Upload
lyphuc
View
236
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN TENTANG KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI DI POSBINDU DESA SINDANGJAWA
KABUPATEN CIREBON
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
HALAMAN JUDUL
OLEH :
Vini Nurul Inayah
1112104000009
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
MOTTO HIDUP
Jangan menunggu, karena tak akan ada waktu yang tepat.
Waktu adalah modal utama dalam hidup, maka berbahagialah siapa yang pandai mengatur
dan memanfaatkan waktu sehingga tak berlalu sia-sia.
Mulailah dari sekarang dan berusahalah dengan segala yang ada.
Seiring waktu, akan ada cara yang lebih baik asalkan tetap berusaha untuk menjadi sukses,
karena hidup adalah perjuangan, tidak ada hidup tanpa perjuangan.
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
v
LEMBAR PENGESAHAN
vi
LEMBAR PENGESAHAN
vii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, 11 July 2017
Vini Nurul Inayah, NIM : 1112104000009
Overview of Elderly Autonomy in the Fulfillment of Daily Activities in Posbindu
Sindangjawa, Cirebon Regency.
xix + 90 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 10 lampiran
ABSTRACT
The final stage of the aging process on human growth and development is the term of the
elderly.Elderly is someone who has entered the age of 60 years (and above). The independent
elderly iselderly who capable of running his/her personal life. The purpose of this study is to
know thedescription of the level of independence elderly throughout Posbindu of
Sindangjawa Village,Dukupuntang District, Cirebon Regency in 2016. The design used in
this research is descriptivewith population of 209 elderly in all Posbindu located in
Sindangjawa, Cirebon regency, with thesample of 152 respondents. The data collection
tool used is the Katz index with purposivesampling technique. The results showed that of
the 152 respondents in all Posbindu Sindangjawamajority of elderly women with the number
of 106 people (69.7%). There are 85 respondents(55,9%) of elderly have the level of
independence are stated independent, while 67 respondents(44,1%) are stated not
independent. This is due to several factors including the status ofdevelopment,
health conditions, economic conditions, and good social conditions. The results ofthis
research are expected to be used as a reference in conducting further research, including
theresearch that can be associated with factors that affect the autonomous of the elderly as
well asthe importance related to family support in providing motivation to the elderly.
Key Words : The Level of Independence, Elderly
References : 33 (year of 2008-2016)
viii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi,11 Juli 2017
Vini Nurul Inayah, NIM : 1112104000009
Gambaran Tentang Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di
Posbindu Sindangjawa, Kabupaten Cirebon
xix + 90 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 10 lampiran
ABSTRAK
Tahap akhir proses penuaan pada pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan
istilah dari lanjut usia. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang telah memasuki usia 60
tahun. Lansia mandiri adalah lansia dalam kondisi mampu untuk menjalankan kehidupan
pribadinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tentang tingkat
kemandirian lansia diseluruh Posbindu Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang,
Kabupaten Cirebon tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan populasi 209 lansia di seluruh Posbindu yang berada di wilayah Sindangjawa,
Kabupaten Cirebon, dan sampel berjumlah 152 responden. Alat pengumpulan data yang
digunakan yaitu index Katz dengan teknik purpossive sampling. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dari 152 responden di Seluruh Posbindu Sindangjawa, mayoritas paling banyak yaitu
lansia berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 106 lansia (69,7%). Terdapat 85 responden
(55,9%) lansia mempunyai tingkat kemandirian yang mandiri, sedangkan 67 responden
(44,1%) dikatakan tidak mandiri. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya
status perkembangan, kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial yang baik.Hasil
peneitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian
selanjutnya, diantaranya penelitian yang dapat dihubungkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian lansia serta pentingnya terkait dukungan keluarga dalam
memberikan motivasi kepada lansia.
Kata Kunci : Tingkat Kemandirian, Lansia
Referensi : 33 (tahun 2008-2016)
ix
RIWAYAT HIDUP
Nama : Vini Nurul Inayah
Tempat/ Tanggal Lahir : Subang, 08 Juli 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Blok Desa, RT.001, RW.003 DESA/Kelurahan Sindang Jawa
Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon
Telepon/Hp : +6282240635157
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK YAPIK Cirebon 1999 – 2000
2. SND 1 Sindangjawa Cirebon 2000 – 2006
3. SMP IT Nuurussidiiq Cirebon 2006 – 2009
4. SMA AL-Ma’soem Bandung 2009 – 2012
5. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-sekarang
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota Osis Bidang Seni SMA AL-Ma’soem Bandung Timur 2009 – 2010
2. Panitia Pelaksana Pesantren Kilat Masjid Besar At-Taqwa Cirebon 2010 – 2011
3. Staf Ahli Departemen Minat dan Bakat Santriwan Santriwati 2011 – 2012
Pesantren Al-Ma’soem Bandung Timur
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimphkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi
yang berjudul “Gambaran Tenang Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan
Aktivitas Sehari-Hari di Posbindu Desa Sindangjawa, Kabupaten Cirebon” yang
disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan. Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.
Selama proses pendidikan dan penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak
menerima bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih
dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr.Arif Sumantri, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Stidi Ilmu
Keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku sekretaris
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
xi
3. Ibu Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat, selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memeberikan perhatian, waktu, dan bimbingannya selama
perkulihan.
4. Bapak Jamaludin, SKp.,M.Kep, selaku Dosen Pembimbing Pertama yang
senantiasa telah memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi.
5. Ibu Yenita Agus, SKp,.Mkep., PhD, selaku Dosen Pembimbing kedua yang
senantiasa yang telah memeberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi ini.
6. Segenap Staf bidang Akademik dan Admistrasi FKIK dan Program Studi Ilmu
Keprawatan.
7. Ucapan terimakasih teristimewa kepada seluruh keluarga terutama Mamah, Bapa
tersayang (Ibu Sariah dan Ayah Hidayat Sudrajat) dan suami tercinta (Aep
Saepuloh) yang selalu memberikan support dan dukungan serta semangat yang
tiada henti-hentinya kepada saya. Teruntuk juga kakak ku tersayang (Fitri Aprianti
Hidayah) dan adik-adik kesayangan (Tia Nurfadilah dan Muhammad Dimas
Ramdani).
8. Teman satu bimbingan Irma Putri Ananda yaitu teman seperjuanganku yang luar
biasa di perkuliahan Program Studi Ilmu Keperawatan 2012. Terimakasih atas
semua perhatian dan semangatnya. Tanpa kalian apalah arti hidup ini.
9. Dan teruntuk teman-teman terdekat (Irma Putri Ananda, Puji Pertiwi Ilahi, Nur
Indah Ritonga, Sri Emilia, Hizah Septi Kurniati, Puji Rahma Pratami, Mariyam
Zakiyyah, Himatul Khaira, Nur’aini, Istiqamah Aprilaz, Ulfah Fathul Rahma).
xii
xiii
DAFTAR ISI
Contents HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................................................... ii
MOTTO HIDUP .................................................................................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................................................xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................... xix
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................... 6
F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 8
A. Lanjut Usia .............................................................................................................................. 8
1. Definisi Lanjut Usia ................................................................................................................ 8
2. Klasifikasi Lansia .................................................................................................................... 8
3. Karakteristik Lansia ................................................................................................................ 9
4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ....................................................................... 9
B. Proses Menua......................................................................................................................... 13
1. Definisi menua ...................................................................................................................... 13
xiv
2. Faktor-faktor perubahan proses menua ................................................................................. 13
C. Kemandirian Lansia ............................................................................................................... 14
1. Definisi kemandirian lansia .................................................................................................. 14
2. Activity of Daily Living (ADL) ............................................................................................ 15
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ADL lansia ............................................... 15
4. Nilai activity of daily living (ADL) ...................................................................................... 18
D. Jatuh pada lansia .................................................................................................................... 20
1. Pengertian jatuh .................................................................................................................... 20
2. Faktor resiko ......................................................................................................................... 20
E. Posbindu ................................................................................................................................ 21
1. Pengertian Posbindu .............................................................................................................. 21
F. Mengukur kemandirian lansia dengan pengkajian index katz ............................................... 22
G. Penelitian Terkait ................................................................................................................... 23
H. Kerangka Teori ...................................................................................................................... 25
BAB III ................................................................................................................................................. 26
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 26
A. Kerangka Konsep .................................................................................................................. 26
B. Definisi Operasional .............................................................................................................. 25
BAB IV ................................................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................................................... 26
A. Desain Penelitian ................................................................................................................... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 26
1. Tempat Penelitian ................................................................................................................. 26
2. Waktu Penelitian ................................................................................................................... 26
C. Populasi dan Sample .............................................................................................................. 26
a. Populasi ................................................................................................................................. 26
b. Sampel................................................................................................................................... 27
D. Teknik Pengambilan Data ..................................................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 29
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 30
G. Etika Penelitian ...................................................................................................................... 32
H. Pengolahan Data .................................................................................................................... 34
I. Analisa Data .......................................................................................................................... 35
xv
BAB V .................................................................................................................................................. 36
HASIL PENELITIAN .......................................................................................................................... 36
A. Gambaran Tempat Penelitian ................................................................................................ 36
B. Gambaran Data Demografi Responden ................................................................................. 38
C. Gambaran Jenis Kelamin ....................................................................................................... 39
D. Hasil Analisis Univariat ........................................................................................................ 39
BAB VI ................................................................................................................................................. 42
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 42
A. Data Demografi Responden................................................................................................... 42
B. Tingkat kemandirian dalam ADL (Activity of Daily Living) ................................................. 43
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................................... 45
BAB VII ................................................................................................................................................ 46
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................. 46
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 46
B. Saran ...................................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 45
xvi
DAFTAR SINGKATAN
AADL : Advanced Activity of daily living
ADL : Activity of daily living
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
IADL : Instrumental Activity of daily living
Posbindu : Pos Binaan Terpadu
Lansia : Lanjut Usia
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SUSENAS : Survey yang dirancang untuk pengumpulan data sosial kependudukan yang
relatif sangat luas.
UIN : Universitas Islam Negeri
UPT : Unit Pelayanan Teknis
WHO : World Health Organization
UN-ESCAP : United Nasions Economic dan Sosial Commisson For Asia and the Pacific
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
xvii
DAFTAR TABEL
Daftar 3.1 Tabel Daftar isi Operasional
Daftar 4.2 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Daftar 5.1 Distribusi Kategori Usia Pada Responden (Lansia)
Daftar 5.2 Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden (Lansia)
Daftar 5.3 Distribusi Tingkat Kemandirian Pada Responden (Lansia)
Daftar 5.4 Distribusi Tingkat Kemandirian Menurut Kategori Usia
Hal. 25
Hal. 33
Hal. 39
Hal. 40
Hal. 42
Hal. 42
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Hal 24
Hal 25
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Lembar Kuesioner
Lampiran 3 Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Permohonan Izin Uji Validitas
Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data
Lampiran 6 Pernyataan Persetujuan Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 7 Permohonan Izin Penguji Seminar proposal
Lampiran 8 Surat Kesbanglinmas Kabupaten Cirebon
Lampiran 9 Surat Dinas Keshatan Kabupaten Cirebon
Lampiran 10 Hasil Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, di seluruh dunia terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun
2012. Ini menunjukan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18,57
juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 sebanyak 14,44 juta jiwa. Jumlah
penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah setiap tahun nya dan di perkirakan
hingga 450 ribu jiwa pertahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk
lansia di Indonesia sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010).
WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah memamsuki usia 60 tahun ke atas dan penduduk lansia di Asia
Tenggara pada tahun 2010 mencapai 9,77%, sedangkan di Indonesia jumlah lansia
mencapai 11,34% (Kemenkes RI, 2013). Menurut Kharel (2012) lansia yang
mengalami ketergantungan membutuhkan perawatan formal dirumah. Dan menurut
kumboyono (2009) menyatakan bahwa tingkat ketergantungan lansia dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari akan meningkat pada tahun 2015 mencapai 8,74%.
Penduduk lanjut usia di Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan
jumlah lanjut usia terbanyak didunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010,
jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada
tahun 14 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan di
oerkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai hingga 36 juta jiwa (Kemkes
RI, 2015).
Fakta yang didapatkan dalam data laporan kegiatan lansia di Puskesmas
Sindangjawa pada bulan oktober 2015 untuk lansia Kecamatan Dukupuntang dengan
2
jumlah lansia sasaran terdapat 6212, sedangkan jumlah lansia di Desa Sindangjawa
sesuai data yang ada sekitar 1960 lansia orang dan jumlah lansia yang di bina 589
orang, Jumlah lansia tersebut dengan berbagai kelainan dan penyakit yang sedang di
derita lansia maupun lansia yang sedang dalam pengobatan. Jumlah penyakit yang
sedang diderita oleh lansia diposbindu atau puskesmas sindangjawa yaitu sebanyak 90
klien diantaranya penyakit hipertensi, hipotensi, diabetes, gangguan pola tidur, magh,
mata rabun, katara dan penurunan kekuatan otot pada lansia. Adapun jumlah lansia
yang terdaftar dalam data posbindu Sindangjawa yaitu sebanyak 209 lansia
(Puskesmas Sindangjawa, 2015).
Menurut Departemen Sosial (2007), Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir
dari proses penuaan. Lansia mengalami proses penuaan sehingga mengakibatkan
penurunan fungsi (Azizah, 2010). Lanjut usia juga dapat di sebut sebagai proses yang
akan di alami oleh setiap orang yang akan mendapatkan karunia umur panjang.
Perubahan fisik lansia akan mempengaruhi tingkat kemandirian. Kemandirian lansia
dalam ADL didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas
sehari-hari (Kane, 1981 dalam Sari, 2013).
Menua atau penurunan ADL pada lanjut usia adalah suatu keadaan yang
terjadi didalam kehidupan ini berarti mengalami kemunduran, seperti kemunduran
fisik yang ditandai dengan perubahan kulit yang mengerut, rambut memutih, gigi
yang tidak utuh (ompong), pendengaran tidak jelas, penglihatan semakin memburuk,
penurunan keseimbangan tubuh, gangguan peredarahn darah, pergerakannya menjadi
lambat, dan gerakan tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Dampak
penurunan kemandirian dapat menjadikan kerentanan terhadap penyakit di masa tua.
(Hardywinanto, 2005).
3
Kemandirian mempengaruhi perubahan situasi kehidupan, aturan sosial, usia
dan penyakit. Lansia akan berangsur-angsur mengalami keterbatasan dalam
kemampuan fisik dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit kronis. Selain itu,
ketergantungan lansia dalam hal ekonomi khususnya bagi lansia pria merupakan
kenyataan pahit yang harus diterima lansia dan akan membuat gerak lansia menjadi
terbatas baik secara fisik maupun ekonomi (Putri 2011).
Kemandirian sangat penting untuk merawat lanjut usia dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia karena masalah kesehatan dapat timbul dengan terjadinya
penuaan penduduk. Angka meningkatnya harapan hidup penduduk indonesia pada
tahun 2000-2005 sebanyak 67,8% dan akan meningkat hingga 73,6 pada periode
2020-2025. Permasalah yang timbul dari peningkatan penduduk adalah peningkatan
rasio ketergantungan lanjut usia pada tahun 2005 sebanyak 12,12 menjadi 13,52
ditahun 2007 (Rina Jumita dkk, 2012).
Menurut Graf (2008), Penyakit akut atau kondisi kronis yang memburuk dapat
mempercepat penurunkan fungsional dan ini dapat menurunkan kemampuan lansia
untuk melakukan kegiatan penting hidup mandirinya mengenai Activity of Daily
Living (ADL). Kemandirian lansia dapat dipengaruhi oleh pendidikan lansia, fungsi
kognitif yang menurun, gangguan sensori khususnya penglihatan dan pendengaran
(Heryanti, 2011).
4
Salah satu bentuk untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan
kegiatan sehari-hari adalah mengkaji Activity of Daily Living (ADL) lansia. Maka dari
itu pengkajian status fungsional sangat penting, terutama ketika terjadi hambatan pada
kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari-harinya. Dari hasil
penelitian tentang gangguan status fungsional (baik fisik maupun psikologial)
merupakan indikator penting tentang adanya penyakit pada lansia. Aktivitas
kehidupan harian yang dalam istilah bahasa inggris di singkat ADL (Activity of Daily
Living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara
lain : ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat.
Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan. Dengan kata lain,
besarnya bantuan yang di perlukan dalam aktivitas sehari-hari serta menyusun
rencana perawatan jangka panjang (Tamher dan Noorkasiani, 2011). Penentuan
kemandirian fungsional dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien, serta menciptakan pemilihan intervensi yang tepat. (Kushariadi,
2009).
Hasil dengan metode wawancara yang sudah di laksanakan pada studi
pendahuluan di Puskesmas Sindangjawa kepada Kepala Puskesmas bahwa belum ada
penelitian sebelumnya tentang lansia maupun kemandirian lansia dan dari data yang
ada dalam laporan kegiatan lansia di Puskesmas Sindang Jawa, tidak ada data tentang
kemandirian lansia akan tetapi pernah di lakukan pengkajian vitalitas otak. Program di
Puskesmas ternyata sudah adanya Posbindu setiap Desa terutama Desa Sindangjawa
yang memiliki enam posbindu yang di laksanakan pada setiap bulannya. Kegiatan
yang pernah di lakukan oleh lansia dari puskesmas yaitu senam vitalitas otak
(Puskesmas Sindang Jawa, 2015).
5
Fakta yang di dasarkan dari hasil studi pendahuluan dengan metode
wawancara pada 15 lansia di Desa Sindangjawa dengan menggunakan pengakajian
fungsional, peneliti menarik kesimpulan bahwa masih ada beberapa lansia tersebut
yang aktivitas sehari-hari dalam kebutuhannya tidak terkontrol.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Bulan Oktober 2015 menyatakan bahwa
pelayanan dalam gedung atau di luar gedung puskesmas ada 10 penyakit yang di
derita oleh lansia yaitu dengan penyakit ispa, rematik, gastritis, kelainan fungsi saraf,
gangguan pada kulit, asma, penyakit jantung dan diabetes (Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon, 2015).
B. Rumusan Masalah
Studi pendahuluan peneliti menarik kesimpulan bahwa masih ada beberapa
lansia tersebut yang aktivitas sehari-hari dalam kebutuhannya tidak terkontrol.
Asumsi yang terkait dari masalah ini adalah adanya ketergantungan status fungsional
kart dalam hal makan, buang air besar atau kecil, berpindah, ke kamar kecil, mandi
dan berpakaian. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kemandirian pada lanjut
usia.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana data demografi lansia diseluruh Posbindu Sindangjawa?
2. Bagaimana gambaran tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari diseluruh Posbindu Sindangjawa?
6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tentang kemampuan fungsional lansia diseluruh Posbindu
Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data demografi lansia diseluruh Desa Sindangjawa.
b. Mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansiadalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari diseluruh Desa Sindangjawa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian dapat dijadikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
melakukan pelayanan gerontik, dengan permasalahan kemampuan fungsional
lansia.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti atau
melakukan kunjungan aktif ke posbindu khusus untuk para lansia terkait dengan
pemeliharaan kemampuan Activity of Daily Living (ADL) pada lansia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya agar
pengkajian fungsional pada lanjut usia terus berkembang dengan lebih baik.
4. Bagi Seluruh Posbindu Sindangjawa, Kabuten Cirebon
Sebagai masukan khusus diseluruh posbindu Sindangjawa, untuk terus
meningkatkan pelayanan kesehatan dalam perawatan lansia tentang kemampuan
fungsional dan tingkat kemandiriannya.
7
F. Ruang Lingkup Penelitian
Peneitian ini di lakukan untuk mengetahui kemandirian lansia dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari di Seluruh Posbindu Desa Sindangjawa Kecamatan
Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purvosive Sampling.
Kuesioner yang akan di gunakan yaitu Index Katz ADL pada lanjut usia (lansia).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
1. Definisi Lanjut Usia
Menurut World Health Organisation (WHO), lanjut usia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas dan dapat di sebut juga sebagai tahap
lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan di alami oleh setiap individu
(Azizah, 2011).
Pengelompokkan lansia yang dibagi menjadi laki-laki dan perempuan.
Karakteristik usia menunjukkan bahwa responden termasuk dalam kategori usia
diatas 60 tahun ke atas (Eka Yuliatri, 2014)
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut
undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut menyatakan
bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
(Departemen Sosial, 2007).
Kategori umur lanjut usia menurut Menurut Lembaga Kesehatan Dunia
(WHO) menggolongkan menjadi 4 kategori yaitu usia pertengahan (middle age)
45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
2. Klasifikasi Lansia
Klsifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia yaitu a) pralansia
(Prasenilis) : Usia 45-59 tahun. b) Lansia : Usia 60 tahun ke atas. c) Lansia risiko
tinggi : Usia 60 tahun atau lebih dan usia 70 tahun ke atas dengan masalah
9
kesehatan. d) Lansia potensial : Lansia yang mampun untuk bekerja sehingga
menghasilkan barang/jasa. e) Lansua tidak potensial : Lansia yang sudah tidak
berdaya untuk bekerja, sehingga kebutuhan ekonominya bergantung pada bantuan
keluarga atau orang lain (Rosidawati, 2008).
3. Karakteristik Lansia
a. Seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU
No. 13 tentang Kesehatan).
b. Mempunyai kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta kondisi adaptif
hungga kondisi maladaptif.
c. Limgkungan untuk tempat tinggal lansia yang bervariasi (Maryam et.,al,
2008).
4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan
psikologis.
1) Perubahan fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi:
Sel : Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan
cairan intraseluler menurun.
Kardiovaskular : Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan metode
darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh
darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
sehingga tekanan darah meningkat.
10
Respirasi : Otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku,
elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik
napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan
batuk menurun, serta terjadinya penyempitan pada bronkus.
Persarafan : Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun serta
lambat dalam merespons dan waktu bereaksi khususnya yang
berhubungan dengan stres. Berkurang atau hilangnya lapisan mielin
akson, sehingga menyebabkan berkurangnya respons motorik dan refleks.
Muskuloskeletal : Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh
(osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku
(atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis.
Gastrointestinal : Esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar
menurun, dan peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut
menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim
pencernaan.
Genitourinaria : Ginjal, mengecil, aliran darah ke ginjal menurun,
penyaringan di geomerulus menurun, dan fungsi tubulus menurun
sehingga kemampuab mengonsentrasi urine ikut menurun.
Vesika urinaria Otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi
urine. Prostat : hipertrofi pada 75% lansia.
Vafina : Selaput lendir mengering dan sekresi menurun.
Pendengaran : Membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan
pendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
11
Penglihatan : Respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap
menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.
Endokrin Produksi hormon menurun.
Kulit : Keriput serta kulit kepada dan rambut menipis. Rambut dalam
hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun,
rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh,
serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti tanduk.
Belajar dan memori : Kemampuan belajat masih ada tetapi relatif
menurun. Memori (daya ingat) menurun karena proses encoding menurun.
Inteligensi : Secara umum tidak banyak berubah.
Personality dan adjustment (pengaturan) : Tidak banyak perubahan,
hampir seperti saat muda.
Pencapaian (Achievement) : Sains, filosofi, seni, dan musik sangat
mempengaruhi.
Sistem pengaturan suhu tubuh : suhu tubh menurun (hipotermia) secara
fisiologis ±35oC , hal ini diakibatkan oleh metabolisme yang menurun,
keterbatasan refleks mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya akibat otot
(Ferry Efendy dan Mahkfudli, 2009)
2) Perubahan sosial
Perubahan sosial yang terjadi pada lansia meliputi:
Peran : Post Power Syndrome, Single Women, dan Single Parent.
Keluarga : Kesendirian, kehampaan.
12
Teman : Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan
akan meninggal. Berada di rumah terus-menerus akan cepat pikun (tidak
berkembang).
Abuse : Kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal (dicubit,
tidak di beri makan).
Masalah hukum : Berkaitan dengan perlindungan aset dan kekayaan
pribadi yang di kumpulkan sejak masih muda.
Pensiun : Kalau menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun). Kalau
tidak, anak dan cucu yang akan memberi uang.
Ekonomi : Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok bagi
lansia dan income security.
Rekreasi : Untuk ketenangan batin.
Keamanan : Jatuh, terpeleset.
Transportasi : Kebutuhan akan sistem transportasi yang cocok bagi lansia.
Politik : Kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan masukan
dalam sistem politik yang berlaku.
Pendidikan : Berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan kesempatan
untuk tetap belajar sesuai dengan hak asasi manusia.
Agama : Melaksanakan ibadah.
Panti jompo : Merasa dibuang/diasingkan
(Maryam, 2008).
3) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan
fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan,
13
tingkat kecerdasan dan kenangan. Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu
kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu)
mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau sekitar (0-10
menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk (Ferry Efendi, 2009).
B. Proses Menua
1. Definisi menua
Menua adalah suatu proses menurunnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Martono &
Pranarka 2009).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus dan berkeseimbangan.
2. Faktor-faktor perubahan proses menua
a. Faktor internal
Faktor internal ini seperti terjadinya penurunan anatomik, fisiologik
dan perubahan psikososial pada proses menua makin besar, penurunan ini
akan menyebabkan lebih mudah terkena penyakit yang di mana antara
penurunan tersebut dengan penyakit yang sering kali tidak terlihat begitu nyata
(Hadi Martono, 2009)
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini berpengaruh pada percepatan proses menua antara
lain gaya hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan.
14
C. Kemandirian Lansia
1. Definisi kemandirian lansia
Kemandirian lansia dalam ADL di definisikan sebagai kemandirian
seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan harian yang di
lakukan oleh manusia secara rutin dan universal (Kane, 1981 dalam Sari, 2013).
Menurut Agung (2006), Activity of Daily Living adalah bentuk pengukuran
terhadap aktivitas yang dilakukan rutin oleh manusia setiap hari. Proses penuaan
pada lansia cenderung berpotensi terhadap tingkat kemandirian dalam melakukan
aktivitas sehari-hari (Maryam, 2008).
Kemandirian merupakan sikap individu yang diperoleh secara komulatif
dalam perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu
berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan
hidupnya untuk berkembang ke yang lebih mantap (Husain, 2013). Kemandirian
lansia dalam ADL didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan
aktivitas dan fungsi - fungsi kehidupan sehari - hari yang dilakukan oleh manusia
secara rutin dan universal (Ediawati, 2013).
Fungsi kognitif memegang peranan penting dalam memori dan sebagian
besar aktivitas sehari-hari. Dampaknya, fungsi fisik dan psikis lansia akan
terganggu oleh sebab ini lansia akan mengalami adanya penurunan fungsi kognitif
yang menunjukan kemampuan seseorang terutama bagi lansia. Penurunan fungsi
kognitif merupakan masalah yang cukup serius karena dapat mengganggu ADL
dan tingkat kemandirian (Nurmah, 2011).
15
2. Activity of Daily Living (ADL)
Activity of Daily Living (ADL) adalah suatu bentuk pengukuran
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-harinya secara mandiri.
Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat
(Maryam, 2008). Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau
bantuan pribadi yang masih aktif. Seseorang lansia yang menolak untuk
melakukan fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap
mampu. Kemandirian adalah kemampuan atau keadaan dimana individu mampu
mengurus atau mengatasi kepentingannya sendiri tanpa bergantung dengan orang
lain (Maryam, 2008).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ADL lansia
a. Kondisi kesehatan
Lanjur usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah meraka
yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Dengan
kesehatan baik bagi lansia mereka dapat melakukan aktivitas sehati-hari nya
dengan baik seperti mengurus dirinya sendiri dan aktivitas lainnya. Dari hal ini
bahwa kemandirian bagi lansia dapat di lihat dari kualitas kesehatannya.
Adapum lansia yang cenderung tidak mandiri yang di akibatkan oleh
keadaan fisik maupun psikis nya yang kadang-kadang sakit ataupun mengalami
gangguan. Hal ini akan menghambat kegiatan harian lansia sehingga lansia tidak
dapat melakukan kegiatannya dengan sendiri akan tetapi di bantu atau
ketergantungan orang lain.
16
b. Kondisi ekonomi
Lanjut usia yang mandiri pada kondisi ekonomi sedang ini berarti lansia
tersebut masih dapat menyesuaikan dengan keadaannya saat ini, misalnya
perubahan gaya hidup. Walaupun upah yang di berikan sedikit tetapi mereka akan
merasa puas karena ternyata dirinya masih berguna bagi orang lain. Adapula
lansia yang tidak mandiri pada ekonominya, lansia yang tidak bekerja akan tetapi
mendapat bantuan dari anak-anaknya atau keluarga.
c. Kondisi sosial
Kondisi ini menunjukan kebahagiaan bagi lansia yaitu lansia yang
masih mampu mengikuti kegiatan sosial yang di lakukan dengan kerabat, kelurga
dan orang lain (Husain, 2014).
d. Umur dan status perkembangan
Umur dan status perkembangan seorang klien menunjukkan tanda
kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana klien bereaksi terhadap
ketidakmampuan melaksanakan activity of daily living. Saat perkembangan dari
bayi sampai dewasa, seseorang secara perlahan–lahan berubah dari tergantung
menjadi mandiri dalam melakukan Activity of Daily Living.
e. Kesehatan fisiologi
Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan
partisipasi dalam Activity of Daily Living, contoh sistem nervous mengumpulkan,
menghantarkan dan mengolah informasi dari lingkungan. Sistem muskuloskeletal
mengkoordinasikan dengan sistem nervous sehingga dapat merespon sensori yang
masuk dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem ini misalnya
17
karena penyakit, atau trauma injuri dapat mengganggu pemenuhan Activity of
Daily Living (Hardywinoto, 2007).
f. Fungsi kognitif
Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
melakukan Activity of Daily Living. Fungsi kognitif menunjukkan proses
menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor stimulus untuk
berpikir dan menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi pada
fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat
kemandirian dalam melaksanakan Activity of Daily Living (Hardywinoto, 2007).
g. Ritme biologi
Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup mengatur lingkungan
fisik disekitarnya dan membantu homeostasis internal (keseimbangan dalam
tubuh dan lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian, berjalan
pada siklus 24 jam. Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan aktivitas
meliputi tidur, temperatur tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan
pada irama sirkardian diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap,
seperti cuaca yang mempengaruhi activity of daily living.
h. Tingkat stress
Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap berbagai macam
kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan stress (stressor), dapat timbul dari
tubuh atau lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor
tersebut dapat berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.
i. Fungsi psikologi
18
Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengingat
sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik.
Proses ini meliputi interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan
interpersonal. Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep
diri atau ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung jawab
keluarga dan pekerjaan. Gangguan interpersonal seperti masalah komunikasi,
gangguan interaksi sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga dapat
mempengaruhi dalam pemenuhan activity of daily living (Hardywinoto, 2007).
j. Fungsi motorik
Akibat perubahan mortofologis pada otot menyebabkan perubahan
fungsional otot, yaitu terjadinya penurunan kekuatan dan kontraksi otot,
elastisitas dan fleksibilitas otot, kecepatan waktu reaksi dan rileksasi, dan kinerja
fungsional. Selanjutnya, penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan
kejadian berikut ini : penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan
tubuh, hambatan dalam gerak duduk ke berdiri, peningkatan resiko jatuh,
penurunan kekuatan otot dasar panggul dan perubahan postur.
4. Nilai activity of daily living (ADL)
Untuk menetapkan salah satu lansia dikatakan mandiri, a) Mandi : Dinilai
kemampuan klien untuk menggosok/membersihkan sendiri seluruh bagian badannya,
atau dalam hal mandi dengan cara pancuran (shower) atau dengan cara masuk dan
keluar sendiri dari bath tub. b) Berpakaian : Dikatakan dependen bila mampu
mengambil sendiri pakaian dalam lemari atau laci misalnya mengenakan sendiri
bajunya, memasang kacing atau resleting dan mengikat tali sepatu jika
menggunakannya. c) Toileting : Dikatakan dependen lansia mampu ke toilet sendiri,
19
beranjak dari kloset, merapihkan pakaian sendiri, membersihkan sendiri organ
ekskresi dan jika memerlukan bed pan atau pispot dapat melakukannya dengan
sendiri. d) Menyiapkan obat : Dikatakan dependen lansia dapat menyiapkan obat
sendiri pada waktu sakit/sedang mengkonsumsi obat-obatan. e) Kontinensia :
Tergolong dependen bila mampu buang hajat sendiri (urinasi dan defekasi) dan jika
melakukan bed pan dapat melakukannya sendiri. f) Makan : Dependen bila mampu
menyuap makanan sendiri, mengambil dari piring. Dalam penelitian tidak termasuk
hidangan seperti memotong daging dan mengoler roti menggunakan selai/mentega ini
tidak termasuk kedalam golongan dependen. g) Kebersihan diri : (cuci muka,
menyisir, mencukur rambut, menggosok gigi) klien mampu mencuci tangan dan
wajah, menyisir rambut, menyikat gigi, dan mencukur, sekaligus mengambil pisau
cukur dari lemari, untuk wanita mampu berdandan, menyisir rambut rapih tanpa
menata rambut. h) Berjalan (jalan datar) : Klien dapat berjalan tanpa bantuan
pengawasan. Klien dapat menggunakan ekstermitas palsu dan juga menggunakan alat
bantu jalan seperti cruck, cane atau walkerette namun bukan rolling walker. Mampu
mengunci dan melepas pengait, mampu melakukan posisi berdiri dan duduk,
menggunakan alat bantu seperlunya saat berdiri dan memindahkannya ketika duduk.
i) Lingkungan Aktivitas Fisik : Dapat melakukan aktivitas didalam atau diluar rumah
seperti melakukan pekerjaan rumah, mencuci, menyetrika, memebersihkan ruangan,
menggunakan transportasi, berbelanja, bekerja dan berekreasi. j) Spiritual : Dapat
menjalankan kewajiban beribadahnya dengan baik salah satunya sholat lima waktu
dan mengikuti kegiatan agar berkontemlasi tentamg makna kehidupan menurut agama
dan kepercayaannya. k) Mengambil Keputusan : dikatakan mandiri apabila lansia
masih dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, dan dikatakan
20
tergantung apabila lansia sudah tidak sama sekali dilibatkan membuat keputusan.
Bagaimana seseorang merefleksi arti kehidupan yang dijalani, dapat menuntun
kehidupan sehari-hari dan peduli tentang isu-isu kemanusiaan (Noorkasiani dkk,
2009) (Sofia Rosma Dewi, 2014).
D. Jatuh pada lansia
1. Pengertian jatuh
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar
menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidaktermasuk jatuh
akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang.Kejadian jatuh tersebut
adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis dankonsekuensinya berbeda dari
mereka yang dalam keadaan sadarmengalami jatuh (Stanley, 2006).
2. Faktor resiko
Faktor Intriksik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal
misalnyamenyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas
bawah,kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tibayang
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejalalemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing. Faktor Ekstrinsik tersebut
antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang
kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil,
atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-
obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Stanley, 2006).
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah
tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur
21
pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak
psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa
takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas,
hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau
fobia jatuh (Stanley, 2006).
E. Posbindu
1. Pengertian Posbindu
Posbindu yaitu singkatan dari pos pembinaan terpadu. Posbindu merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu
sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Program Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) berbeda dengan posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk
pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki lanjut usia maupun yang
sudah memasuki lanjut usia (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
2. Tujuan Posbindu
Posbindu lansia bertujuan untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan,
dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap lansia
(Septriliyana, 2011)
22
3. Kegiatan posbindu
Jadwal diatur berdasarkan kesepakatan rembuk warga, dan jadwal diatur
berdasaarkan kesepakatan. Dibawah yaitu kegiatan posbindu : a). monitoring faktor
risiko bersama penyakit tidak menular secara rutin dan peroidik, rutin berarti
kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan mesti tidak dalam kondisi sakit dan
periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala. b) Konseling
faktor risiko PTM tentang diet, aktivitas fisik, merokok, stress dan lain-lain. c).
Penyuluhan/dialog interaktif sesuai masalah terbanyak. d). Pengkajian aktifitas
fisik seperti saat olah raga, kerja bakti dan melakukan aktivitas sehari-harinya. e).
Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis. Posbindu diselenggarakan
dilingkungan tempat tinggal masyarakat/lingkungan tempat kerja dengan jadwal
waktu yang sudah ditentukan seksama (Demsa Simbolon dkk, 2016)
F. Mengukur kemandirian lansia dengan pengkajian index katz
Pengkajian kemandirian Index Katz sangat berguna untuk menilai aktivitas
kehidupan sehari-hari pada lansia. Status fungsional menggambarkan konsep kualitas
hidup akibat diagnosa medis yang dialami lansia. Pengkajian status fungsional adalah
kunci untuk memahami sejauh mana keluahan somatik pada lansia berpengaruh pada
fungsi rehabilitatif yang akan dijalani lansia.
Penilaian Index Katz adalah suatu instrumen pengkajian dengan sistem
penilaian yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat
mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, sehingga memudahkan
pemilihan intervensi yang tepat. Terdapat delapan kriteria, dimana penilaian tersebut
berdasarkan kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif
23
dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun sebenarnya mampu (Padila, 2013).
Menurut modifikasi yang dilakukan Maryam dkk (2011) dalam Padila (2013)
pada Indeks Kemandirian Katz terdapat 17 aktivitas dengan penilaian yang dilakukan
dengan menggunakan dua kriteria yaitu mandiri nilai (1) dan bergantung nilai (2).
Beberapa intrumen Activity of Daily Living (ADL) sangat membatu untuk
mengkaji lansia yang dianggap rentan. Lansia yang rentan adalah lansia yang perlu
dibantu dalam pelaksanaan ADLnya, sehingga berefek pada prilaku dan kualitas
hidupnya. Lansia yang rentan akan sangat bergantung pada tetangga atau keluarga
dalam melaksanaan aktifitas sehari-hari. Kerentanan menggambarkan kondisi
kesehatan yang membutuhkan perawatan, medikasi dan kunjungan dokter. Idealnya
perawat membutuhkan satu set pertanyaan yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan
untuk mengkaji lansia yang mulai mengalami kesulitan dalam melakukan tugas
sehari-hari dan mengarah pada ketergantungan (Dewi, 2014).
G. Penelitian Terkait
1) Penelitian yang di lakukan oleh Asri Dewi Cahyono tahun 2013 dengan judul
hubungan tingkat kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan
tingkat kecemasan. Jurnal Dosen Akper Pemenang Pare (AKP) Kediri. Desain
penelitian yang di gunakan ini adalah desain Korelasional dengan pendekatan
Analitik Cross Sectional. Tekhnik sampling yang di gunakan adalah Purposive
Sampling.
2) Penelitian yang di lakukan oleh Indah Sampelan 2015 dengan judul hubungan
dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-
hari di Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
24
program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Penelitian ini menggunakan metode studi cross sectional. Instrumen
dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dukungan dan kemandirian lansia.
3) Penelitian yang di lakukan oleh Ridlawati Romadlani 2013 dengan judul hubungan
dukungan keluarga dan kemandirian lansia dengan konsep diri lansia di Kelurahan
Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Prodi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini menggunakan Cross-
Secsional dengan analisis secara univariat dan bivariat (Korelasi Rank Spearmean),
Jumlah sample penelitian 57 lansia.
25
H. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
(Dewi, 2014); (Ferry Efendi, 2009); ); (Husain, 2014); (Ian McDowell, and Claire
Newell,1995 (Maryam, 2008); (Nuorkasiani, 2011)
Lansia
- Perubahan
fisik
- Perubahan
sosial
- Perubahan
mental
Tingkat
kemandirian
Faktor yang mepengaruhi :
- Kondisi kesehatan
- Kondisi ekonomi
- Kondisi sosial
- Umur dan status
perkembangan
- Kesehatan fisiologi
- Fungsi kognitif
- Ritme biologi
- Tingkat stress
- Fungsi psikologi
- Fungsi motorik
Kemandirian Lansia dalam
melakukanIndex Katz
activity of daily living
(ADL) meliputi :
- Mandi
- Berpakaian
- Toileting
- Kontinensia
- Makan
- Kebersihan diri
- Berjalan (jalan datar)
- Menyiapkan obat
- Mengambil
keputusan
- Lingkungan aktivitas
fisik
- Spiritual
Perubahan
kemandirian
ADL
Lansia
Tergantung
Lansia
Mandiri
Lansia dapat melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa
bantuan orang lain
Komponen
Kemandirian
Lansia tidak dapat
melakukan aktivitas
sediri dan memerlukan
bantuan orang lain
26
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conseptual framework) adalah model pendahuluan dari
sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari deskriptif yang diteliti.
Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada (Swarjana,
2012). Berdasarkan teori yang telah di uraikan pada tinjauan pustaka, penilaian
mengenai tingkat kemandirian pada lanjut usia sangat penting. Dengan hal ini dapat
diketahui seberapa banayak lanjut usia yang memiliki ketergantungan tehadap
aktifitas sehari-hari. Berikut di bawah ini kerangka konsep dari penelitian ini :
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Gambaran Tingkat Kemandiran Activity of Daily
Living (ADL) Lansia
- Mandi
- Berpakaian
- Toileting
- Kontinensia
- Makan
- Kebersihan diri
- Berjalan (jalan datar)
- Menyiapkan obat
- Mengambil keputusan
- Lingkungan aktivitas fisik
- Spiritual
25
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka di perlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam
penelitian melalui definisi operasional.
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Data
demografi
responden
usia
Karakteristik umur menunjukkan bahwa
responden termasuk dalam kategori usia
diatas 60 tahun ke atas.
Kuisioner berisi tentang usia kuesioner demografi
tentang usia lansia
Usia : nilai akan disajikan dalam
kategori : Lanjut usia (elderly)
60 -74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75 – 90 tahun dan usia
sangat tua (very old) diatas 90
tahun.
Nominal
2 Data
demografi
responden
jenis kelamin
Pengelompokkan lansia yang dibagi
menjadi laki-laki dan perempuan.
Kuisioner berisi tentang jenis kelamin kuesioner demografi
tentang jenis kelamin
Jenis kelamin : (1) laki-laki, (2)
perempuan Nominal
3
Tingkat
kemandirian
dalam ADL
(Activity of
Daily Living)
Kemandirian seseorang dalam melakukan
aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari
yang dilakukan oleh manusia secara rutin
dan universal. Ini dapat diukur dengan
bentuk pengukuran seseorang dalam
melakukan activity daily living secara
mandiri.
Kuisioner terdiri dari 17 pertanyaan
mengenai mandi, berpakaian,
toileting, transferring, kontinensia,
makan, kebersihan diri, naik turun
tangga, berjalan (jalan datar,
spiritual
Kuesioner
index katz
Kemandirian dikelompokan
menjadi mandiri dan tergantung
jika distribusi data normal maka
:
Distribusi data nilai normal
median : Nilai batas normal
median dikatakan mandiri jika
nilai kuisioner berjumlah 12-16
poin, dan jika nilai dibawah 12
poin (1-12 poin) lanjut usia
dikatakan tergantung.
Ordinal
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode Penelitian
Kuantitatif yang bersifat Deskriptif, mendeskripsikan tentang tingkat kemandirian dan
ketergantungan lanjut usia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono, 2009).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan di laksanakan di Seluruh Posbindu Desa Sindangjawa, Kabupaten
Cirebon
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada tanggal 22 September sampai 25 November 2016
C. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Wiratna, 2014). Adapun
Populasi penelitian ini yaitu dari seluruh lanjut usia yang berada di Desa Sindang
Jawa di tahun 2015 dengan jumlah lansia 209 orang
27
b. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi. Adapun pengambilan sampel minimum
dalam penelitian ini di gunakan rumus Slovin (Setiade, 2007) dan menggunakan
tekhnik simple Purposive Sampling. Purvosive Sampling yaitu suatu pemilihan
sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang di anggap mempunyai sangkut
paut dengan karakteristik populasi yang sudah di ketahui sebelumnya (Husein,
2011). Adapun perhitungan sampel dari penelitian deskriptif rumus sebagai
berikut:
n = N
1+N(d2)
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepergayaan yang di inginkan (Wiratna, 2014)
n = 209
1+209(0,05)2
= 137.27 = 138 (dibulatkan)
Untuk menghindari terjadinnya sampel drop out dan sebagai cadangan
responden, peneliti menambahkan 10% dari sampel yang ada. Di bawah ini yaitu
sampel dan cadangan yang telah di hitung :
10% × 138 = 13,8 di bulatkan jadi 14
138+14 = 152 responden
Jadi sampel yang akan diambil yaitu sebanyak 152 responden, ini sudah
termasuk jika terjadinya drop out dari sampel yang sudah di tentukan sebelumnya.
28
Kriteria inklusi pada lanjut usia yang akan digunakan untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Lansia yang bersedia menjadi responden
2. Lansia diatas 60 tahun
3. Lansia yang masih tinggal dengan keluarganya
4. Lansia yang bertempat tinggal di Desa Sindangjawa
D. Teknik Pengambilan Data
Data dari penelitian ini diperoleh dari kuisioner Activity Daily Living (ADL)
yang di gunakan yaitu Index Katz (Tamher dan Noorkasiani, 2011). Selanjutnya
peneliti melakukan penyelesaian calon responden dengan teknik Purposive Sampling
yaitu suatu pemilihan sampel berdasarkan pada inklusi karakteristik tertentu yang di
anggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah di ketahui
sebelumnya (Husein, 2011).
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitan melalui beberapa tahap
yaitu :
1. Mendapatkan perizinan untuk mengadakan penelitian di Posbindu Desa
Sindangjawa
2. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 September - 25 November 2016 di
Posbindu Sindangjawa, Kabupaten Cirebon
3. Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian kepada responden
4. Memberikan lembar persetujuan (inform consent) untuk ditanda tangani
oleh calon responden.
29
5. Menjelaskan kepada responden tentang cara pengisian kuisioner penelitian
6. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti
apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dengan kuisioner penelitian
7. Mengajukan pertanyaan sesuai kuisioner penelitian kepada responden
8. Hasil kuisioner penelelitian dikumpulkan
E. Instrumen Penelitian
Kuesioner Index Katz ADL bertujuan untuk menilai aktivitas kehidupan
sehari-hari lanjut usia yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau
ketergantungannya (Maryam, dkk, 2008).
Kuisioner Index Katz meliputi 17 pertanyaan mengenai mandi, berpakaian,
makan, kebersihan diri, mengontrol BAB/BAK, berjalan di lantai datar, ibadah,
melakukan pekerjaan rumah, berbelanja, mengelola keuangan, menggunakan sarana
transportasi, menyiapkan obat, merencanakan/mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga, melakukan aktifitas diwaktu luang.
Menggunakan Index Katz ADL. Kuisioner Index Katz ADL menggunakan
Skala Guttman untuk mengukurnya .Ini dilakukan dengan menggunakan dua kriteria
yaitu mandiri nilai (1) dan bergantung nilai (0). Peneliti menganalisa tentang
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Seluruh Posbindu Desa
Sindangjawa. Setelah mendapatkan calon responden sesuai kriteria lalu peneliti
melakukan pengarahan kepada para responden sebelum penelitian dilakukan,
kemudian meminta izin kesediaan untuk menjadi responden. Peneliti melakukan
wawancara kepada responden dibutuhkan waktu ±10 menit untuk masing-masing
responden. Peneliti melakukan wawancara dengan cepat karena diikuti dengan
30
kegiatan posbindu yaitu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
dari Puskesmas Sindang Jawa.
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji Validitas diartikan sebagai keabsahan alat ukur sesuai apa yang akan
diukur oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Maka dari itu validitas
adalah seberapa jauh instrumen dapat mengukur hal atau subjek yang ingin diukur
oleh peneliti (Hasan, Iqbal. 2010) Untuk mengetahui validitas suatu instrumen
penelitian dilakukan pengujian. Menurut Sugiyono (2012) dinyatakan bahwa hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Kuisioner yang
akan di gunakan untuk melakukan uji validitas yaitu kuisioner index katz ADL
yang berjumlah 17 pertanyaan dengan 30 responden yang bertempat disalah satu
posbindu Sindangjawa dan untuk responden yang sudah mengikuti uji validitas
tidak akan dijadikan responden kembali saat penelitian nanti untuk pengambilan
data selanjutnya. Uji validitas yang dilakukan menggunakan tekhnik kolerasi
product moment. Dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r
tabel, dan jika tidak valid berarti nilai r hitung kurang dari nilai r tabel (Rangkuti,
2009).
Dengan menggunakan 30 responden maka nila r tabel dapat diperoleh
melalui Product Moment Pearson r tabel = 0,34 (Duwi Priyatno, 2009). Dalam
penelitian ini hasil uji validitas yang didapatkan yaitu r tabel = 1,43. Uji validitas
31
menggunakan Product Moment Pearson dengan 17 pertanyaan untuk 30
responden dan hanya satu pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 16
dengan nilai r tabel = 0,17. Satu pertanyaan tidak valid tersebut kemudian tidak
akan digunakan oleh peneliti saat pengambilan data penelitian.
Satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan “Bagaimanakah
nenek/kakek merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal penggunkan uang, aktivitas social yang di lakukan dan
kebutuhan mengenai pelayanan kesehatan”, dan pertanyaan tersebut didrop atau
dihapuskan dikarenakan tidak mengurangi indikator yang akan diukur dan telah
terwakilkan oleh beberapa pertanyaan yang valid yang akan digunakan saat
pengambilan data penelitian (Djaali dan Muljono, 2007) sehingga kuesioner yang
disebarkan kepada 152 responden berjumlah 16 pertanyaan.
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diadakan. Hal ini menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan softwere computer dengan rumus
Alpha Cronbach (Hidayat, 2008). Uji reliabilitas menggunakan KR20 (adapun
perhitunganya menggunakan sistem komputer).
Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rentang
koefisien berada pada 0-1,00. Tingkat reliabilitas akan semakin tinggi apabila
32
koefisien mendekati angka 1,00 dan akan semakin rendah bila koefisien
mendekati angka 0 (Azwar, 2012).
Berikut adalah tabel koefisien reliabilitas Alpha Cronbach menurut
Guildford dalam sugiyono (2007) :
Tabel 4.1 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien
Sangat reliabel >0,900
Reliabel 0,700
Cukup reliabel 0,400-0,700
Kurang reliabel 0,200-0,400
Tidak reliabel <0,200
Dalam penelitian ini hasil uji reliabilitas yang didapatkan sebesar 0,93373.
G. Etika Penelitian
Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia,
maka segi etika penelitian harus di perhatikan (Hidayat, 2008). Masalah etika yang
harus diperhatikan antar lain adalah sebagai berikut :
33
1. Informed Concent
Informed Concent diberikan kepada calon responden sebelum melakukan
penelitian. Peneliti dapat melakukan wawancara mengenai isi kuisioner setelah
calon responden memberikan persetujuan dengan cara menandatangani lembar
informed concent, dengan ini calon responden siap untuk diwawancarai saat
penelitian. Peneliti telah memberikan lembar inform concent kepada lansia yang
akan menjadi responden dan respondenpun telah memberikan tanda tangan
persetujuannya. Calon responden juga sudah memahami maksud dan tujuan
penelitian ini. Tidak ada satu lansiapun yang menolak atau tidak setuju dengan
akan adanya penelitian, sehingga penelitian ini dapat terlaksana pada waktu yang
sudah ditentukan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
34
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Malasah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
sekelompok data tertentu tang akan dilaporkan pada hasil riset.
H. Pengolahan Data
Pengelolaan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian
setelah kegiatan pengumpulan data. Menurut Hidayat (2008) bahwa teknik
pengolahan data terdiri dari :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemeberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisi data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian
kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.
3. Scoring
Tahap ini meliputi masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil
scoring dari semua pertanyaan.
35
4. Entry Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master kabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
5. Cleaning Data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di
entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat
meng-entry data ke komputer.
6. Melakukan Tekhnik Analisis
Dalam melakukan tekhnik analisis, khususnya terhadap data penelitiam
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, di mana akan
menggunakan analisis deskriptif. Tekhnik analisis deskriptif berfungsi meringkas,
mengidentifikasikan dan mengkajikan data. Analisis ini merupakan langkah awal
untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih lanjut.
I. Analisa Data
Data dari penelitian ini dianaliasa dan ditampilkan dengan presentasi dalam
bentuk tampilan tabel yang menggambarkan frekuensi dari tingkat kemandirian dan
ketergantungan lanjut usia dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari. Adapun variable
yang akan di tampilkan mengenai kemandirian dan ketergantungan lansia. Teknik
analisa yang digunakan adalah analisa univariat, yaitu alat analisis yang hanya
mengukur satu variabel untuk n sampel (Siti Amalia, 2015).
36
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian secara lengkap mengenai
gambaran tentang kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari
diseluruh Posbindu Desa Sindangjawa, Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian yang
akan diuraikan yaitu gambaran tempat penelitian, data demografi responden dan hasil
penelitian univariat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 September – 25
November 2016 disetiap Posbindu Desa Sindangjawa yaitu terdapat enam posbindu
yang berada dimandala, cangkoak, kawungluwuk, sindangmekar, pentas dan
kepunduan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 152
lanjut usia diatas 60 tahun dan semua kuisioner dibacakan langsung oleh peneliti ke
setiap responden.
A. Gambaran Tempat Penelitian
Sindangjawa merupakan slah satu Desa yang berada diwilayah Kabupaten
Cirebon. Daerah Desa Sindangjawa tersebut memiliki enam Posbindu yang dibina
oleh Puskesmas Sindangjawa. Pada penelitian ini, Posbindu yang dilakukan penelitian
yaitu posbindu yang berada dimandala, cangkoak, kawungluwuk, sindangmekar,
pentas dan kepunduan. Keenam posbindu ini dipilih karena letaknya dekan dengan
rumah, wilayah untuk dijadikan penelitian mudah ditemukan dan yang paling
terpenting adalah fenomena yang terjadi pada studi pendahuluan dengan tidak adanya
pemeriksaan khusus mengenai Activity of Daily Living (ADL) pada lanjut usia.
Berikut keterangan dari beberapa Posbindu tersebut :
37
1. Mandala
Masjid Mashatul Ummah adalah tempat dilaksanakannya kegiatan Posbindu, yang
terletak di Gang Mandala, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon , Jawa
Barat 45652. Dengan luas tanah 665 m2.
2. Cangkoak
Masjid Raudhatul Huda yaitu tempat diadakannya Posbindu, luas tanah 800 m2
yang berlokasi di Gang Cangkoak, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ,
Jawa Barat 45652.
3. Kawungluwuk
Masjid Nurul Falah juga salah satu tempat kegiatan Posbindu di Gang Kawung
Luwuk dengan luas tanah sekita 920 m2 dan berlokasi di Kecamatan
Dukupuntang, Kabupaten Cirebon , Jawa Barat 45652.
4. Sindangmekar
Masjid Al-Muttaqin yaitu tempat yang digunakan untuk dilaksanakannya kegiatan
Posbindu yang terletak di Gang Sindang Mekar, Kecamatan Dukupuntang,
Kabupaten Cirebon , Jawa Barat 45652. Luas tanah sebesar 720 m2.
5. Pentas
Masjid An Nur salah satu tempat dimana kegiatan Posbidu dilaksanakan. Yang
terletak di Gang Pentas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon , Jawa
Barat 45652. Dengan luas tanah sebesar 900 m2.
38
6. Kepunduan
Dan yang terakhir adalah Masjid Baitussalam yang dimana tempat
dilaksanakannya kegiatan Posbindu dengan luas tanah 760 m2 yang berlokasi di
Gang Kepunduan, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon , Jawa Barat
45652
B. Gambaran Data Demografi Responden
1. Gambaran Usia
Tabel 5.1
Distribusi Kategori Usia Pada Responden (Lansia) di Seluruh Posbindu Desa
Sindang Jawa, Kabupaten Cirebon Tahun 2016 (n=152) Kategori Usia Frekuensi Persentase
Lanjut Usia (60-74 tahun)
Lanjut Usia Tua (75-90 tahun)
Sangat Tua (>90 tahun)
95
52
4
62,5
34,9
2,6
Total 152 100,0
Tabel 5.1. Menunjukan bahwa hanya ada 3 kategori umur lansia diseluruh
Posbindu Sindangjawa yang menjadi responden yaitu kategori pertama lanjut usia
(Elderly) 60-74 tahun dengan jumlah frekuensi 95 responden (62,5%), kategori
kedua lanjut usia tua (Old) 75-90 jumlah frekuensi 52 responden (34,9%) dan
kategori terakhir yaitu sangat tua (Very Old) 90 tahun ke atas dengan jumlah 4
responden (2,6%). Dapat dilihat bahwa kategori umur lansia terbanyak yaitu
kategori lanjut usia 60-74 tahun sebanyak 95 responden.
39
C. Gambaran Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Jenis Kelamain Pada Responden (Lansia) di Seluruh Posbindu Desa
Sindang Jawa, Kabupaten Cirebon Tahun 2016 (n=152) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki
Perempuan
46
106
30,3
69,7
Total 152 100,0
Tabel 5.2 hasil dapat dikatakan bahwa data lansia yang menjadi responden
terbanyak mayoritas pada lansia perempuan dengan jumlah 106 lansia (69,7%), dan
jumlah pada lansia laki-laki yaitu dengan jumlah 46 lansia (30,3%). Maka jumlah
responden penelitian diseluruh Posbindu Desa Sindangjawa, Kabupaten Cirebon
tersebut paling banyak yaitu lansia berjenis kelamin perempuan.
D. Hasil Analisis Univariat
Kuisioner Index Katz ADL penelitian yang dikategorikan mandiri dan
tergantung ini memiliki 16 pertanyaan mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri,
toileting, inkonensia, berjalan (jalan datar), spiritual, lingkungan aktivitas fisik,
menyiapkan obat, dan mengambil keputusan. Kuisioner yang meliputi Penilaian
activity of daily living ini dikatergorikan mandiri dan tergantung. Berikut adalah hasil
dari jumlah responden (lansia) yang dikategorikan mandiri dan tergantung :
40
Tabel 5.3
Distribusi Tingkat Kemandirian Pada Responden (Lansia) di Seluruh Posbindu
Desa Sindang Jawa, Kabupaten Cirebon Tahun 2016 (n=152) Katergori Frekuensi Persentase
Tergantung
Mandiri
67 Lansia
85 Lansia
44,1
55,9
Total 152 100,0
Tabel 5.3 Pada analisis distribusi tingkat kemandirian lansia dengan jumlah
152 responden diseluruh Posbindu Desa Sindangjawa, Kabupaten Cirebon dengan
kategori mandiri dan tergantung yaitu bagi lanjut usia yang dikategorikan mandiri
responden berjumlah 85 lansia (55,9%), dan dengan kategori lanjut usia tergantung
yaitu berjumlah 67 lansia (44,1%).
Tabel 5.4
Distribusi Tingkat Kemandirian Pada Responden Menurut Kategori Usia
(Lansia) di Seluruh Posbindu Desa Sindang Jawa, Kabupaten Cirebon Tahun
2016 (n=152)
Kategori Usia
Tergantung Mandiri
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Lanjut Usia (60-74 Tahun) 38 56,7 56 62,5
Lanjut Usia Tua (75-90 Tahun) 27 40,3 26 30,6
Sangat Tua (>90 Tahun) 2 0,3 2 2,4
Total Akhir 67 100,0 85 100,0
Tabel 5.4 Pada analisis distribusi tingkat kemandirian menurut 3 kategori yaitu
kategori lanjut usia (60-74 tahun) lansia dikatakan tergantung sebanyak 38 responden
dengan persentase (56,7%), lansia dikatakan mandiri 56 responden (62,5%). Kategori
lanjut usia tua (75-90 tahun) lansia dikatakan tergantung berjumlah 27 responden
dengan persentase (40,3%), sedangkan lansia dikatakan mandiri yaitu 26 responden
(30,6%). Dan kategori lansia sangat tua (>90 tahun) lansia dikatakan tergantung
dengan frekuensi 2 responden (0,3%), lansia dikatakan mandiri juga terdapat 2
responden dengan persentase (2,4%). Dapat dilihat hasil dari analisa diatas bahwa
kemandian dan ketergantungan terbanyak yaitu pada kategori umur lanjut usia
41
(Elderly) 60-74 tahun dengan jumlah 38 responden bagi lanjut usia yang memiliki
ketergantungan yang artinya lanjut usia memerlukan bantuan pada setiap aktivitas
kesehariannya, dan 56 responden lanjut usia yang mandiri dalam arti dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya sendiri tanpa bantuan orang lain hanya sekali sesedikit
mungkin lanjut usia meminta bantu orang lain.
42
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Data Demografi Responden
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kemandirian
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di posbindu desa sindangjawa,
kabupaten cirebon. Jumlah responden sebanyak 152 lansia dengan memberikan
kuisioner Index Katz. Karakteristik responden perlu dibahas untuk mendapatkan
gambaran identitas dari sampel penelitian. Karakteristik responden dijelaskan dalam
dua pembahasan yaitu usia dan jenis kelamin.
1. Usia
Berdasarkan kategori umur, dalam teorinya WHO mengklasifikasikan 4
kategori yaitu usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut
usia tua (75-90 tahun) dan usia sangat tua (>90 tahun). Namun dalam penelitian
ini hanya mengambil 3 kategori yaitu hasil analisa yang diperoleh pada penelitian
menunjukan bahwa persentase tertinggi berada pada kategori lanjut usia (60-74
tahun) yakni 95 responden (62,5%), selanjutnya persentase pada kategori lanjut
usia tua (75-90 tahun) yakni 52 responden (34,9%), sedangkan persentase
terendah berada pada kategori sangat tua (>90 tahun) yakni 4 responden (2,6%).
Ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Eka Ediawati (2012) dengan jumlah 143
responden, bahwa persentase kategori umur mayoritas pada kategori lanjut usia
(60-74 tahun) yakni 95 responden, selanjutnya persentase kategori lanjut usia tua
(70-95 tahun) yakni 40 responden, sedangkan persentase terendah berada pada
kategori sangat tua (>90 tahun) yakni 8 responden. Hal ini di sebabkan semakin
tinggi usia seseorang maka akan lebih beresiko mengalami masalah kesehatan
43
karena adanya faktor penuaan yang menyebabkan perubahan, baik dari segi fisik,
ekonomi, psikologi, kognitif maupun spiritual (Noorkasiani, 2011).
2. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 69,7% sedangkan laki-laki yaitu 30,3%. Sejalan dengan
penelitian Indah Sampelan, dkk (2015) yang juga menyatakan bahwa dalam
penelitiannya responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 63,5%
dibandingkan dengan responden laki-laki yaitu 36,5%. Hal ini didukung dengan
hasil Susenas tahun 2009 yang menyatakan bahwa jumlah lansia perempuan lebih
banyak, yaitu 10,44 juta (8,96%) dibandingkan lansia laki-laki, yaitu 8,88 juta
(7,76%) (Ediawati Eka, 2012).
B. Tingkat kemandirian dalam ADL (Activity of Daily Living)
Hasil analisa pengukuran tingkat kemandirian lansia dalam Activity of Daily
Living di Posbindu Sindangjawa dengan menggunakan Index Karz menunjukan
bahwa sebagian besar reponden memiliki tingkat kemandirian yang tinggi yaitu
sebanyak 85 responden (55,9%). Penelitian ini didukung oleh penelitian Rinajumita
(2012) yang dilakukan pada 90 responden di wilayah kerja Puskesmas Lampasi,
menunjukan bahwa mayoritas responden dapat melakukan aktivitasnya sendiri
(mandiri) yaitu sebanyak 79 responden (87,8%). Sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yulinda Permata Sari (2015) di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul
Kasongan Bantul, menunjukan bahwa sebagian besar responden mandiri yaitu 76,6%.
Tingkat kemandirian tersebut disebabkan karena adanya faktor kesehatan, fungsi
motorik, fungsi kognitif dan status perkembangan yang baik pada lansia sehingga
lanjut usia masih dapat melakukan aktifitas sehari-harinya sendiri tanpa batuan orang
44
lain. Berdasarkan observasi peneliti banyak ditemukan lansia tetap memaksa untuk
memenuhi Activity of Daily Living secara mandiri misalnya berusaha mandiri untuk
pergi ke toilet walaupun kemampuan berjalan sudah berkurang. Pada beberapa lansia
juga, mereka berusaha untuk makan secara mandiri walaupun mereka sudah kurang
mampu memasukan makanan ke dalam mulut karena penyakit yang diderita atau
kelemahan yang dimilikinya (Ediawati Eka, 2012). Sesuai dengan teori (Husain,
2013) lanjut usia sebagai individu yang diperoleh secara komulatif dalam
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam
menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan
bertindak sendiri. Kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk
berkembang ke yang lebih mantap.
Sedangkan pada penelitian ini lansia yang tidak mandiri (ketergantungan)
dalam Activity of Daily Living berjumlah 67 responden (44,1%). Penelitian ini
didukung oleh penelitian Andica Atut Pravita Sari (2013) yang menyatakan bahwa
35,71% responden lansia di Dusun Blimbing Desa Sukorejo Kabupaten Ponorogo
memiliki ketergantungan. Berdasarkan hasil penelitian Silviana Primadayanti (2011)
yang dilakukan pada 25 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember menunjukan bahwa lansia tidak mandiri lebih sedikit yaitu 9
responden (36%). Berbanding terbalik dengan hasil penelitian Slamet Rohaedi, dkk
(2016) yang menyatakan bahwa mayoritas lansia memiliki ketergantungan sebanyak
86%, karena terdapat beberapa lansia yang menderita penyakit seperti stroke dan
parkinson sehingga semua kegiatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
memerlukan bantuan orang lain. Sesuai dengan teori Potter & Perry (2005) bahwa
lanjut usia akan mengalami kemundururan sehingga terjadinya perubahan pada
45
kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh pada penurunan aktivitas
kehidupan sehari-hari.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti tidak melakukan pengukuran pada semua faktor yang mempengaruhi
kesehatan fisiologi, ritme biologi, tingkat stress, dan fungsi psikologi.
2. Pada saat penelitian berlangsung, peneliti tidak melakukan penelitian di Posbindu
dikarenakan Posbindu dilaksanakan satu bulan sekali sehingga akan
menghabiskan waktu lebih lama.
3. Pengambilan data pada setiap responden menghabiskan waktu selama 30 menit
dikarenakan sebagian responden memerlukan penjelasan berulang kali mengenai
pentingnya penelitian dan memiliki kendala dalam membaca kuisioner sehingga
mengharuskan peneliti untuk membacakan kuisioner penelitian kepada
responden.
4. Responden lansia menurut kategori umur usia sangat tua (Very old) >90 tahun
hanya terdapat 4 responden sehingga hasil analisa tidak dapat dibandingkan
dengan kategori lanjut usia (Elderly) 60-74 tahun yang terdapat 95 responden
atau kategori lanjut usia tua (Old) 75-90 tahun dengan 52 responden.
46
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan
dijelaskan pada bab 5 dan bab 6, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat kemandirian lanjut usia dalam pemenuhan aktivitas sehari-
hari di Posbindu Sindangjawa, Kabupaten Cirebon memiliki 3 kategori umur
diantaranya kategori lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90 tahun)
dan lanjut usia sangat tua (>90 tahun). Penelitian ini menunjukan bahwa
mayoritas tingkat kemandirian lanjut usia (60-74 tahun) dikatakan mandiri
dalam pemenuhan Activity of Daily Living yaitu sebanyak 56 responden
(62,5%).
2. Dapat diambil kesimpulan terkait karakteristik lansia di Posbindu Sindangjawa
bahwa responden terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan berjumlah 106
lansia (69,7%) sedangkan laki-laki 46 lansia (30,3%) .
3. Berdasarkan analisa jawaban dari 16 pertanyaan kepada 152 responden
mengenai penelitian tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari di Posbindu Desa Sindangjawa, Cirebon. Lansia dikatakan mandiri
lebih banyak yaitu 85 responden (55,9%).
47
B. Saran
1. Bagi Seluruh Posbindu Sindangjawa
Berdasarkan kesimpulan pada hasil penelitian ini, Posbindu diharapkan
dapat melakukan pemeriksaan tingkat kemandirian secara terjadwal untuk
mengetahui pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diupayakan dengan pemaparan hasil penelitian ini, tenaga kesehatan
diharapkan untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya
pemeriksaan tingkat kemandirian pada lansia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil peneitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya, diantaranya penelitian yang dapat dihubungkan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia serta pentingnya
terkait dukungan keluarga dalam memberikan motivasi kepada lansia. Dan
berdasarkan keterbatan penelitian ini, maka saran untuk peneliti selanjutnya agar
peneliti dapat mengembangkan penelitian ini. Peneliti juga perlu menggali lebih
dalam tentang activity of daily living (ADL) dan membuktikan kemandirian
pada lansia secara langsung, sehingga akan lebih baik jika penelitian selanjutnya
menggunakan metode kualitatif pada pengambilan data. peneliti juga harus
meyakinkan kepada calon responden tentang pentingnya penelitian dan manfaat
penelitian. Disamping itu, pendekatan dan komunikasi yang baik kepada
responden akan mempengaruhi bagaimana responden berpartisipasi dengan baik
saat penelitian dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimoeso, Subidyo. BkkbN Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia : Media
Pembelajaran BKL Seri 4. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan
Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jakarta,
2012 [Last Access : 22 Januari 2016] pukul : 23.06
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta, 2010
Budiono. Hubungan Kemampuan Aktifitas Fisik Lansia dengan Pemenuhan
Kebutuhan Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari. Jurnal Penelitian “Health Information”.
Volume 3 Nomor 2, Desember 2011
http://www.poltekkeskendari.ac.id/downlot.php?file=31Hubungan%20Ke
mampuan%20Aktifitas%20Lansia.pdf. [Last Access : 15 November 2015]
pukul : 21.08
Cahyanti, Hary Widya. Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat Terhadap
Keaktidan Penduduk Ke Posbindu Penyakit Tidak Menular. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Masyarakat Universitas Negeri Semarang Jawa
Tengah, 2015 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. [last Access :
27 Januari 2016] pukul : 5.52
Cahyono, Dwi Aris. Hubungan Tingkat Kemandirian Lansia dalam Melakukan
Aktivitas Sehari-hari dengan Tingkat Kecemasan, 2013 [Last Access : 15
Januari 2016] pukul 21.30
Dahlan, Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika, 2012
Dewi, Sofia Rhosma. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Deepublish,
Maret 2014
Efendi, Ferry Makhfudli. Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2009
Fadhia, Najilatul, dkk. Hubungan Fungsi Kognitif dengan Kemandirian dalam
Melakukan Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lansia di UPT PSLU
Pasuruan, 2012 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
Najiyatul%20F.docx [Last Access : 12 November 2015] pukul : 15.38
Gani, Irwan. Alat Analisa Data ; Aplikasi Statistik untuk Penelitian Bidang Ekonomi
dan Sosial. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta, 2015
Haryani, Siti, dkk. Studi Korelasi Antara Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat
Kemampuan Aktivitas Sehari-Hari Pada Lanjut Usia Perempuan di Desa
Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, 2013
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3252.doc. [Last Access : 15
November 2015] pukul : 20.52
Kurniati, Selfina. Kemandirian Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Abdi Binjai.
Skripsi Ujian Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara,
2013 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46700/7/Cover.pdf.
Mahfiroh, Inta, dkk. Hubungan Pola Aktivitas Pemenuhan Kebutuhan Dasar dengan
Tingkat Stres Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
Kabupaten Kubu Raya, 2013
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/viewFile/35
16/3556. [Last Access : 11 November 2015] pukul 10.05
Mardiyanto, dkk. Hubungan Tingkat Ketergantungan dalam Aktivitas Kehidupan
Sehari-hari dengan Kekebalan Stres Lansia Osteoartritis di Posyandu Lansia
Putat Gede Timur IV Surabaya, 2014 [Last Access : 26 Januari 2016] pukul :
11.14
Marrelli, T.M. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC, 2007
Maryam, R. Siti, dkk. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika, 2008
Matondang, Zulkifli. Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal
Tabulara PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009 [Last Access : 22 Januari
2016] pukul : 23.03
Notoatmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010
Nugroho, Wahyudi. Komunitas dalam Keperwatan Gerontik. Jakarta : EGC, 2008
Pratikto, Margareta Novia. Jurnal Tugas Akhir Optimisme Pada Lansia Ditinjau.
Universitas Surabaya, 2014 [Last Access 15 November 2015] pukul 21.36
Jumita, Rina. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kemandirian Lansia di
Wilayah Kerja Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh Utara, 2011
http://repository.unand.ac.id/16884/1/FAKTOR-
FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN_DENGAN_KEMANDIRIAN_LAN
SIA.pdf. [Last Access : 22 Januari 2016] pukul 00.25
Rohana, Siti. Jurnal Fisioterapi Senam Vitalisasi Otak Lebih Meningkatkan Fungsi
Kognitif Kelompok Lansia daripada Senam Lansia di Balai Perlindungan
Sosial Propinsi Banten, 2011 [Last Access 22 November 2015] pukul 19.59
Romadlani, Ridlawati, dkk. Hubungan Dukungan Keluarga dan Kemandirian Lansia
dengan Konsep Diri Lansia di Kelurahan Bambangkerep Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang,
2013 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=98545&val=5
089. [Last Access 12 November 2015] pukul 15.33
Sampelan, Indah, dkk. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia
dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Batu Kecamatan Likupang
Selatan Kabupaten Minahasa Utara. E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3
Nomor 2, Mei 2015 [Last Access : 12 November 2015] pukul : 15.38
Santoso, Hanna dan Ismail, Andar. Memahami Krisi Lanjut Usia : Uraian Medis dan
Pedagogis-Pastoral. Jakarta : Gunung Mulia, 2009
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
2009
Swarjana, I Ketut. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Kerjasana, 2013
Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2009
Wasis. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC, 2008
Wiraguna, Tanjung Lalu. Jurnal Skripsi Gambaran Tingkat Kemandirian dalam
Activites Daily Living (ADL) Pada Lansoa di Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2014
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3587.pdf. [Last Access :
15 November 2015] pukul 20.41
Zaidin Ali, Haji. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC, 2009
Azrimaidaliza. Jurnal Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kampasi
Kota Payakumbuh, 2012
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/95/101. [Last
Access : 19 September 2016] pukul 10.34
Yuliatri, Eka, dkk. Hubungan Tingkat Depresi Dengan Tingkat Kemandirian dalan
Aktivitas Sehari-hari pada Lansia di Wilayah Puskesmas Tembilahan Hulu,
2014 file
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/viewFile/576/316. [Last
Access : 20 September 2016] pukul 00.28
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
INFORMED CONSENT
GAMBARAN TENTANG KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI DI POSBINDU DESA SINDANGJAWA, KABUPATEN
CIREBON
Assalamu’alaikumWr.Wb
Dengan hormat,
Perkenalkan nama saya Vini Nurul Inayah. Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu
Keperawatan sedang melaksanakan penelitian sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan
pendidikan Sarjana Keperawata (S.Kep).
Dengan ini ada beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian saya. Untuk
keperluan tesebut saya harapkan dengaan segala kerendahan hati agar kiranya Bapak/Ibu
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Kuesioner ini saya harapkan diisi dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya sesuai
pertanyaan yang ada. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk
penelitian ini. Kerahasiaan jawaban nanti akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Saya ucapkan banya-banyak terimakasih atas bantuan dan keikutsertaan Bapak/Ibu
dalam pengisian kuesioner ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Apakah Bapak/Ibu bersedia?
YA/TIDAK
Tertanda
(Responden)
LAMPIRAN 2
LEMBAR KUESIONER
GAMBARAN TENTANG KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI DI POSBINDU SINDANG JAWA, KABUPATEN
CIREBON
Tujuan :
Lembar kuesioner ini dirancang untuk mengetahui “Gambaran Tentang Kemandirian
Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Sehari Di Desa Sindang Jawa, Cirebon”
Petujuk :
1. Beri tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan dalam lembaran kuesioner jika
jawan menurut Bapak/Ibu tepat.
2. Jika Bapak/Ibu salah mengisi jawaban dalam kolom tersebut, Bapak/Ibu bisa
mencoretnya lalu beri tanda (√) pada jawaban yang tepat.
A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN (LANSIA)
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : [ ] 1. Laki-laki [ ] 2. Perempuan
B. KUESIONER (INDEX KATZ ACTIVITY DAILY LIVING)
No Aktivitas
Ya
(Mandiri)
Tidak
(Tergantung/dibantu)
1
Pada saat mandi dikamar mandi, apakah
nenek/kakek menggosok, membersihkan, dan
mengeringkan badan setelah mandi?
2
Apakah nenek/kakek menyiapkan pakaian,
dan membuka pakaiannya sendiri?
3
Apakah nenek/kakek memakan makanan yang
telah disiapkan?
4
untuk memelihara kebersihan diri, apakah
nenek/kakek menyisir rambut, mencuci
rambut, menggosok gigi, dan mencukur
kumis?
5
Apakah nenek/kakek membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong setelah buang
air besar di WC?
6
Apakah nenek/kakek dapat mengontrol buang
air besarnya dengan baik?
7
Apakah nenek/kakek membersihkan dan
mengeringkan daerah kemaluan setelah buang
air kecil dikamar mandi?
8
Apakah nenek/kakek dapat mengontrol buang
air kecilnya dengan baik?
9
Dapatkah nenek/kakek berjalan dilingkungan
tanpa menggunakan alat bantu seperti
tongkat/kursi roda?
10
Apakah nenek/kakek dapat menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang di
anut?
11
Apakah nenek/kakek melakukan pekerjaan
rumah, seperti : merapihkan tempat tidur,
mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangannya dengan sendiri?
12
Apakah nenek/kakek berbelanja untuk
kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarganya
dengan sendiri?
13
Apakah nenek/kakek masih
mengelola/mengatur keuangannya dengan
sendiri?
14
Jika nenek/kakek berpergian, Apakah masih
menggunkan sarana tranportasi umum seperti
angkot/bus?
15
Jika nenek/kakek sedang mengkonsumsi obat,
apakah menyiapkan obat dan meminum
obatnya sesuai dengan aturan yang
diperintahkan oleh Dokter?
16
Apakah nenek/kakek mengikuti aktivitas di
waktu luang seperti kegiatan keagamaan
(pengajian), dan social.
Maryam, R. Siti, dkk. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika,
2008
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 9
HASIL OLAH SOFTWARE COMPUTER PENELITIAN
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Statistics
jenisKelamin usia
N Valid 152 152
Missing 0 0
Mean 1,70 72,34
Median 2,00 70,00
Minimum 1 60
Maximum 2 101
Frequency Table
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 46 30,3 30,3 30,3
Perempuan 106 69,7 69,7 100,0
Total 152 100,0 100,0
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 5 3,3 3,3 3,3
61 4 2,6 2,6 5,9
62 4 2,6 2,6 8,6
63 2 1,3 1,3 9,9
64 1 ,7 ,7 10,5
65 15 9,9 9,9 20,4
66 7 4,6 4,6 25,0
67 11 7,2 7,2 32,2
68 3 2,0 2,0 34,2
69 1 ,7 ,7 34,9
70 24 15,8 15,8 50,7
71 3 2,0 2,0 52,6
72 11 7,2 7,2 59,9
73 4 2,6 2,6 62,5
75 11 7,2 7,2 69,7
76 1 ,7 ,7 70,4
77 1 ,7 ,7 71,1
78 2 1,3 1,3 72,4
79 3 2,0 2,0 74,3
80 28 18,4 18,4 92,8
81 2 1,3 1,3 94,1
82 1 ,7 ,7 94,7
83 2 1,3 1,3 96,1
85 2 1,3 1,3 97,4
97 1 ,7 ,7 98,0
100 2 1,3 1,3 99,3
101 1 ,7 ,7 100,0
Total 152 100,0 100,0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Total 152 100,0% 0 0,0% 152 100,0%
Statistics
Total
N Valid 152
Missing 0
Mean 11,56
Median 12,00
Minimum 0
Maximum 16
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 2,0 2,0 2,0
1 2 1,3 1,3 3,3
2 1 ,7 ,7 3,9
3 1 ,7 ,7 4,6
4 1 ,7 ,7 5,3
5 5 3,3 3,3 8,6
6 2 1,3 1,3 9,9
7 7 4,6 4,6 14,5
8 7 4,6 4,6 19,1
9 9 5,9 5,9 25,0
10 16 10,5 10,5 35,5
11 13 8,6 8,6 44,1
12 15 9,9 9,9 53,9
13 13 8,6 8,6 62,5
14 12 7,9 7,9 70,4
15 17 11,2 11,2 81,6
16 28 18,4 18,4 100,0
Total 152 100,0 100,0
Statistics
tergantung
N Valid 152
Missing 0
Mean ,56
Median 1,00
Minimum 0
Maximum 1
Tergantung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tergantung 67 44,1 44,1 44,1
Mandiri 85 55,9 55,9 100,0
Total 152 100,0 100,0
kat_usia * kAT_tergantung Crosstabulation
kAT_tergantung Total
tergantung mandiri
kat_usia
Lanjut Usia
Count 38 57 95
% within kat_usia 40.0% 60.0% 100.0%
% within kAT_tergantung 56.7% 67.1% 62.5%
% of Total 25.0% 37.5% 62.5%
Lanjut Usia Tua
Count 27 26 53
% within kat_usia 50.9% 49.1% 100.0%
% within kAT_tergantung 40.3% 30.6% 34.9%
% of Total 17.8% 17.1% 34.9%
Sangat Tua
Count 2 2 4
% within kat_usia 50.0% 50.0% 100.0%
% within kAT_tergantung 3.0% 2.4% 2.6%
% of Total 1.3% 1.3% 2.6%
Total
Count 67 85 152
% within kat_usia 44.1% 55.9% 100.0%
% within kAT_tergantung 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.1% 55.9% 100.0%
Mean Std. Deviation N
p1 ,97 ,183 30
p2 ,87 ,346 30
p3 ,93 ,254 30
p4 ,93 ,254 30
p5 ,97 ,183 30
p6 ,90 ,305 30
p7 ,97 ,183 30
p8 ,83 ,379 30
p9 ,87 ,346 30
p10 ,97 ,183 30
p11 ,37 ,490 30
p12 ,40 ,498 30
p13 ,30 ,466 30
p14 ,47 ,507 30
p15 ,70 ,466 30
p16 ,17 ,379 30
p17 ,93 ,254 30
Kemandirian 1,43 ,504 30