7
GUIDELINE UNTUK DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN DARI OTITIS MEDIA AKUT Guideline untuk praktek klinis ini dikembangkan oleh kelompok kerja Alberta Clinical Practice Guideline. Guideline ini ditujukan untuk dipergunakan terhadap individu dengan kemampuan imunitas yang kompeten, serta tidak berlaku terhadap bayi umur dibawah 6 minggu, bayi premature yang dirawat di rumah sakit, pasien dengan abnormalitas tulang tengkorak seperti cleft palate, pasien-pasien mengalami penyakit sistemik yang berat, atau dengan komplikasi otitis media akut, seperti contohnya: sepsis, mastoiditis. DEFINISI Akut otitis media: inflamasi dan pus di telinga tengah yang disertai gejala dan tanda dari infeksi telinga. Myringitis : inflamasi dari membran timpani saja atau berhubungan dengan otitis eksterna. Otitis media dengan efusi (OME): juga dikenal sebagai otitis media serosa: cairan di telinga tengah saja tanpa symptom atau tanda dari inflamasi akut telinga. Otitis media supuratif kronik :proses inflamasi yang menetapyang berhubungan dengan perforasi membran timpani dan eksudat yang keluar selama lebih dari 6 minggu. Pokok permasalahan Pentingnya membedakan OMA, Myringitis dan OME. Pada anak berusia 2 tahun atau lebih, kebutuhan untuk memberikan antibiotik pada kasus Otitis media akut masih kontroversi. Antibiotik dapat menurunkan resiko komplikasi OMA, walaupun insiden yang diakibatkan komplikasi ini rendah. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian antibiotik yang mencukupi untuk pengobatan terapi first line pada OMA sederhana pada kebanyakan pasien. Tujuan

Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

guideline

Citation preview

Page 1: Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

GUIDELINE UNTUK DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN DARI OTITIS MEDIA AKUT

Guideline untuk praktek klinis ini dikembangkan oleh kelompok kerja Alberta Clinical Practice Guideline. Guideline ini ditujukan untuk dipergunakan terhadap individu dengan kemampuan imunitas yang kompeten, serta tidak berlaku terhadap bayi umur dibawah 6 minggu, bayi premature yang dirawat di rumah sakit, pasien dengan abnormalitas tulang tengkorak seperti cleft palate, pasien-pasien mengalami penyakit sistemik yang berat, atau dengan komplikasi otitis media akut, seperti contohnya: sepsis, mastoiditis.

DEFINISI

Akut otitis media: inflamasi dan pus di telinga tengah yang disertai gejala dan tanda dari infeksi telinga.

Myringitis : inflamasi dari membran timpani saja atau berhubungan dengan otitis eksterna. Otitis media dengan efusi (OME): juga dikenal sebagai otitis media serosa: cairan di telinga

tengah saja tanpa symptom atau tanda dari inflamasi akut telinga. Otitis media supuratif kronik :proses inflamasi yang menetapyang berhubungan dengan

perforasi membran timpani dan eksudat yang keluar selama lebih dari 6 minggu.

Pokok permasalahan

Pentingnya membedakan OMA, Myringitis dan OME. Pada anak berusia 2 tahun atau lebih, kebutuhan untuk memberikan antibiotik pada kasus Otitis

media akut masih kontroversi. Antibiotik dapat menurunkan resiko komplikasi OMA, walaupun insiden yang diakibatkan

komplikasi ini rendah. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian antibiotik yang mencukupi untuk pengobatan

terapi first line pada OMA sederhana pada kebanyakan pasien.

Tujuan

Untuk meningkatkan tingkat keakuratan dari diagnosis otitis media akut. Untuk mengoptimalkan manajemen dari otitis media akut. Untuk mngurangi penggunaan antibiotik untuk pengobatan myringitis dan OME.

Pencegahan

Cuci tangan Pemberian ASI Menghindari paparan asap rokok terhadap lingkungan

Diagnosis

Page 2: Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

Otitis media akut

Gejala: nyeri, demam, rewel. Pada pemeriksaan otoskop langsung, tanda yang spesifik pada OMA adalah gambaran melenting

dan inflamasi pada gendang telinga. Saat tidak terdapatnya gambaran melenting pada gendang telinga, gendang telinga harus

menunjukan gambaran inflamasi akut dan penurunan pergerakan pada pemeriksaan pneumatoscopy.

Kultur rutin dari drainase telinga menunjukan tidak adanya manfaat diagnostik dalam pengidentifikasian patogen yang potensial.

POIN PRAKTEK

Diagnosis dari myringitis

Mobilitas normal dari pneumatoscopy dengan kemerahan yang terletak di perifer. Antibiotik tidak terindikasi.

Note: inflamasi hanya pada kutub superior dapat berkembang jadi OMA; pertimbangkan untuk melakukan follow-up.

Diagnosis pada Otitis Media dengan Efusi

Tidak terdapatnya inflamasi akut meskipun cairan yang terlihat ataupun penurunan mobilitas pada pemeriksaan pneumatoscopy.

Antibiotik tidak terindikasi.

MANAJEMEN

Umum

Nyeri/demam seharusnya dapat diatur dengan pemberian analgesik sistemik( acetaminophen, ibuprofen)

Dekongestan/antihistamin tidak banyak keuntungan penggunaannya pada terapi OMA.Catatan: sejumlah ahli percaya bahwa antihistamin dan/atau dekongestan dapat berguna apabila allergi berperan sebagai etiologi penyakit tersebut.

Kortikosteroid topikal/antibiotik tidak direkomendasikan.

Terapi Antibiotik

MyringitisTidak diindikasikan antibiotik.

Otitis media dengan efusiTidak diindikasikan antibiotik.

Otitis media akut Anak-anak kurang dari 24 bulan:

Page 3: Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

Obati dengan antibiotik (lihat tabel 1) Anak-anak usia 2 tahun atau lebih:

Kebanyakan kasus OMA sembuh dengan penyembuhan simptomatik saja dan tidak membutuhkan antibiotik.

Memberi perawatan terhadap simptom selama 48-72 jam dari onset simptom apabila nyeri/demam dapat ditatalaksana dengan analgesik sistemik, penyedian follow-up yang adekuat juga dapat dipastikan

Jika simptom makin memburuk atau gagal untuk merespon pada terapi simptomatik dengan analgesik sistemik setelah 48-72 jam, obati dengan antibiotik (lihat tabel 1. Lihat latarbelakan untuk informasi lanjut mengenai dosis dan durasi.)

Follow-up

Jika pasien tetap mengalami gejala-gejala setelah 48-72 jam setelah penggunaan analgesik atau antibiotik first line, atau apabila terjadi perburukan, follow-up direkomendasikan Periksa kembali pasien untuk melihat:

Komplikasi dari OMA(seperti mastoiditis, meningitis, dan paralisis fasial); Diagnosis-diagnosis lain; Komplians dari pengobatan. Tidak terdapat respon pada pasien dengan pemberian pengobatan.

Pemeriksaan lanjutan saat pengobatan tidak dibutuhkan jika pasien asimpomatik. Catatan: dalam 1 bulan setelah OMA pada anak-anak, hingga 50% anak akan mengalami munculnya efusi. Pemberian antibiotik lebih lanjut tidak diperlukan.

Follow up 3 bulan setelah episode otitis media akut direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk meninjau adanya OME yang persisten, yang dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. Catatan: Hingga 10% anak-anak akan mengalami efusi dalam waktu 3 bulan setelah AOM.o Lakukan evaluasi pendengaran bila efusi ada pada 3 bulan setelah AOM.o Rujuk ke spesialis telinga, hidung, tenggorokan, jika terjadi hilangnya pendengaran.

Karena terjadinya peningkatan dari organisme yang resisten, diagnosis dengan timpanosintesis harus dipertimbangkan apabila terjadi kegagalan dari 2 regimen antibiotik, first line diikuti second line, dengan simptom yang menetap.

Antibiotik yang Tidak Direkomendasikan pada OMA

Cephalexin : Aktivitas yang buruk dalam menghadapi S.Pneumoniae yang resisten penisilin, Tidak bermanfaat sama sekali untuk melawan Haemophilus/Moraxella.

Cefaclor : Tidak ada aktivitas dalam melawan S.Pneumoniae yang resisten penisilin, aktifitas marjinal melawan Haemophilus.

Cefixime : Tidak ada aktivitas perlawanan terhadap S.pneumoniae yang resisten penisilin, Sangat baik melawan Haemophilus.

Page 4: Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

Ceftriaxone : Penggunaan rutin obat ini tidak direkomendasikan pada Otitis Media karena dapat meningkatkan potensi resistensi pada sefalosporin generasi 3, Dapat menjadi pilihan pada kasus berat yang sudah gagal terapi. Tiga hari pemberian IM/IV direkomendasikan. (Pemberian dosis tunggal tidak effectif dalam mengeradikasi S.Pneumoniae yang resisten penisilin.)

Erythromycin : Aktivitas yang buruk melawan Haemophilus dan Moraxella

Quinolones : Tidak direkomendasikan pada pasien dibawah 16 tahun, bersprektum luas, berpotensi meningkatkan resistensi.

Clindamycin : Tidak dapat melawan Haemophilus dan Moraxella.

OTITIS MEDIA AKUT BERULANG

Manajemen

Jika berulang lebih dari berselang 6 minggu, ulang pengobatan dari first line. Catatan: Penggunaan amoxicillin dosis tinggi (90 mg/kg/hari PO dibagi menjadi BID atau TID selama 10 hari (lihat tabel 1).

Jika berulang kurang dari selang 6 minggu, obati dengan obat second line (lihat tabel 2).

Otitis Media Akut yang Kambuh Berkala

Observasi dengan jangka panjang beralasan karena adanya penurunan insidensi OMA pada usia muda.

Pertimbangkan untuk rujukan ke spesialis telinga hidung tenggorokan untuk prosedur tympanostomi tuba apabila:

o OME selama lebih dari 3 bulan dengan kehilangan pendengaran 2 sisi lebih dari 20 dB.o Lebih dari 3 episode selama 6 bulan.o Lebih dari 4 episode selama 12 bulan.o Retraksi membran timpani.o Cleft di palatum atau malformasi kraniofasial.

Antibiotik Profilaksis

Dengan bertambahnya resistansi antibiotik, penggunaan antibiotik sebagai profilaksis tidak disarankan. Rata-rata profilaksis antibiotik pada OMA menurun sebanyak kurang dari 1 episode per tahun.

Latar belakang

Intro

Page 5: Guideline Untuk Diagnosis Dan Manajemen Dari Otitis Media Akut

Otitis media akut meruoakan diagnosis paling sering untuk kasus infeksi akubat bakteri yang ditemukan pada pasien anak-anak. Otitis Media dilaporkan merupakan penyakit yang didiagnosakan secara berlebihan di Amerika utara, 84% anak-anak paling tidak mengalami 1 episode OMA pada umur 3 tahun. Di UK, insidensi tercatat sebanyak 70%.

Epidemiologi dan Faktor Resiko

Otitis media akut merupakan penyakit balita dan anak-anak dengan jumlah insidensi berkisar antara 6 sampai dengan 9 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada usia 1 tahun, lebih dari 60% anak-anak mengalami episode OMA, dan 17% dari anak-anak mengalami paling sedikit 3 episode OMA.

Setelah usia 6 tahun, kurang dari 40% anak-anak mengalami OMA dan hanya 30% yang mengalami 3 atau lebih episode.

Semakin muda usia dari onset OMA, makin besar tingkat kekambuhannya. Studi mengindikasikan bahwa 60% dari anak-anak yang mengalami OMA untuk pertamakalinya pada usia dibawah 6 tahun, memiliki 2 atau lebih kekambuhan dalam 2 tahun.

Efusi yang persisten dapat terlihat pada kasus OMA pada 50% anak-anak 1 bulan setelah mengalami OMA, 20% pada 2 bulan setelahnya dan 10% pada 3 bulan setelahnya. Semakin dini onset OMA terjadi semakin besar kemungkinan terjadinya efusi yang persisten. Cairan persisten di telinga tengah dapat diasosiasikan dengan tuli konduktif, dan dapat mengganggu perkembangan bahasa dan performance di sekolah.

Terpapar asap rokok dari lingkungan juga mungkin merupakan faktor resiko yang penting untuk penyakit telinga tengah.

Tempat penitipan anak juga merupakan faktor resiko dari meningkatnya insidensi dari OMA. Hal ini tampaknya diakibatkan peningkataninsidensi dari infeksi traktus respiratorius pada kelompok bermain di tempat penitipan anak. Insidensi myringotomi dan tympanostomi tuba juga jumlahnya besar pada populasi anak-anak seusia ini.

Jenis kelamin pria diasosiasikan dengan meningkatnya jumlah insidensi dari OMA. Penelitian di boston menunjukan bahwa pemberian ASI dalam waktu lebih singkat sampai usia 3 bulan menurunkan insidensi OMA pada usia satu tahun pertama dalam kehidupan.

Anak-anak dengan kewarganegaraan tunggal terlihat lebih mudah mengalami Otitis media supuratif kronis yang parah. Tidak jelas apakah gen dan lingkungan mempengaruhi peran penting.

Agregasi OMA sesuai musim juga muncul biasanya pada musim semi dan musim gugur. Insidensi ini mungkin mempunyai hubungan dengan meningkatnya rasio infeksi virus pada saluran pernafasan atas pada waktu-waktu tersebut.