85
i FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA (STUDI DI MASJID BESAR ASY-SYUHADA KELURAHAN KENALI BESAR SIMPANG RIMBO KOTA JAMBI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Oleh MULYADI UK 140132 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

i

FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM

MEMBINA AKHLAK REMAJA

(STUDI DI MASJID BESAR ASY-SYUHADA KELURAHAN

KENALI BESAR SIMPANG RIMBO KOTA JAMBI)

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

Oleh

MULYADI

UK 140132

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

ii

Drs. Sururruddin. M.Pd Jambi, 09 November 2018

Nurbaiti, S.Ag.,M.Fil.I

Alamat : Fak. Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth,

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di –

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang

berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa

Skripsi saudara MULYADI dengan judul “Fungsi Masjid Sebagai Sarana

Dakwah Dalam Membina Akhlak Remaja (Studi Di Masjid Besar Asy-Syuhada

Kelurahan Kenali Besar Simpang Rimbo Jambi)” telah dapat diajukan untuk

dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah

UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga dapat

diterima dengan baik dan bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sururruddin M.Pd Nurbaiti, S.Ag.,M.Fil.I

NIP:19651210 1996031 001 NIP: 19690709 1996032 002

Page 3: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MULYADI

Nim : UK 140132

Tempat/Tanggal Lahir : Enok / 22 Maret 1996

Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Alamat : Simpang Rimbo Kota Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul

“Fungsi Masjid Sebagai Sarana Dakwah Dalam Membina Akhlak Remaja

(Studi Di Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali Besar Simpang

Rimbo Jambi)” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah

disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari

ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab

sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui

Skripsi ini.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jambi, 09 November 2018

Penulis,

MULYADI

NIM UK 140132

Page 4: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS DAKWAH

Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741)582020

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Mulyadi NIM 140132 dengan judul “Fungsi

Masjid Sebagai Sarana Dakwah Dalam Membina Akhlak Remaja (Studi Di

Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali Besar Simpang Rimbo Kota

Jambi)” yang dimunaqashahkan oleh sidang Fakultas Dakwah UIN STS Jambi

pada:

Hari : Jum‟at

Tanggal : 09 November 2018

Jam : 11:00 - 12:00 WIB

Tempat : Ruang Dosen

Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang munaqashah dan telah diterima

sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Pada Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi.

Jambi, 09 November 2018

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : M.Junaidi Habe, S.Ag, M.Si ( / )

Sekretaris Sidang : Ulfati, M.Pd.I ( / )

Penguji I : Dr. Ratnawaty, M.Fil.I ( / )

Penguji II : Edi Kusnadi, S.Ag, M.Phil ( / )

Pembimbing I : Drs. Sururruddin, M.Pd ( / )

Pembimbing II : Nurbaiti, S.Ag, M.Fil.I ( / )

Dekan Fakultas Dakwah

Samsu S.Ag.,M.Pd.I,Ph.D NIP.: 1970 1008200312 1 002

Page 5: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

v

MOTTO

“(Sesungguhnya) yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada apa pun kecuali kepada Allah.

Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat

petunjuk” (QS. At-Taubah :18).1

1Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),189.

Page 6: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Masjid tidak hanya digunakan sebagai

tempat sujud (shalat) saja. Namun, lebih dari itu masjid memiliki banyak fungsi

yang membuat keberadaanya menjadi pusat kegiatan Islam. Di zaman sekarang ini

masih banyak masjid yang belum didayagunakan secara optimal, sehingga

seringkali keberadaan masjid tidak mampu memberikan angin perubahan kepada

lingkungan sekitar. Hal ini paling tidak disebabkan oleh dua hal; pertama, kurang

adanya kepedulian dari arsitek muslim untuk memberikan asistensi dalam

pembangunan sebuah masjid yang multi fungsi. Kedua, rendahnya pengetahuan

umat terhadap soal-soal yang berkaitan dengan pengelolaan masjid.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Kualitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penulis

memaparkan bagaimana fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam membina

akhlak remaja beserta mengetahui faktor pendukung faktor penghambat dan

strategi dalam menghadapi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan tiga

teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas di Masjid besar asy-

syuhada memiliki beberapa kegiatan untuk membina akhlak remajanya seperti

majlis atau pengajian selesai sholat isya pada malam rabu, yasinan remaja malam

minggu. Faktor pendukung aktivitas dakwah Islam di Masjid besar asy-syuhada

yakni faktor pendukung itu adalah adanya seorang guru penggerak remaja,

mengumpulkan remaja sedikit demi sedikit lalu dikembangkanlah oleh remaja

itu sendiri. Adapun faktor penghambat aktivitas dakwah Islam yang dilaksanakan

di Masjid Besar Asy-Syuhada. Pertama, Kejenuhan remaja terhadap kegiatan

tersebut. Kedua, Jadwal malam minggu. Ketiga, Faktor lingkungan. Keempat,

Faktor gadget. Dalam mengatasi faktor penghambat tersebut pihak dari ketua

masjid melakukan berbagai cara dimulai dari bertanya kepada yang tidak hadir

memecahkan masalahnya dan membuat kegiatan seperti contohnya jalan-jalan

kepada anggotanya untuk menghilangkan jenuh dengan kegiatan-kegiatan utama

yang dilakukan tiap minggu tersebut.

Page 7: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulllahirabbil‟alamin…. Alhamdulllahirabbil „alamin….

Alhamdulllahirabbil alamin….

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,

sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman

bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku.

Akhirnya semua yang dirasa sulit telah dilalui,

Terimakasih ya Rabb

Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb

Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat

yang mulia

Semoga sebuah karya ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi

kebanggaan

bagi keluargaku tercinta

Ku persembahkan Skripsi ini

untuk belahan jiwa ku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah siapa-

siapa

di dunia fana ini Mamakku tersayang (Wati)

serta orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih

sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah

perjuangan yang tidak pernah ku ketahui,

namun tenang dengan penuh kesabaran

dan pengertian luar biasa Bapakku tercinta (Wenne)

yang telah memberikan segalanya untukku.

Kepada Kakak-kakakku (Muhammad Asis), dan (Siti Fatimah),

Dan Adik-adikku (Murniyati), (Muslim), dan (Sriwahyuni An-Nisa)

terima kasih tiada tara atas segala support yang telah diberikan selama ini dan

semoga kakak-kakakku dan Adik-adikku tercinta dapat menggapaikan

keberhasilan juga di kemudian hari.

Serta seluruh keluarga besarku di Jambi dan di Riau

Yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika

hidup bisa kuceritakan di atas kertas tentang perjalanan panjang sampai

ketitik ini, entah berapa banyak tinta yang dibutuhkan hanya untuk

kuucapkan terima kasih.

Page 8: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT.

Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi saya ini dapat diselesaikan

dengan judul “Fungsi Masjid Sebagai Sarana Dakwah Dalam Membina

Akhlak Remaja (Studi Di Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali

Besar Simpang Rimbo Jambi).” Kemudian shalawat dan salam saya limpahkan

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah mendidik serta

membimbing umatnya kejalan yang benar, sehingga kita dapat merasakan

indahnya Iman dan Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Komunikasi Penyiaran

Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materil. Pada

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Drs. Sururruddin M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Nurbaiti,

S.Ag.,M.Fil.I selaku pembimbing II yang telah membantu memberikan

arahan yang positif kepada penulis, dengan sabar dan teliti mengajarkan dan

membimbing penulis untuk menghasilkan skripsi yang jauh lebih baik dari

sebelumnya.

2. Bapak Drs. Sururruddin M.Pd selaku Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Ibu Mardalina M.Ud. selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah yang selalu berusaha memberikan yang

terbaik untuk Komunikasi Penyiaran Islam serta seluruh Mahasiswa

Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Dosen Pembimbing Akademik Drs. Dahlan Malik M. Fil.I yang membimbing

dari semester satu sampai semester delapan yang selalu memberikan arahan

yang positif.

4. Bapak Samsu S.Ag., M.Pd.I, Ph, D, selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Ghani M.Hum, Selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

7. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Ibu

Dr. Hj. Fadhlillah selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

8. Kepala Perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta

Kepala Perpustakaan Wilayah Jambi.

9. Bapak Khairuddin Siregar Ketua Masjid Besar Asy-Syuhada Kenali Besar

Simpang Rimbo Jambi.

10. Iqbal, Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada Kenali Besar Simpang

Rimbo Jambi.

Page 9: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

ix

11. Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, Ibu Ulfati,

M.Pd.I

12. Kepala Sub Bagian Akademik Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, Bapak

Zainu Ali Yutanmah S.Ag M.Pd.I

13. Kepala Sub Bagian Umum Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, Bapak

Drs.Muhammad Hatta M.Ud

14. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi

bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatu yang

bermanfaatan.

15. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

16. Pak Wahyudi selaku Kepala Sekolah Nurussolah beserta seluruh Guru-guru.

17. Sahabat/i KPI 14”

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT

membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 09 November 2018

Penulis

MULYADI

NIM. UK. 140132

Page 10: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi

TRANSLITERASI .......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 11

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Permasalahan............................................................................. 3

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 4

E. Kerangka Teori ..................................................................................... 5

F. Metode Penelitian ................................................................................. 18

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 23

H. Studi Relevan ........................................................................................ 24

BAB II PROFIL MASJID BESAR ASY-SYUHADA ............................ 26

A. Sejarah Masjid Besar Asy-Syuhada .......................................... 26

B. Struktur Kepengurusan Masjid Besar Asy-Syuhada ................. 27

C. Letak Geografis Masjid Besar Asy-Syuhada ............................ 30

D. Sarana dan Prasarana Masjid Besar Asy-Syuhada .................... 31

BAB III FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH ................ 35

A. Tempat Dakwah Islamiyah ....................................................... 35

B. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ........................ 37

C. Kegiatan Remaja Masjid Asy-Syuhada .................................... 39

BAB IV AKTIVITAS MASJID BESAR ASY-SYUHADA ..................... 46

A. Pembinaan Akhlak Remaja ....................................................... 46

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Akhlak

Remaja....................................................................................... 52

C. Strategi dalam Penyelesaian Hambatan Pembinaan Akhlak

Remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada ...................................... 55

BAB V PENUTUPAN ............................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................... 58

B. Implikasi Penelitian ................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

xi

CURRICULUM VITAE

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ............................................................................................................. 28

Gambar 2 ............................................................................................................. 30

Gambar 3 ............................................................................................................. 31

Page 12: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

xii

TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ʼ ا

{z ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dh ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

, ء Sh ش

Y ي {s ص

{d ض

Page 13: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

xiii

B.Vokal Dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

آ A ا a> إى i>

Aw آ و ả آی U ٱ

إ I أو u> یآ Ay

. ủṭah

1. ṭ yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya diakhiri dengan /h/.

Arab Indonesia

Ṣal h صلاۃ

Mir‟ h مراۃ

2. Ta>‟ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fathah,

kasrah dan dhammah, maka transliternya diakhiri dengan /t/.

Arab Indonesia

Wi rat al-Tarbiyah وزارۃالتربيۃ

Mir‟ t al-Zaman مراۃالزمن

Page 14: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim, dan masjid sangat tepat

digunakan sebagai sarana dakwah untuk para remaja muslim karena dengan

berfungsinya masjid sebagai sarana dakwah remaja, maka pada dasarnya

menjadikan penerus yang akan memakmurkan masjid di masa yang akan datang.

Masjid merupakan suatu bangunan yang didirikan untuk tempat beribadah

kepada Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan salat lima waktu, shalat

jum‟at, dan ibadah lainnya, juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam,

pendidikan agama, pelatihan dan kegiatan yang bersifat sosial. Masjid merupakan

sarana yang sangat penting dan strategis untuk membangun kualitas umat.

Menurut Sjarifuddin Akil sebagaimana dikutip oleh Nana Rukmana ia

mengatakan;

[S]ebagai pusat pembinaan umat, masjid dihadapkan pada berbagai perubahan

dan tantangan yang terus bergulir di lingkungan masyarakat. Isu globalisasi

dan masyarakat informasi merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan

begitu saja. Semakin dominannya sektor informasi dalam kehidupan

masyarakat, tentu akan memberikan banyak implikasi termasuk peluang dan

tantangan kepada umat islam dalam bersosialisasi dan beraktualisasi di

masyarakat luas. Sejalan dengan itu, peran sentral masjid makin dituntut agar

mampu menampung dan mengikuti segala perkembangan yang terjadi di dalam

masyarakat dan lingkungannya melalui berbagai kegiatan-kegiatan dakwah

yang lebih profesional. Namun sayangnya, sekarang ini masih banyak masjid

yang belum didayagunakan secara optimal, sehingga seringkali keberadaan

masjid tidak mampu memberikan angin perubahan kepada lingkungan sekitar.

Hal ini paling tidak disebabkan oleh dua hal; pertama, kurang adanya

kepedulian dari arsitek muslim untuk memberikan asistensi dalam

pembangunan sebuah masjid yang multi fungsi. Kedua, rendahnya

Page 15: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

2

pengetahuan umat terhadap soal-soal yang berkaitan dengan pengelolaan

masjid.1

1 Nana Rukmana, Masjid & Dakwah(Jakarta:Al-Mawardi Prima, 2002),3.

Page 16: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

3

Masjid di setiap era harus menjadi pembinaan umat, sehingga dalam era

informasi dan reformasipun masjid harus tetap dapat berperan sebagai pendorong

pemenuhan kebutuhan spritual umat, mewujudkan pelayanan sosial, kesehatan

dan pendidikan, pembinaan anak dan remaja, serta menyalurkan bakat mereka

dalam bidang seni dan olahraga, bahkan sampai kepada pemenuhan kebutuhan

ekonomi masyarakat. Dengan kata lain masjid harus tetap dapat berperan sebagai

pusat pembinaan umat dan dakwah islamiyah sebagaimana telah dicontohkan

Rasulullah SAW. Fungsi masjid harus mampu mengarahkan umat untuk

menghadapi era tersebut melalui upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Kekuatan moral dan spritual pada prinsipnya dapat ditingkatkan

kualitasnya melalui pembinaan agama, sehingga mampu menyentuh sesuatu yang

sangat asasi yakni hati nurani. Dengan menyentuh hati nurani diharapkan seluruh

tata nilai yang terkandung dalam ajaran agama dapat diaktualisasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Hurlock yang

menekankan pada peran hati nurani serta peran rasa bersalah dan rasa malu dalam

melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan harapan kelompok sosial.2

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, jika remaja tidak

dibimbing ke arah yang benar maka semua yang diajarkan orang tua dan da‟i

terhadap remaja bisa dikatakan akan sia-sia. Dan pada masa remaja ini, remaja

mengalami gejolak di dalam perasaannya, hatinya sering mengalami kegundahan

apabila sedang mengalami permasalahan. Maka dari itu kegiatan positif

menggunakan strategi rasional agar remaja dapat berfikir dengan baik dan

merenungkan segala permasalahannya dan mencari solusi dari permasalahan

tersebut.

Remaja sebagaimana dipahami, kondisi kejiwaannya masih sering goncang,

kecendrungan semacam ini timbul karena masa remaja merupakan masa pencarian

jati diri. Jika kondisi seperti ini tidak segera diarahkan, maka dikhawatirkan

remaja akan terjerumus pada hal-hal negatif. Melihat hal tersebut, tentunya dalam

2 Nana Rukmana, Masjid & Dakwah(Jakarta:Al-Mawardi Prima, 2002), 26.

Page 17: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

4

memberikan penyampain pesan-pesan dakwah yang berisikan nilai-nilai akhlak,

harus disesuaikan dengan kebutuhan remaja itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya banyak para remaja-remaja yang

seharusnya dibuatkan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid, agar mereka dapat

menjadi generasi penerus yang berbudi pekerti luhur dan berakhlakul mahmudah.

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti Di Masjid Besar Asy-Syuhada

Kelurahan Kenali Besar Simpang Rimbo Jambi. Dalam grand tour penelitian ini,

Jadi peneliti melihat bahwa di Masjid Besar Asy-Syuhada, difungsikan dengan

kegiatan rutin remaja-remaja sekitar untuk mendalami ilmu agama yaitu pengajian

rutin yang digelar setiap malam rabu selesai shalat isya berjamaah, membina

remaja-remaja di sekitaran masjid agar mereka terbiasa dan tidak terlalu

mengikuti zaman yang setiap waktu bersama gadget atau hpnya yang di dalam hp

tersebut banyak pengaruh buruk untuk remaja yang lagi mencari jati diri, maka

dari itu pengurus masjid berusaha agar memfungsikan masjid untuk digunakan

sebagai pembinaan, agar remaja-remaja tidak keluyuran yang tanpa arti. Sebagian

Remaja-remaja sekitar ikut menghadiri kegiatan masjid untuk menimba ilmu.

Dari paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam

tentang aktivitas dakwah yang dilaksanakan di Masjid Besar Asy-Syuhada dengan

judul penelitian:“Fungsi Masjid Sebagai Sarana Dakwah Dalam Membina

Akhlak Remaja (Studi Di Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali

Besar Simpang Rimbo Jambi).

B. Permasalahan

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana

fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam membina akhlak remaja? Pokok

masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian,

yaitu:

1. Apa saja fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam membina akhlak remaja?.

2. Bagaimana aktivitas pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada

berjalan sesuai dengan rencana?.

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat aktivitas dakwah dalam

pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada?.

C. Batasan Masalah

Page 18: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

5

Sebagai upaya memfokuskan pembahasan, sehingga penelitian ini tidak

terjadi kesimpang siuran dan tidak melebar kemana-mana, kemudian mudah

dipahami dan dimengerti jadi penulis membatasi penelitian ini hanya membahas

tentang fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam membina akhlak remaja.

Remaja menurut witherington yaitu berkisar 12-15 tahun dan 15-22 tahun.3Jadi

penulis hanya meneliti fungsi masjid dan remaja umur 12-22 tahun.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Mengetahui fungsi masjid sebagai sarana dakwah yang benar dalam

membina akhlak remaja.

b. Mengetahui apakah aktivitas pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar

Asy-Syuhada berjalan sesuai dengan rencana.

c. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat aktivitas dakwah dalam

pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

a. Sebagai bahan masukan bagi masjid agar bisa mengoptimalkan fungsi

masjid sebagai sarana dakwah yang benar dalam membina akhlak

remaja.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya yang

berkenaan dengan kegiatan masjid.

c. Sebagai suatu acuan yang dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan

pemikiran serta menjadi referensi untuk melakukan penelitian dimasa

yang akan datang.

d. Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penulis maupun pembaca

kedepannya.

3 Sri Rumini, Siti Sundari, Perkembangan Anak Dan Remaja(Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004),54.

Page 19: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

6

e. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S1) dalam program studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Shaifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Fungsi Masjid

Fungsi adalah kegunaan suatu hal.4Sehingga suatu yang berfungsi dapat

digunakan untuk keperluan dan keinginan seseorang. Sedangkan masjid Secara

etimologi, kata masjid berasal dari bahasa arab masjidu isim makan, yang berarti

tempat sujud, secara terminologi masjid adalah suatu bangunan yang mempunyai

nilai yang berarti bagi umat islam yaitu sebagai tempat ibadah. Namun sisi lain

masjid juga berperan sebagai tempat untuk menabur benih pengembangan dan

pembinaan umat islam, baik menyangkut segi peribadatan, pendidikan, maupun

segi sosial dan kebudayaan.5

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat,

dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat islam

dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid

juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui

azan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan

dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan

asma Allah. Selain itu fungsi masjid adalah:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri‟tikaf, membersihkan diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman

batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta

keutuhan kepribadian.

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan

persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-

kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),400.

5 Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam(UIN Malang Press, 2008),221-222.

Page 20: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

7

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-

royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

f. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan

kecerdasan ilm pengetahun muslimin.

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin

umat.

h. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya dan

i. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan suprevisi sosial.6

Sesuai dengan artinya, masjid sebagai tempat bersujud sering diartikan pula

sebagai Baitullah (rumah Allah), Pendidikan keagamaan banyak diselenggarakan

di masjid-masjid jika masyarakat di sekitar masjid belum memiliki lembaga

pendidikan secara khusus. Di masjid-masjid, setelah mhagrib, sering

diselenggarakan pengajian untuk anak dan remaja.

Memang sangat disayangkan, pemanfaatan masjid bagi pendidikan kaum

remaja Islam sangatlah kurang. Kebanyakan remaja Islam lebih tertarik kepada

budaya barat yang sangat gencar dikampanyekan oleh kaum sekuler atau kaum

non muslim. Di zaman sekarang, barangkali sangat berguna bagi masyarakat

untuk memusyawarahkan masalah sosial, kenakalan remaja dan narkoba.

Masjid juga sering dijadikan sebagai tempat berkonsultasi kaum muslimin

dalam menghadapi permasalahan-permasalahan, seperti masalah ekonomi, budaya

dan politik. Tidak mengherankan jika suatu masjid memiliki yayasan lembaga

konsultasi psikologi, bisnis, kesehatan dan keluarga. Sebagai tempat konsultasi,

masjid harus memberikan kesan bahwa masjid bisa membawa kesejukan dan

masa depan masyarakat yang lebih cerah, sebagai tempat berkonsultasi, masjid

harus mampu menyediakan atau menghasilkan ahli- ahli dalam bidangnya.

Masjid bisa berperan untuk konsultasi masalah pendidikan anak, misalnya

perlunya konsultasi psikologi yang bisa berpraktek seminggu sekali untuk

penanganan anak yang bermasalah dalam belajar, masalah anak yang kurang

berprestasi dan masalah anak yang lainnya.

6 Ayub Moh,E dkk, Manajemen Masjid(Depok:Gema Insani,2007),7.

Page 21: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

8

Pada beberapa masjid terdapat kegiatan remaja masjid dengan kegiatan yang

bersifat keagamaan, sosial dan keilmuan melalui bimbingan pengurus masjid.

Namun demikian, belum seluruh masjid dimanfaatkan oleh para remaja Islam

secara optimal, misalnya dengan membentuk kelompok diskusi Islam, kelompok

olahraga remaja masjid, kelompok kesenian remaja Islam, kelompok studi group

Islam dan masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan.

Masjid sebagai tempat ibadah, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat

penyelenggaraan acara pernikahan oleh kaum muslimin. Penyelenggaraan

pernikahan (akad nikah) di masjid, lebih mencerminkan suatu peristiwa

keagamaan dibandingkan dengan peristiwa budaya atau sosial peristiwa ini belum

banyak dipahami antara kaum muslimin sendiri karena para pemimpin Islam

belum mendorong pada pemanfaatan masjid untuk tempat pernikahan. Ada

beberapa alasan masjid belum dimanfaatkan untuk tempat pernikahan, antara lain

dianggap bahwa masjid tempat suci karena dianggap hanya sebagai tempat shalat.

Masalah shadaqah, infaq dan zakat umat Islam Indonesia yang berpotensi sangat

besar belum mendapat perhatian yang serius, sudah selayaknya dana infaq dan

shadaqah bisa dikembangkan dalam investasi yang menguntungkan serta kegiatan

yang produktif, sehingga bisa membantu para fakir miskin maka akan secara

langsung menggerakkan ekonomi umat.7

Fungsi masjid ialah sebagai pusat ibadah dan juga kebudayaan, baik di

masa Nabi Muhammad saw. maupun masa sekarang. Dan dalam rangka

pembinaan umat melalui masjid, sedikitnya ada 3 hal yang perlu diprioritaskan

ialah, pembinaan masjid, pembinaan ibadah, dan pembinaan muamalah. Dari

masjid pula dapat diperoleh kejelasan bahwa bagaimana dalam menjalankan

kehidupan Islami dengan baik yang menyangkut aspek sosial-budaya, ekonomi,

serta politik. Maka dari itu implikasi dari masjid sebagai tempat pusat ibadah dan

juga pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.

Fenomena yang muncul, terutama di kota-kota besar, memperlihatkan

banyak masjid telah menunjukkan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat

pendidikan, dan kegiatan-kegiatan sosil lainnya. Dengan demikian, keberadaan

masjid memberikan manfaat bagi jamaahnya dan bagi masyarakat lingkungannya.

Fungsi masjid yang semacam itu perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan

yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang

7 Subianto Achmad, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta. : Yayasan Kado Anak Yatim,

2004),12-17

Page 22: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

9

berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh

kehidupan khairan ummati, predikat mulia yang diberikan Allah kepada umat

islam.8 Allah SWT berfirman:

“(Kamu) umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar serta beriman

kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka

adalah orang-orang fasik.“(Ali Imran: 110).9

Dalam perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian

khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan

shalat, baik untuk shalat lima waktu maupun shalat Jum‟at atau Hari Raya. Kata

masjid di Indonesia sudah menjadi istilah baku sehingga jika disebut kata-kata

masjid maka yang dimaksudkan ialah masjid tempat shalat jum‟at. Tempat-tempat

shalat yang tidak dipergunakan untuk shalat jum‟at di Indonesia tidak disebut

masjid. Adapun tempat-tempat shalat lain yang tidak dipergunakan untuk shalat

jum‟at biasanya diberi nama/istilah yang berbeda sesuai adat kebiasaan daerah

masing-masing, di jawa biasnya disebut langgar, di daerah pasundan lazim sisebut

orang tajuk, di minangkabau dinamai surau, di aceh diberi nama meunasah yang

akhir ini mungkin terambil dari kata madrasah. Adapun istilah yang sangat umum

digunakan di seluruh wilayah indonesia untuk tempat shalat yang tidak digunakan

untuk shalat jum‟at yakni Mushalla. Mushalla ini tersebar di kantor-kantor, di

pasar, di tempat rekreasi, di terminal dan tempat-tempat lainnya.10

Dapat dipahami bahwa masjid berfungsi dalam menjadi sarana untuk

beribadah maupun kegiatan-kegiatan yang islami sehingga dapat menambah

kualitas keimanan jama‟ah dan umat islam lebih paham terhadap fungsi masjid.

8 Ibid,8

9Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),64.

10 Nana Rukmana, Masjid & Dakwah(Jakarta:Al-Mawardi Prima, 2002),41-42.

Page 23: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

10

2. Pengertian Sarana dan Dakwah

a. Pengertian sarana

Secara etimologis, sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat

untuk mencapai maksud atau tujuan. Sarana juga terkait dengan syarat dan upaya.

Mengacu kepada pengertian ini, terlihat bahwa sarana tidak terbatas pada

perangkat dalam bentuk materi, melainkan juga pada perangkat yang non-materi.

Sarana dalam bentuk materi bisa berupa perangkat bangunan ataupun peralatan.

Sedangkan dalam bentuk non-materi bisa berupa aktivitas maupun usaha-usaha

yang bermuatan nilai-nilai pendidikan.11

Sejalan dengan fungsi dan perannya,

maka masjid merupakan alat pendidikan yang dinilai paling potensial untuk

membina Akhlak remaja di masjid tersebut.

b. Pengertian dakwah

Menurut bahasa, dakwah berarti seruan. Sedangkan secara terminologi

dakwah adalah menyeru manusia agar menempuh jalan kebaikan dan menghindari

jalan kesesatan (amar ma‟ruf nahi munkar). Dalam pengertian ini mencakup

pengertian Tabligh (mengajak kejalan Allah), Jihad (berjuang menegakkan agama

Allah), Khotbah (berpidato/ceramah tentang ajaran Allah), Amar ma‟ruf nahi

munkar (memerintahkan kepada kebaikan, melarang melakukan kejahatan),

menasehati dan berwasiat. Oleh karena itu dakwah merupakan proses “al-

tahawwul wa al-taghayyur” (transformasi dan perubahan) dari sesuatu yang tidak

baik menuju yang baik atau dari sesuatu yang sudah baik menuju yang lebih baik

lagi.12

Dakwah merupakan kewajiban setiap individu muslim kapanpun dan di

manapun berada. Berdakwah tidak dapat dilaksanakan dengan asal-asalan,

melainkan harus dengan metode, karena yang diseru adalah manusia yang

mempunyai pikiran dan pendirian. Kalau salah dalam pendekatan dakwah dapat

dipastikan dakwah tidak akan memenuhi sasaran, bahkan mungkin saja muncul

efek yang sebaliknya.

Strategi semacam itu harus diperhatikan, karena dakwah merupakan upaya

persuasif untuk merubah sikap dan prilaku seseorang. Dalam konteks internal

umat, dakwah harus dapat berupaya melakukan perubahan ke arah perbaikan

umat, keselamatan masyarakat, dan kemajuan bangsa dan negaranya serta mampu

11 Jalaluddin, Pendidikan Islam(Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2016),209

12Nana Rukmana, Masjid & Dakwah(Jakarta:Al-Mawardi Prima, 2002),164.

Page 24: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

11

mewarnai seluruh dimensi kehidupan umat dengan nilai-nilai yang islami.

Dakwah islam merupakan aktualisasi dari suatu sistem kegiatan yang

dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan untuk mempengaruhi cara

merasa, berfikir, bersikap dan bertindak bagi setiap pribadi muslim dalam upaya

mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam secara konsisten dalam semua segi

kehidupannny, dengan menggunakan metode tertentu. Banyak nash-nash di dalam

Al-Qur‟an dan as-sunnah yang menyerukan agar umat islam mau melakukan

tugas dakwah di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenannya dalam ajaran islam,

dakwah merupakan kewajiban syar‟i (agama) dan ijtima‟i (sosial) yang harus

ditegakkan.13

Di dalam Al-Qur‟an tidak hanya terdapat seruan agar umat islam mau

berdakwah, melainkan juga memberikan acuan/rujukan tentang cara-cara

berdakwah agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang istiqamah dan tangguh

serta melahirkan tatanan kehidupan masyarakat islami.14

Ayat-ayat dan hadis yang

menyeru umat islam agar berdakwah dengan strategi tertentu di antaranya

sebagaimana termaktub dalam QS. An-Nahl, Ayat 125:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah.15

dan pengajaran

yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.

(QS. An-Nahl: 125).16

Sesuai dengan hadis nabi Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam

“Dari „Abdullah Bin „Amr r.a., katanya seorang laki-laki bertanya kepada

Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam,.“Orang Islam yang bagaimanakah

yang paling baik? Jawab Rasulullah “Ialah orang-orang yang menjaga orang-

orang Islam lainnya dari bencana lidah dan perbuatannya” (H.R. Muslim).17

13Ibid,165.

14Ibid,166.

15 Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.

16 Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),281.

17 Terjemahan Hadis Shahih Muslim, 27.

Page 25: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

12

Pentingnya dakwah, antara lain juga tertera dalam Al-qur‟an yang

menyatakan bahwa ucapan yang paling baik adalah ucapan yang

menyeru/mengajak kepada kebaikan. Q.S Fushshilat ayat 33:

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru

kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “sungguh, aku termasuk

orang-orang muslim (yang berserah diri)?”. (Q.S Fushshilat: 33).18

Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah SAW, terutama dalam

periode madinah, eksistensi masjid tidak hanya di manfaatkan sebagai pusat

ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran

sebagai berikut:

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di madinah, beliau

bukannya mendirikan benteng pertahananan untuk berjaga-jaga dari

kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid.

b. Kalender islam yaitu tahun hijriyah dimulai dengan pendirian masjid yang

pertama, yaitu pada tanggal 12 rabiul awal permulaan tahun hijriyah

selanjutnya jatuh pada tanggal 1 muharram.

c. Di mekah agama islam tumbuh dan di madinah agama islam berkembang.

Pada kurun pertama atau periode makkiyah, Nabi Muhammad saw,

mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode

madaniyah, Rasulullah saw, menandai tapal batas itu dengan mendirikan

masjid.

d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang muhajirin

dan anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT.

e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara gotong royong untuk

kemaslahatan bersama.

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika

masjid-masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu

18 Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009), 480.

Page 26: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

13

dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat,

tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah/umat islam. Sebab, masjid

merupakan integritas dan identitas umat islam yang mencerminkan tata nilai

keislamanan. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan

pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas

ukhrawi dan aktivitas duniawi.19

3. Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Umat Dan Kegiatan Dakwah Islamiyah

Masjid dan dakwah islamiah merupakan dua faktor yang erat sekali

hubungannya satu sama lain, saling isi mengisi di antara keduanya, kalau

diumpamakan laksana gudang dengan barangnya. Dengan demikian masjid yang

didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai

tempat/media dakwah islamiah. Dakwah ini pada dasarnya meliputi berbagai

aspek kegiatan, termasuk di dalamnya masalah sosial, budaya, pendidikan dan

sebagainya. Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan

untuk meningkatkan syiar islam dan kehidupan beragama dalam masyarakat.

Kegiatan-kegiatan dakwah melalui masjid sebenarnya tercakup pula dalam

kegiatan-kegiatan di dalam rangka pembinaan umat, sebagaimana dicontohkan

oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya yang menggunakan masjid sebagai

tempat pengajaran dan pendidikan islam, tempat peradilan, tempat sidang-sidang

dua badan penasehat khalifah, tempat musyawarah, tempat pemilihan khalifah,

dan sebagainya.20

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad saw, adalah

masjid Quba‟ yang kemudian disusul dengan masjid Nabawi di Madinah. Kedua

masjid tersebut disebut dengan masjid taqwa, karena masjid dibangun atas dasar

ketaqwaan. Dari berbagai kejadian dan pengalaman yang terus berlangsung biasa

dikatakan bahwa masjid berperan sebagai:

a. Pusat kegiatan umat Islam, baik kegiatan sosial, pendidikan politik,

budaya, dakwah maupun kegitan ekonomi.

b. Masjid sebagai lambang kebesaran Islam.

c. Masjid sebagai pusat pengembangan ilmu.

Keberadaan masjid dalam menggapai arus informasi modern semakin

memantapkan posisinya sebagai suatu alternative di dalam menjawab tantangan

19 Ayub Muhammad E Dkk,Manajemen Masjid,(Jakarta: Gema Insani,2007),10-11.

20 Ibid, 51-52.

Page 27: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

14

zaman termasuk pusat informasi keislaman yang penuh dengan nilai-nilai

kebenaran.

Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, mampu

memecahkan problema hidup yang bertaraf lebih maju, namun dalam waktu yang

bersamaan, manusiapun menghadapi tantangan berat yang membawa terjebak ke

dalam proses penghambatan diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta perubahan-perubahan yang diabaikannya.

Dasar arus informasi modern sekarang ini, membuat posisi masjid menjadi

semakin kuat sebagai wadah penyaluran informasi sekaligus sebagai wadah

pelurusan dampak negatif yang ditimbulkan oleh media teknologi yang semakin

maju sbegitu cepatnya. Di lain pihak, teknologi tidak bisa dipandang sebelah

mata, sehingga umat Islam pengguna masjid (jamaah Masjid) menjadi lambang

teknologi, tetapi harus menjadi pengguna teknologi informasi, dan pengatur

informasi yantg akurat.21

Menurut Singgih D. Gunarsa dalam rangka pembinaan remaja ini langkah

awal mencegah terhadap perbuatan-perbuatan mungkar, dalam usaha ini

menggunakan beberapa cara antara lain :

a. Tindakan preventif, segala tindakan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya

kenakalan.

b. Tindakan represif, tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja.

c. Tindakan kuratif dan rehabilitatif yaitu usaha untuk memperbaiki akibat

perbuatan nakal terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut.

Sedangkan sistem pendekatannya yaitu :

a. Pendekatan secara langsung yaitu diberikan secara langsung kepada pribadi

remaja itu sendiri.

b. Memberikan pendidikan bukan hanya pengetahuan saja, tatapi harus meliputi

pendidikan mental pribadi melalui pengajaran agama.

c. Menyediakan sering-sering guna menciptakan suasana optimal dari

perkembangan pribadi melalui pengajaran agama.

21Marwah Daud, Teknologi Emansipasi dan Transendensi (Bandung: Mizan, 1994), 35.

Page 28: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

15

d. Usaha memperbaiki lingkungan sekitar, sosial, keluarga, masyarakat, dimana

banyak terjadi kenakalan remaja.22

Oleh karena itu, dakwah ini sangat penting khususnya yang dilakukan di

masjid-masjid guna mencegah kemunkaran-kemunkaran yang saat ini sangat

mencolok dan semarak sekali nampak kepermukaan, sebagaimana kita simak di

layar kaca dan kita baca di internet dan media cetak.

4. Pengertian Akhlak Remaja

a. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,

sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan bahwa si A

misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka sikap dermawan tersebut

telah mendarah daging, kapan dan di manapun sikapnya itu dibawanya, sehingga

menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. jika si A tersebut

kadang-kadang dermawan, dan kadang-kadang bakhil, maka si A tersebut belum

dapat dikatakan sebagai seorang yang dermawan. Demikian juga jika kepada si B

kita mengatakan bahwa ia termasuk orang yang taat beribadah, maka sikap taat

beribadah tersebut telah di manapun ia berada.

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mngerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak

adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang

bersangkutan. Oleh karena itu, jika ada seseorang yang melakukan suatu

perbuatan, tetapi perbuatan tersebut dilakukan karena paksaan, tekanan atau

ancaman dari luar, maka perbuatan tersebut tidak termasuk ke dalam akhlak dari

orang yang melakukannya.23

Akhlak adalah hasil dari buah beribadah kepada Allah SWT yang

membentuk tingkah laku manusia menjadi lebih baik lagi. Dalam arti lain, bahwa

pada dasarnya beribadah kepada Allah SWT itu tidak bisa dipisahkan dengan

pembentukan akhlak. Bilamana seseorang tekun dan rajin beribadah kepada Allah

SWT, maka sangat diharapkan membentuk pribadi atau akhlak yang baik dan

mulia.24

22 Warta Madrasah,Remaja Dan Akhlak, Diakses melalui alamat

http://www.wartamadrasahku.com/2016/04/remaja-dan-akhlak.html pada tanggal 02 oktober 2018

23 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia(Jakarta: Rajawali Pers, 2014),4-5.

24 Otong Surasman, Pendidikan Agama Islam(Gandul Depok: Emir, 2016), 5.

Page 29: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

16

1) Fungsi akhlak di dunia

a) Patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

b) Mampu membedakan yang baik dan salah.

c) Berprilaku baik kepada sesama manusia, tumbuhan, hewan. Dan seluruh

ciptaan Allah.

d) Lembut hatinya.

2) Fungsi akhlak di akhirat

a) Mendapat kesenangan di akhirat.

b) Surga untuknya.

manusia yang memiliki akhlak mulialah yang akan mendapatkan kebaikan

dunia dan akhirat.25

Remaja adalah harapan umat. Masa depan umat Islam akan sangat

tergantung pada kualitas Iman dan Taqwa remaja Islamnya. Remaja dari kalangan

umat Islam di daerah perkotaan, kurang akrab dengan masjid hal itu mungkin

disebabkan orang tua muslim didaerah perkotaan masih belum menyadari

pentingnya menyiarkan generasi muda yang berwawasan Islam.

b. Pengertian Remaja

Pengertian remaja Menurut kamus besar bahasa indonesia remaja artinya

mulai dewasa, bukan anak-anak lagi.26

Masa remaja adalah masa peralihan dari

masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.27

Kurun waktu masa remaja akan

dibahas menurut ahli.

25 Muhibatul alami,Fungsi Akhlak Bagi Kehidupan Manusia

Diakses melalui alamat https://muhibbatulalami96.blogspot.com/2016/01/makalah-ilmu-

akhlak-fungsi-akhlak-bagi_47.html

26 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),1160.

27 Sri Rumini, Siti Sundari, Perkembangan Anak Dan Remaja(Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004),53-54.

Page 30: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

17

Hurlock menggunakan istilah masa puber namun ia menjelaskan bahwa

puber adalah periode tumpang tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa

kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Pembagiannya sebagai berikut :

a) Tahap prapuber : wanita 11-13 tahun; pria 14-16 tahun.

b) Tahap puber : wanita 13-17 tahun; pria 14-17 tahun 6 bulan.

c) Tahap pasca puber : wanita 17-21 tahun; pria 17 tahun 6 bulan-21 tahun.28

Menurut Zakiyah Daradjat mendefinisikan “remaja adalah tahap umur yang

datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik

cepat.29

c. Remaja dan Permasalahannya

Remaja dan Permasalahannya dengan dirinya sendiri, kita bisa

mendapatinya kadang-kadang tampak gembira, kadang-kadang kelihatan murung,

kadang kala ia berfikir tentang lingkungan secara luas dan kadang pula dengan

pikiran sempit. Remaja sedang mengalami perubahan jasmani, mental dan

perasaan. Perubahan tersebut terjadi dengan kecepatan yang tidak sama,

terganggulah keseimbangannya dan kadang-kadang gejolak jiwanya reda-reda

diam.30

d. Perlunya Pembinaan Remaja

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat

berubah pula terutama remaja, kerusakan yang ditimbulkannya tidak sedikit,

sehingga moral pada remaja, moral orang dewasa bahkan moral anak telah di

rusaknya, terutama bagi mereka yang kurang mendapat pendidikan agama sejak

kecil.

Serangan dan wabah kerusakan moral yang masuk bersama kebudayaan

asing yang bertentangan dengan pancasila itu mudah menyerang dan menimpa

masyarakat kita yang memang sudah mengalami goncangan jiwa dan kehilangan

ketentraman batin.

28Ibid, 54

29 Warta Madrasah,Remaja Dan Akhlak, Diakses melalui alamat

http://www.wartamadrasahku.com/2016/04/remaja-dan-akhlak.html pada tanggal 02 oktober 2018

30 Ibid

Page 31: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

18

Yang paling pertama yang menjadi korbannya adalah para remaja, yang

dalam diri mereka sedang berkecamuk segala persoalan dan pertentangan batin,

yang tumbuh akibat pertumbuhan dirinya yang mengalami perubahan dari segi

disertai pula kegoncangan yang sangat berat itu mencari saluran untuk

mendapatkan tempat untuk menumpahkan kegelisahan dan ketegangan batin.

Setelah ketegangan yang bersifat semantara itu mereka rasakan, mereka akhirnya

akan bertambah gelisah dan goncang, lalu mencari sasaran yang lebih hebat lagi

demikian seterusnya sampai akhirnya sengsara batin.

Menghadapi perilaku remaja yang cenderung untuk mencoba-coba terhadap

hal-hal yang baru tanpa adanya pemikiran dan penghayatan yang mendalam maka

perlu sekali diadakan pengawasan, pengarahan terhadap remaja. Prinsip dasar

pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah melalui lingkungan

keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

e. Fungsi Agama bagi Remaja

Pada pokoknya remaja itu sangat membutuhkan agama dalam hidupnya,

terutama untuk menghadapi kegoncangan jiwanya yang terjadi akibat

perkembangan dan berbagai faktor yang harus mereka hadapi dalam umur yang

sangat banyak dihadapkan kepada berbagai tantangan itu.

Mereka sangat membutuhkan agama karena agama mempunyai fungsi yang

sangat penting yaitu untuk penenang jiwa dan untuk mengembalikan ketenangan

dan keseimbangan jiwanya .

Memang sangatlah tepat kalau remaja yang mengalami kegoncangan itu

berpegang teguh kepada agama sebagai pedoman dalam hidupnya, kerena dengan

begitu akan dapat mengatasi kegoncangan yang dialaminya, timbullah kesadaran

akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa berkehendak dan berkuasa atas segala

sesuatu, sehingga akan terciptalah anak muda yang berpribadi ikhlas dalam

berbuat dan berakhlak mulia.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa akhlak remaja adalah akhlaknya seorang

yang baru melalui masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa. Jadi

dengan demikian masjid diharapkan dapat membiasakan remaja di lingkungan

untuk selalu berakhlak baik. Maka dari itu bagaimana suatu masjid berperan agar

akhlak remaja disekitar masjid tersebut bisa sesuai dengan akhlak yang islami.

F. Metode Penelitian

31 Ibid.

Page 32: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

19

Secara umum metode penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.32

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitan ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.33

penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian lapangan yaitu

penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu

lembaga dalam meneliti gejala-gejala tertentu yang ada di lapangan.34

Dalam hal

ini peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian di Masjid Besar Asy-Syuhada,

pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan yang

menekankan aspek subyektifitas Masjid Besar Asy-Syuhada dalam membina

akhlak remaja.

2. Setting dan Subyek Penelitian

Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita,

merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.35

Berhubung penelitian ini berkaitan dengan fungsi masjid sebagai sarana dakwah

dalam membina akhlak remaja, maka lokasi yang diambil untuk melakukan

penelitian ini bertempat di Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali Besar

Simpang Rimbo Kota Jambi.

Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu

tentang situasi sosial tersebut penentuan sumber data pada orang yang

diwawancarai dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu.36

Subjek atau subyek adalah bagian klausa yang menandai apa

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2011),

3.

33 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara, 2014),157.

34Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D(Bandung: Alfabeta,

2011),22.

35 Wiyanto, Kesusatraan Sekolah(Jakarta: Grasindo 2005),28.

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D(Bandung: Alfabeta,

2011),299.

Page 33: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

20

yang dibicarakan oleh pembicara.37

Subyek penelitian ini berpusat kepada ketua

Masjid Besar Asy-Syuhada, pengurus Masjid Besar Asy-Syuhada , remaja yang

tinggal di lingkungan masjid dan jama‟ah Masjid Besar Asy-Syuhada yang

merupakan sumber data untuk memperoleh informasi tentang bagaimana fungsi

masjid sebagai sarana dakwah dalam membina akhlak remaja. Mengingat subyek

yang baik adalah yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami,

berkepentingan dengan aktivitas yang diteliti, serta memiliki waktu untuk

memberikan informasi secara benar.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/peristiwa dan

dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang

yang bisa memberikan data melalui wawancara, sumber data suasana/ peristiwa

berupa suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana) meliputi

ruangan, suasana, dan proses. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi

yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.

Secara umum sumber data penelitian kualitatif adalah tindakan dari

pendekatan manusia dalam suatu yang bersifat alamiah. Sumber data lain ialah

bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, arsip, koran, majalah, buku, laporan

tahunan dan lain sebagainya.38

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah:

a. Pengurus masjid

b. Remaja yang aktif dalam kegiatan di masjid

c. Masyarakat/jam‟ah masjid

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

a. Data primer

37 Diakses melalui alamat https://id.m.wikipedia.org/wiki/subyek. tanggal 26 maret 2018

38 Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan Praktek(Jakarta:

Grafindo Persada, 2002),63.

Page 34: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

21

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber petama (first

hand) melalui observasi atau wawancara di lapangan.39

Dalam hal ini data yang

diperoleh langsung oleh peneliti dari para informan atau kenyataan yang diamati

secara langsung di lapangan tentang fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam

membina akhlak remaja.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan bukan oleh

orang yang melakukan penelitian akan tetapi diperoleh dari sumber-sumber yang

ada.40

Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian

terdahulu. Metode dokumentasi yang peneliti maksud ialah untuk mendapatkan

data tentang:

1) Histori dan geografis Masjid Besar Asy-Syuhada.

2) Struktur organisasi Masjid Besar Asy-Syuhada.

3) Keadaan yang ada di Masjid Besar Asy-Syuhada.

4) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang

diteliti.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi.

Observasi adalah melakukan pengamatan terhadap sumber, data observasi

bisa dilakukan secara terlibat (partisipan) dan tidak terlibat (non-partisipan).

Dalam pengamatan terlibat, peneliti ikut terlibat dalam aktivitas orang-orang yang

dijadikan sumber data penelitian, sedangkan pengamatan yang tidak terlibat

peneliti tidak ikut langsung dalam aktivitas orang-orang yang dijadikan sumber

data peneliti.41

Observasi dalam penelitian ini memiliki tiga elemen, yakni:

1) Lokasi penelitian.

39 Ibid. 62.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2011),

226.

41 Ibid, 203.

Page 35: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

22

2) Manusia yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

penelitian.

3) Kegiatan dan aktivitas yang dikerjakannya.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur yang sering

juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif,

atau wawancara terbuka. Dengan menggunakan metode wawancara keberhasilan

mendapatkan data atau informan dari obyek yang diteliti bergantung kepada

kemampuan penelitian dalam melakukan wawancara.42

Adapun hal-hal yang diajukan dalam wawancara tersebut adalah hal-hal

yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada.

c. Dokumentasi

Dokumuntasi adalah sarana pembantu bagi peneliti dalam mengumpulkan

data atau informasi denga cara berupa catatan, membaca surat-surat, transkrip,

buku dan bahan-bahan tulisan lainnya yang dapat memberikan informasi tentang

objek diteliti. Pengumpulan data melalui dokumen yang digunakan pada

penelitian ini berupa foto kegiatan Masjid Besar Asy-Syuhada dan arsip

dokumen-dokumen terkait.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Lexy J. Moelong adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

data dapat disusun secara tematis dan dapat dirumuskan dalam situasi kerja.43

Sebaiknya, agar data tersebut memberi makna maka dalam analisis perlu

dilakukan langkah-langkah berikut:

a. Reduksi data

Pada langkah reduksi data, pelaku riset harus melakukan seleksi data dan

memfokuskan data pada permasalahan yang sedang dikaji, melakukan upaya

42 Ibid,197.

43 Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja

Rosdakarya,2000),280.

Page 36: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

23

penyederhanaan, melakukan abstraki, dan melakukan transformasi. Hal ini berarti

pelaku riset memilih mana yang benar-benar data dan mana yang bersifat kesan

pribadi, dan kesan-kesan pribadi itu dieliminasi dari proses analisis. Selain itu,

dalam melakukan seleksi itu juga dilakukan kategorisasi antara data yang penting

dan kurang penting, meskipun tidak berarti bahwa data yang termasuk kategori

kurang penting harus dibuang. Mengkategorikan ini semata-mata dimaksudkan

untuk tujuan memperkuat tafsiran terhadap hasil analisis data tersebut.

b. Display data

Display data adalah langkah mengorganisasi data dalam sustu tatanan

informasi yang padat atau kaya makna sehingga dengan mudah dibuat

kesimpulan. Display data biasanya dibuat dalam bentuk cerita atau teks, display

ini disusun dengan sebaik-baiknya seehingga memungkinkan pelaku riset dapat

menjadikannya sebagai jalan untuk menuju pada pembuatan kesimpulan.

c. Verifikasi data

Verifiasi data adalah upaya membuktikan kembali benar atau tidaknya

kesimpulan yang dibuat, sesuai atau tidaknya kesimpulan dengan kenyataan.

Verifikasi dapat dilakukan dengan jalan melakukan pengecekan ulang, atau

dengan melakukan trianggulasi. Cara lain yang dapat dilakukan dengan

merekomendasikan kepada pelaku riset lain untuk mengulangi riset yang telah

dilakukan itu terhadap masalah yang sama. Apabila terbukti temuan-temuan yang

dihasilkan tidak berbeda secara signifikan berarti kesimpulan itu terverifikasi.44

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercayai, maka

peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan

empat cara, yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

paneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

44 Muhammad Ali, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan(Jakarta:Bumi Aksara,2004),

288-290.

Page 37: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

24

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,

karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden,

disengaja atau tidak disengaja.

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara seksama dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang diutamakan

dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti

dapat memahaminya ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan

karakteristik data yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal ini

diharapkan pula agar dapat mengurangi kesalahan data yang mungkin timbul

akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan,ataupun kesalahan data

yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak tepat.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas

data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang

diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik trianggulasiyang

akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

a. Trianggulasi sumber merupakan teknik yang dilaksanakan dengan

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi

yang didapatkan tersebut.

b. Trianggulasi metode merupakan teknik yang dilaksanakan dengan mengecek

informasi yang didapatkan bersamaan dengan metode yang dilakukan.

c. Trianggulasi penyidik merupakan teknik yang dilaksanakan dengan jalan

memanfaatkan peneliti dan pengamat lainnya dalam mengecek kepercayaan

data.

d. Trianggulasi teori merupakan teknik yang dilaksanakan dengan melakukan

perbandingan terhadap data yang didapatkan.

4. Diskusi

Diskusi merupakan langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti

akan melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data

yang diterima benar-benar nyata dan bukan persepsi sepihak dari peneliti atau

Page 38: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

25

informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan,

masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau orisinalitas

data yang telah didapatkan.

H. Studi Relevan

Dalam penentuan judul skripsi ini, penulis mengadakan studi relevan demi

untuk menghindari pengulangan atau plagiat. Berikut peneliti menyajikan

beberapa studi relevan diantaranya adalah:

Pertama Skripsi Samsuwir Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Darussalam Banda Aceh pada tahun 2016 yang berjudul “Manajamen

Pengelolaan Dana Di Masjid Darul Falah Gampong Peneung, Kecamatan Syiah

Kuala Kota Banda Aceh”.45

Penelitian ini juga menggunakan tempat meneliti di

masjid namun lebih ke Manajamen Pengelolaan Dana Di Masjid Sedangkan

penelitian penulis di sini fokus ke fungsi masjid dalam kegiatan untuk membina

akhlak remaja di masjid.

Kedua Skripsi Slamet Riyadi Mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, pada tahun 2013 yang bejudul.” Peran Tokoh Agama Dalam

Meningkatkan Kesadaran Umat Dalam Memakmurkan Masjid Misbahul Jannah

Di Lingkungan Sei, Kambang Keruhanan Simpang IV Sipin Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi”.46

Penelitian ini juga menggunakan tempat di masjid

namun lebih ke menyadarkan umat dalam memakmurkan masjid. Sedangkan

penelitian penulis di sini fokus ke fungsi masjid dalam kegiatan untuk membina

akhlak remaja di masjid.

Ketiga Skripsi Endah Kurniawati Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) pada tahun 2010 yang berjudul. “Peran Masjid Dalam

Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat Di Masjid Nurus Sa’adah Dliko Indah

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga”. 47

penelitian ini juga menggunakan tempat di

45 Samsuwir Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh pada

tahun 2016 yang berjudul “Manajamen Pengelolaan Dana Di Masjid Darul Falah Gampong

Peneung, Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh”, diakses melalui http://repository.ar-

raniry.ac.id tanggal 26 maret 2018.

46 Skripsi Slamet Riyadi mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, pada tahun

2013.

47 Endah Kurniawati Peran Masjid Dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat Di

Masjid Nurus Sa’adah Dliko Indah Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga , diakses melalu alamat

http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/d58ba705ea250518.pdf, tanggal 13 februari 2018,

jam 15:34.

Page 39: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

26

masjid namun lebih fokus ke Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat Di Masjid.

Sedangkan penelitian penulis di sini fokus ke fungsi masjid dalam kegiatan untuk

membina akhlak remaja di masjid.

Jadi dapat disimpulkan bahwah beberapa penelitian terdahulu semua

melakukan penelitian di masjid namun belum ada yang meneliti tentang fungsi

masjid sebagai sarana dakwah dalam membina akhlak remaja maka dari itu

peneliti tertarik untuk menulis lebih jauh tentang fungsi masjid sebagai sarana

dakwah dalam membina akhlak remaja.

Page 40: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

26

BAB II

PROFIL MASJID BESAR ASY-SYUHADA

A. Sejarah Masjid Besar Asy-Syuhada

Masjid Besar Asy-Syuhada merupakan sebuah masjid yang dalam proses

pembangunan. Masjid Besar Asy-Syuhada lagi membutuhkan dana untuk

pembangunan pagar masjid dan penyempurnaan bagian-bagian yang masih belum

sempurna kini semua itu tengah dalam pekerjaan. Pembangunan masjid dimulai

dari tahun 2011 hingga kini 2018 pembangunan dan penyempurnaan sedang

dikerjakan.

Menurut keterangan Ketua Masjid, Masjid Besar Asy-Syuhada merupakan

masjid yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar, sebagaimana yang

diterangkan oleh Bapak Khairuddin Siregar, “[M]asjid ini dibangun kira-kira

tahun 2011, masalah dana swadaya, dan kami tidak pernah minta-minta bantuan

di pinggir jalan dan ini betul-betul murni dari swadaya masyarakat atas

sumbangan-sumbangan wakaf segala macam partisipasi itu asal usul masjid ini”.1

Dengan dibangunnya masjid ini dengan cara swadaya dan tidak meminta

sumbangan di jalan lebih membuat keamanan dan kenyamanan lalu lintas berjalan

lancar dan tidak menggangu pengendara yang melintas, ini suatu hal yang positif

dilakukan oleh pengurus masjid memberikan himbauan kepada bawahannya agar

dana untuk membangunan masjid tidak boleh dari hasil meminta-meminta di

jalanan yang dapat mengganggu pengendara yang melintas, untuk pembangunan

ini cukup dengan cara swadaya saja. Masjid Besar Asy-Syuhada dibangun atas

dasar kebutuhan masyarakat sekitar untuk melakukan segala aktivitas ibadah dan

dakwah, dengan adanya masjid ini jama’ah lebih mudah melakukan ibadah dan

dakwah.

1Bapak Khairuddin Siregar, ketua masjid, Wawancara dengan Penulis, 05 September 2018,

Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 41: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

27

B. Struktur Kepengurusan Masjid Besar Asy-Syuhada

Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang saling

berhubungan satu sama lainnya. Masing-masing unit mempunyai fungsi yang

berbeda, tetapi dihubungkan dengan garis koordinasi. Adanya koordinasi inilah

yang menyebabkan antar unit kerja menjadi satu kesatuan.

Struktur organisasi masjid dapat disederhanakan atau dikembangakan

sesuai dengan program dan tujuan dari sebuah masjid yang mungkin berbeda

antara masjid yang satu dengan masjid yang lainnya. Tergantung juga karena

mekanisme kerja organisasi masjid tersebut.

Setiap organisasi harus dijalankan secara professional dengan

menerapkan ilmu manajemen. Dalam ilmu manajemen dikenal adanya struktur

organisasi. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang bertujuan membagi

tugas dalam berbagai pusat kegiatan atau melaksanakan tugas yang harus

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam organisasi.

Struktur organisasi akan menggambarkan fungsi masing-masing bagian batas

wewenang yang dimilikinya, luas tanggung jawab yang harus dipikulnya,

hubungannya dengan bagian lain, atasannya dan bawahannya.

Terorganisasinya suatu masjid merupakan salah satu faktor berjalannya

dengan baik serta menghasilkan kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan.

Selain merupakan suatu peraturan pemerintahan bahwa organisasi harus ada

susunan kepengurusan secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran

aktifitas kerja objektif. Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung

tombak dari keberhasilan pembangunan.

Struktur kepengurusan di masjid asy-syuhada belum dibuat secara tertulis

di masjid tersebut tapi sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak Khairuddin

Siregar, “[M]emang kalau secara tertulis kalau struktur kami di sini belum ada

di masjid ni tapi kami punya surat keputusan tentang kepengurusan masjid ini

bahwa disini ada ketua, sekretaris, bendaharawan, ketua pembangunan, seksi

ibadah, bagian humas ada juga sudah itu di tambah lagi remaja masjid”.2

2Bapak Khairuddin Siregar, ketua masjid, Wawancara dengan Penulis, 05 September

2018, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 42: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

28

Masjid ini tergolong baru wajar kalau struktur kepengurusan masjid

belum dibuat secara tertulis karena masjid ini baru di buat tahun 2011 dan dana

yang di dapat hanya dari sumbangan-sumbangan masyarakat sekitar.3

Gambar 1

Struktur Kepengurusan Masjid Besar Asy-Syuhada

Perencanaan kegiatan masjid yang matang harus dilakukan dengan baik

oleh pengurus masjid. Untuk itu, perlu pengorganisasian yang solid bagi

pengurusnya. Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, pengelompokan dan

pengaturan pengurus masjid untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja

sebagaimana yang telah direncanakan. Fungsi pelaksanaan merupakan upaya

membimbing dan mengarahkan seluruh potensi pengurus untuk beraktivitas

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Pimpinan

pengurus masjid harus memberikan rangsangan atau motivasi kepada pengurus

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Oleh karena itu,

pimpinan pengurus masjid perlu memberikan motivasi, bimbingan dan

mengarahkan staf pengurus masjid guna menunaikan amanah kepengurusan

3Dokumentasi pada tanggal 11 September 2018 di Masjid Besar Asy-Syuhada.

Khairuddin Siregar

KETUA

Cecep Adi Marwan

SEKRETARIS BENDAHARA

H. Raden Efendi Barjan Sudarsono

Bidang Pembangunan Bidang keagamaan Ketua PHBI

Hamdi Ali

Humas

Page 43: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

29

dengan baik. Pemimpin dalam kepengurusan masjid menjadi salah satu

penentu bagi suksesnya pelaksanaan ini.

Setiap masjid haruslah mempunyai organisasi yang bagus di dalamnya.

Sehingga masjid tersebut mempunyai peranan di masyarakat setempat. Di

dalam organisasi masjid tersebut haruslah dikelola dengan manajemen yang

baik dalam manajemen modern. Manajemen inilah yang akan membagi

organisasi masjid dalam strutur organisasi.

Dalam membuat strutur organisasi masjid bukanlah hal yang

sembarangan. Harus juga memikirkian apa fungsi dari setiap struktur organisai

masjid yang telah dibagi dalam departemen-departemen. Sehingga setiap

struktur mempunyai tugasnya masing-masing dengan begini organisasi dalam

masjid akan diatur dengan baik dan mempunyai peran dalam masyarakat.

Program dan kegiatan di Masjid Besar Asy-Syuhada, sesuai dengan

bidang-bidang sebagai berikut :

1. Bidang Peribadatan

a. Peribadatan rutin.

b. Shalat Jum’at, dengan jadwal khotib yang sudah dijadwalkan.

c. Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha.

d. Penyembelihan hewan kurban selesai Sholat idul Adha.

e. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam.

f. Zikir akbar pada saat tahun baru hijriyah 1 muharam.

2. Bidang Pendidikan, Pembinaan Anak Dan Remaja

a. Pengajian antara mhagrib dan isya.

b. Pengajian pemuda Majlis Cinta Rasul.

c. Yasinan remaja malam minggu.

C. Letak Geografis Masjid Besar Asy-Syuhada

Letak geografis artinya letak dimana suatu tempat itu berdiri atau ada

dengan melihat kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi

dibandingkan dengan posisi daerah lain seperti pembahasan penulis disini

bahwa yang akan dibahas adalah letak geografis dari Masjid Besar Asy-

Syuhada.

Page 44: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

30

Gambar 2

Masjid Besar Asy-Syuhada

Masjid Besar Asy-Syuhada merupakan Masjid yang terletak pinggir jalan

lintas barat RT 08 Simpang Rimbo Jambi dan berada di dekat Taman Rekreasi

Keluarga Kampoeng Radja tepatnya di Kecamatan Alam Barajo Kelurahan

Kenali Besar kode pos 36129.4

Menurut keterangan Ketua Masjid, Masjid Besar Asy-Syuhada ini berada

di Kecamatan Kota Baru dan kini sudah berubah menjadi Kecamatan Alam

Barajo Masjid Besar Asy-Syuhada ini adalah masjid yang pernah dikunjungi

Ustadz Abdul Somad berdakwah pada awal bulan maret, tahun 2018.

Sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak Khairuddin Siregar, “[M]asjid ini

4Dokumentasi pada tanggal 11 September 2018 di Masjid Besas Asy-Syuhada.

Page 45: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

31

satu-satunya mungkin di Kecamatan Kota Baru ini sekarang Kecamatan Alam

Barajo ya yang pernah dikunjungi Ustadz Abdul Somad”.5

Ustadz Abdul Somad datang dan memberikan tausyiah di masjid besar

asy-syuhada pada hari jum’at tanggal 2 maret 2018.

Gambar 3

Peta lokasi Masjid Besar Asy Syuhada

5Bapak Khairuddin Siregar, ketua masjid, Wawancara dengan Penulis, 05 September

2018, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 46: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

32

D. Sarana Dan Prasarana Masjid Besar Asy-Syuhada

Fasilitas yang tersedia di Masjid Besar Asy-Syuhada sudah cukup

memadai seiring meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menyalurkan

sadaqah dan infaqnya kepada masjid dan demi kenyamanan beribadah jama’ah.

Saat ini fasilitas pendukung yang ada di Masjid Besar Asy-Syuhada antara lain:

1. Ruang utama shalat berjamaah yang sudah dilengkapi dengan penyejuk

ruangan (Kipas Angin).

2. Mimbar dakwah.

3. Tempat wudhu’.

4. Toilet.

5. Perlengkapan shalat wanita.

6. Sound system yang sudah memadai.

7. Gudang penyimpanan.

8. Fasilitas pemulasaran jenazah.

10.Tempat parkir dan taman bermain.

11.Taman Pendidikan Al Qur’an.6

Sarana inilah yang dipakai sebagai alat atau media atau segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Yang

menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu usaha pembangunan proyek

di masjid. Semua sarana masjid yang sudah ada harus dikelola dengan baik dan

tepat penggunaannya karena hal itu merupakan bagian dari amanat umat.

Disamping itu semua sarana yang ada hendaknya dikembangkan sedemikian

rupa. Artinya seluruh sarana yang ada tadi mesti dirawat atau dipelihara dengan

baik dan ditambah atau diperluas dan dilengkapi, sehingga sarana tesebut

makin hari keberadaannya kian relatif lebih baik, lebih lengkap, lebih

bermanfaat, lebih memadai serta lebih bisa memenuhi kebutuhan manajemen,

jamaah dan kebutuhan umat Islam pada umumnya.

Masjid adalah sebagai tempat ibadah harus memiliki berbagai fasilitas

yang bermanfaat bagi jama’ah dan masyarakat sekitarnya. Fasilitas masjid

berguna pertama-tama untuk keperluan beribadah menghadap Allah SWT, tapi

6Dokumentasi pada tanggal 11 September 2018 di Masjid Besas Asy-Syuhada.

Page 47: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

33

tidak tertutup untuk kepentingan lainnya. Baik kegiatan yang diadakan di

dalam masjid ataupun yang dilaksanakan di luar untuk keperluan masyarakat.

Jamaah dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk kepentingan

tertentu.

Fasilitas masjid yang didayagunakan dengan baik akan menjadikannya

berfungsi sosial dan dakwah dan dapat pula mendatangkan pendapatan bagi kas

masjid. Fasilitas yang dapat didayagunakan itu berupa: aula, pengeras suara,

halaman, tikar, podium, dan sarana penyelenggaraan jenazah masjid. Namun,

pendayagunaan fasilitas ini perlu dibuat peraturan yang jelas, agar tidak

disalahgunakan dan difungsikan dengan benar.

Sasaran pendayagunaan fasilitas masjid juga harus jelas: apakah untuk

kepentingan pengurus masjid, jamaah, masyarakat, umat islam, atau pribadi/

keluarga. Karena tujuannya dalam rangka dakwah pemanfaatan untuk

kepentingan pribadi/keluarga berada pada urutan prioritas paling bawah.

Mayoritas yang dapat memanfaatkan fasilitas masjid adalah jamaah masjid

khususnya dan masyarakat atau umat islam pada umumnya.

Semua sarana, prasarana, dan fasilitas masjid yang sudah ada harus

dikelola dengan baik dan tepat penggunaannya karena hal itu merupakan

bagian dari amanat umat. Di samping itu semua sarana yang ada hendaknya

dikembangkan sedemikian rupa. Artinya seluruh sarana yang ada tadi mesti

dirawat atau dipelihara dengan baik dan ditambah atau diperluas dan

dilengkapi, sehingga sarana tesebut makin hari keberadaannya kian relatif lebih

baik, lebih lengkap, lebih bermanfaat, lebih memadai serta lebih bisa

memenuhi kebutuhan manajemen, jamaah dan kebutuhan umat Islam pada

umumnya.

Walaupun masjid ini dibangun atas dasar swadaya namun fasilitasnya

telah memenuhi syarat dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang bisa dikerjakan.

Masjid adalah sebagai tempat ibadah harus memiliki berbagai fasilitas yang

bermanfaat bagi jama’ah dan masyarakat sekitarnya. Fasilitas masjid berguna

pertama-tama untuk keperluan beribadah menghadap Allah SWT, tapi tidak

tertutup untuk kepentingan lain nya. Baik kegiatan yang diadakan di dalam

Page 48: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

34

masjid ataupun yang dilaksanakan di luar untuk keperluan masyarakat. Jamaah

dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk kepentingan tertentu.

Fasilitas yang ada adalah hasil dari kerja sama dan sumbangan swadaya

masyarakat sekitar masjid sebagaimana yang di jelaskan oleh bapak ketua

masjid tentang dana yang didapat untuk membangun dan memfasilitasi masjid

sebagai tempat ibadah, kegiatan sosial dan dakwah ini. Diharapkan dapat

memberikan kepuasaan terhadap jamaah masjid dalam melakukan ibadah rutin

setiap harinya.

Penggunaan fasilitas ini selalu di awasi oleh orang yang bertugas

mengawasinya mereka adalah yang menjadi takmir masjid atau orang yang

tinggal di Masjid Besar Asy-Syuhada.7

7 Dokumentasi pada tanggal 20 Oktober 2018 di Masjid Besar Asy-Syuhada.

Page 49: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

35

BAB III

FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH

A. Tempat Dakwah Islamiyah

Dalam bab ini, peneliti memaparkan temuan data ketika melakukan riset

dilapangan, dengan data yang peneliti dapatkan tentang fungsi masjid sebagai

sarana dakwah di Masjid Besar Asy-Syuhada. Kalau kita mendapat kesempatan

mengurus masjid, kita harus berusaha dan berusaha untuk masuk golongan orang-

orang yang terbaik dalam pandangan Allah SWT.

Sampai saat ini masih banyak masyarakat awam yang memiliki pandangan

bahwa masjid hanyalah tempat melaksanakan ibadah ritual saja di luar itu, seolah-

olah tidak memiliki fungsi sosial apa-apa. Lebih-lebih untuk kegiatan yang

bernuansa sosial, pendidikan, politik, ekonomi dan atau kegiatan lainnya. Salah

satu penyebab kurang berfungsinya masjid secara optimal di antaranya masih

rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang masjid.

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat

shalat, dan tempat beribadah kepada-nya. Lima kali sehari semalam umat Islam

dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid

juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui

adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan

dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan

asma Allah.

Fungsi masjid sebagai pusat dakwah bagi Umat Islam Indonesia

Masjid bukan hanya sebatas pusat kegiatan ibadah bagi para jamaahnya, tetapi

masjid diharapkan dapat menjadi pusat aktifitas sosial dan ekonomi bagi para

jamaahnya. Penyelenggaraan kegiatan atau aktifitas dakwah yang dilaksanakan di

Masjid Besar Asy-Syuhada berdasarkan pada program kerja yang disusun oleh

Pemerintah Kota Jambi.

Page 50: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

36

Dakwah yang dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an Surah An-Nahl : 125

yang berbunyi:

“Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

dialah yang lebih mengetahui siapa yang dapat petunjuk” (Q S An-Nahl :

125).1

Selain kegiatan dakwah yang biasa dilakukan masjid seperti kutbah pada

shalat jum’at, masjid besar asy-syuhada juga menjadi tempat dakwah islamiyah

bagi para remaja yaitu adanya kegiatan majlis cinta rasul yang dalam kegiatannya

melakukan sholawat dan disambung dengan ceramah oleh ustad yang telah

ditunjuk untuk memberikan ceramah pada saat itu, majlis ini telah berjalan dua

tahun dan ada pula pembinaan anak-anak antara maghrib dan isya. Menurut

keterangan Ketua Masjid, Masjid Besar Asy-Syuhada merupakan masjid memiliki

kegiatan dakwah yang rutin dilakukan, sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak

Khairuddin Siregar,“[M]asjid ini memiliki kegiatan remaja untuk berdakwah yang

telah berjalan dua tahun yang bernama Majlis Cinta Rasul”.2

Dengan adanya kegiatan positif tersebut diharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada remaja bahwa banyak sekali hal positif yang dapat diambil

dengan kegiatan tersebut dari mulai penenang hati penambah ilmu dan tentunya

memperbaiki akhlak agar lebih baik kedepannya.

Majlis Cinta Rasul yang sudah berjalan dua tahun tersebut bukan saja di

hadiri remaja sekitar masjid, namun dari beberapa daerah yang lumayan jauh

seperti dari daerah Nes dan daerah Telanaipura Kota Jambi, sebagaimana

wawancara penulis dengan remaja yang ikut dalam kegiatan Majlis Cinta Rasul,

1Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),28. 2Bapak Khairuddin Siregar, Ketua Masjid, Wawancara dengan Penulis, 05 September 2018,

Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 51: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

37

yaitu Fadlan, “[S]ayo bukan orang sini tapi saya dari Nes, ikut kawan datang

kesini kawan saya dari telanai saya nginap tempat dio”.3

Melihat dari semangat remaja tersebut dari jauh dia datang untuk

menghadiri Majlis Cinta Rasul tersebut alangkah indahnya negri ini jika remaja

kita semangat menghadiri majlis-majlis untuk menambah ilmu pengetahuan dan

mendalam keimanannya.

Sebenarnya remaja kita memiliki kemauan tentang pembinaan akhlak

dirinya namun kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang memiliki wewenang

terhadap itu semua, menjadikan remaja tidak memiliki tempat dan tuntutan belajar

yang rutin dijalani mereka. Dan pada akhirnya mereka terus mengikuti kamajuan

teknologi yang terus mangalami kemajuan itu tanpa dibekali ilmu agama yang

cukup akhirnya mereka pun tidak bisa membedakan yang baik dan benar sehingga

apapun mereka konsumsi tanpa mempertimbangkan baik benarnya lagi.

B. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting

bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun

perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan negara

dan agama.

Dengan adanya proses belajar mengajar bagi anak-anak dan remaja di

masjid diharapkan mampu memberikan masa depan yang cerah bagi generasi

islam di kota jambi khususnya di kelurahan kenali besar. Sebagaimana yang

diterangkan oleh Fadlan remaja yang ikut aktif dalam kegiatan di Masjid Besar

Asy-Syuhada, “[M]udah-mudahan kegiatan di masjid ini dapat kayak ini bisa

menghindarkan kita dari kegiatan yang tidak bermanfaat dan insyallah masjid ni

banyak penerus imamnyo, paminyo aktif nian”.4

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran dalam Surah al-Mujadalah

ayat 11 yang berbunyi:

3Fadlan, Remaja masjid, Wawancara dengan Penulis, 29 Agustus 2018, Kota Jambi,

Rekaman Audio. 4Fadlan, Remaja masjid, Wawancara dengan Penulis, 29 Agustus 2018, Kota Jambi,

Rekaman Audio.

Page 52: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

38

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-

lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah:

11).5

Ayat di atas menerangkan tentang etika (sopan santun) bila berada dalam

suatu majlis dan kedudukan orang yang beriman, serta orang yang berilmu

pengetahuan. Berilmu pengetahuan artinya mencari ilmu sebanyak banyaknya

agar selamat di dunia dan selamat pula di akhirat.

Pemberian materi akan berpengaruh dengan meningkatnya pengetahuan

remaja. Materi tersebut harus sesuai dengan apa yang sudah diinstruksikan oleh

pengurus penyelenggara. Materi yang diberikan kepada para remaja hendaknya

juga menyesuaikan dengan kondisi dari para remaja.

Pembinaan Remaja dan Anak-anak. Hal ini amat penting, mengingat para

remaja dan anak-anak amat mudah terbawa pengaruh buruk lingkungan dan

pergaulannya, terutama dari media elektronik, seperti televisi, internet atau media

sosial dan media surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Kegiatan bagi remaja

dan anak-anak tidak cukup untuk ceramah-ceramah bahkan ceramah tidak

menarik bagi mereka, oleh karena itu, kegiatan bagi remaja hendaknya dapat

memadukan antara pembinaan agama dan kegiatan penyaluran hoby seperti

kesenian islami, olah raga, dan kegiatan yang menunjang ketrampilan. Semuanya

kegiatan diupayakan untuk dapat meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal.

5Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),543

Page 53: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

39

C. Kegiatan Remaja Masjid di Masjid Besar Asy-Syuhada

Remaja yang sehat secara fisik, mental, emosional dan spritual menjadi

dambaan para orangtua, masyarakat bangsa dan negara, karena dengan kondisi

yang demikian itu, para remaja dapat diharapkan mampu mengisi masa remajanya

dengan kegiatan yang positif bagi perkembangan kehidupan di masa dewasanya

nanti tanpa banyak terganggu oleh situasi pribadi yang tidak kondusif.

Persoalannya, untuk mencapai remaja dengan kondisi sehat pada empat

aspek tersebut, bukanlah sesuatu yang mudah karena besarnya pengaruh faktor

lingkungan, teman sebaya dan teknologi informasi termasuk internet yang secara

langsung maupun tidak langsung menggerus nilai-nilai moral remaja di satu sisi

dan menyeret mereka pada perilaku negatif di sisi lainnya.

Kegiatan apakah yang dapat remaja lakukan agar terhindar dari Narkoba dan

Merokok? tentu sangat banyak, akan tetapi saya hanya akan membahas yang

penting penting saja, inilah kegiatan yang positif bagi Remaja Masjid Di Masjid

Besar Asy-Syuhada Simpang Rimbo Kota Jambi.

Untuk menampung aktivitas kegiatan remaja masjid, pengurus masjid dapat

membentuk organisasi Remaja Islam Masjid agar program kegiatannya lebih

terarah, terkoordinir dan spesifik. Masjid dapat diperluas fungsi dan cakupan

garapannya ke bidang sosial dan kemasyarakatan sebagai bentuk penguatan

kesejahteraan umat. Kegiatan sosial yang rutin dilakukan di masjid besar asy-

syuhada adalah kegiatan yang umum dilakukan seperti:

1. Memakmurkan Masjid

Di sini Ada dua pengertian memakmurkan masjid Allah SWT. Pertama,

membangun masjid, memperindah atau memperkokoh bangunannya, namun ini

hanya sekedar sarana saja, bukan tujuan utama memakmurkan masjid.

Kedua, memakmurkan dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dan

berzikir kepada-Nya di dalam masjid tersebut.

Allah SWT mengkhususkan upaya memakmurkan masjid dalam bentuk

amal-amal ibadah tersebut, karena itulah tujuan yang sebenarnya. Tidaklah

maksud memakmurkan masjid hanya sekedar bermegah-megah dengan

Page 54: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

40

bangunan masjid atau meninggikan bangunannya. Perkara-perkara seperti ini

tidak ada nilainya dan tidak teranggap.

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran dalam Surah surat At-

Taubah ayat 18 yang berbunyi:

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,

emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,

Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-

orang yang mendapat petunjuk (QS At-Taubah : 18).6

Meskipun demikian, siapa saja yang membangun masjid dengan

menginfakkan hartanya untuk meraih ridha Allah SWT, juga diniatkan untuk

membantu kaum muslimin dalam menegakkan (melaksanakan) ibadah kepada

Allah SWT, maka hal ini merupakan maksud atau niat yang baik dan termasuk

amal shalih.

2. Aktif Pada Kegiatan Hari Besar Islam.

Remaja masjid besar asy-syuhada aktif dalam kegiatan hari besar islam seperti:

a. Maulida nabi Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam.

b. Isra’mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam.

c. Bilal sholat tarawih.

d. Menjadi panitia zakat pada saat lebaran dan menyiapkan segala keperluan

kegiatan.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-

Syuhada.”[K]alau ada kegiatan sosial di masjid kayak maulid nabi hari besar

islam lebaran itu nanti ada panitia zakatnya itu semua kami yang siapkan

konsumsinya”.7

6Ibid.189

7Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio.

Page 55: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

41

Memberikan kesempatan bagi remaja ikut andil dalam kegiatan hari besar

islam tidak melulu orang yang lebih tua, tetapi remaja harus ikut aktif agar mereka

terbiasa dengan kegiatan itu semua.

3. Membuat Pasar Beduk Pada Saat Bulan Suci Ramadhan

Kegiatan ini dilakukan oleh remaja masjid atas inisiatif remaja sendiri guna

meramaikan bulan suci ramadhan dan mempermudah masyarakat untuk mencari

makanan berbuka pada saat berbuka nantinya. Sebagaimana yang dituturkan oleh

Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada. “[S]eperti kayak bulan puasa itu

kita juga mengadakan pasar beduk”.8

Dengan adanya pasar beduk produk sendiri ini memudahkan masyarakat

dalam membeli takjil untuk berbuka puasa dan memberikan masukan uang kepada

remajanya juga, ini sesuatu kegiatan yang baik untuk didukung jangan sampai

hilang ditelan masa.

4. Yasinan Remaja Masjid

Yasinan remaja yang dilakukan setiap malam minggu oleh remaja masjid

guna membentuk generasi penerus untuk melatih mereka memimpin doa dan

kegiatan keagamaan masyarakat lainnya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Iqbal

Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada.

”[K]alau kegiatan remaja masjid asy-syuhada ini kami tiap minggu ada yasinan

di dalam yasinan itu pertama baca yasin yang kedua sharing tentang ilmu

agama dan pemimpin tahlil dan do’a ditukar terus tujuannya untuk generasi

yang kecil-kecil itu bisa memimpin do’a yasin di kalangan lingkungannya itu

setelah dia besar nanti”.9

Kegiatan-kegiatan tersebut sangat penting dilakukan pada zaman sekarang

ini kenapa karena guna menjalin silahturahmi dan mempererat kebersamaan antar

remaja.

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran dalam Surah surat al-Hujurat

ayat 13 yang berbunyi:

8Ibid.

9Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio.

Page 56: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

42

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-

Hujurat : 13).10

Agar lebih akrab di zaman yang penuh dengan dunia maya dari pada dunia

nyata ini. Pengaruh buruk dari dunia maya tersebut sangat banyak sekali

contohnya Media sosial seakan sudah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia

khususnya kalangan remaja. Remaja masa kini identik dengan smartphone

ditangan hampir 24 jam. Media sosial yang paling sering digunakan oleh kalangan

remaja seperti facebook, twitter, path, youtube, Instagram, line, dan bbm. Media

sosial tersebut mempunyai keunggulan dan ketertarikan sendiri bagi

penggunanya. Media sosial sangat banyak menawarkan kemudahan yang

membuat remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya.

Pengguna media sosial dikalangan remaja memberikan pengaruh langsung

baik positif maupun negatif. Remaja yang sering menggunakan media sosial bisa

mengganggu proses belajar mereka. Seperti contohnya ketika mereka sedang

belajar masuk pemberitahuan chat dari temannya dapat mengganggu proses

belajar mereka. Kebiasaan seorang remaja yang berkicau dimedia sosial terkadang

hanya untuh mengeluhkan betapa sulitnya pelajaran yang sedang mereka

kerjakan.

Dampak negatif dengan adanya media sosial atau dunia maya ini adalah

Susah bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Disebabkan karena mereka

malas belajar berkomunikasi secara nyata. Orang yang aktif dalam media sosial,

jika bertemu langsung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak

bergaul. Media sosial membuat seseorang hanya mementingkan diri sendiri.

10

Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),517.

Page 57: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

43

Mereka menjadi tidak sadar dengan lingkungan mereka, karena mereka banyak

menghabiskan waktu di internet.

Media sosial tidak akan terlepas dari pengaruh positif maupun negatifnya,

dampak itu tergantung dari sipenggunanya sendiri. Walaupun masa remaja

merupakan masa yang dapat dikatakan sangat kritis karena memasuki masa

pencarian transisi pencarian jati diri. Namun remaja juga bisa membatasi diri

sendiri dengan norma dan moral yang baik. Pembentukan karakter sejak dini

termasuk saat remaja sangatlah penting bagi masa depan diri remaja itu sendiri

dan lebih luas lagi bagi masa depan bangsa. Remaja sebagai penerus bangsa yang

memiliki karakter yang baik, kuat, dan tangguh tentunya akan bisa membuat

Negara ini maju.

Apalagi kalau kecanduan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat

pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di

zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet-

warnet maka tidak jarang kalangan remaja bahkan anak-anak yang sedang maen

game online. Bisnis warnet yang berada di belakang berkembangannya permainan

game online ini menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke

pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir

terlihat sangat pesat. di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan

pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game

online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos) hanya demi

bermain game online.

5. Majlis Cinta Rasul

Majlis ini sudah berjalan hampir dua tahun dan di majlis ini di hadiri bukan

dari remaja sekitar saja namun berbagai tempat. Kegiatan majlis cinta rasul yang

dalam kegiatannya melakukan sholawat kompangan dan disambung dengan

ceramah oleh ustad yang telah ditunjuk untuk memberikan ceramah pada saat

itu.11

majlis ini telah berjalan dua tahun Menurut keterangan Ketua Masjid,

Masjid Besar Asy-Syuhada merupakan masjid memiliki kegiatan dakwah yang

rutin dilakukan, sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak Khairuddin

11

Dokumentasi pada tanggal 11 September 2018 di Masjid Besas Asy-Syuhada

Page 58: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

44

Siregar,“[M]asjid ini memiliki kegiatan remaja untuk berdakwah yang telah

berjalan dua tahun yang bernama Majlis Cinta Rasul”.12

Maka dari itu sudah sepatutnya remaja itu diberikan arahan dengan

memberikan kegiatan yang positif di masjid, bisa itu seminggu sekali dua minggu

sekali atau satu bulan sekali untuk membina mereka agar mereka tidak terlalu

larut dalam buaian indahnya dan nyamannya teknologi zaman sekarang ini.

Kegiatan positif bukan hanya melatih mereka agar berakhlak baik juga

menjauhkan mereka dari pergaulan tanpa batas yang menyimpang yang tidak baik

untuk mereka. Masjid yang di fungsikan untuk kegiatan dakwah dapat

memberikan kegiatan positif yang mampu memberikan mereka ilmu pengetahuan

agama untuk bekal pada masa yang akan datang.

Remaja yang terbiasa dengan kegiatan baik diharapkan dapat menularkan

kebaikannya kepada teman sejawat serta membuat lingkungan menjadi aman dan

tentram karena pergaulan mereka sudah ada yang membatasi yaitu akhlak yang

baik itulah yang selalu melindungi mereka dari sifat-sifat akhlak yang tidak baik

bagi mereka

Kegiatan memberikan ilmu kepada remaja sangat baik dilakukan di masa

sekarang ini karena di zaman sekarang ini perlu sekali bibit atau penerus masa

depan untuk mengisi kegiatan keagamaan seperti tahlil baca doa dan imam di

masjid sekitaran tempat tinggal mereka.

Remaja merupakan harapan agama dan bangsa di masa depan. Statemen ini

tentu bukan sekedar slogan, sebab secara historis banyak remaja yang telah

membuktikan dirinya sebagai pelopor perubahan. Bahkan menjadi salah satu

pilar peradaban yang sangat penting.

Syarat yang paling utama dan pokok adalah berpegang teguh dan

memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Dengan bekal ini para remaja

Muslim akan memiliki kekuatan dalam menghadapi berbagai godaan hidup yang

serba modern ini.

12

Bapak Khairuddin Siregar, Ketua Masjid, Wawancara dengan Penulis, 05 September

2018, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 59: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

45

Memang tidak bisa dipungkiri saat ini remaja hidup pada zaman yang cepat

berubah. Pengaruh teknologi dan informasi yang tidak terkendali fungsinya, ikut

mempengaruhi pola perilaku mereka. Ini artinya, perilaku menyimpang remaja

tidak hanya bersumber dari mereka semata. Perubahan zaman secara mendadak

juga ikut memicu mereka bersikap dan berperilaku di luar batas. Betapa banyak

remaja yang terjerumus dalam kehidupan hedonis seperti perilaku bebas dan

minum-minuman keras akibat pengapruh negatif dari luar.

Page 60: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

46

BAB IV

AKTIVITAS MASJID BESAR ASY-SYUHADA

A. Pembinaan Akhlak Remaja

Berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam benak kita

tentang anak-anak manusia yang berada dalam masa-masa menyenangkan, ceria,

penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan, pencarian identitas diri dan emosi.

Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak

menjelang dewasa.

1. Fungsi akhlak di dunia

a. Patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

b. Mampu membedakan yang baik dan salah.

c. Berprilaku baik kepada sesama manusia, tumbuhan, hewan. Dan seluruh

ciptaan Allah.

d. Lembut hatinya.

2. Fungsi akhlak di akhirat

a. Mendapat kesenangan di akhirat.

b. Surga untuknya.

manusia yang memiliki akhlak mulialah yang akan mendapatkan kebaikan

dunia dan akhirat.

Dalam kehidupan senari-hari kita kerap mendengar istilah pembinaan.

Misalnya dalam konteks pembinaan anak. Dari istilah ini tampak tersirat bahwa

pembinaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengarah kepada kebaikan hal

yang dibina sehingga diharapkan menjadi lebih baik. Pembinaan dapat juga

berarti poses melakukan kegiatan membina atau membangun sesuatu, seperti

membina bangsa. Dalam pembinaan ini tampak dalam perubahan, bergantung

objek yang dibina, tentu saja perubahan yang mengacu kepada peningkatan.

Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak

yang shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan

Page 61: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

47

berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang

taat.

Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana,

salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah

perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas.

Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang terbaik.

Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat

mengembangkan kreatitivitas.

Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan

beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk

mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program

yang selanjunya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang

telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka

menyusun Program Kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang

berorientasi pada: keislaman, kemasjidan, keremajaan, keterampilan dan

Keilmuan.

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, jika remaja tidak

dibimbing ke arah yang benar maka semua yang diajarkan orang tua dan da’i

terhadap remaja bisa dikatakan akan sia-sia. Dan pada masa remaja ini, remaja

mengalami gejolak di dalam perasaannya, hatinya sering mengalami kegundahan

apabila sedang mengalami permasalahan. Maka dari itu kegiatan positif

menggunakan strategi rasional agar remaja dapat berfikir dengan baik dan

merenungkan segala permasalahannya dan mencari solusi dari permasalahan

tersebut.

Remaja sebagaimana dipahami, kondisi kejiwaannya masih sering goncang,

kecendrungan semacam ini timbul karena masa remaja merupakan masa pencarian

jati diri. Jika kondisi seperti ini tidak segera diarahkan, maka dikhawatirkan

remaja akan terjerumus pada hal-hal negatif. Melihat hal tersebut, tentunya dalam

memberikan penyampain pesan-pesan dakwah yang berisikan nilai-nilai akhlak,

harus disesuaikan dengan kebuutuhan remaja itu sendiri.

Page 62: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

48

Pembinaan yang diterapkan di Masjid Besar Asy-Syuhada memiliki

kegiatan untuk pembinaan seperti:

1. TPQ yang diikuti dari anak tingkat SD dan SMP.

2. Pengajian malam rabu yaitu Majlis Cinta Rasul yang dilakukan setelah sholat

isya berjama’ah.

3. Pengajian remaja masjid yang dilakukan setiap malam minggu.1

Kegiatan positif tersebut diharap dapat membentengi para remaja dari

berbagai perbuatan yang tidak biak seperti sombong. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman dalam surah al-isra ayat 37:

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena

Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali

kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Q.S Al-Isra Ayat 37).2

Masjid Besar Asy-Syuhada memiliki kegiatan yaitu majlis cinta rasul yang

diisi oleh remaja-remaja sekitar maupun yang bukan tinggal di daerah masjid

tersebut.

Masjid tanpa ada kegiatan pembinaan terasa sangat sepi dan di masjid besar

asy-syuhada terasa sangat ramai dan aktif kegiatan keagamaannya sehingga

rasanya tidak khawatir terhadap masa depan Masjid Asy-Syuhada tentang siapa

yang akan memakmurkannya di masa yang akan datang tentu anak-anak dan

remaja ini jawabannya.

Remaja masjid di Masjid Besar Asy-Syuhada yang aktif berjumlah 25 orang

dan itu mayoritas remajanya adalah laki-laki dan wanitanya berkisar 8 orang itu

rata-rata dari SMP (sekolah menengah pertama) 4 orang dan selebihnya ada SMA

(sekolah menengah atas) kuliah dan kerja. Sebagaimana yang dituturkan oleh

Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada: “[K]alau remaja masjid untuk

yang di asy-syuhada ada sekitar 25 orang memang yang kebanyakan sih pria

1Dokumentasi pada tanggal 11 September 2018 di Masjid Besar Asy-Syuhada

2Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),285.

Page 63: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

49

ceweknya sekitar 8 oranglah itu rata-rata umurnya ada yang paling kecil itu ada

yang dari SMP ada 4 orang dan ada juga dari SMA, anak kuliahan dan kerja”.3

Semua kegiatan yang telah dibuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk

membina dan mengengajarkan para remaja agar berakhlak yang baik serta dapat

menjadi penerus di masa yang akan datang misalnya penerus menjadi imam

masjid, bilal, khotib atau pembaca doa, karena ilmu itu semua tidak akan didapat

secara otomatis tanpa usaha dini yang dilakukan oleh remaja serta dukungan

lingkungan tempat mereka tinggal.

Menurut Ustadz Ahmad Kodri selaku ustadz pengisi kegiatan Majlis Cinta

Rasul

”[A]khlak kita sebagai seorang muslim harus kita wujudkan bukan hanya

sekedar untuk manusia be melainkan untuk segala apa yang diciptakan Allah di

bumi ini, apa lagi sesama manusia apa lagi kepada orang tua kita cara

memanggilnya be harus dengan sopan jangan sampai manggil abah dengan

panggilan namanya apalagi memanggil dengan sebutan kamu itu tidak boleh”.4

Setelah mendengar isi dari ceramah Ustadz tersebut diharapkan para remaja

dapat mempraktikkan semua akhlak baik yang telah dicontohkan ustadz dan

membuang contoh perbuatan yang buruknya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama

lainnya, saling berkomunikasi dan berbagi informasi, dalam hal ini manusia akan

berbaur dengan sesamanya yang berbeda sifat, pola pikir, karakter dan adat

istiadat, bahkan dalam cara berbicara dan bertutur kata, ia akan mendengar

perkataan yang baik juga akan mendengar perkataan yang buruk, maka untuk

mengontrol hal ini Allah menurunkan sebuah ayat yang menjadi kaidah umum

dalam berbicara:

3Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio. 4Ustadz Ahmad Kodri,Pengisi Kegiatan Remaja Di Masjid, Dokumentasi, 05 September

2018, Kota Jambi, Rekaman Video.

Page 64: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

50

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):

janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu

bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta

ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan

tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali

sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling (Q S Al-Baqarah

Ayat 83).5

Ada beberapa ayat yang senada dengan bunyi ayat di atas baik secara

langsung atau tidak langsung, di antaranya adalah firman Allah:

“Dan Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan

Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan

perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang

nyata bagi manusia(Q S Surat Al-Isra' Ayat 53).6

Juga ada ayat yang memerintahkan kita jika berdebat dengan ahli kitab agar

dengan cara yang baik pula:

“Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang

paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan

5Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),12. 6Ibid.287

Page 65: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

51

Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada

Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu;

dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri (Q S Al-'Ankabut Ayat 46).7

Ayat yang memerintahkan kita untuk berkata yang baik, kita turut

menyayangkan bagaimana potongan ayat yang pendek ini terkadang terlalaikan

oleh banyak orang dalam kehidupannya, contoh gampangnya adalah terhadap

anak sendiri, di mana orang tua terkadang kurang sabar bila melihat anaknya yang

berbuat kesalahan sehingga berlebihan dalam memarahinya, marah mungkin sah-

sah saja bila memang anak tersebut berhak untuk dimarahi karena melihat

kesalahan yang ia lakukan, tapi hendaklah orang tua mengontrol amarah dan

emosinya jangan sampai berlebihan sehingga terucap kata-kata yang tidak pantas

terhadap anak sendiri, ingatlah ayat ini dan ketahuilah bahwa anak juga masuk

dalam perintah Allah agar kita berkata baik kepada mereka dalam keadaan apa

pun.

Maka bagi siapa saja di antara kita yang mendapat ujian dengan dihina,

dicaci maki dengan kata-kata yang keji lagi menyakitkan hendaklah ia bersabar

dan membalasnya dengan perkataan yang baik, memang terasa berat hal ini untuk

dilakukan, apalagi dalam keadaan dihina dan dihujat, tapi ingatlah bila kita

mampu menahan diri dan membalasnya dengan perkataan yang baik, maka

dengan itulah kita menjadi mulia di sisi Allah, kenapa? Karena membalas

perkataan buruk dengan perkataan buruk semua orang bisa melakukannya, tapi

membalas perkataan buruk dengan perkataan yang baik tidaklah semua orang

mampu melakukannya, hanya mereka yang memiliki hati mulialah yang dapat

melakukannya.

Pembinaan tidak hanya berkisar pada usaha untuk mengurangi serendah-

rendahnya tindakan-tindakan negatif yang dilahirkan dari suatu lingkungan yang

bermasalah, melainkan pembinaan harus merupakan terapi bagi masyarakat untuk

mengurangi perilaku buruk dan tidak baik dan juga sekaligus bisa mengambil

manfaat dari potensi masyarakat, khususnya generasi muda.

7Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil Quran,

2009),402.

Page 66: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

52

Membangun kesadaran bagi generasi muda bukanlah hal yang gampang

untuk tercapai secara maksimal, tetapi dalam pembinaan kesadaran yang menjadi

pokok untuk dibangun. Kesadaran hendaknya disertai niat untuk mengintensifkan

pemilikan nilai-nilai dari pada yang sudah dimiliki., sebab dengan cara tersebut

akan mampu mewujudkan pemeliharaan yang dinamis dan berkesinambungan.

Berbicara tentang akhlak yang baik, seolah hanya sesuatu yang ringan,

namun pada kenyataannya berat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi kebiasaan yang kurang baik yang sudah lama kita rutin lakukan itu sangat

sulit di rubah, namun sulit tapi tentu masih bisa dirubah. Di zaman sekarang ini

akhlak yang baik mulai diabaikan keberadaannya oleh sebagian umat padahal

akhlak juga menjadi benteng pertahanan yang baik di era modern ini.

B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlak

Remaja

Pembinaan akhlak dalam islam dimulai dari pribadi individu sendiri (jiwa)

kemudian berlanjut kepada fisik. Karena dari jiwa yang baik inilah yang nantinya

akan terlahir perbuatan-perbuatan yang baik pula.

Setiap unsur kegiatan tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung

sekaligus penghambat yang menyertainya. Tidak terkecuali aktifitas dakwah

pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada. Berikut akan peneliti

uraikan tentang beberapa faktor pendukung dan penghambat aktifitas dakwah

pembinaan akhlak remaja di Masjid Besar Asy-Syuhada.

1. Faktor Pendukung aktivitas pembinaan akhlak remaja

Melihat data yang telah diperoleh, aktivitas dakwah di Masjid Besar Asy-

Syuhada terdapat elemen yang mendukung terselenggaranya aktivitas yang telah

direncanakan, faktor pendukung itu adalah adanya seorang guru penggerak

remaja, mengumpulkan remaja sedikit demi sedikit lalu dikembangkanlah oleh

remaja itu sendiri, nama guru tersebut adalah ustadz Gafi Maulana, Sebagaimana

yang dituturkan oleh Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada: “[D]ulu itu

ada gurulah yang mengumpulkan kita sedikit demi sedikit dan akhirnya

Page 67: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

53

berkembang mereka yang mendorong kita nama gurunya Ustad Gafi Maulana dia

juga seorang qori di sini”.8

Faktor pendukung hal-hal yang memengaruhi sesuatu menjadi berkembang,

memajukan, menambah dan menjadi lebih dari sebelumnya faktor pendukung

sangat penting karena dengan adanya faktor pendukung ini kegiatan pembinaan

berjalan sesuai keinginan dan tidak membuat kegiatan itu berjalan hanya sekedar

saja karena sudah memiliki target yaitu menjadi generasi penerus di masyarakat

sekitar mereka tinggal.

Sangat baik contoh yang dapat kita lihat di sini dan menjadikan contoh pula

untuk tempat-tempat lain yang belum aktif kegiatan remajanya dibidang

keagamaan ini. Orang yang dihormati di masyarakat sangat memegang kendali

dan memegang pergerakan atau pendorong berjalannya suatu kegiatan remaja.

untuk membuat kegiatan keagamaan guna menjadikan tempat bagi mereka para

remaja berlatih sehingga remaja menjadi tahu dan pandai dalam bidang kegiatan

agama. Tokoh masyarakat yang dihormati diharapkan mampu mendorong dan

menyemangati kegiatan pembinaan remaja agar kegiatan yang sudah dibuat

berjalan terus menerus.

2. Faktor Penghambat aktivitas pembinaan akhlak remaja

Setelah peneliti menguraikan beberapa faktor pendukung diatas, peneliti

juga melihat adanya faktor penghambat aktifitas dakwah Islam yang dilaksanakan

di Masjid Besar Asy-Syuhada. Beberapa faktor penghambat yang peneliti

temukan diantaranya:

a. Kejenuhan remaja terhadap kegiatan tersebut.

b. Jadwal malam minggu.

c. Faktor lingkungan.

d. Faktor gadget.

e. Selesainya kegiatan Majlis Cinta Rasul Larut malam yang kegiatannya bisa

sampai pukul 23:00 WIB.

8Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio.

Page 68: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

54

Sebagaimana yang dituturkan oleh Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-

Syuhada:”[P]enghambatnya di sini karena jadwal kita ngambilnya malam minggu

la ya memang kebanyakan remaja itu masih SMA baru masuk kuliah lama

kelamaan itu mulai jenuh, faktor lingkungan main keluar, gadget juga dan

akhirnya mulai sepi”.9

Di sini jelas terlihat bahwa remaja itu perlu diberikan kegiatan yang tidak

terlalu monoton sehingga mereka tidak jenuh dengan kegiatan tersebut. Faktor

penghambat ini memang selalu ada akan tetapi sebagai manusia kita harus bisa

mengalihkan faktor penghambat ini agar tidak terlalu menjadi masalah besar

apalagi sampai membuat kegiatan remaja menjadi sepi dan lebih parahnya lagi

membuat pengajian atau kegiatan pembinaan remaja tersebut bisa berhenti.

Kejenuhan remaja ini diakibatkan remaja hanya memiliki kegiatan itu-itu

saja sehingga mereka merasa jenuh dan mencari kegiatan yang lebih segar untuk

dikonsumsi dan dinikmati. Faktor yang paling rumit adalah faktor malam minggu

karena masa muda adalah masa yang mau enaknya saja sehingga apa yang enak

dan asik bagi mereka, mereka selalu antusias mengikuti kegiatan di luar dari

kegiatan agama atau kegiatan pembinaan remaja.

Faktor lingkungan yang ada di sekitaran Masjid Besar Asy-Syuhada juga

sangat mempengaruhi dari kegiatan yang dilakukan oleh remaja masjid tentang

pembinaan akhlak mereka. Remaja yang memiliki teman kurang baik akhlaknya

bisa membuat mereka malas dalam mengikuti pembinaan remaja karena pengaruh

teman yang kurang baik tersebut.

Gadget merupakan sebuah inovasi dari teknologi terbaru dengan

kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan maupun

fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna. Penggunaan gadget bukanlah hal baru

lagi di kehidupan remaja. Gadget bukan hanya dijadikan pembantu kehidupan

ataupun alat komunikasi dengan dunia luar, tapi juga bisa dijadikan teman untuk

mengisi waktu luang, seperti penggunaan internet, bermain game, mendengar

musik atau radio, menyimpan kenangan lewat foto, video. Namun tidak jarang

9Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio.

Page 69: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

55

penggunaan gadget berdampak negatif seperti menyimpan foto atau video yang

tidak senonoh, melupakan waktu belajar. Remaja juga susah untuk berkreatif serta

menjadi malas belajar dan berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman

bahasa menjadi terganggu karena remaja yang eksis di dunia maya tidak memiliki

aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka

semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan

di dunia nyata.

Terakhir faktor waktu malam yang larut sehingga remaja merasa ngantuk

dan membuat mereka menguap berkali-kali dan akhirnya tidak fokus terhadap

materi yang di sampaikan oleh ustadz yang menjadi narasumber.

C. Strategi Dalam Penyelesaian Hambatan Pembinaan Akhlak Remaja Di

Masjid Besar Asy-Syuhada

Setelah membahas tentang faktor Pendukung aktivitas pembinaan akhlak

remaja dan Faktor Penghambat aktivitas pembinaan akhlak remaja selanjutnya

penulis akan memaparkan tentang Strategi Dalam Penyelesaian Hambatan

Pembinaan Akhlak Remaja Di Masjid Besar Asy-Syuhada. Penyelesaian

hambatan diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengurangi hambatan yang

terjadi pada kegiatan pembinaan remaja di masjid Besar Asy-Syuhada.

Dalam mengatasi faktor penghambat tersebut pihak dari ketua remaja

masjid melakukan berbagai cara dimulai dari bertanya kepada yang tidak hadir

memecahkan masalahnya yang remaja rasakan dan membuat kegiatan seperti

contohnya jalan-jalan kepada anggotanya untuk menghilangkan jenuh dengan

kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan tiap minggu tersebut.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Iqbal Ketua Remaja Masjid Besar Asy-

Syuhada:

“[C]ara mengatasinya kita kumpulkan sama-sama ditanya kok lama dak datang

apa ada masalah sama temen-temen pertama kita tanyain itu dulu, kedua kita

cari permasalahannya kalau sudah tau masalahnya kita nasehatin, kalau

memang ada urusan toh di kasih tau izin, cuman uang konsumsinya dia tetap

Page 70: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

56

bayar walaupun dia dak hadir, selanjutnya untuk membuang jenuh kita kadang

jalan- jalan misalnya ke kampung Raja atau ke Candi”.10

Sedangkan mengatasi masalah dalam kegiatan TPQ adalah dengan

mempersiapkan diri remaja agar bisa tampil dalam kegiatan hari besar islam

contohnya pada saat perayaan maulid nabi mereka ditugaskan untuk bersholawat,

Sebagaimana yang dituturkan oleh Ustadz Ainal yaqin guru atau pembimbing

Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada: “[K]alau untuk memotivasi murid kami

membuat seleksi untuk menampilkan mereka di kegiatan hari besar islam seperti

maulid nabi mereka baca sholawat”.11

Keberanian untuk tampil di depan umum merupakan hal yang perlu diasah

semenjak kecil. Nah, orangtua bisa mendukung untuk menambah kemampuan dan

kepercayaan diri dengan memberikan berbagai edukasi.

Memotivasi mereka agar mereka mau mengikuti pembelajaran yang

dilakukan di masjid agar mereka tidak jenuh terhadap kegiatan rutin yang selalu

dikerjakan berulang-ulang.

Ini adalah salah satu cara yang dilakukan oleh pengurus remaja masjid

untuk mempertahankan kegiatan yang sudah rutin dilakukan remaja masjid.

Dengan demikian diharapkan masalah atau hambatan yang terjadi di remaja

masjid besar asy-syuhada ini dapat diatasi dan masalah tersebut tidak menjadi

masalah yang bisa membuat hilangnya kegiatan pembinaan akhlak remaja dan

segala kejenuhan yang ada pada diri remaja bisa berkurang.

Semua cara yang dilakukan dapat menyenangkan anggota remaja yang ikut

dalam kumpulan remaja masjid tersebut sehingga dengan adanya kegiatn jalan-

jalan tersebut dapat memberikan kekompakan dalam remaja sehingga mereka

saling menghargai satu sama lain.

Perlu sekali kegiatan yang baru agar mereka dapat lebih senang terhadap

kegiatan yang bukan hanya pengajian saja namun ada refresing untuk

10

Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota Jambi,

rekaman audio. 11

Ainal Yaqin, Pengurus Masjid Besar Asy-Syuhada, Wawancara Dengan Penulis, 30

Oktober 2018, Kota Jambi, catatan penulis.

Page 71: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

57

menyenangkan hati terlebih lagi remaja ini mudah jenuh tepat sekali diberikan

kesenangan berupa jalan jalan untuk mereka.

Page 72: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai fungsi masjid sebagai sarana dakwah dalam

membina akhlak remaja di masjid besar asy-suhada simpang rimbo kota jambi

maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Fungsi Masjid Besar Asy-Syuhada Selain kegiatan dakwah yang biasa

dilakukan masjid seperti kutbah pada shalat jum’at, Masjid Besar Asy-

Syuhada juga menjadi tempat dakwah islamiyah bagi para remaja yaitu

adanya kegiatan Majlis Cinta Rasul yang dalam kegiatannya melakukan

sholawat dan disambung dengan ceramah oleh Ustadz yang telah ditunjuk

untuk memberikan ceramah pada saat itu, majlis ini telah berjalan dua tahun

dan ada pula pembinaan anak-anak antara maghrib dan isya. Dengan adanya

proses belajar mengajar bagi anak-anak dan remaja di masjid diharapkan

mampu memberikan masa depan yang cerah bagi generasi islam di kota

jambi khususnya di kelurahan kenali besar.

2. Aktivitas pembinaan remaja masjid di Masjid Besar Asy-Syuhada seperti:

a. TPQ.

b. Memakmurkan masjid.

c. Aktif pada kegiatan hari besar islam.

d. Membuat pasar beduk pada saat bulan suci ramadhan.

e. Yasinan remaja masjid.

Aktivitas ini adalah kegiatan yang umum dilakukan dan berjalan

sesuai rencana namun memiliki beberapa faktor pendukung dan

penghambat.

3. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlak

Remaja

a. Faktor Pendukung

Page 73: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

59

Melihat data yang telah diperoleh, aktifitas dakwah di Masjid Besar

Asy-Syuhada terdapat elemen yang mendukung terselenggaranya

aktifitas yang telah direncanakan, faktor pendukung itu adalah adanya

seorang guru penggerak remaja mengumpulkan remaja sedikit demi

sedikit lalu dikembangkanlah oleh remaja itu sendiri.

b. Faktor Penghambat

1) Kejenuhan remaja terhadap kegiatan tersebut.

2) Jadwal malam minggu.

3) Faktor lingkungan.

4) Faktor gadget.

5) Larut malam selesainya kegiatan Majlis Cinta Rasul yang

kegiatannya bisa sampai pukul 23:00 WIB.

c. Strategi Dalam Penyelesaian Hambatan Pembinaan Akhlak Remaja Di

Masjid Besar Asy-Syuhada

Dalam mengatasi faktor penghambat tersebut pihak dari ketua

masjid melakukan berbagai cara dimulai dari bertanya kepada yang tidak

hadir mecahkan masalahnya dan membuat kegiatan seperti contohnya

jalan-jalan kepada anggotanya untuk menghilangkan jenuh dengan

kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan tiap minggu tersebut.

B. Implikasi Penelitian

Sesuai dengan skripsi yang penulis susun, maka penulis dapat memberi

saran-saran yang berguna untuk bahan masukan bagi pembaca yaitu sebagai

berikut:

1. Kegiatan di masjid besar asy-syuhada memang baik semoga menjadi lebih baik

kedepannya.

2. Mengadakan lomba untuk para remaja serta persiapan MTQ bagi TPQ Masjid

Besar Asy-Syuhada.

3. Khataman bersama atau syukuran setiap menghatamkan Al-qur’an.

4. Kegiatan kaligrafi untuk melatih kreatifitas remaja.

5. Semoga kegiatan tersebut selalu berjalan agar remaja bisa mendapatkan

pehaman agama lebih mudah dan dekat.

Page 74: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

60

6. Saling menjaga fasilitas masjid agar mudah digunakan kembali pada saat

membutuhkan.

7. Memberikan hal baru dan kreatif agar menarik remaja untuk ikut dalam

kegiatan pembinaan akhlak tersebut.

Dengan demikian waktu remaja dapat di gunakan atau di manfaat dengan

kegiatan positif demi masa depan mereka.

Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin ada yang

tertinggal atau terlupakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan penelitian ini

dapat dilanjutkan dan dikaji ulang yang tentunya lebih teliti, kritis dan lebih

mendetail guna menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat. Perbedaan

pandangan dijadikan sebuah rahmat, bukan dijadikan sebagai pemicu konflik.

Page 75: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an & Dan Terjemah(Bandung: Syamil

Quran, 2009).

Buku

Abdul Rahman Roli dan M. K Hamzah, Menjaga Akidah Dan Akhlak(Solo:Pt

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008).

Ali, Muhammad, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi

Aksara,2004).

Ali, Sayuti, Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan Praktek

(Jakarta: Grafindo Persada, 2002).

Daud Marwah, Teknologi Emansipasi dan Transendensi (Bandung: Mizan, 1994).

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).

Jalaluddin, Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016).

Muhammad E, Ayub Dkk,Manajemen Masjid,(Jakarta: Gema Insani,2007).

Moelong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2000).

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Pers,

2014).

Rukmana, Nana. Masjid & Dakwah, (Jakarta:Al-Mawardi Prima, 2002).

Rumini, Sri, Siti Sundari, Perkembangan Anak Dan Remaja(Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004).

Skripsi Slamet Riyadi mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, pada

tahun 2013.

Skripsi Dewi Sasrimaiyuni mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

pada tahun 2006.

Subianto Achmad, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta. : Yayasan Kado Anak

Yatim, 2004).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung:

Alfabeta, 2011).

Page 76: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Surasman, Otong, Pendidikan Agama Islam (Gandul Depok: Emir, 2016).

Wiyanto, Kesusatraan Sekolah, (Jakarta: Grasindo 2005).

Yasin, Fatah. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. (UIN Malang Press, 2008).

Internet

Endah Kurniawati di akses melalu alamat

http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/d58ba705ea250518.pdf,

tanggal 13 februari 2018, jam 15:34.

Muhibatul alami,Fungsi Akhlak Bagi Kehidupan Manusia Diakses melalui alamat

https://muhibbatulalami96.blogspot.com/2016/01/makalah-ilmu-akhlak-

fungsi-akhlak-bagi_47.html Pada tangga 13 november 2018.

Umaysho.com, Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara, Diakses melalui

https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

pada tanggal 13 oktober 2018.

Samsuwir diakses melalui http://repository.ar-raniry.ac.id tanggal 26 maret 2018

https://id.m.wikipedia.org/wiki/subyek. tanggal 26 maret 2018 Warta

Madrasah,Remaja Dan Akhlak, Diakses melalui alamat

http://www.wartamadrasahku.com/2016/04/remaja-dan-akhlak.html pada

tanggal 02 oktober 2018.

Wawancara

Ahmad, Remaja Masjid, Wawancara Dengan Penulis, 16 Oktober 2018, Kota

Jambi, Rekaman Audio.

Fadlan, Remaja Masjid, Wawancara Dengan Penulis, 29 Agustus 2018, Kota

Jambi, Rekaman Audio.

Iqbal, Ketua Remaja Masjid, Wawancara Dengan Penulis, 07 Oktober 2018, Kota

Jambi, Rekaman Audio.

Khairuddin Siregar, Ketua Masjid, Wawancara Dengan Penulis, 05 September

2018, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Ustadz Ahmad Kodri,Pengisi Kegiatan Remaja Di Masjid, Dokumentasi, 05

September 2018, Kota Jambi, Rekaman Video.

Page 77: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Fungsi Masjid Sebagai Sarana Dakwah Dalam Membina Akhlak Remaja

(Studi Di Masjid Besar Asy-Syuhada Kelurahan Kenali Besar Simpang

Rimbo Jambi)

No Jenis Data Metode Sumber Data

1 -Profil Masjid Besar

Asy-Syuhada

-Observasi

-Dokumentasi

-Setting

-Dokumen Geografis

2 -Sejarah Masjid

Besar Asy-Syuhada

-Wawancara

-Doumentasi

-Ketua Masjid

- Sejarah Masjid

3 Visi dan Misi Masjid

Besar Asy-Syuhada

-Observasi

-Dokumentasi

-Dokumen Visi dan Misi

4 -Struktur Organisasi

Masjid Besar Asy-

Syuhada

-Dokumentasi -Dokumen Struktur Organisasi

Masjid

5 -fungsi masjid sebagai

sarana dakwah

-Wawancara - ketua remaja masjid

- remaja masjid

6 -tempat dakwah

islamiyah

-Wawancara - ketua remaja masjid

- remaja masjid

7 -Faktor Penghambat

Bagi masjid dalam

mengembangkan

fungsi masjid

-Wawancara - ketua remaja masjid

- remaja masjid

A.Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1 -Letak Geografis Masjid -Keadaan Dan Letak

Geografis

2 -Sarana dan Prasarana -Sarana dan Prasarana yang tersedia di

Masjid Besar Asy-Syuhada

Page 78: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

B.Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1 -Letak Geografis Masjid Besar

Asy-Syuhada

-Data Dokumentasi Tentang Letak

Geografis

2 -Sejarah Masjid Besar Asy-

Syuhada

-Data Dokumentasi Tentang Sejarah

Masjid

3 -Struktur Organisasi Masjid

Besar Asy-Syuhada

-Data Dokumentasi Tentang Struktur

Organisasi Dan Kepengurusan Masjid

C. Butir-Butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data Dan Subtansi

Wawancara

1 -Sejarah Masjid Besar Asy-Syuhada Ketua Masjid

-Bagaimana sejarah berdirinya

Masjid?

-Bagaimana perkembangannya

hingga saat ini?

2 -Kegiatan Masjid Besar Asy-

Syuhada

Ketua Masjid/Marbot Masjid

-Apa saja bentuk-bentuk kegiatan

yang ada di Masjid?

3 -Upaya dalam meningkatkan fungsi

masjid dalam membina akhlak

remaja

Imam masjid

-Apa upaya yang dilakukan agar

fungsi masjid dalam membina

akhlak remaja dapat di realisasikan?

-Apa cara yang diterapkan untuk

membentuk kegiatan-kegitan

pembinaan akhlak remaja?

4 -Faktor yang menghambat fungsi

masjid dalam membina akhlak

remaja.

Imam masjid/pengurus masjid

Remaja

-Apakah yang menjadi penghambat

Page 79: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

fungsi masjid dalam membina

akhlak remaja.?

5 - Strategi dalam penyelesaian

hambatan pembinaan akhlak

Remaja di masjid besar asy-syuhada

Remaja

- Strategi dalam penyelesaian

hambatan pembinaan akhlak

Remaja di masjid besar asy-syuhada

Page 80: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

JADWAL PENELITIAN

NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pencarian judul

2. Pengajuan judul

3. Pembuatan

proposal

4. Acc kajur

5. Pengajuan dosen

pembimbing

6. Bimbingan

proposal

7. Seminar proposal

8. Perbaikan

proposal

9. Pengesahan judul P

10. Pengumpulan

data

11. Analisis data

12. Konsultasi

pembimbing

13. Sidang

munaqasyah

14. Perbaikan

15. Wisuda

Page 81: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

DOKUMENTASI

Wawancara Penulis Bersama Bapak Ketua Masjid Besar Asy-Syuhada

Wawancara Penulis Bersama Ketua Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada

Page 82: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

Penulis Bersama Remaja Masjid Besar Asy-Syuhada

Remaja masjid mendengarkan ceramah yang di sampaikan Ustadz Ahmad Kodri

Page 83: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

Kegiatan TPQ mengantri menyetor hapalan surah pendek kepada ustadz

Sholawatan Remaja Masjid

Page 84: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

Diskusi tentang membuat acara maulid Nabi Besar Muhammad SAW

Remaja masjid mendengarkan ceramah yang di sampaikan Ustadz Ahmad Kodri

Page 85: FUNGSI MASJID SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM …

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

1. Nama : Mulyadi

2. Tempat Tanggal Lahir : Enok, 22 Maret 1996.

3. Pekerjaan : Mahasiswa.

4. Alamat : Simpang Rimbo Kota Jambi

B. Riwayat Pendidikan

1. S1 UIN STS Jambi : 2014-2018

2. Madrasah Aliyah Nurul Huda : 2011-2014

3. Madrasah Tsanawiyah Negri Enok : 2008-2011

4. SDN 042 Enok : 2002-2008

C. RIWAYAT ORGANISASI/PEKERJAAN

1. Anggota Organisasi LDK Lembaga Dakwah Kampus Al Uswah UIN Jambi

2. Mengajar Komputer Photoshop.