191
GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS) PADA REMAJA DI MTs. PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013 Oleh: DIAN MUTI SARI NIM: 108101000036 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS)

PADA REMAJA DI MTs. PEMBANGUNAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013

Oleh:

DIAN MUTI SARI NIM: 108101000036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS)

PADA REMAJA DI MTs. PEMBANGUNAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

DIAN MUTI SARI NIM: 108101000036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,
Page 4: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Oktober 2013

Dian Muti Sari, NIM : 108101000036

Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

xx + 134 halaman, 35 tabel, 2 bagan, 14 gambar, 3 lampiran

ABSTRAK

Masalah gizi remaja berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi, kekurangan dan kelebihan gizi. Dimana masalah tersebut terjadi akibat pola makan yang tidak seimbang. Untuk mencegah terjadinya masalah gizi penting sekali memulai gaya hidup sehat sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Pedoman Gizi Seimbang terdiri dari 4 prinsip yaitu keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling. Gambaran praktek pedoman gizi seimbang dilihat berdasarkan ke empat prinsip pada Pedoman Gizi Seimbang. Berdasarkan hasil penelitian gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) diketahui bahwa jenis bahan makanan yang dikonsumsi remaja 62,5% tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang, tingkat kecukupan zat gizi pada remaja, antara lain tingkat kecukupan energi, karbohidrat, protein dan vitamin A sebagian besar sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi, Sedangkan tingkat kecukupan lemak, vitamin C dan zat besi sebagian besar tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi. Frekuensi makan remaja 85,4% tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dan 56,3% remaja memiliki pola hidup bersih yang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Selain itu juga sebagian besar remaja memiliki aktivitas fisik sedang sebanyak 70,8%. Persentase berat badan ideal remaja paling banyak yakni berat badan ideal normal sebanyak 69,8%. Dan keseluruhan remaja tidak sesuai dalam mempraktekkan Pedoman Gizi Seimbang. Kata kunci : Gambaran Praktek, Pedoman Gizi Seimbang, Remaja

Daftar Bacaan : (41) (1989 – 2012)

Page 5: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH MAJOR

NUTRITION MAJOR

Undergraduated Thesis, October 2013

Dian Muti Sari, NIM : 108101000036

Overview Balanced Nutrition Guidelines (PGS) Practice on Adolescents In MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013

xx + 134 pages, 35 table, 2 charts, 14 pictures, 3 appendix

ABSTRACT

Adolescents Nutritional problem have a big impact on the growth and development of the body and its effects on nutritional problems in adulthood. Common nutritional problem is iron deficiency anemia, nutritional deficiency and obesity. The problem occurs due to an unbalanced diet. To prevent the occurrence of important nutritional problems start at healthy lifestyle in accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition (PGS). Balanced Nutrition guidelines consist of four principles are diversity of food, physical activity, hygiene and ideal body weight.

This research is descriptive. Sampling was done by systematic random sampling. Preview balanced nutrition practice guidelines seen by the four principles on Balanced Nutrition Guidelines.

Based on the results of the research overview Balanced Nutrition practice guidelines (PGS) note that the type of food consumed 62.5% of adolescents are not in accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition, adequacy of nutrient levels in adolescents, among others, the adequacy of energy, carbohydrate, protein and vitamins A partially substantial accordance with the Recommended Daily Intake, while sufficient levels of fat, vitamin C and iron are largely in accordance with the Recommended Daily Intake. 85.4% ate frequency adolescents not in accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition and 56.3% of adolescents had a clean lifestyle which is in accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition. In addition, most of the adolescents had moderate physical activity as much as 70.8%. The percentage of ideal body weight adolescents that most normal ideal body weight as much as 69.8%. And adolescents do not fit within the overall practice Balanced Nutrition Guidelines.

Key Word : Overview of Practice, Guidelines for Balanced Nutrition, Adolescents

Reading List : (41) (1989 – 2012)

Page 6: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,
Page 7: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,
Page 8: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Dian Muti Sari

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 16 Maret 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Pondok Surya Mandala Blok V1 No. 8 RT 08 RW 13,

Jaka Mulya, Bekasi Selatan 17146

No Telp / Hp : 021 – 82431653 / 085777588700

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1995 – 1996 : TK Cendrawasih

1996 – 2002 : SD Negeri Jati Asih X Bekasi

2002 – 2005 : SMP Negeri 9 Bekasi

2005 – 2008 : SMA Negeri 6 Bekasi

2008 – 2013 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Page 9: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.wb

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada

Allah (Subhanahu Wata’ala) yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan

serta tak lupa juga ilmu pengetahuan yang Kau limpahkan. Atas perkenaan-Mu jualah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Gambaran Praktek

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2013“.

Sholawat serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad” juga

sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang dengan kasih dan doanya telah mendukung

dalam berbagai hal.

2. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Febrianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku Sekretaris Program Studi Kesehatan

Masyarakat dan Pembimbing Akademik.

5. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

dengan sabar memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan, motivasi, tuntunan

dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan yang luar biasa kepada

penulis.sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.Sn.Kes, MHS selaku dosen pembimbing II yang

banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam

Page 10: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

vii

menyelesaikan skripsi ini dan memberikan ilmu - ilmu baru, semoga Allah

SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

7. Ibu Andarini, M.Si dan Ibu Minsarnawati, M.Kes selaku Penguji Ujian

Skripsi.

8. Segenap dosen pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat yang juga

telah memberikan peneliti wawasan berkenaan dengan tema yang diambil.

9. Pihak sekolah MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Thank’s a lot buat Ibnu Syeh Fajar sudah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini, terima kasih buat dukungannya, waktu yang sudah diluangkan,

terima kasih sudah bersedia menjadi pendengar untuk keluh kesahku dan

terima kasih juga atas doanya. “sukses selalu!”

11. Adikku Ica, terima kasih atas dukungan dan doanya serta bantuannya dalam

menyelesaikan skripsi ini. “semangat cacay!”

12. Wulan, Irda, Desy, Dewi, Nindy, terima kasih atas dukungan dan doanya.

“sukses dan semangat terus sobat!”

13. Teman – teman kesmas 2008. Sukses buat kita semua ya teman.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih kurang dari

sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan

dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Oktober 2013

(Dian Muti Sari)

Penulis

Page 11: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

viii

D A F T A R I S I

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ...................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. . xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

F. Ruang Lingkup ............................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11

A. Remaja ......................................................................................... 11

Page 12: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

ix

1. Pengertian Remaja .................................................................. 11

2. Penggolongan Remaja ............................................................. 12

3. Pertumbuhan dan Fisiologi Remaja ........................................ 13

4. Kebutuhan Gizi Remaja ......................................................... 14

B. Cara Menentukan Kebutuhan Zat Gizi ...................................... 17

1. Energi ....................................................................................... 17

2. Protein, lemak dan karbohidrat .............................................. 20

3. Vitamin dan mineral ............................................................... 21

C. Pola Konsumsi Makanan ............................................................. 21

1. Jenis Bahan Makanan ............................................................. 23

2. Jumlah Bahan Makanan (Zat Gizi) ........................................ 24

3. Frekuensi Makan ..................................................................... 26

D. Konsep Dasar Gizi Seimbang ..................................................... 27

1. Pedoman Gizi Seimbang ......................................................... 28

a. Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam 30

b. Pentingnya pola hidup bersih ............................................. 35

c. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga .................... 37

d. Pentingnya berat badan ideal ............................................. 39

E. Dampak praktek tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang 42

1. Dampak apabila terjadi Gizi Kurang ...................................... 42

2. Dampak apabila terjadi Gizi Lebih ........................................ 45

F. Penilaian Konsumsi Makanan ..................................................... 46

Page 13: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

x

1. Metode Food Frequency Quetioner (FFQ) ............................ 47

2. Metode Food Recall 24 Jam .................................................. 48

3. Estimated Food Frequency .................................................... 49

4. Food weighing ......................................................................... 49

G. Kerangka Teori ............................................................................ 51

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL ................ 52

A. Kerangka Konsep ........................................................................ 52

B. Definisi Operasional ..................................................................... 54

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 61

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 61

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 61

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 61

1. Populasi ................................................................................... 61

2. Sampel ..................................................................................... 62

D. Jenis Data yang Dikumpulkan, Instrumen Penelitian, Uji Coba Instrumen dan Cara Pengumpulannya ........................................ 63

1. Jenis Data yang Dikumpulkan ............................................... 63

2. Instrumen Penelitian ............................................................... 64

a. Instrumen ............................................................................. 64

b. Uji Coba Instrumen ............................................................ 66

4. Cara Pengumpulan Data ......................................................... 67

E. Pengolahan Data .......................................................................... 70

F. Analisis Data ................................................................................ 74

Page 14: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xi

1. Analisis Univariat ................................................................... 74

BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 75

A. Gambaran Umum MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ................................................ 75 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 75

2. Gambaran Umum Karakteristik Populasi .............................. 76

3. Gambaran Umum Karakteristik Responden .......................... 76

a. Umur Responden ................................................................ 76

b. Jenis Kelamin Responden .................................................. 77

c. Golongan Remaja pada Responden ................................... 78

B. Analisis Univariat ........................................................................ 79

1. Gambaran Pola Konsumsi Makanan pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 79 a. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi

Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ............................................................ 79

b. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ......................................................................... 86

c. Gambaran Frekuensi Makan pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .................................................................................... 95

2. Gambaran Pola Hidup Bersih pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 96

3. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ....................... 97

Page 15: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xii

4. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ...................................................................................... 97

5. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .......................................................................................... 98

6. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ................................................................. 98

7. Gambaran Tingkat Asupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ........................................... 99

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................. 107

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 107

B. Gambaran Pola Konsumsi Makanan pada Remaja Di MTs. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ............................ 107 1. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Remaja

Di MTs. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ........ 107

2. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ......................................................................................... 109

3. Gambaran Frekuensi Makan pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 122

C. Gambaran Pola Hidup Bersih pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ... 123

D. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .................................... 124

Page 16: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xiii

E. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .............................................................................................. 125

F. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .............................................................................................. 126

G. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ...................................................................... 128

H. Gambaran Tingkat Asupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ............................................... 129

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 131

A. Simpulan ....................................................................................... 131

B. Saran ............................................................................................. 132

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xx

Page 17: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Rumus FAO/WHO/UNU untuk Menentukan AMB 18

2.2 Koefisien Aktivitas Fisik Untuk Laki – laki dan Perempuan 19

2.3 Angka Kecukupan Gizi Rata – rata yang Dianjurkan Per Orang 26 Per hari

2.4 Indikator Kecukupan Zat Gizi Pada Remaja Usia 13 – 15 Tahun 35

2.5 Prinsip Pola Hidup Bersih dan Sehat Pada Remaja Berdasarkan 36 Pedoman Gizi Seimbang

2.6 Pengelompokkan Aktivitas Fisik 38

2.7 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut 41 Umur (IMT/U) Anak Umur 13 – 15 Tahun

5.1 Distribusi Populasi Berdasarkan Kelas 75

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di MTs. 77 Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Remaja di 78 MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi 79 Makanan

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 81 Makanan Pokok yang Dikonsumsi

5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 81 Lauk yang Dikonsumsi

Page 18: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 82 Pauk yang Dikonsumsi

5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 84 Sayur yang Dikonsumsi

5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 85 Buah yang Dikonsumsi

5.10 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 87 Kecukupan Energi

5.11 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 88 Kecukupan Karbohidrat

5.12 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 89 Kecukupan Protein

5.13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 91 Kecukupan Lemak

5.14 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 92 Kecukupan Vitamin A

5.15 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 93 Kecukupan Vitamin C

5.16 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 95 Kecukupan Zat Besi (Fe)

5.17 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan 95

5.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Hidup Bersih 97

5.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik 97

5.20 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Ideal 98

5.21 Hasil Analisis Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal 99 Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 19: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xvi

Tahun 2013

5.22 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Energi dan Berat 100 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.23 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Berat 101 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.24 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Protein dan Berat 102 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.25 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Lemak dan Berat 103 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.26 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin A dan Berat 104 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.27 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin C dan Berat 105 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5.28 Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Zat besi (Fe) dan Berat 106 Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

Page 20: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka Teori 51

3.1 Kerangka Konsep 53

Page 21: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Tumpeng Gizi Seimbang 29

5.1 Distribusi Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin 76

5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 78

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 80

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 83 Sayur

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 85 Buah

5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 86 Energi

5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 87 Karbohidrat

5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 89 Protein

5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 90 Lemak

5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 91 Vitamin A

5.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 93 Vitamin C

5.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan 94 Zat Besi (Fe)

5.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan 96 (Intensitas Makan)

Page 22: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Analisis Univariat

Lampiran 3 Hasil Uji Coba Instrumen

Page 23: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Semua orang

sepanjang kehidupan membutuhkan nutrisi yang sama, namun dengan jumlah

yang berbeda. Nutrisi yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis

yang spesifik sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat. Kebutuhan akan nutrisi

berubah sepanjang daur kehidupan, dan terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan masing – masing tahap kehidupan. (Departemen Gizi FKM UI,

2009)

Masalah gizi di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah gizi

yang secara public health sudah terkendali, yaitu Kekurangan Vitamin A pada

anak Balita, Gangguan Akibat Kurang Iodium dan Anemia Gizi pada anak 2-5

tahun; Masalah yang belum dapat diselesaikan, yaitu masalah gizi kurang dan

pendek (stunting); dan Masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam

kesehatan masyarakat, yaitu gizi lebih (Kemenkes, 2012).

Remaja sangat berperan aktif dalam pembangunan nasional, remaja

merupakan penerus bangsa. Remaja yang menderita masalah gizi akan

menghadapi masalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas rendah. Rendahnya

Sumber Daya Manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan

bebas di era globalisasi. Untuk mencapai sasaran global dan perkembangan gizi

Page 24: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

2

masyarakat perlu dilakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang

dilakukan secara berkelanjutan. (Depkes, 1995)

Menurut Krummel (1992) dalam Arisman (2004) masa remaja terbagi

menjadi tiga kelompok, yaitu remaja awal usia 11 – 13 tahun, remaja madya usia

14 – 15 tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun. Masa remaja merupakan

sebuah dunia yang lengang dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial, dan gizi.

Masalah gizi remaja perlu mendapat perhatian khusus karena pengaruhnya

yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya

pada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi yang sering terjadi dan merupakan

kelanjutan dari masalah gizi pada usia remaja, yaitu anemia defisiensi besi,

kelebihan dan kekurangan berat badan (Arisman, 2004). Masalah gizi seperti gizi

kurang maupun gizi lebih pada dasarnya muncul akibat perilaku konsumsi

makanan yang tidak seimbang (Kurniasih, dkk, 2010).

Makanan modern atau makanan siap saji adalah makanan yang tergolong

makanan tinggi lemak, tinggi garam, tinggi gula, tetapi rendah serat dan vitamin,

seperti makanan kalengan, fried chicken, hamburger atau pizza (Khasanah,

2012). Kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan modern sudah mulai tampak

dikalangan remaja. Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan

berdampak pada kesehatan dalam fase dewasa dan usia lanjut.

Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan

pertambahan berat badan (Arisman, 2004). Konsumsi energi yang tidak

seimbang akan menyebabkan keseimbangan positif atau negatif. Kelebihan

Page 25: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

3

energi dari energi yang dikeluarkan akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga

berat badan berlebih atau kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang dari

yang dikeluarkan terjadi keseimbangan negatif. Akibatnya, berat badan lebih

rendah dari normal atau ideal (Apriadji, 1986 dalam Elnovriza, dkk, 2008).

Data Riskesdas (2010) bahwa prevalensi kegemukan pada remaja usia 13 –

15 tahun sebesar 2,5% sedangkan prevalensi kekurusan sebesar 10,1%. Untuk

provinsi Banten prevalensi kegemukan pada usia 13 – 15 tahun sebesar 3,4%.

Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa,

sementara obesitas tersebut merupakan faktor resiko terjadinya penyakit

degeneratif. Penelitian yang dilakukan oleh Adiningsih (2002) dalam Awalia

(2006) pada remaja di SLTP favorit di Surabaya mendapatkan prevalensi gizi

lebih meningkat dari 12,8% menjadi 15,9% dan prevalensi obesitas meningkat

dari 6,5% menjadi 8,5%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati,

dkk (2010) pada remaja SMPN 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng didapatkan

persentase remaja sangat kurus 1%, kurus 9,4% serta remaja yang overweight

dan obesitas masing – masing 2,1%. Penelitian Arumsari (2008) pada remaja

putri peserta Program Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi

(PPAGB) di Kota Bekasi didapatkan prevalensi anemia pada remaja usia 13 – 15

tahun sebesar 50,3 %.

Untuk mencapai status gizi yang baik perlu dikembangkan Pedoman Gizi

Seimbang (PGS) dimana terdapat empat prinsip gizi seimbang yaitu pertama,

perubahan pola konsumsi makanan melalui konsumsi pangan yang beranekaragam

Page 26: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

4

yaitu konsumsi energi, karbohidrat 45 – 65% dari kebutuhan energi total, lemak 25

– 30% dari kebutuhan energi total, protein untuk laki – laki 60 g/hari dan

perempuan 57 g/hari, vitamin A untuk laki – laki 600 RE dan perempuan 600

RE, vitamin C untuk laki – laki 75 mg dan perempuan 65 mg, zat besi (Fe) untuk

laki – laki 19 mg dan perempuan 26 mg. Kedua, perubahan pola hidup bersih

dimana pola makan bergizi seimbang akan menjadi tak berguna bila tidak diikuti

dengan penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih. Ketiga, pola hidup aktif

atau aktivitas fisik dimana perlu adanya keseimbangan antara asupan dan

pengeluaran energi untuk beraktivitas serta mencegah dampak dari masalah gizi.

Dan keempat, pemantauan berat badan ideal dimana untuk mempertahankan berat

badan yang ideal dan demi kebugaran tubuh serta kesehatan (Kurniasih, dkk, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati, dkk (2010) pada remaja SMPN

4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng didapatkan bahwa pola makan remaja

berdasarkan persentase asupan energi pada umumnya kurang sebanyak 50 orang

(52,1%), asupan protein umumnya cukup sebanyak 60 orang (62,5%), asupan

lemak pada umumnya kurang sebanyak 58 orang (60,4%) tetapi berdasarkan

persentase asupan karbohidrat pada umumnya cukup sebanyak 49 orang (51%).

Sedangkan berdasarkan penelitian Andriadi (2011) pada remaja SMP 258

Kelurahan Cibubur Jakarta Timur bahwa responden yang menunjukkan perilaku

hidup bersih dan sehat tinggi sebanyak 105 responden (66,5%) dan yang

berperilaku hidup bersih dan sehat rendah sebanyak 53 responden (33,5%).

Penelitian Sorongan (2012) pada remaja SMP Frater Don Bosco Manado

didapatkan 100 responden (100%) memiliki aktivitas fisik yang ringan.

Page 27: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

5

Persentase penduduk usia 13 – 15 tahun yang mengkonsumsi energi

dibawah kebutuhan minimal provinsi Banten sebanyak 46 persen. Sedangkan

persentase yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebanyak

35,7 persen (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa MTs.

Pembangunan Syarif Hidayatullah UIN Jakarta didapatkan 52,5% siswa memiliki

pola konsumsi makanan tidak beraneka ragam, 50% siswa kecukupan energi

kurang sesuai dengan AKG, 50% siswa kecukupan karbohidrat kurang dari

setengah kebutuhan energi, 80% siswa kebutuhan lemak lebih dari 25%

kebutuhan energi, dan 82,5% siswa kebutuhan zat besi kurang dari AKG. Dari

data tersebut didapatkan 63% siswa memiliki pola konsumsi kurang sesuai

dengan Pedoman Gizi Seimbang. Selain itu 2,5% siswa berstatus gizi kurus,

12,5% siswa berstatus gizi gemuk, 10% berstatus gizi obesitas dan 75% berstatus

gizi normal. Dari data tersebut berarti prevalensi kegemukan pada siswa MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih besar dari angka prevalensi

nasional yaitu 2,5% dan lebih besar dari angka prevalensi provinsi Banten yaitu

3,4%.

Pola makan yang tidak bergizi seimbang beresiko menyebabkan

kekurangan gizi dan juga dapat terjadi gizi lebih (Kurniasih, dkk, 2010). Masalah

gizi kurang pada remaja meliputi anemia defisiensi besi dan berat badan kurang

(Arisman, 2004). Masalah gizi kurang tersebut akan berdampak pada penurunan

prestasi disekolah (Elnovriza, dkk, 2008). Masalah gizi berlebih akan berdampak

Page 28: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

6

pada terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, penyakit jantung koroner,

dan diabetes melitus. (Khasanah, 2012).

Gaya hidup yang tidak sehat tidak muncul langsung saat dewasa tetapi

sudah dimulai sejak remaja (WHO, 2003). Penting sekali memulai gaya hidup

sehat sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang sejak dini untuk mencegah

terjadinya tiga masalah gizi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh

mengenai gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Masalah gizi seperti gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya muncul

akibat perilaku yang tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Untuk

mencegah tiga masalah gizi dan mencapai status gizi yang baik perlu

dikembangkan Pedoman Gizi Seimbang dimana merupakan salah satu strategi

dalam perubahan gaya hidup yang tidak sehat.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan didapatkan 52,5%

memiliki pola konsumsi makanan tidak beraneka ragam, 50% siswa kecukupan

energi kurang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi serta 50% siswa kecukupan

karbohidrat kurang dari setengah kebutuhan energi, 80% siswa juga kebutuhan

lemaknya lebih dari 25% kebutuhan energi, dan kebutuhan zat besi kurang dari

Angka Kecukupan Gizi sebanyak 82,5% siswa. Dari data tersebut berarti siswa

MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pola konsumsi

Page 29: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

7

kurang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Prevalensi kegemukan pada

siswa MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih besar dari

angka prevalensi nasional dan lebih besar dari angka prevalensi provinsi Banten.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran

praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013. MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dipilih karena merupakan salah satu sekolah madrasah swasta favorit di

tangerang selatan dengan status sosial ekonomi orang tua menengah keatas dan

belum pernah dilakukan penelitian mengenai topik yang sama di sekolah

tersebut.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran jenis bahan makanan dilihat dari Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013 ?

2. Bagaimana gambaran tingkat kecukupan zat gizi dilihat dari Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013 ?

3. Bagaimana gambaran frekuensi makan pada remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?

4. Bagaimana gambaran pola hidup bersih pada remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?

Page 30: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

8

5. Bagaimana gambaran aktivitas fisik remaja di MTs. Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?

6. Bagaimana gambaran berat badan ideal remaja di MTs. Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?

7. Bagaimana gambaran aktivitas fisik dan berat badan ideal remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?

8. Bagaimana gambaran tingkat kecukupan zat gizi dan berat badan ideal

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian

1. Diketahuinya gambaran jenis bahan makanan dilihat dari Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013.

2. Diketahuinya gambaran tingkat kecukupan zat gizi dilihat dari Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013.

3. Diketahuinya gambaran frekuensi makan pada remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

4. Diketahuinya gambaran pola hidup bersih pada remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

5. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Page 31: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

9

6. Diketahuinya gambaran berat badan ideal pada remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

7. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik dan berat badan ideal remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

8. Diketahuinya gambaran tingkat kecukupan zat gizi dan berat badan ideal

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi civitas akademik sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk dasar

pelaksanaan pengembangan kegiatan di sekolah dalam rangka program

peningkatan gizi dan kesehatan berbasis sekolah. Terutama berkaitan dengan

praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di sekolah.

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan di

Bidang Kesehatan dan digunakan untuk mengembangkan keilmuan

khususnya sebagai bahan untuk memperluas hasil – hasil penelitian yang

telah ada sebelumnya.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan menjadi pengembangan kompetensi diri

sesuai dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti

Page 32: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

10

masalah yang berkaitan dengan gizi masyarakat. Serta menjadi sumbangan

pemikiran dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Praktek Pedoman

Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi

deskriptif. Kelompok studi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII, dan

VIII MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei – Juli 2013.

Page 33: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

Remaja merupakan kelompok peralihan dari anak-anak ke dewasa dan

merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan – perubahan yang ada di

lingkungan sekitarnya, khususnya pengaruh pada masalah konsumsi makanan.

Jumlah remaja di negara berkembang tumbuh dengan pesat. (Moehji, 2003 dalam

Hendrayati, dkk, 2010).

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 20 tahun, dan ditandai

dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi

dan aspek fungsional (Jafar, 2005).

Menurut Depkes (1992) berdasarkan umur kronologis dan berbagai

kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu :

a. Pada buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah bila

seorang anak telah mencapai umur 10 – 28 tahun untuk anak perempuan

dan 12 – 20 tahun untuk anak laki – laki.

b. Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan

Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah.

Page 34: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

12

c. Menurut undang – undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila

telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai

tempat untuk tinggal.

d. Menurut UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah

remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk

anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki – laki.

e. Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18

tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.

f. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 – 18 tahun.

2. Penggolongan Remaja

Menurut Soetjiningsih (2007) kategori remaja, sebagai berikut :

a. Masa remaja awal (Early adolescence) : usia 11 – 13 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) : usia 14 – 16 tahun.

c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) : usia 17 – 20 tahun.

Sedangkan menurut Krummel (1996) kategori remaja di bagi menjadi 3

periode, yaitu :

a. Remaja awal : usia 10 – 14 tahun

b. Remaja tengah : usia 15 – 17 tahun

c. Remaja akhir : usia 18 – 21 tahun

Penggolongan ini berdasarkan konteks pengertian perilaku makan serta

pencitraan tubuh pada remaja, sesuai dengan lingkup kerja dalam

Page 35: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

13

mengembangkan program pendidikan gizi dan penyediaan pelayanan

kesehatan.

3. Pertumbuhan dan Fisiologi Remaja

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat

progresif dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini

berkisar hanya pada aspek – aspek fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi

perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal

meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran

besar dan berat jantung dan paru – paru, bertambah sempurna sistem kelenjar

kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi

bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan

ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks dan munculnya

atau tumbuhnya tanda- tanda kelamin sekunder (Jafar, 2012).

Pada masa pra remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa

prasekolah. Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja

dibandingkan dengan anak laki – laki. Masa ini merupakan masa transisi dari

masa anak ke dewasa. Pada masa ini pula terjadi pacu tumbuh berat badan dan

tinggi badan yang disebut sebagai pacu tumbuh adolesen, terjadi pertumbuhan

yang pesat dari alat – alat kelamin dan timbulnya tanda – tanda seks sekunder

(Soetjiningsih, 2007).

Remaja tumbuh pada kecepatan yang bervariasi, sehingga terjadi variasi

ukuran dan bentuk yang pada sebelumnya masih belum tampak. Walaupun

Page 36: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

14

terdapat remaja yang tumbuh lebih cepat atau ada yang tumbuh lebih lambat,

pada akhirnya akan mencapai ukuran rata – rata dewasa. Dikatakan bahwa

remaja yang tumbuh dengan kecepatan yang lebih pesat nantinya bisa tumbuh

lebih tinggi daripada remaja yang tumbuh dengan kecepatan yang lambat.

Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi

yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini,

remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah

maupun olahraga. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan

untuk persiapan reproduksi (Jafar, 2012).

4. Kebutuhan Zat Gizi Remaja

Remaja membutuhkan energi dan gizi untuk melakukan deposisi

jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang

terjadi kedua kali setelah yang pertama di alami. Kebutuhan gizi remaja relatif

besar, hal tersebut karena pada masa remaja masih mengalami pertumbuhan.

Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi

dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih

banyak (Soetjiningsih, 2007).

Kebutuhan gizi remaja dapat dikenali dari perubahan komposisi

tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya

dan selanjutnya mempengaruhi kebutuhan gizinya.

Page 37: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

15

a. Energi

Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan,

perkembangan, aktifitas otot, fungsi metabolik lainnya, dan untuk

memperbaiki kerusakan jaringan. Kebutuhan energi tinggi pada periode

remaja sedangkan yang digunakan untuk deposisi jaringan dan

pertumbuhan hanya 3% dari total energi yang dibutuhkan (Soetjiningsih,

2007). Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk energi usia

13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu 2400 Kkal untuk laki – laki dan

2350 Kkal untuk perempuan. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60%

berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya

(mie, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan

lain-lain.

b. Protein

Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena

proses pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi

remaja adalah 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. Menurut LIPI (2004) Angka

Kecukupan Gizi untuk protein usia 13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu

60 gram untuk laki – laki dan 57 gram untuk perempuan.

Protein dibutuhkan untuk sebagian besar proses metabolik

terutama pertumbuhan, perkembangan dan merawat jaringan tubuh.

Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi

(Soetjiningsih, 2007).

Page 38: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

16

c. Lemak

Lemak memegang peranan penting sebagai komponen struktural

dan fungsional membran sel dan prekursor senyawa yang meliputi

berbagai segi dari metabolisme. Lemak juga sebagai sumber energi yang

berkadar tinggi dan sebagai pengangkut vitamin yang larut lemak.

Konsumsi lemak dianjurkan 25 – 30% dari kebutuhan energi (Depkes,

2003).

Asupan lemak yang kurang adekuat, akan terjadi gambaran klinis

defisiensi asam lemak esensial, dan nutrien yang larut dalam lemak serta

pertumbuhan yang buruk. Sebaliknya kelebihan asupan lemak beresiko

kelebihan berat badan, obesitas serta meningkatkan resiko penyakit

kardiovaskuler di kemudian hari (Soetjiningsih, 2007).

d. Karbohidrat

Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi

lemak tubuh. Asupan yang tidak adekuat menyebabkan ketosis, dan

sebaliknya asupan yang berkelebihan akan mengarah pada kelebihan

kalori (Soetjiningsih, 2007).

e. Zat besi (Fe)

Remaja adalah kelompok yang rawan terhadap defisiensi zat besi.

Defisiensi zat besi dapat mengenai semua kelompok status sosial

ekonomi. Kebutuhan Fe meningkat pada remaja karena terjadi

pertumbuhan yang meningkat, dan ekspansi volume darah dan masa

Page 39: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

17

otot. Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk zat besi (Fe)

usia 13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu 19 mg untuk laki – laki dan 26

mg untuk perempuan.

Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh

dan peran lainnya pada pembentukkan sel darah merah. Kekurangan

asupan zat besi menyebabkan defisiensi besi atau anemia besi

tergantung dari bioavailabilitas zat besi pada makanan (Soetjiningsih,

2007).

B. Cara Menentukan Kebutuhan Zat Gizi

1. Energi

Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) dalam

Almatsier (2004) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang

diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila mempunyai

ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan

kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas

fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Dalam penentuan kebutuhan

energi terdapat dua komponen utama yaitu Angka Metabolisme Basal (AMB)

atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas fisik.

Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR)

adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan

proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk

Page 40: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

18

jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan

ginjal, pankreas, dan lain – lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di

dalam sel – sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. AMB dipengaruhi

oleh umur, gender, berat badan dan tinggi badan. Ada beberapa cara untuk

menentukan AMB, yaitu : (Almatsier, 2006)

a. Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)

Laki – laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

b. Cara cepat (2 cara)

Laki – laki = 1 Kkal x kg BB x 24 jam

Perempuan = 0,9 Kkal x kg BB x 24 jam

Laki – laki = 30 Kkal x kg BB

Perempuan = 25 Kkal x kg BB

c. Cara FAO/WHO/UNU

Tabel 2.1 Rumus FAO/WHO/UNU untuk Menentukan AMB

Kelompok umur AMB (kkal/hari)

Laki- laki Perempuan

0 – 3

3 – 10

10 – 18

18 – 30

30 – 60

≥ 60

60,9 B*) – 54

22,7 B + 495

17,5 B + 651

15,3 B + 679

11,6 B + 879

13,5 + 478

61,0 B – 51

22,5 B + 499

12,2 B + 746

14,7 B + 496

8,7 B + 829

10,5 B + 596

Sumber : (FAO/ WHO/ UNU, 1985 dalam Almatsier, 2006)

Page 41: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

19

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada

berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan

yang dilakukan.

Tabel 2.2 Koefisien Aktivitas Fisik Untuk Laki – laki dan Perempuan Kelompok aktivitas (x AMB)

Jenis kegiatan Koefisien aktivitas fisik

Laki – laki Perempuan

Ringan 75% waktu digunakan

untuk duduk atau berdiri.

25% waktu digunakan

untuk berdiri atau

bergerak.

1,56 1,55

Sedang 40% waktu digunakan

untuk duduk atau berdiri.

60% waktu digunakan

untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

1,76 1,70

Berat 25% waktu digunakan

untuk duduk atau berdiri.

75% waktu digunakan

untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

2,10 2,00

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 dengan penyesuaian oleh Muhilal, dkk,

Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi V, 1994, dalam Almatsier

(2004).

Page 42: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

20

Kebutuhan energi seorang sehari ditaksir dari kebutuhan energi untuk

komponen – komponen sebagai berikut : Angka Metabolisme Basal (AMB),

aktivitas fisik dan pengaruh dinamik khusus makanan/SDA (biasanya

diabaikan). Guna untuk menentukan kebutuhan energi suatu penduduk,

aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas: ringan,

sedang dan berat. Untuk tiap kelompok aktivitas fisik kemudian ditetapkan

suatu faktor aktivitas.

2. Protein, lemak, dan karbohidrat

Menurut WHO dalam Almatsier (2006) menentukan kebutuhan protein,

lemak dan karbohidrat adalah sebagai berikut :

a. Protein : 10 – 15 % dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi

sehari adalah 2450 Kkal, energi yang berasal dari protein hendaknya

sebesar 245 – 368 Kkal atau 61 – 92 gram protein.

b. Lemak : 10 – 25 % dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi

dalam sehari adalah 2450 Kkal, energi yang berasal dari lemak

hendaknya sebesar 245 – 613 Kkal atau 27 – 68 gram lemak.

c. Karbohidrat : 60 – 75 % dari kebutuhan energi total, atau sisa dari

kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari

protein dan lemak. Bila kebutuhan energi sehari sebesar 2450 Kkal

maka energi yang berasal dari karbohidrat sebesar 1470 – 1838 Kkal

atau 368 – 460 gram karbohidrat.

Page 43: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

21

3. Vitamin dan mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka Kecukupan

Gizi yang Dianjurkan (AKG) karena angka – angka tersebut diperhitungkan

untuk sebagian besar penduduk. Tetapi karena, sebagian besar vitamin dan

mineral rusak selama penyimpanan dan pengolahan makanan, maka sebaiknya

ditetapkan lebih besar daripada AKG.

C. Pola Konsumsi Makanan

Pola konsumsi adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi masyarakat

dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan masyarakat (Baliwati, dkk,

2004). Sedangkan menurut Santoso, dkk (2004) pola konsumsi adalah berbagai

informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan

yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk

kelompok masyarakat tertentu yang dipengaruhi oleh kebiasaan, kesenangan,

budaya, agama, ekonomi, lingkungan alam, dan sebagainya. Pola konsumsi dapat

dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pangan pokok, lauk – pauk, sayur dan

buah – buahan.

Pola konsumsi pangan pokok merupakan susunan beragam (sumber

karbohidrat) yang biasa dikonsumsi penduduk (Suhardjo, 1989). Menilai status

gizi seseorang dapat melalui pola konsumsi yang ada, pola konsumsi seseorang

tidak lepas dari kebiasaan makan yang dilakukan. Kebiasaan makan seringkali

Page 44: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

22

merupakan suatu pola yang berulang atau bagian dari rangkaian panjang

kebiasaan hidup secara keseluruhan yang dapat diukur dengan pola konsumsi

pangan (Desmawita, 2002 dalam Hidayati, 2011).

Pola konsumsi adalah jenis, frekuensi beragam pangan yang biasa

dikonsumsi, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang

telah ditanam ditempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang. Pola makan

adalah frekuensi, jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencapai

serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal. Pola makan yang baik harus

mengandung gizi yang seimbang sesuai dengan angka kecukupan gizi yang

dianjurkan (Suhardjo, 1989).

Dalam hal pola konsumsi, permasalahan yang dihadapi tidak hanya

mencakup keseimbangan komposisi pangan yang dikonsumsi, tetapi juga

masalah masih belum terpenuhinya kecukupan gizi. Penganekaragaman

konsumsi pangan selama ini sering diartikan terlalu sederhana, berupa

penganekaragaman konsumsi pangan pokok, terutama pangan non beras.

Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya mengkonsumsi aneka

ragam pangan dari berbagai kelompok pangan baik pangan pokok, lauk – pauk,

sayuran dan buah dalam jumlah yang cukup. Tujuan utama penganekaragaman

konsumsi pangan adalah untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi dan

mengurangi ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau

kelompok pangan (Baliwati, dkk, 2004).

Page 45: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

23

1. Jenis Bahan Makanan

Bahan makanan disebut juga bahan pangan. Jenis bahan makanan

adalah segala sesuatu yang diperoleh dari berbagai sumber dan disusun

menjadi hidangan atau menu (Yuniarti, 2012). Apabila pola makanan sehari -

hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara

masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan

produktif (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya mengkonsumsi aneka

ragam pangan dari berbagai kelompok pangan baik makanan pokok, lauk

pauk, sayuran dan buah dalam jumlah yang cukup (Baliwati, dkk, 2004).

a. Makanan pokok

Bahan makanan pokok dianggap terpenting didalam susunan

hidangan Indonesia. Dikatakan pokok karena merupakan jumlah

terbesar yang dikonsumsi diantara bahan makanan lain. Bila hidangan

tidak mengandung makanan pokok sering dianggap tidak lengkap dan

orang sering mengatakan belum makan. Makanan pokok yang biasa

dikonsumsi yaitu nasi, roti, mie atau bihun.

b. Lauk – pauk

Kelompok lauk – pauk sering digunakan sebagai sumber protein

utama. Lauk pauk dikenal sebagai protein hewani dan protein nabati.

Bahan pangan hewani seperti daging, ikan, telur, hasil laut sebagai lauk

– pauk, sedangkan bahan pangan nabati yang termasuk lauk – pauk

Page 46: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

24

adalah jenis kacang – kacangan, kedelai, dan hasil olahan seperti tahu

dan tempe.

c. Sayuran

Sayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Bagian

tumbuhan yang dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar

sayur adalah daun), batang (wortel adalah umbi batang), bunga (jantung

pisang), buah muda (labu), sehingga dapat dikatakan bahwa semua

bagian tumbuhan dapat dijadikan bahan makanan sayur (Sediaoetomo,

2004).

d. Buah

Buah adalah bagian dari tanaman yang stukturnya mengelilingi

biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai

fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri.

Menurut Astawan (2008), berdasarkan ketersediaan di pasar, buah

– buahan dapat dibedakan menjadi :

1) Buah bersifat musiman seperti durian, mangga, rambutan, dan

lain – lain.

2) Buah tidak musiman seperti pisang, nanas, pisang, alpukat,

pepaya, semangka dan lain – lain.

2. Jumlah Bahan Makanan (Zat Gizi)

Jumlah bahan makanan adalah berapa banyak makanan yang

dikonsumsi oleh individu setiap harinya dan makanan tersebut memiliki

Page 47: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

25

sejumlah kandungan zat gizi (Persagi, 2006 dalam Yuniarti, 2012). Pola

makan setiap orang akan menentukan jumlah zat – zat gizi yang diperoleh

untuk pertumbuhan dan perkembangannya jumlah makanan yang cukup

sesuai dengan kebutuhan akan menyediakan zat – zat gizi yang cukup, guna

menjalankan kegiatan fisik yang akan dilakukannya, apabila asupan tersebut

kurang maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya serta

prestasinya (Baliwati, 2004).

Tiap jenis makanan dapat memberikan sumbangan zat gizi yang unik.

Pola makan yang baik akan mempengaruhi konsumsi makan seseorang dan

zat – zat gizi dalam tubuh juga terpenuhi dengan baik. Makanan lengkap harus

dipenuhi karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan status gizi

seseorang, pola makan yang baik dicerminkan oleh konsumsi makanan yang

mengandung zat gizi dengan jenis yang beragam dan jumlah yang seimbang

serta dapat memenuhi kebutuhan individu (Suhardjo, 1989).

Angka kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah banyaknya

masing – masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan

mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi

(Paath, Rumdasih & Heryati, 2005 dalam Suci, 2011). Menurut Hartono

(2006), Angka Kecukupan Gizi merupakan rekomendasi asupan berbagai

nutrisi esensial yang dipertimbangkan berdasarkan pengetahuan ilmiah agar

nutrisi tersebut cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan gizi semua orang

sehat.

Page 48: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

26

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Rata – rata yang Dianjurkan Per Orang Per Hari

Umur AKG energi

(Kkal)

AKG protein

(g)

13 – 15 thn (laki – laki) 2400 60

13 – 15 thn (perempuan) 2350 57

Sumber : LIPI, 2004

3. Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari – hari baik

kualitatif maupun kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh

melalui alat – alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama

makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata- rata,

umumnya lambung kosong antara 3 – 4 jam. Maka jadwal makan ini pun

menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Soegeng Santosa, 2004 dalam

Okviani, 2011).

Frekuensi makan seseorang yang merupakan kebiasaan makan

berhubungan erat dengan kecukupan zat gizi. Seorang remaja biasanya tidak

mempunyai pilihan sendiri terhadap makanan yang disenanginya. Sering

terjadi seorang remaja tidak cukup makan tiga kali sehari, terutama pada

waktu pertumbuhan badan maksimal terjadi, yaitu pada umur 13, 14, 15 dan

16 tahun (Suhardjo, 1989).

Page 49: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

27

D. Konsep Dasar Gizi Seimbang

Gizi seimbang yaitu suatu menu makanan yang terdiri dari beranekaragam

makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan

gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel – sel tubuh dan proses

kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Dalam konsep gizi seimbang,

susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat – zat

gizi. Bahan makanan sumber gizi seimbang tersebut dikelompokkan dan

disederhanakan berdasarkan tiga fungsi utama zat – zat gizi, yaitu (1) sumber

energi; (2) sumber zat pembangun; dan (3) sumber zat pengatur. Untuk mencapai

gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran ketiga

kelompok bahan makanan tersebut namun setiap bahan makanan dipilih sesuai

dengan ketersediaan bahan makanan tersebut, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi,

dan kebiasaan makan (Almatsier, 2004).

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan

timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang

diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan

sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang

satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain

sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang (Depkes, 2003).

Page 50: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

28

1. Pedoman Gizi Seimbang

Pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang

diadakan oleh FAO, antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang

yang semula menggunakan slogan sejenis “Basic Four” memperbaiki

menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet”. Ketetapan tersebut dianggap

penting untuk menyiapkan pola hidup sehat dalam menghadapi beban ganda

masalah gizi. Negara berkembang dan miskin bukan hanya menghadapi

masalah kekurangan gizi, tetapi kegemukan dan penyakit degeneratif karena

kelebihan gizi. Keputusan FAO tersebut diterapkan di Indonesia dalam

kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PUGS dan menjadi bagian dari

program perbaikan gizi. Namun, PUGS kurang disosialisasikan sehingga

terjadi pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan

4S5S. Kemudian tahun 2009 secara resmi PGS (Pedoman Gizi Seimbang)

diterima masyarakat, sesuai dengan Undang – Undang Kesehatan Nomor 36

tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam

program perbaikan gizi (Kurniasih, 2010).

Pedoman gizi seimbang (PGS) adalah pedoman dasar tentang gizi

seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di

masyarakat secara baik dan benar (Almatsier, 2006). Gizi seimbang adalah

susunan makanan sehari – hari yang mengandung zat – zat gizi dalam jenis

dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan

prinsip keanekaragaman makanan atau variasi makanan, aktivitas fisik,

Page 51: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

29

kebersihan dan berat badan ideal (Kurniasih, dkk, 2010). Pedoman Gizi

Seimbang digambarkan dalam logo berbentuk kerucut yang dikenal dengan

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS).

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang

Sumber : Kurniasih, dkk, 2010

TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan

dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan

menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut).

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) berisi 4 prinsip gizi seimbang yang

diharapkan menjadi sarana, pedoman atau acuan bagi provider dalam

pendidikan gizi masyarakat dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat

untuk berperilaku hidup sehat melalui konsumsi pangan seimbang (Kurniasih,

dkk, 2010). Selain itu juga PGS diharapkan menjadi pedoman praktis untuk

mengatur makanan sehari – hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan

mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, 2004)

Page 52: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

30

Adapun 4 prinsip gizi seimbang, sebagai berikut :

a. Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam

Membiasakan makan makanan yang beraneka ragam adalah

prinsip pertama dari Gizi Seimbang yang universal. Artinya, setiap

manusia dimana saja membutuhkan makanan yang beraneka ragam atau

bervariasi, karena tak ada satupun makanan yang mengandung seluruh

zat gizi yang dibutuhkan tubuh, kecuali ASI.

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari – hari yang

dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat

tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis

makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip

penganekaragaman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali

makan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan yaitu

makanan pokok, lauk – pauk, sayur dan buah (Depkes, 2003).

Pola makan bergizi seimbang mengatur secara proporsional

keragaman golongan makanan, baik dalam jenis maupun jumlah sesuai

dengan kebutuhan.

1) Karbohidrat

Sebagian energi berasal dari karbohidrat, maka makanan

sumber karbohidrat digolongkan sebagai makanan pokok. Dalam

Tumpeng Gizi Seimbang sumber karbohidrat diletakkan sebagai

dasar tumpeng. Para pakar menetapkan rentang konsumsi

Page 53: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

31

karbohidrat sebesar 45 – 65% dari kebutuhan energi total

(Kurniasih, dkk, 2010). Rata – rata energi total per hari yang

berasal dari konsumsi karbohidrat masyarakat Indonesia sekitar

60 – 70%.

2) Lemak

Didalam makanan, lemak berfungsi sebagai pelezat

makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan

berlemak. Lemak pun berfungsi sebagai pelarut beberapa

vitamin (vitamin A, D, E dan K) dan pelindung berbagai organ

tubuh. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang makanan sumber lemak

diletakkan pada puncak Tumpeng Gizi Seimbang karena

penggunaanya dianjurkan seperlunya. Lemak berlebihan dapat

mendorong terjadinya kegemukan serta berbagai masalah

kesehatan pembuluh darah dan jantung akibat kadar kolesterol

darah yang melebihi normal (Kurniasih, dkk, 2010). Konsumsi

lemak dianjurkan 25 – 30% dari kebutuhan energi (Depkes,

2003).

Dalam bentuk makanan, tinggi kadar lemaknya antara lain

semua jenis tart yang terbuat dari banyak telur dan mentega,

rendang daging, gulai jeroan, otak dan lain – lain. Makanan

inilah yang dianjurkan untuk dikurangi dalam hidangan sehari –

hari terutama bagi orang yang gemuk dan lanjut usia.

Page 54: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

32

3) Protein

Protein tidak dapat berfungsi baik dalam tubuh tanpa

kecukupan sumber energi lain (karbohidrat dan lemak) dan zat –

zat gizi mikro. Protein dapat diperoleh dari dua sumber yaitu

makanan hewani (telur, ikan, daging, susu dan hasil olahannya)

dan makanan nabati (kacang – kacangan).

Dalam Tumpeng Gizi Seimbang, makanan sumber protein

hewani dan nabati diletakkan berdekatan pada level yang sama

dibawah puncak tumpeng. Konsumsi kedua jenis protein juga

dianjurkan dengan porsi yang sama. Jumlah protein yang harus

dikonsumsi yaitu Laki – laki 60 g/hari, Perempuan 57 g/hari.

Menurut Kemenkes (2010) yaitu 80% dari AKG.

4) Vitamin A

Sumber Vitamin A adalah hati, telur, susu (di dalam

lemaknya) dan mentega. Sumber Karoten adalah daun singkong,

daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel,

tomat, jagung manis, pepaya, nangka masak dan jeruk. Vitamin

A berpengaruh terhadap sintesis protein.

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel

epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan tulang gigi

(Almatsier, 2002).

Page 55: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

33

5) Vitamin C

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang

dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke dalam

saluran darah dan diedarkan keseluruh tubuh. Pada umumnya

tubuh menahan vitamin C sangat sedikit. Kelebihan vitamin C

dibuang melalui air kemih. Oleh karena itu bila seseorang

mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar, sebagian besar

akan dibuang keluar, terutama bila orang tersebut mengkonsumsi

makanan yang bergizi tinggi, sebaliknya bila buruk keadaan gizi

seseorang, maka sebagian besar dalam jumlah itu dapat ditahan

oleh jaringan tubuh (Winarno, 1997 dalam Amelia, 2008).

Vitamin C memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai

koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat

kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam

reaksi-reaksi hidroksilasi. Kekurangan vitamin C dapat

menyebabkan luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang -

kadang jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan timbul

gangguan saraf. Vitamin C umumnya hanya terdapat di dalam

pangan nabati, yaitu sayur dan buah, terutama yang asam seperti

jeruk, nanas, rambutan, dan tomat.

Page 56: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

34

6) Zat Besi (Fe)

Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi

tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis

(pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb). Di

samping itu berbagai jenis enzim memerlukan Fe sebagai faktor

penggiat. Pada wanita subur, lebih banyak Fe terbuang dari

badan dengan adanya menstruasi sehingga kebutuhan akan Fe

pada wanita dewasa lebih tinggi daripada laki-laki (Sediaoetama

1996). Apriadji (1986) mengemukakan bahwa remaja berumur

antara 10 sampai 19 tahun membutuhkan kalsium dan zat besi

lebih banyak daripada umur sebelum atau sesudahnya. Puncak

pertumbuhan paling pesat dicapai pada umur-umur tersebut.

Kalsium dan zat besi sangat dibutuhkan untuk menunjang

pesatnya perkembangan anggota tubuh.

Page 57: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

35

Tabel 2.4 Indikator Kecukupan Zat Gizi Pada Remaja

Usia 13 – 15 Tahun Zat gizi Indikator

Karbohidrat 45 – 65% dari kebutuhan energi total.

Lemak 25 – 30% dari kebutuhan energi total.

Protein Laki – laki : 60 g/hari

Perempuan : 57 g/hari

Menurut Kemenkes (2010) yaitu 80%

dari AKG.

Vitamin A Laki – laki : 600 RE

Perempuan : 600 RE

Vitamin C Laki – laki : 75 mg

Perempuan : 65 mg

Zat besi (Fe) Laki – laki : 19 mg

Perempuan : 26 mg

Sumber : Depkes, (2003), Kurniasih, dkk (2010) dan LIPI, (2004)

b. Pentingnya pola hidup bersih

Prinsip kedua dari pola makan dengan gizi seimbang adalah

pentingnya pola hidup bersih. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,

kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

Page 58: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

36

masyarakat (Kemenkes, 2011). Pola makan bergizi seimbang akan

menjadi tak berguna bila tidak diikuti dengan penerapan prinsip dan

kebiasaan hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan

air bersih dan sabun, menyajikan makanan dalam keadaan tertutup agar

tidak mudah dihinggapi lalat dan serangga, serta mencuci sayur dan buah

dengan air bersih (Kurniasih, 2010).

Tabel 2.5 Prinsip Pola Hidup Bersih dan Sehat pada Remaja Berdasarkan

Pedoman Gizi Seimbang

No. Prinsip PHBS

1. Mencuci tangan sebelum makan dengan air bersih dan sabun.

2. Menjaga kebersihan mulut dan gigi.

3. Menutup makanan dengan tudung saji.

5. Memilih jajanan makanan dan minuman yang aman.

6. Tidak merokok.

7. Tidak menggunakan narkoba.

8. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Sumber : Kurniasih, 2010

Kebiasaan hidup bersih pada remaja harus diterapkan sejak kecil,

terutama mengenai cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan

mulut dan gigi, menutup makanan dengan tudung saji, memilih jajanan

makanan dan minuman yang aman. Selain pola hidup bersih, khusus

Page 59: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

37

untuk remaja perlu diperhatikan pola hidup sehat, seperti tidak merokok,

tidak menggunakan narkoba, dan tidak mengkonsumsi minuman

beralkohol. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pola makan yang tidak

bergizi seimbang dan merugikan kesehatan (Kurniasih, 2010)

c. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga

Prinsip yang ketiga adalah kesesuaian atau keseimbangan antara

asupan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas (Kurniasih, 2010).

Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah sesuatu yang

menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan

fisik, seperti : berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain (Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).

Menurut Kartono (1992) dalam Amelia (2008) bersama remaja akan

melakukan kegiatan yang menyenangkan. Bila kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan secara rutin oleh remaja, maka akan terbentuk pola aktivitas

yang berbeda dengan aktivitas sebelumnya. Pola aktivitas remaja

didefenisikan sebagai kegiatan yang biasa dilakukan oleh remaja sehari –

hari sehingga akan membentuk suatu pola. Pola aktivitas remaja dapat

dilihat dari bagaimana cara remaja mengalokasikan waktunya selama 24

jam dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu jenis kegiatan

secara rutin dan berulang-ulang.

Aktivitas fisik merupakan komponen utama dari energi yang

dikeluarkan yaitu sekitar 20 – 50% (Aryanti, 2008). Bila energi yang

Page 60: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

38

masuk lebih kecil dari kebutuhan energi untuk beraktivitas, berat badan

akan turun dan dapat menjadi kurus. Sebaliknya bila asupan energi yang

masuk lebih besar, dapat menjadi gemuk. Aktivitas fisik dibagi menjadi

aktivitas ringan, sedang, dan berat (Almatsier, 2004).

Tabel 2.6 Pengelompokkan Aktivitas Fisik

Kelompok

aktivitas

Fisik

Jenis kegiatan

Ringan 75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri.

25% waktu digunakan untuk berdiri atau bergerak.

Sedang 40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri.

60% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

Berat 25% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri.

75% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 dengan penyesuaian oleh Muhilal, dkk,

Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi V, 1994, dalam

Almatsier (2004).

Menurut Novikasari (2003) dalam Amelia (2008), kegiatan fisik

cukup besar pengaruhnya terhadap kestabilan berat badan. Semakin aktif

seseorang melakukan aktivitas fisik, energi yang diperlukan semakin

banyak. Tubuh yang besar memerlukan energi yang lebih banyak

dibandingkan tubuh yang kecil untuk melakukan kegiatan fisik. Apabila

Page 61: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

39

aktivitas fisik ringan maka energi yang dikeluarkan lebih kecil daripada

asupan energi. Hal ini bila lama terjadi dalam kurun waktu yang relatif

lama dapat berakibat terjadi penumpukan lemak yang akhirnya terjadi

berat badan lebih bahkan bisa terjadi obesitas. Masalah kelebihan gizi

berakibat pada kegemukan dan penyakit degeneratif.

Apabila aktifitas fisik berat maka energi yang dikeluarkan lebih

besar daripada asupan energi. Hal ini bila lama terjadi dalam kurun waktu

yang relatif lama dapat terjadi kekurusan atau berat badan kurang. Berat

badan kurang atau kekurangan gizi dapat berakibat menurunnya

kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi, kekurangan

energi juga dapat menurunkan produktivitas kerja dan sulit dalam

menerima pendidikan serta pengetahuan (Mujur, 2011). Oleh sebab itu,

untuk mencegah timbulnya berbagai dampak tersebut perlu membiasakan

hidup aktif bergerak dan berolahraga teratur. Olahraga merupakan bagian

dari pola hidup bergizi seimbang (Kurniasih, 2010).

d. Pentingnya berat badan ideal

Badan yang sehat antara lain ditengarai dengan kemampuan tubuh

untuk mempertahankan berat badan ideal. BB ideal adalah berat badan

yang serasi dengan tinggi badan menurut rumus tertentu, yaitu BB (kg)

dibagi dengan TB (meter) kuadrat. Hasilnya disesuaikan dengan standar

yang telah ditentukan.

Page 62: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

40

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat – zat gizi (Almatsier, 2004). Untuk mencapai status

gizi baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman

untuk dikonsumsi dan dapat memenuhi yang ditentukan oleh berbagai

faktor, antara lain : umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan dan

tinggi badan, keadaan fisiologis dan kedaan kesehatan (Hermina, 1993

dalam Amelia, 2008).

Berdasarkan penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMPN 4

Tompobulu didapatkan bahwa persentase responden paling banyak untuk

asupan energi tidak sesuai AKG namun status gizi normal sebesar 57,3%,

asupan protein sesuai AKG namun status gizi normal sebesar 57,3%,

asupan lemak tidak sesuai AKG namun berat badan normal sebesar

64,6% dan asupan karbohidrat tidak sesuai AKG namun status gizi

normal 53,7%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak ada hubungan

antara asupan zat gizi dengan status gizi. Meskipun demikian status gizi

tidak secara tunggal dipengaruhi oleh pola makan karena status gizi

bersifat multifaktor. Menurut Bayu Krisnamurti (2000) dalam Hendrayati

(2010) menjelaskan aspek lain yaitu ketahanan pangan sebagai variabel

kuat berhubungan dengan status gizi. Selain itu juga kesehatan remaja

erat kaitannya dengan status gizi.

Pengukuran status gizi untuk anak umur diatas lima tahun sampai

18 tahun diukur berdasarkan Z score dengan menggunakan perbandingan

Page 63: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

41

indeks massa tubuh terhadap umur (IMT/U). Status gizi dikategorikan

menjadi sangat kurus, kurus, normal, gemuk, dan obesitas (Kemenkes,

2011). Pemantauan status gizi dilakukan secara berkala misalnya dengan

menimbang berat badan setiap hari dan mengukur tinggi badan setiap

bulan untuk menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) (Depkes, 2002).

Tabel 2.7

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut

Umur (IMT / U) Anak Umur 5 – 18 Tahun

Klasifikasi Ambang Batas (Z – Score)

Sangat kurus < -3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Sumber : Kemenkes, 2011

Memahami dan mempraktikkan pola hidup sehat berprinsip gizi

seimbang merupakan salah satu upaya mencapai dan mempertahankan

berat badan ideal demi kebugaran dan kesehatan tubuh (Kurniasih, 2010).

Page 64: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

42

E. Dampak praktek tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang

Masa remaja adalah saat terjadinya perubahan – perubahan yang cepat,

sehingga asupan zat gizi remaja harus diperhatikan benar agar mereka dapat

tumbuh optimal. Apalagi di masa ini, aktivitas fisik remaja pada umumnya lebih

banyak. Selain disibukkan dengan berbagai aktivitas disekolah, umumnya

mereka mulai pula menekuni berbagai kegiatan. Hal tersebut akan menguras

energi, yang berujung pada keharusan untuk menyesuaikannya dengan asupan

gizi yang seimbang (Kurniasih, dkk, 2010).

Pola hidup yang tidak sesuai dengan gizi seimbang beresiko menyebabkan

kekurangan gizi dan juga dapat terjadi gizi lebih atau obesitas (Kurniasih, dkk,

2010). Masalah gizi tersebut memiliki dampak masing – masing, seperti :

1. Dampak apabila terjadi Gizi kurang, yaitu :

a. Kurang Energi Protein (KEP)

KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan

protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi

lain. KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi,

dalam makanan sehari – hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi

(AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa

nutrisi lainnya (Hidajat, dkk, 2006).

Akibat yang akan terjadi karena KEP ini secara umum yaitu :

1) Sering terserang penyakit dan penyakit yang diderita akan

semakin parah,

Page 65: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

43

2) Pertumbuhan tidak sempurna,

3) Perkembangan fisik dan mental terhambat menyebabkan IQ

rendah serta produktivitas belajar berkurang,

4) Jika keadaannya parah dapat menyebabkan kematian

(Proverawati,dkk, 2010).

b. Kurang Vitamin A (KVA)

KVA atau defisiensi vitamin A merupakan keadaan dimana tubuh

mengalami kekurangan kadar vitamin A. KVA dapat terjadi apabila

seseorang kurang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung

cukup vitamin A (Proverawati,dkk, 2010).

Akibat yang terjadi pada seorang yang mengalami kva adalah :

1) Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi

(misalnya sakit batuk, diare, dan campak).

2) Rabun senja (seseorang tidak dapat melihat suatu benda, jika ia

berjalan dari tempat yang terang ke tempat yang gelap). Rabun

senja dapat mengakibatkan kebutaan.

3) Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan

bentuk tulang tidak normal.

4) Defisiensi vitamin A menyebabkan berkurangnya nafsu makan.

Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah,

kemungkinan melalui interaksi dengan besi (Almatsier 2002).

Page 66: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

44

c. Anemia defisiensi zat besi.

Masalah anemia pada remaja perlu mendapat perhatian khusus,

terutama pada remaja perempuan. Karena perempuan akan menjadi calon

ibu, hal ini juga terkait dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan

di Indonesia (Kurniasih, dkk, 2010). Anemia gizi adalah keadaan dimana

kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari

normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur

makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi

tersebut (Arisman, 2007). Anemia defisiensi besi terjadi pada tahap

anemia tingkat berat (severe) yang berakibat pada rendahnya kemampuan

tubuh memelihara suhu, bahkan dapat mengancam kematian (Departemen

Gizi FKM UI, 2009).

Makanan yang mengandung zat besi adalah bahan makanan yang

kebanyakan berasal dari daging hewan. Serapan zat besi dari sumber

makanan makanan tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20 –

30%. Namun sebagian besar penduduk dinegara berkembang belum

mampu menghadirkan bahan makanan tersebut di meja makan. Ditambah

dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu

penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada waktu

makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah (Arisman, 2007).

Page 67: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

45

2. Dampak apabila terjadi Gizi lebih atau obesitas, yaitu :

a. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan pada dinding –

dinding pembuluh darah secara konsisten lebih tinggi dari normal.

Hipertensi menyebabkan jantung lebih keras bekerja; makin tinggi

tekanan darah; makin keras kerjanya, maka semakin keras besar resiko

serangan jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi umumnya disebabkan

oleh kegemukan, mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam

berlebihan, mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok, diabetes, stres,

kekurangan zat gizi pada usia dini, memiliki riwayat keluarga hipertensi

(Kurniasih, dkk, 2010).

b. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan

pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner.

Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses aterosklerosis atau

spasme atau kombinasi keduanya. Aterosklerosis yang terjadi karena

timbunan kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah

secara perlahan-lahan (Ulfa, 2000 dalam Supriyono, 2008).

Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak –

kanak, tetapi baru manifes pada usia dewasa, usia pertengahan atau usia

lanjut. Selain proses aterosklerosis ada juga proses lain, yakni spasme

(penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis,

Page 68: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

46

yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia

(Ulfa, 2000 dalam Supriyono, 2008). Penyakit akibat penyempitan

pembuluh darah koroner ini disebabkan oleh kegemukan, hipertensi,

rokok, stres, genetik, usia dan diabetes (Kurniasih, dkk, 2010).

c. Diabetes melitus

Diabetes melitus adalah kondisi fisiologis yang mempengaruhi cara

tubuh menggunakan energi dari zat gula, zat pati, dan zat – zat gizi lain.

Karbohidrat (gula dan pati) tidak menyebabkan diabetes. Sebaliknya,

hormon insulin yang dihasilkan pankreas tidak diproduksi atau tidak

bekerja benar dalam tubuh, sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana

mestinya untuk metabolisme energi. Jenis diabetes yang paling banyak

diderita (90 – 95%) adalah diabetes tipe 2 yang kejadiannya meningkat

dengan tingkat kegemukan, pola hidup kurang gerak, dan penduduk usia

lanjut (Kurniasih, dkk, 2010).

F. Penilaian Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan sehari – hari dapat dilihat berdasarkan umur, berat

badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Banyak atau sedikitnya zat gizi yang

dikonsumsi melalui makanan menentukan status gizi seseorang.

Penilaian konsumsi makanan dapat digunakan beberapa metode, antara

lain:

Page 69: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

47

1. Metode Food Frequency Quetioner (FFQ)

Metode Food Frequency Quetioner (FFQ) bertujuan untuk memperoleh

data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi

selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun (Supariasa, dkk,

2002).

Metode ini dapat pula digunakan untuk memperoleh gambaran pola

konsumsi makanan secara kualitatif. Metode ini paling sering digunakan

dalam penelitian epidemiologi gizi, karena periode pengamatannya lebih lama

dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat

gizi (Supariasa, dkk, 2002).

Kuesioner frekuensi makan memuat tentang daftar bahan makanan atau

makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu.

Bahan makanan yang ada dalam kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi

dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden (Supariasa, dkk, 2002).

Kelebihan metode frekuensi makanan adalah relatif murah dan

sederhana, dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan

latihan khusus, dan dapat membantu menjelaskan hubungan antara penyakit

dan kebiasaan makan. Kekurangan metode frekuensi makanan adalah tidak

dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari, sulit mengembangkan

kuesioner pengumpulan data, cukup menjemukan bagi pewawancara, perlu

membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan

Page 70: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

48

yang akan masuk dalam daftar kuesioner, dan responden harus jujur dan

mempunyai motivasi tinggi (Supariasa, 2002).

2. Metode Food Recall 24 Jam

Prinsip dari metode ini adalah dilakukan dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan maknan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam

metode ini, responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum

selama 24 jam yang lalu (Supariasa,dkk, 2002).

Hal terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan metode ini

data yang diperoleh cenderung lebih lebih bersifat kualitatif. Namun untuk

mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu

ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring,

dan lain – lain) dan ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari – hari

(Sanjur, 1997 dalam Supariasa,dkk, 2002).

Metode Food Recall 24 Jam memiliki kelebihan dan kekurangan,

sebagai berikut (Supariasa,dkk, 2002) :

Kelebihan Metode Food Recall 24 Jam, yaitu :

a. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.

b. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

c. Cepat sehingga dapat mencakup banyak responden.

d. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

Page 71: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

49

e. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar – benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kekurangan Metode Food Recall 24 Jam, yaitu :

a. Ketepatanya sangat tergantung pada daya ingat responden.

b. Makanan yang disantap kemarin mungkin bukan makanan yang biasa

disantap.

c. Orang sering tidak melaporkan makanan yang memalukan, misalnya petai

atau alkohol.

d. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus

untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi

responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under

estimate).

3. Estimated Food Frequency

Metode ini disebut juga food records, yang digunakan untuk mencatat

jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat

semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam ukuran

rumah tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam

periode tertentu (2 – 4 hari berturut – turut), termasuk cara persiapan dan

pengolahan makanan tersebut.

4. Food weighing

Pada metode penimbangan makanan, responden menimbang dan

mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama satu hari. penimbangan

Page 72: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

50

makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana

penelitian dan tenaga yang tersedia (supariasa, 2002).

Kelebihan metode ini adalah data yang diperoleh lebih akurat atau

teliti, sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu dan cukup mahal

karena perlu peralatan, bila penimbangan dilakukan dalam periode yang

cukup lama, maka responden dapat merubah kebiasaan makan mereka, tenaga

pengumpul data harus terampil dan terlatih (supariasa, 2002).

Page 73: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

51

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Kurniasih (2010) dan Suhardjo, 1989

Pedoman Gizi Seimbang

Pola hidup bersih

Aktivitas fisik

Berat badan ideal

Pola konsumsi makanan

1. Jenis bahan

makanan

2. Jumlah zat gizi

makanan

3. Frekuensi makan

Page 74: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

52

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari – hari yang mengandung

zat – zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,

dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan atau variasi

makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal (Kurniasih, dkk,

2010).

Pola konsumsi makanan dapat digambarkan berdasarkan teori Suhardjo

(1989) dimana pola konsumsi makanan digambarkan oleh jenis bahan

makanan, jumlah zat gizi dan frekuensi makan. Jenis bahan makanan terdiri

dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Dimana pola konsumsi

makanan yang ideal yaitu dalam setiap kali makan terdiri dari makanan

pokok, lauk pauk, sayur dan buah.

Untuk mempermudah penghitungan maka jumlah zat gizi ditentukan

dengan tingkat kecukupan zat gizi dimana pemenuhan zat gizi tersebut sesuai

dengan kebutuhan terutama pada remaja, seperti energi, karbohidrat, protein,

lemak, vitamin A, C, dan Fe. Kecukupan zat – zat gizi tersebut disesuaikan

dengan Pedoman Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi.

Frekuensi makan berkaitan dengan intensitas makan dan jumlah

konsumsi dalam setiap jenis bahan makanan. Intensitas makan dilihat dengan

berapa kali makan dalam sehari. Untuk jumlah konsumsi dalam setiap jenis

bahan makanan dilihat berdasarkan jenis bahan makanan, yaitu makanan

Page 75: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

53

pokok, lauk pauk, sayur dan buah dikonsumsi pada beberapa waktu tertentu.

Kerangka konsep yang akan digunakan oleh penulis dapat dilihat pada bagan

berikut ini.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Berat Badan Ideal Pola hidup bersih Aktivitas fisik

Praktek Pedoman Gizi

Seimbang

Pola konsumsi makanan

1. Jenis bahan

makanan

2. Jumlah zat gizi

makanan

3. Frekuensi makan

Page 76: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

54

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Remaja Kelompok peralihan

dari anak – anak ke

dewasa berdasarkan

atas usia.

Wawancara Kuesioner

(tanggal dan

tahun lahir)

1. Remaja awal (usia 11 –

13 tahun)

2. Remaja pertengahan (usia

14 – 16 tahun)

(Soetjiningsih, 2007)

Ordinal

Pola hidup

bersih

Sekumpulan perilaku

pada remaja yang

ditunjukkan dengan

jawaban kuesioner.

Wawancara Kuesioner 1. Sesuai PGS, jika jumlah

skor > nilai mean.

2. Tidak sesuai PGS, jika

jumlah skor ≤ nilai mean

.

Ordinal

Aktivitas

fisik

Sesuatu yang

menggunakan energi

untuk melakukan

Wawancara Metode

catatan harian

aktivitas fisik

1. Aktivitas fisik ringan,

jika 75% waktu

digunakan untuk duduk

Ordinal

Page 77: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

55

berbagai kegiatan

sehari – hari.

atau berdiri. 25% waktu

digunakan untuk berdiri

atau bergerak.

2. Aktivitas fisik sedang,

jika 40% waktu

digunakan untuk duduk

atau berdiri. 60% waktu

digunakan untuk aktivitas

pekerjaan tertentu.

3. Aktifitas fisik berat, jika

25% waktu digunakan

untuk duduk atau berdiri.

75% waktu digunakan

untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

Berat Badan

Ideal

Kondisi fisik

berdasarkan Indeks

Massa Tubuh (IMT)

Wawancara Kuesioner 1. Sangat kurus

2. Kurus

3. Normal

4. Gemuk

Ordinal

Page 78: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

56

5. Obesitas

(Kemenkes, 2011)

Jenis bahan

makanan

Kelompok pangan

yang dikonsumsi pada

setiap harinya (makan

pagi, siang dan

malam).

Wawancara metode Food

Recall 2x24

jam

1. Sesuai PGS, jika terdiri

dari makanan pokok, lauk

pauk, sayur dan buah.

2. Tidak sesuai PGS, jika

tidak terdiri dari makanan

pokok, lauk pauk, sayur

dan buah.

(Kurniasih, dkk, 2010 dan

Depkes, 2003)

Ordinal

Tingkat

kecukupan

zat gizi

Konsumsi zat – zat

gizi yang diperoleh

dari sejumlah bahan

makanan dalam sehari

dibandingkan dengan

Angka Kecukupan

Gizi.

wawancara metode Food

Recall 2x24

jam

a. Kecukupan Energi

1. Sesuai AKG, jika ≥

70% dari AKG

(perempuan : 2350

Kkal, laki – laki :

2400 Kkal).

2. Tidak sesuai AKG,

jika < 70% dari AKG

Ordinal

Page 79: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

57

(perempuan : 2350

Kkal, laki – laki :

2400 Kkal)

b. Kecukupan karbohidrat

1. Sesuai AKG, jika ≥ 45

– 65% dari kebutuhan

energi total.

2. Tidak sesuai AKG,

jika < 45 – 65% dari

kebutuhan energi

total.

c. Kecukupan lemak

1. Sesuai AKG, jika ≤ 25

– 30% dari kebutuhan

energi total.

2. Tidak sesuai AKG,

jika > 25 – 30% dari

kebutuhan energi

total.

Page 80: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

58

d. Kecukupan protein

1. Sesuai AKG, jika ≥

80% dari AKG

(perempuan : 57 gram,

laki – laki : 60 gram).

2. tidak sesuai AKG, jika

< 80% dari AKG

(perempuan : 57 gram,

laki – laki : 60 gram).

e. vitamin A

1. sesuai AKG, jika ≥

AKG (600 RE)

2. tidak sesuai AKG, jika

< AKG (600 RE)

f. vitamin C

1. sesuai AKG, jika ≥

AKG (perempuan : 65

mg, laki – laki : 75

mg).

Page 81: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

59

2. tidak sesuai AKG, jika

< AKG (perempuan :

65 mg, laki – laki : 75

mg).

g. Fe

1. Sesuai AKG, jika ≥

AKG (perempuan : 26

mg, laki – laki : 19

mg).

2. tidak sesuai AKG, jika

< AKG (perempuan :

26 mg, laki – laki : 19

mg).

(Kurniasih, dkk, 2010 dan

Kemenkes, 2010)

Frekuensi

makan

Intensitas makan

(jadwal makan) dan

jumlah konsumsi

setiap jenis bahan

wawancara Kuesioner dan

FFQ

a. Jadwal makan dalam

sehari

1. 1 kali

2. 2 kali

Ordinal

Page 82: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

60

makanan.

3. 3 kali

4. Lebih dari 3 kali

(Suhardjo, 1989)

b. Jumlah konsumsi setiap

jenis bahan makanan

1. Sesuai PGS, jika

makanan pokok 3 – 8

kali (porsi) per hari,

lauk - pauk 2 – 3 kali

(porsi) per hari, sayur

3 – 5 kali (porsi) per

hari, dan buah 2 – 3

kali (porsi) per hari.

2. Tidak sesuai PGS, jika

tidak memenuhi

kriteria diatas.

(Kurniasih, 2010)

Page 83: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

61

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian epidemiologi deskriptif

untuk melihat gambaran praktek pedoman gizi seimbang pada remaja. Menurut

Notoatmodjo (2005), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa (remaja putra dan putri)

MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun ajaran 2013

yang terdiri dari kelas VII dan VIII yang terdaftar sebagai siswa MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelas IX tidak diikutsertakan

karena dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional. Jumlah siswa kelas VII

dan kelas VIII sebanyak 507 siswa.

Page 84: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

62

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2002). Pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan secara systematic random sampling. Hal tersebut

dilakukan karena tersedianya absen kelas sehingga mempermudah dalam

pengambilan sampel khususnya sampling frame. Sampel ditentukan dengan

cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel

yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Kemudian sampel diambil

dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1

sampai dengan n (Notoatmodjo, 2002).

Dari hasil perhitungan di dapat jumlah sampel sebanyak 96 siswa.

Jumlah sampel ditentukan dengan rumus :

Keterangan :

n = estimasi jumlah sampel

Z2= derajat kepercayaan 1,96 pada nilai α 95%

p = perkiraan proporsi siswa MTs

Page 85: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

63

q = 1 – p

d = derajat ketelitian

Jadi total sampel sebanyak 96 siswa. Penentuan sampel, sebagai

berikut :

Interval sampel = Jumlah Populasi : Sampel yang diinginkan

Interval sampel = 507 : 96

= 5,3 dibulatkan menjadi 5.

Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang

mempunyai nomor kelipatan 5.

D. Jenis Data yang Dikumpulkan, Instrumen Penelitian, Uji Coba Instrumen dan Cara Pengumpulannya

1. Jenis Data yang Dikumpulkan

a. Data Primer

1) Data karakteristik responden meliputi nama, kelas, tanggal lahir dan

jenis kelamin.

2) Data jenis bahan makan meliputi makanan pokok, lauk – pauk,

sayur dan buah.

3) Data jumlah bahan makanan meliputi kecukupan energi,

karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin C, dan zat besi (Fe).

4) Data frekuensi makan meliputi jumlah berapa kali makan dan

jumlah konsumsi setiap jenis bahan makanan.

Page 86: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

64

5) Data aktivitas fisik berupa jenis aktivitas fisik yang biasa dilakukan

oleh responden selama satu hari dengan menggunakan catatan

harian aktivitas fisik. Data aktivitas fisik juga akan digunakan untuk

menentukan tingkat kecukupan zat gizi pada setiap responden yaitu

kebutuhan energi total.

6) Data pola hidup bersih berupa pertanyaan mengenai pola hidup

bersih berdasarkan pada Pedoman Gizi Seimbang. Data ini

diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

7) Data berat badan ideal didapatkan dengan menentukan status gizi

responden. Status gizi diperoleh dengan mengukur tinggi badan dan

berat badan yang kemudian disesuaikan dengan standar yang

ditentukan. Data pengukuran tinggi badan dan berat badan

digunakan juga untuk menentukan kebutuhan energi total

responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum MTs. Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen

1) Data karakteristik responden, frekuensi makan dan pola hidup

bersih diteliti dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik, sudah matang,

Page 87: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

65

dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda – tanda tertentu (Notoadmojo, 2005).

2) Data jenis bahan makanan diperoleh dengan instrumen formulir

Food Recall 2 x 24 jam dan dibantu dengan menggunakan Food

Model. Pada Food Recall 24 jam responden menceritakan semua

yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (Supariasa,

dkk, 2002). Food Model adalah sekumpulan model dari beberapa

item pangan dalam ukuran dan bentuk yang sama layaknya seperti

pangan sebenarnya (Siagian, 2010).

3) Data tingkat kecukupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan

metode ingatan 2 x 24 jam (Food Recall 2 x 24 hours), dengan

menggunakan instrumen kuesioner metode ingatan 24 jam dan

dibantu dengan Food model.

4) Data frekuensi makan diperoleh dengan metode Food Frequency

Questionaire (FFQ).

5) Data pola hidup bersih diperoleh dengan kuesioner.

6) Data aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan catatan harian

aktivitas fisik. Catatan harian aktivitas (activity diary) merupakan

instrumen subjektif yang memerlukan kerja sama dengan orang

yang diteliti, subjek diminta untuk mencatat semua aktivitasnya

selama suatu periode waktu tertentu (Gibney, 2009).

Page 88: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

66

7) Data berat badan ideal diperoleh dengan mengukur tinggi badan

dengan alat ukur microtoise dan menimbang berat badan dengan

alat timbangan injak.

b. Uji Coba Instrumen

Instrumen adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2005). Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen

dilakukan uji coba kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas sangat

penting dilakukan mengingat kesimpulan penelitian hanya akan dapat

dipercaya bila didasarkan pada informasi yang akurat. Data yang

dikumpulkan tidak akan berguna apabila alat ukur yang digunakan tidak

memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Pertanyaan dikatakan

valid jika r hasil lebih besar dari r tabel. Pertanyaan dikatakan reliabel

jika

Dari hasil uji validitas kuesioner pola hidup bersih dan sehat tahap

awal, dari 10 pertanyaan terdapat 1 pertanyaan yang memiliki r hitung

lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak valid dan harus

dibuang. Setelah pertanyaan tersebut dibuang dan dilakukan uji validitas

kedua didapatkan hasil r hitung lebih besar dari r tabel sehingga

pertanyaan dinyatakan valid. Dari hasil r hitung tersebut didapatkan juga

r hitung lebih kecil dari r alpha yaitu 6 pertanyaan sehingga keenam

pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel dan 4 pertanyaan lainnya

Page 89: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

67

dinyatakan tidak reliabel. Namun karena pertanyaan tersebut penting

dan sangat berkaitan dengan pola hidup bersih dan sehat pada remaja,

maka peneliti tetap memasukkan semua pertanyaan tersebut dengan

menyederhanakan kalimatnya. Setelah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas tahap akhir didapatkan bahwa semua pertanyaan dinyatakan

valid karena r hitung lebih besar dari r tabel. Ke sepuluh pertanyaan

tersebut juga dinyatakan reliable karena r hitung lebih kecil dari r alpha.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Data tentang karakteristik responden meliputi nama, kelas, tanggal lahir

dan jenis kelamin. Frekuensi makan meliputi jumlah berapa kali makan

dalam sehari serta data aktivitas fisik. Data tersebut diperoleh dengan

membagikan kuesioner kepada responden yang terlebih dahulu

diberikan pengarahan oleh peneliti, kemudian kuesioner tersebut diisi

sendiri oleh responden yang bersangkutan.

b. Data jenis bahan makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk –

pauk, sayur dan buah. Data tingkat kecukupan zat gizi yang meliputi

kecukupan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, C dan zat besi

(Fe) didapatkan dengan metode wawancara oleh peneliti dengan

menggunakan metode Food Recall 2 x 24 jam. Untuk mempermudah

dalam estimasi pengukuran bahan makanan antara enumerator dan

responden digunakan Food Model sebagai alat bantu.

Page 90: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

68

c. Data tingkat kecukupan zat gizi diperoleh secara kuantitatif yaitu jumlah

asupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein lemak, vitamin A, C dan zat

besi) diperoleh dengan metode ingatan 2 x 24 jam (Food Recall 2 x 24

hours), dengan menggunakan instrumen kuesioner metode ingatan 24

jam dan Food model. Responden diwawancara mengenai konsumsi

mereka dalam satu hari kemarin mulai dari pagi hari, siang hari sampai

malam hari. Responden juga harus menyebutkan jumlah bahan makanan

yang mereka konsumsi, untuk mempermudah dalam mengestimasi maka

dibantu dengan menggunakan food model. Hasil dari data tersebut

diolah dengan menggunakan software nutrisurvey. Asupan zat gizi

dijumlahkan, dirata – rata perhari kemudian dibandingkan dengan

Pedoman Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi serta

menggunakan Daftar Kebutuhan Bahan Makanan (DKBM).

d. Data frekuensi makan mengenai intensitas konsumsi setiap jenis bahan

makanan diperoleh dengan metode Food Frequency Questionaire

(FFQ) yang dilaksanakan pada hari sekolah dan dilakukan dengan

menanyakan jenis serta intensitas konsumsi setiap jenis bahan makanan

oleh sampel selama satu minggu terakhir.

e. Data pola hidup bersih diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

Dimana kuesioner berisi pertanyaan mengenai pola hidup bersih dan

sehat pada remaja berdasarkan pada Pedoman Gizi Seimbang.

Kuesioner dibagikan satu per satu kepada responden dan diisi dengan

Page 91: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

69

cara memilih salah satu jawaban. Kemudian kuesioner tersebut

dikumpulkan kepada peneliti dan dihitung skornya.

f. Data berat badan ideal diperoleh dengan menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan. Data tinggi badan dan berat badan juga

digunakan untuk menentukan Angka Metabolisme Basal dalam

penentuan kebutuhan energi total. Kebutuhan energi total akan

digunakan menentukan jumlah kecukupan zat gizi. Pengukuran tinggi

badan dilakukan dengan menggunakan microtoise dan pengambilan data

berat badan menggunakan timbangan injak. Sampel diminta untuk

berdiri di atas timbangan injak tanpa menggunakan sepatu atau tas. Pada

saat penimbangan, badan sampel harus tegak, pandangan harus lurus ke

depan, serta tidak boleh bersandar ke dinding. Nilai berat badan sampel

dilihat dan dicatat oleh enumerator. Tinggi badan sampel diukur dengan

microtoise yang ditempelkan pada dinding. Pada saat pengukuran tinggi

badan, sampel diminta untuk berdiri tanpa menggunakan sepatu, badan

sampel harus tegak, serta pandangan harus lurus ke depan.

g. Data aktivitas fisik berupa sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh

sampel selama satu hari. Data aktivitas fisik digunakan untuk

menentukan kebutuhan energi total. Data diperoleh dengan metode

catatan harian aktivitas fisik. Sampel menyebutkan aktivitas yang

dilakukan disertai dengan waktu dalam beraktivitas tersebut. Aktivitas

tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu duduk atau berdiri dan

Page 92: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

70

aktivitas pekerjaan tertentu. Masing – masing di jumlahkan alokasi

waktunya. Setelah itu alokasi dari kedua kategori aktivitas tersebut

diubah menjadi persentase. Kemudian menentukan koefisien aktivitas

fisik yang dikategorikan atas ringan, sedang, dan berat. Dikatakan

ringan jika 75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri, 25% waktu

untuk aktivitas pekerjaan tertentu. Dikatakan sedang jika 40% waktu

untuk duduk atau berdiri, 60% waktu untuk aktivitas pekerjaan tertentu.

Dikatakan berat jika 25% waktu untuk duduk atau berdiri, 75% waktu

untuk aktivitas pekerjaan tertentu (FAO/WHO/UNU, 1985 dengan

penyesuaian oleh Muhilal, dkk, Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi

V, 1994, dalam Almatsier (2004)).

E. Pengolahan data

Pengolahan data yang telah dikumpulkan dilakukan dengan proses

komputerisasi melalui beberapa langkah sebagai berikut:

1. Editing

Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih

dahulu.

2. Coding

Sebelum dimasukkan ke komputer, dilakukan proses pemberian kode

pada setiap jawaban yang terdiri variabel jenis bahan makanan, jumlah bahan

makanan, dan frekuensi makan.

Page 93: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

71

a. Remaja

Kode 1 = Remaja awal (usia 11 – 13 tahun)

Kode 2 = Remaja pertengahan (usia 14 – 16 tahun)

Kode 3 = Remaja lanjut (usia 17 – 20 tahun)

b. Jenis bahan makanan

Kode 1 = Sesuai PGS, jika memenuhi syarat, yaitu : makanan yang di

konsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk – pauk, sayur dan buah.

Kode 2 = Tidak sesuai , jika keluar dari kriteria diatas.

c. Tingkat kecukupan zat gizi

1) Kecukupan energi

Kode 1 = sesuai, jika ≥ 70 % AKG

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < 70% AKG

2) Kecukupan karbohidrat

Kode 1 = sesuai, jika ≥ 45 – 65% dari kebutuhan energi total.

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < 45 – 65% dari kebutuhan energi total.

3) Kecukupan protein

Kode 1 = sesuai, jika ≥ 80% AKG

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < 80% AKG

4) Kecukupan lemak

Kode 1 = sesuai, jika ≤ 25 – 30% dari kebutuhan energi total.

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < 25 – 30% dari kebutuhan energi total.

Page 94: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

72

5) Kecukupan vitamin A

Kode 1 = sesuai, jika ≥ AKG

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < AKG

6) Kecukupan vitamin C

Kode 1 = sesuai, jika ≥ AKG

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < AKG

7) Kecukupan zat besi (Fe)

Kode 1 = sesuai, jika ≥ AKG

Kode 2 = Tidak sesuai, jika < AKG

d. Frekuensi makan

1) Intensitas makan

Kode 1 = 1 kali

Kode 2 = 2 kali

Kode 3 = 3 kali

Kode 4 = Lebih dari 3 kali

2) Jumlah konsumsi setiap jenis bahan makanan

Kode 1 = Sesuai PGS, jika makanan pokok 3 - 8 kali (porsi) per

hari, lauk - pauk 2 - 3 kali (porsi) per hari, sayur 3 - 5 kali (porsi)

per hari, dan buah 2 - 3 kali (porsi) per hari.

Kode 2 = Tidak sesuai PGS, jika tidak memenuhi kriteria diatas.

e. Pola hidup bersih

Kode 1 = Sesuai PGS, jika jumlah skor > nilai mean.

Page 95: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

73

Kode 2 = Tidak sesuai PGS, jika jumlah skor ≤ nilai mean.

f. Aktifitas fisik

Kode 1 = Aktivitas fisik ringan, jika 75% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 25% waktu digunakan untuk berdiri atau bergerak.

Kode 2 = Aktivitas fisik sedang, jika 40% waktu digunakan untuk

duduk atau berdiri. 60% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan

tertentu.

Kode 3 = Aktifitas fisik berat, jika 25% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 75% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu.

g. Berat badan ideal

Kode 1 = Sangat kurus

Kode 2 = Kurus

Kode 3 = Normal

Kode 4 = Gemuk

Kode 5 = Obesitas

h. Praktek Pedoman Gizi Seimbang

Kode 1 = Sesuai, jika Pola hidup bersih sesuai dengan PGS, pola

konsumsi makanan (jenis bahan makanan, kecukupan zat gizi, frekuensi

makan) sesuai dengan PGS dan AKG, serta berat badan ideal (status

gizi) normal, dan aktivitas fisik sedang.

Kode 2 = Tidak sesuai, jika tidak terdiri dari kriteria diatas.

Page 96: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

74

3. Entry

Memasukkan data dengan menggunakan komputer untuk analisa lebih

lanjut.

4. Cleaning

Pengecekkan kembali, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan

pada data yang sudah dimasukkan, baik dalam pengkodean maupun kesalahan

dalam membaca kode. Dengan demikian data telah siap dianalisis

menggunakan program SPSS for windows.

F. Analisis data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu

program SPSS dan nutrisurvey. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat.

1. Analisis Univariat

Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat.

Analisis univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi, distribusi proporsi setiap variabel. Dari data yang diperoleh

kemudian diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

untuk menentukan jumlah dan presentase masing – masing variabel.

Page 97: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

75

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berada dibawah Yayasan Syarif Hidayatullah

Jakarta yang dibuka pada tahun ajaran 1977/1978. MTs yang berada di

lingkungan perkotaan ini memiliki rata – rata pendapatan keluarga tingkat

menengah dan tinggi.

Tabel 5.1 Distribusi Populasi Berdasarkan Kelas

Kelas Jumlah

VII 259

VIII 254

IX 221

Total 734

Sumber : Profil MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Page 98: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

76

2. Gambaran Umum Karakteristik Populasi

a. Jenis Kelamin Populasi

Populasi penelitian ini terdiri dari siswa – siswi kelas VII, VIII

dan IX MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dimana

persentase populasi berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki 49,8%

dan perempuan 50,1%.

Distribusi populasi siswa/i kelas VII, VIII dan IX MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan jenis

kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5.1 Distribusi Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Profil MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012

3. Gambaran Umum karakteristik Responden

a. Umur Responden

Responden pada penelitian ini adalah siswa/i MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari kelas

Page 99: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

77

VII dan VIII. Umur responden pada penilitian ini antara 13 – 15 tahun.

Hasil analisis univariat terhadap umur responden menunujukkan

bahwa persentase responden terendah adalah kelompok umur 15 tahun

(2,1%) dan persentase tertinggi adalah kelompok umur 13 tahun

(57,13%). Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

No. Umur (tahun) Jumlah Persentase

(%)

1. 13 55 57.13

2. 14 39 40.6

3. 15 2 2.1

Total 96 100.0

b. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan hasil analisis univariat jenis kelamin responden,

diperoleh persentase terbesar sampel adalah perempuan, yaitu sebesar

54,2% (52 responden) dan responden laki – laki sebesar 45,8% (44

responden). Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada gambar 5.2.

Page 100: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

78

Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

c. Golongan Remaja pada Responden

Berdasarkan hasil analisis univariat golongan remaja pada

responden, diperoleh bahwa sebagian besar responden tergolong

remaja awal sebanyak 57,3%. Distribusi responden berdasarkan

golongan remaja dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 No. Golongan Remaja Jumlah Persentase

(%)

1. Remaja Awal 55 57.3

2. Remaja Pertengahan 41 42.7

Total 96 100.0

Page 101: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

79

B. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi dari hasil penelitian terhadap 96 sampel. Analisis ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran praktek pedoman gizi seimbang (PGS) pada remaja MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Gambaran Pola Konsumsi Makanan yang Dikonsumsi Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat pola konsumsi makanan pada

responden, diperoleh bahwa persentase yang paling banyak adalah

responden yang memiliki pola konsumsi yang tidak sesuai dengan Pedoman

Gizi Seimbang yaitu 99%. Distribusi responden berdasarkan Pola Konsumsi

makanan dapat dilihat pada gambar 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Makanan

No. Pola Konsumsi Jumlah Persentase

(%)

1. Sesuai Pedoman Gizi

Seimbang

1 1.0

2. Tidak Sesuai Pedoman

Gizi Seimbang

95 99.0

Total 96 100.0

a. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap jenis bahan

makanan yang dikonsumsi responden menunjukkan bahwa sebagian

Page 102: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

80

besar responden mengkonsumsi jenis bahan makanan tidak sesuai

dengan Pedoman Gizi Seimbang sebesar 62,5% (60 responden).

Distribusi responden berdasarkan jenis bahan makanan dapat dilihat

pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis bahan

makanan

1) Makanan pokok

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap makanan

pokok yang dikonsumsi responden menunjukkan bahwa seluruh

responden mengkonsumsi makanan pokok (100%).

Berdasarkan hasil analisis data diatas bahwa Seluruh

responden mengkonsumsi makanan pokok, jenis makanan pokok

yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi dengan persentase

sebesar 95,8%. Distribusi responden berdasarkan jenis makanan

pokok yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabel 5.5.

Page 103: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

81

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Makanan Pokok yang Dikonsumsi No. Jenis makanan pokok Jumlah Persentase

(%)

1. Nasi 92 95.8

2. Mie 4 4.2

Total 96 100.0

2) Lauk – pauk

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap lauk – pauk

yang dikonsumsi responden menunjukkan bahwa seluruh

responden mengkonsumsi lauk – pauk (100%).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Lauk

yang Dikonsumsi No. Jenis Lauk Jumlah Persentase

(%)

1. Telur 11 11.5

2. Ikan 10 10.4

3. Ayam 58 60.4

4. Daging sapi 11 11.5

5. Cumi 2 2.1

6. Udang 4 4.2

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, lauk (protein hewani) yang

paling banyak dikonsumsi adalah ayam dengan persentase

sebesar 60,4%.

Page 104: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

82

Sedangkan untuk pauk (protein nabati) lebih banyak yang

tidak mengkonsumsi yaitu sebesar 69,8%, namun jenis pauk

yang paling banyak dikonsumsi adalah tempe sebanyak 16,7%.

Distribusi responden berdasarkan konsumsi makanan lauk dapat

dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Pauk yang dikonsumsi

No. Jenis Pauk Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak konsumsi 67 69.8

2. Tahu 13 13.5

3. Tempe 16 16.7

Total 96 100.0

3) Sayur

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap sayur yang

dikonsumsi responden menunjukkan bahwa responden yang

mengkonsumsi sayur sebesar 63,5% (61 responden). Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi

sayur. Distribusi responden berdasarkan konsumsi sayur dapat

dilihat pada gambar 5.4.

Page 105: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

83

Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan

Makanan Sayur

Dari hasil analisis data diatas bahwa sebagian besar

responden mengkonsumsi sayur. Jenis sayur yang paling banyak

dikonsumsi adalah bayam dengan persentase sebesar 24%.

Distribusi responden berdasarkan jenis sayur yang dikonsumsi

dapat dilihat pada tabel 5.8

.

Page 106: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

84

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Sayur

yang Dikonsumsi No. Jenis Sayur Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak konsumsi 35 36.5

2. Kol 3 3.1

3. Sayur sop 17 17.7

4. Ketimun 2 2.1

5. Sawi 2 2.1

6. Sawi hijau 2 2.1

7. Daun singkong 2 2.1

8. Bayam 23 24.0

9. Kangkung 7 7.3

10. Nangka muda 2 2.1

11. Lobak 1 1.0

12. Selada 1 1.0

13. Jamur 1 1.0

Total 96 100.0

4) Buah

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap buah yang

dikonsumsi responden menunjukkan bahwa responden yang

mengkonsumsi buah dan yang tidak mengkonsumsi buah

memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 50% (48

responden). Distribusi responden berdasarkan konsumsi buah

dapat dilihat pada gambar 5.5.

Page 107: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

85

Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan

Makanan Buah

Jenis buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk

dengan persentase sebesar 21,9%. Distribusi responden

berdasarkan jenis buah yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabel

5.9.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Buah

yang Dikonsumsi No. Jenis Buah Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak konsumsi 48 50.0

2. Jeruk 21 21.9

3. Apel 9 9.4

4. Pepaya 4 4.2

5. Pisang 6 6.3

6. Melon 4 4.2

7. Mangga 3 3.1

8. Belimbing 1 1.0

Total 96 100.0

Page 108: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

86

b. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

1) Energi

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan energi responden menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat kecukupan energi sesuai Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 90,6% (87 responden),

Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat

kecukupan energi

Dari 90,6% responden yang memiliki tingkat kecukupan

energi sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari 88,6%

responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat kecukupan

gizi untuk energinya sesuai yaitu ≥ 70% dari 2400 Kkal. Selain

itu 92,3% berjenis kelamin perempuan dimana tingkat

Page 109: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

87

kecukupan gizi untuk energinya sesuai yaitu ≥ 70% dari 2350

Kkal. Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Energi

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Energi

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 39 88.6 5 11.4 44 100 Perempuan 48 92.3 4 7.7 52 100

2) Karbohidrat

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan karbohidrat responden diperoleh bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat kecukupan karbohidrat sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 78,1% (75

responden), Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Kecukupan Karbohidrat

Page 110: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

88

Dari 78,1% responden yang memiliki tingkat kecukupan

karbohidrat sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari

70,5% responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat

kecukupan gizi untuk karbohidratnya sesuai yaitu ≥ 45 – 65%

dari kebutuhan energi total. Selain itu 84,6% berjenis kelamin

perempuan dimana tingkat kecukupan gizi untuk karbohidratnya

sesuai ≥ 45 – 65% dari kebutuhan energi total. Persentase

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Karbohidrat

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Karbohidrat

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 31 70.5 13 29.5 44 100 Perempuan 44 84.6 8 15.4 52 100

3) Protein

Hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan protein

responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan protein sesuai Angka Kecukupan

Gizi (AKG) sebesar 96,9% (93 responden). Data tersebut terlihat

pada gambar berikut ini :

Page 111: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

89

Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Kecukupan Protein

Dari 96,9% responden yang memiliki tingkat kecukupan

protein sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari 100%

responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat kecukupan

gizi untuk proteinnya sesuai yaitu ≥ 80% dari 60 gram. Selain itu

94,2% berjenis kelamin perempuan dimana tingkat kecukupan

gizi untuk proteinnya sesuai yaitu ≥ 80% dari 57 gram.

Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Protein

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Protein

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 44 100 0 0 44 100 Perempuan 49 94.2 3 5.8 52 100

Page 112: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

90

4) Lemak

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan lemak responden diperoleh bahwa sebagian besar

persentase memiliki tingkat kecukupan lemak yang tidak sesuai

Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 56,3% (54 responden),

Gambaran persentase tersebut dapat dilihat pada gambar 5.9.

Gambar 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Kecukupan Lemak

Dari 56,3% responden yang memiliki tingkat kecukupan

lemak tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari

65,9% responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat

kecukupan gizi untuk lemaknya tidak sesuai yaitu ≥ 25 – 30%

dari kebutuhan energi total. Selain itu 48,1% berjenis kelamin

perempuan dimana tingkat kecukupan gizi untuk lemaknya tidak

Page 113: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

91

sesuai ≥ 25 – 30% dari kebutuhan energi total. Persentase

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Lemak

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Lemak

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 15 34.1 29 65.9 44 100 Perempuan 27 51.9 25 48.1 52 100

5) Vitamin A

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan vitamin A responden menunjukkan bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat kecukupan vitamin A sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 68,8% (66

responden). Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Gambar 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

kecukupan vitamin A

Page 114: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

92

Dari 68,8% responden yang memiliki tingkat kecukupan

vitamin A sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari 75%

responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat kecukupan

gizi untuk vitamin A sesuai yaitu ≥ 600 RE. Selain itu 63,5%

berjenis kelamin perempuan dimana tingkat kecukupan gizi

untuk vitamin A sesuai yaitu ≥ 600 RE. Persentase tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Vitamin A

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Vitamin A

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 33 75.0 11 25.0 44 100 Perempuan 33 63.5 19 36.5 52 100

6) Vitamin C

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan vitamin C responden menunjukkan bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat kecukupan vitamin C tidak

sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 65,6%

(63 responden). Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Page 115: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

93

Gambar 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kecukupan

vitamin C

Dari 65,6% responden yang memiliki tingkat kecukupan

vitamin C tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari

75% responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat

kecukupan gizi untuk vitamin C tidak sesuai yaitu < 75 mg.

Selain itu 57,7% berjenis kelamin perempuan dimana tingkat

kecukupan gizi untuk vitamin C tidak sesuai yaitu < 65 mg.

Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Vitamin C

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Vitamin C

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 11 25.0 33 75.0 44 100 Perempuan 22 42.3 30 57.7 52 100

Page 116: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

94

7) Zat besi (Fe)

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan zat besi (Fe) responden menunjukkan bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat kecukupan zat besi yang tidak

sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 74% (71

responden). Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Gambar 5.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kecukupan zat

besi (Fe)

Dari 74% responden yang memiliki tingkat kecukupan zat

besi tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) terdiri dari

72,7% responden berjenis kelamin laki – laki dimana tingkat

kecukupan gizi untuk zat besi tidak sesuai yaitu < 19 mg. Selain

itu 75% berjenis kelamin perempuan dimana tingkat kecukupan

Page 117: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

95

gizi untuk zat besi tidak sesuai yaitu < 26 mg. Persentase

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Tingkat Kecukupan Zat Besi (Fe)

Jenis Kelamin Tingkat Kecukupan Lemak

Total Sesuai Tidak sesuai

n % n % n % Laki - laki 12 27.3 32 72.7 44 100 Perempuan 13 25.0 39 75.0 52 100

c. Gambaran Frekuensi Makan Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap frekuensi makan

responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden frekuensi

makannya tidak sesuai Pedoman Gizi Seimbang yaitu sebesar 85,4%.

Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan

No. Frekuensi Makan Jumlah Persentase

(%)

1. Sesuai Pedoman Gizi

Seimbang

14 14.6

2. Tidak Sesuai Pedoman

Gizi Seimbang

82 85.4

Total 96 100.0

Selain data yang disebutkan diatas, sebagian besar responden

memiliki frekuensi makan (intensitas makan) 3 kali dalam sehari yaitu

Page 118: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

96

sebesar 74%. Jumlah responden menurut frekuensi makan (intensitas

makan) terlihat pada gambar berikut :

Gambar 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan

(intensitas makan)

2. Gambaran Pola Hidup Bersih Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap pola hidup bersih

responden diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pola hidup

bersih sesuai Pedoman Gizi Seimbang sebesar 56,3%. Hal tersebut berarti

sebagian besar responden sudah menerapkan pola hidup bersih. Persentase

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 119: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

97

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Hidup Bersih

Frekuensi Makan Jumlah Persentase (%)

1. Sesuai Pedoman Gizi

Seimbang

54 56.3

2. Tidak Sesuai Pedoman

Gizi Seimbang

42 43.8

Total 96 100.0

3. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap aktivitas fisik responden,

diperoleh persentase paling banyak yaitu responden yang memiliki aktivitas

fisik sedang sebanyak 70,8%. Persentase masing – masing variasi aktivitas

fisik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik No. Aktivitas Fisik Jumlah Persentase (%)

1. Ringan 24 25.0

2. Sedang 68 70.8

3. Berat 4 4.2

Total 96 100.0

4. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap berat badan ideal

responden, diperoleh persentase paling banyak yaitu responden yang berat

Page 120: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

98

badan idealnya tergolong normal sebanyak 69,8%, sedangkan persentase

yang paling rendah adalah responden yang berat badan idealnya tergolong

kurus sebanyak 5,2%. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Ideal

No. Berat Badan Ideal Jumlah Persentase (%)

1. Kurus 5 5.2

2. Normal 67 69.8

3. Gemuk 13 13.5

4. Obesitas 11 11.5

Total 96 100.0

5. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta tahun 2013.

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap praktek Pedoman Gizi

Seimbang responden menunjukkan bahwa seluruh responden tidak

mempraktekkan Pedoman Gizi Seimbang secara keseluruhan (100%), ada

beberapa prinsip yang tidak dipraktekkan sehingga secara akulumatif

responden tidak mempraktekkan prinsip Pedoman Gizi Seimbang secara

keseluruhan.

6. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal Remaja di MTs.

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2013.

Berdasarkan hasil gambaran aktivitas fisik terhadap berat badan ideal

responden didapatkan bahwa dari 68 responden yang memiliki aktivitas fisik

Page 121: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

99

sedang dan memiliki berat badan ideal normal sebanyak 65 responden

(95,6%). Sedangkan dari 24 responden yang memiliki aktivitas fisik ringan

dan berat badan idealnya gemuk sebanyak 11 responden (45,8%), jumlah

tersebut sama dengan responden yang aktivitas fisiknya ringan dan memiliki

berat badan ideal obesitas, sedangkan responden yang aktivitas fisiknya

ringan dan memiliki berat badan ideal normal sebanyak 2 responden (8,3%).

Kemudian dari 4 responden yang aktivitas fisiknya berat dan memiliki berat

badan idealnya kurus sebanyak 4 responden (100%). Persentase masing –

masing data tersebut dapat terlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.21 Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal Remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 Aktivitas

fisik Berat Badan Ideal

Total Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Ringan 0 0 2 8.3 11 45.8 11 45.8 24 100 Sedang 1 1.5 65 95.6 2 2.9 0 0 68 100 Berat 4 100.0 0 0 0 0 0 0 4 100

7. Gambaran Tingkat Asupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal Remaja di

MTs. Pembangunan UIN Jakarta tahun 2013.

a. Tingkat Kecukupan Energi dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan energi

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 87 responden yang

memiliki tingkat kecukupan energi sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) menunjukkan 62 responden (71,3%) memiliki berat badan

Page 122: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

100

ideal yang normal, 13 responden (14,9%) memiliki berat badan ideal

yang gemuk, dan 11 responden (12,6%) memiliki berat badan ideal

obesitas serta 1 responden memiliki berat badan ideal yang kurus.

Sedangkan dari 9 responden yang memiliki tingkat kecukupan energi

tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) menunjukkan 5

responden (55,6%) memiliki berat badan ideal yang normal dan 4

responden (44,4%) memiliki berat badan ideal yang kurus. Persentase

masing – masing data dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 5.22 Gambaran Tingkat Kecukupan Energi dan Berat Badan Ideal

Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

Tingkat kecukupan

energi

Berat badan ideal Total

Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai PGS 1 1.1 62 71.3 13 14.9 11 12.6 87 100 Tidak sesuai

PGS 4 44.4 5 55.6 0 0 0 0 9 100

b. Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan karbohidrat

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 75 responden yang

tingkat kecukupan karbohidratnya sesuai Pedoman Gizi Seimbang

menunjukkan 55 responden (73,3%) memiliki berat badan ideal yang

normal, 11 responden (14,7%) memiliki berat badan ideal tergolong

gemuk dan 8 responden (10,7%) berat badan idealnya tergolong

Page 123: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

101

obesitas serta 1 responden (1,3%) tergolong kurus. Sedangkan dari 21

responden yang tingkat kecukupan karbohidratnya tidak sesuai dengan

Pedoman Gizi Seimbang menunjukkan 12 responden (57,1%)

memiliki berat badan ideal yang tergolong normal, 4 responden (19%)

berat badan idealnya tergolong kurus, 3 responden (14,3%) tergolong

obesitas dan 2 responden (9,5%) tergolong gemuk. Hasil analisis dapat

dilihat pada tabel 5.23.

Tabel 5.23 Gambaran Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Berat Badan Ideal Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2013 Tingkat

kecukupan karbohidrat

Berat badan ideal Total

Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai AKG 1 1.3 55 73.3 11 14.7 8 10.7 75 100 Tidak sesuai

AKG 4 19.0 12 57.1 2 9.5 3 14.3 21 100

c. Tingkat Kecukupan Protein dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan protein

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 93 responden yang

memiliki tingkat kecukupan protein sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) menunjukkan 65 responden (69,9%) memiliki berat badan

ideal yang normal, 13 responden (14%) memiliki berat badan ideal

yang gemuk, 11 responden (11,8%) berat badan idealnya tergolong

obesitas dan 4 responden (4,3%) memiliki berat badan ideal yang

Page 124: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

102

kurus. Sedangkan dari 3 responden yang memiliki tingkat kecukupan

protein tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

menunjukkan 2 responden (66,7%) memiliki berat badan ideal yang

normal dan 1 responden memiliki berat badan yang kurus. Persentase

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.

Tabel 5.24 Gambaran Tingkat Kecukupan Protein dan Berat Badan Ideal

Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

Tingkat kecukupan

protein

Berat badan ideal Total

Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai AKG 4 4.3 65 69.9 13 14.0 11 11.8 93 100 Tidak sesuai

AKG 1 33.3 2 66.7 0 0 0 0 3 100

d. Tingkat Kecukupan Lemak dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan lemak terhadap

berat badan ideal responden bahwa dari 54 responden yang memiliki

tingkat kecukupan lemak tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang

menunjukkan 31 responden (57,4%) berat badan idealnya tergolong

normal, 13 responden (24,1%) berat badan idealnya tergolong gemuk,

9 responden (16,7%) tergolong obesitas dan 1 responden tergolong

kurus. Sedangkan dari 42 responden yang memiliki tingkat kecukupan

lemaknya sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang menunjukkan 36

responden memiliki berat badan ideal yang normal, 4 responden

Page 125: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

103

(9,5%) memiliki berat badan ideal yang kurus dan 2 responden (4,8%)

memiliki berat badan ideal yang obesitas. Hasil analisis tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.25.

Tabel 5.25 Gambaran Tingkat Kecukupan Lemak dan Berat Badan Ideal

Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

Tingkat kecukupan

lemak

Berat badan ideal Total Kurus Normal Gemuk Obesitas n % n % n % n % n %

Sesuai PGS 4 9.5 36 85.7 0 0 2 4.8 42 100.0 Tidak sesuai

PGS 1 1.9 31 57.4 13 24.1 9 16.7 54 100.0

e. Tingkat Kecukupan Vitamin A dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan vitamin A

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 66 responden yang

tingkat kecukupan vitamin A sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)

menunjukkan 46 responden (69,7%) berat badan idealnya tergolong

normal, 9 responden (13,6%) berat badan idealnya tergolong gemuk, 8

responden (12,1%) berat badan idealnya tergolong obesitas, dan 3

responden memiliki berat badan ideal kurus. Sedangkan dari 30

responden yang tingkat kecukupan vitamin A tidak sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) menunjukkan 21 responden memiliki

berat ideal normal, 4 responden (13,3%) memiliki berat badan ideal

gemuk, 3 responden (10%) memiliki berat badan obesitas dan 2

Page 126: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

104

responden memiliki berat badan ideal yang kurus. Persentase tersebut

dapat dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26 Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin A dan Berat Badan Ideal Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2013 Tingkat

kecukupan vitamin A

Berat badan ideal Total

Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai AKG 3 4.5 46 69.7 9 13.6 8 12.1 66 100 Tidak sesuai

AKG 2 6.7 21 70.0 4 13.3 3 10.0 30 100

f. Tingkat Kecukupan Vitamin C dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan vitamin C

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 63 responden yang

tingkat kecukupan vitamin C tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) menunjukkan 45 responden (71,4%) memiliki berat badan

ideal normal, 8 responden (12,7%) memiliki berat badan ideal yang

gemuk, 6 responden (9,5%) memiliki berat badan ideal obesitas dan 4

responden memiliki berat badan ideal kurus. Sedangkan dari 33

responden yang memiliki tingkat kecukupan vitamin C sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) menunjukkan 33 responden (66,7%)

memiliki berat badan ideal normal, 1 responden (3%) memiliki berat

badan ideal kurus, dan 5 responden (15,2%) memiliki berat badan ideal

gemuk dan obesitas. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.27

Page 127: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

105

Tabel 5.27 Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin C dan Berat Badan Ideal Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2013 Tingkat

kecukupan vitamin C

Berat badan ideal Total

Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai AKG 1 3.0 22 66.7 5 15.2 5 15.2 33 100 Tidak sesuai

AKG 4 6.3 45 71.4 8 12.7 6 9.5 63 100

g. Tingkat Kecukupan Zat Besi dan Berat Badan Ideal

Hasil analisis untuk gambaran tingkat kecukupan zat besi

terhadap berat badan ideal responden bahwa dari 71 responden yang

tingkat kecukupan zat besinya tidak sesuai dengan Angka Kecukupan

Gizi (AKG) menunjukkan 46 responden (64,8%) memiliki berat badan

ideal normal, 11 responden (15,5%) memiliki berat badan ideal gemuk,

10 responden (14,1%) memiliki berat ideal yang obesitas dan 4

responden (5,6%) memiliki berat ideal kurus. Sedangkan dari 25

responden yang memiliki tingkat kecukupan zat besi sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) menunjukkan 21 responden (84%)

memiliki berat badan ideal normal, 2 responden (8%) memiliki berat

badan ideal gemuk, 1 responden (4%) memiliki berat badan ideal

obesitas, sama halnya dengan responden yang memiliki berat badan

idealnya kurus. Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 5.28.

Page 128: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

106

Tabel 5.28 Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Besi (Fe) dan Berat Badan Ideal Remaja Di Mts. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2013 Tingkat

kecukupan zat besi

(Fe)

Berat badan ideal

Total Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n % Sesuai AKG

1 4.0 21 84.0 2 8.0 1 4.0 25 100

Tidak sesuai AKG

4 5.6 46 64.8 11 15.5 10 14.1 71 100

Page 129: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

107

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Dalam pengumpulan data,

peneliti tidak dapat melakukan pendekatan yang lebih mendalam karena waktu

yang diberikan dari pihak sekolah tempat melakukan penelitian cukup terbatas.

Dengan tujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar disekolah.

Pada tahap pengukuran berat badan ideal dengan indikator IMT/U

seharusnya dilakukan 3 kali dalam kurun waktu yang berbeda untuk melihat

variasi pertumbuhan fisik anak. Dalam pengisian formulir food recall 2 x 24 jam,

ada saja responden yang lupa dengan apa yang mereka makan pada 2 hari

sebelumnya. Namun karena hal tersebut peneliti membantu responden untuk

mengingat – ingat makanan yang mereka makan pada 2 hari sebelumnya dan

juga menggunakan food model untuk mengingat ukuran makanan yang

responden makan.

B. Gambaran Pola Konsumsi Makanan yang Dikonsumsi Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013 1. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Remaja Di MTs.

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terkait gambaran jenis bahan

makanan yang dikonsumsi oleh responden, diperoleh sebagian besar

Page 130: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

108

responden mengkonsumsi jenis bahan makanan tidak sesuai dengan

Pedoman Gizi Seimbang sebesar 62,5% dan yang mengonsumsi jenis bahan

makanan sesuai Pedoman Gizi Seimbang sebesar 37,5%. Yang ideal adalah

jika setiap kali makan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan

yaitu makanan pokok, lauk – pauk, sayur dan buah (Depkes, 2003). Jika

dibandingkan dengan penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMPN

Tompobulu didapatkan bahwa 53% siswa mengonsumsi makanan yang tidak

sesuai dengan menu gizi seimbang.

Menurut Yuniarti (2012) jenis bahan makanan adalah segala sesuatu

yang diperoleh dari berbagai sumber dan disusun menjadi hidangan atau

menu. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari – hari yang

dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat

tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan

sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang

minimal (Depkes, 2003).

Hal tersebut disimpulkan bahwa konsumsi makanan sehari – hari pada

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak

beranekaragam. Selain itu juga kondisi ekonomi keluarga yang tergolong

menengah keatas dapat menimbulkan pola konsumsi yang kurang

beranekaragam karena cenderung mengonsumsi makanan fast food atau Junk

food daripada makan makanan yang mengandung serat dan vitamin yang

banyak. Padahal tiap jenis makanan dapat memberikan sumbangan zat gizi

Page 131: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

109

yang yang dibutuhkan tubuh. Pola konsumsi yang baik dicerminkan oleh

konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dengan jenis yang beragam

dan jumlah yang seimbang serta dapat memenuhi kebutuhan individu

(Suhardjo, 1989).

Jika konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan

timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang

diperlukan untuk hidup sehat dan produktif (FKM UI, 2007). Dengan

terjadinya ketidakseimbangan tersebut maka akan terjadi kekurangan gizi

dan dapat terjadi gizi lebih atau obesitas. Sebagaimana dijelaskan oleh

Depkes (2003) bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang

beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan

dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain sehingga

diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

2. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

a. Energi

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat

kecukupan energi responden menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat kecukupan energi sesuai Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 90,6%, sedangkan yang memiliki

tingkat kecukupan energi tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)

sebesar 9,4%. Dengan demikian berarti tidak ditemukan masalah yang

Page 132: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

110

serius pada tingkat kecukupan energi remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibandingkan dengan

penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMPN Tompobulu

didapatkan bahwa 100% remaja asupan energinya sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi.

Menurut Soetjiningsih (2007) energi dibutuhkan untuk

mendukung pertumbuhan, perkembangan, aktifitas otot, fungsi

metabolik lainnya, dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan.

Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk energi usia 13 – 15

tahun yang dianjurkan yaitu 2400 Kkal untuk laki – laki dan 2350 Kkal

untuk perempuan. Kecukupan energi usia 13 – 15 tahun dianjurkan

yaitu 70% dari AKG (Kemenkes 2010).

Hal tersebut disimpulkan bahwa tingkat kecukupan energi

pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sesuai dengan ajuran AKG. Kebutuhan energi tinggi pada periode

remaja, karena energi dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan,

aktifitas otot, fungsi metabolik lainnya, dan untuk memperbaiki

kerusakan jaringan. Kebutuhan energi lebih banyak didapatkan dari

konsumsi makanan pokok dimana salah satu jenis makanan akan

memberikan sumbangan zat gizi.

Apabila tingkat kecukupan energi tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) maka akan terjadi gizi kurang dimana

Page 133: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

111

berdampak akan terjadinya Kurang Energi Protein (KEP). KEP adalah

manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan

sehari-hari yang tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (Hidajat,

dkk, 2006). Jika terjadi KEP maka akan mudah terkena berbagai

penyakit selain itu juga bagi remaja akan terjadi penurunan

produktivitas dalam belajar serta konsentrasi pun akan menurun.

b. Karbohidrat

Menurut Kurniasih, dkk (2010) sebagian energi berasal dari

karbohidrat, maka makanan sumber karbohidrat digolongkan sebagai

makanan pokok. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang sumber karbohidrat

diletakkan sebagai dasar tumpeng. Para pakar menetapkan rentang

konsumsi karbohidrat sebesar 45 – 65% dari kebutuhan energi total.

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

karbohidrat responden diperoleh bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan karbohidrat sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 78,1%, sedangkan yang memiliki

tingkat kecukupan karbohidrat tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) sebesar 21,9%. Hal ini dibandingkan dengan penelitian

Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMPN Tompobulu didapatkan

bahwa asupan karbohidrat pada remaja umumnya sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi sebanyak 51% siswa.

Page 134: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

112

Menurut Kurniasih, dkk (2010) sebagian energi berasal dari

karbohidrat, maka makanan sumber karbohidrat digolongkan sebagai

makanan pokok. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang sumber karbohidrat

diletakkan sebagai dasar tumpeng. Para pakar menetapkan rentang

konsumsi karbohidrat sebesar 45 – 65% dari kebutuhan energi total.

Hal tersebut disimpulkan bahwa tingkat kecukupan karbohidrat

pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sesuai dengan anjuran AKG karena 100% responden mengkonsumsi

makanan pokok, dimana kebutuhan karbohidrat lebih banyak

didapatkan dari konsumsi makanan pokok dimana salah satu jenis

makanan akan memberikan sumbangan zat gizi. Karbohidrat disimpan

sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh, apabila asupan

karbohidrat berlebih akan berdampak terjadinya kelebihan kalori

(Soetjiningsih, 2007).

Sebagian energi berasal dari karbohidrat, jika tingkat kecukupan

karbohidrat tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) maka

akan menyebabkan gizi kurang yang berdampak pada Kurang Energi

Protein (KEP) dimana KEP akan mengakibatkan seseorang mudah

terserang penyakit, dan bagi remaja akan menurunkan produktivitas

dan konsentrasi belajar (Kurniasih, 2010).

Page 135: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

113

c. Protein

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

protein responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan protein sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) sebesar 96,9%, sedangkan yang memiliki tingkat kecukupan

protein tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 3,1%. Hal

ini dibandingkan dengan penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa

SMPN Tompobulu bahwa 60% remaja asupan proteinnya sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi, sehingga ditemukan bahwa persentase

tingkat kecukupan protein yang sesuai dengan AKG adalah sama

besar. Dengan demikian berarti tidak ditemukan masalah yang serius

pada tingkat kecukupan protein remaja di MTs. Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Soetjiningsih (2007) protein dibutuhkan untuk proses

metabolik terutama pertumbuhan, perkembangan dan merawat

jaringan tubuh. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja.

Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk protein usia 13 –

15 tahun yang dianjurkan yaitu 60 gram untuk laki – laki dan 57 gram

untuk perempuan. Dan menurut Kemenkes (2010) kecukupan protein

sebesar 80% dari AKG.

Hal tersebut disimpulkan bahwa tingkat kecukupan protein pada

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai

Page 136: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

114

dengan anjuran AKG karena meningkatnya kebutuhan protein pada

periode remaja, dimana pada masa remaja terjadi proses pertumbuhan.

Selain itu juga karena 100% responden mengkonsumsi lauk – pauk,

lauk (protein hewani) yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam

(60,4%) dan pauk (protein nabati) yang paling banyak dikonsumsi

adalah tempe (16,7%). Protein lebih banyak didapatkan pada jenis

makanan lauk – pauk, dimana lauk – pauk diperoleh dari dua sumber

yaitu makanan hewani (telur, ikan, daging, susu dan hasil olahannya)

dan makanan nabati (kacang – kacangan) (Kurniasih, 2010). Dari teori

tersebut disimpulkan bahwa jenis lauk - pauk yang dikonsumsi

responden tergolong pada makanan yang mengandung protein.

Apabila tingkat kecukupan protein tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) maka akan menyebabkan gizi kurang dan

berdampak pada terjadinya Kurang Energi Protein (KEP). KEP adalah

gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau

kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain (Hidajat,

dkk, 2006). Jika terjadi KEP maka akan mudah terkena berbagai

penyakit, selain itu juga akan terjadi penurunan produktivitas dalam

belajar dan konsentrasi pun akan menurun, serta pertumbuhan dan

perkembangan terhambat (Proverawati, dkk, 2010).

Page 137: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

115

d. Lemak

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

lemak responden diperoleh bahwa sebagian besar persentase memiliki

tingkat kecukupan lemak yang tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) sebanyak 56,3%, sedangkan yang memiliki tingkat kecukupan

lemak sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 43,8%. Hal ini

dibandingkan dengan penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa

SMPN Tompobulu bahwa 58% remaja asupan lemaknya tidak sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi. Dengan demikian berarti ditemukan

masalah yang serius pada tingkat kecukupan lemak remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Soetjiningsih (2007) lemak memiliki peranan sebagai

sumber energi yang berkadar tinggi. Lemak pun berfungsi sebagai

pelarut beberapa vitamin (vitamin A, D, E dan K) dan pelindung

berbagai organ tubuh (Kurniasih, dkk, 2010). Konsumsi lemak

dianjurkan 25 – 30% dari kebutuhan energi total (Depkes, 2003).

Hal tersebut disimpulkan bahwa tingkat kecukupan lemak pada

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak

sesuai dengan anjuran AKG karena responden mengonsumsi lemak

lebih banyak dari yang dianjurkan. Selain itu juga responden lebih

banyak mengonsumsi makanan lauk hewani yang banyak mengandung

lemak yaitu ayam sebanyak 60,4%. Didalam makanan, lemak

Page 138: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

116

berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih

menyukai makanan berlemak. Remaja lebih menyukai makanan yang

padat energi, yaitu makanan manis dan berlemak (Depkes, 2003).

Apabila tingkat kecukupan lemak yang dikonsumsi tidak sesuai

dengan Pedoman Gizi Seimbang (konsumsi lemak berlebihan) maka

dapat mendorong terjadinya kegemukan dan obesitas. Kegemukan dan

obesitas akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti

hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, dan

diabetes melitus (Kurniasih, 2010).

e. Vitamin A

Konsumsi Vitamin A yang dianjurkan adalah laki – laki dan

perempuan sebanyak 600 RE (Retinol Equivalents).

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

vitamin A responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan vitamin A sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 68,8%, sedangkan yang memiliki

tingkat kecukupan vitamin A tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi

(AKG) sebanyak 31,3%. Hal ini dibandingkan dengan penelitian

Amelia (2008) pada remaja SMP di Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

bahwa 63% remaja asupan vitamin A sesuai dengan Angka Kecukupan

Gizi, sehingga didapatkan bahwa persentase tingkat kecukupan

vitamin A sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada remaja

Page 139: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

117

adalah sama besar. Hal tersebut karena responden banyak

mengonsumsi lauk pauk (100%) dan sayur (63,5%). Lauk yang paling

banyak dikonsumsi adalah ayam (60,4%) dan telur (11,5%). Selain itu

juga sayur yang paling banyak dikonsumsi adalah bayam (24%).

Dengan demikian berarti tidak ditemukan masalah yang serius pada

tingkat kecukupan vitamin A remaja di MTs. Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel

yang membentuk email dalam pertumbuhan tulang gigi

(Almatsier,2002). Remaja (responden) lebih banyak mengonsumsi

sumber vitamin A hewani seperti telur, hati, susu. Sumber karoten

adalah daun singkong, kangkung, bayam, kacang panjang, wortel,

buncis.

Apabila Tingkat kecukupan vitamin A tidak sesuai dengan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) maka akan menyebabkan Kurang

Vitamin A (KVA). KVA atau defisiensi vitamin A merupakan keadaan

dimana tubuh mengalami kekurangan kadar vitamin A. Akibat yang

terjadi pada seorang yang mengalami KVA adalah menurunnya daya

tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi (misalnya sakit batuk,

diare, dan campak) dan rabun senja (seseorang tidak dapat melihat

suatu benda, jika ia berjalan dari tempat yang terang ke tempat yang

Page 140: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

118

gelap). Rabun senja dapat mengakibatkan kebutaan (Proverawati,dkk,

2010).

f. Vitamin C

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

vitamin C responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan vitamin C tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 65,6%, sedangkan yang memiliki

tingkat kecukupan vitamin C sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)

sebanyak 34,4%. Persentase tingkat kecukupan vitamin C pada

penelitian ini membuktikan bahwa ditemukan masalah pada tingkat

kecukupan vitamin C remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibandingkan dengan penelitian Amelia

(2008) pada remaja SMP di Sungai Penuh Kabupaten Kerinci bahwa

51% remaja asupan vitamin C sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi.

Sedangkan 49% remaja asupan vitamin C tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi.

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang dapat

terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke dalam saluran

darah dan diedarkan keseluruh tubuh. Kebutuhan vitamin C pada

remaja usia 13 – 15 tahun berdasarkan anjuran Angka Kecukupan Gizi

yaitu laki – laki sebanyak 75 mg dan perempuan sebanyak 65 mg

(Kurniasih, dkk, 2010).

Page 141: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

119

Hal ini berarti tingkat kecukupan vitamin C pada remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah tidak sesuai dengan anjuran.

Persentase tingkat kecukupan vitamin C yang tidak sesuai AKG pada

penelitian ini lebih besar daripada penelitian Amelia (2008). Hal

tersebut karena responden dalam mengonsumsi makanan tidak

beranekaragam khususnya dalam mengonsumsi sayur dan buah.

Vitamin C umumnya terdapat pada sayur dan buah. 50% responden

tidak mengonsumsi buah dan untuk responden yang mengonsumsi

buah jeruk hanya 21%. Selain itu juga 63,5% responden mengonsumsi

sayur. Sebagian besar responden mengonsumsi sayur namun

kecukupan vitamin C belum terpenuhi, hal tersebut karena frekuensi

konsumsi sayurnya belum sesuai selain itu juga karena vitamin C

dalam makanan tersebut hilang. Keadaan yang menyebabkan

hilangnya vitamin C adalah lama disimpan pada suhu panas,

membiarkan lama terbuka pada udara (oksidasi), pencucian,

perendaman dalam air, memasak dengan suhu tinggi untuk waktu

lama, memasak dalam panci besi atau tembaga, membiarkan lama

sesudah dimasak pada suhu kamar atau suhu panas sebelum dimakan

(Almatsier, 2002).

Apabila kekurangan vitamin C maka akan menyebabkan luka

yang sukar sembuh, terjadi anemia, kadang - kadang jumlah sel darah

Page 142: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

120

putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf (Almatsier,

2002).

g. Zat besi (Fe)

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap tingkat kecukupan

zat besi (Fe) responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecukupan zat besi yang tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) sebanyak 74%, sedangkan yang memiliki

tingkat kecukupan zat besi sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)

sebesar 26%. Dengan demikian berarti ditemukan masalah pada

tingkat kecukupan zat besi remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jika dibandingkan dengan penelitian Amelia

(2008) pada remaja SMP di Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

didapatkan bahwa 58% remaja asupan Fe sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi. Sedangkan 42% remaja asupan Fe tidak sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi.

Menurut Soetjiningsih (2007) peran zat besi penting untuk

mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya pada

pembentukkan sel darah merah. Menurut Depkes (2004) dalam

Kurniasih, dkk (2010) kecukupan Fe usia 13 – 15 tahun yang

dianjurkan yaitu 19 mg untuk laki – laki dan 26 mg untuk perempuan.

Hal ini berarti tingkat kecukupan zat besi pada remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah tidak sesuai dengan anjuran

Page 143: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

121

AKG. Selain itu, hasil perbandingan persentase tersebut terlihat bahwa

pada penelitian ini lebih banyak remaja yang tingkat kecukupan zat

besinya tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi. Hal tersebut

karena responden tidak mengonsumsi makanan yang seimbang dan

beranekaragam dimana 62,5% responden mengonsumsi jenis bahan

makanan yang tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. 100%

responden mengonsumsi lauk – pauk, 63,5% responden mengonsumsi

sayur namun 50% responden tidak mengonsumsi buah. Kecukupan zat

besi dapat diperoleh dengan memperhatikan kombinasi makanan

sehari – hari terdiri atas campuran sumber zat besi berasal dari hewan

dan tumbuh – tumbuhan serta sumber yang dapat membantu absorpsi

(Almatsier,2002).

Tidak sesuainya kecukupan zat besi dengan Pedoman Gizi

Seimbang disebabkan juga oleh kebiasaan mengonsumsi makanan

yang dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh)

secara bersamaan pada waktu makan. Sedangkan Apriadji (1986)

mengemukakan bahwa remaja berumur antara 10 sampai 19 tahun

membutuhkan zat besi lebih banyak daripada umur sebelum atau

sesudahnya.

Apabila tingkat kecukupan zat besi tidak sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) maka akan menyebabkan anemia defisiensi

zat besi. Anemia defisiensi besi terjadi pada tahap anemia tingkat berat

Page 144: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

122

(severe) yang berakibat pada rendahnya kemampuan tubuh

memelihara suhu, bahkan dapat mengancam kematian (Departemen

Gizi FKM UI, 2009).

3. Gambaran Frekuensi Makan Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terkait frekuensi makan responden

menunjukkan bahwa sebagian besar responden frekuensi makannya tidak

sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sebesar 85,4%, sedangkan yang

frekuensi makannya sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sebesar 14,6%.

Dengan demikian berarti ditemukan masalah pada frekuensi makan remaja

di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Soegeng Santosa (2004) dalam Okviani (2011), frekuensi

makan adalah jumlah makan dalam sehari – hari baik kualitatif maupun

kuantitatif. Frekuensi makan seseorang yang merupakan kebiasaan makan

berhubungan erat dengan kecukupan zat gizi. Jumlah konsumsi (frekuensi)

setiap jenis bahan makanan makanan pokok 3 – 8 kali per hari, lauk - pauk 2

– 3 kali per hari, sayur 3 – 5 kali per hari, dan buah 2 – 3 kali per hari

(Kurniasih, 2010).

Sebagian besar responden memiliki frekuensi makan yang tidak sesuai

dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS), hal tersebut akan berakibat pada

kekurangan zat gizi atau kelebihan gizi. Gizi kurang maupun gizi lebih

memiliki akibat yang akan ditimbulkan, gizi kurang akan mengakibatkan

Page 145: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

123

Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A, anemia defisiensi besi,

dan gizi lebih akan mengakibatkan hipertensi, penyakit jantung koroner, dan

diabetes mellitus (Kurniasih, 2010).

C. Gambaran Pola Hidup Bersih Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap pola hidup bersih responden

diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pola hidup bersih sesuai

Pedoman Gizi Seimbang (56,3%), sedangkan yang memiliki pola hidup bersih

tidak sesuai Pedoman Gizi Seimbang sebesar 43,8%. Dengan demikian berarti

tidak ditemukan masalah pada pola hidup bersih remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Kemenkes (2011) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat

mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Kebiasaan hidup bersih pada

remaja berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang meliputi cuci tangan sebelum

makan, menjaga kebersihan mulut dan gigi, menutup makanan dengan tudung

saji, memilih jajanan makanan dan minuman yang aman. Selain pola hidup

bersih, khusus untuk remaja perlu diperhatikan pola hidup sehat, seperti tidak

merokok, tidak menggunakan narkoba, dan tidak mengkonsumsi minuman

beralkohol (Kurniasih, 2010).

Page 146: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

124

Pola makan yang bergizi seimbang akan bermanfaat apabila menerapkan

pola hidup bersih pula. Apabila tidak menerapkan pola hidup bersih maka akan

sangat merugikan kesehatan (Kurniasih, 2010).

D. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah sesuatu yang

menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik,

seperti berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain (Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap aktivitas fisik responden,

diperoleh persentase paling banyak yaitu responden yang memiliki aktivitas fisik

sedang (70,8%), sedangkan persentase yang paling rendah adalah responden

yang memiliki aktivitas fisik berat (14,6%). Hal ini dibandingkan dengan

penelitian Sorongan (2012) pada remaja SMP Frater Don Bosco bahwa 100%

responden memiliki aktivitas fisik ringan. Dengan demikian berarti tidak

ditemukan masalah yang serius karena persentase aktivitas ringan dan berat pada

remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih rendah.

Hal tersebut karena remaja MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta memiliki kegiatan fisik yang cukup banyak. Umumnya remaja memiliki

kegiatan fisik yang sangat aktif setiap hari. Menurut Novikasari (2003) dalam

Amelia (2008), kegiatan fisik cukup besar pengaruhnya terhadap kestabilan berat

Page 147: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

125

badan. Semakin aktif seseorang melakukan aktivitas fisik, energi yang diperlukan

semakin banyak.

Apabila Aktivitas fisik ringan maka energi yang dikeluarkan lebih kecil

daripada asupan energi. Hal ini bila terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama

dapat mengakibatkan penumpukan lemak sehingga menyebabkan berat badan

lebih atau obesitas dan berdampak pada terjadinya hipertensi, penyakit jantung

koroner, dan diabetes mellitus. Apabila aktifitas fisik berat maka energi yang

dikeluarkan lebih besar daripada asupan energi. Hal ini bila terjadi dalam kurun

waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kekurusan atau berat badan kurang

dan menyebabkan gizi kurang. Gizi kurang akan mengakibatkan terjadinya

Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), anemia defisiensi besi

(Mujur, 2011).

E. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berat Badan ideal adalah berat badan yang serasi dengan tinggi badan

menurut rumus tertentu, yaitu BB (kg) dibagi dengan TB (meter) kuadrat.

Hasilnya disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan. Status gizi adalah

keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi

(Almatsier, 2004).

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap berat badan ideal responden,

diperoleh persentase paling banyak yaitu responden yang berat badan idealnya

tergolong normal sebanyak 69,8%, sedangkan persentase yang paling rendah

Page 148: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

126

adalah responden yang berat badan idealnya tergolong kurus sebanyak 5,2%.

Hasil ini dibandingkan dengan hasil penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada

siswa SMPN 4 Tompobulu bahwa status gizi remaja pada umumnya normal

85,2%, sangat kurus 1% sedangkan gemuk dan obesitas 2,1%. Dengan demikian

berarti tidak ditemukan masalah yang serius pada status gizi remaja di MTs.

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun demikian terlihat

bahwa kecenderungan kelebihan gizi sudah mulai kelihatan dengan persentase

gemuk dan obesitas yang lebih tinggi dari persentase kurus.

Berdasarkan hal tersebut maka dikemukakan bahwa status gizi (berat badan

ideal) remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih

cukup baik. Karena sebagian besar remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki berat badan ideal (status gizi) normal.

Apabila berat badannya tergolong kurus maka akan beresiko terjadinya

kekurangan gizi (gizi kurang) dan akan berakibat pada terjadinya Kurang Energi

dan Protein, Kurang Vitamin A serta anemia defisiensi besi. Namun apabila berat

badan idealnya gemuk atau obesitas maka akan berakibat terjadinya hipertensi,

penyakit jantung koroner, dan diabetes mellitus (Kurniasih, 2010).

F. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang Remaja di MTs. Pembangunan UIN Jakarta tahun 2013.

Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap praktek Pedoman Gizi

Seimbang responden menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) tidak sesuai

dalam mempraktekkan Pedoman Gizi Seimbang. Pedoman gizi seimbang (PGS)

Page 149: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

127

adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun

pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar

(Almatsier, 2006). Pedoman Gizi Seimbang (PGS) berisi 4 prinsip gizi seimbang

yang diharapkan menjadi sarana, pedoman atau acuan bagi provider dalam

pendidikan gizi masyarakat dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk

berperilaku hidup sehat melalui konsumsi pangan seimbang (Kurniasih, dkk,

2010). Dengan demikian berarti ditemukan masalah pada praktek Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) berisi 4 prinsip gizi seimbang yaitu makan

makanan beranekaragam (pola konsumsi), pola hidup bersih, pola hidup aktif

(aktivitas fisik), dan berat badan ideal. Pada penelitian ini setiap prinsip Pedoman

Gizi Seimbang tersebut memiliki persentase masing – masing.

Hal ini didapatkan bahwa praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di

MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak sesuai dengan

Pedoman Gizi Seimbang. Hal tersebut karena kebanyakan remaja hanya

menjalankan beberapa prinsip Pedoman Gizi Seimbang. Kesesuaian dengan

Pedoman Gizi Seimbang pun hanya beberapa prinsip Pedoman Gizi Seimbang.

Maka dari itu Pedoman Gizi Seimbang masih belum tersosialisasi dengan baik

padahal Pedoman Gizi Seimbang merupakan sarana, pedoman atau acuan dalam

pendidikan gizi masyarakat.

Karena ketidaksesuaian praktek Pedoman Gizi Seimbang, maka akan

menimbulkan berbagai dampak. Pola hidup yang tidak sesuai dengan gizi

Page 150: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

128

seimbang akan menyebabkan kekurangan gizi dan juga gizi lebih atau obesitas

(Kurniasih, 2010). Dimana dampak yang akan terjadi pada kekurangan gizi yaitu

Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), dan anemia defisiensi

besi. Apabila terjadi gizi lebih atau obesitas lebih cenderung berdampak pada

penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes

melitus (Kurniasih, 2010).

G. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal (Status Gizi) Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis didapatkan persentase paling banyak yaitu

95,6% remaja dengan aktivitas fisik sedang namun memiliki berat badan ideal

normal. Persentase tersebut membuktikan bahwa tidak ditemukan masalah pada

gambaran aktivitas fisik terhadap berat badan ideal remaja di MTs. Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil tersebut dibandingkan dengan penelitian

Sorongan (2012) bahwa persentase yang paling banyak yaitu 39% remaja dengan

aktivitas ringan namun memiliki status gizi obesitas. Menurut Novikasari (2003)

dalam Amelia (2008), kegiatan fisik cukup besar pengaruhnya terhadap

kestabilan berat badan.

Semakin aktif seseorang melakukan aktivitas fisik, energi yang diperlukan

semakin banyak. Apabila Aktivitas fisik ringan maka energi yang dikeluarkan

lebih kecil daripada asupan energi. Hal ini bila terjadi dalam kurun waktu yang

relatif lama dapat berakibat terjadi penumpukan lemak yang akan mengakibatkan

berat badan lebih atau obesitas. Apabila aktifitas fisik berat maka energi yang

Page 151: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

129

dikeluarkan lebih besar daripada asupan energi. Hal ini bila terjadi dalam kurun

waktu yang relatif lama dapat terjadi kekurusan atau berat badan kurang. Maka

dari itu, apabila aktifitas fisik sedang dan energi yang dikeluarkan hampir sama

dengan asupan energi maka berat badan atau status gizi akan tetap stabil

(normal).

Masalah kelebihan gizi akan berakibat pada resiko kegemukan dan

penyakit degeneratif. Sedangkan masalah kekurangan gizi atau berat badan

kurang akan berakibat pada menurunnya produktivitas kerja, menurunnya

kekebalan tubuh dan sulit menerima pendidikan serta pengetahuan (Mujur,

2011).

H. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat – zat gizi (Almatsier, 2004). Berdasarkan hasil analisis

didapatkan bahwa persentase responden paling banyak yaitu responden dengan

tingkat kecukupan energi sesuai AKG dan berat badan ideal normal sebanyak

71,3%, responden dengan tingkat kecukupan karbohidrat sesuai AKG dan berat

badan ideal normal sebanyak 73,7%, responden dengan tingkat kecukupan

protein sesuai dengan berat badan ideal yang normal sebanyak 69,9% sedangkan

responden dengan tingkat kecukupan lemak sesuai dengan AKG dan berat badan

idealnya normal sebanyak 85,7%. Dengan demikian berarti status gizi merupakan

akibat dari penggunaan atau asupan zat gizi.

Page 152: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

130

Hasil tersebut dibandingkan dengan penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada

siswa SMPN 4 Tompobulu bahwa persentase responden paling banyak untuk

asupan energi yang tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi namun status gizi normal

sebesar 57,3%, asupan protein sesuai Angka Kecukupan Gizi namun status gizi

normal sebesar 57,3%, asupan lemak tidak sesuai Angka Kecukupan Gizi namun

berat badan normal sebesar 64,6% dan asupan karbohidrat tidak sesuai Angka

Kecukupan Gizi namun status gizi normal 53,7%.

Hasil perbandingan tersebut didapatkan adanya perbedaan persentase

penelitian. Secara keseluruhan persentase asupan zat gizi responden lebih banyak

yang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi. Dengan demikian dapat terlihat

bahwa responden lebih banyak yang memiliki berat badan idealnya normal. Hal

ini karena status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi zat

– zat gizi. Untuk mencapai status gizi baik diperlukan pangan yang mengandung

cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi dan dapat memenuhi syarat.

Pada penelitian ini remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta juga mengonsumsi makanan yang mengandung zat gizi sesuai kebutuhan

mereka, meskipun makanan yang dikonsumsi tidak beranekaragam. Namun

setiap jenis makanan yang dikonsumsi memberikan sumbangan zat gizi yang

unik. Status gizi pada remaja tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pola makan

khususnya tingkat kecukupan gizi namun dipengaruhi oleh berbagai faktor,

antara lain umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan dan tinggi badan,

keadaan fisiologis dan keadaan kesehatan (Hermina, 1993 dalam Amelia, 2008).

Page 153: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

131

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran praktek Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain

adalah :

1. Gambaran jenis bahan makanan yang dikonsumsi remaja sebagian besar

tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Karena sebagian besar remaja

tidak mengkonsumsi makanan yang beranekaragam.

2. Gambaran tingkat kecukupan zat gizi pada remaja, antara lain tingkat

kecukupan energi, karbohidrat, protein dan vitamin A sebagian besar sesuai

dengan Angka Kecukupan Gizi. Sedangkan tingkat kecukupan lemak,

vitamin C dan zat besi sebagian besar tidak sesuai dengan Angka Kecukupan

Gizi.

3. Gambaran frekuensi makan remaja adalah sebagian besar frekuensi

makannya tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Namun sebagian

besar remaja memiliki frekuensi makan 3 kali dalam sehari.

4. Gambaran pola hidup bersih pada remaja adalah sebagian besar remaja

memiliki pola hidup bersih yang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang.

Persentase tersebut menunjukkan tidak ditemukan masalah pada pola hidup

bersih remaja.

Page 154: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

132

5. Gambaran aktivitas fisik pada remaja yaitu sebagian besar memiliki aktivitas

fisik sedang sebanyak 70,8%. Dari persentase tersebut tidak ditemukan

masalah karena persentase aktivitas fisik ringan dan berat masih sangat

rendah.

6. Gambaran persentase berat badan ideal remaja yang paling banyak adalah

berat badan ideal normal sebanyak 69,8%. Dari persentase tersebut tidak

ditemukan masalah namun mulai terlihat kecenderungan kelebihan gizi pada

persentase gemuk dan obesitas yang lebih tinggi dari persentase kurus.

7. Gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja bahwa keseluruhan

remaja tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dalam mempraktekkan

Pedoman Gizi Seimbang. Hal tersebut karena Pedoman Gizi Seimbang

terdiri dari 4 prinsip dan memiliki indikator masing – masing. Sehingga

remaja merealisasikan secara satu per satu prinsipnya. Dari katidaksesuaian

tersebut akan berdampak pada kelebihan gizi dan kekekurangan gizi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penelitian terkait dalam

hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai gambaran praktek Pedoman Gizi

Seimbang pada remaja ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Diharapkan siswa lebih bisa mengkonsumsi jenis bahan makanan yang

beranekaragam.

Page 155: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

133

b. Diharapkan siswa dapat mengontrol atau mengatur konsumsi makanan

berlemak.

c. Diharapkan siswa dapat mencukupi kebutuhan vitamin C dan zat besi

dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah.

d. Diharapkan siswa lebih memperhatikan frekuensi makannya agar

sesuai dengan anjuran Pedoman Gizi Seimbang.

2. Bagi pihak sekolah

a. Diharapkan pihak sekolah dapat memasang poster Tumpeng Gizi

Seimbang agar siswa dapat lebih mengetahui Pedoman Gizi Seimbang

serta 4 prinsipnya dan dapat dijadikan acuan bagi pola konsumsi

remaja.

b. Diadakannya penyuluhan mengenai Pedoman Gizi Seimbang dengan

mengundang mahasiswa peminatan gizi kesehatan masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Pihak sekolah dapat mengadakan catering untuk makan siang siswa

agar kebutuhan zat gizi siswa dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.

3. Bagi keluarga siswa

a. Diharapkan orangtua lebih mengontrol jenis bahan makanan yang

dimakan oleh anak dimana idealnya terdiri dari makanan pokok, lauk –

pauk, sayur dan buah.

Page 156: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

134

b. Diharapkan orangtua menyajikan menu makanan dengan jenis bahan

makanan yang beranekaragam, dimana terdiri dari makanan pokok,

lauk – pauk, sayur dan buah.

c. Diharapkan orangtua dapat mengontrol konsumsi makanan berlemak

dari anak agar tidak melebihi dari kebutuhan yang dianjurkan.

d. Diharapkan orangtua dapat menyajikan sayur dan buah setiap hari di

rumah agar kebutuhan vitamin C dan zat besi anak dapat terpenuhi.

Page 157: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xx

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

______________. 2006. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia.

Amelia, Friska. 2008. Konsumsi pangan, Pengetahuan gizi, Aktivitas fisik dan Status gizi pada Remaja di Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 11.13 WIB.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1862/A08fam.pdf

Andriadi, Wisnu. 2011. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Remaja Kelas VII dan VIII SMP 258 Kelurahan Cibubur Jakarta Timur Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Diakses pada tanggal 15 Mei 2013 pukul 21.30 WIB.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan/207312037.pdf

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Sayuran : Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan dengan Sayuran. Jakarta : Dian Rakyat.

Awalia, Nendah. 2006. Gambaran Pola Konsumsi Makanan Di Tinjau Dari Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pada Remaja di SMP Labschool Jakarta Timur Tahun 2006. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Baliwati, Yayuk Farida, dkk.2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1992. Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat.

______________________. 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja. Makalah dalam Seminar Nasional Pangan, Gizi dan Remaja dalam Era Globalisasi. Jakarta : DepKes RI.

Page 158: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xxi

______________________. 2002. Gizi Atlet. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

______________________. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Elfindri, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Badouse Media Jakarta.

Elnovriza, dkk. 2008. Faktor – faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Asupan Zat Gizi Mahasiswa Universitas Andalas yang Berdomisili di Asrama Mahasiswa. Artikel Ilmiah. Universitas Andalas. Diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 12:32 WIB. http://repository.unand.ac.id/4091/1/6._Artikel_mhs_asrama_nov.doc

Hartono, A. 2006. Terapan Gizi dan Diet. Jakarta : EGC

Hendrayati, dkk. 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Media Gizi Pangan Vol IX Edisi 1 p.33 – 40. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013 pukul 07:13 WIB. https://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2012/03/6-pengetahuan-gizi-pola-makan-dan-status-gizi-siswa-smp-negeri-4-tompobulu-kabupaten-bantaeng.pdf

Hidajat, Boerhan, dkk. 2006. Kurang Energi Protein. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Diakses pada tanggal 18 Maret 2013 pukul 19.55 WIB. http://old.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-rswg255.htm

Hidayati, Farida.2011. Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jafar, Nurhaedar. 2012. Perilaku Gizi Seimbang Pada Remaja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin. Diakses pada tanggal 08 Januari 2013 pukul 10:31 WIB. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2692

Page 159: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xxii

______________. 2005. Pertumbuhan Remaja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin. Diakses pada tanggal 08 Januari 2013 pukul 10:35 WIB. http://repository.unhas.ac.id/.../b24%20pertumbuhan%20remaja.pdf?...1

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Badan Pengembangan dan Penelitian Kesehatan Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 13 Juni 2012 pukul 23:21 WIB. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 10 Juli 2012 pukul 20:37 WIB. http://kmsdroid.googlecode.com/files/buku-sk-antropometri-2010.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Menkes: Ada Tiga Kelompok Permasalahan Gizi Di Indonesia. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013 pukul 19:43 WIB.

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2136-menkes-ada-tiga-kelompok-permasalahan-gizi-di-indonesia.html

Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Jogjakarta : Laksana.

Kurniasih, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : Kompas Gramedia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Rineka Cipta.

Arumsari, Ermita. 2008. Faktor Risiko Anemia Pada Remaja Putri Peserta Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) Di Kota Bekasi. Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 17:00 WIB.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1791/A08ear.pdf?sequence=4

Page 160: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

xxiii

Okviani, Wati. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S1 Keperawatan Program A FIKES UPN “Veteran” Jakarta. Skripsi. Prodi Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan UPN “Veteran” Jakarta.

Proverawati,dkk. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Santoso, dkk. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta : Dian Rakyat.

Suci, Syifa Puji. 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Sorongan, Chrissia. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Pelajar SMP Frater Don Bosco. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi.

Suhardjo.1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Departemen pendidikan dan kebudayaan institut pertanian bogor.

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Supriyono, 2008. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Kelompok Usia < 45 Tahun.Tesis. magister epidemiologi. Universitas diponegoro semarang. Diakses pada tanggal 18 Maret 2013 pukul 20.52 WIB. http://eprints.undip.ac.id/18090/1/MAMAT_SUPRIYONO.pdf

Yuniarti, Neni. 2012. Gizi dan Kesehatan AUD “Kebutuhan Gizi Anak”. Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Diakses pada tanggal 11 April 2013 pukul 20:45 WIB. http://nenijuniarti.wordpress.com/2012/11/20/gizi-dan-kesehatan-aud-kebutuhan-gizi-anak/

WHO. 2003. Diet, Nutrition and The Prevention of Chronic Desease. Geneva

Page 161: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Kuesioner penelitian

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS) PADA REMAJA

M.Ts PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013

Assalamu’alaikum Wr Wb

Perkenalkan nama saya Dian Muti Sari, mahasiswi Peminatan Gizi Jurusan Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya sedang melakukan penelitian praktek pedoman gizi seimbang pada sekolah adik. Saya

akan menanyakan mengenai pedoman gizi seimbang. Jawaban yang adik berikan tidak

mempengaruhi nilai rapor adik di sekolah dan dirahasiakan sehingga tidak seorang pun yang

mengetahuinya, karena data yang akan ditampilkan merupakan data kumulatif dari seluruh

sampel yang diambil.

No. Responden :

Setelah menandatangani pernyataan tersebut diatas, saya mohon kesediaan adik untuk

diwawancarai untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang akan saya berikan dengan jujur.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Nama :

Kelas :

Tanggal lahir :

Umur :

Jenis kelamin :

Tertanda,

( .....................................)

Page 162: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

A. Pola Konsumsi Makanan

Isilah formulir ini dengan berbagai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi

selama dua hari sebelumnya disertai dengan ukuran rumah tangganya.

FORMULIR FOOD RECALL 2 X 24 JAM

URT (Ukuran Rumah Tangga) : lihat Food Model (alat bantu)

Hari Pertama Sebelumnya

Waktu

makan

Nama bahan

makanan

Bahan

Jenis makanan Banyaknya

URT Gram

PAGI

SELINGAN

SIANG

Page 163: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

SELINGAN

MALAM

SELINGAN

Keterangan URT (Ukuran Rumah Tangga)

bh : buah 1 porsi gls : gelas ptg : potong btr : butir

bks : bungkus sdm : sendok makan

Page 164: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

URT (Ukuran Rumah Tangga) : lihat Food Model (alat bantu)

Hari Kedua Sebelumnya

Waktu

makan

Nama bahan

makanan

Bahan

Jenis makanan Banyaknya

URT Gram

PAGI

SELINGAN

SIANG

SELINGAN

Page 165: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

MALAM

SELINGAN

Keterangan URT (Ukuran Rumah Tangga)

bh : buah 1 porsi gls : gelas ptg : potong btr : butir

bks : bungkus sdm : sendok makan

Page 166: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Frekuensi Makan

Tandai pilihan di bawah ini dengan ( O )!

1. Berapa kali adik makan dalam sehari ?

a. 1 kali dalam sehari

b. 2 kali dalam sehari

c. 3 kali dalam sehari

d. > 3 kali dalam sehari

Isilah formulir ini dengan pilihan frekuensi makan yang anda lakukan dan berilah jawaban

berapa kali pada kolom frekuensi makan yang anda pilih.

FORMULIR FOOD FREKUENSI MAKANAN

No. Bahan Makanan

Frekuensi Makan

Per hari Per minggu

1x

2 – 3x 4 – 5 x >6x 1 x 2 – 5x

>6x

1. Makanan Pokok - Nasi - Mie

- Singkong / Ubi

- Kentang - Roti putih - Cereal - Havermut - Jagung

- Lainnya, sebutkan ............... ............... ...............

2. Ikan dan hasil olahannya

- Ikan segar - Ikan asin - Udang

- Lainnya, Sebutkan ............... ...............

Page 167: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

No. Bahan Makanan

Frekuensi Makan

Per hari

Per minggu

1 x

2 – 3x 4 – 5 x >6x 1 x 2 – 5x

>6x

3. Daging, telur dan hasil olahannya

- Daging sapi

- Daging kambing

- Daging ayam - Telur ayam - Nugget - Sosis - Daging ham

- Lainnya, sebutkan ............... ............... ...............

4. Kacang – kacangan dan hasil olahannya

- Kacang hijau - Kacang tanah - Tahu - Tempe

- Lainnya, sebutkan ...............

5. Sayur - sayuran - Bayam - Kangkung

- Daun singkong

- Sawi hijau - Daun selada - Wortel - Kol - Kembang kol - Brokoli - Ketimun

- Kacang panjang

- Lainnya,

Sebutkan .............

Page 168: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

No. Bahan Makanan

Frekuensi Makan Per hari Per minggu

1 x

2 – 3x 4 – 5 x >6x 1 x 2 – 5x

>6x

6. Buah – buahan

- Jeruk - Pepaya - Apel - Pisang - Mangga

- Lainnya, sebutkan ............... ............... ...............

7. Susu dan hasil olahannya

- Susu cair

- Susu kental manis

- Yoghurt - Keju - Es krim

- Lainnya, Sebutkan ............... ...............

Page 169: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

B. Aktivitas Fisik

Isilah catatan ini dengan berbagai kegiatan yang anda lakukan selama dua hari

sebelumnya disertai dengan waktu dalam pengerjaan kegiatan tersebut. (kegiatan mulai

dari bangun tidur sampai menjelang tidur malam)

CATATAN HARIAN AKTIVITAS FISIK

Hari pertama sebelumnya

No. Jenis kegiatan (aktivitas) Alokasi waktu (menit)

Jumlah

Page 170: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Hari kedua sebelumnya

No. Jenis kegiatan (aktivitas) Alokasi waktu (menit)

Jumlah

Page 171: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

C. Pola hidup bersih dan sehat Tandai pilihan di bawah ini dengan ( O )!

1. Apakah adik mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

2. Apakah adik menggosok gigi sesudah makan ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

3. Apakah adik menutup makanan dengan tudung saji atau penutup makanan lainnya ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

4. Dalam membeli makanan, apakah adik memilih makanan yang tertutup rapat, tidak

berbau atau berasa asam dan tidak berlendir ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

5. Dalam membeli makanan, apakah adik memilih makanan yang tidak berwarna

mencolok ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

6. Dalam membeli makanan kemasan, apakah adik memperhatikan kandungan gizinya ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

7. Dalam membeli makanan kemasan, apakah adik memperhatikan tanggal

kadaluarsanya ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

8. Apakah adik menghindari merokok ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

9. Apakah adik menghindari menggunakan obat – obatan terlarang atau narkoba ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

10. Apakah adik menghindari minum minuman beralkohol ?

a. Selalu b. Kadang – kadang c. Tidak Pernah

D. Status Gizi (Berat badan ideal)

Berat badan : kg

Tinggi badan : cm

Page 172: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

ANALISIS UNIVARIAT UMUR RESPONDEN

Statistics

UMUR960

ValidMissing

N

UMUR

55 57,3 57,3 57,339 40,6 40,6 97,92 2,1 2,1 100,0

96 100,0 100,0

131415Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS KELAMIN RESPONDEN

Statistics

JENIS_KELAMIN960

ValidMissing

N

JENIS_KELAMIN

44 45,8 45,8 45,852 54,2 54,2 100,096 100,0 100,0

LAKI-LAKIPEREMPUANTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

GOLONGAN REMAJA Statistics REMAJA N Valid 96

Missing 0

Page 173: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

REMAJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid REMAJA AWAL 55 57,3 57,3 57,3

REMAJA PERTENGAHAN 41 42,7 42,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

POLA KONSUMSI MAKANAN Statistics P_konsumsi N Valid 96

Missing 0 P_konsumsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SESUAI 1 1,0 1,0 1,0

TIDAK SESUAI 95 99,0 99,0 100,0 Total 96 100,0 100,0

GAMBARAN JENIS BAHAN MAKANAN

Statistics

JENIS_MAKANAN960

ValidMissing

N

JENIS_MAKANAN

36 37,5 37,5 37,560 62,5 62,5 100,096 100,0 100,0

SESUAI PGSTIDAK SESUAI PGSTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Makanan pokok

M.POKOK

96 100,0 100,0 100,01ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 174: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Lauk pauk

LAUK_PAUK

96 100,0 100,0 100,01ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

LAUK

11 11,5 11,5 11,510 10,4 10,4 21,958 60,4 60,4 82,311 11,5 11,5 93,82 2,1 2,1 95,84 4,2 4,2 100,0

96 100,0 100,0

TELURIKANAYAMDAGING SAPICUMIUDANGTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

PAUK

67 69,8 69,8 69,813 13,5 13,5 83,316 16,7 16,7 100,096 100,0 100,0

TIDAKTAHUTEMPETotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sayur

SAYUR

35 36,5 36,5 36,561 63,5 63,5 100,096 100,0 100,0

01Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 175: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

SAYUR

35 36,5 36,5 36,53 3,1 3,1 39,6

17 17,7 17,7 57,32 2,1 2,1 59,42 2,1 2,1 61,52 2,1 2,1 63,5

23 24,0 24,0 87,57 7,3 7,3 94,82 2,1 2,1 96,91 1,0 1,0 97,91 1,0 1,0 99,01 1,0 1,0 100,0

96 100,0 100,0

TIDAK KONSUMSIKOLSOPSAWISAWI HIJAUDAUN SINGKONGBAYAMKANGKUNGNANGKA MUDALOBAKSELADAjamurTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Buah

BUAH

48 50,0 50,0 50,048 50,0 50,0 100,096 100,0 100,0

01Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

BUAH

48 50,0 50,0 50,021 21,9 21,9 71,99 9,4 9,4 81,34 4,2 4,2 85,46 6,3 6,3 91,74 4,2 4,2 95,83 3,1 3,1 99,01 1,0 1,0 100,0

96 100,0 100,0

TIDAK KONSUMSIJERUKAPELPEPAYAPISANGmelonmanggabelimbingTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 176: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

GAMBARAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI Kecukupan energi

Statistics

ENERGI960

ValidMissing

N

ENERGI

87 90,6 90,6 90,69 9,4 9,4 100,0

96 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS_KELAMIN * ENERGI Crosstabulation

39 5 4488,6% 11,4% 100,0%

48 4 5292,3% 7,7% 100,0%

87 9 9690,6% 9,4% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

ENERGI

Total

Kecukupan karbohidrat

Statistics

KARBOHIDRAT960

ValidMissing

N

KARBOHIDRAT

75 78,1 78,1 78,121 21,9 21,9 100,096 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 177: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

JENIS_KELAMIN * KARBOHIDRAT Crosstabulation

31 13 4470,5% 29,5% 100,0%

44 8 5284,6% 15,4% 100,0%

75 21 9678,1% 21,9% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

KARBOHIDRAT

Total

Kecukupan protein

Statistics

PROTEIN960

ValidMissing

N

PROTEIN

93 96,9 96,9 96,93 3,1 3,1 100,0

96 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS_KELAMIN * PROTEIN Crosstabulation

44 0 44100,0% ,0% 100,0%

49 3 5294,2% 5,8% 100,0%

93 3 9696,9% 3,1% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

PROTEIN

Total

Kecukupan lemak

Page 178: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Statistics

LEMAK960

ValidMissing

N

LEMAK

42 43,8 43,8 43,854 56,3 56,3 100,096 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS_KELAMIN * LEMAK Crosstabulation

15 29 4434,1% 65,9% 100,0%

27 25 5251,9% 48,1% 100,0%

42 54 9643,8% 56,3% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

LEMAK

Total

Kecukupan vitamin A

Statistics VIT_A N Valid 96

Missing 0 VIT_A

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SESUAI 66 68,8 68,8 68,8

TIDAK SESUAI 30 31,3 31,3 100,0 Total 96 100,0 100,0

Page 179: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

JENIS_KELAMIN * VIT_A Crosstabulation

33 11 4475,0% 25,0% 100,0%

33 19 5263,5% 36,5% 100,0%

66 30 9668,8% 31,3% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

VIT_A

Total

Vitamin C

Statistics

VIT_C960

ValidMissing

N

VIT_C

33 34,4 34,4 34,463 65,6 65,6 100,096 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS_KELAMIN * VIT_C Crosstabulation

11 33 4425,0% 75,0% 100,0%

22 30 5242,3% 57,7% 100,0%

33 63 9634,4% 65,6% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

VIT_C

Total

Page 180: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Zat besi (Fe)

Statistics

Fe960

ValidMissing

N

Fe

25 26,0 26,0 26,071 74,0 74,0 100,096 100,0 100,0

SESUAITIDAK SESUAITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

JENIS_KELAMIN * Fe Crosstabulation

12 32 4427,3% 72,7% 100,0%

13 39 5225,0% 75,0% 100,0%

25 71 9626,0% 74,0% 100,0%

Count% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMINCount% within JENIS_KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JENIS_KELAMIN

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

Fe

Total

GAMBARAN FREKUENSI MAKAN

Statistics FREK.MAKAN_PGS N Valid 96

Missing 0

FREK.MAKAN_PGS

14 14,6 14,6 14,682 85,4 85,4 100,096 100,0 100,0

SESUAI PGSTIDAK SESUAI PGSTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 181: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Statistics

FREK.MAKAN_1960

ValidMissing

N

FREK.MAKAN_1

17 17,7 17,7 17,771 74,0 74,0 91,78 8,3 8,3 100,0

96 100,0 100,0

2 KALI3 KALI>3 KALITotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

GAMBARAN POLA HIDUP BERSIH

Statistics

PHBS960

ValidMissing

N

PHBS

54 56,3 56,3 56,342 43,8 43,8 100,096 100,0 100,0

SESUAI PGSTIDAK SESUAI PGSTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK

Statistics

AKTIV.FISIK960

ValidMissing

N

Page 182: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

AKTIV.FISIK

24 25,0 25,0 25,068 70,8 70,8 95,84 4,2 4,2 100,0

96 100,0 100,0

RINGANSEDANGBERATTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

GAMBARAN BERAT BADAN IDEAL

Statistics

IDEAL960

ValidMissing

N

IDEAL

5 5,2 5,2 5,267 69,8 69,8 75,013 13,5 13,5 88,511 11,5 11,5 100,096 100,0 100,0

KURUSNORMALGEMUKOBESITASTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG

Statistics

PRAKTEK_PGS960

ValidMissing

N

PRAKTEK_PGS

96 100,0 100,0 100,0TIDAK SESUAIValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 183: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP POLA KONSUMSI

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK *JENIS_MAKANAN

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

AKTIV.FISIK * JENIS_MAKANAN Crosstabulation

7 17 2429,2% 70,8% 100,0%

29 39 6842,6% 57,4% 100,0%

0 4 4,0% 100,0% 100,0%

36 60 9637,5% 62,5% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAI PGSTIDAK

SESUAI PGS

JENIS_MAKANAN

Total

Energi

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * ENERGIN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * ENERGI Crosstabulation

24 0 24100,0% ,0% 100,0%

62 6 6891,2% 8,8% 100,0%

1 3 425,0% 75,0% 100,0%

87 9 9690,6% 9,4% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

ENERGI

Total

Page 184: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Karbohidrat

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK *KARBOHIDRAT

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

AKTIV.FISIK * KARBOHIDRAT Crosstabulation

19 5 2479,2% 20,8% 100,0%

55 13 6880,9% 19,1% 100,0%

1 3 425,0% 75,0% 100,0%

75 21 9678,1% 21,9% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

KARBOHIDRAT

Total

Lemak

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * LEMAKN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * LEMAK Crosstabulation

3 21 2412,5% 87,5% 100,0%

36 32 6852,9% 47,1% 100,0%

3 1 475,0% 25,0% 100,0%

42 54 9643,8% 56,3% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

LEMAK

Total

Page 185: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Protein

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * PROTEINN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * PROTEIN Crosstabulation

24 0 24100,0% ,0% 100,0%

66 2 6897,1% 2,9% 100,0%

3 1 475,0% 25,0% 100,0%

93 3 9696,9% 3,1% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

PROTEIN

Total

Vitamin A

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * VIT_AN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * VIT_A Crosstabulation

17 7 2470,8% 29,2% 100,0%

46 22 6867,6% 32,4% 100,0%

3 1 475,0% 25,0% 100,0%

66 30 9668,8% 31,3% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

VIT_A

Total

Page 186: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Vitamin C

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * VIT_CN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * VIT_C Crosstabulation

10 14 2441,7% 58,3% 100,0%

22 46 6832,4% 67,6% 100,0%

1 3 425,0% 75,0% 100,0%

33 63 9634,4% 65,6% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

VIT_C

Total

Zat besi (Fe)

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * FeN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * Fe Crosstabulation

3 21 2412,5% 87,5% 100,0%

21 47 6830,9% 69,1% 100,0%

1 3 425,0% 75,0% 100,0%

25 71 9626,0% 74,0% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

SESUAITIDAK

SESUAI

Fe

Total

Page 187: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP BERAT IDEAL

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%AKTIV.FISIK * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

AKTIV.FISIK * IDEAL Crosstabulation

0 2 11 11 24,0% 8,3% 45,8% 45,8% 100,0%

1 65 2 0 681,5% 95,6% 2,9% ,0% 100,0%

4 0 0 0 4100,0% ,0% ,0% ,0% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIKCount% within AKTIV.FISIK

RINGAN

SEDANG

BERAT

AKTIV.FISIK

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

GAMBARAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI TERHADAP BERAT BADAN IDEAL Energi

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%ENERGI * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

ENERGI * IDEAL Crosstabulation

1 62 13 11 871,1% 71,3% 14,9% 12,6% 100,0%

4 5 0 0 944,4% 55,6% ,0% ,0% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within ENERGICount% within ENERGICount% within ENERGI

SESUAI

TIDAK SESUAI

ENERGI

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Page 188: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

Karbohidrat

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%KARBOHIDRAT * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

KARBOHIDRAT * IDEAL Crosstabulation

1 55 11 8 751,3% 73,3% 14,7% 10,7% 100,0%

4 12 2 3 2119,0% 57,1% 9,5% 14,3% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within KARBOHIDRATCount% within KARBOHIDRATCount% within KARBOHIDRAT

SESUAI

TIDAK SESUAI

KARBOHIDRAT

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Protein

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%PROTEIN * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

PROTEIN * IDEAL Crosstabulation

4 65 13 11 934,3% 69,9% 14,0% 11,8% 100,0%

1 2 0 0 333,3% 66,7% ,0% ,0% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within PROTEINCount% within PROTEINCount% within PROTEIN

SESUAI

TIDAK SESUAI

PROTEIN

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Lemak

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%LEMAK * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Page 189: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

LEMAK * IDEAL Crosstabulation

4 36 0 2 429,5% 85,7% ,0% 4,8% 100,0%

1 31 13 9 541,9% 57,4% 24,1% 16,7% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within LEMAKCount% within LEMAKCount% within LEMAK

SESUAI

TIDAK SESUAI

LEMAK

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Vitamin A

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%VIT_A * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

VIT_A * IDEAL Crosstabulation

3 46 9 8 664,5% 69,7% 13,6% 12,1% 100,0%

2 21 4 3 306,7% 70,0% 13,3% 10,0% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within VIT_ACount% within VIT_ACount% within VIT_A

SESUAI

TIDAK SESUAI

VIT_A

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Vitamin C

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%VIT_C * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Page 190: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

VIT_C * IDEAL Crosstabulation

1 22 5 5 333,0% 66,7% 15,2% 15,2% 100,0%

4 45 8 6 636,3% 71,4% 12,7% 9,5% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within VIT_CCount% within VIT_CCount% within VIT_C

SESUAI

TIDAK SESUAI

VIT_C

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Fe

Case Processing Summary

96 100,0% 0 ,0% 96 100,0%Fe * IDEALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Fe * IDEAL Crosstabulation

1 21 2 1 254,0% 84,0% 8,0% 4,0% 100,0%

4 46 11 10 715,6% 64,8% 15,5% 14,1% 100,0%

5 67 13 11 965,2% 69,8% 13,5% 11,5% 100,0%

Count% within FeCount% within FeCount% within Fe

SESUAI

TIDAK SESUAI

Fe

Total

KURUS NORMAL GEMUK OBESITASIDEAL

Total

Page 191: GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS ......Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 xx + 134 halaman,

UJI COBA INSTRUMEN

Reliability Statistics

,587 10

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

1,55 ,605 201,30 ,571 201,65 ,587 201,70 ,657 201,25 ,550 20,85 ,587 20

1,75 ,550 201,85 ,489 201,70 ,733 201,70 ,733 20

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

13,75 5,882 ,565 ,48114,00 6,632 ,322 ,54713,65 6,450 ,372 ,53413,60 5,305 ,717 ,42514,05 8,471 -,271 ,67014,45 7,208 ,112 ,59613,55 6,366 ,446 ,51913,45 7,524 ,053 ,60313,60 6,147 ,336 ,54013,60 6,989 ,098 ,611

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted