19
Gambaran Nematoda Usus Pada Kecoa Dari Rumah Makan dan Restoran Jalan Dr Mansur Medan 2012 Identification of Intestinal Helminthes on Cockroaches from Food Stalls at Jalan Dr Mansur, Medan 2012 Vissalini Jayabalan 1 , Hemma Yulfi 2 1 Mahasiswa F. Kedokteran USU angkatan 2009 2 Staff pengajar Department Parasitologi, F.Kedokteran USU

Gambaran Nematoda Usus Pada Kecoa Dari Rumah Makan Dan Restoran Jalan Dr Mansur Medan 2012 (Manuskript)

Embed Size (px)

Citation preview

Gambaran Nematoda Usus Pada Kecoa Dari Rumah Makan dan Restoran Jalan Dr Mansur Medan 2012Identification of Intestinal Helminthes on Cockroaches from Food Stalls at Jalan Dr Mansur, Medan 2012Vissalini Jayabalan1 , Hemma Yulfi2 1Mahasiswa F. Kedokteran USU angkatan 20092Staff pengajar Department Parasitologi, F.Kedokteran USU

Running Title: Gambaran Nematoda Usus Pada Kecoa

ABSTRAK Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia. Mereka menyukai sampah, feses dan makanan yang dimakan oleh manusia serta bersembunyi di lemari, kamar mandi, dapur,selokan dan tempat orang menyediakan dan menyiapkan makanan. Karena kebiasaan hidupnya yang kotor,kecoa menjadi vektor mekanik bagi nematoda usus. Kecoa dapat mengkontaminasi makanan melalui telur cacing dan cacing yang melekat pada tubuhnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi nematoda usus yang melekat pada permukaan tubuh dan feses sampel kecoa dari beberapa rumah makan dan restoran di kawasan Jalan dr Mansur, Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pemeriksaan laboratorium. Populasi pada penelitian ini adalah semua kecoa yang terdapat di beberapa rumah makan dan restoran di kawasan Jalan dr Mansur, Medan. Sampel diambil secara accidental yang berjumlah 130 ekor diambil dari 26 rumah makan dan restoran. Penentuan warung makan dengan makan dan restoran ialah dengan simple random sampling. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa pada tubuh kecoa terdapat parasit nematoda usus Strongyloides stercoralis 37.7% dan pada feses kecoa juga terdapat parasit nematoda usus Strongyloides stercoralis 5.38% . Pada penelitian ini tidak ditemukan spesies cacing lain dari bagian luar tubuh dan feses kecoa yang ditemukan di beberapa rumah makan dan restoran di kawasan Jalan dr Mansur, Medan. Saran yang dapat diberikan adalah menjaga sanitasi lingkungan rumah makan dan restoran dan menjaga higine dan sanitasi penyelenggaraan makanan.

Kata kunci: Nematoda Usus, Kecoa, Rumah Makan dan Restoran

ABSTRACT

Cockroaches are among the most common pests in many houses and buildings. Cockroaches eat a great variety of food like garbage, excrement and include all food used for human consumption. They hide in cupboards, bathrooms, kitchens, sewer systems and wherever people stores food items. Because their habit in dirty areas, they can mechanically transmit a long list of disease caused by organisms including parasites. Cockroaches can contaminate food and beverages with helminthes larvaes and helminthes eggs that adhere to their external body and feces. This study intended to identify species of intestinal helminthes found in that cockroach's body and feces from food stalls and restaurants at Jalan dr Mansur area. This is a descriptive study. The population in this study is cockroaches taken from food stalls and restaurants in the area of Jalan Dr Mansur, Medan. Samples are taken accidentally totaling of 130 cockroaches taken from 26 food stalls and restaurants. Determination of food stalls and restaurants is by simple random sampling. The result of parasites identification in the laboratory showed some helminthes consisted of larvae of Strongyloides stercoralis (37.7%) on the external body and larvae of Strongyloides stercoralis (5.38%) in the feces. In this study, helminthes eggs were not found from cockroach's body. From this research its suggested that to keep all area in food stalls clean and maintain a proper organization of food sanitation.

Keywords : Helminthes, cockroaches, food stalls and restaurants

PENDAHULUAN Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan. Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen. Alasan utama kecoa sebagai penular dan pembawa mikroorganisme adalah kerana kecoa tinggal di sekitar manusia, hidup di tempat kotor dan memakan apa saja termasuk makanan manusia. Kecoa menjadi vektor mekanik bagi nematoda usus seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodunale, Strongyloides stercoralis dan lain- lain. Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikroorganisme patogen antara lain(WHO,1997). Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa,kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi makanan. Rumah makan dan restoran merupakan salah satu tempat umum yang mempunyai bagian-bagian yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya kecoa dan erat kaitannya dengan penyebaran penyakit akibat penyediaan makanan yang kurang hygines dan sering mengakibatkan diare, kecacingan dan keracunan makanan. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran nematoda usus yang melekat pada permukaan badan dan feses sampel kecoa dari beberapa rumah makan dan restoran di kawasan Jalan dr Mansur, Medan.METODE PENELITIANLokasi penelitian: Penelitian ini bersifat deskriptif. Rumah-rumah makan dan restoran di Jalan dr Mansur, Medan menjadi lokasi penelitian. Jalan sepanjang lebih kurang dua kilometer ini terdapat banyak rumah-rumah makan dan restoran. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2012. Terdapat lebih kurang 35 buah rumah makan sepanjang Jalan dr Mansur. Jalan yang sepanjang 2 kilometer ini dibagi menjadi 3 area dengan metode stratified sampling. Hanya 26 buah rumah makan dan restoran dipilih. secara acak dengan simple random sampling berdasarkan peta kedudukan 35 buah rumah makan dan restoran. Penangkapan sampel dilakukan pada pukul 19.00 21.00 WIB. Analisa sampel dilakukan pada bulan Oktober dan November 2012. Sampel: Sebanyak 130 ekor kecoa ditangkap dari 26 lokasi rumah makan dan restoran. Dari setiap rumah makan dan restoran ditangkap 5 ekor kecoa di tempat-tempat persembunyian kecoa seperti di bahagian dapur, sampah, saluran-saluran air kotor dan toilet pada malam hari. Kecoa ditangkap menggunakan sarung tangan steril dan dikumpulkan menggunakanbotol250 ml dan sarung tangan steril (Paulusetal.1992). Pemeriksakan feses dan badan kecoa dilakukan untuk identifikasi nematoda usus pada sampel kecoa di laboratorium.Cara kerja: 1. Kecoadimatikan dengan menggunakan kapas basah kloroform di dalam botol. Permukaan tubuh eksternal dicuci dalam 5ml garam fisiologis (Nacl) steril selama 2 menit. Untuk identifikasi telur / kista nematoda usus, sekitar 1 ml hasil cuci disentrifugasi pada 2000 rpm selama 5 menit.dan deposit yang dihasilkan diperiksa setelah pewarnaan dengan yodium Lugol 10% di bawah mikroskop cahaya dan diidentifikasi (Beaver et al., 1984).2. Setelah itu, kecoa direndam dalam etanol 90% selama lima menituntuk dekontaminasipermukaan luar dan dikeringkan. Kemudian kembali dicuci dengan saline steril untuk menghilangkan jejak etanol dan saluran percernaan yang aseptik dibedah dengan menggunakan jarum bedah yang disterilkan dengan seranggadi bawah mikroskopbedah.Instrumendicelupkan ke dalametanol dan disterilkan dengan dinyalakan api antara pembedahan. Usus dipotong kemudian dihomogenkandalam 5ml airgaramsterilnormal. Setelah itu, diperiksa dibawah mikroskop. Untuk identifikasi telur / kista nematoda usus, sekitar 1 ml hasil cuci disentrifugasi pada 2000 rpm selama 5 menit.dan deposit yang dihasilkan diperiksa setelah pewarnaan dengan yodium Lugol 10% di bawah mikroskop cahaya dan diidentifikasi (Beaver et al., 1984).HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukan dari 130 sampel kecoa yang ditangkap didapatkan sebanyak 56 (43.1%) positif ditemui gambaran nematoda usus yang melekat pada permukaan badan dan feses sampel kecoa dari beberapa rumah makan dan restoran di kawasan Jalan dr Mansur. Pada permukaan badan sampel kecoa ditemukan 49 ekor larva cacing ( 37.7%) dan dari pemeriksaan feses ditemukan 7 ekor larva cacing (5.38%), seluruhnya dari jenis Strongyloides stercoralis. Penelitian di warung makan Kelurahan Tembalang tahun 2004 pada permukaan tubuh kecoa memperoleh beberapa parasit helmint yaitu telur Ascaris lumbricoides (10%), larva Ascaris lumbricoides (30%), telur Oxyuris vermicularis (23,3%), larva Oxyuris vermicularis (3,3%), telur Trichuris Trichiura (3,3%), telur cacing tambang (6,7%) dan larva cacing tambang(6,7%)(Maucensia.2004). Ada juga ditemui protozoa yang tidak dapat diidentifikasi pada permukaan tubuh kecoa. Jika dilihat gambaran nematoda usus dari segi spesies cacingnya, didapati larva spesies Strongyloides stercoralis banyak ditemukan kira-kira 56 ekor cacing (43.1 %) dengan 12 ekor ( 9.2%) merupakan jenis Strongyloides stercoralis free living. Dari segi ukuran, bentuk larva rhabditiform Strongyloides stercoralis berukuran 0.25mm dan larva filariform Strongyloides stercoralis berukuran 0.55mm. Bentuk cacing dewasa Strongyloides stercoralis (betina) biasanya berukuran 2.0mm dan cacing dewasa Strongyloides stercoralis free living jantan berukuran 0.8mm dan betina berukuran 1.0mm (Muller,2002). Dalam penelitian ini dapati banyak ditemukan jenis larva rhabditiform yang menunjukan karekteristik Strongyloides stercoralis dan larva filariform Strongyloides stercoralis dimana bentuk dan besarnya mirip dengan larva filariform cacing tambang serta cacing dewasa Strongyloides stercoralis free living yang biasanya hidup dipermukaan tanah lembab. Pada penelitian ini tidak ditemukan telur cacing dan jenis spesies cacing yang lainnya. Hasil penelitian di provinsi Samutprakaran, Thailand juga ditemukan larva spesies Strongyloides stercoralis dengan 6 ekor cacing jenis Strongyloides stercoralis free living (0.8%) pada permukaan tubuh dan feses kecoa dan kebanyakan larva rhabditiform dan larva filariform yang tidak dapat diidentifikasi menunjukan karekteristik mirip Strongyloides stercoralis dan cacing tambang (Pennapa Chamavit, 2011). Kemungkinan alasan mengapa cacing spesies lain tidak ditemukan dalam penelitian ini mungkin kerana Jalan dr Mansur terletak di daerah perkotaan dan kebiasaannya di daerah perkotaan sanitasi lingkungan terutamanya dari segi tempat dan kebiasaan defekasi serta jamban adalah lebih baik jika dibanding di daerah perdesaan. Dari segi kebersihannya juga agak terjaga. Selain itu, Strongyloides stercoralis cepat berkembang di tanah. Pada penelitian ini, jenis spesies kecoa yang banyak ditangkap dan dominan ialah jenis kecoa Amerika (Periplaneta americana). Pada penelitian di provinsi Samutprakaran, Thailand, kira kira 97.5% jenis kecoa Periplaneta americana yang dominan dari keseluruhan sampel kecoa yang ditangkap(Pennapa Chamavit,2011) Kecoa menjadi vektor mekanik bagi penyakit parasit. Dalam bisnis kuliner, kecoa mempunyai peranan penting dalam penularan penyakit jenis food borne disease. Pada penelitian dari Addis Ababa, Ethiopia membuktikan peranan kecoa sebagai vektor yang berpotensial membawa food borne bacterial pathogens berdasarkan sampel kecoa yang diambil dari beberapa rumah makan dan rumah sakit (Tachbele E,2006). Ini dapat terjadi melalui bakteri atau kuman penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana kuman tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa. KESIMPULAN DAN SARANDisimpulkan sebanyak 43.1% sampel kecoa ditemukan gambaran nematoda usus yaitu larva Strongyloides stercoralis pada permukaan badan dan feses sampel kecoa. Saranan adalah diharapkan pengelola rumah makan dan restoran akan lebih peka dan memberi lebih perhatian dalam proses penyelenggaraan makanan dan sentiasa mengutamakan kebersihan dan sanitasi makanan dan lingkungan sekitar serta lakukan pengawasan terhadap makanan yang disajikan kepada pelanggan. Diharapkan juga Dinas Kesehatan akan mengiatkan lagi usaha dengan melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap tahap kebersihan, higine dan sanitasi sekitar linkungan rumah makan dan restoran. Gambar 1: Peta Jalan Dr Mansur

Posisi: halaman 5 paragraph 5Tabel 1: Distribusi hasil pemeriksaan sampel kecoaArea Jumlah kecoa yang ditangkap Hasil telur cacing/cacing Keterangan Positif % Negatif %

1 30 15 50 15 50 dijumpai larvae Strongyloides Stercoralis

2

3

60

40

25 41.7 35 58.3 dijumpai larvae Strongyloides Stercoralis 16 40 24 60 dijumpai larvae Strongyloides Stercoralis

Total 130 56 43.1 74 56.9

Posisi: halaman 6 paragraph 1

Tabel 2: Distribusi hasil (+) cacing pada sampel kecoa dari permukaan tubuh dan pada feses

Area Jumlah kecoa yang ditangkapHasil (+) cacingPermukaan tubuh % Feses %

1 30 14 46.7 1 3.33

23 60 40 20 35 5 8.33 15 37.5 1 2.5

Total 130 49 37.7 7 5.38

Posisi: halaman 6 paragraph 2

Gambar 2 : larva Strongyloides stercoralis

Posisi : halaman 7 paragraph 3

DAFTAR PUSTAKABeaver PC, Jung RC, Cupp EW, 1984. Clinical Parasitology 9th ed. Philadelphia: Lea and Febiger.Cornwell PB, 1968. The Cockroach Vol. 1, A Laboratory Insect and an Industrial Pest . London : Hutchinson, 56 60.

Departmen Kesehatan, RI, 2002. Pedoman Pengendalian Kecoa di Rumah Sakit, Jakarta: Depkes RI.Departmen Kesehatan, RI , 2003 . Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII / 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran .Jakarta: Depkes RI. Available from: http://www. depkes . go. id [Accessed 22 May 2012].

Departmen Kesehatan, RI , 2004 . Higiene Sanitasi Makanan Dan Minuman. Jakarta: Dirjen PPM dan PL .

El Sherbini , Gehad T. & El Sherbini , Eman T,2011. The role of cockroaches and flies in mechanical transmission of medical important parasites. Journal of Entomology and Nematology Vol. 3(7), pp. 98-104. Available from: http://www. academicjournals.org/jen [Accessed 22 May 2012].Gandahusada.S, Ilahude. H, Herry. D & Pribadi .W, 2003. Parasitologi Kedokteran. Edisi II.FKUI, Jakarta.

Koplan, R.L., 2009. Modern Text Book Of Zoolog : Invertebrates. 10th ed. NewDehli : Rastogi Publications, 574 596.

Maucensia Septrina Nababan, 2004. Identifikasi Parasit(Helmint Dan Protozoa Usus) Pada Permukaan Luar Tubuh Kecoa Di Beberapa Warung Makan Kelurahan Tembalang Semarang. Available from: http://eprints.undip.ac.id/5554/ [Accessed 10 May 2012].

Muller.R & Wakelin.D,2002. Worms And Human Disease.2nd ed. Available from: http://books.google.co.id/books?id=bWtCMIGF_FMC&pg=PA115&dq [Accessed 5 December 2012].Pennapa Chamavit , Panupong Sahaisook, Nunthawadee Niamnuy, 2011. The Majority Of Cockroaches From The Samutprakarn Province Of Thailand Are Carriers Of Parasitic Organisme. Available from: http:// www.excli.de [Accessed 22 May 2012].Stetson. B, 2002. Periplaneta Americana . Available from http://animal diversity. mm2. umich. Edu. [Accessed 15 April 2012].

Tachbele E , Erku W , Gebre-Michael T , Ashenafi M ,2006. Cockroach-associated food-borne bacterial pathogens from some hospitals and restaurants in Addis Ababa, Ethiopia: Distribution and antibiograms. Journal of Rural and Tropical Public Health 5: 34-41. Available from http://www.jcu.edu.au [Accessed 22 May 2012].Thaddeus K . Graczyk , Ronald Knigh , Leena Tamang ,2005. Mechanical Transmission of Human Protozoan Parasites by Insects. Clinical Microbiology Reversion.2005 January;18(1):12813. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC544177/ [Accessed 22 May 2012].WHO , 1997. Vector Control Methods For Use By Individual & Communities. Available from: http://www.who.int/whopes/resources/vector_rozendaal/en/[ Accessed 22 May 2012]