Gifted Children - Forum Detik

Embed Size (px)

Citation preview

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

1 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

HomeSub-Forum Pilihan

ForumFAQ

Forum I-netSocial Group

Forum SurabayaPictures Member List Award

Sign in with Facebook

AtauThreads: 222,038; Posts: 13,402,814; Members: 520,321

User Name: Password:

User Name

Remember Me?

Forum Detik > Kesehatan > Ibu & Anak

gifted children

Notices

DEBAT POLITIK Detik Forum Edisi JUNI 2011. klik disini

Ibu & AnakSeputar kesehatan ibu dan anak diskusinya di sini, ya..

8 Multiple IntelligencesSemua anak memiliki kecerdasan unik Temukan cerdas anak anda sejak diniwww.froggyedutography.com

Komputer Untuk Anak AnakTemukan komputer yang nyata cerdas Prosesor 2nd Gen Intel Core i3www.intel.com

Penguji Kekerasan LogamSangat Akurat dan Andal Equopen Piccolo dari Proceqwww.proceqasia.net/PengujiLogam

Page 1 of 3 1 2 3 >Share

Thread Tools

Display Modes #1

12th August 2009, 09:58

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

gifted children

apa seh gifted childer itu???Quote:

Teori Giftedness Memperjuangkan pendidikan anak-anak dengan kecerdasan istimewa (gifted children) bukanlah hal mudah. Hal ini karena: 1. Berbagai komponen baik masyarakat, orang tua, dan pihak sekolah masih tidak memahami apa yang disebut anak cerdas istimewa (gifted children) 2. Pendidikan anak cerdas istimewa (gifted children) saat ini yang dikenal di Indonesia hanyalah kelas akselerasi, padahal sementara itu pendidikan model ini secara ilmiah sudah tidak disarankan lagi, karena terbukti justru tidak memperhatikan faktor kreativitas berpikir serta perkembangan sosial emosional seorang anak cerdas istimewa. 3. Karakteristik personalitas dan pola tumbuh kembang alamiah seorang anak cerdas istimewa masih tidak dipahami secara luas, sehingga berbagai kesulitan perkembangan seorang anak gifted tidak pernah dikenal oleh pihak-pihak yang seharusnya menyantuninya, terutama pihak sekolah. Sehingga anak-anak cerdas istimewa justru tidak diterima oleh institusi pendidikan karena dianggap sebagai anak bermasalah. Sekalipun itu adalah kelas akselerasi.

2 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

4. Dengan begitu kelas akselerasi pada akhirnya sebagai kelas anak cerdas istimewa tanpa murid cerdas istimewa, umumnya berisi anak cerdas normal yang mempunyai gaya belajar yang cocok dengan program yang ditekankan, yaitu pemampatan materi. Sementara itu anak-anak cerdas istimewa adalah seorang anak yang sangat mandiri, didaktif, kreatif berpikir analisis, tidak dapat ditekan apalagi dilakukan drilling harus cepat-cepet selesai. 4. Tidak pernah disadari bahwa semakin tinggi kecerdasan seorang anak ia akan mempunyai cara berpikir (cognitive style) yang berbeda dengan anak-anak normal sehingga ia membutuhkan ruang gerak leluasa untuk mengembangkan apa yang menjadi minatnya. Ia membutuhkan pendidikan bersama teman-teman sebayanya dalam kelas-kelas sekolah normal, dengan perhatian ektra ke dua arah yaitu kecerdasannya yang istimewa dan juga berbagai kesulitan tumbuh kembangnya. Bentuk kelas seperti ini yang kemudian disebut sebagai kelas-kelas inklusi. 5 Semakin tinggi inteligensia seorang anak, minatnya menjadi semakin sempit pada bidang-bidang khusus. Untuk lebih lanjut bagaimana teori yang mampu menjelaskan ini semua, silahkan klik TEORI GIFTEDNESS

diposkan oleh Julia van Tiel @ 6:17 AM __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:01

#2

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Terlambat bicara Quote:

Klasifikasi communication and language disorder pada anak A. Developmental language disorders (ganguan perkembangan berbahasa) 1.Hanya mengalami gangguan ekspresif dengan pemahaman normal dengan sedikit atau tanpa komorbiditas - gangguan lain yang menyertainya (pure dysphasia development atau expressive language disorder menurut DSM IV) 2.Gangguan campuran antara perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif (mixed receptive-expressive language disorder DSM IV). Seringkali terjadi adanya deskrepansi (perbedaan) yang bermakna antara skor tes verbal IQ dengan performal (non-verbal) IQ, dimana skor verbal IQ mencapai skor yang sangat rendah. Atau non-verbal IQ mencapai skor lebih tinggi daripada tes pemahaman bahasa. Pemahaman bahasa lebih rendah daripada rata-rata anak seusianya, artinya ada gangguan perkembangan bahasa reseptif (receptive dysphasia). 1 dan 2 di atas dapat terjadi pada anak yang mengalami gangguan perkembangan bahasa dan bicara. B. Gangguan bahasa reseptif: diluar definisi dysphasia development, karena pemahaman bahasa lebih jelek daripada bahasa ekspresif. 1.Kemampuan reseptif dan ekspresif sangat rendah (delay atau tertinggal); seringkali diikuti dengan gangguan nonverbal (mengalami juga keterbelakangan mental). Dalam bentuk yang parah didapatkan asymbolic mental retardation atau mute autistic. Pemahaman bahasa dan bicara sama sekali tak nampak. 2.Verbal-auditory agnosia atau congenital word deafness (bentuk ringan dari phonologic perception problem) 3.Cortical deafness, total auditory agnosia (congenital auditory imperception). 4.Gangguan sensorik pendengaran yang parah.

C. Gangguan semantik-pragmatik Gangguan bahasa Semantik (pengertian) pragmatik (penggunaan) sering dimulai dengan bahasa dengan echolalia yang banyak. D. Gangguan kelancaran bicara, atau gagap. E. Mutisme selektif (tidak mau bicara dalam situasi atau tempat tertentu) F. Miskin bahasa karena kurang stimulasi G. Gangguan artikulasi dan gangguan perkembangan bahasa dan bicara, sering disebabkan karena masalah seperti dalam pembangian 1 & 2 Gangguan perkembangan bicara dan bahasa karena sebab-sebab lain:

3 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

1. Child-afasia (disebabkan karena traumatic, tumor, infeksi) 2. Landau-Kleffner-syndrom (gejala mirip pada pembangian B) 3. Kemunduran perkembangan bahasa dan bicara dengan penyebab tak diketahui dengan atau tanpa epilepsi saat tidur dan gangguan nosologi yang tak diketahui penyebabnya, sering juga terjadi pada Autisme Spectrum Disorder (ASD).

Sumber: C.Njiokiktjen (psikiater & neurolog anak) dalam artikel: De Relatie tussen taalontwikkelings-stoornissen en autisme, Wettenschaplijk Tijdschrift Autisme, nummer 2, augustus 2005. ========================= di sadur dari sini __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:04

#3

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Bagaimana anak belajar bicara Quote:

1. Aspek Semantik (arti bahasa). Bila seorang anak akan mengatakan atau memahami sesuatu, ia harus mempunyai daftar kata-kata atau vokabulari yang cukup memadai, yang dengan kata lain kita bisa mengatakan bahwa: - si anak mempunyai cukup kata-kata agar bisa memproduksi dan memahami (bahasa aktif dan pasif); - menemukan kata-kata yang tepat (memanggil kata dari daftar memori); - memahami apa yang diucapkan (pengertian kalimat). Seorang anak kecil belajar berbicara mula-mula adalah dengan cara menunjuk berbagai benda-benda yang ada di sekitarnya atau kata kerja yang harus digunakannya. Menunjuk benda-benda yang dapat dilihatnya (kursi, meja, makan, boneka dlsb), atau kata yang dapat menunjukkan pada pengertian tempat disini atau sekarang. Daftar kata-kata ini akan segera meningkat tanpa batas. Namun bisa diperkirakan bahwa seorang anak pada usia dua tahun setidaknya memerlukan 270 kata, 900 kata di usianya yang ketiga, dan sekitar 2500 hingga 4000 kata di usianya yang ke enam. Walau begitu seorang anak sebetulnya mempunyai lebih banyak lagi kata-kata (daftar kata-kata yang pasif) daripada yang bisa ia produksi (sebagai daftar kata aktif). Daftar kata pasif seorang anak berusia enam tahun bisa dua kali lipat banyaknya dibanding dengan daftar kata aktif yang dimilikinya. Dengan kata lain anak berusia tiga hingga lima tahun akan mengalami kesulitan memanggil kata-kata yang berada di dalam memorinya; seringkali sulit menggunakan kata pada tempat dan waktu yang tepat. Kadang terjadi seorang anak akan membuat kata-kata sendiri (neologis), atau bicaranya kacau, sepotong-sepotong, dan diulang-ulang. 2. Pembentukan bahasa. Bagaimana sebuah kata atau kalimat dibentuk? Aspek pembentukan kata dan kalimat seperti yang kutuliskan di atas akan menyangkut pada tiga bagian aspek yaitu: a. aspek fonologis Anak kita harus bisa belajar menggunakan dan mengucapkan bunyian dengan cara yang benar. Artinya bahwa bicara mempunyai kaitan dengan aspek fonologis ini. Bila seorang anak mengalami gangguan fonologis ini, maka kelak ia akan mengalami masalah dalam bahasa dan bicara. Di usia kira-kira lima bulan, refleks oral (mulut) seperti misalnya refleks menghisap (untuk menyusu) akan hilang, berganti dengan gerakan-gerakan yang baik dengan lidahnya, bibirnya, suara decak halus, rahang bawah, dan tenggorokan. Ia juga belajar membedakan bunyian dan mengingatnya sebagai bunyian tertentu. Apabila ia mendenger bunyian itu kembali, maka ia bisa mengenalnya kembali, serta menggunakannya untuk tujuan tertentu. Pada akhirnya kemudian ia bisa berbicara dengan tujuan tertentu: misalnya mengucapkan kata mama akan berbeda artinya jika mengucapkan maem atau makan. Pada akhir tahun pertama umumnya anak-anak mempelajari bunyian dengan pola bunyian yang sama. Pada akhir tahun kedua ia mulai bisa mengucapkan kata-kata berupa beberapa suku kata dengan baik karena kontrol otot-otot sudah semakin baik, yaitu otot lidah, bibir dan langit-langit. Dan juga ia sudah mampu mendengarkan dengan baik. Tinggal beberapa kata seperti s/l/r/ barulah akan dikuasai dengan baik di usianya yang kelima atau keenam. Sekalipun seorang anak bisa mengucapkan bunyian dengan baik, bukan berarti ia akan bisa juga dengan baik mengucapkan kata-kata. Ia

4 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

masih harus belajar lebih banyak lagi untuk mengucapkan kata-kata dengan baik, sehingga tidak meletakkan bunyian itu di tempat yang salah. Misalnya pabrik menjadi perabik. Lokomotip menjadi molokotip. Baru pada usia enam tahun, kita boleh mengharapkan bahwa seorang anak haruslah sudah bisa dengan baik mengucapkan urutan bunyian itu dengan benar, menjadi sebuah kata yang mempunyai makna. b. aspek morfologis Dengan cara yang tepat anak mempelajari sebuah kata dan mengubahnya dengan cara yang benar, yaitu: - penggunaan kata-kata jamak - penggunaan awalan dan imbuhan - penggunaan kata yang memberi penjelasan pertambahan dan perbedaan - penggunaan kata kerja Pada anak usia empat tahun biasanya sudah bisa menggunakan bentuk kata jamak secara baik tanpa kesalahan, penggunaan imbuhan, pertambahan perbedaan, dan kata kerja. c. aspek sintaksis Dalam fase ini anak akan belajar membangun kalimat dengan baik. - ia akan berbicara dengan urutan kata-kata secara benar dalam sebuah kalimat - kalimat dalam bentuk lengkap, dan tidak ada kata yang tertinggal - ia memahami berbagai perbedaan muatan kalimat misalnya kalimat bertanya, kalimat berempati, kalimat mengharap, atau kalimat menyangkal. Anak yang mengalami masalah dalam siktaksis akan berkata misalnya: Kabel sudah telepon rusak, yang seharusnya diucapkan: Kabel telepon sudah rusak. Atau Mau minum. Seharusnya: Saya mau minum.

3. Penggunaan bahasa, aspek pragmatik Dalam hal ini si anak akan menggunakan bahasa dalam konteks yang tepat dan untuk apa. Beberapa contoh yang berkaitan dengan aspek pragmatik: - Bila ada seseorang tengah berbicara, maka ia tidak akan berbicara secara bersamaan, tetapi menunggu seseorang tadi selesai bicara. - Ia menjawab apa yang ditanya teman bicaranya, misalnya: . Pada pertanyaan : Apakah engkau akan menggunakan jaket? ia menjawab : Tidak saya merasa cukup hangat. Jawaban ini cocok dengan pertanyaannya. . Seorang anak bercerita bahwa saat berulang tahun ia diajak berenang oleh orang tuanya, temannya bereaksi: Tadi pagi saya melihat anjing besar sekali? Reaksi ini tidak sesuai dengan apa yang menjadi topic bicara. . Kita bertanya pada anak kita: Apakah engkau sudah mengikat tali sepatumu? Lalu dijawab oleh anak kita: Saya baru saja makan es krim. Jawaban ini secara Pragmatik menjawab tidak pada konteks yang benar. Mieke Pronk-Boerma juga membagi periode perkembangan bicara menjadi periode pra-verbal dan periode verbal. Periode pra verbal menurutnya merupakan periode yang sangat penting, yang dibaginya menjadi: - minggu ke 0 6 : menangis - minggu ke 6 hingga bulan ke 4 : vokalisasi : ah, uh - bulan ke 4 8 : babbling atau mengoceh (bunyian vocal terus menerus), misalnya: gagaggagagag.aaaaaa,..tatatatatatata. Pada periode ini bunyi bahasa ibu juga diproduksinya. Si anak juga akan mengikuti apa yang ibu ucapkan, sambil ia mengikuti ucapan ibu atau pengasuhnya, segera ia akan mengucapkan papa, mama. Seorang bayi yang tuli, juga akan melakukan babbling ini, tetapi kemudian akan berhenti di usianya yang ke 8 -9 bulan. - Bulan ke 8 12: social babbling, yaitu mengocah dengan cara dimana - pola bunyian dari sekitarnya akan diambil alihnya, ia juga akan melakukan imitasi pola bunyian kalimat. Pola bunyian yang tidak termasuk dalam bahasa ibu akan segera hilang. Kemudian anak akan mendengarkan, mengoceh dan mengikuti, terus menerus hingga terjadilah pemahaman terhadap kata-kata, dan penggunaan kata-kata; pemahaman kata akan dengan sendirinya kemudian diucapkannya. Dalam periode ini muncul bentuk yang disebut echolalia yaitu si anak hanya mengulang apa kata pengasuh tanpa kata-kata tersebut mempunyai maksud tertentu atau tanpa arti apa-apa. Periode verbal mempunyai beberapa fase yaitu: - bulan ke 12 15 : yang merupakan fase kalimat dengan satu kata. Misalnya seorang anak mengatakan: Mobil! Maksudnya adalah: Saya minta sebuah mobil! atau: Beri saya mobil itu! atau: Itu mobil bagus! dan sebagainya. Si anak akan menanyakan nama-nama segala sesuatu dengan cara menunjuk-nunjuk dan dengan cara tertentu ia menyebutkannya kembali. Si anak belum menyangkal dengan kata, tetapi sudah membuat gerakan menggeleng dengan kepala. - Bulan ke 15 - 2 tahun: fase kalimat dengan dua kata. Seorang anak usia dua tahun biasanya sudah mempunyai 270 kata. Ia juga bertanya dengan intonasi bertanya. Ia mulai menyangkal dengan kata-kata. Banyak kata-kata yang masih terpotong , misalnya minum menjadi mium. - Usia 2 3 tahun: yang merupakan fase kalimat dengan banyak kata. Kalimat terdiri dari kata benda dan kata kerja. Apa yang diucapkan lebih kepada arti atau maksud kalimat yang diucapkan, namun belum dalam bentuk kalimat yang benar. Tetapi dalam usia ini daftar kata yang dimiliki akan meningkat dengan pesat. Suku kata akan diucapkan dengan lebih baik. Ia juga mulai menggunakan bentuk kamu-dan saya. Kadang ia masih menggunakan bentuk kamu jika berkata pada dirinya sendiri. :Mana bonekamu? padahal maksudnya: Dimana boneka itu saya taruh? - Usia 3 4 tahun: si anak akan banyak mengerti berbagai hal, dan banyak bercerita. Ia juga sudah bisa mengucapkan bunyian berbagai huruf kecuali /s/l/r. Juga masih ada beberapa kesalahan dengan pengucapan kata sambung, tetapi sudah bisa berbicara dengan aturan sebuah kalimat termasuk urutan kata, imbuhan, dan pemotongan kalimat. Kata jamak juga bisa dibentuk. Seringkali masih ada kata-kata yang diulang ulang karena berpikir baginya lebih cepat daripada mengucapkan kalimat. Nampaknya seperti seorang anak yang gagap, tetapi sebetulnya bukan.

5 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

- Usia 4 6 tahun: Di usia enam anak-anak ini akan semakin baik mengucapkan berbagai huruf, juga untuk huruf-huruf yang sulit seperti s dan r. Ia juga semakin membaik dengan aturan pembuatan kalimat, termasuk juga penggunaan kata penghubung: dan, tapi, atau, karena, sebab dlsb. Dalam usia ini anak juga mulai dengan menyampaikan pemikiran dari abstraksinya. Sumber: Mieke Pronk-Boerma (1994): Logopedie voor onderwijs gevenden, H Nelissen, Baarn sumber dari sini __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:07

#4

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Cerdas istimewa adalah potensi bawaan Quote:

Beberapa waktu lalu, kita sering mendengar bahwa semua anak pada dasarnya adalah anak cerdas. Sebetulnya slogan ini sangat keliru, sebab tidak semua anak yang dilahirkan mempunyai potensi bawaan kecerdasan yang baik. Ada beberapa anak yang sejak lahir mengalami gangguan perkembangan inteligensi yang parah, sehingga kelaknya ia akan lebih banyak tergantung dari lingkungannya. Ada juga slogan-slogan atau tawaran pendidikan sejak dini yang menggiurkan yang dapat menjadikan anak-anak kita akan menjadi anak yang jenius. Berbagai upaya dilakukan, misalnya memberikan stimulasi sedini mungkin dengan berbagai cara, misalnya memberikan kartu-kartu untuk membaca kepada bayi, mendengarkan musik klasik kepada bayi dan sebagainya. Atau pemberian nutirisi tertentu. Apabila si anak tidak mempunyai gen pembawa sifat yang berada di dalam kromosomnya sebagai anak penyandang inteligensi tinggi, yang akan menjadi blue print perkembangannya, maka apapun yang diberikan padanya, untuk menjadikannya anak jenius, hal itu semua akan tidak bisa dicapainya. Perkembangan kecerdasan (kognitif) istimewa seorang anak pada dasarnya akan menjadi suatu potensi yang stabil yang dapat terwujud dalam bentuk prestasi jika mendapatkan stimulasi yang baik dari lingkungannya. Namun tanpa adanya potensi bawaan ini, seorang anak tidak akan mungkin menjadi anak cerdas istimewa apalagi anak-anak jenius.

Prestasi cerdas istimewa tidak dapat berkembang begitu saja Di lapangan, kita sering pula mendengar bahwa ada tawaran-tawaran pendidikan yang dapat menjadikan anak kita menjadi cerdas dalam berbagai hal. Dengan pendekatan tertentu, kita ingin pula menjadikan anak kita mempunyai bermacam-macam kecerdasan. Namun kita juga perlu mengingat bahwa kita harus berpegang bahwa untuk menjadikan anak kita mempunyai bermacam kecerdasan diperlukan adanya faktor potensi bawaan. Artinya, kita harus melihat bagaimana nature biologis anak. Nature biologis anak juga mempunyai keragaman kualitas dan juga kuantitasnya. Maksudnya, setiap anak dilahirkan dengan kondisi bawaan yang berbeda-beda. Ia mempunyai perbedaan dari satu anak ke anak lain, baik dari segi kualitas dan kuantitas potensi yang dimilikinya. Ada anak yang mempunyai perkembangan emosi yang sangat baik, ada yang kurang. Ada anak yang mempunyai perkembangan motorik yang sangat baik, ada yang kurang. Begitu juga dengan anak-anak yang mempunyai potensi cerdas istimewa ini, sebagaimana yang dijelaskan di atas. Semuanya itu akan mewarnai berbagai prestasi perkembangannya kelak. Namun, adanya nature biologis ini, kita juga tidak mungkin membiarkannya begitu saja dan mengharapkan seorang anak yang sudah mempunyai potensi bawaan istimewa akan dapat mencapai pretasi istimewanya, jika kita sebagai orang tua dan guru tidak turun tangan memberinya stimulasi, nutrisi, pengasuhan dan pendidikan yang sesuai sebagaimana yang dibutuhkan. Memberikan stimulasi terhadap tumbuh kembangnya, memberinya nutrisi berupa kebutuhan makan yang bergizi, pengasuhan yang memberinya rasa aman secara emosi dan sosial, serta memberinya pendidikan bagi pekembangan kecerdasannya, disebut sebagai faktor nurture. Artinya disini, kita harus tetap mengingat, dalam mengasuh dan mendidik anak-anak kita tetap menggunakan rumusan nature + nurture. Apabila dahulu di tahun 1970 di Amerika terjadi sebuah konflik pemahaman tentang nature vs nurture dimana pemahaman kaum intelektual maupun masyarakat terpecah menjadi dua antara nurture dan nature, kini selayaknya konflik itu sudah harus kita tinggalkan. Kita tidak lagi mempersoalkan bahwa prestasi seseorang hanyalah diwarnai oleh potensi bawaan (nature biologisnya) atau pengasuhan/stimulasinya

6 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

(nurture). Seharusnya debat antara nature vs nurture ini kini kita sudahi. Kita harus mulai dengan pemahaman baru bahwa prestasi seorang anak tidak mungkin tercapai andaikan kita tidak memberikan stimulasi (nurturing) yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, serta potensi bawaannya (nature biologisnya). Awalnya konflik nature vs nurture itu terjadi di tahun 1970-an di Amerika, saat mana ada survai statistik secara besar-besaran terhadap IQ anak muda Amerika. Hasil dari survai itu menunjukkan bahwa anak-anak muda dari kalangan kulit hitam dan dari kelompok miskin menunjukkan IQ yang lebih rendah daripada dari kelompok orang kulit putih dan kelompok orang kaya. Hasil sensus ini memunculkan reaksi yang hebat dari kalangan ilmuwan sosial, yang menghawatirkan akan terjadinya konflik diskriminasi yang semakin hebat. Karena inteligensi rendah sering dikaitkan dengan masalah-masalah kekerasan, narkoba, dan kriminalitas. Pemahaman orang terhadap inteligensi pada saat itu bahwa inteligensi merupakan suatu bentuk yang diturunkan atau genetik (nature biologis) tanpa lagi melihat bahwa prestasi akan dipengaruhi oleh fator lingkungan (nutrisi, stimulasi, pengasuhan, dan pendidikan). Dari situ muncullah kelompok-kelompok yang akan berusaha menisbikan IQ sebagai konsep pengukuran inteligensi seorang anak, dan memberikan pemahaman baru bahwa perkembangan kecerdasan atau inteligensi seorang anak lebih tergantung dari lingkungannya (faktor nurture). Pemahaman ini yang kemudian memunculkan pengertian lain tentang konsep kecerdasan terutama konsep kecerdasan majemuk (multiple intelligence) beserta berbagai turunannya seperti kecerdasan emosi (emotional intelligence) maupun spiritual intelligence. Hingga saat ini konsep-konsep ini masih berpegang pada pemahaman bahwa kecerdasan lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kurang memperhitungkan potensi bawaan atau genetiknya. Disamping itu munculnya konsep multiple intelligence dengan 7 atau 8 macam kecerdasan itu hingga saat ini masih belum ada alat ukurnya. Konflik nature vs nurture ini dalam dunia ilmu psikologi dikenal sebagai The bell curve war. Namun dari berbagai penelitian tentang genetika, majunya teknologi pencitraan otak yang mampu menunjukkan tentang keragaman dan keunikan anak yang dilahirkan, telah memberikan pengertian baru kepada kita, bahwa setiap anak yang dilahirkan akan membawa keunikannya masing-masing. Dalam bidang ilmu anak cerdas istimewa juga diketahui bahwa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan istimewa seorang anak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik. Hal ini diketahui dari berbagai penelitian pada anak kembar identik yang menunjukkan bahwa kans cerdas istimewa secara bermakna akan jauh lebih besar pada anak-anak yang kembar identik daripada yang non-identik. Dari hasil-hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berkecerdasan istimewa akan murni dipengaruhi oleh nature biologisnya. Walau begitu, gen pembawa sifat yang mana yang merupakan penentu bahwa seorang anak adalah pembawa sifat cerdas istimewa, hingga saat ini masih belum dapat ditentukan. Hal ini disebabkan karena kecerdasan istimewa tidak ditentukan oleh satu faktor tetapi oleh banyak faktor. Karena itu, bentuk berkecerdasan istimewa juga mempunyai keragaman yang cukup banyak. Sekalipun demikian, sekalipun seorang anak akan ditentukan oleh nature biologisnya, tetap dalam perjalanannya, lingkungan akan juga mempengaruhi perkembangan dan prestasinya. Karena itu debat nature vs nurture ini sudah tidak sesuai lagi dengan berbagai temuan-temuan penelitian dalam tahun-tahun terakhir ini. Namun debat nature vs nurture ini masih sering kita temui jika kita harus berhadapan dengan masalah dunia pendidikan dan pengasuhan. Kelompok nurture selalu mengatakan bahwa: Kita jangan menyia-nyiakan usia anak kita, sebab usia balita adalah usia emas (the golden age) yang harus kita isi dengan berbagai stimulasi agar anak kita menjadi sebagaimana apa yang kita inginkan. Jangan biarkan otak anak-anak kita menjadi kosong, kita harus mengisinya dengan berbagai stimulasi yang dibutuhkan. Dengan adanya seruan-seruan atau ajakan seperti di atas, menyebabkan dunia pengasuhan dan pendidikan menjadi tidak ada batasnya lagi, terjadilah stimulasi dan memberikan materi kurikulum yang berlebihan. Apalagi adanya anekdot bahwa selagi masa usia emas (golden age periode) otak anak sangat plastis dan dapat diisi tanpa batas. Menyebabkan anak-anak sejak masih bayi sudah mendapatkan stimulasi yang berlebihan, yang bisa jadi justru akan menekan perkembangan anak secara sehat.

Perlu dukungan Apa artinya mendukung seorang anak cerdas istimewa? Selama ini kita hanya memahami bahwa seorang anak cerdas istimewa bisa selamat dalam berbagai situasi karena kita anggap ia adalah seorang anak yang pandai, dan dapat beradaptasi dimanapun. Namun sesungguhnya tidaklah demikian. Ada banyak hal yang perlu kita pahami. Tidak populernya ilmu yang membahas anak-anak cerdas istimewa selama ini adalah karena anak cerdas istimewa selama ini dianggap sebagai anak yang tidak mempunyai masalah. Karena sajian pembahasan sering hanya menyajikan masalah keberbakatannya dan akademiknya saja, tanpa pernah membicarakan masalah-masalah yang muncul akibat faktor kuatnya yang tidak terdukung, masalah tumbuh kembangnya, dan masalah kepribadiannya. Namun dari banyak pengalaman dan penelitian akhir-akhir ini tentang perkembangan dan kepribadian anak-anak cerdas istimewa, memberikan hasil yang mendorong berbagai pihak agar anak cerdas istimewa sejak balita hingga masa pendidikannya memerlukan pengelompokan tersendiri sebagai anak yang mempunyai resiko serta membutuhkan perhatian khusus. Ia membutuhkan dukungan yang seksama, baik dari keluarga, pihak sekolah, berbagai profesi yang berkaitan, dan juga dari lingkungannya. di sadur dari gifted disinkronasi __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:11

#5

7 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Gaya berpikir anak2 gifted Quote:

Julia Maria van Tiel Ditulis untuk: Mailinglist [email protected] Maret 2009

Pada dasarnya gaya berpikir (Cognitive style) manusia hanya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu auditory learner dan visual learner. Auditory learner adalah gaya berpikir yang lebih didasarkan pemrosesan informasi melalui pendengaran (auditory). Dan visual learner adalah lebih didasarkan pada pemrosesan melalui penglihatan (visual). Pada anak-anak cerdas istimewa digunakan istilah visual spatial learner, yang artinya bahwa seorang anak cerdas istimewa melakukan pemrosesan informasi bukan hanya melalui penglihatannya saja, namun ia juga menggunakan kekuatan lain yang ada padanya, yaitu kemampuan pandang ruang yang tinggi (kemampuan dimensi) yang disebut sebagai kemampuan spatial.

1. Cara berpikir auditory learner VS visual spatial learner[1] Saat anak baru dilahirkan ia akan menjadi anak yang lebih kepada visual learner daripada auditory learner. Pada saat baru dilahirkan ia lebih didominasi oleh belahan otak sebelah kanan. Ia belajar menerima informasi lebih secara visual. Apa yang diterima secara visual (penglihatan) ini kemudian dilakukan pemrosesan di dalam otak sebagai sebuah informasi. Kelak saat mana anak-anak ini sudah bisa berbicara dengan baik, yaitu sekitar usia 5 6 tahun, maka cara penerimaan itu akan berubah, ia menjadi anak yang lebih pada auditory learner. Perubahan ini adalah sebagai akibat dari berubahnya dominasi otak, yang semula dominasi lebih kepada dominasi belahan otak kanan (yang mengatur kemampuan visual), kini dominasi berpindah ke belahan otak yang mengatur auditory (pendengaran). Mayoritas perkembangan populasi anak akan berkembang sebagaimana yang dijelaskan di atas ini, yaitu sekitar 70 persen banyaknya. Namun sebagiannya sekitar 15 persen akan berkembang menjadi visual learner. Visual learner ini adalah seorang anak yang lebih didominasi oleh perkembangan otak kanan. Saat mana anak-anak mengalami perpindahan dominasi otak dari kanan ke kiri di usia 5-7 tahun, anak-anak visual learner tidak mengalami hal itu. Keadaan ini dapat disebabkan karena perkembangan belahan otak kanannya, mengalami perkembangan dengan kapsitas yang besar. Walau demikian, bukan berarti bahwa belahan otak kirinya mengalami ketidak normalan perkembangan. Ia berkembang normal juga, hanya saja mengalami ketertinggalan atau bahkan kelak juga akan berkembang dengan kapasitas yang besar juga. Yang semula ia berkembang sebagai anak visual spatial learner yang kuat, ia juga bisa berkembang menjadi visual spatial learner yang kuat dan juga auditory learner yang kuat. Karena itu kepada anak-anak ini secara berkala tetap dilakukan pemantauan bagaimana perkembangannya. [1] Tentang bagaimana karakteristik kedua gaya belajar dapat dilihat secara jelas dalam buku Upside-Down Brilliance The Visual Spatial Learner dari Linda Kreger Silverman (2002), DeLeon Pub. Colorado. baca selengkap nye di sini di sadur dari sini __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:16

#6

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

8 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Tiga bentuk inteligensi: Inteligensi A, B, C Quote:

Adalah dua psikolog terkenal Belanda, Wilma CM Resing dari Universitas Leiden, dan Pieter JD Drenth seorang guru besar psikologi dari Vrije Universiteit Amsterdam, dalam bukunya Intelligentie, weten dan meten (Inteligensi, memahami dan mengukurnya) tahun 2001, menjelaskan bahwa ada tiga bentuk inteligensi. Mereka memberinya istilah: Inteligensi A, Inteligensi B, dan Inteligensi C. Inteligensi A, biasa disebut sebagai the gentophype of intelligence, yaitu potensi bawaan yang berada di gen. Tidak bisa diukur dan tidak bisa diobeservasi. Ia hanya merupakan bentuk hipotesa. Hanya dalam bentuk pemahaman, yaitu pemahaman dari hasil-hasil penelitian terhadap karakteristik orang-orang yang mempunyai keterkaitan genetik. Hingga saat ini, gen mana yang membawa sifat inteligensi tertentu (melalui penelitian biologi molekuler) dari seseorang masih belum dapat diketemukan. Karena inteligensi bukan atas pengaruh satu sifat bawaan, tetapi oleh pengaruh sifat bawaan yang majemuk. Maksudnya, genetic marker-nya banyak, dan akan berupa mozaik dari satu ke orang ke orang lain. Inteligensi B, yaitu yang biasa disebut sebagai the phenothype of intelligence, merupakan bentuk inteligensi yang dapat kita amati sehari-hari. Ia merupakan hasil interaksi antara genetik dan lingkungan (pengasuhan, pendidikan, budaya). Inteligensi B ini juga merupakan cognitive ability atau kemampuan seseorang pada saat-saat tertentu dalam bereaksi terhadap sitimulus dari lingkungannya. Hasilnya dapat kita lihat juga dalam prestasi sekolah, prestasi kerja, dan sebagainya. Inteligensi C, merupakan inteligensi yang diukur melalui tes inteligensi, misalnya IQ tes. Artinya inteligensi bentuk ini merupakan inteligensi yang terukur dengan sebuah tes. Inteligensi C ini dapat menjelaskan inteligensi B dan setidaknya juga mampu memberikan gambaran tentang situasi genetiknya (inteligensi A). Dalam berbagai definisi inteligensi, para ilmuwan ahli-ahli psikologi tidak pernah menyinggung-nyinggung inteligensi A, namun yang didefenisikan merupakan pemahaman dari inteligensi B, dan C yang dapat diukur. Tetapi jika kita mengikuti diskusi-diskusi di lapangan seringkali justru membuat bingung, sebab seringkali ada pernyataan bahwa inteligensi tidak dapat diukur, karena inteligensi itu genetik. Biasanya yang menggunakan dalil ini adalah kelompok yang ingin berusaha menisbikan IQ, dan menggunakan pemahaman lain tentang inteligensi, bentuk yang tidak mengukur inteligensi (IQ), yaitu inteligensi ganda atau Multiple Intelliegence dari Howard Gardner. Sebab genetik sifatnya statis, tidak bisa berubah begitu saja. Sekalipun dalam berbagai pembahasan inteligensi dalam psikologi selalu saja hanya membahas inteligensi B atau C, tetapi dalam forum-forum informasi yang mengatasnamakan parenting, pendidikan yang mencerdaskan, nutrisi, maupun stimulasi dini, selalu saja yang diungkit-ungkit adalah inteligensi A yang memang tidak dapat diukur. Disamping itu orang tua juga dapat kejeblos ke pemahaman yang hanya berkiblat pada nurturing (pengasuhan, stumulasi, pendidikan, nutrisi), karena kelompok nurturing selalu menyampaikan bahwa: inteligensi tidak dapat diukur, namun kita bisa meningkatkan kecerdasan anak kita, lebih cerdas dari orang tuanya, dengan cara memberi stimulasi dini dan nutrisi yang dapat merangsang perkembangan otak sehingga lebih baik dari orang tuanya. Penjelasan-penjelasannya seringkali hanya merupakan permainan semantik, permainan kata-kata, diputar dan dibalik. Namun kita perlu juga mendengarkan nasihat Resing dan Drenth dalam bukunya itu, Intelligentie, Weten en Meten (2001), bahwa untuk merubah cognitive ability ( inteligensi B) seorang anak, memang kita harus merubah struktur otak agar lebih baik dengan cara memberikan nurturing yang lebih baik (nutrisi, stimulasi, pendidikan), namun tetap bahwa genetiknya tidak dapat berubah. Genetik hanya dapat berubah setelah bergenerasi-generasi. Artinya sumbangan upaya kita tadi tidak bisa bergerak jauh dari blue print genetik yang diturunkan oleh orang tuanya. Sebab genetik sifatnya statis, tidak bisa berubah begitu saja. di sadur dari siteibu julia van tiel __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

12th August 2009, 10:19

#7

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

9 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

semoga artikel2 di atas dapat membatu para orang tua, yg mempunyai permasalahan dalam tumbuh kembang anak nya karena anak2 gifted adalah anak2 yg mempunyai kecerdasan yg istimewa, namun sering kali prilaku dan gaya bermain nya terlihat aneh... tapi satu hal yg pasti, anak2 gifted itu seolah2 tidak akan pernah mengenal kata diam atau lelah __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marih

13th August 2009, 16:29

#8

mbok.jamuMania Member

Join Date: Mar 2009 Location: warung jamu Posts: 2,072

mas...mbak..Cumi kuadrat....makasih buanyaaak infonya. berguna banget, dan kayanya anakku termasuk yang mengalami speech delay.. mudah2an ga sampe berkelanjutan ke yg serius (seperti autis, ADHD) sekarang putra ku 24 bulan,dan perbendaharaan kata2nya masih sangat minim..pdahal aktivitas nya & interaksi sosialnya normal..

(thanx banget infonya,aku juga lagi giat searching masalah ini)

14th August 2009, 09:21

#9

cumi_kuadratMedal Winner

Join Date: Apr 2008 Location: sedang bertapa di sebuah gua yg nun jauh di mata Posts: 18,405

Awards ShowcaseTotal Awards: 1

Quote:

Originally Posted by mbok.jamu mas...mbak..Cumi kuadrat....makasih buanyaaak infonya. berguna banget, dan kayanya anakku termasuk yang mengalami speech delay.. mudah2an ga sampe berkelanjutan ke yg serius (seperti autis, ADHD) sekarang putra ku 24 bulan,dan perbendaharaan kata2nya masih sangat minim..pdahal aktivitas nya & interaksi sosialnya normal..

(thanx banget infonya,aku juga lagi giat searching masalah ini) mbok... perlu di tekan kan, bahwa gifted children sangat jauh sekali perbedaan nya dengan apa yg kita kenal dengan autis, ADHD, dan lain sebagainya.... para ahli, membandingkan prilaku gifted children dengan prilaku anak2 pinter... mungkin ibu bisa baca2 buku tulisan ibu julia van tiel, dengan judul "anak saya terlambat bicara", di situ di tulis pengalaman ibu julia tentang bagaimana

10 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

beliau menghadapi anak nya, dan ciri2 pada awal kehamilan, saat anak nya masih bayi sampai dengan mencari2 berbagai jalan keluar, di situ juga di tulis mengenai tes2 yg dapat di berikan kepada anak2 gifted... oh iye.. di indonesia, masih sangat jarang sekali kasus2 seperti ini... dari jumlah 100% dari jumlah anak2 paling cuman sekitar 1% nya saja, tapi di belanda, pemerintahan di sana, udah parduli dan udah tau ttg anak2 gifted, kalau di indonesia seh namanya anak berbakat atau ibu bisa memulai dari sini gifted-disinkronisasi atau main2 ke site ibu julia di sini [di sini di tulis, anggapan2 yg mungkin melenceng ttg prilaku anak2] karena menurut ibu julia dalam bukanya... ada hal2 yg sangat mencengangkan dari anak2 tsb... mereka bisa saja, mendapatkan yg nilai yg terbaik dengan mudah jika mereka mau semoga dapat membantu __________________

apa sih masalah lo?? kunjungi thread gw di marihLast edited by cumi_kuadrat; 14th August 2009 at 10:19..

14th August 2009, 10:57

#10

mbok.jamuMania Member

Join Date: Mar 2009 Location: warung jamu Posts: 2,072

Quote:

Originally Posted by cumi_kuadrat mbok... perlu di tekan kan, bahwa gifted children sangat jauh sekali perbedaan nya dengan apa yg kita kenal dengan autis, ADHD, dan lain sebagainya.... para ahli, membandingkan prilaku gifted children dengan prilaku anak2 pinter... mungkin ibu bisa baca2 buku tulisan ibu julia van tiel, dengan judul "anak saya terlambat bicara", di situ di tulis pengalaman ibu julia tentang bagaimana beliau menghadapi anak nya, dan ciri2 pada awal kehamilan, saat anak nya masih bayi sampai dengan mencari2 berbagai jalan keluar, di situ juga di tulis mengenai tes2 yg dapat di berikan kepada anak2 gifted... oh iye.. di indonesia, masih sangat jarang sekali kasus2 seperti ini... dari jumlah 100% dari jumlah anak2 paling cuman sekitar 1% nya saja, tapi di belanda, pemerintahan di sana, udah parduli dan udah tau ttg anak2 gifted, kalau di indonesia seh namanya anak berbakat atau ibu bisa memulai dari sini gifted-disinkronisasi atau main2 ke site ibu julia di sini [di sini di tulis, anggapan2 yg mungkin melenceng ttg prilaku anak2] karena menurut ibu julia dalam bukanya... ada hal2 yg sangat mencengangkan dari anak2 tsb... mereka bisa saja, mendapatkan yg nilai yg terbaik dengan mudah jika mereka mau semoga dapat membantu

nice thread bangett.... iyaa aku sempet baca sedikit tulisan ibu julia van tiel via searching web...makin tertarik dan makin ingin tau nihh...makasih banyak yaa cum.

Page 1 of 3 1 2 3 >

Bookmarks

del.icio.us

Google

Facebook

Twitter

11 of 12

6/21/2011 12:49 PM

gifted children - Forum Detik

http://forum.detik.com/gifted-children-t114637.html

Previous Thread | Next Thread

Posting Rules

Forum Jump post new threads post replies post attachments edit your postsIbu & Anak Go

You You You You

may may may may

not not not not

BB code is On Smilies are On [IMG] code is On HTML code is Off Forum Rules

All times are GMT +7. The time now is 11:38. Contact Us - Archive - Top

-- Orchid Theme

-- English (US)

12 of 12

6/21/2011 12:49 PM