Upload
jhohansyah-romadona
View
94
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Klender
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 September 2012
pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol dan meminta resep karena
obatnya sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan meminta resep
karena obat sudah habis. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah mengalami
keluhan cemas sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa
penyakitnya sekarang bukan penyakit keturunan. Di keluarga pasien tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit
sehingga pasien sadar untuk kontrol dan berobat untuk membantu menghilangkan
keluhannya.
Awalnya pasien tidak mengetahui penyebab terjadinya keluhan itu datang.
Pertama pasien merasa sulit untuk menggenggam suatu benda. Pasien berpikir sakit
diakibatkan adanya kelainan pada saraf pasien, kemudian berobat ke bagian Saraf.
Akan tetapi, dari bagian Saraf tidak ada kelainan, kemudian dikonsulkan ke bagian
Jiwa. Pasien mengaku merasa kesal jika mendengar suara kebisingan seperti anak-
anak kecil yang menjerit atau orang lain yang mengobrol walaupun orang tersebut
tidak membicarakan pasien. Pasien juga mengaku jika rasa cemas itu datang, pasien
merasa jantung berdebar-debar, gelisah, pusing dan otot lehernya terasa kaku. Pasien
Gangguan Cemas Menyeluruh
2
merasa cocok dengan obat-obatan yang diberikan kepadanya sehingga rasa cemas
yang dialami pasien berkurang. Namun jika pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan
tersebut, pasien mengaku rasa cemas kembali muncul dan menjadi suka merasa kesal
sendiri sehingga pasien tidak pernah berhenti mengkonsumsi obat tersebut.
Pasien mengatakan terdapat riwayat trauma kepala berupa jatuh dari pohon
sudah puluh-puluh tahun yang lalu. Akan tetapi, pasien tidak mengeluhkan apa-apa
setelah jatuh dari pohon sehingga tidak ada gangguan mental organik. pasien juga
tidak pernah menggunakan zat psikoaktif (NAPZA) maupun alkohol. Pasien
mengatakan tidak pernah mendengar suara atau bisikan-bisikan tanpa objek. Pasien
tidak pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya dilihat oleh
pasien. Pasien juga tidak pernah menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh pasien,
sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Pasien
mengatakan bahwa tidak pernah merasakan halusinasi pada indera pengecapannya.
Pasien menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang
merayapi. pasien mengatakan pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan
pikirannya disedot oleh makhluk asing. Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain
dan tidak merasa lingkungannya berbah menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada
biasanya. Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan
rasaa mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas
fisik maupun mental yang berlebihan.
Saat ini pasien mempunyai usaha yaitu menjual barang-barang berbahan
plastik. Awalnya pasien dibawa oleh saudaranya datang ke Jakarta pada tahun 1994
untuk berdagang. Saat ini, pasien sudah memiliki 2 orang yang membantu untuk
menjalankan usahanya. Pasien tinggal di sebuah kontrakan bersama 2 orang yang
membantu menjalankan usahanya di daerah Klender. Pasien memiliki 4 saudara,
tetapi 3 saudara kandungnya telah meninggal dunia saat Tsunami. Orang tua pasien
telah meninggal dunia saat usia pasien masih kecil. Pasien mengatakan bahwa pasien
dapat menjaga kebersihan dan merawat dirinya sendiri dengan baik. Pasien saat ini
mempunyai keinginan supaya usahanya berhasil, menikah dan mempunyai rumah.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.
Gangguan Cemas Menyeluruh
3
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada gangguan medis pada pasien
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika maupun alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama
masa kandungan dan proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya
sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa perkembangannya.
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai STM.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai STM.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini mempunyai usaha yaitu berupa menjual barang-barang yang
berbahan dari plastik.
6. Riwayat Agama
Pasien menganut agama Islam dan taat beribadah.
7. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal bersama 2 orang anak buah yang membantunya
menjalankan usaha. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan 2 orang anak
buahnya.
Gangguan Cemas Menyeluruh
4
8. Aktivitas Sosial
Pasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien
dapat bersosialisasi dengan tetangga dan teman-teman di lingkungan usahanya
dengan baik. Pasien sering mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
F. Riwayat Situsional Sosial Sekarang
Pasien seorang laki-laki berusia 38 tahun, saat ini tinggal bersama 2 orang anak
buahnya yang membantu menjalankan usahanya. Pada saat ini pasien ingin usahanya
berhasil, mempunyai istri dan rumah. Untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya
pengobatan pasien diperoleh dari hasil usahanya.
G. Persepsi Pasien terhadap Dirinya
Pasien ingin usahanya berhasil, mempunyai istri dan rumah.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 38 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya,
berpakaian cukup rapi, perawatan diri cukup baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.
3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan, wajar.
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berjalan : Baik.
b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan
involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelasdan
pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.
Gangguan Cemas Menyeluruh
5
6. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Biasa-biasa saja.
2. Afek : Luas.
3. Keserasian : Mood dan afek serasi.
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai STM.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja
dan tidak ada yang menonjol.
b. Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan
seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir
sampai selesai. Pasien juga dapat menyebutkan dengan benar jumlah
pengurangan 100 – 7.
3. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat menjelang
siang hari
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS
Persahabatan Poliklinik Psikiatri.
c. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi dan
wawancara.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang masa
pendidikannya.
Gangguan Cemas Menyeluruh
6
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari rumahnya dan
menggunakan motor untuk menggapai tujuannya.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali lima nama kota yang
diucapkan pemeriksa.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengerti makna peribahasa dari “air susu dibalas dengan air
tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.
f. Bakat Kreatif
Pasien memiliki hobi berdagang.
g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus
dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : Tidak terdapat halusinasi
Ilusi : Tidak terdapat ilusi.
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila
diajukan pertanyaan oleh dokter.
b. Kontinuitas : Baik, koheren.
c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.
Gangguan Cemas Menyeluruh
7
b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham maupun gagasan mirip waham.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu anak kecil yang
sedang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan membantu anak tersebut dan
melaporkan ke kantor polisi terdekat supaya dapat dikembalikan kepada orang
tuanya.
3. Penilaian Realitas
Terdapat riwayat gangguan penilaian realitas, yaitu berupa halusinasi auditorik.
H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien
rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 5, pasien sadar bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang
dideritanya disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa
menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena
konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
Gangguan Cemas Menyeluruh
8
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis.
2. Tanda Vital : TD = 130/90 mmHg; N = 80 x/min
RR = 20 x/min; S = afebris
3. Sistem Kardiovaskular : Tidak ditemukan kelainan.
4. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ditemukan kelainan.
5. Sistem Gastrointestinal : Tidak ditemukan kelainan.
6. Sistem Urogenital : Tidak ditemukan kelainan.
7. Gangguan Khusus : Tidak ada.
B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal.
2. Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal.
3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal.
4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.
5. Fungsi Luhur : Tidak ditemukan kelainan.
6. Gangguan Khusus : Tidak ada.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Laki-laki usia 38 tahun datang untuk kontrol obatnya sudah habis.
Pasien mengeluhkan masih merasa cemas, jantung berdebar-debar, pusing dan otot
leher menjadi kaku.
Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan, bila tidak meminum obat pasien
merasa cemas dan kesal sendiri.
Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls
masih baik. Pasien mempunyai riwayat trauma kepala berpuluh-puluh tahun yang
lalu. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Tidak terdapat riwayat menggunakan zat psikoaktif maupun alkohol.
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan. Masa
kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi
dengan baik.
Gangguan Cemas Menyeluruh
9
Pasien menempuh pendidikan dari SD sampai STM, pada waktu kecil pasien
termasuk siswa yang tidak terlalu menonjol dalam prestasi belajar.
Keadaan umum baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pasien.
Pasien memiliki 4 saudara, akan tetapi 3 saudara kandungnya telah meninggal akibat
Tsunami.
Pasien tinggal bersama 2 orang anak buahnya yang membantu menjalankan usaha.
Pasien memiliki usaha yaitu berupa menjual barang-barang berbahan dari plastik.
Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari hasil
usahanya. Sampai saat ini pasien belum mempunyai pendamping hidup.
Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial dan pekerjaan
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini memiliki riwayat trauma kepala sejak berpuluh-puluh tahun yang
lalu, akan tetapi tidak menyebabkan adanya disfungsi otak, shingga pasien ini
bukan gangguan mental organik (F.0).
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, akan tetapi
memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol sudah 21 tahun yang lalu. Maka pasien
ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan bukan
menderita gangguan psikotik (F.2).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, makan pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga tidak
mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan
aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan depresi. Karena pasien
Gangguan Cemas Menyeluruh
10
ini bukan menderita mania dan depresi, maka pasien ini bukan menderita
gangguan perasaan (F.3).
Pada pasien memiliki masalah, yang menimbulkan kecemasan dan kegelisahan
yang menyebabkan pasien merasa kesal sendiri, maka ada gangguan neurotik,
gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4).
Pada pasien ini terdapat kecemasan, ketegangan motorik berupa otot lehernya
kaku, serta terdapat overaktivitas otonom berupa jantung berdebar-debar. Maka
pada aksis I didapatkan gangguan cemas menyeluruh (F41.1).
b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain sebagaimana orang normal lainnya, serta menempuh pendidikan hingga SMP
kelas 2, tidak ada gangguan kognitif dan retardasi mental. Maka pada aksis II tidak
ada diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan.
Maka pada aksis III tidak ada diagnosis.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien mempunyai 4 saudara, tetapi 3 saudara kandung pasien telah meninggal
saat Tsunami. Pasien tinggal bersama 2 orang anak buahnya yang membantunya
usaha. Hubungan dengan 2 orang anak buahnya baik, akan tetapi sampai saat ini
pasien belum memiliki pendamping hidup. Pasien memiliki usaha yaitu beupa
menjual barang-barang yang berbahan dari plastik. Untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dan biaya pengobatan dari hasil usahanya. Maka pada aksis IV pada
pasien ini terdapat masalah sosial yaitu belum mempunyai pendamping hidup.
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan. Maka aksis V didapatkan GAF Scale
80 – 71.
VII.EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid dalam Remisi (F.20.5).
Aksis II : Tidak ada diagnosis.
Gangguan Cemas Menyeluruh
11
Aksis III : Tidak ada diagnosis.
Aksis IV: : Terdapat masalah sosial yaitu belum mempunyai pendamping hidup.
Aksis V : GAF Scale 80 – 71.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikologis : Terdapat kecemasan
Sosioekonomi : Terdapat masalah sosial.
IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
Respon terhadap pengobatan baik.
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.
b. Prognosis ke Arah Buruk
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien.
Perjalanan penyakit sudah berlangsung beberapa tahun
Terdapat masalah dengan sosial karena pasien belum memiliki pendamping
hidup.
Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad vitam : bonam.
Ad functionam : dubia ad bonam.
Ad sanationam : dubia ad malam.
X. TERAPI
a. Psikofarmaka
Alprazolam ½ mg
Lodomer 1½ mg
Trihexyphenidil 2 x 1 mg
b. Psikoterapi
Pada pasien :
Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap bulan.
Gangguan Cemas Menyeluruh
da in caps 3 kali
12
Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa terganggu dapat minta
didampingi oleh orang sekitarnya atau jika masih mengganggu juga segera
kontrol ke dokter.
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Gangguan Cemas Menyeluruh
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh
Jaya. Jakarta. 2007.
Gangguan Cemas Menyeluruh