Gcs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

glassglow comma scale

Citation preview

8. PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Tujuan Belajar :

Mahasiswa mampu & terlatih melakukan pemeriksaan dasar neurologi secara sistematis & tepat, mencakup :

- Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale)

- Pemeriksaan Fisik saraf Otak : I, III, IV, V, VI, VII & XII secara sistematis & tepat

Sistim saraf manusia terletak di dalam tubuh, tidak terlihat secara makroskopis. Untuk mengetahui fungsinya apakah normal atau tidak adalah dengan cara memberikan stimulasi pada target organ yang disarafi. Stimulasi tersebut dilakukan dengan menyesuaikan fungsi organ tersebut.

Jenis-jenis pemeriksaan Neurologi adalah :

Pemeriksaan kesadaran, fungsi kortikal luhurPemeriksaan nervus kranialisPemeriksaan rangsangan meningealPemeriksaan motorikPemeriksaan sensorikPemeriksaan koordinasiPemeriksaan gerak abnormalPemeriksaan otonom

Seluruh pemeriksaan ini harus dilakukan dengan sempurna, agar tidak terjadi salah interpretasi. Pemeriksaan neurologi ini tidak dapat untuk mengambil keputusan diagnosis secara tersendiri, akan tetapi diagnosis tetap ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan neurologi dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan Kesadaran

Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi, konversasi dan bila perlu memberikan rangsang nyeri.

Inspeksi. Perhatikan apakah pasien berespon secara wajar terhadap stimulus visual, auditoar dan taktil yang ada disekitarnya.

Konversasi. Apakah pasien memberi reaksi wajar terhadap suara konversasi, atau dapat dibangunkan olah suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dengan suara yang kuat.

3.Nyeri. Bagaimana respon pasien terhadap rangsang nyeri.

Substrat Anatomik dari Kesadaran

Jumlah input susunan saraf pusat menentukan derajat kesadaran sedangkan cara pengolahan input tersebut sehingga menghasilkan pola output susunan saraf pusat menentukan kualitas kesadaran.

Input susunan saraf pusat dapat dibedakan dalam input yang bersifat spesifik dan non spesifik. Dengan adanya dua lintasan aferen tersebut maka terdapat penghantaran aferen yang pada pokoknya berbeda. Lintasan spesifik menghantarkan impuls dari satu titik pada reseptor ke satu titik pada kortek perseptif primer. Sebaliknya lintasan aferen nonspesifik menghantarkan setiap impuls dari titik manapun pada tubuh ke titik-titik pada seluruh korteks serebri kedua sisi.

Neuron-neuron di seluruh kortek serebri yang digalakkan impuls aferen non spesifik biasa disebut sebagai neuron pengemban kewaspadaan. Aktivitas neuron tersebut digalakkan oleh neuron yang menyusun inti talamik yang dinamakan nuclei intralaminares dan disebut sebagai neuron penggalak kewaspadaan.

Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran dapat dinilai berdasarkan respon seseorang terhadap stimulus. Secara sederhana tingkat kesadaran dapat dibagi atas: kesadaran normal (kompos mentis), somnolen, sopor, koma-ringan, dan koma.

Somnolen. Keadaan mengantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somnolen disebut juga sebagai letargi, obtudansi. Tingkat keasadaran ini ditandai oleh mudahnya penderita dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsa ngan nyeri.

Sopor. Kantuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat, namun kesadarannya menurun lagi. Ia dapat mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan spontan. Dengan rangsang nyeri penderita tidak dapat dibangunkan sempurna. Reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak dapat diperoleh jawaban verbal dari penderita. Gerakan motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.

Koma-ringan (semi koma). Pada keadaan ini tidak ada respon terhadap rangsang verbal. Refleks (kornea, pupil, dll) masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri dan tidak terorganisasi. Penderita sama sekali tidak dapat dibangunkan.

Koma (dalam). Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun kuatnya.

Pembagian tingkat kesadaran seperti di atas merupakan pembagian dalam pengertian klinis dan tidak ada batasan yang jelas antara tingkatan ini.

Pembagian tingkat kesadaran tersebut memiliki kemungkinan diinterpretasikan beragam oleh pemeriksa dan agak sulit untuk diterapkan. Oleh karena itu di bidang neurologi dibuat sebuah skala yang obyektif untuk menentukan tingkat kesadaran yang dikenal sebagai SKALA KOMA GLASGOW (Glasgow Coma Scale).

Skala Koma Glasgow

Untuk menentukan tingkat perkembangan kesadaran dapat digunakan Skala Koma Glasgow yang memperhatikan tanggapan (respons) penderita terhadap rangsang dan memberikan nilai pada respon tersebut.

Tanggapan/respons penderita yang perlu diperhatikan adalah :

a.Membuka mata (eye)

b.Respon verbal (bicara) (verbal)

c.Respon motorik (gerakan) (motorik)

A.Membuka mata

- Spontan

4

- Terhadap bicara (suruh pasien membuka mata)

3

-Dengan rangsangan nyeri (tekan pada saraf supraorbital/kuku jari)

2

-Tidak ada reaksi (dengan rangsang nyeri pasien tidak membuka mata)

1

B. Respon verbal (bicara)

Baik dan tak ada dis orientasi (dapat menjawab dengan kalimat yang baik dan tahu dimana ia berada, tahu waktu, hari, bulan)

5

Kacau (confused) dapat bicara dalam kalimat, namun ada disorderientasi waktu dan tempat.

4

Tidak tepat (dapat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat)

3

Mengerang (tidak mengucapkan kata, hanya suara mengerang)

2

Tidak ada jawaban

1

C. Respon motorik (gerakan)

Menurut perintah, (Misalnya, suruh: Angkat tangan)

6

Mengetahui lokasi nyeri

(Berikan rangsang nyeri, misalnya menekan dengan jari pada supraorbita, bila oleh rasa nyeri pasien mengangkat tangannya sampai melewati dagu untuk maksud menapis rangsang tersebut berarti ia dapat mengetahui lokasi nyeri)

5

Reaksi menghindar

4

Reaksi fleksi (dekortikasi)

(Berikan rangsang nyeri, misalnya menekan dengan objek keras seperti ballpoint, pada jari kuku. Bila sebagai jawaban siku memfleksi, terdapat reaksi fleksi terhadap nyeri (fleksi pada pergelangan tangan mungkin ada atau tidak ada

3

Reaksi ekstensi (deserebrasi)

(dengan rangsang nyeri tersebut diatas terjadi ekstensi pada siku. Ini selalu disertai fleksi spastic pada pergelangan tangan)

2

Tidak ada reaksi

(Sebelum memutuskan bahwa tidak ada reaksi, harus diyakinkan bahwa rangsang nyeri memang cukup adekuat diberikan)

1

Bila kita gunakan skala Glasglow sebagai patokan untuk koma, maka koma = tidak didapatkan respons membuka mata, bicara dan gerakan dengan jumlah nilai SKG = 3.

PEMERIKSAAN SKALA KOMA GLASGOW

Checklist : Pemeriksaan Tingkat Kesadaran (GCS)

No

Aspek Yang Dinilai

Skor

0

1

2

1.

Melakukan pemeriksaan SKG komponen mata (eye/E)

2.

Melakukan pemeriksaan SKG komponen motorik (M)

3.

Melakukan pemeriksaan SKG komponen verbal (V)

4.

Menyebutkan hasil pemeriksaan SKG

5.

Menginterprestasikan hasil SKG ke dalam kondisi klinis (sadar/penurunan kesadaran)

Keterangan:

0 : tidak dilakukan

1 : dilakukan tapi kurang benar

2 : dilakukan dengan benar

% cakupan penguasaan keterampilan : Skor total/10 x 100% = %

Banda Aceh, ..2014

Tanda Tangan

Nama Observer