Guru Abal Abal

  • Upload
    ahmadi

  • View
    219

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cerita tentang ane

Citation preview

guru abal-abal part 1weiittt gak terasa sudah 10 tahun jadi guru. Guru gak yaa????? Guru apa yaaa???? ngajar dimana??? Ngajar apa??? Sudah sertifikasi belum???Haruskan dijawab dengan benar? ketika saat ini pun masih gak percaya jadi guru. Lama berbicara dengan komputer dan sistem informasi bukan hal mudah merubah karakter. Merubah tradisi berfikir cepat, tepat dan efisien menjadi berfikir yang terstruktur dan dinamis bukanlah hal mudah. Masih inget ketika awal harus bersosialisasi dengan sebuah sekolah mungil di ujung barat kota jember. Bukan sebagai guru, tetapi sebagai programmer sebuah aplikasi cash register. Installasi software dan jaringannya plus pelatihan beberapa guru. Bu Titik, Bu Widarsih dan Bu Dwi yang masih saya inget waktu pertama kali sosialisasi software. Merubah sistem, memperbaiki dan mengimplementasikan sistem baru kedalam suatu perusahaan bukan sesuatu baru. Pekerjaan yang tidak membutuhkan energi ekstra. Cukup berfikir keras merekayasa sistem dan aplikasi komputer selebihnya sosialisasi. Mudah dan simpel. Bagi yang tidak cocok dengan sistem tinggal diperbaiki dan direnovasi secara bertahap. Yang ngotot tidak mau berubah tinggal buat SP dan mempersilahkan keluar dari sistem. Tapi sekarang masuk kedalam sistem yang sama sekali beda, SEKOLAH!!!! Tidak sebagai konsultan sistem atau programmer tetapi sebagai Guru. Mungkinkah yang abal-abal jadi KW1? Menjadi guru ternyata butuh energi ekstra. Butuh pengorbanan baik lahir maupun batin. Tidak ada SP dan mempersilahkan keluar dari sistem buat yang tidak sesuai dengan sistem. Yang tidak sesuai harus diremidi, di olah ulang, diperbaiki sampai bisa berguna. Sempat tersenyum kecut membayangkan sebuah printer rusak headnya dan harus diperbaiki agar bisa mencetak dengan halus dan sempurna. MANAAAAA MUNGKIN????? Disinilah bedanya sekolah dan perusahaan. Disekolah yang tidak mungkin jadi mungkin. Disekolah yang tidak bisa jadi Bisa. Yang sowak harus dibuat bisa menyala walaupun cuman 1 watt energinya. OMG!!!! kadang tertawa kecut didalam hati, inilah tantangan yang super duper.Mission Impossible katanya filem. Semua harus dilalui, dinikmati dan disyukuri sebagai salah satu jalan untuk bisa BERIBADAH kepada-Nya. Memberi pelatihan orang-orang yang sudah S3, S2 apalagi S1 sudah biasa dilakukan saat membenahi suatu sistem. Masih inget jelas waktu pelatihan P2KP sejawa timur bagian timur mulai malang hingga banyuwangi. Memberi pelatihan ibu-ibu yang STW disebuah koperasi juga sudah pernah. Bahkan membuat kepala bagian deposito sebuah BPR disebuah kota pisang yang awalnya panas dingin ketika awal pelatihan sampai tersenyum ceria saat akhir-akhir proses berjalannya sistem pernah dirasakan. Tapi sekarang ngajari ABG yang punya banyak rasa dan keinginan. Benar-benar tantangan!!! Tantangan yang sempat membuat putus asa. Diawali dengan ngajar anak-anak jurusan pemasaran, ngajar alat-alat penjualan. Stress!!! bahkan sempat mau mengundurkan diri karena ternyata ngajar ABG gak segampang ngajar orang-orang yang sudah berumur. Yang berumur walaupun daya ingatnya tidak banyak tetapi maunya tidak banyak pula. ABG???? maunya macem-macem. Yang ceriwis, yang urakan, yang pendiem, yang aktif, yang apatis dan banyak lagi yang include didalam satu kelas. Hari terus berganti, bulan pun tak lupa berganti mengiringi. Tahun ajaran baru mulai mengajar jurusan baru. Jurusan komputer (RPL is rekayasa perangkat lunak). Saat itu yang terfikir tidak akan sulit mengingat bidang yang diajarkan sudah jadi makanan setiap hari di rumah. Namun ternyata..... Mengajar itu tidak seperti merubah sistem. Mengajar juga harus tahu siapa yang diajar. Harus mengenal siapa yang diajar. Harus hapal kemauan siswa-siswa yang diajar. Untung saat itu baru satu kelas. Jadi tidak banyak yang musti diinget dan dihapal. Belajar dan belajar..... awal yang harus dilakukan saat itu. Belajar menjadi guru. Belajar menjadi teman bagi siswa. Dan belajar menjadi motivator buat mereka untuk berubah menjadi lebih baik. Masih inget saat menginterview masing-masing siswa yang tidak bisa mengoperasikan komputer. si geng berat, yeni, sofi, nova, nidia. Si rico yang selalu dapat support, si ambon, si bayu yang pinter,si mengong deni, si vivi yang ceriwis dan si emil yang sulit dikasih tahu yang akhirnya keluar sekolah karena musti mengikuti keinginan keluarga. Yang pinter dan nurut pun masih mudah diingat saat itu. si wahid yang pendiem n unik, si cool sutik, ida cungkring yang pinter bahasa inggris, si anik double (indah n risma) serta si agus yang super aktif. Saat itu serasa menjadi guru sungguhan. Mencoba berakrab dengan semua anak didik. Apakah sukses???menjadi gurunya??? Ternyata tidak sukses, ada penyesalan saat itu yang harus diterima. Materi yang anak-anak RPL angkatan pertama peroleh ternyata belum sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk lulus. Membuat webnya hanya copy paste CMS. Hanya mengedit dan tidak membangun sistem dari awal. Walaupun alhamdulillah siswa-siswi RPL saat itu nilainya banyak yang bagus. (gak tau lagi dikatrol apa egak waktu itu karena waktu itu gak ikut aktif ngurusi nilai). Dan semuanya dinyatakan LULUS!!!. Catatan penting saat itu adalah akrab atau bisa hapal dengan siswa didik pun tidak cukup untuk membuat pembelajaran berhasil. Materi dan sarana pembelajaran harus sudah bisa ditransfer ke siswa dengan baik. Sayangnya dua hal ini tidak terpenuhi dengan sempurna.