geotek final1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum

Citation preview

  • 5/20/2018 geotek final1

    1/37

    BAB 1

    SONDIR

    ( DUTCH CONE PENETROMETER )

    1.1Dasar Teori

    Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara

    singkat disebut sounding yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang

    diambil dari bahasa Belanda.

    Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para

    praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil

    atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat

    diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.

    Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagaigaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali

    menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung

    jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.

    Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Pada alat ini dapat dilihat

    hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut ini. Untuk tanah

    yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2, lunak 5-10 kg/cm2, keras 10-20 kg/cm2, elastis 20-40

    kg/cm2, sangat elastis 40-80 kg/cm2, keras 80-150 kg/cm2, dan sangat keras > 150 kg/cm2.

    1.2Tujuan

    Alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan konus dan

    hambatan pelekatnya.

    1.3 Alat dan Bahan

    1. Mesin sondir

    2. Angker

    3. Konus

    4. Pipa sondir

    5. Palu

    6. Kunci Pipa

    7. Peralatan Penunjang, seperti cangkul, skop, linggis, alat tulis dan lain lain.

  • 5/20/2018 geotek final1

    2/37

    1.4 Prosedur Percobaan

    1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat jangkar spiral sesuai dengan

    kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki sondir.

    2. Pasang kedua jangkar pada kaki sondir, lalu atur posisi sondir agar tegak lurus, dengan

    cara mengendurkan kunci pada tiang samping.

    3.

    Bukalah baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua kran manometer, lalu pasang

    kunci piston pada ujung piston.

    4. Tekan berkalikali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.

    5. Setelah oli yang lama habis, kran tetap terbuka. Isilah oli dari lubang pengisian oli sampai

    penuh, gerakan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan gelembung

    udara, setelah tidak ada gelembung udara tersisa tutup lubang pengisian oli tadi.

    6. Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka, perhatikan

    kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan (kunci) stang pemutar apabila

    jarum akan mencapai 25% ke batas maksimal manometer, bila terjadi penurunan pada

    jarum manometer berarti ada kebocoran antaralain pada sambungansambungan pipabesi, baut penutup oli atau pada seal piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer

    yang satunya lagi.

    7. Pasang paten bikonus pada draad stang sondir berikut stang dalamnya. Tempatkan stang

    sondir tersebut pada lubang pemusat pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang

    kop penekan.

    8.

    Dorong traker pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkel pemutar sampai

    menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan pengukuran sudah siap dilakukan.

    9. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan lilin untuk mengetahui

    dimana akan dilakukan pembacaan manometer.

    10.

    Engkel pemutar kembali diputar sehingga bikonus patent masuk kedalam tanah. Setelah

    mencapai batas 20 cm (lihat tanda lilin), engkel pemutar diputar sedikit dengan arah

    berlawanan. Treker ditarik kedepan dalam posisi lubang bulat.

    11.Buka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2.

    12.Engkel pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam tanah dengan

    kecepatan 2cm/detik. Stang dalam akan menekan piston lalu akan menekan oli

    didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer. Konus hanya akan

    mengukur tahanan ujung konus (qc) sedangkan bikonus akan mengukur tahanan ujung

    konus dan gesekan dinding terhadap tanah.

    13.Tekan stang, catat angka yang di tunjukan Manometer teruskan penekanan sampai jarum

    Manometer bergerak yang kedua kalinya.

    14.Lakukan penekanan dengan hati -hati dan amati selalu jarum Manometer. Bila

    diperkirakantekanan akan melebihi kapasitas manometer yaitu 250 kg/cm2, tutup kran

    manometer tersebut dan kran manometer kapasitas besar dibuka. Stang sondir jangan

    sampai menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis

    dan merusak manometer.

  • 5/20/2018 geotek final1

    3/37

    15.Putar kembali engkel pemutar berlawanan arah lalu posisi kemudi/treker dipindahkan

    kembali menjadi posisi awal. Lakukan penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan

    ulangi prosedur 12 s/d 14.

    16.Setelah mencapai kedalaman 1 meter stang sondir perlu disambung. Naikan piston

    penekan supaya stang sondir berikutnya bisa disambungkan dengan yang tedahulu.

    Gunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Ulangi prosedur 8 s/d 15.

    17.Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari 150 kg/cm2)

    percobaan dihentikan stang sondir yang sudah tertanam perlu dicabut kembali dengan

    cara sebagai berikut:

    Putar engkel pemutar agar piston penekan terangkat.

    Tarik treker pada posisi lubang penuh.

    Pasang kop penarik.

    Putar engkel pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang sondir

    berikutnya terlihat.

    Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian dibawahnya tidakjatuh.

    Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.

    Ulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya.

    18.Percobaan sondir telah selesai dilakukan.

  • 5/20/2018 geotek final1

    4/37

    1.2Data pengamatan

    kedalaman

    4 cm 8 cm 20 cm

    qc Tw Cw

    tahan

    ujung

    kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

    0,0

    0,2 16 21 26

    0,4 13 13 13

    0,6 9 11 13

    0,8 11 11 11

    1,0 10 10 12

    1,2 14 14 14

    1,4 10 11 11

    1,6 11 13 14

    1,8 12 13 14

    2,0 13 16 22

    2,1 23 27 29

    2,2 29 36 47

    2,4 33 31 34

    2,6 43 45 47

    2,8 40 47 51

    3,0 60 100 100

    3,2 65 75 90

    3,4 65 80 1003,6 55 85 95

    3,8 45 60 60

    4,0 65 75 75

    4,2 110 110 110

  • 5/20/2018 geotek final1

    5/37

    BAB 2

    SPT

    ( Standar Penetration Test )

    2.1 Dasar Teori

    Salah satu persyaratan yang harus diketahui sebelum membangun sebuah bangunan

    adalah mengetahui jenis tanah di lokasi dimana akan didirikan bangunan. Dengan mengetahui

    jenis tanah tersebut, dapat dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain fondasi dan dapat

    diketahui respon seismiclokasi, untuk merancang bangunan tahan gempa.

    Salah satu cara untuk mengetahui jenis tanah lokasi adalah dengan test penetrasi tanah

    (SPT: Standard Penetration Test). Standard tentang Cara uji penetrasi lapangan dengan SPTdi

    Indonesia adalah SNI 4153-2008, yang merupakan revisi dari SNI 03-4153-1996), yangmengacu pada ASTM D 1586-84 Standard penetration test and split barrel sampling of soils

    Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai

    pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam

    sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulangdengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut

    setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara

    jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh

    nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).

    Nilai N rata-rata akan menentukan jenis tanah, sbb:

    2.2 Tujuan

    Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang merupakan Jumlah

    pukulan per kaki ( blow per foot )

    2.3 Alat dan bahan

    1) Stang SPT

    2) Split Bael

    3) Penumbuk (drive weigt)

    4) Batang penghantar

    5) Kepala penumbuk

    http://blog.umy.ac.id/restufaizah/files/2012/08/SNI-4153-2008.pdfhttp://blog.umy.ac.id/restufaizah/files/2012/08/SNI-4153-2008.pdf
  • 5/20/2018 geotek final1

    6/37

    6) Tripod

    2.4 Prosedur percobaan

    1) Bersihkan dasar lubang Bor.

    2) . Bersihkan split barrel dengan teliti, jangan sampai ada kotoran yang menempel dibagian

    dalamnya.

    3) Pasang split barrel pada stang SPT

    4) Siapkan tripod berikut katrol beserta tambang penariknya.

    5) Turunkan stang SPT yang telah dipasang split barrel tadi.

    6) Pasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada draad stang Spt dan

    sambung stang penghantar.

    7) Masukan beban penumbuk ke stang penghantar dengan bantuan tambang dan katrol

    secara perlahan.

    8) . Stang SPT yang berada dipermukaan tanah diberi tanda dengan spidol water proof muali

    dari permukaan tanah sampai 45 cm (3 x 15) diatas permukaan tanah.9) Jatuhkan beban dengantinggi jatuh bebas 75 cm dari kepala penumbuk sehingga split

    barrel menembus tanah

    10). Catat jumlah tumbukan yang menekan split barrel masuk kedalam tanah sedalam 15 cm

    pertama(N-1), demikian pula halnya dengan 15 cm kedua (N-2) dan ketiga (N-3) nilai N

    SPT adalah jumlah N-2 dan N-3.

    11)

    Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada dasar split

    barrel kemudian diangkat dengan bantuan tambang dan katrol atau dengan kunci pipa.

    12)Setelah split barel terambil, bukalah split barrel tersebut, buat deskripsi jenis tanahnya.

    13)m. Bila diperlukan masukan sample tanah tersebut kedalam plastic dan diberi

    label(keterangan) , proyek lokasi tanggal pengambilan dan kedalaman contoh.

    1.5 Data

    Tabel hasil uji SPT

    Kedalaman N1 ( 15 Cm ) N2 ( 15 Cm ) N3 ( 15 Cm )

    2 1 3

    2 2 4

    4 4 4

    7 6 10

    20 26 -

    Tabel Hasil TanahHasil Tanah Wadah (gram) Wadah + tanah (gram) Tanah (gram)

    Tanah bagian atas 10 69 59

    Tanah bagian tengah 9 33 24

    Tanah bagian bawah 26 103 77

  • 5/20/2018 geotek final1

    7/37

  • 5/20/2018 geotek final1

    8/37

    BAB 3

    KADAR AIR

    3.1 Dasar Teori

    Air Tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat dibawah permukaan bumi. Salah satu

    sumber utamanya adalah air hujan yang meresap kebawah lewat ruang pori di antara butirantanah. Air sangat berpengaruh pada sifat sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus.

    Demikian juga, air merupakan factor yang sangat penting dalam masalah maalah teknis yang

    berhubungan dengan tanah seperti : penurunan, stabilitas fondasi, stabilitas lereng dan lain-

    lainnya.

    Terdapat tiga zona penting pada lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi, yaitu

    zona jenuh air, zona kafiler, zona jenuh sebagian. Pada zona jenuh atau zona dibawah muka air

    tanah, air mengisi seluruh rngga rongga tanah. Pada zona ini tanah dianggap dalam keadaan

    jenuh sempurna. Batas atas dari zona jenuh adalah permukaan air tanah atau permukaan freatis.

    Zona kafiler terletak diatas zona jenuh. Ketebalan zona ini tergantung dari macam tanah .

    Zona jenuh air dapat dibatasi bagian atasnya oleh lapisan kedap air yang jenuh, dan di

    bagian bawahnyaoleh lapisan lempung atau batuan dasar. Dalam kenyataannya, muka air tanah

    berkembang melebihi muka air tanah oleh akibat kafiler, dan air yang berada di zona ini

    tekanannya kurang dari tekanan atmosfer. Air tengger (perched water) dapat menciptakan zona

    jenuh di dalam zona tidak jenuh yang halus.

    3.2 Tujuan

    Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa Kadar air suatu contoh tanah. Kadar air

    tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah yang

    dinyatakan dalam persen.

    3.3 Prosedur Percobaan

    1) Timbang tin box yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri nomor/tanda

    2) Masukan benda uji yang akan diperiksa kedalam tin box tersebut lalu tutup.

    3) Timbang tin box yang telah berisi benda uji tersebut.

    4) Masukan kedalam open yang suhunya telah diatur 110 C selama 24 jam sehingga

    beratnya konstan (tutup tin box dibuka ).

    5)

    Setelah dikeringkan dalam oven, timbang kembali tinbox yang berisi tanah keringtersebut, lalu catat hasilnya.

  • 5/20/2018 geotek final1

    9/37

    3.5 Data

    Berat Tanah

    A Nomor Tin Box 1 2 3

    B Berat tin box (gram) 10 10 10

    C Berat tin box + tanah basah (gram) 30,45 35,20 34,50

    D Berat tin boxtanah kering (gram) 26,10 28,20 27,40

    E Berat air = CD (gram) 4,35 7 7,1

    F Berat contoh kering DB (gram) 16,1 18,2 17,40

    3.6 Analisa Data

    A Nomor Tin Box 1 2 3

    B Berat tin box (gram) 10 10 10

    C Berat tin box + tanah basah (gram) 30,45 35,20 34,50

    D Berat tin boxtanah kering (gram) 26,10 28,20 27,40

    E Berat air = CD (gram) 4,35 7 7,1

    F Berat contoh kering DB (gram) 16,1 18,2 17,40

    G Kadar air (w) = E/F x 100 % 27,1 % 38,46 % 40,80 %

    Kadar air rata - rata 35,45 %

    3.7 Kesimpulan

    Dari hasil percobaan laoratorium didapat :

    Kadar air cawan 1 = 27,1 %

    Kadar air cawan 2 = 38,46 %

    Kadar air cawan 3 = 40,80 %

    Dari pengujian kadar air diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar air tanah dilokasi

    tersebut sebesar 35,45 %.

  • 5/20/2018 geotek final1

    10/37

    BAB 4

    BATAS CAIR

    4.1 DASAR Teori

    4.2 Tujuan

    Praktikum ini dimaksudkan Untuk menentukan kadar air sample tanah pada bataskeadaan Plastis dan keadaan cair.

    4.3 Peralatan

    a. Alat batas cair standard ( Atterberg )

    b. Alat pembuat alur ( Grooving tools ) Casagrande

    c. Spatula

    d. Gelas Ukur 200ml

    e. Pelat kaca

    f. Air suling

    g.

    Tin Box

    h. Neraca ketelitian

    4.4 Prosedur Pengujian

    a. Bersihkan mangkok batas cair dari lemak atau kotoran yang menepel.

    b. Atur tinggi jatuh mangkok (10 mm)

    Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai

    tinggi maksimum. Putar baut belakang sehingga ujung tangkai alat pembuat alur ASTM

    tepat masuk diantara dasar mangkok dan alas.

    c.

    Ambil sampel tanah sekitar 100 gr yang lolos saringan No. 40 lalu letakan diatas platkaca pengaduk.

    d. Dengan menggunakan spatula, aduklah contoh tanah tersebut sambil ditambahkan air

    suling sedikit demi sedikit. Pengadukan harus dilakukan secara sempurna agar didapat

    campuran homogen.

  • 5/20/2018 geotek final1

    11/37

    e. Setelah didapat campuran homogen, ambil sample tanah tersebut dengan spatula lalau

    masukan dalam mangkok batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas

    (mangkok dalam posisi menyentuh alas ). Lapisan tanah yang paling tebal adalah 1 cm.

    f.

    Buatlah alur dengan Cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut. Gunakan grooving

    tool melalui garis tengah mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.

    g.

    Putar tuas pemutar dengan kecepatan dua putaran perdetik ( dalam satu detik mangkok jatuh

    dua kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang (12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang

    diperlukan.

    h.

    Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.

    i.

    Ulangi prosedur 4 s/d 8 dengan kadar air yang berbeda ( minimal 3 macam kadar air )

    4.5 Data

    Pengambilan Sample

    NO BERAT WADAH (gr) BERAT TANAH (gr) BRT WDH + B TNH

    1 18,55 100 118,5

    Percobaan

    Percobaan BANYAK KETUKAN (Kali) Banyak air (ml) BRT WDH + B TNH

    R1 = 4050 40 22 7,62

    R2 = 3040 31 5 8,4

    R3 = 2030 24 5 6,83

    R4 = 10 - 20 13 5 9,02

    Data sample hasil tes cassagrande

    Percobaan BERAT WADAH (gr) BERAT TANAH (gr) BRT WDH + B TNH

    (gr)

    R1 = 4050 5,35 2,72 7,62

    R2 = 3040 5,62 2,78 8,4

    R3 = 2030 3,55 3,28 6,83

    R4 = 10 - 20 5,25 3,77 9,02

  • 5/20/2018 geotek final1

    12/37

    4.6 Analisis Data

    LIQUID LIMIT (LL)

    A n ketukan 40-50 30-40 20-30 10-20

    B No TIN BOX 1 2 3 4

    C W TIN BOX 5,35 5,62 3,55 5,25D W TIN BOX +

    TNH BASAH

    7,62 8,8 6,83 9,02

    E W TIN BOX +

    TNH KERING

    6,6 7,05 5,1 6,12

    F W AIR 1,02 1,75 1,73 0,9

    G W TANAH

    KRITIS

    1,25 1,43 1,55 0,87

    H KADAR AIR

    = F / G X

    100%

    0,81 1,22 1,12 3,33

    4.7 Kesimpulan

    Dari hasil pengujian tanah batas cair didapat nilaikadar air didapat nilai kadar air untuk

    nomor tin box 1 = 0,81 dengan 40 ketukan, tin box nomor 2 = 1,22 dengan 31 ketukan, tin box

    nomor 3 = 1,12 dengan 24 ketukan dan tin box nomor 4 = 3,33 dengan 13 ketukan.

  • 5/20/2018 geotek final1

    13/37

    BAB 5

    BATASPLASTIS

    5.1 Dasar Teori

    5.2 Tujuan

    Testini dimaksud untuk menentukan kadar air sample tanah pada batas keadaan plastis

    dan keadaan semi padat.

    5.3 Peralatan

    a.

    Plat kaca

    b. Air suling

    c. Spatula

    d. Botol air suling

    e. Gelas ukur 200 ml

    f. Tin Box

  • 5/20/2018 geotek final1

    14/37

    5.4 Prosedur Percobaan

    a. Ambil sample tanah kurang lebih 20 gram yang lolos saringan No. 40 lalu letakan diatas

    plat kaca pengaduk. Gunakan spatula untuk mengaduknya sehingga didapat campuran

    homogen.

    b.

    Setelah didapat campuran yang homogen, buatlah bolabola tanah seberat kurang lebih 8gram kemudian gelenggeleng diatas plat kaca.

    c. Penggelengan dilakukan terus sampai tanah tersebut membentuk batang tanah dengan

    diameter

    . Bila sebelum mencapai diameter

    tanah sudah retak, maka benda uji

    diatukan kembali lalu tambahkan sedikit air suling untuk memperbesar kadar airnya. Bila

    mencapai diameter

    tanah belum retak , campur dengan tanah kering agar kadar airnya

    berkurang.

    d. Setelah kadar airnya dirubah, aduk sampai homogen lalu di gelenggeleng kembali

    sehingga terjadi retakan tepat pada saat diameternya mencapai

    .

    e. Tentukan kadar air pada prosedur 4, kadar air ini disebut batas plastis.

    5.5 Data Praktikum

    Berat tin box

    (gram)

    Berta wadah + Tanah Basah

    (gram)

    Berat wadah + Tanah kering

    (gram)

    10,45 20,45 17,45

    10 20,50 17,60

    10,25 20,55 18

    5.6 Analisis Data

    PLASTIC LIMIT

    A NOMOR TIN BOX 1 2 3

    B BERAT TIN BOX (gram) 10,45 10 10,25

    C BERAT TIN BOX + TNH. BASAH (gram) 20,45 20,50 20,55

    D BERAT TIN BOX + TNH. KERING (gram) 17,45 17,60 18

    E W AIR = CD (gram) 3 2,9 2,55

    F W TANAH KERING= DB (gram) 7 7,6 7,75G KADAR AIR = E / F X 100% 42,85 38,16 32,90

    RATA-RATA 37,97 %

  • 5/20/2018 geotek final1

    15/37

    5.7 Kesimpulan

    Dari pengujian tanah untuk mendapatkan sifat plastis, dilakukan pengujian dengan 3 tin

    box. Tin box 1 dengan kadar air 42,85 %, tin box 2 dengan kadar air 38,16 % dan tin box 3

    dengan kadar air 32,90%. Untuk mendapatkan nilai batas plastis diambil nilai rata rata yaitu

    sebesar 37,97%.

  • 5/20/2018 geotek final1

    16/37

    BAB 6

    BERAT JENIS

    (SPECIFFIC GRAVITY)

    6.1Dasar Teori

    6.2 Tujuan

    Test ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringan nomor 10

    dengan menggunakan labu ukur.

    6.3Peralatan

    a. Labuukur 50 ml

    b. Thermometer 5C

    c. Air Suling

    d. Cawan Perendam

    e.

    Saringan Nomor 10

    f. Timbangan ketelitian 0,01 gram

    g. Hot Plate

  • 5/20/2018 geotek final1

    17/37

    6.4Prosedur Percobaan

    1. Siapkan benda uji yang lolos saringan Nomor 10, lalukeringkan dalam ocen pada suhu

    C selama 24 jam.

    2. Cuci labu ukur dengan air bersih lalu keringkan dengan menggunakan tisue atau handuk

    kecil.

    3.

    Timbang labu ukur yang telah dikeringkan tadi dalam keadaan kosong

    4. Ambil sample tanah sekitar 10 gram

    5. Masukan sample tanah tersebut kealam labu ukur kemudian tambahkan air suling

    secukupnya.

    6. Siapkan hot plate untuk memanaskan labu ukur , panaskan labu ukur dalam keadaan

    tanpa tutup dan panaskan sampai muncul gelembung udara.

    7. Keluarkan gelembunggelembung udara yang terperangkap didalamnya.

    8. etika gelembung udara sudah tidak ada lalu labu ukur direndam dalam caan dan ukur

    suhu air dengan menggunakan termometer 5C

    6.5Data Teknis

    W tanah + wadah (setelah dioven = 64,05 gr

    1 2

    W Piknometer 1 (gr) 28 28

    W Pikno + tanah (gr) 50,5 51,05

    W Tanah (gr) 22,5 23,05

    W Tanah + Ar (gr) 75,6 81,8

    W Tanah pikno setelah di

    Panaskan (gr)71,7 77,9

    W Tanah pikno setelah di

    Rendam (gr)75,45 81,7

    W tanah + pikno

    setelah

    direndam (gr)

    1 75,45

    W tanah + pikno

    setelah

    direndam (gr)

    2 81,7

    Tanah + cawan 1 47,65

    waktu derajat

    1 5 menit 35

    10 menit 33

    15 menit 30

    20 menit 29

    25 menit 2930 menit 28

    2 5 menit 38

    10 menit 34

    15 menit 32

    20 menit 31

    25 menit 28

    30 menit 28

  • 5/20/2018 geotek final1

    18/37

    (gr)

    Tanah + cawan

    (gr)

    2 48,39

    BAB 8

  • 5/20/2018 geotek final1

    19/37

    KONSOLIDASI

    8.1 Dasar Teori

    Tanah merupakan suatu material yang berpori besar sehingga mempunyai kesempatan

    yang besar untuk terjadi pemampatan dan deformasi elastis maupun plastis. Deformasi elastisadalah pemampatan tanah yang terjadi dimana tanah akan kembali kebentuk semula apabila

    beban yang bekerja di tanah tersebut ditiadakan. Untuk mencapai deformasi yang tetap (untuk

    tanah dengan deformasi yang kecil, lempung misalnya) diperlukan waktu yang cukup lama.

    Gejala yang demikian disebut dengan konsolidasi. Konsolidasi mengakibatkan antara lain :

    Perubahan isi serta keluarnya air pori (angka pori mengecil).

    Perubahan susunan butir tanah/susunannya menjadi teratur.

    Secara keseluruhan konsolidasi terdiri dari dua bagian, yaitu :

    1. Primary Consolidation

    Penurunan yang terjadi karena air yang keluar dari dalam pori

    2. Secondary Consolidation

    Penurunan yang terjadi karena adanya penyesuaian diri antar butiran tanah, dan berlangsung

    dalam waktu yang lama serta nilainya kecil. Penurunan ini berjalan terus setelah Primary

    Consolidation selesai.

    8.2 Tujuan

    Test ini dimaksudkan untuk mengetahui sifatsifat pemampatan tanah pada saat dibebani.

    8.3 Peralatan

    1. Alat konsolidasi

    2. Cetakan benda uji

    3. Alat pengeluar benda uji

    4. pisau pemotong

    5. Stop wach

    6. Dial deformasi

    7. Timbangan

    8. oven

  • 5/20/2018 geotek final1

    20/37

    8.4 Prosedur Percobaan

    1. Bersihkan cetakan benda uji dan keringkan, kemudian ditimbang.

    2. Siapkan benda uji

    - Keluarkan contoh tanah dari tabung sample disesuaikan dengan ukuran ringnya,

    menggunakan etruder tabung lalu dipotong dan diratakan.

    - Pasang cetakan didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah dengan extruder

    sehingga cetakan terisi penuh dengan tanah.

    - Ratakan kedua tanah yang menonjol di kedua ujung cetakan benda uji dengan pisau

    pemotong.

    - Potong kelebihan tanah yang keluar dengan hatihati dan tentukan kadar air bagian

    tanah yang terpotong tadi.

    - Timbang cetakan beserta contoh tanah dan tentukan berat tanahnya sendiri.

    - Keluarkan contoh tanah dari cetakan dengan cara didorong dengan besi pendorong.

    3. Masukan benda uji tersebut ke dalam ring contoh dengan hatihati jangan sampai terjadi

    pemanpatan.

    4. Pasang kertas saring dibagian bawah dan atas benda uji, kemudian pasang batu pori atasa

    dan bawah.

    5. Masukan dalam sel konsolidasi.

    6. Pasang plat penekan diatas batu pori kemudian letakan bola baja kecil dalam cowakan plat

    penekan.

    7. Letakan pada alat konsolidasi

    8. Atur posisi palang penekan supaya horisontal dengan cara memutar span skrup dibagian

    belakang.

    9. Atur ketinggian baut penekan supaya tepat menyentuh bola baja.

    10. Atur posisi dila deformasi dalam posisi tertekan kemudian di nol kan,tahan lengan beban

    dengan palang penahan.

    11.Pasang bebabn pertama yang menghasilkan tekanan pada benda uji sebesar 0,25kg/Cm2

    12. Baca deformasi tanah pada detik ke 6, 15, 30 kemudian pada menit ke 1, 2, 4, 8, 15, 30

    dan pada jam ke 1, 2, 24.

  • 5/20/2018 geotek final1

    21/37

    13. Pasang beban kedua sebesar 2 kali bebanpertama lakukan pembacaan sesuai

    denganprosedur 12.

    14.Lakukan hal yang sama untuk bebanbeban yang lebih besar ( 4x, 8x, 16x, 32x). Beban

    maksimum disesuaikan dengan beban yang akan bekerja pada lapisan tersebut.

    15. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua tahap sampai mencapai

    beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam setelah pengurangan beban lalu beban dikurangi lagi.

    Lakukan pembacaan kembali setelah 5 jam berikutnya.

    16. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat keluarkan ring contoh dan benda uji dari sel

    konsolidasi.

    17. Keluarkan batu pori dan kertas saring.

    18. Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh lalu dan tentukan berat keringnya.

    8.5 Data Teknis

    Beban (kg) O,825 1,65 3,3 6,6 13,2 26,4 8,8

    Tekanan (kg/cm2) 0 dtk 4,72 7,65 8,10 8,150 8,168

    6 dtk 3,81 4,82 7,65 8,10 8,160 8,168

    15 dtk 3,90 4,83 7,655 8,115 8,160 8,167

    30 dtk 3,96 4,831 7,655 8,115 8,160 8,164

    1 mnt 4,035 4,835 7,66 8,120 8,160 8,164

    2 mnt 4,080 4,841 7,68 8,120 8,162 8,164

    4 mnt 4,13 4,845 7,69 8,125 8,163 8,164

    8 mnt 4,19 4,85 7,71 8,130 8,163 8,16415 mnt 4,25 8,852 7,75 8,130 8,163 8,157

    30 mnt 4,32 4,86 7,82 8,135 8,164 8,153

    1 jam 4,38 4,865 7,88 8,135 8,164 8,151

    2 jam 4,44 4,87 7,97 8,135 8,165 8,149

    24 jam 4,72 6,7 8,10 8,150 8,168 8,148

    Volume Tanah Setelah Konsolidasi = 113 gram

    Berat Cawan = 18,7 gram

    Berat Cawan + Tanah = 131,7 gram

    Berat Tanah Setelah diOven = 70 garam

    Berat tanah + Wadah setelah dioven = 88,7 gram

    BAB 9

    PEMADATAN

  • 5/20/2018 geotek final1

    22/37

    9.1 Dasar Teori

  • 5/20/2018 geotek final1

    23/37

    9.2 Tujuan

  • 5/20/2018 geotek final1

    24/37

    Menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah yang dipadatkan dengan cara

    standard dan modified. Pemadatan akan mencapai kepadatan maksimum pada suatu nilai kadar

    air tertentu (kadarair optimum).

    9.3 Peralatan

    1. Mold pemadatan 10,16 cm

    2. Mold pemadatan 15,24 cm

    3. Palu pemadat standard

    4. Palu pemadat modified

    5. Extruder mold

    6. Pisau pemotong

    7. Palu Karet

    8. Kantong Plastik

    9. Cawan

    10. Baskom

    11. Gelas ukur 500 ml

    9.4 Prosedur pengujian

    1. Siapkan sample tanah yang sudah dijemur lalau hancurkan gumpalangumpalannya

    dengan menggunakan palu karet.

    2. Pisahkan 3 buah sample tanah masing masing seberat 5 kg (untuk mold 10,16 cm) dan

    5kg (untuk mold 15,24 cm) lalu masukan kedalam wadah plastik atau karung.

    3. Timbang mold standard berikut alasnya dengan ketelitian 1 gram. Beri tanda mold tersebut

    dengan spidol/tipe-x agar tidak tertukar . untuk standar proctor dan modified proctor bisa

    menggunakan mold berdiameter 10,16 cm atau 15,24 cm.

    4. Pasang collar lalu kencangkan mur penjepitnya, tempatkan pada tumpuan yang kokoh.

    5. Ambil salah satu sample tanah dari dalam kantong plastik/karung yang telah dipersiapkan,

    kemudian isikan kedalam mold yang sudah diberi ukuran sesuai dengan tinggi mold

    tersebut , tumbuk dengan palu pemadatan standard 2494,8 gram sebanyak 25 kali

    tumbukan (untuk mold 10,16 cm) dan 56 kali tumbukan (untuk mold 15,24 cm) secara

    merata sehingga setelah memadat, tanah tersebut mengisi 1/3 tinggi mold. Dan untuk cara

    modified proctor menggunakan palu pemadat seberat 4535,92 gram, dengan jumlah lapisan

    per mold adalah 5 lapis untuk prosedur pelaksanaan sama dengan cara standart proctor.

  • 5/20/2018 geotek final1

    25/37

    6. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga sampai lapisan terakhir mengisi

    sebagian collar (berada sedikit lebih tinggi daripada tinggi mold).

    7. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan pisau

    pemotong.

    8. Isilah ronggarongga yang terbentuk dengan tanah sisa potongantadi sehingga didapatkan

    permukaan tanah yang rata

    9. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan ketelitian 1 gram.

    10. Keluarkan sample tanah yang telah dipadatkan dari dalam mold dengan menggunakan

    extruder mold lalu ambil bagian sisi luar dan sisi dalam untuk pemeriksaan kadar air.

    11. Ulangi prosedur 3 sampai dengan 8 untuk sample tanah yang lain. Isikan datadata

    tersebut pada formulir sehingga didapat data pemadatan.

    9.5 Data Teknis

    No. Alat Volume (kg)

    1. Wadah 0,652. Mold Standar 8,11

    3. Tanah 3,035

    No. Alat Volume (kg)

    1. Wadah 0,65

    2. Mold Modifikasi 12,02

    3. Tanah 2,5

    Mold Standar

    Penambahan Air Jumlah Air (ml)

    1 50

    2 50

    3 100

    4 150

    5 100

    6 50

    7 50

    8 50

    9 50

    10 5011 25

    12 25

    13 100

    14 50

    15 50

    16 50

  • 5/20/2018 geotek final1

    26/37

    17 100

    18 50

    Jumah Air 1150

    Mold Modifi

    Penambahan Air Jumlah Air (ml)

    1 200

    2 100

    3 100

    4 50

    5 50

    6 507 100

    8 100

    9 100

    10 100

    11 100

    12 50

    13 50

    14 25

    15 25

    Jumlah Air 1100

  • 5/20/2018 geotek final1

    27/37

    BAB 10

  • 5/20/2018 geotek final1

    28/37

    CBR LABORATURIUM

    10.1 Dasar teori

    Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah timbunan

    atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95% kepadatan

    maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai kemampuan

    lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut CBR

    laboratoium , karena disiapkan di Laboratorium. CBR Laboratorium dibedakan atas 2 macam,

    yaitu CBR Laboratorium rendaman dan BR Laboratorium tanpa rendaman.

    1.2 Tujuan

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio )

    tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboraturium pada kadar air tertentu.

    1.3 Peralatan

    a. Mesin Penetrasi CBR

    b.

    CBR mold (Cetakan)c. Palu penumbuk

    d. Keping beban lubang bulat

    e. Piston penetrasi

    f. Alat Pengeluar Contoh (Extuder Mold)

    g. Timbangan 20 kg

    h.

    Alat Perata

    10.4 Prosedur Percobaan

    a. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan pemadatan,

    sebanyak 3 contoh dengan berat masingmasing ( 4 ~ 5 ) kg.

    b. Campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum.

    c. Pasang CBR mold pada keping alas dan timbang. Lalu masukan keping pemisah (spacer

    dish), lalu letakan kertas saring diatasnya.

    d. Padatkan masingmasing contoh tersebut di dalam CBR mold dengan jumlah tumbukan

    56 kali dengan jumlah lapisan dan berat pemadat sesuai dengan pengujian pemadatan

    ringan (Standard Compaction) dan pengujian pemadatan berat (Modified Compaction).

    e. Lepaskan collar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat perata. Tambal lubang

    lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir butir kasar dengan

    bahan yang lebih halus.

    f. Pasang beban yang beratnya 10 lbs atau 4,5 kg, diatas permukaan benda uji, letakan mold

    diatas piringan penekan pada alat penetrasi CBR.

    g. Atur piston penetrasi supaya menyentuh permukaan benda uji, kemudian lakukan

    penetrasi sampai arloji beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg atau 10 lbs.

    Pembebanaan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna

  • 5/20/2018 geotek final1

    29/37

    antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji

    pengukur penetrasi dinolkan.

    h. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan

    ,27 mm / menit atu ,5 / menit.

    i. Catat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi sebelum

    penetrasi ,5

    j. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air seluruh lapisan.

    10.4 Data percoban

    Waktu

    (Min)

    Penurunan

    (Inchi)

    Sample

    1

    Sample

    2

    Sample

    30,6 0,025 11 13 19

    1,3 0,050 12 16 27

    1,9 0,075 12,5 19 32

    2,5 0,100 14 21 35

    3,2 0,125 15 22 39

    3,8 0,150 16 22 40

    4,4 0,175 22 22,5 41

    5 0,200 25 23 42

    6,4 0,250 28 24 45

    7,5 0,300 32 25 46

    10 0,400 40 27 5112,5 0,500 42 28 55

  • 5/20/2018 geotek final1

    30/37

    BAB 13KUAT GESER LANGSUNG

    Di rect Shear Test

    8.1 Dasar Teori

    UjiDS adalah uji geser tertua dan paling sederhana pelaksanaannya. Uji kuat geser langsungmempunyai tujuan untuk mengukur kuat geser tanah sepanjang permukaan bidang datar yangtelah ditentukan sebelumnya (horisontal). Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu pada standar

    ujiASTM D3080. Kelemahan uji ini yaitu bidang gesernya tertekan dengan kondisi sebagai

    berikut.1. Bidang runtuh sudah ditentukan terlebih dahulu yaitu berupa bidang

    horisontal yang belum tentu merupakan bidang yang terlemah.

    2. Jika dibandingkan dengan uji triaksial, dalam uji inI drainase tanah tidak

    terkontrol.3. Kondisi tegangan yang melewati benda uji tanah sangat komplek.

    Distribusi tegangan normal dan tegangan geser meliputi permukaan longsor tidak seragam

    secara tipikal ujung-ujungnya mengalami tegangan lebih besar daripada bagiaN pusat/tengah.Oleh karena itu, bisa terjadi keruntuhan progresif pada benda uji yang sangat besar, misalnyakuat geser tidak termobilisasi secara simultan. Walaupun ada kelemahan, uji geser langsung

    masih tetap banyak digunakan karena sederhana dan mudah dilaksanakan. Alat ini menggunakan

    jumlah tanah yang lebih kecil daripada alat triaksial standar, sehingga waktu konsolidasi lebihsingkat. Uji kotak geser langsung (DS) dengan laju uji rendah akan memberikan nilai parameter

    kuat geser efektif c dan f yang handal atau terpercaya

    13.2 Tujuan

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan nilai sudut geser

    tanah ()

    13.3 AlatAlat Yang Digunakan1. Alat geser langsung terdiri dari:

    a. Stang penekan dan pemberi bebanb. Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan

    arloji geser

    c. Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletakdalam kotak

    d. Beban-beban

    e. Dua buah batu pori

    2. Alat pengeluar dan pisau pemotong.3. Cincin cetak benda uji.

    4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

    5. Stopwatch.

    6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai

    (1105)oC

    7. Dial.

  • 5/20/2018 geotek final1

    31/37

    8. Holder.

    13.4 Cara Pengujian

    1. Benda uji ditimbang.2. Benda uji dimasukkan kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci menjadi satu

    kemudian batu pori dipasang pada bagian atas dan bawah dari benda uji.

    3. Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal benda uji sama denganbeban yang diberikan pada stang tersebut.

    4. Menggeser benda uji dihubungkan dengan proving ring mendatar, pengukur gaya

    geserdipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar dan menggeser pada

    bagianatas cincin pemeriksaan. Pengaturan pembacaan pada arloji geser untuk mengukurdeformas mendatar dan pada arloji pengukur gaya geser sehingga menunjukkan angka nol.

    Kemudian cincin dibuka mendatar dan pada arloji pengukurgaya geser sehingga

    menunjukkan angka.

    5. Setelah itu beban normal pertama diberikan sesuai dengan beban yangdiperlukan segerasetelah pembebanan pertama diberikan kotak cincinpemeriksaan diisi dengan air sampai

    dengan penuh diatas permukaanbenda uji. Selama pemeriksaan permukaan air ini harus

    selalu dijaga.6. Benda uji didiamkan selama dengan konsolidasi selesai. Kemudianproses konsolidasi

    dicatat pada waktu-waktu tertentu sesuai dengancara pemeriksaan konsolidasi. Untuk

    mengukur deformasi vertikaldipasang dial, dan dicatat penurunan vertikan setiap 10 detik.7. Setelah konsolidasi selesai, dihitung t50 untuk menentukankecepatanpergeseran.

    Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yangdiperlukan. Kecepatan pergeseran dapat

    ditentukan dengan t50.Deformasi geser maksimum tercapai kira-kira 10% diameter asli

    bendauji.8. Mesin dijalankan, kemudian lakukan bacaan pada arloji geser dan padaarloji gaya geser

    (Proving ring) setiap 15 detik.

    9. Beban normal kedua diberikan pada benda uji, besarnya 2 kali bebannormal pertamasetelah itu kembali ke (d);(f);(g); dan (h).

    10. Beban normal ketiga diberikan, besarnya 3 kali beban normalpertama. Kemudian

    kembali lagi ke (d);(f);(g); dan (h).

  • 5/20/2018 geotek final1

    32/37

    BAB 11

    TEKAN BEBAS

    Unconf ined Compression Test

    11.1 Dasar Teori

    Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh

    benda uji silindris (dalam hal ini sampel tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser. Derajat

    kepekaan/sensitivitas (St) adalah rasio antara kuat tekan bebas dalam kondisi asli (undisturbed)

    dan dalam kondisi teremas (remolded).

    Uji kuat tekan bebas merupakan cara memperoleh kuat geser tanah kohesif yang cepat dan

    ekonomis. Uji ini tidak dapat dilaksanakan pada tanah pasiran.

    11.2 Tujuan

    Pengujian ini untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif, pemiriksaan ini dapat

    dilakukan pada tanah asli maupun contoh tanah buatan. Uji kuat tekan bebas dimaksudkan untuk

    memperoleh kuat geser dari tanah kohesif secara cepat dan ekonomis. Kuat tekan bebas (q u)

    adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji silindris (dalam hal

    ini tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser. Derajar kepekaan (S t) adalah rasio antara kuat

    tekan bebas dalam kondisi asli (Undisturbed) dan dalam kondisi teremas (remolded)

    11.3 Peralatan

    1. Mesin tekan bebas (Unconfined Compression Machine)

    2. Extuder (alat untuk mengeluarkan contoh)

    3. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter

    4. Pisau tipis dan Talam

    5. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram

    6. Pisau kawat

    7. Stop Watch

    11.4

    Prosedur percobaan1) Siapkan benda uji

    - Keluarkan contoh tanah dari tabung sample sepanjang 2 cm dengan menggunakan

    extruder lalu dipotong dan diratakan, hitung isi tabung penuh.

    - Pasang cetakan benda uji didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah dengan

    extruder sehingga tabung benda uji terisi penuh dengan tanah.

    - Ratakan tanah yang menonjol dikedua ujung cetakan benda uji dengan pisau pemotong

  • 5/20/2018 geotek final1

    33/37

    - Keluarkan benda uji dari dalam cetakan. Alat pengeluar contoh.

    2) Timbang benda uji tadi.

    3) Letakan pada plat penekan secara sentris.

    4) Atur ketinggian plat penekan atas agar tepat menyentuh permukaan tanah.

    5) Atur dial beban maupun deformasi pada posisi nol.

    6)

    Lakukan penekanan dengan memutar engkol (mesin manual) atau menghidupkan motor

    (mesin elektrik). Kecepatan penekanan diambil 1% sampai 2% permenit dari tinggi

    contoh semula.

    7) Baca dial beban pada regangan 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dst.

    8) Setelah dicapai beban batas atau regangan telah mencapai 20%, gambar pola keruntuhan

    tanah.

    9) Diketahui kadar air benda uji.

  • 5/20/2018 geotek final1

    34/37

    BAB 12

    TRIAKSIAL

    12.1 Dasar Teori

    Untuk menghitung kekuatan geser tanah dapat di lakukan 3 (tiga ) macam percobaan.

    Unconsolidated Undrained test. Air tidak boleh berdrainase dari pori-pori tanah selama tekananbekerja pada contoh tanah.Sehingga tidak dapat mengukur tegangan air pori. ConsolidatedUndrained Test, Contoh tanah mula-mula ditekan oleh tekanan air dalam sel sehinggamengakibat peningkatan tekanan pada air pori dalam contoh tanah secara tiba-tiba dan air dalampori akan keluar.Kemudian contoh tanah berkonsolidasi.Drainase tidak boleh terjadi selama diberi tekanan.Percobaan ini dapat mengukur tegangan air pori. Drained test. Contoh dibebani dandi biarkan berdrainasi.Beban vertikal di berikan dengan kecepatan rendah,sehingga tekanan poriair dalam contoh tidak bertambah. Dalam percobaan triaxial di lakukan percobaanUnconsolidated Undrainedtanpa memperhatikan tegangan pori air.

    12.2 Tujuan

    Untuk mengetahui parameter-parameternya yaitu sudut geser dalam tanah (0 ) dan nilaikohesi (c ) dari tanah tersebut.

    12.3 Peralatan1) Satu set alat triaxial.2) Pompa pengisap udara3) Extruder untuk mengeluarkan contoh tanah.4) Mold untuk mencetak tanah diameter kurang lebih 3,5 cm5) Jangka sorong6) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram7) Membrane karet8) Spatula.9) Kompresor listrik.

    12.4 Prosedur Pengerjaan1) Contoh tanah undisturbed di keluarkan dengan mengunakan extruder dan langsung di

    cetak dengan ring pencetak.sebelumnya ring di ukur diameternya dan di beri oli.

    2)

    Tentukan panjang contoh tanah 2 kali diameter cetakan tersebut kemudian keluarkancontoh tanah dari ring pencetak.3) Ukur tinggi contoh tanah untuk di ketahui volumenya.4) Contoh tanah lalu masukan dalam membran karet dengan bantuan mebran stretcher dan

    pompa pengisap di jaga jangan sampai contoh tanah rusak,demikian juga antara contohtanah dan membran jangan sampai terdapat udara.

    5) Contoh tanah yang telah di selubungi membran karet,bagian atas dan bagian bawah dipasang batu berpori kemudian di masukan kedalam tabung sel triaxial.

    6) Bagian atas dari batu berpori di letakan plat penerus gaya yang di lengkapi dengan selangsebagai saluran keluar air tanah.

    7) Setelah contoh tanah selesai di pasang dan berdiri tegak dengan baik,kemudian tabung seldi tutup rapat-rapat.

    8)

    Sel triaxial di isi larutan glisering + air 50%,sampai penuh dengan memberi tekanan padatabung glistering,di jaga jangan sampai ada udara di dalam sel triaxial dengan caramengeluarkan udara melalu klep sebelum sel penuh terisi glisering.

    9)

    Akibat dari pengisian glistering ini, pada sel tersebut terdapat tekanan yang menekancontoh tanah dari segala arh yang besarnya dapat di lihat pada manometer.fungsi tekananini adalah sebagai penganti tegangan lateral (3)

    10)Tentukan besar 3 dengan memutar krang dan memberi tekanan udara dengancompressor.

    11)Jelaskan alat penekanan arah vertical dengan kecepatan penurunan 2% permenit daritinggi contoh tanah.

    12)Pembacaan load dial di lakukan setiap deformasi atau penurunan bertambah 0,5mm.13)Pembebanan di teruskan hingga contoh tanah mengalami keretakan atau sampai

    pembacaan load dial turun kembali.14)Kemudian cairan glistering di keluarkan dari tabung sel ketempat semula dengan jalan

  • 5/20/2018 geotek final1

    35/37

    memberikan tekanan udara dari compressor,dan udara yang masih ada dalam tabung seldi buang.

    15)Tabung sel di keluarkan dari unit triaxial lalu membran karet di lepas dan tanah dikeluarkan dari sel triaxial.

    16)Gambar bentuk atau garis-garis keretakannya.17)ontoh tanah di timbang dan di masukan kedalam oven selama 18-24 jam.kemudian di

    timbang lagi dan di hitung kadar airnya.

    18)

    Percobaan di lakukan lagi untuk contoh tanah lain,misalnya: di ambil 2 kedalaman- 2,00m dan5,00m masing-masing 3 contoh dengan 3 berbeda

  • 5/20/2018 geotek final1

    36/37

    BAB 14DCP ( Dynamic Cone penetrometer )

    14.1 Dasar Teori

    14.2 Maksud dan Tujuan

  • 5/20/2018 geotek final1

    37/37