Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
GAMBARAN PERILAKU AKTIVITAS FISIK PADA ANAK DENGAN IMT BERLEBIH DI SEKOLAH DASAR NEGERI BUTUH
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
WAWAN KURNIAWAN
482013008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
ii
GAMBARAN PERILAKU AKTIVITAS FISIK PADA ANAK DENGAN IMT BERLEBIH DI SEKOLAH DASAR NEGERI BUTUH
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
Disusun Oleh :
WAWAN KURNIAWAN
482013008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REKREASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2018
iii
iv
v
vi
vii
viii
GAMBARAN PERILAKU AKTIVITAS FISIK PADA ANAK DENGAN IMT BERLEBIH DI SEKOLAH DASAR NEGERI BUTUH
Wawan Kurniawan1, Angkit Kinasih2, Kukuh Pambuka Putra3
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Kristen Satya Wacana
Abstrak
Latar belakang: Obesitas adalah kondisi di mana kadar lemak tubuh seseorang melebihi batas normal dan dapat terjadi pada segala usia, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia. Selain dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti stroke, diabetes, dan jantung koroner,
obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya masalah perkembangan sosial dan emosional anak. Penyebab terjadinya obesitas pada anak adalah menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV,
komputer atau perangkat video game daripada bermain diluar ruangan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas fisik anak-anak yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) berlebih. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang
akan mempelajari tentang aktivitas fisik anak dengan menggunakan kuisioner Physical Activity Questioner for Children (PAQ-C). Populasi pada penelitian ini adalah para siswa kelas 4 dan 5
sekolah dasar di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran. Hasil: Berdasarkan analisa data diketahui bahwa responden terbanyak dengan perilaku aktivitas fisiknya sedang dan IMT berlebih sebanyak 12 (48,0%) responden. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
perilaku aktivitas fisik anak obesitas dengan IMT di Sekolah Dasar Negeri Butuh.
Kata kunci: aktivitas fisik, obesitas anak, risiko obesitas.
Abstract
Background: Obesity is a condition in which a person's body fat levels exceed normal limits and can occur at any age, ranging from children, adults, to the elderly. Besides being able to
cause several diseases such as stroke, diabetes, and coronary heart disease, obesity can also cause problems in children's social and emotional development. The cause of obesity in children
is spending more time in front of a TV, computer or video game device than playing outdoors. Purpose: This study aims to find out how the physical activity of children who have excessive Body Mass Index (BMI). Method: his research is a quantitative descriptive study that will study
the physical activity of children by using the Physical Activity Questioner for Children (PAQ-C) questionnaire. The population in this study were the 4th and 5th grade students of the elementary
school in Butuh Village, Tengaran District. Result: Based on data analysis, it was found that the majority of respondents with moderate physical activity behavior and excessive BMI as many as 12 (48.0%) respondent. Conclusion: There is no significant relationship between the behavior of
physical activity of obese children and BMI in Butuh State Public Schools.
Keywords: child obesity, physical activity, risk of obesity.
1
Pendahuluan
Obesitas adalah salah satu gangguan kronis yang paling umum di seluruh dunia. Secara
umum, obesitas adalah kondisi di mana Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang melebihi batas
normal [1]. Obesitas dapat diperkiraan dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar
pinggang yang secara efektif dapat memprediksi risiko penyakit metabolik. Banyak faktor yang
mendukung peningkatan risiko obesitas pada seseorang, antara lain: faktor genetik, gaya hidup
tidak sehat, dan lingkungan. Secara genetika, banyak dijumpai orangtua yang gemuk cenderung
mempunyai anak yang gemuk. Unsur sel lemak pada ibu hamil disertai obesitas secara otomatis
akan diturunkan kepada bayi dalam kandungan. Minimnya aktivitas fisik didukung dengan gaya
hidup sekunder, ketersediaan sarana prasarana yang semakin mudah merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas [2].
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi nasional
obesitas pada anak usia 5 – 12 tahun meningkat menjadi 18,8% dari sebelumya 9,2% pada tahun
2010 [3]. Peningkatan prevalensi obesitas pada anak dapat menyebabkan terjadinya masalah
yang menyangkut perkembangan sosial dan emosional anak seperti: percaya diri rendah, rawan
diganggu anak lain, sering merasa cemas, depresi, dan menurunnya pencapaian akademis [4].
Anak-anak berisiko terkena obesitas karena mereka belum mampu seutuhnya menentukan
pola hidup sehat. Anak-anak lebih suka menghabiskan banyak waktu di depan TV, komputer
atau perangkat video game daripada bermain diluar ruangan. Kebiasaan konsumsi juga
berpengaruh terhadap terjadinya obesitas pada anak [5]. Pencegahan obesitas pada anak
sebaiknya dilakukan karena akan berpengaruh terhadap kesehatan di masa depan (dewasa) dan
berpengaruh terhadap risiko beberapa penyakit. Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan
menerapkan gaya hidup sehat dalam keluarga. Menerapkan pola makan hidup sehat, yakni
dengan mengurangi makanan yang manis dan minim zat gizi seperti makanan cepat saji (fast
food).
Setelah melakukan survey dan wawancara dengan kepala desa dan guru-guru yang mengajar
di sekolah dasar Di desa Butuh, Kecamatan Tengaran, sebagian besar mata pencaharian warga
disana adalah sebagai buruh pabrik. Dengan demikian para orang tua kurang memperhatikan
pola makan dan aktivitas yang di lakukan anak-anak mereka, karena jam kerja yang dimulai
2
sejak pagi hari sampai sore hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas
fisik anak-anak yang memiliki IMT berlebih di desa butuh.
Metode
Penelitian ini adalah studi kuantitatif deskriptif yang dilakukan pada bulan Februari
hingga Maret 2018. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar yang
berada di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sampel target berdasarkan
kriteria inklusi sebagai berikut: 1) IMT ≥ 25, 2) siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar, dan 3)
bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah hal-hal lain diluar kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi
berat badan, tinggi badan, dan gambaran ativitas fisik. Variabel yang akan dipelajari adalah
intensitas aktivitas fisik yang dilakukan anak. Untuk memperoleh data intensitas aktivitas fisik
menggunakan Physical Activity Questioner for Children (PAQ-C).
Tabel 3.1. Rumus yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan Physical Activity
Questioner for Children (PAQ-C).
Keterangan :
P : Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah sampel
P = F x 100%
N
3
Tabel 4.1. Cara mengukur IMT.
BB (kg)
IMT= ----------------------
TB (m) x TB (m)
Keterangan = BB (berat badan).
TB (tinggi badan).
Tabel 03. Klasifikasi IMT yang di pakai penelitian ini berdasarkan Klasifikasi IMT dari
Depkes RI 2013.
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) (kg/ m2)
Kurus IMT < 18,5
Normal IMT ≥ 18,5 - < 25,9
Berat Badan Lebih IMT ≥ 25,0 - < 27
Obesitas IMT ≥ 27
Klasifikasi aktivitas fisik anak dapat diketahui dengan menghitung nilai yang paling
sering muncul pada kuesioner Physical Activity Questioner for Children (PAQ-C) yang telah
diisi oleh responden Bobot nilai yang terdapat pada kuesioner PAQ-C menggunakan skala Likert
1 sampai 5. Nilai 1 menunjukkan intesitas Sangat Rendah, nilai 2 (Rendah), nilai 3 (Sedang), 4
(Tinggi), 5 (Sangat Tinggi). Hasil analisis data menggunakan Physical Activity Questioner for
Children (PAQ-C) dihitung menggunakan rumus: (Frekuensi/Jumlah Sampel) x 100% [6].
Penelitian ini mendapat izin dari Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UKSW dan disertai surat izin. Sebelum pengambilan data, peneliti meminta
persetujuan disertai memberikan informed concent kepada setiap responden.
Hasil
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di tiga SD yang berada di desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Provinsi
Jawa Tengah. Ke tiga Sekolah Dasar tersebut yaitu SD Negeri Butuh 01, SD Negeri Butuh 02,
dan SDIT Nurul Islam Butuh.
4
Dari hasil pengukuran IMT seluruh siswa yang berjumlah 245 anak dari tiga Sekolah
Dasar yang berada di Desa Butuh, ditemukan 25 siswa yang di kategorikan kelebihan berat
badan. Sebanyak 24 ( 96%) responden termasuk dalam kategori berat badan berlebih
(overweight), dan sisanya 1 (4%) termasuk dalam kategori obesitas.
Grafik 4.1. Perilaku Aktivitas Fisik Reponden Anak Obesitas di SD Negeri Butuh
Berdasarkan Gambar 5.1 diketahui terbanyak responden dengan perilaku aktivitas fisik
sedang sebanyak 12 (48,0%) responden, 9 (36%) responden termasuk dalam aktifitas ringan, 2
(8%) responden termasuk dalam aktifitas berat, sisanya 1 responden beraktifitas sangat ringan
dan 1 sangat berat.
Tabel 5.2. Hubungan IMT dengan Perilaku Aktivitas Fisik Anak dengan IMT berlebih
Reponden di Sekolah Dasar Negeri Butuh
Variabel
IMT
Berat Badan Lebih
n (%)
Obesitas
n (%)
Aktivitas Fisik
Sangat Ringan 1 (4,0) 0 (0,0)
Ringan 8 (32,0) 1 (4,0)
Sedang 12 (48,0) 0 (0,0)
Berat 2 (8,0) 0 (0,0)
Sangat Berat 1 (4,0) 0 (0,0)
Jumlah 24 (96,0) 1 (4,0)
SangatRingan
Ringan Sedang BeratSangatBerat
Persentase(%) 4 36 48 8 4
0
10
20
30
40
50
60
5
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden terbanyak dengan perilaku aktivitas
fisiknya sedang dan IMT-nya berat badan lebih sebanyak 12 (48,0%) responden. Hal ini berarti
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku aktivitas fisik anak dengan IMT berlebih
di Sekolah Dasar Negeri Butuh.
Pembahasan
Pada masa usia sekolah anak mengalami masa pertumbuhan. Tumbuh kembang anak usia
sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas nutrisi [7]. Status gizi anak dapat dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi makanan termasuk jajanan dan aktifitas fisik. Apabila pada masa
pertumbuhan tingkat konsumsi makanan dan jajanan tidak terkontrol hingga melebihi fungsi
makanan pokok dan tidak terkontrol dengan benar akan dapat menyebabkan malnutrisi [8].
Hasil analisis menunjukkan bahwa diketahui terbanyak responden dengan perilaku
aktivitas fisik sedang sebanyak 12 (48,0%) responden. Perilaku aktivitas fisik sedang siswa
Sekolah Dasar Negeri Butuh membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot yang
berirama atau kelenturan (flexibility), berlari kecil, tenis meja, bermain petak umpet, bermain
lompat tali, bermain kejar-kejaran. Masa sekolah (5-13 tahun) atau masa pertengahan kanak-
kanak, anak mulai tertarik untuk melakukan permainan fisik, menguji perkembangan kekuatan
atau tenaganya, kemampuan gerak, bebas aktivitas secara spontan [9]. Pada masa pertengahan
kanak-kanak, anak mulai mengenal sejumlah aktivitas fisik yang ada di dalam maupun di luar
sekolah melalui bermain, karena salah satu fungsi bermain adalah mengeluarkan energi dari
mendapatkan kepuasan dari melakukan hal-hal yang terbatas dari tekanan hidup [10]. Anak usia
5-13 tahun merupakan tahap inisiasi yaitu anak mulai membedakan kemampuan aktivitas dengan
teman-temannya. Usia 9-12 tahun anak mulai mengerti tentang kompetisi , karena pada usia ini
merupakan tahapan pembentukan, sehingga anak dapat memahami tugas, perintah, dan aturan
kompleks dari suatu cabang olahraga [8].
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak perilaku aktivitas fisik sedang sebanyak 14
(31,1%) responden sedangkan aktivitas fisik sedang-berat sebanyak 60,4%. Aktivitas fisik adalah
setiap gerak tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi [11].
Aktivitas fisik yang kurangnya merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis, dan
6
secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global [12]. Aktivitas fisik ialah
gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang memerlukan pengeluaran energi.
3. Hubungan Perilaku Aktivitas Fisik dengan IMT Anak Obesitas
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor seperti genetik, lingkungan (gaya hidup),
dan psikologi [13]. Bersamaan dengan meningkatnya obesitas, prevelensi diabetes militus tipe II
juga meningkat sangat tajam dan peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut dan para
penderita obesitas mempunyai resiko tinggi terjadinya resistensi insulin serta peningkatan kadar
gula darah. Sementara itu pradiebetes merupakan kondisi dimana kadar gula darah lebih tinggi
dari batas normal, namun belum cukup untuk dikategorikan sebagai diabetes [14]. Bila tidak
ditangani dengan baik, kondisi pradiabetes bisa berkembang menjadi diabetes. Anak-anak
berisiko terkena obesitas jika mereka tidak melakukan pola hidup sehat. Penyebab terjadinya
obesitas pada anak adalah anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV, komputer
atau perangkat video game daripada bermain diluar ruangan. Faktor makanan juga berpengaruh
terhadap terjadinya obesitas pada anak. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi
obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada pengobatan [15].
Kesimpulan
Aktivitas fisik yang kurang akan berdampak pada peningkatan Indeks Massa Tubuh.
Selain berisiko terkena obesitas, aktivitas fisik yang kurang akan mengurangi produktivitas pada
individu. Anak-anak di desa butuh yang memiliki IMT berlebih, sebagian besar melakukan
aktivitas fisik sedang (48%).
Saran
Tindakan yang dapat dilakukan orang tua anak Sekolah Dasar Negeri Butuh dalam
pencegahan obesitas pada anak adalah dengan cara mengatur pola makan anak dan lebih
meningkatkan aktivitas fisik anak. Orang tua anak Sekolah Dasar Negeri Butuh berupaya
mengatasi berat badan anak dengan cara mengurangi uang jajan di sekolah dan selalu
mengingatkan anaknya untuk rajin berolahraga. Orang tua juga diharapkan untuk menyediakan
jajanan yang baik untuk kesehatan agara asupan gizi dapat terkontrol serta memperhatikan
kondisi fisik anak terutama pada berat badan dan tinggi badan anak.
7
Guru Sekolah Dasar Negeri Butuh dan pihak pengelola kantin juga berperan dalam
pencegahan obesitas pada anak-anak, mereka bisa memberikan pengertian hingga menyediakan
jajanan yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan memenuhi nilai gizi pertumbuhan anak.
8
Daftar Pustaka
1. Michael W. Schwartz, Randy J. Seeley, Lori M. Zeltser, Adam Drewnowski, Eric Ravussin, Leanne M. Redman and RLL. Obesity Pathogenesis: An Endocrine Society
Scientific Statement. Endocr Soc. 2017;1–3.
2. Kartini S. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak Usia 5-15 Tahun. Progr Stud Anafarma Univ
Abdurrab. 2016;2–5.
3. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Peneliti Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2013. 2013;216–20.
4. Huriatul Masdar, Pragita Ayu Saputri, Dani Rosdiana, Fifia Chandra D. Depresi, ansietas, dan stres serta hubungannya dengan obesitas pada remaja. J Gizi Klin Indones. 2016;12:138–43.
5. K. R. Hesketh RL and EMF van S. Barriers and facilitators to young children’s physical activity and sedentary behaviour: a systematic review and synthesis of qualitative
literature. Pediatr Obes. 2017;987–9.
6. Kent C. Kowalski, Ph.D, Peter R. E. Crocker, Ph.D RMD. The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) Manual. Coll Kinesiol Univ Saskatchewan 87 Campus Drive Saskatoon, SK, Canada. 2004;2–5.
7. Setiawati EC. Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia
Sekolah Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. J Kesehat Kartika. 2009;53–5.
8. Febrianto Heri Kurniawan, Saichudin DM. Gambaran Perilaku Jajan Dan Aktivitas Fisik
Pada Siswa Sekolah Dasar Di SDN Oro-Oro Ombo 02 Kota Batu. Fak Ilmu Keolahragaan, Univ Negeri Malang. 2017;2–4.
9. Firman Henry Septianto. Kemampuan Motorik Kasar Antara Anak Laki-Laki Dan Perempuan Kelas IV Dan V Di SD Pengajaran 3 Kudus. Fak Ilmu Keolahragaan, Univ
Negeri Semarang. 2016;18–22.
10. Martin A, Jn B, Laird Y, Sproule J, Jj R, Dh S. Physical activity , diet and other
behavioural interventions for improving cognition and school achievement in children and adolescents with obesity or overweight. 2018;(3).
11. Westerterp KR. Physical activity and physical activity induced energy expenditure in humans: measurement , determinants , and effects. 2013;4(April):1–11.
12. Frank W. Booth, Ph.D. Lack of exercise is a major cause of chronic diseases. 2014;2(2):1143–211.
13. Made Rismawan, Ni Luh Putu Dina Susanti IGSA. Hubungan Antara Masalah Genetik Dan Faktor Psikologis Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Kelas Enam Sekolah Dasar
Di Denpasar, Bali. 2013;75–81.
14. Khan MZ. Mechanism linking diabetes mellitus and obesity. 2014;587–91.
9
15. Ayu R, Sartika D. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak. 2011;15(1):37–43.
10
Lampiran.
Lampiran 1. Surat ijin penelitian
11
12
13
Lampiran 2. Informed Consent
FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN
(Informed Consent)
Saya yang bernama Wawan Kurniawan, mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, dan saat
ini sedang melakukan penelitian untuk digunakan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
program sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan oleh siswa dengan IMT berlebih di Sekolah Dasar
Negeri Butuh, Tengaran.
Mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya, dan
juga ketersediaannya untuk diizinkan melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (berat badan
dan tinggi badan). Jika saudara bersedia. Silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti
kesukarelaan saudara.
Setelah saudara memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dalam kondisi:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Saudara berhak untuk memutuskan keluar/tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian
ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun. Jika ada hal yang kurang dipahami
saudara, dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya
ucapkan terimakasih.
Desa Butuh, 24 Juli 2018
Responden Peneliti
( ) ( Wawan Kurniawan )
14
Lampiran 3. Identitas Responden
I. Identifikasi Responden
1. Nama Lengkap :
2. Tempat Tanggal Lahir :
3. Usia :
4. Jenis Kelamin :
5. Alamat :
II. Pengukuran Indeks Massa Tubuh
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1 Berat Badan
2 Tinggi Badan
3 Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) (kg/ m2)
Kurus IMT < 18,5
Normal IMT ≥ 18,5 - < 25,9
Berat Badan Lebih IMT ≥ 25,0 - < 27
Obesitas IMT ≥ 27
15
Lampiran 4. KuesionerAktivitas Fisik
Physical Activity questionnaire (sekolah dasar)
Nama : Umur :
Jenis Kelamin : laki-laki ( ) / perempuan ( ) Kelas :
Saya mencoba untuk mengetahui tentang tingkat aktivitas fisik Anda dari 7 hari terakhir (satu minggu terakhir). Ini termasuk olahraga atau pekerjaan yang membuat anda berkeringat atau membuat kaki anda merasa lelah, atau permainan yang membuat anda bernafas
dengan keras seperti lompat tali, berlari, memanjat, dan lainnya.
Ingat: 1. Tidak ada jawaban benar dan salah – ( ini bukan ujian ). 2. Tolong jawab semua pertanyaan sejujur dan seakurat mungkin – ( ini sangat penting ).
1. Aktivitas fisik di waktu luang anda: Sudahkah anda melakukan kegiatan berikut dalam 7 hari
terakhir (minggu lalu)? jika iya, berapa kali ( berilah tanda √ pada kolom tersebut )
No Aktivitas Fisik Tidak pernah 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 kali atau
lebih
1 Lompat tali
2 Berjalan
3 Bersepeda
4 Jogging atau berlari
5 Senam
6 Berenang
7 Kasti
8 Menari
9 Sepakbola
10 Bulu tangkis
11 Voli
12 Basket
13 Egrang
14 Gobak sodor
15 Kelereng
16 Petak umpet
17 Boi boi an ( moi )
18 Engklek / sundamanda
Lain lain, sebutkan ?
19
20
2. Dalam 7 hari terakhir, selama kelas pendidikan jasmani, seberapa sering anda sangat aktif (bermain dengan serius, berlari, melompat, melempar)? (pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut ).
a. Saya tidak berolahraga
16
b. Hampir tidak pernah
c. Terkadang
d. Cukup sering
e. Selalu
3. Dalam 7 hari terakhir, apa yang paling sering anda lakukan saat istirahat?. (pilih satu saja,
berilah tanda √ pada kolom tersebut).
a. Duduk (berbicara, membaca, mengerjakan pekerjaan sekolah)
b. Berdiri di sekitar atau berjalan sekitar
c. Berlari atau bermain sebentar ( kurang dari 5 menit)
d. Berlari atau bermain agak lama ( lebih dari 5 menit )
e. Berlari dan bermain hampir sepanjang waktu
4. Dalam 7 hari terakhir, apa yang biasa anda lakukan saat makan siang (selain makan siang)?
(pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut).
a. Duduk (berbicara, membaca, mengerjakan pekerjaan sekolah)
b. Berdiri di sekitar atau berjalan sekitar
c. Berlari atau bermain sebentar ( kurang dari 10 menit)
d. Berlari atau bermain agak lama ( lebih dari 10 menit)
e. Berlari dan bermain hampir sepanjang waktu
5. Dalam 7 hari terakhir, setelah sepulang sekolah, berapa hari anda melakukan olahraga, menari, atau bermain game di mana anda sangat aktif? (pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut).
a. Tidak pernah
b. 1 kali dalam seminggu
c. 2 atau 3 dalam seminggu
d. 4 kali dalam seminggu
e. 5 kali dalam seminggu
6. Dalam 7 hari terakhir, pada sore hari, berapa hari anda melakukan olahraga, menari, atau
bermain game di mana anda sangat aktif? (pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut).
a. Tidak pernah
b. 1 kali dalam seminggu
c. 2 atau 3 dalam seminggu
d. 4 atau 5 kali dalam seminggu
e. 6 atau 7 kali dalam seminggu
7. Pada akhir pekan lalu, berapa kali anda melakukan olahraga, menari, atau bermain game di mana anda sangat aktif? (pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut).
a. Tidak pernah
b. 1 kali dalam seminggu
c. 2 - 3 dalam seminggu
d. 4 - 5 dalam seminggu
17
e. 6 kali atau lebih
8. Manakah dari berikut ini yang menggambarkan anda selama 7 hari terakhir? Baca kelima
pernyataan sebelum memutuskan satu jawaban yang menggambarkan Anda?
a. Semua atau sebagian besar waktu luang saya dihabiskan untuk melakukan hal-
hal yang melibatkan sedikit usaha fisik
b. Saya kadang-kadang (1-2 kali seminggu) melakukan aktivitas fisik di waktu
senggang saya (misalnya bermain olahraga, berlari, berenang, bersepeda,
melakukan senam)
c. Saya sering (3-4 kali seminggu) melakukan aktivitas fisik di waktu luang saya
d. Saya cukup sering (5-6 kali seminggu) melakukan aktivitas fisik di waktu luang
saya
e. Saya sangat sering (7 atau lebih dalam seminggu) melakukan aktivitas fisik di
waktu luang saya
9. Tandai seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik (seperti bermain olahraga, permainan,
melakukan tarian, atau kegiatan fisik lainnya) untuk setiap hari, minggu lalu.
Hari Tidak pernah sedikit sedang Sering Sangat sering
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
minggu
10. Apakah Anda sakit minggu lalu, atau melakukan sesuatu mencegah anda tidak melakukan
aktivitas fisik normal anda? (pilih satu saja, berilah tanda √ pada kolom tersebut).
Iya
Tidak
Jika iya, apa yang menghalangi anda dalam beraktivitas fisik?..............................
18
Dokumentasi