Upload
duongtruc
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA
WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU DESA PABELAN
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Jurusan Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
SELVIA HEKHMAWATI
J 210 120 038
PROGAM STUDI KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
iii
1
GAMBARAN PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS WANITA
MENOPAUSE DI POSYANDU DESA PABELAN
*Selvia Hekhmawati
**Agus Sudaryanto, S.Kep., Ns.,M.Kes
Abstrak
Menopause merupakan suatu masa peralihan dari mentruasi
menjadi tidak lagi mengalami haid. Wanita yang telah memasuki masa
menopause kemungkinan akan mengalami kemunduran kesehatan terutama
perubahan secara fisik. Hot flush, vagina menjadi kering, kulit kendur dan
keriput adalah contoh dari perubahan fisik. Perubahan fisik akibat dari
menopause tersebut dapat mempengaruhi kondisi psikologis wanita
menopause seperti mudah tersinggung, cemas, stress dan depresi. Menurut
data yang diambil di Posyandu Desa Pabelan 8 dari 10 wanita menopause
telah mengalami perubahan fisik dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui gambaran perubahan fisik dan psikologis pada wanita
menopause di Posyandu Desa Pabelan. Metode penelitian yang digunakan
deskriptif kuantitatif design dengan pendekatan cross-sectional dan teknik
pengambilan sampel snowball sampling. Dalam penelitian ini didapatkan 75
responden, instrumen menggunakan kuesioner berdasarkan tinjauan teori.
Menggunakan analisa univariat yang dibantu program SPSS 17 for
windows. Hasil penelitian perubahan fisik yang paling sering dialami pada
wanita menopause adalah Hot flush 81,3%, insomnia 65,3%, vagina menjadi
kering 58,7%, linu dan nyeri sendi 57,3%. Perubahan psikologis yang paling
sering dialami pada wanita menopause perasaan mudah tersinggung 81,3%,
kecemasan 64%, daya ingat menurun 44%. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah adanya perubahan fisik yang paling sering dialami oleh wanita
menopause adalah Hot flush, sedangkan perubahan psikologis yang sering
dialami responden adalah perasaan mudah tersinggung.
Kata Kunci: menopause, perubahan fisik, perubahan psikologis
Abstracts
Menopause is a transition period of menstruation becomes no
longer having periods. Women who have entered menopause is likely to
decline especially changes in physical health. Hot flush, the vagina
becomes dry, sagging skin and wrinkles are examples of physical changes.
Physical changes as a result of menopause can affect the psychological
2
state of menopausal women such as irritability, anxiety, stress and
depression. According to data taken in Posyandu Pabelan 8 of 10
menopausal women have experienced physical and psychological changes.
The purpose of this study to describe the physical and psychological
changes in postmenopausal women at Posyandu Pabelan. The method used
quantitative descriptive design with cross-sectional approach and the
sampling technique snowball sampling. In this study obtained 75
respondents, the instrument using a questionnaire based on the theory.
Using univariate analysis were assisted SPSS 17 for windows. The results
of the study physical changes most often experienced in menopausal
women are hot flush 81,3%, insomnia 65.3%, 58.7% vagina becomes dry,
rheumatic pain and joint pain 57.3%. Psychological changes most often
experienced in postmenopausal women 81.3% irritability, anxiety 64%,
44% decreased memory. The conclusion of this study is the most common
physical changes experienced by menopausal women are hot flush, while
the psychological changes often experienced by respondents is irritability.
Keywords: menopause, physical changes, psychological changes
1. PENDAHULUAN
Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi
mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 58 tahun. Pada
masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena akan mengalami perubahan
kesehatan fisik yang akan mempengaruhi kesehatan psikologisnya. Akibat dari
perubahan ini, keadaan fisik seorang perempuan sangat mempengaruhi keadaan
psikologisnya dalam mengahadapi hal normal sebagaimana yang dialami oleh
semua perempuan (Harlow, 2012).
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang
wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan.
Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga
terjadi kenaikan hormon FSH dan LH.Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan
fase folikular dari siklus menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi
lagi. Menopause menurut WHO berarti berhentinya siklus menstruasi untuk
selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan,
yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,
sampai tidak tersedia.
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik
maupun psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi wanita
karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain wanita mengalami
stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan
emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang dialami semua wanita.
Perubahan fisik ini dapat berupa hot flushes, keringat malam yang banyak,
menstruasi tidak teratur sampai tidak terjadi lagi, mudah tersinggung, mudah
lelah, daya ingat menurun, serta nyeri saat senggama (Prawirohardjo, 2008).
Sedangkan perubahan psikis yang terjadi adalah sikap mudah tersinggung,
3
suasana hati yang tidak menentu, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi. Hasil
penelitian Sugiyanto (2014) perubahan fisik pada wanita menopause dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologi seperti mudah tersinggung, kecemasan,
stress, daya ingat menurun, dan depresi.
Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun (2013), jumlah penduduk
wanita di Jawa Tengah adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah penduduk wanita
pada kelompok umur 50-59 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia
menopause sebanyak 916.446 jiwa. Sedangkan tahun 2015 ada sebanyak
6.318.990 jiwa dengan jumlah penduduk wanita yang berusia 50-59 tahun ada
1.041.614 jiwa. Jumlah penduduk wanita di kota Kartasura pada tahun 2014 ada
sebanyak 1.039.681 jiwa dengan jumlah wanita yang berusia 50-59 tahun ada
138.813 jiwa (BPS: 2015 ).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti di Posyandu Desa
Pabelan dari hasil wawancara sepuluh ibu menopause dengan usia 55-59 tahun di
dapatkan bahwa 8 ibu mengatakan bahwa banyak mengalami perubahan fisik
seperti rasa panas (Hot Flush), susah tidur, vagina menjadi kering, kulit menjadi
keriput dan kendur, dan terkadang mengalami jantung berdebar-debar lebih dari
biasanya. Sedangkan untuk perubahan psikologis yang dialami seperti perasaan
mudah tersinggung, kecemasan, suasana hati yang sering berubah-ubah serta
sering lupa didapatkan 2 ibu. Perempuan yang telah mengalami menopause
mengatakan hal tersebut wajar dialami oleh orang yang sudah memasuki usia
lanjut.
Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan perubahan fisik dan
psikologis pada wanita menopause di Posyandu Desa Pabelan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 di Posyandu Desa Pabelan
dengan jumlah responden sebanyak 75 responden wanita menopause. Dalam
pengambilan sampel peneliti menggunakan metode snowball sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang mula-mula berjumlah kecil kemudian
membesar. Sehingga peneliti menentukan seseorang untuk menjadi anggota
sampel atas dasar rekomendasi atau anjuran dari orang yang telah lebih dulu
menjadi sampel.Pengumpulan data menggunakan dua kuesioner yaitu perubahan
fisik dan perubahan psikologis pada wanita menopause yang telah dikembangkan
oleh peneliti dari tinjauan teori. Sedangkan pengolahan data menggunakan uji
univariat (Notoadmojo, 2010; Hidayat, 2011).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan di Posyandu Desa Pabelan dengan karakteristik responden.
4
Tabel 1.1 Karakteristik Lanjut Usia
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Umur:
50-54 20 27%
55-59 34 45%
60-64 17 23%
65-70 4 5%
2. Pekerjaan:
Buruh 19 25%
Ibu Rumah Tangga 23 31%
PNS 3 4%
Wiraswasta 30 40%
3. Pendidikan:
Perguruan Tinggi 3 4,0%
SD 27 36%
SMA 9 12%
SMP 36 48%
N 75 100,0
Karakteristik responden yang ditampilkan pada tabel 3.1 menunjukan
distribusi karakteristik responden kategori umur yang mengalami menopause
presentase tertinggi adalah pada umur 55-59 tahun yaitu sebanyak 34 responden
dengan jumlah presentase 45%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Robert (2014), yang menyatakan bahwa pada usia 55-59 tahun,
sebagian besar wanita sudah mengalami menopause dimana wanita sudah tidak
mengalami haid lagi. Hasil penelitian Ceylan (2014), ditemukan kebanyakan
wanita memasuki masa menopause di usia 40-an, tetapi ini bisa bervariasi dari
satu orang ke orang yang lain meskipun banyak faktor yang mempengaruhi usia
menopause.
Karakteristik responden yang ditampilkan pada tabel 3.1 menunjukan
distribusi karakteristik responden kategori pekerjaan wanita menopause dengan
jumlah paling banyak adalah wiraswasta yaitu 30 responden dengan jumlah
presentase 40% berstatusbekerja dan 31% tidak bekerja atau merupakan ibu
rumah tangga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Griffits (2013) memiliki hasil
bahwa 45% responden memiliki status bekerja. Dalam penelitian (Griffits, 2013)
dijelaskan wanita yang bekerja karena kesibukannya, mereka tidak sempat
memikirkan gangguan – gangguan yang dirasakan selama menopause, begitu juga
dengan wanita yang tidak bekerja dimana pekerjaan rumah tangga cukup
membuatnya sibuk, sehingga mereka juga tidak sempat memikirkan perubahan
fisik dan psikologis yang terjadi.
5
Karakteristik pendidikan responden yang ditampilkan pada tabel 3.1
menunjukan distribusi pendidikan responden dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden berpendidikan menengah sebesar (48%) dan sebesar 36% memiliki
pendidikan rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parveen (2012), yang
menyatakan bahwa wanita yang menghadapi menopause dengan tingkat
pengetahuan rendah tentang menopause cenderung memiliki sikap yang tidak
mendukung. Wanita yang memiliki tingkat pengetahuan menopause sedang
cenderung memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause. Sedangkan wanita
yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung memiliki kesiapan yang bagus
dalam memasuki masa menopause.
3.2 Perubahan Fisik
Hasil pengumpulan data tentang perubahan fisik responden ditampilkan
sebagai berikut:
Tabel 1.2 Perubahan Fisik Wanita Menopause
No Indikator Frekuensi Persen
1 Hot flush:
Perasaan panas 61 81.3%
Keringat dimalam hari 24 32.0%
2 Vagina menjadi kering:
Terasa kering 44 58.7%
Terasa nyeri 25 33.3%
3 Saluran uretra menipis
Sering buang air kecil 39 52.0%
4 Perubahan bentuk tubuh
Nafsu makan 22 29.3%
Kulit tidak kencang, tipis dan
flek hitam 41 54.7%
5 Kurang tidur (insomnia):
Sulit tidur 49 65.3%
Sering terbangun 21 28.0%
6 Gangguan punggung dan tulang 28 37.3%
7 Linu dan nyeri sendi 43 57.3%
8 Perubahan indera perasa:
Sulit membedakan asam,asin &
manis 25 33.3%
Gigi mudah goyang 22 29.3%
9 Ketidaknyamanan pada jantung 16 21.3%
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi perubahan fisik pada
wanita menopause yang menempati presentase paling sering dialami responden
adalah rasa panas (hot flush) terdapat 61 responden dengan jumlah presentase
81,3%.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thurson (2009), yang mengatakan
bahwa keluhan hot flush dapat diredakan dengan pemberian estrogen dalam
6
bentuk terapi efektif. Dalam hasil penelitian Archer (2011), mengatakan bahwa
hot flush yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab.
Selain itu, juga berhubungan dengan ruang yang sempit, kafein, alcohol, atau
makanan pedas. Keluhan hot flush dapat berkurang setelah tubuh menyesuaikan
diri dengan kadar estrogen yang rendah.
Hasil penelitian didapatkan data 49 responden dengan jumlah presentase
65,3% mengalami sulit tidur (insomnia) tertinggi kedua yang paling sering
dialami responden. Hasil dalam penelitian yang dilakukan Tao (2016), di temukan
42,2% wanita menopause memiliki gangguan tidur. Insomnia telah terbukti
meningkat pada wanita di usia transisi dari pra ke tahap menopause dan pada
wanita menopause dengan angka kejadian lebih tinggi.
Hasil penelitian didapatkan 58,7% responden mengalami kekeringan pada
vagina. Hal ini sesuai dengan penelitian David, (2014), yang mengatakan bahwa
wanita menopause mengalami banyak perubahan fisik yang disebabkan oleh
penurunan hormon estrogen dan hormon lainnya seperti peningkatan perubahan
pada vagina atau vagina menjadi kering. Selain itu, dalam penelitiannya (David,
2014) juga mengatakan bahwa kekeringan vagina akan meningkat pada tahap
menopause sampai 50%. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Juan
(2014), ditemukan penipisan dinding pada vagina yang terjadi selama menopause
yang cenderung meningkat 5 sampai 6 tahun setelah periode menstruasi terakhir.
Dalam penelitian (Juan, 2014) menggunakan terapi laser dan hormon terapi untuk
mengurangi gejala yang dihasilkan oleh atrofi vagina.
Hasil penelitian didapatkan 39 responden dengan jumlah presentase 52%
mengalami gangguan pada saluran uretra. Berdasarkan hasil penelitian Goswami
(2013), sebanyak 46% wanita menopause mengalami gangguan buang air kecil
dan kadang-kadang menyebabkan masalah infeksi saluran kemih. Hasil temuan
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh David (2014), bahwa gejala
saluran urogenital berhubungan dengan menopause. Gejala dan tanda-tanda yang
terkait dengan penurunan estrogen melibatkan perubahan pada labia majora/
minora, klitoris, vestibulum/introitus, vagina, uretra dan kandung kemih yang
disebut sebagai Genitourinary Syndrome of Menopause (GSM).
3.3 Perubahan psikologis
Hasil pengumpulan data tentang perubahan psikologis responden
ditampilkan sebagai berikut.
Tabel 1.3 Frekuensi perubahan psikologis wanita menopause
No Indikator Frekuensi Total
1 Daya ingat menurun
33 44.0%
2 Cemas :
Mudah merasa cemas 48 64.0%
Merasa khawatir 24 32.0%
7
No Indikator Frekuensi Total
3 Mudah tersinggung 61 81.3%
Mudah sensitive 20 26.7%
4 Stress :
Emosi tidak stabil 25 33.3%
Suasana hati berubah-ubah 10 13.3%
Sulit berkonsentrasi 10 13.3%
Memikirkan menopause 10 13.3%
5 Depresi :
Merasa murung 9 12.0%
Tidak merasa sedih
24 32.0%
Perubahan psikologis pada responden menunjukkan mayoritas tertinggi
adalah mudah tersinggung sebanyak 61 responden (81,3%). Menurut hasil
penelitian Sakdiah (2015), didapatkan wanita dengan perasaan mudah tersinggung
sebanyak 58% wanita lebih sensitif ketika sedang membahas tentang proses
penuaan dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa ketidakstabilan
emosional dirasakan wanita saat menjadi tua. Ini sering diwujudkan dengan
meningkatnya perasaan sensitif dimana lebih membutuhkan perhatian dan juga
rasa takut kehilangan akan orang-orang disekitarnya.
Sedangkan perubahan pada responden dengan kedua tertinggi adalah
cemas dengan responden 48 sebanyak (64%). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Joyce (2013), mengatakan prevalensi kecemasan pada wanita yang
memasuki menopause sebanyak 51% wanita dengan rentang umur 52-58 tahun
mengalami kecemasan, gugup dan tegang. Hal ini dapat terjadi karena Beberapa
akibat dari timbulnya perubahan fisik tersebut yaitu timbulnya perasaan tidak
berharga yang dapat memicu berbagai kekhawatiran seperti khawatir akan adanya
kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintai akan berpaling dan
meninggalkannya. Perasaan inilah yang dirasakan oleh sebagian wanita
menopause.
Perubahan pada responden tertinggi ketiga adalah daya ingat menurun
sebanyak 33 responden dengan presentase 44%. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Chou (2013), mengatakan bahwa kebanyakan wanita menopause mengalami
penurunan daya ingat sebanyak 48%. Hal ini disebabkan karena penurunan
estrogen dalam sistem saraf pusat, dimana estrogen berpotensi mempengaruhi
fungsi kognitif yang berarti akan berpengaruh terhadap fungsi otak. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa konsentrasi estrogen lebih tinggi pada wanita
usia subur dibandingkan dengan wanita menopause. Dengan demikian jika kadar
estrogen berkurang maka fungsi kognitif seseorang akan terpengaruh seperti
dalam memori dan pembelajaran.
8
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
a. Perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause yaitu hot flush, vagina
menjadi kering, saluran uretra menipis, perubahan pada kulit, insomnia,
gangguan pada tulang, linu dan nyeri sendi, perubahan indera perasa, dan
ketidaknyamanan pada jantung.
b. Perubahan fisik yang sering terjadi pada wanita menopause yang paling sering
dialami responden yaitu hot flush (81,3%), insomnia (65,3%), vagina menjadi
kering (58,7%), nyeri sendi (57,3%).
c. Perubahan psikologis yang terjadi pada wanita menopause yaitu daya ingat
menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress, dan depresi.
d. Perubahan psikologis yang terjadi pada wanita menopause yang paling sering
dialami responden yaitu mudah tersinggung (81%), kecemasan (64%), daya
ingat menurun (44%), stress (33,3%).
4.2 Saran
a. Bagi Responden
Setelah mendapatkan informasi terkait perubahan yang akan terjadi setelah
menjadi menopause wanita menopause dapat lebih mempersiapkan diri dan
dapat mengantisipasi berbagai respon fisik dan psikologis yang akan terjadi.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan penelitian tentang perubahan fisik
yang berkaitan dengan perubahan psikologis wanita pada masa menopause.
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan penelitian tentang perubahan fisik
yang berkaitan dengan perubahan psikologis wanita pada masa menopause.
Dalam menentukan teknik sampling yang akan digunakan sebaiknya
menggunakan snowball sampling. Dan saat menentukan sampel sebagai
responden dapat dibatasi berdasarkan lamanya menopause sehingga hasil yang
didapat akan lebih jelas.
c. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi yang bermanfaat tentang
perubahan fisik dan psikologis bagi perempuan memasuki masa menopause
dan untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Archer, D.F., D.W. Sturdee., R.Baber., T.J. de Villiers., A. Pines., R.R. Freedman,
A. Gompel., M.Hickey., M.S. Hunter., R.A. Lobo., M. A. Lumsden., A.H.
Mac Lennan., P. Maki., S. Palacios., D. Shah., P. Villaseca and M. Warren.
2011. Menopausal hot flushes and night sweats: where are we now?.
Climacteric.Vol.14 pp.515–528.
Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Penduduk Indonesia. Jakarta
9
Ceylan, Burcu., Nebahat Özerdoğan. 2015. Factors affecting age of onset of
menopause anddetermination of quality of life in menopause. Jounal Turky
Society Obstetry Gynecology. 1:43-9. DOI: 10.4274/tjod.79836
Chou, Cheng Chen. 2013. Memory Performance Among Taiwanese
Postmenopausal Women With Heart Failure. A dissertation submitted in
partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of
Philosophy (Nursing) in The University of Michigan
David, J. Portman, MD.,Margery L.S. Gass MD, NCMP. 2014.Genitourinary
syndrome of menopause: new terminology for vulvovaginal atrophy from
the International Society for the Study of Women_s Sexual Health and The
North American Menopause Society. Menopause: The Journal of The
North American Menopause Society, Vol 21, No. 10, pp. 000/000
DOI:10.1097/gme.0000000000000329
Goswami, Priyanka kantivan., Mayuri sumant.,Rashmi Srivastava .2013. Atropic
vaginitis. Internasional research journal of pharmachy.ISSN 2230-8407.
DOI:10.7897//2230-8407.041104
Griffiths, A., MacLennan, S. J., & Hassard, J. 2013. Menopause and work: An
electronic survey of employees' attitudes in the UK. Maturitas, 76(2): 155-
159.
Harlow, Sioban D, PhD. 2012. Executive summary of the Stages of Reproductive
Aging Workshop + 10: addressing the unfinished agenda of staging
reproductive aging. Menopause: The Journal of The North American
Menopause Society Vol. 19, No. 4, pp. 000/000 DOI:
10.1097/gme.0b013e31824d8f40
Jack, Ide I.O .2014. Psychological effects and experiences of menopausal women
in a rural community.Internasional Journal Of Nursingand Midwifery.
Vol.6(6), pp, 74-79. DOI:10.5897/IJNM2014.0134. ISSN 2141-2456
Joyce, T. Bromberger, Ph.D. 2013. Does Risk for Anxiety Increase During the
Menopausal Transition? Study of Women's Health Across the Nation
(SWAN). NIH Public Access. doi:10.1097/GME.0b013e3182730599.
Juan, F. Bojanini B., Alexandra M. Mejía C. 2014. Laser Treatment of Vaginal
Atrophy in Post-menopause and Post-gynecological Cancer Patients.
Journal of the Laser and Health Academy. Vol. 2014, No.1;
www.laserandhealth.com. ISSN 1855-9913
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
10
Parveen, Aishaa., Paras Wani., Mohammad Junnaid Siddiqui .2012. Evaluation
Of Knowledge Of Perception And Coping Strategies Of Perimenopausal
Women Through Self Inustructional Module (SIM). International Journal
Of Scientific & Technology Research. Volume 1, Issue 7, August 2012.
ISSN 2277-8616
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan
BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo
Robert, Reid.2014. Managing Menopause. Volume 36, Number 9. Journal of
Obstetrics and gynaecology canada, ON.ISSN 1701-
2163.http://www.jogc.com
Sakdiah, Minhat Halimatus. 2015. A Qualitative Study among Malay Middle-
Aged Women in Urban Setting in Malaysia. International Journal of
Health Sciences & Research . Vol.5; Issue: 4 ISSN: 2249-9571
Syeda, Fakhar Batool., Yasmeen, Saggu., Mansoor, Ghani. 2014. Perception of
Menopausal Symptomsamong Educated versus Non EducatedWomen by
Using Menopausal Rating Scale(MRS). Open Journal of Nursing 4, 602-
607.http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2014.48063
Tao, M. F .2016. Poor sleep in middle-aged women is not associated with
menopause. Brazilian Journal of Medical and Biological Research 49(1):
e4718, http://dx.doi.org/10.1590/1414-431X20154718 .ISSN 1414-431X