51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi membuat keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan iritabilitas (Potter, dkk, 2005). Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan 1

Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

  • Upload
    arya

  • View
    44

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi

kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup.

Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur.

Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup,

kemampuan untuk berkonsentrasi membuat keputusan dan berpartisipasi

dalam aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan iritabilitas (Potter,

dkk, 2005).

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani

dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang

dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan

persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan peranan dalam

membantu tubuh kita untuk pulih dari penyakit atau luka. Penelitian

menunjukkan bahwa kurang tidur mengakibatkan kehilangan kekuatan,

kerusakan pada sistem kekebalan dan meningkatkan tekanan darah (Nancy

W, 2006).

1

Page 2: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami oleh

seseorang, yang dapat dibandingkan kembali dengan indra atau rangsangan

yang cukup (Robert Priharjo, 1993).

Memperoleh kualitas tidur yang terbaik adalah penting untk

peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit. Perawat

memperhatikan klien yang sering kali mengalami gangguan tidur yang ada

sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit atau

hospitalisasi. Kadang-kadang, klien mencari pelayanan kesehatan karena

mereka mempunyai masalah tidur yang mungkin telah hilang tanpa disadari

untuk beberapa tahun. Klien yang sakit sering kali membutuhkan lebih

banyak tidur dan istirahat dari pada klien yang sehat. Akan tetapi, sifat

alamiah dari penyakit yang mencegah klien untuk mendapatkan istirahat dan

tidur yang cukup. Lingkungan institusi Rumah Sakit atau fasilitas Perawatan

jangka panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan dapat

menyebabkan sulit tidur (Potter, dkk, 2005).

Secara umum, sebagian besar orang dewasa yang sehat rata-rata

memerlukan tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam, walaupun

kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Kebutuhan akan tidur tidak berkurang

karena usia, walaupun kemampuan untuk mempertahankannya mungkin

menurun (Nancy W, 2006).

Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai

dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan

2

Page 3: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat control irama

sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian

susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada

substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat

tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/

desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai

pusat penggugah atau aurosal state (Iskandar J, 2002).

Tidur juga penting bagi fungsi emosional dan mental. Kurang tidur

dapat mempengaruhi konsentrasi dan merusak kemampuan untuk

melakukan kegiatan yang melibatkan memori, belajar, pertimbangan logis,

dan penghitungan matematis. Sebuah penelitian yang baru-baru ini

dilaporkan dalam New York Times mengesankan bahwa kurang tidur yang

kronis bisa semakin membuat proses penuaan terasa menyulitkan. Bagi

Odha, ganggauan tidur dapat mengakibatkan kemerosotan mutu hidup.

Misalnya, gangguan tidur dapat menyebabkan kelelahan pada siang hari dan

mempengaruhi status fungsional dan mutu hidup (Nancy W, 2006).

Banyak orang HIV-positif dengan kelelahan pada siang hari juga

mengalami kelainan tidur. Jadi, diagnosis yang benar dan pengobatan medis

terhadap kelainan tidur dapat menghasilkan perbaikan bermakna dalam mutu

hidup. Keluhan gangguan tidur juga dihubungkan dengan depresi dan rasa

sakit, keduanya yang juga mempersulit kita untuk tertidur atau menyebabkan

terbangun pada malam atau dini hari. Insomnia, yaitu sulit tidur atau tidur

3

Page 4: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

terus, juga meluas dan kurang terdiagnosis pada orang yang HIV-positif

(Nancy W, 2006).

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa

kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami

kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi

gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan

peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock

melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita

gangguan tidur. Gangguan kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan

psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol (Iskandar J, 2002).

Menurut data International of Sleep Disorder, prevalensi penyebab-

penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%),

gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%),

psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%), ketergantungan

alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%). Demensia

(5%), gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak

saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%), narcolepsy (mendadak

tidur) (0,03%-0,16%) (Iskandar J, 2002).

Dari latar belakang di atas, sehingga penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran pengetahuan pasien tentang manfaat

kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit di Rumah Sakit

Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008”.

4

Page 5: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam Karya

Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Pasien

Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008 ?”

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien tentang manfaat

kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit di Rumah Sakit

Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang manfaat kebutuhan

tidur terhadap proses penyembuhan penyakit berdasarkan umur di

RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2008.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang manfaat kebutuhan

tidur terhadap proses penyembuhan penyakit berdasarkan pekerjaan

di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2008.

c. Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang manfaat kebutuhan

tidur terhadap proses penyembuhan penyakit berdasarkan

pendidikan di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2008.

5

Page 6: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa/i di perpustakaan Akper Nauli

Husada Sibolga, dapat sebagai acuan atau pedoman bagi

mahasiswa/i yang melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan tentang seberapa besar pengetahuan pasien

tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan

penyakit.

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan dapat meningkatkan pengetahuan

dan memberi informasi kepada pasien dalam memenuhi kebutuhan

dasar manfaat tidur.

6

Page 7: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (Knowledge)

A.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “TAHU” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca

indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmojo, 2003).

Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1. Kesadaran (Awarenes), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau objek tertentu, di sini

sikap subjek sudah mulai timbul.

7

Page 8: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

3. Menimbang-nimbang (Enaluation) terhadap baik buruknya stimulus

terhadap bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

sekali.

4. Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adaptasi (Adaptation), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

A.2. Domain kognitif

Notoadmodjo (2002) menyatakan pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Materi tersebut secara benar. Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

8

Page 9: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

(sebenarnya), aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

struktur organisasi tersebut dan kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk suatu keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun komulasi dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

9

Page 10: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

A.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoadmodjo, 2003 faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

1. Umur

Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan – harapan baru. Pada masa ini usia

reproduktif, mas bermasalah, masa ketergantungan, masa

perubahan nilai, masa penyesuaian dengan hidup baru, masa kreatif,

pada dewasa ini ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani

dan mental. Semakin bertambah umur seseorang maka akan

semakin tinggi keinginan tentang kesehatan.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga

dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (Proses

pengetahuan klien) dan hubungannya dengan proses belajar tingkat

pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi

baru (Notoadmodjo, 2003). Semakin meningkat pendidikan

seseorang maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi

wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai

melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengtahuan (pengertian,

10

Page 11: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

pendapatan, konsep-konsep) sikap dan persepsi serta menanamkan

tingkah laku atau kebiasaan yang baru.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah seluruh aktifitas yang dilakukan sehari-hari,

dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya

hubungan sosial dan hubunga dengan orang lain. Setiap orang harus

bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan dengan

atasan. (Notoadmodjo, 2003).

B. Kebutuhan Tidur

B.1. Defenisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadan tidak sadar yang dialami seseorang

yang dapat dibandingkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup

(Notoadmodjo, 2003).

Tidur merupakan suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh

ketenagan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-

ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang

berbeda (Tarwoto W, 2006).

Tidur merupakan aktifitas yang merupakan susunan saraf pusat, saraf

perifer, endokrin, kardiovasakuler, respirasi, dan muskuloskletal (Tarwoto W,

2006).

11

Page 12: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.2. Kebiasaan Tidur

Dalam mengkaji kebiasaan tidur, perawat perlu memperhatikan :

1. Kebiasaan banyaknya tidur

2. Kebiasaan menjelang tidur

3. Jam berangkat tidur

4. Waktu yang diperlukan untuk dapat tidur

5. Jumlah terjaga selama tidur

6. Obat-obatan yang diminum pasien dan pengaruhnya terhadap tidur

7. Lingkungan tidur sehari-hari

8. Persepsi pasien terhadap kebutuhan tidur

9. Posisi tubuh sewaktu tidur (Niven Neil, 2000)

B.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur ada 7 yaitu:

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih

banyak dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan

pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan

mengambat tidurnya.

12

Page 13: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan

keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode

pertama dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf

simpatis sehingga mengganggu tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal seseorang yang tahan

minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur

antara lain:

a. Diurektik : Menyebabkan insomnia

b. Anti Depresan: Supresi REM

c. Kafein : Meningkatkan saraf simpatis

d. Beta Bloker : Menimbulkan insomnia

e. Narkotika : Mensupresi REM (Hudak C, 1997)

13

Page 14: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.4. Tujuan Tidur

Tujuan tidur secara jelas tidak diketahui namun diyakini tidur

diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional dan kesehatan.

Selama tidur, seseorang akan mengulang (Review) kembali kejadian-

kejadian sehari-hari, memproses dan menggunakannya untuk masa depan

(Nancy W, 2006).

B.5. Tanda-tanda klinis istirahat dan tidur

Ada beberapa tanda klinis yang perlu diketahui perawat terhadap

pasien yang kurang istirahat atau tidur, yaitu:

1. Pasien mengungkapkan rasa capai.

2. Pasien mudah tersinggung dan kurang santai

3. Apatis

4. Warna kehitam-hitaman di sekitar mata, kanjungtiva merah

5. Sering kurang perhatian

6. Pusing

7. Mual (Priharjo, 1993)

B.6. Penatalaksanaan Umum

1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya :

a) Untuk mencari penyebab dasarnya dan pengobatan yang

adekuat

b) Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik

14

Page 15: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

c) Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh

gangguan obat hipnotik, alkohol, gangguan mental

d) Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek (Iskandar J, 2002).

2. Konseling dan Psikotherapi

Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan

psikiatri seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik.

Dengan psikotherapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-

masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa

gangguan obat hipnotik.

3. Sleep hygiene terdiri dari:

a) Tidur dan bangunlah secara regular/kebiasaan

b) Hindari tidur pada siang hari/sambilan

c) Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

d) Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

e) Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur (Iskandar J,

2002).

4. Pendekatan Farmakologi

Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan

pengobatan secara kausal, juga dapat diberikan obat golongan

sedative hipnotik. Pada dasarnya semua obat yang mempunyai

kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktivitas dari reticular

activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada

15

Page 16: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

berbagai obat yang menekan susunan saraf tersebut didapatkan

pada berbagai obat yang menekan susunan saraf pusat, mulai dari

obat anti anxietas dan beberapa obat anti depress. Obat hipnotik

selain penekanan aktivitas susunan saraf yang dipaksa dari proses

fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efek

pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu

menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat. Sebelum

mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan

jenis ganggguan tidur, misalnya apakah gangguan pada latensi

panjang (NREM) gangguan pendek, bangun terlalu dini, cemas

sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan

jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya

(Iskandar J, 2002).

B.7. Tahapan Tidur

Tahapan tidur dibagi atas dua bagian, yaitu: NREM dan REM.

1. NREM dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

a. NREM tahap I :

Tingkat transisi, Merespon cahaya, Berlangsung beberapa

menit, Mudah terbangun dengan rangsangan, Aktivitas fisik

menurun, tanda vital dan metabolisme menurun, Bila terbangun

terasa sedang bermimpi.

16

Page 17: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

b. NREM tahap II :

Periode suara tidur, Mulai relaksasi otot, Berlangsung 10-20

menit, Fungsi tubuh berlangsung lambat, Dapat dibangun

dengan mudah.

c. NREM tahap III :

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, Sulit dibangunkan,

Relaksasi otot menyeluruh, Tekanan darah menurun,

Berlangsung 15-30 menit.

d. NREM tahap IV :

Tidur nyenyak, Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif,

Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun, Sekresi

lambung menurun, Gerak bola mata cepat. (Iskandar J, 2002).

2. REM

Tahapan REM dibagi dalam 4 yaitu:

a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan NREM

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur

malamnya

c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi

mimpi

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga

berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi (Iskandar J,

2002).

17

Page 18: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.8. Pola Tidur Normal

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b. Mudah berespon terhadap stimulus

c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira 14 jam/hari

c. Tahap REM 20-30%

3. Todler

a. Tidur 10-12 jam/hari

b. Tahap REM 25%

4. Preschooler

a. Tidur 11 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

5. Usia sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari

b. Tahap REM 18,5%

6. Adolensia

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

18

Page 19: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

7. Dewasa muda

a. Tidur ± 7 jam/hari

b. Tahap REM 20%

8. Usia dewasa pertengahan

a. Tidur ± 7 jam/hari

b. Tahap REM 20%

9. Usia tua

a. Tidur ± 6 jam/hari

b. Tahap REM 20-25%

c. Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen

d. Sering terbangun pada malam hari

B.9. Manfaat Tidur

Memiliki waktu tidur yang cukup dapat memberikan manfaat bagi

kesehatan tubuh. Berbagai hal dapat membuat seseorang kelelahan akibat

kurang tidur seperti jadwal kerja yang tidak teratur, bekerja lembur, dan

membawa kendaraan dalam waktu yang lama tanpa istirahat.

Manfaat tidur bagi kesehatan tubuh sama pentingnya kalau kita

berolahraga dan makan-makanan yang bergizi. Manfaat tidur adalah salah

satu untuk memulihkan metabolisme tubuh kita dimana pada saat kita lelah

dipikirkan kita hanyalah ingin beristirahat yaitu tidur. Tidur pun bisa menjadi

masalah, misalkan tidur yang berlebihan akan menyebabkan tubuh kurang

19

Page 20: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

terasa nyaman dan malas untuk beraktifitas atau melakukan kegiatan pada

keesokan harinya.

Tidur yang pas menyehatkan karena waktu yang diatur kapan kita tidur

dan kapan kita bangun itulah hal yang baik dan perlu dilaksanakan (Iskandar

J, 2002)

20

Page 21: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Pasien

Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Defenisi Operasional

B.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala hal yang dapat diketahui pasien tentang

manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit, dengan

kategori:

a. Baik apabila : 76-100% dengan skor benar 16-20 soal

b. Cukup apabila : 60-75% dengan skor benar 12-15 soal

c. Kurang apabila : <60% dengan skor benar 0-11 soal

Skala ukur : Ordinal

21

Pengetahuan pasien tentang

kebutuhan tidur terhadap

proses penyembuhan penyakit

- Umur

- Pendidikan

- Pekerjaan

Page 22: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.2. Umur

Umur adalah lamanya hidup responden pada saat dilakukan penelitian

dengan kategori :

a. 20-25 tahun

b. 26-30 tahun

c. 31-35 tahun

d. 36-40 tahun

Skala ukur : Interval

B.3. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang telah diselesaikan atau

yang sedang dijalani oleh responden, dengan kategori:

a. Pendidikan Dasar : SD, SLTP

b. Pendidikan Menengah : SLTA

c. Pendidikan Tinggi : D III, S I

Skala Ukur : Ordinal

B.4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh

responden sehari-hari, dengan kategori :

a. Petani

b. Wiraswasta

c. PNS

d. Ibu Rumah Tangga

Skala Ukur : Nominal

22

Page 23: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis deskriptif yaitu menggambar-

kan tingkat pengetahuan pasien tentang manfaat kebutuhan tidur pasien

terhadap proses penyembuhan penyakit di Rumah Sakit Umum Dr.

Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban

Tobing Sibolga Tahun 2008.

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juli 2008, adapun

kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pengajuan judul, penyiapan

ijin lokasi, penyusunan proposal, persiapan ujian, ujian proposal,

pengumpulan data, analisa data, konsultasi laporan penelitian, seminar hasil

penelitian dan penggandaan hasil penelitian.

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat

ke Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008

berjumlah sebanyak rata-rata 80 orang.

23

Page 24: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

Sampel penelitian adalah seluruh pasien yang dirawat di Rumah Sakit

Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga yaitu di Ruangan Melati, Melur,

Anggrek, dan Bougenville sebanyak 50 orang.

E.2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah semua total populasi

yaitu sebanyak 50 orang.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan Data dilakukan dengan menggunakan data primer yang

diperoleh dengan kuisioner sebagian alat bantu, dimana terlebih dahulu

memberikan penjelasan singkat tentang kuisioner, dibagikan dan diisi oleh

responden kemudian dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

selengkapnya.

G. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data

G.1. Tehnik Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah secara manual dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Editing

Dilakukan dengan memeriksa kuisioner telah terisi bila terdapat

kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan dilakukan

pengecekan ulang.

24

Page 25: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

b. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan

petunjuk.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan dan

dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

G.2. Analisa Data

Analisa data dilakukand dengan melihat persentasi data yang

terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, analisa data

dilanjutkan dengan pernyataan responden dari semua pertanyaan-

pertanyaan diberikan sebanyak 20 soal. Selanjutnya dilakukan pembahasan

dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

25

Page 26: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasi penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Pasien

tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008”.

Tabel A.1 : Distribusi Responden berdasarkan pengetahuan di Rumah Sakit Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008

No. Pengetahuan Jumlah Presentase

1. Baik 10 20

2. Cukup 24 48

3. Kurang 16 32

Jumlah 50 100

Dari tabel A.1 dapat diketahui bahwa Mayoritas Responden yang

berpengetahuan cukup sebanyak 24 orang (48%) dan minoritas yang

berpengaruh baik sebanyak 10 orang (20%).

26

Page 27: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

Tabel A.2 : Distribusi pengetahuan Responden berdasarkan Umur di Rumah Sakit Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

No Umur

Tingkat Pengetahuan

Jumlah %Baik Cukup Kurang

f % f % f %

1. 20-25 6 37,5 9 50 3 12,5 18 100

2. 26-30 1 6,66 8 53,33 6 40 15 100

3. 31-35 1 12,5 4 50 3 37,5 8 100

4. 36-40 2 22,22 3 33,33 4 44,44 9 100

Dari tabel A.2 dapat diketahui bahwa Mayoritas Responden yang

berumur 26-30 tahun sebanyak 8 orang (53,33%) berpendidikan cukup dan

Minoritas Responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 1 orang (6,66%)

berpengetahuan baik.

Tabel A.3 : Distribusi Pengetahuan Responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

No Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Jumlah %Baik Cukup Kurang

f % f % f %

1. SD, SLTP - - 5 35,71 9 64,28 14 100

2. SLTA 4 16,66 13 54,17 7 29,17 24 100

3. PT 6 50 6 50 - - 12 100

27

Page 28: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

Dari tabel A.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

berpendidikan SD, SLTP sebanyak 9 orang (64,28%) berpengetahuan

kurang dan minoritas responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 4 orang

(16,66%) berpengetahuan baik.

Tabel A.4 : Distribusi Pengetahuan Responden berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun 2008.

No Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Jumlah %Baik Cukup Kurang

f % f % f %

1. PNS 8 53,33 7 46,66 - - 15 100

2. Wiraswasta 2 11,77 9 47,05 7 41,17 18 100

3. Petani - - 1 50 1 5 2 100

4. IRT - - 7 46,67 8 53,33 15 100

Dari tabel A.4 dapat diketahui mayoritas responden yang mempunyai

pekerjaan PNS sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan baik dan

pekerjaan IRT sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan kurang, minoritas

responden yang mempunyai pekerjaan petani sebanyak 1 orang (5%)

berpengetahuan kurang.

28

Page 29: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 16-26 Juli 2008

dengan jumlah responden 50 orang dengan judul “Gambaran Pengetahuan

Pasien tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan

Penyakit di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga

Tahun 2008”.

B.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup sebanyak 24 orang (48%) dan minoritas responden

yang berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (32%).

Menurut pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan hasil dari “TAHU” dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Menurut asumsi penulis dimana pengetahuan pasien tentang

manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit cukup,

pengetehuan yang dimiliki oleh pasien sangat mempengaruhi tindakan yang

akan dilakukan pasien khususnya tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap

proses penyembuhan penyakit, dalam arti apabila pasien mengerti dan

memahami tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan

29

Page 30: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

penyakit maka pasien akan mau menangani sesuai dengan yang diketahui

pasien.

B.2. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden yang

berumur 26-30 tahun sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan cukup dan

minoritas responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 1 orang (6,66%)

berpengetahuan baik.

Umur 20-25 tahun mayoritas berpengetahuan cukup karena pada

umur 20-25 tahun dapat mengerti/memahami tentang manfaat kebutuhan

tidur terhadap proses penyembuhan penyakit, umur 26-30 tahun mayoritasa

berpengetahuan cukup karena pada umur 26-30 tahun dapat

mengerti/memahami tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap proses

penyembuhan penyakit, umur 31-35 tahun hannya 1 orang berpengetahuan

baik karena umur 31-35 tahun dapat lebih mengerti/memahami tentang

manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit, umur 36-

40 tahun hannya 2 orang berpengetahuan baik karena pada umur 36-40

tahun pengetahuannya lebih luas dibandingkan umur yang lebih muda.

Menurut pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa

semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin bertambah keinginan

seseorang dan pengetahuannya tentang kesehatan.

Menurut asumsi penulis bahwa semakin bertambah umur seseorang

maka pengetahuan seseorang tersebut juga akan semakin membaik.

30

Page 31: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden yang

berpendidikan SD, SLTP sebanyak 9 orang (64,28%) berpengetahuan

kurang dan minoritas responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 4 orang

(16,66%) berpengetahuan baik.

Pendidikan SD, SLTP tidak ada yang berpengetahuan baik karena

SD, SLTP tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang manfaat kebutuhan

tidur terhadap proses penyembuhan penyakit karena memiliki pengetahuan

yang rendah dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan yang lebih

tinggi, pendidikan PT masih ada yang berpengetahuan cukup karena tidak

semua PT dapat memahami/mengerti dan memiliki pengetahuan yang baik

tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit.

Menurut Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa semakin

meningkat pendidikan seseorang maka akan bertambah pengalaman yang

mempengaruhi wawasan dan pengetahuan.

Menurut asumsi penulis bahwa semakin tinggi pendidikan pasien

maka semakin luas pula pengetahuan pasien, karena pasien yang memiliki

pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam mencerna pengetahuan

khususnya tentang manfaat kebutuhan tidur dibanding dengan pasien yang

memiliki pendidikan SD.

31

Page 32: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

B.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden yang

mempunyai pekerjaan PNS sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan baik

dan pekerjaan IRT sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan kurang,

minoritas responden yang mempunyai pekerjaan tani sebanyak 1 orang (5%)

berpengetahuan kurang.

Pekerjaan IRT dan Petani tidak ada yang berpengetahuan baik

karena IRT dan Petani kurang mengerti/memahami disebabkan karena IRT

dan Petani kurang mendapat informasi dan tidak mau tahu tentang manfaat

kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit, pekerjaan PNS

masih ada yang berpengetahuan cukup karena tidak semua PNS memiliki

pengetahuan yang baik dan ada juga PNS yang kurang memahami tentang

manfaat kebutuhan tidur terhadap proses penyembuhan penyakit disebabkan

karena memiliki aktifitas yang padat.

Menurut pendapat Arikunto (2003) mengatakan pekerjaan

merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

kebahagiaan tergantung pada kesuksesan besar luasnya cakupan bakat dan

minat dengan tugas yang diemban artinya makin cocok bakat dan minat

dengan jenis pekerjaan yang diemban makin tinggi pengetahuan yang

dimiliki.

Menurut asumsi penulis bahwa dari hasil penelitian tidak terdapat

kesenjangan antara teori pekerjaan dengan penelitian yang sudah dilakukan

32

Page 33: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

di lapangan. Hal ini terjadi apabila seseorang itu mempunyai pekerjaan,

maka hubungan sosialnya akan semakin luas, sehingga tingkat

pengetahuannya akan semakin tinggi dibandingkan dengan yang tidak

memiliki hubungan sosial yang luas.

33

Page 34: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap “Gambaran

Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses

Penyembuhan Penyakit di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban

Tobing Sibolga Tahun 2008” dapat diambil sebagai berikut:

1. Dari 50 responden mayoritas responden berpengetahuan cukup

sebanyak 24 orang (48%) dan minoritas responden yang berpengetahuan

kurang sebanyak 16 orang (32%).

2. Dari 50 responden yang diteliti didapatkan mayoritas responden yang

berumur 26-30 tahun sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan cukup

dan minoritas responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 1 orang

(6,66%) berpengetahuan baik.

3. Dari 50 responden yang diteliti didapatkan mayoritas responden yang

berpendidikan SD, SLTP sebanyak 9 orang (64,28%) berpengetahuan

kurang dan minoritas responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 4

orang (16,66%) berpengetahuan baik.

4. Dari 50 responden yang diteliti mayoritas responden yang mempunyai

pekerjaan PNS sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan baik dan

pekerjaan IRT sebanyak 8 orang (53,33%) berpengetahuan kurang,

34

Page 35: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

minoritas responden yang mempunyai pekerjaan petani sebanyak 1 orang

(5%) berpengetahuan kurang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian maka saran yang diberikan

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pasien supaya lebih menambah pengetahuan dan

wawasan tentang manfaat kebutuhan tidur terhadap proses

penyembuhan penyakit dengan cara mencari informasi dari perawat

atau tenaga kesehatan lainnya.

2. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan

kebutuhan tidur pasien agar proses penyembuhan penyakit dapat

tercapai.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

lanjutan kepada objek yang lebih luas, dengan metode yang lebih

lengkap untuk lebih menyempurnakan penelitian ini.

35

Page 36: Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Manfaat Kebutuhan Tidur Terhadap Proses Penyembuhan Penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimum Hidayat, A, 2004, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta.

Hudak Carolyn, M, 1997, Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta.

Iskandar J, 2002, Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara

Nancy W, 2006, Wake Up To The Healling Properties of Sleep.

Niven Neil, 2000, Psikologi Kesehatan, Edisi 2, EGC, Jakarta

Notoadmodjo, 2003, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

------------------, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakata

Potter, dkk, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, EGC, Jakarta.

Prihardjo, dkk, 1993, Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien, ECG, Jakarta.

Tarwoto Wartonah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta

---------------, 2008, Buku Rekam Medik Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga.

36