11
It GEOARKEOLOGI PEMUKIMAN NEOLITIK Semua pertanyaan yang berkaitan dengan pemukiman Pasifik dan Australia menyangkut - sebagai tempat asa1 dari dua arus pemukiman yang dalam pemikiran masa kini dianggap sebagai cikal bakal budaya prasejarah Australia, Melanesia dan kemudian Polynesia; - sebagai pusat penyebaran sebagian besar flora dan fauna, yang tadinya dimanfaatkan oleh manusia dan kemudian dibudidayakan pada m an "neolitik". wilayah bagian barat New Guinea, yaitu wilayah Nusantara dan Filipina: Inti program in¡ berkaitan dengan budaya neolitik, yaitu: - studi tentang berbagai proses hunian dalam kaitannya dengan evolusi paleogeografi dan hipotesis umum yang berlaku sekarang dengan melaksanakan penelitian-penelitian yang bersifat geoarkeologis - studi tentang kontribusi neolitik Indonesia bagi Melanesia atau sebaliknya. Tujuan Pemisahan pulau-pulau (Borneo, Jawa, Sumatra, Bali) diperkirakan terjadi antara 16.000 dan 12.000 tahun yang lalu (dikaitkan dengan penurunan suhu 3 sampai 8 derajat dibandingkan dengan 20.000 tahun yang lalu). Banyak situs tentunya telah terendam sedikit demi sedikit oleh naiknya air. Antara 16.000 dan 5.000 tahun yang lalu, daratan Sunda mengalami penyusutan dari 1,7juta km' menjadi 1 juta km2, sedangkan panjang pantainya telah dilipatgandakan dengan faktor 1,8 (daerah pantainya 3 x daratan). Selama masa transgresi dan penyusutan dataran Sunda, dapat diamati berkembangnya dua tradisi yang berbeda: tradisi alat-alat serpih di kepulauan dan tradisi j I ' Wakil Lembaga Penelitian Ilmiah Prancis bag¡ Pembangunan melalui Kerjasama (ORSTOM) untuk Indonesia s/d - 1997. 1 49 fonds Documentaire ORSTOM

Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

I t GEOARKEOLOGI PEMUKIMAN NEOLITIK

Semua pertanyaan yang berkaitan dengan pemukiman Pasifik dan Australia menyangkut

- sebagai tempat asa1 dari dua arus pemukiman yang dalam pemikiran masa kini dianggap sebagai cikal bakal budaya prasejarah Australia, Melanesia dan kemudian Polynesia;

- sebagai pusat penyebaran sebagian besar flora dan fauna, yang tadinya dimanfaatkan oleh manusia dan kemudian dibudidayakan pada m a n "neolitik".

wilayah bagian barat New Guinea, yaitu wilayah Nusantara dan Filipina:

Inti program in¡ berkaitan dengan budaya neolitik, yaitu: - studi tentang berbagai proses hunian dalam kaitannya dengan evolusi paleogeografi dan

hipotesis umum yang berlaku sekarang dengan melaksanakan penelitian-penelitian yang bersifat geoarkeologis

- studi tentang kontribusi neolitik Indonesia bagi Melanesia atau sebaliknya.

Tujuan

Pemisahan pulau-pulau (Borneo, Jawa, Sumatra, Bali) diperkirakan terjadi antara 16.000 dan 12.000 tahun yang lalu (dikaitkan dengan penurunan suhu 3 sampai 8 derajat dibandingkan dengan 20.000 tahun yang lalu). Banyak situs tentunya telah terendam sedikit demi sedikit oleh naiknya air.

Antara 16.000 dan 5.000 tahun yang lalu, daratan Sunda mengalami penyusutan dari 1,7juta km' menjadi 1 juta km2, sedangkan panjang pantainya telah dilipatgandakan dengan faktor 1,8 (daerah pantainya 3 x daratan). Selama masa transgresi dan penyusutan dataran Sunda, dapat diamati berkembangnya dua tradisi yang berbeda: tradisi alat-alat serpih di kepulauan dan tradisi

j

I

' Wakil Lembaga Penelitian Ilmiah Prancis bag¡ Pembangunan melalui Kerjasama (ORSTOM) untuk Indonesia s/d - 1997.

1 49 fonds Documentaire ORSTOM

Page 2: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

1

! Dialog Pran cis-Nusan ta ra

alai-alat inasif di benua (sekueii guaNiali Serawak dari zainan Plestosen akliir sainpai Holosen). Program pelielitiali ineiicakup dua hal, yaitu: 1. Meneliti 11ipotesis yang mengatakan baliwa keloriipok Austronesia yang datang dari Benua

Asia, dengaii beliung persegi, gerabah, perahu dan tempat tinggal yang dibuat dari keraiigka kayu meiiyebabkan inasuknya tanainan daii hewan piaraan ke pulau-pulau yang dihuni oleh kelompok-kelonipok kecil pemburu-pengumpul bahan makanan yang terpencil sejak akhir Plestosen (kurang lebih 10.000 tahun yang lalu).

Berdasarkaii sekuen-sekuen yang ada di daerah ini dan di situs-situs baru, meneliti kemungkiiian-kemiingkinan evolusi iieolitik lokal sesudah 12.000/10.000 B.P. di mana terjadi berbagai proses (migrasi, “peni iiijaiiian” budaya) menuju neolitik.

Meneliti rute-rute penyebaran yang diajukan oleh berbagai peneliti mengenai orang- orang Austronesia atau inengenai unsur-unsur budaya yang berbeda:

4 2 ‘

- rute 1 : Cina, Taiwan, Filipina, Palau, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya (,..), Melanesia; - rute 2: Cina, Indocina, Malaysia, Sumatra, Jawa, (...), Melanesia. 2. Meneliti lingkungan dan evolusinyh sejak akliir Plestosen saiiipai akhir Holosen di dalain

lingkup nasional, regional, dan dalain lingkup internasional dari Proyek ECOFIT nielalui penelitian bersama terliadap peristiwa-peristiwa paleoi klim post-V(iiriii di kepulauan itu: - geodinaiiiis dan kronologi dari ribuan taliun terakhir (transgresi, penurunan, proses aluvial, sedimentasi volkanis, pedogenesis);

- konsekuensi berbagai fenoniena di atas terhadap pemukiman praneolitik dan postneolitik daii secara korelatif konsekuensi yang ditimbulkan oleh eksploitasi lingkuiigan terhadap flora, fauna dan tanah (deforestasi, monospesifikasi, erosi, degradasi dali beriiiacam- inacain sterilisasi).

Dalani jajaran flora, meneliti kemunculan dan evolusi tiimbulian-tumbuhan yang berguna: pein bududayaan, perl ind ungan, tam an, sawah, ke bun.

Sasaran lokasional dan pelaksanaan

Luas nya j an gkauan su bj e k inenyebabkan perlu i i ya kerj a sain a ti i i gkat regional , yang $i in u I ai dari busur Melanesia di mana kami sudah inendapat dukungan dari LAIP Noumea, sampai dengan semenaiijung Indocina, Malaysia dan seterusnya (Thailand, Cina,’Filipina).

Kema j uan (diterjemalikan oleh Ida Sundari Husen dan diperiksa kembali oleh Ch. Pelras)

Pada tema yang dapat diringkas meiijadi “Jalan orang-orang Austronesia”, Indonesia jelas menduduki sebagiaii besar wilayah, karena letakiiya di antara wilaya11 yang diduga tempat asal (Cina Selataii + Taiwan) dan wilayah yang didataligi pada masa migrasi terakhir (Pasifik Barat, lalu Timur), walaupun tidak diketaliui inelalui trayek atau trayek-trayek mana saja orang Austronesia, yang dapat diketaliui kehadirannya di situ berkat peiielitian kebahasaan itu, dapat ineiietap di kepulauan tersebut. Daripada jalur yang tampaknya bersifat lebili mudah (dari utara ke tenggara), barangkali inereka lebili suka memilili yang lain atau terpaksa berbelok-belok, selama berabad-abad, disesuai kan dengan keliiungkinan-keniullgkiriali teknis atau kecocokan berbagai lingkuiigan yang diteinukan (manusia atau alam). Beluin ada yang pasti tentang ha1 itu dan meskipun lriaii Jaya, yang inasili sulit diteliti, sampai sekaraiig inerupakaii bidang besar

50

yalig “putih” P peneiiiuan-pellt c‘tempat-tenlpa dalaln luasnya

Oleh karen telah dipilih w llieiidapat izin: sebelah tiiiiur Austronesia. 1, memungkinka kesempatan it1

Suatu iiiisi penelitian-pen akliir zaman Nt Wajak. Misi it wilayali Tulun penelitian pad

Secara um tiiigkatan 3. B! dipotong-poto li i as ail, da I am diu bah iiieiij ad buah-buahan (

tempat perlincl Terlalu bai

m akan an ; teta sekali. Hal irli

Kita dapal mungkin telai da 1 am kesem belakangan (II: disiinpulkall d. batuan dal1 po‘ berbeiituk ova berukiran. Itu 2

dalaln zainan in enghasi I kan 60/70 ciii. (40 tersebut yang kam i .3

Lebih dala cain puraii 1 i in keinungkinan : Tiiigkatan ked

2 Untuk niereka y; 3 Tentang lapisan

Canberra.

Page 3: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Penelitian Tentang Zaman Purba

yang “putih” pada peta arkeologi wilayali di tengah-tengah apa yang ditiamakan cIjalany’ itu, penemuan-penemuan berliarga niasih mungkin di tempat-tempat lain. Masalalinya adalah bahwa “tempat-tempat lain” itu susah dilihat batasannya, karena terdapat di ribuan pulau, atau terselip dalain luasnya Borneo, jika tidak sampai jazirah Malaka dan Sumatra Selatan.

Oleli karena itu, dengan mempertimbangkan keterbatasan administratif dan keuangan, Irian telah dipilili walaupun jauli letaknya dan inemerlukan banyak surat izin. Misi pertama, yang mendapat izin jangka pendek, telah memungkinkan kami menemukan sebuah gua dekat laut, di sebelah tiinur JayapuraJadi wilayali yang diperkirakan telah menerima kedatangan pelaut-pelaut Austronesia. Pada kesempatan itu telah dibuat sebuah Iaporan.2 Suatu misi ke Flores telah memungkinkan kami meiiemukan beberapa situs di tepi laut, di sebelah tiinur pulau itu. Pada keseinpatdii itujuga telah ditulis sebuah laporan.

Suatu misi yang dilakukan belakangan di Jawa Timur telah dilaksaiiakan untuk qelengkapi penelitian-penelitiali lama yang dilakukan di Jawa Tengali tentang pembuatan alat dari batu akhir zaman Neolitik (wilayah Punung) dan dalam lingkungan wilayali teinpat ditemukan manusia Wajak. Misi itu menghasilkan sebuah laporan. Banyak lokasi dalam pegunungan kapur (karst) wilayali Tulungagung sebenarnya steril. Sebagai kelaiijutan misi tersebut, telah dilaksanakan pcnelitian pada salali satu gua di bawah batu cadas itu (Song Gentong I dan 11).

Secara uni u ni sit us it u kesel u r iihann y a meru pakan akuniu las i hasi 1 perbuatan manus ia pada tingkatan 3. Binatang dibawa ke situ sebagai makanan, anggota tubulinya telah terpisah-pisah, dipotong-potong dan dimasak dalam gua. Sisa-sisanya, seperti kulit kerang, digunakan sebagai hiasan, dalam keadaan aslinya atau setelah dipoles dan dibor; kepingan-kepingan tulang telah diubah meiijadí alat-alat setelali dikeraskan sedapat mungkin dengan api dan dipoles. Kayu, bu ah- buah an dan rum put- rum put an bu ni bu in asak past i I ah d i baw a ke sit u untu k mend ir i kan tempat perlindungan, perapian, masakan, obat dan banyak alasan lain.

Terlalu banyaknya sisa masakan mungkin menunjukkan situs itu hanyalah tempat persiapan makanan; tetapi dapat juga merupakan pemukiman permanei1 untuk sebuali kelompok kecil sekali. Hal in i dapat disinipulkan dari adanya pemakaman yang digali di bawahnya.

Kita dapat membuat hipotesis tentang adanya dua pemukiman di Song Gentong II, yang mungkin telah berubali sama sekali karena runtuhnya langit-langit (batu cadas di K.I.) dan dalani kesempatan-kesenipatan lain bercainpur dengan sisa pernukiman yang dilakukan belakangan (mungkin termasuk yang modern). Sebagian besar indikasi permukiman, yang dapat disinipulkan dari hasil penggalian tingkatan atas, mungkin sudah liilang: tingkatan itu, dari batu- batuan dan potong-potongaii, hanya menghasilkan alat-alat pelumat yang dipoles secara kasar berbentuk oval, sebuali kapak yang dipaliat secara kliusus dan beberapa buah pecahan gerabah berukiran. Itu mungkin pemukiman yang teakhir yang dapat diidentifikasikan, dan digolongkan dalam zaman Neolitik. Penetapan tahun asal telali dapat dilakukan pada33 g. arang kayu (yang mcnghasilkan 2,5/3 g. bahan untuk ditetapkan taliun asalnya di Laboratorium) yang diambil dari 60/70 cni. (40/50 cin. dari perinukaan) dalam parit KI . : OBDY 1754: 7090 +/- 70 B.P. Angka tersebut yang memberikan usia kalender sekitar 5000 S.M. cocok sekali dengan perhitungan kani i .3

Lebili dalam lagi kami memperoleli sampali dapur dan sisa-sisa yang secara logis merupakan cainpuran limbali rumah tangga (abu, arang, tulang patah-patali) dengan beberapa pecahan, kemungkinan sisa-sisa pembuatan alat batu dan beberapa alat besar dari batu seperti penggilingaii. Tingkatan kedua itu tampaknya terdiri dari tanah liat yang lebili padat yang tidak begitu berubah

Untuk mereka yang memintanya sebagaimana layaknya, terelebih-lebih jika ia mewakili ORSTOM. Tentang lapisan yang dalam, penentuan tahun tambahan telah diminta kepada Australian National University, Canberra.

57

Page 4: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

b Dialog francis-Nosantara I

dan menunjukkan dua Struktur permukaan yang agak melembung penuh dengan lekukan berbentuk cawan yang ditaruh di atas pemakaman. Kedua tingkatan di bawahnya tampaknya meiiunjukkan pemukiman yang lebih lama, praneolitik, asalkan tak akan ada yang baru lagi-pada peiiggalian yang akan datang.

Jelas sekali bahwa penduduk Song Gentong II zaman praneolitik hidup berkat hasil laut dalam rangkajaringan pertukaran lokal atau hasil mereka sendiri. Sisa-sisa binatang menunjukkan bahwa sumbernya adalah dataran litoral dan bukannya laut.4 Hipotesis-hipotesis tentang pemukiman inanusia yang ditunjukkan di sini juga dibuat atas dasar analisis-analisis lain dengan istilah-istilah lain, seperti masalah musim, jenis, demografi, dan lain-lain.

Luasnya jangkauan subjek menyebabkan perlunya kerja sama tingkat regional, yang diniulai dari busur Melanesia di mana kami sudah meiidapat dukungan dari LAIP Nouméa, sampai dengan semenanjung Indocina, semenanjung Malaka dan seterusnya (Thailand, Cina, Filipina).

Peserta

- Peserta tetap: Dr. Alain Marliac, ahli arkeologi, kepala proyek (ORSTOM); Dr. H.Truman Simanjuntak, ahli arkeologi, kepala proyek (Puslit ARKENAS).

Dr. François Sémali, ahli geologi (MNHN); Dr. Anne-Marie Sémali, ahli palinologi (ORSTOM); Dr. A. Beaudou, ahli geomorfologi (ORSTOM).

. - Peserta paruh waktu:

- ‘l‘n”’bnh~n lagi Semua orang tahu betapa berbahaya Samudera Indonesia pada bagian litoral selatan Jawa.

52

GEOARC

Pro blématiqw

Toutes les (I les terres à l ’I et phi1 @pin:

- coinilie

coiinaiss, niélan és i

utilisés I.’ - COIlllllt? j

L’idée centrale - d’étudie

bidonés ií

actuelleil - d’éttidiei

ou reçu

Objectif

L ’isolement I

12.000 am, (as d’il y a 20.000 eaux.

-

j Représentant de I ’L

Page 5: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

GE OAR CHE OLOGIE DES PEUPLEMENTS NE OLITHIQ UES EN INDONESIE ORIENTALE

Alain Madiac (ORSTOM)5

Problématique

Toutes les questions relatives au peuplement du Pacifique et de I ’Australie, désignent les terres à l’Ouest de Ia Nouvelle Guinée, c’est-à-dire, en gros, les archipels indonésien el philippin:

- coinine patries des deux vagues de peupleinent qui, dans l’étut actuel des connaissances sont censées avoir constitué les cultures préhistoriques australiennes, inélunésienries et pIus tard polyiiésiennes;

- coime foyers de diffusion d’une grande partie des plantes et aninzaux d’abord utilisés par 1 ’homme puis, plus tard doniestiqués par lui lors du stade “idolithique ’l.

L ’idée centrale du prograinnie est, pour ce qui concerne la période cruciale “néolithique”: - d’étudier le ou les divers processus d’installation de ce niode de subsistance en

bidonésie en foizctiori de 1 ’évolution paléogéographique et des hypothkses générales actuelleiizent acceptées, en eflectuapit des recherches de nature géoarchéologique; d’étudier quelle contribution ce “néolithique indonésien” a apporté erz Mélanésie ou r e p d’elle.

Objectif

L ’isolement des îles (Borriéo, Java, Sumatra, Bali) se serait produit entre - 16.000 et - 12.000 ans, (associé à une baisse des températures de 3 à 8 degrés par rapport à celles

. d’il y a 20.000 ans). Beaucoup de sites ont dû peu à peu être enjouis par la montée des eaux.

i Représentarit de I’ORSTOM pour I ’lndonisìe jusqu ’en 1997.

53

Page 6: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Dialog Prancis-Nusantara

Entre 16.000 et 5.000 avant nos jours la niasse des terres (Sunda) a décru de 1,7 M Ki112 à I M. km2 tandis que la longueur littorale a été ïnultipliée par un facteur 1,8 (triplement des rivages par rapport à la terre). Durant tout le teiips de la transgression et du morcellenient du plateau de la Sonde on note le iiiaintieri d’une opposition: tradition sus Mats des îles / tradition des galets du continent (e$ les séquences de la grotte de Niah, Sarawak, depuis le Ptéistocène tardif jusqu ä 1 ’Holocène). Le prograinme se développe dans deux directions:

I . Etudier 1 ’hypothèse actuelle selon laquelle des groupes austronésiens en provenance d’Asie continentale, avec herminettes à section quadrangulaire, poterie développée, bateam et habitations à charpente de bois auraient importé dans les îles plantes et animaux doinestiques chez des petits groupes de chasseurs-cueillezrrs isolés depuis la fin du Ple‘istocène (+ ou - 10.000 B.P. ?).

Vérifier à partir des séquences disponibles dans cette région et des sites nouveaux, les possibilités d’une évolution “néolithique” locale après 12.00011 O. O00 B. P. ou les divers processus (inigrations> einprunts) ayant conduit au néolifhiqzre.

Envisager les “routes de peuplernent ” proposées par d$férents chercheurs pour ces austronésiens ou pour les d@érents traits culìurels:

- itinéraire I: Chine, Taiwan, Philiyyines, Palau, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya (. . .), Mélanés ie;

- itinéraire 2: Chine, Indochine, Malaisie, Sumatra, Java, (. ..), Mélanésie. 2. Etudier les milieux et leurs évolutioiis depuis la f i n du Pléistocène jusqu ’à I ’Holocène

final daiis le cadre national et régional et dans le cadre international du projet ECOFIZ par I ’étude conjointe des ultimes événenieiits paléocliinatiques post-Wi¿rm dans les îles:

- géodynamique et chronologie des derniers millénaires (transgressions, subsidences, alluvionrieriie~~ts, sédimentations volcaniques, pédogenèses);

- conséquences de ces divers phénoinènes sur les peuplemen fs prénko~ithiques, néolithiques et postnéolithiques et, corrélativemient, conséquences di## Irenciées de l’exploitation des milieux par ces peuplements, sur la flore, la faune et les sols (déforestations, monospéciJcation, érosions, dégradations e l stérilisations diverses).

,

Etudier dans les cortèges floristiques I ’apparition et évolution des plantes utiles: doinestications, protection, parcs, champs, jardins., .

Avancement

Sur ce thèine résuniable en une phrase (“La route des Austronésiens ‘7, si la partie indonésienne occupe bien évidemment une grande place, puisqu ’elle est entre la zone d’origine supposée (Chine du Sud $. Taiwan) et Ia zone d’arrivée (Pacifisue Occidental Puis Oriental), on ne sait pas quel ou quels itinéraire(s) ces Austronbsiens i*évélés par la ]il Wstique ont p u prendre place dans l’archipel. A un itinéraire appaiAenzmzent éconoinique du Nord vers le Sud-Est, ils ont pu en préférer d’autres ou &tre contraints à des détours P h alambiqués répondant, sur la longueur des siècles, à leurs possibilités techniques Colllllle aux réponses des diflérents niilieux renconti*és (huïnains ou naturels). Rien n’est ore bien sur à ce sujet et si la fermeture de 1 ’Irian Jaya perpétue un des grands

f‘allCS’’ de Ia carte archéologique régionale en plein milieu de la fameuse “route”, rien I l Perdu quant à des découvertes pertinentes ailleurs. Le problèine est que les “ailleurs ’’

54

se laisseilt 1ltoillJ

soit perdus dai1.c ~uiiiatra-szrd.

BI conséqu‘: avait èté choisi autorisic de coz1 à l’est de Jayay1

pertuis de local. coiiiiiiis 12 aussi

U m riiissioil aricielllles ù Ja1 et íh is la zolle 1

Tzrltrllgagtlllg st décidè et illeilé

D ’tiil poiM1 soiilrilet air nil’ découpés et C U I

parures par eu. en oirlils après condiments her la iiiidecine et

Le sul”110111 prépi~ration - petit groupe cc

011 peut profondément I

dans d’autres peut-être). De peuU”eut riianqr broyeiirs poli: gravés. Ceci J

datage a pu ê8 pour le Labor, OBDY 1754: , s ‘accorde b i a

avec des reste. resies de débii niveau serait I

structurations s urti? oli tali t u1 ancienne, pré fouilles.

u11 l‘uppol‘t a ér

SUJ’ fll? i4ap]lo~~

Plzrs prof0

Page 7: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Penelitian Tentang Zaman Purba * Y I ,

.se laissent inoilis bien cerner car ils sorit, soit distribués sur des iiiilliers d'îles possibles, soit perdus dam les iiizmensités de Boriiéo, sans aller jusqu 'à la péiiinsule iiialaise et Striiialra-sud.

En coiiséqueiice, compte t e m des limitations aditiiiiistratives et firiancières, 1 'Irian avait éié choisi quoique lointain, cher et exigeant des ~ieniiis. Une première mission autorisée de courte exfensioii, nous avait permis d ) repérer une grotte proche de la nier ir I 'est de Jayapztra doiic dans la zone ceiisée avoir accueilli les navigateurs azrstroizbieiis. Uii rapport a été remis à cette occasion 6. Uiie inissiori à Florès nous avait pareillement permis de localiser quelques sites en bord de mer à l'Est de l'île. Un rapport avait kt6 coiirmis Ià aussi.

Uite inission ultérieure à Java-est avait été décidée en coniplénieiit de secherclies déjà ~~iicjeiiiies à Java Centre sur des industries lithiqires $11 Néolithiqzie (régioir de Pzinung) i)t d ~ o w la c o m qui avait vu la découverte de l'homiiie de Wadjak. Cette iiiissioiz a débouclié s u r i i i i rapport de mission. Nonibre d 'eniplacements dalis les karsts de la région de . Tirlrtiigagung sont eiz fait stériles. En coiiséqueiice de cette iiiissioiz un solidage était tk6cidé et nieilé sur un de ces abris sous roches (Song Geiitorig I et II).

D 'u11 point de vue général, 1 'ensemble du site est uiie accuniulatioii anthropique du soiiiiiret au niveau 3. Les aïiiinaux y étaient apportés pour la nourritzrre, déniembrés, d&coupés et cuits daris la grotte. Leurs restes coiiiiiie les coquilles furent utilisés coiiiiiie pwicres par etix-iiii?nies ou aprds polissage et forage; les éclats d'os ont été tramforniés L'II ourils après possible durcisseiiient au feu et polissage. Le bois, des pu i t s et des c*oiidinieiiis herbncés itaienl slireimwt amenés pour ériger un abri, pour l'âtre, la cuisiiie, lu iiiL;decine et beaucoup d 'azrfres rchons.

Le suriloilibre des dkbris de cuisiiie désigiiei:ait le site coiiiiiie un siniple camp de pi*c;l)ui*afioii - coiisoimnation. II a p i i être aussi u11 ilablissement permaiient pour u11 très p í i ( groupe coiiiiiie on peut I 'il @Ter de I 'existence d'uire iiihumatioii cilfouie au-dessous.

Oli peut faire 1 'Iiypotkèse de deux occupations à Song Geiitorig II , peut-être profondément remaniées par des effondreniei~ts du plafond (le rocher à K.I.) et niélaiige' clans d'autres circonstances par des oceupatious tiltérieures (y coiiipris des modernes pul-être). De grands morceaux de I'occzq>atioii déductible des pariies hautes de la fouille p i t i w i t iiiaiiquer: IC uivenu supérieur à graviers et morceaux ne iious fourni que des hroyciirs polis grossièrenient ovales, uii moweau de hache taillée et quelques tessoiis gravés. Ceci serait la dernière occupation ident$iable, classée Néolilhique. Un premier thtage a p u blre fait sur 33 g. de charbolz de bois (donnaut 2,5/3 g. de matériel datable porir le Labora/oire) réeupéris à - 60/70 ci11 (40/50 ciii a'e la suiface) dans la fosse K.I.: OBDY 1754: 7090 +/- 70 B.P.. Ce c h f i e donnant uii ûge caleiidaire d'eiiviron SO00 BC s 'accorde bien avec nos estiiiiatioiis '.

Plus profond, nous avons des rejets de cuisine et des débris iiiélailgés très logiqueiiient avec cles restes de foyers (cendres, charbons, os brisés) avec quelques tessons, de possibles restes de débitage lithique et quelques gros outils de pierre coiiiiiie des rimiles. Ce second iiiveau serait composé d'une terre argileuse plus delise ci moiris remaniée montrant deux s~ructuralioiis: wie surface Iégèrenleiit bombée senzée de cavités de la taille d'un bol surniontant uiie iiihuiiiat ion. Ces deux sous-niveaux représenter*aierzt u m occupation plus ancienne, prdndolithique, à la condition que rieil de nouveau n 'émerge des prochailles fouilles.

(' P o w ceux qzti le deniandenr C O I I I I ~ ~ il se doit, afortiori yirand on reprisente I'ORSTOM. ' Un datage supplémentaire siir les niveaux profotlds a &/i deniundi ir ¡'A nsiralian National University, Canberra.

55

Page 8: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Dialog Prancis-Nusantara

Il est ela..’ que les ha ftants prénéolithiques de Song Gentong II vivaient grâce à la iner dans le cadre d’un réseau d’échange local ou par eux-mêmes. Les restes fauniques évoquent le littoral coime sousce plutôt que la iner elie-m&ine ’. Les hypothèses d’occupation humaines psésentées ici ne sont pas exclusives d’autres analyses en d ,autres teriiies tels que la saisonalité, le genre, la déiizographie, etc.. L ’aiilpleur du sujet ne peut qu’appeler à des collaborations régionales depuis l’arc im!lanésien oÙ iious avons déjà le point d’appui du LAIP de Nouiiiéa jusqu ?cì la péninsule indochinoise, malaise et au-delà (Thailande, Chine et Philippines).

Participants

- à tEtl?ps coinplet: Dr. Alain Marliac, archéologue (ORSTOM),: Dr. Harry Truman Simanjuntak, archéologue (Puslit AMENAS);

Dr. Francois Sémah, géologue quaternariste ( M H N ) ; Dr. Anne-Marie Sérnah, palynologue (ORSTOM); Dr. A. Beaudou, géomiorphologue (ORSTOM).

- 2 /enips partiel:

De p’lcs C l “ i sait combien l’océan Indien est dangereux sur le liltoral siid de Java.

56

SE?

I

in

Cette coiilintui

cadre d’une a( avec des cherc objeclif d’étu catégories de I

traiisformatioi traces tangibr l’espace seroi d’un travail dt élude vise à di coinprendre I( parallèle I hi^

This iiiultid’ history. Locali Madurese Arc1 iiiaiii objectivc spatial occupat due to successi

This study archaeological larger geograpl

I Research fellow : (LASEMA). On t

Page 9: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Y

Page 10: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

Centre National de la Recherche Scientifique Laboratoire “Asie du Sud-Est et Monde Austronésien”

DIALOG .

PRANCIS-NUS ANTAU ANEKA RAGAM PENDEKATAN DALAM PENELITIAN

TENTANG ASIA TENGGARA MARITIM ILMU-ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Penyunting Chris tian Pelr as (CNRS-LASEMA)

Diterbitkan dengan kerja sama Marc PAIN (Université de Paris X-Nanterre)

dan dengan bantuan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia

Page 11: Geoarkeologi pemukiman neolitik di Indonesia bagian timur ...horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/pleins_textes_7/... · sedimentasi volkanis, pedogenesis); - konsekuensi

c *. * , , .I’ ’

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Dialog Prancis-Nusantara: Aneka Ragam Pendekatan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan BÙdaya Tentang Asia Tenggara Maritim= Dialogue France-Insulinde: diversité des approches dans la recherche en sciences sociales et humaines sur l’Asie du Sud-Est maritimeiPelras,Christian .- ed. 1 .- Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998. xxiit378 hlm.; 18x27,4cm

ISBN 979-46 1-296-07-7 I .Kebudayaan Indonesia. 2. Indonesia hubungan luar negeri - Prancis Welras, Cliristian

306.095 98

Cet ouvrage bCnéficie du soutien du ministère français des Affaires Ctrangères B travers le Service Culturel, Scientifique

et de Coopération de l’Ambassade de France en Indonésie

Buku ini diterbitkan berkat bantuan Departenien Luar Negeri Prancis, diwakili oleh Bagian Kebudayaan, IImu dan Kerjasania,

Kedutaan Besar Prancis di Indonesia

dengan kerja sama Marc PAIN (Université de Paris X-Nanterre)

Penyuntinglédilezrr scìentijjque: Christian Pelras

Hak Cipta dilindungi undang-undang Copyright CNRS-LASEMA, 1998

Diterbitkan p e r t a m kali oleh Yayasan Obor Indonesia anggota IKAPI DKI Jakarta

dengan bantuan: avec l’aide: - Kementerian Luar Negeri Prancis (Kedutaan Besar Prancis di Indonesia) - Leinbaga Ilmu Pengetahuan Prancis

- Kedutaan Besar Republik Indonesia, Paris - de I’A~nbussade de Ia Républiqiie

- du Miiiisfère des Agaires Elra!7gères (Ambassade de France en Indotn5sie)

- du Centre Natiotial de la Recherche Scient ijjq ile

d’IndotiésÌe, Paris

Edisi pertama: Oktober 1998 YO1 : 307.16.30.98

Desain sampul: DEA Advertising

Alainat Penerbit: JI. Plaju no. 1 O Jakarta 10230

Telp. 324488 &. 326978 Fax(021) 324488

e-mail:[email protected]

Marc Pain (P Christian Pel!

Pend al: Présen

DI-. Hilman Ac O pen i II ~

M. Dominique Discozii

Pierre Labrou. Sejarah I dan Bud. Malais, , I ’Instiful

Henri Cliamberi Lem baga L’EcoIe I

Cliristian Pelras Awal Perk dalam Da$