15
Journal Reading Gangguan Penghidu dan Pemeriksaannya Nella 11.2014.282

Gangguan Penghidu Nella

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gangguan

Citation preview

Page 1: Gangguan Penghidu Nella

Journal ReadingGangguan Penghidu dan

PemeriksaannyaNella

11.2014.282

Page 2: Gangguan Penghidu Nella

Pendahuluan Gangguan penghidu dapat menyebabkan

seseorang tidak dapat mendeteksi kebocoran gasmempengaruhi selera makanmempengaruhi psikis dan kualitas hidup seseorang

Penyebab tersering gangguan penghidu rinosinusitis kronik

rinitis alergi infeksi saluran anafas atas

trauma kepala

“Sniffin sticks” dapat menilai 3 jenis tes ambang penghidu (treshold/T)

diskriminasi penghidu (discrimination/D) identifikasi penghidu (identification/I)

Page 3: Gangguan Penghidu Nella

Anatomi dan Fisiologi system penghidu

Bagian dari fungsi penghidu yang terlibat adalah

neuroepitel olfaktorius bulbus olfaktorius korteks olfaktorius

Page 4: Gangguan Penghidu Nella

Neuroepitel olfaktorius

Page 5: Gangguan Penghidu Nella

Bulbus olfaktorius

Page 6: Gangguan Penghidu Nella

Korteks olfaktorius 3 komponen korteks olfaktorius korteks frontal : pusat persepsi

terhadap penghidu. area hipotalamus dan amygdala : pusat

emosional terhadap odoran area enthorinal : pusat memori dari

odoran

Page 7: Gangguan Penghidu Nella

Gangguan penghiduAnosmia yaitu hilangnya kemampuan menghiduAgnosia yaitu tidak bisa menghidu satu macam odoranParsial anosmia yaitu ketidak mampuan menghidu beberapa odoran tertentuHiposmia yaitu penurunan kemampuan menghidu baik berupa sensitifitas ataupun kualitas penghidu

Disosmia yaitu persepsi bau yang salah, termasuk parosmia dan phantosmia Parosmia yaitu perubahan kualitas sensasi penciuman, sedangkan phantosmia yaitu sensasi bau tanpa adanya stimulus odoran/ halusinasi odoranPresbiosmia yaitu gangguan penghidu karena umur tua

Page 8: Gangguan Penghidu Nella

Penyebab gangguan penghidu

gangguan konduktif

gangguan transpor odoran atau pengurangan odoran yang

sampai ke neuroepitel olfaktorius, dan gangguan ikatan odoran dengan protein G (golf).

gangguan sensoris

kerusakan langsung pada neuroepitelium olfaktorius,

misalnya pada infeksi saluran nafas atas, atau polusi udara

toksik

gangguan neural

kerusakan pada bulbus olfaktorius dan jalur sentral olfaktorius, misalnya pada

penyakit neurodegeneratif, atau tumor intrakranial

Paling sering : • rinosinusitis kronik dan rinitis alergi• Infeksi saluran nafas atas• Trauma kepala

Page 9: Gangguan Penghidu Nella

Gangguan penghidu

Penyakit rinosinusitis kronik dan rinitis alergi.

berkurangnya aliran udara dan odoran yang sampai ke neuroepitel olfaktoriusmediator inflamasi yang merangsang hipersekresi dari kelenjar Bowman‟s, yang akan mengubah konsentrasi ion pada mukus olfaktorius, sehingga mengganggu hantaran odoran

pelepasan mediator inflamasi oleh limfosit, makrofag, dan eosinofil, yang bersifat toksik terhadap reseptor neuroepitel olfaktorius sehingga menyebabkan kerusakan neuroepitel olfaktorius

Infeksi saluran nafas atas.

kerusakan langsung pada epitel olfaktorius/jalur sentral karena

virus itu sendiri yang dapat merusak sel reseptor olfaktorius.

Trauma kepala

hematom pada mukosa hidung, atau luka pada

epitel olfaktorius.

Page 10: Gangguan Penghidu Nella

Pemeriksaan Fungsi penghidu

• Anamnesis • Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan pencitraan• Pemeriksaan kemosensoris penghidu

• Pemeriksaan elektrofisiologis fungsi penghidu. Olfactory EventRelated Potentials (ERPs) Elektro-Olfaktogram (EOG)

Biopsi neuroepitel olfaktorius

Tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification) Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center

(CCCRC)Tes “Sniffin Sticks”

Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J)

Page 11: Gangguan Penghidu Nella

Anamnesis

• trauma kepala• penyakit sinonasal• ISPA• penyakit sistemik• penyakit

neurodegeneratif• kebiasaan merokok

Pemeriksaan fisik

• rinoskopi anterior• Rinoskopi posterior• Nasoendoskopi

Pemeriksaan Pencitraan

• untuk menyingkirkan kelainan intrakranial

• evaluasi kondisi anatomis dari hidung

• Foto polos kepala• tomografi computer• MRI

Page 12: Gangguan Penghidu Nella

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan kemosensoris penghidu

Tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification).

4 buku yang masing-masing berisi 10 odoran

terkandung 10-50Å odoran.

Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center (CCCRC).

mendeteksi ambang penghidu, identifikasi odoran, dan untuk evaluasi nervus trigeminal

Ambang penghidu menggunakan larutan butanol 4% dan diencerkan dengan aqua steril dengan perbandingan 1:3,

sehingga didapat 8 pengenceran

Tes “Sniffin Sticks” Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J).

OSIT-J terdiri dari 13 bau yang berbeda tapi familiar dengan populasi Jepang

menggunakan odoran tertentu untuk merangsang sistem penghidu

Page 13: Gangguan Penghidu Nella

Sniffin testuntuk menilai kemosensoris dari penghidu dengan alat yang berupa pena.

Panjang pena sekitar 14 cm dengan diameter 1,3 cm yang berisi 4 ml odoran dalam bentuk tampon dengan pelarutnya propylene glycol

pena berjumlah 16 triplet (48 pena) untuk ambang penghidu, 16 triplet (48 pena) untuk diskriminasi penghidu, dan 16 pena untuk identifikasi

penghidu, sehingga total berjumlah 112 pena

Alat pemeriksaan terdiri dari tutup mata dan sarung tangan yang bebas dari odoran dan pena untuk tes identifikas

Page 14: Gangguan Penghidu Nella

Pemeriksaan elektrofisiologis fungsi penghiduOlfactory Event - Related Potentials Elektro-Olfaktogram (EOG)

• Diberikan rangsangan odoran intranasal• dideteksi perubahan pada

elektroencephalography (EEG).• Waktu rangsangan yang diberikan antara 1-

20 mili detik.• Jenis zat yang digunakan adalah vanilin,

phenylethyl alkohol, dan H2S

Dengan cara menempatkan elektroda pada permukaan epitel penghidu dengan tuntunan

endoskopi.

Page 15: Gangguan Penghidu Nella

Kesimpulan • Pemeriksaan kemosensoris untuk gangguan penghidu ada beberapa

macam, diantaranya tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification), tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center (CCCRC), tes “Sniffin Sticks” dan Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J). • Kelebihan tes ”Sniffin Stick” dibandingkan pemeriksaan kemosensoris

penghidu lainnya adalah tes ini dapat menentukan ambang penghidu, diskriminasi penghidu dan Identifikasi penghidu. Test ini sudah dipakai pada lebih dari 100 penelitian yang sudah dipublikasikan. Tes ini telah diteliti dapat digunakan di negara lain termasuk di Asia