Upload
mustafa-mustari
View
270
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Grand Design Pengembangan Perpustakaan BPAD Provinsi Riau oleh B. Mustafa dkk, 2006
Citation preview
PENGANTAR
Perpustakaan telah ada sejak adanya kebudayaan umat manusia.
Sebagaimana peradaban yang selalu berubah dan berkembang, maka
perpustakaan juga selalu mengalami perubahan dan perkembangan
sejalan dengan perjalanan kehidupan umat manusia. Perpustakaan masa
kini haruslah sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat
yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Perpustakaan Provinsi Riau yang dalam sejarah perkembangan-
nya telah beberapa kali mengalami perubahan nama dan fungsi serta
lokasi, saat ini sedang dalam tahap membangun dan merenovasi gedung.
Gedung baru yang berkesan modern namun tetap bercirikan budaya
Melayu dan bernuansa agamis direncanakan selesai pada akhir tahun
2007.
Agar perpustakaan dapat beroperasi dan berfungsi penuh dalam
melayani penggunanya segera setelah selesai pembangunan gedung,
tepatnya pada awal tahun 2008 maka disusunlah Grand Design
Perpustakaan Provinsi Riau dengan tema:
“Perpustakaan Modern Berbasis Budaya Melayu dengan Nuansa Agamis yang Didukung oleh Pemanfaatan Teknologi Mutakhir”
Dalam Grand Design ini telah dirancang konsep-konsep
pengembangan dan implementasinya, serta rincian kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan pada tahun 2007-2010.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi .................. ii
Semoga Grand Design ini dapat dijadikan pijakan dalam
penataan ruang perpustakaan dan mebeler, penataan infrastruktur
teknologi komunikasi dan informasi, pengembangan SDM, sistem
manajemen, pengembangan dan pengolahan koleksi, berbagai jenis
layanan, promosi dan kerjasama, serta pengembangan perpustakaan
masa depan, sehingga perpustakaan Provinsi Riau mampu menghadirkan
pengetahuan dunia (world’s knowledge) untuk masyarakat Riau dan
masyarakat Indonesia dalam meningkatkan taraf kehidupan sosial
ekonomi serta penelitian dan pengembangan (research and
development).
Pekanbaru, 20 Desember 2006
Tim Penyusun
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 …………… i
iii
DAFTAR ISI
PENGANTAR i
EXECUTIVE SUMMARY 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 8 1.2.Tujuan 10 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 11 1.4. Indikator Kinerja 12
BAB 2 KEADAAN UMUM PROVINSI RIAU
2.1. Profil Provinsi Riau 15 2.2. Keadaan Umum Perpustakaan Provinsi Riau 27
BAB 3 TINJAUAN TEORITIS 40
BAB 4 PEMBENTUKAN PERPUSTAKAAN PROVINSI RIAU
4.1. Pembanunan Gedung 82 4.2. Penataan Ruang dan Mebeler 84 4.3. Penataan Infrastruktur Teknologi Informasi 89
BAB 5 PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
5.1. Analisa Kebutuhan 102 5.2. Magang 102 5.3. Studi Banding 104 5.4. Diklat Teknis dan Diklat Fungsional 105 5.5. Pendidikan Formal Perpustakaan 106 5.6. Rekrut Tenaga Baru 106 5.7. Pengembangan Kemampuan dan Ketrampilan SDM di Era Digital 107 BAB 6 PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN PENGOLAHAN
6.1. Pengembangan Koleksi 113 6.2. Pengolahan Bahan Pustaka 119
Grand Desain Perpustakaan Provinsi .................. iv
BAB 7 LAYANAN DAN PROMOSI
7.1.Pengembangan dan Penataan Sistem Layanan Perpustakaan 126
7.2.Promosi Layanan dan Promosi Perpustakaan 139
BAB 8 PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN PROVINSI RIAU
8.1.Pengembangan Layanan Perpustakaan Masa Depan 146 8.2.Pengembangan Sistem Layanan Terpadu Dengan Perpustakaan dan Pusat-Pusat Informasi di Provinsi Riau 153
DAFTAR PUSTAKA 155
LAMPIRAN
• Tahapan Pengembangan Sistem Perpustakaan 159
Badollahi Mustafa, Drs., M.Lib.
Pustakawan, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor
Sugiharto, S.Sos. Pustakawan, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI
Zurniaty Nasrul, MLS. Konsultan Perpustakaan/Sekjen Ikatan Pustakawan Indonesia
Fauzi Asran, Drs. Kepala Perpustakaan Jakarta Islamic Center
H. R. Erisman, Drs., M.Si Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau
Mega Putra RM., Drs. Kepala Bidang Pengembangan dan Perawatan Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau
Moh. Aries, Drs., M.Lib Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia
Romi Satria Wahono, M.Eng. Direktur Utama, PT. Brainmatics Cipta Informatika
Tiva Riawati, S.Sos. Pustakawan, Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau
Wien Muldian Kepala Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional
Woro Titi Haryanti, Dra., M.A. Kepala Pusdiklat Perpustakaan Nasional R.I.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 1
EXCECUTIVE SUMMARY
Perpustakaan Modern Berbasis Budaya Melayu
dengan Nuansa Agamis yang Didukung oleh Pemanfaatan Teknologi Mutakhir
erpustakaan modern yang dimaksud adalah perpustakaan dengan
konsep layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik masyarakat modern yang memerlukan beragam informasi
dalam beragam format termasuk digital, namun juga tetap menyediakan
layanan perpustakaan secara konvensional yaitu format tercetak, sehingga
disebut juga sebagai perpustakaan hibrida, yaitu memadukan bahan
pustaka dan layanan digital dengan bahan pustaka tercetak/terekam
dengan layanan tradisional. Budaya Melayu yang merupakan budaya
masyarakat Provinsi Riau menjadi ciri khas dan kekayaan utama
Perpustakaan Provinsi Riau yang akan dilayankan kepada masyarakat.
Untuk semua itu akan dioptimalkan pemanfaatan teknologi mutakhir.
Perpustakaan Provinsi Riau dalam memberikan layanannya tidak
lepas dari budaya Melayu. Ini berarti semua kekayaan khasanah literatur
dan kebijakan daerah perlu dihimpun dan dikelola dengan baik sehingga
dapat disajikan kepada masyarakat secara utuh, lengkap, akurat, cepat dan
nyaman melalui berbagai format layanan baik secara konvensional
maupun dengan memanfaatkan teknologi mutakhir. Dengan pendekatan
ini, diharapkan masyarakat Provinsi Riau maupun masyarakat Indonesia
pada umumnya, bahkan masyarakat dunia dapat mengetahui dengan
mudah dan cepat serta lengkap dan akurat mengenai kekayaan budaya
2 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Melayu, sekaligus sebagai institusi yang menyediakan informasi dalam
semua bidang bagi masyarakat Provinsi Riau. Melalui institusi
Perpustakaan Provinsi Riau ini pun masyarakat Provinsi Riau dapat
membagi informasi dan pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat
luas, bukan saja bagi masyarakat Provinsi Riau, masyarakat Indonesia dan
dunia. Sebaliknya Perpustakaan Provinsi Riau menghadirkan
pengetahuan dunia (world’s knowledge) untuk masyarakat Riau.
Perpustakaan menjadi wahana belajar sepanjang hayat dan berperan
sebagai pusat pembudayaan kebiasaan membaca masyarakat.
Untuk semua itu diperlukan rancangan yang matang
pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau, yang dituangkan dalam
dokumen Grand Design Perpustakaan Provinsi Riau. Rangkuman
dokumen Grand Design ini dapat dengan mudah dipahami melalui dua
diagram berikut. Dua buah diagram berikut menggambarkan dasar dan
strategi pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau. Diagram pertama
menggambarkan dasar dan arah serta keterkaitan antara pengembangan
Perpustakaan Provinsi Riau dengan lingkungan masyarakat serta
pemerintah pusat dan daerah, sedangkan diagram kedua menggambarkan
strategi implementasi pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 3
Diagram 1. Dasar dan Arah Pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau
Perpustakaan Provinsi Riau
Kebijakan Pemerintah Pusat /Daerah mengenai
perpustakaan
Strategi Pengembangan
Kebutuhan Informasi dan
kebiasaan pemakai/ masyarakat
Konten informasi, teknik penelusuran, waktu dan lokasi, kebiasaan membaca
Visi dan Misi Provinsi Riau serta
Perpustakaan Provinsi Riau
• Pengembangan sistem • Pengembangan konten • Pengembangan SDM • Pengembangan SOP • Penataan tata ruang
layanan • Sistem organisasi dan
fungsi • Promosi dan layanan
Perpustakaan Kota / Kabupaten
Dan lembaga terkait
Budaya Melayu dan Nuasa Agamis
Teknologi pendukung
• ICT • Web-based • Multimedia • Mesin penelusur • Personalisasi • Open source
software • RFID
Kecenderungan (trend)
perkembangan perpustakaan
4 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Diagram 2.
Strategi Implementasi Pembangunan Perpustakaan Provinsi Riau
Pembangunan dan Renovasi Gedung
(2006 – 2007) Penataan ruang, Mebeler dan
Rambu-rambu (2007)
Pengembangan Perpustakaan Masa
Depan (2007 – 2010) • Landmark/ikon Provinsi Riau
• Nuansa Melayu dan agamis
• Sarat teknologi modern
• Nyaman, indah, asri, trendi
• Ramah • Ergonomis
Penataan Infrastruktur
Teknologi (2007)
• Sistem jaringan (WiFi)
• Hardware (RFID) • Software (Integrated
Web-based) • Dataware • Brainware
Pengembangan SDM (2007 - 2010)
• Magang • Studi banding • Rekrut tenaga baru • Diklat teknis • Diklat fungsional • Pendidikan formal
(D3, S1, S2)
Pengembangan Koleksi dan Pengolahan
(2007 – 2010)
• Survei minat pengguna
• Bahan umum/ referensi tercetak
• Multimedia • Format digital • Koleksi Melayu • Koleksi deposit
• Pengembangan Layanan
• Kerjasama layanan dengan pihak lain
Pengembangan Layanan dan
Promosi Perpustakaan (2007 – 2010)
• Bilik Melayu • Layanan untuk
orang cacat • Layanan manula • Layanan anak,
remaja dan dewasa • Layanan multimedia
dan digital • Community Center • Promosi
perpustakaan (pameran, bimbingan pemakai, lomba-lomba, bedah buku, story telling, talkshow, dll.)
Perpustakaan Provinsi Riau
Modern (2007-2010)
Pengembangan Perpustakaan Masa
Depan (2007 – 2010)
• Pengembangan Layanan
• Kerjasama layanan dengan pihak lain
Pengembangan Layanan dan
Promosi Perpustakaan (2007 – 2010)
• Bilik Melayu • Layanan untuk
orang cacat • Layanan manula • Layanan anak,
remaja dan dewasa • Layanan multimedia
dan digital • Community Center • Promosi
perpustakaan (pameran, bimbingan pemakai, lomba-lomba, bedah buku, story telling, talkshow, dll.)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 5
Untuk memudahkan dalam tahap pengembangan dan
implementasi, dokumen Grand Design disusun dengan sistematika
sebagaimana berikut ini :
Setelah halaman-halaman awal yang terdiri atas judul luar, judul dalam,
halaman pengesahan, kata pengantar dan daftar isi, maka isi dokumen
Grand Design adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
• Latar belakang • Tujuan • Ruang lingkup kegiatan • Indikator kinerja
Bab 2 Keadaan Umum Provinsi Riau
• Profil Provinsi Riau • Keadaan Umum Perpustakaan Provinsi Riau
Bab 3 Tinjauan Teoritis
Bab 4 Pembentukan Perpustakaan Provinsi Riau
• Pembangunan Gedung • Penataan Ruang dan mebeler • Penataan Infrastruktur Teknologi Informasi
Bab 5 Pengembangan SDM
Bab 6 Pengembangan Koleksi dan Pengolahan
• Pengembangan Koleksi • Pengolahan Bahan Pustaka
Bab 7 Layanan dan Promosi
• Pengembangan sistem layanan perpustakaan • Promosi layanan dan promosi perpustakaan
6 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Bab 8 Pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau
• Pengembangan layanan perpustakaan masa depan • Pengembangan sistem layanan terpadu dengan perpustakaan
dan pusat-pusat informasi di provinsi Riau
Daftar Pustaka
Dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan secara
berkesinambungan perlu dibuat pentahapan pengembangan sistem
perpustakaan sebagai berikut:
Tahun 2007: • Pembangunan gedung
• Penataan ruang
• Pengadaan dan penataan mebeler
• Pengadaan bahan pustaka (termasuk koleksi Melayu)
• Penataan sistem layanan
• Pengadaan hardware
• Pengadaan software
• Penataan sistem jaringan
• Pengembangan SDM (magang, studi banding, diklat teknis dan
fungsional, pendidikan formal, rekrut tenaga baru)
• Pembuatan SOP
• Penataan ulang sistem organisasi
• Operasional (pengolahan bahan pustaka, input data ke komputer)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 7
Tahun 2008: • Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan software (lanjutan)
• Pengembangan SDM (lanjutan)
• Pengembangan sistem layanan
• Pengembangan perpustakaan digital
• Operasional (pengolahan, input data, konversi data digital, metadata)
• Promosi dan sosialisasi (kepada pengguna dan pengambil kebijakan)
• Pembinaan perpustakaan di Provinsi Riau
Tahun 2009:
• Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan sistem kerjasama layanan
• Lanjutan pengembangan perpustakaan digital
• Promosi dan sosialisasi (kepada masayarakat pengguna dan
pengambil kebijakan)
Tahun 2010:
• Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan perpustakaan digital
• Operasional (konversi data digital, metadata)
• Promosi dan sosialisasi (kepada pengguna dan pengambil kebijakan).
8 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
BAB 1
PENDAHULUAN
”Buku mencerdaskan bangsa” (Bung Hatta)
1.1. Latar belakang
Pengembangan sistem perpustakaan terpadu dan modern di
Provinsi Riau dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat dan untuk meningkatkan minat baca masyarakat serta
mendukung pelestarian budaya daerah merupakan suatu usaha yang
sangat penting dan diperlukan di era keterbukaan ini. Sistem dan
infrastruktur awal pengembangan sistem layanan perpustakaan terpadu
sesungguhnya sudah dirintis. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Riau serta beberapa
perpustakaan di tingkat kabupaten kota. Namun masih perlu
ab ini menguraikan mengenai latar belakang dan tujuan pembentukan Perpustakaan Provionsi Riau, ruang
lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka membangun perpustakaan Provinsi Riau serta indikator kinerja yang menunjuk-kan beberapa angka indikator dan kondisi Perpustakaan Provinsi Riau saat ini (tahun 2006) dan harapan untuk tahun 2007 sampai tahun 2010.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 9
dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan
stakeholders yang semakin kompleks.
Namun menghadapi kemajuan kebutuhan masyarakat terhadap
informasi yang diiringi dengan kemajuan pesat dalam teknologi
informasi, maka diperlukan suatu sistem layanan perpustakaan modern
yang didukung oleh sistem manajemen dan teknologi mutakhir serta
dengan menjalin sistem jaringan kerja sama layanan terpadu antar seluruh
perpustakaan dan pusat informasi di Provinsi Riau.
Terdapat banyak perpustakaan dan pusat-pusat informasi di daerah
provinsi Riau. Namun Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Riau, sebagaimana tupoksinya (tugas pokok dan fungsi), bertugas
melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta budaya daerah khususnya bagi
masyarakat di daearah provinsi Riau dan untuk masyarakat Indonesia
serta masyarakat internasional pada umumnya.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Riau dapat
berperan dan berfungsi sebagai pembina dan koordinator dalam sistem
perpustakaan di provinsi Riau. Namun BPAD Riau harus dapat bersinerji
dengan seluruh perpustakaan, pusat informasi dan dokumen serta instansi
lain yang terkait. Bahkan terbuka kemungkinan BPAD Riau dapat
bersinerji dengan berbagai instansi penyedia informasi dalam bidang yang
sama atau terkait di Indonesia dan luar negeri, yang potensial
menyumbangkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya
daerah atau memanfaatkan ilmu pengetahuan yang ada dalam rangka
mencerdaskan masyarakat secara umum.
Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mengembangkan
Sistem Perpustakaan di Provinsi Riau. Sebagai langkah awal yang
10 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
strategis untuk mencapai hal itu, perlu dikembangkan Grand Design
pengembangan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah di provinsi Riau,
yang pada akhirnya akan mencakup pula pengembangan perpustakaan di
dalam provinsi Riau. Pada tahap awal fokus diarahkan pada
pengembangan model sistem perpustakaan di BPAD Riau, namun pada
saat yang bersamaan perlu dipersiapkan skenario pengembangan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan di beberapa kabupaten/kota
hingga pada akhirnya mencapai seluruh sebagian besar pusat-pusat
informasi dan perpustakaan di provinsi Riau.
1.2. Tujuan Tujuan kegiatan yang dirancang dalam Grand Design ini adalah:
1. Membangun Sistem Perpustakaan di Provinsi Riau dengan
berfokus pada pengembangan model Perpustakaan Provinsi Riau
dan sistem jaringan dengan perpustakaan di kabupaten/kota.
2. Pengembangan SDM Perpustakaan Provinsi Riau sehingga
mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat dengan
memanfaatkan teknologi mutakhir.
3. Membangun suatu institutional repository sebagai tempat untuk
pengumpulan dan pengawetan hasil-hasil intelektual institusi dan
budaya daerah (Melayu) dalam bentuk dokumen dan paket
informasi dalam berbagai format dan memungkinkan akses seluas-
luasnya bagi masyarakat terhadap khasanah kekayaan informasi
dan budaya daerah tersebut.
4. Menyediakan fasilitas yang lebih nyaman bagi pengguna dalam
memanfaatkan langsung sumber-sumber informasi yang ada,
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 11
sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan minat baca
masyarakat provinsi Riau.
5. Menyediakan fasilitas yang akan lebih memudahkan masyarakat
dalam melakukan akses ke sumber-sumber informasi yang ada di
luar provinsi Riau melalui fasilitas komunikasi yang disediakan.
6. Menyesuaikan sistem organisasi dan manajemen terutama yang
berkaitan langsung dengan sistem layanan perpustakaan agar lebih
efektif dalam rangka pengembangan sistem dan layanan
perpustakaan terpadu di provinsi Riau.
1.3. Ruang lingkup kegiatan
Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
mengembangkan model sistem manajemen dan layanan perpustakaan
terpadu dan modern mencakup perancangan sistem, pengelolaan dan
pelayanan serta pengembangan infrastruktur, pengembangan sumberdaya
manusia, pengembangan koleksi sistem manajemen pengelolaan dan
pelayanan sistem perpustakaan, dalam rangka mengoptimalkan fungsi
gedung Perpustakaan Provinsi Riau yang sedang dibangun, serta
membuat konsep kerja sama layanan terpadu antar perpustakaan dan
pusat-pusat informasi di Provinsi Riau.
Untuk itu beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:
1. Pembangunan gedung perpustakaan
2. Penataan ruang-ruang
3. Pelengkapan mebeler dan rambu-rambu
4. Pelengkapan bahan-bahan pustaka (buku, majalah, dan berbagai
bentuk dan format dokumen dan informasi)
12 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
5. Pengembangan sistem manajemen perpustakaan
6. Pengembangan infrastruktur
7. Pengadaan Hardware
8. Pengembangan Software
9. Pengembangan sistem koneksi jaringan intranet/internet dan
jaringan lokal (LAN)
10. Pengembangan SDM yang berkaitan dengan pengelolaan dan
layanan perpustakaan modern.
11. Pembuatan SOP (Standard Operation Procedure) mengenai
manajemen perpustakan
12. Penyediaan konten untuk layanan automasi perpustakaan dan
perpustakaan digital (pembuatan metadata, penyediaan dokumen
digital)
13. Promosi dan sosialisasi sistem perpustakaan kepada masyarakat
14. Penataan ulang struktur organisasi yang terkait dengan layanan
perpustakaan modern dan terpadu dengan perpustakaan
kabupaten/kota
15. Membangun koordinasi dan kerjasama perpustakaan dan unit
pusat informasi di provinsi Riau dan daerah lain.
1.4. Indikator kinerja
Pada akhir tahun 2006 ini baseline sebagai embrio pengembangan,
pengelolaan dan pelayanan sistem perpustakaan di Provinsi Riau dapat
dilihat pada Tabel 1.1. berikut. Indikator kinerja berikut menunjukkan
peningkatan secara bertahap sampai tahun 2010 sesuai dengan pentahapan
pengembangan sistem perpustakaan secara berkesinambungan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 13
Tabel 1.1. Indikator Kinerja
No. Tolok Ukur Baseline (2006) 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah pustakawan yang terampil dalam pengelolaan perpustakaan
52 60 70 80 100
2 Jumlah pustakawan yang terampil dalam memberi layanan prima
40 50 60 70 100
3 Jumlah pustakawan yang terampil dalam pengelolaan teknologi informasi
7 20 30 40 50
4 Jumlah pustakawan yang terampil menggunakan teknologi informasi
18 30 40 50 60
5 Volume koleksi umum
180.515 300.000 500.000 800.000 1.000.000
6 Volume koleksi dokumen Melayu/Deposit
3800 4000 5000 6000 10000
7 Jumlah database - 350.000 600.000 900.000 1.200.000
8 Jumlah pengunjung per tahun
132.334 150.000 200.000 250.000 400.000
9 Jumlah jam layanan per hari
8 8 10 11 13
10 Koleksi digital - 10.000 15.000 20.000 30.000
Sumber: Lembaran data statistik Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau tahun 2006.
14 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
BAB 2 KEADAAN UMUM PROVINSI RIAU
”Tak kan Melayu hilang di bumi”
ab ini menguraikan mengenai keadaan dan kondisi umum Provinsi Riau dari berbagai aspek baik geografis, kependudukan, sosial
kemasyarakatan dan budaya, pembangunan, visi dan misi Provinsi Riau. Juga diuraikan mengenai kondisi Perpustakaan Provinsi Riau saat ini, termasuk SDM, koleksi, layanan, dan berbagai aspek lainnya termasuk sejar perpustakaan serta misi dan visi Perpustakaan Provinsi Riau.
Dalam tradisi Melayu, ada semacam ungkapan "Adat Bersendikan
Syarak, dan Syarak Bersendikan Kitabullah". Hal ini menyiratkan bahwa
secara langsung atau tidak tradisi kebudayaan melayu tetap berpegang
teguh pada ajaran Islam.
Adat dalam Melayu sangat diutamakan dan menjadi ukuran
derajat seseorang. Orang yang tidak tahu adat atau kurang mengerti adat
dianggap sangat memalukan dan dapat dikucilkan dari kelompok
masyarakat. Ungkapan atau cap kepada mereka yang "tak tahu adat" atau
"tak beradat". Begitu pentingnya sehingga timbul ungkapan lain, "Biar
mati Anak, jangan mati Adat". Ungkapan lainnya adalah: "Biar mati Istri,
jangan mati Adat". Semua ungkapan ini menunjukan betapa adat-istiadat
dalam masyarakat Melayu sangat dijunjung tinggi.
"Tak kan Melayu hilang di bumi", adalah keyakinan masyarakat
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 15
Melayu Riau akan tradisi dan budayanya. Kalimat ini diucapkan secara
turun-temurun dan telah mendarah-daging bagi orang Melayu.
2.1. Profil Provinsi Riau
2.1.1. Keadaan Alam
Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan
luas lebih kurang 8 135 897 km2, sebesar 235 306 km2 (71,33 persen)
merupakan daerah lautan dan hanya 94 561,61 km2 (28,67 persen) daerah
daratan. Di samping itu di daerah lautan yang berbatasan dengan negara
lain diperkirakan luas daerah Zone Ekonomi Ekslusif adalah 379 000
km2. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai
dengan Selat Malaka, terletak antara 01o05'00’’ Lintang Selatan sampai
02o25'00’’ Lintang Utara atau antara 100o00'00’’Bujur Timur-
105o05'00’’ Bujur Timur.
Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai
yang mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan seperti
Sungai Siak (300 km) dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400
km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 km) dengan
kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 km) dengan
kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan dataran
tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu
dipengaruhi pasang surut laut.
2.1.2. Pemerintahan
Sebagai Provinsi, Riau dikepalai oleh seorang Gubernur/ Kepala
Daerah dengan satu orang Wakil Gubernur. Di dalam melaksanakan
tugasnya, ada 3 organisasi perangkat staf pemerintahan daerah yaitu:
16 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Sekretaris Daerah (Sekda), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) dan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda).
Daerah Provinsi Riau terdiri dari 9 kabupaten (Kuantan Singingi,
Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hulu,
Bengkalis dan Rokan Hilir) dan 2 kota yaitu Kota Pekanbaru yang
merupakan Ibukota Provinsi Riau, dan Kota Dumai. Tiap Kabupaten
dikepalai oleh seorang Bupati, Kota oleh seorang Walikota.
Dari 11 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau terdapat 173
kecamatan dimana masing-masing kecamatan terdiri dari beberapa
kelurahan/desa yang dikepalai oleh seorang Lurah/Kepala Desa. Data
tahun 2005 menunjukkan bahwa di daerah ini terbagi atas 1 483
kelurahan/desa.
2.1.3. Penduduk
Dilihat dari jumlahnya penduduk Riau menurut hasil SP 2000
Riau menempati urutan ke 4 bila dibandingkan dengan 8 Provinsi yang
ada di Sumatera. Dengan luas daratan 86 461,91 km2 hasil SP 2000
menunjukkan banyaknya penduduk Riau tercatat 3 755 juta jiwa dengan
laju pertumbuhan per tahun 1990-2000 relatif tinggi yaitu 3,8 persen,
tetapi merupakan penduduk terjarang di Sumatera yaitu 43 jiwa per km2.
Penduduk Riau berjumlah 3 755 485 jiwa yang terdiri dari 1 934
399 penduduk laki-laki dan 1 821 086 perempuan. Banyaknya rumah
tangga yang terdapat di Provinsi Riau pada tahun 2000 tercatat 896 278
rumah tangga dengan rata-rata penduduk 4,18 per rumah tangga.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 17
0500
10001500200025003000
2002 2003 2004 2005
Laki-lakiPerempuan
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.1. Penduduk Provinsi Riau Menurut Jenis Kelamin
2002-2005 (Ribu)
Berdasarkan SP2000 Kepadatan penduduk per-km menurut
kabupaten/kota menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru menempati
urutan tertinggi yaitu 1 311,18 orang per km2, diikuti Kota Dumai 100,26
per km2, dan sebaliknya Kabupaten Pelalawan kepadatan penduduknya
terendah yaitu 12,76 orang per km2.
Penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan satu dari
sejumlah masalah kependudukan. Ketidakmerataan dapat menimbulkan
kondisi yang kurang sehat bagi kegiatan ekonomi, pertahanan keamanan
dan keadilan sosial lain. Untuk itu pemerintah mengusahakan
penyebaran penduduk yang lebih merata dari daerah yang padat
18 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, yang disebut
transmigrasi. Sejak Pra Pelita sampai dengan Pelita VI tahun kelima,
pemerintah telah menempatkan 131 408 kepala keluarga atau 542 271
jiwa sebagian besar transmigrasi berasal dari Provinsi-Provinsi di Pulau
Jawa.
2.1.4. Pendidikan
Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju
pendidikan berarti akan membawa berbagai pengaruh positif bagi
masa depan berbagai bidang kehidupan. Demikian pentingnya peranan
pendidikan, tidaklah mengherankan kalau pendidikan senantiasa banyak
mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat.
Pada tahun 2005/2006 Sekolah Dasar berjumlah 3507, murid
724.132 dan guru 27.925, dengan rasio murid terhadap guru 25,93 dan
ratio murid terhadap sekolah 206,48. Data statistik pendidikan menengah
terbatas pada SLTP dan SLTA di lingkungan Dinas pendidikan Nasional
saja. Pada tahun 2005/2006 terdapat 1 079 SLTP umum dan 225 SMU,
dengan jumlah murid SLTP 260 714. Sedangkan rasio murid terhadap
guru SLTP 26,98. Angka-angka tersebut diatas masih cukup baik
dibandingkan dengan keadaan tahun-tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2004/2005 yaitu 405 SLTP, 163
SLTA, dengan 153 881 murid SLTP, 75 585 murid SLTA serta guru
SLTP 10 471 dan guru SLTA 5 340 dengan ratio murid terhadap guru
SLTP 14,70 dan murid terhadap guru SLTA 14,15.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 19
2.1.5. Pendidikan Tinggi
Selain 2 buah Perguruan Tinggi Negeri yaitu Universitas Riau dan
Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim, pada tahun 2004/2005
ada 5 buah Universitas dan 23 Sekolah Tinggi serta 28 Akademi di
Provinsi Riau dalam lingkungan APTISI Riau serta 16 buah Perguruan
Tinggi Swasta Islam siap menampung lulusan SLTA.
2.1.6. Industri
Sektor industri saat ini merupakan sektor utama kedua setelah
sektor pertambangan dan penggalian dalam perekonomian Riau. Pada
tahun 2004 jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Provinsi Riau
sebanyak 163 perusahaan. Berdasarkan kelompok industri, jumlah
perusahaan yang terbanyak adalah pada kelompok industri makanan dan
minuman (15) yaitu sebanyak 95 perusahaan, diikuti kelompok industri
kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur), dan barang-
barang anyaman (20) sebanyak 27 perusahaan, serta kelompok industri
alat angkutan, selain kendaraan motor roda empat atau lebih (35)
sebanyak 16 perusahaan.
Industri Besar dan Sedang di Provinsi Riau menyerap tenaga kerja
sebanyak 124.444 orang dengan pengeluaran untuk pekerja sebesar 1.218,
37 milyar rupiah. Nilai output pada industri besar dan sedang tahun
2004 sebesar 41.844,18 milyar rupiah dengan biaya input yang
dikeluarkan sebesar 27 998, 25 milyar rupiah. Selanjutnya dapat dilihat
bahwa nilai produksi barang yang dihasilkan perusahaan industri besar
dan sedang mencapai 41.608, 39 milyar rupiah. Nilai tambah menurut
harga pasar yang dihasilkan sebesar 131.845, 91 milyar rupiah. Nilai
tambah terbesar juga dihasilkan oleh sub sektor industri industri makanan
20 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
dan minuman (15) sebesar 8.667, 02 milyar rupiah atau 62,60 persen dari
total nilai tambah yang dihasilkan.
2.1.7. Pertambangan
Produksi Minyak Bumi di Provinsi Riau, pada tahun 2005
sebanyak 166,22 juta barel. Di samping minyak mentah, sumber daya
alam yang potensi lainnya adalah gambut, pasir, granit, dan batubara.
2.1.8. Air Minum
Air minum ataupun air bersih mempunyai peranan yang penting
dalam kehidupan masyarakat. Dari 12 buah perusahaan air minum pada
tahun 2003 tercatat kapasitas potensial air minum 1 118 liter per
detik. Sedangkan pada tahun 2004 jumlah Perusahaan Air Minum
menjadi 14 perusahaan dengan kapasitas potensial air minum 1 428 liter
perdetik.
Produksi air minum yang di salurkan pada tahun 2004 sebesar
15,06 juta m3, sejumlah 7,42 juta m3 (49,32 persen) di distribusikan ke
kelompok Non Niaga yaitu rumah tangga dan instansi pemerintah, 1,99
juta m3 (13,28 persen) ke kelompok Niaga, 0,23 juta m3 (1,51 persen) ke
kelompok sosial, 0,11 juta m3 (0,73 persen) ke kelompok industri dan
0,03 juta m3 (0,21 persen) ke kelompok khusus. Sedangkan air minum
yang susut/hilang dalam penyaluran sebesar 5,26 juta m3 (34,95 persen).
2.1.9. Energi
Kebijakan pemerintah di bidang kelistrikan ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong kegiatan
ekonomi khususnya sektor industri. Untuk mencapai sasaran tersebut
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 21
diupayakan peningkatan daya terpasang pembangkit tenaga listrik serta
perluasan jaringan distribusi agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah
yang cukup dengan pelayanan yang baik.
Kapasitas terpasang pembangkit listrik wilayah Riau tahun 2005
sebesar 118 012 KW dan tenaga yang dibangkitkan sebesar 266 485 796
KWH. Jumlah pelanggan PLN tahun 2005 sebanyak 456 981, sebesar
88,87 persen merupakan pelanggan rumah tangga.
2.1.10. Konstruksi
Berbagai usaha dilakukan pemerintah dalam rangka memenuhi
kebutuhan perumahan yang sehat dan teratur. Pada tahun 2005
pengembang swasta telah membangun 4 355 unit perumahan yang
tersebar di beberapa kabupaten/kota Provinsi Riau. Kabupaten/Kota yang
terbanyak dibangun perumahan adalah Kota Pekanbaru sebanyak 2 822
unit, diikuti Kampar sebanyak 1 119 unit dan sisanya di Kabupaten
Pelalawan dan Dumai sebanyak 297 dan 89 unit. Jika dibandingkan
dengan tahun lalu, banyaknya rumah yang dibangun pengembang swasta
mengalami kenaikan sebesar 43,02 persen.
2.1.11. Perhubungan Darat
Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di
darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan
perekonomian suatu daerah. Guna menunjang kelancaran perhubungan
darat di daerah Riau pada tahun 2005 tercatat panjang jalan 21 260,09
km dan jembatan 840 buah. Di lihat kondisinya, jalan yang baik tercatat
sepanjang 5 960,06 km (28,03 persen), sedang 6 982,21 km (32,84
persen), rusak/rusak berat 8 317,82 km (39,12 persen). Jika panjang jalan
22 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
dirinci menurut jenis permukaan diperoleh proporsi 29,98 persen di aspal,
30,31 persen jalan kerikil dan 5,94 persen jalan beton serta 33,76 persen
jalan tanah Selanjutnya dari 840 buah jembatan sebanyak 440 jembatan
dengan konstruksi beton, 49 komposit, 198 dengan konstruksi kayu, dan
148 buah rangka.
2.1.12. Hotel dan Pariwisata
Jumlah wisman yang berkunjung ke Provinsi Riau pada tahun
2004 sebanyak 59.272 orang atau mengalami penurunan tipis sebesar 0,60
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Wisman tersebut sebagian
besar berasal dari negara-negara ASEAN yaitu sebesar 67,28 persen dari
jumlah seluruhnya, sisanya berasal dari negara Asia (22,16 persen), Eropa
(7,65 persen), Amerika (1,63 persen), Australia dan Selandia Baru (0,68
persen) dan negara lainnya 0,61 persen.
Besarnya jumlah wisman memerlukan peningkatan dalam bidang
akomodasi, kamar dan tempat tidur. Pada tahun 2005 jumlah akomodasi
302 unit, jumlah kamar 7 977 unit dan jumlah tempat tidur 13 269 unit
atau masing-masing mengalami peningkatan sebesar 4,14 persen, 6,52
persen dan 6,99 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2005 jumlah surat biasa dan tercatat yang dikirim
sebanyak 2.937.072 surat, sedangkan jumlah surat biasa dan tercatat yang
diterima berjumlah 2.765.050 surat. Aktifitas lain dari kantor pos adalah
pengiriman/penerimaan pos paket.
2.1.13. Perbankan
Pada akhir tahun 2005 di Riau terdapat 178 buah Kantor Bank
(tidak termasuk Bank Indonesia) yang terdiri dari :
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 23
- Kantor Pusat 1 buah
- Kantor Cabang 58 buah
- Kantor Cabang Pembantu 92 buah
- Kantor Kas 27 buah
Pengerahan dana masyarakat melalui perbankan dari tahun ke
tahun menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Dana
dari masyarakat yang berhasil dihimpun perbankan pada akhir tahun 2005
berjumlah 20.649,61 milyar rupiah yang terdiri dari giro sebesar 8.417,91
milyar rupiah, deposito 4.833,90 milyar rupiah dan tabungan 7.397,79
milyar rupiah.
Dibandingkan akhir tahun 2004, total dana yang dihimpun tahun
2005 tercatat sebesar 20.649,61 milyar rupiah, yang berarti terjadi
kenaikan sebesar 27,18 persen. Sementara itu pada akhir tahun 2005
pemberian kredit perbankan meningkat menjadi 19,05 triliun rupiah yang
berarti naik sebesar 24,29 persen dibanding pemberian kredit pada tahun
sebelumnya yang berjumlah 15,32 triliun rupiah. Di sisi lain pinjaman
perbankan tahun 2005 menurut sektor ekonomi diberikan ke perindustrian
4 683,6 milyar rupiah, pertanian 4 634,17 milyar rupiah, dan sektor
lainnya 3 938,48 milyar rupiah. Selanjutnya upaya pemerintah untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi yang semakin berat adalah dengan
menciptakan iklim usaha yang menunjang kegiatan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Besarnya
investasi PMDN di daerah Riau pada tahun 2005 yang digunakan untuk
industri makanan 1.634,45 milyar rupiah, dan jasa lainnya 5,58 milyar
rupiah.
24 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
2.1.14. Keuangan Daerah
Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah
menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah anggaran
menurut kewenangannya tahun 2004/2005 berjumlah 2.437,72 milyar
rupiah, dimana bidang administrasi umum pemerintah diberikan sebesar
1.013,73 milyar rupiah, disusul bidang pemukiman sebesar 561,19 milyar
rupiah dan bidang pendidikan dan kebudayaan sebesar 382,43 milyar
rupiah.
Di sisi lain, realisasi penerimaan Provinsi Riau tahun 2005
berjumlah 3.286,50 milyar rupiah. Dibanding dengan realisasi penerimaan
Provinsi Riau 2004 yang berjumlah 2.298,31 milyar rupiah naik sebesar
42,99 persen. Realisasi Pengeluaran Dati I Riau 2005 berjumlah
2.437,72 milyar rupiah yang terdiri dari belanja aparatur daerah sebesar
712,99 milyar rupiah dan pelayanan publik sebesar 1.724,74 milyar
rupiah.
2.1.15. Konsumsi dan Pengeluaran
Salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur tingkat
kesejahteraan penduduk adalah data konsumsi kalori dan protein per
kapita. Kesejahteraan dapat dikatakan makin baik apabila kalori dan
protein yang dikonsumsi penduduk semakin meningkat sampai
akhirnya melewati standar kecukupan konsumsi kalori/protein per kapita
sehari. Menurut Widya Pangan dan Gizi (1988) norma kecukupan gizi
yang dianjurkan per kapita per hari adalah penyediaan energi 2500
kalori dan protein 55 gram. Di samping itu FAO (Food and Agriculture
Organization) menganjurkan bahwa bagi Indonesia untuk mencapai
kecukupan gizi yang seimbang dapat digunakan pola penyediaan pangan
harapan dengan kecukupan energi dari padi-padian 50 persen,
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 25
umbi-umbian 5 persen, pangan hewani 15-20 persen, lemak dan minyak
10 persen, biji berminyak/ kacang-kacangan 8 persen, gula 6-7 persen
dan sayur-sayuran 5 persen.
Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilaksanakan oleh BPS dapat dilihat gambaran secara umum mengenai
konsumsi kalori dan protein. Untuk tahun 2005 rata - rata konsumsi
kalori per kapita sehari untuk Propinsi Riau adalah 2083,42 gram dan
rata-rata konsumsi protein per kapita sehari menunjukkan angka 58,01
gram.
Secara umum, gambaran mengenai konsumsi kalori dan protein
pada tahun 2005 menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Pada tahun 2002 rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari
Propinsi Riau menunjukkan angka 1992,5 dan rata-rata protein per kapita
sehari menunjukkan angka 55,65.
Pengeluaran rata-rata sebulan penduduk Riau di daerah kota
pada tahun 2005 telah mencapai 451.776 rupiah sedangkan di daerah
pedesaan baru mencapai 296.034 rupiah atau hanya sebesar 65,52 persen
pengeluaran rata-rata masyarakat kota. Secara keseluruhan pengeluaran
rata-rata per kapita sebulan penduduk Riau diperkirakan 350.859
rupiah.
Pada tahun 2005 persentase pengeluaran makanan terhadap
seluruh pengeluaran di Riau masih cukup tinggi yaitu sekitar 55,77
persen. Selain itu perbedaan pengeluaran untuk makanan di daerah kota
dengan daerah pedesaan masih cukup tinggi. Persentase pengeluaran
untuk makanan di daerah kota hanya sekitar 47,08 persen sedangkan di
daerah pedesaan 62,99 persen menunjukkan tingkat kehidupan penduduk
kota lebih tinggi dari penduduk pedesaan.
26 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
2.1.16. Pendapatan Regional
Hingga kini alat untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat
suatu daerah secara tepat sulit ditemukan, namun secara tidak langsung,
salah satu ukuran yang dianggap dapat mendekati pencapaian
kemakmuran tersebut yakni dengan menggunakan angka pendapatan
regional. Manfaat pendapatan regional antara lain adalah untuk
mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi,
besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan stuktur perekonomian pada
suatu periode di suatu daerah tertentu. Dari hasil penghitungan PDRB
Riau yang telah dilakukan oleh BPS Riau dapat disajikan angka-angka
pendapatan regional secara seris dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2005
dalam bab ini disajikan seris data 6 tahunan dari tahun 2000-2005.
2.1.17. Produk Domestik Regional Bruto
Dengan cenderung membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia
yang membawa dampak langsung maupun tidak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional dan termasuk Riau. Bila dilihat dari angka
PDRB atas dasar harga belaku tanpa migas, maka telah terjadi kenaikan
dari 64.527,87 miliar rupiah pada tahun 2004 meningkat menjadi
79.055,37 miliar rupiah pada tahun 2005. Demikian pula angka PDRB
atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas tahun 2005 mencapai sebesar
33.512,54 miliar rupiah yang lebih tinggi dari tahun 2004 yakni
sebesar 30.879,77 miliar rupiah.
2.1.18. Pendapatan Regional Per Kapita
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai alat mengukur
kemajuan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pendapatan per
kapita. Angka ini diperoleh melalui nilai nominal PDRB dikurangi pajak
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 27
tak langsung netto dan dikurangi lagi penyusutan kemudian dibagi dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun.
Pendapatan per kapita Riau termasuk migas atas dasar harga
berlaku sebesar 27,54 juta rupiah tahun 2005 lebih besar dari angka tahun
2004 sebesar 23,11 juta rupiah. Begitu juga bila diamati atas dasar harga
konstan 2000 tercatat tahun 2004 sebesar 15,21 juta rupiah kemudian naik
menjadi 15,71 juta rupiah pada tahun 2005.
Sementara itu bila diamati pendapatan per kapita tanpa migas atas
dasar harga berlaku juga meningkat dari tahun 2004 sebesar 13,05 juta
rupiah menjadi 15,66 juta rupiah pada tahun 2005, demikian pula bila
diamati atas dasar harga konstan 2000 telah terjadi peningkatan dari 6,25
juta rupiah di tahun 2004, kemudian naik menjadi 6,64 juta rupiah pada
tahun 2005.
2.2. Keadaan Umum Perpustakaan Provinsi Riau
2.2.1. Sejarah Sejarah Perpustakaan Provinsi Riau diawali dari berdirinya
Perpustakaan Negara di Tanjung Pinang pada tahun 1958 yang kemudian
dipindahkan ke Pekanbaru pada tahun 1960. Perpustakaan negara yang
berada di bawah Departemen Pendidikan dan Pengajaran tersebut
mempunyai dua tugas pokok yaitu sebagai perpustakaan umum dan
sebagai perpustakaan referensi.
Pada tahun 1976 Perpustakaan Negara berubah nama menjadi
Perpustakaan Wilayah yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Pusat Pembinaan Perpustakaan. Tugas
Perpustakaan Wilayah adalah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk
kepentingan pendidikan, penelitian dan kebudayaan.
28 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989
Tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI), Perpustakaan
Wilayah berubah nama menjadi Perpustakaaan Daerah yang
berkedudukan sebagai satuan organisasi Perpustakaan Nasional RI yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Daerah mempunyai tugas pokok
“melaksanakan pembinaan layanan dan pengembangan perpustakaan di
daerah serta melaksanakan layanan dan pelestarian bahan pustaka”.
Nama Perpustakaan Daerah diubah menjadi Perpustakaan
Nasional Provinsi pada tahun 1997 dengan Keputusan Presiden Nomor 50
Tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional
Provinsi yang merupakan instansi vertikal Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia yang berada di daerah dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI.
Perpustakaan Nasional Provinsi bertugas melaksanakan kegiatan di
provinsi yang meliputi pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan
semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintah maupun
swasta dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta
pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.
Lahirnya Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang
Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000,
Perpustakaan Nasional Provinsi Riau tidak lagi menjadi instansi vertikal
Perpustakaan Nasional RI, dan berubah nama menjadi Badan Perpustakan
dan Arsip Provinsi Riau. Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah No.50 Tahun 2000 dan Peraturan Daerah Provinsi Riau
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 29
Nomor 28 Tahun 2001 kedudukan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Riau adalah sebagai perangkat daerah yang diserahi wewenang,
tugas dan tanggung jawab menunjang penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Desentralisasi, Dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang
perpustakaan dan arsip di daerah.
Sejak tahun 2004 nama Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi
Riau berubah menjadi Perpustakaan Provinsi Riau, namun struktur
organisasi dan tata kerja tetap mengacu kepada Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 28 tahun 2001.
2.2.2. Visi dan Misi
2.2.2.1. Visi
Visi Perpustakaan Provinsi Riau yaitu: “Terwujudnya
Perpustakaan Provinsi Riau yang profesional dalam pengelolaan
perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan informasi untuk mencapai
Sumber Daya Manusia Riau yang berkualitas menunjang Visi Riau Tahun
2020”.
Makna visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Terwujudnya Perpustakaan Provinsi Riau yang profesional,
maksudnya Perpustakaan Provinsi Riau mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien dengan
dukungan prasarana, sarana dan dana yang memadai sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
30 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
b. Profesional dalam pengelolaan perpustakaan adalah
kemampuan teknis sumber daya manusia pengelola
perpustakaan yang memenuhi syarat–syarat yaitu menguasai
pekerjaan, loyal, mempunyai integritas, mampu bekerja keras,
komitmen dan motivasi yang tinggi.
c. Perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan informasi adalah
suatu tekad untuk memberikan motivasi kepada masyarakat
Riau bahwa perpustakaan mempunyai nilai strategis dan
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
d. Dalam upaya untuk menyediakan sumber daya manusia Riau
yang berkualitas dapat dilakukan dengan menumbuhkan minat
dan budaya baca masyarakt melalui perpustakaan.
e. Untuk menyongsong Visi Riau Tahun 2020 dimaksudkan,
bahwa perumusan Visi Perpustakaan Provinsi Riau tidak
terlepas dan mempunyai kaitan erat dengan Visi Riau Tahun
2020, yaitu: “Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat
perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan
masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia
Tenggara tahun 2020”.
2.2.2.2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan Misi Perpustakaan
Provinsi Riau sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Perpustakaan
Provinsi Riau.
b. Meningkatkan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat.
c. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 31
d. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Perpustakaan
Provinsi Riau.
e. Meningkatkan upaya–upaya pembinaan dalam rangka
pemantapan pengelolaan perpustakaan.
2.2.3. Tugas Perpustakaan Provinsi Riau
Perpustakaan Provinsi Riau menjalankan beberapa tugas/peran
sebagai berikut:
a. Pembina perpustakaan dan pustakawan
b. Perpustakaan deposit dan referensi
c. Pusat kerja sama perpustakaan di Wilayah Provinsi Riau
d. Perpustakaan umum di Wilayah Ibu Kota Provinsi Riau
2.2.4. Struktur Organisasi dan Sumberdaya Manusia Meskipun pada tahun 2004 nama Badan Perpustakaan dan Arsip
Provinsi Riau berubah menjadi Perpustakaan Provinsi Riau, namun
struktur organisasi dan tata kerja tetap mengacu kepada Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 28 tahun 2001. Struktur organisasi dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
32 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
KEPALA BADAN
Bagian Tata Usaha
Sub Bag AdmUmum & Humas
Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Perlengkapan
STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN PROVINSI RIAU Berdasarkan SK Mendagri dan Otonomi Daerah No. 50 Tahun 2000 tanggal 17 Nop. 2000 dan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 28 Tahun2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BadanPerpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Riau
KELOMPOKTENAGA AHLI/FUNGSIONAL
Sub Bagian Perancangan
Bidang Pengembangandan PerawatanPerpustakaan
Sub Bidang Perawatan
Perpustakaan
Sub Bidang Pengembangan Perpustakaan
Bidang PelayananPerpustakaan
Sub Bidang Pelayanan Non
Naskah
Sub Bidang Pelayanan Naskah
Bidang PengolahanArsip
Sub Bidang Penyimpanan dan
Akuisisi Arsip
Sub Bidang Pelayanan,
Pengolahan danPenataan Arsip
Bidang Pembinaan danPerawatan Arsip
Sub Bidang Perawatan Arsip
Sub Bidang Pembinaan Arsip
Sub Bag AdmUmum & Humas
Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Perlengkapan
Sub Bagian Perancangan
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau
Pada Tabel 2.1. terlihat bahwa pegawai perpustakaan saat ini
berjumlah 108 orang. Dilihat dari tingkat pendidikan, 34 orang (31,48
%) berpendidikan sarjana, 18 orang (16,66 %) D2/D3, dan 56 orang
(51,85 %) berpendidikan SLTA/SLTP/SD. Dari 34 orang yang
berpendidikan sarjana, hanya satu orang berlatar belakang pendidikan
bidang perpustakaan, dan dari 18 orang yang berpendidikan D2/D3, 7
orang di bidang perpustakaan. Ditinjau dari segi usia 32 orang (29,62 %)
berusia di 50 tahun ke atas, 56 orang (51,85 %) berusia 40-49 tahun, 19
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 33
orang (17,59 %) berusia 31-39 tahun, dan 1 orang berusia di bawah 30
tahun.
Tabel 2.1. Data SDM Perpustakaan Provinsi Riau Tahun 2006
No.
PENDIDIKAN
USIA Tahun
JUMLAH
≥ 50 40 - 49
31 – 39
≤30
1. Sarjana Perpustakaan
- - 1 - 1
2. Sarjana bidang lain 14 17 2
- 33
3. D2/D3 Perpustakaan
- 3 4 - 7
4. D2/D3 bidang lain 8 3
- - 11
5. ≤ SLTA 10 33 12 1
56
Jumlah 32 56 19 1 108
2.2.5. Koleksi
Dari Tabel 2.2. terlihat koleksi Perpustakaan Provinsi Riau
menurut subjeknya cukup beragam, mulai dari Karya Umum, Filsafat,
Agama, Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu-Ilmu Terapan, Kesenian dan Olah Raga,
Kesusateraan, Sejarah dan Geografi, serta Buku-Buku Cerita.
34 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Tabel 2.2. Data Koleksi Perpustakaan Provinsi Riau Tahun 2002-2003
No.
Kelompok Subjek
No. Klas DDC
Jumlah Eksemplar
1. Karya Umum 000 6 190
2. Filsafat 100 7 852
3. Agama 200 22 045
4. Ilmu – Ilmu Sosial 300 22 071
5. Bahasa 400 10 031
6. Ilmu – Ilmu Murni 500 8 085
7. Ilmu- Ilmu Terapan 600 35 959
8. Kesenian dan Olah Raga 700 11 7 48
9. Kesusasteraan 800 8 552
10. Sejarah dan Biografi 900 6 617
11. Buku – Buku Cerita (Fiksi) - 41 095
Jumlah 180 515
Menurut jenisnya pada tahun 2006 seperti terlihat pada Tabel 2.3.
koleksi perpustakaan terbanyak adalah Koleksi Umum (35000 judul),
Koleksi Deposit 380 judul, Koleksi anak–anak 310 judul, dan Koleksi
referensi 280 judul. Selain itu terdapat 162.420 eksemplar koleksi
Perpustakaan Keliling.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 35
Tabel 2.3. Data Koleksi Perpustakaan Provinsi Riau Tahun 2006
No.
Koleksi
Jumlah Judul
Jumlah Eksemplar
1. Umum 35000 137020
2. Referens 280 2600
3. Anak-anak 310 6000
4. Deposit 380 3800
5. Perpustakaan Keliling 13000
Jumlah 162420
2.2.6 Pengguna dan Layanan
Perpustakaan Provinsi Riau menyediakan berbagai jenis layanan
kepada penggunanya berupa:
- Layanan baca ditempat
- Layanan peminjaman
- Layanan pendidikan pengguna
- Layanan referensi
- Layanan perpustakaan keliling
- Dan layanan khusus Bilik Melayu
Selain layanan tersebut Perpustakaan Provinsi Riau juga
menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memasyarakatkan
perpustakaan dan peningkatan minat baca antara lain:
- Lomba menulis
36 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
- Lomba pidato
- Lomba menggambar untuk anak-anak
- Bercerita (story telling)
- Seminar, Lokakarya, dan pertemuan sejenis lainnya.
Pengunjung yang datang ke perpustakaan cukup banyak dan
beragam, mulai dari anak –anak, pelajar, mahasiswa hingga masyarakat
umum. Dari Tabel 5 terlihat jumlah pengunjung pada tahun 1999-2000
sebanyak 111.645 orang. Pada tahun 2000-2001 menurun menjadi
101.825 orang. Pada tahun 2001-2002 jumlah pengunjung ini naik
kembali menjadi 103.430 orang. Namun pada tahun 2002 – 2003
jumlahnya jauh berkurang, yakni hanya 91.065 orang. Jika dibandingkan
dengan pengunjung pada tahun 1999 maka pengunjung pada tahun 2003
berkurang menjadi hanya berkisar 80% saja.
Tabel 2.4. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Provinsi Riau Tahun 1999 – 2003
No. Tahun Jumlah orang
1. 2002 – 2003 91 065
2. 2001 – 2002 103 430
3. 2000 – 2001 101 825
4. 1999 – 2000 111 645
Pengunjung yang datang ke perpustakaan pada tahun 2002 - 2003
seperti terlihat pada Tabel 6 paling banyak berasal dari kalangan
mahasiswa 57%, pelajar 27%, umum 11%, dan anak – anak 4%.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 37
Tabel 2.5. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Provinsi Riau Menurut Jenisnya Tahun
2002 – 2003
No. Jenis Pengunjung Jumlah Orang
Persentase %
1. Umum 10 097 11,09
2. Mahasiswa 54 426 57,57
3. Pelajar 24 769 27,20
4. Anak – Anak 4 378 4,14
Jumlah 91 065 100
Jumlah pengunjung tersebut meningkat dari tahun ke tahun seperti
yang terlihat paada Tabel 2.6. yaitu 39.075 orang pada tahun 2004, 80210
orang pada tahun 2005, dan 132.334 orang pada tahun 2006.
Tabel 2.6. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Provinsi Riau Menurut Jenisnya Tahun
2004 - 2006
No.
Jenis Pengunjung
2004 2005 2006 Jumlah Orang
Persen tase (%)
Jumlah Orang
Persen tase (%)
Jumlah Orang
Persen tase (%)
1. Mahasiswa 21349 54,63 43019 53,63 87935 66,44
2. Umum 8591 21,98 20062 25,01 21540 16,27
3. Pelajar 9011 23,06 13011 16,22 16874 12,75
4. Anak-anak 124 0,31 4118 5,13 5985 4,52
Jumlah 39075 100 80210 100 132334 100
38 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Jumlah anggota perpustakaan seperti terlihat pada Tabel 2.7. meningkat
dari tahun ke tahun. Jumlah anggota terbanyak adalah mahasiswa.
Tabel 2.7.
Jumlah Anggota Perpustakaan Provinsi Riau Menurut Jenisnya Tahun 2004 – 2006
No. Jenis
Pengunjung 2004 2005 2006
Jumlah Orang
Persen tase (%)
Jumlah Orang
Persen tase (%)
Jumlah Orang
Persen tase (%)
1. Mahasiswa 3222 59,95 3417 53,92 2670 69,27
2. Umum 1546 28,76 1242 19,60 568 14,73
3. Pelajar 442 8,22 1424 22,47 488 12,66
4. Anak-anak 164 3,05 253 3,99 128 3,32
Jumlah 5374 100 6336 100 3854 100
Frekwensi penggunaan koleksi perpustakaan seperti terlihat pada 2.8.
pada tahun 2004 dan 2005 jumlahnya sama yaitu 197.360. Pada tahun
2006 meningkat menjadi 394.720.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 39
Tabel 2.8. Data Pemanfatan Koleksi Perpustakaan Provinsi Riau
Tahun 2004 - 2006
No. Kelompok Subjek No.Klas DDC
Jumlah Judul 2004 2005 2006
1. Karya Umum 000 27118 54393 27243
2. Filsafat 100 38701 37707 18601
3. Agama 200 23987 57133 27432
4. Ilmu – Ilmu Sosial 300 30876 61321 28987
5. Bahasa 400 9875 15182 7243
6. Ilmu – Ilmu Murni 500 11234 18204 8976
7. Ilmu- Ilmu Terapan 600 21347 67200 30321
8. Kesenian dan Olah Raga
700 5021 8704 4987
9. Kesusasteraan 800 17321 56979 26900
10. Sejarah dan Biografi
900 9876 15410 8211
11. Buku – Buku Cerita (Fiksi)
-
Jumlah 197360 197360 394720
2.2.5. Keadaan Mutakhir (November 2006)
Pada tanggal 24 November 2006 pembangunan gedung baru dan
renovasi gedung Perpustakaan Provinsi Riau dimulai dengan acara
peletakan batu pertama oleh Gubernur Riau. Pembangunan dan renovasi
40 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
gedung yang dilengkapi dengan sarana dan mebelair yang diperlukan
ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2007.
Konsekwensi dari pekerjaan pembangunan gedung mengakibatkan
ruang kerja, ruang koleksi, dan ruang baca tidak dapat digunakan. Seluruh
koleksi disimpan/ditumpuk dalam sebuah ruangan. Layanan perpustakaan
untuk sementara ditiadakan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 41
BAB 3 TINJAUAN TEORITIS
“I can see further,
only because I stand on the shoulder of a giant” (IsacNewton)
ab ini menguraikan tinjauan teroritis yang dikutip dari berbagai sumber literatur mengenai pengembangan perpustakaan dalam berbagai
aspek antara lain pengembangan koleksi, pengolahan, layanan perpustakaan, pengembangan SDM, pemanfaatan teknologi informasi dan kerjasama layanan serta promosi. Hal ini sesuai dengan prinsip yang telah dikatakan oleh pemikir besar Isac Newton bahwa kita dapat maju dan berkembang karena kita belajar dari kumpulan pengetahuan dan kebijakan orang-orang terdahulu.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang di era
masyarakat informasi ini dimanfaatkan sebagai salah satu pusat informasi,
sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi dan pelestarian khasanah
budaya. Kini peranan perpustakaan cenderung berkembang lebih jauh
yaitu perpustakaan sebagai pusat komunitas, dimana masyarakat dapat
berkumpul di perpustakaan dalam rangka pengembangan pengetahuan
dan budaya melalui berbagai aktifitas keilmuan dan sosial.
Pada prinsipnya perpustakaan, sebagaimana disebutkan dalam
Encyclopedi Americana, 1991) mempunyai tiga kegiatan pokok yaitu
pertama mengumpulkan (to collect) semua informasi yang berkaitan dan
diperlukan masyarakat penggunanya; Kedua, melesetarikan, memelihara
dan merawat seluruh koleksi perpustakaan (to preserve); dan ketiga
42 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
adalah menyiapkan dan menyediakan bahan pustaka agar dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna yang membuthkan (to make
available). Kini dalam era teknologi informasi ini, perpustakaan juga
harus dapat menyediakan akses yang mudah kepada sumber-sumber
informasi agar penggunanya dapat memperoleh informasi yang tidak
dimiliki oleh perpustakaan secara mudah cepat dan lengkap.
Salah satu kegiatan awal perpustakaan dalam mengisi
perpustakaan dengan sumber-sumber informasi adalah pengadaan
(akuisisi) koleksi bahan pustaka. Kegiatan akuisisi bahan pustaka
merupakan kegiatan inti di perpustakaan yang menentukan arah dan
tujuan perpustakaan serta cerminan masyarakat yang dilayani. Kegiatan
akusisi ini meliputi penentuan kriteria koleksi perpustakaan dalam
pembentukan koleksi awal, dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Ini
menjadi titik tolak pengembangan koleksi selanjutnya. Pengembangan
koleksi bahan pustaka bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
pengguna dan kebutuhan staf, dengan melakukan kegiatan survei
kebutuhan untuk bahan pertimbangan pengadaan bahan pustaka yang
akan diadakan.
3.1. Pemberdayaan Dokumen
Dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan yang ditandai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka perpustakaan
dituntut untuk memberikan layanan yang prima dari berbagai sumber-
sumber informasi yang beragam, baik yang tercetak, terekam dan digital.
Kekuatan koleksi yang dimiliki merupakan salah satu modal
perpustakaan tersebut untuk berkembang diperlukan strategi dan
kebijakan pengembangan koleksi yang handal dalam pemberdayaan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 43
dokumen atau sumber informasi yang dimilikinya, serta didukung oleh
sumberdaya manusia yang profesional dibidangnya.
Dalam pemberdayaan dokumen setidaknya mempunyai beberapa
tahapan yang perlu dipersiapkan oleh perpustakaan atau pusat informasi
antara lain:
• Mempunyai kebijakan pengembangan koleksi yang sesuai
kebutuhan saat itu.
• Mengadakan koleksi baik tercetak, terekam, maupun digital yang
sesuai dengan kebutuhan users perpustakaan.
• Menyediakan fasilitas tempat untuk penyimpanan koleksi dan
tempat untuk mengakses koleksi tersebut.
• Manajemen administrasi pengelolaan dokumen yang baik.
• Mempunyai SDM yang handal dan profesional untuk mengelola
dokumen tersebut.
• Memberikan layanan prima dokumen tercetak, terekam, dan
digital kepada pengguna atau pencari informasi.
• Menganggarkan dana secara rutin sesuai kebutuhan untuk
pengembangan koleksi perpustakaan.
• Mengadakan kerjasama dan membentuk jaringan (networking)
dengan pihak lain guna peningkatan layanan sumberdaya
informasi.
• Untuk evaluasi perlu mengadakan survei kebutuhan pengguna.
Dalam perencanaan pemberdayaan dokumen, selanjutnya perlu dilakukan
upaya bimbingan pemakai perpustakaan, melakukan promosi
perpustakaan, dan menyebarluarkan brosur atau pamplet untuk menarik
minat pengguna informasi.
44 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
3.1.1. Pemberdayaan Dokumen Tercetak
Dokumen tercetak terdiri dari Buku-buku (diantaranya terdiri dari
buku ilmiah, fiksi, referen dan umum), dan dokumen tercetak bukan buku
seperti brosur, pamflet, majalah, terbitan berkal, kliping, peta, dan lain-
lain. Prosedur atau langkah pemberdayaan yang harus diupayakan agar
dokumen tercetak tersebut dapat dimanfaatkan oleh user antara lain:
• Menyediakan koleksi atau dokumen tercetak yang sesuai
kebutuhan pengguna (users).
• Menyediakan tempat yang sesuai dan cukup luas, nyaman untuk
pengguna dalam mengakses dan memenfaatkan koleksi tersebut.
• Koleksi mudah diakses dan dijangkau oleh pengguna.
• Koleksi yang tersedia memadai dan selalu uptodate sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
• Koleksi dokumen tercetak harus senantiasa terawat dan tertata rapi
sehingga mudah ditemukan kembali apabila dibutuhkan.
• Mempunyai pencatatan peminjaman yang baik, untuk
pengendalian koleksi agar tidak mudah hilang.
• Koleksi dokumen disusun berdasarkan suatu sistem temu kembali
tertentu yang memudahkan pustakawan atau pengguna mencari
dokumen tersebut.
• Membuar rencana lengkap mengenai kebutuhan pengguna
perpustakaan dan digunakan sebagai salah satu pertimbangan
kebijakan pengembangan koleksi.
• Pustakawan/petugas perpustakaan senantiasa memberikan layanan
dan bimbingan kepada pengguna dalam mencari dan memakai
dokumen tercetak tersebut.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 45
• Membuat laporan atau statistik pemakaian koleksi tercetak, guna
mengetahui kebutuhan pengguna dan keterpakaian koleksi
tercetak tersebut.
• Mengadakan evaluasi pemakaian dan keadaan koleksi tercetak
untuk pengadaan koleksi berikutnya.
3.1.2. Pemberdayaan Dokumen Terekam
Dokumen terekam dan audio visual, biasanya lebih dikenal
dengan koleksi pandang dengar adalah semua koleksi berupa audio visual
yang pemanfaatan dan pemberdayaannya membutuhkan peralatan
pandang dengar dengan ruangan khusus untuk menyimpan dan
menggunakannya.
Dokumen terekam (audio visual) terdiri dari:
a. Microform (yang terdiri dari mikrofis, mikrofilm, aperture
card, mikrooptik)
b. Video record (yang terdiri dari video kaset, video disk, Digital
video disk)
c. Audio record (terdiri dari audio kaset, rekaman suara, piringan
hitam, pita dan kawat suara/ tape & wire audio, CD-ROM).
d. Picture (yang terdiri dari gambar, lukisan, seni grafis,
reproduksi, cetakan, dan lain sebagainya).
Langkah-langkah atau prosedur pemberdayaan koleksi terekam ini agar
dapat dimanfaatkan oleh pengguna antara lain:
• Menyiapkan ruang penyimpanan khusus, dengan suhu dan
keadaan tertentu.
• Menyiapkan peralatan untuk menggunakan koleksi terekam
tersebut seperti komputer, microreader, Video player, audio player
46 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
dan earphone, televisi, dan peralatan lainnya sesuai koleksi yang
dimiliki.
• Mempunyai sistem simpan temu kembali koleksi audio visual
yang mudah digunakan.
• Mempunyai pencatatan pemakaian koleksi dokumen terekam
tersebut.
• Memberikan bimbingan cara penggunaan koleksi audio visual
tersebut, agar pengguna tidak dibuat bingung untuk
menggunakannya.
• Membeli dan mempunyai kualitas barang/dokumen terekam yang
baik, serta perawatan yang kontinyu sehingga koleksi tidak mudah
rusak.
• Menyiapkan ruangan khusus serta sarana dan prasaran pendukung
guna memberikan kepuasan kepada pengguna dalam
memanfaatkan koleksi terekam tersebut.
3.1.3. Pemberdayaan Dokumen Digital
Memasuki era digitalisasi dengan perkembangan teknologi
informasi, komunikasi dan internet, dokumen dalam bentuk digital
tidaklah asing lagi bagi kita untuk mendapatkannya. Dokumen digital
biasanya berupa file digital yang untuk mengaksesnya dibutuhkan
perangkat komputer. Dokumen digital yang terdapat di harddisk atau
server komputer dan di CD-ROM ini dapat diakses melalui komputer
offline. Sedangkan dokumen digital yang terdapat di dunia maya dapat
diakses melalui jaringan global internet; Dokumen tersebut dapat berupa
fulltext atau abstrak e-journal, e-book, bulletin board, Online public
access catalogue, dan internet databases, serta koneksi web page.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 47
Pemberdayaan koleksi dokumen digital agar dapat di akses oleh
pengguna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
• Mempersiapkan tempat layanan yang memadai untuk
mengakses koleksi digital.
• Mempunyai perangkat peralatan untuk mengakses dokumen
digital seperti komputer, modem, salauran telepon.
• Mendaftarkan diri ke salah satu internet access provider.
• Mempersiapkan SDM yang menjalankan dan mengoperasikan
akses online internet, dan akses dokumen digital secara offline.
• Mempromosikan dokumen digital yang kita miliki melalui
website, atau brosure.
• Memaksimalkan pemanfaatan akses internet tersebut untuk
hemat biaya, dan mendapatkan informasi secara digital, seperti:
informasi berbagai bidang profesional, teknologi, sains, profesi,
ekonomi, dan lain-lain; Sebagai sarana bisnis, iklan, publikasi
secara online, bullitin board, koneksi web page, tanpa batas
jarak dan waktu, dan jasa layanan informasi. Sebagai media
komunikasi (dengan e-mail, tranfer informasi), kerjasama
bertukar informasi, pengetahuan dan dokumen digital dengan
lewat e-mail, newsgroup, millis, dll.
• Perencanaan maintenance/perawatan dan pengembangan
dokumen digital di website/internet secara kontinyu.
• Membuat training peningkatan kemampuan sumberdaya
manusia/pustakawan, dan penambahan sarana dan prasarana
penunjang (infrastruktur) secara bertahap, dengan perencanaan
penganggaran yang sesuai kebutuhan.
48 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
• Pengkajian dan evaluasi pemakaian dan pemanfaatan dokumen
digital baik yang di akses secara offline, maupun yang diakses
online lewat internet.
• Membuat aturan tata cara penggunaan atau cara mengkases
dokumen digital serta rincian biaya yang harus dibayar oleh
pengguna untuk mengaksesnya, dengan diiringi kebijakan yang
mendukung kearah kemajuan.
Dengan perencanaan pemberdayaan dokumen tersebut, diharapkan dapat
meningkatkan pemanfaatan koleksi dokumen tercetak, terekam dan
digital, sehingga menambah akses informasi pengguna untuk
mendapatkan informasi dari sumber-sumber informasi tersebut dengan
variasi sumber informasi berbagai bentuk, yang apada akhirnya dapat
menghasilkan layanan yang prima dan kepuasan pengguna perpustakaan
atau pusat informasi.
3.2. Infrastruktur Teknologi Informasi
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar
hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan
sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang
penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat.
Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari
perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan
teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan
terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran
perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan
teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain
seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 49
maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan
dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan
penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan
manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan
cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya
untuk umum.
Untuk menghadapi semakin gencarnya serbuan electronic devices
perpustakaan tidak hanya dituntut untuk memberikan layanan pada
pengguna dengan informasi yang tepat (right information for the right
users), tetapi faktor kecepatan waktu dalam layanan informasi juga lebih
dituntut. Sehingga sekarang persepsi masyarakat menuntut perpustakaan
menjadi right information, right users and right now.
Dalam mengelola sebuah perpustakaan seringkali pustakawan
merasa terhambat dalam aktivitasnya, karena semua kegiatan
kepustakawanan dilakukan dengan manual, atau kalaupun ada kegiatan
tersebut dengan komputerisasi hanya setengah-setengah (tidak
terintegrasi), terutama dalam kegiatan pokok perpustakaan seperti
kegiatan pengadaan, pengolahan, dan sirkulasi dilakukan sendiri-sendiri,
tanpa terintegrasi satu dengan yang lainnya, padahal seluruh kegiatan
kepustakawanan tersebut satu dengan yang lainnya saling berhubungan
dan tak dapat dipisahkan.
Untuk menunjang kegiatan perpustakaan di era globalisasi
informasi ini dibutuhkan suatu grand desain sistem informasi dan
automasi perpustakaan yang terpadu (terintegrasi), mulai dari sistem
pengadaan (akuisisi), sistem pengolahan (katalogisasi), sistem sirkulasi
bahan pustaka dan katalog online/OPAC (Online Public Access
50 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Catalogue), serta sistem data anggota perpustakaan. Dengan sebuah
sistem informasi dan automasi perpustakaan yang terintegrasi, yang
didukung dengan peralatan komputerisasi yang memadai, dapat
membantu pustakawan dalam melaksanakan aktivitas kepustakaannya dan
dapat memberikan kualitas layanan yang prima kepada pengguna secara
profesional dan dapat menciptakan perpustakaan yang proaktif.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan
dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem
Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang
dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan
adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan
pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya.
Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi
Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk
menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu
pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam
perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun
terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan
software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur
peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya. Dalam
makalah ini selanjutnya akan membahas tentang automasi perpustakaan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 51
3.2.1. Faktor Penggerak
• Kemudahan mendapatkan produk TI
• Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
• Kemampuan dari teknologi informasi
• Tuntutan layanan masyarakat serba “klick”
3.2.2. Alasan lain
• Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam
perpustakaan
• Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna
perpustakaan
• Meningkatkan citra perpustakaan
• Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.
3.3. Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan
Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen.
Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem
perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan
sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi.
Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan faktor
kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
3.4. Cakupan dari Automasi Perpustakaan
• Pengadaan koleksi
• Katalogisasi, inventarisasi
• Sirkulasi, reserve, inter-library loan
• Pengelolaan penerbitan berkala
52 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
• Penyediaan katalog (OPAC)
• Pengelolaan anggota
Menurut Sulistyo-Basuki (1989), untuk keperluan automasi
perpustakaan maka perlu digunakan paket perangkat lunak tertentu,
seperti CDS/ISIS yang telah beredar saat ini merupakan perangkat lunak
yang khusus dirancang untuk keperluan perpustakaan. Lebih lanjut
menurut Rouf (1990) pengertian automasi untuk perpustakaaan adalah
penggunaan mesin untuk membantu tugas perpustakaan. Pengertian mesin
disini diasosiasikan dengan perangkat komputer.
Seperti dikemukakan Kusumaningrum (1998: 119) keberhasilan
penerapan teknologi informasi atau lebih khusus automasi, lebih
bergantung pada manusia, bukan pada perangkat keras atau lunak. Lebih
lanjut menurut Kusumaningrum (1998) tujuan automasi di perpustakaan
adalah untuk mengatasi pekerjaan yang menumpuk, meningkatkan
efisiensi, memberikan pelayanan baru, serta mengadakan kerjasama dan
sentralisasi.
Nugroho (1992), mengemukakan bahwa dalam bidang
perpustakaan, inti dari sistem informasi perpustakaan (data buku, data
anggota, dan sebagainya), pada dasarnya yang dilakukan oleh perangkat
lunak pengolah data perpustakaan adalah memberikan kemungkinan akses
terhadap basis data perpustakaan kepada pemakainya.
Hariyadi (1995), mengatakan bahwa banyak perpustakaan yang
menggunakan program pengelolaan pangkalan data dan program
perpustakaan untuk membangun pangkalan data bibliografi, sebagian
dantaranya telah menyajikan pangkalan data bibliografinya dalam bentuk
OPAC (Online Public Access Catalogue).
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 53
Sistem informasi dan automasi perpustakaan dapat dikembangkan
untuk satu perpustakaan (intern), tetapi dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi seperti sekarang ini, sistem informasi dan
automasi perpustakaan tersebut dapat dikembangkan dalam suatu jaringan
lokal LAN (Local Area Network) maupun dalam sistem jaringan yang
lebih luas seperti jaringan global internet. Hal ini seperti lebih lanjut
dikemukakan oleh Widodo (1992) sebagai berikut :
Sistem informasi perpustakaan dengan sarana jaringan komputer setempat LAN (Local Area Network) dapat dikembangkan lagi menjadi suatu jaringan komputer kota besar MAN (Metropolitan Area Network) atau bahkan menjadi jaringan komputer nasional bersama-sama dengan perpustakaan-perpustakaan lain sebagai anggota. Hal tersebut dapat terlaksana dengan menggunakan jasa telepon atau jasa Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) yang disediakan oleh PT. Telkom. Jaringan komputer ini selanjutnya dapat dihubungkan dengan perpustakaan lain maupun pangkalan data yang berada di dalam lingkup nasional maupun internasional. (Widodo, 1992).
Untuk menngetahui dan menggunakan sebuah sistem informasi atau
sistem komputerisasi, dalam automasi perpustakaan harus melihat konsep
siklus hidup suatu sistem, karena sebuah sistem merupakan kumpulan
elemen, yang saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai sasaran-
sasaran tertentu. Dalam pengembangan sistem informasi setiap sistem
bergerak melalui beberapa fase siklus hidup sistem.
Siklus hidup suatu sistem sangat penting dalam penyelidikan sistem. Setiap sistem bergerak melalui beberapa beberapa fase siklus hidup sampai kemudian sistem berfungsi normal, hanya memerlukan sedikit perawatan selama beberapa tahun. Sistem kemudian secara
54 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
bertahap meluruh sampai berakhir pada suatu titik di mana sistem tidak berfungsi, dan siklus hidup baru kemudian dimulai dengan perkembangan sistem baru. (George M. Scott, 1997: 468)
Suatu sistem informasi automasi perpustakaan biasanya digunakan sesuai
dengan kebutuhan dan selera perpustakaan yang bersangkutan, tetapi
secara teoritis untuk menentukan penggunaan suatu sistem, terlebih
dahulu harus mengkaji dan melihat siklus hidup sistem tersebut. Secara
garis besar masing-masing fase dalam siklus hidup sistem adalah sebagai
berikut:
1). Fase studi awal. Dalam fase ini akan ditemukan adanya masalah
baru yang berkaitan dengan sistem informasi yang ada, ataupun
kesempatan untuk mengembangkan sistem baru. Sejumlah
penelitian awal diperlukan untuk mengetahui apakah suatu
proyek sistem memang benar diperlukan atau tidak.
2). Fase analisis sistem. Dalam fase ini masalah atau kesempatan
yang berhubungan dengan sistem diidentifikasi, kekuatan atau
kelemahan dari sistem yang lama diuji, dan kemudian ditentukan
apa yang harus disempurnakan.
3). Fase perancangan desain sistem. Dalam fase perancangan,
sistem baru atau penggunaan komputer dirancang agar
memenuhi keperluan yang telah ditetapkan dalam fase analisis.
Selama fase ini, baik kajian piranti keras maupun sistem piranti
lunak dilengkapkan.
4). Fase penerapan. Fase ini meliputi pemrograman, pemasangan
perangkat, dan berbagai aktivitas lain yang berhubungan dengan
penerapan desain sistem baru.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 55
5). Kematangan sistem dan fase pemeliharaan. Fase ini mencakup
pengoperasian sistem secara terus menerus setelah dipasang
dengan baik. Biasanya kinerja sistem mencapai puncaknya dan
makin lama menurun akibat adanya perubahan kondisi
lingkungan, biaya operasi, atau kondisi peralatan yang makin
aus. Di akhir fase ini sistem dianggap tidak dapat beroperasi
secara baik sehingga perlu diganti.
3.5. Layanan Referensi
Layanan referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi
dari suatu sistem automasi perpustakaan, namun yang lebih penting
adalah penyediaan teknologi informasi yang digunakan dalam layanan
referens. Layanan informasi referens dikembangkan dengan menyediakan
koleksi dalam bentuk digital yang dikemas dalam CD-ROM dan akses
informasi ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet).
3.6. Peran CD-ROM
• Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak,
indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan
hubungan ke jaringan komputer.
• Media back-up / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi
referens bagi perpustakaan lain.
3.7. Peran Internet
• Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.
• Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
• Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.
56 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
3.8. Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti
permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari
dalam maupun luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para
pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga
mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan
informasi yang diperlukan.
Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam
mengautomasikan perpustakaannya :
• Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari AP
• Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis
sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem
• Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan
desain, implementasi, evaluasi dan maintenance.
• Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal
sebelum menentukan sebuah sistem
• Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk
staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja
3.9. Unsur-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa
unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya,
unsur-unsur atau syarat tersebut adalah :
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 57
3.9.1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang
meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi
serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa
kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek komputerkah mereka?
Bagaimana sikap mereka? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah
beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah
sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa
dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan
adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang
dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa
yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer.
Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan
kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap
perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf
harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga
inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem
harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
3.9.2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan
mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain
58 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah
sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung
pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
• Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
• Harga terjangkau (murah)
• Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
• Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf
yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum
transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak
buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis
serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.
3.9.3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan
dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu
program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola
data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-
user).
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 59
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari
luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan
dan harga yang bervariasi.
Contoh software aplikasi Sistem automasi perpustakaan sbb:
• Produk luar negeri: CDS/Isis, Winisis, WWWIsis, Genesis,
Greenstone, Inmagic, Tinlib, Carbox, Dynix, VTLS, dll.
• Produk aplikasi dalam negeri: Indonesis, Sistem Informasi Automasi
Perpustakaan (SIAP), Sipisis, NCI Bookman, LASer (Library
Automation Service), Siprus (Sistem Perpustakaan), Dila (Digital
Library Application), Duta Vipop (Duta wacana visual program
automasi perpustakaan), SOP (Sistem Automasi Perpustakaan),
LONTAR (Library Automasi and Digital Archieves), dsb.
Sistem Informasi Automasi Perpustakaan ini difungsikan untuk
pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi,
inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala,
sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.
3.9.4. Kriteria Penilaian Software
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu
sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak
kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia software
adalah sebagai berikut :
60 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
• Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan
kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu
(realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
• Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk
mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
• Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan
frekuensi besar dan terus-menerus.
• Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar
dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
• Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan
dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
• Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem
operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih lanjut.
3.9.5. Menentukan Software
Untuk menentukan softaware yang akan digunakan, dapat
diperoleh melalui :
• Membangun sendiri
• Mengontrakkan keluar
• Membeli software jadi yang ada di pasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus :
• Sesuai dengan keperluan
• Memiliki izin pemakaian
• Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta
pemeliharaan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 61
• Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan
evaluasi software.
Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses
tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan
pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik.
Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih
perangkat lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan.
Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan
dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna
dapat saling membantu dalam pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat
keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat
lunak.
3.9.6. Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi
perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi
informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya
bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server
dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub),
jaringan telepon atau radio, modem.
62 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Gambar 3.1.
Contoh Konfigurasi Topologi Sistem Jaringan di Perpustakaan EDP
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer
adalah :
• Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
• Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan
sejenisnya
• Protokol komunikasi yang digunakan
• Menentukan staf yang bertanggung jawab dalam pembangunan
jaringan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 63
3.9.7. Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan
sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta,
tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat
berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data
disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah
data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi
pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan
dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan
sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem
informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data
baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
Gambar 3.2. Model dasar sistem informasi
Data Pengolahan Informasi
Gambar 3.3. Model Pengembangan Sistem Informasi
Penyimpanan
Masukan Pengolahan Keluaran
64 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
3.9.8. Standar basis data katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan untuk
itu, dan didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya
bersama. Bentuk tukar-menukar maupun penggabungan data katalog
koleksi adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam perpustakaan,
kerjasama dapat dilakukan jika masing-masing perpustakaan itu memiliki
kesamaan dalam format penulisan data katalog. Persoalan yang sering
dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data adalah
banyaknya data yang ditulis dengan suka-suka yaitu tidak memperhatikan
standar yang ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yang
membosankan dan memakan banyak waktu. Sering data katalog dalam
perpustakaan tidak menggunakan standar, hal ini banyak terjadi karena
kurangnya pemahaman akan manfaat standar penulisan data. Pertemuan-
pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota
jaringan perpustakaan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-
prosedur yang digunakan bersama.
Persoalan lain dalam standardisasi format penulisan data katalog
adalah bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yang
menggunakan bahasa pengantar berbeda-beda. Bagaimana dengan bahasa
pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul jelas harus diisi
sesuai dengan judul koleksi yang bersangkutan, tetapi bagaimana dengan
data lain seperti subyek, pengarang, penerbit, dan lain lain.
3.9.9. Metadata
Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan konsep
baru di dunia pengelola informasi. Perpustakaan sudah lama menciptakan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 65
metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi Definisi metadata sangat
beragam ada yang mengatakan “data tentang data” atau “informasi
tentang informasi”, pengertian dari beberapa definisi tersebut bahwa
metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu
data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data. Dicontohkan
metadata dari katalog buku terdiri dari : judul, pengarang, penerbit,
subyek dan sebagainya. Metada yang biasa digunakan di perpustakaan
adalah Marc dan Dublin Core.
3.9.10. Indomarc
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu
hasil dan juga sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan
pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini
dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC
ternyata sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan
pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini
membuat negara lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi
kepentingan nasionalnya masing-masing.
Format INDOMARC merupakan implementasi dari International
Standard Organization (ISO) Format ISO 2709 untuk Indonesia, sebuah
format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital
atau media yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi
bibliografi biasanya mencakup pengarang, judul, subyek, catatan, data
penerbitan dan deskripsi fisik. Indomarc menguraikan format cantuman
bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat
mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik sumber
pengetahuan, seperti jenis monograf (BK), manuskrip (AM), dan terbitan
66 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi,
tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan Jurnal Buku
Langka.
3.9.11. Dublin Core
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang
digunakan untuk web resource description and discovery. Gagasan
membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan
standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa
istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa
digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan
MARC intinya bisa saling dikonversi.
Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title: judul dari sumber informasi 2. Creato : pencipta sumber informasi 3. Subject: pokok bahasan sumber informasi, biasanya
dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi
4. Description: keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher: orang atau badan yang mempublikasikan sumber
informasi
6. Contributor: orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 67
7. Date: tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type: jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format: bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi,
sumber informasi
10. Identifier: nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs
11. Source: rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language: bahasa yang intelektual yang digunakan sumber
informasi
13. Relation: hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya.
14. Coverage: cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau
periode waktu
15. Rights: pemilik hak cipta sumber informasi
3.9.12. Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana
memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau
perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti
bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak
peripheral perangkat keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal
karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna tidak mengerti
manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau
serumit apapun. Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.
Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan
khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan
pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-
68 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota
jaringan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur.
3.9.13. Tahapan Membangun Sistem Automasi Perpustakaan
Tahap Hasil
Persiapan • Definisi masalah
• Maksud dan tujuan
• Kerangka kerja
• Perkiraan waktu dan biaya
Survei • Analisa kond. Sumber daya
• Analisa kebutuhan
• Analisa sistem berjalan
Disain • Menyusun logika kerja sistem
• Disain data, table, database, relasi.
• Disain input, proses dan output
• Spes. Peralatan yang diperlukan
Pembangunan • Pembuatan program aplikasi.
• Instalasi software, jaringan klien
server
• Dokumentasi
Uji coba • Tes sistem keseluruhan
• Evaluasi, perbaikan
Training • Training : staf,operator, teknisi,
administrator
• Sosialisasi
Operasional • Sistem siap digunakan.
• Bantuan teknis
• Pengembangan lebih lanjut
UJI COBA
PERSIAPAN
SURVEI
DESAIN
PEMBANGUNAN
TRAINING
OPERASIONAL
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 69
3.10. Perpustakaan Digital
3.10.1 Pengertian perpustakaan digital
Sesungguhnya prinsip perpustakaan digital sama dengan
perpustakaan konvensional. Jadi tetap ada kegiatan pengembangan
koleksi, pengolahan, pemeliharaan dan pelayanan bahan pustaka.
Perbedaannya dengan perpustakaan tradisional/konvensional adalah
terutama pada format dokumen yang dilayankan (full digital document)
dan model pelayanannya.
Menurut Arms (2002), Perpustakaan Digital (Digital Library) adalah:
A managed collection of information, with associated sources where the information is stored in digital formats and accessible over a network. A crucial part of this definition is that the information is managed. (Arms, 2002).
Karena itu perpustakan digital berbeda misalnya dengan situs biasa atau
misalnya blogs. Kini banyak bermunculan blog yang dibuat orang di
internet untuk menyajikan informasi mereka. Namun blog seperti ini
biasanya tidak ada jaminan akan ditayangkan terus, tidak ada seleksi
informasi yang disajikan. Hal ini karena blog atau situs biasa dibuat oleh
siapa saja. Sedangkan perpustakaan digital dibuat oleh seseorang atau
lembaga yang memang bertujuan akan menajikan informasi secara
bertanggungjawab.
Berikut adalah beberapa definisi lain perpustakaan digital:
From a research perspective, digital libraries are content collected and organized on behalf of user communities. From a library perspective, digital libraries are institutions that provide information services in digital formats. (Deegan, 2002)
70 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
• A digital library is a managed collection of digital objects • The digital objects are created or collected according to
principles of collection development • The digital objects are made available in a cohesive manner,
supported by services necessary to allow users to retrieve and exploit the resources just as they would any other library materials
• The digital objects are treated as long-term stable resources and appropriate process are applied to them to ensure their quality and survivability
• Perpustakaan digital adalah: “merupakan suatu organisasi yang menyediakan sumber informasi termasuk penyiapan staff yang ahli dalam menyeleksi, menstruktur, mengakses, menginterpretasi, menyebarkan, menyimpan berbagai hasil kerja berupa digital dan menyajikannya secara ekonomis untuk keperluan masyarakat”. (Don Waters - Direktur Digital Library Federation, Amerika.(1998),
Sedangkan Putu (2005) mendaftarkan dan membandingkan empat jenis
perpustakaan sebagai berikut:
Perpustakaan ”Biasa”
atau Tradisional
Perpustakaan
Multiple Media
Perpustakaan
Hibrida
Perpustakaan Multimedia
Digital
Koleksinya semata-mata bahan tercetak, berupa buku, jurnal, surat kabar, peta, dan sebagainya.
Koleksinya sama dengan perpustakaan biasa, ditambah media analog dan elektronik
Koleksinya sama dengan perpustakaan multiple media, ditambah bahan digital yang interaktif
Koleksinya melulu digital, bersifat interaktif, dan dapat merupakan perpustakaan tanpa lokasi fisik (virtual)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 71
Rusbridge (dalam Deegan, 2002) mendefinisikan perpustakaan hibrida sebagai berikut
”Designed to bring a range of technologies from different sources together in the context of a working library, and also to begin to explore integrated systems and services in both the electronic and print environments”
3.10.2 Pengembangan perpustakaan digital Hasil pertemuan Expert Meeting on Digital Content Development
for Information Sciences for Information Societies with Special Reference
to The Asia/Pacific Region, Tokyo: 26 -28 Maret 2001, Ada 7 (tujuh)
faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan digitasi data dan
informasi iptek :
1. Visi yang jelas dan kepemimpinan yang kuat (usaha bersama dan
dukungan pemerintah).
2. Jaringan telekomunikasi yang murah, handal dan kapasitas
tinggi.Pengiriman kandungan informasi secara digital
membutuhkan jaringan yang efektif. Biaya telekomunikasi yang
tinggi, akan menghambat penggunaan internet, dan juga
merupakan kendala dalam mengakses informasi secara digital.
3. Peranan Sektor Swasta. Tersedianya layanan informasi digital
komersialisasi adalah penting dalam pengetahuan berbasis
kemasyarakatan
4. Strategi pemerintahan secara elektronik (e-government) terutama
bidang sektor umum pada layanan informasi digital.
5. Kerangka hukum dan pengaturan yang stabil dan transparan
adalah sangat penting. Hak kekayaan intelektual (HAKI) perlu
dilindungi dan diatur.
72 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
6. Keterampilan informasi yang memadai. Dalam hal ini, sektor
publik maupun swasta membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang memadai secara kuantitas dan kualitas.
7. Kesadaran akan kebutuhan informasi. Perorangan dan organisasi
mempunyai banyak kebutuhan informasi.
Untuk menuju perpustakaan digital dibutuhkan perangkat pendukung
antara lain:
• Dokumen yang akan digitalisasi
• Sarana dan prasarana/ peralatan untuk mendigitasi (spt: scanner,
komputer, dll.)
• SDM yang profesional dibidangnya.
• Sistem Informasi dan Automasi Perpustakaan yang terintegrasi untuk mengakses dokumen digital tersebut.
3.11. Konservasi dan Preservasi
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, bertugas
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat
dimanfaatkan oleh pengguna secara efektif dan efisien. Agar bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relaif lama, perlu suatu penanganan agar bahan pustaka terhindar
dari kerusakan, atau setidaknya diperlambat proses kerusakannya, dan
mempertahankan kandungan informasi itu yang sering kita sebut sebagai
preservasi bahan pustaka.
Indonesia yang mempunyai iklim tropis kecenderungan rusaknya
bahan pustaka karena temperatur yang tinggi akibat cuaca yang panas
atau akibat kelembaban udara karena cuaca dingin di musim hujan sangat
potensial untuk menjadikan kerusakan bahan pustaka. Sebab lainnya
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 73
adalah tempat penyimpanan yang kurang memenuhi standar, serta kurang
sadarnya pemakai bahan pustaka akan arti pentingnya ikut menjaga dan
melestarikan bahan pustaka yang dipinjarn, banyaknya buku yang
halaman tertentunya dilipat karena malas mencatat sehingga kertas
menjadi rusak, dibuat catatan dan coretan di sana-sini, merobek bagian
yang penting dan masih banyak contoh lainnya. Selain beberapa faktor di
atas, kerusakan bahan pustaka dapat juga terjadi karena ancaman yang
datang dari alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain.
Pelestarian dan pengawetan bahan pustaka mencakup beberapa
unsur diantaranya: keuangan, pengelolaan, sumber daya manusia, metode
dan teknik tertentu yang dipakai petugas teknik untuk melindungi bahan
pustaka dan kebijakan yang diberikan dari atasan. Banyak cara untuk
menjaga agar bahan pustaka kita tidak cepat rusak dan banyak cara pula
untuk memberikan pendidikan pemakai, agar mereka menyadari
pentingnya menjaga keawetan bahan pustaka yang sangat diperlukan
tersebut.
3.11.1. Pengertian Preservasi
Dureau dan Clement, dalam buku Dasar-dasar Pelestarian dan
Pengawetan Bahan Pustaka, menyebutkan bahwa pelestarian
(preservation) mencakup unsur-unsur pengelolaan dan keuangan,
termasuk cara penyimpanan dan alat-alat bantunya, taraf tenaga kerja
yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang diterapkan untuk
melestarikan bahan-bahan pustaka serta informasi yang dikandungnya.
Dengan demikian tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan
kandungan informasi yang direkam dalam bentuk fisiknya, atau dialihkan
pada media lain, agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.
74 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Pendapat Dureau dan Clement tersebut mengandung pengertian
bahwa preservasi bahan pustaka ini menyangkut usaha yang bersifat
preventif, kuratif dan juga mempermasalahkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelestarian bahan pustaka tersebut. Unsur pengelolaan dan
keuangan meliputi kegiatan bagaimana mengelola bahan pustaka agar
dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik tanpa mengabaikan
kelestarian bahan pustaka tersebut. Sedangkan dalam hal keuangan,
seberapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan pelestarian
bahan pustaka, sehingga dengan jelas dalam mengalokasikan biaya untuk
kegiatan tersebut. Kebutuhan untuk keperluan pelestarian harus
direncanakan dengan matang, sehingga dana yang terserap dapat
dipertanggungjawabkan.
Unsur cara penyimpanan meliputi kegiatan bagaimana
memperlakukan bahan-bahan pustaka dalam pengaturan di tempat
penyimpanan. Hal ini penting dan perlu diperhatikan agar bahan pustaka
yang dimiliki tidak cepat rusak, sebab sering kita jumpai jilid dan buku
rusak sebelum buku itu digunakan. Di mana bahan pustaka harus
disimpan dan dipertimbangkan, oleh siapa yang menyimpan, alat-alat
bantu apa yang diperlukan untuk penyimpanan dan untuk kegiatan
pelestarian pada umumnya. Alat-alat tersebut misalnya alat-alat untuk
keperluan penjilidan, alat angkut berupa kereta dorong dan lain-lain.
Taraf tenaga kerja yang diperlukan dalam rangka kegiatan
pelestarian bahan pustaka ini menyangkut kuantitas dan kualitas,
maksudnya berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dan dengan kualifikasi
bidang apa serta tingkat kemampuannya. Karena kegiatan preservasi
bahan pustaka ini bersifat preventif disamping juga kuratif, diperlukan
kesadaran dan pemahaman dari berbagai pihak, baik oleh pustakawan,
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 75
tenaga administrasi, dan pengguna perpustakaan. Setiap perpustakaan
perlu menegaskan sejauh mana ia akan memperoleh bahan pustaka dan
memelihara bahan-bahan yang ditambahkan ke koleksinya.
Kebijaksanaan ini akan berkaitan dengan perencanaan keuangan.
Kebijaksanaan pada tahap awal dilakukan dalam seleksi bahan pustaka,
yaitu memutuskan apakah akan menambahkan koleksi atau tidak.
Kemudian menentukan waktu yang diperlukan untuk menyimpan.
Menyimpan bahan-bahan pustaka untuk jangka waktu yang relatif lama
memerlukan biaya besar, tempat penyimpanan dan pada akhirnya biaya
pengawetan dan perbaikan. Perpustakaan tidak selamanya harus
melestarikan kandungan informasinya ke dalam bentuk fisik yang lain,
misalnya dalam bentuk mikro (microfiche/microfilm) atau CD-ROM.
Seringkali orang meyamaratakan anatara kegiataan pelestarian,
pengawetan, dan perbaikan. Dalam dunia perpustakaan dan dokumentasi,
hal ini merupakan sesuatu yang berbeda kegiatannya, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
• Preservation (Pelestarian) mencakup unsur-unsur pengelolaan dan
keuangan, termasuk cara penyimpanan dan alat-alat bantunya,
taraf tenaga kerja yang diperlukan, kebijakan, teknik dan metode
yang diterapkan untuk melestarikan bahan pustaka dan arsip serta
informasi yang dikandungnya.
• Conservation (Pengawetan) merupakan kebijakan dan cara
tertentu yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dan arsip
dari kerusakan dan kehancuran, termasuk metode dan teknik yang
diterapkan oleh petugas teknis.
• Restoration (Perbaikan) merupakan teknik-teknik dan
pertimbangan- pertimbangan yang digunakan oleh petugas teknis
76 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
yang bertugas memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak
akibat waktu, pemakaian, atau faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan The International Review Team for Conservation and
Preservation, serta J.M. Dureu dan D.WG. Clements dalam Principles for
the preservation and conservation of library materials, maka preservasi
dan konservasi bahan pustaka dengan maksud melestarikan kandungan
informasi ilmiah yang direkam dengan dialihkan pada media lain dan
melestarikan bentuk fisik bahan pustaka sehingga dapat digunakan dalam
bentuk seutuh mungkin.
Tujuan pelestarian bahan pustaka adalah untuk melestarikan
kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada media lain.
Juga untuk melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip
sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh mungkin.
3.11.2. Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka
Untuk dapat memberikan perlakuan terhadap bahan pustaka yang
tepat, agar terhindar dari kerusakan, perlu memahami faktor-faktor
penyebab kerusakan tersebut. Adapun faktor penyebab tersebut, sebagai
berikut:
3.11.2.a. Faktor internal
Faktor internal yaitu kerusakan bahan pustaka yang disebabkan
oleh faktor buku itu sendiri, yaitu bahan kertas, tinta cetak, perekat dan
lain-lain. Kertas tersusun dari senyawa-senyawa kimia, yang lambat laun
akan terurai. Penguraian tersebut dapat disebabkan oleh tinggi rendahnya
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 77
suhu dan kuat lemahnya cahaya. Kandungan asam pada kertas akan
memepat kerapuhannya.
3.11.2.b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu kerusakan bahan pustaka yang disebabkan
oleh faktor luar dari buku, yang dapat dibagi faktor manusia dan faktor
bukan manusia (alam).
Faktor manusia, yaitu kerusakan bahan pustaka yang disebabkan
pemanfaatan dan perlakuan terhadap bahan pustaka yang kurang tepat.
Manusia, meliputi pustakawan sebagai orang yang memberikan layanan,
dan pengguna yang terdiri dari mahasiswa, dosen, karyawan dan pihak
luar. Larangan membawa makanan, minuman ke dalam ruang
perpustakaan bukan merupakan hal yang tanpa alasan, sebab ceceran sisa
makanan atau kandungan minyak, jika menempel pada buku akan
mengundang serangga atau tikus. Pengguna perpustakaan kadang melipat
halaman bagian yang dianggap penting, akan menyebabkan cepat
rusaknya buku tersebut.
3.11.2.c. Faktor bukan manusia, antara lain:
1. Suhu dan kelembaban udara
Suhu dan kelembabab udara ini sangat erat hubungannya, karena
jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di
musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi,
memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi
bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
2. Serangga dan binatang pengerat
78 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Beberapa jenis serangga yang dapat merusak bahan pustaka, seperti
kecoa, rayap, kutu buku dan lain-lain. Tikus merupakan binatang pengerat
yang suka merusak buku, terutama buku-buku yang tertumpuk, apalagi di
tempat gelap.
3. Kuat lemahnya cahaya
Sumber cahaya yang digunakan untuk penerangan ruang
perpustakaan ada dua, yaitu cahaya matahari dan cahaya lampu
listrik. Kita tahu bahwa cahaya matahari maupun cahaya lampu
listrik mengandung sinar ultra violet. Ultra violet inilah yang dapat
menyebabkan rusaknya kertas/buku. Perhatikanlah kertas yang
langsung kena sinar matahari, warnanya akan cepat berubah dan
semakin suram.
4. Perabot dan peralatan
Perabot yang berhubungan langsung dengan buku/bahan pustaka
adalah rak. Jumlah rak jika kurang sesuai dengan kebutuhan akan
mengakibatkan buku bertumpuk pada rak tersebut. Ukuran rak
yang tidak sesuai dengan ukuran buku, dan penempatan yang
terlalu rapat, dapat menyebabkan bahan cepat rusak. Peralatan
yang digunakan untuk memindahkan buku dari ruang ke ruang
lain atau dari lantai bawah ke lantai atas pada gedung
perpustakaan, juga berpengaruh pada kerusakan bahan pustaka.
3.11.3. Pentingnya bagi pustakawan
Bertolak dari makna preservasi dan faktor penyebab yang telah
diulas di muka, maka pustakawan perlu memahaminya. Hal ini penting
karena:
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 79
Seorang pustakawan, dengan memahami tentang pelestarian bahan
pustaka, mampu mengelola kegiatan tersebut, sehingga bahan-bahan
pustaka sebagai koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pengguna dalam jangka waktu relatif lama.
Pustakawan dapat merencanakan kegiatan, menentukan prioritas, dapat
menentukan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja itu.
Dengan memahami pengetahuan pelestarian bahan pustaka,
seorang pustakawan dapat melakukan penyimpanan bahan pustaka
sebagaimana seharusnya disimpan. Memahami bahwa buku itu terdiri dari
bahan organik yang bersifat tidak tahan lama. Proses kerusakan itu dapat
dihambat dengan memperhatikan kebersihan, suhu dan kelembaban udara,
pencahayaan dan sebagainya.
Seorang pustakawan juga dapat menentukan alat bantu yang tepat
untuk keperluan kegiatan pelestarian bahan pustaka. Dengan memahami
tentang preservasi, pustakawan dapat menentukan jumlah tenaga yang
dibutuhkan dan kualifikasinya. hal ini berkaitan dengan volume pekerjaan
dan anggaran.
80 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
BAB 4 PEMBENTUKAN PERPUSTAKAAN
PROVINSI RIAU
Perjalanan yang bermil-mil selalu dimulai dari satu langkah (Pepatah Cina)
ab ini menguraikan tentang strategi dan langkah-langkah yang dilakukan untuk membangun Perpustakaan Provinsi Riau, yaitu
secara berurutan adalah pembangunan gedung, penataan ruang, pengadaan dan penataan mebeler serta rambu-rambu, penataan infrastruktur teknologi informasi, pengembangan SDM, pengembangan koleksi, pengolahan, pelayanan serta promosi dan pengembangan sistem layanan masa depan. Semua dilakukan dalam rangka menuju pengembanagn layanan Perpustakaan Porvinsi Riau yang modern.
Pembangunan Perpustakaan Provinsi Riau perlu dilakukan secara
terencana, sistematis dan efektif sesuai dengan prinsip manajemen dan
kaidah ilmu perpustakaan. Perpustakaan hakikatnya terdiri atas fisik
gedung dan perlengkapan yang ada di dalamnya, koleksi yang dilayankan,
manusia sebagai pengelola dan pengguna serta sistem organisasi dan
manajemen untuk mengatur kegiatan sehingga tercipta layanan
perpustakaan sebagai tujuan didirikannya suatu perpustakaan. Oleh
karena itu, pembangunan perpustakaan sudah barang tentu dimulai
dengan pembangunan gedungnya. Selanjutnya gedung perlu diisi dengan
perabot dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan fungsional, estetika
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 81
dan keindahan, keamanan dan kaidah ergonomis. Kemudian
mengembangkan substansi isi dari perpustakaan yaitu bahan pustaka dan
layanannya. Pada akhirnya diperlukan sistem manajemen untuk mengatur
semua itu. Di era teknologi ini, pemanfaatan teknologi mutakhir kiranya
sudah menjadi keharusan agar sistem layanan yang diharapkan dapat
tercapai secara efektif dan cepat.
4.1. Pembangunan Gedung
Pembangunan gedung sedang dilakukan. Rancangan gedung
berlantai enam sudah jadi. Maket dan site plan gedung sudah dibuat dan
didisplay untuk dilihat. Namun yang perlu menjadi perhatian dan
penekanan adalah bagaimana membuat Gedung Perpustakaan Provinsi
Riau tampil berbeda dan tidak konvensional dibandingkan dengan
gedung-gedung lain di sekitarnya bahkan di seluruh Provinsi Riau. Hal ini
tampaknya sudah disadari oleh user yaitu Pemerintah Provinsi Riau
maupun pihak arsitek gedung, sehingga telah dirancang bentuk gedung
yang unik. Rancangan unik ini juga mempunyai makna filosofis yang
mengusung aspek budaya lokal Melayu dan lingkungan yang agamis dari
Provinsi Riau. Aspek ini tampak dari arsitek bangunan, yaitu bentuk unik
bangunan mirip rehal atau tempat membaca Al Qur’an.. Namun bentuk
fisik gedung ini perlu ditopang oleh fungsi dan peranan yang strategis
dalam pengembangan budaya masyarakat Provinsi Riau, sedemikian rupa
sehingga gedung Perpustakaan Provinsi Riau akan menjadi ikon atau
landmark dari Provinsi Riau.
Jika orang berkunjung ke Riau maka yang teringat adalah gedung
perpustakaan. Sebagaimana orang ingat pada Gedung Opera House jika
82 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
disebut kota Sydney Australia atau ingat Jakarta ketika disebut Monas.
Ingat Malaysia ingat Menara kembar.
Filosopi gedung yang modern dan memadukan unsur budaya
Melayu dan Islam, dan makna simbolis, mulai dari jumlah dan bentuk
tiang, dan tampak gedung yang berupa rehal, tempat membentang ayat
suci Al Qur’an, dan bermakna Iqra “bacalah” yang juga bermakna alam
semesta yang terbentang tak berhingga ini merupakan buku Allah SWT
yang maha segala-gala. Hanya bagi orang-orang yang berfikir dan zikir,
yang dapat mengambil manfaat dan hikmah, yang seimbang antara
kehidupan dunia dan akhirat, yang tentunya selalu dalam kehidupannya
berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, dan tanda-tanda kebesaran
Sang Pencipta.
Pada kesimpulannya adalah manusia dengan keseimbangan itu
akan mencapai suatu kesimpulan yang hakiki ”Ya Allah tidak Engkau
jadikan ini semua dengan sia-sia, maha suci enggkau dan peliharalah
kami dari siksa neraka”.
Maka nuansa Islam baik dari segi nilai arsitektur, dan akhlaq,
dimana nilai-nilai tersebut yang mendasari budaya melayu, juga akan
diwujudkan dalam disain interior perpustakaan, dan juga fasilitas yang
tersedia.
Sangatlah penting menterjemahkan kebutuhan mayoritas
pengunjung yang beragama Islam, untuk memudahkan mereka dalam
menjalankan Ibadah, terutama 5 waktu. Maka dengan memperhitungkan
setiap lantai akan menampung sejumlah pengguna, tentunya ketersediaan
tempat shalat, dengan daya tampung 10-15 orang, hadir disetiap lantai.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 83
4.2. Penataan Ruang dan Mebeler
Penataan ruang dan mebeler untuk Perpustakaan Provinsi Riau
perlu dirancang dengan baik. Hal ini karena kesan pertama pengunjung
terhadap perpustakaan banyak dipengaruhi oleh penataan ruang interior
perpustakaan. Prinsip penataan ruang dengan konsep penyediaan lobby
luas setelah pengunjung memasuki ruang perlu diadopsi. Konsep ini
biasanya diterapkan di hotel-hotel berbintang. Dimana tamu disuguhi
ruang yang lapang, tertata apik dan asri sesaat setelah memasuki ruang
melalui pintu atau lobby utama. Konsep ruang luas ini memberi kesan
lapang dan welcome bagi tamu atau pengunjung. Teknik ini perlu
diterapkan di Perpustakaan Provinsi Riau. Pengunjung diharapkan akan
senang melangkahkan
kakinya memasuki
ruangan dan meman-
faatkan fasilitas dan
layanan perpustakaan
jika rancangan tata
letak ruang dibuat
lapang dan nyaman.
Tanpa mengurangi
penataan ruangan yang efisien, tentu kehadiran “sudut lima waktu”
merupakan ciri khusus” yang tampil dalam disain gedung. Ornamen
dalam gedung perpustakaan seharusnya juga bernuansa melayu dan Islam,
baik dalam bentuk lukisan, meja utama di lobby yang akan digunakan
sebagai pintu masuk bagi pengunjung, yang langsung akan bertemu
dengan staf perpustakaan.
Gambar 4.1. Contoh Mebeler untuk Anak-anak
84 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Meja utama di lobby akan
berfungsi sebagai “meja
informasi” layanan pengguna
secara umum, dan juga
sirkulasi yang terpusat.
Untuk ruangan Bilik
Melayu juga ditampilkan
nuansa melayu yang lebih
kental, mulai dari meja, kursi,
rak, juga lampu. Dimana kalau
dimungkinkan kesemua benda yang hadir, merupakan benda antik, asli
ataupun duplikat. Di Bilik Melayu ini pula tentunya naskah-naskah kuno
Melayu dapat dipajang. Karenanya luasan Bilik Melayu harus benar-benar
dipertimbangkan jumlah koleksi khusus yang ada, dan kemungkinan
menjadi “Pusat kajian sejarah Melayu”.
Pemilihan mebeler yang sesuai dengan fungsi yang memenuhi
asas ergonometrik, dengan penampilan asri dan indah kokoh kuat
sehingga bertahan lama perlu diperhatikan.
Penempatan ruang-ruang perlu disesuaikan dengan permintaan dari user
dalam hal ini adalah Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Riau dengan
memperhatikan asas kemudahan pemanfaatan layanan oleh pengguna
perpustakaan.
Gambar 4.2. Contoh Ruang Baca Anak
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 85
Tabel 4.1. Penempatan ruang-ruang berdasarkan lantai
di gedung baru (bangunan II) 6 lantai adalah sebagai berikut:
Lantai Peruntukan
1
• Lobby utama
• Ruang baca koran dan majalah
• Ruang baca koran dan majalah
• Display buku baru
• Ruang Tata usaha
• Ruang Pendaftaran anggota
• Meja OPAC
• Cafe
• Ruang main anak
• Ruang Manajemen Perpustakaan Keliling
2
• Ruang Koleksi Umum
• Koleksi Anak-anak
• Meja OPAC dan Sirkulasi
3
• Ruang Koleksi Umum
• Ruang Koleksi Dewasa
• Meja OPAC dan Sirkulasi
4
• Ruang Referensi
• Ruang Koleksi Deposit
• Bilik Melayu
• Meja OPAC
86 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
5
• Ruang Belajar Mandiri
• Fasilitas kontrol TI
• Ruang Server
6
• Ruang Kabid Layanan
• Kelompok Pustakawan
Tabel 4.2. Penempatan ruang-ruang berdasarkan lantai
di gedung lama bangunan I adalah sebagai berikut:
Lantai Peruntukan
1
• Ruang Pimpinan
• Ruang Rapat
• Ruang Bagian Umum
2
• Ruang Bidang Pengembangan dan Perawatan
Perpustakaan
3
• Ruang Serba Guna (Floating building)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 87
Tabel 4.3. Penempatan ruang-ruang berdasarkan lantai
di gedung lama bangunan III adalah sebagi berikut:
Lantai Peruntukan
1
• Ruang Pameran
• Ruang Serbaguna
2
• Ruang Theater
Gambar 4.3. Contoh Meja Komputer OPAC (Online Public Access Catalog)
88 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
4.3. Penataan Infrastruktur Teknologi Informasi
Penataan infrastruktur teknologi informasi Perpustakaan Provinsi
Riau perlu mengikuti konsep teori pengembangan sistem informasi.
Sistem informasi (SI) sendiri merupakan interaksi terpadu antar
komponen (sumberdaya) manusia (brainware), perangkat lunak
(software), perangkat keras (hardware), perangkat jaringan (netware) dan
data (dataware) yang didisain untuk mendukung aktivitas mulai dari
pengumpulan data (data collecting), pengolahan data (data processing),
Gambar 4.4. Contoh Meja Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian Buku)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 89
PerformanceControl System
Data InfoProcessProcess
Data StoreData Store
BRAINWARE DATAWARE
HA
RD
WA
RE
SOFTWARE
N E T W A R E
penyimpanan data (data storing), penyebaran informasi (dissemination of
information), serta kontrol terhadap keseluruhan aktivitas tersebut
(overall performance control). Definisi diatas dapat direpresentasikan
dalam suatu model umum SI seperti pada gambar berikut.
Model SI pada Gambar
4.5. tersebut diatas juga
memberi cara pandang
yang utuh tentang sistem
informasi, dimana keber-
adaan dan fungsi kelima
komponen sistem bersifat
mutlak untuk mendukung
keberjalanan kesuluruhan
aktivitas sistem informasi.
Cara pandang yang hanya mengutamakan sebagian dari kelima komponen
sistem tersebut, merupakan cara pandang yang tidak utuh (parsial)
terhadap suatu sistem informasi.
Terlebih penting lagi bahwa model tersebut memandang sistem
informasi sebagai produsen atau industri informasi (information industry),
yang perlu menjamin kualitas dan ketersediaan informasi sebagai produk
yang harus sesuai kebutuhan, sampai tepat waktu, dan aman bagi
konsumen yang membutuhkannya. Hal ini berkaitan erat dengan konsep
IRM (Information Resource Management) yang memandang data dan
informasi sebagai suatu sumberdaya yang vital dari suatu organisasi
Gambar 4.5. Model Umum Sistem Informasi
90 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
(enterprise) yang harus dikelola seperti layaknya sunberdaya yang lain
seperti peralatan, buku atau dokumen, dan sumber daya manusia.
4.3.1. Komponen Sistem Informasi 4.3.1.a. Manusia (Brainware)
Sumberdaya manusia meliputi pengguna akhir (end users) dan
pengelola sistem (system information managing team). Pengguna akhir
adalah mereka yang menggunakan sistem informasi ataupun informasinya
saja, dapat berupa individu ataupun organisasi. Sedangkan pengelola
sistem adalah mereka yang membangun, mengoperasikan dan merawat
sistem informasi. Perpustakaan Provinsi Riau perlu mempersiapkan
pengelola sistem dalam jumlah dan kualifikasi serta kompetensi yang
cukup untuk mengelola keseluruhan sistem perpustakaan sesuai dengan
bagian-bagian dalam sistem manajemen di Perpustakaan Provinsi Riau.
4.3.1.b. Perangkat Keras (Hardware) Sumberdaya perangkat
keras mencakup mesin
pengolah (processing
machine), repositori
atau media penyimpan-
an data (memory),
pencetak informasi dan
unit Input/Output
(peripherals) seperti
scanner, stylus pen,
camera, digitizer, mouse, light pen, key-board, terminals (monitors),
Gambar 4.6. Contoh Pintu Security untuk Keamanan Koleksi
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 91
printer, plotter, microphone, speaker, modem, data display dan
sebagainya. Suatu sistem informasi yang menggunakan basis sistem
komputer sebagai processing machine, lebih dikenal dengan istilah CBIS
(Computer-Based Information System). Untuk mendukung sistem
automasi yang diterapkan, Perpustakaan Provinsi Riau menyediakan
perangkat keras dalam jumlah dan spesifikasi mutakhir yang sesuai
kebutuhan dan kompatibel dengan keseluruhan sistem, baik berupa
perangkat komputer maupun periferal serta peralatan teknologi informasi
lainnya.
4.3.1.c. Perangkat Lunak (Software)
Sumberdaya perangkat lunak mencakup sekumpulan aturan-aturan
atau panduan untuk kelangsungan aktivitas sistem informasi, progam
aplikasi komputer, program pengembangan, dan program sistem operasi
(Operating System Software). Perpustakaan Provinsi Riau perlu
mengimplementasikan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan,
mudah digunakan dan di pelihara serta dapat dikembangkan mengikuti
perkembang an teknologi.Pilihan perangkat lunak yang tepat akan sangat
mendukung kelancaran sistem automasi perpustakaan. Keterpaduan antar
sistem yang digunakan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian.
4.3.1.d. Jaringan (Netware)
Sumberdaya jaringan meliputi seluruh sarana untuk
telekomunikasi yang meliputi media telekomunikasi, prosesor
telekomunikasi, aliran (jalur) telekomunikasi, topologi dan aturan
(protokol) telekomunikasi, keamanan serta zona telekomunikasi. Sistem
jaringan yang digunakan harus menjamin konektifitas antar perangkat
92 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
keras dan perangkat lunak. Sehingga pemanfaatan dan pendayagunaan
sumberdaya dapat efektif dan efisien.
4.3.1.e. Data (Dataware)
Sumberdaya data meliputi semua fakta hasil pengukuran,
pengamatan, perhitungan atau transaksi yang perlu dihimpun dan
disimpan untuk mendukung keseluruhan aktivitas sistem informasi.
Informasi berbeda dengan data. Informasi adalah data yang telah diolah
dan disajikan dalam konteks yang bermanfaat bagi pengguna. Oleh sebab
itu untuk menentukan data apa yang harus dihimpun dan disimpan,
tergantung dari informasi apa yang diperlukan oleh pengguna maupun
pengelola sistem informasi. Data yang dihimpun dapat berupa teks, citra
(image), audio, atau video. Keakuratan, kesinambungan, konektifitas
dan kemutakhiran serta
keamanan data adalah
masalah yang sangat penting
dalam manajemen
automasi perpustakaan.
Perpustakaan Provinsi Riau
harus selalu menjamin
validitas data agar dapat
memberikan layanan yang
tepat kepada pengguna
perpustakaan.
Gambar 4.7. Teknologi Jaringan RFID untuk Layanan Sirkulasi
(Peminjaman dan Pengembalian) Mandiri
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 93
4.3.2. Aktivitas Sistem Informasi 4.3.2.a. Pengumpulan Data (Data Collecting)
Aktivitas ini meliputi pengumpulan data dari berbagai sumber
yang diperlukan, strukturisasi dan kodifikasi data, hingga entri
(pemasukan) data. Pemasukan data dapat dilakukan secara manual
(melalui keyboard, scanner, digitizer, stylus pen) atau non-manual,
misalnya melalui pesawat tilpun atau faksimil, kamera, sensor ukur yang
dihubungkan langsung (interfaced) ke sistem komputer. Pemilihan alat
untuk data entri ini sangat bervariasi tergantung dari jenis, bentuk,
volume, serta lokasi data yang akan dimasukkan ke sistem komputer.
Prinsipnya adalah bagaimana agar dalam entri data ini kelambatan dan
kesalahan manusia (human's errori) dapat diminimalisasi. Jika potensi
kesalahan yang terjadi masih besar, maka berlaku kondisi GIGO
(Garbage in Garbage Out), artinya data masuk yang salah adalah
"sampah" sehingga produk informasinyapun akan setara dengan
"sampah". Data dalam berbagai bentuk: teks, citra (image), suara
(audio), video dari berbagai sumber harus dapat ditangani oleh suatu
sistem informasi yang memerlukannya.
4.3.2.b. Pengolahan Data (Data Processing)
Aktivitas ini meliputi komputasi dan analisis (matematik, statistik
numerik ataupun logik), komparasi data, pengurutan data (data sorting),
konversi data, meringkas data (data summarizing), klasifikasi dan
organisasi data, validasi dan verifikasi data, pembaharuan dan
penghapusan data serta pelacakan data (data search).
94 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
4.3.2.c. Penyimpanan Data (Data Storing)
Aktivitas ini mencakup pengorganisasian (strukturisasi, kodifikasi,
indeksasi) dan penyimpanan data dalam media penyimpanan komputer
sehingga dapat dengan mudah dan cepat untuk diakses bagi kepentingan
aktivitas keseluruhan sistem informasi.
4.3.2.d. Penyebaran informasi (Information Dissemination)
Aktivitas ini dimulai dari produksi informasi, penyajian informasi,
pembuatan laporan (report production), pencetakan informasi, klasifikasi
informasi, serta penyampaiannya ke pengguna atau yang memerlukannya.
4.3.2.e. Kontrol Terhadap Sistem
Aktivitas ini meliputi auditing (evaluasi dan pemantauan terhadap
komponen, aktivitas, dan kinerja sistem informasi), pengamanan
(security) sistem, pengaturan pemakaian sistem, pemantauan kesesuaian
informasi dengan kebutuhan pengguna, pengaturan hak dan wewenang,
pengorganisasian dan peningkatan kemampuan tim pengelola, serta
pelaksanaan sistem reward and penalty.
4.3.3. Perangkat Lunak SI
Kinerja suatu sistem informasi sangat tergantung kepada
sumberdaya perangkat lunak (software) untuk melakukan aktivitasnya
dalam melakukan transformasi input (data) menjadi output (informasi).
Software dikelompokkan menjadi dua jenis:
1. Software Sistem (System Software): software yang digunakan
untuk mengelola dan mendukung operasi dari sistem komputer
dan sistem informasi yang didukung oleh sistem komputer
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 95
tersebut. Software sistem yang digunakan di Perpustakaan
Provinsi Riau harus mendukung sepenuhnya software aplikasi
yang akan digunakan.
2. Software Aplikasi (Application Software): software yang
digunakan untuk mendukung suatu tugas aplikasi tertentu,
misalnya aplikasi perpustakaan, aplikasi akutansi, aplikasi
penggambaran, aplikasi kearsipan, aplikasi geografis, aplikasi
teknik dan sebagainya.
Gambar 4.8. Klasifikasi software
Software
Software Sistem
Software Aplikasi
Software Manajemen
Sistem
Software Dukungan
Sistem
Software Pengemba-ngan Sistem
Software Aplikasi Umum
Software Aplikasi Spesifik
• LINUX • Postgre-
SQL • Apache
• Firewall • Bind
(DNS) • DHCP
• PHP • C++ • Java • Web Service
• Word Processing
• Spreadsheet • DBMS • Telecommu
nications • Graphics • Integrated
package
• OPAC • Circulatio
n • Catalog
editing • Document
Management System
• User authenti-
96 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Trend (kecenderungan) penggunaan/pemilihan software saat ini lebih
ditekankan pada:
• Easy-to-use software. Ini berarti tersedia fasilitas bantuan (on-
line) help, komunikatif, automatic guidance dan error detection
(intelligence software).
• Multiplatform software. Ini berarti dapat digunakan pada berbagai
lingkungan hardware dan sistem operasi.
• High-level language software. Ini berarti menggunakan bahasa
yang mendekati bahasa alami (natural language).
• Fasilitas plug-in.
• Dukungan multimedia: menyediakan fasilitas untuk mengakses
dan menampilkan data pada berbagai media baik teks, citra, suara,
video.
• Integrasi yang mudah dengan software aplikasi lain.
• Mendukung aplikasi multiguna.
• Mendukung untuk multiuser dan networking.
• Mengakomodir pemilihan berbagai preferensi user: tampilan,
format, style.
• Icon-based and graphical menu or interface.
4.3.4. Implementasi Teknologi Informasi di Perpustakaan
Provinsi Riau 4.3.4.a. Hardware
Untuk mendukung sistem automasi pada setiap unit kegiatan di
perpustakaan, mulai dari pengembangan koleksi, pengolahan, pelayanan
dan tata laksana perpustakaan, serta manajemen perpustakaan diperlukan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 97
beragam hardware berupa komputer dan peralatan teknologi informasi
lainnya dengan spesifikasi tertentu dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan jenis kegiatan serta lokasi kegiatan. Setiap ruangan dari ke enam
lantai harus menampung peralatan automasi yang terhubung secara
terpadu dalam suatu sistem jaringan sesuai dengan peruntukannya.
4.3.4.b. Software
Software sistem dan aplikasi yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan dan handal untuk digunakan dengan mudah dan ramah oleh
beragam orang, baik yang ahli maupun yang umum. Untuk itu disarankan
untuk membeli software sudah teruji dengan baik di lapangan digunakan
oleh perpustakaan ukuran besar.
4.3.4.c Sistem Jaringan
Sistem jaringan kabel kecepatan tinggi digunakan untuk
menghubungkan semua lantai (backbone sistem jaringan). Pada setiap
lantai sistem jaringan menggunakan sistem Wireless Fidelity (WiFi)
untuk menghubungkan seluruh workstasion yang ada di lantai tersebut
melalui fasilitas Access Point..
4.3.5. SDM TI
Sumberdaya Manusia (SDM) dengan latar belakang Teknologi
Informasi (TI) yang kuat perlu dimiliki oleh Perpustakaan Provinsi Riau.
Beragam kompetensi TI perlu disediakan antara lain SDM TI dengan
kemampuan programming, design web, pengelolaan database dan sistem
jaringan. Level latar pendidikan dapat beragam sesuai kebutuhan, yaitu
D3 atau S1.
98 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
4.3.6. Perpustakaan digital
Layanan perpustakaan digital perlu segera diwujudkan untuk
memperkuat layanan di Perpustakaan Provinsi Riau. Untuk itu dapat
dimulai dengan menyiapkan konten dan sistem serta prosedur untuk
menayangkan fulltext dokumen budaya Melayu khas koleksi
perpustakaan. Fasilitas perpustakaan digital ini juga harus dirancang
sedemikian rupa sehingga para penulis mengenai budaya Melayu dapat
mempublikasikan sendiri karyanya melalui perpustakaan digital yang
dibangun, selain tentu saja dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh
publik agar mereka dapat mengetahui kekayaan budaya Melayu melalui
fasilitas internet. Konten koleksi perpustakaan digital diberikan alternatif
layanan dalam bentuk multimedia sebagai media pembelajatran.
4.3.7. Design web perpustakaan
Untuk mendukung pengembangan perpustakaan digital,
diperlukan rancangan web yang lengkap, menarik dan fungsional serta
aman yang datanya selalu mutakhir. Karena itu perlu dirancang web
perpustakaan secara baik oleh web designer profesional sekaligus harus
disediakan tenaga khusus untuk menangani web ini, baik disain, mesin
pencarinya, maupun kontennya yang selalu muatkhir.
Sebaiknya semua tenaga itu adalah staf tetap perpustakaan.
Namun kalau belum memungkinkan maka dapat melakukan sistem kerja
sama outsourching untuk SDM dengan kompetensi tertentu. Misalnya
tenaga programmer dan web designer dapat merupakan tenaga paruh
waktu.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 99
4.3.8. E-learning (Learning Management System)
Dalam mendukung proses pemahaman yang berorientasi pada
proses pendidikan yang mandiri perlu ditambahkan konsep e-learning
sebagai alat dalam pendistribusian materi atau konten pembelajaran.
Gambar 4.9. Ilustrasi akses e-learning
100 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
BAB 5 PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
Pustakawan profesional adalah salah satu kunci kesuksesan layanan prima perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat baca dan kecerdasaan masyarakat
Provinsi Riau
ab ini menguaraikan program pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan mutu layanan prima Perpustakaan Provinsi Riau
melalui analisis kebutuhan untuk kemudian melaksanakan program magang, diklat teknis dan diklat fungsional, studi banding, pendidikan formal dan rekrut tenaga baru.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) diperlukan untuk
menjamin kelancaran layanan prima Perpustakaan Provinsi Riau. Kunci
keberhasilan pengembangan perpustakaan adalah tersedianya SDM dalam
jumlah dan kualitas yang memadai. Pembinaan SDM harus dilakukan
secara berkesinambungan. Memperhatikan data SDM yang kini dimiliki
oleh Perpustakaan Provinsi Riau sangat tidak ideal. Hal ini dapat dilihat
bahwa hanya ada satu orang sarjana bidang perpustakaan dan tujuh orang
diploma (2 dan 3) bidang perpustakaan. Sedangkan cukup banyak staf
dengan latar belakang sarjana bidang lain sebanyak 33 orang dengan
umur kebanyakan diatas 40 tahun dan diatas 50 tahun sudah sebanyak 14
orang.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 101
Pegawai ini dalam waktu beberapa tahun ke depan akan pensiun.
Kondisi SDM ini sangat tidak ideal untuk mendukung pengembangan
layanan perpustakaan prima yang dicita-citakan. Kalau karena itu
pengembangan SDM di Perpustakaan Provinsi Riau perlu segera
mendapat perhatian serius. Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui
berbagai cara yaitu antara lain melalui magang, kunjungan studi banding,
diklat teknis dan diklat fungsional, pendidikan formal dan rekrut tenaga
baru. Namun sebelumnya perlu dilakukan kajian dan analisis kebutuhan.
5.1. Analisa kebutuhan
Dalam hal penambahan tenaga baru atau peningkatan kemampuan
dan status staf diperlukan analisis kebutuhan. Analisis ini diperlukan
untuk menghitung secara tepat kebutuhan staf untuk Perpustakaan
Provinsi Riau, baik dalam jumlah maupun kualifikasi serta keterampilan
dan kompetensi.
Beberapa kompetensi yang diperlukan Perpustakaan Provinsi Riau
jika ingin mengembangkan layanan perpustakaan modern dan terpadu
adalah kompetensi ilmu perpustakaan secara umum, kompetensi ilmu
komputer dengan spesifikasi web design, database, sistem jaringan,
programmer; ilmu sosial dan komunikasi serta kompetensi sastra budaya,
terutama kompetensi dalam bidang budaya Melayu.
5.2. Magang
Program magang staf pada suatu lokasi perpustakaan lain atau unit
selain perpustakaan yang dianggap telah melakukan kegiatan
perpustakaan secara lebih baik sehingga dapat dicontoh. Berikut hal-hal
yang perlu diperhtikan sebelum memilih progam magang:
102 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
1. Materi. Garis besar materi magang yang perlu diikuti adalah:
a. Manajemen perpustakaan.
b. Keterampilan dan ilmu perpustakaan.
c. Keterampilan teknologi informasi dan automasi perpustakaan.
d. Kepribadian dan kemampuan memberi layanan prima.
2. Peserta. Perhatikan latar belakang peserta magang. Pertimbangan
utama adalah minat peserta pada materi magang dan tujuan
penempatan staf setelah mengikuti program magang.
3. Durasi. Berapa lama program magang akan dilakukan. Rata-rata
pelatihan efektif dilakukan paling lama satu atau dua minggu.
4. Lokasi magang atau instruktur magang.Perhatikan kompetensi
instruktur atau lembaga yang melaksanakan program magang.
Apakah sudah melaksanakan materi atau kegiatan yang akan
diikuti dengan baik sehingga dapat ditiru oleh staf untuk
diterapkan di Perpustakaan Provinsi Riau. Berikut adalah contoh
beberapa perpustakaan atau instansi yang dapat didatangi untuk
program magang antara adalah:
A. Dalam Negeri: Perpustakaan Nasional, PDII-LIPI,
Perpustakaan UI, Perpustakaan IPB, Perpustakaan BINUS,
Perpustakaan ITB, Perpustakaan Depdiknas.
B. Luar Negeri: Perpustakaan Nasional Singapura , Perpustakaan
Negara Malaysia, Perpustakaan Negara Brunei Darussalam,
Perpustakaan Nasional Negeri Belanda, Perpustakaan Nasional
Cina.
5. Perkiraan Biaya.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 103
5.3. Kunjungan Studi Banding
Kunjungan studi banding adalah program jangka pendek satu
sampai paling lama tiga hari untuk mengunjungi suatu perpustakaan atau
jenis instansi lain dalam rangka melihat secara langsung pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dan layanan perpustakaan
yang telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat ditiru dan diterapkan
di Perpustakaan Provinsi Riau.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum merencanakan kegiatan
studi banding:
1. Materi. Garis besar aspek yang perlu diamati pada saat mengikuti
studi banding adalah:
a. Aspek manajemen perpustakaan.
b. Cara dan mekanisme dalam Keterampilan dan ilmu
perpustakaan.
c. Ketrampilan teknologi informasi dan automasi perpustakaan.
d. Kepribadian dan kemampuan memberi layanan prima.
2. Peserta. Perhatikan latar belakang peserta magang. Pertimbangan
utama adalah minat peserta pada materi magang dan tujuan
penempatan staf setelah mengikuti program magang.
3. Durasi. Berapa lama program magang akan dilakukan. Rata-rata
pelatihan efektif dilakukan paling lama satu atau dua minggu.
4. Lokasi magang atau instruktur magang. Perhatikan kompetensi
instruktur atau lembaga yang melaksanakan program magang.
Apakah sudah melaksanakan materi atau kegiatan yang akan
diikuti dengan baik sehingga dapat ditiru oleh staf untuk
diterapkan di Perpustakaan Provinsi Riau. Berikut adalah contoh
104 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
beberapa perpustakaan atau instansi yang dapat didatangi untuk
program studi banding antara adalah:
A. Dalam Negeri: Perpustakaan Nasional, PDII-LIPI,
Perpustakaan UI, Perpustakaan IPB, Perpustakaan BINUS,
Perpustakaan ITB, Perpustakaan Depdiknas.
B. Luar Negeri: Perpustakaan Nasional Singapura, Perpustakaan
Negara Malaysia, Perpustakaan Negara Brunei Darussalam,
Perpustakaan Nasional Negeri Belanda, Perpustakaan Nasional
Cina.
5. Perkiraan Biaya.
5.4. Diklat Teknis dan Diklat Fungsional
Dalam merencanakan program diklat teknis dan diklat fungsional
bagi staf perpustakaan berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Materi. Garis besar materi yang perlu diberikan adalah:
a. Manajemen perpustakaan.
b. Keterampilan dan ilmu perpustakaan.
c. Ketrampilan teknologi informasi dan automasi perpustakaan.
d. Kepribadian dan kemampuan memberi layanan prima.
2. Peserta. Perhatikan latar belakang peserta pelatihan. Pertimbangan
utama adalah minat peserta pada materi pelatihan dan tujuan
penempatan staf setelah mengikuti pelatihan.
3. Durasi. Berapa lama pelatihan akan dilakukan. Rata-rata pelatihan
efektif dilakukan paling lama satu atau dua minggu.
4. Pemateri atau instruktur pelatihan.Perhatikan kompetensi
instruktur atau lembaga yang melaksanakan pelatihan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 105
5. Lokasi. Pelatihan dapat dilakukan di lokasi Perpustakaan Provinsi
Riau atau di lokasi instruktur misalnya di Perpustakaan Nasional
Jakarta, Perpustakaan PDII-LIPI, Perpustakaan IPB Bogor,
Perpustakaan UI Jakarta.
6. Perkiraan Biaya.
5.5. Pendidikan formal perpustakaan:
Pendidikan formal untuk staf Perpustakaan Provinsi Riau dalam
bidang perpustakaan dan teknologi informasi perlu pula direncanakan
dengan baik sesuai kebutuhan dan ketersediaan formasi. Untuk
pendidikan formal ini
dana dapat diperloleh dari
APBD dan APBN serta
melalui sponsorship dari
perusahaaan asing yang
ada di Provinsi Riau
misalnya Caltex dan lain-
lain . Level pendidikan
formal yang perlu diikuti
adalah: Diploma Tiga,
Sarjana Strata Satu dan
Pasca Sarjana.
5.6. Rekrut Tenaga Baru
Pengadaan tenaga baru (rekrut tenaga baru) diperlukan untuk
menjamin kesinambungan staf dari tahun ke tahun. Hal ini karena secara
bertahap akan ada pegawai yang pensiun.
Gambar 5.1. Salah Satu Contoh Kegiatan Pengembangan SDM
106 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Pengadaan tenaga baru diperlukan untuk berbagai bidang antara lain:
Bidang: Perpustakaan level D3 dan S1
Bidang: Pranata komputer D3 dan S1
Pengembangan Kemampuan dan Ketrampilan SDM di Era Digital
Memasuki era digital, demi memenuhi tuntutan kebutuhan
pengguna, Perpustakaan Provinsi Riau dikembangkan menjadi
perpustakaan digital. Untuk itu sumberdaya manusia (SDM) yang ada
secara bertahap perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan latihan yang
terencana dan mantap agar siap melaksanakan program-program yang
akan dilaksanakan. Melihat kondisi dan komposisi yang ada, peningkatan
SDM ini tidak hanya secara kualitas tetapi juga kuantitas agar mereka siap
mengelola perpustakaan digital, dan agar pencapaian program
perpustakaan tahun 2010 dapat terwujud secara real.
Pada saat ini 30 persen pegawai berada pada usia diatas 50 tahun
dan menurut hasil analisis pada BAB II Keadaan Umum Provinsi Riau
setiap tahun harus mendapat formasi minimum 10 orang karena itu
perekrutan pegawai harus lebih diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan
SDM pada bidang keilmuan TI dan perpustakaan lebih dahulu. Sejalan
dengan program dan perkembangan tersebut, secara kualitas SDM yang
ada di berbagai Perpustakaan di Provinsi Riau perlu juga ditingkatkan
kemampuannya agar secara sinergi dapat berkoordinasi dan bekerja sama
dengan Perpustakaan Provinsi Riau. Para pengelola perpustakaan tersebut
berfungsi sebagai pemanfaatan dan pemasok informasi yang mereka
miliki terhadap sistem yang akan dibangun.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 107
Sebagai panduan dalam mengadakan pendidikan, pelatihan dan
pengembangan SDM, perlu dipetakan secara komprehensif kompetensi
SDM yang ditargetkan sebagai berikut:
a) Skill Manajemen Informasi
Termasuk dalam skill manajemen informasi:
• Mencari informasi. Proses mencari informasi terdiri atas
kemampuan: Mendefinisikan kebutuhan informasi pengguna,
mengidentifikasi kebutuhan pengguna, melakukan
penelusuran.
• Menggunakan informasi. Proses menggunakan informasi
terdiri atas: mengevaluasi infomasi yang didapat, menilai
informasi yang didapat, mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan informasi dari berbagai sumber berbeda,
melakukan klasifikasi informasi, mempunyai kemampuan
memilah dan membuang informasi yang dianggap tidak perlu,
interpretasi informasi, meringkas dan mengidentifikasi detail
informasi yang relevan.
• Membuat dan menciptakan informasi.
• Organisasi informasi. Melakukan abstraksi (abstracting),
pengindeksan (indexing), resensi dan review.
• Diseminasi informasi: Kemampuan menyampaikan dan
mempromosikan ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk
(tertulis, oral, presentasi).
b) Skill Teknologi Informasi
Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi
informasi untuk membantu semua proses kerja. Beberapa skill TI
yang diperlukan:
108 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
• Disain database dan manajemen database.
• Metadata, merupakan kemampuan mendifinisikan kebutuhan
field atau data about data (metadata) bagi sebuah objek yang
didefinisikan lebih lanjut desain databasenya.
• Data Warehousing, merupakan repository atau kumpulan data
dan informasi yang diekstrak dari beragam sumber basisdata
untuk keperluan analisis, reporting dan pengambilan
keputusan.
• Management dan kontrol source data.
• Reporting, kemampuan dalam menganalisis data dan
mengekstrak informasi serta men-generate inferensi untuk
keperluan decision support.
• Penyajian report dalam bentuk visual knowlegde sehingga
lebih mudah dipahami dan lebih mudah untuk saling berbagi.
• Internet, yang dimaksud adalah kemampuan dasar, menengah,
dan lanjut dalam memanfaatkan semaksimal mungkin fitur-
fitur yang dimiliki internet.
• Web, kemampuan ini khususnya ditujukan kepada kelompok
SDM tertentu di perpustakaan untuk menunjang terbentuknya
media publikasi, diseminasi dan media berbagi pengetahuan
melalui web/internet.
• Multimedia merupakan skill dalam menghasilkan produk
digital baik yang berfungsi nantinya untuk sekadar profile
hingga berfungsi sebagai media pengemasan informasi.
• Aplikasi perangkat lunak, kemampuan mengoperasikan
perangkat lunak yang berkaitan dengan bidang kerjanya.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 109
• Perangkat keras meliputi kemampuan: pengenalan komponen
perangkat keras, iagnosis dan Troubleshooting, dan
maintenance.
• Desain Intranet/Ekstranet, meliputi kemampuan mendesain,
memasang, dan merawat jaringan komputer.
• Sistem Informasi Management, adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah, baik lokal unit kerja maupun secara
global dalam lingkup perpustakaan.
Secara umum dalam pengembangan sistem perpustakaan digital,
selain pengembangan SDM dengan kompetensi bibliografis dan
kompetensi lainnya yang diperlukan, strategi Perpustakaan Provinsi Riau
dalam mengembangkan SDM dengan kompetensi TI adalah dengan
menyiapkan staf dengan kompetensi senior programmer. Staf inilah
yang akan berfungsi sebagai sistem analisis dari pengembangan sistem
perpustakaan digital secara keseluruhan. Sedangkan Junior
Programmer, yang terutama menguasai aspek teknis dalam
pengembangan sistem (misalnya pembuatan program atau coding
program), dapat dilakukan melalui prinsip outsourching atau
memanfaatkan tenaga bantuan dari luar. Hal ini untuk menanggulangi
keterbatasan ketersediaan SDM dengan kapasistas TI yang beragam.
Dalam menghadapi kekurangan tenaga programmer, maka yang
penting perpustakaan mempunyai seorang senior programmer yang
bertanggung jawab dalam menata sistem yang ada dan memikirkan
pengembangan sistem yang harus dilakukan perpustakaan secara berkala.
Keperluan junior programmer bisa ditanggulangi dengan mengambil
tenaga part time dari luar seperti mahasiswa atau alumni dari program
110 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
ilmu komputer yang baru lulus, sehingga bisa menghemat biaya. Senior
programmer akan mengarahkan dan mengevaluasi produk-produk dari
para junior programmer.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 111
BAB 6 PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN PENGOLAHAN
agian ini menguraikan prinsip dan teknik pengembangan koleksi untuk mendukung sistem layanan perpustakaan yang akan dilakukan di
Perpustakaan Provinsi Riau, terutama pengembangan koleksi Melayu, baik dalam bentuk tercetak, terekam maupun dalam bentuk digital. Pada bagian ini juga diuraikan sistem pengolahan bahan pustaka untuk memudahkan pemanfaatan koleksi dengan didukung oleh infrastruktur teknologi informasi, sehingga perpustakaan bukan hanya dapat menyediakan informasi yang sesuai dan akurat bagi pengguna yang tepat tetapi juga dalam waktu yang cepat, lengkap dan nyaman.
Koleksi bahan pustaka merupakan jiwa dari sebuah perpustakaan.
Perpustakaan Provinsi Riau perlu mempunyai suatu kebijakan dalam
pengembangan koleksi. Hal ini karena sesuai dengan jiwa visi dan
misinya untuk melestarikan budaya Melayu, dan meningkatkan minat
baca dan kecerdasaran masyarakat Provinsi Riau, maka pengembangan
koleksi untuk mendukung tujuan mulia itu perlu mendapat perhatian.
Untuk memberikan layanan kepada pengguna secara cepat, tepat dan
mudah, maka diperlukan sistem pengolahan yang efektif dengan
memanfaatkan sistem dan teknologi informasi modern, sesuai dengan
kaidah-kaidah pengelolaan bahan pustaka.
112 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
6.1. Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi perpustakaan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna sesuai dengan visi dan misi perpustakaan.
Kekuatan Koleksi merupakan salah satu modal perpustakaan untuk
berkembang.
Pengembangan koleksi Perpustakaan Provinsi Riau dilakukan dengan
mengikuti tahapan kegiatan berikut :
6.1.1. Menyusun rencana kerja operasional pengadaan bahan pustaka
1). Perumusan kebijakan pengembangan koleksi, dengan cakupan
pedoman, peraturan, penekanan (stressing), dan penyediaan
anggaran.
• Mempelajari peta dan kondisi masyarakat pengguna,
• Prosentasi bidang-bidang atau subyek pengetahuan bahan
pustaka yang akan diadakan,
• Seleksi, dengan menggunakan alat bantu berupa katalog
terbitan, brosur, bibliografi, daftar tambahan buku
(accession list), permintaan pengguna, perkembangan
penerbitan, perkembangan informasi, dll.
Perpustakaan Provinsi Riau sebagai perpustakaan deposit dan
menyelenggarakan layanan khusus Bilik Melayu dalam
kebijakan pengembangan koleksinya haruslah mencantumkan
bahwa semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di
wilayah Provinsi Riau harus ada dalam koleksi perpustakaan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 113
2). Menghimpun alat seleksi bahan pustaka
Mengumpulkan semua alat seleksi bahan pustaka yang akan
digunakan untuk kegiatan proses pengadaan bahan pustaka
atau koleksi baru yang akan diadakan. Alat seleksi bahan
pustaka ini antara lain berupa: katalog terbitan, brosur, daftar
tambahan buku, bibliografi, permintaan pengguna, permintaan
staf atau karyawan instansi tersebut, perkembangan
penerbitan, perkembangan informasi, saran dari pengunjung,
daftar buku dari penerbit dan toko buku yang dapat diakses
melalui internet, dan alat bantu seleksi lainnya yang
diperlukan. Ini diperlukan untuk proses pengadaan bahan
pustaka baik tambahan koleksi baru maupun pengadaan
jumlah eksemplar buku yang sudah ada di koleksi
perpustakaan.
6.1.2. Survei Minat Pengguna
Survei Minat pengguna
adalah kegiatan mem-
buat instrumen, me-
ngumpulkan, mengolah
dan menganalisis data
serta membuat laporan
hasil survei untuk
mengetahui bidang atau
subyek yang diminati
pengguna, jenis pustaka
yang diperlukan, terma- Gambar 6.1. Gambar Koleksi Buku di Rak
114 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
suk jenis layanan yang dibutuhkan. Survei ini dapat dilakukan dengan
mengadakan wawancara dengan para pengguna potensial yang rajin
menggunakan perpustakaan, atau dengan cara menyediakan formulir isian
yang disediakan untuk pengunjung perpustakaan. Mereka dipersilakan
untuk memberikan masukan tentang buku-buku atau sumber informasi
yang dibutuhkan, jenis layanan yang diperlukan, dan jasa lain yang
diminati. Perpustakaan Provinsi Riau perlu melakukan survei minat
pengguna.
6.1.3. Survei Bahan Pustaka
Survei bahan pustaka dilakukan untuk mengamati dan browsing
secara langsung bahan pustaka yang ada di toko buku, penerbit, pameran,
dan perpustakaan lain sebagai bahan pertimbangan dalam pengadaan
bahan pustaka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui :
- Buku apa saja yang ada
- Buku yang sudah lama, namun masih diperlukan atau tetap
penting bagi perpustakaan.
- Bentuk fisik buku, perbandingan harga, dan data bibliografis
lainnya yang diperlukan.
6.1.4. Membuat dan Menyusun Desiderata
Kegiatan ini dilakukan dengan membuat deskripsi bahan pustaka
yang disusun dalam bentuk lembaran kartu atau daftar, sebagai sarana
atau bahan seleksi pengadaan bahan pustaka yang akan diadakan.
6.1.5. Menyeleksi Bahan Pustaka
Seleksi bahan pustaka dilakukan dengan menggunakan daftar
desiderata, laporan hasil survei minat pengguna, atau memilih langsung
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 115
buku-buku/ bahan pustaka yang akan diadakan untuk koleksi
perpustakaan dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Begitu anggaran
tersedia, maka buku atau bahan pustaka tersebut segera diadakan dan
dapat segera disajikan kepada pengguna perpustakaan.
6.1.6. Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
• Pembelian langsung, ataupun melalui pihak ketiga.
• Hasil tukar menukar koleksi dengan perpustakaan lain
• Hasil dari pemberian atau hadiah lembaga atau institusi lain.
• Hasil kerjasama dengan pihak lain.
• Hasil fotokopi, duplikasi, hasil digitasi ataupun pembuatan CD
dari koleksi lain.
• Hasil penerbitan sendiri atau terbitan lembaga induknya.
Jika pengadaan bahan pustaka dilakukan guna menambah dan
melengkapi koleksi yang sudah ada, maka jumlah koleksi akan terus
bertambah, tetapi setelah koleksi diletakkan dalam rak di ruang
perpustakaan maka perlu diperhitungkan adanya penyusutan karena
beberapa faktor diantaranya: kerusakan akibat dipakai, hilang, rusak tidak
dapat diperbaiki lagi, dipinjam tetapi tidak kembali, dikeluarkan dari
jajaran koleksi karena sudah tidak relevan lagi, dan diganti dengan edisi
terbaru.
Pengadaan bahan pustaka Melayu perlu mendapat perhatian
khusus karena khasanah literatur dan dokumen Melayu akan menjadi ciri
khas dari koleksi Perpustakaan Provinsi Riau. Untuk mengadakan
dokumen Melayu ini, Perpustakaan Provinsi Riau perlu menyediakan
dana yang cukup untuk membeli dokumen yang dimaksud dari berbagai
116 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
sumber. Selain itu perlu pula pemilik atau pencipta dokumen Melayu
didorong untuk menyerahkan dokumennya ke Perpustakaan Provinsi Riau
melalui Peraturan atau Undang-undang Wajib Simpan Karya Cetak dan
Karya Rekam.
6.1.6.1 Pengadaan Bahan Pustaka Tahun 2007 - 2009
Dengan dibangunnya gedung baru perpustakaan Provinsi Riau
yang dilengkapi mebeler dan peralatan yang sesuai dengan kondisi sebuah
perpustakaan moderen, maka koleksi yang sudah ada saat ini kecuali
koleksi deposit dan koleksi bilik Melayu dianggap tidak layak dalam
sistem dan kondisi perpustakaan yang dirancang rapi, indah, menarik, dan
sesuai kebutuhan pengguna. Mengingat besarnya jumlah bahan pustaka
yang akan diadakan dan banyaknya volume kegiatan lainnya yang akan
dilaksanakan, serta terbatasnya SDM untuk pekerjaan tersebut pada tahun
2007 – 2009, maka pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui pihak
ketiga dalam satu paket kegiatan dengan pengolahan/pembuatan data base
dan kelengkapan bahan pustaka. Setiap bahan pustaka yang diterima oleh
perpustakaan haruslah bahan pustaka yang sudah siap untuk disusun di
rak sesuai jenis koleksi dan kelompok subjek/klasifikasinya dan sudah
tercantum dalam data base perpustakaan dan siap untuk dilayankan.
Seleksi dan penyusunan daftar bahan pustaka yang akan diadakan beserta
harga dilaksanakan dengan bantuan konsultan dan sebuah Tim yang
dibentuk oleh Kepala Badan perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau.
Daftar bahan pustaka telah siap pada setiap awal tahun anggaran.
Anggaran yang memadai perlu disediakan untuk mengadakan bahan
pustaka sebagai berikut:
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 117
Tahun 2007 sebanyak 200.000 judul
Tahun 2008 sebanyak 200.000 judul
Tahun 2009 sebanyak 300.000 judul
Bahan pustaka yang diadakan termasuk untuk koleksi perpustakaan
keliling.
6.1.6.2. Pengadaan bahan pustaka Melayu dan Riau
Koleksi Melayu dan Riau yang merupakan koleksi khusus dan
unik merupakan koleksi unggulan Perpustakaan Provinsi Riau yang
meliputi naskah kuno Melayu, karya klasik Melayu, sejarah Melayu dan
Riau dan karya tokoh-tokoh Melayu. Koleksi Melayu Riau ini yang
ditempatkan di Bilik Melayu didukung oleh koleksi Deposit yang
meliputi karya yang diterbitkan di Riau, karya yang ditulis oleh orang
Riau dan karya tentang Melayu dan Riau dalam berbagai bidang.
Untuk mengumpulkan koleksi tersebut diatas perlu dibina kerja
sama dengan perpustakaan dan lembaga informasi, lembaga penelitian
dan perguruan tinggi, penerbit dan toko buku, baik yang ada di Riau
maupun di wilayah lain, yang kemungkiinan mempunyai koleksi yang
dibutuhkan.
Untuk memberdayakan koleksi khusus tersebut diatas, agar dapat
diakses oleh masyarakat informasi mengenai koleksi ini perlu
diintegrasikan dalam web site Perpustakaan Provinsi Riau.
Sebagai pengawasan bibliografi koleksi Melayu perlu disusun Bibliografi
Melayu dan Riau.
118 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
6.2. Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan bahan pustaka adalah salah satu kegiatan penting dari
rangkaian kegiatan menyiapkan bahan pustaka dan dokumen agar dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh pengguna perpustakaan. Pengolahan
bahan pustaka mencakup pekerjaan mengidentifikasi dokumen secara
fisik (deskripsi fisik) dan isi (deskripsi subjek), mempersipkan dokumen
agar secara fisik dapat digunakan serta mempersiapkan sistem wakil
dokumen yang akan digunakan untuk proses temu kembali dokumen.
Kegiatan pengolahan bahan pustaka mencakup kegiatan katalogisasi,
klasifikasi dan penentuan nomor panggil dokumen, penentuan subjek,
pemberian kelengkapan fisik dokumen untuk proses pemanfaatan
dokumen serta untuk sistem keamanan dokumen.
Pengolahan untuk semua jenis bahan pustaka dilakukan secara
terpusat pada bagian pengolahan. Bagian layanan untuk semua jenis
bahan pustaka yang diolah, baik berupa buku umum, referensi, majalah,
koleksi deposit atau koleksi Melayu hanya melayankan jenis bahan
pustaka itu, tetapi tidak melakukan pengolahan tersendiri.
6.2.1. Katalogisasi
Katalogisasi berarti mendeskripsikan secara fisik dokumen atau
bahan pustaka agar dokumen dapat dikenali. Dengan proses katalogisasi
ditentukan judul dokumen, penanggungjawab dokumen (pencipta,
penyadur, editor), penerbitan dokumen (kota terbit, penerbit dan tahun
terbit dokumen), gambaran tentang fisik dokumen (jumlah halaman) dan
sebagainya.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 119
Standar panduan yang digunakan adalah prinsip AACR2 (Anglo-
American Cataloging Rules edisi ke 2). Prinsip ini digunakan oleh
hampir semua perpustakaan di Indonesia untuk mengolah (deskripsi fisik)
dokumen atau bahan pustaka.
6.2.1. Klasifikasi
Klasifikasi adalah proses mengelompokkan dokumen atau bahan
pustaka berdasarkan isi atau subjeknya serta memberikan kodifikasi
standar berdasarkan subjek tersebut. Berbagai standar klasifikasi
digunakan di Indonesia, namun pada umumnya untuk jenis perpustakaan
daerah dan perpustakaan umum, kebanyakan standar penomoran
klasifikasi menggunakan DDC (Dewey Decimal Classification).
Perpustakaan Provinsi Riau akan tetap menggunakan DDC dalam
menentuan nomor klasifikasi dokumen sebagaimana sudah dilakukan
selama ini. Bagan DDC yanag digunakan selain versi mutakhir yang
diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Riau perlu
memiliki edisi asli DDC versi terakhir.
6.2.2. Pengindeksan dan penentuan tajuk subjek verbal
Pengindeksan atau penentuan subjek verbal adalah kegiatan lain
dalam pengolahan dokumen nyang perlu dilakukan. Penentuan subjek
verbal suatu dokumen atau bahan pustaka adalah menentukan subjek
dokumen kemudian menyajikan subjek tersebut dalam bentuk kata-kata
verbal (kata atau istilah) yang standar.
Standar panduan yang digunakan untuk itu adalah Daftar Tajuk Subjek
Perpustakaan Nasional versi terakhir.
120 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
6.2.2. Nomor Panggil Dokumen (Call Number)
Nomor panggil pada label buku merupakan salah satu
kelengkapan dokumen yang diperlukan agar suatu dokumen dapat
dimanfaatkan dalam sistem layanan perpustakaan. Berbagai cara dapat
digunakan untuk menentukan nomor panggil dokumen. Salah satunya
adalah dengan menggunakan gabungan nomor kode klasifiaski buku
dengan singkatan nama penanggungjawab karya (pengarang atau
penaggungjawab karya lainnya) dan huruf awal dari buku yang diolah.
Diharapkan nomor panggil ini bersifat agak unik sehingga memudahkan
penempatan dokumennya pada rak serta dapat tertata dengan rapi mudah
ditemukan jika dicari kembali untuk dimanfaatkan.
Berikut contoh nomor panggil buku yang berjudul The Basics of
librarianship karangan Colin Harrison dan Rosemary Oates:
020
HAR
b
Kode 020 menunjukkan subjek kepustakawanan (librarianship) pada
sistem klasifikasi DDC dan HAR adalah tiga huruf pertama nama
keluarga dari Colin Harrison sebagai pengaranag pertama dan huruf b
adalah huruf pertama dari kata Basics. Kata The tidak digunakan karena
merupakan kata depan dalam bahasa Inggris.
Sistem pemberian nomor panggil seperti ini dapat digunakan pada sistem
pengolahan dokumen yang akan dilakukan.
Kelengkapan fisik lainnya seperti slip kembali, kartu buku,
kantong buku dan sebagainya dapat digunakan atau tidak perlu digunakan
tergantung pada sistem global yang digunakan dalam pengolahan bahan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 121
pustaka. Jika akan menggunakan sistem automasi perpustakaan secara
terpadu maka kelengkapan fisik tersebut dapat ditinggalkan.
6.2.3. Format pengisian database
Dalam mengisi database dokumen sistem yang digunakan adalah
format INDOMARC (Indonesian Machine Readable Catalog). Sistem
ini digunakan oleh hampir semua perpustakaan di Indonesia yang
menerapkan sistem automasi dalam pengolahan data dokumen atau bahan
pustaka. INDOMARC mengatur ruas-ruas, sub-ruas, tipe dan cara
penulisan ruas serta kode standar bagi unsur data bibliografi dokumen dan
bahan pustaka. Misalnya pengarang atau penanggungjawab karya diberi
kode 100, judul karya diberi kode 245 dan seterusnya. Secara lengkap
standar format INDOMARC dapat dilihat pada lampiran.
6.2.4. Format pengisian metadata untuk layanan dokumen digital
Format pengisian database untuk layanan dokumen digital,
sebagaimana data bibliografi, juga perlu mengikuti standar yang umum
digunakan. Khusus untuk metadata dokumen digital biasanya digunakan
adalah format Dublin Core. Format Dublin Core yang yang terdiri atas
15 ruas sangat sederhana untuk diterapkan. Berikut adalah standar format
Dublin Core yang akan digunakan untuk metadata dokumen digital.
122 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
6.2.5. Format Standar Dublin Core:
Nama ruas
Isi
Title Judul dari sumber informasi
Creator Pencipta sumber informasi
Subject Pokok bahasan sumber informasi, biasanya
dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau
nomor klasifikasi
Description
Keterangan suatu isi dari sumber informasi,
misalnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian
Publisher
Orang atau badan yang mempublikasikan
sumber informasi
Contributor
Orang atau badan yang ikut menciptakan
sumber informasi
Date Tanggal penciptaan sumber informasi
Type
Jenis sumber informasi, nover, laporan, peta
dan sebagainya
Format
Bentuk fisik sumber informasi, format,
ukuran, durasi, sumber informasi
Identifier
Nomor atau serangkaian angka dan huruf
yang mengidentifikasian sumber informasi.
Contoh URL, alamat situs
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 123
Source Rujukan ke sumber asal suatu sumber
informasi
Language
Bahasa yang intelektual yang digunakan
sumber informasi
Relation
Hubungan antara satu sumber informasi
dengan sumber informasi lainnya.
Coverage
Cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau
periode waktu
Rights Pemilik hak cipta sumber informasi
6.2.6. Layanan Katalog Salinan (Copy Cataloging)
Perpustakaan Provinsi Riau perlu menyediakan layanan katalog
salinan (Copy Cataloging), terutama bagi perpustakaan yang ada di
Provinsi Riau. Layanan katalog salinan adalah layanan bagi perpustakaan
yang menginginkan metadata (data bibliografi) suatu buku. Perpustakaan
yang mempunyai buku baru tidak perlu melakukan pengolahan
katalogisasi dan klasifikasi sendiri (original cataloging), melainkan dapat
mencari datanya di database Perpustakaan Provinsi Riau untuk kemudian
dapat mengcopy (download) data bibliografi (metadata) itu untuk
digabung dan digunakan di perpustakaan mereka.
6.2.7. Sistem Barcode
Sistem pengolahan dokumen sudah harus menggunakan sistem
barcode untuk identifikasi dokumen. Kode barcode yang digunakan
sebaiknya adalah tipe Code 39. Dengan tipe Code 39 semua karakter A
s/d Z, angka 0 s/d 9, serta beberapa karakter lain seperti $, /, +, %, titik
124 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
dan spasi dapat digunakan. Jumlah digit maksimal yang dapat digunakan
untuk tipe ini adalah 16. Tipe ini yang paling cocok digunakan untuk data
pada unit PUSDOKINFO. Baik untuk kode barcode dokumen (buku)
maupun untuk kode barcode anggota perpustakaan. Untuk membuat
barcode seperti ini disarankan menggunakan program aplikasi yang sudah
jadi yang banyak terdapat di pasaran. Sedangkan untuk mencetaknya
digunakan printer dengan jenis dan tipe yang juga banyak terdapat
dipasaran. Ini untuk menjamin kesinambungan sistem. Tidak disarankan
menggunakan peralatan pencetakan barcode khusus dengan kertas
khusus. Karena kesinambungan sistem jika menggunakan cara ini sering
terganggu.
Berikut adalah dua buah contoh Barcode:
6.2.8. Sistem sekuriti
Sistem sekuriti untuk pengamanan koleksi disarankan
menggunakan Security tag dengan teknologi magnetik. Bahkan kalau
memungkinkan dapat digunakan teknologi yang lebih modern yaitu
teknologi RFID (Radio Frequency Identification Device). Dengan
teknologi RFID, walau biayanya lebih besar, namun efektifitas dan
kemudahan dapat lebih terjamin. Dengan sistem RFID baik pada
dokumen maupun pada kartu anggota banyak kegiatan transaksi di
perpustakaan dapat dilakukan dengan mudah. Tentu saja sistem ini perlu
didukung oleh fasilitas yang modern yaitu penggunaan peralatan berbasis
RFID.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 125
BAB 7
LAYANAN DAN PROMOSI
agian ini antara lain membahas layanan perpustakaan sebagai salah satu Community Center, dimana perpustakaan dapat berfungsi
sebagai tempat pembelajaran seumur hidup, juga sebagai katalisator perubahan budaya, dan pusat pembudayaan kebiasaan membaca, serta jembatan komunikasi antar masyarakat dan pemeritah, melalui penyediaan layanan perpustakaan.
7.1. Pengembangan dan Penataan Sistem Layanan Perpustakaan
Sistem layanan perpustakaan adalah bagian di perpustakaan yang
berhubungan langsung dengan pengguna. Sebaik apapun sistem lain yang
dipersiapkan di perpustakaan jika sistem layanannya buruk maka sistem
lain tidak akan bermanfaat. Bagian layanan adalah bagian yang
bersentuhan langsung dengan pengguna. Pengguna menilai suatu
perpustakaan berdasarkan layanan yang diberikan, bukan berdasarkan
kecanggihan sistem pengolahan, sistem teknologi yang digunakan dan
sebagainya. Karena itu sistem layanan perpustakaan perlu mendapat
perhatian yang serius pada sebuah perpustakaan.
Layanan perpustakaan dimulai saat pengguna datang ke
perpustakaan baik hanya menggunakan layanan perpustakaan sesaat atau
akan menjadi anggota perpustakaan yang akan menggunakan layanan
perpustakaan secara berlanjut. Sesungguhnya layanan perpustakaan
126 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
bahkan mulai dapat dirasakan pengguna saat pengguna mengetahui
keberadaan perpustakaan melalui berbagai sumber informasi. Misalnya
ketika orang melihat brosur atau lembar informasi mengenai perpustakaan
atau melihat situs perpustakaan melalui internet. Namun yang akan
diuraikan lebih rinci disini adalah saat pengguna atau calon pengguna
datang langsung ke perpustakaan.
Layanan dimulai saat calon pengguna datang untuk mendapatkan
layanan perpustakaan misalnya mendaftar menjadi anggota. Kemudian
berturut-turut berbagai layanan lain dapat dimanfaatkan oleh pengguna
setelah memasuki perpustakaan, misalnya layanan bimbingan pengguna,
layanan mencari informasi dan dokumen, layanan membaca di tempat dan
seterusnya sesuai dengan jenis layanan yang disediakan di perpustakaan.
Secara standar berikut adalah layanan yang dapat diberikan oleh
Perpustakaan Provinsi Riau kepada pengguna dan calon pengguna:
7.1.1. Pendataan dan Pendaftaran Anggota
Semua pengguna yang bermaksud akan meminjam keluar koleksi
perpustakaan perlu mendaftar sebagai anggota terlebih dahulu. Untuk
mendaftar menjadi anggota setiap calon perlu memenuhi kriteria dan
persyaratan tertentu yang sudah ditetapkan terlebih dahulu melalui
kebijakan perpustakaan. Peraturan keanggotaan Perpustakaan Provinsi
Riau perlu dibuat sesuai dengan kebijakan nperpustakaan.
Sistem automasi pencatatan keanggotaan Perpustakaan Provinsi
Riau mencakup pencatatan jati diri anggota, sehingga data jati diri
anggota dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sistem layanan
perpustakaan. Sistem automasi di bagian pencatatan anggota terpadu
dengan keseluruhan sistem automasi. Sehingga data anggota yang sudah
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 127
dimasukkan melalui modul pencatatan anggota dapat dimanfaatkan oleh
bagian lain dalam memberikan layanan kepada anggota, misalnya pada
bagian sirkulasi saat pengguna akan meminjam atau mengembalikan
koleksi yang dipinjam.
Kelengkapan pencatatan keanggotaan (kartu anggota dsb) berbasis
elektronik misalnya sistem barcode, magnetik atau RFID (Radio
Frequency Identification Device).
Layanan pencatatan keanggotaan pun perlu dibuat SOPnya untuk
menjamin standar mutu layanan pencatatan keanggotaan.
7.1.2. Layanan Meja Informasi (Customer Service)
Layanan meja informasi adalah layanan di bagian paling depan
yang berfungsi memberi informasi kepada pengunjung tentang apa saja
Gambar 7.1. Contoh Suasana Pendaftaran Anggota Perpustakaan
128 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
yang dapat diperoleh pengunjung di perpustakaan. Layanan ini dapat
disatukan atau didekatkan dengan layanan pencatatan anggota.
Petugas yang ditempatkan pada bagian layanan ini haruslah
petugas yang benar-benar terlatih baik secara teknik mengetahui apa dan
bagaimana pengunjung mendapatkan informasi serta dibekali pula
kemampuan dan ketrampilan menghadapi beragam karakteristik orang.
Pustakawan yang sedang bertugas di bagian ini perlu diberi atribut
tertentu sedemikian rupa sehingga mudah dikenali oleh pengunjung.
Konter kerjanya pun dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengunjung untuk berdialog dengan petugas, misalnya pemanfaatn
seragam khusus atau tanda-tanda khusus yang dikenakan.
Bagian layanan ini perlu dilengkapi dengan peralatan seperlunya.
Misalnya antara lain perlu disediakan workstasion khusus untuk petugas
yang terhubung secara terpadu dengan sistem automasi. Sehingga jika ada
pengunjung yang menanyakan suatu informasi, petugas dapat mencari
informasi melalui workstasion itu, termasuk menelusur katalog
perpustakaan melalui modul OPAC.
Sistem penjadwalan petugas yang piket pada bagian layanan ini
perlu diatur sedemikian rupa petugas dapat bergantian menempati pos
layanan tersebut. Perlu diperhatikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan
para petugas ini harus merata serta dilengkapi dengan SOP untuk
menjamin standar mutu layanan.
7.1.3. OPAC
OPAC atau Online Public Access Catalog adalah fasilitas sistem
automasi yang disediakan untuk umum agar memudahkan mereka
mencari informasi dokumen yang dimiliki perpustakaan menggunakan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 129
sarana komputer. Sistem automasi yang disediakan untuk pengguna harus
memenuhi beberapa syarat yaitu harus mudah digunakan dan handal
sehingga tidak mudah timbul gangguan, mengingat kemampuan dan
karakter pengguna sangat beragam. OPAC merupakan sarana temu
kembali dokumen pengganti kartu katalog yang selama ini digunakan.
Dengan demikian kesinambungan pasokan tenaga listrik perlu
dipersiapkan secara saksama, sehingga fasilitas OPAC selalu dapat
digunakan.
Fitur-fitur OPAC yang disediakan minimal harus dapat digunakan
untuk mencari dokumen jika pengguna mengetahui subjek dokumen atau
mengetahui judul atau hanya mengetahu nama pengarang.
Selain itu modul OPAC harus pula terintegrasi dengan modul
sirkulasi. Ini berarti jika ada sebuah buku dipinjam melalui modul
sirkulasi, maka secara real time jika dokumen itu dicari dan ditampilkan
pada modul OPAC, maka status keberadaan dokumen harus dapat
diketahui bahwa sedang dipinjam.
Jumlah workstasion OPAC yang disediakan serta lokasi
penempatannya harus diperhitungkan secara saksama sehingga
mencukupi kebutuhan pengguna pada setiap lantai layanan. Sejumlah
work stasion OPAC sebaiknya ditempatkan pada lobby utama. Selain itu
pada setiap lantai layanan yang terdapat koleksi perpustakaan perlu
disediakan workstasion OPAC yang memadai jumlah. Setidaknya tiga
unit workstasion disediakan untuk setiap ruangan yang menampung
koleksi dokumen atau bahan pustaka. Misalnya untuk ruang koleksi anak-
anak, ruang koleksi dewasa, ruang koleksi referensi, Bilik Melayu dan
sebagainya. Sehingga jika di satu lantai terdapat dua ruangan terpisah
yang ditempati jenis dokumen berbeda misalnya koleksi referensi dan
130 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
koleksi deposit, maka di lantai tersebut harus disediakan enam unit
workstasion OPAC, masing-masing tiga unit setiap ruangan.
Pada setiap lokasi penempatan workstasion OPAC perlu disediakan
panduan tertulis selain panduan secara online yang harus sudah tersedia
pada modul OPAC.
7.1.4. Referensi
Koleksi referensi atau koleksi rujukan adalah salah satu jenis
koleksi di perpustakaan yang terdiri atas dokumen berisi informasi
rujukan. Koleksi rujukan umumnya tidak dipinjamkan untuk dibawa
pulang, tetapi hanya untuk dibaca di tempat di dalam perpustakaan.
Gambar 7.2. Contoh Meja Layanan OPAC (Online Public Access Catalog)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 131
Beberapa contoh koleksi rujukan adalah: kamus, ensiklopedia, buku
statistik, katalog, bibliografi, abstrak, indeks, peta, sumber geografi,
sumber biografi dan sebagainya.
Dalam ruangan tempat menyimpan koleksi rujukan perlu
dipersiapkan meja baca khusus untuk membaca buku-buku referensi.
Ada beberapa buku referensi yang ukurannya sangat besar sehingga
memerlukan meja yang cukup besar, misalnya peta bumi dan sebagainya.
Petugas referensi harus dipersiapkan secara khusus karena petugas
referensi harus siap membantu pengguna dalam memanfaatkan buku-buku
referensi. Petugas harus mengetahui semua koleksi referensi yang
dimiliki serta mampu menggunakannya dengan baik. Bahkan petugas
referensi harus mengetahui sumber-sumber referensi lain yang tidak
terdapat di perpustakaan tetapi mungkin terdapat di lokasi lain atau
perpustakaan lain di dalam provinsi Riau atau bahkan di luar Provinsi
Riau bahkan di luar negeri melalui sarana akses yang tersedia, misalnya
internet. Dengan demikian fasilitas akses internet perlu tersedia di dalam
ruang referensi. Kemungkinan lain adalah menempatkan ruangan
referensi berdekatan dengan ruang layanan internet sehingga
memungkinkan petugas dan pengguna yang mencari sumber-sumber
referensi dapat memanfaatkan fasilitas internet.
SOP (Standard Operation Procedure) untuk mengatur layanan
referensi dibuat sebagai panduan petugas dalam memberikan layanan
referensi. Dengan adanya SOP setiap petugas diharapkan dapat
memberikan layanan dengan standar mutu yang sama.
132 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
7.1.5. Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan pengembalian
buku. Hanya anggota perpustakaan yang dapat meminjam buku. Setiap
anggota sudah diberi kartu anggota. Dengan menggunakan kartu anggota
elektronik setiap anggota dapat meminjam buku sesuai dengan aturan
yang telah dibuat.
Sistem automasi digunakan untuk proses sirkulasi. Sistem
automasi sirkulasi ini harus mempunyai fitur antara lain mengetahui
buku-buku yang terlambat dikembalikan, menghitung denda, membuat
statistik, melakukan reservasi buku, melacak buku-buku yang terlambat
dikembalikan dan berbagai fitur lain.
Untuk memudahkan proses transaksi sirkulasi perlu didukung oleh
peralatan tambahan misalnya barcode scanner atau alat data capture
lainnya sesuai dengan sistem yang digunakan, misalnya sistem magnetik
atau RFID.
Jumlah workstasion yang digunakan minimal dua unit untuk setiap
konter peminjaman dan pengembalian. Sehingga jika ada empat ruangan
yang akan digunakan untuk transaksi sirkulasi, maka diperlukan delapan
unit workstasion.
Buku-buku yang sudah diproses transaksi sirkulasi (peminjaman) bebas
dibawa kemana-mana selama masih dalam gedung. Pemeriksaan buku-
buku yang dibawa keluar dilakukan di pintu utama perpustakaan, baik
secaramanual maupun menggunakan teknoogi sistem keamaman.
Petugas yang melakukan proses transaksi sirkulasi harus sudah
dipersiapkan dengan baik, baik ketrampilan menggunakan sistem
komputer, maupun kemampuan memberikan layanan yang baik kepada
pengguna.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 133
SOP untuk seluruh kegiatan transaksi sirkulasi digunakan untuk
menjamin standar mutu pekerjaan setiap petugas di bagian sirkulasi.
7.1.6. Layanan untuk anak-anak
Ruangan untuk layanan anak-anak (Children Section) perlu
didisain sesuai dengana jiwa anak-anak yang ceriah dan bebas. Bentuk,
ukuran dan penempatan mebeler serta penataan rak harus esuai dengan
ergonometrik anak-anak. Lokasi ruang anak-anak perlu disesuaikan dan
diatur sedemikian rupa agar setiap sudut mudah diawasi petugas, namun
anak-anak tetap diberi keleluasaan gerak dalam mencari dan
memanfaatkan buku. Koleksi untuk anak harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan kejiwaan dan pendidikan anak.
Sistem automasi pada bagian layanan kepada anak-anak selain
untuk memperlancar layanan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan
bagi anak-anak mulai membiasakan diri dengan teknologi informai.
Pustakawan yang ditugaskan di bagian layanan anak-anak harus sudah
dipersiapkan dengan baik terutama petugas harus memahami benar
perkembangan jiwa anak-anak, sehingga dapat memberikan layanan dan
bimbingan kepada anak dengan baik.
7.1.7. Kegiatan lain di Perpustakan
Berbagai kegitaan rutin dapat dilakukan di perpustakaan antara
lain kegiataan Story telling, baik dengan menggunakan orang lain yang
ahli dalam berceritera kepada anak, atau perpustakaan perlu
mempersiapkan sendiri staf yang punya kemampuan untuk melakukan
kegiatan story telling. Kegiatan ini ditujukan terutama bagi anak-anak
untuk mendorong peningkatan minat baca anak-anak. Selain itu kegiatan
134 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
lain seperti pameran dan bursa buku dengan bekerja sama dengan penerbit
akan ikut meramaikan perpustakaan sehingga dapat mendorong
masyarakat lebih banyak menggunakan perpustakaan.
7.1.8. Layanan untuk remaja dan orang dewasa
Layanan untuk remaja dan orang dewasa yang berada di lantai 2
dan lantai 3 menempati ruang yang paling luas. Koleksi untuk remaja dan
dewasa mencakup dokumen dengan subjek dari golongan 0 sampai
golongan 900. Untuk menggunakan koleksi ini, pengguna dapat mencari
langsung ke rak
atau mencarinya
melalui OPAC
sebelum menuju
rak. Pengguna yang
akan mem-baca di
tempat jika sudah
menda-patkan
dokumen yang
diminatinya dapat
langsung membaca di tempat yang sudah disediakan.
Pengguna dapat pula mengcopy dokumen yang diminati dengan
membawa dokumen yang ingin dicopy ke lantai 1 bagian layanan
fotocopy.
Pengguna dapat pula mencari dokumen yang diminati terlebih
dahulu pada workstasion OPAC. Setelah judul dokumen yang diminati
ditemukan apda OPAC, maka pengguna mencatat nomor panggilnya
untuk kemudian mencari dokumen yang diminati sesuai dengan kode
Gambar 7.3. Contoh Ruang Baca Umum
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 135
lantai, kode ruangan serta nomor panggil raknya. Jika pengguna ingin
meminjam membawa pulang dokumen maka terlebih dahulu diproses
transaksi peminjaman di konter sirkulasi.
Petugas yang ditempatkan di layanan remaja dan dewasa perlu
dipersiapkan secara baik, kemampuan teknis melayani, pengetahuan
mengenai koleksi remaja dan dewasa serta informasi lain yang
berhubungan dengan layanan untuk remaja dan dewasa. Petugas perlu
pula dibekali dengan kemampuan memberi layanan prima.
SOP untuk layanan remaja dan dewasa perlu pula dipersiapkan dan
dipahami oleh petugas untuk menjamin standar mutu layanan di bagian
ini.
7.1.9. Layanan untuk lansia
Layanan khusus untuk lansia (lanjut usia) sengaja diberikan untuk
memberi penghargaan dan perhatian khusus kepada warga yang berumur
lanjut. Hal ini karena mereka secara fisik dan psikologis memang perlu
mendapat perhatian.
Tidak disediakan koleksi khusus untuk lansia. Jadi pengguna yang
tergolong lansia dapat menggunakan seluruh koleksi perpustakaan yang
diminati. Namun bagi mereka disediakan ruang khusus dengan fasilitas
mebeler yang ditata sedemikian rupa sehingga memberi kenyamanan
khusus bagi lansia dengan dekorasi nuansa tersendiri sesuai karakteristik
para lansia.
Semua petugas layanan dibekali pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan tentang mengapa layanan bagi lansia perlu mendapat perhatian
khusus. Untuk itu SOP khusus untuk layanan lansia perlu pula dibuat.
136 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
7.1.10. Layanan untuk orang cacat
Orang cacat (disabled person) perlu mendapat perhatian secara
khusus dan kemudahan. Mulai dari akses masuk ke perpustakaan, jalur-
jalur yang akan dilalui, rambu-rambu petunjuk serta koleksi khusus bagi
mereka, misalnya koleksi untuk tuna netra (sistem Braille) perlu
disediakan secara saksama.
Semua petugas layanan dibekali pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan tentang mengapa layanan bagi orang cacat perlu mendapat
perhatian khusus. Untuk itu SOP khusus untuk layanan bagi orang
cacata perlu pula dibuat.
7.1.11. Layanan multimedia
Layanan multimedia mencakup layanan bagi pengguna yang
memerlukan bahan pustaka dengan format dan bentuk multimedia.
Koleksi multimedia di perpustakaan antara lain adalah audio, video dan
sebagainya. Untuk memanfaatkan koleksi multimedia diperlukan
peralatan khusus yang ditempatkan secara khusus pula dalam suatu ruang
tertentu. Sistem layanan yang digunakan perlu dirancang secara khusus
pula termasuk aturan-aturan khusus penggunaan koleksi multimedia.
Petugas yang bekerja di layanan multimedia perlu dipersiapkan
secara khusus. Hal ini karena mereka harus mampu mengoperasikan
peralatan khusus selain harus mengetahui kandungan informasi dari
koleksi multimedia yang dilayankan. Untuk bagi mereka pun perlu dibuat
SOP.
7.1.12. Layanan khusus (Bilik Melayu)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 137
Layanan Khusus Bilik Melayu adalah layanan khas Perpustakaan
Provinsi Riau. Layanan ini belum ada di perpustakaan lain. Layanan
khusus bilik Melayu adalah layanan yang mencakup penyediaan koleksi
dokumen khasanah budaya Melayu. Terutama naskah kuno dan buku-
buku mengenai Budaya Melayu. Koleksi dokumen Melayu dan ruangan
layanan baca ditempatkan pada ruang khusus dengan dekorasi khas
nuansa Melayu. Selain itu itu disediakan pula ruang diskusi khusus untuk
penulis dan budayawan Melayu.
Penggunaan layanan Khusus Koleksi Melayu perlu dirancang
secara khusus dengan prinsip lebih meransang pemanfaatan dokumen dan
informasi mengenai Melayu. Serta mendorong semua orang untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan budaya Melayu. SOP untuk
layanan khusus ini perlu dibuat untuk menjamin standar layanan pada
bagian ini.
7.1.13. Cafe Pustaka Layanan koleksi perpus-
takaan yang dipadukan
dengan layanan ala cafe,
yang memungkinkan
masyarakat pengguna da-
pat membaca buku sambil
menikmati suasana cafe
dengan beragam suguhan.
Gambar 7.3. Contoh Cafe Pustaka
138 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
7.2. Promosi Layanan dan Promosi Perpustakaan
Perpustakaan Provinsi Riau sebagai perpustakaan umum, yang
sepenuhnya dibiayai oleh masyarakat umum harus dapat diakses bagi
semua anggota masyarakat sehingga mensyaratkan gedung perpustakaan
memiliki letak yang baik, fasilitas ruang baca dan belajar yang baik,
teknologi yang memadai serta jam buka yang memungkinkan anggota
masyarakat mengunjunginya. Ketentuan tersebut tidak terdapat pada
perpustakaan jenis lain seperti perpustakaan nasional, perpustakaan
khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi.
Koleksi perpustakaan nasional tidak selalu dapat dipinjam umum
sedangkan perpustakaan khusus, perguruan tinggi dan sekolah tidak
dapat digunakan umum walaupun kini ada anjuran agar perpustakaan
sekolah membuka dirinya bagi masyarakat sekitarnya.
Untuk mengenalkan produk dan jasa layanan perpustakaan serta
koleksi apa saja yang dimilikinya yang dapat diakses oleh masyarakat,
perpustakaan perlu mempromosikan dirinya dengan berbagai cara
diantaranya melalui Pameran, Bimbingan pemakai, Bedah buku, Seminar,
Lomba-lomba, Storytelling, Brosur/leaflet, dan Promosi di media
elektronik (talkshow, dll). dan media cetak.
7.2.1. Pameran
Pameran adalah satu sarana yang dapat memenuhi sifat kodrati
manusia, seperti keinginan untuk menonton, mengetahui, memperhatikan
sesuatu, mendalami sesuatu, memahami atau menghayati. Dalam arti
sempit, pameran adalah suatu pengaturan, penyusunan, dan penyajian
benda-benda sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan serta
pengertian tertentu bagi orang yang melihatnya. Dalam arti luas, pameran
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 139
adalah suatu cara penyediaan informasi dan penyampaian informasi yang
mencakup segala aspek kegiatan yang secara sadar dan aktif dan
diusahakan dalam bentuk visulisasi dan atau peragaan baik yang bersifat
statis maupun dinamis sehingga menimbulkan suatu perhatian, interes,
keinginan, keputusan, dan tindakan/action bagi masyarakat yang menjadi
sasarannya.
Salah satu jalan untuk mempromosaikn perpustakaan dan
membina komunikasi antara pengguna dan perpustakaan adalah melalui
pameran. Tidak ada salahnya bila perpustakaan mencoba
memvisualisasikan apa yang mereka punya melalui pameran. Dalam suatu
pameran terdapat unsur yang dipamerkan, unsur yang memamerkan dan
unsur yang menjadi sasaran pameran. Visualisasi pameran yang
merupakan inti kegiatan pameran itu sendiri harus mempunyai daya tarik
yang kuat sehingga pameran tersebut berhasil. Salah satu tolok ukur
keberhasilannya adalah adanya feedback yang positif dari masyarakat
terhadap pameran tadi.
Dalam suatu kegiatan, ada beberapa karakteristik tata pameran yang harus
diperhatikan antara lain:
a. Jenis pameran
Jenis pameran terbagi menjadi dua yaitu pameran tetap,
diselenggarakan secara tetap yang meliputi semua jenis koleksi
menurut sistematika penyajian dan teknik penataan tertentu.
Sifatnya sebagai penerangan umum dan edukatif. Pameran
temporer atau berkala diadakan untuk kebutuhan berkala di
dalam rangka kegiatan tertentu dengan tema yang dapat selalu
berubah. Sifatnya sebagai penerangan umum dan rekreasi.
b. Sistem penyajian yang efektif
140 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Pada prinsipnya jangan sampai pengamat merasa jenuh dalam
menikmati obyek koleksi. Penyajian harus menarik minat dan
merangsang daya pikir pengunjung, dapat menerangkan dengan
jelas, caranya dengan menggabungkan konsep penyajian dengan
modernisasi teknik peragaan, aman dan terjamin dengan cara
memperhatikan konsep ruang dalam.
• Metode penyajian
Metode penyajian memperhatikan nilai-nilai estesis yaitu
segi keindahan, romantika untuk menciptakan suasana
tertentu serta intelektual untuk informasi ilmu pengetahuan
yang bersangkutan.
• Teknik penyajian
Terdiri dari 2 macam pergerakan yaitu pergerakan obyek
pameran, obyek ditata pada suatu dasar yang dapat bergerak.
Berikutnya adalah pergerakan pengamat atau pengunjung.
Obyek diam, pengamat bergerak baik bergerak dengan
sistem konvensional maupun sistem ban berjalan.
• Teknik obyek pameran
Terbagi dalam beberapa macam, yaitu diorama, sistem ruang
terbuka, sistem panil atau dinding, dengan vitrine
(kotak/lemari kaca), serta dengan sistem slide atau film.
7.2.2. Bimbingan Pemakai
Bimbingan pemakai adalah salah satu cara mempromosikan
perpustakaan, yang tujuannya memperkenalkan jasa-jasa layanan
perpustakaan serta kemudahan-kemudahan penggunaan atribut
perpustakaan. Pada kegiatan ini, pemakai atau pengguna perpustakaan
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 141
yang potensial diundang dalam suatu pertemuan yang dilakukan oleh
perpustakaan, pihak perpustakaan atau pustakawan memberikan
bimbingan penggunaan perpustakaan atau cara mencari informasi dengan
mempergunakan alat bantu penelusura yang ada di perpustakaan.
Bimbingan pemakai uni biasanya dilakukan secara berkala dalam kurun
waktu 1 atau 3 bulanan.
7.2.3. Bedah Buku
Bedah buku merupakan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan
untuk promosi perpustakaan, dimana suatu buku baru atau buku best
seller, dengan mendatangkan pengarangnya membahas menngenai buku
tersebut. Bedah buku ini dilaksanakan di perpustakaan dan sekaligus
mempromosikan jasa perpustakaan tersebut.
7.2.4. Lomba-lomba
Pada kurun waktu tertentu atau event perpustakaan untuk juga
dapat mengadakan lomba-lomba untuk menarik minat pengunjung datang
ke perpustakaan, diantaranya lomba membaca dan menceritakan kembali,
lomba mengetik komputer, lomba membaca buku cerita anak-anak, lomba
tulis karya ilmiah tentang perpustakaan, storytalling dan lain-lain
disesuaikan dengan kegiatan atau dalam peringatan hari-hari besar
nasional dan daerah.
7.2.5. Promosi lain
Promosi perpustakaan dalam bentuk lain dapat dilakukan dengan
cara membuat dan menyebarkan brosur tentang jasa layanan perpustakaan
dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh
142 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
para pengunjung perpustakaan, termasuk kekuatan koleksi yang
dimilikinya. Promosi perpustakaan dapat pula dilakukan dengan
Promosi perpustakaan dapat pula dilakukan di media elektronik seperti
talkshow, atau berupa tulisan di media cetak.
Idealnya semua kegiatan promosi perpustakaan harus sejalan
dengan fungsi-fungsi perpustakaan yang akan dicapai, terutama
Perpustakaan Provinsi Riau sebagai perpustakaan umum yang berfungsi
sebagai agen perubahan sosial, adalah tempat dimana segala lapisan
masyarakat bisa bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama,
ras, kepangkatan, strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan
Provinsi Riau yang dapat diakses oleh umum sangat strategis dijadikan
tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam
masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Disini,
perpustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga
menyediakan ruang publik bagi komunitasnya untuk melepas unek-
uneknya dan kemudian berdiskusi bersama-sama mencari solusi yang
terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua
pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan ke anggota
komunitas yang lain. Seorang pustakawan dituntut tidak hanya mampu
mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi
dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Selain berfungsi sebagai agen perubahan sosial, Perpustakaan
Provinsi Riau juga mempunyai fungsi berikut :
• Sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning).
Perpustakaan Umumlah tempat dimana semua lapisan masyarakat dari
segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa
dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah,
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 143
seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, yang akan jauh
lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan Perpustakaan Umum.
Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa
yang dibaca. Maka di Perpustakaan Umum, orang diajak untuk
terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati
berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan
anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas
Perpustakaan Umum membangun lingkungan pembelajaran (learning
environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi
untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam
konsep manajemen modern, hal ini disebut dengan Knowledge
Management.
• Sebagai katalisator perubahan budaya. Perubahan perilaku
masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat.
Perpustakaan Umum merupakan tempat strategis untuk
mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktifitas
masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan
membentuk kelompok komunitas berpengatahuan. Perubahan pada
tingkat individu akan membawa perubahan pada tingkat masyarakat.
Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan
dan produktif. Komunitas yang produktif mampu melakukan
perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.
• Sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan
pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang
didokumentasikan di Perpustakaan Umum, fungsi perpustakaan
berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian
memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari
144 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
masyarakat. Dengan begini masyarakat akan punya posisi tawar yang
lebih baik dalam memberikan masukan-masukan dalam pengambilan
kebijakan publik.
Selain itu promosi perpustakaan dan layanan perpustakaan tentu
saja dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan citra perpustakaan
melalui peningkatan mutu layanan prima. Masyarakat yang datang ke
perpustakaan dan mendapat layanan prima secara tidak langsung akan
menjadi agen promosi perpustakaan. Pengunjung yang puas dengan
layanan akan mempromosikan perpustakaan dan layanannya kepada
orang lain. Bahkan cara promosi seperti ini biasanya lebih efektif.
Namun jangan sampai terjadi hal sebaliknya. Yaitu pengunjung
perpustakaan merasa tidak puas dan menyampaikannya kepada orang lain,
sehingga berpengaruh buruk bagi citra perpustakaan. Karena itu mutu
layanan sangat perlu dijaga. Termasuk disini adalah keramahan dan
kerapihan petugas, kerapihan dan penataan apik interior perpustakaan,
dan berbagai aspek lain yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan citra
atau image Perpustakaan Provinsi Riau.
Pemanfaatan teknologi juga perlu diusahakan dalam melakukan
promosi perpustakaan. Keberadaan web perpustakaan yang dirancang
apik dan selalu berisi informasi mutakhir yang berguna dengan link yang
efektif akan meningkatkan citra dan daya tarik perpustakaan. Semua ini
merupakan media promosi perpustakaan.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 145
BAB 8 PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
PROVINSI RIAU
agian ini membahas tentang konsep pengembangan layanan Perpustakaan Provinsi Riau di masa depan, kerjasama dengan
perpustakaan dan pusat-pusat informasi, serta perguruan tinggi baik di Provinsi Riau maupun di luar provinsi dalam memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Juga dibahas kerjasama dengan institusi lain dalam pengembangan minat baca dan kecerdasan masyarakat.
8.1. Pengembangan Layanan Perpustakaan Masa Depan Menyonsgsong dan memasuki ere teknologi informasi yang
semakin modern, Perpustakaan Provinsi Riau perlu menyusun strategi
pengembangan layanan perpustakaan. Beberapa aspek yang perlu
dikembangkan menuju pengembangan layanan perpustakaan masa depan
adalah penerapan:
8.1.1. Konsep The Friends of the Library/Partners
(Mitra atau Sahabat Perpustakaan) Sahabat Perpustakaan Provinsi Riau (SPPR) adalah organisasi
nonprofit yang memperoleh sebagian besar dananya dari beragam usaha
yang sah dan legal, menggalang pengumpulan dana melalui keanggotaan
dan kegiatan khusus masyarakat. SPPR terdiri dari anggota masyarakat
yang sangat peduli terhadap pengembangan perpustakaan, yang secara
146 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
sukarela memanfaatkan semua karya dan karsanya, enerji dan
pengalamannya, wewenang dan kemampuannya untuk memperkuat dan
mengembangkan perpustakaan serta advokasi layanan perpustakaan.
SPPR akan mempromosikan, mendorong dan melaksanakan
kegiatan perpustakaan setempat melalui kegiatan-kegiatan yang
mencakup pengumpulan dana, menggalang dukungan untuk
perpustakaan, mensponsori kegiatan khusus perpustakaan, misalnya
kegiatan untuk remaja dan anak-anak, sebagai tenaga sukarela jika
diperlukan dan mengusahakan perpustakaan terdepan dalam aktifitas
masyarakat. Semua ini tentu saja harus dilandasi keinginan untuk
meningkatkan layanan Perpustakaan Provinsi Riau.
Idealnya pembentukan SPPR diprakarsai dan dilaksanakan secara
bersama antara komponen masyarakat dan pihak perpustakaan. Tentu
saja dalam pembentukan organisasinya tetap harus mengikuti kaidah-
kaidah yang berlaku sesuai peraturan pemerintah mengenai pembentukan
organisasi.
8.1.2. Pengoptimalan Pemanfaatan Teknologi Mutakhir
Salah satu bentuk usaha pengoptimalan pemanfaatan kemajuan
teknologi dalam rangka memberi layanan prima kepada masyarakat
adalah dengan menyediakan layanan perpustakaan digital. Perpustakaan
digital dalam pengertian dasar adalah suatu perpustakaan yang
menyediakan layanan beragam informasi dalam bentuk digital secara full.
Definisi lengkap mengenai perpustakaan digital dijelaskan dalam tinjauan
literatur.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 147
8.1.3. Perpustakaan Digital
Dalam konsep pengembangan sistem layanan berbasis
perpustakaan digital di Provinsi Riau ini mencakup unsur hubungan
dengan instansi lain, misalnya hubungan dengan instansi seperti :
perpustakaan di kabupaten/kota, perpustakaan perguruan tinggi dalam
provinsi baik negeri (UNRI, UIN) maupun swasta serta unit pusat
informasi instansi daerah atau swasta, dengan Perpustakaan Nasional RI
atau lembaga inpormasi lain di Indonesia dan di luar negeri. Untuk itu
sistem perpustakaan perlu didukung elemen dasar (basic elements)
berupa koleksi lengkap dan bermutu, SDM yang handal, infrastruktur
yang mendukung, manajemen modern, SOP sebagai panduan kerja
sehingga menghasil mutu layanan yang standar, anggaran yang cukup dan
didapatkan secara rutin dari berbagai sumber. Sistem perpustakaan selain
memberikan layanan khusus langsung kepada pengguna, perlu
didukung oleh sistem layanan umum (common services) di dalam
pengelolaan perpustakaan yaitu berupa: sistem jaringan, database, sistem
keamanan data, pelatihan.
Berikut salah satu contoh model layanan perpustakaan digital yang
disarankan untuk Perpustakaan Riau:
148 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Gambar 8. 1. Model Layanan Perpustakaan Digital
Beragam koleksi perpustakaan dapat disajikan sebagai koleksi
perpustakaan digital. Jenis koleksi yang disajikan terutama adalah
dokumen yang khas hanya dimiliki oleh perpustakaan yang bersangkutan,
ditambah dengan koleksi yang kiranya akan sering dimanfaatkan oleh
masyarakat. Sedangkan jenis koleksi lain misalnya buku-buku umum,
tidak perlu menjadi prioritas penayangan secara digital fulltext. Beberapa
contoh dokumen yang potensial dilayankan secara digital fulltext melalui
sistem perpustakaan digital adalah: Laporan penelitian, Artikel jurnal,
Disertasi, Tesis, dan skripsi mahasiswa, Koleksi khusus (Misal: koleksi
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 149
Melayu, koleksi deposit daerah, monografi daerah, perda, MoU, rekaman
budaya daerah dan sebagainya).
Dalam mengkaji rencana pengembangan perpustakaan digital,
perancang perlu memperhatikan berbagai aspek pendukung dan yang
berkaitan dengan rencana pengembangan perpustakaan digital. Diagram
berikut menggambar aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan
perpustakaan yang perlu dikaji sebelum membangun sistem perpustakaan
digital.
Pada gambar diatas dapat dilihat Vertical Services yang
merupakan ujung tombak layanan perpustakaan digital. Layanan ini
antara lain mencakup OPAC (Online Public Access Catalog), Sirkulasi,
ILL (Inter Library Loan), CAS (Current Awareness Service), Layanan
perpustakaan keliling, peminjaman koleksti Bulk-loan), pameran, story
telling, dan berbagai jenis layanan konvensional lainnya, Upload
dokumen digital ke server, Download dokumen digital dari server, Link
ke situs lain yang memuat informasi berkaitan dan berbagai ragam
layanan yang mungkin diberikan kepada pengguna.
8.1.4. Peranan Pengguna dalam perpustakaan digital
Dalam sistem perpustakaan modern peran pengguna lebih besar
dari peran pengguna pada sistem perpustakaan konvensional. Hal ini
karena pengguna pada sistem layanan perpustakaan modern dapat pula
berperan sebagai produsen informasi sekaligus sebagai pengelola
informasi, khususnya informasi digital. Sebagai pengguna, setiap orang
yang mengakses dan memanfaatkan perpustakaan dapat memperoleh
informasi yang diinginkan dan telah tersedia pada server perpustakaan.
Sebagai produsen, setiap orang yang memanfaatkan sistem layanan
150 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
perpustakaan sesungguhnya dalam batas dan syarat tertentu, dapat
mengupload (mengirim) dan mengshare informasi digitalnya melalui
server perpustakan. Setiap orang yang mengupload informasi digital ke
server, perlu memberi keterangan sebagai kelengkapan informasi yang
dikirim biasanya berupa keterangan metadata yang akan memudahkan
pencari informasi mendapatkan informasi sesuai kebutuhan mereka.
Dengan demikian sesungguhnya pengirim informasi ke server berperan
pula sebagai pengelola informasi. Setiap anggota masyarakat Provinsi
Riau secara umum atau jika memenuhi syarat-syarat tertentu, dapat meng-
share informasi yang dimiliki yang kiranya akan bermanfaat kepada
masyarakat umum.
Pada umumnya pengguna sistem perpustakaan modern dan
terpadu dapat berkomunikasi interaktif dengan pengelola sistem. Dalam
hal ini pengelola sistem, termasuk pustakawan yang mengelola konten
dapat berkomunikasi interaktif dengan setiap pengguna melalui fasilitas
komunikasi interaktif yang disediakan pada situs perpustakaan. Beragam
fasilitas layanan dan fasilitas komunikasi interaktif yang biasanya
disediakan pada sistem layanan perpustakaan.
Media atau saluran yang digunakan oleh masyarakat dan
pustakawan dalam berkomunikasi antara lain: e-mail, milis, fax, telpon,
surat, kontak langsung dsb.
Komunikasi dan diskusi antar masyarakat menghasilkan kumpulan
informasi ilmu pengetahuan (unstructured knowledge). Pustakawan yang
juga terlibat sebagai pengumpan akhirnya membentuk kumpulan ilmu
pengetahuan yang kemudian menjadi structured knowledge. Selain itu
keterlibatan pustakawan dalam interaksi antar pengguna, membuat
pustakawan mengetahui secara tepat kebutuhan informasi masyarakat.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 151
Berikut adalah diagram alur terciptanya ilmu pengetahuan
terstruktur dari kumpulan ilmu pengetahuan tidak terstruktur melalui
komunikasi atau collaborative works yang tercipta dengan memanfaatkan
fasilitas perpustakaan, termasuk dengan memanfaatkan informasi dari
sumber-sumber lain di internet. Perpustakaan berfungsi untuk
menghimpun kumpulan ilmu pengetahuan terstruktur itu untuk
pemanfaatan dimasa datang (Wicaksono, 2005).
Masyarakat Melayu di Provinsi Riau dapat berperan aktif dalam
berkontribusi menghasilkan dokumen digital, khususnya mengenai
budaya Melayu.
Gambar 8.2. Diagram Alur Terciptanya Ilmu Pengetahuan Terstruktur
152 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
8.2. Pengembangan Sistem Layanan Terpadu Dengan Perpustakaan dan Pusat-Pusat Informasi di Provinsi Riau
Pengembangan sistem layanan terpadu dengan perpustakaan dan
pusat-pusat informasi di Provinsi Riau di tingkat nasional perlu dijalin
dengan baik untuk menjamin bahwa pengguna Perpustakaan Provinsi
Riau selalu dapat mengakes semua informasi yang dibutuhkan.
Kerjasama dan hubungan kerja dan layanan dengan berbagai
perpustakaan perlu antara lain dengan:
- Perpustakaan Nasional
- Perpustakaan kabupa- ten /kota
- Perpustakaan perguru- an tinggi di Provinsi Riau (UNRI, UIN, dsb)
- Perpustakaan instansi pemerintah di Provinsi Riau
- Perpustakaan khusus (LSM, instansi swasta dsb)
- Perpustakaan sekolah
- Perpustakaan komunitas
8.2.1. One-stop Services
Dengan kerja sama sejumlah perpustakaan seperti diatas akan
tercipta layanan yang disebut one stop services. Yang dimaksud dengan
layanan One-stop Services adalah jika seorang pengguna mencari suatu
informasi pengguna cukup mendatangi satu perpustakaan. Dari
Gambar 8.3. Contoh Bentuk Kerjasama Perpustakaan dengan Instansi Lain
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 153
perpustakaan yang didatanginya itu, pengguna dapat mengetahui dan
mendapatkan informasi yang dicarinya, meskipun sesungguhnya
informasi itu sendiri tidak terdapat pada perpustakaan yang didatangi.
Tentu saja hal dapat terjadi jika semua perpustakaan yang terlibat dalam
kerjasama layanan ini sudah mempersiapkan diri dengan baik dalam hal
fasilitas infrastruktur komunikasi, penyiapan konten dan metadatanya,
sistem dan aturan yang kondusif.
154 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
DAFTAR PUSTAKA
Ardoni. Teknologi Informasi: Kesiapan Pustakawan Memanfaatkannya. —dalam Dinamika Informasi dalam Era Global, 1998. p.163-172.
Barnes, Susan J (Editor). Becoming a digital library. New York : Marcel
Dekker, 2004.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.—Riau dalam angka 2006. Pekanbaru : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau kerjasama dengan Bappeda Provinsi Riau, 2006.
Black, Kirsten. Project management for library and information service
professionals. The Aslib Know How Series. London: Aslib, 1996.
Brodart Library supplies and furnishings for libraries, for booksellers, for home. 2004.
Chapman, Liz. Managing acquisition in library and information services.—
London : Facet Publishing, 2004. Clyde, Laurel A. Weblogs and libraries. Oxford: Chandos Publishing, 2004.
Creth, Sheila D. . The Electronic library: sluching toward the future or creating
a new information environment. London: Cavendish Cenference Centre, 30 Sept.1996. melalui: http://www.ukoln.ac.uk/services/papers/follett/creth/paper.html
Deegan, Marilyn dan Tanner, Simon. Digital futures: strategies for the
information age. London: Library Association Publishing, 2002.
De Saez, Eileen Elliott. Marketing concepts for libraries and information services. Second edition. London: Facet Publishing, 2002.
Durisin, Patricia. (editor). Information literacy programs: success and
challenges. Binghamton, NY: The Haworth Information Press, 2002.
Dwiyanto, Arif Rifai. Peningkatan Manfaat Koleksi perpustakaan Melalui Perpustakaan Digital.—makalah Seminar Nasional Perpustakaan Digital dan Bedah Software Sipisis.—Bogor : Perpustakaan IPB, 2004.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 155
Eisenberg, Michael B; Lowe, Carrie A. and Spitzer, Kathleen L. Information litaracy: essential skills for the infromation age. Second edition. Westport, Connecticut: Libraries Unlimited, 2004.
Gaylord 100 Best buys for the year.—New York : Gaylord Bros, 2000.
Garjito. Kebijakan pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi informasi (TI).
Visi Pustaka, Vo. 7 No. 2, Desember 2005: 1-8.
Greenstein, Daniel. Digital libraries and their challenges. Library Trend, 2000, Vol. 49 No. 2: 290-303.
Hadi, Sungkono. Peran dan tanggungjawab profesional pustakawan sebagai
pengelola sumber informasi. Jurnal Pustakawan Indonesia. Desember 2005, 5 (2): 11-20.
Intner, Sheila S.; Tseng, Sally C and Larsgaard, Mary Lynette. (Editors).
Electronic cataloging: AACR2 and metadata for serials and monographs. Binghamton, NY: The Haworth Information Press, 2003.
Koswara, Engkos (editor). Dinamika Informasi dalam Era Global.—Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1998. 354p. Kusumaningrum, Indrati. Keberhasilan Penerapan Automasi Perpustakaan
sebagai suatu Inovasi di Perguruan Tinggi.—dalam Forum Pendidikan, No.02, THN XXIII, 1998, p.117-139.
Marimin, Tanjung, Hendri dan Prabowo, Haryo. Sistem informasi manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo, 2006.
Martin, William J. The global information society. Aldershot, England: Aslib-Grower, 1995.
Matthews, Joseph R. Strategic planning and management for library managers.
Westport, Connecticut: Libraries Unlimited, 2005.
Mustafa, B.; Sujana, Janti G. Dan Toha, Yuyu Yulia. Dinamika perpustakaan IPB menuju universitas riset. Bogor: IPB Press, 2004.
Myburgh, Sue. The New information professional: how to thrive in the
infomation age doing what you love. Oxford: Chendos Publishing, 2005.
Nicholas, David. Assessing information needs: tools, techniques and concepts for the internet ages.—2nd ed.—London : ASLIB., 2000. 163 p.
156 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Nugroho, L.E. Pengaksesan Data Perpustakaan Secara Interaktif.—Makalah Seminar Aplikasi Komputer dalam Sistem Informasi Perpustakaan.—Yogjakarta : UGM, 2 Maret 1992.
Paepcke, A. Et.al. Using distributed objects for digital library interoperability.
Computer, Vol. 29 No. 5: 61-68.
Pendit, Putu Laxman dkk.Perpustakaan digital: persfektif perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia, 2005.
Pressman, Roger S. Software Engineering: A Practitioner Approach. Fourth
Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. New York. 1997.
Prytherch, Ray. (Editor). Gower handbook of library and information management. Aldershot, England: Gower Publishing, 1998.
Rohanda. Peluang untuk bermitra (partnership) antar lembaga perpustakaan
dengan lembaga laba: sebuah harapan dan pemikiran. Visi Pustaka. Juni 2005, 7 (1): 20-34.
Rouf, A. Studi Kelayakan Automasi Perpustakaan.—Yogjakarta : UPT.
Perpustakaan UGM, 1992.
Scott, George M. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen.—Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997. 625p.
Setiawan, Hadisiswoyo. Buku sebagai jembatan menuju abad XXI.— 2005.
melalui: http://www.iapkkt.org dan http://www.mail- achive.com/[email protected]
Sulistyo-Basuki. Penyatuan atau pemisahan perpustakaan pada tingkaat
provinsi, kabupaten dan kota dengan berbagai konsekwensinya. Visi Pustaka, Juni, 2004, 6 (1): 1-8.
Sujana, Janti G. Bersama Perpustakaan Nasional RI meningkatkan citra bangsa
Indonesia. Visi Pustaka, Juni 2005, 7(1):46-52.
Sutarno NS. Perpustakaan dan masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Sutarno NS. Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktik.. Jakarta :
Samitra Media Utama, 2004.
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 157
Tedd, Lucy A. dan Large, Andrew. Digital libraries: principal and practices in a global environment. Munchen : K.G. Saur, 2005.
Toha, Yuyu Yulia dan Abdul Rahman saleh. Peranan Standard Operation
Procedure dalam rangka penataan manajemen perpustakaan dan produktivitas kerja di perpustakaan. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol. 5 No. 2, Desember 2005: 43-47.
Tri Warningsih dan Prihanto, Igif G. (Editor). Aplikasi teknologi informasi di
pusdokinfo dalam menghadapi abad 21. Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, 1998.
Unesco. A Curriculum for an information society: educating and training
information professionals in the Asia-Pacific Region. Bangkok: UNESCO, 1998.
Wicaksono, Hendro. Membangun sistem manajemen pengetahuan untuk
pemakai perpustakaan berbasis intranet menggunakan perangkat lunak Open Source. Visi Pustaka, Vo. 7 No. 2, Desember 2005: 18-24.
Widodo, P. Aspek Perangkat Keras dalam Komputerisasi Sistem Informasi
Perpustakaan.—Makalah Seminar Aplikasi Komputer dalam Sistem Informasi Perpustakaan.—Yogjakarta : UGM, 2 Maret 1992.
Witten, Ian dan Bainbridge. Building a digital library. Amsterdam: Morga
158 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
LAMPIRAN
Dalam rangka pengembangan Perpustakaan Provinsi Riau secara
berkesinambungan perlu dibuat pentahapan pengembangan sistem
perpustakaan sebagai berikut:
Tahun 2007
• Pembangunan gedung
• Penataan ruang
• Pengadaan dan penataan mebeler
• Pengadaan bahan pustaka (termasuk koleksi Melayu)
• Penataan sistem layanan
• Pengadaan hardware
• Pengadaan software
• Penataan sistem jaringan
• Pengembangan SDM (magang, studi banding, diklat teknis dan
fungsional, pendidikan formal, rekrut tenaga baru)
• Pembuatan SOP
• Penataan ulang sistem organisasi
• Operasional (pengolahan bahan pustaka, input data ke
komputer)
Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006 ……………… 159
Tahun 2008
• Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan software (lanjutan)
• Pengembangan SDM (lanjutan)
• Pengembangan sistem layanan
• Pengembangan perpustakaan digital
• Operasional (pengolahan, input data, konversi data digital,
metadata)
• Promosi dan sosialisasi (kepada pengguna dan pengambil
kebijakan)
• Pembinaan perpustakaan di Provinsi Riau
Tahun 2009
• Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan sistem kerjasama layanan
• Lanjutan pengembangan perpustakaan digital
• Promosi dan sosialisasi (kepada masayarakat pengguna dan
pengambil kebijakan)
160 ………… … Grand Desain Perpustakaan Provinsi Riau 2006
Tahun 2010
• Pengembangan bahan pustaka
• Pengembangan perpustakaan digital
• Operasional (konversi data digital, metadata)
• Promosi dan sosialisasi (kepada pengguna dan pengambil
kebijakan).