Pasal 29 180.788.720 67.147.377.466
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) 7.634.128 81.907.869
J u m l a h 1.063.633.700 90.692.638.070
Pada tanggal 28 Januari 2010, Bentuk Usaha Tetap (BUT) Apexindo Offshore Pte. Ltd. (AO), Anak APEX, menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dari Kantor Pajak untuk pajak penghasilan (PPh) badan tahun pajak 2007 dan 2008 sebesar Rp 133.104.858.894 (atau USD 14.258.689). Selanjutnya, pada tanggal 4 Maret 2010, AO menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk pajak pertambahan nilai (PPN), PPh pasal 26, 21, 4(2), Surat Tagihan Pajak (STP) atas PPN tahun pajak 2007, dan SKPKB atas PPN, PPh pasal 21, 4(2), 26(4), 26 dan STP PPN tahun pajak 2008 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 207.713.431.910 (atau USD 22.251.037). Setelah AO mengajukan gugatan kepada Pengadilan Pajak sehubungan dengan surat ketetapan tersebut diatas, pada tanggal 17 Maret 2011, AO menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) sebesar Rp 13.545.119.144, dimana Pengadilan Pajak menyetujui sebagian keberatan atas surat ketetapan tersebut sebesar Rp 88.156.850.208. APEX telah mengakui klaim atas pengembalian pajak, termasuk bunga, sejumlah Rp 16.528.898.173 (atau USD 1.838.383). Pada tanggal 1 Maret 2011 dan 10 Mei 2011, AO telah menerima klaim atas pengembalian pajak dan bunga tersebut. Pada tanggal 5 Mei 2010, APEX menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2008 sebesar Rp 48.110.156.625 (atau USD 5.240.758). Pada tanggal 10 Juni 2010, APEX menerima pembayaran kembali atas kelebihan bayar pajak tersebut.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
11. P E R P A J A K A N (Lanjutan)
Pada tanggal 17 Desember 2010, APEX menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), dimana Kantor Pajak menyetujui untuk mengembalikan lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2009 sebesar Rp 40.836.317.829 (setara USD 4.541.911). Pada tanggal 18 Januari 2011, APEX menerima pembayaran kembali atas kelebihan bayar pajak tersebut sebesar Rp 39.873.961.542 (setara USD 4.434.875) setelah dipotong dengan kekurangan pembayaran pajak pertambahan nilai untuk bulan Juli 2009 sebesar Rp 120.863.359 (setara USD 13.443) dan bulan Desember 2008 sebesar Rp 841.492.928 (setara USD 93.593). Pada tanggal 2 Maret 2011, APEX menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), dimana Kantor Pajak menyetujui untuk mengembalikan lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus 2010 Rp 47.382.751.308 (setara USD 5.370.367). Pada tanggal 8 April 2011, APEX menerima pembayaran kembali atas kelebihan bayar pajak tersebut sebesar Rp 47.242.545.481 (setara USD 5.354.476) setelah dipotong dengan kekurangan pembayaran pajak pertambahan nilai untuk bulan Januari sampai dengan Agustus 2010 sebesar Rp 140.205.827 (setara USD 15.891). Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak penghasilan dan laba (rugi) fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan - Konsolidasi 3.736.127.692.668 (1.936.447.080.586)
Rugi sebelum Pajak Penghasilan - Entitas Anak 1.434.144.090.128 1.908.561.003.775
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan - Perusahaan 5.170.271.782.796 (27.886.076.811)
Beda Tetap :
Rugi Penghapusan Piutang 8.783.231.162 -
Penyusutan Aset yang Tidak Diakui Fiskal 139.279.454 280.475.306
Laba Divestasi (6.042.186.649.619) -
Denda Pajak (330.068.282) (20.157.733)
Jasa Giro dan Bunga Deposito (88.035.192) (23.279.432)
Amortisasi Goodwill - 23.996.883.363
Lain-lain 545.296.231 369.396.980
Jumlah Beda Tetap (6.033.136.946.246) 24.603.318.484
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
11. P E R P A J A K A N (Lanjutan)
2 0 1 1 2 0 1 0
Beda Waktu :
Laba Penjualan Aset Tetap - Komersial (2.260.282.911) (434.858.059)
Laba Penjualan Aset Tetap - Fiskal 3.077.850.810 728.608.059
Perbedaan Penyusutan Komersial dan Fiskal 738.834.637 (3.917.685.992)
Cadangan Imbalan Kerja 818.372.866 1.372.826.851
Pembayaran Imbalan Kerja (674.233.392) (346.834.194)
Penurunan (Peningkatan) Nilai Saham (892.968.981) -
Penyusutan Aset Sewa Pembiayaan 10.362.500 -
Angsuran Sewa Pembiayaan (70.326.300) -
Bunga Sewa Pembiayaan 6.850.802 -
Jumlah Beda Waktu 754.460.031 (2.597.943.335)
Rugi Fiskal (862.110.703.419) (5.880.701.662)
Kompensasi Kerugian Fiskal :
Rugi Fiskal Tahun 2008 (setelah Kompensasi) (175.550.157.645) (175.550.157.645)
Rugi Fiskal Tahun 2010 (5.880.701.662) -
Akumulasi Kerugian Fiskal, Akhir Tahun (1.043.541.562.726) (181.430.859.307)
Beban Pajak Kini :
P e r u s a h a a n - -
Entitas Anak 109.621.704.258 130.246.768.415
J u m l a h 109.621.704.258 130.246.768.415
Jumlah rugi fiskal tahun 2011 dan 2010 sama dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan yang disampaikan oleh Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan 31 Desember adalah sebagai berikut :
Dikreditkan
(Dibebankan)
Selisih Kurs Ke Laporan Pengaruh
1 Januari Penjabaran Laba Rugi Divestasi 31 Desember
P e r u s a h a a n
Aset Tetap (9.239.673.180) - 389.100.634 - (8.850.572.546)
Nilai Wajar Aset Tetap yang
Teridentifikasi (39.414.878.946) - 2.329.943.583 37.084.935.363 -
Imbalan Kerja 1.624.148.623 - 36.034.869 - 1.660.183.492
Investasi Jangka Pendek 223.242.245 - (223.242.245) - -
Piutang Usaha 27.334.597 - - - 27.334.597
P e r s e d i a a n 14.059.745 - - - 14.059.745
Aset Sewa Pembiayaan - - (13.278.250) - (13.278.250)
Jumlah Perusahaan (46.765.766.916) - 2.518.558.591 37.084.935.363 (7.162.272.962)
2 0 1 1
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
11. P E R P A J A K A N (Lanjutan)
Dikreditkan
(Dibebankan)
Selisih Kurs Ke Laporan Pengaruh
1 Januari Penjabaran Laba Rugi Divestasi 31 Desember
Entitas Anak
R A M A D A (53.463.468) - (33.368.833) - (86.832.301)
PKR dan Entitas Anak 282.250.806 - (971.882) - 281.278.924
(105.686.521) - 98.691.826 - (6.994.695)
SSI dan Entitas Anak (1.011.717.988.532) - 247.765.586.736 763.952.401.796 -
T S C I 48.498.561 - 312.930.254 - 361.428.815
Jumlah Entitas Anak 330.749.367 - 248.177.208.816 763.952.401.796 642.707.739
(1.011.877.138.521) (34.340.715) (93.826.996)
Jumlah Perusahaan dan Entitas Anak 330.749.367 642.707.739
(1.058.642.905.437) - 250.661.426.692 801.037.337.159 (7.256.099.958)
2 0 1 1
Dikreditkan
(Dibebankan)
Selisih Kurs Ke Laporan Pengaruh
1 Januari Penjabaran Laba Rugi Divestasi 31 Desember
P e r u s a h a a n
Aset Tetap (8.333.689.182) - (905.983.998) - (9.239.673.180)
Nilai Wajar Aset Tetap yang
Teridentifikasi (41.744.822.529) - 2.329.943.583 - (39.414.878.946)
Imbalan Kerja 1.367.650.459 - 256.498.164 - 1.624.148.623
Investasi Jangka Pendek 223.242.245 - - - 223.242.245
Piutang Usaha 27.334.597 - - - 27.334.597
P e r s e d i a a n 14.059.745 - - - 14.059.745
Jumlah Perusahaan (48.446.224.665) - 1.680.457.749 - (46.765.766.916)
Entitas Anak
R A M A D A (15.208.682) - (38.254.786) - (53.463.468)
PKR dan Entitas Anak 164.241.096 - 118.009.710 - 282.250.806
(73.029.226) - (32.657.295) - (105.686.521)
SSI dan Entitas Anak (1.163.022.538.800) 49.626.638.489 101.677.911.779 - (1.011.717.988.532)
T S C I 182.508.050 - (134.009.489) - 48.498.561
Jumlah Entitas Anak 346.749.146 49.626.638.489 (204.921.570) - 330.749.367
(1.163.110.776.708) - 101.795.921.489 - (1.011.877.138.521)
Jumlah Perusahaan dan Entitas Anak 346.749.146 330.749.367
(1.211.557.001.373) 49.626.638.489 103.271.457.668 - (1.058.642.905.437)
2 0 1 0
Aset dan liabilitas pajak tangguhan berasal dari perbedaan dasar menurut pembukuan dan pelaporan pajak karena perbedaan metode atau dasar penentuan yang digunakan untuk tujuan pelaporan komersial dan pelaporan pajak.
Kerugian fiskal yang dapat diperhitungkan sebagai aktiva pajak tangguhan adalah rugi fiskal yang dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak sebelum habis masa berlakunya. Rugi fiskal Perusahaan tidak diperhitungkan sebagai aktiva pajak tangguhan, karena menurut manajemen, rugi fiskal tersebut belum dapat ditentukan manfaatnya untuk menutupi penghasilan di masa mendatang.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
12. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Jasa Profesional 372.611.323 271.143.500
Gaji dan Tunjangan 187.540.000 6.841.912.549
S e w a 185.412.605 35.168.665.636
B u n g a - 693.503.977.909
Lain-lain 1.894.279.129 79.155.754.792
J u m l a h 2.639.843.057 814.941.454.386
Pada tanggal 18 Juni 2012, SSI menandatangani perjanjian penyelesaian dengan beberapa kreditur. Berdasarkan perjanjian penyelesaian tersebut, para kreditur sepakat bahwa saldo hutang diselesaikan dengan mengkonversi menjadi saham SSI dan saldo hutang tersebut dibebaskan secara penuh dan semua liabilitas dibatalkan. Sebagai hasil dari perjanjian penyelesaian tersebut, hutang bunga dan biaya terkait yang masih harus dibayar sebesar USD 29.255.000 yang timbul pada tahun 2008 dan 2009 telah dibatalkan pada tahun 2010. Pada tahun 2010, MIH melakukan pembatalan hutang bunga dan biaya terkait yang masih harus dibayar sebesar USD 5.105.000 yang timbul pada tahun 2009, karena kreditur telah menyetujui penghapusan bunga belum dibayar.
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Liabilitas Jangka Pendek
Citicorp International Limited :
Pinjaman Senior (USD 112.000.000) - 1.006.992.000.000
Pinjaman Senior Mezzanine (USD 206.073.000) - 1.852.802.343.000
Pinjaman Junior Mezzanine (USD 306.444.120) - 2.755.239.085.078
PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk (Dikurangi Biaya Transaksi yang
Belum Diamortisasi sebesar Rp 2.934.572.490
pada 2010) - 197.065.426.531
Assera Capital Partner Ltd (USD 20.000.000) - 179.820.000.000
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek - 5.991.918.854.609
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan)
2 0 1 1 2 0 1 0
Liabilitas Jangka Panjang
PT Bank Windu Kentjana International Tbk 20.556.611.895 24.687.020.209
PT Bank Rabobank International Indonesia 3.094.034.730 8.909.816.629
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 10.580.677.736 17.344.805.729
OUH Investment Ltd. (USD 27.515.922 - Dikurangi
Biaya Transaksi yang Belum Diamortisasi
sebesar USD 4.810.675) - 204.142.875.777
PT Bank International Indonesia Tbk 18.060.000.002 15.120.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Dikurangi Biaya
Transaksi yang Belum Diamortisasi sebesar
Rp 4.348.380.267 pada 2010) - 512.402.268.816
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 52.291.324.363 782.606.787.160
Dikurangi : Bagian yang Jatuh Tempo dalam
Waktu Satu Tahun (19.374.306.011) (64.821.318.590)
Bagian Jangka Panjang 32.917.018.352 717.785.468.570
a. PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pada tanggal 2 Mei 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman angsuran dengan
jumlah kredit maksimum Rp 40.000.000.000 dan jangka waktu pengembalian selama 5 tahun.
Perusahaan menggunakan pinjaman ini untuk melakukan pembelian armada truk baru pada
tahun 2008. Truk baru tersebut dijaminkan secara fidusia kepada bank.
Pada tanggal 3 September 2010, Perusahaan melakukan perjanjian restrukturisasi hutang kepada PT Bank Windu Kentjana International Tbk, dimana jangka waktu pengembalian hutang diperpanjang hingga bulan Juli 2015.
Tingkat bunga pinjaman sebesar 14 % - 15 % per tahun masing-masing pada tahun 2011 dan
2010. b. PT Bank Rabobank International Indonesia Pada tanggal 4 April 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Angsuran Berjangka
(PAB) dengan jumlah kredit sebesar Rp 10.000.000.000 dan jangka waktu pengembalian selama 4 tahun. Perusahaan menggunakan PAB ini untuk melunasi seluruh hutang pembiayaan konsumen kepada PT Arimbi Jaya Agung.
Pada tanggal 28 April 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas PAB II dengan jumlah kredit
sebesar Rp 2.910.000.000 dan jangka waktu pengembalian selama 4 tahun. Perusahaan menggunakan PAB II ini untuk melunasi sebagian hutang pembiayaan konsumen kepada PT Bumiputera – BOT Finance.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan)
b. PT Bank Rabobank International Indonesia (Lanjutan) Pada tanggal 24 September 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas PAB III dengan jumlah
kredit sebesar Rp 7.500.000.000 dan jangka waktu pengembalian selama 4 tahun. Perusahaan menggunakan PAB III ini untuk melunasi hutang pembiayaan konsumen kepada PT Ciptadana Multifinance.
Tingkat bunga pinjaman sebesar 13 % - 14 % per tahun masing-masing pada tahun 2011 dan
2010. Jaminan atas fasilitas PAB tersebut berupa armada truk Perusahaan sebanyak 271 unit.
Sehubungan dengan fasilitas kredit yang diterima tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan dibatasi dalam beberapa hal, antara lain menjual atau menyewakan kekayaan Perusahaan dan mengadakan perjanjian yang menimbulkan liabilitas kecuali dalam rangka menjalankan usaha rutin Perusahaan, menjaminkan harta kepada pihak lain, mengikat diri sebagai penjamin, memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain, mengadakan perubahan sifat dan kegiatan usaha, merubah susunan pengurus, susunan pemegang saham dan nilai saham, mengumumkan dan membagikan dividen saham kecuali untuk pemegang saham publik, melakukan merger atau akuisisi, membayar hutang kepada pemegang saham dan pihak terafiliasi, melakukan capital expenditure untuk jumlah melebihi 5 % dari total penjualan tahun sebelumnya dan diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu. Perusahaan telah mendapat persetujuan tertulis dari pihak kreditur atas perubahan yang dilakukan dari pembatasan tersebut.
c. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Term Loan Principal (TLP)
dengan jumlah kredit maksimum Rp 33.821.000.000 dan jangka waktu pengembalian selama 5 tahun sejak tanggal penarikan fasilitas kredit.
Perusahaan menggunakan fasilitas TLP untuk melakukan pembelian armada truk baru. Tingkat bunga pinjaman sebesar 12 % per tahun masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Jaminan atas fasilitas TLP tersebut berupa : - Jaminan secara Fidusia atas semua truk baru yang dibeli menggunakan fasilitas TLP. - Cessie atas piutang usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan)
d. Citicorp International Limited - Pada tanggal 8 September 2008, MIH menandatangani perjanjian “Senior Facility
Agreement” dengan pihak sebagai berikut :
• Goldman Sachs Credit Partners L.P. sebagai Mandated Lead Arranger
• Citicorp International Limited sebagai Facility Agent dan Offshore Security Agent
• PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Onshore Security Agent.
Tingkat bunga pinjaman sebesar 4,5% di atas LIBOR per tahun untuk periode sampai dengan tanggal 9 Pebruari 2009 dan 6% di atas LIBOR per tahun untuk periode dari 9 Pebruari 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo. Jaminan atas pinjaman ini berupa jaminan perusahaan dari SO.
Pada tanggal 1 Pebruari 2012, PT Baraventura Tritama (Baraventura) menjadi kreditur
tunggal dari pinjaman senior dan pemegang seluruh komitmen di bawah pinjaman senior. Baraventura juga menyetujui untuk menyelesaikan seluruh pinjaman MIH sebagai berikut :
• Penyelesaian jumlah pinjaman sebesar USD 67.500.000 melalui penjualan FPSO milik MIH kepada APEX, dan
• Kapitalisasi sisa pokok pinjaman sebesar USD 44.500.000 menjadi saham baru MIH.
Setelah perjanjian penyelesaian diatas dilaksanakan, Baraventura menjadi pemegang saham 85,57 % di MIH.
- Pada tanggal 8 September 2008, MIH menandatangani perjanjian “Senior Mezzanine Note
Trust Deed” dengan pihak sebagai berikut :
• Citicorp International Limited sebagai “Senior Mezzanine Notes Trustee” dan Offshore Security Agent
• PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Onshore Security Agent.
Dalam perjanjian tersebut, pemegang “Senior Mezzanine Note” mempunyai hak untuk mengakuisisi maksimum 0,75 % saham APEX. Tingkat bunga kupon 17% per tahun untuk 12 bulan pertama dan 18,5% per tahun untuk bulan berikutnya. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 8 Maret 2010. Jaminan atas pinjaman ini berupa saham APEX dan jaminan perusahaan SO.
- Pada tanggal 8 September 2008, MIH menandatangani perjanjian “Junior Mezzanine Note
Trust Deed” dengan pihak sebagai berikut :
• Citicorp International Limited sebagai “Junior Mezzanine Note Trustee” dan “Offshore Security Agent”
• PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Onshore Security Agent.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan)
d. Citicorp International Limited (Lanjutan)
Dalam perjanjian tersebut pemegang “Junior Mezzanine Note“ mempunyai hak untuk mengakuisisi maksimum 11% saham APEX. Tingkat bunga kupon 17% per tahun. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 8 September 2010. Jaminan atas pinjaman ini berupa saham APEX dan jaminan Perusahaan SO. Pada tahun 2011 dan 2010, jumlah beban bunga Junior Mezzanine Note yang dicatat ke dalam hutang pokok pinjaman masing-masing sebesar USD 73.370.705 dan USD 53.867.000.
Pada tanggal 1 Pebruari 2012, para pemegang Junior dan Senior Mezzanine Notes menyetujui konversi seluruh jumlah terhutang Junior dan Senior Mezzanine Notes menjadi saham baru MIH, sehingga Baraventura dan para pemegang Junior dan Senior Mezzanine Notes secara kolektif secara keseluruhan akan menjadi pemilik 2.560.647 saham baru MIH. Sehingga pemilikan SSIO pada MIH sebesar 100% akan terdilusi menjadi 10,5%.
e. OUH Investments Ltd.
Pada tanggal 14 Agustus 2009, AO, menandatangani Senior Facility Agreement (Perjanjian Kredit) dengan OUH Investments Ltd. (OUH) sebesar USD 55.000.000 dengan tujuan pelunasan sisa saldo pinjaman sebelumnya dari Goldman Sachs Credit Partners L.P. (Goldman Sachs) yang jatuh tempo pada tanggal 14 Oktober 2009. Jangka waktu pinjaman 5 tahun dan dikenakan bunga 17,50 % diatas LIBOR untuk enam bulan pertama, kemudian 23,50 % diatas LIBOR untuk sisa jangka waktu berikutnya yang dibayarkan setiap bulan. Pokok pinjaman akan jatuh tempo seluruhnya pada akhir periode pinjaman. Perjanjian Pinjaman dengan OUH tersebut mensyaratkan pembayaran fees oleh AO antara lain :
• Satu kali fixed fees sebesar USD 25,5 juta yang merupakan amendment dan extension fees, restructuring advisory fees, arrangement fees, lender cost dan biaya.
• Facility maintenance fee sebesar 4 % dari hutang pokok pinjaman yang dibayarkan setiap kwartal.
• Administration fee sebesar 1 % dari hutang pokok pinjaman yang dibayarkan setiap bulan.
• Make-whole fee yang dihitung berdasarkan formula tertentu seperti yang disediakan di Perjanjian Pinjaman.
Biaya bunga atas pinjaman dari OUH pada tahun 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar USD 0,7 juta dan USD 14,7 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, biaya fasilitas bersih sebesar USD 4,8 juta disajikan sebagai pengurang dari saldo pinjaman dari OUH di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) e. OUH Investments Ltd. (Lanjutan) Dalam perjanjian pinjaman, Apexindo Offshore dan APEX diharuskan untuk menjaga batasan
keuangan sebagai berikut: 1. Rasio hutang terhadap EBITDA tidak melebihi 2:1; 2. Pengeluaran modal rata-rata dari APEX dan Entitas Anak tidak melebihi USD 20.000.000; 3. Pengeluaran modal rata-rata dari Apexindo Offshore tidak melebihi USD 250.000. Penarikan fasilitas ini akan dijamin oleh, antara lain : 1. Jaminan Rig Raissa, Yani, Raniworo dan Soehanah (Catatan 8); 2. Jaminan piutang atas operasi Rig Raissa, Yani, Raniworo dan Soehanah; 3. Pengalihan asuransi Rig Raissa, Yani, Raniworo dan Soehanah; 4. Pengalihan hak atas kontrak pemboran Rig Raissa, Yani, Raniworo dan Soehanah; 5. Jaminan saham Apexindo Offshore dan PT Antareja Jasatama; 6. Pengalihan pendapatan Rig Soehanah.
Berdasarkan Restatement Agreement yang dibuat pada tanggal 11 Oktober 2010, selama jangka waktu pinjaman, para debitur (APEX, sebagai original guarantor, dan Apexindo Offshore) harus memelihara rekening terpisah atas namanya pada beberapa bank yang ditunjuk, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Citibank N.A. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Semua pendapatan dari rig lepas pantai harus dibayarkan langsung ke rekening-rekening tersebut berdasarkan instruksi dari Agen Fasilitas dan semua aplikasi pembayaran dari masing-masing rekening bank tersebut yang dilakukan oleh pihak yang ditunjuk atau Agen Fasilitas Offshore harus dibuat berdasarkan prioritas yang tercantum dalam Restatement Agreement. Apabila persyaratan tersebut tidak bisa dipenuhi, pada tiap tanggal pembayaran bunga, pendapatan dari Rig Lepas Pantai harus ditujukan dengan jumlah dan urutan sebagai berikut :
1. Kepada Agen Fasilitas sejumlah USD 5.500.000 dan selanjutnya USD 4.500.000 atau
jumlah keseluruhan dari Scheduled Debt Service dan jumlah yang terhutang (mana yang lebih besar).
2. Tanpa melihat preferensi untuk pembayaran beban berikut ini :
i. Beban operasi dibayar ke pemasok sejumlah tidak lebih dari USD 3.500.000 per bulan;
ii. Pengeluaran modal yang terjadi untuk Rig Offshore sejumlah tidak melebihi USD 1.200.000 per bulan; dan
iii. Pajak yang harus dibayar dan terhutang sejumlah tidak melebihi dari penyisihan pajak yang telah dianggarkan dikurangi dengan jumlah beban pajak operasional dan kelebihan penyisihan pajak bulan sebelumnya;
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) e. OUH Investments Ltd. (Lanjutan)
3. Sisa saldo (jika ada) harus dipisahkan sebesar 50% dari jumlah tersebut ke rekening yang ditunjuk oleh Agen Fasilitas untuk dibayarkan kepada kreditur sebagai pembayaran sukarela dari sisa saldo pinjaman yang masih terhutang, sedangkan 50% sisanya disimpan pada rekening peminjam.
Berdasarkan Transfer Certificate antara OUH Investments Ltd (OUH) dan Clear Rock Overseas Inc. (Clear Rock) tertanggal 17 Maret 2011 yang mengacu pada USD Senior Facility Agreement antara Apexindo Offshore Pte.Ltd (AO) dan OUH, OUH setuju mengalihkan semua ikatan, hak dan liabilitas sebagaimana dimaksud pada USD Senior Facility Agreement kepada Clear Rock efektif pada tanggal 17 Maret 2011. Pada tanggal tersebut juga, AO menandatangi perubahan dan penyajian kembali USD Senior Facilty Agreement dengan Clear Rock Overseas Inc. Sehubungan dengan pengalihan kepada Clear Rock jumlah pokok pinjaman yang masih terhutang sebesar USD 18.493.359,55 dengan jangka waktu pinjaman 3 (tiga) tahun dan dikenakan bunga 5% per tahun. Pokok pinjaman akan jatuh tempo seluruhnya pada akhir periode pinjaman. Pada tanggal 31 Maret 2011, Clear Rock menerima prepayment notice dari AO yang menyatakan bahwa AO telah melakukan pelunasan atas jumlah pokok pinjaman yang masih terhutang sebesar USD 18.493.359,55 dan bunga sebesar USD 35.959,31 pada tanggal tersebut.
f. PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Pada tanggal 8 Maret 2010, APEX memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja (Club Deal Facility) sebesar Rp 100.000.000.000 dari PT Bank Bukopin Tbk dan Rp 100.000.000.000 dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jangka waktu pinjaman 12 bulan dan dikenakan bunga 14% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Penarikan fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas Rig Raisis dan fidusia atas piutang terkait dengan Rig Raisis. Berdasarkan Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja yang dijelaskan di atas, APEX diharuskan memperoleh persetujuan dari PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut, antara lain :
- Memperoleh pinjaman baru dari pihak ketiga yang beresiko terhadap aktivitas bisnis yang
berjalan. - Memberikan pinjaman kepada anggota lain dari Grup atau kepada pihak lain yang tidak
berkaitan dengan bidang usaha.
Pada tanggal 8 Maret 2011, pinjaman ini diperpanjang untuk 3 bulan sampai dengan tanggal 8 Juni 2011.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) f. PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 6 Juli 2011, APEX telah melunasi pokok pinjaman kepada PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk masing-masing sebesar Rp 100.000.000.000.
Pada tanggal 23 Agustus 2011, APEX memperoleh Fasilitas Pembiayaan sebesar
Rp 111.800.000.000 dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jangka waktu pinjaman 24 bulan dan dikenakan bunga 12% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Penarikan fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas Rig Raisis dan fidusia atas piutang terkait dengan Rig Raisis. Berdasarkan Perjanjian Fasilitas Pembiayaan yang dijelaskan di atas, APEX diharuskan memperoleh persetujuan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut, antara lain : - Memperoleh pinjaman baru dengan pihak ketiga kecuali dari pemegang saham. - Memberikan pinjaman kepada anggota group lain atau kepada pihak lain yang tidak
berkaitan dengan bidang usaha. APEX telah melunasi pokok pinjaman pada tanggal 10 Mei 2012. g. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Pada tanggal 21 April 2010, seperti yang ditetapkan dalam Akta perjanjian Kredit Modal Kerja No. 38 dan 39 oleh Notaris Yualita Widyadhari, SH, APEX memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja masing-masing sebesar USD 15.000.000 dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Fasilitas Kredit Modal Kerja yang ditetapkan dalam Akta No. 38 dan 39 masing-masing memiliki jangka waktu pinjaman 24 bulan dan 12 bulan. Atas pinjaman-pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing 7% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Penarikan fasilitas ini dijamin oleh peralatan pemboran lepas pantai bernama Rig Maera termasuk persediaan dan piutang yang terkait dengan Rig Maera. Berdasarkan Perjanjian-Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja yang dijelaskan di atas, APEX diharuskan untuk menjaga batasan keuangan sebagai berikut : - Rasio pinjaman dan ekuitas tidak melebihi 2:1; - Rasio aset lancar dan liabilitas lancar tidak kurang dari 1,1:1.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) g. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
Pada tanggal 1 Maret 2011, APEX telah melunasi pokok pinjaman Fasilitas Kredit Modal Kerja seperti yang ditetapkan dalam Akta No. 39. Pada tanggal 4 Maret 2011, APEX memperoleh kembali Fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar USD 15.000.000 dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk seperti yang ditetapkan dalam Akta Adendum Perjanjian Kredit Modal Kerja dan Fasilitas Bank Garansi No. 38 tanggal 25 April 2011 oleh Notaris Yualita Widyadhari, SH. Fasilitas ini memiliki jangka waktu pinjaman 12 bulan dan dikenakan bunga 6.5% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Penarikan fasilitas ini dijamin oleh Rig Maera termasuk persediaan dan piutang yang terkait dengan Rig Maera dan Rig No. 2, 8, 9, 10 and 15. Jaminan-jaminan tersebut juga dipergunakan untuk menjamin fasilitas lain yang diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. APEX telah melunasi pokok pinjaman pada tanggal 10 Mei 2012.
Pada tanggal 13 Desember 2010, APEX memperoleh Fasilitas Kredit sebesar USD 37.100.000 dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang bertujuan untuk pelunasan pinjaman dari Angsana Asset Management Pte. Ltd. Jangka waktu pinjaman 60 bulan dan dikenakan bunga 6,5 % per tahun. Pokok pinjaman dibayar dalam jumlah yang sama setiap bulan sebesar USD 620.000. Penarikan fasilitas ini dijamin dengan Rig No. 2, 8, 9, 10, 15 termasuk persediaan terkait dengan Rig Maera dan fidusia piutang terkait dengan Rig-rig tersebut. APEX telah melunasi pokok pinjaman pada tanggal 10 Mei 2012.
h. Aserra Capital Partners Ltd.
Pada tanggal 12 Nopember 2010, APEX mengadakan Perjanjian Pinjaman untuk modal kerja sebesar USD 20.000.000 dengan Aserra Capital Partners Ltd. Jangka waktu pinjaman 3 bulan dan dapat diperpanjang atas persetujuan dari kedua pihak. Pinjaman ini dikenakan bunga 8 % per tahun dan seluruhnya dibayarkan pada akhir periode pinjaman Berdasarkan Perjanjian Pinjaman yang dijelaskan di atas, APEX diharuskan memperoleh persetujuan Aserra Capital Partners Ltd. Terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut, antara lain : - Memperoleh pinjaman baru dari pihak ketiga yang beresiko terhadap aktivitas bisnis yang
berjalan. - Memberikan pinjaman kepada anggota lain dari Grup atau kepada pihak lain yang tidak
berkaitan dengan bidang usaha.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) h. Aserra Capital Partners Ltd. (Lanjutan)
Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Agustus 2011. Pada tanggal 25 Agustus 2011 dan 13 September 2011, APEX melunasi pokok pinjaman sebesar USD 20.000.000 dan bunga sebesar USD 1.308.888,42. Pada tanggal 1 Juni 2011, APEX menandatangani Facility Agreement sebesar USD 20.000.000 dengan Aserra Capital Partners Ltd. Jangka waktu pinjaman 12 bulan dan dikenakan bunga 8% per tahun yang seluruhnya akan dibayarkan pada akhir periode pinjaman. Pada tanggal 13 September 2011 dan 4 Oktober 2011, APEX mempercepat pelunasan pokok pinjaman sebesar USD 20.000.000, bunga sebesar USD 478.222,22, dan facility fee USD 200.000.
i. Angsana Asset Management Pte. Ltd. Pada tanggal 7 April 2010, APEX menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan Angsana Asset Management Pte. Ltd. sebesar Rp 410 milyar (USD 45.100.000). Sebagian pinjaman ini telah dibayarkan sebesar USD 8.000.000. Jangka waktu pinjaman 36 bulan dan dikenakan bunga 24 % per tahun. Pada tanggal 10 Desember 2010, seluruh sisa saldo pinjaman ini telah dibayar penuh oleh APEX melalui fasilitas pendanaan yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
j. PT Bank International Indonesia Tbk
Berdasarkan akta Notaris Ida Sofia, SH No. 31 tanggal 18 Juni 2010, PKR mendapatkan fasilitas pinjaman dari BII untuk tujuan pembiayaan akuisisi bangunan dengan jumlah maksimal pinjaman mencapai Rp 17.000.000.000. Fasilitas pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga tahunan sebesar 12% dan dapat ditinjau ulang berdasarkan pertimbangan pasar dan bank, yang akan dimulai pada tanggal 22 Juni 2010 dan berakhir pada tanggal 22 Juni 2015. Berdasarkan Akta Notaris Ida Sofia, SH No. 43 tanggal 28 Juni 2011, yang menggantikan Akta Notaris No. 31 sebagaimana disebut di atas, PKR mendapatkan fasilitas pinjaman dari BII dalam bentuk Pinjaman Berjangka 1 (“PB 1”) dengan jumlah maksimal sebesar Rp 13.720.000.000 dan Pinjaman Berjangka 2 (“PB 2”) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 7.000.000.000. Pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga tahunan 11,50 % dan dapat ditinjau ulang berdasarkan pertimbangan pasar dan bank. PB 1 dimulai pada tanggal 22 Juni 2010 dan berakhir pada 20 Juni 2015 dan PB 2 dimulai pada tanggal 30 Juni 2011 dan berakhir pada tanggal 20 Juni 2016. PB 1 digunakan untuk pembiayaan akuisisi bangunan sedangkan PB 2 digunakan sebagai cadangan modal kerja.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) j. PT Bank International Indonesia Tbk (Lanjutan)
PKR telah melakukan delapan belas kali cicilan sebesar Rp 5.040.000.000 untuk pinjaman PB1 dan enam kali cicilan sebesar Rp 700.000.000 untuk pinjaman PB2. Saldo pinjaman PB1 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, masing-masing sebesar Rp 11.760.000.000 dan Rp 15.120.000.000 sedangkan saldo pinjaman PB2 pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 6.300.000.000. Pinjaman-pinjaman tersebut dijamin dengan pemberian hak tanggungan atau surat kuasa membebankan hak tanggungan (“SKMHT”) atas sebidang tanah seluas 2.070 m
2 yang
berlokasi di Jalan Raya Pejaten Barat No. 6 Pejaten, Jakarta Selatan, dengan sertifikat hak guna bangunan No. 312, meliputi juga bangunan dan turutan-turutannya di atas sebidang tanah tersebut. Selama periode terhutangnya fasilitas pinjaman, tanpa persetujuan tertulis dari BII, PKR tidak diperbolehkan untuk mengubah kegiatan utama PKR, mengganti susunan pemegang saham, dewan komisaris dan direksi, menarik sebagian atau keseluruhan modal saham yang sudah disetor penuh, mengambil alih pinjaman atas pinjaman yang telah diperoleh dari pemegang saham, membagikan dividen dan berinvestasi dalam perusahaan afiliasi ataupun perusahaan lain yang bisnisnya tidak berhubungan dengan kegiatan utama PKR.
k. Raiffeisen Bank International AG Pada tanggal 4 Maret 2011, APEX mengadakan Perjanjian Fasilitas (Facility Agreement)
sebesar USD 75.000.000, dimana Raiffeisen Bank International AG, Cabang Singapura sebagai facility agent. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar marjin 8 % untuk 6 bulan pertama setelah tanggal penarikan kemudian meningkat menjadi 10 % untuk 6 bulan berikutnya ditambah cost of funds yang dibayarkan setiap bulan. Pokok pinjaman akan jatuh tempo seluruhnya dalam waktu satu tahun setelah penarikan.
Penarikan fasilitas ini dijamin dengan Rig Raissa, Yani, dan Raniworo dan piutang terkait
dengan rig-rig tersebut. Berdasarkan Perjanjian Fasilitas di atas, APEX diharuskan untuk menjaga batasan keuangan sebagai berikut : - Rasio pinjaman terhadap EBITDA tidak melebihi 3,5 : 1; - Rasio EBITDA terhadap beban bunga tidak kurang dari 3 : 1.
Pada tanggal 30 September 2011, APEX mengadakan Perjanjian Perubahan (Amendment and Restatement Agreement) dengan Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch sebagai facility agent untuk merubah fasilitas pinjaman dari USD 75.000.000 menjadi sebesar USD 115.000.000. Tanggal jatuh tempo, bunga dan jaminan mengikuti Perjanjian Fasilitas awal. APEX telah melunasi pokok pinjaman pada tanggal 10 Mei 2012.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
13. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (Lanjutan) l. First Gulf Bank PJSC Pada tanggal 8 September 2011, APEX mengadakan Perjanjian Fasilitas (Facility
Agreement) sebesar USD 20.000.000, dimana First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch sebagai facility agent. Jangka waktu pinjaman 44 bulan dan dikenakan bunga 5 % per tahun diatas LIBOR 1 bulan dan dibayarkan setiap bulan. Pembayaran pokok pinjaman dicicil sebanyak 35 kali yang dibayarkan tiap bulan dimulai pada bulan ke-10 dari tanggal penarikan pinjaman Penarikan fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas rig-rig No. 4, 5, 14 dan fidusia atas piutang terkait dengan rig-rig tersebut. Berdasarkan Perjanjian Fasilitas yang dijelaskan di atas, APEX diharuskan untuk menjaga batasan keuangan sebagai berikut :
- Rasio pinjaman dan EBITDA tidak melebihi 3,5:1 - Rasio pinjaman dan Ekuitas tidak melebihi 2:1 - Memelihara perbandingan antara aset lancer dan liabilitas lancar tidak kurang dari 1,25:1 - Rasio EBITDA dan beban bunga tidak kurang dari 3:1
APEX telah melunasi pokok pinjaman pada tanggal 10 Mei 2012.
14. O B L I G A S I
Rincian per 31 Desember 2010 sebagai berikut : Obligasi Syariah Ijarah Apexindo Pratama Duta II :
N o m i n a l 600.000.000.000
Biaya Emisi Obligasi Ditangguhkan - Bersih (4.440.931.434)
Jumlah - Bersih 595.559.068.566
GSB Medco (USD 68.178.606) 612.993.846.546
GSB Encore (USD 44.232.432) 397.693.796.112
CB Ancora (USD 18.250.000) 164.085.750.000
J u m l a h 1.770.332.461.224
Dikurangi : Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu
Satu Tahun (1.174.773.392.658)
Bagian Jangka Panjang 595.559.068.566
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
14. O B L I G A S I (Lanjutan) Obligasi Syariah Ijarah Apexindo Pratama Duta II Pada tanggal 8 April 2009, APEX menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Obligasi Apexindo Pratama Duta II Tahun 2009 sejumlah Rp 600.000.000.000 kepada BAPEPAM-LK. Pernyataan pendaftaran diumumkan secara efektif oleh BAPEPAM-LK pada 9 Juni 2009. Obligasi Seri A, dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 300.000.000.000 berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 13,90% per tahun.
Pembayaran bunga dilakukan setiap tiga bulan mulai tanggal 19 September 2009. Obligasi ini seluruhnya akan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2012. Obligasi Seri B, dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 300.000.000.000 berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 15,00% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tiga bulan mulai tanggal 19 September 2009. Obligasi ini seluruhnya akan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2014. Sehubungan dengan penerbitan obligasi ini, APEX diharuskan oleh PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat, menjaga batasan-batasan keuangan sebagai berikut:
• Memelihara rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity) tidak lebih dari 2 : 1.
• Memelihara perbandingan antara aset lancar dan liabilitas lancar tidak kurang dari 1,25 : 1.
• Memelihara perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga dan beban ijarah tidak kurang dari 2,5 : 1.
• Pembatasan atas pengalihan aset tetap dengan nilai melebihi 15% dari nilai pasar aset tetap keseluruhan milik APEX dalam satu (1) tahun buku, dan tidak melebihi 30 % secara akumulatif selama jangka waktu obligasi.
• Pengalihan aset tetap yang diperbolehkan hanya yang berkenaan dengan sekuritisasi aset APEX, dengan ketentuan nilai aset yang akan dialihkan tersebut tidak melebihi 25 % dari ekuitas APEX selama jangka waktu obligasi.
• Pengalihan aset tetap baru, berupa peralatan pemboran lepas pantai, dari APEX kepada Entitas Anak yang sekurang-kurangnya 99% sahamnya dimiliki oleh APEX hanya diperbolehkan sehubungan dengan pembiayaan peralatan pemboran sebagaimana dipersyaratkan oleh kreditur.
Obligasi Apexindo Pratama Duta II memperoleh peringkat idA (Single A) berdasarkan daftar peringkat kredit yang dikeluarkan oleh pemeringkat kredit independen, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), pada laporan No. 1001/PEFDIR/VIII/2011 tanggal 3 Agustus 2011. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPO) tertanggal 22 Desember 2011, sebagaimana ditetapkan dalam Akta Notaris No. 22 tanggal 24 Pebruari 2012 yang dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, menyetujui perubahan batasan-batasan keuangan sebagai berikut:
• Memelihara rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity) tidak lebih dari 2,75 : 1.
• Memelihara perbandingan antara aset lancer dan liabilitas lancar tidak kurang dari 1,25 : 1.
• Memelihara perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga dan beban ijarah tidak kurang dari 2,25 : 1.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
14. O B L I G A S I (Lanjutan) Guaranteed Secured Bond – MEDCO (GSB MEDCO) Pada tanggal 10 September 2008, SSI menerbitkan Guaranteed Secured Bond sebesar USD 68.178.606 kepada MEDCO. Tingkat bunga kupon sebesar LIBOR + 10% per tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September 2010. Jaminan Obligasi ini berupa Corporate Guarantee Perusahaan. Sebagian pemegang saham Perusahaan memberikan hak call option kepada pemegang obligasi untuk mengakuisisi lebih dari 30% saham Perusahaan jika pemegang obligasi memberikan perpanjangan jangka waktu pelunasan. Guaranteed Secured Bond – ENCORE (GSB ENCORE) Pada tanggal 10 September 2008, SSI menerbitkan Guaranteed Secured Bond sebesar USD 44.232.432 kepada ENCORE. Tingkat bunga kupon sebesar LIBOR + 10% per tahun. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 September 2010. Jaminan Obligasi ini berupa Corporate Guarantee Perusahaan dan jaminan pribadi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pemegang saham Perusahaan. Pada tanggal 24 Februari 2012, Great Pacific Offshore Limited (GPOL) merupakan pemegang GSB Medco dan GSB Encore. Pada tanggal 18 Juni 2012, GPOL dan SSI mengadakan perjanjian penyelesaian dan menyetujui bahwa saldo GSB Medco dan GSB Encore diselesaikan melalui penerbitan 11.241.103.800 saham SSI. Saham baru yang diterbitkan akan setara dengan seluruh saham SSI lainnya.
Perjanjian penyelesaian juga mensyaratkan SSI untuk mengkonsolidasikan modal saham dari 109.500.000 saham biasa menjadi 1.095.000 saham biasa, sebelum penerbitan saham baru dilakukan sebagaimana diharuskan dalam perjanjian penyelesaian. Pada tanggal 18 Juni 2012, SSI mengeluarkan resolusi untuk pelaksanaan konsolidasi saham. Setelah perjanjian penyelesaian dilaksanakan, kepemilikan GPOL pada SSI adalah sebesar 86,9%. Convertible Bonds (CB Ancora) Pada tanggal 5 September 2008, SSI menerbitkan obligasi konversi kepada Ancora Investment No. 1 Limited sebesar USD 18.250.000. Tingkat bunga sebesar 17% per tahun. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2010.
Jaminan atas obligasi tersebut sebagai berikut : - Jaminan pribadi dari pemegang saham tidak langsung (Beni Prananto, Wirawan Halim, Tito
Sulistio, Agung Salim). - Jaminan saham milik pemegang saham Perusahaan.
Konversi atas saham dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Konversi obligasi menjadi saham dilakukan pada saat sebelum tanggal Penawaran Umum Perdana (IPO) Saham SSI.
- Nilai konversi saham sebesar 70 % dari harga IPO Saham SSI atau sebesar 7 kali laba bersih setelah pajak per saham SSI selama 12 bulan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
14. O B L I G A S I (Lanjutan) Convertible Bonds (CB Ancora) (Lanjutan) Pada tanggal 4 Oktober 2011, perjanjian pinjaman sebesar USD 18.250.000 telah dilakukan antara SSI dan Tuscany Investment Group Ltd (Tuscany) untuk penyelesaian CB Ancora. Pinjaman dari Tuscany tersebut tanpa bunga dan akan dibayar dalam waktu 30 hari sesuai permintaan dari Tuscany. Pada tanggal 18 Oktober 2011, pemegang CB Ancora menyatakan telah menerima pembayaran sebesar USD 18.250.000 sebagai pembayaran penuh dan pembayaran terakhir sehubungan dengan CB Ancora dan bahwa obligasi secara efektif telah ditebus dan dibebaskan.
Pada tanggal 18 Juni 2012, SSI dan Tuscany menandatangani perjanjian penyelesaian dan menyetujui bahwa saldo pinjaman diselesaikan melalui penerbitan 121.666.667 saham, setelah konsolidasi saham seperti diungkapkan di atas. Saham baru yang diterbitkan akan setara dengan seluruh saham SSI lainnya. Setelah perjanjian penyelesaian dilaksanakan, kepemilikan Tuscany pada SSI adalah sebesar 0,95% .
15. TRANSAKSI DERIVATIF APEX dan AO, terbuka atas risiko pasar, termasuk perubahan mendasar atas suku bunga dan
kurs mata uang asing dan menggunakan derivatif untuk mengatur suku bunga tertentu dan fluktuasi kurs mata uang asing. APEX dan AO tidak memiliki atau menerbitkan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan diperdagangkan.
Pada 3 Juni 2009, APEX membatalkan dua dari lima Perjanjian Swap dengan SCB. Pada 2 Maret
2010, sisa tiga Perjanjian Swap dengan SCB diakhiri lebih awal.
APEX mengakui rugi bersih sebesar USD 1.198.279 pada tahun 2010 atas transaksi derivatif tersebut di atas. Tidak ada transaksi derivatif yang dilakukan pada tahun 2011.
16. SURAT SANGGUP Pada tanggal 9 September 2008, SSI menerbitkan Surat Sanggup atas unjuk tanpa bunga dan
jaminan kepada Eternal Communication Inc, pihak hubungan istimewa, sebesar USD 6.000.000. Surat hutang ini telah diperpanjang hingga tanggal 9 September 2011.
Pada tanggal 5 Juli 2011, SSI melalui SOM telah melunasi Surat Sanggup kepada Eternal
Communication Inc. sebesar USD 6.000.000 melalui pinjaman dari Dominant Group Holdings Ltd.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA
Perusahaan, RDR, PKR, PKOS, TSCI dan APEX menghitung dan mencatat liabilitas imbalan kerja untuk semua karyawan tetap sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang “Ketenagakerjaan”. Liabilitas imbalan kerja ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria independen. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan liabilitas imbalan kerja tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah karyawan yang berhak masing-masing sebanyak 615 dan 621 karyawan.
Asumsi yang digunakan untuk menghitung liabilitas imbalan kerja pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Usia Pensiun Normal 55 Tahun 55 Tahun
Tingkat Diskonto per tahun 6,4 % - 7 % 8,2 % - 10,5 %
Tingkat Kenaikan Gaji per tahun 6 % - 10 % 5 % - 10 %
Tingkat Mortalita TMI I-99 dan TMI II-99 TMI I-99 dan TMI II-99
Tingkat Pengunduran Diri 0 - 10 % 0 - 10 %
Tingkat Cacat 1 - 10 % x mortalita 1 - 10 % x mortalita
Metode Penilaian Proyeksi Kredit Unit Proyeksi Kredit Unit
Liabilitas imbalan kerja sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Nilai Kini Liabilitas Pasti 9.576.571.603 102.061.076.082
Biaya Jasa Lalu yang Belum Diakui (277.514.175) (12.795.582.414)
Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui (648.270.424) (4.110.048.212)
Jumlah Liabilitas 8.650.787.004 85.155.445.456
Mutasi saldo liabilitas imbalan kerja sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Saldo Awal 85.155.445.456 73.519.879.072
Cadangan (Pemulihan) Tahun Berjalan (7.424.413.930) 20.040.000.321
Pembayaran Tahun Berjalan (14.322.222.137) (7.220.107.015)
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan 182.151.331 (1.184.326.922)
Pengaruh Divestasi (54.940.173.716) -
Saldo Akhir 8.650.787.004 85.155.445.456
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA (Lanjutan)
Rincian cadangan imbalan kerja tahun berjalan sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Biaya Jasa Kini 12.781.205.319 9.653.016.354
Biaya Bunga 7.147.243.534 8.339.117.039
Amortisasi Biaya Jasa Lalu 3.008.176.337 2.102.074.537
Beban Pemutusan Hubungan Kerja 1.694.667.290 331.654.329
Pengakuan Segera Rugi Aktuarial 993.868.853 -
Kelebihan Pencadangan Aktuarial 46.272.137 -
Keuntungan Aktuaria Diakui 3.677.190 199.903.065
Penyesuaian Imbalan atas Biaya Jasa Lalu - (585.765.003)
Pengurangan (33.099.524.590) -
J u m l a h (7.424.413.930) 20.040.000.321
Beban cadangan imbalan kerja disajikan dalam akun Beban Langsung dan Beban Usaha sedangkan pemulihan cadangan imbalan kerja dicatat sebagai penghasilan lain-lain. Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut sudah memadai. Manajemen berkeyakinan bahwa liabilitas imbalan kerja tersebut telah memadai.
18. MODAL SAHAM
Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 6 Mei 2008 dari Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti dari Notaris Sutjipto, SH M.Kn, Perusahaan melakukan perubahan nilai nominal saham dari Rp 250 per saham menjadi Rp 125 per saham. Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 2008. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dinyatakan dalam Akta No. 15 tanggal 13 Nopember 2008 dari Notaris Imas Fatimah, SH, pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana untuk menambah modal sahamnya melalui PUT II dengan HMETD disertai dengan Waran Seri II yang tidak terpisahkan dari saham yang dikeluarkan dan diberikan secara cuma-cuma bagi pemegang saham.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
18. MODAL SAHAM (Lanjutan) Susunan pemegang saham sesuai dengan daftar registrasi oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek per 31 Desember adalah sebagai berikut :
Jumlah
Saham J u m l a h
Morgan Stanley & Co. Intl Plc - Client AC 759.375.000 19,17 % 94.921.875.000
PT Intikencana Pranajati 538.696.854 13,60 67.337.106.750
PT Mitramurni Expressindo 291.555.552 7,36 36.444.444.000
Masyarakat (Saldo masing-masing
di bawah 5 %) 2.371.824.633 59,87 296.478.079.125
J u m l a h 3.961.452.039 100,00 % 495.181.504.875
2 0 1 1
Ditempatkan dan Disetor
Nama Pemegang Saham
Persentase
Kepemilikan
Jumlah
Saham J u m l a h
Morgan Stanley & Co. Intl Plc - Client AC 759.375.000 19,17 % 94.921.875.000
PT Intikencana Pranajati 538.693.112 13,60 67.336.639.000
PT Mitramurni Expressindo 291.555.552 7,36 36.444.444.000
Heronswood Assets Management Ltd 238.982.620 6,03 29.872.827.500
Beni Prananto 350.000 0,01 43.750.000
Huda Nardono Subarkah 1.769.500 0,04 221.187.500
Masyarakat (Saldo masing-masing
di bawah 5 %) 2.130.726.179 53,79 266.340.772.375
J u m l a h 3.961.451.963 100,00 % 495.181.495.375
2 0 1 0
Ditempatkan dan Disetor
Nama Pemegang Saham
Persentase
Kepemilikan
Mutasi jumlah saham beredar dan modal disetor sebagai berikut :
Jumlah Modal Jumlah Modal
Saham Disetor Saham Disetor
Saldo Awal 3.961.451.963 495.181.495.375 3.961.403.058 495.175.382.250
Pelaksanaan Waran Seri I - - 48.905 6.113.125
Pelaksanaan Waran Seri II 76 9.500 - -
J u m l a h 3.961.452.039 495.181.504.875 3.961.451.963 495.181.495.375
2 0 1 1 2 0 1 0
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
19. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini terdiri dari agio saham dan biaya emisi efek ekuitas dengan rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Agio Saham :
Penawaran Umum Perdana 20.250.000.000 20.250.000.000
Penawaran Umum Terbatas I 228.000.000.000 228.000.000.000
Penawaran Umum Terbatas II 738.556.521.750 738.556.521.750
W a r a n 16.446.287.670 16.446.266.770
Biaya Emisi Saham :
Penawaran Umum Terbatas I (20.565.789.926) (20.565.789.926)
Penawaran Umum Terbatas II (8.302.548.172) (8.302.548.172)
J u m l a h 974.384.471.322 974.384.450.422
20. W A R A N
Pada setiap 15 (lima belas) saham baru hasil pelaksanaan PUT I dengan HMETD (Catatan 1b) melekat 1 (satu) Waran Seri I yang diberikan cuma-cuma bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran, yaitu mulai dari tanggal 15 Mei 2008 sampai dengan 12 Nopember 2010, dimana setiap pemegang 1 (satu) saham Waran Seri I berhak membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan pada harga pelaksanaannya. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak suara sebelum dilaksanakan menjadi saham. Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 6 Mei 2008 dari Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti dari Notaris Sutjipto, SH M.Kn, Perusahaan melakukan perubahan nilai nominal saham dari Rp 250 per saham menjadi Rp 125 per saham, sehingga pada setiap 15 (lima belas) saham baru hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 (satu) waran Seri I bernilai nominal 125 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham terhitung sejak 30 Mei 2008. Pada tanggal 24 Nopember 2008, Perusahaan melakukan penyesuaian harga pelaksanaan dan jumlah Waran Seri I sehubungan dengan pengeluaran saham baru melalui PUT II. Dampak penyesuaian tersebut menyebabkan jumlah Waran Seri I berkurang sebanyak 1.731.821 lembar dan harga pelaksanaan Waran Seri I setelah penyesuaian meningkat menjadi Rp 271 per saham. Penyesuaian ini sudah diberitahukan kepada Bursa Efek Indonesia melalui Surat No. 117/MR-DR/XI-08/XXII tanggal 20 Nopember 2008 dan diumumkan melalui Pengumuman Keterbukaan Informasi No. Peng-1298/BEI.PSJ/KI/11-2008.
Pada setiap 5 (lima) saham baru hasil pelaksanaan PUT II dengan HMETD (Catatan 1b) melekat 2 Waran Seri II yang diberikan cuma-cuma bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
20. W A R A N (Lanjutan) Waran Seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan nilai nominal Rp 125 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 400 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksaaan Waran, yaitu mulai dari tanggal 9 Juni 2009 sampai dengan 25 Nopember 2011, dimana setiap pemegang 1 (satu) saham Waran Seri II berhak membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan pada harga pelaksanannya. Pemegang Waran Seri II tidak mempunyai hak suara sebelum dilaksanakan menjadi saham. Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
Tambahan
Jumlah Waran Modal Disetor Modal Disetor
Waran Seri I
Saldo Akhir, 31 Desember 2011 - 16.411.769.125 16.446.266.770
Waran Seri II
Saldo Awal, 1 Januari 2011 437.663.124 -
P e l a k s a n a a n (76) 9.500 20.900
Waran Seri II yang telah Kadaluwarsa (437.663.048) - -
Saldo Akhir, 31 Desember 2011 - 9.500 20.900
J u m l a h - 16.411.778.625 16.446.287.670
2 0 1 1
Tambahan
Jumlah Waran Modal Disetor Modal Disetor
Waran Seri I
Saldo Awal, 1 Januari 2010 19.023.071 16.405.656.000 16.439.126.640
P e l a k s a n a a n (48.905) 6.113.125 7.140.130
Waran Seri I yang telah Kadaluwarsa (18.974.166) - -
Saldo Akhir, 31 Desember 2010 - 16.411.769.125 16.446.266.770
Waran Seri II 437.663.124
J u m l a h 437.663.124
2 0 1 0
Apabila Waran tidak dilaksanakan sampai dengan batas akhir periode pelaksanaan, maka Waran tersebut menjadi kadaluwarsa, tidak bernilai, dan tidak berlaku. Jangka waktu Waran tidak akan diperpanjang.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
21. P E N G H A S I L A N
Rinciannya sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Jasa Pemboran 1.565.643.085.055 1.614.656.537.314
Jasa Penunjang Sektor Energi 178.750.201.691 222.322.956.367
Jasa Angkutan 107.186.526.371 95.695.717.107
Mobilisasi dan Demobilisasi 26.890.888.575 42.022.193.408
Jasa Karoseri 1.725.504.750 399.036.366
Lain-lain 254.497.285.628 268.042.449.163
J u m l a h 2.134.693.492.070 2.243.138.889.725
Rincian pelanggan dengan penghasilan yang melebihi 10 % dari jumlah penghasilan bersih sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0
% %
Total E & P Indonesie 1.357.980.380.381 1.392.772.114.946 63,62 62,09
Virginal Indonesia Company LLC 215.490.461.522 220.163.485.751 10,09 9,82
J u m l a h 1.573.470.841.903 1.612.935.600.697 73,71 71,91
J u m l a h
Perserntase dari Jumlah
Penghasilan Bersih
22. BEBAN LANGSUNG Rinciannya sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
P e n y u s u t a n 645.996.037.467 699.009.092.489
S e w a 305.522.579.492 113.151.362.470
Gaji dan Upah 257.243.917.487 288.367.562.037
P e n g a n g k u t a n 135.098.317.889 124.012.785.367
Perbaikan dan Pemeliharaan 132.710.989.236 125.533.414.011
Perlengkapan dan Perabotan Pemboran 111.925.459.206 116.138.497.084
A s u r a n s i 60.965.416.717 57.889.925.784
Jasa Boga 50.016.315.797 51.245.777.112
Transportasi dan Bahan Bakar 46.999.581.200 47.033.806.510
Cadangan Imbalan Kerja - 15.276.198.228
Lain-lain 43.893.345.542 95.046.945.097
J u m l a h 1.790.371.960.033 1.732.705.366.189
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
23. BEBAN USAHA
Rinciannya sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Gaji dan Tunjangan 65.810.819.259 63.880.208.100
Jasa Profesional 18.513.119.909 14.914.449.840
S e w a 9.078.828.633 10.974.991.245
Perjalanan Dinas 8.265.744.977 10.169.494.219
P e n y u s u t a n 7.639.382.949 6.468.841.226
P e m a s a r a n 7.332.574.450 4.746.118.771
A s u r a n s i 2.997.259.082 3.083.834.707
Alat Tulis dan Cetakan 2.176.965.230 2.176.846.507
Sumbangan dan Jamuan 1.744.528.138 1.016.772.124
Cadangan Imbalan Kerja 1.350.406.481 4.763.802.093
Lain-lain 82.513.761.415 31.712.099.471
J u m l a h 207.423.390.523 153.907.458.303
24. PENYESUAIAN SALDO RUGI
Akun ini merupakan penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK 4 (Revisi 2009) atas pengakuan rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi KNP sebesar Rp 279.816.170.745 untuk KNP entitas anak SSI dan Rp 5.056.431 untuk KNP entitas anak lainnya.
25. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak berelasi terutama transaksi penjualan jasa dan transaksi keuangan yang tidak dikenakan bunga.
Rincian saldo dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0
% %
Piutang Usaha
PT Sumber Kencana Ekspressindo 10.965.880 32.630.800 0,23 -
Cadangan Penurunan Nilai Piutang (524.480) (524.400) - -
B e r s i h 10.441.400 32.106.400 0,23 -
Persentase dari Jumlah
Penghasilan yang Bersangkutan
Aset/Liabilitas dan
J u m l a h
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
25. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan)
2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0
% %
Piutang Pihak Berelasi
PT Lanarcy Indonesia 3.125.000.000 - 0,77 -
PT Alam Desa TAPOS 1.250.000.000 - 0,31 -
Agus Tantomo 1.248.871.000 - 0,31 -
PT Continental Megah Express 437.134.282 437.134.282 0,11 0,01
PT Mitra Murni Expressindo 250.000.000 - 0,06 -
J u m l a h 6.311.005.282 437.134.282 1,56 0,01
Surat Sanggup
Eternal Communication Inc. - 53.946.000.000 - 0,48
Hutang Pihak Berelasi
Liabilitas Jangka Pendek
Heronswood Assets Management Ltd.
(USD 17.454.642,68) - 156.934.692.336 - 1,39
Eternal Communication Inc.
(USD 369.995) - 3.326.625.045 - 0,03
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek - 160.261.317.381 - 1,42
Liabilitas Jangka Panjang
Pemegang Saham 877.079.028 877.079.028 0,79 0,01
PT Intiputra Fikasa 799.709.300 8.655.076.800 0,72 0,08
PT Inti Kencana Pranajati 250.000.000 - 0,22 -
PT Mitra Mukti Expressindo 72.454.027 206.339.280 0,06 -
Tuty Suliastuty 15.000.000 30.000.000 0,01 -
Dominant Group Holding Inc.
(USD 23.461.667) - 210.943.846.738 - 1,87
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.014.242.355 220.712.341.846 1,80 1,96
J u m l a h 2.014.242.355 380.973.659.227 1,80 3,38
Persentase dari Jumlah
Aset/Liabilitas dan
J u m l a h Penghasilan yang Bersangkutan
Pada tanggal 4 September 2008, Perusahaan memperoleh pinjaman jangka pendek dari Heronswood Assets Management Ltd (HAM) dengan jumlah sebesar USD 38.537.544,27 dengan tingkat bunga pinjaman LIBOR + 2,5% per tahun. Masa jatuh tempo pinjaman tersebut adalah sebagai berikut : - Loan Facility 1 sebesar USD 1.626.898,05, jatuh tempo pada tanggal 3 Pebruari 2009.
- Loan Facility 2 sebesar USD 2.712.967,99, jatuh tempo pada tanggal 4 Pebruari 2009.
- Loan Facility 3 sebesar USD 14.197.678,23, jatuh tempo pada tanggal 26 Pebruari 2009.
- Loan Facility 4 sebesar USD 20.000.000, jatuh tempo pada tanggal 5 September 2009.
Pinjaman ini digunakan untuk tambahan setoran modal ke SSI yang kemudian digunakan oleh MIH untuk mengakuisisi APEX.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
25. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan) Pada tanggal 9 Desember 2008, Perusahaan melakukan Restrukturisasi perjanjian pinjaman jangka pendek dari HAM sebagai berikut : - Merubah pinjaman tersebut menjadi pinjaman tanpa bunga terhitung sejak perolehan pinjaman
tanggal 4 September 2008 sampai dengan tanggal jatuh tempo pinjaman.
- Jangka waktu pinjaman 17 bulan, efektif dari tanggal 9 Desember 2008 sampai dengan 9 Mei 2010, dimana Perusahaan harus membayar sebesar USD 1.000.000 per bulan untuk bulan ke 1 sampai dengan bulan ke 16 dan sebesar USD 1.454.642,68 pada bulan ke 17.
- Jika Perusahaan gagal memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh tempo pinjaman, maka kepemilikan Perusahaan atas saham SSI maksimum sebesar 10% akan diserahkan kepada HAM sebagai pelunasan pinjaman.
Pada tanggal 8 Mei 2010, Perusahaan melakukan Amandemen terhadap perjanjian restrukturisasi pinjaman jangka pendek tersebut sebagai berikut : - Jangka waktu pinjaman 12 bulan, dengan jadwal dan jumlah pembayaran yang akan
ditentukan lebih lanjut oleh kreditor.
- Jika Perusahaan gagal memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh tempo pinjaman, maka kepemilikan Perusahaan atas saham SSI maksimum sebesar 10 % akan diserahkan kepada HAM sebagai pelunasan pinjaman.
Pada tanggal 5 Juli 2011, hutang kepada HAM sebesar USD 17.454.642,68 telah dilunasi oleh Tuscany Investment Group Ltd. (Tuscany), sehingga hutang kepada HAM beralih menjadi hutang kepada Tuscany. Transaksi ini merupakan salah satu bagian dari persyaratan transaksi pelepasan saham SSI. Pada tanggal 21 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh pinjaman modal kerja dari Eternal Communication Incorporation sebesar USD 369.995 dengan jangka waktu pengembalian selama 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 3 % per tahun. Pada tanggal 20 Oktober 2010, Perusahaan melakukan Amandemen terhadap perjanjian pinjaman tersebut dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 Oktober 2011.
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan telah melunasi hutang kepada Eternal Communication Incorporation melalui PKR.
Pada tanggal 18 Juni 2012, Dominant Group Holding Inc (Dominant) dan SSI menandatangani perjanjian penyelesaian dan menyetujui penyelesaian seluruh pinjaman dengan mengkonversi secara penuh saldo pinjaman menjadi 1.568.037.200 saham baru SSI dan diperlakukan sebagai pembayaran penempatan saham dalam SSI. Saham baru yang diterbitkan akan setara dengan seluruh saham SSI lainnya. Perjanjian penyelesaian mengharuskan SSI untuk mengkonsolidasikan modal saham dari 109.500.000 saham biasa menjadi 1.095.000 saham biasa, sebelum penerbitan saham baru dilakukan sebagaimana diharuskan dalam perjanjian penyelesaian. Pada tanggal 18 Juni 2012, SSI mengeluarkan resolusi untuk pelaksanaan konsolidasi saham. Setelah perjanjian penyelesaian dilaksanakan, kepemilikan Dominant pada SSI adalah sebesar 12,1%.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
25. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan) Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
Pihak Berelasi Sifat Hubungan Jenis Transaksi
PT Sumber Kencana Ekspressindo Mempunyai pemegang saham
dan pengurus perusahaan yang sama
Jasa angkutan dan pinjaman tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian
PT Continental Megah Express PT Mitra Mukti Ekspressindo dan PT Intiputra Fikasa
Pengurus Perusahaan yang sama
Pinjaman tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian
PT Intikencana Pranajati dan PT Mitramurni Expressindo
Pemegang saham Perusahaan Pinjaman tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian
Tuty Suliastuty Pihak afiliasi Pinjaman tanpa bunga dan
tanpa jangka waktu pengembalian
Dominant Group Holdings Inc. Pemegang saham SSI Pinjaman tanpa bunga dan
tanpa jangka waktu pengembalian
Heronswood Assets Management Ltd. Pemegang saham Perusahaan Pinjaman tanpa bunga, jatuh
tempo pada tanggal 9 Mei 2010 dengan jaminan maksimal 10 % kepemilikan saham SSI
Eternal Communications Inc. Pihak afiliasi Arranger penerbitan surat
sanggup pinjaman jangka pendek dengan tingkat bunga 3% per tahun dan pinjaman modal kerja
PT Lanarcy Indonesia, PT Alam Desa Tapos dan Agus Tantomo
Pemegang saham MKRI Pinjaman tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian
Transaksi jasa angkutan dengan pihak hubungan istimewa menggunakan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan pihak ketiga.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
26. INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha
Rincian sebagai berikut :
Jasa Penunjang Jasa dan Fasilitas
Jasa Angkutan Sektor Energi Pemboran Lain-lain Eliminasi Konsolidasi
P e n d a p a t a n
E k s t e r n a l 107.285.982.371 178.750.201.690 1.846.341.543.115 2.315.764.894 - 2.134.693.492.070
Antar Segmen 2.465.736.000 390.384.000 53.204.898.501 2.768.793.121 (58.829.811.622) -
Jumlah Pendapatan 109.751.718.371 179.140.585.690 1.899.546.441.616 5.084.558.015 (58.829.811.622) 2.134.693.492.070
Beban Operasi Jasa (89.249.699.355) (164.387.582.810) (1.584.041.170.804) (3.202.668.062) 50.509.160.998 (1.790.371.960.033)
Laba Kotor 20.502.019.016 14.753.002.880 315.505.270.812 1.881.889.953 (8.320.650.624) 344.321.532.037
Beban Usaha (12.238.476.787) (8.290.577.719) (181.095.090.858) (6.189.629.159) 390.384.000 (207.423.390.523)
Laba (Rugi) Usaha 8.263.542.229 6.462.425.161 134.410.179.954 (4.307.739.206) (7.930.266.624) 136.898.141.514
Penghasilan (Beban) Lain-Lain - Bersih 5.042.742.153.913 (11.993.295.713) (1.429.892.976.247) (177.616.532) (1.448.714.267) 3.599.229.551.154
Laba (Rugi) sebelum Pajak
Penghasilan 5.051.005.696.142 (5.530.870.552) (1.295.482.796.293) (4.485.355.738) (9.378.980.891) 3.736.127.692.668
Pajak Penghasilan 188.615.008 (2.905.724.106) 141.244.671.786 182.216.163 2.329.943.583 141.039.722.434
Laba (Rugi) Bersih 5.051.194.311.150 (8.436.594.658) (1.154.238.124.507) (4.303.139.575) (7.049.037.308) 3.877.167.415.102
Aset Segmen 188.097.345.679 204.849.556.478 - 17.813.062.795 (5.059.636.947) 405.700.328.005
Investasi Saham 172.569.336.328 20.002.951 - 2.500.000 (172.571.836.328) 20.002.951
Jumlah Aset 360.666.682.007 204.869.559.429 - 17.815.562.795 (177.631.473.275) 405.720.330.956
Liabilitas Segmen 70.940.860.268 49.898.079.114 - 4.540.274.879 (13.751.864.512) 111.627.349.749
Selisih Lebih Bagian Rugi Bersih
Entitas Anak di atas Nilai Investasi 2.202.939.937 - - - (2.202.939.937) -
E k u i t a s 287.522.881.802 154.971.480.315 - 13.275.287.916 (161.676.668.826) 294.092.981.207
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 360.666.682.007 204.869.559.429 - 17.815.562.795 (177.631.473.275) 405.720.330.956
2 0 1 1
Jasa Penunjang Jasa dan Fasilitas
Jasa Angkutan Sektor Energi Pemboran Lain-lain Eliminasi Konsolidasi
P e n d a p a t a n
E x t e r n a l 95.695.717.107 222.322.956.367 1.922.020.608.745 3.099.607.506 - 2.243.138.889.725
Antar Segmen 1.869.056.000 - 70.382.782.854 3.288.137.774 (75.539.976.628) -
Jumlah Pendapatan 97.564.773.107 222.322.956.367 1.992.403.391.599 6.387.745.280 (75.539.976.628) 2.243.138.889.725
Beban Operasi Jasa (88.801.731.151) (194.027.065.855) (1.513.549.816.591) (1.976.288.546) 65.649.535.954 (1.732.705.366.189)
Laba Kotor 8.763.041.956 28.295.890.512 478.853.575.008 4.411.456.734 (9.890.440.674) 510.433.523.536
Beban Usaha (12.048.824.407) (4.833.567.904) (133.263.147.637) (3.699.518.355) (62.400.000) (153.907.458.303)
Laba (Rugi) Usaha (3.285.782.451) 23.462.322.608 345.590.427.371 711.938.379 (9.952.840.674) 356.526.065.233
Beban Lain-lain - Bersih (83.776.982) (1.300.446.695) (2.276.857.738.306) (163.108.518) (14.568.075.318) (2.292.973.145.819)
Laba (Rugi) sebelum Pajak
Penghasilan (3.369.559.433) 22.161.875.913 (1.931.267.310.935) 548.829.861 (24.520.915.992) (1.936.447.080.586)
Pajak Penghasilan (649.485.834) (5.694.630.585) (22.677.745.136) (283.392.775) 2.329.943.583 (26.975.310.747)
Laba (Rugi) Bersih (4.019.045.267) 16.467.245.328 (1.953.945.056.071) 265.437.086 (22.190.972.409) (1.963.422.391.333)
Pendapatan Komprehensif Lain 106.903.127.483 - - - - 106.903.127.483
Laba (Rugi) Bersih Komprehensif 102.884.082.216 16.467.245.328 (1.953.945.056.071) 265.437.086 (22.190.972.409) (1.856.519.263.850)
2 0 1 0
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
26. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Segmen Usaha (Lanjutan)
Jasa Penunjang Jasa dan Fasilitas
Jasa Angkutan Sektor Energi Pemboran Lain-lain Eliminasi Konsolidasi
Aset Segmen 141.378.731.964 131.722.306.933 7.156.896.453.251 6.772.413.568 324.611.758.441 7.761.381.664.157
Investasi Saham 46.828.669.950 20.002.951 - 1.500.000 (46.850.172.901) -
Jumlah Aset 188.207.401.914 131.742.309.884 7.156.896.453.251 6.773.913.568 277.761.585.540 7.761.381.664.157
Liabilitas Segmen 4.134.394.443.719 96.985.043.672 10.970.624.340.220 3.667.671.342 (3.918.906.449.184) 11.286.765.049.769
E k u i t a s (3.946.187.041.805) 34.757.266.212 (3.813.727.886.969) 3.106.242.226 4.196.668.034.724 (3.525.383.385.612)
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 188.207.401.914 131.742.309.884 7.156.896.453.251 6.773.913.568 277.761.585.540 7.761.381.664.157
2 0 1 0
Segmen Geografis P e n g h a s i l a n Rinciannya sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Kalimantan Timur 1.746.201.961.182 1.652.993.796.985
R i a u 133.174.848.281 93.749.544.448
DKI Jakarta 108.578.505.751 82.126.288.633
Jawa Timur 76.630.640.562 369.070.434.646
Jawa Barat 57.476.293.473 13.968.464.840
S u l a w e s i 12.631.242.821 -
Sumatera Selatan - 31.230.360.173
J u m l a h 2.134.693.492.070 2.243.138.889.725
27. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING
a. Sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Rabobank International
Indonesia dan PT Bank Central Asia Tbk, Perusahaan diwajibkan memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu dan meminta persetujuan tertulis dari bank untuk melakukan tindakan-tindakan yang dibatasi dalam perjanjian kredit.
b. Perusahaan telah mengadakan Perjanjian Pengangkutan dengan PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk (Indocement), terakhir diperbaharui dengan Perjanjian Pengangkutan Semen Kantong No. 100/Agr-ITP/HO/VI/11 tanggal 20 Juni 2011 (Perjanjian Pengangkutan), di mana Indocement menunjuk Perusahaan untuk mengangkut semen bag lewat darat dari Citeureup dan Palimanan ke beberapa kota atau tempat tujuan. Penunjukan ini tidak bersifat eksklusif sehingga Indocement berhak menunjuk dan atau menggunakan jasa pengangkutan pihak lain dan berhak menetapkan jumlah semen bag yang akan diangkut dan dikirim oleh Perusahaan sesuai kondisi dan kinerja Perusahaan.
Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
70
27. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) c. Perusahaan telah mengadakan Perjanjian Pengangkutan dengan PT Holcim Indonesia Tbk
(Holcim) dengan Perjanjian Operasional Angkutan No. 034A-N/FIN-PR/III/09 tanggal 1 Juli 2008, dimana Holcim menunjuk Perusahaan untuk melaksanakan pengiriman Barang Milik Holcim dengan menggunakan truk dari/ke wilayah transportasi atau ke lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Holcim dari waktu ke waktu. Perjanjian ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal perjanjian pengangkutan. Penunjukkan ini tidak bersifat eksklusif sehingga Holcim berhak menunjuk dan/atau menggunakan jasa pengangkutan pihak lain dan berhak menetapkan jumlah barang milik Holcim yang akan diangkut dan dikirim oleh Perusahaan sesuai kondisi dan kinerja Perusahaan.
Perjanjian ini berakhir pada tanggal 30 Juni 2011. Sampai dengan tanggal laporan keuangan
konsolidasi ini, perjanjian tersebut tidak dilakukan perpanjangan akan tetapi perusahaan masih memberikan jasa pengangkutan kepada PT Holcim Indonesia Tbk (Holcim).
d. Pada tanggal 1 September 2008, PKR menandatangani perjanjian sewa kapal dengan MIH
selama 6 tahun dengan biaya sewa harian sebesar USD 31.472, dimana PKR menyetujui untuk menyewa Production Barge dari MIH sebagai sewa kapal sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian ini. PKR setuju memberikan kapal tersebut kepada Santos (Sampang) Pty. Ltd. (“Santos”) sebagai jasa sewa kapal untuk pengembangan lapangan Oyong (Oyong Field). Perjanjian ini diamandemen terakhir kali pada tanggal 24 September 2010 mengenai ketetapan tarif harian menjadi USD 22.500.
e. Pada tanggal 15 Januari 2007, PKR menandatangani perjanjian “production barge (floating
production facility) service” dengan Santos selama 6 tahun dengan nilai estimasi kontrak USD 78.025.135, dimana PKR menyetujui untuk menyewakan Production Barge kepada Santos sebagai sewa kapal, sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian ini.
f. Pada tanggal 26 Agustus 2009, PKR menandatangani perjanjian dengan Songa Floating
Production Pte., Ltd. (“Songa”), dimana PKR menyewa Floating Unit dari Songa sebagai sewa kapal dengan persyaratan dalam perjanjian ini. PKR kemudian menyewakan Kapal tersebut kepada Star Energy (Kakap) Ltd. (“Star Energy”) sebagai jasa sewa kapal selama 9 bulan.
g. Pada tanggal 17 September 2009, PKR menandatangani perjanjian floating storage and
offloading (FSO) dengan Star Energy (Kakap) Ltd. (“Star Energy”), dimana PKR menyewakan floating unit kepada Star Energy dan menyediakan jasa, desain, manajemen proyek, pengadaan dan jasa terkait kepada Star Energy dengan nilai Kontrak USD 14.115.100. Kontrak ini berlaku selama sembilan bulan sejak tanggal mulai beroperasi.
Perjanjian FSO beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dilakukan pada
tanggal 3 September 2010. Perubahan tersebut menyatakan bahwa nilai kontrak ditingkatkan menjadi sebesar USD 18.221.740 dan periode kontrak diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Oktober 2010.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
71
27. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) h. Pada tanggal 4 Juni 2010, PKR menandatangani perjanjian dengan Star Energy mengenai
dimana PKR berkewajiban untuk menyediakan jasa-jasa enjinering kepada Star Energy . Nilai kontrak ini sebesar USD 495,000 dengan batas waktu pengerjaan 8 hari. Pekerjaan ini telah selesai dilakukan oleh PKR dan ditagihkan kepada Star Energy Ltd. pada tanggal 14 Juni 2010.
i. Pada tanggal 1 Oktober 2010, PKR menandatangani perjanjian floating production storage
and offloading (FPSO) dengan Star Energy, dimana PKR menyetujui untuk menyediakan kapal, peralatan dan alat–alat kepada Star Energy. Nilai kontrak adalah sebesar USD 2.972.336 dan berlaku selama tiga bulan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
j. Pada tanggal 1 Februari 2011, PKR menandatangani perjanjian floating production storage
and offloading (FPSO) dengan Star Energy, dimana PKR menyetujui untuk menyediakan kapal, peralatan dan alat-alat kepada Star Energy. Nilai kontrak sebesar USD 12.045.000 dan berlaku selama dua belas bulan sampai dengan 31 Januari 2012.
k. Berdasarkan ”Memorandum of Agreements” yang dibuat pada tanggal 1 Desember 2011 dan
”Side Agreement” pada tanggal 14 Desember 2011, Sabre Offshore Marine Pte., Ltd., Entitas Anak PKR, telah menyetujui penjualan kapal (Vessel) San Jacinto dan suku cadangnya kepada PT Putri Kencana Raya, Entitas Anak, PKR sebesar USD 11.803.030.
28. RUGI PER SAHAM
Rincian per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
Laba (Rugi) Bersih untuk Perhitungan
Laba (Rugi) Bersih per Saham Dasar dan Dilusian 3.952.936.985.930 (1.932.343.862.947)
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham
Biasa untuk Laba (Rugi) Bersih per Saham Dasar 3.961.451.974 3.961.424.928
Pengaruh Efek Berpotensi Saham Biasa
yang Dilutif - Waran - 454.065.124
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham
Biasa untuk Perhitungan Rugi Bersih
per Saham Dilusian 3.961.451.974 4.415.490.052
Rugi per Saham
- D a s a r 998,00 (487,79)
- D i l u s i a n - (437,63)
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
72
29. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan mempunyai aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :
Mata Uang Asing Ekuivalen Mata Uang Asing Ekuivalen
Rp'000 Rp'000
A S E T
Kas dan Setara Kas USD 1.121.525 10.169.993 51.174.488 460.109.822
SGD 1.214 8.466 25.278 176.455
Investasi Jangka Pendek - Bersih USD 7.406.000 67.157.608 - -
SGD - - 4.850 33.856
Piutang Usaha - Bersih USD 2.461.984 22.330.100 45.895.693 412.648.176
Aset Lain-lain USD - - 254.741 2.290.380
Uang Muka Pembelian USD 283.750 2.573.045 - -
L I A B I L I T A S
Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga Euro - - (12.351) (147.668)
USD (2.460.938) (22.315.786) (15.907.747) (143.026.557)
SGD (5.506) (38.402) (1.300.492) (9.078.222)
Hutang Lain-lain USD - - (1.107.162) (9.954.494)
Beban Masih Harus Dibayar USD - - (90.454.988) (813.280.799)
Hutang Bank dan Lembaga Keuangan USD - - (724.212.943) (6.511.398.573)
Hutang Pihak Berelasi USD - - (41.286.305) (371.205.164)
O b l i g a s i USD - - (130.661.038) (1.174.773.393)
Surat Sanggup USD - - (6.000.000) (53.946.000)
Jumlah Aset (Kewajiban) - Bersih USD 8.812.321 79.914.960 (912.305.261) (8.202.536.602)
SGD (4.292) (29.936) (1.270.364) (8.867.911)
Euro - - (12.351) (147.668)
2 0 1 1 2 0 1 0
Kurs konversi yang digunakan per 31 Desember sebagai berikut :
2 0 1 1 2 0 1 0
1 Dolar Amerika Serikat 9.068,00 8.991,00
1 Dolar Singapura 6.974,33 6.980,61
1 Euro 11.738,99 11.955,79
30. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
a. Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Maret 2012 antara Perusahaan dengan PKR, Perusahaan menunjuk PKR sebagai pelaksana pembelian empat unit kendaraan dengan menggunakan fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan. Para pihak mengakui dan menyetujui bahwa :
(i) Hak atas kendaraan yang telah dibeli oleh PKR sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan
meskipun dalam buku kepemilikan kendaraan tercatat atas nama PKR;
(ii) Perusahaan bertanggungjawab dan berkewajiban untuk melaksanakan pembayaran angsuran fasilitas kredit kepada bank atau lembaga keuangan yang memberikan fasilitas kredit sampai seluruh fasilitas kredit dibayar lunas; dan
(iii) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pembelian kendaraan dan realisasi fasilitas kredit menjadi beban Perusahaan.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
73
30. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (Lanjutan) b. Pada tanggal 6 Juni 2012, PKR menandatangani fasitas kredit dengan PT Bank Panin, Tbk
untuk membiayai pembelian satu unit kendaraan seharga Rp 353.500.000. Pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga tahunan sebesar 4,58 % (flat) dan akan jatuh tempo selama 36 bulan.
c. Pada tanggal 16 April 2012, PKR menerima Surat Penawaran Putusan Kredit No. B.79-KC-
XIV/ADK/04/2012 dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengenai persetujuan permohonan kredit PKR untuk membiayai pembelian dua unit kendaraan seharga Rp 1.190.000.000. Pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga tahunan sebesar 4,33% (flat) dan akan jatuh tempo selama 36 bulan.
d. Pada tanggal 27 April 2012, PKR menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT BCA
Finance untuk membiayai pembelian satu unit kendaraan seharga Rp 900.000.000. Pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga tahunan sebesar 5% (flat) dan akan jatuh tempo selama 36 bulan.
e. Pada Tanggal 5 Juni 2012, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Dinamika
Logistindo Indonesia. Perjanjian tersebut berkenaan dengan pallet yang akan digunakan Perusahaan dalam pendistribusian semen Tiga Roda di gudang PT Dinamika Logistindo Indonesia yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2013.
f. Pada tanggal 8 Maret 2012, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Soeria Borneo
Resources berkaitan dengan penyewaan dump truck dan jasa angkutan hasil galian tambang. Perusahaan menunjuk PT Soeria Borneo Resources sebagai agen perusahaan dalam menyewakan dump truck. Kerjasama penyewaan dumptruck tersebut akan meliputi penyewaan pekerjaan over burden galian tanah dan pekerjaan hauling batubara.
Jenis dan jumlah barang yang akan disewakan yakni heavy dump truck hino FM 260 JD
tahun produksi 2008 dengan jumlah yakni 10 unit sampai dengan 40 unit. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 7 Maret 2013.
g. Pada tanggal 1 Februari 2012, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Aneka Food
Tatarasa Industri mengenai perjanjian sewa menyewa yang akan dilakukan kedua belah pihak. Perusahaan menyewakan kendaraan berupa Minibus Mitshubishi L 300 sebanyak 12 unit kendaraan, yang akan digunakan oleh PT Aneka Food Tatarasa Industri untuk operasional perusahaan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Januari 2015.
h. Perusahaan telah mengadakan Perjanjian Pengangkutan dengan PT Tirtamas Lestari
tanggal 2 Agustus 2012, dimana PT Tirtamas Lestari menunjuk Perusahaan untuk melaksanakan pengiriman produk milik PT Tirtamas Lestari dengan menggunakan truk dari/ke wilayah transportasi atau ke lokasi-lokasi yang ditentukan oleh PT Tirtamas Lestari dari waktu ke waktu. Perjanjian ini berlaku selama 1 tahun sejak tanggal perjanjian pengangkutan. Penunjukkan ini tidak bersifat eksklusif sehingga PT Tirtamas Lestari berhak menunjuk dan/atau menggunakan jasa pengangkutan pihak lain.
Perjanjian ini akan berakhir tanggal 1 Agustus 2013.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
74
30. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (Lanjutan) i. Berdasarkan Akta No. 1 tanggal 4 Mei 2012 dari Notaris Eko Putranto, SH, Perusahaan
bersama-sama dengan PT Mitra Kaltim Resources Indonesia membeli kepemilikan saham PT Mahakarya Cipta Mulia dari Ir. Hj. Agus Tantomo dan Hj. Syaiful Teteng sebanyak 25.000 lembar saham. Komposisi kepemilikan saham PT Mahakarya Cipta Mulia, PT Mitra Kaltim Resources Indonesia sebanyak 24.999 lembar dan Perusahaan sebanyak 1 Lembar.
31. KONDISI KEUANGAN
Saldo rugi Perusahaan per tanggal 31 Desember 2011 telah mencapai Rp 1.184 milyar atau sebesar 80 % dari modal disetor dan tambahan modal disetor sebesar Rp 1.469 milyar. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 1c atas Laporan Keuangan Konsolidasi, sepanjang tahun 2011, Perusahaan dan Entitas Anak (khususnya SSI dan MIH) telah berhasil melakukan restrukturisasi atas hutangnya yang telah jatuh tempo dengan krediturnya. Hasil restrukturisasi dengan kreditur terealisasi pada tanggal 30 Desember 2011, yaitu pelunasan hutang dengan pelepasan saham Perusahaan dalam SSI. Hasil dari restrukturisasi tersebut, Perusahaan memperoleh laba divestasi sebesar Rp 5.057 miliar pada tahun 2011. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa dengan hasil restrukturisasi tersebut, maka Perusahaan tidak akan terbebani biaya pinjaman dan biaya-biaya lain yang terkait di masa mendatang. Sepanjang tahun 2011, selain tetap fokus pada bidang usaha yang dijalankan Perusahaan juga telah mulai menjajaki untuk masuk usaha dalam bidang pertambangan dan perkebunan, melalui restrukturisasi Entitas Anak yang mempunyai prospek ke depan. Strategi usaha dibidang hasil bumi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif pada Perusahaan di masa mendatang. Manajemen Perusahaan tetap berhati-hati dalam mengelola dan menjalankan usahanya dan akan terus melakukan serangkaian tindakan untuk mengurangi dampak memburuknya kondisi keuangan Perusahaan antara lain :
- Melakukan kuasi reorganisasi.
- Meningkatkan operasional Perusahaan dan Entitas Anak dengan mencari peluang dan pelanggan baru.
- Meningkatkan efisiensi kerja di semua bagian.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan
- Terus meningkatkan teknologi dan sistem informasi Perusahaan dan Entitas Anak. Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
75
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Manajemen Risiko Keuangan Rincian keuangan utama yang mungkin dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari
pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi liabilitas kontraktual mereka. Perusahaan dan Entitas Anak meminimalkan risiko kredit dengan melakukan bisnis hanya dengan pihak ketiga yang kredibel.
b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa
mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Entitas Anak melakukan transaksi swap atas sebagian instrumen keuangan yang berisiko terhadap nilai tukar mata uang asing dan forward penukaran valuta asing pada saat mereka memperkirakan akan ada fluktuasi yang signifikan pada nilai tukar valuta asing.
c. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu
instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Entitas Anak melakukan transaksi derivatif suku bunga pada saat mereka memperkirakan akan ada volatilitas yang tinggi di suku bunga pasar.
d. Risiko Likuiditas Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas
memadai untuk mendukung kegiatan bisnis Perusahaan secara tepat waktu. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan memonitor profil jatuh tempo sumber pendanaan dan pinjaman.
e. Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan
harga pasar. Saat ini, Perusahaan tidak menghadapi risiko harga.
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
76
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar pengukuran dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap klasifikasi aset dan liabilitas keuangan diungkapkan dalam Catatan 2u atas Laporan Keuangan Konsolidasi. Aset keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, investasi jangka pendek, piutang pihak berelasi, penyertaan saham dan aset lain-lain) merupakan kelompok Pinjaman yang Diberikan dan Piutang serta investasi jangka pendek dalam saham merupakan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, surat sanggup, hutang pembiayaan konsumen, hutang bank dan lembaga keuangan, obligasi, hutang pihak berelasi dan liabilitas lancar lain-lain) merupakan kelompok Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi. Nilai Wajar Aset dan Liabilitas Keuangan Tabel berikut ini menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 :
Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset Keuangan
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 15.342.848.012 15.342.848.012 535.842.285.948 535.842.285.948
Investasi Jangka Pendek 67.157.608.000 67.157.608.000 180.149.947.890 180.149.947.890
Piutang Usaha 36.445.588.101 36.445.588.101 428.417.625.342 428.417.625.342
Piutang Lain-Lain 3.716.011.313 3.716.011.313 7.667.249.297 7.667.249.297
Aset Tidak Lancar
Piutang Pihak Berelasi 6.311.005.282 6.311.005.282 437.134.282 437.134.282
Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya - - 21.674.999.304 21.674.999.304
Aset Lain-Lain 70.653.000 70.653.000 2.307.180.197 2.307.180.197
Jumlah Aset Keuangan 129.043.713.708 129.043.713.708 1.176.496.422.260 1.176.496.422.260
Liabilitas Keuangan
Liabiilitas Jangka Pendek
Hutang Bank dan Lembaga Keuangan 19.374.306.011 19.374.306.011 6.056.740.173.199 6.056.740.173.199
Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga 26.387.737.420 26.387.737.420 215.747.809.786 215.747.809.786
Hutang Lain-Lain 4.911.084.665 4.911.084.665 34.836.002.095 34.836.002.095
Beban Masih Harus Dibayar 2.639.843.057 2.639.843.057 814.941.454.386 814.941.454.386
Surat Sanggup - - 53.946.000.000 53.946.000.000
Hutang Pembiayaan Konsumen 1.806.424.834 1.806.424.834 3.271.492.669 3.271.492.669
Hutang Pihak Berelasi - - 160.261.317.381 160.261.317.381
Obligasi - Bersih - - 1.174.773.392.658 1.174.773.392.658
Liabilitas Lancar Lain-Lain 2.648.045.000 2.648.045.000 2.152.713.684 2.152.713.684
Liabiilitas Jangka Panjang
Hutang Bank dan Lembaga Keuangan 32.917.018.352 32.917.018.352 717.785.468.570 717.785.468.570
Hutang Pembiayaan Konsumen 1.958.127.394 1.958.127.394 1.546.825.966 1.546.825.966
Hutang Pihak Berelasi 2.014.242.355 2.014.242.355 220.712.341.846 220.712.341.846
Obligasi - Bersih - - 595.559.068.566 646.747.669.935
Jumlah Liabilitas Keuangan 94.656.829.088 94.656.829.088 10.052.274.060.806 10.103.462.662.175
2 0 1 1 2 0 1 0
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
77
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
Nilai Wajar Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian dan asumsi sebagai berikut : - Nilai wajar kas dan setara kas, rekening bank yang dibatasi penggunaannya, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, surat sanggup, hutang pembiayaan konsumen, hutang bank, aset lain-lain dan hutang pihak berelasi jangka panjang, hutang pihak berelasi dan liabilitas lancar lain mendekati nilai tercatatnya karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut atau dikenakan suku bunga pinjaman yang berlaku di pasaran atau berdasarkan harga kuotasi pasaran pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
- Nilai wajar piutang pihak berelasi, aset lain-lain dan hutang pihak berelasi jangka panjang
tidak disajikan, karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal dimana aset keuangan tersebut tidak memiliki jangka waktu pengembalian secara kontraktual.
33. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa PSAK dan ISAK baru maupun revisi, sebagai berikut : 1. Berlaku untuk Laporan Keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2012 :
- PSAK 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” - PSAK 13 (Revisi 2011) “Properti Investasi” - PSAK 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap” - PSAK 18 (Revisi 2010) “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” - PSAK 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja” - PSAK 26 (Revisi 2011) “Biaya Pinjaman” - PSAK 28 (Revisi 2010) “Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian” - PSAK 30 (Revisi 2011) “Sewa” - PSAK 33 (Revisi 2011) “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum” - PSAK 34 (Revisi 2010) “Kontrak Konstruksi” - PSAK 36 (Revisi 2010) “Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa” - PSAK 45 (Revisi 2011) “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba” - PSAK 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan” - PSAK 50 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan : Penyajian” - PSAK 53 (Revisi 2010) “Pembayaran Berbasis Saham” - PSAK 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” - PSAK 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham”
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
78
33. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
- PSAK 60 “Instrumen Keuangan : Pengungkapan” - PSAK 61 “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah” - PSAK 62 “Kontrak Asuransi” - PSAK 63 “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” - PSAK 64 “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral” - ISAK 13 “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” - ISAK 15 “Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya” - ISAK 16 “Perjanjian Konsesi Jasa” - ISAK 18 “Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi” - ISAK 19 “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 : Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” - ISAK 20 “Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya” - ISAK 22 “Perjanjian Konsesi Jasa - Pengungkapan” - ISAK 23 “Sewa Operasi - Insentif” - ISAK 24 “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal
Sewa” - ISAK 25 “Hak atas Tanah” - ISAK 26 “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
2. Berlaku untuk Laporan Keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 : - ISAK 21 “Perjanjian Konstruksi Real Estat”
Perusahaan tidak menerapkan lebih awal PSAK dan ISAK tersebut di atas dan belum menentukan dampaknya terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.
34. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI TAHUN
2010
Pada tahun 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang berlaku sejak 1 Januari 2011. Perusahaan telah menyajikan kembali Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi pada awal periode komparatif yaitu 1 Januari 2010 dan 31 Desember 2010 sebagai dampak dari reklasifikasi pos kepentingan non pengendali yang sebelumnya disajikan antara liabilitas dan ekuitas telah direklasifikasi dalam kelompok pos di ekuitas untuk menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut sebagai berikut :
Sebelum Setelah
Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian
Hak Minoritas 63.916.317.994 (63.916.317.994) -
Ekuitas :
Kepentingan Non Pengendali - 63.916.317.994 63.916.317.994
31 Desember 2010/1 Januari 2010
PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK (d/h PT MITRA RAJASA Tbk)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
79
35. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 5 November 2012.