67

Click here to load reader

GEMPA BUMI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GEMPA BUMI

GUNUNG MELETUS

Gempa bumi berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi tiga, yaitu gempa

vulkanis, gempa tektonik, dan gempa bumi runtuhan.

Gempa bumi vulkanis

Gempa bumi vulkanik terjadi karena letusan gunung api, biasanya

pengaruhnya hanya di rasakan oleh daerah yang berdekatan dengan gunung api

tersebut.Saat terjadi gunung api meletus, dari dalam sumbat kawah muncul

tekanan gas yang menyebabkan getaran tanah yang kita rasakan sebagai gempa

bumi.

Gempa bumi tektonik

Gempa bumi tektonik terjadi karena pergeseran lempeng bumi. Karena

gempa bumi ini sering mengakibatkan perpindahan tanah, maka sering di sebut

gempa dislokasi. Kulit bumi terdiri atas lapisan batuan yang dapat mengalami

pergaseran akibat energi potensial dari dalam bumi. Lapisan bumi dapat bergeser

secara vertical dan horizontal. Pada saat lapisan kulit bumi tersebut bergeser akan

terjadi getaran yang kita namakan gempa tektonik.

1

Page 2: GEMPA BUMI

Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi runtuhan terjadi karena runtuh atau retaknya tanah. Daerah

yang terjadi gempa runtuhan adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan,

pegunungan kapur atau lubang di bawah tanah, karena batuan di dalamnya di

eksplotasi sehingga mengakibatkan munculnya rongga bawah tanah. Gempa ini

bersifat kecil.

Berdasarkan penelitian, lebih dari 90 persen gempa bumi yang terjadi

merupakan gempa tektonik. Sumbu gempa tektonik yaitu tempat dimana lapisan

kulit bumi bergeser akibat energi potensial dari dalam bumi. Sumber atau pusat

gempa tektonik yang ada di dalam bumi di sebut Hiposentrum. Sedangkan pusat

gempa di permukaan bumi di atas hiposentrum di sebut Episentrum. Pada

episentrum itulah biasanyan terjadi kerusakan yang paling parah, semakin jauh

dari episentrum kekuatan gempa semakin berkurang.

Di Indonesia sering terjadi gempa tektonik karena letaknya yang berada pada

pergeseran lempeng Mediterania dan Sirkum Pasifik.

GUNUNG MELETUS

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat

endapan magma di dalam perut bumiyang didorong keluar oleh gas yang

bertekanan tinggi.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan

suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma

yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa

mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu

dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa

membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering

meletus disebut gunung berapi aktif.

Berbagai Tipe Gunung Berapi

2

Page 3: GEMPA BUMI

1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)

2. Gunung berapi perisai (shield volcano)

3. Gunung berapi maar

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara

lain

Suhu di sekitar gunung naik.

Mata air menjadi kering

Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

Tumbuhan di sekitar gunung layu

Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil letusan gunung berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut

antara lain Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2),Hidrogen

Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat

membahayahan manusia.

Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari

dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti

aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya.

Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material

lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

Abu letusan

3

Page 4: GEMPA BUMI

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi

letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan

sampai ratusan kilometer jauhnya.

Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam

gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan

suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada

tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat

menyebabkan sesak napas.

4

Page 5: GEMPA BUMI

LITOSFER

Lithosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang berarti batu, dan

sphaira yang berarti bulatan.

Lithosfer diartikan sebagai lapisan kulit bumi yang terdiri atas bebatuan

yang mengikuti bentuk bulatan bumi.

Lithosfer merupakan lempengan keras dan kaku tetapi selalu bergerak

karena berada di atas lapisan bumi yang bersifat elastis.

Lithosfer meliputi dua bagian yaitu :

Lapisan Sial, terbentuk atas paduan logam silisium dan aluminium.

Lapisan ini bersifat kaku dan padat. Umumnya terdapat pada

kontinen/daratan.

Lapisan Sima, terbentuk atas paduan logam silisium dan magnesium.

Lapisan ini bersifat elastis. Umumnya terdapat pada dasar samudera.

Batuan penyusun lithosfer

Batuan Beku, terbentuk karena adanya proses pendinginan magma,

semakin dingin maka semakin beku.

Batuan beku dalam/tubir/plutonik, pembekuannya terjadi dekat

dengan dapur magma. Karena proses pembekuan memakan

5

Page 6: GEMPA BUMI

waktu yang lama maka kristalisasinya menjadi sempurna.

Contohnya adalah granit, diorite, batholit, dan gabro.

Batuan beku korok/gang/porfirik, pembekuannya terjadi jauh

dari dapur magma tetapi belum sampai permukaan bumi.

Karena proses pembekuan terjadi tidak lama dan tidak cepat,

maka kristalisasinya tidak semuanya sempurna, bercampur

antara kristal besar dan kecil. Contohnya adalah granit porfir

dan diorite porfir.

Batuan beku luar/leleran/efusif, pembekuannya terjadi ketika

magma mencapai permukaan bumi. Karena proses pendinginan

berlangsung sangat cepat maka kristalisasinya sangat halus.

Batuan Sedimen, terbentuk karena adanya proses pengendapan

di permukaan bumi.

Berdasarkan proses pembentukannya

I. Batuan sedimen klastis, susunan kimianya sama dengan batuan induk.

Perubahan bentuk hanya karena proses mekanik dari yang asalnya besar

menjadi serpihan kecil-kecil, transportasinya oleh arus sungai atau karena

gaya gravitasi.

II. Batuan sedimen kimiawi, susunan kimianya mengalami perubahan

dibandingkan dengan batuan induk. Perubahan bentuk karena adanya

proses pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan lain-lain.

III. Batuan sedimen organik, sumbernya adalah sisa-sisa organisme.

Berdasarkan tenaga yang mengendapkannya

I. Batuan sediment aeolik/aerik, oleh angin

II. Batuan sediment aquatic, oleh air

III. Batuan sediment glacial, oleh gletser/es

IV. Batuan sediment marin, oleh arus/gelombang laut.

Berdasarkan lokasi terjadi sedimentasi

I. Batuan sediment alluvial, di sekitar sungai

II. Batuan sediment delta, di muara sungai

6

Page 7: GEMPA BUMI

III. Batuan sediment guru, di padang pasir

IV. Batuan sediment glacial, di daerah kutub

V. Batuan sediment laut, di laut dangkal.

Batuan Malihan (Metamorf), terbentuk karena adanya proses

lanjutan terhadap batuan beku maupun batuan sediment, yang

disebabkan oleh adanya tekanan dan suhu serta waktu yang cukup

lama.

Tenaga Pembentuk Muka Bumi

Keanekaragaman rupa muka bumi disebabkan oleh pengaruh dari tenaga :

Endogen, yang terdiri dari tektonisme, vulkanisme dan seisme

Eksogen, yang di antaranya adalah pelapukan, erosi, abrasi, dll

Vulkanisme, adalah proses pergerakan magma menembus lapisan bumi ke

atas, menyusup pada litosfer. Jika sampai permukaan bumi maka proses ini

disebut ekstrusi magma, namun jika tidak sampai menembus permukaan bumi

maka disebut intrusi.

Ekstrusi magma dapat terdiri dari :

Erupsi linier, yaitu magma yang keluar melalui rekahan kulit bumi dan

biasanya membentuk plato pada muka bumi

Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar permukaan bumi membentuk

gunung gunung.

Erupsi areal, yaitu magma yang melelh di permukaan bumi karena

letaknya yang sangat dekat dengan permukaan bumi, biasanya membentuk

gunung berapi yang sangat luas

Intrusi magma dapat terdiri dari :

I. Sills/lempeng intrusi, yaitu magma yang menyusup di antara dua lapisan

batuan, mendatar.

II. Lakolit, yaitu magma ang menerobos di antara lapisan bumi paling atas,

berbentuk lapisan cembung

III. Gang/korok, yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan

membentu di sela lipatan/korok.

7

Page 8: GEMPA BUMI

IV. Diatrema, adalah saluran/pipa yang menghubungkan dapur magma dengan

kepundan gunung berapi.

Tektonisme, adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang mneyebabkan

perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertical. Tenaga ini

meliputi :

Orogenetik, yaitu gerakan yang menyebabkan terjadinya lipatan, patahan,

dan retakan.

Epirogenentik, yaitu gerakan yang dapat menimbulkan perubahan yang

meluas pada permukaan bumi.

Seisme, adalah getaran yang menyebabkan adanya pelepasan energi berupa

gelombang yang menjalar pada permukaan bumi.

Pelapukan, adalah proses perusakan sebagian permukaan bumi oleh tenaga

eksogen, yang meliputi pelapukan fisik/mekanik, pelapukan organic dan

pelapukan kimiawi.

8

Page 9: GEMPA BUMI

ASMOSFER

Atmosfer merupakan lapisan gas yang melingkupi bumi yang

dipertahankan oleh gravitasi bumi. Atmosfer melindungi bumi dengan menyerap

radiasi sinar ultraviolet, menghangatkan permukaan bumi melalui retensi panas

serta mengurangi perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam.Susunan

atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan yang dibedakan

berdasarkan suhu udara. Berdasarkan suhunya, atmosfer terdiri dari lima lapisan.

Troposfer

Lapisan pertama disebut troposfer. Tebal lapisan ini bervariasi antara 8

hingga 16km. Lapisan paling tebal terdapat di daerah tropis, suhu hangat

9

Page 10: GEMPA BUMI

menyebabkan ekspansi vertikal atmosfer bagian paling bawah. Dari daerah tropis

ke arah kutub bumi, ketebalan troposfer semakin menipis.

Ketebalan lapisan troposfer di kutub dapat mencapai setengah dari

ketebalan lapisan daerah tropis. Ketebalan rata-rata troposfer adalah

11km. Sekitar 80 persen massa atmosfer terdapat di troposfer. Troposfer

merupakan lapisan tempat mayoritas aktivitas cuaca di bumi terjadi.

Suhu udara maksimum juga terdapat di permukaan bumi dekat lapisan ini.

Semakin ke atas, suhu udara menurun dengan rata-rata 6,5°C per 1000m. Puncak

lapisan troposfer bersuhu sekitar -56,5°C. Pada bagian teratas troposfer, terdapat

zona transisi yang disebut tropopause.

Stratosfer

Di atas tropopause adalah lapisan stratosfer. Lapisan ini berketinggian

sekitar 11 hingga 50km di atas permukaan bumi. Stratosfer mengandung 19,9

persen massa atmosfer. Di lapisan ini, tidak banyak terjadi aktivitas cuaca. Pada

9km lapisan pertama stratosfer, suhu konstan dengan ketinggian. Zona dengan

suhu konstan di atmosfer disebut lapisan isothermal.

Mulai ketinggian 20 hingga 50km, suhu semakin naik berbanding lurus

ketinggian. Suhu tertinggi stratosfer terbentuk karena konsentrasi lokal molekul

gas ozon. Molekul ini menyerap sinar ultraviolet, kemudian

membentuk energi panas yang menghangatkan stratosfer.

Ozon di atmosfer memiliki konsentrasi bervariasi antara ketinggian 10

hingga 50km. Lapisan ini disebut lapisan ozon. Lapisan ozon penting karena

melindungi permukaan bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Tanpa lapisan ozon,

tidak akan ada kehidupan di muka bumi.

10

Page 11: GEMPA BUMI

Mesosfer

Mesosfer dan stratosfer dibatasi oleh zona transisi yang disebut

stratopause. Di mesosfer, atmosfer memiliki suhu terdingin (sekitar -90°C) pada

ketinggian sekitar 80km. Pada bagian puncak mesosfer, terdapat zona transisi

yang disebut mesopause.

Termosfer

Suhu di termosfer dapat mencapai lebih dari 1200°C. Suhu ini dihasilkan

dari penyerapan radiasi secara intensif oleh molekul oksigen. Meskipun suhunya

tampak ekstrem, energi panas yang terlibat sangat kecil. Jumlah panas yang

disimpan oleh suatu zat bergantung pada massanya. Udara di termosfer sangat

tipis dengan molekul gas terpisah karena jarak yang jauh.

Eksosfer

Lapisan terluar atmosfer adalah eksosfer. Di lapisan ini, kerapatan

udaranya sangat tipis. Kandungan gas utama lapisan eksosfer adalah hidrogen. Di

lapisan ini, terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu

meteorit. Cahaya ini disebut dengan cahaya zodiakal.

Lapisan-lapisan Atmosfer dibagi menjadi 5 macam menurut ketinggiannya. yaitu:

Troposfer (0–15 km)

Troposfer berada pada lapisan atmosfer paling bawah. Manusia dan

makhluk hidup lain hidup di lapisan ini. Lapisan ini menjadi tempat akumulasi

gas-gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida. Uap air dan karbon dioksida yang

banyak terdapat pada lapisan ini berfungsi menjaga

keseimbangan panas permukaan Bumi, terutama yang ditimbulkan oleh radiasi

sinar inframerah dari Matahari. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu seiring

11

Page 12: GEMPA BUMI

dengan peningkatan ketinggian karena sangat sedikit penyerapan radiasi

gelombang pendek dari Matahari.

Stratosfer (15–50 km)

Stratosfer mempunyai dua lapisan molekul-molekul gas tipis yang tidak

terdapat troposfer. Lapisan bawah mengandung bahan sulfat yang memengaruhi

terjadinya hujan. Di stratosfer bagian atas terdapat lapisan ozon terbesar.

Stratosfer adalah lapisan inversi, yaitu semakin tinggi dari permukaan Bumi, suhu

udara akan meningkat. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozon yang

menyerap radiasi ultraviolet dari Matahari. Bagian stratosfer paling atas disebut

stratopause, yaitu lapisan yang membatasi stratosfer dan mesosfer.

Mesosfer (50–85 km)

Suhu udara di lapisan mesosfer sangat dingin mencapai –100°C. Suhu

yang sangat dingin ini menyebabkan meteor-meteor dari luar angkasa yang sangat

panas pecah dan berubah menjadi batuan-batuan kecil yang tidak membahayakan

kehidupan di Bumi. Di mesosfer terdapat lapisan ion atau udara bermuatan listrik

yang disebut lapisan D. Lapisan D terbentuk karena sinar ultraviolet pada

molekul-molekul udara bertemu dengan elektron bermuatan listrik negatif. Awan

sinar malam yang berasal dari uap air atau debu meteorit muncul pada lapisan ini.

Termosfer (85–500 km)

Pada lapisan termosfer terjadi ionisasi gas-gas oleh radiasi matahari

sehingga lapisan ini dikenal juga dengan ionosfer. Berkat adanya gasgas yang

mengalami ionisasi ini, sinyal-sinyal radio komunikasi dari permukaan Bumi

dapat dipantulkan kembali ke Bumi, sehingga aktivitas komunikasi dapat terjadi.

Pada lapisan ini terdapat pula sinar kutub (aurora) yang muncul di kala fajar atau

petang.

12

Page 13: GEMPA BUMI

Eksosfer (lebih dari 500 km)

Kandungan gas utama pada lapisan eksosfer adalah hidrogen. Kerapatan

udaranya semakin tipis sampai hampir habis di ambang luar angkasa. Cahaya

redup yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer.

Cahaya ini sebenarnya merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu

meteorit yang jumlahnya banyak dan melayang di angkasa. Satelit-satelit buatan

biasanya berada di lapisan ini

Masalah Lingkungan Yang Bersifat Global

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya

Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal

15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai

dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18

Mei 1972.

Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya

populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang

pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan

industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala

kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat

terjadinya pencemaran lingkungan.

Pemanasan Global

Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan

kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk.

Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya

kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer

dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang

dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang

disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.

13

Page 14: GEMPA BUMI

Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah

meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi

dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat.

Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila

kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan

menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 – 4,5 0C sekitar tahun

2030.

Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya

perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan

ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon

dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat

menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-

bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan

mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba

yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global. 

Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah

kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat

mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan

bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas

cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang.

Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak

negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-

ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Hujan Asam

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah

urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam

14

Page 15: GEMPA BUMI

dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.

Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer

jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak

sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi

dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur

oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan

bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat

(H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi

bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam. 

Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan

berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan

lingkungan terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau

airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal

dengan “danau mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komoditi pertanian

serta menimbulkan kerusakan hutan.

Menipisnya Lapisan Ozon

Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan

ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati

pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada

lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95%

lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan

ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang

angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan

bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia.

Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet

matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet

menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan

15

Page 16: GEMPA BUMI

tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas

komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.

Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20

m dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih

ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam

rantai makanan di laut

PENIPISAN LAPISAN OZON BUMI

Selubung hijau di bumi dengan cepat menyust dan tingkat polusi

meningkat sangat mengkhawatirkan. Kini, manusia harus memerangi banyaknya

kerusakan akibat yang dilakukan oleh manusia yang dapat membahayakan alam

dengan berbagai cara selama bertahun-tahun. Perubahan iklim yang

mengkhawatirkan, deforestasi, penghancuran habitat dan musnahnya spesies,

meningkatnya tingkat polusi, itu semua adalah hanya beberapa isu lingkungan

terbaru yang kita hadapi sekarang. Mari kita lihat lebih dalam isu lingkungan yang

besar yang kita hadapi saat ini.

Isu Lingkungan Saat ini:

Pemanasan global

16

Page 17: GEMPA BUMI

Pemanasan global adalah salah satu isu lingkungan yang besar yang kita

hadapi saat ini. Istilah ini semakin penting di suhu atmosfer, dekat permukaan

bumi, yang disebabkan oleh berbagai alasan. Para ilmuwan berpendapat bahwa

kenaikan tingkat karbon dioksida lebih lanjut akan memperburuk situasi.Efek

rumah kaca menyebabkan panas bumi akan terperangkap di atmosfer, yang

menyebabkan peningkatan suhu. Pemanasan global telah demikian menyebabkan

perubahan dalam iklim bumi, menyebabkan suhu naik. Hal ini memiliki efek pada

berbagai spesies tergantung pada hukum-hukum dasar alam. Perubahan iklim juga

membuat isu cara bertahan hidup menjadi sulit. Bumi yang menghangat juga

menyebabkan perubahan dalam pola curah hujan dan itu juga berakibat pada

manusia, tumbuh-tumbuhan, juga pada hewan.

Penipisan Ozon

CFC dianggap menjadi penyebab utama penipisan ozon. istilah penipisan

ozon berarti penurunan kuantitas ozon di startosfer bumi. hilangnya ozon di

stratosfer bagian bawah pertama kali tercatat di Antartika pada 1970-an. Atmosfer

bumi terdiri dari banyak lapisan dan bentuk ozon ada di stratosfer.

Chlorofluorocarbons (CFC) untuk kuantitas kecil terdapat pada atau digunakan di

Air Conditioner (AC) dan aerosol. Zat ini saat dilepaskan akan menambah

penipisan ozon, yang menyebabkan lapisan ozon di antartika menjadi bolong.

Karena penipisan ozon; manusia dihadapkan dengan berbagai masalah lain seperti

efek berbahaya dari sinar Ultra Violet (UV) yang pada gilirannnya mempengaruhi

tanaman dan berbagai spesies hewan lainnya.

Polusi

Polusi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, mungkin hal ini sudah

menjadi kebal di kehidupan kita yang serba cepat. Polusi udara terjadi dengan

penambahan bahan kimia berbahaya ke atmosfir bumi. Zat polutan utama

dihasilkan oleh karbon monoksida, CFC, nitrogen oksida dan belerang dioksida.

Polusi air disebabkan ketika limbah dilepaskan ke dalam air yang sehingga

mengotori zat cair ini. Tanah bahkan dapat terkontaminasi karena kegiatan

17

Page 18: GEMPA BUMI

bebagai industri. Polusi suara juga merupakan masalah lingkungan yang dapat

menyebabakan kerusakan dengan berbagai cara.

Hilangnya Sumber Daya Alam

Dengan meningkatnya populasi, kita dapat melihat hilangnya Sumber

Daya Alam (SDA). Hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Ada banyak alasan

yang menyebabkan hilangnya SDA. Dalam hal ini dapat mempengaruhi

ekosistem. Kegiatan seperti penangkapan yang berlebihan menyebabkan banyak

spesies akan berada di ambang kepunahan. Hutan dibabat habis untuk memenuhi

permintaan meningkat kebutuhan kertas, kayu atau bahkan untuk tanah.

Pertambangan dan pembakaran bahan bakar fosil telah fosil telah menyebabkan

penurunan lebih lanjut sumber daya.

Hal dia atas adalah beberapa isu lingkunagn yang harus kita atasi pada saat ini.

Pada tulisan kali ini, saya akan membahas tentang Menipisnya Lapisan Ozon

Bumi.

Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 – 48 km (12 –

30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon.

Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh

sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah

18

Page 19: GEMPA BUMI

terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul

nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah

akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan

ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari

radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para

ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia

klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas

pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas

ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari

yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul

ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul

ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika

Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin

halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan

ozon.

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi

penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak

tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai

makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman

dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer

membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran

pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah

kardiopulmoner (penyakit jantung).

CFC banyak digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak

terkira banyaknya, seperti:

1. AC

2. kulkas yang tidak berlabel non-CFC

19

Page 20: GEMPA BUMI

3. bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot

untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum

4. pembuatan busa

5. bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam

atmosfer sebelum dihapuskan.

Mekanisme Perusakan Lapisan ozon

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke

dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan

sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya

memusnahkan ozon dan menghasilkan Lubang Ozon.

Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV

memasuki bumi. Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan

ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan

‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal

pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas

telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon

berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991,

permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh

Antartika.

Regulasi

1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon.

Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP),

WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk

mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang.

Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data

20

Page 21: GEMPA BUMI

Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah

internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia

terhadap lapisan ozon;

1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk

perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36

negara termasuk Amerika Serikat.

1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh

Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh

Presiden AS George Bush.

1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National

Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti

Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372

mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan

gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.

1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan

produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan

dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.

1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan

dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.

Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan

lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti

CFC

hingga 2020 pada negara maju dan

hingga 2016 di negara berkembang.

Upaya Indonesia

21

Page 22: GEMPA BUMI

Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi

Vienna maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No

23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden itu, Indonesia juga punya

kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO) secara

bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus

penggunaan BPO (Bahan Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007,

termasuk menghapus penggunaan freon dalam alat pendingin pada tahun 2007.

Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia telah

menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC

diperoleh dalam bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF), di

mana UNDP menjadi salah satu lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari

UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek investasi tersendiri di sektor

busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor pendinginan.

Pekerjaan di kedua sektor ini telah membantu mengurangi produksi CFC

Indonesia sebanyak 498 ton metrik dan 117 ton metrik di masing-masing sektor.

Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya

pemakaian CFC oleh negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna

menormalkan kembali kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari

semua pihak. Baik negara maju maupun negara berkembang yang saat ini masih

menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya

perlu melakukan tindakan yang diperlukan. Tindakan yang dapat kita lakukan saat

ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak

menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang

dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini.

Radiasi UV dapat menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam

menyerap CO2. CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca, sehingga menyebabkan

konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dan terjadilah pemanasan

global. Kerusakan mata, meluasnya penyakit infeksi, dan peningkatan kasus

22

Page 23: GEMPA BUMI

kanker kulit adalah sebagian dari dampak yang akan timbul, jika lapisan ozon

semakin menipis. Jika dibiarkan, radiasi UV tersebut juga akan menyebabkan

vaksinasi terhadap sejumlah penyakit menjadi kurang efektif, dan akan memicu

reaksi foto kimia yang menghasilkan asap beracun dan hujan asam.

Untuk mengantisipasi kian parahnya lapisan ozon, dunia internasional pun

sepakat mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO) termasuk CFC

secara bertahap. Kesepakatan internasional yang diadakan di Wina, Austria pada

22 Maret 1985 dan pertemuan di Montreal, Kanada pada 16 September 1987 itu

kemudian menghasilkan Konvensi Wina dan Protokol Montreal.

Dalam pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol Montreal, Indonesia

memperoleh bantuan dana dan teknis dari Multilateral Fund (MLF). Liana

menjelaskan bantuan MLF itu sebagian besar disalurkan ke berbagai perusahaan

yang dalam proses produksinya masih menggunakan bahan-bahan perusak ozon

untuk digantikan dengan bahan-bahan penggantinya yang tidak merusak ozon.

Karena itu, kerusakan lapisan ozon tidak hanya membahayakan jiwa

manusia, tetapi juga hewan, tanaman, dan bangunan. Untuk itu, diperlukan upaya

meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program

perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan

lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak

merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin

meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan ini tidak dapat

dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.

23

Page 24: GEMPA BUMI

PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL

Pengertian Pemanasan Global (Global warming)

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata

atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang

cepat. Menurut para ahli meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-rata

temperatur ini telah meningkat dari 15oC menjadi 15.6oC. Hasil pengukuran yang

lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data pengukuran satelit sejak tahun

1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980,

tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai perubahan

temperatur rata-rata bumi ini kecil tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap

lingkungan.

Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil,

seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan

gas-gas lainnya seperti Metana, Chlor, Belerang dan lain sebagainya. Pelepasan

gas-gas tersebut telah menyebabkan munculnya fenomena yang disebut dengan

Efek Rumah Kaca (green house effect).

Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas yang dilepaskan dari hasil

pembakaran bahan bakar fosil bersifat seperti rumah kaca. Rumah kaca bersifat

24

Page 25: GEMPA BUMI

meloloskan radiasi gelombang pendek dari radiasi matahari, tetapi akan menahan

pantulan radiasi matahari tersebut yang setelah mencapai permukaan bumi,

berubah menjadi radiasi gelombang panjang. Selama matahari bersinar, akan

terjadi akumulasi radiasi sehingga temperatur di dalam rumah kaca akan semakin

panas.

Secara umum, negara negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris,

Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Jepang dan Kanada merupakan negara-negara

penghasil gas rumah kaca terbesar, sehingga disinyalir sebagai negara-negara

yang paling bertanggung jawab terhadap pemanasan Global. Untuk menetralisir

citra negatif yang melekat pada negara-negara industri tersebut, mereka terkadang

menuduh negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Brasil yang memiliki

hutan yang luas, ikut bertanggung jawab pula terhadap pemanasan global karena

praktek penebangan hutan. Padahal kebutuhan kayu di negara-negara industri

tersebut sebagian besar dipenuhi dari penebangan hutan-hutan di negara

berkembang.

Dampak pemanasan global yang terjadi di setiap negara berbeda karena

faktanya iklim di setiap negara berbeda yaitu terdiri dari tropik dan subtropik. Di

negara subtropik yang memiliki 4 musim, dampak pemanasan global terutama

terjadi pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat musim panas (suhu lebih

panas) dan saat musim dingin (suhu lebih dingin). Sedangkan dampak yang

terjadi di daerah tropik terutama berpengaruh terhadap pergeseran musim (awal

dan akhir musim hujan atau kemarau) serta meningkatnya kasus wabah penyakit.

Selain itu dampak yang dirasakan oleh negara kepulauan adalah ancaman

berkurangnya panjang garis pantai akibat meningkatnya tinggi muka laut karena

mencairnya lapisan es di kutub.

Dampak yang terjadi akibat pemanasan global sangat beragam yaitu

dampak terhadap cuaca, tinggi muka air laut, pertanian, hewan dan tumbuhan

serta kesehatan manusia.

25

Page 26: GEMPA BUMI

Akibat pemanasan global temperatur pada musim dingin dan malam hari

akan cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan lebih cepat menguap

dari tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.

Topan badai lebih sering terjadi.

Pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub. Akibatnya tinggi

muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad 20. Diprediksi

pada abad 21, akan terjadi peningkatan tinggi muka air antara 9 – 88 cm.

Padahal menurut perhitungan para ahli IPPC (lembaga internasional yang

menangani perubahan iklim), kenaikan 100 cm muka air laut akan

menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17.5 persen daerah Bangladesh. Dan

ribuan pulau kecil di Indonesia akan tenggelam.

Wabah penyakit yang biasanya ditemukan di daerah tropik, seperti malaria

dan DBD diperikirakan akan meningkat sebesar 60 %.

Fakta yang tercatat menunjukkan bahwa akibat gelombang panas yang

terjadi pada bulan Juni 2003 telah menewaskan 25.000 penduduk Eropa.

Sedangkan menurut laporan BBC, musim dingin yang ekstrim yang terjadi pada

bulan Desember 2003 telah menyebabkan kematian 2500 penduduk Inggris.

Bahkan menurut laporan WHO pada bulan Desember 2003, pemanasan global

telah membunuh 150 ribu orang tiap tahun. Menurut perkiraan WHO, dalam 30

tahun mendatang, angka kematian yang disebabkan oleh pemanasan global akan

mencapai angka 300 ribu per tahun.

Penyebab global warming

Penyebab global warming – Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para

ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari

studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah

dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh?

Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap?

Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau

karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

26

Page 27: GEMPA BUMI

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang

kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang

bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek,

dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek

rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah

untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal,

sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka

Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu

sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke

permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan

Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul

terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah

kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe

gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air,

dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca,

seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika

konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur

permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan

semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan

membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas

rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida

dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut,

kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor

seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda

antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan

27

Page 28: GEMPA BUMI

permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau

sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang

ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer

menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas,

memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global

menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari

3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas

rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu

juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta

udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan

sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang

kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa

Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam

yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi

‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An

Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak

sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang

manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan

bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan

adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat

radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan

energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing

sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah

menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru

kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah

(antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global

(Gb.1).

28

Page 29: GEMPA BUMI

Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama

gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada

tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari

masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi

peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005),

tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per

tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per

tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah

penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah

(pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es).

Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per

milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada

tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu

tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan

penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319

ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya

29

Page 30: GEMPA BUMI

adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut

menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon

hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih

tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian

perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon

troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon

monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan

pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan

deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang

bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar

Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada

pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang

berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat

perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi

kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca

pada bagian kedua tulisan ini.

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph

Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit

(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan

keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit

alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas

pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan

dibahas di masing-masing artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek

rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca

ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).

30

Page 31: GEMPA BUMI

Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh

ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph

Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit

(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan

keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit

alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas

pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan

dibahas di masing-masing artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek

rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca

ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).

Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh

ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon

dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini

disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan

bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut

untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:

25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer

25% diserap awan

45% diserap permukaan bumi

5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah

oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang

31

Page 32: GEMPA BUMI

dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk

dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca

diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan

malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang

dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa

senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas

tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya

perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan

terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya

untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan

mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya

permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya

suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut

yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat

besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu

rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap

seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-

4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di

atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari

permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan

bumi menjadi meningkat.

32

Page 33: GEMPA BUMI

Penyebab Efek kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi

gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi

gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaranbahan bakar

minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui

kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau

partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5%

dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra

merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang

dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk

dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca

diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan

malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur

dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta

beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon

(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek

rumah kaca.

Gas Kontribusi Sumber emisi global %

CO2 45-50% Batu bara 29

Minyak Bumi 29

33

Page 34: GEMPA BUMI

Gas alam 11

Penggundulan hutan 20

lainnya 10

CH4 10-20%

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita mengenal hujan yang memang

hampir kita jumpai setiap hari. Hujan secara umum bersifat asam (pH sedikit di

bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan

memiliki bentuk sebagai asam lemah (H2CO3). Jenis asam dalam hujan yang

biasa terjadi ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam

tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Sedangkan, hujan asam yang

kita kenal dapat diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.

Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia

menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan

asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Deposisi asam ada dua

jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa

kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat

terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun

asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan

yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya

deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. Deposisi basah ialah

turunnya asam dalam bentuk hujan.

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi

dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan

asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga

34

Page 35: GEMPA BUMI

listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).

Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan

kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.

Pada dasarnya, Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang

merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang

bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Sekitar

50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari

letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50%

lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran Bahan Bakar

Fosil (BBF), peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung

belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Sedangkan zat

nitrogen oxides 50% terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga

terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF.

Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50%

nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas.

Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nitrogen oxides yang terbentuk.

Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan

perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer dan di saat mereka bercampur dengan

uap air akan membentuk zat asam sulfat dan nitrat yang mudah larut. Saat air

hujan turun, zat-zat tersebut ikut larut dan jatuh ke bumi.

Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan

bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam

memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada

lingkungan abiotik, antara lain

Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species

yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling

pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau

memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim,

35

Page 36: GEMPA BUMI

2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan

berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang

terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis

batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

Tumbuhan dan Hewan

Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu

kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh.

Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan

bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan

akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya

pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. 

Sebenarnya, ada cara yang sangat ampuh untuk mengurangi hujan asam,

yakni dengan pengurangan penggunaan minyak bumi (Bahan Bakar Fosil),

namun, karena sampai sekarang manusia masih tergantung pada BBF tersebut,

maka cara tersebut tidaklah efektif bagi masyarakat yang masih butuh BBF. Oleh

sebab itu, Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara

menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang

mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet

scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara

lainnya.Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas

yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur

dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan

gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat

dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik

dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi

menjadi Kalsium Sulfat.

36

Page 37: GEMPA BUMI

PENYEBAB, DAMPAK DAN UPAYA PENGENDALIAN HUJAN ASAM

Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-

benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara

berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama

kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di

Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar

adalah deposisi asam.

Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah.

Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam

yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran

udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat

terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang

mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber

pencemaran.

Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi

apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan

dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula

terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam

itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.

Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.

Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang

larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam

hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah

yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan pada dasarnya memiliki tingkat keasaman berkisar pH 5, apabila

hujan terkontaminasi dengan karbon dioksida dan gas klorine yang bereaksi serta

bercampur di atmosphere sehingga tingkat keasaman lebih rendah dari pH 5,

disebut dengan hujan asam.

37

Page 38: GEMPA BUMI

Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur

Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui

pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia

terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran

hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia,

misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik.

Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4%

sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang

dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah

menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).

Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat industri di Eropa, Amerika Utara

dan Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah antrofogenik. Di Inggris, 2/3

SO2 berasal dari pembangkit listrik batu bara, di Jerman 50% dan di Kanada 63%

(Anonim, 2005). 

Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer

secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama

akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam

batubara , 40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam

mkinyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang

terbentuk. 

Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan

senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping

aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan

juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu

semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida

tersebut.

Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan

perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air

akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan,

38

Page 39: GEMPA BUMI

kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat

terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan

nitrogen mengendap pada logam serta mongering bersama debu atau partikel

lainnya (Anonim. 2005).

Dampak Hujan Asam 

Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan

bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam

memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada

lingkungan abiotik, antara lain :

Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species

yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling

pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau

memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim,

2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan

berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang

terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis

batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

Tumbuhan dan Hewan

Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu

kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh.

Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan

bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan

akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya

pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau,

Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis

batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.

Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil

39

Page 40: GEMPA BUMI

fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun.

Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di

tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut.

Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun

menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.

Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya

aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan

mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini

menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya

tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan

berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman

hayati tamanan juga semakin menurun.

Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada

permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari

analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang

rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi

tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari

tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian

magnesium di daun.

Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap

hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH

tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan

rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain

juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit.

Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air

dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.

40

Page 41: GEMPA BUMI

Kesehatan Manusia

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun

belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara

khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan

banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor

kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang

berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap

pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat. 

Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan

asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya

partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-

paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat

mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat

mengalami kontak langsung dengan kulit.

Korosi

Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa

material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta

logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument

termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan

melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah

menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan. 

Upaya Pengendalian Deposisi Asam

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan

bakar yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat

pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan

dan penghematan energi. 

41

Page 42: GEMPA BUMI

Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah

Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah

sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara,

sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan

belerang yang tinggi.

Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan

tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan

menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen.

Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-

hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran

metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran

bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker). 

Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran

Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan

teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara diasanya

dicuci untukk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta

mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida(

sampai 50-90% (Soemarwoto, 1992).

pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran

Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu

pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in

multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi

sampai 80% dan NOx 50%.

Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu

pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi

dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu

42

Page 43: GEMPA BUMI

mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam

bahan bakar maupun dari nitrogen udara.

Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur

atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke

dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang

teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan"

dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat

(H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga

diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari

sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut

gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam.

Pengendalian Setelah Pembakaran

Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran.

Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD)

(Akhadi, 2000. Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas

limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad,

2006). Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari

cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah

menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah

dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang

dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.

Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum

yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena

dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan.

Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum

boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah (ceiling

boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis

dinding (wall boards). 

43

Page 44: GEMPA BUMI

Amerika Serikat merupakan negara perintis dalam memproduksi gipsum

sintetis ini. Pabrik wallboard dari gipsum sintetis yang pertama di AS didirikan

oleh Standard Gypsum LLC mulai November tahun 1997 lalu. Lokasi pabriknya

berdekatan dengan stasiun pembangkit listrik Tennessee Valley Authority (TVA)

di Cumberland yang berkapasitas 2600 megawatt. 

Produksi gipsum sintetis merupakan suatu terobosan yang mampu

mengubah bahan buangan yang mencemari lingkungan menjadi suatu produk baru

yang bernilai ekonomi. Sebagai bahan wallboard, gipsum sintetis yang diproduksi

secara benar ternyata memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan gipsum

yang diperoleh dari penambangan. Gipsum hasil proses FGD ini memiliki ukuran

butiran yang seragam. Mengingat dampak positifnya cukup besar, tidak mustahil

suatu saat nanti, setiap PLTU batu bara akan dilengkapi dengan pabrik gipsum

sintetis.

Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang,

dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang

sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Teknologi

yang digunakan juga harus diperhatikan, teknologi yang berpotensi mengeluarkan

emisi hendaknya diganti dengan teknologi yang lebih baik dan bersifat ramah

lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup, kita sering kali

berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal transportasilah yang merupakan

penyebab tertinggi pencemaran udara. Oleh karena itu kita harus memenuhi kadar

baku mutu emisi, baik di industri maupun transportasi.

44

Page 45: GEMPA BUMI

DAFTAR PUSTAKA

1. http://arifzainur.blogspot.com/2009/02/gempa-bumi.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_meletus

3. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2009/08/pengertian-lithosfer-berasal-

dari.html

4. http://www.ardianrisqi.com/2009/12/lapisan-lapisan-atmosfer.html

5. http://sepriblog.blogspot.com/2010/12/masalah-lingkungan-yang-bersifat-

global.html

6. http://visamir.wordpress.com/2010/04/16/penipisan-lapisan-ozon-bumi/

7. http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-pemanasan-global.html

8. http://www.membuatblog.web.id/2010/03/penyebab-global-warming.html

9. http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca

10. http://tugasbenomagritspmb.multiply.com/journal/item/4/

Penyebab_Efek_Rumah_Kaca

11. http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2063235-hujan-asam/

12. http://anafio.multiply.com/reviews/item/5

45