Upload
muthia-fadhila
View
20
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gram positif
Citation preview
BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF
Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri gram positif dan bakteri
gram negative adalah sebagai berikut :
Pembeda Bakteri gram positif Bakteri gram negatif
Dinding sel :
Lapisan peptidoglikan
Kadar lipid
lebih tebal
1-4 %
lebih tipis
11-22%
Resistensi terhadap alkali
(1% KOH)
tidak larut larut
Kepekaan terhadap
Iodium
lebih peka kurang peka
Toksin yang dibentuk eksotoksin endotoksin
Resistensi terhadap
tellurit
lebih tahan lebih peka
Sifat tahan asam ada yang tahan asam tidak ada yang tahan asam
kepekaan terhadap
penisilin
lebih peka kurang peka
kepekaan terhadap
streptomisin
tidak peka peka
Bakteri gram positif memiliki lapisan petidoglikan yang tebal tetapi tidak memiliki
membranluar. Sedangkan pada bakteri gram negative, lapisan peptidoglikan tipis dan memilki
membran luar yang tersusun atas Lipopolisakarisa (LPS) dan protein.
Bakteri Gram Positif
Berdasarkan klasifikasi phyla bakteri yang asli, bakteri gram positif termasuk dalam filum
Firmicutes. Didalamnya terdapat kelompok- kelompok bakteri yang sudah banyak dikenal, yaitu
· Staphylococcus
· Streptococcus
· Enterococcus
· Bacillus
· Corynebacterium
· Nocardia
· Clostridium
· Actinobacteria
· Listeria
Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatif termasuk dalam divisi Gracillicutes. Proteobacteria adalah grup mayor
dalam kelompok bakteri gram negatif.Jenis-jenisnya yaitu :
· Enterobacteriaceae
Escherichia Coli
Salmonella
Sigella
· Pseudomonas
· Moraxella
· Helicobacter
· Stenotrophomonas
· Bdellovibrio
· Bakteri asam asetat
· Legionella
· Alpha-proteobacteria
Wolbachia
· Cyanobacteria
· Spirochaeta
· green sulfur & green non-sulfur bacteria.
Gram positif :
Staphylococus : penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis
Streptococus : penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi
Enterococus : penyebab enteritis
Listeria : penyebab listeriosis
Basillus :penyebab anthrax ( Basillus antharx)
Clostridium : penyebab tetanus ( Clostridium tetani), botulisme
Mycobacterium : penyebab tuberkulosa, difteri
Mycoplasma : penyebab jerawat, peumonia
Gram negatif :
Salmonella : penyebab thypus (Salmonella thyposa), salmonelosis
Escherichia : penyebab gastroenteritis / radang saluran cerna ( Escherichia coli)
Shigella : penyebab disentri
Pseudomonas : penyebab infeksi luka bakar
Hellicobacter : penyebab tukak lambung
Haemophilus : penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae)
Bordetella : penyebab batuk rejan (Bordetella pertusis)
Chlamydia : penyebab pneumonia, uretritis, trakoma
BAKTERI SALMONELLA TYPHI
Demam Tifoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Demam tifoid merupakan penyakit endemis di beberapa Negara berkembang, dimana sanitasi
lingkungan kurang dijaga dengan baik.
Gambar. Bakteri Salmonella Typhi
Bakteri tifoid ditemukan di dalam tinja dan air kemih penderita. Penyebaran bakteri ke
dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih setelah
buang air besar maupun setelah berkemih, Lalat juga bisa menyebarkan bakteri secara langsung
dari tinja ke makanan.
Bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa masuk ke dalam
peredaran darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus dan usus besar.
Pada kasus yang berat, yang bisa berakibat fatal, jaringan yang terkena bisa mengalami
perdarahan dan perforasi (perlubangan).
Sembilan puluh persen kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian
meningkat setelah umur 5 tahun. Pada minggu pertama sakit, demam tifoid sangat sukar
dibedakan dengan penyakit demam lainnya. Untuk memastikan diagnosis diperlukan
pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi
BAKTERI ESCHERICHIA COLI
Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah
makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri Escherichia
coli adalah salah jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu
E.coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun
banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini.
E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan
diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini
termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.
Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah E. coli
yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang
teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang
namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini
merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir
semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya yang
sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri
jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik
recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini.
BAKTERI CAMPYLOBACTER
Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan sapi.
Bakteri ini bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.
Pada manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri perut, dan
demam. Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus infeksi memang ringan, tetapi
bakteri ini bisa berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.
Cara menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dengan
sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan peralatan masak yang dipakai
mengolah daging mentah.
BAKTERI LISTERIA
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan juga
makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Seperti bakteri lain,
listeria juga dapat hidup dan menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.
Gejala kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit kepala, mual, dan
nyeri perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri ini bisa berbahaya.
Hindari infeksi literia dengan mencuci bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun.
Bersihkan secara berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.
BAKTERI VIBRIO
Vibrio parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia memang
hidup di air asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan merasakan gejala diare, mual,
muntah, dan demam. Gejalanya bisa bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram-negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat
motil (dapat bergerak), berhabitat alami di lingkungan akuatik. Spesies Vibrio kerap dikaitkan
dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit Kolera di
negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih.
BAKTERI NOROVIRUS
Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu inflamasi di
perut dan usus. Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu perut".
Virus ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga bisa hidup
di permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang terinfeksi. Gastroenteritis sangat
menular.
Gejalanya antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan
kelelahan, yang berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih dengan cepat, tetapi
pada mereka yang kurang minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan
diare, diperlukan infus.
Untuk mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan
dengan disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.
BAKTERI STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
Streptococcus pneumoniae adalah sel gram positif berbentuk bulat telur atau seperti bola,
secara khas terdapat berpasangan atau rantai pendek. Bagian ujung belakang tiap pasangan sel
secara khas berbentuk tombak (runcing tumpul), tidak membentuk spora dan tidak bergerak
tetapi galur yang ganas berkapsul, menghasilkan α-hemolisis pada agar darah dan akan terlisis
oleh garam empedu dan deterjen.
Streptococcus pneumoniae adalah penghuni normal pada saluran pernapasan bagian atas
manusia dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, bakteremia, meningitis,
dan proses infeksi lainnya. Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) membentuk koloni bulat
kecil, mula-mula berbentuk kubah dan kemudian timbul lekukan di tengah-tengahnya dengan
pinggiran yang meninggi dan α-hemolisis pada agar darah. Pertumbuhan bakteri ditinggikan
dengan 5-10% CO2. Energi yang diperoleh kebanyakan dari peragian glukosa yang diikuti oleh
pembentukan asam laktat yang cepat, yang membatasi pertumbuhan.
BAKTERI KOLIFORM
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai
indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah
terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini
menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga
memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan
penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform dapat digunakan sebagai
indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat
mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga
memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan
ditumbuhkan.
BAKTERI SHIGELLOSIS
Shigellosis, juga dikenal dengan disentri basiler yang dalam manifestasinya bakteri ini
bisa menyebabkan penyakit foodborne illness. Sangat sering dijumpai di tempat-tempat dimana
air mudah terkontaminasi. Dalam banyak kasus sering ditemukan pada anak-anak yang pada
tingkat disentri yang berat dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena buruknya
tingkat higienisnya.
BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram postif yang menghasilkan pigmen
kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. Bakteri ini biasanya
terdapat pada saluran pernafasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernafasan
atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya
berperan sebagai karier. Infeksi S. Aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi,
diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthiritis. Sebagian besar penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik