Upload
anang-satrianto
View
5.369
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL PENELITIAN
GAMBARAN SIKAP KLIEN HIPRTENSI TENTANG PENATALAKSANAAN TERAPI (DIET)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG
(Studi Kasus Deskriptif Observatif)
Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program Di Program Studi Keperawatan Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Malang
MEDICAL SHOCKERNIM. 0201100002
DEPARTEMEN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN MALANG2005
PROPOSAL PENELITIAN
GAMBARAN SIKAP KLIEN HIPRTENSI TENTANG PENATALAKSANAAN TERAPI (DIET)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG
(Studi Kasus Deskriptif Observatif)
KARYA TULIS ILMIAH
MEDICAL SHOCKERNIM. 0201100002
DEPARTEMEN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN MALANG2005
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal penelitian studi kasus oleh Medical Shocker Nim. 0201100002 telah
diujikan tanggal 12 Mei 2005 dan disetujui untuk dilakukan pengambilan data.
Dewan Penguji
Malang, 12 Mei 2005
Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II
Isnaeni DTN, SKM, M. Kes Dra. Swito Prastiwi, M.Kes Wajan Juni Udjianti, S.Kep, NsNip. 140 091 764 Nip. 140 322 722 Nip. 140 215 382
MengetahuiKetua
Program Studi Keperawatan Malang
Dra. SusilaningsihNip. 140 054 894
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
kasus dengan judul : “Gambaran Sikap Klien Hiprtensi Tentang Penatalaksanaan
Terapi (Diet) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang” tepat pada waktunya.
Dan atas terselesainya studi kasus ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Isnaeni DTN, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Malang
dan Pembimbing Utama.
2. Ibu Dra. Susilaningsih, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan dan Ketua
Progaram Studi Keperawatan Malang.
3. Ibu Dra. Swito Prastiwi, M.Kes. selaku dosen Pendamping I.
4. Ibu Wajan Juni Udjianti, S.Kep, Ns. selaku dosen Pendamping II.
5. Semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan bantuannya dalam
penyusunan studi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa studi kasus ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna dapat
membuat suatu Karya Tulis yang lebih baik kelak.
Malang, Juli 2005
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
1.4 Manfaat....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Hipertensi.............................................................................. 5
2.1.2 Fisiologi.................................................................................................. 5
2.1.3 Penyebab Hipertensi............................................................................... 6
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Dalam Buku Ajar
Keperawatan Kardiovasculer.................................................................. 7
2.1.5 Komplikasi.............................................................................................. 8
2.1.6 Manifestasi Klinis................................................................................... 8
2.1.7 Pemeriksaan Fisik................................................................................... 9
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................... 9
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi.................................................................... 10
2.1.10 Pengertian Pola Makan......................................................................... 10
2.1.11 Pola Makan Pada Klien Hipertensi....................................................... 11
2.11.1 Diet Rendah Garam..................................................................... 11
2.11.2 Diet Rendah Kolesterol dan lemak.............................................. 12
iv
2.11.3 Diet Tinggi Serat.......................................................................... 13
2.11.4 Diet Kalori................................................................................... 13
BAB III METODE STUDI KASUS
Rancangan Studi Kasus.................................................................................... 15
Subyek penelitian.............................................................................................. 15
Fokus studi........................................................................................................ 15
Definisi operasional.......................................................................................... 16
Pengumpulan Data............................................................................................ 16
Pengolahan Data dan Analisa Data................................................................... 17
Penyajian Data.................................................................................................. 17
Jadwal Rencana Kegiatan................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Tabel Klasifikasi Hipertensi ............................................................................ 11
Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................................... 23
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informet Consent............................................................. 25
Lampiran 2 Kisi- Kisi pedoman wawancara.................................................... 25
Lampiran 3 Daftar diit Rendah Garam............................................................. 27
Lampiran 4 Daftar Makanan Untuk Penderita Hipertensi................................ 28
Lampiran 5 Pedoman Wawancara.................................................................... 29
Lampiran 6 Pedoman Observasi....................................................................... 35
Lampiran 7 Lembar Konsultasi...................................................................... 38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya pendapatan seseorang biasanya akan merubah
gaya hidupnya menjadi kebarat-baratan. Pemandangan seperti ini banyak dijumpai di
kota-kota seperti banyak dijumpai Restoran Fast Food, Fried Chicken, Pizza Hut dan
lain-lain yang dengan mudah menggeser pola makan masyarakat. Makanan yang
disajikan direstoran umumnya memiliki kandungan tinggi lemak dan tinggi protein.
Dan juga seseorang terlalu sering mengkonsumsi makanan tersebut dikhawatirkan
lebih mudah terserang penyakit hipertensi dan penyakit lainnya (Purwati, Saliman,
Rahayu, 2004).
Begitu pula dengan masyarakat di daerah pedalaman atau pegunungan yang
rata-rata bermata pencaharian sebagai petani mempunyai peluang menderita
hipertensi karena mempunyai kebiasaan makan yang dominan berasa asin dan senang
makanan yang bersantan kental sehingga tidak menutup kemungkinan walaupun
tinggal dikota ataupun di Pedesaan potensial menderita hipertensi (Purwati, Saliman,
Rahayu, 2004).
Dengan demikian masyarakat harus mengetahui apa yang disebut hipertensi
atau tekanan darah tinggi tersebut. Hipertensi atau tekanan darah merupakan tekanan
darah yang melebihi normal atau mempunyai tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg (Rokhaeni H, 2002). Hipertensi
disebut juga "The Sillent Disease" karena tidak menunjukkan tanda-tanda yang dapat
1
dilihat dari luar oleh karena itu salah satu cara mendeteksi adalah dengan
memeriksakan diri secara teratur (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
Di negara maju seperti Amerika Serikat diperkirakan 20% mengalami tekanan
darah tinggi, dari 57 Juta penduduk Amerika sebanyak 90% kasus Hipertensi
penyebabnya tidak diketahui secara pasti (Suyono,2001)
Menurut Purwati Saliman, Rahayu, (2004) Hipertensi lebih sering diitemukan
pada Usia lanjut dan diperkirakan 23% wanita dan 14% pria lebih dari 65 tahun
karena pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi organ secara keseluruhan seperti
pada jantung terjadi kekakuan pembuluh darah, sehingga memacu jantung bekerja
lebih keras dan menimbulkan hipertensi. Dan menurut para ahli angka kematian
akibat penyakit jantung dengan hipertensi adalah 3 x lebih sering dibandingkan usia
lanjut tanpa hipertensi pada usia yang sama. Kota Jakarta prevalensi hipertensi
didapatkan angka 14,2% dan Sukabumi didapatkan prevensi 28,6% dari penduduk
yang ada. Kalau didapatkan ditinjau dari perbandingan pria dan wanita ternyata
wanita lebih banyak yang menderita hipertensi seperti di Semarang didapatkan 7%
pria dan 10,8% wanita dan lebih banyak ditemukan pada daerah pertanian seperti di
Bali sekitar 11,57% yang menderita Hipertensi (Suyono, 2001).
Mengingat fatalnya akibat hipertensi perlu upaya pencegahan hipertensi. Ada
beberapa cara pencegahan yaitu cara farmakologis dan non farmakologis. Beberapa
cara non farmakologis antara lain perubahan gaya hidup meliputi menghindari rokok,
olah raga, menghindari alkohol, dan pola makan yang baik bagi penderita hipertensi
(Beevers.D.G. 2002).
Berdasarkan fenomena diatas upaya pencegahan dan penanggulangan
hipertensi melalui pola makan sangat penting seperti dengan mengurangi konsumsi
lemak, mengurangi garam mengurangi kalori bagi penderita yang obesitas, dan
makan makanan yang tinggi serat. Seperti dengan diet rendah garam menurunkan
tekanan darah yang bila seseorang mengkonsumsi garam yang berlebihan selama
bertahun-tahun dapat meningkat tekanan darah karena meningkatkan kadar natrium
dalam sel-sel otot halus pada dinding akteri. Kadar natrium yang tinggi memudahkan
masuknya kalsium dalam sel dan hal ini menyebabkan kontraksi pembuluh darah
menyempit sehingga tekanan meningkat dan timbul hipertensi. (Beevers.D.G. 2002).
Berdasarkan hasil laporan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
Mahasiswa Prodi Keperawatan Malang 2004 di RW 06 Kelurahan Tunjung Sekar
terdapat 34 kasus hipertensi pada usia lanjut dan belum diketahui pola makannya ,
sehingga perlu dikaji pola makan yang selama ini telah dilakukan oleh klien.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pola makan klien dengan hipertensi derajat II di
Kelurahan Tujung Sekar wilayah kerja Puskesmas Mojolangu.
1.3 Tujuan
Mengetahui pola makan klien dengan hipertensi derajat II di Kelurahan
Tunjung Sekar wilayah kerja Puskesmas Mojolangu.
1.4 Manfaat
1.4.1 Masyarakat : Dengan mengetahui pengelolaan secara mandiri melalui pola
makan yang benar penderita hipertensi dapat menurunkan tekanan darah
dan memelihara kestabilan tekanan darah.
1.4.2 Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan : Melalui hasil yang
diperoleh dapat digunakan sebagai studi pendahuluan untuk penelitian
lebih lanjut mengenai pola makan klien dengan hipertensi.
1.4.3 Penulis : Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan aplikasi
riset keperawatan tentang gambaran pola makan klien dengan hipertensi .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg atau bila pasien memakai
obat anti hipertensi (Mansjoer A, 1999).
Menurut JNC VI hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Rokhaeni H, 2002)
Menurut WHO (1987) batas tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah yang sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (Suyono, 2001).
2.2. Fisiologi
Hipertensi dapat terjadi jika kenaikan curah jantung dan tekanan perifer total,
dan disebabkan juga oleh meningkatnya kadar epineprin plasma, sehingga
memberikan efek pada sistem kardiovaskuler, oleh karena itu akan terjadi perubahan
fungsi pada sistem pengendalian darah karena tidak berfungsinya reflek baroreseptor
atau reflek kemoreseptor, sehingga pusat vasomotor dibatang otak menjadi hiperaktif.
Dan melalui saraf simpatis ke jantung dan di lain pihak pada pembuluh darah
menyebabkan perubahan diameter yang semakin menyempit sehingga tekanan
perifer meningkat. (Ibnu Mar’ud, 1992).
5
2.3. Penyebab Hipertensi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum diketahui dengan jelas
disebut dengan hipertensi primer dan terdapat 95% dari kasus hipertensi (Mansjoer
A,1999). Namun beberapa ahli telah mengungkapkan ada 2 faktor yang
mempermudah terkena hipertensi yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang
tidak dapat dikontrol. Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain pertama
adalah keturunan karena satunya menderita hipertensi mempunyai resiko lebih besar
untuk menderita hipertensi. Kedua adalah jenis kelamin pada umumnya yang mudah
diserang adalah kaum laki-laki dari pada wanita karena laki-laki mempunyai faktor
resiko lebih banyak seperti stress, kelelahan, merokok dan lain-lain. Ketiga adalah
umur pada umumnya terjadi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun, sedang pada
wanita terjadi setelah umur 45 tahun. (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
Sedangkan faktor yang dapat dikontrol pada umumnya berhubungan dengan
gaya dan pola makan yaitu pertama kegemukan, dari hasil penelitian orang yang
gemuk lebih mudah terkena hipertensi. Faktor yang kedua adalah kurang olah raga
yang umumnya cenderung mengalami kegemukan, dan kegemukan dan dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah. Faktor yang ketiga yaitu merokok dan
mengkonsumsi alkohol karena nikotin dalam rokok dapat meningkatkan
penggumpalan darah dalam pembuluh dan pengapuran dalam dinding pembuluh
darah, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Sedangkan alkohol dapat meningkatkan sinteris katekolamin dan katekolamin
dalam jumlah besar dapat memicu tekanan darah. Faktor yang keempat yaitu
mengkonsumsi garam yang berlebihan karena selain dari garam dapur semua
makanan mengandung garam dan diperkirakan ¼ sampai 1/3 dari garam yang
dikonsumsi terdapat secara alamiah pada makanan itu sendiri. Selain konsumsi garam
juga dapat diakibatkan dari konsumsi kolesterol dan lemak yang berlebihan (Purwati,
Saliman, Rahayu, 2004).
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit
dan terjadi sekitar 5% kasus, hipertensi sekunder dapat diakibatkan oleh penggunaan
ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme, sindroma
chusing, feokromasitoma koarctasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan (Manjoer A,1999).
2.4. Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO dalam buku ajar keperawatan kardiovaskuler seperti tabel
berikut :
KatagoriSistolik
mmhgDiastolik
Optimal
Normal
High normal
Hipertensi :
Derajat I
Derajat II
Derajat III
<120
<130
130-139
140-159
160-179
>180
<80
<85
85-98
90-99
100-109
>110
2.5. Komplikasi
Beberapa komplikasi atau efek samping dari hipertensi dapat terjadi penyakit
pembuluh darah atau stroke akibat tingginya tekanan darah yang membuat pergeseran
dinding pembuluh darah otak kemudian pecah sehingga darah mengalir keluar dari
pembuluh darah (Transient Ischaemic Atack/TIA). Penyakit jantung yaitu infart
myocard, gagal jantung karena otot jantung dipaksa untuk bekerja berat untuk
memompa darah, angina pectoris terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
pengapuran sehingga aliran darah berkurang. Gagal ginjal yaitu kerusakan pembuluh
darah ginjal akibat hipertensi menahun dan atherosclerosis. Sedangkan penyakit pada
mata seperti adanya oedema pupil, penebalan retina dan pendarahan retina (Price A
Sylvia, 1998).
Tekanan darah pada kondisi tertentu dapat meningkat pada usia lanjut terutama
pada usia 60 tahun keatas karena pada usia ini fungsi organ tubuh secara keseluruhan
menurun terutama fungsi ginjal dan hati. Hipertensi pada kehamilan juga banyak
terjadi yaitu menurut Eillen (1996) hipertensi mempengaruhi sekitar 10-25% pada
wanita pertama kali hamil darahnya mencapai 140/110 termasuk ringan dan bila lebih
dari 170/110 mmHg termasuk sedang dan bila lebih dari 170/110 mmHg termasuk
berat. Hipertensi pada kehamilan perlu secepatnya diatasi untuk menghindari
terjadinya komplikasi pada ibu dan janin (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
2.6. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan,
tetapi beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan,
kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaxis, kelemahan otot, pandangan
kabur dan perubahan mental (Rokhaeni, 2002).
2.7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara cephalocaudal dimulai pengukuran berat
badan dan tinggi badan. Pemeriksaan mata yaitu pada retina dan pupil. Pemeriksaan
pada leher meliputi pembendungan vena jugularis. Pemeriksaan paru-paru meliputi
pernafasan yaitu irama, frekuensi, suara nafas, bunyi nafas tambahan. Pemeriksaan
jantung meliputi tekanan darah minimal diukur 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit
dalam posisi berbaring atau duduk dan posisi berdiri sekurang-kurangnya setelah 2
menit. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada 2 sisi lengan dan jika nilainya berbeda
maka nilai yang tertinggi yang diambil kemudian diperiksa juga mengenai denyut
jantung, suara jantung, bising jantung. Pada abdomen diperiksa penunjang yang
dilakukan pemeriksaan reflek dan adanya oedema (Rokhaeni, 2002).
2.8. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang yaitu dilakukan pemeriksaan laboratorium
dilakukan sebelum melakukan terapi bertujuan untuk menetukan adanya kerusakan
organ dan faktor lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya urine analisa,
pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, klien kreatinin, protein urine 24 jam, asam
urat, kolesterol LDL, TSH, ECG serta Eko Kardiografi (Mansjoer A. 1999).
2.9. Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah dan secara
langsung akan menurunkan morbilitas dan mortalitas. Pengobatan pada hipertensi ada
2 macam yaitu pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan non
farmakologis antara lain perubahan gaya hidup meliputi perubahan pola makan
seperti diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas diet tinggi garam
(Purwati, Salinan Rahayu, 2004). Kemudian mengurangi konsumsi alkohol, berhenti
merokok, mengurangi berat badan bagi penderita yang obesitas, meningkatkan
aktivitas fisik, oleh raga teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup, berdoa,
selain dari segi nonfarmakologis pengobatan farmakologis juga dibutuhkan
(Rokhaeni, 2002).
2.10. Pengertian Pola Makan
Pola makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih,
mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang didasarkan faktor-
faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup. Pola makan tersebut akan dipengaruhi
oleh beberapa hal antara lain kebiasaan, kesenangan, agama, ekonomi, lingkungan
sesuatu yang kompak yag dapat disebut sebagai pola konsumsi (Santoso, 1999).
Dari pengertian tentang pola diet tersebut memerlukan landasan pengetahuan
tentang makanan sehat bergizi dalam memenuhi konsumsi sehari-hari. khususnya
bagi setiap individu pendidikan gizi sulit berhasil bila tidak disertai peningkatan
pengetahuan mengenai sikap, kepercayaan, dan nilai dari masyarakat. Disamping itu
makanan biasanya mempunyai hubungan dengan perasaan seseorang. Rasa suka akan
suatu makanan terbentuk oleh rasa senang atau puas yang diperoleh pada saat makan
makanan tersebut sebelumnya. Hal ini kemudian akan membentuk kebiasaan makan
yaitu suatu pola perilaku konsumsi pangan yang terjadi berulang-ulang.
2.11. Pola Makan Pada Klien Hipertensi
Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya
dengan mengurangi konsumsi garam/diet garam rendah, diet rendah lemak, dan diet
rendah kalori bila obesitas serta diet tinggi serat (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
2.11.1 Diet Rendah Garam
Diet rendah garam mempunyai 2 tujuan yaitu pertama untuk menurunkan
tekanan darah dan yang kedua untuk mencegah oedema dan penyakit jantung. Selain
itu untuk menghilangkan retensi air atau garam dalam sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Bagian Gizi RSCM dan persatuan ahli gizi Indonesia, 1999). Diet
rendah garam dibagi dalam 3 kategori yaitu diet rendah garam I (200-400 mg
natrium), diet rendah garam II (600-900 mg natrium) dan diet rendah garam III
(1000-1200 mg natrium). Adapun secara lengkap dalam pemasakannya dan contoh
pada lampiran 3.
Dalam diet rendah garam, selain membatasi konsumsi garam dapur, juga harus
membatasi sumber garam lainnya. Sumber garam lain antara lain makanan yang
mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet
makanan yang terdapat pada saos, kecap, jelly, selai serta makanan yang dibuat dari
mentega, serta obat yang mengandung Natrium. Bagi penderita hipertensi biasakan
dalam penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Secara umum penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yang sedang
menjalani diet pantang garam harus memperhatikan beberapa hal antara lain jangan
menggunakan garam dapur, baik untuk penyedap masakan atau dimakan langsung,
hindari makanan yang diawetkan yang diolah menggunakan garam, hindari bahan
makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan atau tambahan atau
penyedap rasa seperti saos, batasi penggunaan penyedap rasa untuk menambah
kelezatan makanan, hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium, batasi konsumsi bahan makanan hewani ataupun nabati yang
tinggi kadar natriumnya, batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite
(Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
2.11.2 Diet Rendah Kolesterol dan lemak
Kolesterol merupakan bagian dari lemak dan didalam tubuh terdapat tiga
bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida dan pospolipid. Tubuh memperoleh
kolesterol dari makanan sehari dan hasil sintesis dalam hati. Sekitar 25-50%
kolesterol yang dimakan dapat diabsorbsi oleh tubuh, selebihnya akan dibuang
melalui faeces. Jika konsumsi kolesterol berlebihan penyerapan didalam tubuh juga
meningkat. Dalam makanan lemak terdiri dari 2 macam lemak yaitu lemak jenuh dan
tak jenuh. Lemak jenuh bersifat menaikan kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Lemah jenuh banyak terdapat pada makanan yang berasal dari hewan dan sebagian
kecil tumbuh-tumbuhan. Lemak tak jenuh cenderung menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida darah dan banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan seperti minyak
keledai dan lain-lain . (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
2.11.3 Diet Tinggi Serat
Serat dikenal ada 2 macam yaitu serat kasar dan serat makanan. Serat kasar
terdapat pada buah dan sayuran, serat makanan terdapat pada selain buah dan sayuran
serta umbi-umbian.
Menurut Purwati, Saliman, Rahayu (2004) bahwa dokter ahli serat makanan,
Dr. James A. dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa serat kasar dapat
mencegah tekanan darah tinggi, serat ini akan mengikat kolesterol maupun asam
empedu dan membuangnya melalui faeces, keadaan ini dapat dicapai jika makanan
yang dikonsumsi mengandung serat cukup tinggi.
Berdasarkan hal diatas penderita hipertensi dianjurkan setiap hari
mengkonsumsi makanan tinggi serat antara lain golongan buah-buahan, golongan
sayuran segar. Karena pemberian makan yang masih segar seperti buah dan sayuran
segar dapat menganti kalium yang banyak keluar akibat pemberian diuretik (Courtney
M 1997). Selain itu dapat juga diberikan golongan protein nabati, susu tanpa lemak
dan makanan lain seperti agar-agar dan rumput (Purwati, Saliman,Rahayu, 2004).
2.11.4 Diet Kalori
Untuk penderita hipertensi yang mempunyai berat 60 dan berat badan diatas
normal dianjurkan untuk menurunkan berat badannya dengan pembatasan kalori dan
perlu diperhatikan masukan kalori dikurangi 25% dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 500 gram / ½ kg berat badan perminggu, menu makanan
harus seimbang dan memenuhi zat gizi seperti protein, vitamin dan mineral, selain itu
perlu melakukan aktivitas olah raga ringan. (Purwati, Saliman,Rahayu, 2004).
Adapun contoh daftar makanan untuk klien hipertensi dapat dilihat dibatasi
dalam lampiran 4.
BAB III
METODE STUDI KASUS
3.1 Rancangan Studi Kasus
Pada studi kasus ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif observatif, yaitu yang menjelaskan atau menerangkan peristiwa meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh
alat indera, dengan cara mengobservasi yang dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, perabaan, pendengaran dan pengecapan (Arikunto,2002).
3.2 Subyek penelitian
Menurut Arikunto (2002) subyek penelitian merupakan subyek yang dituju
untuk diteliti oleh peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian. Pada studi kasus ini menggunakan subyek penelitian 3 orang yang
memeliki tekanan darah sistole 160-179 mmHg, usia diatas 31 tahun, laki-laki atau
perempuan, memakai atau tidak memakai obat hipertensi dan bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Mojolangu.
3.3 Fokus studi
Fokus studi kasus ini adalah pola makan pada penderita hipertensi derajat II
dan tekanan darah pada penderita hipertensi derajat II.
15
3.4 Definisi operasional
3.4.1 Hipertensi Derajat II adalah penderita yang mempunyai tekanan darah
sistolik 160-179 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada usia lebih dari 31 tahun untuk laki-laki dan lebih dari 45 tahun untuk
perempuan.
3.4.2 Tekanan darah pada hipertensi adalah tingginya tekanan darah pada
penderita saat diukur yang berhubungan dengan pola makan penderita.
3.4.3 Pola makan adalah kebiasaan makan pada penderita hipertensi baik jenis, ,
jumlah, frekwensi, isi, kesukaan dan jarak.
3.5 Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam studi kasus ini adalah data subyektif berupa pola
makan pada penderita hipertensi dengan wawancara langsung pada penderita tentang
pola makan yang selama ini dilakukan, untuk mendapatkan keterangan secara lisan
dari responden (Noto Atmojo,2002), dengan menggunakan alat berupa daftar
pertanyaan yang terdapat dalam lampiran 5.
Selain melalui wawancara peneliti melakukan observasi terhadap tekanan darah
penderita dan mencatat makanan yang dikonsumsi penderita selama satu minggu
yaitu sebelum, selama, sesudah pola makan diamati dan masing-masing klien
diobservasi selama tiga hari. Adapun daftar observasi pada lampiran 6.
3.6 Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan data pada akhir studi kasus ini adalah dengan cara deskriptif yaitu
peneliti ingin mengetahui pola makan yang dikonsumsi penderita selama ini dengan
tekanan darah penderita.
3.7 Penyajian Data
Hasil pengumpulan data baik wawancara dan observasi disajikan dalam bentuk
naratif.
3.8 Jadwal Rencana Kegiatan
Jadwal rencana kegiatan dapat di lihat dalam tabel 3.8.1.
TABEL 3.8.1 RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIANJUDUL GAMBARAN SIKAP KLIEN HIPRTENSI TENTANG PENATALAKSANAAN TERAPI (DIET)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANGBulan (Tahun 2004-2005)
Oktober November Januari Februari Maret April Mei Juni JuliTahap Persiapan
a. Pengajuan judulb. Konsultasi judulc. Mencari referensid. Penyusunan proposal / studi kasuse. Seminar proposal studi kasusf. Perbaikan Studi kasus
Tahap Pelaksanaana. Pengumpulan datab. Pengolahan dan analisa datac. Penyusunan hasil studi kasus
Tahap Akhira. Ujian Sidangb. Perbaikan hasil ujian sidang
Konsultasi
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusioa Dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Anugrah, P (Penerjemah J. Price Sylvia A. 1999. Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4.
Arikunto, S. 2002, Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1999. Penuntun Diit. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Beevers. D.G, 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat.
Masjoer, A, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
Moehyi, Sjahmien, 1998. Pengaturan Makanan dan Diet Untuk Penyembuhan Penyakit, Jakarta : PT. Gramedia.
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nugroho, Wahyudi. 2002. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Purwati, Salimar, Rahayu. 2004. Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rokhaeni, Heni, 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”.
Suyono, S. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi III Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Vitahealth. 2004. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
LAMPIRAN 1
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian
yang berjudul “Gambaran Sikap Klien Hiprtensi Tentang Penatalaksanaan
Terapi (Diet) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang” menyatakan (setuju /
tidak setuju) diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan apabila sewaktu-waktu
dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Saya percaya
informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya.
Malang, Juli 2005
Peneliti Responden
( Medical Shocker ) ( ) NIM.0201100002 Nama Terang
Lampiran 2
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
No Variabel Sub variabel No Pertanyaan
1.
2.
Pertanyaan pendukung
Diet Hipertensi
-
- Jenis
- Jumlah
- Frekwensi
- Isi
- Kesukaan
- Jarak
1-9
10,11,12 a, 12 c
14 a, 15 a, 16 a
12 b, 13, 14 b, 15 b
12 d, 16 b
15 c
15 d, 16 c
17
Lampiran 3
DAFTAR DIET RENDAH GARAM
Daftar Diet Rendah Garam menurut bagian gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi
Indonesia, 1999.
Daftar Diet Rendah Garam Keterangan
1. Diet Rendah Garam I (200-400 mg Natrium)
2. Diet Rendah Garam II (600-800 mg Natrium)
3. Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Natrium)
Dalam pemasakan pada diet rendah garam I tidak ditambahkan garam dapur, bahan makanan tinggi natrium dihindarkan makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi berat, oedema, ascites.
Dalam pemasakan diperbolehkan menggunakan ¼ sendok teh/1 gram garam dapur, bahan makanan tinggi natrium di hindarkan makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi sedang.
Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sendok teh/2 garam dapur makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan.
Sumber: Penuntut Diet Menurut Bagian Gizi RSCM dan Persatuan Gizi Indonesia, 1999.
Lampiran 4
DAFTAR MAKANAN UNTUK PENDERITA HIPERTENSI
Makan yang tidak diperbolehkan dan dibatasi pada penderita hipertensi menurut bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia 1999.Tabel I Makanan yang tidak Diperbolehkan
NoGol bahan makanan
Makanan yang tidak boleh diberikan
1
2
3
4
567
8
Sumber hidrat arangSumber protein hewani
Sumber protein nabati.Sayuran
Buah-buahanLemakBumbu-bumbu
Minuman
Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur atau soda.Otak, ginjal, sarden, keju, ikan, telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging, asap, ikan kaleng, telur asin, kuning telur.Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan yang dimasak dengan garam dapur, minyak kelapa, kelapa.Sayuran yang diawetkan dengan garam dapur seperti sayuran.Kalengan, asinan, acar, buah-buahan yang diawetkan.Dengan garam dapur margarin dan mentega biasa.Garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu yang mengandung garam dapur seperti : kecap, terasi, petis, gula.Coklat, susu full cream yogurt.
Sumber : Penuntut Diit menurut bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1999.
Tabel II Makanan yang DibatasiNo Gol bahan makanan Makanan yang tidak boleh diberikan1
2
3
4
5
6
7
Sumber hidrat arang
Sumber protein hewani
Sumber protein nabati.
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Bumbu-bumbu
Beras, bulgur, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkueeDaging dan ikan maksimum 100 gram sehari, telur max 1 butir sehari, susu maksimum 200 gram sehariSemua kacang-kacangan yang hasilnya diolah tanpa garam.Semua sayuran segar ; sayuran yang diawetkan tapa garam dapur, natrium benzoat, dan soda.Semua buah-buahan yang segar buah-buahan yang diawetkan tanpa garam dapur, natrium benzoat dan sodaMinyak, margarin tanpa garam, mentega tanpa garamSemua bumbu-bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur dan natrium lainnya.
Sumber : Penuntut Diit menurut bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1999.
Lampiran 5
Pedoman WawancaraGambaran Sikap Klien Hiprtensi Tentang Penatalaksanaan Terapi (Diet)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang.
Tanggal wawancara : Pewawancara:
A. Identitas
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
B. Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa tahun bapak/ibu menderita hipertensi ?
Jawab :.................................................................................................
2. Menurut dokter/petugas kesehatan berapa tekanan darah bapak/ibu?
Jawab :……………………………………………………………..
3. Setelah bapak/ibu tahu menderita tekanan darah tinggi upaya apa yang
bapak/ibu lakukan?
Jawab :……………………………………………………………..
4. Adakah upaya untuk menurunkan tekanan darah yang berhubungan
dengan pola makan? Sebutkan!
Jawab :………………………………………………………………
……………………………………………………………....
5. Disamping mengurangi konsumsi makanan apa anda juga minum obat
hipertensi?
Jawab :……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
Bila ya sebutkan!
Jawab :…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
Bila tidak, alasannya apa?
Jawab :…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
6. Berapa kali bapak/ibu memeriksakan tekanan darah dalam 1 bulan?
Jawab :……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
Alasan:.................................................................................................
7. Apakah bapak/ibu mengatur makanan untuk penyakit hipertensi?
Jawab :.................................................................................................
8. Apakah bapak/ibu menghindari makanan tertentu?
Jawab :.................................................................................................
.................................................................................................
Mulai kapan..........................................................................................
Sebutkan jenis makannya!...................................................................
.............................................................................................................
9. Apabila bapak/ibu membatasi konsumsi garam berapa takaran yang
digunakan biasanya?
Jawab :.................................................................................................
10. Disamping bapak/ibu membatasi garam, apakah di meja makan selalu
disiapkan garam meja?
Jawab :.................................................................................................
Bila ya, mulai kapan?..........................................................................
Bila tidak, alasan ................................................................................
11. Apakah bapak/ibu selalu menambahkan garam meja pada makanan yang
telah disajikan?
Jawab :.................................................................................................
Bila ya, berapa banyak........................................................................
12 a. Apakah bapak/ibu juga mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti
jerohan, santan, durian, dll.
Jawab :.................................................................................................
Bila ya, sebutkan!................................................................................
b. Seberapa banyak ?...............................................................................
c. Apakah bapak ibu juga mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol?
Jawab:..................................................................................................
d. Berapa kali dalam seminggu...............................................................
13 a. Apakah bapak/ibu mengkonsumsi sayuran setiap hari?
Jawab :.................................................................................................
Bila ya, sebutkan!................................................................................
b. Seberapa banyak?................................................................................
Bila tidak alasan!.................................................................................
14 a. Apakah bapak/ibu mengkonsumsi buah-buahan setiap hari?
Jawab :.................................................................................................
Bila ya, sebutkan!................................................................................
b. Seberapa banyak?................................................................................
Bila tidak, alasan!................................................................................
15 a. Apakah bapak/ibu mengkonsumsi nasi setiap hari?
Jawab :.................................................................................................
b. Bila ya, seberapa banyak!....................................................................
c. Apakah jumlah tersebut mencukupi kebutuhan aktivitas bapak/ibu?
Jawab :.................................................................................................
d. Bila tidak makanan apa yang biasa dikonsumsi sebutkan!
.............................................................................................................
16 a. Apakah bapak/ibu juga mengkonsumsi makanan selingan/snack?
Jawab :.................................................................................................
b. Bila ya, sebutkan! dan jam berapa?
.............................................................................................................
c. Apakah bapak atau ibu menyukai makanan tertentu?
Sebutkan!.............................................................................................
.............................................................................................................
17. Bagaimana menu makanan bapak/ibu setiap hari?
a. Makan pagi jam:
b. Makan siang jam
c. Makan malam jam
d. Snack jam
Lampiran 6
Pedoman ObservasiGambaran Sikap Klien Hiprtensi Tentang Penatalaksanaan Terapi (Diet)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang
Tanggal observasi: Observer:
A. Identitas
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan :
6. Alamat :
B. Hasil Observasi
o Tekanan darah : mmHg
o Respirasi : x/menit
o Nadi : x/menit
o Berat badan : Kg
Susunan menu makanan :
1. Menu makan pagi jam:
Karbohidrat :
Nasi ................................................................... piring
Kentang ............................................................. buah
Vitamin :
Sayuran .............................................................. mangkok
Protein nabati :
Tahu ................................................................... potong
Tempe ................................................................ potong
Protein hewani :
Daging sapi ........................................................ potong
Daging ayam ...................................................... potong
Buah :
Buah
Minum :
Air putih ............................................................ gelas
Teh ..................................................................... gelas
Kopi ................................................................... gelas
Bagaimana rasa makanan yang di sajikan? Dilakukan oleh pemeriksa
2. Menu makan siang jam:
Karbohidrat :
Nasi ................................................................... piring
Kentang ............................................................. buah
Vitamin :
Sayuran .............................................................. mangkok
Protein nabati :
Tahu ................................................................... potong
Tempe ................................................................ potong
Protein hewani :
Daging sapi ........................................................ potong
Daging ayam ...................................................... potong
Buah :
Buah
Minum :
Air putih ............................................................ gelas
Teh ..................................................................... gelas
Kopi ................................................................... gelas
Bagaimana rasa makanan yang di sajikan? Dilakukan oleh pemeriksa
3. Menu makan malam jam:
Karbohidrat :
Nasi ................................................................... piring
Kentang ............................................................. buah
Vitamin :
Sayuran .............................................................. mangkok
Protein nabati :
Tahu ................................................................... potong
Tempe ................................................................ potong
Protein hewani :
Daging sapi ........................................................ potong
Daging ayam ...................................................... potong
Buah :
Buah
Minum :
Air putih ............................................................ gelas
Teh ..................................................................... gelas
Kopi ................................................................... gelas
Bagaimana rasa makanan yang di sajikan? Dilakukan oleh pemeriksa
4. Snack
LAMPIRAN 7
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Medical Shocker
NIM : 0201100002
Pembimbing I : Dra. Swito Prastiwi, M.Kes
Pembimbing II : Wajan Juni Udjianti, S.Kep, Ns.
Judul : Gambaran Sikap Klien Hiprtensi Tentang Penatalaksanaan Terapi
(Diet) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang
NoHari,
Tanggal Konsultasi
Saran/BimbinganTanda Tangan
Pembimbing I Pembimbing II