109
GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : ACHMAD CHUSANUDIN NIM: 108101000059 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015M

GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

  • Upload
    lamngoc

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG REKTORAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

ACHMAD CHUSANUDIN

NIM: 108101000059

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015M

Page 2: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran
Page 3: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran
Page 4: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran
Page 5: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

v

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Juli 2015

Achmad Chusanudin, NIM: 108101000059

xviii + 89 halaman + 14 tabel + 15 gambar + 5 lampiran

GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

Abstrak

Kebakaran adalah suatu hal yang sangat tidak diinginkan yang dapat menyebabkan

penderitaan dan malapetaka. Kebakaran dapat mengakibatkan banyak kerugian seperti korban

jiwa, kerugian material, hilangnya lapangan kerja dan kerugian lain yang tidak langsung. Ada

beberapa hal yang bisa berpotensi menimbulkan kebakaran, yaitu adanya korsleting listrik,

adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran terjadi di beberapa

Universitas antara lain Universitas Indonesia Fakultas Teknik pada Tahun 2001 dan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2014, Universitas Riau tahun 2010, STIE Perbanas tahun

2006.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, alat ukur penelitian

ini berupa penilaian kelayakan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung UIN syarif

Hidayatullah Jakarta dengan metode check-list dan lembar wawancara. Kemudian hasilnya

dibandingkan dengan beberapa standar acuan seperti Permen PU no 26 tahun 2008 dan Standar

Nasional Indonesia (SNI).

Penelitian ini menghasil data bahwa tingkat pemenuhan sarana Proteksi Aktif di gedung

rektorat UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebesar 64% . Nilai tingkat pemenuhan 64% ini

memiliki arti bahwa cukup baik artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi

aktif yang tidak sesuai dengan standar acuan yang berlaku.

Saran yang dapat direkomendasikan adalah melengkapai sarana proteksi aktif seperti

pengadaan sistem sprinkler yang belum terdapat pada gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Serta senantiasa melakukan pemeliharaan rutin terhadap saran proteksi aktif yang sudah

ada. Sehingga sarana yang ada akan senantiasa siap guna dan pakai.

Kata Kunci : Alarm kebakaran, detector kebakaran, APAR, Hidran

Referensi : 33 (2001 – 2015)

Page 6: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY CONCENTRATION

Undergraduate Thesis, July 2015

Name: Achmad Chusanudin, ID Number : 108101000059

xviii + 89 pages + 14 tables + 15 pictures + 5 attachments

Description of Active Protection Facility at Rectorate Building State Islamic University

Syarif Hidayatullah Jakarta 2015

Abstract

Fire is a very undesirable things that can cause distress and disaster. Fire may result

in fatalities, material damages, loss of jobs and other indirect losses. There are several things

that could potentially a fire, the electrical short circuit, the kitchen equipment, and due to

human negligence. Fire cases occurred at several universities, Faculty of Engineering

University of Indonesia in 2001, Faculty of Social and Political Sciences in 2014, University

of Riau in 2010, and STIE Perbanas in 2006.

This study used descriptive quantitative methods with assessing the feasibility of

building fire protection systems at Rectorate Building State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta with a check-list and interview sheet. Then the results are compared

with some standards as Permen PU No. 26 2008 and the Indonesian National Standard

(SNI).

This study found that level of compliance of active protection facility in rectorate

building State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta is 64%. This level means that it

has quite good (attached but there is a small part installation active protection facility is

incompatible with the applicable standards).

Researcher recomended UIN Jakarta to complete the active protection facility such as

the procuring the sprinkler system and always do routine maintenance of active protection

facility existing ones. So it always be ready to use.

Keywords: fire alarm, fire detector, fire extinguisher, hydrant

References: 33 (2001 – 2015)

Page 7: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

vii

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul

“Gambaran Sarana Proteksi Aktif Di Gedung Rektorat Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015”. Sholawat dan

Salam senantiasa penulis sampaikan kepada Rosul tercinta, Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang terang yaitu Islam dan

menjadikan kita terang dengan ilmu pengetahuan.

Selama penyusunan penyusunaan skripsi ini penulis selalu mendapat

motivasi bantuan dan dukungan selama melakukan penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan laporan ini di antaranya:

1. Kedua orang tua penulis Bapak Durori dan Ibu Marsinah terimakasih

untuk semua hal yang sudah diberikan yang juga senantiasa

mendoakan setiap langkah yang penulis kerjakan demi keberkahan

dan kesehatan penulis.

2. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

4. Ibu Dr Iting Shofwati, ST, MKKK selaku dosen pembimbing

terimakasih penulis ucapkan atas waktunya, semua arahan, inspirasi,

Page 8: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

viii

dan masukan serta kebaikan dalam bimbingannya kepada penlis

selama menulis skripsi ini.

5. Ibu Riastuti Kusumawardani SKM, MKM. Selaku dosen pembimbing

terimakasih penulis ucapkan atas waktunya,semua arahan, inspirasi,

dan masukan serta kebaikan dalam bimbingannya kepada penulis

selama menulis skripsi ini.

6. Seluruh pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat, atas semua

ilmu yang telah diberikan semoga berkah dan manfaat.

7. Bapak Farid, Ibu Meilani selaku dosen penguji yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan motivasi.

8. Nur Najmi Laila (kak Ami) dan kak Septi yang telah membantu

mengurus ini dan itu banyak sekali.

9. Sahabat-sahabat kesmas angkatan 2008 semoga yang selalu

memberikan motivasi semangat untuk lulus.

10. Ikwan, Hasim, Rifda, Sapi, Ali, dan keluarga besar PMII Ciputat yang

telah membantu menulis skripsi.

11. Mas Aqso, Mas Basit, Mas Tanwir, Mas Ilham, Mas Angger, yang

sudah meminjamkan laptopnya.

12. Rekan- rekan mahasiswa dan segenap pihak yang telah berperan aktif

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat

penulis sebutkan dalam laporan ini, semoga semuanya mendapatkan

keberkahan.

Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahannya

datangnya dari penulis selaku manusia yang dhaif, sehingga saran dan kritik

Page 9: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

ix

dari pembaca sangat penulis harapkan demi terciptanya perbaikan dimasa

datang.

Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq

Jakarta, Agustus 2015

Penulis

Page 10: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

viii

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Achmad Chusanudin

Tempa/tanggal lahir : Kebumen 21 September 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : RT 01/03 dusun Simo, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong

Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia

No. telepon : 08979591685

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 2002 : SDN 3 Jogosimo Kebumen

2002 – 2005 : MTs Mafatihul Huda Jogosimo Kebumen

2005 – 2008 : MA Al Azhar kota Banjar

2008 - Sekarang : S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2008-2009 : Staf Departemen Agama BEMJ Kesmas

2. 2009-2010 : Ketua Departemen Keagamaan BEMJ Kesmas

3. 2010-2011 : Ketua Departemen Pengembangan Masyarakat PAMI

Jakarta Raya

4. 2012- 2014 : Bendahara Umum PMII Cabang Ciputat

5. 2014- 2015 : Ketua Umum PMII Cabang Ciputat

Page 11: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

ix

Daftar Isi

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 5

1.4.1 Tujuan umum ................................................................................................................ 5

1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 6

1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa .............................................................................................. 6

1.5.2 Manfaat Bagi Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................. 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 8

2.1 Kebakaran ................................................................................................................................. 8

2.1.1 Proses Kebakaran .......................................................................................................... 9

2.1.2 Klasifikasi Kebakaran ................................................................................................... 10

2.2 Sistem Proteksi Kebakaran Aktif ............................................................................................... 11

2.2.1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ............................................................................. 12

Page 12: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

x

2.2.2 Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengisian Ulang APAR ............................................ 16

2.2.3 Instalasi Hidran ............................................................................................................ 18

2.2.4 Alarm Kebakaran ......................................................................................................... 21

2.2.5 Detektor Kebakaran ...................................................................................................... 23

2.2.6 Water Sprinkler ............................................................................................................. 29

2.3 Kerangka Teori .......................................................................................................................... 33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............................................ 34

3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................................................... 34

3.2 Definisi Operasional ................................................................................................................ 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................ 38

4.1 Desain Penelitian ...................................................................................................................... 38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................................... 38

4.3 Pengumpulan Data .................................................................................................................... 38

4.4 Pengolahan dan Analisa data .................................................................................................... 39

4.5 Pengolahan Data ....................................................................................................................... 39

4.6 Analisis Data ............................................................................................................................. 41

BAB V HASIL ................................................................................................................................. 43

5.1 Gambaran Umum Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................... 43

5.2 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta .................................................................................................................................. 45

5.2.1 Alarm kebakaran ......................................................................................................... 45

5.2.2 Detector kebakaran .................................................................................................... 49

5.2.3 APAR .......................................................................................................................... 55

5.2.4 Hidran ......................................................................................................................... 59

5.3 Rata-rata tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif di gedung Rektorat ................................. 63

Page 13: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

xi

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................................ 64

6.1 Keterbatasan Penelitian............................................................................................................. 64

6.2 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 65

6.2.1 Alarm Kebakaran ........................................................................................................... 69

6.2.2 Detektor kebakaran.......................................................................................................... 72

6.2.3 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ............................................................................... 76

6.2.4 Hidran ............................................................................................................................. 81

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 85

7.1 Simpulan ................................................................................................................................... 85

7.2 Saran ......................................................................................................................................... 86

7.2.1 Saran untuk Pengelola Gedung Rektorat UINSyarif Hidayatullah Jakarta .................... 86

7.2.2 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya. ................................................................................... 87

Daftar Pustaka .................................................................................................................................. 88

Lampiran-lampiran ......................................................................................................................... 91

Page 14: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

xii

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................................ 35

Tabel 4.1 Tingkat Penilaian Audit Kebakaran..................................................................... 41

Tabel 5.1 Gambaran Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015 .........................................................................................

46

Tabel 5.2 Gambaran peletakan sarana bel alarm di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatuallah Jakarta tahun 2015..................................................................

46

Tabel 5.3 Tingkat Pemenuhan Sarana Alarm Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000..............................

48

Table 5.4 Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015..........................................................................................................

51

Tabel 5.5 Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.......................................................................................................

51

Table 5.6 Gambaran Pemenuhan Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015............................................................................................

53

Tabel 5.7 Tingkat Pemenuhan Sarana Detektor Kebakaran di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000...................

54

Tabel 5.8 Gambaran APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015..........................................................................................................

55

Tabel 5.9 Rincian Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015......................................................................................

56

Tabel 5.10 Tingkat Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan Permen PU No. 26/PRT/M/2008 tahun 2015..........................

58

Tabel 5.11 Tingkat Pemenuhan Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000.................................................

62

Tabel 5.12 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarat tahun 2015..............................................................

63

DAFTAR TABEL

Page 15: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran adalah adanya api yang tidak dikehendaki. Kebakaran

berpotensi disemua tempat. Peristiwa kebakaran terjadi diawali dengan

pembakaran kemudian api tersebut sudah tidak dapat terkendali dan

mengancam keselamatan jiwa dan harta benda (Sagala et al, 2013). Salah satu

kejadian kebakaran yang paling merugikan adalah kejadian kebakaran di

daerah perkotaan (Huang, 2009).

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran yaitu karena sifat

kelalaian manusia seperti; kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan

bahaya kebakaran, kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat

menimbulkan api, kurangnya kesadaran pribadi atau disiplin. Kebakaran karena

peristiwa alam terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung

berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan. Kebakaran karena penyalaan sendiri

seperti kebakaran di gudang bahan kimia dimana bahan bereaksi dengan udara, air

dan juga bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar atau meledak. Kebakaran

karena kesengajaan seperti sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim

asuransi, hilangkan jejak kejahatan, dan lainnya (UPT K3L ITB, n.d).

Menurut Depnakertrans (n.d) kebakaran dapat mengakibatkan banyak

kerugian. Diantaranya korban jiwa, kerugian material, hilangnya lapangan kerja

dan kerugian lain yang tidak langsung. Dampak kebakaran akan lebih luas lagi

apabila terjadi pada objek vital. Kebanyakan kasus kebakaran terjadi adalah di

Page 16: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

2

tempat kerja. Karena semua unsur yang dapat memicu kebakaran terdapat

ditempat kerja. Serta teridentifikasi bahwa 20% dari kejadian kebakaran

menghabiskan semua bangunan. Gambaran ini menunjukan bahwa di tempat

kejadian tersebut tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk menghadapi

kejadian kebakaran (Depnakertrans, n.d).

Kasus kebakaran gedung sering terjadi akibat energi listrik yang kontak

dengan perangkat lain. Kasus kebakaran terjadi di beberapa Universitas antara

lain Universitas Indonesia Fakultas Teknik pada Tahun 2001 dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2014 (Iqbal, 2014); Universitas Riau (UNRI) tahun

2010 (Yuli, 2010); STIE Perbanas (Setiawan, 2006), Serta beberapa gedung

bertingkat lainnya seperti gedung Bank IFI Tahun 2009 (Priliawiti, 2009); gedung

Polda Jatim Tahun 2014 (Andriansyah, 2014); Wisma Kosgoro Tahun 2015

(Ferdianto, 2015); Bank Cimb Niaga Tahun 2015 (Firmansyah, 2015). Kebakaran

pada gedung tersebut dipicu karena adanya korsleting listrik atau hubungan arus

pendek.

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dan kendala dalam

memadamkan kebakaran dapat karena faktor peralatan proteksi kebakaran yang

kurang memadai, sumber daya manusia yang tidak dipersiapkan, atau hambatan

lainnya (Depnakertrans, n.d). Adanya proteksi kebakaran yang memadai akan

sangat membantu proses pemadaman kebakaran. Sehingga dapat meminimalkan

kerugian yang didapat jika terjadi kebakaran. Sumber daya manusia yang ada juga

dapat membantu guna menghindari bahaya kebakaran yang terjadi

(Depnakertrans, n.d).

Page 17: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

3

Gedung Rektorat UIN Jakarta merupakan jantung dari institusi

pendidikan dimana didalamnya terdapat aset aset negara yang perlu dijaga dan

diamankan. Di gedung ini terdapat ruang pejabat Universitas yang sangat penting

untuk menjalankan roda pendidikan. Ruang pejabat Universitas mulai dari rektor,

wakil rektor, kepala biro AAK dan pejabat lainnya. Terdapat juga ruang rapat,

perpustakaan lembaga-lembaga Universitas, serta ruang bersantai para karyawan

rektorat serta dapur. Di dalam gedung rektorat ini terdapat banyak faktor yang

dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, diantaranya adanya listrik, dapur serta

mahasiswa dan karyawan rektorat yang suka merokok. Kondisi tersebut

menambah risiko terjadinya kebakaran.

Berdasarkan wawancara dengan penanggung jawab umum, beliau

menerangkan bahwa pihak rektorat hanya mempunyai proteksi aktif kebakaran

standar seperti APAR, Hidran, dan detektor. Hanya ada dua APAR di pos

satpam, sedangkan untuk hidran hanya ada di halaman. Tidak terdapat hidran di

dalam gedung. Kesemuanya belum dilaksanakan cek ulang sehingga tidak tahu

terkait keaktifannya. Dengan risiko yang besar rektorat tidak memiliki sistem

proteksi kebakaran yang baik, sehingga besar kemungkinan apabila terjadi bahaya

kebakaran, tidak dapat meminimalisir menjalarnya kebakaran. Oleh karena itu,

penulis tertarik mengambil judul penelitian mengenai “GAMBARAN SARANA

PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015”.

Page 18: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

4

1.2 Rumusan Masalah

Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai risiko

terjadinya kebakaran. Terdapatnya aliran listrik, adanya dapur serta adanya bahan

bahan yang mudah terbakar seperti kertas, kayu serta bahan lainnya. Kesemua ini

merupakan potensi yang dapat menimbulkan kebakaran. Untuk meminimalisir

bahaya kebakaran, haruslah terdapat sarana proteksi aktif kebakaran. Hal ini dapat

membantu dalam menghadapi keadaan darurat kebakaran. Seperti adanya sistem

deteksi kebakaran serta alarm kebakaran, alat pemadam api ringan yang dapat

digunakan ketika ada kejadian kebakaran kecil. Kesemua alat ini haruslah dicek

secara berkala terkait kelayakannya. sehingga sewaktu penggunaan dapat

dioperasikan secara maksimal.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari tiga lantai masih memerlukan

pemeliharaan serta pengelolaan sistem proteksi kebakaran yang baik dalam

penempatannya serta layak berdasarkan peraturan yang berlaku.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran sarana proteksi aktif kebakaran di Gedung Rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran sarana detektor kebakaran di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran sarana alarm kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

4. Bagaimana gambaran sarana APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

Page 19: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

5

5. Bagaimana gambaran sarana Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

6. Bagaimana gambaran sarana springkler di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah arah dan panduan yang akan dicapai

dalam proses pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu tujuan

penelitian merupakan operasionalisasi pelaksanaan peneliti dalam

menemukan sesuatu yang baru. Tujuan penelitian berisi uraian tentang

tujuan penelitian secara umum maupun secara spesifik. (Budiman, n.d)

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran sarana proteksi aktif di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran sarana detektor kebakaran di Gedung

Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

b. Diketahuinya gambaran sarana alarm kebakaran di Gedung Rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

c. Diketahuinya gambaran sarana APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

d. Diketahuinya gambaran sarana Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

e. Diketahuinya gambaran sarana springkler di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Page 20: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

6

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang

dilakukan baik bersifat internal maupun eksternal. Bersifat internal

kegunaannya berhubungan dengan peneliti sendiri sedangkan kegunaan

eksternal kegunaannya lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan dan

pengembangan program. Manfaat penelitian dapat juga disebut sebagai

kontribusi penelitian dalam memecahkan atau menjawab permasalahan

penelitian (Budiman, n.d).

1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan penulis mengenai

keilmuan K3 khususnya masalah pencegahan penanggulangan kebakaran di

gedung dan membandingkan serta menerapkan ilmu yang didapat dibangku

kuliah dengan fakta dilapangan.

1.5.2 Manfaat Bagi Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan

masukan pada manajemen rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait

sarana proteksi aktif kebakaran yang baik dan sesuai dengan standar yang

berlaku.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu penelitian yang meliputi elemen sarana

proteksi aktif yang meliputi : alarm kebakaran, detektor kebakaran, sprinkler,

APAR dan hidran. Penelitian ini dilakukan di gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada bulan Maret-Juni Tahun 2015. Penelitian ini

dilakukan karena mengingat pentingnya keberadaan sarana proteksi aktif

Page 21: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

7

kebakaran yang efektif dan siap guna. Selain itu juga, penelitian ini dilakukan

dengan melihat secara langsung kondisi actual sarana proteksi aktif kebakaran.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif menggunakan

metode wawancara, observasi dan dokumen secara langsung terhadap sarana

proteksi aktif kebakaran dan kemudian dibandingkan dengan peraturan yang

berlaku seperti Permen PU No. 26 Tahun 2008 dan SNI (Standar Nasional

Indonesia).

Page 22: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebakaran

Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman

potensial dan terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan (SNI03–1736–2000). Menurut

Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja Ditjen Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan, kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki, boleh jadi api

itu kecil tetapi tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran.

Menurut Depnakertrans (n.d) dalam bukunya yang berjudul Training

Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran menyatakan bahwa, kebakaran

adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari

suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Bahan

bakar dapat berupa bahan padat, cair atau uap/gas akan tetapi bahan bakar yang

terbentuk uap dan cairan biasanya lebih mudah menyala (Depnakertrans, n.d).

Dalam kebakaran, asap dan gas menjadi pembunuh utama. Korban dapat

mengalami keracunan akut atau kronik dalam kebakaran karena menghirup gas

beracun seperti gas CO, HCN, Pb dan Benzene yang dapat mengakibatkan

leukemia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan

dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh

tertentu sehingga dapat langsung mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal,

paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi

Page 23: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

9

dalam organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk

jangka waktu yang panjang (Harjanto et al, 2011).

2.1.1 Proses Kebakaran

Proses kebakaran ini merupakan fenomena atau gejala pada setiap

tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam.

Proses ini meliputi :

a. Source energy : Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya

api/kebakaran. Tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya yaitu

adanya potensi energi yang tidak terkendali.

b. Initiation : Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan zat

yang dapat terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal

bermula dari sumber api/nyala yang relatif kecil.

c. Growth : Apabila pada periode awal kebakaran tidak terdeteksi,

maka nyala api akan berkembang menjadi lebih besar sehingga api

akan menjalar bila ada media disekelilingnya.

d. Flashover : Intensitas nyala api meningka dan akan menyebarkan

panas kesemua arah secara konduksi, konveksi dan radiasi, sehingga

pada suatu saat kurang lebih sekitar 3-10 menit atau setelah

temperatur mencapai 300°C akan terjadi penyalaan api serentak

yang biasanya ditandai pecahnya kaca.

e. Full fire : Nyala api akan membara dan bisa disebut dengan

kebakaran mantap. Temparatur pada saat kebakaran full dapat

mencapai 600-1000°C.

Page 24: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

10

f. Decay : Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala

akan berkurang/surut dan berangsur akan padam.

2.1.2 Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi kebakaran sangat membantu dan diperlukan dalam

pengembangan bahan pemadam dan teknik pemadaman kebakaran. Tujuan

dari pengklasifikasian kebakaran adalah agar memudahkan usaha

pencegahan dan pemadaman kebakaran. Klasifikasi kebakaran digunakan

untuk media (bahan) pemadam yang tepat dan sesuai bagi suatu kelas

kebakaran, sehingga usaha pencegahan dan pemahaman akan berdayaguna

dan tepat guna. Klasifikasi kebakaran juga digunakan untuk menentukan

sarana proteksi kebakaran dan untuk menjamin keselamatan nyawa tim

pemadam kebakaran (Ramli, 2010).

Klasifikasi kebakaran ialah penggolongan atau pembagian

kebakaran berdasarkan jenis bahayanya. Dengan adanya klasifikasi

tersebut akan lebih mudah, cepat dan lebih tepat dalam pemilihan media

pemadam yang digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan

mengacu pada standar (Depnakertrans, n.d). Klasifikasi kebakaran di

Indonesia mengacu standar NFPA, yang dimuat dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang pembagiannya adalah sebagai

berikut :

a. Kelas A : Bahan padat selain logam yang kebanyakan tidak dapat

terbakar dengan sendirinya, kebakaran kelas A ini akibat panas yang

datang dari luar, molekul – molekul benda padat terurai dan

Page 25: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

11

membentuk gas dan gas lainlah yang terbakar. Kebakaran ini

menimbulkan panas dan selanjutnya mengurai lebih banyak molekul–

molekul dan menimbulkan gas akan terbakar. Sifat utama dari

kebakaran benda padat adalah bahan bakarnya tidak mengalir dan

sanggup menyimpan panas yang banyak sekali dalam bentuk bara.

b. Kelas B : Seperti bahan cairan dan gas tak dapat terbakar dengan

sendirinya diatas cairan pada umunya terdapat gas, dan gas ini yang

dapat terbakar. Pada bahan bakar cair ini suatu bunga api kecil

sanggup mencetuskan api yang akan meninbulkan kebakaran. Sifat

cairan ini adalah mudah mengalir dan menyalakan api ketempat lain.

c. Kelas C : Kebanyakan pada peralatan listrik yang bertegangan, yang

mana sebenarnya kelas C ini tidak lain kebakaran kelas A dan kelas B

atau kombinasi dimana ada aliran listrik. Kelas C perlu diperhatikan

dalam memilih jenis media pemadam yaitu tidak menghantar listrik

untuk melindungi orang yang memadamkan kebakaran dari aliran

listrik.

d. Kelas D : Kebakaran logam seperti magnesium, titanium, uranium,

sodium, lithium, dan potassium. Pada kebakaran jenis ini perlu dengan

alat atau media khusus untuk memadamkannya.

2.2 Sistem Proteksi Aktif

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang

secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun

otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti sprinkler, pipa tegak

Page 26: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

12

dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,

seperti APAR dan pemadam khusus (Permen PU 26 Tahun 2008).

2.2.1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan atau APAR merupakan pertahanan

pertama bila terjadi kebakaran. Desain konstruksinya dapat dijinjing dan

mudah dioperasikan oleh satu orang. Berdasarkan definisi tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri APAR adalah ringan, berisi media

pemadam, mempunyai tenaga pendorong, digunakan untuk memadamkan

kebakaran tingkat awal dan dapat dioperasikan oleh satu orang. Tabung

APAR ada berbagai jenis, yaitu:

a. Tabung Bertekanan/ Stored Pressure

Dalam tabung ini terdapat gas bertekanan yang berfungsi sebagai

pendorong media pemadam (Nitrogen, CO atau jenis gas lainnya) pada

saat tuas tabung ditekan. Ciri utama dari tabung ini yaitu adanya

petunjuk tekanan (pressure gauge) pada bagian atas tabung. Bila jarum

menunjukkan area hijau maka tekanan dalam tabung tersebut masih

dalam keadaan baik.

b. Tipe Catridge

Ciri-ciri dari tabung ini adalah adanya tabung kecil/ catridge yang

berisi gas penekan yang terletak dibagian bawah tuas. Pada saat akan

digunakan maka tuas tabung harus dipukul terlebih dahulu agar jarum

yang ada pada bagian bawah tuas melubangi catridge, sehingga gas

Page 27: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

13

akan keluar dan mengisi seluruh tabung. Gas inilah yang akan menjadi

pendorong untuk media pemadam yang ada di dalam tabung tersebut.

Gambar 2.1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Menurut Depnakertrans dalam bukunya Training Material K3

Bidang Penanggulangan Kebakaran, mengenal berbagai jenis media

pemadam kebakaran dimaksudkan agar dapat menentukan jenis media

yang tepat, sehingga dapat memadamkan kebakaran secara efektif,

efisien, dan aman (Depnaker, n.d).

Persyaratan Umum APAR sesuai dengan permen PU nomor 26 tahun

2008 adalah sebagai berkut :

a. Klasifikasi APAR harus terdiri dari huruf yang menunjukkan kelas

api di mana alat pemadam api terbukti efektif, didahului dengan

angka (hanya kelas A dan kelas B) yang menunjukkan efektifitas

pemadaman relatif. APAR yang diklasifikasi untuk penggunaan

bahaya kebakaran kelas C, kelas D, atau kelas K tidak disyaratkan

mempunyai angka yang mendahului huruf klasifikasi.

Page 28: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

14

b. APAR harus selalu dipelihara dalam kondisi penuh dan siap

dioperasikan dan harus dijaga setiap saat di tempat yang telah

ditentukan jika alat tersebut sedang tidak digunakan.

c. APAR harus diletakkan menyolok mata yang mana alat tersebut

mudah dijangkau dan siap dipakai dan selalu tersedia saat terjadi

kebakaran. Lebih baik alat tersebut diletakkan sepanjang jalur lintasan

normal, termasuk exit dari suatu daerah.

d. Lemari tempat APAR harus tidak dikunci, kecuali bila APAR tersebut

menjadi sasaran perbuatan jahat dan lemari termasuk sebagai sarana

akses darurat. Lemari yang berisi APAR tidak diperkenankan dikunci,

kecuali jika APAR yang ada di dalam lemari tersebut dapat digunakan

untuk perbuatan jahat, dan di dalam lemari tersebut tersimpan

peralatan untuk akses keadaan darurat.

e. APAR harus tampak jelas dan tidak terhalangi. Dalam ruangan yang

besar, dan dalam lokasi tertentu terdapat penghalang visual yang tidak

dapat dihindari maka harus disediakan sarana untuk menunjukkan

lokasi APAR tersebut.

f. APAR selain jenis APAR beroda harus dipasang kokoh pada

penggantung, atau pengikat buatan manufaktur APAR, atau pengikat

yang terdaftar yang disetujui untuk tujuan tersebut, atau ditempatkan

dalam lemari atau dinding yang konstruksinya masuk ke dalam.

APAR beroda harus diletakkan di lokasi yang telah ditentukan.

Page 29: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

15

g. APAR yang dipasang pada kondisi pemasangan yang rentan tercabut

harus dilengkapi dengan sabuk pengikat yang dirancang secara

khusus.

h. APAR yang dipasang pada kondisi rentan terhadap kerusakan fisik

(contoh; dari benturan, getaran, lingkungan) harus diproteksi dengan

benar.

i. APAR dengan berat kotor tidak melebihi 18 kg harus dipasang

sehingga ujung atas APAR tingginya tidak lebih dari 1,5 m di atas

lantai. APAR dengan berat lebih dari 18 kg (kecuali jenis yang

dilengkapi roda) harus dipasang tidak lebih dari 1 m di atas lantai.

Dalam hal apapun pada perletakan APAR harus ada jarak antara

APAR dengan lantai tidak kurang dari 10 cm.

j. Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan dari

APAR dan harus terlihat jelas. Label sistem identifikasi bahan

berbahaya, label pemeliharaan enam tahun, label uji hidrostatik, atau

label lain harus tidak boleh ditempatkan pada bagian depan dari

APAR atau ditempelkan pada bagian depan APAR. Pelarangan ini

tidak berlaku untuk label asli manufaktur, label yang secara spesifik

terkait pengoperasian APAR atau klasifikasi api, atau label inventory

control spesifik untuk APAR itu.

k. Alat pemadam api yang dipasang dalam lemari atau dinding yang

masuk ke dalam, harus ditempatkan sedemikian sehingga label

instruksi pengoperasian APAR menghadap ke arah luar. Lokasi

APAR tersebut harus bertanda jelas.

Page 30: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

16

l. Apabila APAR dipasang dalam lemari tertutup yang terekspos ke

temperatur tinggi, lemari tersebut harus dilengkapi dengan bukaan

dan lubang buangan yang berkawat kasa.

m. APAR harus tidak terekspos ke temperatur di luar rentang temperatur

yang tercantum pada label APAR.

n. APAR yang berisi hanya air biasa, hanya dapat diproteksi terhadap

temperatur paling rendah + 40°C dengan menambahkan bahan

antibeku yang dicantumkan pada plat nama APAR. Larutan Kalsium

Khlorida tidak boleh digunakan pada APAR jenis baja tahan karat.

o. Manufaktur atau pemasok harus menyerahkan kepada Pemilik atau

wakil pemilik manual instruksi APAR yang merinci instruksi singkat

dan peringatan yang perlu untuk instalasi, pengoperasian, inspeksi dan

pemeliharaan APAR.

2.2.2 Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengisian Ulang APAR.

a. Pemilik atau wakil yang ditunjuk atau penghuni bangunan gedung

yang di dalamnya di pasang APAR harus bertanggung jawab untuk

pelaksanaan inspeksi, pemeliharaan dan pengisian ulang.

b. Pemeliharaan, perawatan dan pengisian ulang harus dilakukan oleh

petugas yang terlatih, mempunyai manual perawatan menyeluruh, alat

perkakas dari jenis yang cocok, bahan isi ulang, pelumas, dan

rekomendasi manufaktur untuk penggantian bagian–bagian atau

bagian yang khusus terdaftar untuk digunakan dalam APAR.

c. Etiket tidak ditempatkan di depan APAR.

Page 31: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

17

d. Label yang menunjukkan penggunaan APAR atau klasifikasi atau

keduanya diizinkan untuk ditempatkan pada bagian depan APAR.

e. APAR harus diinspeksi sejak awal ditempatkan dan difungsikan dan

selanjutnya pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari. APAR harus

diinspeksi secara manual atau dimonitor secara elektronik, pada

interval waktu yang lebih jika keadaan membutuhkan.

f. Petugas yang melakukan inspeksi harus menyimpan arsip dari semua

APAR yang diperiksa, termasuk tindakan korektif yang dilakukan.

g. Sekurang-kurangnya sebulan sekali pemeriksaan dilakukan dan

tanggal, nama petugas yang melakukan pemerikaan harus tercatat.

h. Arsip harus dipelihara melalui etiket atau label yang ditempelkan pada

APAR, lewat daftar simak inspeksi yang dipelihara pada arsip atau

lewat metoda elektronik yang menjamin arsip tersimpan permanen.

i. Terhadap APAR harus dilakukan pemeliharaan pada jangka waktu

tidak lebih dari 1 tahun, pada waktu pengujian hidrostatik, atau jika

secara khusus ditunjukkan melalui inspeksi atau pemberitahuan

elektronik.

j. APAR yang dikeluarkan dari tempatnya untuk pemeliharaan atau

pengisian ulang harus diganti dengan APAR yang sesuai untuk jenis

bahaya kebakaran yang akan diproteksi dan sekurang-kurangnya

memiliki kemampuan daya padam yang sama.

k. Setiap APAR harus mempunyai kartu atau label yang dilekatkan

dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya

Page 32: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

18

pemeliharaan dan memberikan identifikasi petugas yang melakukan

pemeliharaan.

l. Semua APAR yang dapat diisi ulang harus diisi ulang setelah setiap

penggunaan atas sebagaimana yang ditunjukkan saat inspeksi atau

ketika dilakukan pemeliharaan.

2.2.3 Instalasi Hidran

Hidran halaman adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut

pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan bagi

keperluan pemadaman kebakaran dan diletakkan di halaman bangunan

gedung (Permen PU No 26 Tahun 2008).

Gambar 2.2: Hidran

Menurut jenisnya hidran dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tipe

bejana kering (dry barrel) dan bejana basah (wet barret fire hydrant). Pada

jenis bejana kering, di dalamnya tidak berisi air, walaupun sudah

dihubungkan dengan sumber air. Hidran bejana basah di dalamnya berisi

air sehingga jika dibuka air langsung menyemprot.

Page 33: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

19

Menurut SNI 03 1745 2000, kotak hidran merupakan suatu kotak

yang di dalamnya terdiri dari rak slang, slang nozel, dan katup slang.

Sebagai berikut penjelasannya:

1. Kotak Slang

a) Lemari tertutup yang berisi slang kebakaran, harus berukuran

cukup untuk pemasangan peralatan penting dan dirancang tidak

saling mengganggu pada waktu sambungan slang, slang dan

peralatan lain digunakan dengan cepat pada saat terjadi

kebakaran.

b) Di dalam lemari, sambungan slang harus ditempatkan sehingga

tidak kurang 25 mm ( 1 inci ) jaraknya antara setiap bagian dari

lemari dan tangkai katup ketika katup dalam setiap kedudukan

dari terbuka penuh sampai tertutup penuh.

c) Lemari hanya digunakan untuk menempatkan peralatan

kebakaran dan setiap lemari di cat dengan warna yang menyolok

mata.

d) Apabila jenis kaca mudah dipecah (break glass) untuk tutup

pelindung, harus disediakan alat pembuka, alat yang disediakan

untuk memecah panel kaca harus dilekatkan dengan aman dan

tidak jauh dari area panel kaca dan harus disusun sehingga alat

tidak dapat dipakai untuk memecahkan pintu lemari panal kaca

lainnya.

Page 34: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

20

e) Apabila suatu rakitan tahan api ditembus oleh lemari, ketahanan

api dari rakitan harus dijaga sesuai yang dipersyaratkan oleh

ketentuan teknis bangunan gedung lokal.

2. Slang

Setiap sambungan slang yang disediakan untuk digunakan

oleh penghuni bangunan ( sistem kelas II dan kelas III), harus

dipasang dengan panjang yang tidak lebih dari 30 m (100 ft) sesuai

terdaftar untuk diameter 40 mm ( 1½ inci ), lurus, dapat dilipat atau

tidak dapat dilipat, slang kebakaran dilekatkan dan siap untuk

digunakan.

3. Rak Slang

Setiap kotak slang 40 mm (1½ inci) yang disediakan dengan

slang 40 mm (1½ inci) harus dipasang dengan rak yang terdaftar atau

fasilitas penyimpanan lain yang disetujui. Setiap kotak slang 40 mm

(1½ inci) harus dipasang dengan gulungan aliran menerus yang

terdaftar.

4. Nozel : Disediakan untuk pelayanan kelas II harus terdaftar.

5. Label

Masing-masing rak atau fasilitas penyimpanan untuk slang 40

mm (1½ inci ) atau lebih kecil harus dibuatkan label dengan tulisan

berbunyi “ Slang kebakaran untuk digunakan penghuni” dan instruksi

pemakaiannya.

Page 35: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

21

6. Sambungan Slang

Sambungan slang harus mempunyai ulir sesuai ketentuan yang

berlaku. Sambungan slang harus dipasang dengan tutup (cap) untuk

melindungi ulir slang.

2.2.4 Alarm Kebakaran

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 alarm kebakaran adalah

komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda setelah

kebakaran terdeteksi. Sistem alarm kebakaran digunakan untuk

memberitahukan kepada pekerja atau peghuni dimana suatu bahan

kebakaran bermula.

Gambar 2.3: Alarm Kebakaran

Alarm kebakaran dibagi menjadi dua jenis menurut cara kerjanya,

yaitu :

a. Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi

khusus (Audible alarm).

b. Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang tertangkap

oleh pandangan mata secara jelas (Visible alarm).

Sistem alarm kebakaran dilengkapi dengan tanda atau alarm yang

bisa dilihat atau didengar. Penempatan alarm kebakaran ini biasanya pada

Page 36: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

22

koridor atau gang-gang dan jalan dalam bangunan atau suatu instalasi.

Sistem alarm kebakaran bekerja secara manual atau otomatis yang

diintegrasikan dengan sistem deteksi kebakaran.

Sistem alarm kebakaran manual ditekan melalui tombol yang berada

dalam lemari atau kotak alarm (break glass). Jika kaca pecah, maka

tombol akan aktif dan segera mengeluarkan sinyal alarm dan mengaktifkan

sistem kebakaran lainnya. Sistem alarm kebakaran otomatis diaktifkan

oleh sistem detektor. Ketika detektor mendeteksi adanya api, maka

detektor akan segera mengaktifkan alarm dan sistem pemadam otomatis

akan bereaksi.

Menurut SNI 03-3985-2000 Tentang tata cara perencanaan,

pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk

pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. alarm harus

memiliki beberapa kriteria yaitu:

1. Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal

sebagai alarm kebakaran.

2. Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara 500 ~

1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65 dB.

3. Untuk ruang dengan tingkat kebisingan normal yang tinggi,

tingkat kekerasan suara minimal 5 dB lebih tinggi dari

kebisingan normal.

4. Untuk ruang dengan kemungkinan dipergunakan untuk ruang

tidur, tingkat kekerasan suara minimal 75 dB.

Page 37: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

23

5. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang

alarm kebakaran.

6. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau

oleh sistem alarm kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi

alarm yang khusus untuk ruangan tersebut

7. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana

suara–suara dari luar tidak dapat terdengar.

8. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga

dapat digunakan pula sebagai penuntun cara masuk bagi anggota

pemadam kebakaran dari luar.

9. Panel kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi kebakaran.

10. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan alarm

kebakaran serta komponennya secara keseluruhan

2.2.5 Detektor Kebakaran

Sistem pertama yang menjadi ujung tombak proteksi kebakaran

adalah sistem deteksi. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya api

sedini mungkin. Prinsip deteksi api, didasarkan atas elemen-elemen yang

ada dalam suatu api yaitu adanya asap, nyala dan panas. Alat detektor

kebakaran (fire detector) adalah alat yang fungsinya mendeteksi secara

dini adanya suatu kebakaran awal.

Gambar 2.4: Smoke Detector

Page 38: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

24

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 detektor kebakaran (fire detector)

digolongkan dalam beberapa jenis yaitu:

a. Detektor Asap

Detektor Asap (Smoke Detector) adalah detektor yang bekerja

berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu. Salah

satu alat deteksi asap bekerja dengan prinsip ionisai dengan

menggunakan bahan radioaktif yang akan mengionisasi udara di suatu

ruangan dalam komponen detektor. Listrik dalam ruangan dihantar

melalui udara di antara dua batang elektroda. Apabila partikel asap

masuk ke dalam ruang detektor, maka akan menyebabkan penurunan

daya hantar listrik. Detektor ini mendeteksi adanya asap dengan melihat

adanya penurunan daya hantar listrik. Selanjutnya detektor akan

memberikan sinyal ke sistem alarm. Berdasarkan cara kerjanya,

detektor asap dikelompokkan atas dua jenis yaitu jenis ionisasi dan

photoelectric.

Sesuai dengan sifat tersebut, maka detektor asap sangat tepat

digunakan di dalam bangunan dimana banyak terdapat kebakaran kelas

A yang banyak menghasilkan asap. Namun kurang tepat digunakan

untuk kebakaran hidrokarbon atau gas.

b. Detektor Panas

Detektor Panas (Heat Detector) adalah detektor yang bekerjanya

berdasarkan pengaruh panas (temperature) tertentu (SNI 03-3985-

2000). Detektor panas merupakan peralatan dari detektor kebakaran

yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik atau pneumatik yang

Page 39: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

25

secara otomatis akan mendeteksi kebakaran melalui panas yang

diterimanya (Ramli, 2010).

Ada tiga tipe detektor panas, yaitu :

Detektor bertemperatur tetap yang bekerja pada suatu batas panas

tertentu (fixed temperature).

Detektor yang bekerja berdasarkan kecepatan naiknya temperature

(rate of rise).

Detektor kombinasi yang bekerjanya berdasarkan kenaikan

temperature dan batas temperature maksimum yang ditetapkan.

c. Detektor Nyala

Detektor Nyala Api (Fire Detector), adalah detektor yang

bekerjanya berdasarkan radiasi nyala api (SNI 03-3985-2000). Api

mengelurkan radiasi sinar infra merah dan ultra violet. Keberadaan

sinar ini dapat dideteksi oleh sensor yang terpasang dalam detektor.

Sesuai dengan fungsinya, detektor ini ada beberapa jenis, yaitu :

Detektor nyala api ultra violet.

Detektor nyala api infra merah.

Pemasangan dan penempatan detektor memerlukan berbagai

pertimbangan, misalnya sifat risiko kebakaran, jenis api dan kepadatan

penghuninya. Salah satu pertimbangan adalah jenis bahan atau kelas

kebakaran yang mungkin terjadi.

d. Detektor Gas

Page 40: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

26

Detektor Gas (Gas Detector), adalah detektor yang bekerjanya

berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran

ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar (SNI 03-3985-2000).

Tanpa mempedulikan jenis dari detektor yang digunakan,

detektor-detektor berikut perlu diganti atau perwakilan contohnya

dikirim ke laboratorium pengetesan atau ke manufaktur untuk

dilakukan pengetesan :

a. Detektor di dalam sistem yang sedang diperbaiki untuk beroperasi

setelah sekian lama tidak digunakan.

b. Detektor yang terlihat mengalami korosi.

c. Detektor yang telah dicat di lapangan, jika tidak merata adalah dari

jenis yang ditemukan oleh pengetesan laboratorium bahwa

terpengaruh oleh pengecatan.

d. Detektor yang telah dibersihkan dari cat.

e. Detektor yang telah pernah terpengaruh oleh kerusakan mekanis atau

penyalah-gunaan yang sejenis.

f. Detektor dimana sirkitnya telah pernah terpengaruh gelombang besar

(surya) oleh tegangan berlebih atau kerusakan akibat petir.

g. Detektor yang terpengaruh terhadap kodisi lain yang dapat secara

permanen mempengaruhi operasinya, seperti lemak pelumas atau

deposit lainnya atau atmosfir yang korosive.

Page 41: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

27

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 ada beberapa hal yang harus

diperhatikan diantaranya:

a) Semua peralatan deteksi kebakaran harus didaftar atau disetujui sesuai

dengan yang dirancang dan harus dipasang mengikuti standar ini.

b) Semua peralatan deteksi kebakaran yang menerima pasokan daya dari

sirkit yang mengawali suatu unit kontrol alarm kebakaran harus didaftar

(listed) untuk penggunaan dengan unit kontrol. Apabila dapat diterima

oleh instansi yang berwenang, manufaktur dapat melengkapi informasi

mengenai kompatibilitas dari peralatan deteksi dengan unit kontrol untuk

memenuhi persyaratan ini.

c) Apabila disyaratkan oleh instansi yang berwenang, informasi lengkap

tentang detektor kebakaran, termasuk persyaratan teknis dan gambar denah

yang menunjukkan perletakan detektor harus disampaikan untuk disetujui

sebelum pemasangan detektor.

d) Sebelum permohonan persetujuan akhir terhadap pemasangan dari instansi

yang berwenang diberikan, kontraktor pemasang harus melengkapi dengan

pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa detektor telah dipasang sesuai

dengan rancangan denah yang disetujui dan diuji sesuai spesifikasi

manufaktur.

e) Akhir dari penyelesaian pemasangan harus dilakukan pengujian yang

sesuai dengan standar ini dan pelaksanaannya harus dihadiri wakil dari

instansi yang berwenang.

f) Detektor harus diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan

mekanis.

Page 42: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

28

g) Pemasangan detektor dalam semua keadaan harus bebas dari

pengikatannya terhadap sirkit konduktor.

h) Detektor tidak boleh dipasang dengan cara masuk ke dalam permukaan

langit-langit kecuali hal itu sudah pernah diuji dan terdaftar (“listed”)

untuk pemasangan seperti itu.

i) Detektor harus dipasang pada seluruh daerah bila disyaratkan oleh standar

yang berlaku atau oleh instansi yang berwenang. Setiap detektor yang

terpasang harus dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian

secara periodik.

j) Apabila dipersyaratkan proteksi mencakup secara menyeluruh, maka

detektor harus dipasang pada seluruh ruangan, lobi, daerah gudang,

besmen, ruang di bawah atap di atas langit-langit, loteng, ruang di atas

langit-langit yang diturunkan dan sub bagian lainnya dan ruang yang dapat

dijangkau dan di dalam semua lemari tanam, saf lif, tangga tertutup, saf

“dumb waiter”, dan pelongsor (chute). Daerah yang tidak dapat dimasuki

yang mengandung bahan mudah terbakar harus dibuat dapat dimasuki dan

diproteksi oleh detektor-detektor.

k) Detektor harus juga disyaratkan dipasang di bawah tempat bongkar muat

terbuka atau teras dan penutupnya, dan ruang di bawah lantai yang dapat

dimasuki dari bangunan tanpa besmen.

l) Selama kode, standar, hukum, atau instansi yang berwenang mensyaratkan

proteksi hanya daerah terseleksi saja, daerah yang disebutkan itu harus

diproteksi mengikuti standar ini.

Page 43: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

29

m) Terminal duplikat atau sejenisnya, harus disediakan pada setiap detektor

kebakaran otomatik untuk penyambungan cepat ke dalam sistem alarm

kebakaran melengkapi supervisi terhadap sambungan. Terminal atau

kawat demikian adalah penting untuk menjamin terhadap terputusnya

jaringan, dan sambungan individu dibuat ke dan dari terminal untuk sinyal

dan pasokan daya.

n) Apabila warna keseluruhan dari suatu detektor sama dengan tanda kode

warna yang disyaratkan untuk detektor itu, salah satu susunan berikut,

dipakai warna yang kontras dan mudah dilihat setelah pemasangan, harus

dibicarakan

2.2.6 Water Sprinkler

Sprinkler otomatis adalah instalasi pemadam kebakaran yang

dipasang secara permanen untuk melindungi bangunan dari bahaya

kebakaran yang akan bekerja secara otomatik memancarkan air, apabila

pemancar / kepala sprinkler terkena panas pada temperatur tertentu.

Dasar perencanaan sistem sprinkler berbasis pada jumlah air yang

dipancarkan oleh kepala sprinkler mampu menyerap kalor yang

dihasilkan dari bahan yang terbakar, dengan mengacu pada standar

klasifikasi hunian.

Berdasarkan SNI 03-3989-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan

dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik untuk pencegahan bahaya

kebakaran pada bangunan gedung, menyatakan beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pengelolaan sistem sprinkler yaitu:

Page 44: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

30

1. Semua ruang dalam gedung harus dilindungi dengan sistem

sprinkler, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak

yang berwenang seperti :

a. Ruang Tahan Api

b. Kamar Kakus

c. Ruang Panel Listrik

d. Ruangan Tangga dan Ruangan Lain yang dibuat khusus tahan

api.

2. Gambar perencanaan harus dibuat dengan skala tertentu, pada kertas

gambar yang berukuran sama dan harus memuat denah tiap lantai.

Gambar perencanaan harus dapat diperbanyak dengan mudah. Hal-

hal seperti dibawah ini harus tercantum dalam gambar perencanaan :

a. Nama pemilik dan jenis hunian.

b. Alamat.

c. Klasifikasi bahaya kebakaran.

d. Arah mata angina.

e. Kontruksi atap dan langit-langit.

f. Potongan gedung.

g. Letak dinding tahan api.

h. Letak dinding pemisah.

i. Jenis hunian tiap ruang atau kamar.

j. Letak tempat-tempat yang tertutup dan penyimpanan barang.

k. Ukuraan pipa dan tekanan air bersih kota dan apakah

merupakan ujung buntu atau jaringan melingkar.

Page 45: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

31

l. Penyedian air cara lain dengan tekanan atau gravitasi.

m. Merk, ukuran lubang, dan jenis sprinkler.

n. Suhu kerja dan letak sprinkler.

o. Jumlah sprinkler pada tiap pipa tegak, jumlah sprinkler pada

tiap sistem dan luas daerah yang dilindungi tiap lantai.

p. Jumlah sprinkler pada setiap pipa tegak dan jumlah

keseluruhan tiap lantai.

q. Merk, model dan tipe tanda bahaya yang dipakai.

r. Macam dan letak lonceng tanda bahaya hidrolis.

s. Percabangan, nipel pipa tegak dan ukuran-ukurannya.

t. Jenis penggantung.

u. Semua katup kendali, pipa pengering, pipa uji.

v. Slang kebakaran.

w. Nama dan alamat instalatur.

3. Hanya kepala sprinkler 100% baru boleh dipasang. Bahan yang

dipakai dalam pemasangan sistem sprinkler hanya bahan yang telah

disetujui oleh pihak yang berwenang.

4. Pemasangan instalasi sprinkler harus dilaksanakan oleh instalatur

yang telah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang.

5. Setelah pemasangan selesai harus diadakan pemeriksaan dan

pengujian oleh instalatur dan disaksikan oleh pemilik dan pejabat

yang berwenang. Instalatur dapat meninggalkan pekerjaan apabila

semua cacat telah diperbaiki dan sistem sprinkler siap beroperasi.

Berita acara serah terima harus dibuat dan ditanda tangani oleh

Page 46: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

32

semua pihak yang bersangkutan sebagai tanda bukti penyerahan

pekerjaan.

6. Semua pengujian yang diminta dalam standar ini harus dilakukan

oleh instalatur. Instalatur harus memberitahukannya terlebih dahulu

sebelum pengujian dilaksanakan kepada pemilik dan pejabat yang

berwenang. Apabila tidak ada petugas dari pihak yang berwenang

dapat hadir pada waktu pengujian dan ijin pengujian telah diberikan,

maka pengujian dapat dilaksanakan oleh pemilik atau orang yang

ditunjuknya. Hasil pengujian harus diserahkan kepada pejabat yang

berwenang untuk disahkan.

7. Air laut atau air lain yang mengandung bahan kimia yang dapat

menyebabkan korosi tidak boleh dipergunakan untuk pengujian.

8. Jarak minimum antara dua kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 2

m, kecuali jika ditempatkan penghalang pancaran antara kepala

sprinkler untuk mencegah pembahasan kepala sprinkler lain oleh

kepala sprinkler yang bekerja. Penghalang pancaran tersebut terdiri

dari plat logam dengan lebar 200 mm dan tinggi 150 mm dan apabila

dipasang di pipa cabang bagian atas, penghalang pancaran harus 50

~ 75 mm di atas deflektor kepala sprinkler.

9. Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal sistem bahaya

kebakaran ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem

bahaya kebakaran sedang atau sistem bahaya kebakaran berat tidak

boleh melebihi dari 2 m. Apabila gedung tidak dilengkapi langit-

Page 47: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

33

langit, maka jarak kepala sprinkler dan dinding tidak boleh melebihi

1,5 m.

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan telaah kepustakan dari berbagai sumber, menegaskan bahwa

sarana proteksi aktif kebakaran merupakan sarana yang terintegrasi dan

merupakan pencegahan dan perlindungan kebakaran tahap pertama. System

prtoeksi aktif kebakaran meliputi system alarm kebakaran, system detektor

kebakaran, system sprinkler, APAR dan Hidran. kerangka teori dapat dilihat

dibawah ini:

Gambar. 2.5

Kerangka Teori: (Permen PU No. 20 Tahun 2009; Permen PU No. 26 Tahun

2008; SNI 03 3985 2000; SNI 03 3989 2000; dan SNI 03 1745 2000)

SISTEM PROTEKSI AKTIF

Sistem Hidran Sistem

sprinkler

Sistem

Detektor

Kebakaran

Alat Pemadam

Api Ringan

(APAR)

Sistem Alarm

Kebakaran

Page 48: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

34

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Sistem proteksi aktif menurut Permen PU No. 26 Tahun 2008 merupakan

sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian

kebakaran baik manual atau otomatis. Sarana proteksi kebakaran aktif terdiri

dari alarm, hidran, detektor, sprinkler, dan APAR.

Dalam penelitian ini elemen proteksi aktif yang ada di Gedung Rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan diperiksa yang kemudian akan

dibandingkan dengan peraturan yang berlaku dan dengan melakukan penilaian

berdasarkan tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria

et al (2005), setelah dilakukan penilaian maka selanjutnya diambil kesimpulan

dari penelitian ini yaitu tingkat ketersediaan dan keefektifan sarana proteksi aktif

kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dapat dilihat

dalam gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Sarana Proteksi aktif

Tingkat

Pemenuhan

Terhadap

Standar

SNI-03-3985-2000 Alarm kebakaran

Detektor kebakaran

Permen PU Nomor 26

Tahun 2008 APAR

Hidran SNI 03 1745 2000

Page 49: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

35

No Istilah Definisi Operasional

Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1 Alarm

kebakaran

Tingkat pemenuhan elemen

pendeteksian kebakaran

pada Alarm kebakaran yang

terdapat di gedung rektorat

berdasarkan SNI -03-3985-

2000

Observasi

dan

Wawancara

Check list,

kuisioner, dan

kamera

Presentase

1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki

tingkat kesesuaian antara >80% - 100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%

3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian <60%

4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0% .

(Saptaria et al tahun 2005)

Ordinal

2 Detektor Tingkat pemenuhan elemen

pendeteksian kebakaran,

perancangan detector,

pemasangan, serta

pemeliharaan detektor

kebakaran yang terdapat di

gedung rektorat

berdasarkan SNI -03-3985-

2000

Observasi

wawancara

dan

dokumen

Cheklist dan

kuisioner,

kamera

Presentase

1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki

tingkat kesesuaian antara >80% - 100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%

3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian <60%

4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0%

(Saptaria et al tahun 2005)

Ordinal

3 APAR Tingkat pemenuhan elemen

pemasangan, pemeliharaan

serta pemakaian APAR

yang terdapat di gedung

rektorat berdasarkan Permen

PU Nomer 26 tahun 2008

Observasi

wawancara

dan

dokumen

Cheklist dan

kuisioner,

meteran,

timbangan,

dan kamera

Presentase

1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki

tingkat kesesuaian antara >80% - 100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%

3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian <60%

4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali

(Saptaria et al tahun 2005)

Ordinal

3.2 Definisi Operasional

Tabel.3.1 Definisi Operasional

Page 50: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

36

No Istilah Definisi Operasional

Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

4 Hidran Tingkat pemenuhan elemen

pemasangan, penggunaan

serta pemeliharaan Hidran

yang terdapat di gedung

rektorat berdasarkan SNI-

03-1745-2000

Observasi

Wawancara

dan

dokumen

Cheklist dan

kuisioner,

kamera,

meteran

Presentase

1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki

tingkat kesesuaian antara >80% - 100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%

3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian <60%

4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0%

(Saptaria et al tahun 2005)

Ordinal

Lanjutan tabel 3.1

Page 51: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

38

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, alat ukur penelitian ini

berupa penilaian kelayakan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung

dengan metode check-list dan lembar wawancara. Data yang terkumpul akan

dianalisa secara deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan sistem proteksi

kebakaran pada gedung tersebut, serta hasilnya akan dibandingkan dengan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan

Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan,

SNI-03-3989-2000, SNI-03-3985-2000, dan SNI 03 1745 2000.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Untuk waktu penelitian akan dilakukan pada Maret-

Juni 2015.

4.3. Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan adalah data primer yang

diperoleh dari hasil observasi terhadap alat proteksi aktif kebakaran yang ada

dilapangan. Data primer ini meliputi keadaan aktual alat proteksi aktif

kebakaran, seperti alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR dan

Hidran. Data primer ini diambil dengan cara wawancara dan observasi

dengan pengelola gedung terkait inspeksi dan pemeliharaan proteksi aktif

kebakaran. Berikut ini cara pengambilan data penelitian :

Page 52: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

39

a. Wawancara : Wawancara ini dilakukan untuk mengambil data

terkait elemen proteksi aktif di gedung rektorat meliputi

perancangan awal pemasangan alat proteksi aktif kebakaran

seperti Alarm kebakaran, detektor kebakaran, springkler,

APAR, dan Hidran. Wawancara ini dilakukan terhadap

penanggung jawab teknis proteksi aktif di gedung rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Observasi : Observasi dilaksanakan untuk melihat keadan

aktual alat proteksi aktif kebakaran di gedung rektorat. seperti

Alarm kebakaran, detektor kebakaran, springkler, APAR, dan

Hidran. Observasi ini dilakukan diseluruh gedung rektorat dari

lantai satu sampai lantai tiga.

4.4. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap dalam pengolahan data

1. Tahap telaah peraturan (Permen PU No 26 tahun 2008, SNI-03-3985-

2000, SNI-03-3989-2000, dan SNI 03 1745 2000) terkait standar

sarana proteksi aktif kebakaran

2. Membuat check list tiap-tiap sarana proteksi aktif yang ada seperti

sarana Alarm kebakaran, Detektor kebakaran, APAR dan Hidran

berdasarkan dengan persyaratan sarana proteksi aktif yang termaktub

dalam peraturan terkait standar sarana proteksi aktif kebakaran

3. Check list Sarana alarm kebakaran mempunyai lima elemen standar

sesuai dengan persyaratan SNI 03-3985-2000 (Lihat lampiran 1).

Page 53: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

40

4. Check list Sarana detektor kebakaran mempunyai delapan elemen

standar sesuai dengan persyaratan SNI 03-3985-2000 (Lihat lampiran

2).

5. Check list APAR mempunyai tiga belas elemen standar sesuai dengan

persyaratan Permen PU nomor 26 tahun 2008 (Lihat lampiran 3).

6. Check list Hidran mempunyai tiga belas elemen standar sesuai dengan

persyaratan SNI 03-3985-2000 (Lihat lampiran 4).

7. Melakukan observasi dan wawancara terkait keadaan aktual sarana

proteksi aktif di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan panduan check list masing-masing sarana proteksi aktif.

8. Membandingkan kondisi aktual sarana proteksi aktif di gedung

rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan chek list peraturan

terkait standar sarana proteksi aktif kebakaran.

9. Menghitung perbandingan persentase kesesuaian antara kondisi aktual

sarana proteksi aktif yang ada di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan check list peraturan standar sarana

proteksi aktif

10. Mendapatkan nilai persentase tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif

di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Membandingkan hasil persentase tingkat pemenuhan sarana proteksi

aktif di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

kriteria tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria

et al tahun 2005 dari Puslitbang PU tahun 2005.

Page 54: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

41

12. Menarik simpulan dari perbandingan tersebut yaitu baik, cukup baik,

kurang dan tidak.

Berikut ini kriteria tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan

oleh Saptaria et al, dari Puslitbang PU tahun 2005:

Tabel 4.1

Tingkat Penilaian Audit Kebakaran

Nilai Kesesuaian Keandalan

>80% - 100% Sesuai persyaratan Baik (B)

60% - 80%

Terpasang tapi ada sebagian kecil

instalasi yang tidak sesuai dengan

persyaratan

Cukup baik (C)

<60%

Terpasang tapi ada sebagian besar

instalasi yang tidak sesuai dengan

persyaratan

Kurang (K)

0% Tidak sesuai sama sekali Tidak

Sumber : Puslitbang PU Tahun 2005

4.5 Analisis Data

Data yang sudah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis univariat, yang menggambarkan dan membandingkan sistem proteksi

aktif di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan peraturan

perundangan yang berlaku dan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait

proteksi aktif. Kemudian data dideskripsikan dengan cara persentase. Untuk

menghitung persentase penulis menggunakan rumus tabel tingkat penilaian

audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et al, (2005).

Setelah semuanya dibandingkan dengan peraturan yang ada, dilakukan

penilaian dalam bentuk keterangan yaitu Sesuai, bila item yang dilihat pada

masing-masing elemen memenuhi peraturan pembanding. Cukup, bila

sebagian kecil elemen tidak memenuhi item pada peraturan pembanding.

Kurang, bila sebagian besar elemen tidak memenuhi item pada peraturan

Page 55: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

42

pembanding. Tidak sesuai, bila semua elemen yang diteliti tidak memenuhi

item pada peraturan pembanding.

Page 56: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

43

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berlokasi di kota tangerang

selatan tepatnya di Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat Tangerang Selatan Banten. UIN

Syarif Hidayatullah sendiri berdiri pada lahan seluas 65.870m2. Gedung rektorat

memiliki tinggi bangunan 3 lantai. Dimana setiap lantai terdiri dari berbagai ruang yaitu:

Lantai 1 Gedung Rektorat terdiri dari ruang toilet, gudang rumah tangga, bagian

kerjasama dan kelembagaan, ruang wakil rektor bidang kerjasama, internasional office,

lobi rektorat, information center, pusat pengembangan bisnis, pusat studi gender dan

anak, puskumham, dapur, kantor berita UIN dan toilet. Denah lantai 1 seperti pada

Gambar 5.1 berikut ini:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KORIDOR

14

Keterangan : 1.Toilet, 2.Gudang rumah tangga, 3. Bagian kerjasama dan kelembagaan, 4. Ruang wakil rektor bidang

kerjasama, 5.Internasional office, 6. Lobi rektorat, 7. Lorong rektorat, 8. Information center, 9. Pusat pengembangan

bisnis, 10. Pusat studi gender dan anak, 11. Puskumham, 12. Dapur, 13. Toilet, 14.Kantor berita UIN

Gambar 5.1 Denah Lantai 1 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 57: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

44

Lantai 2 gedung rektorat terdiri dari ruang toilet, ruang rektor, ruang wakil rektor

dua, lobi, ruang sidang utama, unit layanan pengadaan, ruang wakil rektor satu, ruang

kepala biro AAK, ruang wapat wakil rektor satu, dapur dan toilet. Denah lantai 2 seperti

pada Gambar 5.2 berikut ini:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KORIDOR

Keterangan : 1. Toilet, 2. Ruang rektor, 3.Ruang wakil rektor dua, 4. Lobi, 5. Ruang sidang utama, 6. Unit layanan

pengadaan, 7. Ruang wakil rektor satu, 8.Ruang kepala biro AAK, 9. Ruang wapat wakil rektor satu, 10. Dapur, 11.

Toilet.

Gambar 5.2 Denah Lantai 2 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lantai 3 gedung rektorat terdiri dari lembaga penjamin mutu, satuan pengawas

internal, meeting room, mushola, lobi lantai 3, ruang PPM, pusat penelitian, dan dapur.

Denah lantai 3 seperti Gambar 5.3 berikut ini:

1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan: 1. Lembaga penjamin mutu, 2. Satuan pengawas internal, 3. Meeting room, 4. Lobi lantai 5. Mushola, 6.

Ruang PPM, 7. Pusat penelitian, 8. Dapur

Gambar 5.3 Denah Lantai 3 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 58: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

45

5.2 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sarana proteksi aktif di gedung Rektorat terdiri dari Alarm kebakaran, detektor

kebakaran, APAR dan Hidran,

5.2.1 Alarm Kebakaran

Alarm kebakar an (gambar 5.4) di gedung rektorat berupa sirine kebakaran yang

terhubung keseluruh ruangan. Alarm kebakaran di gedung rektorat mempunyai kontrol

panel di pos satpam lantai 1. Jika alarm ini berbunyi, maka dari pusat kontrol panel akan

langsung dapat menunjukan lokasi dari adanya kebakaran. Sistem alarm kebakaran di

gedung rektorat mempunyai alat pengeras yang melingkupi seluruh lantai. Di lantai satu

terdapat dua bel alarm yang berada pada sayap kanan dan sayap kiri. Di lantai dua juga

terdapat dua bel alarm yang terdapat di sayap kanan gedung dan sayap bagian kiri

gedung. Lantai tiga terdapat dua bel alarm yang posisinya serupa dengan di lantai satu

dan dua. Penempatan ini sangat memungkinkan untuk menyebarkan suara alarm

keseluruh ruangan gedung rektorat sehingga seluruh karyawan gedung mengetahui akan

adanya kebakaran.

Gambar 5.4 Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

Page 59: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

46

Tabel 5.1 memperlihatkan gambaran alarm kebakaran di gedung rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari enam bel alarm kebakaran yang terdapat di gedung

rektorat, 83% (lima buah) berada dalam kondisi baik. Satu buah berada dalam kondisi

kurang.

Tabel 5.1

Gambaran Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015

Berdasarkan gambaran peletakan sarana alarm kebakaran di gedung rektorat UIN

Syarif Hdayatullah Jakarta (tabel 5.2), secara peletakan ada satu buah dalam kondisi

kurang berada di gedung rektorat lantai satu di depan ruang information center dan lima

buah dalam kondisi baik.

Tabel 5.2

Gambaran Peletakan Sarana Bel Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat

UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta tahun 2015

Hasil wawancara dengan penanggung jawab teknis dan komandan satpam

gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat tergambarkan bahwa alarm di

No Bel alarm Lokasi Persentase Penilaian

1 1 Depan information center lt 1 20% Kurang

2 2 Depan international office lt 1 100% Baik

3 3 Depan ULP lt 2 100% Baik

4 4 Depan ruang rektor lt 2 100% Baik

5 5 Depan PPM lt 3 100% Baik

6 6 Depan SPI lt 3 100% Baik

Rata – rata 86,6% Baik

No Kategori Jumlah Persentase

1 Baik 5 83 %

2 Cukup baik 0 0 %

3 Kurang 1 17 %

Page 60: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

47

gedung rektorat masih berfungsi, tetapi peneliti tidak bisa membuktikan secara langsung

fungsi alarm tersebut. Hal ini dikarenakan belum adanya izin dari pemangku kebijakan.

Selain itu, pada waktu penelitian keadaan kantor rektorat masih hari kerja, sehingga

dapat menimbulkan kekhawatiran. Walaupun di rektorat tidak pernah terjadi kasus

kebakaran.

Selain itu juga sistem alarm di gedung rektorat dilengkapi dengan kontrol panel

yang berada di pos satpam lantai satu. Panel control (gambar 5.5) ini dapat menunjukan

lokasi kebakaran jika alarm berbunyi. Berdasarkan wawancara dengan teknisi dan

komandan satpam panel ini masih berfungsi dapat menunjukan asal lokasi kebakaran

jika terjadi kebakaran. Tetapi terkait fungsi peneliti tidak bisa membuktikan sendiri. Hal

ini dikarenakan dapat mengganggu aktivitas bekerja.

\

Gambar 5. 5 Panel Kontrol di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

Semua bagian ruangan di gedung rektorat dapat dijangkau oleh sistem alarm

kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm. Berdasarkan wawancara dengan

petugas teknis, alarm ini dapat didengar ke seluruh ruangan. Tetapi terkait fungsi

peneliti tidak bisa membuktikan sendiri. Hal ini dikarenakan dapat mengganggu

Page 61: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

48

aktivitas bekerja. Gedung rektorat sendiri tidak pernah mengalami kejadian kebakaran,

sehingga alarm kebakaran belum pernah berbunyi.

Selain wawancara peneliti juga melakukan observasi langsung ke gedung

rektorat terkait kondisi aktual sistem alarm kebakaran di gedung rektorat. Ada beberapa

elemen yang peneliti ambil dari Standar Nasional Indonesia terkait persyaratan umum

sistem alarm kebakaran untuk gedung. Tabel 5.3 berikut ini menunjukkan hasil checklist

tingkat pemenuhan sarana alarm kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dibandingkan dengan SNI -03-3985-2000 tentang Tata cara perencanaan,

pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan

bahaya kebakaran pada bangunan gedung :

Tabel 5.3

Tingkat Pemenuhan Sarana Alarm Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/tidak

sesuai

1 Alarm berbunyi khas

hingga mudah dikenal

sebagai alarm kebakaran

Alarm kebakaran di gedung

rektorat dapat berbunyi seperti

suara bel. Tetapi peneliti tidak

melakukan pengecekan fungsi

tersebut.

83,3%

Sesuai

2 Pada semua lokasi panel

control dan panel bantu

terpasang alarm

kebakaran.

Terdapat panel control dan

terdapat juga alarm kebakaran

pada panel control

(gambar 5.2)

83,3%

Sesuai

3 Semua bagian ruangan

dalam bangunan harus

dapat dijangkau oleh

sistem alarm kebakaran

dengan tingkat kekerasan

bunyi alarm.

Semua bagian ruangan dapat

dijangkau oleh sistem alarm

kebakaran dengan tingkat

kekerasan bunyi. Tetapi peneliti

tidak melakukan pengecekan

fungsi tersebut

83,3%

Sesuai

4 Panel control dapat

menunjukkan asal lokasi

kebakaran

Panel control dapat menunjukan

asal lokasi kebakaran. Pada

panel control ini akan menyala

83,3%

Sesuai

Page 62: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

49

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/tidak

sesuai

merah pada lokasi yang terjadi

kebakaran

5 Panel control mampu

membantu kerja detektor

Panel control dapat membantu

kerja detektor

100% Sesuai

Hasil rata-rata tingkat pemenuhan alarm kebakaran di gedung rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 86,6%. Sehingga menurut penilaian berdasarkan tabel

tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et al (2005), maka

dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia dan masuk dalam kategori baik.

5.2.2 Detektor Kebakaran

Detektor kebakaran (gambar 5.6) yang terdapat digedung rektorat adalah detektor

asap. Berdasarkan hasil wawancara penentuan jenis detektor ini dipilih agar dapat

mendeteksi kebakaran secara dini, maksudnya sebelum terjadinya api, ketika keluar asap

maka sudah dapat diketahui bahwa terdapat kebakaran dititik tersebut. Walaupun belum

pernah terjadi kebakaran sistem detektor kebakaran ini berfungsi dengan baik.

Lanjutan Tabel 5.3

Page 63: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

50

Gambar 5.6 Detektor Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

Berdasarkan wawancara sarana detektor kebakaran di gedung rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan detektor kebakaran yang terhubung dengan panel

kontrol. Hal ini guna membantu sarana detektor dengan sarana panel control serta alarm

kebakaran. Sarana detektor kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah juga

memputnyai persyaratan awal yaitu berupa gambaran rancangan awal pemasangan yaitu

di asbuilt drawing. Tetapi peneliti tidak bisa melihat dokumen tersebut dikarenakan

masih diperlukan waktu untuk mencari dokumen tersebut.

Sarana detektor di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum

terproteksi dari gangguan mekanis. Hal ini berdasarkan wawancara dengan petugas

teknisi. Hal ini seperti detektor di toilet lantai satu yang rusak dikarenakan adanya orang

yang tidak bertanggung jawab.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa sarana detektor kebakaran di gedung

rektorat terpasang diseluruh ruangan. Selain itu juga detektor di gedung rektoat terkait

pemasangan tidak masuk kedalam langit-langit gedung rektorat.

Berdasarkan wawancara dengan petugas teknis diketahui bahwa sarana detektor

di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini senatiasa dilakukan

Page 64: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

51

pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan oleh teknisi. Selain itu, terkait dokumen

pemeliharaan detektor kebakaran di gedung rektorat ini tidak disimpan.

Berikut ini (tabel 5.4) gambaran kondisi detektor di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 :

Table 5.4

Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015

No Kategori Jumlah Persentase

1 Baik 44 100 %

2 Cukup baik 0 0 %

3 Kurang 0 0 %

4 Tidak 0 0 %

Dari tabel 5.4 diatas memperlihatkan kondisi detektor di gedung rektorat dengan

kondisi baik sebanyak 44 buah (100 %).

Hasil pengamatan keberadan detektor menurut ruangan, tabel 5.5

memperlihatkan masih adanya ruangan yang tidak terdapat detektor yaitu information

center, puslitpen, lobi lantai 3 dan toilet.

Tabel 5.5

Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

No Lantai Nama ruang Jumlah

1

Lantai 1

Puskumham 2

2 Pusat Studi Gender dan Anak 2

3 Pusat Pengembangan Bisnis 1

4 Kantor Berita UIN 1

5 Information center 0

6 Lobi gedung 1

7 PLKI 2

8 Wakil rektor bidang kerjasama 1

9 Ruang rapat wakil rektor bidang kerjasama 1

Page 65: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

52

No Lantai Nama ruang Jumlah

10 Bagian kerjasama 2

11 Toilet lantai 1 0

12

Lantai 2

Ruang Rapat wakil rektor bidang akademik 1

13 Kepala biro AAK 1

14 Ruang Staf Wakil rektor bidang akademik 1

15 Wakil rektor bidang akademik 1

16 Ruang Rapat 1

17 Unit Layanan Pengadaan 3

18 Lobi lantai 2 1

19 Ruang rektor 1

20 Ruang wakil rektor bidang administrasi umum 2

21 Ruang administrasi rektor 2

22 Toilet lantai 2 0

23

Lantai 3

Puslitpen 2

24 Kepala puslitpen 0

25 Pusat pengabdian masyarakat 1

26 Bekas ruang PPM (kondisi sekarang lagi kosong) 6

27 Lobi lantai 3 0

28 Meeting room 1

29 Satuan pengawas internal 2

30 Lembaga Penjamin Mutu 4

31 Toilet lantai 3 1

Berikut ini gambaran penempatan detektor disetiap ruangan (tabel 5.6). Dari

Tabel 5.6 diketahui bahwa detektor digedung rektorat berjumlah 44 buah detektor.

Detektor di gedung rektorat mendapatkan nilai 87,5 % . Nilai ini menurut Saptaria et al

tahun 2005 mempunyai arti baik.

Lanjutan Tabel 5.5

Page 66: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

53

Table 5.6

Gambaran Pemenuhan Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015

No Lantai Nomor

detektor

Nama ruang Persentase Penilaian

1

Lantai 1

Detector 1 Puskumham 87,5 % Baik

2 Detector 2

3 Detector 3 Pusat Studi Gender dan Anak 87,5 % Baik

4 Detector 4

5 Detector 5 Pusat Pengembangan Bisnis 87,5 % Baik

6 Detector 6 Kantor Berita UIN 87,5 % Baik

7 Detector 7 Lobi gedung lantai 1 87,5 % Baik

8 Detector 8 PLKI 87,5 % Baik

9 Detector 9

10 Det ector 10 Wakil rektor bidang kerjasama 87,5 % Baik

11 Detector 11 Ruang rapat wakil rektor bidang kerjasama 87,5 % Baik

12 Detector 12 Bagian kerjasama 87,5 % Baik

13 Detector 13

14

Lantai 2

Detector 14 Ruang Rapat wakil rektor bidang akademik 87,5 % Baik

15 Detector 15 Kepala biro AAK 87,5 % Baik

16 Detector 16 Ruang Staf Wakil rektor bidang akademik 87,5 % Baik

17

Lantai 2

Detector 17 Wakil rektor bidang akademik 87,5 % Baik

18 Detector 18 Ruang Rapat 87,5 % Baik

19 Detector 19

Unit Layanan Pengadaan 87,5 % Baik 20 Detector 20

21 Detector 21

22 Detector 22 Lobi lantai 2 87,5 % Baik

23 Detector 23 Ruang rektor 87,5 % Baik

24 Detector 24 Ruang wakil rektor bidang administrasi

umum 87,5 % Baik

25 Detector 25

26 Detector 26 Ruang administrasi rektor 87,5 % Baik

27 Detector 27

28

Lantai 3

Detector 28 Puslitpen 87,5 % Baik

29 Detector 29

30 Detector 30

Pusat Pengabdian Masyarakat

(kosong) 87,5 % Baik

32 Detector 32

33 Detector 33

34 Detector 34

35 Detector 35

36 Detector 36

37 Detector 37 Meeting room 87,5 % Baik

38 Detector 38 Satuan pengawas internal 87,5 % Baik

39 Detector 39

40 Detector 40

Lembaga Penjamin Mutu 87,5 % Baik 41 Detector 41

42 Detector 42

43 Detector 43

44 Detector 44 Toilet lantai 3 87,5 % Baik

Page 67: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

54

Tabel 5.7 berikut ini hasil tingkat pemenuhan sarana detektor kebakaran di

gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibandingkan dengan SNI-03-3985-

2000 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan

alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

Tingkat pemenuhan sarana detektor kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebesar 85,6%. Nilai ini menurut Saptaria et al tahun 2005

mempunyai arti Baik. Artinya sarana detektor di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sudah sesuai dengan peraturan standar yang berlaku yaitu SNI-03-

3985-2000.

Tabel 5.7

Tingkat Pemenuhan Sarana Detektor Kebakaran di Gedung Rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentas

e

Sesuai/tida

k sesuai

1 Semua peralatan deteksi

kebakaran terdaftar dalam unit

control

Detektor terdaftar

dalam unit control

100 % Sesuai

2 Terdapat informasi lengkap

tentang detektor kebakaran,

termasuk persyaratan teknis

dan gambar denah.

Denah detektor terdapat

di asbuilt drawing /

denah gedung

100 % Sesuai

3 Detektor terproteksi terhadap

kemungkinan rusak karena

gangguan mekanis.

Terdapat detektor yang

rusak karena gangguan

dari orang tidak

bertanggung jawab

97,77 % sesuai

4 Detektor tidak terpasang

dengan cara masuk kedalam

permukaan langit-langit.

Detektor terpasang

tidak masuk ke langit

langit

(gambar 5.)

100 % Sesuai

5 Detektor terpasang pada

seluruh ruangan

Ada beberapa ruangan

yang tidak terpasang

detektor.

(gambar 5.3)

87,09 % Sesuai

6 Setiap detektor yang terpasang

dapat dijangkau untuk

pemeliharaan dan untuk

Detektor dapat

dijangkau untuk

pemeliharaan

100 % Sesuai

Page 68: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

55

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentas

e

Sesuai/tida

k sesuai

pengujian secara periodic

7 Dilakukan inspeksi, pengujian

dan pemeliharaan

Detektor dilakukan

inspeksi oleh teknisi

100 % Sesuai

8 Dokumen hasil inspeksi

disimpan untuk waktu 5 tahun,

untuk pengecekan oleh instansi

yang berwwenang

Dokumen inspeksi tidak

disimpan oleh teknisi.

0 % Tidak

sesuai

5.2.3 APAR

Hasil pengamatan Alat Pemadam Api Ringan di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (tabel 5.8) menunjukkan terdapat enam buah APAR. Dua buah

APAR ini diletakan di pos satpam lantai satu. Sedangkan 4 APAR diletakan di ruang

teknisi. Hal ini dikarenakan masih proses pengisian ulang APAR. Selain itu juga APAR

di gedung rektorat masih dalam melakukan penambahan jumlah APAR. APAR di

gedung rektorat memiliki klasifikasi tipe ABC. Hal ini difungsikan untuk memadamkan

kebakaran dari jenis kertas, kayu dan korsleting listrik.

Tabel 5.8

Gambaran APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

No Kategori Jumlah Persentase

1 Baik 0 0 %

2 Cukup baik 2 33,3 %

3 Kurang 4 66,6 %

Berdasarkan Tabel 5.8 diatas, dapat diambil arti bahwa sarana APAR digedung

rektorat memiliki 6 APAR. Empat APAR dalam kondisi Kurang, dua APAR dalam

kondisi cukup baik.

Lanjutan Tabel 5.7

Page 69: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

56

Tabel 5.9 berikut ini memperlihatkan rincian pemenuhan APAR di gedung

rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 5.9

Rincian Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015

No APAR Persentase Penilaian

1 APAR 1 69% Cukup baik

2 APAR 2 69% Cukup baik

3 APAR 3 53% kurang

4 APAR 4 53% Kurang

5 APAR 5 53% Kurang

6 APAR 6 53% Kurang

Menurut hasil wawancara dengan petugas teknis menjelaskan bahwa peletakan

APAR diletakan di pos satpam dikarenakan factor keamanan dari orang yang tidak

bertanggung jawab. Sehingga akan lebih aman jika diletakan di pos satpam.

APAR (Gambar 5.7) di gedung rektorat ini terpelihara dalam keadaan penuh dan

siap untuk dioperasikan. APAR sendiri digedung rektorat baru selesai dilaksanakan isi

ulang. Sehingga keadaan APAR masih full dan siap dioperasikan. Berdasarkan observasi

diketahui peletakan APAR jelas dan tidak terhalangi untuk yang 2 APAR di gedung

rektorat. Sedangkan untuk yang 4 APAR di gedung teknisi tidak terlihat karena berada

di ruang tertutup dan masih belum dipindahkan ke gedung rektorat. APAR di gedung

rekotrat juga mempunyai intruksi pemakaian APAR yang berada di depan bagian

APAR.

Page 70: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

57

Gambar 5.7 APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015

Berdasarkan observasi, APAR di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tidak terdapat label pemeliharan. Hal ini dikarenakan pemeliharaan dicatat

dengan menggunakan buku pencatatan ketika dilakukan pemeriksaan oleh pihak petugas

teknis. Pemeliharaan APAR dilakukan secara manual oleh teknisi di rektorat.

Pemeliharaan ini dilakukan untuk jangka waktu kira-kira 30 hari. Setelah itu hasil dari

pemeriksaan di catat di buku. Buku pemeliharaan ini disimpan oleh petugas teknis.

Berdasarkan observasi pada APAR di gedung rektorat tidak terdapat label atau

kartu yang memuat bulan, tahun dilakukan pemeliharaan serta identitas pemeriksa. Hal

ini tidak tedapat pada APAR di gedung rektorat.

Berikut ini hasil pemenuhan APAR di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dibandingkan dengan Permen PU nomor 26 tahun 2008

tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan

Lingkungan (lihat tabel 5.10).

Page 71: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

58

Dari enam APAR diambil rata-rata pemenuhan sebesar 58 %. Menurut

penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan

saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah Kurang

sesuai persyaratan dengan Permen PU No. 26/PRT/M/2008. Artinya terpasang APAR

tetapi ada sebagian besar instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Tabel 5.10

Tingkat Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan Permen PU No.

26/PRT/M/2008

No Permen PU No.26/PRT/M/2008 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/tidak

sesuai

1 Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri dari

huruf yang menunjukkan kelas api dimana

APAR tersebut terbukti efektif.

APAR di rektorat

memiliki klasifikasi

tipe ABC

100 % Sesuai

2 APAR selalu dipelihara dalam kondisi

penuh dan siap

dioperasikan

APAR dipelihara dan

dalam keadaan penuh

siap pakai

100 % Sesuai

3 APAR diletakkan di tempat yang terlihat

mata, mudah dijangkau dan siap dipakai.

APAR diletakan di

tempat terlihat 2 di pos

satpam dan 4 buah

diletakan di ruang

teknisi

33 % Sesuai

4 APAR tampak jelas dan tidak terhalangi. APAR terlihat jelas

dan tidak terhalangi

100% Sesuai

5 APAR selainjenis APAR beroda dipasang

kokoh pada penggantung, atau pengikat

buatan manufaktur APAR, atau pengikat

yang terdaftar yang disetujui untuk tujuan

tersebut,

APAR tidak di

gantung kokoh di pos

satpam. Dan diletakan

di lantai

0% Tidak Sesuai

6 Instruksi pengoperasian harus ditempatkan

pada bagian de

pan dari APAR dan harus terlihat jelas.

Terdapat intruksi

pemakaian

100% sesuai

7 Label pemeliharaan enam bulan, label uji

hidrostatik, atau label lain harus tidak boleh

ditempatkan pada bagian depan dari APAR

atau ditempelkan pada bagian depanAPAR.

Tidak terdapat Label

pemeliharaan yang di

letakan pada bagian

belakang

0% Tidak Sesuai

8 APAR diinspeksi secara manual atau

dimonitor secara elektronik

APAR diinspeksi

secara manual oleh

teknisi gedung rektorat

100% Sesuai

Page 72: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

59

5.2.4 Hidran

Hidran (gambar 5.8) di gedung rektorat ditempatkan diluar gedung berjumlah

dua buah. Satu buah diletakan di sayap kanan gedung rektorat di dekat bagian akademik.

Sedangkan hidran yang satu berada di sayap kiri gedung dekat dengan Fakultas Dirasah

Islamiyah. Keadaan hidran ini berada dekat dengan jalur utama mobil. Hal ini

memungkinkan untuk membantu mobil damkar masuk jika terjadi kebakaran, sehingga

dapat membantu proses pemadaman.

No Permen PU No.26/PRT/M/2008 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/tidak

sesuai

9 APAR diinspeksi pada setiap interval

waktukira-kira 30 hari

APAR diinspeksi

setiap kurun waktu

kira-kira 30 hari oleh

teknisi

100% Sesuai

10 Arsip dari semua APAR yang diperiksa

(termasuk tindakan korektif yang

dilakukan) disimpan

Arsip inspeksi APAR

disimpan di bagian

teknisi

100% Sesuai

11 Sekurang-kurangnya sebulan sekali

pemeriksaan dilakukan dan tanggal, nama

petugas yang melakukan pemerikaan harus

tercatat

Dilakukan

pemeriksaan, nama

petugas tercatat di

buku pemeriksaan

100% Sesuai

12 Setiap APAR mempunyai kartu atau label

yang dilekatkan dengan kokoh yang

menunjukkan bulan dan tahun

dilakukannya pemeliharaan

Tidak Terdapat kartu

pada APAR

0% Tidak sesuai

13

Pada label pemeliharaan terdapat

identifikasi petugas yang melakukan

pemeliharaan.

pada label tidak

terdapat nama petugas

yang melakukan

pemeliharaan

0% Tidak Sesuai

Lanjutan Tabel 5.10

Page 73: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

60

Gambar 5.8 Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

Menurut hasil wawancara dengan responden peletakan hidran ini diharapkan

dapat memudahkan proses pemadaman kebakaran dan hidran diletakkan ditempat

terbuka agar mudah dijangkau siapa saja dan langsung dapat memadamkan. Kotak

hidran dicat warna merah dan tidak terkunci, menurut responden hal diatas dilakukan

agar apabila terjadi kebakaran, para pengguna gedung dapat dengan mudah menemukan

kotak hidran dan membukanya.

Dari dua hidran halaman yang ada di gedung rektorat, hanya satu yang memiliki

selang kebakaran dan nozel, sedangkan hidran yang satu hanya mempunyai selang dan

tidak terdapat nozel. Menurut informasi yang didapat pada saat wawancara nozel yang

berada pada kotak hidran diambil orang yang tidak bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil observasi lapangan didapatkan data bahwa lemari hidran di

gedung rektorat hanya digunakan untuk menyimpan perlatan kebakaran seperti slang

dan nozel. Selain itu juga kotak hidran tertulis dengan jelas tulisan”HYDRANT” dengan

cat warna yang mencolok warna merah. Sambungan hidran tidak terhalang serta slang

kebakaran siap untuk digunakan. Dari hasil observasi lapangan ini bisa diambil

Page 74: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

61

kesimpuan bahwa poin dari sarana hidran terkait slang kebakaran dan hidran tampak

menyolok sesuai dengan standar nasional Indonesia.

Selain itu, ditemukan kotak hidran yang hanya berisi slang kebakaran, tetapi

tidak terdapat nozel. Sehingga poin ini tidak sesuai dengan standar yang berlaku, yang

mewajibkan adanya nozel (gambar 5.9).

Gambar 5.9 Isi Hidran Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015

Berikut ini hasil dari tingkat pemenuhan sarana hidran di gedung rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dibandingkan dengan SNI -03-1745-2000 tentang tata cara

perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan

bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (lihat tabel 5.11).

Page 75: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

62

Tabel 5.11

Tingkat Pemenuhan Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/

tidak sesuai

1 Lemari hidran hanya digunakan

untuk menempatkan peralatan

kebakaran

Lemari hidran hanya

digunakan untuk menyimpan

peralatan kebakaran

(gambar 5.5)

100% Sesuai

2 Setiap lemari hidran di cat dengan

warna yang menyolok mata

Lemari hidran di cat dengan

warna menyolok warna merah

(gambar 5.4)

100% Sesuai

3 Setiap sambungan slang dan kotak

hidran tidak boleeh terhalang

sambungan selang dan kotak

hidran tidak terhalang

(gambar 5.5 )

100% Sesuai

4 slang kebakaran dilekatkan dan

siap untuk digunakan

Selang kebakaran dilekatkan

pada kota hidran dan siang

untuk digunankan

(gambar 5.5 )

100% Sesuai

5 Setiap kotak slang dipasang

dengan rak yang terdaftar atau

fasilitas penyimpanan lain yang

disetujui.

Kotak selang disimpan pada

kotak hidran

(gambar 5.5)

100% Sesuai

6 Terdapat nozel Nozel di rektorat ada yang

hilang (gambar 5.5)

50 % Sesuai

7 Masing-masing rak atau fasilitas

penyimpanan untuk slang

dibuatkan label dengan tulisan

berbunyi “ Slang kebakaran untuk

digunakan penghuni”

Tidak terdapat tulisan berbunyi

“selang kebakaran untuk

digunakan penghuni”

(gambar 5.4)

0% Tidak sesuai

8 Terdapat instruksi pemakaiannya Tidak terdapat intruksi

pemakaian

(gambar 5.4)

0% Tidak sesuai

9 Sambungan slang mempunyai ulir

sesuai ketentuan yang berlaku.

Sambungan selang mempunyai

ulir (gambar 5.5)

100%

Sesuai

10 Sambungan slang dipasang

dengan tutup (cap) untuk

melindungi ulir slang

Terdapat tutup untuk

melindungi ulir

(gambar 5.5)

100% Sesuai

11 Terdapat hidran halaman Terdapat hidran halaman

(gambar 5.4)

100% Sesuai

12 Hidran halaman diletakan di

sepanjang jalur akses mobil

pemadam kebakaran

Hidran halaman berada di

sepanjang jalur akses mobil

100% Sesuai

13 Jarak hidran dengan sepanjang

akses mobil pemadam kebakaran

≤ 50 meter dari hidran

Jarak hidran sayap kanan 5

meter dari jalur masuk mobil

dan jarak hidran sayap kiri 25

meter dari jalur masuk mobil.

100% Sesuai

Page 76: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

63

Dari tiga belas persyaratan mengenai hidran menurut SNI 03-3985-2000 , ada

10 persyaratan telah terpenuhi dan mendapatkan nilai scoring 80,7%. Nilai scoring

tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai Hidran yang sesuai dibandingkan dengan

jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit

tentang kebakaran yang dilakukan saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan

tingkat kesesuainnya adalah baik.

5.3 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung Rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif ini diambil dari nilai

yang didapatkan pada masing – masing sarana seperti alarm kebakaran, detektor

kebakaran, APAR, dan Hidran.

Tabel 5.12

Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung

Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarat tahun 2015

No Sarana Proteksi Aktif Nilai Skoring

1 Alarm Kebakaran 86,6 % 2 Detektor Kebakaran 85,6 % 3 APAR 58 % 4 Hidran 80,7%

Rata-rata 76,3 %

Maka berdasarkan tabel 5.12 diatas, rata-rata kesesuaian sarana proteksi aktif di

gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu 76,3% adalah cukup baik

artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang tidak sesuai

dengan peraturan perundangan.

Page 77: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

64

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan sarana proteksi aktif

kebakaran dengan Permen PU No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis sistem

proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, Standar Nasional

Indonesia SNI-03-3989-2000, SNI-03-3985-2000, dan SNI 03 1745 2000. Akan

tetapi hanya mengacu pada beberapa elemen saja, hal ini disebabkan karena terdapat

beberapa elemen yang tidak bisa dibandingkan karena tidak adanya informasi

mengenai elemen tersebut, Selain itu keterbatasan waktu dan biaya penelitian juga

menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

Peneliti juga menyadari terdapat keterbatasan dalam melakukan penelitian ini.

Dalam melakukan pengecekan terhadap fungsi alat proteksi aktif kebakaran, peneliti

tidak dapat melakukan pengecekan terkait fungsi alat proteksi aktif kebakaran karena

belum adanya kebijakan dari penanggung jawab gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan dapat mengganggu aktivitas di gedung rektorat. Untuk

menutupi kekurangan ini, peneliti menggunakan wawancara agar dapat diketahui

dengan pasti fungsi peralatan tersebut.

Page 78: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

65

6.2 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang

persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan

disebutkan bahwa pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya

kebakaran atau meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantai-lantai

bangunan, termasuk ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun meminimalisasi

risiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zona yang berpotensi menimbulkan

kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif. Sarana

proteksi aktif merupakan kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan

kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran (Saptaria et al,

2005).

Sarana proteksi aktif yang terdapat di gedung Rektorat UIN Jakarta meliputi

Alarm kebakaran, Detektor kebakaran, APAR dan Hidran. Dengan sistem proteksi

aktif yang baik, pihak rektorat dapat memberikan keamanan kepada penghuni

ataupun karyawan rektorat dapat menjalankan aktivitas secara nyaman dan tidak

khawatir dengan bahaya kebakaran yang dapat terjadi. Sampai dengan penelitian ini

dilakukan, belum pernah terjadi kasus kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif kebakaran di gedung rektorat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai nilai 76,3%. Menurut Saptaria et al tahun

Page 79: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

66

2005 dalam audit kebakaran puslitbang PU nilai 76,3 % mempunyai arti bahwa

nilainya adalah cukup baik artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana

proteksi aktif yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

Sarana proteksi aktif di gedung rektorat UIN Jakarta sudah terpasang, tetapi

masih ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang belum sesuai standar

yang berlaku, diantaranya sarana alarm kebakaran di gedung rektorat terdapat bel

alarm yang rusak kaca lampu alarmnya, detektor kebakaran belum terpasang semua

di seluruh ruangan di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah, dokumen

pemeliharan detektor belum tersimpan sampai dengan 5 tahun, APAR di gedung

rektorat masih belum optimal dalam hal penempatan, jumlah dan pemeliharaan.

Hidran di gedung rektorat yang tidak memiliki intruksi pemakaian serta salah satu

hidran tidak terdapat nozel.

Kekurangan instalasi yang belum terpasang atau sesuai dengan standar ini

dapat menimbulkan dampak yang serius jika terjadi kebakaran. Seperti Alarm

kebakaran karena tidak pernah kejadian kebakaran dan belum dilakukan pemeriksaan

fungsi alarm, dapat menimbulkan kemungkinan macet ketika terjadi kebakaran.

Sehingga alarm kebakaran tidak menyala dan menimbulkan kebakaran. Detektor

kebakaran juga dapat mengalami kemacetan jika sudah lama tidak dilakukan

pemeriksaan dan uji coba. Sehingga ini dapat menimbulkan gagalnya pendeteksian

dini kebakaran. Ruangan yang tidak terpasang detektor jika terjadi kebakaran dapat

menyebabkan tidak diketahuinya secara cepat adanya kebakaran tersebut. APAR

yang masih kurang dan penempatan APAR yang tidak berada disetiap lantai dapat

Page 80: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

67

membuat kebakaran menjalar lebih cepat dan pemadaman membutuhkan waktu lama.

Ketika terjadi kebakaran hidran yang tidak ada nozelnya juga kurang efektif dalam

memadamkan kebakaran. Kebakaran ini dapat berakibat kerugian seperti kerugian

fasilitas dan aset yang dimiliki oleh UIN Syarif Hidayatullah, kerugian jiwa, materi,

serta kerugian sosial.

Alarm dan detektor kebakaran akan dapat melindungi penghuni gedung atau

karyawan rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adanya detektor dan alarm

kebakaran yang baik, penghuni dapat segera mengetahui jika terjadi kebakaran

dengan cepat dan tentu dapat mengambil langkah cepat dan tepat. Hal ini didukung

dengan tersedianya APAR dalam jumlah yang cukup dan penempatan yang ada

disetiap lantai akan dapat menambah cepatnya respon tanggap darurat kebakaran.

Sehingga api yang ada akan cepat ditindak sedini mungkin.

Pihak rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri akan mendapat

keuntungan karena dengan deteksi dan alarm kebakaran yang baik, pihak rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat segera mengetahui bila terjadi kebakaran dan

dapat melakukan tindakan pemadaman sebelum kebakaran membesar. Sehingga

pihak rektorat dapat meminimalisir kerugian yang diterima akibat kebakaran.

Kerugian yang dapat dihindari diantaranya kerugian akibat kerusakan aset

rektorat dari kebakaran. Bila kebakaran terjadi pastinya akan merusak fasilitas dan

aset rektorat yang berada dalam gedung. Meskipun ada kerugian jika terjadi

kebakaran, akan lebih kecil kerugiannya jika terpasang detektor dan alarm kebakaran.

Page 81: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

68

Saran yang diberikan untuk pengelola gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu melakukan pemeliharaan alarm kebakaran dan detektor

kebakaran secara rutin, memasang detektor kebakaran di setiap ruangan yang belum

terpasang detektor kebakaran, menempatkan APAR dalam jumlah yang cukup

disetiap lantai dan menyediakan nozel untuk hidran yang tidak terdapat nozel.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Trikomara tahun 2014,

tentang evaluasi keandalan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung studi

kasus gedung kantor bupati indragiri hilir mendapatkan hasil bahwa hasil perhitungan

didapat nilai persentase sistem proteksi aktif yaitu sebesar 82,60 %, nilai ini

mempunyai arti bahwa keandalan sistem proteksi aktif di gedung kantor bupati dalam

kondisi baik. Atau sudah sesuai dengan persyaratan standar. Namun ada beberapa

elemen yang belum yaitu adanya petunjuk pemakaian APAR. Selain penelitian

Trikomara, pernah juga dilakukan penelitian oleh Syafriandi meneliti tentang

keandalan sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran studi kasus

gedung surya dumai group dan bank tabungan negara kota pekanbaru mendapatkan

hasil bahwa 74.13 % artinya keandalan sistem keselamatan gedung tersebut cukup

artinya ada beberapa elemen yang belum terpenuhi yaitu elemen perawatan sarana

proteksi aktif di gedung surya dumai group dan BTN. Penelitian yang sama juga

dilakukan oleh Budi Laksiito terkait evaluasi penerapan sistem proteksi kebakaran

pada bangunan rumah sakit studi kasus rs soeharso Surakarta mendapatkan hasil

bahwa 92,77 %. Artinya sarana proteksi kebakaran baik atau sesuai dengan standar

Page 82: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

69

yaitu sudah terdapat alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR dan Hidran serta

sarana penyelamat jiwa.

Melihat hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan penilaian audit

kebakaran menurut Saptaria et al tahun 2005, maka hasil penelitian di gedung

rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

karena menggunakan metode penilaian yang sama. Untuk melihat sarana proteksi

aktif kebakaran digedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu dilakukan

penilaian elemennya seperti sarana alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR, dan

hidran. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas sarana proteksi aktif di gedung rektorat

sebagai berikut:

6.2.1 Alarm Kebakaran

Alarm kebakaran menurut permen PU nomer 26 tahun 2008 merupakan

komponen yang berfungsi untuk mengontrol bekerjanya sistem, menerima dan

menunjukkan adanya isyarat kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran,

melanjutkan ke fasilitas lain terkait, dan lain-lain. Suatu sistem alarm kebakaran

terpasang harus diperlukan untuk mendeteksi situasi berbahaya secara dini,

memberitahukan penghuni untuk memudahkan evakuasi tepat pada waktunya,

memulai respon dinas/regu pemadam kebakaran, dan pada beberapa kasus

mengoperasikan sistem pemadam otomatis. Operasi yang handal dari setiap

sistem alarm kebakaran terpasang terkait secara langsung dengan inspeksi,

pengujian dan pemeliharaan sistem tersebut.

Page 83: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

70

Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh sistem

alarm kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk

ruangan tersebut. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana

suara – suara dari luar tidak dapat terdengar. Sarana alarm luar harus dipasang

sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun cara masuk

bagi anggota pemadam kebakaran dari luar. Untuk menghindari alarm yang tidak

diinginkan, lokasi detektor asap harus juga mempertimbangkan sumber asap

normal, uap air, debu atau uap, listrik atau pengaruh mekanis. (Permen PU,

2008).

Sistem alarm kebakaran di gedung rektorat mempunyai alat pengeras bel

yang melingkupi seluruh lantai. Di lantai satu terdapat dua bel alarm yang berada

pada sayap kanan dan sayap kiri. Di lantai dua juga terdapat dua bel alarm yang

terdapat di sayap kanan gedung dan sayap bagian kiri gedung. Lantai tiga

terdapat dua bel alarm yang posisinya serupa dengan di lantai satu dan dua.

Menurut SNI 03-3985-2000 terkait kesesuaian persyaratan elemen alarm

kebakaran. Sistem alarm kebakaran di gedung rektorat mendapatk nilai skor

86,6%. Nilai skoring tersebut berasal dari hasil penjumlahan data mengenai

alarm kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data.

Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran

yang dilakukan Saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat

kesesuainnya adalah sesuai dengan SNI 03-3985-2000 dan masuk dalam kategori

baik.

Page 84: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

71

Dalam standar ini dijelaskan bahwa sistem alarm harus mempunyai bunyi

irama yang khas sehingga dapat dikenali sebagai suara alarm kebakaran. Selain

itu juga, sistem alarm di gedung rektorat mempunyai panel control yang

langsung dapat menunjukan asal lokasi kebakaran. (SNI 03-3985-2000).

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh trikomara et al tahun 2012

menghasilkan bahwa sarana proteksi belum memenuhi bobot persentase yang

diperlukan diantaranya pada bagian memasang alat pemicu alar kebakaran

dengan jarak kurang dari 30 meter, serta Melakukan pemeliharaan dan

penyetelan alat proteksi kebakaran secara berkala agar dapat befungsi

dengan baik dan dapat digunakan sewaktu dibutuhkan.

Sarana alarm kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menurut Standar Nasional Indonesia sudah baik. Artinya Semua komponen

sistem proteksi kebakaran telah sesuai dengan elemen persyaratan. Alarm ini

masih berfungsi walaupun dalam faktanya tidak pernah terjadi kasus kebakaran.

Dalam gedung rektorat terdapat satu bel alarm yang dalam kondisi kurang.

Bel alarm ini berada di lantai satu didepan ruang information center. Bel alarm

yang kurang ini dapat mengakibatkan jika terjadi kebakaran tidak berfungsi

ataupun macet. Sehingga kejadian kebakaran akan lama dalam hal respon

terhadap petugas yang ada. Dampak yang lebih besar lagi dari adanya kebakaran

dapat menimbulkan rusaknya fasilitas dan aset yang dimiliki oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta korban jiwa, materi dan menimbulkan kerugian social

Page 85: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

72

karena terjadi kasus kebakaran dimungkinkan citra UIN akan menurun dimata

masyarakat.

Hal ini harus senantiasa dijaga serta dilakukan perbaikan pada alarm di

lantai satu di depan ruang information center, dan dilakukan inspeksi lebih rutin

lagi. Mengingat tidak pernah ada kejadian kebakaran, sehingga perlu dilakukan

pemeliharaan sarana alarm kebakaran. Sehingga nanti sewaktu ada kejadian

kebakaran, alarm kebakaran di gedung rektorat dapat berfungsi dengan baik.

Seperti dalam bukunya kennedy “low voltage wiring , security/fire alarm

systems” tahun 2002 menyebutkan bahwa alarm harus senantiasa diinspeksi

secara teratur.

6.2.2 Detektor kebakaran

Detektor kebakaran yang terdapat digedung rektorat adalah detektor asap.

Berdasarkan hasil wawancara Penentuan jenis detektor ini dipilih agar dapat

mendeteksi kebakaran secara dini, maksudnya sebelum terjadinya api, ketika

keluar asap maka sudah dapat diketahui bahwa terdapat kebakaran dititik

tersebut. Walaupun belum pernah terjadi kebakaran sistem detektor kebakaran

ini berfungsi dengan baik.

Menurut SNI 03-3985-2000 tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan

pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya

kebakaran pada bangunan gedung. Ada beberapa elemen yang digunakan untuk

menilai tingkat kenadalan deteksi kebakaran. Tingkat pemenuhan dietektor

Page 86: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

73

digedung rektorat menurut SNI 03-3985-2000 mendapatkan nilai scoring 85,6

%. Nilai scoring tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai elemen check list

detektor yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut

penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang

dilakukan Saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat

kesesuainnya adalah baik atau terpasang sesuai persyaratan dengan SNI 03-3985-

2000.

Kriteria syarat detektor di gedung rekotrat yang memenuhi syarat dari

peraturan standar yang berlaku meliputi seluruh detektor terdaftar dalam panel

kontrol. Hal ini memungkinkan untuk melanjutkan kerja detektor. Detektor asap

bekerja tergantung kepada masuknya asap kedalam kamar pengindera atau sinar

cahaya. Ketika konsentrasi yang cukup telah ada, pengoperasian akan dapat

dicapai. Karena detektor biasanya diletakkan di langit-langit, waktu bereaksi

tergantung pada tabiat/pembawaan dari api. Api yang panas akan mendorong

asap sampai ke langit-langit secara cepat. Ketika detektor beroperasi maka akan

langsung menyala alarm.(Permen PU 2008).

Selain itu, ada beberapa ruangan di gedung rektorat yang tidak terpasang

dengan detektor yaitu ruang information center, puslitpen dan lobi lantai 3. Hal

ini dapat mengakibatkan jika terjadi kebakaran akan lama dalam respon tanggap

terhadap kebakaran. Sehingga proses pemadaman api akan lama dan

mengakibatkan hilangnya fasilitas atau aset gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selain itu, kebakaran ini dapat mengakibatkan kerugian

Page 87: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

74

jiwa, materi dan kerugian social. Menurut Burke tahun 2008 beliau mengatakan

dalam bukunya fire protection and system and response bahwa detektor harus

dipasang disetiap lantai dan idealnya dipasang di seluruh ruangan di setiap lantai.

Sehingga menurut buku ini, pemasangan detektor diseluruh ruangan gedung

rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum sesuai dan efektif untuk

melindungi dari bahaya kebakaran.

Sarana detektor di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga

dilakukan pemeliharaan inspeksi walaupun pemeliharaannya secara manual dan

tidak tercatat dengan dokumen yang tersimpan. Berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Kennedy dan traister tahun 2002 menyatakan bahwa

Pemeliharaan detektor meliputi dari pengetesan program dan inspeksi secara

periodik dari menurunnya fungsi dan dari korosi. Fungsi detektor ini dicek

selama diadakan pengetesan detektor. Sehingga dapat diketahui masih berfungsi

atau tidak. Detektor diperlukan pemeliharaan secara periodik dari kotoran atau

terkena debu dari lingkungan (Kennedy dan Traister, 2002).

Detektor kebakaran harus dibersihkan dua atau tiga kali dalam satu tahun

atau setelah detektor itu berfungsi karena terkena asap. Setiap unit detektor harus

dibuka hati-hati dan komponen dibersihkan dengan alcohol. Detektor dilakukan

pengetesan sekurang kurangnya satu kali satu tahunnya. Tes ini dilakukan

dengan praktis dengan cara menghembuskan asap dari rokok, ataupun pipa. Atau

asap yang lain. Dan setiap hasil rekaman disimpan untuk menjamin bahwa

semua detektor diperiksa sesuai jadwal. (Kennedy dan Traister, 2002).

Page 88: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

75

Adapun syarat detektor di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang belum terpenuhi menurut SNI 03-3985-2000 adalah :

a. Detektor tidak terpasang diseluruh ruangan gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Dokumen hasil inspeksi yang tidak disimpan dalam kurun waktu lima

tahun.

Menurut Denoel tahun 2007 menyatakan bahwa pemasangan detektor telah

membuat penurunan rata-rata jumlah kematian dan cedera serius 80%. Selain itu

juga pemakaian detektor kepada penghuni merupakan hal penting untuk

mengurangi kasus kebakaran di Perumahan. Efektivitas dalam mengurangi kasus

kebakaran ini telah dibuktikan oleh negara lain (Muhadi, 2009).

Seharusnya rekaman lokasi detektor, kesimpulan pengetesan dan lainnya

harus di simpan di buku catatan. Buku catatan yang tersimpan di computer.

Sehingga jika ada detektor yang tidak tercatat dibuku akan ketahuan detektor

yang rusak dan tidak berfungsi (Kennedy dan Traister 2002).

Detektor harus selalu dilakukan inspeksi dan pemeliharaan serta dokumen

disimpan dengan rapi. Hal ini karena mengingat bagus dan tidaknya detektor

kebakaran serta keamanan detektor sangat bergantung pada inspeksi , pengujian

dan pemeliharaan. Selain itu, jika detektor tidak dipelihara dengan baik,

kemungkinan sewaktu kejadian kebakaran fungsi detektor menurun.

Page 89: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

76

Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh budi laksito tahun

2014. Mendapatkan hasil bahwa sarana detektor di gedung rumah sakit dr suroso

Surakarta terkait detektor masih perlu dilakukan Pengecekan dan perawatan

rutin terhadap peralatan-peralatan proteksi kebakaran. sehingga kemampuan

detektor akan selalu baik.

Saran yang dapat dilakukan oleh pengelola gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu dengan cara memasang ruangan yang belum terdapat

detektor (information center, puslitpen dan lobi lantai 3), melakukan inspeksi,

pemeliharaan dan pengetesan fungsi detektor kebakaran secara rutin sehingga

dapat dipantau fungsi dari detektor tersebut; menyimpan arsip pemeliharaan.

6.2.3 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Tingkat pemenuhan APAR di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta mendapatkan nilai scoring 58%. Menurut penilaian berdasarkan tabel

tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et al (2005),

maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah kurang artinya

terpasang tapi ada sebagian besar instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.

APAR di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjumlah 6

buah. Dua buah berada di pos satpam lantai satu gedung rektorat. Empat buah

APAR masih terdapat di ruang teknisi. APAR di gedung rektorat secara

pemenuhan terhadap standar yang berlaku yaitu Permen PU no 26 tahun 2008

Page 90: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

77

terdapat 2 APAR dalam kondisi cukup baik. Sedangkan empat APAR dalam

kondisi kurang.

Elemen APAR digedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

sudah sesuai dengan standar yang berlaku yaitu:

a. APAR rektorat mempunyai klasifikasi yaitu ABC

b. APAR selalu dipelihara dalam kondisi penuh dan siap dioperasikan

c. APAR diletakkan di tempat yang terlihat mata, mudah dijangkau dan siap

dipakai.

d. APAR tampak jelas dan tidak terhalangi

e. APAR diinspeksi secara manual atau elektronik

f. APAR diinspeksi setiap waktu kira-kira 30 hari

g. Arsip hasil inspeksi disimpan

Klasifikasi APAR yang berada di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah ABC. Hal ini mempunyai arti bahwa APAR ini efektif untuk

memadamkan kebakaran yang berasal dari kayu, kertas, minyak dan kebakaran

yang berasal dari korsleting listrik (Fergusson, 2005). Syarat ini juga sesuai

dengan pendapat Ramli tahun 2010, bahwa dalam pemilihan APAR, hal yang

menjadi pertimbangan adalah APAR yang tersedia sesuai dengan jenis resiko

kebakaran yang dipadamkan.

APAR di gedung rektorat senantiasa dipelihara dan dalam keadaan penuh

sehingga dapat digunakan setiap saat. Menurut Furness dan Mucket (2007)

Page 91: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

78

APAR harus secara akif dilakukan monitoring. Guna menjamin apar tersebut

tersedia, cocok, terinspeksi dan tes dari manufaktur terkait. Meliputi pengecekan

tahunan dan inspeksi dari orang yang kompeten. Sebagai tambahan, apar harus di

inspeksi secara periodik untuk memastikan apar terletak di tempat yang tepat,

keadaan penuh dan kondisi yang baik. dan di uji oleh orang yang berkompeten

selama waktu yang relevan.

APAR di gedung rektorat terdapat di pos satpam sehingga mudah dilihat dan

dijangkau oleh satpam. Tetapi hanya berjumlah dua buah. Sedangkan empat

buah APAR masih terdapat di ruang teknisi. Hal ini dikarenakan belum

dipindahkan dan ditempatkan di setiap lantai. APAR secara idealnya

ditempatkan disetiap lantai dan dapat dilihat oleh penghuni gedung rektorat. Hal

ini dimungkinkan guna mengambil langkah tepat dan cepat ketika terjadi

kebakaran. Sehingga orang yang pertama melihat api atau kejadian kebakaran

langsung tanggap dalam memadamkan api.

Dampak dari kurangnya APAR yang berada di gedung rektorat yang belum

terpasang pada setiap lantai ini yaitu apabila terjadi kebakaran akan memerlukan

waktu lama dalam hal tanggap darurat kebakaran. Sehingga api akan membesar

sehingga dapat merusak fasilitas atau asset gedung rektorat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sendiri. Selain itu juga dapat menimbulkan berbagai

kerugian baik jiwa, materi maupun kerugian lainnya.

Page 92: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

79

Sedangkan elemen APAR yang berada di gedung rektorat yang belum

memenuhi persyaratan standar yaitu:

a. APAR tidak digantung dan mempunyai label inspeksi.

b. APAR tidak di gantung kokoh di pos satpam diletakan di lantai

c. Tidak terdapat Label pemeliharaan yang di letakan pada bagian belakang

d. Tidak Terdapat kartu pada APAR

Menurut Permen PU nomer 26 tahun 2008 terkait pemeliharaan, perawatan

dan pengisian ulang harus dilakukan oleh petugas yang terlatih, mempunyai

manual perawatan menyeluruh, alat perkakas dari jenis yang cocok, bahan

isi ulang, pelumas, dan rekomendasi manufaktur untuk penggantian bagian –

bagian atau bagian yang khusus terdaftar untuk digunakan dalam APAR. Selain

itu juga arsip harus dipelihara melalui etiket atau label yang ditempelkan pada

APAR, lewat daftar simak inspeksi yang dipelihara pada arsip atau lewat

metoda elektronik yang menjamin arsip tersimpan permanen.

Menurut Permen PU no 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan Dan

Perawatan Bangunan Gedung, catatan inspeksi bulanan berisi alat pemadam api

ringan yang diinspeksi, tanggal dan paraf personil yang melakukan, harus

dimuat dalam label (tag) pemeliharaan yang dilekatkan pada alat pemadam

api ringan tersebut.

Menurut Canter dalam Ramachandran tahun 2003, bahwa penghuni harus

sadar dan faham akan penempatan apar dan terlatih dalam menggunakan dan

Page 93: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

80

mampu dalam semua tipe dan ukuran apar. Sehingga dalam hal ini, pihak

pengelola gedung rektorat harus senantiasa memperhatikan peletakan APAR.

Dampak dari tidak adanya label pemeliharaan ini dapat membuat APAR

dipakai tidak secara maksimal. Hal ini dikarenakan tidak terdokumentasikan

dengan baik dan staf yang berkepentingan tidak dapat mengetahuinya dan untuk

melakukan tindakan pemadaman bisa menimbulkan kegagalan. Menurut

Ferguson (2005) APAR harus diberi label sehingga pengguna dapat dengan cepat

mengidentifikasikan kelas dari bahaya kebakaran sehingga pemadaman akan

efektif.

Keandalan operasional dan kinerja inilah diperoleh dari perawatan rutin.

sehingga kemampuan dalam menaggulangi bahaya kebakaran tidak lepas dari

proses perawatan komponen APAR ini. Pemeliharaan APAR yang baik dan cara

pemasangan yang sesuai dengan standar serta desainya merupakan kunci dari

keselamatan dan perlindungan terhadap manusia serta aset yang dimilikinya

(Noegroho 2004). Sehingga sangatlah penting untuk melakukan pemeliharaan

terhadap APAR yang ada digedung rektorat. Dengan cara membuatkan label

pada APAR

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh trikomara 2012

menyebutkan bahwa APAR di gedung kantor bupati Indragiri Hilir masih kurang

sehingga diperlukan memasang petunjuk penggunaan APAR bagi penghuni

gedung untuk memudahkan dalam penggunaannya.

Page 94: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

81

Saran untuk pengelola gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat dilakukan dengan cara membuat APAR lebih efektif lagi dengan cara

melakukan pemeliharaan dengan cara memberikan label pada APAR. Selain itu

juga menambahkan jumlah APAR serta meletakan APAR disetiap lantai. Selain

itu untuk APAR yang berada di ruang teknisi lebih baik diletakan di gedung

rektorat

6.2.4 Hidran

Menurut Permen PU nomor 26 tahun 2008 hidran adalah alat yang

dilengkapi dengan slang dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air

bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran gedung.

Hidran yang terdapat di gedung rektorat dilengkapi dengan slang (fire hose) yang

disambungkan dengan kepala selang yang tersimpan dalam kotak berwarna

merah dan bertuliskan “HYDRANT’.

Gedung rektorat memiliki dua hidran yang masing-masing berada pada

sayap kanan dan sayap kiri gedung rektorat. Hal ini dapat memungkinkan

perlindungan terhadap kebakaran lebih mudah. Selain itu juga hidran yang

berada di gedung rektorat berada dekat dengan jalur mobil. Sehingga dalam

keadaan darurat, dapat langsung dipompakan dengan sambungan mobil damkar.

Dari tiga belas persyaratan mengenai hidran menurut SNI 03-3985-2000,

ada sebelas persyaratan telah terpenuhi dan mendapatkan nilai scoring 80,7%.

Nilai scoring tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai hidran yang sesuai

Page 95: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

82

dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan

tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et al

(2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah baik atau

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Elemen persyaratan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia meliputi

lemari hidran hanya digunakan untuk menempatkan peralatan kebakaran, Setiap

lemari hidran di cat dengan warna yang menyolok mata, Setiap sambungan slang

dan kotak hidran tidak terhalang, slang kebakaran dilekatkan dan siap untuk

digunakan, hidran halaman diletakan di sepanjang jalur akses mobil pemadam

kebakaran dan jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤

50 meter dari hidran.

Adapun syarat yang tidak dipenuhi yaitu tidak terdapatnya instruksi

pemakaian. Hal ini depat mengakibatkan lamanya pengoperasian jika terjadi

kebakaran. Selain itu juga tidak adanya intruksi yang jelas, akan menyusahkan

kepada setiap penghuni atau karayawan dalam melakukan perlindungan dini.

Hidran dalam gedung rektorat ada yang tidak terdapt nozel. Hal ini

dikarenakan hilang. Kehilangan nozel oleh orang yang tidak bertanggung jawab

ini, merupakan evaluasi pekerjaan rumah yang membuktikan segenap civitas

akademika untuk saling menjaga fasilitas kampus terutama sarana proteksi akatif

kebakaran.

Page 96: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

83

Perawatan hidran ini bermaksud supaya hidran bekerja dengan baik dan

terpelihara serta slang dan nozel tertata rapi. Selain itu hidran yang berisi slang

dan nozel ini harus terpelihara dan harus memiliki rak slang yang mengatur tata

letak selang hidran agar tidak kusut (Wibowo, 2001).

Dampak dari tidak tersedianya nozel pada hidran di gedung rektorat, serta

pemeliharaan rutin terhadap hidran ini dapat menimbulkan kesulitan dalam

memadamkan kebakaran. Sehingga hidran yang ada tidak efektif untuk

memadamkan kebakaran karena tidak adanya nozel. Perawatan yang masih

kurang juga dapat menyebabkan kemungkinan macetnya hidran ketika mau

digunakan. Ketidakefektifan hidran ini dapat menambah besarnya kebakaran

karena bertambahnya waktu untuk memadamkan menjalarnya api. Kebakaran ini

sendiri dapat menyebabkan banyak kerugian diantanya rusaknya fasilitas dan

aset yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, kebakaran juga

dapat menimbulkan kerugian jiwa, materi maupun kerugian social.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hesna et al tahun 2009

Evaluasi penerapan sistem keselamatan kebakaran pada bangunan gedung rumah

sakit dr. M. Djamil padang. Mendapatkan hasil bahwa Hidran yang terdapat di

dalam gedung telah sesuai standar tata cara pemasangan hidran (SNI 03-

1745-1989). Namun pada gedung RRI Penyakit Dalam terdapat box hydrant

yang masih kosong yang belum terisi selang air. Sedangkan untuk gedung

lainnya terdapat box hydrant yang lengkap dengan isinya, tetapi kondisinya

kurang terpelihara karena jarang digunakan.

Page 97: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

84

Saran yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola gedung rektorat yaitu

untuk melengkapi sarana hidran yang berada di samping gedung rektorat (depan

Fakultas Dirasah Islamiyah) dengan nozel guna mempermudah jika ada kejadian

kebakran. Selain itu juga membuat intruksi pemakaian hidran serta melakukan

pemeliharaan hidran.

Page 98: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

85

BAB VII

Simpulan dan Saran

7.1 Simpulan

Sarana proteksi aktif di gedung Rektorat terdiri dari alarm kebakaran,

detektor kebakaran, APAR dan hidran.

a) Alarm kebakaran di gedung rektorat sudah baik atau sesuai dengan standar

SNI.

b) Detektor di gedung rektorat sudah baik atau sesuai dengan standa SNI.

c) APAR di gedung rektorat kurang atau terpasang tetapi ada sebagian besar

instalasi yang tidak sesuai persyaratan Permen PU No. 26/PRT/M/2008.

d) Hidran di gedung rektorat cukup baik atau terpasang tetapi ada sebagian

kecil instalasi yang tidak sesuai persyaratan SNI 03-3985-2000 yaitu tidak

terdapat nozel, tidak terdapat intruksi pemakaian dan tidak terdapat tulisan

“slang kebakaran digunakan untuk penghuni”.

e) Tidak terdapat sarana water sprinkler di gedung rektorat.

Page 99: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

86

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk Pengelola Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

a. Senantiasa menjaga dan melakukan inspeksi alarm kebakaran.

Mengingat tidak pernah ada kejadian kebakaran, sehingga perlu

dilakukan pemeliharaan sarana alarm kebakaran. Jika nanti ada kejadian

kebakaran, alarm kebakaran di gedung rektorat dapat berfungsi dengan

baik.

b. Memperbaiki sarana alarm kebakaran yang berada di lantai satu depan

ruang information center.

c. Memasang detektor kebakaran pada ruang yang belum ada detktor

kebakaran (information center, puslitpen, dan lobi lantai 3)

d. Melakukan inspeksi pemeliharaan rutin terhadap detektor kebakaran.

e. Meletakan APAR yang berada di ruang teknisi ke gedung rektorat dan

diletakan pada setiap lantai gedung.

f. Melakukan pemeliharaan dengan cara memberikan label pemeliharaan

pada APAR.

g. Melengkapi sarana hidran dengan nozel guna mempermudah proses

penggunaannya jika ada kejadian kebakaran. Selain itu juga membuat

intruksi pemakaian hidran

Page 100: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

87

h. Melakukan penambahan sarana water sprinkler guna mengantisipasi

kejadian kebakaran sehingga ketika terjadi kebakaran, sprinkler secara

otomatis akan membantu memadamkan api dengan cara mengeluarkan

air.

7.2.2 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Adapun saran dari penulis yaitu peneliti selanjutnya sebaiknya tidak

hanya melakukan evaluasi terhadap tingkat pemenuhan system proteksi

aktif kebakaran saja melainkan juga perlu melakukan evaluasi terhadap

tingkat pemenuhan manajemen penanggulangan kebakaran dengan

mengacu pada peraturan yang ada.

Page 101: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

88

DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah, Mochammad. 2015. Gedung Reskrim Polda Jatim Terbakar, Berkas Kasus Ludes.

Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/gedung-reskrim-polda-jatim-terbakar-

berkas-kasus-ludes.html diakses pada tanggal 1 agustus 2015 pukul 14.00 WIB

Badan Standarisasi Nasional SNI 03 3989 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan

Pemasangan Sistem Springkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada

Bangunan Gedung.

Badan Standarisasi Nasional SNI 03 3985 2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan

dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya

kebakaran pada Bangunan Gedung.

Badan Standarisasi Nasional SNI 03 1745 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan

Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

pada Bangunan Rumah dan Gedung.

Budiman, n.d. Penelitian Kesehatan Jilid 1.

Burke, Robert. 2008. Fire Protection Systems And Response. New York. CRC Group

Denoël, François. 2007. Fire Safety and Concrete Structures. Brussels. FEBELCEM Federation

of Belgian Cement Industry

Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI. (n.d.). Pengawasan K3

Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.

Ferdianto, Riky. 2015. Ruang Kerja Ketua Kosgoro Hayono Isman Ikut Terbakar. Diakses dari

http://metro.tempo.co/read/news/2015/03/09/214648502/ruang-kerja-ketua-kosgoro-

hayono-isman-ikut-terbakar pada tanggal 1 agustus 2015 pukul 14.00. WIB

Ferguson et al, 2005. Fundamentals of Fire Protection for the Safety Professional. Oxford.

Government Instituts

Firmansyah, Wahab. 2015. Dini Hari, Si Jago Merah Amuk Bank CIMB Niaga. diakses dari

http://metro.sindonews.com/read/988915/170/dini-hari-si-jago-merah-amuk-bank-cimb-

niaga-1428959198 pada hari jum’at 31 juli 2015 pukul 11.30 WIB.

Furness, Andrew dan Mucket, Martin. 2007. Introduction to Fire Safety Management.

Burlington UK

Harjanto, et al. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun sebagai Upaya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan. Pusat Teknologi

Bahan Bakar Nuklir – BATAN

Hesna, Yervi. et al. 2009. Evaluasi penerapan sistem keselamatan kebakaran pada bangunan

gedung rumah sakit dr. M. Djamil padang. Jurnal. Universitas Andalas

Page 102: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

89

Huang, Kai. 2009. Population and Building Factors That Impact Residential Fire Rates in

Large U.S. Cities,

Iqbal, Muhammad. 2014. Office Boy Jadi Saksi Tunggal Kasus Kebakaran Gedung C Fisip UI.

Diakses dari http://news.detik.com/berita/2459989/office-boy-jadi-saksi-tunggal-kasus-

kebakaran-gedung-c-fisip-ui pada hari jum’at 31 juli 2015 pukul 11.35

Kennedy dan traister. 2002. Low Voltage Wiring , Security/Fire Alarm Systems. New York

Laksito, Budi. 2014. Evaluasi Penerapan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Rumah

Sakit (Studi Kasus RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta). Jurnal. Universitas

Sebelas Maret Solo.

Muhadi. 2009. Pencegahan Resiko Kebakaran Gedung: Peran dan Tindakan Pusat Layanan

Kebakaran dan Pertolongan Département Rhone. Tesis. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Noegroho, Ary. 2004. Peran Desain Sistem Proteksi Aktif sebagai Faktor Dalam Meningkatkan

Keandalan Bangunan Tinggi Perkantoran Terhadap Bahaya Kebakaran. thesis.

Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan

Dan Perawatan Bangunan Gedung

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem

Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Priliawito, Eko. 2009.Gedung Bank IFI Pusat Terbakar. Diakses dari

http://metro.news.viva.co.id/news/read/66612-gedung_bank_ifi_pusat_terbakar pada

tanggal 31 juli 2015 pukul 11.35 WIB

Ramachandran. 2003. The Economics of Fire Protection. New York

Ramli, Soehatman. 2010. Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat

Safriandi, et al. 2013. Analisa Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan Terhadap Bahaya

Kebakaran (Studi Kasus Gedung Surya Dumai Group Dan Bank Tabungan Negara

Kota Pekanbaru). Jurnal. Universitas Riau

Saptaria, Erry et al. 2005. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran bangunan

Gedung. Bandung: Puslitbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan PU,

Departemen Pekerjaan Umum

Saut, Sagala et al. 2013. Analisis Upaya Pencegahan Bencana Kebakaran di Permukiman Padat

Perkotaan Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Sukahaji, Jurnal

Trikomara, Rian et al. 2012. Evaluasi Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan

Gedung (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir). Jurnal. Universitas Riau

UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan. n.d. Modul Keselamatan,

Kesehatan dan Kenyamanan Kerja di Gedung, Institut Teknologi Bandung.

Page 103: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

90

Wibowo, Tejo. 2001. Pengaruh Implementasi Inspection dan Maintenance System Terhadap

Perlindungan Asset Bangunan dari Kebakaran pada Bangunan Tinggi Perkantoran di

DKI Jakarta. Thesis, Universitas Indonesia.

Yudha, Setiawan. 2006. Kebakaran Kampus Perbanas Diduga Akibat Arus Pendek . Diakses

dari http://tempo.co.id/hg/jakarta/2006/01/24/brk,20060124-72840,id.html pada tanggal

31 juli 2015 pukul 11.35 WIB

Yuli, 2010. Ada 4 Ledakan Saat Kampus UNRI Terbakar. Diakses dari

http://regional.kompas.com/read/2010/09/27/06154533/Ada.4.Ledakan.Saat.Kampus.U

NRI.Terbakar pada tanggal 31 juli 2015 pukul 11.35 WIB

Page 104: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

Lampiran 1

Check List Alarm Kebakaran

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Sesuai/tidak

sesuai

1 Alarm berbunyi khas

hingga mudah dikenal

sebagai alarm kebakaran

2 Pada semua lokasi panel

control dan panel bantu

terpasang alarm kebakaran.

3 Semua bagian ruangan

dalam bangunan harus

dapat dijangkau oleh

sistem alarm kebakaran

dengan tingkat kekerasan

bunyi alarm.

4 Panel control dapat

menunjukkan asal lokasi

kebakaran

5 Panel control mampu

membantu kerja detektor

Page 105: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

Lampiran 2

Check list detektor kebakaran

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Sesuai/tida

k sesuai

1 Semua peralatan deteksi

kebakaran terdaftar dalam unit

control

2 Terdapat informasi lengkap

tentang detektor kebakaran,

termasuk persyaratan teknis

dan gambar denah.

3 Detektor terproteksi terhadap

kemungkinan rusak karena

gangguan mekanis.

4 Detektor tidak terpasang

dengan cara masuk kedalam

permukaan langit-langit.

5 Detektor terpasang pada

seluruh ruangan

6 Setiap detektor yang terpasang

dapat dijangkau untuk

pemeliharaan dan untuk

pengujian secara periodic

7 Dilakukan inspeksi, pengujian

dan pemeliharaan

8 Dokumen hasil inspeksi

disimpan untuk waktu 5 tahun,

untuk pengecekan oleh instansi

yang berwwenang

Page 106: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

Lampiran 3

Check list APAR

No PermenPU No.26/PRT/M/2008 Kondisi Aktual Sesuai/tidak

sesuai

1 Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri

dari huruf yang menunjukkan kelas api

dimana APAR tersebut terbukti efektif.

2 APAR selalu dipelihara dalam kondisi

penuh dan siap

dioperasikan

3 APAR diletakkan di tempat yang terlihat

mata, mudah dijangkau dan siap dipakai.

4 APAR tampak jelas dan tidak terhalangi.

5 APAR selainjenis APAR beroda dipasang

kokoh pada pengg antung, atau pengikat

buatan manufaktur APAR, atau pengikat

yang terdaftar yang disetujui untuk tujuan

tersebut,

6 Instruksi pengoperasian harus

ditempatkan pada bagian de

pan dari APAR dan harus terlihat jelas.

7 Label pemeliharaan enambulan, label uji

hidrostatik, atau label lain harus tidak

boleh ditempatkan pada bagian depan dari

APAR atau ditempelkan pada bagian

depanAPAR.

8 APAR diinspeksi secara manual atau

dimonitor secara elektronik

9 APAR diinspeksi pada setiap interval

waktukira-kira 30 hari

10 Arsip dari semua APAR yang diperiksa

(termasuk tindakan korektif yang

dilakukan) disimpan

11 Sekurang-kurangnya sebulan sekali

pemeriksaan dilakukan dan tanggal, nama

petugas yang melakukan pemerikaan

harus tercatat

12 Setiap APAR mempunyai kartu atau label

yang dilekatkan dengan kokoh yang

menunjukkan bulan dan tahun

dilakukannya pemeliharaan

13

Pada label pemeliharaan terdapat

identifikasi petugas yang melakukan

pemeliharaan.

Page 107: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran

Lampiran 4

Check list Hidran

No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Sesuai/

tidak sesuai

1 Lemari hidran hanya digunakan

untuk menempatkan peralatan

kebakaran

2 Setiap lemari hidran di cat dengan

warna yang menyolok mata

3 Setiap sambungan slang dan kotak

hidran tidak boleeh terhalang

4 slang kebakaran dilekatkan dan

siap untuk digunakan

5 Setiap kotak slang dipasang

dengan rak yang terdaftar atau

fasilitas penyimpanan lain yang

disetujui.

6 Terdapat nozel

7 Masing-masing rak atau fasilitas

penyimpanan untuk slang

dibuatkan label dengan tulisan

berbunyi “ Slang kebakaran untuk

digunakan penghuni”

8 Terdapat instruksi pemakaiannya

9 Sambungan slang mempunyai ulir

sesuai ketentuan yang berlaku.

10 Sambungan slang dipasang

dengan tutup (cap) untuk

melindungi ulir slang

11 Terdapat hidran halaman

12 Hidran halaman diletakan di

sepanjang jalur akses mobil

pemadam kebakaran

13 Jarak hidran dengan sepanjang

akses mobil pemadam kebakaran

≤ 50 meter dari hidran

Page 108: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran
Page 109: GAMBARAN SARANA PROTEKSI AKTIF DI GEDUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37619/1/ACHMAD... · adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran