21
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kelestarian hutan dalam rangka mendukung keberlangsungan kehidupan masyarakat diperlukan peran serta masyarakat dalam perlindungan hutan; b. c. d. bahwa peran serta masyarakat di Sumatera Barat dalam memelihara hutan dengan mengutamakan kearifan lokal dan hukum adat belum terlaksana secara optimal; bahwa dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap peran serta masyarakat dalam perlindungan hutan, perlu adanya peraturan mengenai peran serta masyarakat; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra

GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

NOMOR 11 TAHUN 2015

TENTANG

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kelestarian hutan dalam

rangka mendukung keberlangsungan kehidupan

masyarakat diperlukan peran serta masyarakat dalam

perlindungan hutan;

b.

c.

d.

bahwa peran serta masyarakat di Sumatera Barat dalam

memelihara hutan dengan mengutamakan kearifan lokal

dan hukum adat belum terlaksana secara optimal;

bahwa dalam rangka memberikan kepastian dan

perlindungan hukum terhadap peran serta masyarakat

dalam perlindungan hutan, perlu adanya peraturan

mengenai peran serta masyarakat;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Peran Serta

Masyarakat dalam Perlindungan Hutan;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang

Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun

1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra

Page 2: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 2 -

Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1646);

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Page 3: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 3 -

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang

Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4453), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan

Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5056);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Rencana Pengelolaan Hutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6

Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya

(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008

Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera

Barat Nomor 6);

11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14

Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera

Barat Tahun 2012 Nomor 14, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 80);

12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 8

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 8,

Page 4: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 4 -

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat

Nomor 99);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI SUMATERA BARAT

dan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERAN SERTA

MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten /Kota dalam

wilayah Provinsi Sumatera Barat.

4. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sumatera Barat.

5. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kehutanan.

6. Nagari atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Nagari,

adalah Nagari, desa atau sebutan nama lain di Provinsi Sumatera Barat.

7. Pemerintah Nagari adalah pemerintah Nagari dan desa atau yang disebut

dengan nama lain di Provinsi Sumatera Barat.

8. Peran Serta Masyarakat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat dalam berbagai aspek dan tahapan baik yang berdampak

langsung maupun tidak langsung terhadap Perlindungan Hutan.

9. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya memberdayakan masyarakat yang

dilakukan dalam rangka meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam

Page 5: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 5 -

Perlindungan Hutan.

10. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi

Kerusakan Hutan, Kawasan Hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh

perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya alam, hama dan penyakit,

serta mempertahankan dan menjaga hak negara, masyarakat dan

perorangan atas hutan, Kawasan Hutan, hasil hutan, investasi serta

perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

11. Perusakan Hutan adalah proses, cara, atau perbuatan merusak hutan

melalui kegiatan pembalakan liar, penggunaan Kawasan Hutan tanpa izin

atau penggunaan izin yang bertentangan dengan maksud dan tujuan

pemberian izin di dalam Kawasan Hutan yang telah ditetapkan, yang telah

ditunjuk, ataupun yang sedang diproses penetapannya oleh Pemerintah.

12. Kerusakan Hutan adalah perubahan langsung dan atau tidak langsung

terhadap kondisi hutan yang mengakibatkan hutan tidak dapat memenuhi

fungsinya.

13. Pencegahan Kerusakan Hutan adalah berbagai kegiatan masyarakat yang

berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap Perlindungan

Hutan.

14. Pembatasan Kerusakan Hutan adalah berbagai kegiatan masyarakat yang

dimaksudkan untuk mengurangi Kerusakan Hutan baik diakibatkan oleh

perbuatan manusia maupun oleh peristiwa alam.

15. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumber daya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam

persekutuan dengan lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat

dipisahkan.

16. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

17. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak

atas tanah.

18. Hutan Adat adalah hutan yang berada dalam wilayah masyarakat Hukum

Adat.

19. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas

tanah.

20. Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan, baik yang tertulis

Page 6: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 6 -

maupun tidak tertulis, yang hidup dan berlaku untuk mengatur kehidupan

Masyarakat Hukum Adat, dan atas pelanggarannya dikenakan sanksi adat.

21. Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang, Lembaga Adat, lembaga

masyarakat, dan masyarakat Hukum Adat.

22. Masyarakat Hukum Adat adalah masyarakat yang secara turun temurun

bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul

leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan wilayah, serta adanya sistem

nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum.

23. Kearifan Lokal adalah nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan

masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola hutan secara

lestari.

24. Lembaga Adat adalah perangkat organisasi yang tumbuh dan berkembang

secara turun temurun bersamaan dengan sejarah suatu Masyarakat Hukum

Adat yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat sesuai dengan Hukum

Adat.

25. Lembaga Masyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat

Hukum Adat di Nagari sebagai wadah untuk berperan serta dalam

Perlindungan Hutan.

26. Wilayah Adat adalah wilyah kehidupan suatu kesatuan masyarakat Hukum

Adat.

27. Tanah Ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari

suatu Masyarakat Hukum Adat.

28. Perlindungan Hutan Berbasis Nagari adalah kegiatan perlindungan hutan

yang melibatkan peran serta masyarakat melalui suatu lembaga di nagari

setempat .

29. Lembaga Masyarakat Perlindungan Hutan Berbasis Nagari yang selanjutnya

disingkat dengan LMPHBN adalah lembaga masyarakat Nagari yang peduli

dalam Perlindungan Hutan baik secara langsung maupun tidak langsung.

30. Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan, dan melakukan usaha yang bergerak di bidang kehutanan.

31. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang

bergerak dibidang kehutanan atau dibidang lingkungan hidup.

32. Lembaga Penelitian adalah Lembaga Penelitian yang bergerak dibidang

kehutanan atau dibidang lingkungan hidup.

Page 7: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 7 -

33. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi.

Pasal 2

Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan diselenggarakan

berdasarkan asas:

a. pengakuan;

b. keadilan;

c. kepastian hukum;

d. partisipatif;

e. akuntabilitas;

f. keberagaman;

g. keterbukaan; dan

h. keberlanjutan.

Pasal 3

Pengaturan tentang Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan

bertujuan untuk:

a. mewujudkan hutan negara, hutan adat dan hutan hak yang lestari, sehingga

mampu mendukung kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya;

b. memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat yang berperan serta

dalam Perlindungan Hutan berdasarkan Kearifan Lokal dan/atau Hukum

Adat setempat;

c. memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah Daerah untuk mendorong

dan memfasilitasi Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan.

Pasal 4

(1) Perlindungan Hutan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan hutan

(2) Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

pada :

a. Kawasan Hutan Negara sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah;

b. Hutan Adat; dan/atau

c. Hutan Hak.

(3) Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah dengan melibatkan Peran Serta Masyarakat.

Page 8: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 8 -

Pasal 5

Ruang lingkup pengaturan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) meliputi :

a. Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Kerusakan Hutan;

b. Peran Serta Masyarakat dalam Pembatasan Kerusakan Hutan;

c. Pemberdayaan Masyarakat; dan

d. Pembinaan dan pengawasan.

BAB II

PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

(1) Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan terdiri atas :

a. Pencegahan Kerusakan Hutan; dan

b. Pembatasan Kerusakan Hutan.

(2) Selain peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat juga

dapat berperan serta dalam Perlindungan Hutan dengan melakukan kegiatan

sesuai dengan Kearifan Lokal dan/atau Hukum Adat setempat yang

berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap Perlindungan Hutan.

(3) Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan oleh :

a. orang seorang;

b. kelompok orang;

c. Lembaga Adat;

d. LMPHBN;

e. masyarakat Hukum Adat; dan/atau

f. Badan Usaha.

Pasal 7

Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan,

Kearifan Lokal dan Hukum Adat setempat.

Page 9: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 9 -

Pasal 8

(1) Pengaturan pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) pada nagari dapat diatur

dalam peraturan Nagari.

(2) Peraturan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memuat

ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan kearifan lokal masyarakat dalam

perlindungan hutan, dan pemberian penghargaan kepada masyarakat.

Bagian Kedua

Pencegahan Kerusakan Hutan

Pasal 9

(1) Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Kerusakan Hutan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:

a. membantu sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundang-undangan di

bidang Perlindungan Hutan;

b. membantu identifikasi dan inventarisasi permasalahan yang mengancam

kelestarian hutan;

c. membantu mengembangkan usaha produktif masyarakat sekitar hutan

untuk mengurangi tekanan terhadap fungsi hutan;

d. memberikan masukan terhadap penyusunan rencana program dan

kegiatan Perlindungan Hutan;

e. menerapkan Kearifan Lokal dan/atau Hukum Adat setempat dalam

Perlindungan Hutan;

f. meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk berperan serta

dalam Perlindungan Hutan;

g. melakukan kerjasama dengan Badan Usaha dan/atau perorangan dalam

Perlindungan Hutan; dan/atau

h. memantau aktivitas Badan Usaha dan/atau perorangan di dalam Hutan.

(2) Selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peran Serta Masyarakat

dapat dilakukan dengan membantu berbagai kegiatan Pemerintah Daerah

dalam Perlindungan Hutan.

Pasal 10

Peran Serta Masyarakat dalam membantu sosialisasi dan penyuluhan peraturan

perundang-undangan, identifikasi dan inventarisasi permasalahan yang

mengancam kelestarian hutan, dan membantu mengembangkan usaha

Page 10: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 10 -

produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, huruf b dan huruf c

dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1) Peran Serta Masyarakat dalam memberikan masukan terhadap penyusunan

rencana program dan kegiatan Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 huruf d, disampaikan secara :

a. langsung dalam forum perencanaan; dan/atau

b. tidak langsung dalam bentuk tertulis kepada Lembaga Adat, Lembaga

Masyarakat dan/atau Wali Nagari.

(2) Masukan masyarakat dalam bentuk tertulis sebagaimana dimaksud pada

huruf b disampaikan oleh Lembaga Adat, Lembaga Masyarakat dan/atau

Wali Nagari kepada Pemerintah Daerah.

Pasal 12

Peran Serta Masyarakat dalam menerapkan Kearifan Lokal dan/atau Hukum

Adat setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e dilakukan dengan

memperhatikan prinsip kelestarian hutan.

Pasal 13

Peran Serta Masyarakat dalam meningkatkan kemampuan anggota masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf f dilakukan dalam bentuk

partisipasi aktif peningkatan kemampuan teknis dan kemampuan manajerial

dalam Perlindungan Hutan, yang meliputi:

a. pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan;

b. pencegahan gangguan Kerusakan Hutan;

c. manajemen organisasi; dan

d. administrasi dan keuangan.

Pasal 14

Peran Serta Masyarakat dalam melakukan kerjasama dengan Badan Usaha

dan/atau perorangan dalam Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 huruf g dilakukan menurut kesepakatan antara Nagari yang

bersangkutan dengan Badan Usaha dan/atau perorangan sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip kelestarian hutan.

Pasal 15

Peran Serta Masyarakat dalam memantau aktifitas Badan Usaha dan/atau

Page 11: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 11 -

perorangan di dalam hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf h

dilakukan dalam bentuk mengidentifikasi, menginventarisasi, dan/atau

mendokumentasikan aktifitas.

Bagian Ketiga

Pembatasan Kerusakan Hutan

Pasal 16

Peran Serta Masyarakat dalam Pembatasan Kerusakan Hutan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara :

a. melaporkan terjadinya Perusakan dan Kerusakan Hutan kepada Dinas atau

pihak berwenang baik yang ditimbulkan oleh manusia maupun peristiwa

alam;

b. mengambil tindakan pertama yang diperlukan untuk membatasi Perusakan

dan Kerusakan Hutan baik karena perbuatan manusia maupun karena

peristiwa alam;

c. memberikan sanksi terhadap perbuatan yang merusak fungsi hutan sesuai

Hukum Adat; dan/atau

d. melindungi pelapor tindakan Perusakan hutan.

Pasal 17

(1) Peran Serta Masyarakat dalam melaporkan terjadinya Perusakan dan

Kerusakan Hutan kepada Dinas atau pihak berwenang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 huruf a dilakukan oleh masyarakat yang

mengetahui adanya kejadian yang merusak hutan, baik karena perbuatan

manusia maupun oleh peristiwa alam.

(2) Untuk penerimaan laporan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Dinas menunjuk pejabat yang menangani bidang Perlindungan

Hutan.

Pasal 18

(1) Laporan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) , dapat

disampaikan secara :

a. langsung; dan/atau

b. tidak langsung.

(2) Laporan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

disampaikan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Dinas.

(3) Laporan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

Page 12: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 12 -

dapat dilakukan melalui :

a. kotak pengaduan;

b. kotak pos;

c. telepon pengaduan;

d. layanan pesan singkat; dan/atau

e. media elektonik.

(4) Laporan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:

a. nama dan alamat lengkap pelapor;

b. tempat dan waktu kejadian; dan

c. uraian terjadinya Perusakan dan Kerusakan Hutan.

Pasal 19

Dinas setelah menerima laporan dari masyarakat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18, melakukan tindakan penanggulangan Perusakan dan Kerusakan

Hutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 20

(1) Peran Serta Masyarakat dalam mengambil tindakan pertama yang diperlukan

untuk membatasi Perusakan dan Kerusakan Hutan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 huruf b dilaksanakan sesuai dengan Kearifan Lokal dan/atau

Hukum Adat setempat.

(2) Tindakan pertama untuk membatasi Perusakan hutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. mengidentifikasi pelaku;

b. mengidentifikasi lokasi; dan/atau

c. mengidentifikasi kegiatan Perusakan Hutan.

(3) Tindakan pertama untuk membatasi Kerusakan Hutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. mengidentifikasi lokasi;

b. mengidentifikasi penyebab;dan/atau

c. mengisolasi Kerusakan Hutan.

Pasal 21

Peran Serta Masyarakat dalam memberikan sanksi terhadap perbuatan yang

merusak fungsi hutan sesuai Hukum Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 huruf c dilakukan oleh Nagari berpedoman kepada Hukum Adat setempat

Page 13: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 13 -

dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 22

(1) Peran Serta Masyarakat dalam melindungi pelapor tindakan Perusakan

Hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d dilakukan dalam

bentuk melindungi pelapor tindakan Perusakan hutan dari berbagai ancaman

yang dapat membahayakan dirinya.

(2) Perlindungan pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan

dalam bentuk :

a. merahasiakan identitas pelapor;

b. melindungi pelapor dari ancaman fisik; dan/atau

c. melindungi pelapor dari ancaman psikis.

(3) Dalam hal masyarakat tidak bisa melindungi pelapor sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), maka Dinas memfasilitasi perlindungan terhadap pelapor

berkoordinasi dengan pihak berwenang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Keempat

Perlindungan Hutan Berbasis Nagari

Pasal 23

(1) Dalam rangka mendorong pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam

Perlindungan Hutan, Pemerintah Daerah melaksanakan Perlindungan Hutan

berbasis Nagari.

(2) Perlindungan Hutan berbasis Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan membentuk LMPHBN yang menjadi mitra Pemerintah

Daerah dalam penyelenggaraan Perlindungan Hutan.

(3) Pembentukan LMPHBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

melalui musyawarah yang melibatkan unsur pemerintahan Nagari, tokoh

adat dan tokoh masyarakat.

(4) LMPHBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan

Wali Nagari.

(5) Keputusan Wali Nagari sebagaimana dimaksud ayat (4) disampaikan kepada :

a. Gubernur melalui Dinas; dan

b. Bupati/Walikota.

Page 14: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 14 -

Pasal 24

(1) Dinas dapat melakukan fasilitasi pembentukan LMPHBN.

(2) Fasilitasi pembentukan LMPHBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas :

a. identifikasi dan inventarisasi;

b. sosialisasi;

c. fasilitasi pertemuan; dan/atau

d. koordinasi.

Pasal 25

(1) LMPHBN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) melaksanakan

tugas dan fungsi yang meliputi :

a. melakukan tindakan pencegahan terhadap aktifitas masyarakat yang

merusak hutan;

b. melakukan tindakan Pembatasan terhadap Kerusakan Hutan;

c. memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang Hutan dan

Kehutanan; dan

d. melakukan koordinasi dengan Polisi Kehutanan dan/atau Dinas.

(2) LMPHBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat laporan kepada

Wali Nagari.

(3) Laporan LMPHBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh

Wali Nagari kepada :

a. Gubernur melalui Dinas; dan

b. Bupati/Walikota.

Pasal 26

Ketentuan lebih lanjut mengenai LMPHBN diatur dengan Peraturan Gubernur.

BAB III

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 27

(1) Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka meningkatkan dan mendorong

Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan dilakukan pada

masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar hutan.

(2) Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh Pemerintah Daerah.

Page 15: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 15 -

(3) Selain oleh Pemerintah Daerah, Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh :

a. Pemerintah Kabupaten/Kota;

b. Pemerintah Nagari;

c. Badan Usaha;

d. Lembaga Swadaya Masyarakat;

e. Lembaga Penelitian; dan/atau

f. Perguruan Tinggi.

Pasal 28

Pemberdayaan Masyarakat oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (2) dilakukan melalui kegiatan :

a. fasilitasi pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari sesuai dengan

fungsinya dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

b. fasilitasi informasi kepada masyarakat terkait dengan berbagai jenis usaha

pemanfaatan Kawasan Hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan

hasil hutan dan pemungutan hasil hutan yang dapat dilakukan masyarakat;

c. fasilitasi permodalan usaha dalam mendukung perekonomian masyarakat;

d. fasilitasi pemasaran produk usaha masyarakat di bidang kehutanan;

e. fasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

manajerial;

f. penguatan Lembaga Adat dan LMPHBN; dan/atau

g. pemberian insentif.

Pasal 29

(1) Fasilitasi pemanfaatan sumber daya hutan secara lestari sesuai dengan

fungsinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a dalam bentuk :

a. pemanfaatan kawasan;

b. pemanfaatan jasa lingkungan;

c. pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan/atau

d. pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

(2) Pelaksanaan fasilitasi pemanfaatan sumber daya hutan secara lestari

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan perundang-

undangan.

Pasal 30

Fasilitasi informasi kepada masyarakat terkait dengan berbagai jenis usaha

pemanfaatan Kawasan Hutan yang dapat dilakukan masyarakat sebagaimana

Page 16: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 16 -

dimaksud dalam Pasal 28 huruf b dilakukan melalui media komunikasi yang

terdiri atas :

a. media cetak;

b. media elektronik; dan/atau

c. media lainnya.

Pasal 31

Fasilitasi permodalan usaha dalam mendukung perekonomian masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c dapat dilakukan melalui :

a. penyediaan bantuan bibit; dan/atau

b. pendampingan masyarakat untuk mendapatkan kredit modal usaha.

Pasal 32

Fasilitasi pemasaran produk usaha masyarakat di bidang kehutanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf d dilakukan dalam bentuk :

a. promosi produk usaha masyarakat; dan/atau

b. pengembangan jaringan pemasaran.

Pasal 33

Fasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan manajerial

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf e dilakukan melalui :

a. pendampingan;

b penyuluhan; dan

c. pelatihan.

Pasal 34

Penguatan Lembaga Adat dan LMPBHN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

huruf f dilakukan dalam bentuk :

a. penyediaan bantuan sarana prasarana Perlindungan Hutan;

b. pelatihan kemampuan teknis Perlindungan Hutan;

c. pelatihan kemampuan manajerial; dan/atau

d. penyediaan bantuan biaya operasional.

Pasal 35

(1) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf g dilakukan

dalam bentuk :

a. honorarium; dan/atau

b. penghargaan.

Page 17: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 17 -

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai

kemampuan keuangan daerah.

(3) Ketentuan mengenai pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 36

Pemberdayaan Masyarakat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf a dilakukan melalui:

a. fasilitasi permodalan usaha dalam mendukung perekonomian masyarakat;

b. fasilitasi pemasaran produk usaha masyarakat di bidang kehutanan;

c. fasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

manajerial;

d. penguatan Lembaga Adat dan LMPHBN; dan/atau

e. pemberian insentif.

Pasal 37

Pemberdayaan Masyarakat oleh pemerintah Nagari sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (3) huruf b dilakukan melalui :

a. pembentukan LMPHBN; dan

b. memberikan bantuan fasilitas kepada masyarakat dalam pencegahan dan

Pembatasan Kerusakan Hutan.

Pasal 38

Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 27 ayat (3) huruf c dilakukan melalui kegiatan :

a. membangun kemitraan dengan masyarakat;

b. memberikan fasilitasi dan bimbingan teknis;

c. memfasilitasi penyusunan rencana kerja;

d. memfasilitasi kegiatan Pencegahan Kerusakan Hutan dan Pembatasan

Kerusakan Hutan; dan/atau

e. melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Renposibility) di bidang Perlindungan Hutan.

Pasal 39

Pemberdayaan Masyarakat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf d dilakukan melalui pendampingan :

a. kegiatan Pencegahan Kerusakan Hutan dan Pembatasan Kerusakan Hutan;

b. kegiatan penguatan Lembaga Adat dan/atau LMPHBN;

Page 18: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 18 -

c. kegiatan penguatan pemerintah Nagari; dan/atau

d. pengawasan terhadap kegiatan Pencegahan Kerusakan Hutan dan

Pembatasan Kerusakan Hutan.

Pasal 40

Pemberdayaan Masyarakat oleh Lembaga Penelitian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (3) huruf e dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam

penelitian dan pengembangan Pencegahan Kerusakan Hutan dan Pembatasan

Kerusakan Hutan.

Pasal 41

Pemberdayaan Masyarakat oleh Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 27 ayat (3) huruf f dilakukan melalui fungsi pengabdian kepada

masyarakat berupa pendidikan, penelitian dan pengembangan dalam

Pencegahan Kerusakan Hutan dan Pembatasan Kerusakan Hutan.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal 42

(1) Gubernur melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat dalam Perlindungan Hutan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas

dalam bentuk :

a. penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis;

b. melakukan bimbingan, supervisi dan konsultasi; dan

c. memberikan arahan dalam penyusunan rencana program dan laporan

kegiatan.

(3) Pembinaan pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan

sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan pada kegiatan perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan.

(4) Ketentuan mengenai penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diatur dengan

Peraturan Gubernur.

Page 19: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 19 -

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal 43

Pengawasan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan bertujuan

untuk mewujudkan efektivitas dan kesesuaian dalam pelaksanaan Perlindungan

Hutan.

Pasal 44

(1) Gubernur melaksanakan pengawasan pelaksanaan Peran Serta Masyarakat

dalam Perlindungan Hutan.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Dinas

dalam bentuk :

a. pemantauan; dan

b. evaluasi.

(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan untuk

memperoleh data dan informasi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan Peran

Serta Masyarakat dalam Perlindungan Hutan.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan dalam

rangka menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan Peran Serta Masyarakat

dalam Perlindungan Hutan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 45

Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 digunakan oleh Dinas

untuk penyempurnaan kebijakan dan pelaksanan kegiatan Peran Serta

Masyarakat dalam Perlindungan Hutan.

BAB V

PEMBIAYAAN

Pasal 46

(1) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan Peran Serta

Masyarakat dalam Perlindungan Hutan dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.

(2) Selain menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaan kegiatan Peran Serta

Masyarakat dalam Perlindungan Hutan dapat menggunakan sumber dana

lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 20: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 20 -

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 47

Pelaksanaan program dan kegiatan tentang Peran Serta Masyarakat dalam

Perlindungan Hutan yang sedang berjalan, menyesuaikan dengan Peraturan

Daerah ini paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkan.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 2 (dua)

tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 49

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sumatera

Barat.

Ditetapkan di Padang

pada tanggal 28 Desember 2015

Pj. GUBERNUR SUMATERA BARAT,

REYDONNYZAR MOENEK

Diundangkan di Padang

pada tanggal 28 Desember 2015

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI SUMATERA BARAT,

ALI ASMAR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

NOMOR 11

Page 21: GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG PERAN SERTA … · 2016-11-21 · Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 6,

- 21 -