GBE Economic Development

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Economic Development

Citation preview

Soraya Inayah Fidran376731/65 AGBE : Economic DevelopmentLatar BelakangEkonomika pembangunan adalah salah satu dari bagian ilmu ekonomi yang mengkhususkan diri pada persoalan pembangunan yang telah, sedang, atau akan terjadi di negara negara berkembang. Sementara pembangunan ekonomi adalah proses keberlangsungan kehidupan seluruh masyarakat dan sistem sosial (sistem ekonomi dan non-ekonomi) menuju ke kehidupan yang lebih baik (Todaro, 2009). Pembangunan ekonomi terbagi atas dua indikator yaitu : indikator ekonomi dan indikator non-ekonomi. Indikator ekonomi antara lain adalah GNP, tingkat kesejahteraan penduduk dan jumlah tenaga kerja dan pengangguran. Sementara indikator non ekonomi terdiri atas indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia. AnalisaUntuk mengetahui adanya proses keberlangsungan pembangunan pada suatu daerah dapat di amati dari indikator indikator yang ada, baik dari indikator ekonomi maupun indikator non-ekonomi. Indikator EkonomiGNP (Gross National Product) yaitu indikator yang umum digunakan untuk menilai perkembangan ekonomi adalah melalu pendapatan nasional riil dalam jangka waktu yang panjang, yaitu 1 tahun. Pendapatan nasional dapat menunjukkan output akhir yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Indikator Non EkonomiIndeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) sebagai sebuah ukuran pembangunan sosial ekonomi yang fokus kepada 3 dimensi kesejahteraan manusia, yaitu tingkat harapan hidup, akses pendidikan, dan standar hidup.

Sebagai pelaku bisnis penting untuk memahami pembangunan ekonomi, terutama untuk menentukan target dan segmen pasar dari bisnis yang dimiliki. Misalnya investor bisnis akan memasuki pasar Indonesia. Investor perlu mengetahui indikator ekonomi dan indikator non ekonomi dari Indonesia. GNP Indonesia pada Desember 2014 berkisar di angka 701250.16. Indeks pembangunan manusia di Indonesia adalah 0,684 artinya cukup rendah dibandingkan negara negara lain di Asia Tenggara. Ini disebabkan karena pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Setelah mengamati jumlah angka indikator ekonomi dan non ekonomi, pebisnis dapat menilai apakah investasi yang akan dilakukannya di Indonesia cocok dengan pasar sehingga bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan target pasarnya tepat sasaran. Misalnya PT Cahaya Buana Intitama bergerak di bisnis manufaktur. Produk yang di jual adalah berbagai barang skunder seperti kasur, lemari, rak buku dan lain-lain. Dari hasil pengamatan pembangunan ekonomi di Indonesia, angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kesempatan yang baik bagi perusahaan karena ini mengindikasikan bahwa daya konsumsi masyarakat di Indonesia tinggi. Untuk itu barang yang dijual tentu saja akan laku. Oleh karena itu pemahaman akan pembangunan ekonomi amat penting bagi pelaku bisnis terutama pada saat akan memasuki suatu wilayah, dengan indikator pembangunan ekonomi dapat dilihat barang yang akan ia jual akan laku di daerah tersebut atau sebaliknya.Daftar Pustaka Ekonomi Pembangunan. 12 Oktober 2015. http://sarjana.co.id/ekonomi-pembangunan/Amarullah, Amril. 12 Oktober 2015. http://news.okezone.com/read/2011/11/10/337/527526/ipm-indonesia-rendah-tamparan-bagi-pemerintah