36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Makalah Manajemen Keperawatan “Gaya Kepemimpinan Partisipatif”, adalah sebagai berikut ini : Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kepemimpinan partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut sertakan bawahan - bawahan dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain seperti kepemimipinan yang demokrasi. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ? 1

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

  • Upload
    assafik

  • View
    109

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gaya kepemimpinan parsipatif dalam keperawatan

Citation preview

Page 1: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Makalah Manajemen Keperawatan “Gaya Kepemimp-

inan Partisipatif”, adalah sebagai berikut ini :

Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana

fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil

macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan

partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk terli-

bat dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kepemimp-

inan partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut sertakan bawa-

han - bawahan dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain seperti

kepemimipinan yang demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan

partisipatif ?

1.2.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif ?

1.2.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif ?

1.2.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan

partisipatif ?

1

Page 2: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

1.2.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam

gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.11 Apa perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan

gaya kepemimpinan demokratis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan. Adapun beberapa tu-

juannya adalah sebagai berikut :

1.3.1 Ingin mengetahui tentang kepemimpinan.

1.3.2 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan.

1.3.3 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif

1.3.4 Ingin mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.5 Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.3.6 Ingin mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam

gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.7 Ingin mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam

gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.8 Ingin mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.3.9 Ingin mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.3.10 Ingin mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan

partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.11 Ingin mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan

partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis.

1.4 Manfaat Penulisan

Setelah menulis makalah ini, ada beberapa manfaat yang kami dap-

atkan. Manfaat - manfaatnya adalah sebagai berikut :

1.4.1 Mengetahui tentang kepemimpinan.

1.4.2 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan.

2

Page 3: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

1.4.3 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.4 Mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan

partisipatif.

1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di

dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.11 Mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif

dengan gaya kepemimpinan demokratis.

3

Page 4: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan menurut para ahli, antara lain :

Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003), definisi

kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau

bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk

membimbing orang lain dalam mencapai tujuan - tujuan yang diinginkan

kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan

adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang

sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang

berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus

yang tepat bagi situasi yang khusus.

Menurut  Sulivan dan Decker  (1989), bahwa kepemimpinan adalah

penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi  orang lain dan

untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik - baiknya sesuai dengan

kemampuannya.

Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseo-

rang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun atau membimbing,

menggerakan orang lain agar dapat melaksanakan tugas untuk mencapai tu-

juan organisasi. (LAN Republik Indonesia, 1996 (LAN RI, 1996)).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau

kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,

memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan

oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2.2 Definisi Gaya Kepemimpinan

4

Page 5: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Definisi gaya kepemimpinan, antara lain :

Raph White dan Ronald Lippitt dalam Winardi (2000), menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu gaya yang digunakan oleh seorang

pemimpin untuk mempengaruhi bawahan. Adapun gaya kepemimpinan

tersebut adalah gaya pemimpin yang otokratis yang didasarkan atas

kekuatan pada tangan seseorang, gaya kepemimpinan demokratis hanya

memberi perintah setelah mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan

bawahan, gaya kepemimpinan Laissez - Faire tidak pernah mengendalikan

bawahaannya sepenuhnya.

Definisi gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003, Halaman : 115),

adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota

organisasi atau bawahannya. Menurut Tjiptono (2006, Halaman : 161), gaya

kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinter-

aksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah merupakan cara -

cara orang memimpin. Sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian

sendiri yang unik khas. Sebagai gaya yang diterapkan oleh seorang

pemimpin pada situasi tertentu, demi tercapainya tujuan yang telah ditetap-

kan. (Mangkuprawira, 2004, Halaman : 23).

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seseorang pemimpin untuk

memimpin bawahan, mengatur dan merumuskan, menerapkan suatu

pekerjaan dan tugas yang dilaksanakan oleh masing - masing bawahan

dalam arti kapan dilakukan dan di mana melaksanakannya, dan bagaimana

tugas - tugas itu dicapai. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digu-

nakan pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya

kepemimpinan ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai

pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya

kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseo-

rang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau

bawahan.

2.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif

5

Page 6: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Definisi gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan

dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan

konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990)

dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan

penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh

orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digu-

nakan untuk mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif termasuk

konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentral-

isasi, dan manajemen demokratis.

Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang

manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam

pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer

tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti

bersama - sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses -

proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut as-

pek - aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik

yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh

gagasan dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk

proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.

2.4 Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

1. Wewenang pemimpin tidak mutlak.

2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawa-

han.

3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawa-

han.

4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara

pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.

5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan

para bawahan dilakukan secara wajar.

6

Page 7: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, per-

timbangan, atau pendapat.

8. Tugas - tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat per-

mintaan daripada instruksi.

9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling

percaya, dan saling menghormati.

Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau

karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut :

1. Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun

kelompok.

2. Mengikut sertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan keputu-

san.

3. Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan

kepemimpinan dan kekuasaannya.

4. Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi

perkembangan organisasi.

5. Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif,

antara lain :

1. Kelebihan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Kelebihan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organ-

isasi.

b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputu-

san diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

c. Kegiatan - kegiatan didiskusikan, langkah - langkah umum

untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk -

petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif

prosedur yang dapat dipilih.

7

Page 8: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih

dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.

f. Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan

kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok

biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak peker-

jaan.

2. Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih

banyak.

b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.

c. Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.

d. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil kepu-

tusan.

e. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang re-

latif tinggi bagi pemimpin.

f. Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah pi-

hak karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.

2.6 Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan

Partisipatif

Terdapat macam - macam pengambilan keputusan, yang memberikan

kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan - keputusan

pemimpin tersebut.

Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisi-

patif, yaitu :

1. Keputusan Otokratik.

Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini

atau saran dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai

pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.

2. Konsultasi.

8

Page 9: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil

keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran -

saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas,

antara lain :

a. Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu,

namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya

keberatan atau keprihatinan pengikutnya.

b. Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif men-

dorong orang untuk menyarankan cara - cara memperbaikinya.

c. Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang

lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengem-

bangkan bermacam - macam pemecahan umum, namun kemu-

dian membuat keputusan sendiri.

3. Keputusan Bersama.

Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan

masalah keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, man-

ajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir

seperti peserta lainnya.

4. Pendelegasian.

Manajer memberi wewenang kepada seorang individu atau

kelompok, kekuasaan, serta tanggung jawab untuk membuat

keputusan, manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai

batas - batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan

persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta

sebelum keputusan tersebut dilaksanakan.

Keputusan Konsultasi. Keputusan Delegasi.

Autokratik. Bersama.

9

Page 10: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tanpa Pengaruh Pengaruh Besar

Yang Lain. Dari yang Lain.

2.7 Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan

Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan manfaat potensial, yaitu :

1. Kualitas Keputusan.

10

Page 11: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Melibatkan orang lain dan membuat keputusan akan

meningkatkan kualitas keputusan karena partisipan memiliki infor-

masi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemimpin.

2. Penerimaan Keputusan.

Partisipan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang se-

lanjutnya memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.

3. Kepuasan terhadap Proses Keputusan.

Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan terhor-

mat saat dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.

4. Pengembangan Keterampilan Partisipan.

Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat meng-

hasilkan pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang lebih be-

sar oleh partisipan.

2.8 Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

1. Konsultasi ke Bawah.

Tujuan partisipan konsultasi ke bawah di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Meningkatkan kualitas keputusan - keputusan dengan menarik

pengetahuan dan keahlian para bawahan dalam pemecahan

masalah.

b. Meningkatkan penerimaan bawahan terhadap keputusan - kepu-

tusan dengan memberikan mereka rasa turut memilikinya (sens

of belonging).

c. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengam-

bilan keputusan para bawahan dengan memberikan kepada

mereka pengalaman dalam membantu menganalisa masalah -

masalah keputusan dan mengevaluasi pemecahan - pemecahan-

nya.

d. Memudahkan pemecahan suatu konflik serta membangun tim.

2. Konsultasi Lateral.

11

Page 12: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tujuan partisipan konsultasi lateral di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Meningkatkan kualitas keputusan dengan saling membagi

pengetahuan dan keterampilan di antara para manajer.

b. Memudahkan koordinasi dan kerja sama di antara para manajer

dari berbagai sub unit organisasi dengan tugas - tugas yang sal-

ing tergantung sama lain.

3. Konsultasi ke Atas.

Tujuan partisipan konsultasi ke atas di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Menarik keahlian dari atasan yang mungkin lebih besar.

b. Mengetahui bagaimana atasan merasa mengenai suatu masalah

tertentu dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi ter-

hadap berbagai usulan.

4. Konsultasi dengan Pihak Luar.

Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Membantu memastikan bahwa keputusan - keputusan yang

mempengaruhi mereka dipahami dan dimengerti.

b. Mengetahui kebutuhan - kebutuhan serta preferensi - preferensi

mereka.

c. Memperkuat jaringan kerja eksternal.

d. Memperbaiki koordinasi.

e. Memecahkan masalah bersama yang berhubungan dengan

pekerjaan.

2.9 Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif,

antara lain :

12

Page 13: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Secara kontras, penemuan dari studi kasus yang deskriptif mengenai

para manajer yang efektif mendukung secara konsisten keuntungan

kepemimpinan partisipatif. Secara singkat, setelah lebih dari empat puluh

tahun penelitian mengenai kepemimpinan partisipasi, kita mendapatkan

konklusi bahwa kepemimpinan partisipatif kadang - kadang menghasilkan

kepuasan, usaha, dan kinerja lebih tinggi di waktu lain serta tidak demikian

adanya.

2.10 Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya

Kepemimpinan Partisipatif

Pengambilan keputusan partisipatif memiliki keterbatasan (Yukl,

1998, Halaman : 140), yakni :

1. Bentuk partisipasi efektif pada situasi - situasi tertentu namun tidak

pada situasi lainnya. (Vrom dan Jago, 1988). Karena partisipasi

memakan waktu, kadang bertele - tele. Dalam keadaan darurat untuk

berkonsultasi dan berdiskusi tidak efektif. Seorang pemimpin harus

cepat dan tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil kebi-

jakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan manajemen dan organisasi.

2. Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo participation), di

mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi

bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para mana-

jer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi masukan

dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam pembuatan

keputusan dan pengambilan kebijakan.

2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya

Kepemimpinan Demokratis

Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya

kepemimpinan demokaratis, antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

13

Page 14: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve

dalam suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah

tuntas.

b. Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk

berkreasi, dalam batas tertentu.

c. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.

d. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang real-

istis.

e. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human.

f. Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan

pemimpin yang cukup kharismatik.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis.

Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain :

a. Segalanya diserahkan ke karyawan.

b. Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan.

c. Suara karyawan sangat didengar.

d. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan

tidak terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah mem-

punyai area yang dominan.

e. Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu

yang cukup lama.

f. Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di

mana setiap karyawan sudah punya kompetensi masing - masing

dan sudah cukup matur.

g. Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya

satu, yaitu kaderisasi.

BAB III

CONTOH KASUS DI DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

PARTISIPATIF

14

Page 15: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

3.1 Contoh Kasus di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Analisa Kasus :

Bapak Suganda baru saja diangkat menjadi kepala ruangan interna di

Rumah Sakit Swasta “Sumber Sehat”. Ia merasa senang sekali dengan

promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin

ruangan interna tersebut untuk dapat berkembang menjadi lebih baik. Dalam

menjalankan tugasnya sebagai kepala ruangan, Bapak Suganda mencoba

gaya kepemimpinan partisipatif yang dianggapnya sebagai gaya

kepemimpinan yang tepat untuk situasi ruangan interna pada saat itu. Bapak

Suganda berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin terutama ia

fokuskan pada hal - hal yang bersifat tugas - tugas manajerial dan kepuasan

pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit (RS).

Namun, baru 1 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan

yang berdatangan. Mulai dari komplain - komplain pasien dan keluarga

pasien mengenai pelayanan keperawatan yang kurang memuaskan dan

sarana - sarana kesehatan yang tidak memadai. Setelah 4 bulan memimpin,

Bapak Suganda belum merasakan perannya sebagai change agent belum

terlaksana dengan baik. Komplain - komplain dari pasien dan keluarga

pasien terus berdatangan menuntut kualitas pelayanan keperawatan yang

berkualitas. Komunikasi pemimpin dan staf keperawatan juga belum

berjalan dengan baik.

Ketika Bapak Suganda berusaha mengklarifikasi komplain - komplain

pasien dan keluarga pasien tersebut kepada perawat - perawat di ruangan

interna, ia mendapatkan informasi bahwa beban kerja perawat di ruangan

interna lumayan cukup berat. Karena kurangnya tenaga kerja perawat di

ruangan interna tersebut terbatas, selain itu perawat - perawat juga

mengeluhkan bahwa gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerjanya.

Di mana perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien adalah 1 : 10.

Pemain - Pemain :

1. Tri Wibowo Suganda : Kepala Ruangan (Karu).

2. Muhammad Zainul Arif : Kepala Tim (Katim).

3. Yani Priyasmi : Perawat 1.

15

Page 16: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

4. Yuli Yantika : Perawat 2.

5. Bibin Ismi : Perawat 3.

6. Allifta Nur Fadilah : Perawat 4.

7. Amin Diah Rahayu : Pasien 1.

8. Zahrotun Nadiroh : Pasien 2.

9. Indra Adi Prasetyo : Pasien 3.

10. Elfa Nurmalinda : Pasien 4.

11. Qoirun Nissa : Keluarga Pasien 1 (Amin Diah Rahayu).

12. Widhi Sarehati : Keluarga Pasien 2 (Zahrotun Nadiroh).

13. Wawan Kurniawan : Keluarga Pasien 3 (Indra Adi Prasetyo).

14. Nurmaya Handayani : Keluarga Pasien 4 (Elfa Nurmalinda).

Skenario :

Shift Siang . . . .

16

Page 17: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Ibu, tanganku kok terasa

sakit iya ?

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Tangannya terasa sakit yang

bagian mana nak ?

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Di sini.

(Sambil menunjuk tangan yang terpasang infus).

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Oh iya, sebentar nak, ibu

akan bilang kepada perawatnya terlebih dahulu.

(Menuju ruangan perawat).

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Suster, anak saya mengeluh

tangannya yang terpasang infus terasa sakit, tolong suster lihat sebentar !

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Iya ibu, sebentar dulu iya

ibu.

(Menuju ruangan pasien).

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Permisi, coba saya lihat

terlebih dahulu tangannya mbak ! Wah, ini tetesan cairan infusnya tidak

lancar dan tangannya bengkak mbak, habis dari kamar mandi iya mbak ?

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Iya suster, saya tadi habis

dari kamar mandi.

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Pantesan mbak, lain kali

kalau ke kamar mandi lagi infusnya harus lebih tinggi posisinya, ini

darahnya sampai naik ke atas. Untuk sementara infusnya saya matikan

terlebih dahulu iya mbak. Ibu, nanti infusnya saya ganti agar tetesan cairan

infusnya bisa lancar lagi.

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Oh, begitu iya suster. Iya

terima kasih banyak iya suster.

Shift Malam . . . .

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Suster, permisi, anak saya

yang bernama Amin Diah Rahayu tadi katanya perawat yang jaga siang tadi

17

Page 18: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

mau diganti infusnya tapi sampai sekarang kok masih belum diganti juga iya

suster, anak saya mengeluh tangannya terasa sangat kesakitan.

Yuli Yantika (Perawat 2) : Oh iya, sebentar ibu, habis

ini saya ganti infusnya.

Yuli Yantika (Perawat 2) : Mbak Bibin, yang shift

siang tadi siapa mbak iya ? Keluarga pasien yang bernama Amin Diah

Rahayu tadi ke sini komplain katanya infusnya mau diganti tetapi sampai

sekarang kok masih belum diganti padahal infusnya sudah diklem dari tadi

siang. Begitu kok tadi yang shift siang tidak bilang waktu operan yang shift

siang ke yang shift malam.

Bibin Ismi (Perawat 3) : Oalah, saya juga kurang

tahu Mbak Yuli siapa saja yang tadi masuk shift siang di ruangan interna

ini.

Widhi Sarehati (Keluarga Pasien 2) : Suster, anak saya yang

bernama Zahrotun Nadiroh tadi habis disuntik sekarang mengeluh kulitnya

kemerahan dan merasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya.

Bibin Ismi (Perawat 3) : Oh begitu, iya ibu, habis ini

saya lihat ke ruangan anak ibu.

Yuli Yantika (Perawat 2) datang . . . .

Bibin Ismi (Perawat 3) : Mbak Yuli, apakah tadi

kamu yang menginjeksi pasien yang bernama Zahrotun Nadiroh, apakah

tadi kamu sudah melakukan skin test terlebih dahulu apa belum ?

Yuli Yantika (Perawat 2) : Lohh . . . . Oh, iya Mbak

Bibin tadi saya lupa tidak saya skin test terlebih dahulu. Kenapa Mbak Bibin

?

Bibin Ismi (Perawat 3) : Ibunya pasien yang bernama

Zahrotun Nadiroh tadi habis komplain kalau anaknya kulitnya kemerahan

dan merasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya setelah diinjeksi tadi.

Keesokan Hari . . . .

Shift Pagi . . . .

18

Page 19: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Pak, infus anak saya yang

bernama Amin Diah Rahayu dari kemarin kok belum juga dibetulin, anak

saya sudah mengeluh tangannya terasa kesakitan dari kemarin siang ?

Widhi Sarehati (Keluarga Pasien 2) : Pak, anak saya yang

bernama Zahrotun Nadiroh juga masih kulitnya kemerahan dan terasa gatal

- gatal di sekujur tubuhnya setelah disuntik kemarin malam ?

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Iya ibu, sebentar iya ibu,

saya akan suruh mbak - mbak perawatnya untuk menangani anak - anak ibu

dengan segera.

Rapat pada saat operan shift pagi ke shift siang . . . .

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Assalam mualaikum, W R.

W B. Dan selamat siang rekan - rekan perawat.

Semua : Walaikum salam, W R. W

B.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Pada siang hari ini saya

mengadakan rapat dengan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini

untuk membahas permasalahan - permasalahan yang terjadi di ruangan

interna ini.

Semua : Iya, baik Bapak Suganda.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Mengapa akhir - akhir ini

saya sering sekali mendengar kompalin - kompalin dari pasien dan keluarga

pasien mengenai ketidak tanggapan perawat - perawat di ruangan interna ini

di dalam menangani komplain - kompalin pasien dan keluarga pasien

dengan segera. Siapa yang shift siang kemarin dan siapa yang shift tadi

malam ? Tolong jelaskan tentang keadaan ini kepada saya ?

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Mohon maaf Bapak

Suganda sebelumnya, di sini juga saya ingin mengatakan unek - unek rekan

- rekan perawat selama bekerja di ruangan interna ini di dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien. Bukannya saya dan

rekan - rekan perawat tidak bertangung jawab kepada pasien - pasien di

19

Page 20: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

ruangan interna ini, tetapi saya dan rekan - rekan perawat di sini merasa

beban kerja di ruangan interna ini lumayan cukup berat. Misalnya saja pak,

jumlah pasien di ruangan interna ini terlalu banyak, sedangkan staf perawat

yang bekerja di ruangan interna ini jumlahnya terbatas.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baik, saya terima keluhan -

keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini. Nanti kita akan

diskusikan solusinya secara bersama - sama. Kemudian, apakah ada yang

ingin menyampaikan pendapatnya lagi ?

Bibin Ismi (Perawat 3) : Mohon maaf Bapak

Suganda sebelumnya, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini

merasa beban kerja kami lumayan cukup berat, tetapi saya dan rekan - rekan

perawat merasa tidak menerima imbalan sebagai mana mestinya, kami

merasa gaji yang kami terima tidak sebanding dengan beban kerja kami

yang lumayan cukup berat di ruangan interna ini.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baiklah, sekarang saya

mengerti tentang keadaan yang terjadi di ruangan interna ini dan apa yang

rekan - rekan perawat rasakan selama bekerja di ruangan interna ini.

Menurut Bapak Arif sebagai kepala tim bagaimana cara menyelesaikan

masalah ini Bapak Arif ? Apakah Bapak Arif mempunyai solusi tentang

masalah ini ?

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Menurut saya, pertama yang

harus diperbaiki adalah kualitas dari asuhan keperawatan atau pelayanan

kesehatan terlebih dahulu sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas

dirawat di Rumah Sakit ini, khususnya pelayanan kesehatan di ruangan

interna ini. Kemudian menurut saya, kalau misalnya permasalahan gaji yang

membuat rekan - rekan perawat menjadi kurang maksimal di dalam

memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan, salah satu

kebijakannya yaitu dengan menaikkan gaji rekan - rekan perawat tetapi

syaratnya yaitu rekan - rekan perawat harus lebih meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatannya. Bagaimana menurut

Bapak Suganda ?

20

Page 21: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Terima kasih atas

pendapatnya Bapak Arif. Kemudian, untuk masalah beban kerja rekan -

rekan perawat di ruangan interna ini yang lumayan cukup berat karena

kurangnya jumlah staf perawat dan jumlah pasien yang sangat tidak

sebanding. Menurut rekan - rekan perawat bagaimana solusinya ?

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Iya, kalau bisa Bapak

Suganda, jumlah staf perawat di dalam ruangan interna ini ditambah agar

saya dan rekan - rekan perawat bisa memberikan asuhan keperawatan atau

pelayanan kesehatan yang maksimal kepada pasien dan keluarga pasien.

Selain itu beban kerja kami tidak terlalu berat.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Iya, saya juga mengerti

keadaan itu jika di ruangan interna ini kekurangan staf perawat. Memang

permasalahan ini sudah saya pikirkan sebelumnya. Dan saya sedang mencari

solusinya agar staf perawat di ruangan interna ini bisa ditambah. Kemarin

saya sudah mengajukan kepada pihak yang menangani masalah tenaga kerja

perawat di Rumah Sakit (RS) ini agar jumlah staf perawat di ruangan

interna ini bisa ditambah.

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Apakah ada yang perlu

disampaikan lagi dari rekan - rekan perawat lainnya ?

Allifta Nur Fadilah (Perawat 4) : Saya rasa cukup itu dahulu

Bapak Suganda dan Bapak Arif untuk sekarang ini, saya dan rekan - rekan

perawat di ruangan interna ini berharap agar masalah ini segera dicari

solusinya dan bisa ditangani dengan baik.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baiklah, di dalam rapat hari

ini, berdasarkan keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, saya

bisa menyimpulkan beberapa solusi yang bisa kita gunakan, antara lain :

1. Tolong untuk rekan - rekan perawat khususnya di ruangan interna ini,

lebih ditingkatkan lagi tanggung jawabnya di dalam memberikan

asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan kepada pasien dan

keluarga pasien, saya berharap rekan - rekan perawat bisa lebih sigap

lagi di dalam menangani komplain - komplain pasien dan keluarga

pasien. Bagaimana rekan - rekan perawat ? Apakah kalian sanggup ?

21

Page 22: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Baik Bapak Suganda, saya

dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini akan berusaha

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan kami

sehingga tidak ada lagi komplain - komplain dari pasien dan keluarga

pasien, seperti misalnya edema karena infus dan kewaspadaan di dalam

injeksi.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) :

2. Yang ke dua, untuk permasalahan beban kerja rekan - rekan perawat

di ruangan interna ini yang lumayan cukup berat akibat kekurangan

jumlah staf perawat dan masalah gaji, saya akan berdiskusi lebih

lanjut kepada direktur Rumah Sakit (RS) ini. Bagaimana rekan -

rekan perawat ? Apakah rekan - rekan perawat setuju setuju ?

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Iya, saya juga setuju dengan

keputusan Bapak Suganda. Bagaimana dengan rekan - rekan perawat di

ruangan interna ini, apakah setuju atau tidak dengan keputusan Bapak

Suganda ?

Allifta Nur Fadilah (Perawat 4) : Iya Bapak Suganda dan

Bapak Arif, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini juga se-

tuju dengan keputusan tersebut.

Tri Wibowo Suganda ( Kepala Ruangan) : Saya ucapkan terima kasih

banyak atas partispasi rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk

menyelesaikan masalah di dalam ruangan interna kita ini. Kalau begitu saya

akhiri rapat hari ini. Terima kasih. Wassalam mualaikum, W R. W B. Dan

selamat siang.

Semua : Walaikum salam, W R. W B.

BAB IV

PENUTUP

22

Page 23: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

4.1 Kesimpulan

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah tugas penulisan makalah ini

dapat terselesaikan oleh penulis. Kesimpulan yang dapat dikemukakan

dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya

dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit

pengarahan. Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan

dirujuk sebagai “partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah

dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan

gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar - menukar ide

dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dibandingkan gaya

kepemimpinan yang lain, kepemimpinan partisipatif membuat hubungan

antara pemimpin dan karyawannya lebih dekat karena pemimpin tersebut

terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi dan tidak hanya memberi

perintah saja. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung berorientasi

kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan

dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para

anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan memberikan kesempatan

bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan

suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai dan

menghormati dengan para anggota kelompok.

4.2 Saran

Dalam penulisan makalah sederhana ini tidak lupa penulis sertakan

sub bab saran ini karena dari saran yang diberikan oleh pembaca ataupun

saran yang diberikan oleh penulis dapat menjadikan penulis lebih hati - hati

dalam membuat makalah di lain waktu dan bersifat membangun.

Saran yang diberikan oleh penulis di sini kepada para pembaca adalah

bahwa apabila para pembaca ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai

23

Page 24: Gaya Kepemimpinan Partisipatif

masalah Gaya Kepemimpinan Partisipatif dapat para pembaca baca dalam

Bab II yaitu Bab Pembahasan yang memuat segala sesuatu tentang Gaya

Kepemimpinan Partisipatif.

24