Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI
KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
Nosintha Hikmawati
NPM. 1308079
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI
RAMBEANAK IVKECAMATAN MUNGKID
KABUPATEN MAGELANG
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
Nosintha Hikmawati
NPM. 1308079
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani
Yogyakarta
Tanggal : 23 Agustus 2011
Menyetujui :
Penguji,
Pembimbing 1,
Pembimbing II,
iv
ABSTRAC
THE ILLUSTRATION OF MOTIVATION TRIMESTER PREGNANT
WOMEN II-III IN THE FOLLOWING PREGNANCY EXERCISE IN BPS
NURLEILI RAMBEANAK IV MUNGKID, MAGELANG REGENCY
Nosintha Hikmawati,1 Ratih Kumoro Jati,
2 Alexandra.
3
Background: Pregnancy is a period that well as the vulnerable and worried,
because there was a lot of changes, both physically and psychologically. The
possible changes could be a factor complications during pregnancy and during
labor. So that the process does not progress to pathological conditions and a
healthy mother and baby in an optimal, it would require efforts from the outset.
One effort to do pregnant women get pregnant is to do gymnastics.
Research goal: To know the description of the motivation of pregnant women
Trimester II-III in the follow pregnancy exercise in BPS Mariyah Nurleili
Rambeanak IV Mungkid, Magelang Regency.
Research methods: This research uses qualitative research methods with
interpretive approach. The data was collected by questionnaires and depth
interviews with five pregnant women. Validity of data using triangulation of
sources and analysis of themes.
Research findings: Motivation pregnant women Trimester II-III to follow
pregnancy exercise is based on the need to address the complaints of a physical
and psychic during pregnancy, pregnancy exercise and the benefits that can be felt
in the follow pregnancy exercise. Husband to motivate pregnant women to follow
pregnancy exercise by reminding or wife to deliver the BPS. Similarly, midwives
to motivate pregnant women by giving announcements and suggestions to follow
pregnancy exercise program.
Conclusion: Motivation pregnant Trimester II-III to follow pregnancy exercise
comes from the drive to meet the physiological needs, psychological as well as the
support of her husband and midwife in Connecticut. However, its participation is
not routine (sometimes) is because pregnant women busy at work and other
activities.
Key words: Motivation, Pregnant women Trimester II-III, pregnancy exercise.
1 Midwifery Diploma students STIKES A. Yani Yogyakarta.
2 Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta.
3 Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta.
v
ABSTRAK
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI RAMBEANAK
IV KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Nosintha Hikmawati,1 Ratih Kumoro Jati,
2 Alexandra.
3
Latar Belakang : Masa kehamilan merupakan masa yang membahagikan
sekaligus masa yang rawan serta mencemaskan, karena terjadi banyak sekali
perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang terjadi tersebut
dimungkinkan dapat menjadi faktor penyulit selama masa kehamilan maupun
masa persalinan. Agar proses tidak berkembang menjadi keadaan patologis dan
ibu serta bayi sehat secara optimal, maka diperlukan upaya-upaya sejak dini.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan ibu hamil ialah melakukan senam hamil.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui gambaran motivasi ibu hamil Trimester II-
III dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid
Kabupaten Magelang.
Metode Penelitian : Penelitiaan ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan interpretive. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner
dan wawancara mendalam terhadap 5 ibu hamil. Keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber dan analisis tema.
Hasil Penelitian : Motivasi ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil
didasarkan pada adanya kebutuhan untuk mengatasi keluhan yang bersifat fisik
dan psikis selama masa kehamilan, serta adanya manfaat senam hamil yang bisa
dirasakan dalam mengikuti senam hamil. Suami memberi motivasi ibu hamil
untuk mengikuti senam hamil dengan cara mengingatkan atau mengantarkan isteri
ke BPS. Begitu pula bidan memotivasi ibu hamil dengan cara memberi
pengumuman dan anjuran untuk mengikuti program senam hamil.
Kesimpulan : Motivasi ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil berasal
dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis serta adanya
dukungan dari suami dan bidan di BPS. Akan tetapi, keikutsertaannya yang tidak
rutin (kadang-kadang) disebabkan karena para ibu hamil sibuk bekerja dan
beraktivitas lainnya.
Kata kunci : Motivasi, Ibu hamil Trimester II-III, Senam hamil
1 Midwifery Diploma students STIKES A. Yani Yogyakarta.
2 Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta.
3 Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta.
vi
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar Ahli Madya di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian
hari terbukti bahwa pernyataan ini benar, maka saya sanggup menerima hukuman
atau sangsi apapun sesuai peratutan yang berlaku.
Yogyakarta, ..................2011
Mahasiswa
Nosintha Hikmawati
NPM. 1308079
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran
Motivasi Ibu Hamil Trimester II-III dalam Mengikuti Senam Hamil di BPS
Mariyah Nurleili Rambeanak IV Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk tugas akhir bagi
penulis sebagai mahasiswa Progam Studi D III Kebidanan STIKES A. Yani
Yogyakarta. Penulis menyadari tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. dr. Edy Purwoko, Sp. B. selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta.
2. Tri Sunarsih, S.ST, M.Kes., selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKES A.
Yani Yogyakarta.
3. Ratih Kumoro Jati, S.SiT.,M.Kes. selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4. Alexandra, S.H.,M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
5. Supiyati, S.ST.,M.Kes. selaku penguji yang telah menguji dan mengkritisi
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua para dosen D III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah
memberikan bimbingan materi kepada penulis.
7. Mariyah Nurleili selaku Kepala BPS Rambeanak IV Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang yang telah memberikan izin dilakukannya penelitian ini.
8. Para responden yang telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua yang selalu mendoakan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta, ................. 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAC ....................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretis ........................................................................ 9
B. Kerangka Teori ........................................................................... 29
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .......................................................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
C. Subyek Penelitian ......................................................................... 33
D. Definisi Operasional..................................................................... 33
E. Data dan Sumber Data ................................................................. 34
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
G. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data ........................................ 37
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 37
I. Etika Penelitian ............................................................................ 39
Halaman
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................... 40
B. Karakteristik Informan ................................................................ 41
C. Hasil Penelitian. .......................................................................... 43
D. Pembahasan Penelitian ............................................................... 49
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 65
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 7
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .................................. 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.......................... 41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................ 42
Tabel 4.4 Berdasarkan Frekuensi Melahirkan ................................................. 42
Tebel 4.5 Hasil Kuesioner Keluhan Selama Masa Kehamilan ........................ 43
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Manfaat Mengikuti Senam Hamil ........................ 44
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Mendalam Gambaran Motivasi Fisiologis
Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti Senam Hamil ....................... 44
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Mendalam Gambaran Motivasi Psikologis
Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti Senam Hamil ....................... 46
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Mendalam Gambaran Motivasi Suami yang
Mendorong Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti Senam
Hamil ............................................................................................... 47
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Mendalam Gambaran Motivasi bidan yang
Mendorong Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti Senam
Hamil ............................................................................................... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Ijin Studi Pendahuluan ke BPS Mariyah Nurleili
Lampiran 2 : Ijin Studi Pendahuluan ke Kepala BPS Mariyah Nurleili
Lampiran 3 : Surat Keterangan Izin Sekretariat Daerah
Lampiran 4 : Surat Keterangan Izin BAPPEDA
Lampiran 5 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 : Lembar Kuesioner
Lampiran 8 : Lembar Pedoman Wawancara
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu merupakan suatu proses yang
alamiah. Agar proses yang alamiah ini bejalan lancar dan baik, tidak berkembang
menjadi keadaan patologis serta ibu dan bayi sehat secara optimal, maka
diperlukan upaya-upaya sejak dini bagi ibu. Hal ini dilakukan, misalnya dengan
pemeriksaan kesehatan fisik, termasuk fungsi alat reproduksi dan pemeriksaan
spesifik lainnya serta memperbaiki dan meningkatkan status gizi ibu. Dengan
demikian, diharapkan agar proses kehamilan itu berlangsung dalam kondisi yang
prima, sehingga gangguan, penyakit selama masa kehamilan dan persalinan dapat
dicegah atau dikurangi.
Bagi sebagian ibu, masa kehamilan merupakan masa yang membahagikan
sekaligus masa yang rawan serta mencemaskan, karena terjadi banyak sekali
perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang berkaitan dengan kondisi fisik
misalnya berupa pembesaran perut yang menyebabkan rasa pegal pada pinggang,
varises, kram pada kaki dan lain sebagainya. Sementara perubahan yang berkaitan
dengan kondisi psikis, misalnya berupa ketegangan yang menyebabkan rasa takut
dalam menghadapi persalinan dan rasa cemas akan kondisi bayi yang ada dalam
kandungan (Conectique, 2007).
xvi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa kehamilan tersebut
dimungkinkan dapat menjadi faktor penyulit selama masa kehamilan maupun masa
persalinan. Penyulit pada masa kehamilan misalnya, berupa nyeri pinggang, nyeri
panggul, nyeri punggung, kram kaki, sesak napas dan lain sebagainya. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa rasa nyeri tersebut lebih disebabkan oleh
bertambahnya berat badan serta penggunaan otot-otot secara berlebihan. Penyulit
bagi ibu yang paling banyak selama masa persalinan adalah karena partus lama,
partus kasep, preeklampsia, dan eklapmsia. Adanya penyulit selama masa
kehamilan dan persalinan sangat berpengaruh terhadap angka kematian ibu dan
bayi.
Menurut Depkes RI tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 228 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) ialah 34 per 1000 kelahiran
hidup. Penyebab langsung kematian ibu yang terjadi 90% pada saat persalinan dan
segera setelah pesalinan, yaitu pendarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),
komplikasi pueperium (8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetrik
(5%), emboli (3%), dan lain-lain (11%). Oleh karenanya, Depkes RI menetapkan
target penurunan AKI dan AKB dalam rangka pencapaian Indonesia Sehat 2010,
yaitu AKI sebanyak 125 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebanyak 26 per 1.000
kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu barometer pelayanan
kesehatan bayi di suatu negara. Bila AKB masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan
bayi masih turun dan sebaliknya bila AKB rendah berarti pelayanan kesehatan bayi
sudah baik. Menurut beberapa ahli, tingginya angka kematian ibu dan bayi tersebut
xvii
diakibatkan oleh partus lama. Setidaknya terdapat tiga faktor penyebab persalinan
partus lama, yaitu tenaga, jalan lahir dan janin (Supriatmaja, 2003).
Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his
yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada
koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik (his
yang terlampau kuat dan terlalu sering, sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal
tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, dan jika tidak segera
ditangani, maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu bisa pecah. Upaya
yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan
dengan mobilisasi fisik, salah satunya dengan melakukan senam hamil (Achmad,
2008).
Tubuh yang sehat dan bugar sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk dapat
menjalankan aktivitas dan tugas sehari-hari. Senam hamil merupakan terapi latihan
gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan
cepat, aman dan spontan. Senam hamil berfungsi untuk mengendurkan
ketegangan, mengurangi pegal dan nyerii, mengelastiskan perineum dan dapat
melakukan pernafasan secara teratur dalam menghadapi persalinan. Senam hamil
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot, sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat
tubuh (Yuni Kusmiati, dkk., 2009).
Secara psikologis, beberapa manfaat dan tujuan dari senam hamil menjadi
motivasi para ibu hamil untuk mengikuti senam hamil. Hal ini karena setiap motif
sangat bertalian erat dengan suatu tujuan, fungsi dari suatu tindakan atau cita-cita
tertentu. Pelaksanaan senam hamil adalah dalam rangka pemenuhan kebutuhan,
xviii
baik fisik maupun psikis bagi para ibu hamil. Peran motivasi adalah sebagai
pendorong dan penggerak yang memberikan energi/kekuatan bagi para ibu hamil
untuk melakukan senam hamil.
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di BPS Mariyah
Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, jumlah ibu hamil pada bulan
Juni-Juli 2011 sebanyak 42 orang. Sementara program latihan senam hamil
dilakukan setiap 2 minggu sekali, yaitu pada hari Sabtu. Selama dua bulan tersebut,
program latihan senam hamil dilakukan sebanyak 4 kali. Para ibu hamil sangat
antusias mengikuti senam hamil ini. Pada mulanya, dari 42 jumlah ibu hamil,
sebanyak 20 orang atau 47.6% mengikuti program senam hamil. Akan tetapi, dalam
perkembangannya jumlah ibu hamil yang mengikuti senam hamil mengalami
perubahan yang fluktuatif.
Pengamatan penulis dari 4 kali pelaksanaan senam hamil, perubahan yang
terjadi tersebut berupa jumlah para ibu hamil, tingkat antusiasme dan semangat
dari para ibu hamil yang mengikuti senam hamil. Dari segi jumlah, untuk latihan
senam hamil pertama tercatat sebanyak 20 orang atau 47.6% , latihan kedua 22
orang atau 52.3%, latihan ketiga 15 orang atau 35.7%, dan latihan keempat hanya
diikuti sebanyak 13 orang atau 30.9%. Perubahan jumlah ibu hamil dalam mengikuti
senam hamil ini dipengaruhi oleh berbagai motivasi tertentu.
Secara umum, motivasi mereka mengikuti senam hamil adalah untuk
mengurangi rasa kecemasan yang berlebihan, sehingga bisa lebih rileks. Menjaga
tubuh agar tetap bugar, mengurangi rasa sakit, pegal, nyeri selama masa kehamilan
dan lain sebagainya. Sementara untuk para ibu hamil yang tidak mengikuti senam
hamil, karena selain tidak memenuhi kriteria, sibuk bekerja, tidak ada dukungan
xix
dari suami, juga karena kurangnya motivasi untuk mengikuti progam kebugaran ini.
Faktor motivasi sangat menentukan bagi seorang ibu hamil untuk melakukan atau
tidak melakukan senam hamil.
Menurut teori kebutuhan (needs theory) dari Maslow, semakin berharga
tujuan atau manfaat suatu tindakan bagi seseorang, maka semakin kuat pula
motivasi seseorang untuk melakukan tindakan yang menjadi kebutuhannya (Ngalim
Purwanto, 2010). Dengan demikian, manfaat yang dapat diperoleh dari senam
hamil membawa pengaruh terhadap keinginan, kemauan dan motivasi ibu hamil
untuk melakukan senam hamil. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai motivasi ibu hamil Trimester II-III dalam
mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid Kabupaten.
Magelang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalah sebagai berikut:
Bagaimanakah motivasi ibu hamil Trimester II-III dalam mengikuti senam hamil di
BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara
lain:
1. Tujuan Umum
xx
Diketahuinya gambaran motivasi ibu hamil Trimester II-III dalam
mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid Kabupaten
Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya motivasi fisiologis (kebutuhan biologis/fisik) ibu hamil Trimester
II-III mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.
b. Diketahuinya motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
c. Diketahuinya motivasi dari suami yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang
d. Diketahuinya motivasi dari bidan yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi kepada para ibu hamil tentang senam
hamil, persyaratan, tata cara dan manfaatnya mengikuti senam hamil.
2. Bagi Bidan
xxi
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan, khususnya bidan agar
selalu berperan aktif memberikan dorongan (motivasi) kepada para ibu hamil
untuk mengikuti senam hamil.
3. Bagi Ilmu Kebidanan Stikes A. Yani
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
kebidanan, khususnya menganai motivasi ibu hamil dalam mengikuti senam
hamil
4. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi (sumber
rujukan) bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah:
Nama Peneliti
Tahun Judul
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Evi Sulistyorini
2005 Hubungan Beberapa Karakteristik Ibu Hamil dengan Tingkat Keikutsertaan Senam Hamil di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta.
Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, paritas riwayat medis kehamilan dan motivasi dengan tingkat keikutsertaan senam hamil
Persamaan : Analisis penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah mendasarkan pada data kualitatif. Perbedaan : Penelitian ini bersifat explanatory survey dengan uji statistik menggunakan man-whitney rank sum test serta menjadikan motivasi sebagai variabel bebas. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian survei deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif motivasi sebagai variabel tetap.
xxii
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Verawati 2003 Hubungan Senam Hamil Teratur dengan Proses Persalinan di Klinik Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwati Am. Kab. di Yogyakarta.
Ibu yang melakukan senam hamil secara teratur proses persalinannya berlangsung secara normal dan ada hubungan signifikan antara senam hamil teratur dengan proses persalinan.
Persamaan : Secara kualitatif, obyek penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai senam hamil. Perbedaan : Penelitian ini bersifat korelasional, sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih bersifat deskriptif murni tentang motivasi ibu hamil mengikuti senam hamil.
xxiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretis
1. Gambaran Umum Tentang Motivasi
a. Definisi Motivasi
Istilah motif dan motivasi sering digunakan secara bergantian,
karena memang antara keduanya sangat sukar untuk dibedakan secara tegas.
Motif berasal dari bahasa Latin, yaitu moreve yang berarti bergerak (to move)
atau dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Dengan demikian, motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan
driving force (Bimo Walgito, 2004).
Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri,
melainkan saling terkait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi motif inilah yang disebut dengan motivasi. Dengan demikian,
motivasi (pendorongan) ialah suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya bertindak
melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (M. Ngalim
Purwanto, 2010).
Berikut adalah beberapa definisi mengenai motivasi, di antaranya
adalah (Sulistiyani dan Rosidah, 2003):
xxiv
1) Menurut Terry G. (1986) motivasi adalah keinginan yang terdapat dalam
diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
(perilaku).
2) Menurut Stooner (1992) motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan
dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang.
3) Knootz (1972) merumuskan bahwa motivasi mengacu pada dorongan
dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (Motivation
refers to the drive and efford to satisfy a want or goal).
4) Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003), motivasi adalah proses
pemberian dorongan kepada seseorang agar orang tersebut memiliki
keinginan untuk melakukan sesuatu. Hal yang harus diperhatikan dalam
proses tersebut adalah kebutuhan inti dari orang tersebut. Pemenuhan
kebutuhan inti akan memberikan kekuatan besar dalam menentukan
sikap seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan
situasi tertentu yang dihadapinya. Di dalam diri seseorang terdapat
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) terhadap obyek di luar seseorang
tersebut, kemudian bagaimana seseorang menghubungkan antara
kebutuhan dengan “situasi di luar” obyek tersebut dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang dimaksud. Motivasi adalah suatu alasan (reasoning)
seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
(Soekidjo Notoatmodjo, 2007).
Dengan demikian, motivasi itu memiliki tiga aspek, di antaranya
ialah: 1) keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu
xxv
kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena
keadaan lingkungan, karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan; 2)
perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini, dan 3) goal atau tujuan
yang dituju oleh perilaku tersebut (Bimo Walgito, 2004).
b. Teori-teori Motivasi
Beberapa ahli psikologi telah merumuskan teori-teori motivasi yang
ada dalam diri manusia sebagai suatu organisme ke dalam beberapa jenis.
Berikut beberapa teori motivasi menurut beberapa ahli:
1) Teori McClelland
Di dalam diri manusia terdapat dua motivasi, yakni motivasi
primer (motif yang tidak dipelajari, alamiah, biologis) dan motivasi
sekunder (motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan
orang lain). Motif sekunder adalah motof yang ditimbulkan karena
dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial.
Dengan demikian, motif ini sering disebut dengan motif sosial.
Selanjutnya motif sosial ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Motif untuk berhubungan dengan orang lain (need for affiliation)
adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang untuk
berhubungan dengan orang lain dengan tujuan membangun suasana
akrab dan harmonis.
b) Motif untuk berkuasa (need for power) adalah motif yang
menyebabkan seseorang ingin menguasai atau mendominasi orang
lain dalam berhubungan dengan orang lain dan cenderung bertingkah
laku otoriter.
xxvi
c) Motif untuk berprestasi (need for achievement) adalah motif yang
mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing
dengan suatu ukuran keunggulan, baik yang berasal dari standar
prestasinya sendiri di waktu lalu atau prestasi orang lain (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007).
2) Teori Herzberg
Menurut teori ini, setidaknya terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang melakukan sesuatu, yaitu:
a) Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfierr) atau faktor motivasional.
Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, yaitu meliputi
serangkaian kondisi instrinsik. Kondisi instrinsik antara lain pencapaian
prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemungkinan berkembang
(Sulistiyani dan Rosidah, 2003).
b) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) atau faktor
higiene. Faktor ini menyangkut terhadap kebutuhan akan
pemeliharaan (maintenance factor) yang merupakan hakikat manusia
yang ingin memperoleh kesehatan badaniah (Soekidjo Notoatmodjo,
2007).
3) Teori Maslow
Rumusan teori motivasi Maslow mendasarkan pada kebutuhan
manusia yang dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan matrial (biologis)
dan kebutuhan non-material (psikologis). Maslow mengemukakan adanya
lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu:
xxvii
a) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang
bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar
dari organisme menusia, seperti kebutuhan pangan, sandang dan
papan, kebutuhan fisik, seks dan lain sebagainya.
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security), seperti
terjaminnya keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit,
perang, kelaparan, dan lain-lain.
c) Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan berafiliasi dan
bersosialisasi dengan orang lain, kebutuhan akan dicintai, diakui secara
pribadi, rasa setia kawan, kerja sama dan lain-lain.
d) Kebutuhan akan perhagaan (esteem needs), termasuk kebutuhan
dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan dan lain-lain.
e) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), seperti kebutuhan
mempertinggi potensi diri, pengembangan diri secara maksimal,
kreatifikas dan ekspresi diri (M. Ngalim Purwanto, 2010).
Beberapa teori motivasi di atas, baik yang dasar maupun yang
kompleks, timbul karena adanya stimulus internal dan eksternal atau
gabungan antara keduanya. Mengenai motif ini ada beberapa teori yang
diajukan untuk memberi gambran tentang sejauh mana peranan dari
stimulus internal dan eksternal. Teori teori tersebut adalah: 1) teori insting
(instinct theory), 2) teori dorongan (drive theory), 3) teori insentif (insentive
theory), 4) teori atribusi, 5) teori kognitif. Teori-teori ini berkaitan dengan
teori perilaku, karena setiap perilaku didorong oleh motif-motif tertentu
(Bimo Walgito, 2004).
xxviii
Motif yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan
bisa berasal, baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Oleh karena itu,
menurut asalnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Dikatakan motivasi instrinsik apabila kekuatan yang
mendorong untuk bertindak adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam
obyeknya itu sendiri. Motif instrinsik ini timbul dari dalam diri seseorang
tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik adalah
dorongan yang berasal dari luar yang menyebabkan seseorang melakukan
sesuatu. (M. Ngalim Purwanto, 2010).
c. Fungsi dan Tujuan Motivasi
Setiap motif selalu berhubungan dengan tujuan dan cita-cita
seseorang. Semakin berharga tujuan atau cita-cita itu bagi yang
bersangkutan, maka semakin kuat pula motivasinya. Dengan demikian, motif
sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Berikut adalah
kegunaan atau fungsi dari motif, di antaranya:
1) Motif untuk mendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
kepada seseorang untuk melakukan tugas.
2) Motif untuk menentukan arah perbuatan atau tindakan seseorang ke arah
perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi dapat mencegah
penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapa suatu
tujuan yang dimaksud.
3) Motif untuk menyeleksi perbuatan atau tindakan. Artinya motif berguna
untuk menentukan perbuatan atau tindakan mana yang harus dilakukan
xxix
guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak
bermanfaat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu. Setiap tindakan memiliki tujuan sebagai
motivasi seseorang. Semakin jelas tujuan yang diharapkan, maka jelas pula
bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan
lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi
serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi (M. Ngalim Purwanto,
2010).
d. Hubungan Motivasi Dengan Minat (interest)
The will to live seringkali dikatakan motif pokok dari semua makhluk.
Akan tetapi, bagi manusia hal itu tidak semata-mata merupakan keinginan
untuk tetap hidup (tidak sakit atau mati), melainkan merupakan juga
keinginan untuk tetap hidup dalam interaksi secara aktif dengan
lingkungannya. Motif tersebut tidak hanya diarahkan untuk melayani
kebutuhan-kebutuhan organis dan mendapat kehidupan yang tidak
disengaja, melainkan diarahkan kepada obyek dan orang lain, melakukan
sesuatu dan berpartisipasi dengan apa yang terjadi di dalam lingkungan.
Motif-motif obyektif menyatakan diri dalam kecenderungan umum
untuk menyelidiki (to explore) dan menggunakan (manipulate) lingkungan.
Motif menyelidiki (exploring motive) dan menggunakan (manipulate) adalah
xxx
jelas tampak pada hewan dan pada manusia. Dalam kenyataan sehari-hari,
eksplorasi dan manipulasi yang dilakukan seseorang menumbuhkan minat
terhadap sesuatu. Sesuatu yang menarik minat tidak hanya hal yang
mendatangkan kepuasan, melainkan juga hal yang menakutkan (M. Ngalim
Purwanto, 2010).
2. Ibu Hamil Trimester II dan III
Masa kehamilan atau dikenal dengan periode antepantum merupakan
waktu kehamilan dari hari pertama periode terlambatnya menstruasi sampai
dimulainya persalinan yang ditandai dengan mulainya periode intranatal.
Periode antepantum dibagi menjadi tiga masa waktu yang kira-kira intervalnya
sama (kurang lebih 13 minggu atau 3 bulan), yang dikenal dengan trimester I, II
dan III. Pada praktiknya, trimester I umumnya dihitung mulai 1-12 (12 minggu),
trimester II dihitung mulai 13-27 (15 minggu) dan seterusnya. Akan tetapi,
pembagian tersebut tidak boleh dipakai untuk menunjukkan umur kehamilan,
melainkan hanya untuk menunjukkan keadaan-keadaan atau penyulit-penyulit
yang pada umumnya terjadi dalam periode tertentu (Yuni Kusmiyati, dkk., 2009).
Dalam konteks pelaksanaan senam hamil, terdapat persyaratan
mengenai periode masa kehamilan, yakni usia kehamilan mencapai umur 22
minggu ke atas atau minimal umur 5 bulan. Jika dilihat dari umur kehamilan,
maka yang bisa melaksanakan senam hamil adalah ibu hamil yang usia
kehamilannya masuk kategori trimester II dan III.
a. Trimester II
Trimester II sering disebut sebagai periode pencaran kesehatan, saat
ibu merasa sehat. Hal ini disebabkan karena selama masa trimester ini
xxxi
umumnya ibu hamil sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan. Tubuh ibu hamil sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih
tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Kondisi perut
ibu belum terlalu besar, sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya adn mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif (Yuni Kusmiyati, dkk., 2009).
Hubungan sosial ibu akan meningkat dengan para ibu hamil yang lain
atau yang baru menjadi ibu. Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada
kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran yang baru. Hubungan yang
agak rumit ini membutuhkan sejumlah pekerjaan yang rumit, yang pada
gilirannya akan bertindak sebagai katalis bagi peran barunya.
Quickening mungkin menyerang ibu untuk memikirkan bayinya
sebaai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru ini
memulai perubahan dalam memusatkan dirinya kepada bayi. Pada periode
ini, jenis kelamin bayi tidak terlalu penting. Perhatian bayi lebih kepada
kesehatan bayi dan kehadirannya di dalam keluarga. Akan tetapi, kecemasan
mulai muncul akan kondisi (cacat atau normal) bayi yang akan dilahirkan.
Orang tua akan membicarakan rasa cemas ini secara terbuka dan berusaha
memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada
tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin
melemah (Yuni Kusmiyati, dkk., 2009).
b. Trimester III
Trimester III sering disebut sebagai periode penantian. Pada periode
ini, ibu hamil menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya. Ada
xxxii
perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya lahir tidak tepat pada
waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah dan hanya bisa
melihat serta menunggu tanda-tanda dan gejalanya.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukansebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran
bayi. Memilih nama adalah aktivitas yang dilakukan dalam mempersiapkan
kelahiran sang bayi. Ibu hamil akan lebih sering mengikuti penyuluhan-
penyuluhan kesehatan yang berkaitan dalam rangka mempersiapkan
kelahiran dan kesiaan menjadi orang tua.
Sejumlah ketakutn akan terlihat selama masa trimester III ini. Ibu
hamil merasa khawatir akan kehidupan bayi dan dirinya. Mimpinya
merupakan cerminan perhatian dan rasa kekhawatirannya. Ibu hamil mulai
dihantui rasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali, karena perubahan
body image, yakni merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan
dari suami, keluarga dan bidan (Yuni Kusmiyati, dkk., 2009).
3. Gambaran Umum Senam Hamil
a. Definsi Senam Hamil
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi
para ibu hamil. Senam hamil merupakan terapi latihan gerak untuk
mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat,
aman dan spontan. Oleh karena itu, senam hamil memiliki prinsip-prinsip
gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamils tersebut.
xxxiii
Latihan-latihan senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan
membugarkan fisik ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selam
kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan (Kushartanti, 2004).
Gerakan senam hamil sebenarnya terkandung efek relaksasi yang
dapat menstabilkan emosi ibu. Dari tiga komponen inti (latihan pernafasan,
latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi), ada
beberapa jenis relaksasi yang diterapkan dalam senam hamil, yaitu relaksasi
pernafasan otot atau progresif. Bila ibu melakukan gerakan senam hamil
tersebut dengan benar, akan terasa efek relaksasi yang berguna untuk
mengatasi tekanan atau ketegangan yang dirasakan saat kehamilan maupun
persalinan.
b. Tujuan dan Manfaat Senam Hamil
Menurut Emy Yuliana (2008), tujuan dari senam hamil dibagi
menjadi dua tujuan, yaitu secara umum dan khusus.
1) Tujuan secara Umum:
a) Latihan senam hamil dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian
yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
b) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri
sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
c) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
2) Tujuan secara Khusus:
xxxiv
a) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang
berperan dalam mekanisme persalinan.
b) Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan.
c) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
d) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
e) Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
Selain tujuan persiapan fisik, senam hamil memiliki tujuan untuk
merpersiapkan mental ibu hamil, yaitu tercapainya ketenangan rohani dan
terbentuknya rasa percaya diri (Huliana, 2001). Menurut seorang pakar
kebugaran Kenneth Cooper, tujuan senan bagi wanita pada umumnya
adalah: memperbaiki (cardiovascular) kesehatan jantung dan kelancaran
aliran darah, mengurangi berat badan, membangun dan membentuk tubuh
dan menikmati kesenangan (Hanton, 2001).
Selain memiliki bebeapa tujuan di atas, menurut Emy Yuliana (2008),
kegiatan senam hamil juga memberikan manfaat bagi ibu hamil. Adapun
manfaat dari pelaksanaan senam hamil adalah sebagai berikut:
1) Memperbaiki sirkulasi
2) Meningkatkan keseimbangan otot - otot
3) Mengurangi bengkak-bengkak
4) Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit
5) Mengurangi kejang kaki
xxxv
6) Menguatkan otot perut
7) Mempercepat penyembuhan setelah kehamilan
Sementara menurut Y. Sari (2008) manfaat senam hamil antara lain
sebagai berikut:
1) Dapat membantu dalam metabolisme tubuh selama kehamila, membantu
fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa lebih sehat dan tidak
merasa sesak nafas.
2) Membantu mengendorkan ketegangan dan perasaan cemas.
3) Mencegah terjadinya kelainan telak.
4) Membimbing wanita menuju persalinan yang fisiologis.
Senam dapat mengurangi berbagai gangguan yang umumnya terjadi
selama masa kehamilan, seperti pemekaran pembuluh darah (varises), sakit
pinggang, serta nyeri otot dan persendian. Senam hamil akan meningkatkan
stamina yang sangat diperlukan selama persalinan, dan menguatkan serta
mengencangkan otot-otot yang paling banyak dipengaruhi oleh kehamilan,
misalnya otot pelvis, otot perut, dan otot pinggang.
Program senam hamil yang baik juga dapat memperbaiki postur
tubuh, karena pengaruh rahim dan perut yang mengembang sehingga
menyebabkan daerah pelvis bergeser ke depan. Gerakan-gerakan senam
untuk mengencangkan otot-otot pantat, punggung, bahu, dan perut akan
menjaga penampilan tetap cantik dan bugar, serta mengurangi kemungkinan
timbulnva berbagai gangguan akibat postur tubuh yang kurang sehat (Emy
Yuliana, 2008).
c. Persyaratan atau Indikasi Senam Hamil
xxxvi
Menurut Yuni Kusmiyati, dkk., (2009), persyaratan bagi ibu hamil
untuk dapat melaksanakan senam hamil adalah sebagai berikut:
1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh bidan atau
dokter dan dinyatakan tidak ada masalah pada kehamilan baik pada ibu
maupun janinya.
2) Latihan dapat dilakukan setelah kehamilan mencapai umur 22 minggu
keatas.
3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
4) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di bawah
pimpinan instruktur senam hamil.
Menurut Huliana (2001), persyaratan yang harus diperhatikan oleh
ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil adalah
1) Kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi dokter atau bidan.
2) Kehamilan berusia minimal 5 bulan
3) Diutamakan pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya yang
mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan bayi prematur.
4) Latihan dilakukan secara teratur dan dalam suasana yang tenang.
5) Berpakaian cukup longgar dan menggunakan kasur atau matras (jangan di
lantai).
d. Larangan atau Kontra Indikasi Senam Hamil
Senam hamil seharusnya dapat diikuti oleh semua ibu hamil yang
tanpa komplikasi atau kelainan. Akan tetapi terdapat adapun ibu hamil yang
tidak boleh melakukan senam hamil. Larangan bagi ibu hamil untuk tidak
xxxvii
melakukan senam hamil bersifat mutlak dan relatif. Seorang ibu hamil mutlak
dilarang mengikuti senam hamil apabila pada masa kehamilan terdapat
kondisi seperti berikut:
1) Penyakit jantung
2) penyakit paru-paru
3) Servix inkompeten (servix membuka)
4) Kehamilan kembar
5) Riwayat perdarahan pada trimester II dan III.
6) Kelainan letak ari-ari seperti plasenta previa.
7) Preklamsi maupun hipertensi.
8) Riwayat keguguruan.
Adapun ibu hamil yang secara relatif tidak boleh mengikuti senam
hamil apabila:
1) Ibu hamil menderita anemia berat.
2) Riwayat diabetes melitus
3) Kegemukan yang sangat hebat (obesitis)
4) Badan ibu terlalu kurus (BMI di bawah 12)
5) Penyakit-penyalit dengan riwayat operasi tulang.
6) Perokok berat.
e. Bentuk-Bentuk Latihan Senam Hamil
1) Latihan Pendahuluan
Tujuan dari latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui
daya konstraksi otot-otot tubuh, luas gerakan persendian dan mengurangi
xxxviii
serta menghilangkan nyeri serta kekakuan tubuh (Yuni Kusmiyati, dkk.,
2009).
a) Latihan I
Sikap duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua
tungkai kaki diluruskan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas (relax).
b) Latihan II
Sikap duduk tegak kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri
dengan seluruh kekutan tungkai kanan, sambil mengempiskan dinding
perut sebelah atas simpisis pubis dan mengerutkan liang dubur.
Beberapa saat kemudian relax. Lakukan gerakan ini dengan tungkai kiri
yang diatas dan lakukan juga sebanyak 8 kali.
c) Latihan III
Sikap angkat tungkai kiri ke atas dan letakkan kembali. Lakukan
gerakan secara bergantian dengan tungkai kanan 8 kali.
d) Latihan IV
Sikap duduk sila dan tegak. Kedua tangan di atas bahu dan
kedua lengan samping mammae. Tekan samping mammae dengan sisi
lengan atas. Kemudian putarkan kedua lengan tersebut kedepan,
keatas samping telinga belakang dan kembali ke sikap semula. Lakukan
gerakan ini sebanyak 8 kali.
e) Latihan V
xxxix
Sikap berbaring terlentang, kedua lengan di samping badan
dan kedua lutut ditekuk. Angkat panggul sampai badan dan kedua
tungkai atas membentuk sudut dengan lantai dan ditahan oleh kedua
kaki dan bahu turunkan perlahan-lahan dan relax.
f) Latihan VI
Berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, tungkai
lurus dan relax. Panjangkan tungkai dengan menarik tungkai kiri
mendekati bahu kiri dan kembali ke posisi semula, kedua lutut tidak
boleh ditekuk, lakukan gerakan ini 2 kali berturut-turut kemudian
lakukan gerakan ini sebaliknya pada tungkai kanan berturut-turut
dilakukan sebanyak 8 kali.
2) Latihan Inti
Klasifikasi dan tujuan latihan inti pada senam hamil terdiri dari
beberapa gerakan, antara lain:
a) Latihan membentuk sikap tubuh untuk memperoleh sikap tubuh yang
baik selama hamil
b) Latihan kontraksi dan relaksasi untuk memperoleh sikap tubuh dan
dan mengatur relaksasi pada saat diperlukan.
c) Latihan pernafasan untuk menguasi berbagai teknik pernapafasan
sehingga pada saatnya dapat digunakan sesuai dengan
kepentingannya.
Latihan di atas dapat dilakukan melalui beberapa gerakan, di
antaranya sebagai berikut:
a) Latihan bernafas
xl
Sikap terlentang dilantai atau ranjang yang telah diberi bantal,
dengan lutut dibengkokkan serta kaki rata pada lantai. Bernafas pelan-
pelan untuk menggeser iga-iga kesamping membuka bentuk seperti
huruf V terbalik didepan yang terbentuk oleh iga, kemudian biarkan
nafas keluar dengan lembut dan bisa dilakukan dengan mulut tertutup
maupun mulut terbuka sebanyak 8 kali.
b) Latihan kaki
Sikap duduk dikursi dengan kaki disokong diatas bangku
sewaktu berbaring. Bengkokkan dan regangkan pergelangan kaki
sebanyak 8 kali. Bengkokkan dan regangka jari-jari kaki sebanyak 8 kali.
Putar kaki membentuk lingkaran dalam kedua arah 8 kali.
c) Latihan berjongkok
Berdiri dengan kaki menapak lantai yang sejajar serta terpisah
45 cm serta bergantung dengan sokongan yang kuat. Berjongkok
kembali di atas tumit, mulai dengan merotasi lutut kearah luar, latihan
berjongkok akan dapat dirasakan manfaatnya pada saat persalinan
berlangsung.
d) Latihan memiringkan panggul
Terlentang atau miring, kerutkan otot perut dan dasar panggul,
tahan lalu lepaskan.
e) Latihan koreksi sikap
Berdiri mantap dengan kaki hampir sejajar serta semua jari
kaki ditekan pada lantai bersama berat badan diatas lengkungan kaki,
miringkan panggul kearah atas, kembangkan dada dengan pernapasan
xli
yang meregangkan iga dan lihat bahwa payudara dibawa kedepan
diatas dinding perut. Kemudian angkat kepala kearah langit-langit
seolah-olah ia digantung diatas.
3) Latihan Penenangan
Tujuan latihan ini adalah untuk menghilangkan tekanan (stress)
pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini, diharapkan ibu dapat menjadi
tenang dan memperoleh relaksasi sempurna menghadapi persalinan.
(Yuni Kusmiyati, dkk., 2009).
Adapun gerakan latihannya adalah:
a) Lengan dan tangan dengan cara genggam tangan, kerutkan lengan
dengan kuat tahan, lepaskan.
b) Tungkai dan kaki dengan terlentang atau miring, luruskan kaki (dorso
fleksi) tahan beberapa detik lepaskan.
c) Perut dan dasar panggul dengan terlentant atau miring, kerutkan otot
perut dan dasar panggul, tahan lalu lepaskan.
d) Seluruh tubuh dengan terlentang atau miring, konraksikan atau
kencangkan semua otot sambil nafas dada pelan, teratur lalu relaks
(bayangkan hal menyenangkan).
B. Kerangka Teori
Motivasi Intrinsik
- Kebutuhan fisiologis - Kebutuhan psikis - Kebutuhan rasa aman
dan perlindungan
Motivasi Ekstrinsik
- Lingkungan keluarga - Bidan - Fasilitas atau sarana
prasarana
xlii
Katerangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti Sumber: Deli Anhar, 2007.
Gambar 2.1
Kerangka Teori Motivasi Ibu Hamil Trisemester II-III dalam Mengikuti Senam Hamil di
BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Dari kerangka teori di atas, dapat dilihat bahwa keikutsertaan ibu hamil
mengikuti senam hamil dipengaruhi oleh motivasi, baik itu motivasi instrinsik
maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik yang mempengaruhi ibu hamil
mengikuti senam hamil adalah motif kebutuhan fisiologis, psikis, serta kebutuhan
akan rasa aman dan perlindungan. Sedangkan motivasi ekstrinsik berupa motif
sosial, seperti lingkungan keluarga, bidan serta fasilitas atau sarana prasarana
pelaksanaan senam hamil.
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Oleh karena variabel dalam penelitian ini
adalah variabel tunggal, yaitu motivasi ibu hamil dalam mengikuti senam hamil,
maka gambaran kerangka konsepnya adalah sebagai berikut:
Individu / ibu hamil
Pelaksanaan Senam Hamil
Manfaat pelaksanaan senam hamil
xliii
Sumber: Deli Anhar, 2007.
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran motivasi fisiologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti
senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang?
2. Bagaimanakah gambaran motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti
senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang?
3. Bagaimanakah gambaran motivasi dari suami yang mendorong ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang?
Motivasi ibu hamil - Motivasi instrinsik - Motivasi ekstrinsik
Pelaksanaan senam hamil - Persyaratan senam hamil - Tata cara senam hamil - Tujuan dan manfaat senam
hamil
xliv
4. Bagaimanakah gambaran motivasi dari bidan yang mendorong ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang?
xlv
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Metode
kualitatif ini digunakan untuk memperoleh informasi yaang secara spesifik
mengenai nilai, opini, prilaku, konteks sosial yang didasarkan pada keterangan
populasi. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau mengurai secara
obyektif suatu keadaan di dalam suatu komunitas di masyarakat. (Soekidjo
Notoatmodjo, 2010).
Untuk memperoleh pengertian terhadap sesuatu yang diteliti, digunakan
pendekatan interpretatif, yaitu pengungkapan makna dari data atau melakukan
penjelasan-penjelasan sesuai penafsiran yang mengarah pada tujuan penelitian di
atas. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan mengenai motivasi ibu hamil
Trimester II-III dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang pada bulan Juni sampai bulan Juli 2011. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner dan wawancara mendalam yang dilaksanakan sekali
secara bergantian.
C. Subyek Penelitian
xlvi
Subyek penelitian adalah sumber dari mana data itu dapat diperoleh
(Suharsimi Arikunto, 2010). Adapun subyek penelitian dari penelitian ini adalah
jumlah seluruh ibu hamil yang berada di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang pada bulan Juni-Juli 2011 berjumlah 42 orang. Sementara
jumlah ibu hamil yang usia kehamilannya masuk kategori Trimester II-III menurut
data berjumlah 15 orang.
Akan tetapi, 5 dari 10 ibu hamil yang usia kehamilannya masuk kategori
Trimester II-III tersebut bukan warga yang tinggalnya menetap di daerah BPS
Mariyah Nurleili, sehingga tidak dimungkinkan untuk menjadi informan dalam
penelitian ini. Dengan demikian, jumlah ibu hamil yang usia kehamilannya masuk
kategori Trimester II-III yang bisa menjadi informan berjumlah 10 orang.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan motivasi ibu hamil adalah
usaha atau daya penggerak yang menggerakkan mendorong atau menggugah ibu
hamil memiliki keinginan dan kemauan untuk mengikuti senam hamil. Motivasi
tersebut berupa dorongan yang timbul dari dalam diri pribadi ibu hamil (motivasi
intrinsik) yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis, psikis,
kebutuhan rasa aman dan perlindungan dan lain sebagainya. Motivasi juga timbul
karena adanya dorongan dari luar yang mempengaruhi ibu hamil mengikuti senam
hamil (motivasi ekstrinsik), di antaranya adalah dorongan dari suami atau keluarga,
dorongan dari bidan atau dari adanya fasilitas, sarana prasarana senam hamil.
E. Data dan Sumber Data
xlvii
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner (questionaire) dan wawancara. Kuesioner memuat daftar pertanyaan
yang sudah tersusun dengan baik berupa penjabaran dari variabel-variabel yang
terlibat dalam tujuan penelitian. Sementara wawancara adalah metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan
atau informasi secara lisan dari informan dengan cara bercakap-cakap (face to face)
sesuai dengan tujuan penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data demografi dari informan.
Data hasil dari kuesioner ini kemudian dianalisis untuk digunakan sebagai dasar
penentuan informan yang akan diwawancarai. Wawancara dilakukan secara
mendalam dan terstruktur, di mana peneliti mengajukan pertanyaan berdasarkan
pedoman berupa daftar pertanyaan (lembar wawancara) yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan variabel penelitian. Untuk
mendukung dalam proses pengumpulan data, peneliti juga menggunakan kamera
digital sebagai alat untuk mendokumentasikan proses penelitian ini berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam kegiatan
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan di wilayah tempat di mana penelitian
dilakukan, yaitu di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang
xlviii
b. Menyusun usulan penelitian dalam bentuk proposal penelitian dan
melaksanakan seminar proposal.
c. Mengurus administrasi dan surat izin penelitian.
d. Mempersiapkan semua instrumen/alat penelitian yang akan digunakan
dalam kegiatan pengambilan dan pengumpulan data.
e. Menetapkan informan penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
oleh peneliti.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menunjukkan surat izin penelitian kepada informan
b. Melakukan pendekatan secara interpersonal kepada informan dengan
memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian.
c. Mengajukan surat permohonan menjadi informan dan apabila informan
bersedia, maka informan dipersilahkan menandatangani surat pernyataan
menjadi informan yang telah disediakan olen peneliti.
d. Memberikan kuesioner yang berisi formulir pertanyaan kepada informan dan
mempersilahkannya untuk mengisi jawaban, baik secara tertulis maupun
dengan ceck list.
e. Kuesioner ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan
karakteristik informan berdasarkan nama, umur, pekerjaan, tingkat
pendidikan, frekuensi melahirkan dan lain sebagainya.
f. Setelah itu peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada 5 dari 10
informan dengan alasan 5 informan lainnya telah melahirkan lebih dahulu
xlix
saat dilakukannya penelitian ini dan berdasarkan hasil jawaban dari
kuesioner yang menggambarkan kriteria inklusi informan.
g. Wawancara mendalam dilakukan dengan berpedoman pada daftar
wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
h. Semua data baik dari kuesioner yang sudah diisi lengkap maupun hasil
wawancara dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.
i. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh satu orang teman
yang bertugas untuk merekam pembicaraan pada saat wawancara dilakukan
dan mendokumentasikan proses berlangsungnya penelitian.
3. Tahap Analisis
a. Analisis data dilakukan segera setelah pengambilan data selesai dilakukan.
b. Membuat transkrip data dan menganalisis, sehingga dapat dicari lagi data
yang masih diperlukan.
c. Analis data akhir dilakukan setelah semua data terkumpul dan dilakukan oleh
peneliti dan dibimbing oleh dosen pembimbing.
4. Tahap Penyelesaian
a. Tahap penyelesaian KTI dilakukan dengan membuat laporan penelitian
dengan merujuk ke teori-teori terkait dan penelitian terdahulu.
b. Kemudian menyajikan data dengan seminar dan uji hasil penelitian.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menjaga validitas dan keabsahan data, penulis menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
l
sebagai pambanding terhadap data tersebut (Saryono dan Anggraeni, 2010). Dalam
penelitian ini, penulis melakukan triangulasi sumber data dan triagulasi data.
Triangulasi sumber data dilakukan terhadap seorang suami dari salah satu ibu hamil
yang mengikuti senam hamil. Sementara triangulasi data dilakukan berdasarkan
dokumen atau arsip, berupa buku daftar hadir, buku jumlah ibu hamil dan foto
kegiatan senam hamil.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonstatistik atau analisis kualitatif. Dengan metode ini, penulis menganalisis data
mengenai gambaran-gambaran dari variabel penelitian secara utuh dan
menyeluruh. Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mengolah dan
menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data wawancara yang diperoleh melalui kuesioner dikumpulkan terlebih dahulu.
Kemudian melakukan pengecekan terhadap lembar kuesioner. Hal ini dilakukan
untuk kelengkapan data yang dibutuhkan dan memastikan tidak ada lembar
kuesioner yang hilang, tercecer atau belum terisi secara lengkap.
2. Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan proses penyuntingan (editing)
atau proses seleksi data untuk menemukan data yang relevan dan sesuai
dengan tujuan penelitian.
3. Selanjutnya melakukan pengkategorisasian data (klasifikasi data) dengan
membuat lembar kode (koding) untuk merekam pembicaraan dari setiap
informan sesuai dengan topik yang diungkapkan dalam pedoman kuesioner
observasi dan wawancara.
li
4. Membuat salinan data secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran data
secara umum beserta klasifikasinya sesuai kategori yang telah ditentukan.
5. Melakukan analisia data dengan menggunakan metode analisis deskriptif
(univariate), yaitu menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian.
6. Kemudian melakukan penafsiran (interpretasi) untuk mengungkap makna atau
melakukan penjelasan-penjelasan terhadap variabel sesuai penafsiran yang
mengarah pada tujuan penelitian di atas.
7. Menyusun kesimpulan dengan melakukan generalisasi sebagai hasil penelitian
secara utuh.
8. Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks (textular) berupa uraian-uraian
kalimat.
I. Etika Penelitian
Setiap kegiatan penelitian selalu melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan, yaitu pihak peneliti, pihak subyek yang diteliti dan masyarakat
yang akan memperoleh dampak hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini terdapat sejumlah kaidah atau prinsip-prinsip etis penelitian, di antaranya
adalah:
1. Penelitian ini dilakukan secara sukarela, sehingga tidak ada paksaan baik
langsung atau tidak langsung dari peneliti kepada calon informan.
2. Penyampaian maksud dan tujuan penelitian kepada informan dengan disertai
surat persetujuan untuk ditandatangani sebagai informed consent.
lii
3. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek penelitian (anonimitas) sebagai
bentuk sikap menghormati dan menjaga privasi dari informan.
4. Data-data yang didapat dari informan mendapat jaminan kerahasiaan
(confidentiality) oleh peneliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
liii
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Mariyah Nurleili yang beralamatkan
di Jl. Blabak – Mendut Km 5 Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang. Pelayanan medis di BPS Mariyah Nurleili dilakukan setiap hari
yang dibagi menjadi dua jam kerja layanan, yakni pagi mulai pukul 06.00-
07.00 WIB dan sore mulai pukul 16.00-20.00 WIB. Di dalam melakukan
pelayanan medis, BPS Mariyah Nurleili memiliki dua tenaga medis, yakni
seorang bidan yang dibantu oleh seorang asisten bidan.
Untuk membantu pelayanan tersebut, BPS Mariyah Nurleili juga
menyediakan fasilitas ruangan yang terdiri dari ruang periksa, ruang
persalinan, ruang untuk ibu post partum, ruang nifas, dan ruang runggu pasien
serta satu kamar toilet. Adapun jenis pelayanan medis di BPS Mariyah
Nurleili adalah sebagai berikut:
1. Layanan pertolongan persalinan 24 jam
2. Layanan KIA, KB (Suntik, IUD, Pil dan lain-lain)
3. PKD setiap hari selasa
4. Program senam ibu hamil
Untuk program senam hamil dilaksanakan setiap minggu pertama dan
kedua dan diikuti oleh sejumlah ibu hamil yang memiliki persyaratan
mengikuti senam hamil.
liv
B. Karakteristik Informan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di BPS Mariyah Nurleili
diperoleh data yang menggambarkan karakteristik informan yang
dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
1. Berdasarkan Umur
Tabel 4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Presentase (%)
< 25 tahun 2 40
25-30 tahun 1 20
> 30 tahun 2 40
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas informan berumur
antara < 25 tahun dan > 30 tahun, masing-masing sebanyak 2 orang (40%).
2. Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai gambaran
karakteristik informan berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SD 2 40
SMP 1 20
SMA 1 20
Lain-lain (PT) 1 20
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas pendidikan informan
adalah pada tingkat SD, yaitu sebanyak 2 orang (40%).
lv
3. Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai gambaran
karakteristik informan berdasarkan pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) - 0
Pegawai Tidak Tetap (PTT) - 0
Honor - 0
Swasta 5 100
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas pekerjaan informan
adalah sebagai pegawai swasta, yaitu sebanyak 5 orang (100%).
4. Berdasarkan Frekuensi Melahirkan
Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai gambaran
karakteristik informan berdasarkan frekuensi melahirkan sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Informan Berdasarkan Frekuensi Melahirkan
Frekuensi melahirkan Frekuensi Persentase (%)
1 Kali 1 20
Lebih dari 1 Kali 4 80
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas informan pernah
melahirkan lebih dari sekali, yaitu sebanyak 5 orang (100%).
lvi
C. Hasil Penelitian.
1. Gambaran motivasi fisiologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil.
Dari data hasil kuesioner, terdapat beberapa jawaban yang dapat
menggambarkan motivasi informan (ibu hamil Trimester II-III) dalam
mengikuti senam hamil. Di antaranya adalah mengenai ada tidaknya
keluhan selama masa kehamilan, sebagaimana disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Kuesioner
Keluhan Selama Masa Kehamilan
Keluhan selama masa Hamil Frekuensi Persentase (%)
Ada 3 60
Tidak ada 2 40
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas informan yang
mengalami keluhan selama masa kehamilan sebanyak 3 orang (60%),
sedangkan yang tidak mengalami keluhan sebanyak 2 orang (40%). Angka
ini menggambarkan bahwa semakin tinggi keluhan yang dialami informan
selama masa kehamilan, maka semakin besar pula motivasi untuk
mengatasi keluhan tersebut, yaitu dengan mengikuti senam hamil.
Selain itu, adanya manfaat yang bisa dirasakan ketika mengikuti
program senam hamil juga menjadi motivasi bagi informan dalam
mengikuti senam hamil. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam tabel
kuesioner berikut:
lvii
Tabel 4.6
Hasil Kuesioner
Manfaat Mengikuti Senam Hamil
Manfaat Senam Hamil Frekuensi Persentase (%)
Ada 4 80
Tidak ada 1 20
Jumlah 5 100
Sumber: Data Primer 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa semua informan merasakan
adanya manfaat mengikuti senam hamil, yaitu sebanyak 4 orang (80%).
Artinya bahwa besarnya manfaat yang bisa dirasakan dalam mengikuti
senam hamil akan menjadi motivasi untuk mengikuti senam hamil.
Dengan kata lain, motivasi mengikuti senam hamil berkaitan erat dengan
adanya keluhan-keluhan selama masa kehamilan dan manfaat yang
dirasakan setelah mengikuti senam hamil.
Adapun gambaran motivasi fisiologis ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil dilakukan wawancara mendalam. Berikut ini
adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti:
Tabel 4.7
Hasil Wawancara Mendalam
Gambaran Motivasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti
Senam Hamil
Motivasi Fisiologis Kata Kunci
Adanya keluhan-keluhan
yang bersifat fisik
“...keluhan mual-mual itu, iya pegal-
pegal, ee...itu perutnya gatal-gatal...”(I3)
“...waktu awal kehamilan agak pusing
dan apa mutah. Oya kadang-kadang
punggung pegal jika duduk terlalu
lama...” (I5)
Adanya manfaat yang bersifat
fisik melakukan senam hamil
“... mengurangi rasa pegal-pegal...” (I1)
“...biar tubuh sehat,biar gampang kalau
kelahiran...I2)
Sumber: Data Primer 2011
lviii
Mengenai motivasi fisiologis tersebut dikutib dari hasil wawancara
mendalam terhadap informan sebagai berikut:
I3 : “Iya mbak...selama kehamilan ada keluhan mual-mual itu,
iya pegal-pegal, ee...itu perutnya gatal-gatal, tapi kata ibu saya itu
wajar dan sudah biasa.” (Hasil wawancara dilakukan pada tanggal
31 Juli 2011)
I5 : “Saya tidak ada, hanya waktu awal ee...iya kehamilan itu agak
pusing dan apa muntah. Oya kadang-kadang punggung’e yang
pegel, jika duduk terlalu lama. Saya biasanya terus tidur, kalau
enggak terus apa itu..., mempraktekkan senam hamil.” (Hasil
wawancara dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011)
I1 : “Awalnya saya tahu dari teman mbak yang lebih dulu ikut,
makanya penasaran pengin bisa, iya ada mengurangi rasa pegal-
pegal iya, bayak temannya dan lumayan untuk mengisi waktu
luang.” (Hasil wawancara dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011)
I2 : “Gimana mbak, motivasi itu apa to?Oya biar tubuhnya sehat,
biar gampang kalau melahirkan,.... iya mbak dan pingin aja
karena banyak temannya.” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 2011)
2. Gambaran motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil
Seperti halnya motivasi fisiologis, gambaran motivasi psikologis
ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil juga berkaitan erat
dengan keluhan-keluhan selama masa kehamilan dan manfaat yang bisa
dirasakan dalam mengikuti senam hamil, khususnya yang bersifat psikis.
Hal ini sebagaimana telah ditunjukkan dalam tabel 4.4 (Hasil Kuesioner
Keluhan Selama Masa Kehamilan) dan tabel 4.5 (Hasil Kuesioner Manfaat
Mengikuti Senam Hamil) di atas.
lix
Adapun gambaran motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil dilakukan wawancara mendalam. Berikut ini
adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti:
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Mendalam
Gambaran Motivasi Psikologis Ibu Hamil Trimester II-III Mengikuti
Senam Hamil
Motivasi Psikologis Kata Kunci
Adanya keluhan yang bersifat
psikis
“...membuat saya merasa takut, jadi ya
saya pingin apa proses persalinan yang
sekarang ini lancar sehingga sangat
berminat mengikuti senam hamil...” (I5)
Adanya manfaat yang bersifat
psikis melakukan senam
hamil
“...rasa aman dan nyaman iya, dan
pengalaman masa lalu karena pernah
keguguran juga iya biar tidak terulang
kembali...(I2)
“...karena memang saya ingin tahu itu
yang pertama dan yang kedua karena
manfaatnya itu, iya memberi rasa
aman...”(I5)
Sumber: Data Primer 2011
Mengenai motivasi psikologis tersebut dikutib dari hasil
wawancara mendalam terhadap informan sebagai berikut:
I5. : “Pengalaman masa lalu pernah keguguran dan itu membuat
saya merasa takut, jadi ya saya pingin apa proses persalinan
yang sekarang ini lancar sehingga sangat berminat mengikuti
senam hamil di BPS situ” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 20011)
I2 : “Iya pengin aja mbak, karena banyak teman bisa saling
silaturahmi. Kalau perasaan saya ya...rasa aman dan nyaman iya,
dan pengalaman masa lalu karena pernah keguguran juga iya
biar tidak terulang kembali....” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 2011)
I5 : “Iya saya sebenarnya sangat berminat, tapi karena aktivitas
saya. Iya saya...apa karena memang saya ingin tahu itu yang
pertama dan yang kedua karena manfaatnya itu, iya memberi
rasa aman.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli 2011)
lx
3. Gambaran motivasi dari suami yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil.
Gambaran motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti
senam hamil dilakukan wawancara mendalam. Berikut ini adalah hasil
wawancara mendalam yang dilakukan peneliti:
Tabel 4.9
Hasil Wawancara Mendalam
Gambaran Motivasi Suami yang Mendorong Ibu Hamil Trimester II-III
Mengikuti Senam Hamil
Motivasi dari Suami Kata Kunci
Adanya dukungan suami
yang mendorong untuk
melakukan senam hamil
“...iya dan sangat mendukung...” (I1)
“...suami mendukung, iya...” (I2)
“...suami mendukung dan kasih
motivasi iya kasih motivasi iya...” (I3)
“...sangat mendukung dan sering
mengingatkan juga.. (I4)
“...ya ya memberi dukungan...(I5)
Sumber: Data Primer 2011
Mengenai motivasi suami yang memberi dorongan ibu hamil
tersebut dikutib dari hasil wawancara mendalam terhadap informan
sebagai berikut:
I1 : „Sebenarnya suami saya itu pendiam mbak, tapi tanggapan
suami untuk mengikuti senam hamil itu baik..., iya dan sangat
mendukung...biasanya juga kalau ada jadwal senam hamil suami
saya mengingatkan” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
I2 : ”Keluarga dan suami mendukung, iya...iya...tapi karena saya
dan suami lebih sibuk bekerja, gak ada waktu jadi saya jarang-
jarang mengikuti senam hamil.” (Hasil wawancara dilakukan
tanggal 31 Juli 2011).
I3 : “Karena mungkin ini kehamilan pertama jadi iya suami
mendukung dan kasih motivasi iya..., bahkan saya pernah di
lxi
antar sekali kalo gak salah mbak...” (Hasil wawancara dilakukan
tanggal 31 Juli 2011).
I4: “Senam hamil bagi saya penting dan saya merasa butuh, suami
saya sangat mendukung dan sering mengingatkan juga, jadi saya
rutin mengikutinya.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
I5: “Saya sendiri sangat berminat dan suami ya ya suami memberi
dukunga, sering juga mbak ibu-ibu hamil yang lain mengajak, tapi
karena saya banyak aktivitas jadi jarang ikut.” (Hasil wawancara
dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa semua suami
memberikan dukungan dalam bentuk motivasi bagi para ibu hamil
Trimester II-III untuk mengikuti senam hamil.
4. Gambaran motivasi dari bidan yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil
Gambaran motivasi dari bidan yang mendorong ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil dilakukan wawancara mendalam.
Berikut ini adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti:
Tabel 4.10
Hasil Wawancara Mendalam
Gambaran Motivasi bidan yang Mendorong Ibu Hamil Trimester II-III
Mengikuti Senam Hamil
Motivasi dari Suami Kata Kunci
Adanya motivasi bidan yang
mendorong untuk melakukan
senam hamil
“...Bidannya mensupport,
iya...iya...iya....” (I2)
“...bidan juga...” (I3)
“...iya ya bidannya memberi
motivasi... (I5)
Sumber: Data Primer 2011
lxii
Mengenai motivasi bidan yang memberi dorongan ibu hamil
tersebut dikutib dari hasil wawancara mendalam terhadap informan
sebagai berikut:
P2 : ”Bidannya mensupport, iya...iya...iya...biasanya waktu
posyandu bidang memberi pengumuman.” (Hasil wawancara
dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
P3 : “iya suami mendukung dan kasih motivasi iya, bidan juga...
biasanya kalo pas ada pertemuan arisan ibu-ibu bidan memberi
tahu” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
P5: “iya ya bidannya memberi motivasi dan biasanya besoknya
disuruh datang lagi.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
D. Pembahasan Penelitian.
1. Gambaran motivasi fisiologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil.
Menurut rumusan teori Maslow, kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital. Kebutuhan ini menyangkut
fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan
pangan, sandang dan papan, kebutuhan fisik, seks dan lain sebagainya.
Tindakan yang dilakukan oleh seseorang pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan itu (M. Ngalim Purwanto, 2010).
Begitu pula dalam konteks senam hamil ini, motivasi fisiologis ibu
hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil didasarkan pada pemenuhan
terhadap kebutuhan-kebutuhan fisik tersebut. Dari hasil penelitian baik
melalui kuesioner maupun wawancara mendalam didapatkan gambaran
bahwa kebutuhan tersebut meliputi upaya untuk mengatasi adanya
lxiii
keluhan-keluhan (fisik) yang dirasakan ibu hamil selama masa kehamilan
(tabel 4.5) dan adanya manfaat (fisik) mengikuti senam hamil (tabel 4.6).
Adapun macam-macam keluhan fisik yang memotivasi ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil didasarkan pada hasil wawancara
mendalam di antaranya berupa keluhan perut mual-mual, kepala pusing
dan punggung terasa pegal-pegal. Hal ini sebagaimana terdapat dalam
kutipan hasil wawancara sebagai berikut:
I3 : “Iya mbak...selama kehamilan ada keluhan mual-mual itu,
iya pegal-pegal, ee...itu perutnya gatal-gatal, tapi kata ibu saya itu
wajar dan sudah biasa.” (Hasil wawancara dilakukan pada tanggal
31 Juli 2011)
I5 : “Saya tidak ada, hanya waktu awal ee...iya kehamilan itu agak
pusing dan apa muntah. Oya kadang-kadang punggung’e yang
pegel, tapi kalau duduk kelamaan. Saya biasanya terus tidur,
kalau enggak terus apa itu..., mempraktekkan senam hamil.” (Hasil
wawancara dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011)
Selain adanya keluhan fisik tersebut, adanya manfaat bagi fisik
ketika mengikuti senam hamil juga menjadi motivasi tersendiri bagi ibu
hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil. Dari hasil wawancara
mendalam, beberapa manfaat bagi fisik yang dapat memotivasi ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil di antaranya adalah berkurangnya
rasa pegal-pegal, tubuh sehat dan memperlancar proses persalinan. Hal ini
sebagaimana terdapat dalam kutipan hasil wawancara berikut:
I1 : “Awalnya saya tahu dari teman mbak yang lebih dulu ikut,
makanya penasaran pengin bisa, iya ada mengurangi rasa pegal-
pegal iya, bayak temannya dan lumayan untuk mengisi waktu
luang.” (Hasil wawancara dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011)
lxiv
I2 : “Gimana mbak, motivasi itu apa to?Oya biar tubuhnya sehat,
biar gampang kalau melahirkaa...., iya mbak dan pingin aja
karena banyak temannya.” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 2011)
Dari kelima informan yang telah dilakukan wawancara mendalam
tersebut, dapat diketahui bahwa mayoritas informan (4 dari 5 informan)
menjadikan dorongan pemenuhan terhadap kebutuhan fisik sebagai
motivasi fisiologis di dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah
Nurleili. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan fisik tersebut berupa upaya
untuk mengatasi adanya keluhan fisik selama masa kehamilan (I3 dan I5)
dan adanya manfaat bagi fisik ketika mengikuti senam hamil (I1 dan I2).
Secara umum dapat dikatakan bahwa manfaat yang dapat
diperoleh merupakan tujuan seseorang melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan tertentu. Jadi, setiap tindakan memiliki tujuan atau manfaat
sebagai motivasi seseorang. Semakin jelas tujuan yang diharapkan, maka
jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan (M. Ngalim
Purwanto, 2010).
2. Gambaran motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori
kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
seseorang pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, di dalam
rumusan teori kebutuhan Maslow, setelah kebutuhan dasar tingkat pertama
yang bersifat fisiologis yang harus dipenuhi, kebutuhan yang bersifat
lxv
psikis, rasa aman dan perlindungan (safety and security), seperti
terjaminnya keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit
adalah kebutuhan tingkat kedua yang juga harus terpenuhi.
Pada saat yang sama, adanya kebutuhan psikis yang harus
terpenuhi merupakan motivasi seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan tertetntu. Begitu pula dalam konteks senam
hamil ini, motivasi ibu hamil ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam
hamil adalah karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang bersifat psikis
yang harus dipenuhi tersebut, sehingga motivasi tersebut dikenal dengan
sebutuan motivasi psikologis.
Seperti halnya motivasi fisiologis di atas, dari hasil penelitian baik
melalui kuesioner maupun wawancara didapatkan gambaran bahwa
motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil
didasarkan pada adanya kebutuhan untuk mengatasi adanya keluhan-
keluhan (psikis) yang dirasakan ibu hamil selama masa kehamilan (tabel
4.5) dan adanya manfaat (psikis) ketika mengikuti senam hamil (tabel 4.6).
Adapun macam-macam keluhan psikis yang memotivasi ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil didasarkan pada hasil wawancara
mendalam di antaranya berupa rasa cemas dan khawatir akan pengalaman
masa lalu yang pernah mengalami keguguran, sehingga dengan melakukan
senam hamil diharapkan proses persalinan yang sekarang ini bisa berjalan
lancar. Hal ini sebagaimana terdapat dalam kutipan hasil wawancara
berikut:
lxvi
I5. : “Pengalaman masa lalu pernah keguguran dan itu membuat
saya merasa takut, jadi ya saya pingin apa proses persalinan
yang sekarang ini lancar sehingga sangat berminat mengikuti
senam hamil di BPS situ” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 20011).
Selain itu, motivasi psikologis bagi ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil juga didasarkan pada adanya manfaat bagi psikis
ketika mengikuti senam hamil. Dari hasil wawancara mendalam, beberapa
manfaat bagi psikis yang dapat memotivasi ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil di antaranya adalah terciptanya perasaan aman dan
nyaman, serta mengurangi trauma akibat pengalaman masa lalu selama
masa hamil atau pada saat persalinan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam
kutipan hasil wawancara berikut:
I2 : “Iya pengin aja mbak, karena banyak teman bisa saling
silaturahmi. Kalau perasaan saya ya...rasa aman dan nyaman iya,
dan pengalaman masa lalu karena pernah keguguran juga iya
biar tidak terulang kembali....” (Hasil wawancara dilakukan pada
tanggal 31 Juli 2011)
I5 : “Iya saya sebenarnya sangat berminat, tapi karena aktivitas
saya. Iya saya...apa karena memang saya ingin tahu itu yang
pertama dan yang kedua karena manfaatnya itu, iya memberi
rasa aman.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli 2011)
Dari kelima informan yang telah dilakukan wawancara mendalam
tersebut, dapat diketahui bahwa mayoritas informan (3 dari 5 informan)
menjadikan dorongan pemenuhan terhadap kebutuhan fisik sebagai
motivasi psikologis di dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah
Nurleili. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikis tersebut berupa
upaya untuk mengatasi adanya keluhan psikis selama masa kehamilan (I5)
dan adanya manfaat bagi psikis ketika mengikuti senam hamil (I2 dan I5).
lxvii
Berdasarkan asalnya motivasi, dapat dikatakan bahwa motivasi ibu
hamil Trimester II-III baik fisiologis maupun psikologis mengikuti senam
hamil tersebut masuk kategori motivasi instrinsik. Dikatakan motivasi
instrinsik, karena kekuatan yang mendorong untuk bertindak (mengikuti
senam hamil) adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu
sendiri. Motif instrinsik ini timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya
paksaan dari luar dirinya (M. Ngalim Purwanto, 2010).
3. Gambaran motivasi dari suami yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil.
Pada dasarnya motivasi adalah proses pemberian dorongan kepada
seseorang agar orang tersebut memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu (Sulistiyani dan Rosidah, 2003). Sementara menurut M. Ngalim
Purwanto (2010), motivasi (pendorongan) ialah suatu usaha yang disadari
untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya
bertindak melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dengan merujuk dua pengertian motivasi di atas dan dalam
konteks senam hamil ini, maka peran keluarga khususnya suami adalah
penting sebagai motivator yang mendorong (memotivasi) sang isteri untuk
mengikuti program senam hamil. Dari hasil wawancara terhadap semua
informan, dapat diketahui bahwa semua suami memberikan dukungan
(motivasi) kepada ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil.
Meskipun demikian, mereka tidak menjelaskan secara detail mengenai apa
dan bagaimana bentuk motivasi dari suami tersebut.
lxviii
Adanya dukungan (motivasi) suami bagi para ibu hamil Trimester
II-III mengikuti senam hamil dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara
berikut ini:
I1 : „Sebenarnya suami saya itu pendiam mbak, tapi tanggapan
suami untuk mengikuti senam hamil itu baik..., iya dan sangat
mendukung...biasanya juga kalau ada jadwal senam hamil suami
saya mengingatkan” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
I2 : ”Keluarga dan suami mendukung, iya...iya...tapi karena saya
dan suami lebih sibuk bekerja, gak ada waktu jadi saya jarang-
jarang mengikuti senam hamil.” (Hasil wawancara dilakukan
tanggal 31 Juli 2011).
I3 : “Karena mungkin ini kehamilan pertama jadi iya suami
mendukung dan kasih motivasi iya..., bahkan saya pernah di
antar sekali kalo gak salah mbak...” (Hasil wawancara dilakukan
tanggal 31 Juli 2011).
I4: “Senam hamil bagi saya penting dan saya merasa butuh, suami
saya sangat mendukung dan sering mengingatkan juga, jadi saya
rutin mengikutinya.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
I5: “Saya sendiri sangat berminat dan suami ya ya suami memberi
dukunga, sering juga mbak ibu-ibu hamil yang lain mengajak, tapi
karena saya banyak aktivitas jadi jarang ikut.” (Hasil wawancara
dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
Dari kelima informan yang telah dilakukan wawancara mendalam
tersebut, dapat diketahui bahwa semua informan menjadikan dorongan dan
dukungan dari suami sebagai motivasi di dalam mengikuti senam hamil di
BPS Mariyah Nurleili. Wujud dari motivasi suami tersebut bermacam-
macam, di antaranya ada yang biasanya mengingatkan untuk mengikuti
senam hamil (I1 dan 14) dan mengantarkan istri ke BPS (I3). Akan tetapi,
lxix
karena ada kebutuhan untuk bekerja, maka para ibu hamil tidak rutin
(jarang) untuk mengikuti program senam hamil tersebut.
Motivas suami yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil ini – menurut teori McClelland – dinamakan motif
sekunder. Motif sekunder adalah motof yang ditimbulkan karena dorongan
dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial. Motif ini
bisa dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain.
Dengan demikian, motif ini sering juga disebut dengan motif sosial
(sebagaimana dalam teori Maslow).
4. Gambaran motivasi dari bidan yang mendorong ibu hamil Trimester II-III
mengikuti senam hamil
Motif sosial menyertakan adanya berhubungan (interaksi) dengan
orang lain (need for affiliation). Motif ini mengarahkan tingkah laku
seseorang untuk berhubungan dengan orang lain dengan tujuan
membangun suasana akrab dan harmonis. Dari hasil wawancara terhadap
semua informan dapat diketahui bahwa mayoritas menilai bidan
memberikan motivasi (dorongan) untuk mengikuti senam hamil.
Akan tetapi, seperti halnya dengan gambaran motivasi suami, apa
dan bagaimana bentuk motivasi bidan yang mendorong ibu hamil
Trimester II-III mengikuti senam hamil tidak dijelaskan secara detail oleh
patisipan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam kutipan hasil wawancara
sebagai berikut:
lxx
P2 : ”Bidannya mensupport, iya...iya...iya...biasanya waktu
posyandu bidang memberi pengumuman.” (Hasil wawancara
dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
P3 : “iya suami mendukung dan kasih motivasi iya, bidan juga...
biasanya kalo pas ada pertemuan arisan ibu-ibu bidan memberi
tahu” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli 2011).
P5: “iya ya bidannya memberi motivasi dan biasanya besoknya
disuruh datang lagi.” (Hasil wawancara dilakukan tanggal 31 Juli
2011).
Dari kelima informan yang telah dilakukan wawancara mendalam
tersebut, dapat diketahui bahwa mayoritas informan (3 dari 5 informan)
menjadikan dorongan dan dukungan dari bidan sebagai motivasi di dalam
mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili. Adapun bentuk motivasi
tersebut berupa upaya pemberitahuan kepada para ibu hamil tentang
jadwal senam hamil (I2 dan I3) dan ajakan atau anjuran untuk datang
kembali mengikuti senam hamil (I5).
Dengan demikian, motivasi dari suami dan bidan yang mendorong
ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil termasuk motivasi
ekstrinsik. Hal ini karena motivasi ekstrinsik merupakan suatu dorongan
yang berasal dari luar yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu
(M. Ngalim Purwanto, 2010).
Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri,
melainkan saling terkait dengan faktor-faktor lain, misalnya tingkat usia,
pendidikan, frekuensi melahirkan dan lain sebagainya. Usia dan
pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi
instrinsik seseorang, karena keduanya dapat menjadi tolak ukur kesiapan
lxxi
fisik dan mental seseorang dalam menghadapi masalah, termasuk masalah
kehamilan. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir. Usia 25-30 tahun merupakan
usia subur, di mana pada usia ini merupakan usia yang matang untuk
merencanakan suatu kehamilan (Wahyu Rosidha Handayani, 2009)
Jika dilihat berdasarkan karakteristik tingkat usia ini (tabel 4.1),
maka hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki usia
subur (matang), yakni 25-30 tahun sebanyak 1 orang (20%). Sedangkan
usia yang < 20 tahun sebanyak 2 orang (40%) dan > 30 tahun 2 orang
(40%). Hal ini memperkuat hasil penelitian bahwa ibu hamil yang
memiliki motivasi cukup besar untuk mengikuti senam hamil secara rutin
hanya 1 orang, sedangkan 4 ibu hamil yang lain jarang.
Begitu pula dengan tingkat pendidikan yang baik. Hal ini karena
pendidikan memiliki pengaruh terhadap motivasi instrinsik seseorang
untuk melakukan tidak sesuatu. Tingkat pendidikan yang lebih baik dapat
mendorong seseorang untuk mendapatkan atau bersedia untuk melakukan
sesuatu demi mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap peran serta dalam
perkembangan kesehatan (Wahyu Rosidha Handayani, 2009).
Jika dilihat dari berdasarkan karakteristik pendidikan ini (tabel
4.2), maka hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas informan
berpendidikan SD, yaitu 2 orang (40%). Sedangkan SMP sebanyak 1
lxxii
orang (20%), SMA sebanyak 1 orang (20%) dan lain-lain/PT sebanyak 1
orang (20%). Hal ini juga memperkuat hasil penelitian bahwa mayoritas
ibu hamil kurang memiliki motivasi, sehingga mayoritas ibu hamil (4
orang) jarang (tidak rutin) mengikuti senam hamil. Sedangkan 1 orang ibu
hamil karena tingkat pendidikannya baik, menjadi rutin mengikuti senam
hamil
Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi motif inilah yang disebut
dengan motivasi. Dengan demikian, motivasi (pendorongan) ialah suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia
tergerak hatinya bertindak melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu (M. Ngalim Purwanto, 2010).
E. Keterbatasan Penelitian
Segala sesuatu pasti ada kekurangan dan keterbatasan, termasuk juga
penelitian ini. Diketahui bersama bahwa penelitian kualitatif memerlukan
waktu yang lama dan memerlukan kemampuan, kejelian dari peneliti di setiap
tahapan penelitian, sementara kemampuan peneliti terbatas. Data dari
kuesioner belum bisa merepresentasikan keseluruhan data yang dibutuhkan.
Adanya perbedaan latar belakang sosial dan pendidikan dari informan,
pertanyaan yang sama dalam wawancara menimbulkan penafsiran yang
berbeda-beda, sehingga peneliti harus banyak mengulangi, menjelaskan,
bahkan menuntun setiap pertanyaan yang diajukan.
lxxiii
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasi penelitian, maka peneliti dapat merumuskan beberapa
keseimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi fisiologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil
didasarkan pada adanya kebutuhan untuk mengatasi keluhan yang bersifat
fisik selama masa kehamilan (I3 dan I5), yaitu perut mual-mual, kepala
pusing dan punggung terasa pegal-pegal dan adanya manfaat bagi fisik
pada saat mengikuti senam hamil (I1 dan I2), di antaranya adalah
berkurangnya rasa pegal-pegal, tubuh sehat dan memperlancar proses
persalinan. Dengan demikian, mayoritas informan (4 dari 5 informan)
menjadikan pemenuhan terhadap kebutuhan fisik sebagai motivasi
fisiologis di dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili.
2. Motivasi psikologis ibu hamil Trimester II-III mengikuti senam hamil
didasarkan pada adanya kebutuhan untuk mengatasi keluhan psikis selama
masa kehamilan (I5), yakni berupa rasa cemas dan khawatir akan
pengalaman masa lalu pernah mengalami keguguran. Selain itu juga
adanya manfaat bagi psikis pada saat mengikuti senam hamil (I2 dan I5),
yakni terciptnya perasaan aman dan nyaman, serta mengurangi trauma
akibat pengalaman masa lalu selama masa hamil atau pada saat persalinan.
Dengan demikian, mayoritas informan (3 dari 5 informan) menjadikan
lxxiv
pemenuhan terhadap kebutuhan psikis sebagai motivasi psikologis di
dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili.
3. Semua informan (ibu hamil Trimester II-III) mendapatkan dukungan dan
motivasi dari suami untuk mengikuti program senam hamil. Wujud dari
motivasi tersebut di antaranya mengingatkan untuk mengikuti senam
hamil (I1 dan 14) dan mengantarkan istri ke BPS (I3). Untuk 2 informan
yang lain (I2 dan I5) tidak menjelaskan secara detail mengenai bentuk
motivasi dari suami tersebut.
4. Mayoritas informan (3 dari 5 informan), yaitu ibu hamil Trimester II-III
mendapatkan dukungan dan motivasi dari bidan untuk mengikuti program
senam hamil. Bentuk motivasi tersebut berupa upaya pemberitahuan
kepada para ibu hamil tentang jadwal senam hamil (I2 dan I3) dan anjuran
untuk datang kembali mengikuti senam hamil (I5).
Meskipun demikian, berdasarkan pengamatan dari 4 kali pelaksanaan
senam hamil selama penelitian, peneliti menemukan adanya perubahan,
khususnya dari segi jumlah ibu hamil yang mengikuti senam hamil di BPS
ini. Dari hasil wawancara, perubahan tersebut disebabkan sebagian ibu hamil
sibuk bekerja pada saat jadwal senam hamil dilaksanakan. Selain itu, ada juga
ibu hamil yang lebih memilih untuk melaksanakan senam hamil sendiri di
rumah, karena di samping sudah mengetahui gerakannya, waktunya juga
dirasa lebih fleksibel.
lxxv
B. Saran
1. Bagi Masyarakat/ Ibu Hamil
Diharapkan dapat meningkatkan semangat dan motivasi pribadi
para ibu hamil untuk secara aktif, rutin dan teratur mengikuti progam
senam hamil.
2. Bagi Bidan
a. Diperlukan adanya peningkatan dalam hal sosialisasi pentingnya
senam hamil bagi para ibu hamil.
b. Diperlukan peningkatan peran secara aktif untuk memberikan
motivasi pada para ibu hamil untuk mengikuti senam hamil.
c. Diperlukan peningkatan, baik secara kualitas maupun kuantitas
mengenai fasilitas, sarana dan prasarana senam hamil.
3. Bagi Ilmu Kebidanan Stikes A. Yani
Seiring dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat
akan informasi kesehatan, maka institusi pendidikan harus lebih aktif
dan banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswanya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya perlu diadakan penelitian yang
lebih mendalam kaitannya dengan pelaksanaan senam hamil.
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan peneliti
selanjutnya dapat lebih menyempurnakannya dengan menambahkan
jumlah responden dan dengan menggunakan metode penelitian serta
analisa yang berbeda.
lxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi. http://bataviase.
co.id/content/angka-kematian-bayi-di-indonesia-tinggi. diakases pada
tanggal 21 April 2011.
Anonim. Angka Kematian Ibu Melahirkan. http://www.menegpp.go.id/
aplikasidata/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=2
90 &Itemid=111. Diakses pada tanggal 25 April 2011.
Yussianto, Andy. Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan
dalam Percepatan Pencapaian Target MDGs. http://www.kesehatanibu.
depkes.go.id. di akses pada 17 Meo 2011.
Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kushartanti, W., Soekamti, E. R., & Sriwahyuniati, C. F. (2004). Senam Hamil:
Menyamankan Kehamilan, Mempermudah Persalinan. Yogyakarta:
Lintang Pustaka.
Kusmiyati, Yuni, dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitrayama.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Keshatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
-------------------------- . (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------- . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Purwantoro, Ngalim. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sulistyorini, Evi. (2005). Hubungan Beberapa Karakteristik Ibu Hamil Dengan
Tingkat Keikutsertaan Senam Hamil di RSUP.dr.Sardjito Yogyakarta.
Skripsi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Syafrudin, Theresia, Jomima. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
63
lxxvii
Verawati. (2003). Hubungan Senam Hamil Teratur dengan Proses Persalinan
Klinik Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwati, Am. Kab. Di
Yogyakarta. Skripsi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Wahyuningsih, H.N., Ircham, Indriyani, A., Santi, M.Y. (2009). Dasar-Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Yuliana, Emy. (2008). Hubungan Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan yang
Cepat dan Spontan di Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak Samarinda. KTI
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Samarinda.
lxxviii
lxxix
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Bapak/Ibu calon Responden
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nosintha Hikmawati
NPM. : 1308079
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Perguruan Tinggi : STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “Gambaran Motivasi Ibu
Hamil Trimester II-III dalam Mengikuti Senam Hamil Di BPS Mariyah
Nurleili, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi ibu hamil
Trimester II-III dalam mengikuti senam hamil di BPS Mariyah Nurleili, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Partisipasi yang diharapkan oleh
peneliti adalah kesediaannya Bp/Ibu untuk menjadi responen penelitian dengan
cara mengisi lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan bersedia
dilakukan wawancara. Penelitian ini tidak akan berakibat merugikan responden,
karena segala bentuk data dan informasi yang diberikan akan dijamin
kerahasiaannya.
Atas perhatian dan partisipasi yang diberikan, diucapkan terima kasih.
Sleman, ....................... 2011
Hormat saya,
Nosintha Hikmawati
lxxx
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat;
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Nosintha Hikmawati
NPM. : 1308079
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Perguruan Tinggi : STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Judul Penelitian : Gambaran Motivasi Ibu Hamil Trimester II-III dalam
Mengikuti Senam Hamil Di BPS Mariyah Nurleili
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya dan atau siapa
pun, serta segala informasi yang diberikan tidak akan berdampak nagatif, karena
akan dijamin kerahasiaannya. Saya mengetahui bahwa informasi yang saya
berikan akan bermanfaat bagi penelitian ini. Saya akan memberikan informasi
secara jelas, lengkap dan proporsional sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dengan ini saya menyatakan secara
sukarela bersedia untuk menjadi responden dan berpartisipasi aktif dalam
penelitian ini.
Sleman, ....................... 2011
Hormat saya,
(Responden)
lxxxi
LEMBAR KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti sebelum mengisinya.
2. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang ( √ )
pada setiap jawaban yang sesuai dengan keadaan ibu.
B. Data Demografi
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir : SD SMA
SLTP Lain-lain
4. Pekerjaan : PNS Honor
Pegawai Tidak Tetap Swasta
5. Pernah melahirkan : 1 Kali Lebih dari 1 kali
6. Kelainan/keluhan selama kehamilan :
Ada Tidak ada
7. Riwayat Penyakit : Jantung Hipertensi
Paru paru Lain-lain
Diabetes Tidak ada
8. Apakah ibu mengetahui senam hamil
Tahu Tidak tahu
9. Pernah mengikuti senam hamil :
Pernah Tidak Pernah
10. Berapa kali mengikuti senam hamil :
Rutin sesuai program Kadang-kadang
11. Manfaat mengikuti senam hamil
Ada Tidak ada
lxxxii
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA
A. Pertanyaan mengenai kondisi ibu hamil
1. Berapa kali ibu mengalami proses kehamilan dan persalinan? dan untuk
sekarang merupakan kehamilan yang ke- berapa?
2. Selama proses kehamilan, adakah keluhan atau pun kelainan yang ibu rasakan?
Jelaskan!
3. Adakah keluhan-keluhan yang bersifat fisik yang ibu rasakan selama proses
kehamilan? Jelaskan!
4. Adakah keluhan-keluhan yang bersifat psikis yang ibu rasakan selama proses
kehamilan? Jelaskan!
5. Bagaimana upaya ibu untuk mengatasi segala macam keluhan yang ibu rasakan,
baik secara fisik maupun psikis tersebut? Jelaskan!
B. Pertanayaan mengenai pengetahuan dan minat mengikuti senam hamil
1. Apakah ibu mengetahui tentang senam hamil? Jelaskan!
2. Adakah program senam hamil dari BPS Mariyah Nurleili Kecamatan Mungkid?
Jelaskan!
3. Pernahkah ibu mengikuti program senam hamil tersebut? Berapa kali? Jelaskan!
4. Bagaimanakah tanggapan ibu mengenai program senam hamil tersebut?
Jelaskan!
5. Seberapa besar minat ibu mengikuti program senam hamil tersebut? Jelaskan!
C. Pertanyaan mengenai motivasi ibu hamil mengikuti senam hamil
1. Apakah motivasi ibu mengikuti program senam hamil? Jelaskan!
2. Apakah keluhan yang bersifat fisik menjadi motivasi ibu dalam mengikuti
program senam hamil? Jika iya, mengapa demikian? Jelaskan!
3. Apakah keluhan yang bersifat psikis menjadi motivasi ibu dalam mengikuti
program senam hamil? Jika iya, mengapa demikian? Jelaskan!
lxxxiii
4. Apakah rasa aman dan nyaman serta manfaat lain setelah mengikuti senam
hamil menjadi motivasi ibu dalam mengikuti program senam hamil? Jika iya,
mengapa demikian? Jelaskan!
5. Adakah alasan lain, misalnya pengalaman masa lalu menjadi motivasi ibu dalam
mengikuti program senam hamil? Jika iya, mengapa demikian? Jika tidak, alasan
lain itu apa saja? Jelaskan!
6. Bagaimana tanggapan keluarga (suami) ibu mengenai program senam hamil
tersebut? Jelaskan!
7. Apakah suami memberikan motivasi kepada ibu untuk mengikuti program
senam hamil? Jika iya, dalam bentuk apa? Jika tidak, mengapa demikian?
Jelaskan!
8. Apakah keikutsertaan dari ibu-ibu hamil yang lain memberikan motivasi ibu
untuk mengikuti program senam hamil? Jika iya, dalam bentuk apa? Jika tidak
mengapa demikian? Jelaskan!
9. Apakah bidan memberikan motivasi kepada ibu untuk mengikuti senam hamil?
Jika iya, dalam bentuk apa? Jika tidak, mengapa demikian? Jelaskan!
10. Apakah fasilitas/sarana prasarana senam hamil menjadi motivasi ibu untuk
mengikuti program senam hamil? Jika iya / tidak, mengapa demikian? Jelaskan!
lxxxiv
SALINAN REKAMAN
HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA INFORMAN PERTAMA
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI KECAMATAN
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Mungkid, 31 Juli 2011
NO URAIAN TRIANGULASI
1
ST
I1
ST
“Assalamu’alaikum...?”
“Wa’alaikumsalam, mari silahkan
masuk mbak, ada perlu apa ya?”
“Ini bu, kedatangan saya kemari
ingin melakukan wawancara
kepada ibu untuk penelitian saya.”
ST : ”Apakah bapak tahu mengenai
senam hamil?”
T : “Tahu mbak.”
ST : “Menurut bapak senam hamil itu
apa?”
T : “Ya senam hamil itu senam untuk
ibu-ibu hamil. Jadi nanti pas
persalinan mudah gitu mbak.”
ST : “Oh begitu, program senam hamil
di BPS Bu Elie ini dimulai sejak
bulan apa pak?
T : “Tepatnya saya tidak tahu mbak,
sekitar bulan Februari akhir kalau
tidak salah.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 1-4)
ST : “Oya pak, dengan adanya
program senam hamil ini
tanggapan bapak bagaimana, bagus
tidak?”
T : “Ya jelas bagus to mbak, untuk
para ibu hamil biar gampang kalau
melahirkan.”
ST : “Iya, berarti bapak setuju kalau
dibuka kelas ibu hamil yang isinya
tentang senam hamil?”
T : “Iya setuju aja mbak.”
ST :“Maaf pak, sepengetahuan bapak,
banyak tidak ibu hamil yang datang
untuk mengikuti senam hamil pada
2
ST
I1
ST
“Berapa kali ibu pernah
melahirkan?”
“Lebih dari sekali mbak, ini
insyaalah anak yang ke 3.”
“Iya bu, amin...”
3
ST
I1
“Ada tidak bu keluhan-keluhan
yang ibu rasakan selama
kehamilan?”
“Selama hamil tidak ada mbak,
baik-baik saja.”
4
ST
I1
“Ibu tau tentang program senam
hamil di BPS tidak?”
“Iya mbak, saya tahu.”
5
ST
I1
ST
“Pernahkah ibu mengikuti program
senam hamil di BPS?”
“Pernah mbak, tapi kadang-
kadang.”
“Oh iya berarti ibu kadang-kadang
ya mengikuti senam hamil?”
6
ST
I1
“Keluhan yang bersifat fisik seperti
pegel-pegal itu bisa teratasi tidak
bu, ada kurangnya tidak bu?”
“Iya ada.”
lxxxv
saat bapak mengantar ibu?”
7
ST
I2
“Motivasi ibu apa kok mengikuti
senam hamil itu?”
“Ya saya kepengin bisa aja mbak.”
T : “Setahu saya selama ini paling 1-5
ibu hamil yang datang, kadang 2
orang, tapi meskipun sedikit tetapi
dilaksanakan kok mbak senam
hamilnya.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 5)
ST : “Oh ya pak, misalnya ibu datang
dan mengikuti senam hamil,
keluhan-keluhan fisik seperti
pegal-pegal itu teratasi atau ibu
masih merasakan pegal-pegal?”
T : “Tidak mbak, pegal-pegal lumayan
berkurang dan ada bedanya.
Makanya isteri saya rutin datang
dan mengikuti senam hamil.”
(Triangulasi pada suami ibu
hamil 6-8)
ST : “Selain itu, apakah benar pak
manfaat senam hamil bisa
dirasakan oleh ibu? Berarti bapak
mendukung ibu pergi mengikuti
senam hamil?
T : “Iya jelas mabak, saya sangat
mendukung sekali. Kebetulan
kalau saya libur, ibu saya antar ke
BPS.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 9)
ST : “Baik pak, terima kasih sudah
meluangkan waktunya untuk saya.”
T : “Iya mbak sama-sama, semoga apa
yang saya sampaikan bermanfaat.”
8
ST
I2
ST
“Oh jadi hanya kepingin bisa
senam aja ya bu, nggak ada yang
lain yang dirasakan?”
“Awalnya saya tahu dari teman
mbak yang lebih dulu ikut,
makanya penasaran pengin bisa,
iya ada mengurangi rasa pegal-
pegal iya, bayak temannya dan
lumayan untuk mengisi waktu
luang.”
“Ada bu ya yang dirasakan, berarti
tidak sia-sia mengikuti senam
hamil dan manfaanya baik.”
9
ST
I1
“Tanggapan suami gimana bu
mengenai senam hamil ini?”
“Sebenarnya suami saya itu
pendiam mbak, tapi tanggapan
suami untuk mengikuti senam
hamil itu baik..., iya dan sangat
mendukung...biasanya juga kalau
ada jadwal senam hamil suami
saya mengingatkan”
10
ST
I1
“Mengenai fasilitas untuk senam
hamil di BPS sudah lengkap bu?”
“Iya sudah mbak lengkap”
11
ST
I1
“Iya bu terimakasih, saya minta
maaf bu sudah merepotkan.”
“Iya mbak sama-sama
lxxxvi
HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA INFORMAN KEDUA
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI KECAMATAN
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Mungkid, 31 Juli 2011
NO URAIAN TRIANGULASI
1
2
3
4
5
6
7
ST : “Assalamu’alaikum...?”
I2 : “Wa’alaikumsalam, gimana
mbak ada perlu apa ya?”
ST : “Kedatangan saya kemari
ingin melakukan wawancara
kepada ibu untuk penelitian
saya.”
ST : “Ibu berapa kali pernah
mengalami proses
melahirkan?”
I2 : “Tiga kali, tapi yang
keguguran sekali mbak.”
ST : “Selam kehamilan ada tidak
bu keluhan atau kelainan yang
dirasakan?”
I2 : “Tidak ada.”
ST : “Ada tidak bu keluhan-
keluhan yang bersifat fisik,
seperti kecapekan atau apa gitu
bu?”
I2 : “Tidak ada itu mbak, sudah
biasa.”
ST : “Senam hamil itu setahu ibu
apa?”
I2 : “Senam hamil itu untuk
kesehatan ya mbak kalau tidak
salah.”
ST : “Berapa kali ibu mengikuti
senam hamil di BPS?”
I2 : “Kadang-kadang mbak, karena
sibuk kan, jadi tidak sempat.
Ya sebenarnya baik, tapi sibuk
itu.”
ST : “Ibu setuju tidak tentang
adanya program senam hamil
di BPS?’
I2 : “Iya mbak setuju dan senang.”
ST : ”Apakah bapak tahu mengenai
senam hamil?”
T : “Tahu mbak.”
ST : “Menurut bapak senam hamil itu
apa?”
T : “Ya senam hamil itu senam untuk
ibu-ibu hamil. Jadi nanti pas
persalinan mudah gitu mbak.”
ST : “Oh begitu, program senam
hamil di BPS Bu Elie ini dimulai
sejak bulan apa pak?
T : “Tepatnya saya tidak tahu mbak,
sekitar bulan Februari akhir kalau
tidak salah.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 5)
ST : “Oya pak, dengan adanya
program senam hamil ini
tanggapan bapak bagaimana,
bagus tidak?”
T : “Ya jelas bagus to mbak, untuk
para ibu hamil biar gampang kalau
melahirkan.”
ST : “Iya, berarti bapak setuju kalau
dibuka kelas ibu hamil yang isinya
tentang senam hamil?”
T : “Iya setuju aja mbak.”
ST :“Maaf pak, sepengetahuan bapak,
banyak tidak ibu hamil yang
datang untuk mengikuti senam
hamil pada saat bapak mengantar
ibu?”
T : “Setahu saya selama ini paling 1-5
ibu hamil yang datang, kadang 2
orang, tapi meskipun sedikit tetapi
dilaksanakan kok mbak senam
hamilnya.” (Triangulasi pada
lxxxvii
8
9
10
11
12
13
ST : “Motivasi ibu mengikuti
senam hamil itu apa?” Kok ibu
kepingin mengikuti senam
hamil.”
I2 : “Gimana mbak, motivasi itu
apa to? Oya biar tubuhnya
sehat, biar gampang kalau
melahirkan.”
ST“Kalau ibu mersakan pegal-
pegal, kemudian mengikuti
senam hamil, apa pegal-
pegalnya bisa hilang?”
I2“Iya mbak dan pingin aja karena
banyak temannya.”
ST : “Apakah rasa aman dan
nyaman menjadi motivasi ibu
untuk mengikuti senam
hamil?”
I2 : “Iya pengin aja mbak, karena
banyak teman bisa saling
silaturahmi. Kalau perasaan
saya ya...rasa aman dan
nyaman iya,”
ST : “Alasan lain ada gak bu,
misalnya karena pernah
keguguran dan mengikuti
senam hamil biar kejadian
tidak terulang lagi?”
I2 : “...pengalaman masa lalu
karena pernah keguguran
juga iya biar tidak terulang
kembali....”
ST : “Apakah keluarga suami ibu
mendukung jika ibu berangkat
mengikuti senam hamil?”
I2 : ”Keluarga dan suami
mendukung, iya...iya...tapi
karena saya dan suami lebih
sibuk bekerja, gak ada waktu
jadi saya jarang-jarang
mengikuti senam hamil.”
ST : “Fasilitas untuk senam hamil
itu gamana bu, cukup atau
kurang?”
I2 : “Iya mbak cukup baik.”
suami ibu hamil 6)
ST : “Oh ya pak, misalnya ibu datang
dan mengikuti senam hamil,
keluhan-keluhan fisik seperti
pegal-pegal itu teratasi atau ibu
masih merasakan pegal-pegal?”
T : “Tidak mbak, pegal-pegal
lumayan berkurang dan ada
bedanya. Makanya isteri saya rutin
datang dan mengikuti senam
hamil.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 8-11)
ST : “Selain itu, apakah benar pak
manfaat senam hamil bisa
dirasakan oleh ibu? Berarti bapak
mendukung ibu pergi mengikuti
senam hamil?
T : “Iya jelas mabak, saya sangat
mendukung sekali. Kebetulan
kalau saya libur, ibu saya antar ke
BPS.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 12)
ST : “Baik pak, terima kasih sudah
meluangkan waktunya untuk
saya.”
T : “Iya mbak sama-sama, semoga
apa yang saya sampaikan
bermanfaat.”
lxxxviii
14
15
ST : “Untuk bidannya sendiri
gimana bu, memberi support
gak?”
I2 : “Bidannya mensupport,
iya...iya...iya...biasanya waktu
posyandu bidang memberi
pengumuman.”
ST : “Iya baik bu, ini sudah cukup
dan saya trimakasih sekali.”
I2 : “Oh iya mbak sama-sama.”
lxxxix
HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA INFORMAN KETIGA
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI KECAMATAN
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Mungkid, 31 Juli 2011
NO URAIAN TRIANGULASI
1
2
3
4
5
6
ST : “Assalamu’alaikum...?”
I3 : “Wa’alaikumsalam, mari
mbak silahkan duduk, ada apa
ya?”
ST : “Kedatangan saya ibu ingin
wawancara sama ibu untuk
penelitian saya.”
ST : “Berapa kali Ibu pernah
mengalami proses kehamilan
dan melahirkan?”
I3 : “Baru sekali mbak, ini
insyallah anak yang pertama.”
ST : “Selama kehamilan ada gak
bu keluhan-keluhan, apa itu?”
I3 : “Iya mbak...selama kehamilan
ada keluhan mual-mual itu,
iya pegal-pegal, ee...itu
perutnya gatal-gatal, tapi
kata ibu saya itu wajar dan
sudah biasa.”
ST: “Ada perasaan cemas atau
mungkin khawatir gak bu
menghadapi kehamilan?”
I3 : “Enggak mbak, enjoy saja.”
ST : “Senam hamil itu kalau
sepengetahuan ibu apa?”
I3 : “Senam hamil itu manfaatnya
ya untuk mengatasi pegal-
pegal itu mungkin mbak.”
ST : “Kalau tidak mengikuti senam
hamil itu kan tidak tau cara
melatih bernapas secara benar,
kalau ikut nanti akan tahu, jadi
kalau saat persalinan tidak
akan susah untuk mengatur
napas.”
ST: “Pernah mengikuti program
ST : ”Apakah bapak tahu mengenai
senam hamil?”
T : “Tahu mbak.”
ST : “Menurut bapak senam hamil itu
apa?”
T : “Ya senam hamil itu senam untuk
ibu-ibu hamil. Jadi nanti pas
persalinan mudah gitu mbak.”
ST : “Oh begitu, program senam
hamil di BPS Bu Elie ini dimulai
sejak bulan apa pak?
T : “Tepatnya saya tidak tahu mbak,
sekitar bulan Februari akhir kalau
tidak salah.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 5)
ST : “Oya pak, dengan adanya
program senam hamil ini
tanggapan bapak bagaimana,
bagus tidak?”
T : “Ya jelas bagus to mbak, untuk
para ibu hamil biar gampang kalau
melahirkan.”
ST : “Iya, berarti bapak setuju kalau
dibuka kelas ibu hamil yang isinya
tentang senam hamil?”
T : “Iya setuju aja mbak.”
ST :“Maaf pak, sepengetahuan bapak,
banyak tidak ibu hamil yang
datang untuk mengikuti senam
hamil pada saat bapak mengantar
ibu?”
T : “Setahu saya selama ini paling 1-5
ibu hamil yang datang, kadang 2
orang, tapi meskipun sedikit tetapi
dilaksanakan kok mbak senam
hamilnya.” (Triangulasi pada
xc
7
8
9
10
11
12
senam hamil bu, berapa kali?”
I3 : “Pernah mbak, tapi baru
sekali.”
ST : “Tanggapan ibu mengenai
senam hamil tersebut
bagaimana?”
I3 : “Baik, penting dan banyak
sekali to mbak manfaatnya.”
ST : “Motivasi ibu mengikuti
senam hamil itu apa, apa untuk
mengatasi keluhan atau apa?”
I3 : “Iya mbak untuk mengtasi
keluhan-keluhan itu tadi.”
ST : “Suami ibu mendukung tidak
kalau ibu mengikut senam
hamil?”
I3 : “Karena mungkin ini
kehamilan pertama jadi iya
suami mendukung dan kasih
motivasi iya..., bahkan saya
pernah di antar sekali kalo gak
salah mbak.”
ST : “Kalau bidannya memberikan
motivasi tidak bu?”
I3 : “iya suami mendukung dan
kasih motivasi iya, bidan
juga... biasanya kalo pas ada
pertemuan arisan ibu-ibu bidan
memberi tahu.”
ST : “Kalau fasilitasnya bu,
mendukung tidak?”
I3 : “Iya mbak cukup
mendukung.”
ST : “Iya sudah bu, trimakasih
maaf sudah mengangu,
termakasih..”
I3 : “Iya mbak sama-sama, gak
apa-apa.”
suami ibu hamil 6)
ST : “Oh ya pak, misalnya ibu datang
dan mengikuti senam hamil,
keluhan-keluhan fisik seperti
pegal-pegal itu teratasi atau ibu
masih merasakan pegal-pegal?”
T : “Tidak mbak, pegal-pegal
lumayan berkurang dan ada
bedanya. Makanya isteri saya rutin
datang dan mengikuti senam
hamil.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 3, 8)
ST : “Selain itu, apakah benar pak
manfaat senam hamil bisa
dirasakan oleh ibu? Berarti bapak
mendukung ibu pergi mengikuti
senam hamil?
T : “Iya jelas mabak, saya sangat
mendukung sekali. Kebetulan
kalau saya libur, ibu saya antar ke
BPS.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 9)
ST : “Baik pak, terima kasih sudah
meluangkan waktunya untuk
saya.”
T : “Iya mbak sama-sama, semoga apa
yang saya sampaikan bermanfaat.”
xci
HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA INFORMAN KEEMPAT
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI KECAMATAN
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Mungkid, 31 Juli 2011
NO URAIAN TRIANGULASI
1
2
3
4
5
6
7
ST : “Assalamu’alaikum...?”
I4 : “Wa’alaikumsalam, mari
mbak silahkan duduk, ada apa
ya?”
ST : “Kedatangan saya ibu ingin
wawancara sama ibu untuk
penelitian saya.”
ST : “Berapa kali Ibu pernah
mengalami proses kehamilan
dan melahirkan?”
I4 : “Ini yang kedua mbak.”
ST : “Selama proses kehamilan
ada keluhan tidak bu?”
I4 : “Alhamdulillah tidak, tapi
untuk yang kemarin iya.”
ST : “Ada tidak bu keluhan-
keluhan fisik yang ibu
rasakan, misalnya kakinya
bengkak, pegal-pegal atau
perutnya sering kram atau
bagaimana ibu?”
I4 : “Alhamdulillah tidak mbak.”
ST :“Apa ibu mengetahui tentang
senam hamil, bisa
dijelaskan?”
I4 : “Senam yang ditujukan untuk
para ibu hamil tujuannya itu
untuk memudahkan saat
persalinan.”
ST : “Di tempatnya ibu Leili itu
ada ya bu, ibu berapa kali
mengikuti senam hamil?”
I4 : “Iya ada, saya alhamdulillah
rutin mengikuti.”
ST : “Bagaimana sebenarnya
ST : ”Apakah bapak tahu mengenai
senam hamil?”
T : “Tahu mbak.”
ST : “Menurut bapak senam hamil itu
apa?”
T : “Ya senam hamil itu senam untuk
ibu-ibu hamil. Jadi nanti pas
persalinan mudah gitu mbak.”
ST : “Oh begitu, program senam hamil
di BPS Bu Elie ini dimulai sejak
bulan apa pak?
T : “Tepatnya saya tidak tahu mbak,
sekitar bulan Februari akhir kalau
tidak salah.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 5-6)
ST : “Oya pak, dengan adanya
program senam hamil ini
tanggapan bapak bagaimana, bagus
tidak?”
T : “Ya jelas bagus to mbak, untuk
para ibu hamil biar gampang kalau
melahirkan.”
ST : “Iya, berarti bapak setuju kalau
dibuka kelas ibu hamil yang isinya
tentang senam hamil?”
T : “Iya setuju aja mbak.”
ST :“Maaf pak, sepengetahuan bapak,
banyak tidak ibu hamil yang
datang untuk mengikuti senam
hamil pada saat bapak mengantar
ibu?”
T : “Setahu saya selama ini paling 1-5
ibu hamil yang datang, kadang 2
orang, tapi meskipun sedikit tetapi
xcii
8
9
10
tanggapan ibu mengenai
program senam hamil?”
I4 : “Sebenarnya saya juga
merasa butuh dan kalau
sempat ada waktu pasti saya
mengikuti.”
ST : “Ada tidak bu keluhan-
keluhan, misalnya perasaan
tidak tenang atau mungkin
khawatir menghadapi
persalinan?”
I4 :“Kalau terlalu capek mungkin
juga mempengaruhi mbak,
tapi karena saya mengikuti
senam hamil jadi tidak
merasakan itu.”
ST : “Tanggapan ibu sendiri dan
suami mengenai senam hamil
ini bagainama bu?”
I4 : “Senam hamil bagi saya
penting dan saya merasa
butuh, suami saya sangat
mendukung dan sering
mengingatkan juga, jadi
saya rutin mengikutinya.”
ST : “Iya mungkin cukup dulu bu,
terimakasih banyak atas
partisipasina.”
I4 : “Iya mbak sama-sama.”
dilaksanakan kok mbak senam
hamilnya.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 7-8)
ST : “Oh ya pak, misalnya ibu datang
dan mengikuti senam hamil,
keluhan-keluhan fisik seperti
pegal-pegal itu teratasi atau ibu
masih merasakan pegal-pegal?”
T : “Tidak mbak, pegal-pegal lumayan
berkurang dan ada bedanya.
Makanya isteri saya rutin datang
dan mengikuti senam hamil.”
(Triangulasi pada suami ibu
hamil 3, 8)
ST : “Selain itu, apakah benar pak
manfaat senam hamil bisa
dirasakan oleh ibu? Berarti bapak
mendukung ibu pergi mengikuti
senam hamil?
T : “Iya jelas mabak, saya sangat
mendukung sekali. Kebetulan
kalau saya libur, ibu saya antar ke
BPS.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 9)
ST : “Baik pak, terima kasih sudah
meluangkan waktunya untuk
saya.”
T : “Iya mbak sama-sama, semoga apa
yang saya sampaikan bermanfaat.”
xciii
HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA INFORMAN KELIMA
GAMBARAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER II-III DALAM
MENGIKUTI SENAM HAMIL DI BPS MARIYAH NURLEILI KECAMATAN
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Mungkid, 31 Juli 2011
NO URAIAN TRIANGULASUI
1
2
3
4
5
6
ST : “Assalamu’alaikum...?”
I5 : “Wa’alaikumsalam, silahkan mbak
ada perlu apa ya?”
ST : “Kedatangan saya ibu ingin
wawancara sama ibu untuk
penelitian saya.”
ST : “Berapa kali Ibu pernah
mengalami proses kehamilan dan
melahirkan?”
I5 : “Saya sudah dua kali, ya untuk
yang pertama sehat dan normal,
yang kedua waktu umur 3.5 bulan
itu keguguran dan ini hamil yang
ketiga.”
ST : “Selama kehamilan ada keluhan
fisik tidak bu?”
I5 : “Saya tidak ada, hanya waktu awal
ee...iya kehamilan itu agak pusing
dan apa muntah. Oya kadang-
kadang punggung’e yang pegel,
tapi kalau diduk kelamaan. ST : “Terus ibu cara mengatasinya
bagaimana, buat istirahat
menghentikan aktivitas atau tiduran
atau gimana bu?”
I5 : “Ya saya biasanya terus tidur,
kalau enggak terus apa itu...,
mempraktekkan senam hamil.”
ST : “Kalau senam hamil itu
pengertiannya apa bu?”
I5 : “Menurut saya senam hamil itu
supaya persalinan itu bisa lancar dan
noramal.”
ST : “Di tempatnya Ibu Leili itu ada
program senam hamil ya bu? Pernah
mengikuti tidak?”
I5 : “Iya ada, dan iya saya pernah
ST : ”Apakah bapak tahu mengenai
senam hamil?”
T : “Tahu mbak.”
ST : “Menurut bapak senam hamil
itu apa?”
T : “Ya senam hamil itu senam untuk
ibu-ibu hamil. Jadi nanti pas
persalinan mudah gitu mbak.”
ST : “Oh begitu, program senam
hamil di BPS Bu Elie ini dimulai
sejak bulan apa pak?
T : “Tepatnya saya tidak tahu mbak,
sekitar bulan Februari akhir kalau
tidak salah.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 5-6)
ST : “Oya pak, dengan adanya
program senam hamil ini
tanggapan bapak bagaimana,
bagus tidak?”
T : “Ya jelas bagus to mbak, untuk
para ibu hamil biar gampang
kalau melahirkan.”
ST : “Iya, berarti bapak setuju kalau
dibuka kelas ibu hamil yang
isinya tentang senam hamil?”
T : “Iya setuju aja mbak.”
ST :“Maaf pak, sepengetahuan
bapak, banyak tidak ibu hamil
yang datang untuk mengikuti
senam hamil pada saat bapak
mengantar ibu?”
T : “Setahu saya selama ini paling 1-
5 ibu hamil yang datang, kadang
2 orang, tapi meskipun sedikit
tetapi dilaksanakan kok mbak
senam hamilnya.” (Triangulasi
xciv
7
8
9
10
11
12
13
mengikuti.”
ST : “Tanggapan ibu mengenai senam
hamil itu bagaimana bu?”
I5 : “Menurut saya ya baik, karena
dapat membantu proses persalinan.”
ST : “Ibu berminat tidak mengikuti
senam hamil?”
I5 : “Saya sebenarnya sangat berminat,
tapi karena banyak aktifitas saya jadi
tidak rutin.”
ST : “Kalau motivasi ibu mengikuti
program senam hamil itu apa?”
I5 : “Iya saya...apa karena memang
saya ingin tahu itu yang pertama dan
yang kedua karena manfaatnya itu,
iya memberi rasa aman.”
ST : “Apakah ada alasan lain, misalnya
pengalaman masa lalu pernah
mengalami keguguran, makanya
mengikuti senam hamil?”
I5 : “Pengalaman masa lalu pernah
keguguran dan itu membuat saya
merasa takut, jadi ya saya pingin
apa proses persalinan yang
sekarang ini lancar sehingga
sangat berminat mengikuti senam
hamil di BPS situ”
ST : “Apakah suami memberikan
dukungan bu untuk mengikuti senam
hamil?”
I5 : ”Saya sendiri sangat berminat dan
suami ya ya suami memberi
dukunga, sering juga mbak ibu-ibu
hamil yang lain mengajak, tapi
karena saya banyak aktivitas jadi
jarang ikut.”
ST : “Ibu bidannya sendiri memberikan
motivasi tidak bu?”
I5 : “iya ya bidannya memberi
motivasi dan biasanya besoknya
disuruh datang lagi.”
ST : “Oh iya bu, baik mungkin itu saja,
saya terima kasih banyak dan mohon
maaf sudah menganggu.”
I5 : “Iya mbak sama-sama.”
pada suami ibu hamil 7-8)
ST : “Oh ya pak, misalnya ibu
datang dan mengikuti senam
hamil, keluhan-keluhan fisik
seperti pegal-pegal itu teratasi
atau ibu masih merasakan pegal-
pegal?”
T : “Tidak mbak, pegal-pegal
lumayan berkurang dan ada
bedanya. Makanya isteri saya
rutin datang dan mengikuti senam
hamil.” (Triangulasi pada
suami ibu hamil 9-10)
ST : “Selain itu, apakah benar pak
manfaat senam hamil bisa
dirasakan oleh ibu? Berarti bapak
mendukung ibu pergi mengikuti
senam hamil?
T : “Iya jelas mabak, saya sangat
mendukung sekali. Kebetulan
kalau saya libur, ibu saya antar ke
BPS.” (Triangulasi pada suami
ibu hamil 11)
ST : “Baik pak, terima kasih sudah
meluangkan waktunya untuk
saya.”
T : “Iya mbak sama-sama, semoga
apa yang saya sampaikan
bermanfaat.”
***