Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK
PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH
NIM : 105104003468
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2010 M.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Judul penelitian : GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE
SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL
UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG
Peneliti : MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH
Saya adalah santri/santriwati tingkat SMP/SMA yang tinggal di pondok
pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang telah diminta dan bersedia
untuk berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut diatas. Peneliti telah
menjelaskan tentang cara-cara penelitian yang akan dijalankan. Saya mengetahui
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene
santri di pondok pesantren jihadul ukhro turi tempuran karawang.
Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi pada saya sangat kecil. Saya
berhak untuk mengundurkan diri menjadi subjek penelitian ini tanpa ada sangsi
atau kehilangan hak saya. Saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga
identitasitas dan kerahasiaan saya.
Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia ikut serta dalam penelitian.
Jihadul Ukhro, 2009
Informan Peneliti
( ) ( )
PROGRESS REPORT
BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah
NIM : 105104003468
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran
Kabupaten Karawang Tahun 2010
Dosen Pembimbing : 1. Jamaludin, S.Kep, M.Kep
2. Catur Rosidati, S.KM, M.KM
No Hari/Tanggal Kegiatan Dosen pembimbing
1. Jumat /17-04-2009 Judul disetujui Jamaludin, S.Kep, M.Kep
2. Kamis/30-04-2009 Refisi BAB I Jamaludin, S.Kep, M.Kep
3. Selasa/19-05-2009 Konsul BAB I-IV : Perbaiki definisi
oprasional
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
4. Senin/1-06-2009 Refisi BAB I-IV: susun latar
belakang dari umum ke khusus,
gambarkan personal higiene
pesantrennya, perbaiki definisi
oprasional
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
5. Senin/8-06-2009 Refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki
kuesioner
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
6. Jumat/12-06-2009 Konsul BAB I-IV dan Kuesioner,
daftar pustaka
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
7. Rabu/5-08-2009 Perbaiki BAB I-IV, perubahan
metode penelitian
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
8. Jumat/7-08-2009 Konsul perubahan jenis penelitian
menjadi kualitatif
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
9. Kamis/10-09-2009 Perbaiki BAB I, perbaiki BAB III,
BAB IV, lembar observasi dan
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
pedoman wawancara mendalam
10. Kamis/29-10-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM
11. Kamis/29-10-2009 Perilaku yang tidak bisa diobservasi
di tanyakan dalam wawancara
mendalam, perbaiki ruang lingkup
penelitian, BAB IV, dan pedoman
wawancara, juga surat persetujuan
sebagai subjek penelitian
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
12. Rabu/4-11-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM
13. Senin/21-12-2009 Konsul kerangka konsep Jamaludin, S.Kep, M.Kep
14. Jumat/24-12-2009 Perbaiki lembar observasi Catur Rosidati, S.KM, M.KM
15. Kamis/7-01-2010 Sesuaikan tujuan, dengan kerangka
konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki
Pedoman FGD santri
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
16. Senin/22-03-2010 BAB V di refisi, di buat per item
kegiatan personal higien, benarkan
matrik
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
17. Senin/29-03-2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat
pengantar ungkapan dengan
ungkapannya, matrik dipisah antara
kelompok laki-laki dan perempuan
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
18. Kamis/01-04-2009 BAB VI refisi buat per item kegiatan
personal higien
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
19. Kamis/08-04-2009 Konsul BAB VI dan VII, ACC maju
sidang
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
20. Senin/12-04-2009 Konsul BAB I-VII dan konsul
abstrak, ACC maju sidang
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM
1. Tanggal 19 mei 2009 konsul BAB I – BAB IV, perbaiki definisi
oprasional (pa jamal)
2. Tanggal 1 juni 2009 refisi BAB I – IV diurutkan dari umum ke
khusus, gambarkan keadaan personal higiene pesantrennya, perumusan
masalah difokuskan, definisi oprasional dan kuesioner juga skala ukur harus
sama referensinya, cari pengertian sikap dan sosio ekonomi yang lebih sesuai
(bu catur)
3. Tanggal 8 juni 2009 refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki kuesioner
(pa jamal)
4. Tanggal 12 juni 2009 konsul BAB I – BAB IV dan kuesioner (bu
catur)
5. Tanggal 5 agustus 2009 perubahan judul, perbaiki latar belakang
penelitian, BAB II, definisi oprasional, BAB IV, dan kuesioner penelitian,
disarankan penelitian kualitatif (bu catur)
6. Tanggal 7 agustus 2009 konsul perubahan jenis penelitian dari
kuantitatif ke kualitatif (pa jamal)
7. Tanggal 10 september 2009 perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, BAB IV,
lembar observasi dan pedoman wawancara mendalam (bu catur)
8. Tanggal 29 oktober 2009 ACC seminar proposal (pa jamal)
9. Tanggal 29 oktober 2009 perilaku yang tidak bisa diobservasi di tanyakan
dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan
pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian (bu
catur)
10. Tanggal 4 november 2010 ACC seminar proposal (bu catur)
11. Tanggal 21 desember 2010 konsul kerangka konsep (pa jamal)
12. Tanggal 24 desember 2010 perbaiki lembar observasi (bu catur)
13. Tanggal 7 januari 2010 sesuaikan tujuan, dengan kerangka konsep,
perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri (bu catur)
14. Tanggal 22 maret 2010 BAB V di refisi, di buat per item kegiatan
personal higien, benarkan matrik (pa jamal dan bu catur)
15. Tanggal 29 maret 2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat pengantar
ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara kelompok laki-laki dan
perempuan (pa jamal dan bu catur)
16. Tanggal 1 april 2010 BAB VI refisi buat per item kegiatan personal
higien
17. Tanggal 8 april 2010 konsul BAB VI dan VII, ACC maju sidang
18. Tanggal 12 april 2010 konsul abstrak, ACC maju sidang
1
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah
NIM : 105104003468
Mahasiswa progran : Ilmu Keperawatan
Tahun akademik : 2005
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI
PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN
TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 9 April 2010
(Mujtahidah Intan Nuqsah)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 21 Mei 2010
Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK
PESANTREN JIHADUL UHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010
Xix + 101 halaman + 2 tabel + 14 lampiran
Abstrak. Personal higiene santri menjadi penting karena selain sebagai langkah
awal terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren, personal
higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme
dan mencegah seseorang terkena penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi
Tempuran Karawang tahun 2010, dengan menggunakan metode kualitatif, dan desain
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Informan
dalam penelitian ini 26 orang, dengan 24 orang informan FGD yang terdiri dari 2
kelompok putra dan 2 kelompok putri. Dan 2 orang informan wawancara mendalam
yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, 1 orang pengurus. Hasil penelitian menunjukan
bahwa gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi, menggosok gigi,
merawat rambut, merawat mata, merawat hidung, merawat telinga, mencuci tangan,
merawat kaki, dan merawat pakaian tergantung dari adanya bahan dan alat, serta
biaya yang informan miliki. Begitu pula halnya dengan langkah-langkah, kebiasaan,
dan frekuensi tergantung dari ada tidanya alat dan bahan untuk melakukan personal
higiene. Teladan informan dalam melakukan personal higiene adalah orang tua,
nenek, kakak, ustadzah, dan teman. Alternatif lain yang digunakan informan adalah
dengan cara meminjam, meminta, tidak melakukan atau melakukan tapi tidak
menggunakan alat dan bahan seperti biasanya, tetapi tidak mengurangi pemikiran dan
perasaan informan terhadap manfaat personal higiene. Dengan demikian diperlukan
pemberdayaan seluruh potensi yang ada di pondok untuk mengubah kebiasaan yang
masih kurang baik. Serta bekerjasama dengan para orang tua santri untuk
memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan personal higiene santri.
Kata kunci : perilaku, personal higiene, Pondok Pesantren
Daftar bacaan : 44 (1997-2010)
3
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY OF NURSING SCIENCES PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Undergraduated Thesis, 21 May 2010
Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468
THE DESCRIPTION OF PERSONAL HIGIENE STUDENT’S BEHAVIOR AT JIHADUL UKHRO TURI BOARDING SCHOOL, TEMPURAN, KARAWANG
2010
Xix + 101 pages + 2 tables + 14 appendixes
ABSTRACT
Personal hygiene students is important because a first step to create a clean
and healthy living behaviors in the boarding school and a good personal hygiene will
minimize the entrance (portal of entry) of microorganisms and prevent a person from
getting disease. This study aims to know the description of personal hygiene students
behavior at Jihadul Ukhro Turi boarding school, Tempuran, Karawang in 2010, using
qualitative methods, and design of phenomenology. Data collection is done by using
in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and observation. Informants in
this study amounted to 26 people, with 24 informants FGD consisted of 2 group of
men and 2 group of girls, and 2 informants in-depth interview consisted of 1 person
manager of organization and 1 person ustadzah parenting. The research result showed
that the description of personal hygiene students behavior about bathing, brushing
teeth, hair care, eye care, care of nose, ear care, hand washing, foot care, and care of
clothing, depending from materials and equipment and costs that the informant had.
So it is with the steps, habits, and frequency depending from materials and equipment
to perform personal hygiene. Informant model in conducting personal hygiene are
parents, grandparents, older sibling or cousin, ustadzah, and friends. Another
alternative is the use of informants by borrowing or asking for or do not do or do but
do not use tools and materials as always, but this does not reduce the thoughts and
feelings informant against the benefits of personal hygiene. Thus the necessary
empowerment of all the potential in the cabin to change habits that are still not good.
And working with parents and students to facilitate personal hygiene needs of
students.
Key word : behavior, personal hygiene, Boarding School
Reference : 44 (1997-2010)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK
PESANTREN JIHADUL UKRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 21 Mei 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM
NIP : 19680522 200801 1 007 NIP : 19750210 200801 2 018
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
5
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Jakarta, 21 Mei 2010
Penguji I
Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
NIP . 132 146 260
Pnguji II
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM
NIP : 19790520 200901 1 012
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Jakarta, 21 Mei 2010
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tien Gartinah, MN
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
7
Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah
Tempat / tanggal lahir : Tasikmalaya, 10 maret 1985
Agama : Islam
Alamat : Kp. Turi Timur RT/RW. 03/02 Ds. Tanjungjaya
Kec. Tempuran Kab. Karawang 41385
Telp : 085691885864
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SDN Dayeuh Luhur 1 (1991 - 1997)
SLTP Negeri 2 Tempuran (1997 - 2000)
KMI Gontor Putri 1 Mantingan, Ngawi, Jawa Timur
(2000 - 2004)
MAS Alfalah 2 Nagreg, Bandung (2004 - 2005)
PTN S1 Prodi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2005 - sekarang)
Pengalaman Organisasi : Bendahara OSIS SLTPN 2 Tempuran
Sie Kerohanian OSIS SLTPN 2 Tempuran
Anggota PMR SLTPN 2 Tempuran
Sekertaris OPPM Rayon Santiniketan Gontor Putri 1
Bendahara GUDEP 1720 Gontor Putri 1
Supervisor of Public Speaking Gontor Putri 1
Panitia Perpulangan Santri Gontor Putri 1
Penguji Ujian Lisan Gontor Putri 1
Pengawas Ujian Tulis Gontor Putri 1
Pengabdian di Pondok Pesantren Annajah Bekasi -
Sebagai Penggerak Bahasa
Pengawas ujian semester MTS Ponpes Annajah Bekasi
Pengajar MTS Ponpes Annajah Bekasi
Pengabdian di Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang-
Sebagai Pengasuhan
Pengajar Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang
Pengawas dan Penguji Ujian Semester SMP dan SMA-
Salafiyah Jihadul Ukhro Turi Karawang
Panitia Singing Contest SMA seKab. Karawang
Panitia Speech Contest SMP–SMA seKab. Karawang
Anggota Irmafa Sie ILKAD
Panitia Ulang Tahun FKIK sie Humas
Seminar yang pernah diikuti : Seminar “Wound Care Update” 2008
Seminar Populer “Move your Body, Your Heart’s
Healthy” 2008
Seminar Nasional Keperawatan “Cultural Approach In
Holistic Nursing Care In Globalization Era” 2009
9
Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak-Nya, seperti yang aku
alami... itu semua adalah juga kehendak-Nya. Tiada seorangpun yang tahu
di dunia ini akan apa yang terjadi di hari esok, kadang aku menjadi
mahluk yang penuh dengan rencana, gagasan, keinginan, cita- cita, dan
harapan yang melambung tinggi melebihi langit biru di angkasa, hingga... menembus
batas kemampuan yang tak pernah kusadari.
Dan....ketika aku tersadar kaki ini tak bisa lagi melangkah jauh, tak sanggup lagi
menopang semua rencana, gagasan, keinginan, cita-cita dan harapan..... bahkan untuk
besimpuh khusu menghadap-Nya sekalipun..........
Seketika itu juga aku benar-benar merasa gedung rencana yang kubangun 3 tahun
terakhir itu rutuh, gagasan itu hilang, keinginan itu sirna, cita-cita itu kandas, harapan
itu hanya tinggal harapan. Aku benar-benar tersudut di pojok ruangan yang hampa
tanpa oksigen rencana, gagasan, keinginan, cita-cita, dan harapan. Hingga yang ku
ingat hanyalah beberapa kalimat dari apa aku dengar
“Selalu ada hikmah di balik semua kejadian yang menimpa manusia, walaupun pahit awalnya tapi apabila menerima dengan penuh rasa syukur dan ikhlas
pasti manis akhirnya”
“Janganlah meminta ilmu yang banyak pada Allah tapi, mintalah ilmu yang
bermanfaat pada Allah, karena ilmu yang banyak tapi tak bermanfaat tidaklah berarti”
“Allah menyebutkannya 2x berturut-turut di dalam Al-qur’an : Fainna ma’al ‘usri yusra, Inna ma’al ‘usri yusra (Al-insyirah : 5-6)”
“Allah pun berfirman dalam Al-quran : Innamaa amruhuu idzaa araada syaian
anyaquula lahuu kun fayakuun (Yaasiin : 82)”
“Tinggalkanlah hal yang tak berguna dan beralihlah pada hal yang berguna”
“Kamu harus selalu ingat bahwa baidhotu al-yaum khoiru min dajajatil ghodi”
“ Belive that you can do it, than say to your self now I CAN DO IT”
Skripsi ini aku persembahkan untuk mamah papahku tercinta dan adik-adiku
tersayang.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam
semesta yang tidak pernah berhenti memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya
kepada penulis. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan untuk junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir
zaman. Atas nikmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010”.
Dalam proses penelitian ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,
keteguhan, ketegaran, kesungguhan, dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada :
1. Bapak Prof. DR (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H.Achmad Gholib,
MA, selaku Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Tien Gartinah, MN dan Irma Nurbaeti, Skep, M.Kep, Sp.Mat, selaku
Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Jamaludin, S.Kep, M.Kep dan Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM,
selaku Dosen pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktu, tenaga, dan
fikiran selama membimbing peneliti.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen program studi Ilmu keperawatan, terimakasih
11
atas bimbingan dan doanya selama ini.
5. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini.
6. Ayahanda Sholahuddin Nur dan Ibunda N. Qoriah, yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan baik moril, materil, spiritual, dan kekuatan serta
iringan doa yang tak putus-putusnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu keperawatan di perguruan tinggi.
7. Ustadz dan Ustadzah pengasuhan serta Pengurus OSPM Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi
8. Adik-adiku tersayang Mujahidah Iffatin Nuqsah dan Muhammad Jalalun
Nuqsah juga Mujaddid Silmi Nuqsah (almarhum) yang telah memberikan
semangat dalam menyusun skripsi.
9. Sahabat – sahabat terbaiku (Fauziah, Lita, Herna, Neneng, Tika, Rosma, Nala,
Atul, Risma, Fina, Tuti, Ciah, Ratu, Dewi, Zahro, Ais, Nandang, Didit (alm),
Ihsan, Apep, Tegar) yang selalu memberi semangat, motivasi, dan tempat
berkeluh kesah dalam menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman kosan RadLine (Nisa, Ifa, Pipit, Leha, Ka Hasni) thanks for
you all
11. Teman-teman seperjuangan Ners’05 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu. Majulah kebarisan terdepan wahai perawat profesinal!
Kembangkanlah ilmu keperawatan Indonesia!
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, akan tetapi
tetap saja manusia tak kan luput dari salah dan Khilaf. Oleh karena itu penulis
mengharapkan keritik saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya, karena
salah satu amalan yang tidak akan putus sampai hari akhir adalah ‘Ilmu Yuntafa’u
Bihi yaitu Ilmu yang Bermanfaat.
Jakarta, 10 April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 9
13
C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14
A. Perilaku Kesehatan ......................................................................... 14
1. Pengertian Perilaku ..................................................................... 14
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................. 20
B. Definisi Personal Higiene ................................................................ 21
C. Menjaga Kesehatan Melalui Kebersihan ......................................... 23
1. Menjaga Kebersihan Badan ......................................................... 23
2. Menjaga Kebersihan Pakaian ....................................................... 35
D. Santri ............................................................................................... 36
E. Pondok Pesantren ............................................................................ 38
F. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ....................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................... 41
A. Kerangka Konsep ............................................................................ 41
B. Definisi Istilah ................................................................................. 42
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 43
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 43
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 43
C. Informan Penelitian ........................................................................ 43
D. Etika Penelitian ............................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 50
G. Validasi Data .................................................................................... 51
H. Analisa Data .................................................................................... 52
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 53
A. Gambaran Umum Penelitian ........................................................... 53
B. Karakteristik Informan .................................................................... 53
C. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ................................... 56
1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 56
2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Menggosok gigi .......................................................................... 59
3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Rambut ...................................................................... 62
4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Mata ........................................................................... 64
5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Hidung ....................................................................... 65
6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Telinga ....................................................................... 65
15
7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Mencuci Tangan .......................................................................... 66
8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Kaki ........................................................................... 69
9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Merawatan Pakaian ..................................................................... 72
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 77
A.Keterbatasan Penelitian .................................................................... 77
B. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri .................................. 77
1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 77
2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Menggosok gigi .......................................................................... 80
3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Rambut ...................................................................... 81
4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Mata ......................................................................... 84
5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Hidung ..................................................................... 84
6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Telinga ..................................................................... 85
7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Mencuci Tangan ......................................................................... 85
8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Perawatan Kaki ........................................................................... 88
9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai
Merawatan Pakaian ..................................................................... 89
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 92
A. Kesimpulan ...................................................................................... 92
B. Saran .................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 97
LAMPIRAN
17
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Kec. Tempuran Kab. Karawang ................ 44
4.2 Validasi Data ............................................................................ 51
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organisation
EMIS : Educational Management Information System
DKI : Daerah Khusus Ibu kota
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik indonesia
Dinkes : Dinas Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kec : Kecamatan
Kab : Kabupaten
MCK : Mandi Cuci Kakus
THT : Telinga Hidung Tenggorokan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
19
Ponpes : Pondok Pesantren
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Sekolah Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Surat Keterangan dari Pondok Modern Jihadul Ukhro Turi
4. Lembar Persetujuan Responden
5. Lembar Check List
6. Pedoman Pertanyaan FGD (Focus Group Discussion) Informan Santri
7. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Pengurus Organisasi
Santri
8. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Ustadz/Ustadzah
Pengasuh Pondok Pesantren
9. Matriks pemikiran dan perasaan (pengetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap)
10. Matriks sumber-sumber daya (frekuensi, alat dan bahan, alternatif lain, biaya)
11. Matriks orang penting sebagai referensi (teladan)
12. Matriks sosial budaya (langkah-langkah dan kebiasaan)
13. Kesimpulan matriks
14. Progress report
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental
bagi setiap penduduk. Seperti tercantum dalam konstitusi organisasi kesehatan
sedunia (WHO) dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1,
bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan
sangat penting bagi kehidupan kita sehingga kesehatan harus dijaga dan
dilindungi dari berbagai ancaman penyakit serta masalah kesehatan lainnya
(Depkes RI,2007). Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, untuk itu
perlu diperjuangkan oleh berbagai pihak. (Depkes RI, 2007). Hal ini sesuai
dengan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dicantumkan dalam
Undang-Undang kesehatan No 23 tahun 1992 adalah tercapainya kesadaran,
kemampuan, dan kemauan hidup sehat setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,1999 dalam
Mariance, 2004).
Kesehatan pada umumnya dan kebersihan pribadi pada khususnya
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada masa
perkembangan. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang didasari kesehatan yang
baik. Menanamkan kebiasaaan sehat dimasa muda memberikan dampak yang
positif di hari tua, dimana kesehatan di hari tua adalah merupakan hasil dari
pemeliharaan kesehatan dimasa muda. Kesehatan individu adalah kesehatan
yang bersifat individual dengan tujuan untuk membina perilaku baru atau
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku (inovasi)
(Dinkes DKI jakarta, 2002 dalam Lipriyana, 2003)
Kesehatan merupakan kenikmatan dan karunia Allah SWT
yang sangat berharga tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi
apapun. Meskipun kesehatan bukanlah segalanya tetapi segala sesuatu akan
kurang berarti tanpa kesehatan. Misalnya, dalam kondisi sehat para santri
dapat belajar dengan baik dan para guru pun dapat mengajar dengan baik.
Kesehatan tidak diperoleh dengan sendirinya namun, perlu diupayakan, baik
dalam bentuk upaya memelihara kesehatan maupun melalui pengobatan bagi
yang sedang sakit (Hario,2005).
Upaya pemerintah untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan tercantum dalam slogan “kebersihan pangkal kesehatan”. Hal ini
tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya, Herryanto, 2004 juga menyatakan
bahwa budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat
dalam menjaga sekaligus memelihara kebersihan pribadi maupun lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik sebesar 38,7%. DI Yogyakarta
menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian di atas
3
angka nasional yaitu (58,2%). Sedangkan Papua menduduki urutan pertama
dari lima propinsi dengan pencapaian angka nasional Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat(PHBS) rendah yaitu (24,4%) (Riskesdas, 2007).
Sedangkan prevalensi PHBS tingkat nasional dari 10
kabupaten/kota yang terendah adalah Raja Ampat (0%), dan Supiori (0%).
Dan dari 10 kabupaten/kota dengan prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat
tertinggi adalah Klungkung (100%), dan Bandung (100%). (Depkes RI, 2007)
Data perilaku higiene dengan prevalensi nasional pada tingkat
provinsi untuk penduduk yang berperilaku benar dalam buang air besar adalah
71,1% tetapi yang berperilaku benar dalam mencuci tangan hanya 23,2%.
Persentase data tersebut tidak jauh berbeda dengan cakupan data rata-rata
rekapitulasi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten
Karawang tatanan rumah tangga tahun 2008 yang masih sangat rendah yaitu
sebesar 0,30%, sedangkan persentase untuk wilayah Kecamatan Tempuran
Kabupaten Karawang tergolong buruk yairu sebesar 0,07% dan dari 30
kecamatan di kabupaten Karawang, kecamatan Tempuran menduduki urutan
ke-26 berdasarkan persentasi rumah tangga sehat. (Dinkes, Kab. Karawang,
2008).
Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah 14.798, dengan
jumlah santri sebanyak 3.464.334 orang (Educational Management
Information System / EMIS, Depag, 2004/2005 dalam Depkes RI, 2007).
Sedangkan pemerintah baru membangun 200 poskestren tahun 2006 yang
seluruhnya terletak di provinsi jawa timur. Pada tahun 2007 pembangunan
poskesten diperluas ke 23 provinsi dengan jumlah 400 poskestren (Depkes
RI,2008). Jumlah ini tentu belum sesuai dengan kebutuhan akses pelayanan
kesehatan pesantren.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam dengan sistem
boarding school (pendidikan bersama), sehingga membentuk komunitas
tersendiri yang anggotanya terdiri dari para santri, para guru/ustadz dan
keluarga pengasuh pesantren. Mengingat banyaknya santri, tentu tidak
mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan.
Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada
para anggota masyarakat pesantren.oleh karena itu setiap anggota komunitas
pesantren perlu mengetehui dan memahami masalah kesehatan, baik untuk
memelihara kesehatan dirinya secara individual maupun kesehatan bersama
(Hario, 2005).
Personal higiene adalah perawatan diri dimana induvidu
mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi nilai serta keterampilan
(Mosby,1994 dalam Sari, 2006). Dalam dunia keperawatan, personal higiene
merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.
Personal higiene termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang
spesifik. Personal higiene menjadi penting karena personal higiene yang baik
akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada
5
dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.
Personal higiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terkena penyakit,
seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran
cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti
halnya kulit (Sudarto, 1996 dalam Sari, 2006).
Prevalensi penyakit kulit di pondok pesantren pada umumnya masih
tinggi terutama pada anak-anak usia sekolah, salah satu penyakit yang paling
banyak diderita pedikulosis kapitis. Usaha pencegahan, pemberantasan dan
pengoobatan masih jarang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga
mengakibatkan angka kejadian pedikulosis kapitis masih tinggi. Kejadian ini
sebagian besar karena tertular dan reinfeksi, karena banyak masyarakat
terutama anak-anak usia sekolah yang masih berperilaku kurang
sehat.(Wijayanti, 2008)
Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri, 2007 bahwa di suatu
pesantren yang padat penghuninya dan hygienenya buruk prevalensi penderita
scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok higiennya baik
prevalensinya hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di pondok
pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam penularan dan
prevalensi penyakit scabies para santri.
Hasil penelitian Handajani 2007 memperlihatkan bahwa presentasi
responden yang terkena scabies ada 62,9%, mempunyai kebiasaan mandi 2
kali sehari atau lebih 78,6%, mempunyai kebiasaan memakai sabun mandi
untuk dipergunakan sendiri 60%, mempunyai kebiasaan memakai handuk
untuk dipakai sendiri 54,3%, mempunyai kebiasaan berganti pakaian dengan
pakaian sendiri 55,7%, mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama
pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya
yang menderita scabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut
bersama-sama temannya yang menderita scabies 54,3%. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Potter & Perry,2005 bahwa tidak ada dua orang yang melakukan
perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan setiap individu dapat
melakukan higiene perseorangan yang unik sesuai dengan kondisi, keadaan
dan kebutuhannya.
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang yaitu mewajibkan santrinya tinggal
di asrama yang telah disediakan di areal Pondok Pesantren tersebut. Dengan
jumlah 60 santri yang melaksanakan seluruh aktivitas kehidupannya di
lingkungan pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang, maka
kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk proses belajar
mengajar, hidup bersih dan sehat cukup banyak. Disisi lain, pondok pesantren
merupakan swadaya masyarakat yang sangat tergantung dari kemampuan dan
dukungan finansial yang ada, khususnya dalam penyediaan fasilitas sanitasi
dan kesehatan.
Berdasarkan observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok
7
pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, kebanyakan santri bila
mandi tidak memakai handuk namun, menggunakan kain untuk mengeringkan
badannya, sebagian Santri mandi bersama-sama 2-3 orang dalam satu kamar
mandi sambil bersenda gurau dan ada juga yang menceburkan diri ke dalam
bak mandi namun airnya masih tetap digunakan untuk mandi bersama-sama,
saling meminjam dan memakai pakaian temannya, bila tidur para santri
bersama-sama dalam satu ruangan ukuran 4x11 meter untuk 15-25 orang ,
kebanyakan santri menderita pedikulosis kapitis (kutuan), diare, tifus, dan
batuk pilek.
Hasil wawancara studi pendahuluan yang di dapatkan dari beberapa
santri yang sedang duduk santai menikmati waktu istirahat mereka
menyebutkan bahwa, mereka tidak dapat melakukan tindakan personal
higiene secara optimal hanya sepengetahuannya, semampunya saja, dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pribadi santri. Santri lain juga
mengatakan peraturan untuk melaksanakan personal higiene sebenarnya
sudah ada dan sudah di informasikan dan disosialisasikan oleh pengurus dan
guru/ustadz dan ustadzah. Namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi
perilaku personal higiene santri sehingga dia tidak dapat melakukan personal
higiene, diantara kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan santri, status
sosio ekonomi santri, kurangnya kesadaran dari warga pondok sendiri, dan
sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang santri dalam melakukan
personal higiene. Jarangnya perilaku personal higiene santri dilakukan,
walaupun telah mendapatkan informasi tentang perilaku personal higiene
dapat di sebabkan oleh faktor yang berasal dari luar maupun faktor yang
berasal dari dalam diri santri pribadi.
Di rumah anak beradaptasi teknik dan pendekatan higiene dengan
keluarganya. Ketika datang ke pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran dan
menjadi santri, ia dituntut untuk mandiri dan dapat beradaptasi dengan teknik
dan pendekatan higiene perorangan yang dilakukan bersama dengan santri
lainnya di lingkungan pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Berbagai
macam watak, karakteristik, kondisi, keadaan, dan kebutuhan dapat melatar
belakangi sekaligus memberi warna tersendiri bagi pondok pesantren untuk
dapat mewujudkan perilaku personal hygiene di Pondok Pesantren Jihadul
Ukhro Turi Tempuran. Karena praktik higiene sama dengan peningkatan
kesehatan (Potter & Perry 2005).
Berdasarkan observasi di lapangan dan uraian di atas menunjukan
bahwa para santri belum memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan, dan belum memiliki kemampuan untuk
menalarkan perilaku personal higiene yang baik dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga santri tidak menyadari terjadinya penularan penyakit diantara santri,
maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai gambaran
perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi
Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang
9
B. Perumusan Masalah
Banyaknya santri yang tinggal di asrama pondok pesantren,
tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya
kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat
menular kepada para anggota masyarakat pesantren. oleh karena itu setiap
anggota komunitas pesantren perlu memelihara kesehatan baik secara
individual maupun bersama.
Hasil observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok
pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, para santri diwajibkan
tinggal di asrama yang telah disediakan di areal pondok pesantren,
kebanyakan santri berprilaku mandi tidak memakai handuk, mandi bersama
dalam satu kamar mandi, saling meminjam dan memakai pakaian temannya,
tidur dalam hunian yang padat, kebanyakan santri mempunyai kutu rambut,
diare, tifus, dan batuk pilek.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa masih
banyak santri yang tidak peduli dengan kebersihan badan dan kebersihan
pakaian mereka masing-masing. Hal ini disebabkan santri kurang menyadari
pentingnya melakukan higiene perseorangan. Untuk itu peneliti ingin
mengetahui bagaimana gambaran perilaku personal higiene santri di pondok
pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang sehingga dapat
mengurangi penyakit yang timbul akibat tidak melakukan higiene perorangan
dengan baik.
C. Pertanyaan Penelitian
Berangkat dari permasalahan utama tersebut, maka penulis dapat
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran bahan dan alat yang digunakan untuk personal
higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran
Karawang?
2. Bagaimana gambaran langkah-langkah personal higiene santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
3. Bagaimana gambaran kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene
di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
4. Bagaimana gambaran pemikiran dan perasaan tentang personal higien
santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
5. Bagaimana gambaran alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan
untuk personal higien Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran
11
Karawang?
6. Bagaimana gambaran frekuensi personal higien santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
7. Bagaimana gambaran tentang teladan dalam perilaku personal higien
santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
8. Bagaimana gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul
Ukhro Turi Tempuran Karawang?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok
pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
perilaku personal higiene santri mengenai:
a) Bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene
santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang
b) Langkah-langkah melakukan personal higiene santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang
c) Kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang
d) Alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal
higien di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang
e) Pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
f) Frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro
Turi Tempuran Karawang?
g) Teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
h) Gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi
Tempuran Karawang?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. penerapan ilmu dan teori yang pernah diperoleh dari perkuliahan
b. memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang di
lakukan
2. Bagi institusi terkait
13
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam
usaha untuk meningkatkan perilaku personal higiene santri di pondok
pesantren
3. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam
mengembangkan perencanaan keperawatan komunitas dan keperawatan
dasar di pondok pesantren mengenai perilaku personal higiene santri
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan
untuk penelitian selanjutnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang gambaran perilaku personal higiene santri di
pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten
Karawang Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2009
sampai dengan Februari 2010, dan merupakan penelitian kualitatif. Metode
pengambilan data primer berupa wawancara mendalam menggunakan
pedoman wawancara mendalam, Focus Group Discusion menggunakan
pedoman pertanyaan FGD, dan observasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah informan santri laki-laki dan santri
perempuan yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi, pengurus
organisasi santri, ustadz/ustadzah pengasuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku kesehatan
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo 2007). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau
masyarakat (Blum : 1974 dalam Notoatmodjo, 2007).
Menurut Skiner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan pengertian tersebut skiner membedakan adanya dua respons,
yaitu :
a. responden respons atau reflexive, yakni respon yang
ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu.
Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena
menimbulkan respon-respon yang relatip tetap. Responden
respon ini juga mencakup perilaku emosional.
b. Operant respons atau instrumental respons yakni respon yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
15
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan
ini, perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan
(Health seeking behavior)
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Perilaku dalam memberikan respon sangat tergantung pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini
berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-
tiap orang berbeda. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini
disebut determinan. Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 yakni :
(Notoatmodjo, 2007)
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Menurut Notoatmodjo, 2007 praktik mempunyai beberapa tingkatan
yaitu :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan suatu kebiasaan
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa
17
jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.
Sedangkan menurut Guilbert, 1987 dalam Marfu’ah, 2008 perilaku
terdiri dari lima kategori atau tahapan yaitu :
a. Peniruan : dimana tindakan yang diamati akan mulai ditiru,
b. Penggunaan : tindakan dilakukan sesuai instruksi dan sudah mulai
memiliki keterampilan
c. Ketelitian : mampu melakukan perbaikan
d. Penyambungan : adanya kesesuaian perilaku dengan situasi yang ada
e. Naturalisasi : perilaku diterapkan secara langgeng.
Menurut tim kerja WHO (1984), menyebutkan bahwa ada 4 alasan
pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling)
Hasil pemikiran dan perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan
pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal
untuk bertindak atau berprilaku. Notoatmodjo 2007 menyebutkan bahwa
pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek.
1) Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu
panas adalah adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau
kakinya kena api dan terasa panas.
2) Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang memperoleh kepercayaan itu dari keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
3) Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orng lain yang paling
dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain
atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, antara lain sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan
tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti
oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap
diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak
19
atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai (value).
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau peribadi yang dipercayai
(personal reference)
Perilaku seseorang tergantung dari perilaku acuan (reference) terlebih lagi
perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi orang-orang yang dianggap
penting. Apabila seseorang itu penting baginya, maka apa yang ia katakan
atau perbuat cenderung dicontoh. Misalnya seseorang yang diangap
penting dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren,
ustadz/ustadzah, pengurus organisasi pesantren/kaka kelas, orang tua
santri.
c. Sumber-sumber daya (resources)
Sumber daya merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
masyarakat. Sumber daya di sini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu,
tenaga dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku positif maupun
negatif seseorang atau kelompok. Sumber daya dalam penelitian ini
mencakup alat dan bahan yang digunakan, alternatif lain dari bahan dan
alat yang digunakan, frekuensi melakukan personal higien, dan biaya yang
diberikan orang tua per bulan.
d. Sosial budaya setempat (culture)
Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku
seseorang. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan
sumber-sumber di dalam masyarakat disebut kebudayaan. Perilaku normal
merupakan salah satu aspek kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai
pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dalam penelitian ini kebudayaan
dapat terlihat pada keyakinan dan kebiasaan informan yang diperoleh dari
keluarga atau kerabatnya bahwa tidaklah menjadi suatu masalah jika
berjalan tanpa alas kaki dan sebagainya.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2007 perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
a. faktor-faktor predisposisi (disposing factors)
yaitu faktor-faktor yang mempermudah dan mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.
b. faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah
sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan air,
21
tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang,
dan sebagainya.
c. faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk
berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
B. Definisi Personal Higiene
Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal higiene
berasal dari bahasa yunani yaitu personal berarti perorangan dan higiene berarti
sehat. Kebersihan diri perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk
memelihara kesehatannya (Pradjawanto, 2009)
“hygiene is the science of health and its maintance. Personal hygiene is
the self-care by which people attend to such functions as bathing, toileting,
general body hygiene, and grooming. Hygiene is a highly personal matter
determined by individual values and practices. Hygiene involve care of the skin,
hair, nails, teet, oral and nasal cavities, eyes ears, and perineal and, genital area.
It serves a number of purposes (Kozier at all, 1998)”.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diartikan bahwa higiene adalah
mengenai ilmu kesehatan dan perawatannya sedangkan personal hygiene adalah
perawatan diri yang mana orang memperhatikan pada fungsinya seperti mandi,
kecantikan, kebersihan umum diri, perawatan. Higiene adalah suatu masalah
yang sangat individu yang ditentukan oleh nilai dan praktek individu. Higiene
mencakup perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga hidung dan mulut, mata
telinga, dan perineal dan daerah genital, itulah jumlah pelayanan yang dimaksud.
Sedangkan personal hygiene Sue Hinchliff 1999 mengartikan sebagai
higiene perorangan yang mencakup semua aktifitas yang bertujuan untuk
mencapai kebersihan tubuh; meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku,
gigi, dan gusi disamping membersihkan daerah genital. Depkes RI tahun 1997
menyebutkan bahwa higiene perorangan itu meliputi cuci tangan dengan
menggunakan sabun, cuci muka, mandi, membersihkan kuku, pakaian, handuk,
seprei dan selimut.
Diagram group dengan alih bahasa susilo purwoko tahun 1999, dalam
bukunya menuliskan bahwa daerah tubuh yang perlu diperhatikan khusus untuk
kebersihan diri adalah:
1. Rambut, keramasilah rambut secara teratur, apabila dilingkungan
sekitar terjadi epidemi kutu rambut
2. Telinga, bersihkan telinga tiap hari dengan lap atau handuk lembab
3. Hidung, jika terdapat ingus di hidung buang ke saputangan atau tisu
4. Gigi, sesering mungkin untuk membersihkan gigi, idealnya setiap
selesai makan, dan gunakan obat kumur antiseptik jika menderita
infeksi mulut atau tenggorokan. Tutup mulut dan hidung dengan
23
saputangan yang bersih.
5. Mandi, usahakan mandi (di bawah pancuran, berendam, atau dengan
gayung) tiap hari, dan khususkan bagian ketiak, sela paha, dan
tapak kaki.
6. Tangan, cucilah tangan sehabis buang air dan sebelum menyiapkan
makanan
7. Genital, kenakan pakaian dalam yang bersih setiap hari.
8. Kaki, ganti kaus kaki setiap hari, dan keringkan kaki sehingga tidak
selalu basah karena keringat.
C. Menjaga kesehatan melalui kebersihan
1. Menjaga kebersihan badan
a. Perawatan kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa (Syaifuddin, 2006).
Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005): 1) Kulit
halus dan kering. 2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi. 3) Kulit terasa
hangat ketika dipalpasi. 4) Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur
dapat dipalpasi pada permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel. 5) Ada
turgor yang baik (elastis dan tetap), dengan kulit yang secara umum halus
dan lembut. 6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh
dengan rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang.
Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuning-
kuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan
adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena
penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau
perubahan pada kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan, atau dalam
keadaan marah. (Syaifuddin, 2006).
Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik.
Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara membersihkan
kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi (Ananto,
2006). Untuk menjaga kebersihan kulit, mandi sebaiknya dilakukan
minimal dua kali dalam sehari (Depkes RI, 1997), Yaitu pagi hari sebelum
memulai aktivitas dan di sore atau malam hari setelah melakukaan
aktivitas seharian (Mariance, 2004).
Ada lima tujuan mandi yang di sebutkan oleh Perry dan Potter, 2005
yaitu:
1) Membersihkan kulit. Pembersihan mengurangi keringat, beberapa
bakteria, sebum, dan sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi
kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.
25
2) Stimulasi sirkulasi. Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui
penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas.
3) Peningkatan citra-diri. Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan
segar kembali dan kenyamanan.
4) Pengurangan bau badan. Sekresi keringat yang berlebihan kelenjar
apokrin berlokalisasi di area aksila dan pubik menyebabkan bau badan
yang tidak menyenangkan. Mandi dan penggunaan antiperspiran
meminimalkan bau. Diagram group 1999 menambahkan bahwa
dengan mengenakan pakaian yang longgar yang dibuat hanya dari
serat alami juga dapat mengurangi bau. Sedangkan untuk bau ketiak
dapat dicegah dengan mencuci secara teratur dan dengan
menggunakan suatu deodorant ketiak.
5) Peningkatan rentang gerak. Gerakan ekstremitas selama mandi
mempertahankan fungsi sendi.
Semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula
usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit
(Depkes RI,1979 dalam Mariance, 2004).
b. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali mendapatkan perawatan khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Masalah dihasikan
karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti
menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan
zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian sepatu yang tidak pas.
Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional.
Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya
dapat di tularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik
kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya.
Ciri- ciri kuku yang sehat adalah: kuku tumbuh dengan baik, kuat, bersih,
dan halus. (Ananto, 2006).
Menurut Diagram group, 1999 menjelaskan bahwa masalah pada
kaki dapat mempengaruhi banyak sekali bagian lain dari tubuh, dengan
menyebabkan nyeri tungkai, nyeri punggung, postur yang buruk dan
keletihan. masalah kaki yang lain dapat semata-mata disebabkan oleh
higiene kaki yang buruk atau kekurangan perawatan umum. Potter &
Perry (2005) dalam bukunya juga menuliskan bahwa jenis alas kaki yang
dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien.
Perawatan kaki dengan pedikur akan meremajakan kaki dan
membantu mencegah banyak masalah kaki yang umum, Diagram group,
1999 menjelaskan langkah-langkah perawatan kaki:
1) Rendam dan latihlah kaki untuk merangsang peredaran darah dan
juga membantu menyembuhkan kaki yang penat.
27
2) Gosoklah setiap kalus atau bagian kulit yang mengeras dengan batu
apung basah yang diolesi sabun. Jangan coba untuk mengupas atau
memotong kulit itu.
3) Cuci dan keringkan kaki baik-baik dengan sebuah handuk terutama
sela-sela jari untuk mencegah infeksi jamur, juga untuk membuang
kotoran dan keringat.
4) Bedaki tipis-tipis dengan bubuk talk; sedikit bubuk akan mencegah
kaki berkeringat, tetapi terlalu banyak justru akan memperbanyak
masalah
5) Potong kuku kaki lurus rata; janganlah mengupayakan untuk
membentuk kuku, atau memotong habis pinggirnya, karena ini akan
mendorong tumbuh kedalam.
6) Gunakan postur tubuh yang benar sehingga tidak mengenakan
ketegangan yang tidak perlu pada kaki
7) Periksalah pada spesialis kaki bila merasa nyeri pada salah satu atau
kedua kaki
8) Kenakan sepatu yang pas dan nyaman, dalam hal panjang, lebar, dan
kedalamannya
9) Ukur baik-baik kaki anda setiap kali memerlukan sepatu
10) Pastikan sepatu baru untuk anda mempunyai ruang kosong sekitar 2
cm di depan ibu jari kaki
11) Kenakan kaus kaki yang bersih tiap hari
12) Rentangkan kaus kaki setelah dicuci untuk mencegah pengerutan
13) Periksalah sepatu adakah dinding bagian dalam yang kasar jika
sering menderita kaki lepuh atau kalus (kapal)
c. Higiene mulut
Mulut, termasuk lidah dan gigi merupakan bagian dari alat
pencernaan makanan. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena
gigi terdapat di rongga mulut (Ananto, 2006). Gigi berfungsi untuk
mengunyah atau mastikasi. Gigi nomal terdiri dari tiga bagian; kepala,
leher dan akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar
gigi, menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampak putih, halus,
bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005).
Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry). Hal ini selaras dengan pendapat
Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi berarti kita selalu
membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya
tertinggal diantara gigi atau pada gusi gigi. Perry & Potter (2005)
menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel
makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi
29
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di
antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higiene mulut
yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu
makan.
Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan
kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah
penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan mulut harus dilakukan
teratur dan setiap hari. Setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak
setiap 6 bulan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar gigi tetap terawat
diantaranya adalah mengurangi gula dan pati dalam diit, mengkonsumsi
buah yang renyah dan sayuran mentah, membersihkan gigi setelah
makan, melakukan teknik penyikatan gigi yang benar, menggunakan alat-
alat bantu seperti benang gigi, sikat antar-gigi dan pemijat gusi, pergi ke
dokter gigi secara teratur, segera pergi ke dokter gigi jika ada tanda-tanda
gingivitis atau kerusakan gigi, (Diagram group, 1999)
d. Perawatan rambut
Helai rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna
atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke
folikel. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak kusut, untuk
kulit kepala harus bebas dari lesi.
Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertambah panjang ¼
inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula
pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada
rambut. Diantara makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan rambut
adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan B
kompleks.
Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi dan
kondisi rambut dapat mempengaruhi higiene yang dibutuhkan seseorang.
Agar pertumbuhan rambut tidak terhambat maka, pastikan untuk tidur
yang cukup, karena darah dialirkan ke kulit selama tidur dan akan
membantu memasok nutrien pada kantung rambut.(Diagram group,
1999).
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan
rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut.
Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut.
Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tetapi sisir bergerigi
panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak
beraturan dapat melukai kulit kepala. Purnomo ananto 2006,
menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali rambut anak perempuan
sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-laki memangkas rambutnya
31
bisa 1-2 bulan sekali atau menurut keadaan.
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal tebal
atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang, seseorang
yang sering memakai minyak rambut harus pula sering mencuci
rambutnya (Ananto, 2006)
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar rambut tetap terawat:
(1) Keramas secara teratur; untuk rambut berlemak disarankan setiap 1-3
hari sekali,tetapi jika rambut kering lebih baik 4-6 hari sekali, (2) Gunakan
sampo lembut yang tidak banyak mengandung detergen, sehingga minyak
alami dari rambut tetap dipertahankan. (3) Gunakan kondisioner setelah
keramas jika rambut cenderung kering atau jika secara teratur mengecat
dan memutihkannya. (4) Tepuk-tepuk rambut untuk mengeringkannya
dengan handuk lembut dan bukan dengan menggosoknya. (5) Makanlah
diit yang berimbang, dengan banyak vitamin untuk menjaga agar rambut
sehat. (6) Bersihkan benar-benar sikat rambut dan sisir; yang ideal adalah
mencucinya setiap hari. (7) Guntinglah rambut secara teratur, terlepas dari
apakah rambut itu panjang atau pendek, sehingga bentuk yang baik akan
tetap terpelihara dan ujung yang belah dapat dikurangi. (8) Kadang-kadang
ubahlah gaya rambut dalam arah yang berlainan; ini mempunyai efek yang
sangat meremajakan. (9) Periksalah rambut secara teratur jika mungkin
merasa tertular kutu rambut. (10) Bilas semua shampoo dari rambut bersih-
bersih. (10) Kadang-kadang pijatlah kulit kepala untuk merangsang suplai
darah.
e. Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan
bulu mata mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry, 2005).
Namun, Ananto 2006 menyebutkan beberapa langkah untuk merawat
mata.
1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari
2) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang
dibasahi boorwater 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah
dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah
tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata
terasa bersih.
3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu
tagan yang kotor atau sapu tangan orang lain.
4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke
petugas kesehatan
5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak
antara mata dan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
6) Biasakan makan-makanan yang banyak mengandung vitamin A
33
7) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang
melelahkan mata.
f. Perawatan hidung
Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi
hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue
lembut. Hal ini menjadi higiene harian yang diperlukan. Mengeluarkan
kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan yang dapat mencedrai
gendang telinga, mukosa hidung dan bahkan struktur mata yang sensitif
(Potter & Perry, 2005)
g. Perawatan telinga
Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan
menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga
dengan lembut (Potter & Perry, 2005). Noerbaiti menegaskan mengorek-
ngorek telinga cukup di bagian yang kelihatan oleh mata saja (Astuti,
2006).
Menurut Noerbaiti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menjaga kesehatan telinga(Astuti, 2006) :
1) Jangan mengorek-ngorek telinga. Baik dengan cotton buds maupun
benda lain
2) Biasakan mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah
adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari
dalam telinga
3) Bila telinga terasa kurang pendengarannya, segera ke dokter THT
(Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dibersihkan
4) Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan
mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini terjadi, berarti ada
sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter
THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dicari penyebabnya
h. Mencuci tangan
Tangan merupakan alat gerak (Diagram group,1999), dan bukan
suatu hal yang aneh jika tangan berkeringat setelah tangan melakukan
suatu gerakan aktifitas. Keringat juga sering terpicu oleh rasa takut atau
kegairahan tetapi, mencuci tangan dengan teratur dan membedaki dengan
bedak dapat mengendalikan masalah ini (Diagram group,1999). Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun (Depkes RI, 1998) akan banyak
menguragi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan (Saroso, 2007)
Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat berikut ini: (1)
Setelah menggunakan jamban atau setelah buang air, (2) Sebelum
35
memasak, (3) Sebelum makan, dan sebelum memegang makanan, (4)
Setelah memegang hewan, ternak atau benda-benda kotor lainnya, (5)
Setelah makan, (Depkes RI, 1998). Gunakan lap khusus untuk
mengeringkan tangan, jangan menggunakan pakaian yang mungkin saja
sudah kotor (Depkes RI, 1998).
Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah (Saroso, 2007)
Langkah 1 : basahi tangan seluruhnya
Langkah 2 : pakai sabun (sabun biasa pun cukup memadai)
Langkah 3: gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15
detik, terutama untuk membersihkan bagian bawah kuku,
antara jari dan punggung tangan
Langkah 4 : bilas tangan dengan air bersih mengalir
Langkah 5: keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan
handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia,
keringkan dengan udara/dianginkan
2. Menjaga kebersihan pakaian
Pakaian kotor bukan saja tidak nyaman dipakai, tetapi juga menjadi
tempat kuman-kuman yang membuat gatal di badan, serta menyebabkan alergi
dan penyebab tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005). Maka dari
itu pakaian yang sudah kotor diusahakan dicuci sesegera mungkin. Depkes RI,
1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari
agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian
baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.
Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang erat hubungannya
dengan kesehatan seperti kemeja, baju, celana, rok termasuk pakaian dalam,
kaos kaki, sepatu, sendal dan lain-lain (Ananto, 2006).
Kegunaan pakaian adalah untuk melindungi kulit dari kotoran yang
berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit
penyakit masuk ke dalam tubuh (Ananto, 2006).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian diantaranya
adalah: (a) Pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi, dan bila kotor
atau basah karena keringat atau kena air hujan, (b) Kenakan pakaian yang
sesuai dengan ukuran tubuh, (c) Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan
keperluan antara lain: Pakaian rumah, pakaian sekolah, pakaian untuk keluar
rumah, pakaian olahraga, pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan
pakaian tidur, (d) Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan
dipakai untuk tidur, karena kemungkinan telah terkena debu atau kotoran, (e)
Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular
peyakit (terutama penyakit kulit). (Ananto, 2006)
D. Santri (Haedari, 2004)
Santri adalah siswa atau murid yang belajar dipesantren. Seorang ulama bisa
37
disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam
pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam melalui kitab-kitab
kuning. Oleh karena itu eksistensi kyai biasanya juga berkaitan dengan adanya
santri dipesantrennya.
Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori (Dhofier, 1982) :
1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dipesantren, santri mukim yang paling lama tinggal (santri senior) di
pesantren tersebut biasanya merupaknan satu kelompok tersendiri yang
memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari.
Santri senior juga memikul tanggung jawab mengajar santri-santri yunior
tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren besar,
biasanya terdapat santri yang merupakan putra-putra kyai besar dari pesantren
lain yang juga belajar disana. Mereka biasanya memperoleh perlakuan
istimewa dari kyai. Santri-santri inilah yang nantinya akan menggantikan
ayahnya dalam mengasuh pesantren asalnya.
2. Santri kalong, yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa disekitar
pesantren. Mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri. Para santri kalong
berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas pesantren
lainnya. Apabila pesantren memiliki banyak santri mukim daripada santri
kalong, maka pesantren tersebut adalah pesantren besar. Sebaliknya, pesantren
kecil lebih banyak memiliki santri kalong dari pada santri mukim.
E. Pondok Pesantren
1. Pengertian pondok pesantren
Pondok pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang
sederhana yaitu tempat pendidikan santri-santri untuk mempelajari
pengetahuan agama islam dibawah bimbingan seorang kyai/guru/ustadz
dengan tujuan untuk menyiapkan para santri sebagai kader dakwah islamiyah,
yanng menguasai ilmu agama islam dan siap menyebarkan agama islam
dipelbagai lapisan masyarakat (Depkes RI, 2007).
Pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan islam
tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah
bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada di lingkungan
komplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggal kyai, mesjid, ruang untuk
belajar, mengaji dan kegiatan-kegiatan lainnya.(Haedari, 2004)
2. Koponen-komponen, dan ciri pondok pesantren
Di antara komponen-komponen yang terdapat pada sebuah pesantren
adalah; (1) pondok (asrama santri), (2) masjid, (3) santri, (4) pengajaran kitab-
kitab klasik/kitab kuning, (5) kiai dan ustadz (6) madrasah/sekolah (Depag,
2003: 8) serta (7) sistem tata nilai (salaf/ tradisional-khalaf/modern) sebagai
39
ruh setiap pesantren. Pada pesantren-pesantren tertentu terdapat pula di
dalammya madrasah atau sekolah dengan segala kelengkapannya.
Di antara ciri pendidikan pesantren adalah; (1) ada hubungan yang akrab
antara santri dan kiainya, (2) kepatuhan santri terhadap kiai, (3) hidup hemat
dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren, (4)
kemandirian amat terasa di pesantren, (5) jiwa tolong menolong dan suasana
persaudaraan (ukhuwwah Islamiyyah), (6) disiplin sangat dianjurkan, (7)
keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia, dan (8) pemberian ijazah
(Masyhud, 2004: 93).
3. Fungsi pondok pesantren
Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai
lembaga sosial dan penyiaran agama (Horikoshi, 1987:232). Sementara
Azyumardi Azra (dalam Nata 2001: 112) menawarkan adanya tiga fungsi
pesantren, yaitu: (1) tranmisi dan tranfer ilmu-ilmu islam, (2) pemeliharaan
tradisi islam, dan (3) reproduksi ulama (Masyhud, 2004: 90).
Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga
solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan
masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa
membedakan tingkat sosial ekonomi mereka (Masyhud, 2004: 91).
F. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004
tentang model peningkatan higiene sanitasi pondok pesantren menunjukkan
responden (santri) kelompok usia 14 –16 tahun. Perilaku higiene perorangan
responden yang masih kurang baik antara lain mandi menggunakan sabun
(kadang-kadang) 18,5%, menggunakan handuk bersama 15,5%, menggunakan
sikat gigi bersama 7,4%, ganti bersih pakaian setiap 3 hari 23,5%, ganti bersih
pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%, tempat tidur bersama 64,2%, kebiasaan
bertukar pakaian, pakaian dalam, handuk dan tempat tidur, buang air besar tidak
di jamban 19,7%, tidak mencuci tangan sebelum makan 32,7%, tidak mencuci
tangan setelah buang air besar 67,3%, wudhu menggunakan kulah 47,1%.
Hasil analisis penelitian pada santri yang tinggal di asrama putra pada tahun
2005-2006 dengan jumlah sampel 30 orang dari 249 santri dan teknik
pengambilan sampel systematic random sampling menunjukan bahwa: 1.
kepedulian pimpinan pondok belum ada. 2. kegiatan untuk menumbuh-
kembangkan upaya hygiene perseorangan di pondok belum terencana dengan
baik. 3. Pendanaan pondok tentang hygiene perseorangan belum ada. 4.
kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan di pondok
belum ada. 5. Pengetahuan santri tentang hygiene perseorangan 50% baik. 6.
Sikap hygiene perseorangan santri 83,3% positif, dan 7. Tindakan hygiene
perseorangan santri 83,3% rendah. Hasil di atas menunjukan bahwa hygiene
perseorangan santri perlu ditingkatkan. Kemudian untuk mengubah kebiasaan
yang masih kurang baik diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di
41
pondok (Badri, 2007).
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan sebelumnya.
Perilaku santri di pondok pesantren perlu diketahui dan diteliti dengan baik
sehingga dapat meminimalkan timbulnya penyakit melalui pintu masuk
(portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana yang mungkin
muncul karena tidak melakukan personal higiene dengan baik. Diantara
perilaku personal higiene dalam penelitian ini adalah merawat kulit (mandi
dan membersihkan alat kelamin), merawat kaki dan kuku, merawat rambut,
merawat mata, hidung, telinga, higiene mulut, membersihkan pakaian dan
mencuci tangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku
personal higiene santri mengenai Bahan dan alat, langkah-langkah, pemikiran
dan perasaan, Kebudayaan, Alternatif lain dari bahan dan alat yang
digunakan, Frekuensi, Suri teladan, Biaya.
B. Definisi istilah
Definisi istilah kerangka konsep di atas adalah sebagai berikut:
1. Perilaku adalah hasil atau resultan dari stimulus (faktor eksternal) dan
respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut.
(Notoatmodjo, 2005)
2. Bahan dan alat personal higiene adalah sesuatu yang digunakan atau
diperlukan ketika melakukan personal higiene (Diagram group, 1999)
3. Urutan-urutan (langkah-langkah) personal higiene yaitu proses aktivitas
yang dilakukan secara berurutan dari awal hingga akhir tindakan ketika
melakukan suatu personal higiene (Diagram group, 1999)
4. Kebudayaan melakukan personal higiene yaitu proses aktivitas personal
higiene yang dilakukan tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain
(Notoatmodjo, 2007)
5. Alternatif yaitu pilihan lain dari bahan dan alat yang biasa di pakai untuk
personal higien
6. Modifikasi personal higiene yaitu proses merubah suatu tindakan personal
higiene namun tidak keluar dari prinsip-prinsip tindakan higienenya
(Notoatmodjo, 2007)
7. Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh tentang
perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya (Depdiknas, 2008)
43
8. Frekuensi adalah kekerapan, jumlah pelaksanaan tiap-tiap perilaku
personal higien
9. Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan,
melakukan dan sebagainya) sesuatu, ongkos, belanja, pengeluaran
10. Biaya hidup adalah biaya yang diperlukan untuk hidup sehari-hari
11. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan secara berulang-ulang
untuk hal yang sama.
12. Pemikiran dan perasaan dalam penelitian ini adalah pemikiran dan
perasaan dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan, sikap dan penilaian
seseorang terhadap objek.
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain
fenomenologi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengalaman manusia
melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti
dapat memahami pengalaman hidup partisipan (Creswell, 1994).
B. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Desember Tahun 2009
sampai dengan 6 Februari Tahun 2010 di wilayah Pondok Pesantren Modern
Jihadul Ukhro Turi kabupaten Karawang.
C. Informan penelitian
Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive)
dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adekuancy)
(Kresno,1999). Karakteristik informan Focus Group Discussion adalah santri
laki-laki dan santri perempuan yang merupakan siswa/siswi SMP/SMA yang
tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten
Karawang, sedangkan informan wawancara mendalam adalah pengurus
organisasi santri bagian kebersihan dan ustadz/ustadzah pengasuh pondok
pesantren yang mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan
pengurus di Ponpes (Pondok Pesantren).
Informan penelitian berjumlah 26 orang, 24 orang diantaranya informan FGD
yang terdiri dari 12 orang santri laki-laki Ponpes Jihadul Ukhro Turi, dan 12
orang santri perempuan Ponpes Jihadul Ukhro Turi. Peserta diskusi berjumlah 6
orang tiap kelompoknya. Wawancara mendalam dilakukan pada 1 orang
pengurus organisasi santri bagian kebersihan, ditambah 1 orang Ustadzah yang
mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan pengurus di Ponpes.
Tabel 4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren Jihadul
Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang
Sumber
informasi
Metode Jumlah Kriteria Tempat
Focus
Group
Discussion
Waktu
Informan
2 kelompok
Santri laki-laki
Focus
Group
Discussion
dan
observasi
12
Santri laki-laki yang
tinggal di pondok
pesantren tersebut dan
siswa tingkat SMP /
SMA
Asrama
santri putra
60
menit
2 kelompok
Santri
perempuan
Focus
Group
Discussion
dan
observasi
12
Santri perempuan yang
tinggal di pondok
pesantren tersebut dan
siswa tingkat SMP /
SMA
Asrama
santri putri
60
menit
Tabel lanjutan
45
Sumber informasi Metode Jumlah Kriteria Tempat
wawancara
mendalam
Informan
1. Pengurus
organisasi
santri
2. Ustadz /
ustadzah
pengasuh
pondok
pondok
pesantren
Wawancara
mendalam
Wawancara
mendalam
1
1
Pengurus organisasi
santri di pondok
pesantren tersebut
bagian kebersihan
Ustadz / ustadzah
pengasuh pondok
pesantren yang
mengawasi,
memantau, juga
mengayomi perilaku
santri dan pengurus
organisasi
Kantor
ruang
organisasi
santri
Ruang
ustadz /
ustadzah
pengasuh
pondok
pesantren
D. Etika penelitian (Nursalam, 2008)
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari pimpinan Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang. Sebelum penelitian ini
dilakukan semua informan yang menjadi subjek penelitian diberikan penjelasan
yang dapat dimengerti tentang rencana dan tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan, serta jika responden bersedia sebagai subjek akan dijaga anonomitas
dan kerahasiaannya oleh peneliti. Setiap responden diberikan hak penuh untuk
menyetujui apakah ia bersedia atau menolak menjadi subjek penelitian. Setiap
responden berhak sewaktu-waktu mengundurkan diri tanpa adanya sangsi atau
kehilangan hak-haknya. Responden yang setuju sebagai subjek penelitian diminta
untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan atau inform consent yang
telah disiapkan oleh peneliti.
E. Teknik pengumpulan data
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2009 sampai
dengan 6 Februari 2010, pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri
dengan metode Focus Group Discussion, wawancara mendalam dan
observasi
2. Tahap pengumpulan data
a. Tahap persiapan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus ijin penelitian
ke pihak-pihak terkait, selanjutnya akan mengadakan pertemuan dengan
informan santri laki-laki, santri perempuan, pengurus organisasi santri
bagian kebersihan, ustadzah pengasuhan untuk menjelaskan tujuan
penelitian,kriteria, jumlah informan yang dipilih, dan menyesuaikan
jadwal.
b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
47
Dalam pelaksanaannya pengumpulan data dilakukan secara bertahap
yaitu: Pertama melakukan observasi dan wawancara mendalam pada
tanggal 14 Desember 2009 – 6 Februari 2010. Kedua melakukan
wawancara mendalam dengan pengurus organisasi santri pada tanggal 15
Januari 2010. Ketiga melakukan Focus Group Discussion dengan santri,
disediakan tempat khusus dalam proses diskusi untuk menjaga privasi
informan selama proses diskusi pada tanggal 27, 28 Januari 2010 dan
tanggal 02, 03 Februari 2010. Keempat melakukan wawancara mendalam
dengan ustadzah pengasuhan pondok pesantren di kantor pengasuhan
pada tanggal 6 Februari 2010. Jenis pengumpulan data yang digunakan
peneliti adalah data primer meliputi :
1) Wawancara
Untuk memperoleh data, dan untuk menggali emosi serta pendapat
dari subjek terhadap suatu masalah penelitian, peneliti menggunakan
metode wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan oleh
peneliti pada informan pengurus organisasi santri bagian kebersihan
dan Ustadzah pengasuhan, sedangkan FGD (Focus Group Discussion)
pada informan santri laki-laki dan santri perempuan dengan
menggunakan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder). Peserta
diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompoknya. Kerangka pedoman
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran
perilaku personal higiene santri di pondok pesantren berdasarkan :
a) Bahan dan alat
� 1) Bahan – bahan dan alat-alat yang
digunakan untuk mandi, sikat gigi,
perawatan rambut, perawatan kaki dan
kuku, higiene mulut, perawatan mata,
perawatan hidung, perawatan telinga.
b) Langkah-langkah
� 1) Cara individu melakukan tiap-
tiap kegiatan personal higiene sesuai
dengan urutannya yang benar dari awal
hingga akhir
c) Kebiasaan
� 1) Tindakan yang dilakukan
individu secara otomatis
� 2) Individu melakukan tindakan
personal higiene tanpa menunggu
perintah atau ajakan orang lain
d) Alternatif lain
� 1) Melakukan personal higiene
yang benar dengan segala keterbatasan
49
yang dimiliki individu
� 2) Menjadikan sesuatu yang lain
sebagai alat dan bahan yang digunakan
untuk personal higien
e) Pemikiran dan perasaan
� 1) Pengetahuan
� 2) Motivasi
� 3) Kepercayaan
� 4) Sikap
f) Frekuensi
� 1) Seringnya informan melakukan personal higien
� 2) Kapan saja personal higien itu dilaksanakan
g) Teladan
� 1) Sesuatu yang dapat memberikan informasi dan dapat
mengingatkan informan
h) Biaya
� 1) Biaya yang diperlukan untuk hidup sehari-hari
termasuk untuk alat dan bahan personal higien
2) Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang perilaku personal higiene santri yang meliputi mandi,
mencuci rambut, menggosok gigi, mencuci tangan, mencuci kaki,
pemakaian alas kaki, pemakaian dan pemeliharaan pakaian, kebiasaan
mengorek telinga, kebiasaan MCK, dll dengan menggunakan check list
(daftar tilik). Observasi untuk mencuci tangan, mencuci kaki,
memotong kuku, pemakaian alas kaki, perawatan mata, hidung, dan
telinga, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dilakukan dengan cara
melihat langsung santri saat melakukan tindakan tersebut. Sedangkan
observasi untuk mandi, mencuci rambut, menyisir rambut menggosok
gigi, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dalam, dilakukan dengan
cara melihat alat dan bahan juga barang yang digunakan informan
untuk melakukan tiap-tiap tindakan tersebut. Observasi dilakukan
sebagai penguat data sebelumnya serta untuk cross check data dan
memperkaya informasi.
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Pedoman wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan alat
pencatat dan alat perekam (tape recorder)
2. Pedoman FGD (Focus Group Discussiion) dengan menggunakan alat pencatat
51
dan alat perekam (tape recorder)
3. Observasi menggunakan check list (daftar tilik)
G. Validasi data
Untuk menjaga validitas data, maka dilakukan triangulasi. Triangulasi yang
digunakan meliputi (Kresno dkk, 2006)
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber yaitu melakukan cross check data yang di peroleh dari
beberapa sumber informasi (informan).
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan beberapa metode dalam
mengumpulkan data yaitu selain menggunakan metode wawancara mendalam
juga dilakukan observasi dan FGD (Focus Group Discussion).
Tabel 4.2 Validasi Data
Triangulasi sumber Triangulasi metode
Wawancara
mendalam
Observasi Focus Group
Discussion
Informan kunci :
- Group 1: Santri laki-laki
- Group 2 : Santri
perempuan
-
-
√
√
√
√
Informan pendukung:
- Pengurus organisasi
- Ustadz
√
√
-
-
-
-
H. Analisis data
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti mencari hal-hal yang pokok dan membuat transkrip
data hasil wawancara dan observasi seperti apa adanya. Tidak menunggu
sampai semua pengumpulan data selesai.
2. Display data
Instrumen yang telah dibuat transkrip disajikan dalam bentuk uraian singkat,
grafik, dan matriks.
3. Analisis isi (content analysis)
Data yang sudah di uraikan di kelompokan dengan memberikan tanda pada
data yang memiliki karakteristik atau pola yang sama.
53
4. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah menganalisis data yang dapat dicoba dibuat
suatu kesimpulan hasil penelitian.
53
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum penelitian
Pondok pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi merupakan satu dari 13
pondok pesantren di wilayah Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang yang
pendidikannya bersifat gabungan antara salafi dan modern. Batas bangunan
Pondok Pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi adalah sebelah barat berdekatan
dengan Pasar Tradisional Kecamatan Tempuran, sebelah timur berdekatan
dengan Kantor Balai Desa Tanjungjaya, SDN Tanjungjaya, sebelah selatan
terdapat jalan raya Kecamatan Tempuran, sebelah utara terdapat sawah yang
menghubungkan Dusun Turi dengan Dusun Katimaha, dan kurang lebih 2 km
dari Pondok terdapat pantai laut utara. Pondok pesantren ini santrinya terdiri dari
siswa/siswi SMP, SMA, MDA, yang kesemuanya terdiri dari santri yang pulang
pergi dan santri mukim, dapat diperkirakan seluruhnya berjumlah 150 orang.
Dengan santri mukim 60 orang dan santri yang pulang pergi 15 orang dan MDA
75 orang.
B. Karakteristik informan
Dalam penelitian ini, seluruh informan berjumlah 26 orang yang terdiri dari
24 orang santri untuk informan FGD yaitu 12 orang santri laki-laki dan 12 orang
santri perempuan. Peserta diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompok, sedangkan
untuk informan wawancara yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, dan 1 orang
pengurus OSPM (Organisasi Santri Pondok Modern) bagian kebersihan.
1. Umur
Umur 24 orang informan santri laki-laki dan perempuan, baik SMP maupun
SMA berkisar antara 13-18 tahun dengan rata-rata umur 16 tahun. Sedangkan
umur 1 orang informan pengurus organisasi santri 17 tahun. Dan umur 1
orang Ustadzah pengasuhan 48 tahun.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin informan kunci terdiri dari laki-laki dan perempuan yaitu 12
orang informan laki-laki, dan 12 orang informan perempuan. Sedangkan
informan pengurus organisasi santri adalah perempuan, dan informan
ustadzah pengasuhan adalah perempuan.
3. Pendidikan
Pendidikan informan kunci adalah SMP dan SMA, sedangkan pendidikan
informan pegurus organisasi santri adalah SMA, dan pendidikan informan
Ustadzah pengasuhan adalah S2 pendidikan.
4. Lama tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi
Lama informan tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi berkisar
antara 1-5 tahun, dengan rata-rata lamanya informan yang tinggal di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi adalah 3 tahun. Sedangkan lamanya informan
pengurus organisasi santri tinggal di Pondok Pesantren adalah 4 tahun, dan
55
lamanya ustadzah pengasuhan tinggal di Pondok Pesantren adalah 5 tahun.
5. Pekerjaan
Pekerjaan informan kunci santri adalah sebagai pelajar, sedangkan pekerjaan
pengurus organisasi santri bagian kebersihan adalah selain sebagai pelajar
juga sebagai pengurus organisasi yang bertugas menggerakan santri dalam
semua kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan di Pondok Pesantren, dan
pekerjaan Ustadzah pengasuhan adalah sebagai pengawas, pemantau, juga
pengayom perilaku santri dan pengurus organisasi di Pondok Pesantren.
6. Biaya
Pada umumnya biaya hidup informan kunci santri di Pondok Pesantren /bekal
hidup santri di Pondok Pesantren yang diberikan oleh orang tuanya berkisar
antara Rp 60.000,-/bulan – Rp 300.000,-/bulan, dengan rata-rata biaya hidup
santri di Pondok Pesantren Rp 200.000,-/bulan. Karena santri di tuntut untuk
memasak sendiri, biasanya informan di beri beras oleh orang tuanya antara 7-
20 liter/bulan, dengan rata-rata 10 liter/bulan. Sedangkan biaya/bekal
pengurus organisasi dari orang tuanya Rp 200.000,-/bulan.
C. Gambaran perilaku personal higiene santri
1. Gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar santri
mempunyai bahan dan alat personal higien untuk mandi seperti : handuk,
gayung, sabun mandi, dan pakaian bersih milik sendiri, deodorant, hand body.
Ada juga yang hanya mempunyai handuk saja, sabun mandi saja, handuk dan
pakaian bersih saja, dan ada juga yang tidak mempunyai gayung.
Hal ini sesuai dengan ungkapan sebagian besar informan bahwa jika
mandi mereka menggunakan handuk, gayung, sabun mandi, dan memakai
pakaian bersih milik sendiri setelah mandi, seperti ungkapan berikut
“ saya kalo mandi ya...pake handuk milik sendiri, gayung milik
sendiri, sabun mandi milik sendiri, pakaian yang bersih milik sendiri”
Para informan yang tidak mempunyai alat dan bahan mandi yang
lengkap mengatakan bahwa kalau mandi menggunakan alat dan bahan yang
mereka punya saja, ada juga yang mengatakan bahwa mereka terpaksa
meminjam/meminta alat dan bahan milik temannya yang tergeletak dekat
kamar mandi karena mereka tidak punya uang untuk membelinya sendiri,
namun ada juga diantara mereka yang mengatakan menggunakan alat lain
seperti sarung/kain panjang sebagai ganti handuk, seperti ungkapan berikut
“ya kalo sabun mandinya lagi ga ada, terus kalo handuk..saya kan
emang ga punya, jadi... ya terpaksa cumi ja teh (Cuma minta/Cuma
minjem), kan banyak... alat dan bahan punya temen yang tergeletak deket
kamar mandi ya ambil aja... abisnya ga punya uang buat belinya...”
57
“saya sih kalo ga ada, ya pake seadanya aja, yang saya punya” (An 1
kelompok 2 putra)
“saya kan ga punya handuk teh...jadi pake kain panjang, terus pakean
bersih kalo musim hujan kan susah kering, jadi ya pake baju itu lagi aja” (An 6 kelompok 1 putri)
Ustadzah pengasuhan juga menyebutkan bahwa pernah memberitahu
santri agar tetap mandi meskipun tidak mempunyai sabun mandi, atau alat dan
bahan yang lainnya, ustadzah juga menyebutkan bahwa hal tersebut
dimaksudkan agar santri tidak tercium bau oleh orang lain. Pengurus
organisasi juga menyebutkan bahwa santri terutama laki-kali suka memakai
bahan dan alat mandi milik temannya yang tergeletak di dekat kamar mandi,
seperti handuk, Berikut ungkapannya.
“pernah pengurus bilang si a jarang mandi bu, katanya badannya
bau terus ibu panggil dia ibu nasihatin sering mereka bilang ga punya
sabunnya bu ya terus ibu bilang ja ga harus selalu pake sabun mandi itu
ya dari pada kita tidak mandi gitu, ya alhamdulillah sekarang sudah ada
perubahan” (ustadzah)
“ yah setahu saya sih kalo sabun jarang ada yang suka di pake orang
lain tapi kalo handuk mah sih itu juga kalo ada handuk yang tergeletak
dekat kamar mandi....nah, itu baru suka di pake santri yang lain tapi itu
juga kadang-kadang sih...” (pengurus)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah pengasuhan yang juga
mengatakan bahwa yang menyebabkan para santri tidak mau mandi adalah
sabun mandinya sudah habis dan tidak mempunyai uang lagi untuk membeli
sabun mandi. Hal ini disebabkan kebutuhan akan sabun mandi datang ketika
keuangan santri sedang menipis, selain itu juga informan mengatakan malas
mandi karena ngantri. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan pengurus
bahwa para santri jika mandi suka di tunda-tunda hingga waktunya habis,
seperti ungkapannya berikut ini.
“yah...mungkin yang menyebabkan mereka tidak punya alat dan
bahan untuk mandi, karena kebutuhan mereka untuk membeli sabun mandi
atau alat dan bahan yang lain untuk mandi, itu datang saat keuangan
mereka sedang tipis-tipisnya” (Ustadzah)
“kalo mandi juga kan suka ngantri teh soalna mandinya pada di
mepetin waktunya teh...” (pengurus)
Informan juga mengatakan bahwa tidak jarang orang tua mereka telat
memberikan bekal untuk mereka, ada juga informan yang mengatakan bahwa
orang tuanya suka mengurangi uang bekalnya karena orang tuanya sedang
tidak mempunyai uang. Walaupun begitu masih ada informan yang
mengatakan bahwa orang tua mereka datang memberi bekal atau biaya untuk
hidup dipesantren dengan tepat waktu. Keterlambatan atau pengurangan biaya
itulah yang membuat informan tidak dapat membeli alat dan bahan untuk
mandi, ketika alat dan bahan tersebut sudah habis, sehingga frekuensi untuk
melakukan mandipun berkurang, ada informan yang mengatakan mandi sehari
2x yaitu pagi dan sore, ada juga yang mengatakan mandi sehari 3-4 kali yaitu
sebelum subuh, pagi, sebelum dzuhur, sore, bahkan ada juga informan yang
mengatakan mandi 5x sehari namun itupun jika waktu untuk mandinya masih
59
ada, diantara informan yang suka mandi lebih dari 1x sehari ternyata masih
ada informan yang memang merasa cukup hanya mandi 1x sehari pada cuaca
dingin dan tidak berkeringat. Sedangkan penyebab informan tidak mandi
dengan alat dan bahan adalah biaya, malas ngantri mandi, dan untuk
menghilangkan rasa gerah. Informan mengatakan bahwa jika terlalu sering
memakai sabun mandi maka tubuh akan menjadi bersisrik. Seperti yang
dikatakan informan berikut ini
“.... mandi 2x sahari tapi make sabuna 1x sahari karena kalau terlalu
banyak memakai sabun kulit akan bersisrik teh...” (An 6 kelompok 1
putra)
“......mandi 3x sehari kalo ga gerah, pokonya minimal mandi 3x
sehari, pagi, dzuhur dan sore. Pake sabun kalo memang masih ada sabun
dan uangnya , kalo ga ada ya..ngga harus pake sabun”. (An 1 kelompok
1 putra)
Informan juga mengatakan langkah-langkah yang informan lakukan
ketika mandi. Diawali dengan membasahi badan terlebih dahulu dengan air
kemudian baru memakai sabun mandi dimulai dari tangan, badan, kaki,
termasuk alat kelamin, seperti ungkapannya berikut ini
“pertama...basahin badan dulu...trus mandi badannya pake sabun
mulai dari tangan, badan, kaki, termasuk yang tengah teh (kelamin)” (An
4 kelompok 1 putra)
2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi
Dari hasil observasi di dapatkan bahwa para santri sudah mempunyai
sikat gigi, pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu, dan hanya
sedikit yang mempunyai obat kumur. Tapi ada juga informan yang hanya
mempunyai pasta gigi dan sikat gigi saja, ada juga informan yang
menggunakan sikat gigi bersama dengan pasta gigi masing-masing, ada juga
informan yang hanya mempunyai sikat giginya saja.
Hasil observasi tersebut diperkuat lagi dengan ungkapan sebagian
informan yang mengatakan bahwa setelah menyikat gigi informan selalu
berkumur dengan obat kumur agar lebih fresh, ada juga informan yang
mengatakan kalau sikat gigi tidak memakai pasta gigi rasanya tidak nyaman,
mulut rasanya masih terasa amis, jadi kalau tidak punya lebih baik meminta
pada teman. Namun ada juga informan yang mengatakan lebih baik menyikat
gigi dengan telunjuk dari pada meminjam/meminta alat dan bahan untuk sikat
gigi pada orang lain. Hampir semua Informan juga menyebutkan caranya
menggosok gigi yaitu dengan membasahi sikat terlebih dahulu baru setelah itu
kumur-kumur dengan air putih dan sikat giginya kekanan, kiri, depan, dan
belakang gigi. Berikut ungkapannya
“kalo saya sih, basahin sikat gigi trus kasih pasta giginya trus kumur-
kumur dulu dengan air baru deh sikat giginya yang kiri, kanan,depan,
belakang ...terus kumur-kumur lagi dengan air putih, habis gosok gigi
biasanya langsung kumur-kumur dengan listerin biar seger dan lebih
bersih...”
“kalo saya teh ya terpaksa minta pasta giginya sama temen, abis
gimana ya teh..kalo sikat gigi ga pake pasta gigi tuh ga nyaman, mulut
rasanya ga bersih masih amis” (An 1 kelompok 1 putra)
61
“... saya sih ga penah tuh pinjem/minta .... bener teh... dulu kan
pernah teh pasta gigi dan sikatnya hilang, ya udah aja sikat gigi pake jari
telunjuk di gosokin seperti sikat gigi” (An.6 kelompok 2 putra)
Hal yang sama juga dikatakan pengurus organisasi bahwa jika para
santri telah kehabisan alat dan bahan untuk sikat gigi, maka para santri akan
meminjam/memintanya pada teman, berikut ungkapannya
“tapi kalo pasta gigi dan sikat gigi sih masing-masing sudah
punya...kecuali apabila pasta gigi dan sikat giginya telah habis, nah kalo
kaya gitu sih kadang-kadang suka pada pinjem atau minta sama
temennya.” (pengurus)
Dari hasil diskusi dengan informan santri didapatkan bahwa hampir
seluruh informan menyikat giginya 2x sehari yaitu pagi dan sore, ada juga
yang 3-4x sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam sebelum tidur.
“....terus sikat gigi 3x sehari gitu teh...tiap pagi, sore, sebelum
tidur.....” (An.1 kelompok 2 putri)
Informan mengaku mengetahui hal tersebut dari kemasan pasta gigi dan
iklan di televisi yang mereka lihat saat liburan. Ada juga informan yang
mengaku selalu diingatkan oleh ibunya untuk menyikat gigi sebelum tidur,
ada juga informan yang mengatakan ikut menggosok gigi saat melihat
temannya menggosok gigi, seperti ungkapan berikut
“ya kalo ngeliat temen lagi sikat gigi, walaupun kitanya males, malah jadi
ngikutin...yah secara ga sengaja temen itu ngingetin kita supaya gosok gigi”
Meskipun ada juga informan yang menyikat gigi 1x sehari, bahkan juga
ada yang 2 hari sekali. Informan beralasan karena tidak mempunyai uang
untuk membeli lagi pasta gigi atau sikat giginya, seperti ungkapan berikut
“........sikat gigi 2 hari sekali kalo lagi ga ada pasta giginya dan
uangnya” (An.5 kelompok 1 putra)
Dari hasil observasi juga ditemukan beberapa informan yang membuka
botol dengan gigi, meretakan biji keras (seperti meretakan es batu) dengan
gigi, memutuskan benang dengan gigi, dan menggunakan tusuk gigi untuk
membersihkan makanan sisa di gigi.
3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut
Berdasarkan hasil observasi di dapatkan bahwa informan telah memiliki
bahan dan alat untuk melakukan perawatan rambut seperti sampo, handuk,
sisir rambut, Sisir kutu, minyak rambut, dan penutup kepala/kerudung milik
sendiri. Kebanyakan informan menggunakan air yang sudah dipakai (bak
besar) untuk berkeramas. Ada juga informan yang hanya mempunyai sisir
rambut dan sampo saja, ada juga informan yang hanya mempunyai sampo
63
saja, dan ada juga dua informan yang memiliki satu botol sampo yang
digunakan bersama, ada juga yang mempunyai sisir rambut dan sisir kutu
saja. Kebanyakan dari informan tidak memiliki minyak rambut, namun semua
informan laki-laki memiliki kopiah/penutup kepala dan informan putri
memiliki kerudung untuk menutupi kepalanya.
Berikut ungkapan informan yang mengatakan bahwa ia menyisir
rambutnya setiap ia membuka kerudungnya, ada juga yang mengatakan
menyisir rambut setiap kali kusut, ada juga informan yang mengatakan suka
mencari kutu rambut dengan sisir kutu tiap sebelum tidur, ada juga informan
yang mengatakan menyisir rambutnya tiap kali ia menemukan sisir dan
cermin, seperti ungkapan berikut
“saya sih nyisir rambut tiap kali saya membuka kerudung teh, yah biar
ga kusut aja teh” (An 4 kelompook 1putri)
“kalo saya sih nyisir rambutnya tiap kali kusut aja teh...ya kalo lagi
gatel kepalanya, saya juga suka nyisir dengan sisir kutu setiap sebelum
tidur, karena saya ga betah terus-terusan garuk-garuk kepala.” (An 6
kelompok 1 putri)
Hasil observasi juga di dapatkan data bahwa sebagian informan suka
menggaruk kepalanya karena gatal, dan beberapa informan suka mencari kutu
rambut sebelum tidur dengan sisir kutu. Dari observasi juga di dapatkan satu
informan yang selalu menutup kepalanya dengan kerudung sekalipun dalam
keadaan tidur. Ustadzah mengatakan bahwa itu semua karena informan
merasa malu terhadap teman-temannya dikarenakan rambutnya telah dipotong
sangat pendek karena ia mempunyai banyak kutu rambut, dan jenis rambutnya
yang keriting gimbal, berikut ungkapannya
“ iya memang ada santri yang menutup kerudungnya secara
permanen karena ia malu dengan rambut gimbalnya, dan dulunya dia juga
punya banyak kutu rambut, namun sekarang rambutnya sudah di potong
pendek, tapi karena rambutnya masih terlihat gimbal jadi dia tetap tidak
mau melepas kerudungnya” (ustadzah)
Pengurus juga mengatakan bahwa para santri suka saling pinjam sisir
rambut, kerudung, dan kopiah, ada juga dua orang yang memiliki satu sisir
rambut. Dan ada juga 2 sisir kutu di pakai oleh satu asrama. Seperti ungkapan
berikut
“Kalau sisir sih iya teh... suka di pake bareng-bareng, baik itu sisir
rambut maupun sisir kutu. Kerudung juga suka ada yang pinjam-
meminjam...”
Informan juga mengatakan ia mengeramasi rambutnya 1x sehari itu pun
jika uang untuk membeli sampo masih ada, informan lain mengatakan
berkeramas 2 hari sekali, ada juga informan yang mengatakan bersampo tiap
kali ia mandi, dan hampir semua informan mengatakan cara mencuci
rambutnya yaitu pertama rambut disiram dulu sampe basah tuangkan sampo
dan cuci dengan sampo di gosok sampai berbusa kemudian dibilas lagi sampai
busanya hilang, seperti ungkapan berikut
“saya sih kalo keramas pake sampo sehari sekali, itu pun kalo uang
65
dan samponya masih ada” (An 5 kelompok 1 putra)
“.......pertama rambut disiram dulu sampe basah trus tuangkan sampo
secukupnya ke tangan lalu beri sedikit air bis gitu langsung di taro di
rambut di gosok gosok sampe berbusa itu tuh supaya kutu sama
ketombenya hilang hilang trus siram lagi pake air sampai busanya
hilang....” (An. 6 kelompok 2 putra)
Ustadzah mengatakan bahwa ia menganjurkan santrinya untuk
memotong / mencukur rambut satu bulan sekali. Walaupun begitu hasil
observasi di dapatkan bahwa informan laki-laki kebanyakan belum mencukur
rambutnya yang sudah panjang, setelah diskusi didapatkan data bahwa
informan belum mempunyai uang untuk mencukur rambut. Seperti
ungkapannya berikut ini
“...kalo rambut itu biasanya saya minta kepada bagian kebersihan
agar memeriksa siapa yang banyak kutunya setelah orang-orangnya di
dapatkan saya minta bagian penggunting rambut untuk memotong
rambutnya trus saya minta bagian kebersihan untuk memberikan peditok
pada mereka, selain itu kalo hari jumat boleh potong rambut maksudnya
untuk dirapihkan” (ustadzah)
4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa sebagian informan jika
membaca ia mencari tempat yang terang, informan juga membaca dengan
jarak tidak kurang dari jarak 30 cm, informan juga membaca buku dengan
posisi duduk, ada juga informan yang membaca di tempat yang
pencahayaannya kurang, dan ada juga informan yang membaca dengan jarak
yang dekat yaitu kurang dari 30 cm, ada juga informan yang membaca sambil
tiduran, namun diantara semua informan tidak ada yang membersihkan
matanya dengan boorwater/air hangat.
Ustadzah juga mengatakan bahwa ia hanya pernah memberi tahu cara
merawat mata kepada santri yang sedang sakit mata saja, sambil memberi
obatnya, seperti ungkapannya berikut ini
“kalo untuk mata saya biasanya langsung memberi obat yang sakit
mata yah sambil ngasih tau pada mereka cara merawat mata..”
5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung
Hasil observasi ditemukan bahwa informan tidak menggunakan tisu
/kain untuk membersihkan hidungnya, namun dari hasil diskusi di dapatkan
data bahwa sebagian informan membersihkan hidungnya saat mandi, seperti
ungkapanya berikut ini
“ saya sih kalo membersihkan hidung biasanya kalo lagi mandi teh” (An 4 kelompok 1 putra)
6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga
Dari hasil observasi tidak ditemukan informan yang melakukan
perawatan telinga, ataupun yang memiliki alat dan bahan untuk merawat
telinga. Namun dari hasil diskusi didapatkan bahwa informan jika
67
membersihkan telinga menggunakan rumput ilalang, ada juga informan yang
mengatakan bahwa ia membersihkan telinganya saat mandi, berikut
ungkapannya
“membersihkan telinga saat mandi, caranya telinga di gosok agar
kotoran di daun telinganya menyingkir, nah paginya pake daun jampang
untuk membersihkan lubang telinganya, selain itu juga agar pendengarn
lebih tajam.” (An 4 kelompok 1 putra)
7. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mencuci tangan
Dari hasil observasi didapatkan data bahwa informan sudah mempunyai
alat dan bahan untuk mencuci tangan seperti, sabun milik sendiri,
handuk/kain bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir,
mereka juga mempunyai gunting kuku untuk memotong kukunya. Namun,
ada juga informan yang hanya memiliki sabun saja, ada juga informan yang
memiliki handuk dan gunting kuku, ada juga informan yang mempunyai
sabun dan handuk saja.
Hasil observasi bahan dan alat tersebut, diperkuat dengan perilaku
informan ketika menggunakan alat dan bahan untuk mencuci tangan.
Informan yang mempunyai alat dan bahan yang lengkap terlihat mencuci
tangannya menggunakan sabun, mengelap tangannya dengan handuk/kain
bersih, dan membilasnya dengan air bersih yang mengalir. Namun, informan
yang tidak mempunyai alat dan bahan yang lengkap untuk mencuci tangan,
terlihat menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air
yang ada di bak mandi yang belum dikuras, ada juga informan yang mencuci
tangan dengan sabun bekas mencuci piring, ada juga informan yang tidak
langsung mencuci piringnya setelah makan sehingga ia tidak mencuci
tangannya dengan sabun, ada juga informan yang mengeringkan tangannya
dengan mengipas-ngipaskan tangan, namun ada juga informan yang
mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka pakai.
Informan juga terlihat mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan
setelah makan, mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil,
menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap pendek dengan gunting
kuku. Tapi ada juga informan yang tidak mencuci tangan sebelum makan, dan
ada juga informan yang menunda mencuci tangan setelah makan karena asyik
mendengarkan cerita ketika makan, untuk putra mencuci tangan setelah
buang air besar tidak langsung mereka lakukan karena jamban cemplung
yang mereka gunakan berjauhan dengan kamar mandi yang mereka pakai.
Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap panjang, ada juga
informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada juga informan yang
membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku.
Dari hasil diskusi di dapatkan bahwa informan sudah mengetahui
pentingnya mencuci tangan, selain itu juga di dapatkan data bahwa hampir
seluruh informan melakukan cuci tangan, berikut ungkapannya
69
“ menjaga bersih badan, kaki, dan tangan karena awal penyakit kan
dari tangan teh” (An1 kelompok 2 putri)
Ada juga informan yang mengatakan bahwa ia mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, dan sebelum tidur, ada juga informan yang mengatakan
mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak, ada juga informan yang
mengatakan bahwa seringnya mencuci tangan tergantung karena informan
tersebut menganggap wudlu juga adalah cuci tangan, informan juga
mengatakan bahwa mencuci tangan pake sabunnya hanya ketika mandi saja
“cuci tangan kalo mau makan, dan sesudah makan, juga sebelum
dan sesudah memasak...kalo mau tidur biasanya cuci tangan”
“ cuci tangan tergantung teh...kan wudlu juga cuci tangan gitu teh,
terus cuci tangan pake sabunnya kalo mandi aja biar sekalian gitu..”
Pengurus organisasi juga mengatakan bahwa beberapa dari kegiatan
personal higiene yang sering dilakukan diantaranya adalah mencuci tangan,
selain itu juga ustadzah juga mengatakan bahwa ia memberi tahukan pada
para santri mengenai cara mencuci tangan dengan menggunakan daun jambu
yaitu dengan cara membasahi tangan terlebih dahulu dengan air, ambil
selembar daun jambu, remas-remas, ratakan kesela-sela jari dan kuku
kemudian bilas kembali dengan air hingga bersih, berikut ungkapannya
“ saya juga memberi tahu kepada santri mengenai cara mencuci
tangan, yah..walaupun hanya pada beberapa orang santri saja, tapi saya
harap mereka bisa menyebar luaskan ilmu yang mereka dapat pada
teman-teman mereka yang lainnya, yang saya tidak beri tahu secara
langsung, caranya pertama ya biasa gitu ya kaya cuci tangan biasanya
tangan di basahin dulu, baru kemudian mengambil daun jambu
secukupnya saja yah kira-kira 1-2 lembar saja kemudian di remas-remas
hingga hancur kemudian ratakan keseluruh tangan termasuk sela-sela jari
dan kuku, yah kaya pake sabun aja gitu, bilas lagi hingga bersih, itu nanti
tangannya ga bakal kecium amis lagi” (ustadzah)
Dari hasil diskusi juga di dapatkan bahwa sebagian informan
mengatakan yang memberi tahu mereka cara mencuci tangan adalah
ustadzah, namun ada juga yang mengatakan orang tua merekalah yang
memberitahu dan mengingatkan mereka untuk mencuci tangan, informan
yang lain mengatakan bahwa yang memberitahu dan mengingatkan mereka
adalah teman dan media informasi yang terdapat dalam tiap kemasan
peralatan mandi, informan juga menyebutkan mengetahui bahan lain yaitu
daun jambu untuk mencuci tangan dari ustadzah, hampir semua informan
juga menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun.
Berikut ungkapannya
“tangan di basahin dulu trus pake sabun, dan ratakan sabun
keseluruk bagian tangan sampai ke sela-sela tangannya juga, baru setelah
itu dibilas dengan air bersih hingga busanya menghilang dan tak licin lagi
tangannya. Terus kadang-kadang dikipas-kipasin sih teh...tapi seringnya
sih di lap pake pakean yang kita pakai ja”
8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki
Dari hasil observasi diketahui bahwa sebagian besar informan
mempunyai sandal, dan sebagian kecil informan mempunyai sepatu, dan kaos
kaki. Diantara informan ada juga yang hanya mempunyai sepatu dan sandal,
71
dan ada juga informan yang tidak mempunyai kaos kaki. Hampir seluruh
informan mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan kedalamannya.
Didapatkan pula bahwa hampir seluruh informan tidak memakai kaos kaki,
walaupun ada juga yang memakai kaos kaki. Sebagian informan memotong
kuku kakinya lurus rata, sebagian lagi tidak memotong kuku kakinya, ada
juga yang masih terdapat kotoran di bawah kuku kakinya. Sebagian informan
mengenakan alas kaki setiap keluar masuk asrama dan masjid, namun ada
juga yang tidak memakai alas kaki, ada juga yang mengenakan alas kaki
orang lain saat keluar masuk asrama dan mesjid, ada juga yang saat masuk
masjid dan asrama memakai alas kaki namun, saat keluar alas kakinya tidak
dipakai tapi di tinggal. Hampir seluruh informan yang tidak memakai sandal
mencuci kakinya yang kotor setiap akan memasuki masjid dan asrama, ada
juga informan yang hanya mencuci kakinya apabila akan masuk masjid saja,
ada juga informan yang tidak mencuci kakinya saat akan memasuki masjid
ataupun asrama, dan hampir semua informan kunci tidak mengeringkan kaki
yang basah dengan handuk apalagi ke sela-sela jari, mereka hanya
mengeringkan kakinya yang telah dicuci dengan keset lantai. Hampir seluruh
informan tidak mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi, tapi ada juga
informan yang memakai alas kaki ke kamar mandi.
Dari hasil diskusi diketahui bahwa informan jika keluar masuk asrama,
masjid, dan kamar mandi menggunakan sandal, informan juga mengatakan
bahwa kalaupun tidak memakai sandal ia mencuci kakinya dahulu sebelum
masuk asrama dan masjid, berikut ungkapannya
“ya kalo keluar asrama pake sandal, kalo ke kamar mandi pake
sandal” (An 4 kelompok 2 putri)
“... keluar masuk kamar mandi atau asrama ya pake sandal...ke
mesjid juga sama...kalo ngga cuci kaki dulu sebelum masuk....”
Ketika diskusi sebagian informan juga mengatakan bahwa alas kakinya
yaitu sandal kadang-kadang dipinjam tanpa ijin oleh temannya, sehingga
terpaksa berjalan tanpa sandal, ada juga informan yang mengatakan bahwa
sayang dengan sandal barunya, ada juga informan yang mengatakan lebih
enak tidak memakai sandal, berikut ungkapannya
“sebenarnya ada sih teh sandal...tapi itu mau di pake buat nanti kalo
pulang ke rumah teh...soalnya takut rusak duluan kan sayang teh masih
baru...” (An 5 kelompok 2 putra)
“ yah...kalo habis dari mana-mana tuh ya langsung cuci kaki teh..kalo
kitanya ga pake sandal mah...” (An 3 kelompok 2 putri)
“ ehmmm kalo pake sandal tuh bawaannya malas gitu teh...jadi ya
udah ga pake sandal” (An2 kelompok 1 putra)
Ustadzah juga mengatakan bahwa ia sering mengadakan pemeriksaan
kuku dan sandal, selain itu ustadzah juga mengatakan bahwa ia juga memberi
tahu cara mencuci kaki kepada satu orang santri yang ia percaya bisa
memberikan contoh dan memberi tahu santri yang lainnya untuk melakukan
73
hal yang sama dengannya, pengurus juga membenarkan pernyataan ustadzah
dengan mengatakan bahwa pemeriksaan kuku dan sandal biasanya di lakukan
oleh ustadzah kepada santri secara perorangan, pengurus juga mengatakan
pemeriksaan tersebut dilakukan karena para santri sering meminjam sandal
temannya tanpa ijin, berikut ungkapannya
“kami sering mengadakan pemeriksaan kuku, sandal, perlengkapan
mandi... tapi kalo untuk cuci kaki, cuci tangan itu biasanya saya
memberikan contoh pada perorangan saja tapi kalo informasinya saya
beritahukan pada semuanya yang mana nantinya mereka yang saya beri
contoh bisa memberikan contoh atau memperagakan caranya pada yang
lainnya...” (ustadzah)
“Kalo kuku seh biasanya di periksa satu orang-satu orang sama
ustadzah, sama halnya pada sandal,karena biasanya saat akan dipakai
sandal sudah di ghosob duluan sama orang lain (pinjam tanpa ijin) yah
temannya santri yang punya sandal tersebut juga sih....” (pengurus)
Dari hasil observasi juga diketahui bahwa tidak ada informan yang
mengenakan alas kaki yang sempit dan kaus kaki yang sempit, namun ada
juga informan yang mengenakan alas kaki dan kaus kaki yang kotor, karena
tidak di cuci-cuci, hampir seluruh informan mempunyai kuku kaki yang tidak
putih namun kecoklatan, ada juga yang mempunyai kotoran di bawah kuku
kakinya, sehingga mereka membersihkannya dengan mengorek bagian bawah
kuku kakinya untuk membersihkannya, ada juga membiarkan kotoran tersebut
terus menempel, sehingga ada diantara mereka yang mengalami badosi.
Hal ini sesuai dengan ungkapan seorang informan yang kedua jempol
kakinya bengkak karena badosi, berikut ungkapannya
“kalo ada kuku panjang digunting, lalu kalo ada yang hitam-hitam di
bawah kukunya, di cabut saja kukunya biar tidak badosi” (An 1 kelompok
1 putra)
9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian
Hasil observasi bahan/barang dan alat yang digunakan oleh informan
dalam merawat pakaiannya, beberapa informan mempunyai 6 stel pakaian,
namun ada juga informan yang mempunyai pakaian kurang dari 6 stel,
beberapa informan ada yang memiliki pakaian dalam berupa kaos dalam
sebanyak 2 buah, bra 3 buah, celana dalam 4 buah, namun ada juga beberapa
informan lain yang memiliki kurang dari yang di sebutkan tadi, tapi ada juga
informan yang mempunyai pakaian dalam lebih dari yang di sebutkan tadi.
Selain itu beberapa informan juga ada yang memiliki sikat cuci, sabun
cuci/deterjen, dan pewangi pakaian. Walaupun begitu masih ada beberapa
informan yang lain yang tidak memiliki sikat cuci, sabun cuci, dan apalagi
pewangi.
Beberapa Informan yang tidak memiliki bahan/barang dan alat yang
lengkap untuk merawat pakaiannya mengatakan bahwa informan terpaksa
meminjam kepada temannya, atau meminta milik temannya, ada juga
informan yang meski dalam keterbatasan mengatakan tidak mau
meminjam/meminta, informan mengatakan lebih menyukai memakai
miliknya seadanya saja, berikut ungkapannya
“...pakaian tadinya punya 3, tapi karena sodara saya cuma punya
75
1baju panjangnya jadi ya saya kasihin aja, dari pada saya pinjemin lebih
baik saya kasihin aja, saya juga ga pernah minjem baju teh...yah cuci
kering pake aja, Cuma kalo lagi ngga kering bajunya, terpaksa pake baju
itu aja lagi” (An 6 kelompok 1 putri)
Pengurus juga mengatakan bahwa para santri memang sering pinjam
meminjam baju/kerudung, pakaian solat, kopiah, pengurus juga mengatakan
hal itu mereka lakukan karena malas mencuci pakaian sehingga tidak
mempunyai pakaian ganti lagi, berikut ungkapannya
“oh itu juga minjem kalo baju buat gotong royong gitu teh soalnya
kan kotor-kotoran teh....nah kalo ga ada baju kotor suka pada minjem,
trus pakean solat juga suka pada pinjem kalo lagi kotor... kerudung juga
suka pinjem buat mantesin ma baju, santri laki-laki juga suka pinjem
kopiah temannya..”
Dari hasil observasi diketahui bahwa ada informan yang memakai
pakaian yang bersih, mengganti pakaian setiap selesai mandi, mengganti
pakaian bila kotor/basah karena keringat/air hujan, mencuci dan menjemur
langsung pakaian luar dan dalam yang kotor di bawah sinar matahari,
mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering di jemur, mengganti
pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur jika waktunya tidur, mengenakan
pakaian sesuai tempat dan situasinya.
Dari hasil diskusi informan mengatakan mengganti pakaiannya
1xsehari, walaupun mencucinya 1 minggu sekali, dan ada juga yang
mengganti pakaiannya 2 hari sekali. Informan perempuan juga mengatakan
mengganti celana dalamnya 3x sehari kalau sedang haid, tapi kalau tidak haid
2x sehari, berikut ungkapannya
“ ganti baju 2hari sekali, tapi ya kalau nyucinya sih.. seminggu
sekali” (An.2 kelompok 2 putra)
“..kalau sedang haid biasanya saya ganti celana dalam 3x sehari, tapi
kalau tida 2x sehari aja” (An.4 kelompok 1putri)
Sedangkan beberapa informan lain terlihat menumpuk pakaian kotor
lebih dari 1 hari, bergantian/memakai milik orang lain : selimut, handuk,
pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olah raga, pakaian sekolah. Tidak
mengangkat jemuran berhari-hari, merendam pakaian dalam waktu yang
lama.
Dari hasil diskusi dengan informan santri perempuan, ada informan
yang mengatakan bahwa ia memang tidak mencuci celana dalam bekas
haednya langsung kalo sore dengan alasan tempat jemuran pakaiannya gelap.
Informan lain mengatakan bahwa ia menyimpan celana dalam dan pembalut
bekas haednya di dalam lemari setelah dicuci. Ada juga informan yang
mengatakan bahwa ia mencuci pembalutnya namun, tidak membuangnya tapi
menyimpannya di dalam ember cucian.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan ustadzah saat wawancara
bahwa informan dapat terlihat cantik/ganteng dari luar pedahal informan
tersebut suka melakukan hal-hal buruk pada pakaiannya seperti yang telah
diungkapkan tadi, ustadzah juga mengatakan hal itu terjadi karena informan
kekurangan biaya, berikut ungkapannya
77
“kalo secara sendiri mereka dandan keliatannya rapi-rapi cantik-
cantik ganteng-ganteng, tapi tuh kalo mereka itu pakaian habis di pakai di
simpen di kamar mandi ganti lagi simpen lagi di kamar mandi udah 2-3
hari baru di cuci kadang-kadang kalo habis di cuci dijemur gaaaaaaaa
diangkat-angkat kalo ga di tegor mah, yah tapi ada juga yang sadar ada
juga yang tidak...,”(ustadzah)
Hal ini juga sesuai dengan ungkapan informan bahwa ia mencuci
pakean hanya seminggu sekali, dan kalau jemurannya penuh, atau sabun, sikat
cuci, dan embernya tidak ada, nyucinya di tunda lagi. Mereka juga
mengatakan pakaian yang belum sempat dicuci mereka simpan di dalam
lemari atau di atas lemari, informan juga mengatakan takut pakaiannya di sita
kalau lama-lama di simpan di kamar mandi. Berikut ungkapannya
“ya kao nyuci saya biasanya satu minggu sekali teh...tapi kalo hari
minggu itu jemurannya penuh ya terpaksa nyucinya di tunda sampe besok,
biasanya pakean kotornya saya simpan di lemari atau di atas lemari,
soalnya kalau di simpen di ember di kamar mandi suka di tumpahin sama
yang nyuci duluan atau kalau kelamaan disimpen di kamar mandinya
suka di sita teh...”
Pengurus juga mengatakan bahwa hukuman bagi santri yang tidak
memelihara barang miliknya adalah menyita barang tersebut, dan kalau ingin
kembali harus menebusnya, dan bagi pelanggar terberat akan diumumkan
dalam acara Laporan Pertanggung Jawaban pengurus di hadapan seluruh
santri dan ustadz/ustadzah. Berikut ungkapannya
“sanksi biasanya ya..... bayar, nebus barangnya yang di sita, satu
barang Rp 200,- terus kalau LPJ sok di umumkan siapa yang paling jorok
dihadapan semua santri dan para ustadz/ustadzah”
Ungkapan tersebut di perkuat lagi oleh ustadzah pengasuhan bahwa
santri yang tidak melakukan kebersihan diri seperti tidak mencuci dan
membuang pembalut pada tempatnya akan di beri sanksi 100x bending
sampai 1000x bending, semua itu ustadzah lakukan agar dapat menumbuhkan
kesadaran pentingnya melakukan kebersihan diri. Seperti ungkapan
“Kalo itu ,menyangkut hal yang sangat dasar gitu ya, misalkan ada
yang membuang pembalut tidak pada tempat sampah...itu saya langsung
cari siapa orangnya sampai dapat kemudian santri tersebut saya bending
100x kalo tidak ada yang mau mengaku ya semua santri suruh bending
1000x, ya itu maksudnya agar tumbuh kesadaran dalam diri mereka,
pernah terjadi saat ibu memeriksa lemari para santri oooo ternyata ada
seorang santri menyimpan pembalutnya di dalam lemari masih penuh
dengan darah yang sudah kering di bungkus plastik hitam dan itu terjadi
karena dia malas mencuci pembalut dan kita melarangnya membuang ke
saluran air”
77
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Adanya hambatan dalam mengumpulkan informan santri karena
kesibukan kegiatan pesantren, sehingga FGD dilakukan pada jam sekolah
di ruangan yang sudah di sediakan akibatnya informan tidak dapat
mengikuti kegiatan belajar di kelas.
2. Kegiatan observasi yang dilakukan secara langsung seperti mencuci
tangan, mencuci kaki, perawatan mata, hidung dan telinga tidak bisa
dilakukan dengan maksimal karena sebagian dilakukan di dalam kamar
mandi sehingga kekurangannya ditanyakan dalam FGD, akibatnya
kualitas jawaban diskusi tergantung dari kejujuran responden dalam
menjawab pertanyaan sehingga bisa saja terjadi bias karena responden
menjawab sesuai keinginan responden tersebut.
B. Gambaran Perilaku Personal Higien Santri
1. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mandi
Dalam penelitian ini hampir semua informan mengetahui bahwa cara
membersihkan badan adalah dengan mandi, informan juga mengetahui bahwa
manfaat mandi adalah untuk menghilangkan bau badan, agar terasa lebih
segar, agar bersih dan sehat, terhindar dari kuman, enak di pandang lawan
jenis, dan khusu beribadah. Ananto (2006) mengatakan bahwa cara
membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi,
karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada
permukaan kulit; menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah
dan syaraf, serta mengembalikan kesegaran tubuh.
Informan juga mengatakan bahwa jika ia tidak mandi badannya akan
terasa lengket. Informan lain juga mengatakan bahwa kalau tidak mandi badan
akan tercium bau. Sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh informan tersebut
adalah pengalamannya yang dapat mempengaruhi pengetahuannya.
Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003) dan dengan pengalamannya
informan dapat menghilangkan bau keringat dan kotoran yang melekat di
tubuhnya dengan mandi.
Hasil penelitian juga di dapatkan bahwa walaupun hampir semua
informan memiliki alat dan bahan untuk mandi tapi masih ada informan yang
tidak memiliki alat dan bahan mandi seperti sabun mandi, air bersih, handuk,
dan gayung. Akibatnya informan sering meminjam atau meminta alat dan
bahan untuk mandi tersebut kepada temannya seperti meminjam atau meminta
sabun mandi dan handuk, dan ada juga diantara mereka yang mandinya jarang
memakai sabun mandi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
79
Heryanto tahun 2004 bahwa 18,5% responden santri kadang-kadang mandi
menggunakan sabun, dan 15,5% responden santri menggunakan handuk
bersama. Para santri tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut dapat
menularkan penyakit terutama penyakit kulit diantara mereka (Badri, 2007).
Beberapa penyakit lain pun akan timbul akibat tidak menggunakan air bersih
seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit
kulit atau keracunan (Depkes RI, 2008).
Informan juga mengatakan bahwa selain dari malas ngantri biaya kerap
menjadi penyebab informan jarang mandi memakai sabun mandi. Hasil
observasi juga ditemukan bahwa informan khususnya laki-laki menyimpan
alat dan bahan mandinya di sekitar kamar mandi sehingga memudahkan
informan lain atau santri lain untuk meminjam atau meminta tanpa ijin.
Walaupun rasa kebersamaan sangat erat di kalangan santri tapi kepedulian
informan (santri) untuk menjaga alat dan bahan mandi milik orang lain
maupun milik sendiri sangatlah kurang, sehingga informan harus terus
kekurangan biaya untuk alat dan bahan yang hilang. Informan juga
mengatakan bahwa orang tuanya kadang-kadang telat mengirimkan biaya
untuknya bahkan kadang ada pengurangan bekal yang diberikan dari
biasanya. Menurut penelitian Badri yang dilakukan tahun 2006 bahwa salah
satu faktor pendukung santri untuk melakukan personal higien adalah biaya
dan dukungan dari pihak lain (dalam hal ini orang tua).
Namun walaupun dengan biaya yang minim informan tetap melakukan
mandi tanpa harus menunggu kiriman biaya untuk membeli alat dan bahan
mandi. walaupun ada juga yang mandi 1x sehari, tapi ada juga yang frekuensi
mandinya sampai lebih dari 2x sehari. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukaan oleh Depkes RI dalam Mariance 2004 bahwa semakin sering
seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit
yang ditularkan melalui sentuhan kulit.
2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi
Hasil penelitian didapatkan bahwa informan ada yang mempunyai alat
dan bahan untuk menggosok gigi yang lengkap, ada juga yang tidak lengkap.
Informan mempunyai alat dan bahan tidak lengkap mengatakan tetap
menyikat giginya dengan cara meminjam atau meminta alat dan bahan
tersebut kepada temannya, hal yang sama juga dikemukakan oleh Heryanto
dalam penelitiannya tahun 2004 bahwa 17,4% responden santri menggunakan
sikat gigi bersama. Akibatnya bakteri akan berpindah dari orang yang satu ke
orang yang lain dengan sikat gigi yang dipinjamkan atau yang di pinjam
tersebut meski sudah di bersihkan sekalipun (Anonim). Sedangkan informan
lain dalam penelitian ini menggunakan jari tangannya sebagai sikat gigi
akibatnya tidak dapat membersihkan makanan pada celah antara gigi dan gusi.
Selain itu ada juga informan yang memilih tidak menggosok gigi, hal ini tentu
saja akan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi, karena pada dasarnya
sebagian plak dan bakteri di permukaan gigi akan menghilang dengan
menyikat gigi. Seperti yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group
81
1999 gigi harus disikat segera setelah makan, karena asam akan segera mulai
terbentuk dan plak akan terbentuk hanya dalam beberapa jam saja.
Di dapatkan pula bahwa frekuensi menggosok gigi mereka dipengaruhi
oleh kurangnya biaya informan untuk membeli lagi alat dan bahan untuk
menggosok gigi yang habis atau hilang karena di pinjam atau diminta
temannya tanpa ijin. Selain itu didapatkan pula beberapa informan yang
membuka botol, meretakan biji keras seperti es batu, dan memutuskan benang
dengan gigi. Hal ini tentu dapat membuat gigi menjadi rusak dan aus. Seperti
yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group 1999 gigi dapat rusak
karena kebiasaan yang tidak hati-hati atau karena gagal melindunginya
dengan benar dalam situasi tertentu.
3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut
Perry dan Potter 2005 mengatakan bahwa penampilan dan kesejahteraan
seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Dalam penelitian ini dilakukan informan dengan cara sering-
sering menyisir rambut setiap kali sehabis mandi dan tiap kali membuka
kerudung, ada juga yang mengatakan menyisir rambut tiap kali melihat sisir
rambut dan cermin. Selain itu informan juga menggunakan minyak rambut
tiap kali setelah mandi, ada juga informan yang mengatakan apabila kepala
terasa gatal maka setiap sebelum tidur ia menyisir rambutnya dengan sisir
kutu. Informan lain mengatakan bahwa ia mencuci rambutnya dengan sampo
tiap kali ia mandi. Perry dan Potter dalam Fundamental Keperawatan, 2005
menuliskan bahwa penyisiran dapat membentuk gaya rambut dan mencegah
rambut kusut, sedangkan keramas dapat membersihkan rambut dari debu, dan
mengurangi produksi minyak berlebih di kulit kepala sehingga rambut tidak
menjadi lengket, dan kulit kepala pun menjadi bersih.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan memiliki bahan dan alat
yang digunakan untuk merawat rambut seperti sampo, handuk milik sendiri,
air mengalir atau air yang belum dipakai, sisir rambut milik sendiri, sisir kutu
milik sendiri, minyak rambut milik sendiri, tutup kepala milik sendiri. Ada
juga informan yang tidak memiliki bahan dan alat yang lengkap sehingga
harus meminjam sisir, handuk, kerudung/kopiah (tutup kepala) pada temannya
hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Diagram group 1999 bahwa
jangan meminjamkan sikat rambut atau sisir kepala kepada siapapun atau pun
meminjam sikat dan sisir orang lain karena penularan penyakit rambut dan
kulit kepala bisa terjadi lewat barang yang dipinjam/yang dipinjamkan. Ada
juga informan yang meminta sampo kepada temannya atau mengurangi
frekuensi bersampo. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa ada beberapa
informan laki-laki yang belum mencukur rambutnya sekalipun sudah agak
panjang, Ananto 2006 dalam bukunya bahwa anak laki-laki memangkas
rambutnya bisa 1-2 bulan sekali atau sesuai keadaan.
Informan mengatakan bahwa terjadinya pinjam meminjam atau minta
meminta alat dan bahan untuk merawat rambut, rambut panjang yang tidak
83
dipangkas pada anak laki-laki karena uang yang diberikan orang tua tidak
cukup untuk membiayai hidupnya di pondok, informan juga mengatakan
kadang mereka juga dikejar waktu untuk melaksanakan disiplin pondok,
sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk merawat rambut.
Diantara informan ada juga yang menutup kepalanya secara permanen,
hal itu karena informan merasa malu dengan jenis rambut gimbalnya
sekalipun telah dipotong sangat pendek. Berbeda dengan Diagram group 1999
yang menyebutkan bahwa salah satu dari hal-hal yang jangan dilakukan pada
rambut adalah menutup rambut secara permanen dengan kerudung atau topi
karena udara sangatlah penting untuk kesejahteraan rambut dan kulit kepala.
Beberapa informan juga menyebutkan langkah-langkah mencuci rambut
yang mereka ketahui dari orang tuanya sendiri atau dari teman. Informan juga
menyebutkan kalau ia pernah di beri tahu oleh temannya bahwa perempuan
yang sedang haid tidak boleh memotong rambutnya. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu
penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk
dicontoh (Notoatmodjo, 2007).
4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa beberapa informan tidak
membaca di tempat yang terang, hal tersebut karena memang lampu–lampu
yang digunakan untuk belajar cahayanya kurang, informan juga ada yang
membaca dengan jarak yang dekat karena tulisan yang mereka baca kecil-
kecil. Sedangkan informan yang membaca sambil tiduran karena mereka tidak
mempunyai meja belajar. Informan lain juga terlihat menggosok matanya
dengan tangan yang kotor atau dengan lengan bajunya. Ketidak tahuan
informan dalam merawat mata karena ustadzah hanya memberitahukannya
ketika ada yang sakit mata saja, sehingga yang mengetahui hanya beberapa
orang saja
Perry dan potter 2005 mengatakan bahwa secara normal tidak ada
perawatan khusus yang diperlukan untuk mata, karena secara terus-menerus
dibersihkan air mata, kelopak mata dan bulu mata yang mencegah masuknya
partikel asing. Namun kebiasaan yang terus-menerus yang dilakukan oleh
mata dapat melelahkan mata sehingga fungsi mata akan berkurang jika tidak
di rawat dengan baik.
5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung
Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi hidung
secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue lembut (Perry
dan Potteer, 2005). Dalam penelitian ini hampir semua informan mengatakan
bahwa hidungnya dibersihkan setiap hari walaupun tidak dengan
85
menggunakan tissu, informan lain mengatakan bahwa ia membersihkan
hidungnya saat mandi. Informan juga mengatakan bahwa ia mengetahui cara
menjaga kebersihan hidung dari orang tuanya.
6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga
Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan tidak mengetahui cara
merawat telinga, walaupun ada juga yang membersihkan telinganya dengan
rumput ilalang informan mengaku hal itu dilakukan agar pendengarannya
lebih tajam, hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Noerbaeti dalam
jurnal Astuti 2006 bahwa mengorek telinga cukup di bagian yang kelihatan
oleh mata saja, karena telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk
mengeluarkan dan menghambat benda asing yang masuk. dan ada juga yang
membersihkan telinga saat mandi. Perry dan Potter, 2005 menuliskan dalam
bukunya bahwa pembersihan telinga dilakukan saat mandi dengan
menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan
lembut.
7. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mencuci
tangan/merawat tangan
Pada umumnya informan santri mempunyai bahan dan alat yang
digunakan untuk mencuci tangan yaitu sabun milik sendiri, handuk/kain
bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir. Ada juga
informan yan mempunyai gunting kuku, walaupun ada juga beberapa diantara
informan yang tidak memiliki alat dan bahan yang lengkap. Karena itulah
informan menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air
yang ada di bak mandi yang belum di kuras, mencuci tangan dengan sabun
bekas cuci piring, mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka
pakai, ada juga yang mencuci tangan tanpa sabun, dan ada juga yang tidak
mencuci tangannya sama sekali. Akibatnya kuman dan bakteri penyebab
penyakit dari air tidak bersih tersebut berpindah ke tangan, atau kuman dan
bakteri penyebab penyakit yang memang sudah ada pada tangan, karena tidak
mencuci tangan atau tidak mencuci tangan dengan benar, kuman dan bakteri
tersebut akan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit
seperti diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Depkes RI, 2008 juga didapatkan data bahwa mencuci
tangan menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh
kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Dari hasil penelitian juga di dapatkan bahwa informan sudah
mengetahui manfaat dari mencuci tangan yaitu sebagai langkah awal
mencegah penularan penyakit. Pengetahuan tersebut mereka dapatkan dari
orang tua, teman, ustadzah, informasi yang ada dalam tiap kemasan alat dan
bahan personal higien seperti kemasan sabun mandi dan pasta gigi, dan dari
televisi yang mereka lihat saat mereka pulang ke rumah.
Pengetahuan juga tidak selalu dapat menyebabkan perilaku, hal tersebut
87
dapat dibuktikan dengan di dapatkannya informan yang mengatakan mencuci
tangan hanya ketika mandi saja, informan lain juga mengatakan wudlu juga
sebagai cuci tangan, informan lain juga mengatakan mencuci tangannya saat
sebelum dan sesudah makan saja, ada juga informan yang mengatakan cuci
tangan sebelum dan sesudah masak saja. Beberapa diantara informan juga
terlihat ada yang menunda mencuci tangan karena asik bercerita saat makan,
informan laki-laki juga terlihat tidak langsung cuci tangan setelah buang air
besar karena kamar mandinya berjauhan dengan letak jamban cemplung yang
mereka gunakan, sama halnya dengan penelitian penelitian Heryanto 2004
bahwa 32,7% santri tidak mencuci tangan sebelum makan, dan 67,3% tidak
mencuci tangan setelah buang air besar, hal tersebut dikarnakan kondisi
lingkungan Pondok Pesantren jumlah (kondisi) air bersih, kamar mandi dan
jamban kurang. Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap
panjang, berbeda dengan penelitian Lipriyana 2003 bahwa 82% santri
berkuku pendek, ada juga informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada
juga informan yang membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku.
Akibatnya kuku menjadi tidak menarik dan tidak higienis; selain itu kuku pun
dapat dihuni bakteri (Diagram group, 1999) yang dapat menyebabkan sakit
dan menyebarkan penyakit.
8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki
Perawatan kaki dalam penelitian ini dilakukan informan dengan
mempunyai alas kaki yang pas panjangnya, lebarnya dan kedalamnya. Ada
juga informan yang tidak menggunakan kaos kaki karena informan tersebut
tidak memiliki kaos kaki, beberapa informan tidak peduli dengan kesehatan
dan kebersihan kaki dan kuku kakinya, hal tersebut dapat dilihat dari perilaku
informan yang tidak memotong kuku kakinya, informan yang tidak
membersihkan kotoran di bawah kuku kakinya, tidak memakai alas kaki
(sandal) saat keluar dan masuk asrama, keluar masuk masjid, dan keluar
masuk kamar mandi. Tidak langsung mencuci kaki saat kakinya kotor yang
mengakibatkan kotoran dan keringat yang ada di kaki tidak terbuang
(Diagram group, 1999), ada juga informan yang mengalami badosi pada
kakinya. Beberapa informan mengatakan tidak memakai alas kaki sudah
menjadi hal biasa yang mereka lakukan sejak dari rumah mereka, sehingga
tidak memakai sandal bukanlah suatu masalah bagi informan. Informan lain
mengatakan walaupun tidak memakai sandal tapi kalau mau masuk masjid
tetap harus mencuci kaki terlebih dahulu atau memakai sandal orang lain
dahulu kemudian cuci kakinya. Akibatnya bibit penyakit akan masuk ke
dalam tubuh melalui kulit telapak kaki yang tidak memakai alas kaki (sepatu
atau sandal) (Ananto,2006).
Walaupun begitu ada beberapa orang juga yang merawat dan
membersihkan kaki dan kuku kakinya. Mereka mengakui mengetahui hal
89
tersebut dari ustadzah, teman, dan orang tua mereka.
9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian
Ananto 2006 menyebutkan dalam bukunya bahwa pakaian berguna
untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu
mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh.
Pada umumnya semua informan dalam penelitian ini mempunyai pakaian
ganti dan pakaian dalam ganti, namun jumlahnya berbeda-beda ada yang
melebihi ketentuan, ada yang sesuai ketentuan, ada juga yang memiliki
kurang dari jumlah pakaian yang ditentukan. Jumlah pakaian yang di tentukan
oleh pondok pesantren dalam penelitian ini adalah 6 stel pakaian, 2 buah kaos
dalam, 3 buah bra, 4 buah celana dalam.
Hasil penelitian juga ditemukan informan bergantian pakaian dengan
temannya seperti selimut, handuk, pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian
olahraga, pakain sekolah, namun untuk pakaian dalam informan mengatakan
tidak pernah bergantian pakaian dalam dengan temannya. Sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004 bahwa 15, 5%
responden santri menggunakan handuk bersama. Ada juga informan yang
mengganti pakaian dan pakaian dalamnya 2x dalam sehari dan mengganti
pakaian dalam 3x dalam sehari ketika haed, berbeda halnya dengan penelitian
yang dilakukan Heryanto tahun 2004 bahwa ganti bersih pakaian setiap 3 hari
23,5%, ganti bersih pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%. Akibatnya pakaian
tidak dapat melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar juga tidak
dapat mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, maka dari itu
pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi dan bila kotor atau basah
karena keringat atau kena air hujan (Ananto, 2006).
Informan lain juga terlihat tidak mengangkat jemurannya walaupun
sudah berhari-hari akibatnya warna pakaian menjadi pudar dan terlihat lusuh,
ada juga informan lainnya yang merendam pakaiannya dalam waktu yang
lama di kamar mandi hal ini mengakibatkan pakaian cepat lusuh, serat kain
menjadi rapuh, dan kuman semakin berkembang biak. Ada juga yang
menumpuk pakaian kotor di dalam lemari karena takut diberi sangsi oleh
bagian kebersihan sehingga informan hanya mencuci 1x dalam seminggu,
Akibatnya kuman-kuman dari pakaian kotor berkembangbiak lebih banyak,
dan akan berpindah ke pakaian bersih yang membuat gatal di badan serta
menyebabkan alergi dan tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005).
Maka pakaian yang kotor sebaiknya dicuci sesegera mungkin. Ustadzah
mengatakan hal tersebut terjadi karena orang tua kurang mendukung anaknya
tinggal di Pondok Pesantren, dan kebanyakan orang tua memberi bekal yang
pas-pasan pada anaknya.
Perilaku santri tersebut disebabkan oleh faktor sosial budaya pondok
yang menjungjung tinggi kebersamaan termasuk dalam hal berpakaian,
jumlah santri yang banyak, pengawasan dari pimpinan pondok dan ustadzah
pengasuhan yang kurang, fasilitas yang kurang mendukung dan faktor
91
kebiasaan sebelum datang ke pondok (Badri, 2007).
Beberapa informan lain yang menjaga kebersihan pakaiannya dengan
baik mengakui mengetahui hal tersebut dari ustadzah, dan orang tua. Depkes
RI, 1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari
agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian
baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Informan mempunyai bahan dan alat untuk mandi seperti handuk, sabun
mandi, pakaian bersih, deodorant, hand body, gayung. Informan yang tidak
mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau mandi tanpa
memakai alat dan bahan mandi. Informan menggunakan air yang sudah
dipakai (bak besar) informan yang mempunyai alat dan bahan melakukan
langkah-langkah mandi dengan teratur. Kebiasaan santri jika mandi pagi jam
09.00 pagi tapi kadang-kadang menjadi jam 11.30 siang dan mandi sore jam
17.00. Informan juga mengetahui manfaat mandi dan sikap informan
terhadap mandi juga baik. Rata-rata informan mandi 2x sehari. Sebagian
besar informan mengetahui pentingnya mandi dari informasi dalam kemasan
sabun mandi, ustadzah, dan orang tua informan. Biaya yang diberikan
sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan sabun mandi,
deodorant dan handbody.
2. Informan mempunyai bahan dan alat untuk menyikat gigi seperti sikat gigi,
pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu dan hanya sedikit
sekali informan yang mempunyai obat kumur. Informan yang tidak
mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau menggunakan
alat dan bahan seadanya saja, atau menyikat gigi menggunakan jari atau tidak
93
menggosok gigi. Kebiasaan santri biasanya menyikat gigi setiap kali ia mandi
dan tergantung ada tidaknya pasta dan sikat gigi. Sebagian informan
mengetahui manfaat menyikat gigi dan sikap informan dalam menyikat gigi
juga baik. Rat-rata informan menyikat gigi 2x sehari. Sebagian besar
informan mengetahui pentingnya menyikat gigi dari informasi dalam
kemasan pasta gigi, ustadzah, televisi, dan orang tua informan. Biaya yang
diberikan sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan pasta
gigi atau sikat gigi, karena informan diberi bekal perminggu dan terkadang
telat.
3. Informan mempunyai bahan dan alat untuk merawat rambut seperti sampo,
handuk, penutup kepala/kerudung, namun untuk alat dan bahan lain seperti
halnya juga tutup kepala/kerudung, handuk, sisir rambut, sisir kutu, informan
saling meminjamkan alat tersebut. Informan juga menggunakan air yang
sudah dipakai (bak besar) untuk keramas. Sebagian informan yang tidak
mempunyai sampo sehingga mencuci rambutnya tanpa sampo atau meminta
sampo pada temannya. Informan biasanya menyisir rambutnya tiap kali
informan menemukan sisir dan cermin walaupun sisir tersebut bukan
miliknya. Informan juga ada yang menutup kepalanya secara permanen
karena malu. Rata-rata informan berkeramas 2x sehari, menyisir rambut
setiap kali menemukan sisir rambut dan membuka kerudung, menyisir
rambut dengan sisir kutu kalau gatal saja. Sebagian besar informan
mengetahui pentingnya merawat rambut dari ustadzah, dan orang tua
informan, teman, dan televisi. Biaya yang diberikan sebagian besar informan
tidak mencukupi jika harus dibelikan sampo.
4. Informan kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan mata, hidung dan
telinga, walaupun ada juga informan yang memperhatikan kebersihan dan
kesehatan hidung dan telinga.
5. Informan mencuci tangan tidak menggunakan sabun sebagian kecil mencuci
tangan menggunakan daun jambu, dan tidak menggunakan air bersih,
informan juga mengelapkan tangannya pada rok/celana yang mereka
kenakan. Sebagian informan memilih memanjangkan kukunya dan sebagian
lagi memilih kukunya tetap pendek, walaupun begitu informan mengetahui
pentingnya mencuci tangan dan menggunting kuku, juga cara mencuci tangan
yang baik dari teman dan media informasi dari tiap kemasan alat mandi.
6. Informan mempunyai sandal, namun sebagian besar informan juga tidak
mempunyai sepatu, kaos kaki, dan gunting kuku. Walaupun begitu informan
tetap mencuci kakinya jika akan memasuki masjid. Informan lebih menyukai
berjalan kaki tanpa alas kaki walaupun mengetahui pentingnya memakai alas
kaki. Informan mencuci kaki dengan sabun hanya ketika mandi saja, sebagian
informan yang tidak mempunyai sandal terpaksa meminjam sandal temannya.
Ustadzah pun sering melakukan pemeriksaan sandal.
7. Informan dalam merawat pakaiannya dengan cara mencuci, menjemur,
melipat, dan memberi pewangi pada pakaiannya. Informan yang tidak
95
mempunyai sabun cuci, sikat cuci, dan pewangi mengatakan terpaksa
meminjam/meminta pada temannya atau menumpuk pakaian kotornya di
dalam/diatas lemarinya. Informan juga sering bergantian selimut, handuk,
pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olahraga, pakaian sekolah dengan
temannya. Untuk informan perempuan sebagian besar informan tidak
menjemur pakaian dalam bekas haid, malah menyimpannya di dalam lemari
atau ember cucian. Informan juga tidak membuang pembalut bekas ia pakai,
malah menyimpannya di dalam lemari atau ember.
B. Saran
1. Memberikan informasi yang menyeluruh kepada semua santri tentang
personal higien dan pelatihan mengenai kebersihan rambut, pakaian dalam,
penggunaan pembalut, cara melakukan personal higien saat haid, perawatan
kaki, dan mencuci tangan. Melakukan pengawasan yang konsisten (disiplin
tinggi) dalam mengawasi dan menindak setiap pelanggar peraturan yang
berkaitan dengan personal higien dengan melibatkan pengurus organisasi.
Menambahkan sarana dan fasilitas untuk kegiatan personal higiene.
2. Sebaiknya mengadakan rapat orang tua murid atau pemberitahuan mengenai
kebutuhan personal higien santri di pondok pesantren setiap setengah tahun
atau satu tahun sekali untuk menigkatkan dukungan keluarga terhadap
pembiayaan anaknya di pondok pesantren
3. Sebaiknya puskesmas bekerja sama dengan pesantren dalam mengadakan dan
mengoptimalkan Poskestren untuk meningkatkan pengoptimalan perilaku
personal higiene demi terciptanya kesehatan dan kesejahteraan warga
pesantren. Dan memberikan pendidikan kesehatan kepada warga pesantren.
4. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan studi penelitian kuantitatif yang
berhubungan dengan status ekonomi dan dukungan keluarga terhadap status
personal higien anaknya di pondok pesantren
97
DAFTAR PUSTAKA
Ananto, Purnomo (2006). UKS Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Yrama widya
______, Menggosok Gigi Yang Baik. Artikel ini di unduh dari: http//encana.netai.net/?
Menggosok_Gigi_Yang_Baik. Diakses tanggal 30 September 2010
97
Astuti, Marfuah P, (2006) (akces), Serba-serbi Merawat Telinga. Artikel ini di unduh
dari: http://www.mail-archive.com/[email protected]/
diakses tanggal 22 april 2009
Badri, Mohammad, (2007), Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali
Songo Ponorogo. Article from journal Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Vol.17 No. 02 hal 20-27. Depkes RI: jakarta
Diagram goup (1999), Tubuh Sehat Pedoman Pemeliharaan. Alih bahasa Susi
Purwoko, Jakarta: Arcan
Depdiknas, (2008) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA, edisi
keempat, PT gramedia pustaka utama, jakarta
Depkes RI, Laporan Hasil Riskesdas Profinsi Banten.2007. Jakarta : Badan
Litbangkes
Depkes RI (1997). Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Jumsih : Depkes RI. Jakarta
Depkes RI, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (1997). Bunga Rampai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Depkes RI: jakarta
Depkes RI (1998). Pedoman Prilaku Higiene. Depkes RI, jakarta (saduran Drs. H
suklan , Skm.Msc)
Depkes RI, (2008). Pembangunan Kesehatan di Indonesia Tahun 2004-2007: Depkes
RI Jakarta
Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat (2007). Pedoman
Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren: Depkes RI,
Jakarta
Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan (2008) Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat: Depkes RI, Jakarta
Dinkes Kabupaten Karawang, (2008)
Fitria, Ana (2007). Pamduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: GALA ILMU
SEMESTA
Haedari, HM Amin, dkk (2000). Masa Depan Pesantren dalam Tantangan
Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD PRESS
Handajani, Sri (2007). Hubungan antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian
Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon.
Artikel ini diunduh dari:
97
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3264. Diakses tanggal
04 juni 2009
Hario tilarso dkk, (2005). Panduan Peningkatan Kesehatan Santri. cv Jakarta :
Kutabuloh Manunggal
97
Herryanto, (2004). Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren di
Kabupaten Tangerang Tahun 2004. Artikel ini diunduh dari:
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/Herryanto200401.pdf. di akses
tanggal 11 maret 2009 di kampus pasca sarjana
Hinchliff, sue (1999). Kamus Keperawatan. ed 17. Jakarta : EGC
Hidayat,A.aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Kozier et al, (1998), Fundamental of Nursing Concepts, Proses and Practice. 5th ed,
addison-wesley: california.
Kresno, sudarti, dkk. (1999). Aplikasi Penelitian Kualitataif dalam Pemantauan dan
Evaluasi Program Kesehatan. Depok : FKM UI dan Pusat Data Kesehatan
Depkes RI.
Lipriyana (2003). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Santri Berkaitan
dengan Kebersihan Diri dan Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren
Assidiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat Tahun 2003. Depok: FKM UI
Magfirah, Nurlaela (2002). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Higiene Perorangan pada Siswa SLTP di Panti Sosial Asuhan Anak Kota
Depok Tahun 2002. Depok: FKM UI
Mariance, Octavia (2004). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktek
Kebersihan Perorangan pada Anak Didik Lapas Anak Pria Tahun 2004.
Depok: FKM UI
Marfu’ah, (2008). Studi Kualitatif Pengetahuan dan Perilaku Menstruasi Pada Siswi
Kelas 1 SMPN 1 dan MTS Al-Furqan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang
Tahun 2008. Depok : FKM UI
Masyhud M Sulthon, Moh Khusnurdilo. (2004). Manajemen Pondok Pesantren.
Jakarta: Diva pustaka
Nur’aeni (2005). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Santri Berkaitan dengan
Kebersihan Diri di Pondok Pesantren Al-Inayah di Serang Ilir Karang Asem
Cibeber Cilegon Banten. STIKES Faletehan Prodi Keperawatan, Serang
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. ed.2. Jakarta: Salemba
Medika
Notoatmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry, (2005), Buku Aja Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Volume 1. ed.4. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.Volume 2. ed.4. Jakarta : EGC
97
Pradjawanto A, (2009), Personal Higiene (Kebersihan Diri). Artikel ini di unduh
dari: http://www.kreasimahasiswa.page.tl/KEPERAWATAN-DASAR-
_I.htm?PHPSESSID=63467ff4a54100dde414138a6e8c1165. di akses tanggal 05
april 2009
97
Riskesdas, (2007). Presentase Rumah Tangga yang berPHBS. Artikel ini diunduh
dari: http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=447. Diakses tanggal 12
mei 2009
Sari S, dkk. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Higiene Anak
Jalanan Bimbingan Rumah Singgah Yayasan Masyarakat Sehat Bandun.
Majalah Keperawatan Unpad, Volume 8 No XV September 2006 – Maret
2007, Bandung: FIK Universitas Padjajaran
97
Saroso, sulianti (2007). Cuci Tangan. Artikel ini diunduh dari:
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=169#top. Diakses tanggal 05 april
2009
97
Sholihah, Nikmatus (2006). Gender dan Jenis Kelamin. artikel ini diunduh dari:
http://pmiiliga.wordpress.com/2006/10/09/nikmatus-sholihah-gender-dan-jenis-
kelamin/. Diakses tanggal 10 juni 2009
Suliswati, dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Syaifuddin (2006). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,ed 3, EGC:
jakarta
Tambunan, Raymond (2009). Kualitatif. Artikel ini diunduh dari :
http//rumahbelajarpsikologo.com. Diakses tanggal 25 November 2009
97
Wijayanti, Fitriana (2008). Hubungan antara Perilaku Sehat dengan Angka Kejadian
Pedikulosis Kapitis pada Santriwati Pondok Pesantren Darul ‘Ulum
Jombang. Artikel ini diunduh dari: http://digilib.unej.ac.id/go.php?id=gdlhub-
gdl-clipp-2008-fitrianawi-1718&PHPSESSID=dd6ff3db79616702c252bf6b6a00cbf2.
Diakses tanggal 4 juni 2009
97
Yulfira Media (2002). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penduduk dalam Kaitannya
dengan Kesehatan Lingkungan dan Higiene Perorangan di Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Artikel ini di unduh dari:
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2002-yulfira-489-
personal&node=198&start=6 diakses tanggal 10 maret 2009 di kosan
Lampiran.
Lembar cheklist
Nomor Item yang diamati Ya Tidak
I
II
Perawatan rambut:
Bahan / barang dan alat yang digunakan :
1. Sampo
2. Handuk milik sendiri
3. Air mengalir atau air yang belum dipakai
4. Sisir milik sendiri
5. Sisir kutu milik sendiri
6. Minyak rambut milik sendiri
7. Penutup kepala / kerudung milik sendiri
Hal-hal baik yang dilakukan pada rambut :
1. Menggunting rambut secara teratur 1 bulan sekali
Hal-hal buruk yang dilakukan pada rambut :
1. Sering menggaruk kepala karena gatal disebabkan oleh
kutu rambut
2. Menutup kepala dengan tutup kepala / kerudung secara
permanen
Perawatan kulit :
Bahan / barang dan alat yang digunakan:
1. Handuk milik sendiri
2. Sabun mandi milik sendiri
3. Air mengalir/air yang belum pernah dipakai
4. Hand body milik sendiri
5. Deodorant milik sendiri
6. Pakaian yang bersih
7. Gayung
III
IV
Perawatan gigi dan gusi :
Bahan / barang dan alat yang digunakan:
1. Sikat gigi milik sendiri
2. Pasta gigi milik sendiri
3. Gayung yang bersih atau gelas yang bersih
4. Lap kering yang bersih atau tissue / handuk milik
sendiri
5. Obat kumur
Hal-hal buruk yang dilakukan pada gigi :
1. Membuka botol,
2. meretakan biji keras
3. memutuskan benang dengan gigi
4. menggunakan tusuk gigi untuk membersihkan
makanan sisa di gigi
Perawatan tangan:
Bahan / barang yang digunakan:
1. Sabun milik sendiri
2. Air yang mengalir
3. Handuk/kain bersih milik sendiri
4. Gunting kuku milik sendiri
Langkah-langkah mencuci tangan:
1. Menggunakan air yang belum pernah dipakai
2. Membasahi tangan dengan air yang mengalir
3. Menyabuni tangan
4. Menggosok tangan satu sama lain sampai berbusa
5. Mengalirkan air pada tangan sampai semua sabun
dapat dibersihkan
6. Bila perlu, mengulang langkah-langkah sebelumnya
sampai kotorannya hilang
7. Mengeringkan tangan tanpa rekontaminasi dengan
cara:
V
a. Mengipas-ngipaskan tangan
b. Mengeringkan dengan handuk/kain yang bersih
Hal-hal baik yang dilakukan pada tangan :
1. Mencuci tangan sebelum makan
2. Mencuci tangan setelah makan
3. Mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air
kecil
4. Menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap
pendek dengan gunting kuku
Hal-hal buruk yang dilakukan pada tangan :
1. Memelihara kuku tetap panjang
2. Tidak mencuci tangan dengan segera ketika tangannya
kotor
3. Memotong atau mengikir habis sudut kuku
4. Memotong kuku dengan gigi / menghisap jari
5. Membiarkan kotoran tetap berada di bawah kuku
Perawatan pakaian dan pakaian dalam
Bahan / barang dan alat yang digunakan :
1. Pakaian ganti 6 stel
2. Pakaian dalam :
a. Kaos dalam sedikitnya 2 buah
b. Bra sedikitnya 3 buah
c. Celana dalam sedikitnya 4 buah
3. Sikat cuci milik sendiri
4. Sabun cuci / deterjen cuci milik sendiri
5. Pewangi pakaian milik sendiri
Hal-hal baik yang dilakukan pada pakaian :
1. Memakai pakaian yang bersih
2. Mengganti pakaian :
a. Setiap selesai mandi
VI
b. Bila kotor / basah karena keringat / air hujan
3. Mencuci dan menjemur langsung pakaian luar dan
dalam yang kotor di bawah sinar matahari
4. Mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering
di jemur
5. Mengganti pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur
jika waktunya tidur
6. Mengenakan pakaian sesuai tempat dan situasinya
Hal-hal buruk yang dilakukan pada pakaian :
1. Menumpuk pakaian kotor lebih dari 1 hari
2. Bergantian / memakai milik orang lain :
a. Selimut
b. Handuk
c. Pakaian sehari-hari
d. Pakaian solat
e. Pakaian olah raga
f. Pakaian sekolah
3. Tidak mengangkat jemuran berhari-hari
4. Merendam pakaian dalam waktu yang lama
Perawatan kaki
Bahan / barang dan alat yang digunakan :
1. Sandal
2. Sepatu
3. Kaos kaki
4. Gunting kuku
Hal-hal baik yang dilakukan pada kaki :
1. Mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan
kedalamannya
2. Jika memakai kaos kaki pakailah kaos kaki yang bersih
tiap hari
3. Potong kuku kaki lurus rata
VII
4. Mengenakan alas kaki setiap ke luar asrama dan masjid
5. Mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi
6. Mencuci kaki setiap kali kotor
7. mengeringkan kaki yang basah dengan handuk
terutama sela-sela jari
Hal-hal buruk yang dilakukan pada kaki :
1. Mengenakan alas kaki yang sempit
2. Mengenakan kaus kaki yang sempit dan kotor
3. Mengorek bagian bawah kuku kaki untuk
membersihkannya
Perawatan mata, hidung, dan telinga
1. Membaca di tempat yang terang
2. Membaca dengan jarak tidak kurang dari 30
cm
3. Membersihkan mata dengan boorwater/air
hangat
4. Tissu untuk membersihkan telinga dan hidung
Lampiran
PEDOMAN PERTANYAAN FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)
Informan kunci (santri)
Nama fasilitator/moderator :
Nama pencatat :
Tanggal / hari :
Mulai jam :
Selesai jam :
Jumlah peserta FGD :
Penggunaan tape recorder : Ya____ Tidak____
Mengapa :
Informasi umum :
- Peserta diskusi ada yang dominan : Ya____ Tidak____
- Mempengaruhi kelompok : Banyak____ Sedikit_____
- Partisipasi peserta FGD selama diskusi
Partisipasi peserta
FGD
Sebagian besar Sebagian Sebagian kecil
Cukup
Terus menerus
Sangat berfliktuasi /
turun naik
Perkenalan :
Assalamualaikum, adik-adik, Nama saya..................dan teman saya bernama...............
kami ucapkan terimakasih atas kehadiran adik-adik dan diijinkan untuk boleh
berkunjung kesini berjumpa dengan adik-adik sekalian.
Penjelasan tujuan diskusi :
Kami datang kesini untuk memperoleh informasi dari adik-adik tentang perilaku
personal higiene di pondok pesantren ini. Informasi ini nantinya akan digunakan
untuk mengembangkan program kesehatan di pondok pesantren ini terutama untuk
program perilaku personal higiene. Kami tidak akan menilai jawaban adik-adik, tidak
ada jawaban yang benar atau salah. Adik-adik dipersilahkan untuk mengeluarkan
pendapat masing-masing. Kami harapkan adik-adik dapat mengikuti acara ini sampai
dengan selesai.
Prosedur :
Kami mohon ijin untuk menggunakan perekam supaya kami bisa mencatat semua
informasi yang adik-adik sampaikan. Kami juga akan menjaga kerahasiaan identitas
adik-adik. Adik adik boleh menanggapi pendapat adik-adik yang lain, namun kami
akan senang kalau pembicaraan dilakukan secara bergiliran. Acara ini akan
berlangsung sekitar 60 – 90 menit. Dengan demikian kami mohon kesabaran adik-
adik untuk tetap mengikuti acara ini.
Perkenalan peserta :
Sekarang bagaimana kalau kita saling berkenalan? Silahkan adik-adik menyebutkan
nama, umur, pendidikan, kelas, lama tinggal di pondok pesantren ini.
A. Perilaku Personal Higiene santri
1. Bagaimana adik-adik merawat badan agar badan menjadi bersih dan
sehat? (pengetahuan, kepercayaan, sikap)
2. Apa yang menyebabkan anda ingin melakukan personal higiene?
3. Hambatan apa yang dialami yang menyebabkan tidak bisa dan atau tidak
ingin melakukan personal higien?
4. Seberapa sering informan melakukan tiap-tiap kegiatan personal higien?
(perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, perawatan rambut, higiene
mulut, mencuci tangan, perawatan hidung, perawatan telinga, kebersihan
pakaian) (berapa kali, kapan)
5. Menurut adik-adik apa saja yang biasanya digunakan untuk melakukan
setiap kegiatan personal higiene? (perawatan kulit (mandi), kuku dan kaki,
rambut, hidung, mata, telinga, higiene mulut, mencuci tangan, kebersihan
pakaian)
6. Bagaimana jika bahan dan alat yang digunakan personal higien kurang
memadai?
7. Berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda perbulan?
Digunakan untuk apa saja?
8. Siapa yang mengajari anda melakukan tiap-tiap perilaku personal higien?
(keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi)
9. Siapa yang mengingatkan adik-adik untuk melakukan tiap-tiap personal
higien? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi)
10. Apa yang adik-adik lakukan jika tidak ada yang mengingatkan adik-adik
untuk melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene?
11. Bagaimana cara adik-adik melakukan tiap-tiap tindakan personal higien?
(langkah-langkah berurutan tiap tindakan)
12. Perilaku personal higien apa saja yang dilakukan adik-adik selaama 24
jam terakhir?
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
Informan Pendukung ( Pengurus organisasi santri )
A. Identitas pewawancara
1. Nama pewawancara :
2. Tanggal pewawancara :
3. Waktu wawancara :
4. Tempat wawancara :
B. Identitas pengurus organisasi santri
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
4. Kelas :
C. Perilaku personal higiene
1. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?
2. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal
higiene?
3. Perilaku personal higiene apa saja yang para santri lakukan setiap
harinya?
4. Siapa yang mengingatkan para santri untuk melakukan tiap-tiap tindakan
personal higiene? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, petugas
puskesmas, pengurus organisasi)
5. Dari mana para santri mendapatkan informasi melakukan tindakan
personal higiene yang baik dan benar? (perawatan kulit, perawatan kaki
dan kuku, perawatan rambut, higiene mulut, mencuci tangan, perawatan
hidung, perawatan telinga, kebersihan pakaian)
6. Apa yang dilakukan pengurus jika para santri tidak mau melakukan tiap-
tiap personal higiene setelah diingatkan?
7. Bagaimana pendapat anda tentang informasi yang diberikan kepada santri
untuk berprilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro?
8. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap
peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes
jihadul ukhro?
9. Sanksi apa yang biasanya diberikan jika santri melanggar peraturan yang
berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro?
10. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap
peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes
jihadul ukhro?
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
Informan Pendukung (Ustadz/ustadzah pengasuh pondok pesantren)
D. Identitas pewawancara
5. Nama pewawancara :
6. Tanggal pewawancara :
7. Waktu wawancara :
8. Tempat wawancara :
E. Identitas pengurus organisasi santri
5. Nama :
6. Umur :
7. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
F. Perilaku personal higiene
1. Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz/ustadzah untuk menarik
perhatian para santri agar mau melakukan tiap-tiap kegiatan personal
higiene?
2. Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal
higienenya? Apakah sesuai dengan yang diajarkan/tidak?
3. Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri?
4. Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak
melakukan personal higiene?
5. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?
6. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal
higiene?
7. Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal
higiene? Berapa kali sehari? Kapan?
Lampiran. Matriks : pemikiran dan perasaan informan
Kelompok informan
Santri
Pertanyaan : bagaimana biasanya informan merawat badannya agar....
Santri putri Santri putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Rajin mandi
- Tidak meminjamkan
pakaian
- Tidak mejemur baju
lama-lama
- Tidak telat makan
- Mandi teratur
- Menjaga kebersihan
badan, kaki, tangan
- Olahraga
- Mandi teratur
- Makan teratur
- Ganti pakean
- Nyuci baju
- Menggunting kuku
- Mengangkat kotoran
kuku
- Mandi teratur
- Ganti pakean
- Sikat gigi teratur
2 - Mandi
- Pakaiannya di cuci
langsung
- Tidak merendam
pakaian terlalu lama
- Mandi
- Sikat gigi
- Jaga pakean tetap
harum
- Mandi teratur pake
sabun
- Makan teratur
- Mandi
- Gosok gigi
- Di sampo
- Ganti baju
3 - Tidak saling pinjem
baju
- Tidak saling tuker
lemari
- Mandi
- Nyuci baju
- Olahraga.
- Mandi pake
peralatan mandi
yang kumplit
- Menggunting kuku
- mandi
4 - Harus mandi
- Sikat gigi pake odol
Ganti pakean kotor
dengan pakean yang
bersih
- Mandi pake sabun,
sampo, sikat gigi san
odol
- Cuci tangan
- Mandi
- Nyuci pakean
- Nyikat gigi
- Ngupil
- Ngorek kuping
5 - Keramas
- Pake baju 1x sehari
- Mandi
- Ganti baju dan
daleman
- Cuci muka
- Gosok gigi
- Mandi pake sabun,
sampo,
- Cuci pakean
- Bersihin lemari
- Mandi
- Nyuci
6 Memakai sabun mandi batang
dan sikat gigi bersama
- Mandi
- Cuci tangan
- Mandi,
- Olahraga
- Makan teratur
- Banyak-banyak
minum air putih
- Mandi
- Makan
- Gosok gigi
Lampiran. Matriks : ...............
Kelompok informan
Santri
Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan ingin melakukan personal higiene
Santri putri Santri putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Supaya bersih
- Terhindar dari
penyakit
- Biar ibadahnya seger
dan khusu
Ingin dilihat bersih sama
temen-temen
Ya gitu sama teh biar bersih,
rapih katingalna
2 - Biar sehat
- Ga kotor
- Ga bau
- Supaya ada yang
mandang
- Enak liatnya
Biar terhindar dari kuman Biar kelihatan ganteng lah Biar enak, badannya ga
lengket badannya
3 - Biar sempurna
- Badannya harum
- Biar bersih
- Keramas biar
kutunya hilang
Biar terlihat fresh oleh teman-
teman atau siapa aja
Biar ga bau dan biar sehat
4 - Biar terhindar dari
penyakit
- Biar harum
- Supaya badan sehat
- Terhindar dari
kuman
karena perempuan, ingin
sehat saja, enak dilihatnya
Biar kelihatan rapih sama
orang lain
5 Biar ga kumel ga dekil kalo
di liat orang
Biar kumana marecatan Ya sama biar fresh, enak
dilihatnya sama orang
Ngeliat orang lain nyaman
melakukannya
6 Biar wanginya harum Biar badan sehat
Biar seger
Supaya terlihat ceria, fresh,
ganteng, segar, cool gitu
Biar terlihat bagus dan rapih
bila dilihat orang lain
Lampiran. Matriks : ...................
Kelompok informan santri Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan tidak ingin melakukan personal higiene
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Males karena
Ngantri, Ngantuk,
Dingin
- Takut ketinggalan ke
mesjid
- Males semua
tergantung cuaca
- Ga punya uang
- Jemuran penuh
- Jemuran penuh
2 Males karena nunggu yang
mandi terlalu lama
- Males
- Terburu-buru
- Males
- Lupa
- Males
3 Males bangun pagi Tergantung cuaca - Males karena
nanggung
- Ga da uang
4 Males ke air Males karena dingin - Dingin - Males
5 - Males mandi pagi,
- repot
Males mandi karena dingin - Males - Males
6 - Males
- sabun cuci hilang
- kehabisan uang
- Takut ke air
- Takut di hukum
- Males - Males
- Ngantri
- Lupa
Lampiran. Matriks : ....................
Kelompok informan santri Pertanyaan : apa saja hambatan yang informan alami saat melakukan personal higiene
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Sabun cuci hilang di
kamar mandi
- Yang punya Ember
buat nyuci sedikit
- Ngantri lama yang
mandi lama banget
- Males
- Diambil sama orang
lain
- Ga punya uang lagi
- Ya gitu suka ada
yang ngambil
- Ga punya uang lagi
2 - Sabun cuci hilang di
kamar mandi
- Yang punya ember
Cuma sediit
- Naro baju kotor
lama-lama di kamar
mandi suka di sita
Yang punya ember Cuma
sedikit
- Suka ada yang pake
jadi cepet habisnya
- Lupa mau beli lagi
- males
- ngantri
- lupa
3 Yang mandi di dalam kamar
mandi suka lama
- Dingin
- Baknya banyak
cacingnya karna
belum di kuras-kuras
- Jemuran gelap jadi
takut ngejemur dan
buang sampah softek
malem-malem
Ga punya uang Ga punya uang
Kiriman kadang tepat kadang
telat
4 - WC kurang karna
mampet
- Tempat jemuran
gelap jadi takut kalo
ngejemur malem
Males karena ngajinya
kemaleman
- Ga punya uang
- Di pake orang lain
- Hilang
Ga punya uang
5 Kalo dingin yang haed mandi sorenya Uang habis Sabun cuci hilang
Ga punya uang terakhiran jadi ngejemur
dalemana takut, soalna
jemuran gelap
Kiriman telat Banyak kegiatan
6 Kalo baju belum kering ya ga
pernah ganti baju kan Cuma
punya baju 2
Ngirit uang jadi 1 untuk
berdua
Kiriman telat
Jemuran gelap takut ke
tempat sampah belakang
Dipake orang, saat mau
dipake ga ada
Suka ada yang ngambil
Kan jadi ga jadi beberesih
Kelompok informan Pertanyaan : apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?
Ustadzah pengasuhan - Ingin di puji
- Sedang dalam masa puber
Kelompok informan Pertanyaan : Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal higiene?
Ustadzah pengasuhan - Ga punya alat/ bahan untuk personal higiene
- Ga punya uang
Kelompok informan Pertanyaan : bagaimana pengetahuan informan tentang.......
Pengurus organisasi Pengertian Motivasi Hambatan Kepatuhan
Hmmm.....ga tau teh..... Biar bersih Alat dan bahannya suka hilang Kadang patuh, kadang ngga
Contoh peraturan yang dilanggar?
Harus memakai alat mandi sendiri
Kalo baju dan celana, sisir dan
kerudung?
Sama pinjam meminjam juga
Peraturan apalagi yang suka
dilanggar?
Jangan menyimpan cucian lebih dari
1 hari di kamar mandi,
Kalo rambut?
Laki-laki rambut ga boleh panjang -
panjang
Lampiran. Matriks : sumber-sumber daya (frekuensi)
Kelompok informan santri Pertanyaan : seberapa sering informan melakukan tiap-tiap.....(berapa kali, kapan)
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Nyuci baju tiap da
yang kotor kalo ga
lagi repot
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Sikat gigi 3x1 hari,
pagi, sore, sebelum
tidur
- Pake obat kumur
tiap setelah sikat gigi
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan
- Cuci kaki kalo kotor
- Mandi minimal 3x
sehari
- Ganti pakean 1x1
hari
- Olah raga 1x1
minggu
- Mandi 2x 1 hari,
pagi jam 9 dan jam
17.00 sore
- Ganti pakean 1x 2
hari
- Sikat gigi 2 x 1 hari,
tiap mandi
2 - Keramas 2x1 hari
tiap mandi
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Nyisir rambut 3x1
hari
- Cuci baju tiap ada
yang kotor
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Sikat gigi 2x1 hari
- Mandi 2x1, pagi dan
sore
- Mandi 2/3 x 1 hari,
jam 12 siang dan
jam 17 sore
- Sikat gigi 2x1 hari,
tiap mandi
- Di sampo 2x1 hari,
tiap mandi
- Ganti baju 1x 2 hari
- Nyuci baju 1x
seminggu, hari
minggu
3 - Mandi 3x1 hari,
pagi, siang, sore
- Pake rexona 3x1 hari
setiap sehabis mandi
- Mandi 2/1x1 hari,
pagi dan sore
- Sikat gigi dan sabun
mandi tiap mandi
- Pake sampo 2x1 hari
- Mandi 3x1 hari,
pagi, siang, sore
- Mandi 4x1 hari,
sebelum sholat
subuh, pagi, sebelum
dzuhur, sore
4 - Nyisir rambut tiap
buka kerudung
- Ganti softek 3x1
hari, pagi, siang,
sore
- Ganti celana dalem
3x1 hari kalo lagi
haed kalo ngga 2x1
hari, pagi dan sore
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Ganti baju tiap hari
- Cuci kaki tiap mau
tidur
- Cuci tangan sebelum
tidur, sebelum dan
sesudah makan
mandi 2x1 hari kalo
inget
- Mandi 5x, sesudah
ngaji subuh, sebelum
sholat dzuhur,
sebelum sholat
ashar, sesudah ngaji
ashar
- Nyuci pakaian
1xseminggu
- Sikat gigi tiap mandi
- Ngeluarin kotoran
hidung tiap mandi
- Membersihkan
telinga tiap 2x1hari
5 - Menggunting kuku
kalo panjang
- Cuci kaki setelah
dari kamar madi dan
kalo ga pake sendal
- Cuci tangan sesudah
dan sebelum tidur
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Ganti softek 3x1 hari
kalo lagi banyak,
pagi, sore, mau tidur
- Cuci kaki tiap kotor
- Mandi maksimal 3x
minimal 2x1 hari
pagi dan sore, sikat
gigi 1x2 hari
- Pake sampo 1x1 hari
kalo sampona ada
- Mandi 2/3x1 hari,
siang dan sore
- Nyuci baju kalo
sedang mau
6 - Nyisir rambut kalo
kusut
- Pake hand body
setelah mandi
- Ganti baju 1x1 hari
- Nyari kutu tiap
sebelum tidur
- Mandi 2/3x1 hari,
pagi, siang sore
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan
- Keramas 1x1 hari
- Cuci baju tiap ada
yang kotor
- Mandi 2x1 hari, pagi
dan sore
- Pake sabun mandi
1x1 hari, kalo ga
pagi ya sore
- Cuci tangan tiap
wudlu
- Nyisir rambut kalo
mau dan ada sisirnya
- Mandi 3x1 hari,
pagi, dzuhur, ashar
- Sikat gigi tiap mandi
dan sesudah makan
Lampiran. Matriks : alat dan bahan
Kelompok informan santri Pertanyaan : menurut informan apa saja yang biasanya digunakan dalam .......
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Mandi : odol, sabun mandi,
shampoo
Sabun mandi, odol, sikat gigi,
handuk sendiri, sisir sendiri,
obat kumur
Sikat gigi, odol, sabun mandi,
shampoo, handuk sendiri,
baju ganti, deodorant, minyak
rambut, minyak wangi, sabun
cuci, sikat cuci, gunting kuku
Anduk, sabun muka, sikat
gigi, odol, minyak rambut,
deodorant man
2 Mandi : odol, sabun mandi,
shampoo
Cuci baju pake sabun cuci.
Sabun mandi, odol, sikat gigi,
shampoo
Handuk sendiri, sikat gigi,
odol, sabun mandi, sabun
cuci, hand body
Shampoo, sabun mandi, sikat
gigi, odol,
3 Keramas pake shampoo
Keluar asrama / ke kamar
mandi pake sendal
Sabun mandi, odol, sikat gigi Sabun colek, sabun mandi,
sikat gigi, odol, sarung
sebagai handuk
Sabun mandi, odol, sikat gigi,
handuk sendiri, minyak
rambut, minyak wangi, hand
body
4 Gunting kuku, sabun cuci Handuk sendiri, sabun, Odol, sikat gigi, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi,
tangan, handuk milik sendiri,
bedak
shampoo, odol, sikat gigi
sendiri
cukuran kumis, handuk sendiri, shampoo,
minyak rambut
5 Sabun mandi, lampu terang
untuk membaca
Gunting kuku, hand body Sabun mandi, shampoo, sikat
gigi, odol, handuk sendiri,
sabun cuci
Sikat gigi, odol, sabun mandi,
sabun cuci
6 Sisir, hand body Sampo, baju ganti, ganti
daleman, softex ganti
Handuk sendiri, sikat gigi Odol, sikat gigi, sabun mandi,
minyak wangi
Lampiran. Matriks : alternatif lain (modivikasi)
Kelompok informan santri Pertanyaan : bagaimana jika bahan dan alat untuk melakukan personal higiene kurang memadai...
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Kadang cumi (Cuma
minjem / Cuma
minta)
- Kadang ga pake
Suka beli dulu sebelum habis Ya terpaksa minjem atau
minta....soalnya ga betah amis
Kalo ngga ada ya pake ja
seadanya kecuali sikat gigi
langsung beli lagi. Kalo ngga
ya pake jari ja
2 - Ya terpaksa minta /
minjem
- Baju kotor di taro di
tempat khusus di
lemari
Beli dulu sebelum habis Ya ngga ngebersihin badan... Minjem / minta ja y gimana
lagi
3 Kalo minjem baju ga pernah
tapi kalo minjem yang lain
iya
Kalo belum beli yang baru
terpaksa minjem/minta
Ya sama gitu pinjem / minta
kalo habis
Iya terpaksa minjem/minta
kalo ngga pake ja yang
tergeletak deket kamar mandi
4 Alhamdulillah ana suka beli
sebelum habis tapi
CD setelah di cuci kalo
magrib-magrib d taro di
lemari ja karena gelap
Beli dulu sebelum habis Kadang minta/punjem
Kadang ngga pake
Ya terpaksa minjem/minta
gitu
5 Iya sebelum alat/ bahan habis
udah beli yang baru
Biasanya beli dulu sebelum
habis, tapi kalo lupa ya
terpaksa minjem / minta
Minta / minjem ma orang lain Minjem / minta ja sama yang
alat/bahannya tergeletak
deket kamar mandi
6 - Suka beli sebelum
habis
- Kalo ga pake ja dulu
seadanya
Ga pernah pinjem/ minta jadi
ya ngga pake...
Kalo odol dan sabun mandi
ya terpaksa pinjem / minta
kalo ngga ada
Ngga pernah minjem/minta,
pake sepunya nya ja, pernah
juga sikat gigi pake telunjuk
Lampiran. Matriks : biaya
Kelompok informan santri Pertanyaan : berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda per bulan
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 80 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
13 liter
150 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
90 ribu / 150 ribu, untuk
jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan
pondok, dan beli lauk buat
makan. Beras 15 liter
300 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
2 90 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
150 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
300 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, makan
180 ribu
250 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, Beras
makan 180 ribu
3 146 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
200 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
13 liter
60 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 7
liter
300 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. 7 liter
4 300 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
10 liter
270 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, makan
180 ribu
90 ribu/60 ribu untuk jajan,
beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan
pondok, dan beli lauk buat
makan. Beras 7 liter
200 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
20 liter
5 240 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
10 liter
80 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
13 liter
120 ribu termasuk untuk
iuran kegiatan, alat/ bahan
kebersihan diri dari rumah,
makan 180 ribu
200 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
6 150 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
10 liter
150 ribu, untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
150 ribu untuk jajan, dan ikut
kegiatan pondok beli alat dan
bahan kebersihan diri, dan
beli lauk buat makan. Beras
15 liter
200/240 rebu untuk jajan,
beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan
pondok, dan beli lauk buat
makan. Beras 15 liter
Kelompok informan Pertanyaan : Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene ? (kapan, dimana)
Ustadzah pengasuhan - Setiap akan ke mesjid mereka dandan dan bersih-bersih
- Setiap bangun subuh anak laki-laki kencing, sikat gigi wudlu sebagian mereka malah ada yang mandi, ganti pakean
ngaji
- Setiap subuh anak perempuan kencing, wudlu, dandan, ganti pakean
Lampiran. Matriks : orang penting sebagai referensi (figur / teladan)
Kelompok informan santri Pertanyaan : siapa yang mengajari .....
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Tahu dari bacaan di
info produk
- Dari ustadzah
- Umi - Teman
- Tahu sendiri dari
info produk
- Sama emih
- Teman
2 - Teman
- Suka baca sendiri d
tulisan produknya
- Orang tua - Sama mamah - Mamah
- Teteh
3 - Dari ustadzah - Mamah
- Nenek
- Ibu
- Bapak
- Orang tua
4 - Mamah - Bapa
- Mamah
- Teteh
- liatin temen
- sama ustadzah
- baca di info pruduk
- Umi
- Bapak
5 - Sama ustadzah... - Bapa
- Tahu dari info
pruduk
- Dari TV - Tahu dari info
produk
- Dari ustadzah
- Liatin temen
6 - Suka baca sendiri di
tulisan produknya
- Bapa - Liat temen - Bapak
- Emih
Lampiran. Matriks : ..........
Kelompok informan
(penyuluhan)
Pertanyaan : Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz / ustadzah untuk menarik perhatian para santri agar mau
melakukan tiap-tiap kegiatan personal higiene?
Ustadzah pengasuhan - Lomba kecantikan
- Merapihkan lemari tiap hari minggu
- Merapihkan rambut dengan gunting tiap hari jumat
- Mencuci tangan dan kaki tapi hanya pada beberapa orang saja dan mereka akan memberi tahukan pada yang lain
- Meminta bagian kebersihan untuk memeriksa siapa saja yang mempunyai kutu rambut dan memberinya peditok
Kelompok informan
(peran)
Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri?
Ustadzah pengasuhan - Mengasuh mereka
- Memberitahukan mereka jika ada kejanggalan-kejanggalan dalam tindakan mereka
Kelompok informan
(sanksi)
Pertanyaan : Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak melakukan personal higiene?
Ustadzah pengasuhan - Mencari orang yang tidak melakukan personal higiene dan menghukumnya dengan 100x bending
- Bending 1000x jika tidak ada yang mau mengakuinya
- Memberi nasihat pada santri mengenai pentingnya melakukan personal higiene
Lampiran. Matriks :.......................
Kelompok informan santri Pertanyaan : siapa yang mengingatkan informan .....
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Ga ada yang ngingetin - Kalo di rumah Umi
- Kslo disini ga ada
- Mother
- Father
- Di sini diingetin
teman
- Di rumah diingetin
eumih
2 Ga ada yang ngingetin Ga ada yang ngingetin ya
inget sendiri gitu
- Mamah - Disini diingetin
ustadzah
- Di rumah diingetin
kaka
3 Ga ada yang ngingetin - Kalo di rumah nenek
- Kalo disini ustadzah
- Ibu ama ayah - Disini ga ada yang
ngingetin
- Di rumah dingetin
ibu
4 Ga ada yang ngingetin baik di
rumah maupun di sini
Ga da yang ngingetin, inget
sendiri ja
- Euma - Ga ada yang
ngingetin, inget
sendiri
5 Diingetin teman kadang-
kadang
Di sini ga da yang ngingetin,
di rumah juga ga da yang
ngingetin, inget sendiri ja
- Ibu - Teman
6 Ga da yang ngingetin, inget - Kalo di rumah - Kake Ga ada yang ngingetin sih,
sendiri seh diingetin bapak
- Kalo di sini ga da,
inget sendiri sih
- Mamah Cuma kalo liat temen suka
ikutan
Lampiran. Matriks : ................
Kelompok informan santri Pertanyaan : apa yang informan lakukan jika tida ada yang meningatkan......
Putra Putri
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Ya tetep ngelakuin Ya tetap ngelakuin, kan udah
tau gimana harusnya
Nya ngga teh tetep berjalan,
tetep di pake
Nya tetep ngalakkeun
2 Ya kalo lagi males trus ga ada
yang ngingetin ya ngga di
lakuin
Ya tergantung teh kalo males
ya ngga di lakuin
Nya suka ngelakuin ko kalo
lagi mau mah
Tetap melakukan tapi
seingatnya
3 Biarpun ga ada yang
ngingetin tetep suka ngerawat
badan
Kalo mau ja ngelakuinnya Ya kalo termasuk penting ya
dilakuin
Ya tetep merawat dan
membersihkan
4 Sebenarnya sih ada yang
ngingetin atau ngga tidak
begitu berpengaruh karena
gimana kitanya
Ya tetep ngelakuin Ya kerasa sendiri meski ga
diingetin juga sama panca
indra
Ya tetep ngelakuin karna kalo
ngga ngga betah
5 Kalo lagi males mah ya ngga
di lakuin...
Ya tetep ngelakuin Iya ya kalo lagi mau mah ya
dilakuin
Ya iya dong nanti di katain
bau lagi...
6 Suka inget sendiri Ya tetep ngelakuin teh Ya tetep berjalan teh Ya iya lah suka ngelakuin
Kelompok informan Siapa yang mengingatkan dan memberitahu informan......../ apa sanksinya jika....
Pengurus organisasi Yang mengingatkan Yang memberi info Sanksi
Ustadzah
Apakah mengikuti setelah
diingatkan?
Iya tapi saat itu saja
Apakah anda tidak memberi tahu?
Udah sampe bosen ngasih tahunya
Sudah di beri contoh?
Sudah
Diingetin kalian ga nurut?kenapa?
Iya, ga percaya, suka balik bertanya
- Tahu sendiri
- Ustadzah
- TV
- Pengurus organisasi
- Kalo barang di sita @ Rp 200
- Kalo kuku, sandal, baju, diperiksa
satu-satu
- Rambut dipotong paksa
- Di umumkan kalo LPJ yang paling
jorok
Lampiran. Matriks : sosial budaya (langkah-langkah)
Kelompok informan santri Pertanyaan : bagaimana cara informan melakukan tiap-tiap tindakan .....(langkah-langkah)
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FDG 3 FGD 4
1 Cuci tangan : siram tangan
dengan air, trus di sabunin,
siram lagi dengan air
Cuci kaki juga sama seperti
itu caranya tapi pake
sabunnya itu hanya saat
mandi saja
Mandi : basahin badan dulu
trus pake sabun trus siram
dulu badannya.
Sikat gigi : basahin sikat
kasih odol, sikat gigi kiri,
kanan, depan, belakang
Keramas : basahin rambut
pake sampo gosok-gosok
rambut trus siram.
Cuci kaki dan cuci tangan :
siram air dulu pake sabun trus
di siram lagi.
Nyikat gigi jangan terlalu
neken dan kencang
(bertenaga).
Pake sabun mandi direndem
dulu sabun dalam air
segayung dikocokin baru di
siram ke badan
Beresin lemari : pakean di
lomari di keluarkan,trus
lemari di bersihin, trus
pakean di lipat yang rapih
samakan kanan kiri depan
dan belakang, trus simpannya
di kelompokan biar rapih.
2 Cuci tangan dan cuci kaki
yang pake sabun hanya saat
mandi saja.
Mandi : badan di siram air,
pake sabun, siram lagi, trus
sikat gigi trus di sampo.
Sama lah, mandi : mandi
pake sabun dulu trus sikat
gigi.
Nyimpen pakean kotor di
lemari tapi di khususkan
tempatnya
Kalo pake sabun mandi kasih
sedikit air biar berbusa kalo
digosokan ke badan
Cara mandi : badan dibasahin
dulu trus pake sabun ratakan
ke seluruh badan, trus siram
lagi badannya.
Sikat gigi : sikat giginya di
kasih odol trus di gosok-
gosok trus kumur-kumur
3 Sama mandinya sama
Cuci tangannya sama
Ga pernah tukeran baju
Sikat di basahin dulu, di
tuangin odolna trus kumur-
kumur disikat deh depan
samping belakang gigi
Bersihin telinga pake rumput
ilalang
Nyuci baju : siapkan ember,
isi air, masukan airnya, ambil
satu persatu pakean dalam
ember tadi untuk di cuci
dengan sabun cuci, sikat
dengan sikat cuci, kucek
sebentar bilas di ember lain
yang berisi air bersih, trus
siram lagi dalam siraman air
satu demi satu, trus di jemur,
di angkat trus di lipet
4 Ga mau tukeran baju Keluar asrama pake sendal
Ke kamar mandi pake sendal
Mandi pake sabun ke tangan
dulu trus kaki, badan
termasuk alat kelamin.
Sikat gigi : odol di simpan
kana sikat trus di basahin
dulu sikat yang sudah ada
Buat muka pake daun jambu
biji digosok di tangan setelah
agak lembut di oleskan ke
muka biar seger.
Cuci tangan : disabunin di
ratain sabuna trus dikeluarin
kotoran kukuna di bawah
pancuran air.
Telinga di bersihin pake
sabun daun telinganya,
lubangnya pake rumput
ilalang
odolnya tadi biar kenyal, trus
di gosokan pada gigi depan
belakang samping kanan dan
kiri, trus berkumur
5 Cuci kaki setelah dari kamar
mandi.
Ya sama, cuci tangan pake
sabun
Sikat gigi pake odol
Pakean kotor simpen di atas
lemari tunggu satu minggu
baru cuci.
Buang kotoran hidung pake
jari telunjuk.
Cuci tangan: tangan di
sabunin diratain sabuna trus
di siram biar busanya hilang
Cuci tangan : Tangan di
basahin dulu trus disabunin
trus sabun diratakan sampe ke
sela-sela tangan trus di
bersihin dengan air bersih
trus dilapkan ke celana yang
di pake
6 Baju kotor langsung dicuci.
Ganti baju
Sikat gigi pake odol
Mandi pake sabun mandi
Tapi sikat sama sabun masih
pake bersama sama sodara
Baju kotor di simpen di
kamar mandi
Baju kotor dicuci langsung
dilipet di simpen di lemari
Nyisir rambut katukangkeun
nyisirana.
Mandi 2x tapi pake sabuna 1x
Rambut dibasahin dulu trus
sampona di taro di tangan
sedikit trus di gosokan ke
rambut biar kutu atau
ketombe hilang trus di siram
lagi sampe busa hilang.
Lampiran. Matriks :........
Kelompok informan santri Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan informan selama 24 jam terakhir
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Mandi
- Beresin lemari
- Gosok gigi
- Ganti baju
- Nyuci baju
- Mandi
- Cuci tangan
- Keramas
- Gosokgigi
- Kumur-kumur
- Cuci tangan
- Mandi
- Keramas
- Gosok gigi
- Nyisir rambut
- Ganti baju
- Nyuci baju
- Nyuci
- Ngangkat pakean
- Lipat baju
- Mandi
- Pake sabun mandi
- Sikat gigi
2 - Keramas
- Tidur
- Nyisir rambut
- Mandi
- Pake hand body
- Menggunting kuku
- Mandi
- Gosok gigi
- Ganti pakean
- Mandi
- Nyikat gigi
- Pake sabun
- mandi
3 - Mandi
- Pake deodorant
- Keramas
- Mandi
- Gosok gigi
- Cuci tangan
- Mandi
- Nyuci baju
- Cuci tangan
- Nyuci
- Sikat gigi
- Pake sabun mandi
4 - Ganti softex
- Ganti CD
- Cuci kaki
- Gosok gigi
- Cuci tangan
- Mandi
- Cuci tangan
- Cuci tangan
- Cuci kaki
- Mandi
- Mandi
- Sikat gigi
- Pake sabun mandi
- Keramas
- Bersihin hidung
- Bersihin telinga
5 - Mandi pake sabun
- Gunting kuku
- Cuci kaki
- Ganti softek
- Ganti celana dalem
- Cuci tangan
- Nyuci baju
- Cuci tangan
- Keramas
- Mandi
- Mandi
- Nyikat gigi
- Pake sabun mandi
- Cuci kaki
- Cuci tangan
6 - Nyisir rambut
- Ganti baju
- Pake hand body
- Pake sabun mandi
- Sikat gigi
- Cuci kaki
- Keramas
- Ganti softek
- Ganti celanna dalem
- Nyuci baju
- Menjemur baju
- Mandi
- Cuci tangan
- Mandi
- Nyikat gigi
- Pake sabun mandi
- Ganti baju luar dan
dalam
- Menggunting kuku
- Menyisir
Lampiran. Matriks : ................
Kelompok informan Pertanyaan : Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal higienenya? (sesuai dengan yang diajarkan
/ tidak)
Ustadzah pengasuhan - Sangat jauh dari yang di ajarkan
- Terlihat rapih dalam penampilannya saja tapi di dalam kamar dan lemarinya sangat berantakan
- Menumpuk pakean kotor 2-3 hari
- Pakaian yang udah kering di jemur ga diangkat-angkat
Kelompok informan Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan santri setiap hari?
Pengurus organisasi Mandi, cuci tangan, gosok gigi, nyuci baju, keramas
Lampiran. Kesimpulan matriks
Lampiran. Matriks : FGD Pemikiran dan Perasaan
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Bagaimana cara adik-adik merawat badan
agar badan menjadi bersih dan sehat?
2. Apa yang menyebabkan informan ingin
melakukan personal higiene
3. Hambatan apa yang dialami yang
menyebabkan tidak bisa atau tidak ingin
melakukan personal higiene
Sebagian besar santri putri :
- Mandi
- Mencuci pakaian
- Tidak saling pinjam-meminjam baju
- Menyikat gigi dengan sikat gigi sendiri
- Mengganti pakaian kotor dengan pakaian
bersih
- Cuci tangan
Sebagian kecil santri putri :
- Tidak menjemur baju lama-lama
- Tidak telat makan
- Tidak merendam pakaian terlalu lama
- Mencuci kaki
- Mencuci muka
- Keramas
- Tidak tukar menukar lemari
sebagian besar santri :
- Biar bersih
- Biar sehat
- Terhindar dari kuman
- Terhindar dari penyakit
- Biar seger
- Biar ga kotor
- Biar harum
- Biar enak dilihat
Sebagian kecil santri :
- Biar ada yang mandang
- Biar kutunya hilang
- Biar khusu ibadahnya
- Sepaya terlihat sempurna
- Biar ga bau
Sebagian besar santri :
- Males karena :
Ngantri
Ngantuk
Dingin
Sebagian besar santri putra :
- Mandi
- Ganti pakean
- Menyikat gigi
- Makan teratur
- Mencuci pakaian
- Keramas
- Olah raga
- Menggunting kuku
Sebagian kecil santri putra :
- Mengangkat kotoran kuku
- Menjaga pakean tetap harum
- Mencuci tangan
- Ngupil (membersihkan hidung)
- Ngorek telinga
- Membersihkan lemari
- Banyak minum air putih
Sebagian besar santri :
- Biar fresh
- Biar bersih
- Biar terlihat rapih
- Biar sehat
- Biar gantengnya terlihat
- Biar nyaman dilihat
Sebagian kecil :
- Biar badannya terasa nyaman
- Biar ga lengket
- Biar ga bau
- Karena melihat orang lain
- Biar terlihat cool
- Biar terlihat ceria
- Karena ada santri perempuan
Sebagian besar santri :
- Tidak punga uang
- Jemuran penuh jadi ga jadi nyuci
- Sabun cuci hilang
Terburu-buru
Repot
- Sabun cuci hilang
- Ember buat nyuci sedikit
- Nyimpen baju lebih dari 1 hari di kamar
mandi disita
- Yang mandi suka lama mandinya
- Kehabisan uang
- Kiriman telat
Sebagian kecil santri :
- Takut ketinggalan ke masjid
- Takut ke kamar mandi
- Takut dihukum
- Semua tergantung cuaca
- Takut ngejemur baju setelah magrib,
soalnya jemurannya gelap
- Takut buang pembalutnya soalnya lobang
sampah di belakang pondok
- Males karena :
Ngantri
Dingin
- Uangnya habis
Sebagian kecil :
- Banyak kegiatan
- Kiriman telat
Lampiran. Matriks : FGD frekuensi
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Seberapa sering informan melakukan tiap-
tiap kegiatan personal higiene (berapa kali,
kapan)
Sebagian besar informan :
- Mandi 2x sehari, pagi dan sore
- Mandi 3x sehari, pagi, siang dan sore
- Nyuci baju tiap ada yang kotor kalo lagi ga
repot
- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Cuci kaki kalo kotor
- Keramas 2x sehari, pagi dan sore
- Ganti pembalut 3x sehari, pagi, siang, dan
sore
- Ganti baju tiap hari
Sebagian kecil informan :
- Sikat gigi 3x sehari, pagi, sore, dan
sebelum tidur
- Nyisir rambut 3x sehari
- Pake reksona 3x sehari tiap sehabis mandi
: pagi, siang, sore
- Sikat gigi 2x sehari, pagi dan sore ketika
mandi
- Pake sabun mandi 2x sehari, pagi dan sore
ketika mandi
- Nyisir rambut tiap buka keridung
- Ganti celana dalam 3x sehari kalau head,
2x sehari kalau tidak head
- Menggunting kuku kalau panjang
- Cuci kaki setelah dari kamar mandi, dan
kalau ga pake sandal
- Nyisir rambut kalau kusut
- Pake handbody setelah mandi
- Nyari kutu tiap sebelum tidur
- Keramas 1x sehari
Sebagian besar informan :
- Mandi 2x sehari, pagi jam 09.00 dan jam
17.00 sore
- Ganti pakean 2 hari sekali
- Sikat gigi 2x sehari, tiap mandi pagi dan
sore
- Mandi 2-3 x sehari jam 12 siang dan jam
17 sore
- Nyuci baju 1x seminggu, hari minggu
Sebagian kecil informan :
- Mandi minimal 3x sehari, pagi, siang, sore
- Ganti pakaian 1x sehari
- Olah raga 1x seminggu
- Keramas 2x sehari, pagi dan sore
- Mandi 4x sehari, sebelum sholat subuh,
pagi, sebelum dzuhur, sore
- Cuci kaki tiap mau tidur
- Mandi 5x sehari, sebelum subuh, sesudah
ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur,
sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar.
- Sikat gigi 5x sehari, sebelum subuh,
sesudah ngaji subuh, sebelum sholat
dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah
ngaji ashar.
- Ngupil (ngeluarin kotoran hhidung)
- Membersihkan telinga 2x sehari
- Mandi maksimal 3x sehari, minimal 2x
sehari
- Sikat gigi 2x sehari
- Keramas 1x sehari kalau ada samponya
- Nyuci baju kalau mau
- Memakai sabun mandi 1x sehari, pagi
atau sore
- Cuci tangan tiap wudlu
- Nyisir rambut kalau mau dan ada sisirnya
- Sikat gigi tiap mandi dan sesudah makan
Lampiran. Matriks : Alat dan Bahan
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Apa saja yang digunakan ....
2. Bagimana jika bahan dan alat yang
digunakan untuk melakukan personal
higiene kurang memadai
Sebagian besar informan :
- Pasta gigi
- Sabun mandi
- Shampo
- Sikat gigi
- Handuk sendiri
- Sisir sendiri
- Gunting kuku
- Handbody
Sebagian kecil informan :
- Obat kumur
- Sabun cuci
- Sabun cuci tangan
- Sandal
- Bedak
- Lampu terang untuk membaca
- Baju ganti
- Baju ganti daleman
- Pembalut ganti
Sebagian besar informan :
- Membeli alat dan bahan dulu sebelum habis
- Terpaksa meminjam bahan dan alat sama
teman
- Meminta bahan dan alat punya teman
- Tidak memakai bahan dan alat personal
higgiene
Sebagian kecil informan :
- Menumpuk pakaian kotor di tempat khusus di
lemari sampai alat dan bahannya ada, kalau di
simpan di kamar mandi biasanya di sita
- Menyimpan celana dalam di dalam lemari
setelah di cuci karena tempat jemuran bajunya
gelap jadi takut
- Memakai bahan dan alat personal higiene
seadanya saja
Sebagian besar informan :
- Sikat gigi
- Pasta gigi
- Sabun mandi
- Shampo
- Handuk sendiri
- Minyak rambut
- Minyak wangi
- Sikat cuci
- Handbody
- Deodoran
- Sabun cuci
Sebagian kecil informan :
- Baju ganti
- Gunting kuku
- Sabun muka
- Sarung sebagai handuk
- Cukuran kumis
Sebagian besar informan :
- Terpaksa meminjam/meminta bahan dan
alat punya teman
- Memakai bahan dan alat seadanya saja
- Sikat gigi memakai jari saja kalau alat dan
bahannya tidak ada
Sebagian kecil informan :
- Memakai alat dan bahn yang tergeletak di
dekat kamar mandi
- Tidak usah ngebersihin badan
- Kadang minta/pinjam, kadang tidak
memakai bahan dan alat
Lampiran. Matriks : Biaya
Pertanaan PUTRI PUTRA
1. Berapa banyak uang yang didapatkan
dari orang tua anda perbulan
(digunakan untuk apa saja)
Sebagian besar informan :
- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 15 liter
- 80 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 13 liter
Sebagian kecil informan :
- 90 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok dan
beli lauk buat makan. Beras 15 liter
- 146 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 15 liter
- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 13 liter
- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 10 liter
- 270 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
Makan 180 ribu
- 240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk buat makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter
- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli laik buat makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter
- 90/150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
Makan 180 ribu
- 60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter
- 90/60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter
- 120 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
Makan 180 ribu
- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
- 250 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
Makan 180 ribu
- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. 7 liter
- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan dan
ikut kegiatan pondok. Beras 20 liter
- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
- 200/240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
Lampiran. Matriks : Teladan
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Siapa yang mengajari anda melakukan
tiap-tiap perilaku personal higiene
2. Siapa yang mengingatkan informan untuk
melakukan tiap-tiap personal higiene
3. Apa yang informan lakukan jika tidak ada
yang mengingatkan
Sebagian besar informan :
- Dari ustadzah
- Dari mamah
- Tahu dari bacaan di info produk
Sebagian kecil informan :
- Teman
- Kedua orang tua
- Nenek
- Bapak
Sebagian besar informan :
- Ga ada yang ngingetin
Sebagian kecil informan :
- Mamah
- Nenek
- Ustadzah
- Teman
- Bapak
Sebagian besar informan :
- Ya tetep melakukan
- Kalau lagi males dan tidak ada yang
mengingatkan ya tidak dilakukan
Sebagian kecil informan :
- Ngebersihin badannya kalau mau aja
- Tergantung mau apa tidaknya
Sebagian besar informan :
- Mamah
- Teman
- Tahu dari bacaan di info produk
- Bapak
- Ustadzah
Sebagian kecil informan :
- Teteh
- Kedua orang tua
- Dari TV
Sebagian besar informan :
- Ibu
- Teman
- Ga ada ngingetin
Sebagian kecil informan :
- Ayah
- Ayah dan ibu
- Kake
Sebagian besar informan :
- Kebersihan diri tetap di jalankan
- Kalau mau aja baru dikerjakan
Sebagian kecil informan :
- Dikerjakan seingatnya saja
- Kalau kebersihan dirinya termasuk yang
penting banget, ya dilakukan
- Tetap merawat dan membersihkannya
Lampiran. Matriks : Kebudayaan (Langkah-langkah dan kebiasaan)
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Bagaimana cara informan melakukan tiap-
tiap tindakan personal higiene
Sebagian besar informan :
- Cuci tangan : tangan disiram dengan air
- Cuci kaki : kaki disiram dengan air bersih
- Mandi : basahin badan dulu terus pake
sabun, terus siram lagi dengan air sampai
busa hilang
- Baju kotor langsung dicuci, di jemur dan
dilipat, masukin ke lemari
- Sikat gigi : Sikat dibasahin dulu, di
tuangin pasta giginya, terus kumur-kumur,
disikat deh depan, samping, belakang gigi.
- Mengganti baju kotor dengan baju bersih
- Keramas : basahin rambut, pake sampo,
gosok-gosok rambut terus siram
Sebagian kecil informan :
- Cuci tangan : siram tangan dengan air,
terus disabunin, siram lagi dengan air
- Cuci kaki : siram kaki dengan air, terus di
sabunin, siram lagi dengan air
- Pakaian kotor disimpan di dalam lemari
tapi tempatnya di kususkan
- Tidak pernah mau tukeran baju
- Baju kotor di simpen di kamar mandi
Sebagian besar informan :
- Mandi : badan di basahin dulu, terus pake
sabun ratakan ke seluruh badan, terus
siram lagi badannya
- Sikat gigi : sikatnya dikasih pasta gigi,
terus di gosok-gosok, terus kumur-kumur
- Cuci tangan : kalo pake sabun pertama
tangan dibasahin dulu, terus di sabunin,
ratakan sampai ke sela-sela tangan terus
dibersihin dengan air, terus dilap kan ke
celana yang dipake
- Pakean kotor di simpan di atas lemari,
setelah seminggu baru di cuci
- Rambut dibasahin dulu terus sampona di
taro di tangan sedikit terus digosokan ke
rambut biar kutu atau ketombe hilang terus
siram lagi sampe busa hilang.
- Nyuci baju : siapkan ember, isi air,
masukan airnya, ambil satu persatu pakean
dalam ember tadi untuk di cuci dengan
sabun cuci, sikat dengan sikat cuci, kucek
sebentar bilas di ember lain yang berisi air
bersih, trus siram lagi dalam siraman air
satu demi satu, trus di jemur, di angkat trus
di lipet
Sebagian kecil informan :
- Nyikat gigi jangan terlalu ditekan dan
bertenaga
- Kalo mandi pake sabun mandi kasih
sedikit air biar berbusa kalau di gosokan
ke badan
- Mandi pake sabun ke tangan dulu trus
kaki, badan termasuk alat kelamin.
- Buat muka pake daun jambu biji digosok
di tangan setelah agak lembut di oleskan
ke muka biar seger.
- Cuci tangan : disabunin di ratain sabuna
2. Perilaku Personal Higiene apa saja yang
dilakukan informan selama 24 jam terakhir
Sebagian besar informan :
- Mandi
- Gosok gigi
- Nyuci baju
- Keramas
- Cuci tangan
- Ganti pembalut
- Cuci kaki
- Gunting kuku
- Ganti celana dalam
- Ganti baju
- Memakai handbody
- Menyisir rambut
Sebagian kecil informan :
- Ngejemur baju
- Kumur-kumur
- Tidur
- Memakai deodorant
trus dikeluarin kotoran kukuna di bawah
pancuran air.
- Telinga di bersihin pake sabun daun
telinganya, lubangnya pake rumput ilalang
Sebagian besar informan :
- Mandi dengan sabun mandi
- Cuci tangan
- Gosok gigi
- Mencuci baju
- Ganti baju luar dan dalam
- Keramas
- Cuci kaki
- Menyisir rambut
Sebagian kecil informan :
- Mengambil jemuran pakaian
- Melipat baju
- Membersihkan hidung
- Membersihkan telinga
- Menggunting kuku