Upload
mayhartati
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 h01-pendahuluan
http://slidepdf.com/reader/full/h01-pendahuluan 1/5
PENDAHULUANOLEH: I WAYAN WARMADA
Dunia pertambangan merupakan salah satu sektor penggerak roda ekonomi
masyarakat, baik pertambangan bahan galian logam maupun bahan galian bukan
logam (mineral industri). Untuk melakukan evaluasi prospeksi pertambangan su-atu bahan galian diperlukan pemahaman yang menyeluruh baik asalmula, proses
pembentukan dan model endapan mineral atau dapat disatukan menjadi geologi
endapan mineral. Endapan mineral adalah suatu cebakan mineral yang jika ter-
akumulasi cukup besar akan bernilai ekonomis.
SubBab 1.1
Terminologi mineral bijih
Istilah bijih (ore) pada awalnya hanya terbatas untuk mendefinisikan material yangdapat mengandung logam yang bernilai ekonomis. Bijih adalah suatu mineral
yang mengandung logam, atau suatu agregat mineral logam, yang dari sisi pe-
nambang dapat diambil suatu profit, atau dari sisi ahli metalurgi dapat diolah
menjadi suatu profit. Menurut Craig (1989) mineral bijih didefinisikan sebagau
sesuatu yang dapat diekstraksi menjadi logam, seperti kalkopirit dan galena yang
dapat diekstrak menjadi tembaga dan timbal. Suatu endapan bijih yang ekonomis
sering disebut sebagai tubuh bijih (orebody). Kedua istilah ini (bijih dan tubuh bijih)
sering memberikan kerancuan, meskipun masih tetap digunakan oleh ahli geologi(ekonomi). Saat ini istilah bijih dan tubuh bijih juga berlaku untuk mineral industri
(Evans, 1993; 1995).
Mineral industri telah didefinisikan sebagai suatu batuan, mineral atau bahan
alam yang lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi, selain mineral bijih, minyak
bumi dan batupermata (Noetstaller, 1988 dalam Evans, 1995). Sehingga yang ter-
masuk dalam kategori ini misalnya asbes, barit, atau oksida atau ikatan kimia yang
lain yang dihasilkan dari mineral yang dapat digunakan untuk industri (penggu-
na). Ini termasuk granit, pasir, kerikil, batugamping yang dapat digunakan untuk
bahan konstruksi (yang sering disebut sebagai agregat bahan bangunan), begitu
1
8/19/2019 h01-pendahuluan
http://slidepdf.com/reader/full/h01-pendahuluan 2/5
2
juga mineral-mineral yang memiliki sifat kimia dan fisika yang khusus, seperti
florit, fosfat, kaolinit dan perlit. Mineral industri sering disebut sebagai mineral
bukan logam (non-metallics).
Sekarang ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam industri pertambangan.Menurut Taylor (1989 dalam Evans, 1995) bijih dapat didefinisikan sebagai batuan
yang mungkin, diharapkan dapat ditambang dan darinya sesuatu yang bernilai
dapat diekstraksi. Bijih didefinisikan sebagai suatu agregat mineral dalam ben-
tuk padat yang terbentuk secara alamiah, yang dengan keinginan ekonomis suatu
bahan ternilai dapat diekstraksi melalui suatu perlakuan.
SubBab 1.2
Harga komoditas – mekanisme pasar
Harga produk dan produk mineral sangat tergantung kepada ketersediaan dan
permintaan. Jika pemakai menginginkan lebih banyak suatu produk mineral dari
yang telah disediakan di pasar, harga mineral cenderung akan naik. Ini akan
menaikkan profit dari perusahaan untuk menyediakan produk.
Pengangkutan modern telah mengawali banyak komoditas masuk ke dalam
pasar dunia, suatu harga berubah pada belahan dunia tertentu akan berpengaruh
pada harga di belahan dunia yang lain. Komoditas ini termasuk kapas, karet,
emas, perak dan logam dasar, yang memiliki kebutuhan yang luas, dan dapatdiangkut dengan harga pengangkutan yang murah, dibandingkan dengan nilai
komoditas. Contohnya, pasar dari intan hampir seluruh dunia, tetapi pasar bata
hanya lokal.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi harga suatu produk mineral,
yaitu:
• Permintaan dan penyediaan. Permintaan akan produk barangkali berubah seti-
ap saat. Jika suatu komoditas dapat menggantikan komoditas yang lain (sub-
stitusi), maka harga komoditas yang diganti cenderung lebih mahal. Temba-ga dan aluminium dipengaruhi oleh keadaan ini. Suatu perubahan teknologi
barangkali menaikkan kebutuhan suatu logam, misalnya penggunaan titani-
um dalam mesin jet. Ekspektasi perubahan harga dapat menaikkan keperlu-
an pembeli untuk menimbun stok.
• Tindakan pemerintah. Pemerintah dapat bertindak untuk menstabilkan atau
merubah harga. Stabilisasi barangkali dapat dilakukan dengan membangun
stok, meskipun kelebihan stok dapat juga menaikkan harga.
• Daur ulang (recycling) telah memberikan pengaruh yang berarti terhadap har-ga suatu produk. Alasan ekonomi dan lingkungan akan membuat pen-
8/19/2019 h01-pendahuluan
http://slidepdf.com/reader/full/h01-pendahuluan 3/5
1.3. Teori pembentukan endapan bijih 3
ingkatan daur ulang dari material di masa mendatang. Daur ulang akan
memperpanjang umur sumberdaya dan mengurangi sisa-sisa penambangan.
• Substitusi dan teknologi baru dapat mengurangi permintaan. Sebagai contoh
penggantian timbal pada baterai mobil, penggantian pipa air yang dibuat
dengan timbal oleh tembaga akan menurunkan permintaan akan timbal.
SubBab 1.3
Teori pembentukan endapan bijih
Logam dapat terbentuk dari bermacam-macam proses geologi, mulai dari pelebu-
ran mantel atau lempeng samudra (slab melting), magmatisme, pelapukan dan sed-
imentasi, maupun metamorfisme (Evans, 1993; Pohl, 2005; Robb, 2005). Masing-
masing proses menghasilkan tipe endapan yang berbeda-beda. Macam-macam
pembentukan endapan logam dapat dibagi menjadi:
• Magmatik, misalnya nikel/kromit, PGM, bijih besi
• Hidrotermal, seperti porfiri, skarn, mesotermal, epitermal dan sulfida masif
• Sedimenter (placer)
Ada beberapa teori mengenai pembentukan endapan logam, namun secara umum
dapat dibagi menjadi dua macam proses, yaitu asalmula akibat proses internal dan
eksternal (Pohl, 2005).
Asalmula akibat proses internal:
• Kristalisasi magma: Presipitasi mineral bijih sebagai komponen utama atau
minor dari batuan beku, seperti endapan intan pada kimberlite, REE pada
karbonatit di Zimbabwe
• Segregasi magma: Separasi akibat kristalisasi sebagian dan proses yang
berhubungan selama diferensiasi magma, seperti lapisan kromit, Bushfeld
complex/RSA.Liquasi, ketidakbercampuran cairan magma. Pelepasan sulfida, sulfida-
oksida, atau lelehan oksida dari magma, yang terakumulasi di bawah lelehan
silikat, seperti endapan Cu-Ni di Sudbury/Canada
• Hidrotermal: Pengendapan dari larutan air panas, yang melalui permukaan
tubuh magma atau batuan metamorf atau sumber lainnya. Contoh: endapan
porfiri Cu-Au Grasberg/Irian Jaya, Batu Hijau/Sumbawa
• Sekreksi lateral: Difusi material bijih atau pengotor dari batuan asal ke suatu
patahan atau celah. Contoh: Yellowknife gold deposits, Canada
8/19/2019 h01-pendahuluan
http://slidepdf.com/reader/full/h01-pendahuluan 4/5
4
• Metasomatisme: Pyrometasomatik (skarn) yang terbentuk oleh proses peng-
gantian batuan dinding. Contoh: Ertsberg/Irian Jaya, Batu Hijau/Sumbawa,
Kasihan/Pacitan.
Asal mula proses eksternal:
• Pengkayaan sekunder sekunder (supergen): Pelepasan unsur-unsur bernilai dari
bagian atas dari suatu endapan mineral dan terpresipitasi kembali di bagian
yang lebih dalam, sehingga membentuk konsentrasi yang lebih tinggi. Con-
toh: endapan emas-perak epitermal Pongkor/Jawa Barat; endapan porfiri
Cu-Mo Chuquicamata/Chile.
• Ekshalasi volkanik (ekshalasi sedimenter): Ekshalasi larutan hidrotermal pada
permukaan, biasanya di lingkungan laut. Contoh: endapan Kuroko/Jepang.
• Akumulasi mekanis: Konsentrasi mineral berat ke dalam endapan placer. Con-
toh: endapan timah placer di Bangka dan Belitung/Sumatera, endapan emas
placer di Yukon, Canada
• Presipitasi sedimenter: Presipitasi unsur-unsur tertentu pada suatu lingkun-
gan sedimen tertentu, baik dengan atau tanpa intervensi organisme tertentu.
Contoh: BIF (Banded Iron Formation) di Brazilia, endapan mangan di Chia-
turi/Rusia.
Semua endapan bijih merupakan endapan mineral yang terbentuk sebagai hasil
pengayaan satu atau lebih mineral maupun mineraloid. Untuk membentuk enda-
pan mineral yang ekonomis, diperlukan suatu proses yang akan melokalisir pen-
gayaan satu atau lebih jenis mineral tersebut. Mineral-mineral dapat terkonsen-
trasi melalui lima macam cara:
• Konsentrasi terjadi dari larutan yang panas yang melewati retakan dan pori
batuan di kerak bumi membentuk endapan mineral hidrotermal.
• Konsentrasi dari proses magmatik pada batuan beku membentuk endapanmineral magmatik.
• Konsentrasi yang terjadi karena presipitasi dari air danau atau air laut mem-
bentuk endapan mineral sedimen.
• Konsentrasi dari air permukaan yang mengalir maupun arus di sepanjang
pantai membentuk endapan letakan (placer).
• Konsentrasi yang terjadi karena proses pelapukan yang kemudian memben-
tuk endapan mineral residu.
8/19/2019 h01-pendahuluan
http://slidepdf.com/reader/full/h01-pendahuluan 5/5
Daftar Pustaka 5
Daftar Pustaka
Craig, J. R., 1989. Ore Minerals. Concise Encyclopedia of Mineral Resources. Pergamon,
Oxford, pp. 234–241.
Evans, A. M., 1993. Ore Geology and Industrial Minerals—An Introduction., 3rd Edition.
Blackwell Scientific Publications, Oxford, 389 p.
Evans, A. M., 1995. Introduction to Mineral Exploration. Blackwell Science, Oxford, 396 p.
Pohl, W. L., 2005. Mineralische und Energie-Rohstoffe, 5th Edition. E. Schweizerbart’sche
Verlagsbuchhandlung, Stuttgart, 527 p.
Robb, L., 2005. Introduction to ore-forming processes. Blackwell Science Ltd, Oxford, 373p.