59
Pengembangan Perangkat Pengukuran Geothermal Heatflow di laut dan Pemodelan Suhu bawah permukaan bumi Mengenal Lebih Dekat MENUNGGU LAWANG SEWU TENGGELAM KEBAKARAN HUTAN 2015 MEMOAR JOGJA EARTHQUAKE 2006 KOMWIL HAGI vol 2/2015 “Lets Rock The Indonesia’s Geophysics World” IROCK 4th Meeting Seminar Nasional Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 11 - 12 November 2015 LAPORAN JCB 2015

HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

Pengembangan Perangkat Pengukuran Geothermal Heatflow di laut dan Pemodelan Suhu bawah permukaan bumi

Mengenal Lebih Dekat

MENUNGGU LAWANG SEWU

TENGGELAM

KEBAKARAN HUTAN 2015 MEMOAR JOGJA

EARTHQUAKE 2006

KOMWIL HAGI

vol 2/2015

“Lets Rock The Indonesia’s Geophysics World”IROCK 4th Meeting

Seminar Nasional Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 11 - 12 November 2015

LAPORAN JCB 2015

Page 2: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

3w w w . h a g i . o r . i d

LAPORAN UTAMA

BMKG memiliki suatu sistem yang bernama BMKG Fire Danger Rating System yang digunakan untuk mengetahui potensi – potensi kebakaran hutan yang terjadi

vol 2 / 2015

Kebakaran Hutan 20154

WAWANCARA Lebih dekat dengan Divisi Organisasi dan Komisariat Wilayah HAGI

14PROFIL

Rusalida Raguwanti36PENGUMUMAN HAGI

Memoar Jogja 2016 9

Prosiding55Pengurus HAGI56Jadwal Training 58

14

RUPA-RUPA Melihat Dari Dekat Keindahan Parangloe Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

50

Geofisika Forensik:Metode Pengungkap Kejahatan

52

SUDUT MAHASISWA

Ancient Volcanic Neck38Mineral Logam40Field Camp SEG UGM SC 201544

OPINI Menunggu Gedung Lawang Sewu Tenggelam?30

KOLOM AHLI Deliniasi Situs Pelawangan Peninggalan Era Majapahit dengan Metoda GPR

23

Pengembangan Perangkat Pengukuran Geothermal Heatflow di laut dan Pemodelan Suhu Bawah Permukaan Bumi

26

WARTA HAGIHAGI Komwil Kuala Lumpur Evening Talk Juni 2015 “Cognitive Interpretation”

17

Seminar Nasional Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 11 - 12 November 2015

18

“Lets Rock The Indonesia’s Geophysics World”IROCK 4th Meeting

20

10 Laporan Joint Convention Balikpapan HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI5 – 8 Oktober 2015

Daftar Isi

44

Page 3: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

3w w w . h a g i . o r . i d

Bagaikan sebatang pohon yang terus membesar karena cabang-cabangnya yang tumbuh subur, HAGI yang tahun ini akan genap berusia empat puluh tahun dapat terus hidup menjadi sebuah organisasi besar yang berkontribusi nyata dalam keilmuan dan profesi dikarenakan tidak lepas dari dukungan dua puluh Komisariat Wilayah nya yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara. Komwil HAGI sebagai cabang pohon HAGI Pusat berperan aktif dalam melaksanakan program regular HAGI di daerah serta mengusulkan program-program baru untuk tahun mendatang.

Ada beberapa contoh peran serta Komwil HAGI yang akan diangkat dalam edisi Geo Resonansi kali ini. Salah satunya adalah ketika menjadi tuan rumah acara akbar HAGI seperti Joint Convention Balikpapan yang telah dilaksanakan dengan sukses bulan Oktober 2015 kemarin. JCB 2015 ini amatlah istimewa karena untuk pertama kalinya dalam sejarah menyatukan empat organisasi besar keilmuan yaitu HAGI, IAGI, IAFMI dan IATMI.

Selain itu Komwil juga menjadi jembatan dalam pelaksanaan program beasiswa HAGI yang diberikan kepada mahasiswa geofisika yang berprestasi. Salah satu dari penerima beasiswa tersebut menuliskan laporan ilmiah mengenai identifikasi keberadaan ancient volcanic neck di Gunung Sudimoro, Bantul Yogyakarta yang dapat dilihat dalam edisi kali ini.

HAGI Pusat bekerjasama dengan cabang-cabang Komwil nya bekerja terus menerus untuk menjadi organisasi keilmuan yang dapat memberikan segenap manfaat bagi masyarakat seperti layaknya pohon besar yang cabangnya tumbuh rindang dan menyejukkan sekelilingnya.

Salam Redaksi,

Selamat Membaca

Halaman Muka:Riski A. Putra

Pemimpi Redaksi Randy Condronegoro Redaktur Pelaksana C Maya Tuhar

Editor Visual Miranthi Dewi Editor Naskah Mawar Indah Nursina, Ayu Indri Firdani,

M Saladin Manajer Promosi dan Sirkulasi Zainul Hamzah

Alamat Redaksi Patra Office Tower 18th Fl, Suite 1820 Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34

Jakarta Selatan 12950 Phone/fax +62 21 525 0040

Email [email protected]

Page 4: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

4 w w w . h a g i . o r . i d

LAPORAN UTAMA

KOMWILDKI

JAKARTA

Page 5: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

5w w w . h a g i . o r . i d

Tingkat kejadian bencana kebakaran hutan di Indonesia sangat sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, BMKG memiliki suatu sistem yang bernama BMKG Fire Danger Rating System yang digunakan untuk mengetahui potensi – potensi kebakaran hutan yang terjadi ditinjau dari analisa parameter cuaca dan prediksi kesulitan pengendalian apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran Hutan

2015Oleh: Prof. Dr. Edvin Aldrian

Disunting: Venny Anggraini (Fresh Graduated Geofisika UI)

Page 6: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

6 w w w . h a g i . o r . i d

Fenomena kebakaran bukanlah hal yang asing lagi untuk rakyat Indonesia dan hampir setiap tahun hal ini terjadi. Selama terjadi kebakaran hutan, terjadi pula el nino terutama pada tahun 1997, 2002, 2006, 2009, 2015.

Berdasarkan grafiknya, el nino yang terjadi pada tahun 2015 merupakan el nino yang memiliki indeks paling tinggi dibandingkan pada tahun sebelumnya khususnya untuk nino 3.4 dan nino 4.

Dampak el nino menyebabkan suhu bawah permukaan meningkat. Pada update terakhir tanggal 6 November 2015, SST (Sub-surface Temperature) di Indonesia menunjukan sudah memasuki kondisi basah walaupun intesitas SST masih dalam kondisi sedang. Anomali SST positif terjadi di perairan Samudra Hindia, Laut Cina Selatan, sebagian utara Jawa, Selat Makassar, dan utara Papua. Pada daerah tersebut, merupakan daerah yang menggalami bencana kebakaran hutan. Suhu bawah permukaan yang tinggi menyebabkan tanah yang berada

dipermukaan pun ikut tinggi sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadi kebakaran hutan dengan mudah.

Selain dampak adanya anomali SST, terdapat juga anomali angin 850 hPa dan Velocity Potential 200 hPA pada 30 hari terakhir berdasarkan update 3 November 2015. Anomali angin baratan ekuatorial di pasifik masih kuat, namun tidak sekuat anomali 30 harian pada minggu lalu (28 Sep – 27 Okt 2015). Selain angin, terjadi pula pusat konveksi di pasifik timur dan subsiden yang terlihat di Benua Maritim Indonesia.

Dengan adanya data yang telah diketahui, maka dapat diprediksi bahwa el nino yang terjadi di Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 95% setidaknya sampai awal tahun 2016 dan akan berkurang sekitar 50% mulai bulan Mei-Juni-Juli 2016.

Gambar 1. Perbandingan el nino setiap mingguan per tahun

Gambar 2. Perbandingan el nino setiap bulanan per tahun

Gambar 3. SST di Indonesia

LAPORAN UTAMA

Page 7: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

7w w w . h a g i . o r . i d

Gambar 4. Anomali angin (kiri) dan pusat konveksi (kanan)

Gambar 5. Prediksi El Nino

Gambar 6. Dampak El Nino terhadap Curah Hujan

Page 8: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

8 w w w . h a g i . o r . i d

Menurut Prof. Dr. Edvin Aldrian mengenai kebakaran hutan yaitu:1 Fenomena maraknya kebakaran hutan seringkali berasosiasi

dengan tingkat indeks El Nino2 Kondisi subsidensi dan kekeringan yang meluas memperparah

kebakaran hutan khususnya di lahan gambut3 Perlunya penegakan hukum untuk pencegahan kebakaran

hutan dan bukan penanggulangan dampak sebaran asap4 Emisi kebakaran hutan Indonesia sedemikian besar menjadi

tuduhan emitter ke 3 1997 dan kemungkinan tuduhan emitter ke 1 2015 meski kebakaran puncaknya hanya di 2 bulan

Selain menyebabkan suhu bawah permukaan meningkat, faktor angin, dan pusat konveksi; el nino juga menyebabkan berkurangnya intensitas curah hujan di wilayah Indonesia. Seperti yang diketahui dari gambar 6 bahwa El Nino yang tinggi menyebabkan pengurangan curah hujan yang sangat ekstrim terutama pada tahun 1982 dan 1997.

Berdasarkan hasilnya, pada 10 November 2015, akan terjadi kebakaran hutan dari tahap sangat mudah terjadi kebakaran hingga tahap aman dan pengendalian kebakaran hutan dari tahap sangat sulit hingga tahap aman.

Berikut merupakan peta persebaran titik panas yang ada di Indonesia:

Estimasi luas daerah terbakar di Indonesia periode 1 Juli – 20 Oktober 2015 yaitu :

LAPORAN UTAMA

Page 9: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

9w w w . h a g i . o r . i d

Supported by:Organized by:For further information:Secretariat Geophysics Study ProgramPhysics Depertment, MIPA, UGME-mail: [email protected]

MEMOAREARTHQUAKE

2006

CALL FOR PAPERAssociation of Indonesian Geophysicists with Universitas Gadjah Mada

proundly present (Nama Event). This year’s the theme is:

“Memoar Jogja Earthquake May 2006”

Will be held on May 2016 at Universitas Gadjah MadaYogyakarta

Coming Soon...

KOMWILD I Y

LAPORAN UTAMA

Page 10: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

10 w w w . h a g i . o r . i d

LAPORAN UTAMA

5 – 8 Oktober 2015

Joint Convention/JC adalah Pertemuan Ilmiah para ahli Geofisika dan Geologi baik Akademisi, Profesional maupun Student yang dilaksanakan 2 tahun sekali oleh Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dan Ikatan Ahli

Geologi Indonesia (IAGI). Pada tahun ini pelaksanan JC dilaksanakan di Balikpapan pada tanggal 5 – 8 Oktober 2015. Dimana pelaksanaan tahun ini sangat spesial karena juga menggandeng IATMI dan IAFMI pada pelaksanaannya.

Rangkaian acara Joint Convention tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

PRE-CONVENTION• Workshop Oil and Gas Field Development 2 - 4

Oktober 2015 (With Outcrop & Existing Projects Analogy)• Geophoto Hunting Experience East Borneo, 2 - 4

Oktober 2015• MGEI 7th Annual Convention 4 -5, Oktober 2015• City Tour Oil and Gas History in Balikpapan , 5

Oktober 2015• Ice Breaker Night JCB, 5 Oktober 2015

Teks: Muhammad Rusli (Divisi Journal & Publikasi HAGI)

CONVENTION• Opening Ceremony, 6 Oktober 2015 at Grand

Ballroom Gran Senyiur Hotel Balikpapan.• 1st Panel Discussion, 6 Oktober 2015 Theme: Marine Natural Resources Empowerment and Policies Plan• 2nd Panel Discussion, 6 Oktober 2015 Theme: Infrastructure Readiness to Support Development of Offshore Oil and Gas Industry• 3rd Panel Discussion, 6 Oktober 2015 Theme: Indonesia Coal and Mineral : Resources Discovery to Inventory Technical Parallel Session of JCB 2015, 7

Oktober 2015 Technical Parallel Session of JCB 2015, 8

Oktober 2015 Closing Ceremony of JCB 2015, 8 Oktober 2015 HAGI President Election 2016-2018, 8 Oktober

2015

POST-CONVENTION:Field Trip Mahakam Delta lead, 9 - 10 Oktober 2015 Pembukaan Joint Convention Balikpapan pada tanggal

LAPORAN UTAMA

LAPORAN

JOINT CONVENTION BALIKPAPANHAGI-IAGI-IAFMI-IATMI

Page 11: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

11w w w . h a g i . o r . i d

6 Oktober 2015, dihadiri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian Pekerjaan Umum dan Permukiman, Gubernur Kalimantan Timur, Kepala SKK Migas, Direktur Umum Mineral dan Batubara.

Pembukaan JCB dilaksanakan di Grand Ballroom Gran Senyiur Hotel Balikpapan. Tema JCB tahun ini adalah “Empowering Marine Earth Resources”. secara Filosofis tema ini mengetuk kesadaran kita bersama dan mendorong political will pemerintah untuk segera beranjak mengelola Sumberdaya Alam dari wilayah benua ke maritime. Untuk mencapainya sumber daya alam harus dioptimalkan peranannya.

Sebagai konsekuensi dari keinginan untuk memperkuat dan mendorong sumber daya alam ke arah kekuatan kedaulatan energi ke depan, maka sumber daya manusia yg dimiliki Indonesia, khususnya ahli kebumian harus dioptimalkan perannya. Bahkan, mengingat Kebijakan Energi Nasional (KEN) yg dipetakan sampai 2050, jelas persiapan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi profesi harus dilakukan. Komitmen Asosiasi Ilmu Kebumian untuk meningkatkan

kompetensi para anggotanya untuk memajukan roda ekonomi nasional, selain untuk majunya keilmuan bumi itu sendiri telah dan akan terus diperkuat.

Melihat proyeksi kebutuhan energi Indonesia ke depan, apalagi pemerintah dihadapkan semakin menipisnya SDA yang ada, sebaliknya pertumbuhan kebutuhan energi tidak akan dapat ditekan, maka jawabannya adalah mendorong eksplorasi. Dan untuk mendorong eksplorasi, invetarisasi peta dasar tematik, teknologi eksplorasi harus menjadi “political will” yang serius dari pemerintah.

Pergeseran peran SDA tersebut merupakan salah satu poin yang diusulkan oleh 12 asosiasi ilmu kebumian kepada pemerintah. Ke-12 asosisasi itu adalah IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), HAGI (Himpunan ahli Geofisika Indonesia), IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Indonesia), IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia), PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia), ISI (Ikatan Surveyor Indonesia), API (Asosiasi PanasBumi Indonesia), HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia), PAAI (Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia), MAPIN (Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia) dan ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia). Komunike bersama 12 asosiasi ahli kebumian yang bertajuk HASTA KARSA ini dinyatakan pada 6 Oktober 2015 pada acara Pertemuan Ilmiah HAGI, IAGI, IATMI dan IAFMI di Balikpapan.

Pada pelaksanaan JCB 2015 ini juga diadakan Diskusi Panel yang menghadirkan para Birokrasi dan Pakar, dilaksanakan pada Tanggal 6 Oktober 2015 di Grand Ballroom, Gran Senyiur Hotel Balikpapan. Adapun topik yang dibahas pada diskusi panel tersebut adalah:• Marine Natural Resources Empowerment and Policies

Plan• Readiness to Support Development of Offshore Oil

and Gas Industry• Indonesia Coal and Mineral, Resources Discovery to

Inventory

SDA kebumian sudah seharusnya bukan diletakkan sebagai instrumen komoditas melainkan sebagai instrumen untuk mendorong “economic booster” yang menciptakan multiplier effect.

Page 12: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

12 w w w . h a g i . o r . i d

Panelis kunci yang hadir diantaranya; Awang Faroek Ishak (Gubernur Kaltim), I Gede Wiraatmaja (Dirjen Migas), Amin Sunaryadi (Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi), Joko Siswanto (Direktur Pembinaan Hulu Migas), Andang Bachtiar (Komite Eksplorasi Nasional), dan beberapa bersama staf ahli Kementerian ESDM.

Pada sesi ini , Awang Faroek menerima dokumen “Participating Interest” (PI) atau hak daerah atas blok migas dari Kementerian ESDM, yang diserahkan Dirjen Migas I Gede Wiraatmaja bersama staf ahli Kementerian ESDM. Demikian pula penyerahan nama pengguna laman (username) dan kata sandi (password) untuk program data lifting online. Pemaparan umum disampaikan oleh Bapak Awang Faroek Ishak selaku Gubernur Kalimantan Timur dan sebagai Ketua Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas (ADPM) yang memaparkan mengenai perkembangan infrastruktur Kalimantan Timur dan kawasan industri turunan yang mendukung perkembangan ekonomi dari pemanfaatan sumber daya alam migas di Kalimantan Timur. Beliau menambahkan, “Kalau dulu jangankan didengar, ditelpon HP-nya saja nggak diangkat. Tapi, sekarang saya lebih mudah berkoordinasi dengan Pak Amin,” ujarnya. “Dengan peluncuran ini, SKK Migas membayar lunas tuntutan ADPM”.

Pada Joint Convention Balikpapan 2015 ini tersaring kurang lebih 200 makalah ilmiah yang dipersentasikan dalam bentuk oral dan poster, yang

terbagi didalam 8 paralel session. Secara garis besar topik-topik makalah yang dipaparkan pada JCB 2015 ini adalah; Tektonika dan Sumber Daya Alam Indonesia, Bidang Mineral, Migas dan Energi, Penanggulangan Resiko Bencana, Geologi Teknik dan Geofisika, Ilmu Kelautan dan Teknologi Kelautan, Budaya dan Geowisata, Wawasan Lingkungan, Energi Terbarukan serta bidang kegeologian lainnya.

Tabulasi dalam bentuk diagram lingkaran sumber makalah JCB 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

• Operation & Others• Metamorphic Rock• Non Seismic Methods• Mesozoic Play• Microearthquake• Geotourism

LAPORAN UTAMA

Page 13: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

13w w w . h a g i . o r . i dCANDID

FOTOPEMENANG

JCB

• Advance Seismic Processing• CBM & New Enegy• Subsea Pipeline• Geochemical• Earthquake• Structural Geology• Petroleum Geology• Offshore Structure• Exploration• GGR• Sedimentology &Stratigraphy• Seismic Processing & Application• Paleontology• Business Development• Geothermal• Marine Geology• Geotechnic & Hazard• ETC (Topik bahasan khusus)

Dalam penyelenggaraan sesi teknikal dari JCB ini maka di dapatkan beberapa makalah maupun poster terbaik, yaitu :

BEST ORAL PRESENTATION - PROFESSIONALThe Potential of Ichnofossil for The Interpretation of Depositional Environment Conditions: an Example from Outcrop Studies in Samarinda, Kutai Basin EastKalimantan, Ery Arifullah – ITB

BEST ORAL PRESENTATION - STUDENTDepositional Process Analysis of Banyumeneng Outcrop in Kendeng Zone Using Ichnofossil, Microfossil, and Sedimentary Structure, Taufik Akbar egowo – UNDIP

BEST POSTER PRESENTATION - PROFESSIONALRevisit Evaluation in Sangatta – Bungalun Block: A New Hope for Non-Focus Exploration Area , Raden Idris -Pertamina EP

BEST POSTER PRESENTATION - STUDENTTectonic Event Trailing Based on Fragments of Waturanda Formation, adasmalang, Karangsambung, Central Java Alfathony Krisnabudhi, - UPN”Veteran”Yogyakarta

CANDID

FOTOPEMENANG

JCB

Page 14: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

14 w w w . h a g i . o r . i d

WAWANCARA

Lebih Dekat dengan Divisi Organisasi dan Komisariat WilayahHAGI

Komisariat wilayah HAGI adalah salah satu dari aspek penting organisasi HAGI, di tangan Komwil-Komwillah beberapa kegiatan reguler HAGI berjalan menjangkau seluruh Nusantara dan juga

di mancanegara. Tanpa inisiatif dan program dari Komwil HAGI maka akan sulit bagi HAGI untuk bisa berkontribusi secara nyata terhadap kebutuhan pengembangan keilmuan dan profesi di seluruh wilayah Indonesia. Dua puluh Komwil telah berdiri dan tersebar di Indonesia dan mancanegara,

14 w w w . h a g i . o r . i d

Page 15: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

15w w w . h a g i . o r . i d

Foto bersama Lokakarya Komwil HAGI di Palembang

Foto bersama Lokakarya Komwil HAGI di Balikpapan

Foto bersama Lokakarya Komwil HAGI di Bandung

yaitu meliputi : Komwil Aceh, Komwil Sumatera Barat, Komwil Sumatera Selatan, Komwil Lampung, Komwil Jawa Barat dan Banten, Komwil Jakarta, Komwil Yogyakarta, Komwil Jateng, Komwil Surabaya, Komwil Malang, Komwil Kalimantan Timur, Komwil Kalimantan Selatan, Komwil Sulawesi Tengah, Komwil Sulawesi Selatan dan Barat, Komwil Papua, Komwil Perth, Komwil Kuala Lumpur dan yang terbaru Komwil Eropa.

Sepanjang tahun 2015, Kepengurusan HAGI 2014-2016 telah melakukan 3 kali lokakarya Komwil, yaitu di Palembang 25 April 2015, Bandung 16-17 Mei 2015 dan Balikpapan 8 Agustus 2015. Lokakarya tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam potensi setiap Komwil di masing-masing region, termasuk di dalamnya: potensi kepakaran, alat ukur metode geofisika yang dimiliki, potensi geowisata dan edukasi kebumian setempat. Beberapa topik menarik muncul dalam lokakarya tersebut, Kuliah Tamu, Kuliah Lapangan dan mitigasi bencana secara merata dan terus menerus menjadi agenda utama beberapa Komwil.

Di sisi lain beberapa Komwil memaparkan mengenai usulan program baru seperti potensi geowisata, geotermal, inisiasi penelitian bersama (konsorsium), geofisika untuk pemetaan situs purbakala, drone for land imaging, olimpiade geofisika dll yang memerlukan kerjasama pengurus pusat HAGI, Komwil HAGI dan Universitas serta pemerintah daerah setempat. Beberapa usulan program tersebut di antaranya menjadi beberapa tulisan di edisi kali ini. Laporan lengkap serta pengemasan tindak lanjut Lokakarya tersebut sedang disiapkan untuk menjadi program unggulan tahun 2016.

Pada kepemimpinan HAGI periode 2014-2016 di bawah Presiden HAGI Dicky Rahmadi Aprillian, VP organisasi dan Komisariat Wilayah HAGI dipegang oleh Andi M. Adiwiarta. Walau masih relatif muda, tetapi

rekam jejaknya sudah tidak diragukan lagi, Kang Andi ini sudah berkecimpung aktif semenjak beberapa perioda kepengurusan, dari mulai kepengurusan Pak Abdul Mutalib, Pak Elan Biantoro, Pak Yosi Hirosiadi, Pak Sri Widiantoro dan berlanjut hingga kini. Murah senyum, no can’t do attitude, dengan jaringan pertemanan yang luas adalah sebagian dari karakternya. Berikut adalah sepenggal wawancara antara redaksi Georesonansi dengan Kang Andi untuk lebih sedikit mengenalnya secara pribadi dan sekelumit mengenai divisi yang dibawahinya.

15w w w . h a g i . o r . i d

Page 16: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

16 w w w . h a g i . o r . i d

berdampingan dengan potensi kebencanaan alam.

G : Bagaimana kabar anggota HAGI saat ini? Berapa persen anggota HAGI yang terbilang aktif dalam mendukung, memberikan pendapat atau hadir dalam setiap acara HAGI?

AMA : Anggota HAGI terdaftar sejak 8-10 tahun lalu sudah di atas angka 3000 orang, namun faktanya aktivitas di Forum HAGI tidak lebih dari 100 anggota yang aktif berdiskusi. Pembayaran iuran serta surat suara sah dalam pemilu HAGI merupakan angka paling nyata mengenai jumlah anggota HAGI yang aktif. Meski demikian, dengan program pembaruan kartu anggota menggunakan kartu e-toll Mandiri, kami mencatat sudah 836 anggota yang berhak memiliki kartu anggota karena telah membayar iuran serta pemegang Lifetime Membership. Dari awal kami

memang ingin memiliki data aktual dan ketika menemui pertanyaan berapa anggota HAGI dapat dijawab dengan presisi.

G : Bagaimana cara HAGI memberikan apresiasi terhadap anggotanya yang berprestasi?Kita lihat dulu konteksnya, karena apresiasi banyak bentuknya. Demikian halnya prestasi juga banyak jenisnya. Secara formal melalui HAGI Award yang diserahkan setiap tahun kami berusaha untuk mengapresiasi anggota HAGI yang beprestasi. Namun demikian untuk para mahasiswa geofisika yang berprestasi dan membutuhkan bantuan, juga kami berikan dukungan beasiswa sebagai apresiasi kerja keras mereka.

G : Apa yang biasanya paling populer dilakukan anggota HAGI untuk berkontribusi terhadap HAGI? Dan yang paling tidak populer?

AMA : Populer atau tidak populer rasanya relatif sekali. Namun mari kita lihat dari perspektif manfaat. Merapikan dokumen organisasi, karya ilmiah dan hal-hal administratif mungkin terdengar kurang menarik. Namun dampaknya ternyata sangat mendasar dan penting, dari sudut pandang anggota contohnya masalah pembayaran iuran anggota. Seperti sederhana, sepele, namun penting untuk menunjukan komitmen. Sementara menulis makalah hasil penelitian atau pekerjaan secara konsisten, berkelanjutan dan memberi nilai tambah bagi pengetahuan rasanya menjadi cita-cita setiap anggota HAGI. Terlepas dari besar kecil, setiap kontribusi tentu ada manfaatnya.

G : Terkait pertanyaan no.6, bagaimana menyikapinya?

AMA : HAGI merupakan organisasi profesi, jadi apresiasi prestasi terkait keprofesian kita menjadi salah satu tanggung jawab HAGI. Meskipun tentu apresiasi banyak bentuknya sesuai konteks dan tujuannya, selama itu untuk kemajuan bersama, kemajuan organisasi dan geofisika Indonesia, tentu setiap prestasi akan memiliki apresiasinya sendiri.

Georesonansi (G) : Sepertinya divisi organisasi secara khusus dan HAGI secara umum sudah cukup banyak “melebarkan sayap” (membuka perwakilan komwil) di luar negeri dan di dalam negeri. Apa tujuan yang ingin dicapai?

Andi M. Adiwiarta (AMA) : Sesuai tujuan pengelolaan Anggota dan Komwil, kami berharap agar dapat memperkuat HAGI dengan memberdayakan Anggota dan Komwil. Jika potensinya dapat dioptimalkan, harapannya HAGI menjadi dapat lebih bermanfaat.

Kami bergerak berdasarkan potensi, bukan berdasarkan lokasi. Jadi di dalam dan luar negeri sama saja, ketika ada potensi anggota HAGI, maka di situ bendera HAGI dikibarkan untuk kemajuan ilmu geofisika Indonesia.

G : Apa tantangan HAGI kalau dilihat dari kacamata Divisi Organisasi? Apakah HAGI kalau dilihat saat ini sudah dalam kondisi berkembang dengan optimum dan bagaimana sinergi antara HAGI pusat dan Komwil-Komwilnya saat ini?

AMA : Tantangan kita memang sinergi, karena masing-masing Komwil dan anggota memiliki potensi, kebutuhan, tingkat keterikatan dan cara pandang yang berbeda-beda terhadap organisasi. Banyak yang sudah dapat memanfaatkan dengan baik, tapi masih jauh lebih banyak yang belum melihat apa yang bisa dikerjakan dan dikerjasamakan dengan HAGI. Fokus kami dalam hal ini adalah bagaimana menjadikan potensi yang unik di masing-masing Komwil dan daya dukung yang dimiliki HAGI mengarah kepada peningkatan mutu serta standar pengelolaan organisasi profesi yang bermanfaat untuk anggotanya dan untuk masyarakat Indonesia secara lebih luas.

G : Ada hasrat atau keinginan yang dimiliki Komwil yang sepertinya belum bisa diakomodasi oleh HAGI?

AMA : Selalu ada, dan justru malah bagus. Karena itu modal untuk terus menghasilkan sesuatu hal baru yang lebih baik. Berupa program, kegiatan atau karya ilmiah yang dapat dihasilkan bersama antara Komwil dan Pengurus Pusat HAGI.

G : Pandangan 5 tahun dan 10 tahun ke depan dari divisi Organisasi?

AMA : Tantangan tiap kepengurusan menurut kami selalu berkembang. Tantangan dari dalam yang bersumber dari anggota tentu menjadi hal yang kami prioritaskan, untuk memberi sebesar-besar manfaat kepada anggota. Sementara tantangan dari luar, permasalahan yang terkait ilmu dan teknologi kebumian khususnya geofisika memerlukan pemikiran bersama anggota HAGI untuk menghasilkan kontribusi nyata. Permasalahan energi, lingkungan, pemanfaatan sumberdaya alam, potensi kebencanaan di Indonesia menurut kami akan terus mengemuka menjadi bahan untuk dipikirkan. Peran penguasaan manusia Indonesia atas ilmu dan teknologi tentu menjadi penting karena hanya dengan itu kita bisa bertahan mengelola sumberdaya dan memenuhi kebutuhan energi serta hidup

Kami bergerak berdasarkan potensi,

bukan berdasarkan lokasi.

WAWANCARA

Page 17: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

17w w w . h a g i . o r . i d

Para sedang menyimak pemaparan Cognitive Interpretation HAGI Komwil Kuala Lumpur

Evening Talk Juni 2015

HAGI Komwil Kuala Lumpur telah mengadakan evening talk dengan tema, “Cognitive Interpretation”. Kesempatan yang berbahagia ini diadakan pada tanggal 16 Juni 2015, bertempat di Ruang Serbaguna Hampshire Park Condo. Acara ini terselenggara berkat kerjasama HAGI Komwil Kuala Lumpur dengan ffA GeoTeric dan Uzma Engineering sebagai pembicara tamu. Agenda yang rutin dilaksanakan oleh Komwil Kuala Lumpur ini selain sebagai event untuk saling memperbaharui teknologi di bidang Geofisika, juga menjadi ajang silaturahmi bagi para Anggota HAGI di Kuala Lumpur. Acara ini terbuka untuk umum tidak hanya anggota HAGI saja, pada kesempatan kali ini, juga ramai dihadiri oleh Geofisikawan dari negara lain yang kebetulan bekerja di Kuala Lumpur.

Acara malam itu, diisi dengan presentasi teknikal oleh Rick Leaver, beliau mempresentasikan bagaimana mengoptimalkan data seismik dalam menentukan arah eksplorasi dan pengeboran. Teknik “cognitive interpretation” ini sendiri mencoba menggabungkan komputasi dan visualisasi dari teknologi komputer untuk membantu kemampuan reasoning dari manusia. Cognitive interpretation membantu pemahaman akan kondisi geologi dengan pengkondisian data yang optimal.

Menurut ia, sistem ini tidak menggantikan sistem interpretasi konvensional dan dengan mengungkapkan geologi sebelum interpretasi, Cognitive interpretation memberikan nilai tambah pada pengerjaan interpretasi konvensional dan QI.

Pada acara ini Rick juga memberikan demonstrasi salah satu teknologi dari ffa Geoteric, yaitu teknik “matching pursuit high definition frequency decomposition” yang diaplikasin pada data broadband seismic membantu mendelineasi beberapa fitur-fitur lapisan tipis, serta meningkatkan resolusi seismik dan konsistensi secara lateral

Acara yang bertempat di bilangan Kuala Lumpur City Center ini dihadiri oleh sekitar 40 orang peserta. Selain presentasi teknikal, acara seperti ini juga diisi dengan networking. Beberapa wajah baru yang hadir di Kuala Lumpur dapat bersilaturahmi dengan beberapa Geofisikawan Indonesia yang telah lama berkecimpung di Malaysia. Acara ditutup dengan foto bersama dengan representatif dari Geoteric. Tak lupa momento khas dari Indonesia diberikan kepada perwakilan dari ffa Geoteric sebagai ucapan terima kasih atas presentasi yang diberikan.

Foto Bersama Tim HAGI KL dan ffA Geoteric

Serah terima momento khas HAGI oleh ketua HAGI Komwil KL, Trisakti Kurniawan,

kepada Rick Leaver

Foto Bersama Presenter dan Peserta

KOMWILKUALA

LUMPUR

“Cognitive Interpretation”

WARTA HAGI

Page 18: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

18 w w w . h a g i . o r . i d

STUDENTS CONFERENCE ON SCIENCES AND MATHEMATICS

(ISCMS) Teks: Didik Sugiyanto (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)

Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) merupakan seminar bertaraf nasional yang diinisiasi oleh beberapa asosiasi profesi seperti Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Masyarakat Komputasi Indonesia (MKI), Himpunan Kimia Indonesia (HKI), Himpunan Astronomi Indonesia (HAI), Himpunan Fisika Indonesia (HFI), Himpunan Matematika Indonesia (HMI), Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PMI) dan Grup Fisikawan Teoritik Indonesia (GFTI). Kesembilan asosiasi profesi tersebut berkomitmen dan bersepakat mendukung dan memfasilitasi mahasiswa S2 dan S3 dalam bidang sains dan matematika untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam prosiding dan jurnal baik level nasional maupun internasional. Kegiatan tersebut memberikan dampak yang positif untuk menghimpun beberapa himpunan profesi untuk memberikan kesempatan kepada para peneliti muda dalam mempublikasikan hasil penelitiannya.

Presiden HAGI sebagai pembicara kunci pada Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 2015, FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 11-12 November 2015

WARTA HAGI

KOMWILACEH

SEMINAR NASIONAL INDONESIAN

11 - 12 November 2015

Page 19: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

19w w w . h a g i . o r . i d

Dalam dunia akademis, setiap hasil penelitian perlu didokumentasikan dengan baik dan dipublikasi dalam bentuk makalah pada sebuah jurnal maupun prosiding. Salah satunya adalah Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) yang dilaksanakan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada 11 - 12 November 2015. Kegiatan konferensi ini merupakan konferensi yang pertama dilaksanakan di FMIPA Unsyiah yang menghadirkan pembicara dari mahasiswa S2 dan S3. Ada 60 abstrak yang dipresentasikan oleh mahasiswa dari beberapa bidang studi seperti Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Farmasi.

Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) sebagai salah satu himpunan profesi mendukung sepenuhnya untuk terlaksananya kegiatan ini. Hal ini didasari pada semangat HAGI untuk mengedepankan pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini sains dan matematika untuk menjawab permasalahan bangsa khususnya dalam bidang energi. Harapannya dengan adanya konferensi seperti ini mampu mendorong para peneliti muda yang ada di perguruan tinggi untuk tetap konsisten dan berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dalam bidangnya masing-masing.

Presiden Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Dicky Rahmadi A yang menjadi pembicara kunci pada Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 2015. Presiden HAGI mengangkat topik tentang Ketahanan Energi Migas Indonesia dan Tantangan Sains & Matematika Ke depan. Ada tiga hal penting yang dipaparkan dalam presentasinya, yaitu: (1) Ketahanan Energi Migas Indonesia, (2) Tantangan Regulasi dan (3) Tantangan Sains dan Matematika Ke depan. Dalam paparannya, Presiden HAGI mengutarakan tentang kondisi Migas Indonesia dan membandingkan dengan kondisi Migas pada beberapa negara. Secara umum, kondisi mulai beralih kepada energi terbarukan.

Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim, tentunya memiliki potensi alam yang bisa dimanfaatkan sebagai energi terbarukan. Seperti energi panas bumi, energi angin, arus laut, matahari dan energi biofuel. Untuk memulai langkah menuju pemanfaatan energi terbarukan, tentunya dibutuhkan kajian yang mendalam secara terpadu dari berberapa bidang ilmu seperti Fisika, Matematika, Kimia, Biologi dan Geofisika. Penelitian yang terpadu dan terarah serta saling berkolaborasi menjadi penting untuk mendapatkan titik terang pemanfaatan energi terbarukan. Sehingga Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 2015 menjadi kegiatan yang strategis sebagai media untuk saling berdiskusi dan mempresentasikan hasil penelitiannya dalam bidang masing-masing.

Selain Presiden HAGI, Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 2015 juga menghadirkan 4 pembicara kunci dari beberapa bidang ilmu lain dari bidang ilmu Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika. Keempat

pembicara kunci tersebut adalah (1) Prof. Mustanir dari Jurusan Kimia yang mempresentasikan tentang A Review; Medicinal Plant Of Legundi (Vitextrifolial.), (2). Dr. Betty Mauliya Bustam, M.Sc dari jurusan Biologi yang mempresentasikan tentang Micropropagation and cryopreservation for conservation of Western Australian Terrestrial Orchids, (3) Dr. Rer.nat. Muksin M.Phil dari jurusan Fisika yang mempresentasikan tentang The application of seismological methods to characterize our planet dan (4) Dr. Rini Oktavia, M.Si dari Jurusan Matematika yang mempresentasikan tentang Not-So-Great Indonesia: Potential Actions to Rectify the Low Performance of Indonesian Students in Mathematics.

Penyerahan memento dari panitia kepada Presiden HAGI sebagai pembicara kunci pada Indonesian Students Conference on Sciences and Mathematics (ISCMS) 2015, FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 11-12 November 2015

Penyerahan bigkisan dari HAGI kepada FMIPA Unsyiah oleh Presiden HAGI

Page 20: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

20 w w w . h a g i . o r . i d

“Lets Rock The Indonesia’s Geophysics World”

IROCK 4th MeetingTeks: Mawar Indah Nursina

Salah satu Forum Monthly Talk Reguler HAGI, IROCK, sepertinya banyak diminati oleh para geofisikawan dilihat dari melimpahnya peserta yang mendaftar untuk mengikuti forum tersebut. Sudah beberapa

kali forum yang bertajuk “Lets Rock The Indonesia’s Geophysics World” ini digelar selalu full booked. Bahkan, ada beberapa teman HAGI yang terpaksa tidak bisa mengikuti forum ini karena keterbatasan ruangan. Forum yang mengkhususkan bidang Fisika Batuan ini diadakan kurang lebih satu bulan sekali di tempat yang berbeda-beda.

Forum ini merupakan ajang berdiskusi dan berbagi ilmu dalam dunia Rock Physics dibimbing oleh beberapa orang yang memang ahli di bidang ini. Pada pertemuan awal, Putri S. Wisman (Conoco Phillips) membuka acara dilanjutkan oleh DR Ranjit Shaw (CGG India) yang menyampaikan beberapa teori dasar fisika batuan kepada peserta sebagai bekal dasar sebelum masuk ke aplikasi. Pertemuan selanjutnya yang berlokasi di kantor

Genting Energy, masih berupa pengenalan kepada dunia Rock Physics sebagai warming up untuk peserta oleh Leonard Lisapaly (Genting Energy), dilanjutkan pengenalan awal mengenai perangkat lunak IPhyton sebagai software aplikasi Rock Physics yang dibimbing oleh Roy Baroes (Samudra Energy). Para Peserta asik mendengarkan penjelasan teori dari Leonard (Samudra Energy) pada pertemuan kali ini, berbekal laptop masing-masing, peserta dibimbing untuk menginstall dan menjalankan program IPhython serta menu-menu di dalamnya yang berkaitan dengan pembelajaran Rock Physics nantinya. Software IPhython ini dapat diunduh secara bebas di https://www.enthought.com/products/canopy/. Selain bebas biaya, software ini juga relatif mudah dipelajari.

Pada pertemuan ke-empat yang berlokasi di Wisma Mulia, peserta Monthly Talk dibimbing untuk memahami persamaan-persamaan dalam rock physics yang kemudian dituangkan dalam pemrograman IPhython. Sebelumnya, Roy Baroes memberikan warming up

WARTA HAGI

Page 21: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

21w w w . h a g i . o r . i d

tentang teori dasar seperti Rock Properties, Crossplot, Amplitude versus Offset (AVO), dan lain lain. Kemudian peserta dibimbing untuk membuat listing program berdasarkan persamaan-persamaan rock properties yang sudah diterangkan sebelumnya.

Agar lebih memahami persamaan maupun cara kerja pembuatan program, peserta dibimbing untuk mengetik sendiri listing program di laptop masing-masing, bukan hanya sekedar copy paste. Ternyata, walaupun sudah ada contoh listing program yang diberikan oleh Roy dalam presentasi, masih ada saja peserta yang tidak berhasil memproses program tersebut. Dalam pembuatan listing program, spasi maupun titik koma sangat berpengaruh dalam menjalankan program sehingga beberapa peserta sempat tidak berhasil.

Pada pertemuan kali ini, dikarenakan banyaknya peminat dari luar Jakarta, HAGI memfasilitasi live forum sehingga peserta yang berada di tempat jauh dapat bergabung. Bagi anggota HAGI yang ingin mempelajari IPhython namun tidak sempat hadir, dapat mengunduh file-file presentasinya sebagai berikut :

•https://drive.google.com/file/d/0B69sA9_-2hHmSVZDQVJ4REc1X2M/view?usp=sharing( Ipython Excercises)

• https://drive.google.com/file/d/0B69sA9_-2hHmQWRaY2pUQU4wVWs/view?usp=sharing(Python file)

• https://drive.google.com/file/d/0B69sA9_-2hHmRTJNR18wQjE0X3c/view?usp=sharing(python fuction)

• https://drive.google.com/file/d/0B69sA9_-2hHmX0FCZFlfRi1VZ3M/view?usp=sharing(AVO Intro)

• https://drive.google.com/file/d/0B69sA9_-2hHmeVk2dTc1TE1YRG8/view?usp=sharing(Ipyhton Intro)

Page 22: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

22 w w w . h a g i . o r . i d

Sementara exercise Ipython notebook, termasuk Ipythonnotebook untuk Ostrander’s Model dapat dilihat pada link nbviewer dibawah:

• Ricker wavelet http://nbviewer.ipython.org/github/Irockshagi/Ostranders_model/blob/master/Ricker.ipynb

• Ostranders Modeling with Zoeppritz Equation http://nbviewer.ipython.org/github/Irockshagi/Ostranders_model/blob/master/Ostranders_Zoeppritz.ipynb

• Shuey dan Aki richard approximation http://nbviewer.ipython.org/github/Irockshagi/Ostranders_model/blob/master/Shuey_AR.ipynb

WARTA HAGI

Page 23: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

23w w w . h a g i . o r . i d

KOLOM AHLI

Era kejayaan Kerajaan Majapahit akan selalu dikenang dan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Kemunduran atau keruntuhan Kerajaan Majapahit akan selalu menjadi misteri yang menggugah

rasa keingintahuan serta rasa penasaran yang timbul. Hal ini diakibatkan oleh peninggalan yang seolah-olah tersamarkan karena jejak kebesaran dari peradaban masa itu tidak teridentifikasi dengan jelas.

Saat ini banyak pihak meyakini keberadaan Kutaraja atau pusat peradaban dan pemerintahan Kerajaan Majapahit terletak di daerah Trowulan, Mojokerto sehingga kemudian daerah ini menjadi kawasan wisata Majapahit dengan dibangunnya museum Trowulan yang diinisiasi oleh arkeolog Belanda Henry Maclaine Pont, selanjutnya dikembangkan menjadi Pusat Informasi Majapahit (PIM). Trowulan sendiri diyakini sebagai pusat kerajaan dikerenakan di daerah

Deliniasi SITUS PELAWANGAN Peninggalan ERA MAJAPAHIT

dengan METODA GPR

Teks: Tim Dosen Geofisika - ITS

Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo

ini banyak ditemukan arca-arca, candi-candi, segaran, serta benda-benda purbakala lainnya yang dipercaya merupakan peninggalan zaman Majapahit terutama setelah ditemukannya candi tikus oleh Bupati Mojokerto saat itu Kromodjojo pada tahun 1914.

Sementara itu ada beberapa pihak atau kelompok orang yang meyakini dan mempercayai bahwa pusat kota kuno Kerajaan Majapahit bukan di Trowulan. Kelompok ini menggali informasi dari cerita-cerita rakyat yang ada, nama-nama desa atau pedukuhan yang memiliki makna tertentu serta karya-karya sastra Jawa kuno. Kelompok ini mengklaim bahwa telah menemukan beberapa lokasi yang patut diduga sebagai pusat kota kuno Kerajaan Majapahit. Salah satu lokasi yang diyakini sebagai pintu gerbang Kerajaan Majapahit adalah Situs Pelawangan.

Situs Pelawangan terletak di Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, tidak

KOMWILSURABAYA

Page 24: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

24 w w w . h a g i . o r . i d

Lokasi Situs Plawangan di tengah Sawah Lokasi Situs Plawangan (Google Earth, 2014)

Survei Desain Lintasan Ground Penetrating Radar (GPR)

jauh dari jalan raya Sidoarjo-Mojokerto selepas jalan bypass Krian. Secara kasat mata situs ini berupa gundukan tanah yang berbeda tinggi ditengah lingkungan persawaan depan Balai Desa Suwaluh. Selain dua bangunan utama yang berupa gundukan besar, terdapat gundukan-gundukan kecil lain disekitanya.

Kedua gundukan utama tersebut berupa hutan bambu yang sangat rimbun dengan rerumputan. Pada bagian atas situs utama ditumbuhi pohon beringin yang relatif besar dengan akar seolah-olah mencengkram bangunan tersebut. Salah satu dari kedua bangunan utama yang ada sudah dilakukan penggalian dan terbukti memang terdapat bangunan yang tersusun dari struktur batu bata yang diduga merupakan penginggalan peradaban Kerajaan Majapahit yang tersisa.

Metode geofisika merupakan salah satu metode penginderaan yang telah banyak dimanfaatkan dalam dunia arkeologi terutama metode Ground Penetrating Radar (GPR). Pada kesempatan ini untuk mendeliniasi sebaran sisa bangunan yang diduga sebagai peninggalan peradaban Kerajaan Majapahit digunakan metoda GPR.

Pengukuran metoda GPR dilakukan dengan menggunakan antena 40 MHz dengan konfigurasi unshielded. Antena ini dipilih dengan pertimbangan operasional dan jangkauan atau kemampuan penetrasi yang relatif dalam. Dengan lingkungan yang didominasi tanah lempung sawah basah menjadi tantangan yang besar dalam pengukuran metoda GPR, hal ini dikarenakan tinggkat absorpsi dari lapisan lempung basah yang sangat kuat sehingga penetrasi energi gelombang elektromagnetik tidak terlalu baik.

Dari hasil deliniasi yang dilakukan dengan metoda GPR, didapatkan beberapa respon yang diindikasikan sebagai sisa bangunan struktur bata peninggalan Kerajaan Majapahit. Respon paling dominan dari data yang ada adalah difraksi gelombang elektromagnet yang diakibatkan oleh hancuran dari struktur bata yang ada.

Dengan membandingkan antara gundukan yang diduga sebagai bangunan utama yang telah digali dan yang belum dilakukan penggalian memiliki respon yang relatif sama sehingga dengan informasi ini dapat dijadikan dasar dalam interpretasi data GPR.

KOLOM AHLI

Page 25: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

25w w w . h a g i . o r . i d

Lintasan 33 Situs Plawangan Utara

Lintasan 1 Situs Plawangan Sealatn

Lintasan 20 Situs Plawangan Sealatn

Lintasan 25 Situs Plawangan Utara

Lintasan 16 Situs Plawangan Utara

Lintasan 31 Situs Plawangan Utara

Diskusi dan Interpretasi Data

Sisi UtaraSisi Selatan

Page 26: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

26 w w w . h a g i . o r . i d

Aliran panas bawah bumi atau Geothermal heat flow memainkan peran penting dalam proses kematangan hidrokarbon, geohazard maupun untuk estimasi prospek kandungan energi

sebuah lapangan geothermal. Kematangan termal memainkan peranan penting pada faktor penilaian risiko geologi terutama dalam evaluasi eksplorasi minyak bumi terutama untuk memperkirakan probabilitas penemuan hydrocarbon sebelum mengebor sebuah prospek.

Pengembangan Perangkat Pengukuran Geothermal Heatflow di Laut dan Pemodelan Suhu Bawah

Permukaan PumiTeks: Bagus Endar B. Nurhandoko1,2

1Rock Fluid Imaging Lab.2Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Institut Teknologi Bandung.

Email: [email protected]; [email protected]

Kami mengusulkan teknologi terpadu yang akan mencakup pengukuran dan pemodelan untuk pencitraan temperatur bawah permukaan melalui analisis aliran panas bumi (Geothermal heat flow). Pengukuran aliran panas bumi dan pemodelan adalah cara penting untuk memprediksi entalpi serta distribusi temperatur bawah permukaan. Pengetahuan yang akurat tentang distribusi temperatur di bawah permukaan atau kerak dangkal sangat penting dalam memahami banyak fenomena

KOLOM AHLI

KOMWILJAWA

BARAT &BANTEN

Page 27: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

27w w w . h a g i . o r . i d

geologi dan geofisika, mulai dari eksplorasi panas bumi sampai kematangan batuan sumber hidrokarbon. Hal ini dapat diperluas juga untuk karakterisasi fraktur, pemodelan reservoir geotermal, prediksi awal listrik yang dihasilkan oleh lapangan panas bumi.

Temperatur bawah permukaan dapat diprediksi dari berbagai sumber data geofisika, seperti kedalaman Curie isotermal mendasarkan berbagai inversi dari data magnetik, tahanan listrik, dan kecepatan seismik. Namun satu-satunya syarat batas secara langsung adalah: temperatur permukaan, gradien temperatur permukaan, dan data aliran panas. Jika distribusi konduktivitas termal bawah permukaan dapat didefiniskan dan distribusi sumber panas diketahui maka distribusi temperatur bawah permukaan dalam kesetimbangan konduktif dapat diprediksi.

Beberapa model prediksi temperatur bawah permukaan telah diusulkan oleh beberapa penulis, seperti: Mareschal (1980), Pruess dan Narasimhan (1985). Nurhandoko (2013) mengintegrasikan pengukuran aliran panas geotermal dan hasil inversi geofisika untuk menghasilkan temperatur profil bawah permukaan. Kita bisa memasukkan hasil inversi data geofisika dalam prediksi temperatur bawah permukaan yang meliputi: gravitasi, resistivitas, magnetik ataupun seismik. Pendekatan ini meningkatkan perkiraan yang diusulkan oleh Mareschal et. al. (1985) yang mengabaikan perubahan lateral dalam konduktivitas termal, bahwa kedalaman sumber panas harus sebanding dengan panjang gelombang dari variasi aliran panas di permukaan.

Dengan pemodelan aliran panas bumi, profil temperatur bawah permukaan dapat diperkirakan melalui estimasi temperatur dengan masukan profil konduktivitas bawah permukaan yang dipandu oleh kondisi geologi bawah permukaan. Kondisi geologi bawah permukaan ini dicitrakan melalui hasil inversi geofisika.

Aliran panas ( q ) diukur dengan energi per waktu dan per satuan luas :

Aliran panas di permukaan bumi (q) adalah antara 0.001 W/m2 dan 0.1 W/m2. Aliran panas rata-rata di semua benua qc dan lautan qo, adalah : qc = 0.065 W m-2 dan qo = 0.101 W m-2. Jika mereka dikalikan dengan daerah permukaan lautan dan benua, secara berurutan, kita dapat memperkirakan besarnya heat loss global dari bumi ke angkasa sebesar 1021 Joules setiap tahun ( Beardsmore dan Cull, 2001 ) .

Hukum pertama Fourier menunjukkan bahwa pengamatan empiris aliran panas berbanding lurus dengan gradien termal :

22 m

W

sm

Jq ==

22 m

W

sm

Jq ==

dT/dz adalah gradien termal dengan jarak z dan tanda negatif muncul karena heatflow memiliki gradien termal menurun . Konstan k disebut konduktivitas termal, k memiliki unit J/smK. Parameter k menunjukkan konduktivitas panas.

Hukum kedua Fourier didasarkan pada keseimbangan energi sederhana. Ini hanya menyatakan bahwa perubahan kandungan energi H dengan waktu t sesuai dengan perubahan aliran panas dengan jarak z :

Satuan kandungan panas H diukur dalam energi per volum :

Asal usul tanda negatif pada persamaan(3) dapat digambarkan sebagai lebih banyak panas mengalir ke satuan volume daripada mengalir keluar dari itu, maka perubahan aliran panas melalui jarak dz adalah negatif dan kandungan panas di dalamnya akan naik.

Untuk memenuhi persyaratan dalam memprediksi temperatur, kami membangun peralatan yang akan digunakan untuk mengukur nilai heatflow panas bumi yang cocok dalam memprediksi temperatur bawah permukaan serta gradien temperatur dan konduktivitas termal .

Sebelum awal 1960-an, sebagian besar pengukuran aliran panas bumi dilakukan di lapangan minyak serta sumur panas bumi maupun lubang yang dibor untuk eksplorasi mineral. Namun, pengukuran secara profiling 2D atau 3D jarang dilakukan, yang paling umum adalah pengukuran di titik-titik bor atau 1 dimensi, metode ini bisa melakukan profiling temperatur bawah permukaan secara 2D atau 3D secara presisi dengan titik titik ikat menggunakan temperatur di sumur. Kemudian pengukuran temperatur seringnya tidak melakukan koreksi akibat adanya ketidakteraturan topografi, efek uplift dan gangguan fluida saat pengeboran (Beardsmore dan Cull, 2001) .

Kami mengembangkan pengukuran temperatur yang sangat sensitif dan mampu mengukur gradien temperatur kurang dari 25 °C/Km or 0.025 °C/m. Peralatan temperatur ini memiliki sensitivitas 0.001 °C. Dan terdiri dari 9 atau lebih susunan sensor sensitif, yang dilindungi oleh campuran baja dan aluminium sehingga dapat dioperasikan di bawah tekanan hidrostatik yang sangat tinggi (Gambar 1). Semua data sensor direkam untuk menghasilkan temperatur yang sangat akurat serta gradien temperatur. Sensor ini bisa mengukur dibawah permukaan air laut hingga kedalaman 3000 meter, seluruh sistem berada pada container tahan

22 m

W

sm

Jq ==

][3m

JH =

2

2

t

T

c

k

t

T

p ∂

∂⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

ρ

Page 28: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

28 w w w . h a g i . o r . i d

(Gambar 1) Geothermal heat flow equipment, RFI-GeothermTM, with sensitivity 0.001 deg C, courtesy of Rock Fluid Imaging Lab.

(Tabel 1) Conductivity of various rock (lithology) type (Stuwe, 2008)

(Gambar 2) Measured temperature data logging, spacing of each temperature sensor is 0.5 meter.

(Gambar 3) Conductivity thermal model (Gambar 4) Temperature distribution of subsurface

Lithology type Conductivity (J/smK)Sandstone 1.5 - 4.2

Gneiss 2.1 - 4.2Granite 2.4 - 3.8

Salt 5.4 - 7.2Iron 73

KOLOM AHLI

Page 29: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

29w w w . h a g i . o r . i d

tekanan tinggi, mempunyai perangkat pengukur posisi (navigasi) dan bisa mengirimkan data via gelombang akustik ke permukaan dengan modem akustik.

Untuk menghasilkan temperatur yang akurat, semua sensor dikalibrasi dalam beberapa jam untuk menghasilkan sebuah konstanta kalibrasi untuk masing-masing sensor. Perhitungan konstanta kalibrasi dapat menangani resolusi yang kurang dari 0.001 derajat Celcius.

Kalibrasi dilakukan untuk menghasilkan temperatur yang akurat, kemudian setelah kalibrasi sensor-sensor dilakukan maka hasilnya akan dimasukkan kedalam titik-titik pengukuran, pengukurannya dilakukan selama beberapa jam untuk mencapai kondisi kesetimbangan. Hal ini untuk menghindari efek konveksi cairan karena adanya pergerakan fluida yang mengakibatkan suhu dan gradien bisa berubah,maka untuk itu sensor akan mengukur dan ditempatkan sedemikian rupa dalam kondisi stabil dalam beberapa jam.

Hasil uji pengukuran pengujian lapangan ditunjukkan pada gambar 2, terpasang 4 sensor jarak setiap sensor adalah 1 meter, kedalaman sensor pertama adalah 0,5 meter dari permukaan tanah. Pada grafik terlihat jelas bahwa sensor pertama dipengaruhi oleh aktivitas matahari karena adanya perbedaan besar dalam setiap kali pengukuran. Kondisi stabil tampaknya terjadi setelah 1 jam pengukuran. Pengujian terhadap pengukuran dilakukan hingga 4 jam, kondisi tunak (steady state) tercapai, dan data temperatur setiap sensor siap diproses untuk mencitrakan temperatur bawah permukaan.

PEMODELAN TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN Pemodelan temperatur bawah permukaan dilakukan dengan menggunakan finite difference dari persamaan (5). Data input pada pemodelan ini berdasrkan pada temperatur permukaan dan gradien temperatur, termasuk konduktivitas termal. Konduktivitas termal bawah permukaan (k) akan dimodelkan berdasarkan gravitasi inversi atau resistivitas inversi. Contoh dari model konduktivitas termal ditunjukkan pada gambar 3. Kemudian, anomali berdasarkan inversi dapat dikombinasikan dengan informasi konduktivitas termal, seperti tercantum pada tabel 1.

Pemodelan kedepan dari profil temperatur bawah permukaan, berdasarkan finite difference (3), dalam hal ini kedua densitas dan kapasitas panas diasumsikan sama, tetapi kemudian dapat ditingkatkan untuk setiap pixel yang bervariasi. Hasil pencitraan temperatur dengan mengasumsikan bahwa temperatur permukaan adalah 27 °C ditunjukkan oleh Gambar 4. Anomali temperatur bawah permukaan, pada Gambar 4, dipengaruhi oleh variasi lateral dari konduktivitas termal.

Dengan menggabungkan pengukuran aliran panas bumi dan inversi temperatur bawah permukaan, maka distribusi

temperatur bawah permukaan dapat dihasilkan secara langsung dan akurat.

KESIMPULANPengukuran aliran panas bumi yang diusulkan dapat memberikan estimasi profil temperatur bawah bumi yang akurat jika bisa mengukur gradien temperatur yang sangat kecil dari temperatur bawah permukaan bumi, untuk itu didesain sensor suhu yang mempunyai sensitivitas pengukuran 0,001 °Celcius. Oleh karena itu, kalibrasi khusus dilakukan dan perhitungan konstanta kalibrasi dapat menangani resolusi kurang dari 0.001 °Celcius. Sensor ini bisa mengukur dibawah permukaan air laut hingga kedalaman 3000 meter, seluruh sistem berada pada container tahan tekanan tinggi, mempunyai perangkat pengukur posisi (navigasi) dan bisa mengirimkan data via gelombang akustik ke permukaan dengan modem akustik.

Data gradien temperatur, temperatur permukaan dikombinasikan dengan data konduktivitas panas batuan serta aliran panas bumi dari bawah permukaan, sehingga dapat diperkirakan profil distribusi temperatur bawah bumi. Estimasi ini perlu masukan gambaran bawah permukaan bumi, yang bisa dihasilkan dari penampang seismik, penampang seismik, resistivitas 2D atau 3D ataupun hasil inversi Bougour anomali gravitasi. Dengan menggabungkan aliran panas bumi (geothermal heat flow) dan profil konduktivitas bawah permukaan bumi, maka distribusi temperatur bawah permukaan bumi dapat diestimasi. Keberadaan titik-titik ikat temperatur di sumur-sumur yang dalam akan memberi nilai akurasi yang lebih tinggi pada prediksi distribusi temperatur bawah bumi.

• Stuwe, K., 2008, Principles of Heat Flow Modeling, Course Note.

• Beardsmore, G. R., Cull, J.P., 2001, Crustal heat flow: a guide to measurement and modeling, Cambridge Press.

• Mareschal, J. C., Cunningham, J. P., and Lowell, R. P., “Downward continuation of heat flow data: Method and examples from the western United States”, Geophysics, V.50, P. 84

• Pruess, K., and Narasimhan, T. N., 1985, A Practical method for modeling fluid and heat flow in fractured po-rous media, Society Petroleum engineer.

• Nurhandoko, B. E. B., Listyobudi, M., Purnama, A. D., Rizal Kurniadi, R., Susilowati1, Kusharyo, D., Komara, I. R., 2013, Geothermal heat flow measurement for predicting subsurface temperature distribution, Geothermal Work-shop 2013 Institut Teknologi Bandung.

Daftar Pustaka

Page 30: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

30 w w w . h a g i . o r . i d

Gedung Lawang Sewu merupakan salah satu ikon kebanggaan warga kota Semarang. Gedung berlantai 3 yang juga pernah dipergunakan untuk shooting film Ayat-Ayat Cinta ini terletak dijantung kota, gedung yang berdiri sejak tahun 1917 dan telah selesai direnovasi kini memang terlihat lebih indah dan piawai.

Menunggu Gedung Lawang Sewu Tenggelam?

OPINI

Gedung Lawang Sewu Ikon Kota Semarang

KOMWILJAWA

TENGAH

Teks: Hernowo Danusaputro

(LAND SUBSIDENCE GEORISK SEMARANG)

Page 31: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

31w w w . h a g i . o r . i d

Namun pada saat ini akibat perkembangan penduduk dan aktivitas pembangunan di Kota Semarang sangat pesat ternyata banyak

menimbulkan persoalan. Salah satu persoalan itu adalah penurunan muka tanah (land subsidence) seperti yang terjadi di dataran Kota Semarang, terutama di daerah pantai, Semarang Bawah atau Semarang Utara, yang batuannya disusun oleh endapan aluvial yang belum termampatkan. Semakin besar suatu kota maka semakin kompleks permasalahan yang ditimbulkan dan dihadapinya. Salah satunya adalah permasalahan penurunan muka tanah (land subsidence). Penurunan muka tanah merupakan hal yang serius terutama apabila penurunan muka tanah terjadi di daerah pesisir pantai. Kondisi tersebut dapat Terjadi karena daerah pesisir sangat rentan terhadap tekanan lingkungan, baik yang berasal dari daratan maupun dari lautan. Kota Semarang sebagai salah satu kota yang memiliki wilayah pesisir dibagian utara dengan garis pantai sepanjang ±13 km

jelas terkena dampak penurunan muka tanah tersebut. Penurunan muka tanah di beberapa wilayah setiap tahunnya memang tidak terjadi secara ekstrim, namun apabila dibiarkan terus menerus akan berdampak pada munculnya kerugian, tidak hanya material tetapi juga korban jiwa. Hasil pemantauan Badan Geologi menunjukkan bahwa di Kota Semarang Utara, terutama di sekitar pelabuhan, telah mengalami penurunan yang paling besar. Pada umumnya daerah Semarang Utara dibentuk oleh endapan aluvial rawa, hal ini menunjukkan bahwa Semarang Utara mempunyai tanah lunak yang cukup dalam. Bila daerah ini diberikan beban, baik berupa bangunan ataupun tanah urukan yang cukup tebal tentu akan mengalami penurunan tanah yang cukup besar akibat beban tersebut. Kecepatan penurunan yang terjadi akibat adanya pembebanan di atas permukaan tanah mencapai lebih dari 3 cm/tahun. Faktor lain yang menyebabkan penurunan muka tanah di Semarang Utara adalah proses pemadatan secara alami. Fenomena ini berkaitan dengan batuan/tanah

penyusun yang berupa endapan aluvial dengan lapisan lempung sebagai penyusun utama. Sifat tanah yang demikian disebabkan belum pernah mengalami tekanan pembebanan yang maksimum, sehingga apabila ada beban diatasnya, misalnya oleh beban lapisan tanah itu sendiri, masih memungkinkan terjadinya pemadatan secara alami.

Penurunan muka tanah di Semarang diakibatkan oleh 3 faktor utama, yaitu : Struktur tanah yang masih labil, pengambilan air bawah tanah (ABT) yang berlebihan dan tidak terkontrol serta adanya Beban berat bangunan diatas pemukaan tanah.

Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence) Semarang Akibat Pengambilan Air Tanah Dataran Semarang bawah yang merupakan endapan alluvial muda yang cukup tebal (40 – 45 meter) dengan permeabilitas rendah. Proses penurunan muka tanah masih berlangsung terus, baik akibat proses konsolidasi lapisan alluvial maupun penurunan muka akibat penyedotan air bawah tanah yang berlebihan. Beberapa studi menunjukkan bahwa pengambilan air bawah tanah yang berlebihan dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya penurunan tanah di kota Semarang. Hasil studi ITB (1995) melalui simulasi komputer menyimpulkan bahwa laju penurunan tanah dari tahun 1985 sampai 2002 diperkirakan berkisar antara 0,5 sampai 1,6 cm/tahun. Sementara, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh JICA (1997) menyimpulkan bahwa penurunan muka tanah diperkirakan 1,4 cm per tahun.

Penurunan muka tanah terparah di kawasan

Simpang lima mencapai 10 cm/tahun . Hal tersebut terbukti dengan adanya

peninggian jalan yang dilakukan tiap tahun oleh

pemkot Semarang , padahal kawasan ini merupakan

seputaran keberadaan Gedung Lawang Sewu.

Page 32: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

32 w w w . h a g i . o r . i d

tidak bebas lagi dari kegiatan pembangunan. Kegiatan reklamasi pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatife tidak berguna dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Pada dasarnya reklamasi merupakan kegiatan yang merubah wilayah perairan pantai menjadi daratan baru dalam rangka memenuhi kebutuhan lahan dengan cara menimbun kawasan pantai. Sebagai contoh adalah reklamasi Pantai Marina Semarang, Daerah yang tadinya berupa pantai dengan sedikit bangunan akan terubah menjadi kawasan perkantoran dan perumahan. Daerah terbuka untuk publik akan tertutup oleh bangunan tersebut.

Peristiwa lain berkaitan dengan penurunan muka tanah yang khas terjadi di Kota Semarang adalah rob. Rob menyebabkan banjir di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini terjadi tidak hanya pada musim hujan, melainkan sepanjang tahun. Banjir rob menyebabkan rumah, perkantoran, dan kawasan indsutri terendam air sepanjang tahun. Istilah “rob” kini sudah umum digunakan untuk fenomena banjir karena air laut yang masuk ke daratan dalam keadaaan normal akibat penurunan muka daratan atau karena air laut pasang.

Akibat yang tidak langsung dirasakan adalah terganggunya kegiatan dan produktivitas di daerah yang terkena penurunan muka tanah. Dampak lebih lanjut bersifat psikologi, yaitu munculnya stres pada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Upaya-upaya menanggulangi bencana penurunan muka tanah umumnya berupa usaha meninggikan tanah dengan cara pengurukan di kawasan pengembangan di sekitar pantai yang akan digunakan untuk berbagai bangunan seperti pergudangan, pemukiman, dan berbagai infrastruktur.

Upaya menghindari bencana sebagai dampak penurunan muka tersebut telah menimbulkan kerugian yang cukup besar karena setiap tahun diperlukan biaya yang besar untuk menaikkan permukaan tanah untuk mengimbangi kecepatan penurunan muka tanah. Bagi kalangan yang dapat melakukan peninggian tanah masalah ini dapat ditanggulangi, namun bagi kalangan bawah masalah ini tidak dapat dilaksanakan dikarenakan memerlukan biaya yang cukup besar.

Daerah sepadan pantai, dihitung 100 meter dari pantai pada waktu pasang tertinggi, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990,

Rumah ambles akibat land subsidence, pasrah karena kondisi ekonomi pemilik rumah

OPINI

Perkantoran yang tidak bisa dipergunakan akibat ambles dan rob

Page 33: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

33w w w . h a g i . o r . i d

Reklamasi yang artinya memperbaiki kondisi dari yang kurang baik menjadi lebih baik pada tanah tidak tampak pada Pantai Marina Semarang. Hal ini karena dipesisir Pantai Marina digunakan sebagai kawasan pariwisata dan perkantoran serta kawasan hunian mewah yang sangat banyak membutuhkan air bersih sehingga banyak yang melakukan pengeboran sumur artesis yang mencari lapisan akuifer dalam sehingga terjadi proses kerusakan akuifer dan berdampak pada proses land subsidence didaerah pesisir utara Kota Semarang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedarsono, pakar lingkungan dari Yogyakarta menunjukkan bahwa: 1) terjadi peningkatan penurunan muka tanah seluas 270 Ha di kawasan permukiman Puri Anjasmoro dari penurunan kecil (0,00 – 0,10 cm/th) menjadi penurunan sedang (0,10 – 0,20 cm/th) selama 9 tahun. 2) terjadi peningkatan penurunan tanah seluas 496,50 Ha di kawasan permukiman Marina, dan PRPP, dari penurunan sedang (0,10 – 0,20 cm/th) menjadi amblesan besar (<0,20 cm/th) selama 9 tahun. Kedua kawasan itu berada di kawasan Utara Kota Semarang, tentunya bagi kita akan miris mendengarnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa penurunan tanah diakibatkan oleh 3 faktor utama yaitu; • Struktur tanah yang masih labil dikarenakan

Semarang Bawah terbentuk dari tanah aluvium yang masih muda sehingga tingkat kelabilan masih tinggi

• Pengambilan Air Bawah Tanah (ABT) yang berlebihan dan tidak terkontrol.

• Beban berat bangunan diatas pemukaan tanah Berikut adalah sebagian kecil daerah yang mengalami

penurunan tanah di Kota Semarang (pertahun) berdasarkan penelitian pakar hidrologi Universitas

Diponegoro, Dr Ir Robert Y Kodoatie MEng yang dimuat di koran Suara Merdeka pada tanggal 5 Februari 2012• Bandara Ahmad Yani dan kawasan PRPP turun

3,4 cm sampai 7,6 cm • Tanah Mas turun 5 cm • Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas turun 7,7cm• Tambaklorok turun mencapai 11 cm dan Pengapon 8,5 cm • Kawasan Tugu Muda turun 1,54 cm

Beberapa penelitian memang telah banyak dilakukan untuk mengetahui permasalahan land subsidence di Kota Semarang ini. Dan berbagai-bagai metoda juga telah dipergunakan. Salah satu diantaranya adalah dengan Metoda Mikrograviti 4D oleh Prof DR Wawan Gunawan AK, DR Sarkowi, Tony Yulianto, MT dan M Irham N,MT.

Pemantauan reklamasi Pantai Marina oleh Tim PPLH UNDIP

Akuisisi data Mikrogravity 4D

Page 34: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

34 w w w . h a g i . o r . i d

Adapun tujuan dari penelitian mereka adalah untuk:• Mengetahui perubahan anomali microgravity

4D yang disebabkan oleh adanya proses penurunan muka tanah.

• Menentukan laju penurunan muka tanah dari data pengukuran ketinggian tanah yang dihubungkan dengan anomali microgravity 4D

• Menentukan daerah yang mempunyai laju penurunan relatife besar

Hasil dari penelitian tersebut ditunjukkan dalam peta berikut:

Peta Kontur mikrograviti4D periode juni 2003 – juni 2004

Dari peta kontur graviti tersebut diambil profil lintasan AB (Utara Selatan) dan BT (Barat Timur)

Peta profil lintasan

OPINI

Page 35: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

35w w w . h a g i . o r . i d

Adapun respon anomali mikrograviti4D pada lintasan-lintasan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari Analisa data microgravity 4D dan respon amblesan diperkirakan ada penyebab-penyebab lain selain fenomena penurunan, dengan menggunakan metode microgravity dapat mengungkapkan anomaly yang disebabkan oleh penyebab selain fenomena amblesan dan intrusi air laut yang ditandai dengan diketemukannya anomaly negative, hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan muka air tanah

Kalau kita cermati, topografi Semarang sendiri bisa terbilang sangat unik dibanding kota-kota lainnya. Bagian utaranya yang terdiri dari rawa-rawa dan dataran rendah sedangkan bagian selatan yang terdiri atas perbukitan dan dataran tinggi. Dan jika kondisi ini dikaitkan dengan adanya perbedaan kecepatan subsiden dibagian utara dan selatan tentu bisa menimbulkan masalah yang lain pada bagian selatan yang mempunya nilai rapat massa yang berbeda dengan bagian utara. Hal ini sangat menarik tentunya bagi para geofisikawan untuk membantu memberi informasi terbaik kepada pemerintah kota Semarang serta warga masyarakatnya terhadap georisk yang mungkin akan terjadi akibat adanya land subsidence.

Sebagai warga Indonesia terutama yang peduli akan masalah kebumian dan resikonya, akankah kita berdiam diri melihat gedung Lawang Sewu yang tingginya 25m dan merupakan ikon sejarah akan lenyap ditelan bumi 250 tahun lagi akibat subsidence 10 cm/tahun?

Respon anomali lintasan AB

Terdapat perbedaan respon yg cukup signifikan pada lintasan tersebut, hal ini menunjukkan terjadi penurunan tanah yang cukup dalam pada kawasan di utara sementara pada kawasan selatan hanya kecil saja. Sementara pada lintasan BT, dimana pada posisi pengukuran yang sama terjadi peningkatan penurunan pada kawasan tersebut.

Respon anomali lintasan BT

Page 36: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

36 w w w . h a g i . o r . i d

PROFIL

Salah satu hal menarik dalam perjalanan 40 tahun HAGI adalah terpilihnya Presiden wanita untuk pertama kalinya dalam sejarah organisasi untuk periode 2016-2018. Beliau adalah Rusalida Raguwanti, ibu dari

tiga anak remaja yang senang travelling, menulis dan membaca buku, seorang Senior Geophysicist yang kecintaannya kepada HAGI dibuktikan dengan kiprah aktifnya dalam dunia organisasi ilmu kebumian ini selama lebih dari 10 tahun.

Usai menyelesaikan Master of Science in Geophysics dari University Of Tulsa Oklahoma yang diperolehnya melalui Program Beasiswa Konsorsium Pertamina BPPKA-Production Sharing Contract, tahun 1997 beliau bergabung dengan Pertamina hingga saat ini. Banyak hal menarik yang beliau jumpai dalam tanggung jawabnya sebagai Advisor Geophysicist di Upstream Technology Center - Pertamina. Berbagai bidang pekerjaan menjadi bagian dari tanggung jawabnya, selain sebagai seorang Reservoir Geophysicist yang banyak terlibat dalam pekerjaan Pemodelan Geofisika Lanjut ataupun Interpretasi Seismik untuk karakterisasi reservoir migas. Latar belakang pendidikan S1 dibidang Geologi membuatnya juga terlibat dalam pekerjaan evaluasi Geologi&Geofisika untuk usulan bor prospek eksplorasi ataupun untuk akuisisi blok-blok baru Pertamina baik di dalam dan luar negeri, selain itu beliau juga menjadi anggota tim untuk program Tugas

Belajar S2 dan S3 bagi pekerja Pertamina dalam dan luar negeri. Pernah beberapa kali ditunjuk untuk menjadi koordinator dalam kegiatan kegiatan internal UTC dan Direktorat Hulu. Salah satunya adalah sebagai Ketua Umum Forum Sharing Teknologi Hulu (FSTH) ke 3, Direktorat Hulu Pertamina pada tahun 2015 yang merupakan forum rutin berbagi informasi mengenai keahlian dan pengembangan teknologi hulu . Beragam pekerjaan yang beliau hadapi memberikan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam pihak dengan disiplin ilmu yang beragam sehingga bukan hanya menambah wawasan keilmuan namun juga memperluas jaringan kerja dan persahabatan.

Organisasi memang bukan barang baru bagi Rusalida. Selama empat tahun beliau pernah mewakili Pertamina sebagai Sekretaris pada E&P Business Development Comittee ASCOPE (ASEAN Council on Petroleum), sebuah lembaga dengan anggota seluruh National Oil Company (NOC) di ASEAN yang bertujuan menjalin kerjasama dalam bidang energi antar Negara Asean. Terbiasa melihat dengan kacamata global, membuat Rusalida memandang turunnya harga minyak dunia sebagai sebuah tantangan untuk menerapkan teknologi tepat guna, ekonomis dan mendukung aktivitas eksplorasi migas secara lebih efisien serta peluang melakukan riset atau studi pada kondisi seperti saat ini. MEA juga menjadi tantangan tersendiri bagi para ahli geofisika Indonesia untuk membekali diri dengan keahlian dan wawasan berpikir seluas luasnya agar mampu bersaing dengan ahli ahli dari mancanegara yang akan meramaikan kancah perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN.

HAGI sebagai wadah para ahli geofiska di Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keahlian dan memperluas wawasan keilmuan geofisika dalam segala bidang, Dengan pemikiran itu Rusalida ingin merangkul sebanyak mungkin cabang keilmuan geofisika untuk turut berperan aktif dalam HAGI sesuai visi misi yang diusungnya pada Pemilu HAGI lalu dengan tag line “Sinergi dan Dedikasi dalam Keberagaman”. Peran dan jasa sesepuh HAGI tidak boleh dilupakan karena merupakan inspirasi bagi generasi penerus dengan terus bersinergi untuk menjalankan roda organisasi. Harapannya HAGI sebagai sebuah organisasi profesi ahli kebumian akan dikenal lebih luas lagi dan berkontribusi aktif untuk memberikan manfaat bagi segenap insan geofisika Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia.

SINERGI dan DEDIKASI dalam KEBERAGAMAN

Rusalida Raguwanti

Page 37: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

37w w w . h a g i . o r . i d

NAMA RUSALIDA RAGUWANTI TEMPAT/TGL LAHIR Jakarta, 16 Maret 1966 AFILIASI PT.PERTAMINA ( PERSERO) POSISI Advisor Geophysicist Upstream Technology Center (UTC) - Pertamina.

UNIVERSITAS TAHUN BS Degree in Geology, Geological Engineering, 1985 - 1990 UPN “Veteran” Yogyakarta,

MSc Degree in Geophysics, Geoscience Department, 1993 - 1995 Tulsa University Oklahoma,

NO TAHUN POSISI 1 1991 - 1992 Junior Geologist, Conoco Indonesia Inc,

2 1993 - 1995 Consortium BPKKA Pertamina & Production Sharing Contract (PSC) for Overseas Graduate Program Batch IV,

3 1997 - present Geophysic Specialist, PT. Pertamina ( Persero),

• Secretary of Business Development Committe E&P, ASCOPE ( Asean Council On Petroleum) • Pertamina as Indonesia NOC Representative from year 2008-2012.• Student Volunteer Committee, 35 th HAGI Annual Meeting, 2008 Bandung• Vice Treasury, Join Convention SEG-HAGI 2010, Bali• Treasury of HAGI 2012-2014 Periode• Treasury of HAGI 2014-2016 periode

HAGI, IAGI, IPA, SEG, AAPG and EAGE

PENDIDIKAN

PENGALAMAN KERJA

PENGALAMAN ORGANISASI

KEANGGOTAAN ORGANISASI PROFESI

Page 38: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

38 w w w . h a g i . o r . i d

Pembagian fasies gunung api yag berbentuk kerucut secara bentang alam dapat dibagi menjadi daerah puncak, lereng, kaki, dan dataran di sekelilingnya. Pemahaman ini kemudian dikembangkan oleh Williams

dan McBirney (1979) untuk membagi sebuah kerucut gunung api komposit menjadi 3 zone, yakni Central Zone, Proximal Zone, dan Distal Zone. Central Zone disetarakan dengan daerah puncak kerucut gunung api, Proximal Zone sebanding dengan daerah lereng gunung api, dan Distal Zone sama dengan daerah kaki serta dataran di sekeliling gunung api. Namun dalam uraiannya, kedua penulis tersebut sering menyebut zone dengan facies, sehingga menjadi Central Facies, Proximal Facies, dan Distal Facies (Bronto,2006). Pembagian fasies gunung api tersebut dikembangkan oleh Vessel dan Davies (1981) serta Bogie dan Mackenzie (1998) menjadi empat kelompok.

Secara geologi lokal, daerah telitian termasuk kedalam formasi nglanggran. Terdiri dari breksi gunung api, aglomerat dan lava andesit-basalt dan tuff. Batuan ini menempati bagian utara daerah Inventarisasi tersingkap di Sungai Dengkeng, Kecamatan Nglipar. Batuan pembentuk utamanya breksi gunung api, tidak berlapis, dengan komponen dari batuan andesit hingga basal, berukuran 2 hingga 50 sentimeter. Lensa batugamping koral terdapat di bagian tengah dari satuan ini. Batupasir gunung api epiklastik dan tuff berlapis baik terdapat sebagai sisipan dan sebarannya setempat. Struktur sedimen perairan sejajar, perlapisan bersusun, dan cetakan beban memberikan indikasi adanya aliran longsoran (debris flow). Pada lapisan bagian atas permukaannya mengalami proses erosi yang menunjukan adanya arus kuat. Hadirnya batugamping koral menunjukkan lingkungan pengendapan di laut.

Identifikasi Keberadaan “Ancient Volcanic Neck” Menggunakan Metode Resistivity Konfigurasi Pole-Pole Dan Schlumberger. Di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SUDUT MAHASISWA

ANCIENT VOLCANIC NECK

Lingkungan pengendapan batuan ini adalah laut yang disertai dengan longsoran bawah laut. Formasi semilir ditindih selaras oleh satuan batuan gunung api yang dikenal sebagai Formasi Nglanggaran.

Berdasarkan observasi geologi lapangan pada daerah Gunung Sudimoro, Desa Mangunan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, diindikasikan adanya suatu struktur volcanic neck. Oleh karena itu dilakukan survei geolistrik di daerah tersebut untuk membuktikan kebenaran dari penelitian ini dari sudut pandang geofisika. Konfigurasi pole-pole dan schlumberger dipilih berdasarkan dalamnya cakupan data yang dapat diperoleh sesuai dengan target yang dicari dan dimensi secara vertikal yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai tahanan jenis batuan.

Penelitian ini dilakukan dengan 10 lintasan yang tersebar di sekitar daerah telitian dengan panjang 1 km untuk konfigurasi pole-pole dan 2 lintasan dengan

Teks: Faris Mohamad Noor (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta)

Faris Mohamad Noor adalah Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta yang menerima Beasiswa dari

HAGI. Faris adalah President of SEG Student Chapter di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta

BeasiswaHAGI

Page 39: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

39w w w . h a g i . o r . i d

Pembagian fasies gunung api menjadi fasies sentral, fasies proksimal, fasies medial, dan fasies distal beserta komposisi

batuan penyusunnya (Bogie & Mackenzie,1998).

Desain Survei Penelitian dan Peta Geologi

• Bogie, I. dan Mackenzie, K.M., 1998. The application of a volcanic facies models to an andesitic stratovolcano hosted geothermal system at Wayang Windu, Java, Indonesia. Proceedings of 20th NZ Geothermal Workshop, h.265-276.

• Bronto, Sutikno., 2006. Fasies gunung api dan aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juni 2006: 59-71

Acuan

Hasil Konfigurasi Schlumberger

panjang 320 m dengan konfigurasi schlumberger. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai resistivitas tinggi merupakan breksi andesit dengan range nilai sekitar 130 ohm.m hingga 185 ohm.m dan nilai resistivitas sedang merupakan batupasir dengan range nilai sekitar 35-85 Ohm.m. Berdasarkan analisa data, belum terbukti adanya ancient volcanic neck karena sangat sulit untuk menentukan jika hanya didasarkan pada satu metode saja.

Page 40: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

40 w w w . h a g i . o r . i d

SUDUT MAHASISWA

40 w w w . h a g i . o r . i d

Page 41: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

41w w w . h a g i . o r . i d

Endapan epitermal didefinisikan sebagai salah satu endapan dari sistem hidrotermal yang terbentuk pada kedalaman dangkal yang umumnya terdapat dibusur vulkanik yang dekat dengan permukaan (Simmons et al,

2005 dalam Sibarani, 2008). Penggolongan tersebut berdasarkan temperatur (T), tekanan (P) dan kondisi geologi yang dicirikan oleh kandungan mineralnya. Secara lebih detailnya endapan epitermal terbentuk pada kedalaman dangkal hingga 1000 meter dibawah permukaan dengan temperatur relatif rendah (50-200)0C dengan tekanan tidak lebih dari 100 atm dari cairan meteorik dominan yang agak asin (Pirajno, 1992).

Tekstur penggantian (replacement) pada mineral tidak menjadi ciri khas karena jarang terjadi. Sedangkan tekstur yang banyak dijumpai adalah berlapis (banded) atau berupa fissure vein. Sedangkan struktur khasnya adalah berupa struktur pembungkusan (cockade structure). Asosiasi pada endapan ini berupa mineral emas (Au) dan perak (Ag) dengan mineral penyertanya berupa mineral kalsit, mineral zeolit dan mineral kwarsa. Dua tipe utama dari endapan ini adalah low sulphidation dan high sulphidation yang dibedakan terutama berdasarkan pada sifat kimia fluidanya dan berdasarkan pada alterasi dan mineraloginya. Endapan epitermal umumnya ditemukan sebagai sebuah pipe-seperti zona dimana batuan mengalami breksiasi dan teralterasi atau terubah tingkat tinggi. Veins juga ditemukan, khususnya sepanjang zona patahan. Namun mineralisasi vein mempunyai tipe tidak menerus (discontinuous).

Secara umum daerah Kulon Progo merupakan daerah endapan epitermal sulfida rendah. Endapan epitermal

Identifikasi Persebaran Mineral Logam pada Zona Alterasi Sulfidasi Rendah Menggunakan Metode Induced Polar-ization ( IP ) di Desa Kalirejo, Keca-matan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Mineral Logam

Amri Yogi Priambodo*Universitas Gadjah Mada

BeasiswaHAGI

41w w w . h a g i . o r . i d

Page 42: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

42 w w w . h a g i . o r . i d

sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat, serisit pada lingkungan sulfur rendah dan biasanya perbandingan perak dan emas relatif tinggi. Mineral bijih dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi rendah adalah andesit alkali, dasit, riodasit atau riolit. Secara genesa sistem epitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan vulkanisme riolitik. Tipe ini dikontrol oleh struktur-struktur pergeseran (dilatational jog).

Sebagai seorang geofisikawan, belajar mengenai respon batuan ataupun berupa endapan yang mengandung bahan-bahan mineral logam tertentu sangatlah penting. Dalam eksplorasi geofisika batuan silifikasi banyak yang mengandung mineral sulfida yang secara umum berasosiasi dengan resistivitas tinggi secara lokal. Batuan silifikasi dan mineral karbonat disepanjang urat memiliki densitas dan resistivitas yang semakin tinggi dan memungkinkan mengidentifikasi mineral sulfida secara tidak langsung menggunakan elektromagnetik, arus listrik secara langsung dan pemetaan micro-gravity. Persebaran Pyrite, arsenopyrite dan chalcopyrite dapat dijelaskan dengan menggunakan survey IP atau resistivitas. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui respon geofisika dari

daerah penelitian ini yang merupakan daerah endapan epitermal sulfida rendah.

Resistivitas tinggi diinterpretasikan sebagai batuan beku (host rock) yang belum teralterasi yang memiliki sifat lebih resisten dengan nilai resistivitas dominan berada pada rentang 200-281ohm meter dan diinterpretasikan sebagai batuan andesit yang disebutkan di referensi geologi regional daerah penelitian. Resistivitas rendah disebabkan oleh keberadaan lempung yang dihasilkan

Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah (Hedenquist dkk., 1996 dalam Nagel, 2008)

Amri Yogi Priambodo adalah Mahasiswa

Universitas Gadjah Mada yang menerima Beasiswa

dari HAGI. Amri adalah Head Division of Internal

Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia (HMGI)

dan juga staff Human Resources Development

of Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM.

SUDUT MAHASISWA

Page 43: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

43w w w . h a g i . o r . i d

dari batuan beku yang terlaterasi dan pelapukan di atas permukaan dengan nilai resistivitas dominan <35 ohm meter. Klosur dengan nilai chargeability yang tinggi pada peta 2D chargeability diindikasikan sebagai mineral logam. Dari data yang didapatkan nilai chargeability yang diindikasikan sebagai mineral logam mempunyai rentang nilai 42 – 61 ms dan terlihat dari pemodelan bawah permukaan yang didapatkan bahwa di line 2 diindikasikan terdapat persebaran mineral logam yang cukup banyak.

Penelitian selanjutnya bisa dengan memanfaatkan data percobaan kali ini sebagai referensi untuk

• Amri Yogi Priambodo, Ramadhan Widya Putra, Setyaningsih, dkk. (2015). Identifikasi Persebaran Mineral Logam pada Zona Alterasi Sulfidasi Rendah Menggunakan Metode Induced Polarization (IP) di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

• Richard J. Goldfarb, Byron R. Berger, Terry L. Klein, William J. Pickthorn, and Douglas P. Klein LOW SULFIDE AU QUARTZ VEINS (MODEL 36a; Berger, 1986).

• http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/endapan-mineral-epitermal.html

Referensi

pemodelan dan pengkajian lebih lanjut tentang jenis mineral logam yang berada di daerah penelitian. Dengan metode IP konfigurasi dipole-dipole terdapat banyak keterbatasan, terlebih lagi dengan daerah yang didominasi oleh lempung akan melemahkan sensitivitas alat. Untuk riset yang lebih teliti, lakukan kajian geologi yang lebih mendalam, ketahui perkiraan lebar dan arah urat, lalu integrasikan beberapa metode.

IP dengan konfigurasi dipole-dipole bisa digantikan dengan konfigurasi wenner agar kualitas data yang lebih baik.

Page 44: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

44 w w w . h a g i . o r . i d

SUDUT MAHASISWA

Page 45: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

45w w w . h a g i . o r . i d

FIELD CAMP SEG UGM SC

2015Field Camp SEG UGM SC 2015 merupakan suatu proyek penelitian mahasiswa yang dipunggawai oleh mahasiswa Geofisika UGM angkatan 2011 dengan dukungan dari SEG Foundation (Society of Exploration Geophysicsts) dengan misi utama “Advance

Geophysics today and Inspire Geoscientists for tomorrow”.Teks: Nur Wahyu Maulaningsih / Foto: Field Camp 2015

Page 46: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

46 w w w . h a g i . o r . i d

Tema utama dari Field Camp tahun ini adalah “Geophysical Prospecting and Hazard Assesment in Mineral Prospect Area” yang berlokasi di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang dimulai

pada tanggal 30 Mei hingga 12 Juni 2015. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan diantaranya sesi kelas dan ekskursi Geologi, Workshop HSE, Survei Geofisika lapangan, serta ditutup dengan seminar hasil pada tanggal 27 Juni 2015.

SEJARAH FIELD CAMP SEG UGMField Camp merupakan suatu kegiatan penelitian mahasiswa yang secara akademik merupakan perwujudan dari salah satu mata kuliah wajib di Semester 7 (berdasarkan kurikulum Geofisika UGM tahun 2011) yakni Lokakarya Geofisika. Mata kuliah ini memiliki bobot 2 SKS. Tujuan dari mata kuliah ini berdasarkan Silabus Kurikulum Geofisika UGM tahun 2011 adalah agar mahasiswa Geofisika UGM mampu untuk menjelaskan, menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari berbagai metode Geofisika yang digunakan dalam studi kasus di lapangan secara nyata. Metode Geofisika yang digunakan diantaranya adalah metode Gravitasi, Magnetik, Elektromagnetik, Geolistrik, dan metode Seismik serta metode lain sesuai dengan target pada survei yang dilakukan.

Pada awalnya, kegiatan lokakarya Geofisika lebih dikenal sebagai kegiatan workshop. Pada tahun 2005

kegiatan ini berubah nama menjadi Field Camp. Perubahan tersebut dikarenakan keikutsertaan UGM sebagai anggota dari SEG (Society of Exploration Geophysicists) yang berpusat di Tulsa, Oklahoma, USA. Field Camp merupakan salah satu program dari SEG. Karena kegiatan ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai penelitian Geofisika, maka UGM dan SEG bekerja sama dengan tujuan untuk memastikan agar kegiatan ini dapat terlaksana setiap tahunnya.

Hingga kini, Field Camp selalu terlaksana setiap tahun dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa UGM untuk dapat melaksanakan kegiatan ini, karena dalam kegiatan ini mahasiswa diberikan ruang yang seluas- luasnya untuk menuangkan ide penelitian di bidang Geofisika dan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan melalui bangku perkuliahan.

LATAR BELAKANG FIELD CAMP 2015Field Camp SEG UGM tahun 2015 merupakan kegiatan penelitian yang dikelola secara langsung oleh mahasiswa Geofisika UGM dan diketuai oleh Bambang Trio Sumbodo. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah pengawasan dan bimbingan dari Drs. Imam Suyanto selaku Pembimbing utama Field Camp SEG UGM 2015.

Pada tahun 2015 ini, Field Camp mengambil tema eksplorasi mineral yang dituangkan dalam judul “Geophysical Prospecting and Hazard Assesment in Mineral Prospect Area” yang berlokasi di Borobudur,

SUDUT MAHASISWA

Page 47: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

47w w w . h a g i . o r . i d

Magelang, Jawa Tengah yang dimulai pada tanggal 30 Mei hingga 12 Juni 2015. Latar belakang dari diambilnya tema ini adalah dari kondisi Geologi di area penelitian yakni merupakan zona alterasi yang beragam mulai dari propilitik dan argilik lanjut serta banyaknya zona intrusi yang merupakan indikasi adanya zona prospek mineral. Selain itu, pada daerah ini juga belum pernah dilakukan penelitian Geofisika sehingga harapan dari hasil penelitian ini adalah memberikan referensi mengenai kondisi bawah permukaan di daerah Borobudur terkait prospeknya terhadap mineral ekonomis.

Dari aspek sosial dan hazard, kegiatan ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan longsor di daerah Borobudur karena secara Geologi, daerah alterasi akan menyebabkan tejadinya pelapukan yang kuat. Batuan segar agar terubah menjadi lempung yang memiliki kemampuan untuk mengikat air. Kemampuan dari lempung yang dapat mengikat air secara kuat inilah yang dapat menyebabkan potensi longsor mengingat bahwa sebagian besar lokasi penelitian juga merupakan daerah perbukitan.

Selain potensi longsor, pada fase survei awal untuk studi kelayakan daerah penelitian, masyarakat dan pemerintah Desa mengeluhkan sulitnya air apabila musim kemarau. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari metode Geofisika yang akan diterapkan di dalam kegiatan ini yakni Geolistrik adalah untuk mencari akuifer sebagai salah satu upaya dalam mencari sumber air tanah khususnya pada musim kemarau.

PELAKSANAAN FIELD CAMP 2015Di dalam pelaksanaannya, Field Camp SEG UGM 2015 dibagi menjadi 3 sesi yakni pre-event, main-event, dan post event.

Pre-eventPre-event terdiri dari kegiatan studi pendahuluan dan persiapan. Kegiatan yang pertama di lakukan adalah workshop Geologi yang dilanjutkan dengan Field Trip pada keesokan harinya. Kegiatan workshop ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015. Tujuan dari workshop ini adalah untuk membahas kondisi Geologi secara regional dan secara lokal di daerah penelitian. Pembicara pada kegiatan ini adalah Dr. Arifudin Idrus dari Teknik Geologi UGM. Beliau menjelaskan mengenai aspek Geologi yang menarik dari area penelitian terkait dengan prospeknya terhadap mineral logam. Pada sesi kedua diisi oleh Dr. rer.nat. M. Nukman dari Geofisika UGM. Dengan latar belakang beliau sebagai seorang ahli Geologi, beliau menjelaskan mengenai aspek Geologi dan Geofisika tentang eksplorasi logam serta teknik- teknik yang dapat diterapkan di daerah penelitian.

Keesokan harinya setelah sebelumnya digembleng dengan pengetahuan Geologi kemudian dilaksanakan ekskursi atau Field Trip ke area Field Camp di Borobudur, Magelang. Field Trip ini dipandu oleh Dr.rer.nat . M. Nukman. Field Trip ini juga diikuti oleh dosen dari Lehigh University, USA yakni Prof. Anne yang sedang melakukan kunjungan ke UGM. Tujuan dari Field Trip ini adalah untuk meninjau kondisi Geologi area penelitian secara langsung serta studi pendahuluan untuk menentukan desain survei untuk metode Geofisika yang akan digunakan.

Selain Field Trip, pada 13 Mei 2015 juga dilakukan seminar HSE (Health Safety and Environment) dengan pembicara dari PT Aneka Tambang. Seminar ini dilaksanakan sebagai tahap persiapan dan wujud nyata akan pentingnya faktor keselamatan dalam merencanakan suatu kegiatan survei Geofisika. Selain itu, pada Field Camp ini faktor HSE juga menjadi isu sentral dalam perencanaan Field Camp ini. Hal tersebut juga diwujudkan dengan survei yang dilengkapi alat standar keamanan yang khusus seperti Safety Vest, Safety Helmet, dan Safety Gloves.

Page 48: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

48 w w w . h a g i . o r . i d

Setelah acara seminar HSE, acara dilanjutkan dengan workshop manajemen data Geofisika. Tujuan dari workshop ini adalah agar data hasil survei Geofisika dapat terdokumentasi dengan baik.

Main-event/ Field Camp Field Session Acara utama dari kegiatan ini adalah sesi lapangan yang berlangsung mulai tanggal 30 Mei hingga 12 Juni 2015. Sesi lapangan terdiri dari kegiatan survei Geofisika selama 10 hari dengan menggunakan berbagai metode sepeti Gravitasi, Magnetik, Induce Polarization, Audio Magnetotellurik, Very Low Frequenncy EM, Geolistrik Sounding, Geolistrik konfigurasi Wenner, Self Potential, Mikroseismik, dan MASW (Multichannel Analysis of Surface Wave).

Kegiatan sesi lapangan ini diikuti oleh 90 peserta yang berasal dari mahasiswa Geofisika UGM serta 3 peserta yang merupakan mahasiswa pasca sarjana Fisika dan Geografi serta student volunteer yang merupakan mahasiswa S1 Geofisika UGM di tahun pertama, kedua, dan ketiga. Setiap harinya, kegiatan ini juga diikuti oleh dosen dari Geofisika UGM yang secara bergiliran memberikan materi serta mengevaluasi kegiatan harian melalui sesi presentasi dan diskusi yang dilaksanakan setiap malam.

SUDUT MAHASISWA

Page 49: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

49w w w . h a g i . o r . i d

Kegiatan lapangan ini ditutup dengan presentasi hasil Field Camp sementara pada tanggal 12 Juni 2015 dan dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial yakni pemberian bibit pohon kepada pemerintah Desa sebagai salah satu tindakah preventif tehadap ancaman longsor.

Post-EventPost event dari kegiatan ini adalah diadakannya seminar hasil dan buka bersama pada tanggal 27 Juni 2015. Seminar ini juga diikuti oleh mahasiswa dari UNDIP, ITS, dan UPN dengan pembicara seminar adalah peserta Field Camp. Seminar ini dibuka dengan materi utama dari Dr. Arifudin Idrus yang memberikan ulasan tentang eksplorasi logam dengan menggunakan metode Geofisika. Pada seminar ini juga dibuka sesi diskusi dan tanya jawab terhadap hasil penelitian yang selanjutnya dibukukan dalam sebuah Proceeding Field Camp SEG UGM 2015.

Dengan terlaksananya kegiatan Field Camp ini, Geofisika UGM mengucapkan terimakasih kepada

pihak yang telah mendukung berlangsungnya acara yakni SEG Foundation dan TGS, PAMA Persada, Total E&P Indonesie, Chevron, Petrochina, Schlumberger, Pertamina EP, Pertamina PHE ONWJ, PT Pupuk Kaltim, Premier Oil serta HAGI. Kegiatan seperti Field Camp ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan generasi Geofisika yang unggul melalui motto utamanya yakni “Advancing Geophysics Today, Inspiring Geoscientists for Tomorrow”. Semoga dapat menginspirasi. Salam Geofisika Indonesia!

Page 50: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

50 w w w . h a g i . o r . i d

RUPA - RUPA

Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa yang berjarak sekitar kurang lebih 50 Km dari Kota Makassar. Untuk mencapai lokasi ini tidaklah sulit, dari Kota

Makassar kita bisa langsung mengikuti jalan poros Malino dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 2 jam. Untuk mencapai tempat ini pengunjung

harus menempuh jarak kurang lebih 3 Km dengan berjalan kaki melewati hutan tropis dari jalan utama ke pintu masuk Air Terjun Parangloe. Jalanan setapak dan terjal menyulitkan kendaraan pribadi dan umum melewatinya.

Untuk itu bagi para pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di Kantor Perhutani di Jalan Poros Malino.

MELIHAT DARI DEKAT KEINDAHAN

PARANGLOE KABUPATEN GOWA, SULAWESI SELATAN

Teks: Muhammad Altin Massinai & Jamaluddin KOMWIL HAGI SULSELBAR. Foto: http://sempugi.org/air-terjun-parangloe/

KOMWILSulawesiSelatanBarat

Page 51: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

51w w w . h a g i . o r . i d

Selama menyusuri hutan tropis, pengunjung akan dibuat penasaran dengan suara gemuruh gemercik air dari jauh seakan menuntun pengunjung untuk segera menuju ke Air Terjun Parangloe dengan ditemani

beragam flora dan fauna di hutan tropis.Parangloe merupakan salah satu daerah tektonik aktif

yang berada di pulau Sulawesi. Pulau Sulawesi terkenal dengan kekompleks-an wilayahnya yang disebabkan oleh pertemuan 3 lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia dan beberapa lempeng kecil disekitarnya. Parangloe terletak pada bagian hulu DAS Tallo dan terletak antara Pegunungan Malino dan Pegunungan Camba (berumur Tersier). Pada daerah tersebut terdapat sesar minor yang sudah mengalami longsoran di wilayah Parangloe, sehingga di sekitar DAS Tallo ditemukan banyak kekar-kekar atau rekahan yang terlihat.

Dari segi geodinamika, daerah Parangloe merupakan hasil pengangkatan (Uplift) dari laut dalam. Proses pengangkatan ini dapat terlihat pada kenampakan

perlapisan batuan yang kasar dan halus. Kemudian di daerah Manuju terdapat lava-lava bantal dimana ketika terjadi erupsi gunungapi Camba bertemu dengan air. Di daerah ini dulunya merupakan laut dangkal. Seperti halnya dengan daerah Jeneberang, Parangloe setelah terjadi letusan gunungapi 5-10 juta tahun yang lalu (Tersier).

Sehingga terjadi proses sedimentasi di DAS Tallo. Batuan-batuan daerah ini bertipe basalt yang secara geodinamika berasal dari laut dalam yang terjadi uplift daerah ini yang membatasi formasi yaitu formasi Baturape-Cindako, formasi Camba dan formasi Lompobattang. Kenampakan yang telihat yaitu berbentuk tangga-tangga yang menandakan gerakan tektonik. Rekahan-rekahan yang bergaris merupakan kekar Tarik yang terlihat beragam.

Pada bagian atas air terjun terlihat sesar geser (transform), terdapat offset-offset yang menandakan proses-proses yang selalu bergerak. Dari segi geomorfologi terdapat lipatan (fault) yang disebabkan oleh sesar-sesar yang terjadi. Untuk mengetahui kedalaman sesar-sesar daerah ini maka dibutuhkan survei geofisika pada beberapa tempat. Kenampakan daerah ini terlihat karena adanya singkapan yang terjadi karena gerusan oleh air sehingga basement rock masih ada dibawah daerah ini.

Secara kasat mata terdapat banyak sekali pergerakan(offset) yang terlihat pada batuan yang dapat dilihat pada gambar di atas. Singkapan yang dulunya sejajar karena terjadi pergerakan tektonik sehingga singkapan tersebut bergeser ke atas dan ke bawah. Hal ini dapat di identifikasi dengan melihat kelurusan lapisan-lapisan, kelurusan kekarnya dll. Lubang-lubang yang terlihat merupakan hasil bentukan lava yang ketika bertemu air dalam keadaan panas membentuk gelembung-gelembung uap yang ketika pecah membentuk lubang-lubang tersebut.

Dengan keindahan seperti ini akan membuat jiwa kita tenang merasakan indahnya alam. Pantaslah kalau kita menyebut struktur Parangloe seperti surga dunia yang tersembunyi di balik belukar hutan. Dan jangan lupa untuk bermain air terjunnya bersama teman atau keluarga agar perjalanan anda lebih bermakna. Pemandangan antara hijaunya alam, birunya langit dan alunan gemercik air terjun membuat lokasi ini sangat tepat dijadikan tempat refleksi diri.

Page 52: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

52 w w w . h a g i . o r . i d

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu geofisika menjadi salah satu bidang yang turut berkembang selama beberapa dekade ini. Jika selama ini ilmu geofisika identik untuk mengidentifikasi keberadaan sumber daya alam (mineral, panas bumi, serta minyak dan gas) maupun mengidentifikasi kondisi kontruksi pada bidang persipilan, saat ini geofisika juga turut berperan dalam menginvestigasi suatu tindak kejahatan yang dikenal dengan nama geofisika forensik.

Geofisika Forensik:Metode Pengungkap Kejahatan

RUPA - RUPA

KOMWILDIY

Teks: M. Salladin Ide & Review: Komwil D.I.Y

Page 53: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

53w w w . h a g i . o r . i d

Investigasi forensik adalah pencarian, pengidentifikasian, serta pengumpulan barang bukti yang dapat digunakan untuk diajukan ke pengadilan. Salah satu aspek yang menjadi fokus dalam investigasi forensik adalah mencari korban

maupun barang bukti yang dikubur di bawah permukaan. Selama ini informasi tersebut diperoleh dari saksi mata, data fisik, maupun dari pengakuan tersangka. Permasalahannya adalah proses tersebut membutuhkan waktu yang lama, menimbulkan perasaan frustasi, serta dapat menghancurkan barang bukti ketika dilakukan penggalian pada lokasi yang tidak tepat.

Penggunaan metode geofisika potensial mulai banyak diaplikasikan untuk menentukan lokasi penguburan barang bukti ataupun mayat. Metode geofisika yang dapat diterapkan dalam investigasi forensik antara lain metode infra merah, magnetik, elektromagnetik, serta GPR.

Metode ini banyak diterapkan karena bersifat nondestruktif, menghemat waktu dan biaya, serta memberikan hasil yang menjanjikan dalam investigasi forensik. Meskipun demikian, investigator forensikharus memahami bahwa tidak ada satupun metode yang mutlak untuk mengidentifikasi mayat maupun barang bukti.

Sama seperti penggunaan geofisika dalam bidang lainnya, untuk memperoleh kualitas data yang optimal ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu resolusi, rasio sinyal terhadap noise, kontras, serta hubungan ukuran target terhadap kedalaman. Dalam penentuan resolusi, perlu diperhatikan kemungkinan suatu barang bukti berada dekat dengan benda yang memiliki properti fisik sama. Sebagai contoh, pistol yang dikubur dekat dengan benda metal lainnya, akan sulit dipisahkan resolusinya. Sinyal yang diukur menggunakan metode

Figure 1 Penggunaan GPR untuk menentukan lokasi mayat

potensial, haruslah memiliki nilai pengukuran yang lebih besar daripada noise di sekitarnya. Sehingga perlu dilakukan survey dan perencanaan untuk mengurangi efek gangguan akibat angin, hujan, petir, lalu lintas, pagar besi, maupun kabel listrik. Metode potensial yang digunakan pun harus dapat membedakan kontras antara properti fisik barang bukti dengan material disekitarnya agar memberikan hasil deteksi yang lebih baik. Selain itu, semakin dalam suatu benda maka kemungkinan untuk diidentifikasi akan semakin sulit terutama jika benda tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil.

Dua studi kasus berikut ini dapat memberikan gambaran pada kita mengenai geofisika forensik. Seorang warga dari suatu kota di Amerika Serikat diketahui menghilang dengan mobil Cadillac miliknya. Beberapa bulan kemudian, seorang saksi mata menyatakan bahwa pernah melihat kendaraan tersebut dekat suatu tambang batubara. Ada dugaan yang muncul bahwa orang tersebut telah menjadi korban pembunuhan. Di tambang tersebut terdapat conveyor belt yang memindahkan tanah galian ke area disisi lain tambang. Investigator yang bertugas menduga bahwa korban dan kendaraannya telah dikuburkan di area tersebut. Data dari perusahaan menyebutkan ada indikasi pembuangan besar besaran selama waktu kejadian. Namun ketika dilakukan peninjauan, ratusan hektar material telah menyelimuti daerah tersebut. Kemudian direncanakanlah survey magnetometer dengan melakukan survey pendahuluan dimana sebuah kendaraan yang sama ditempatkan ditambang terdekat dan diukur responnya dari atas permukaan. Dari hasil percobaan tersebut diketahui bahwa instrument yang digunakan dapat mendeteksi mobil hingga kedalaman 20 meter. Survey pun kemudian dilakukan dan menghasilkan beberapa daerah dengan intensitas magnetik tinggi.

Page 54: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

54 w w w . h a g i . o r . i d

Meskipun demikian dari sejumlah anomali, tidak ada yang menunjukan kemungkinan adanya mobil tersebut. Setelah penggalian dilakukan terbukti bahwa tidak ada mobil ataupun korban yang ditemukan sampai pada akhirnya kasus ini ditutup.

Kasus kedua menggunakan metode GPR untuk menentukan lokasi dikuburnya korban pembunuhan. Berdasarkan data-data yang diperoleh sebelumnya, investigator forensik menduga bahwa seorang korban pembunuhan dikubur dibawah lapisan semen pada suatu bangunan. Korban berhasil ditemukan dengan menggunakan GPR pada daerah chaotic anomali yang mengindikasikan adanya gangguan pada lapisan sekitar. Kasus ini ditetapkan sebagai kasus pembunuhan tingkat satu.

Figure 3 Penggunaan metoderesistivity untuk mecari lokasi dikuburnya eksperimen

Figure 2 Anomali chaotic pada lapisan semenmenunjukan lokasi mayat berada

RUPA - RUPA

Berdasarkan dua contoh kasus diatas, metode geofisika dapat digunakan untuk membantu penyelidikan dalam mengungkapkan tindak kejahatan. Meskipun hasil akhirnya bergantung pada informasi awal yang diterima, metode ini memberikan hasil yang menjanjikan secara sains. Kedepannya diharapkan metode geofisika forensik ini dapat terus berkembang, sehingga dapat membantu menyelesaikan kejahatan secara efektif. Kedepannya pun bukan tidak mungkin, metode ini dapat digunakan untuk mencari korban bencana yang tertimbun reruntuhan bangunan, tertimpa longsor, ataupun tenggelam di perairan.

Page 55: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

55w w w . h a g i . o r . i d

DAFTAR PROSIDING

PIT HAGI

1976-2014

HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) telah terbentuk sejak tahun 1976. Di tahun tersebut juga dilaksanakan Pertemuan Ilmiah

Tahunan (PIT) HAGI untuk pertama kalinya. Dalam tiap pertemuan ilmiah tahunan, para geofisikawan saling berbagi ilmu baik melalui presentasi maupun poster yang terkumpul dalam sebuah jurnal yang disebutProsiding PIT HAGI.

Dalam rangka memperkaya khazanah ilmu pengetahuan geofisika dan sejarah geofisika, kami

No Prosiding Tahun Tempat PIT Contact Person

1 19752 19763 19774 1978 Yogyakarta M Rusli M - UGM5 19796 19807 19818 19829 1983 Jakarta Ari Sofyadi - INPEX

10 198411 198512 198613 1987 Yogyakarta Ade Anggraini - UGM14 1988 Bandung Ade Anggraini - UGM15 1989 Jakarta Ade Anggraini - UGM16 1990 Yogyakarta Imam Setiadi - Bageo17 1991 Bandung Imam Setiadi - Bageo18 199219 1993 Jakarta Ade Anggraini - UGM20 1994 Bandung Ade Anggraini - UGM

No Prosiding Tahun Tempat PIT Contact Person

21 1995 Yogyakarta Adi Susilo - Unibraw

22 1996 Jakarta Adi Susilo - Unibraw,Heri Harjono - LIPI

23 1997 Bandung Heri Harjono - LIPI24 1998 Yogyakarta Heri Harjono - LIPI25 1999 Surabaya Ade Anggraini - UGM26 2000 Ade Anggraini - UGM27 2001 Jakarta Ade Anggraini - UGM

28 2002 Malang Hernowo D - Undip,Ade Anggraini - UGM

29 2003 Jakarta Hernowo D - Undip30 2004 Yogyakarta Ade Anggraini - UGM31 2005 Surabaya Hernowo D - Undip

32 2006 Semarang Hernowo D - Undip,Ade Anggraini - UGM

33 2007 Bali Hernowo D - Undip34 2008 Bandung Hernowo D - Undip35 2009 Yogyakarta Hernowo D - Undip36 2010 Bali Bani T -SKKMigas37 2011 Makassar Bani T -SKKMigas38 2012 Palembang Bani T -SKKMigas

berupaya untuk mengumpulkan prosiding PIT HAGI sejak pertama hingga saat ini. Berikut ini merupakan list prosiding yang telah terkumpul dan orang-orang yang telah berpartisipasi memberikan bantuan dalam pengumpulan prosiding. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang telah banyak membantu.

Bagi rekan-rekan yang juga ingin berpartisipasi silahkan menghubungi : Bapak Bani (0811 1086 255)

PENGUMUMAN HAGI

55w w w . h a g i . o r . i d

Page 56: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

56 w w w . h a g i . o r . i d

Menjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi Ilmu Kebumian yang mandiri, profesional dan terpercaya serta mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholdernya.

• Meningkatkan manfaat keanggotaan HAGI bagi anggotanya, melalui kolaborasi elemen akademik, industri, dan institusi pemerintah, dalam bentuk peningkatan dan sosialisasi pendidikan ilmu geofisika serta aplikasinya, guna melahirkan generasi HAGI yang profesional.

• Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan / mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan ilmu geofisika.

• Menempatkan HAGI sebagai organisasi profesi yang strategis dalam perannya sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengurus Pusat HAGIPeriode 2014-2016

VISI

MISI

Penasehat AdriansyahElan BiantoroYosi HirosiadiSri Widiyantoro

Presiden Dicky Rahmadi A.Sekjen Internal Madong M. Hutahaean

Sekjen Eksternal Roy BaroesBendahara Rusalida Raguwanti

Yosa Al Mizani Sekretariat Arida Chyntia Andriani

Nurtifriani Gati RixyGanesha Putra KadarismanJoko Andi Wibowo

VP Organisasi & Komwil Andi M. AdiwiartaMembership & Database Mika Hadi Suryapranata

IT & Website Agus Muhammad UstadFahdi MaulaAkhmad Aksin

Komisariat Wilayah Riky Hendrawan Bayu PanditoMohamad Nurohman Krisnayadi

Student Tri HandayaniAldis RamadhanElok Galih Karuniawati

PENGUMUMAN HAGI

Page 57: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

Alamat Patra Office Tower 18th Fl, Suite 1820 Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34

Jakarta Selatan 12950 Phone/fax +62 21 525 0040 Website

www.hagi.or.id

57w w w . h a g i . o r . i d

VP Science & Technology Irwan MeilanoLeonard LisapalySupriyonoGinanjarWahyu SrigutomoMuzli

POKJA Kurikulum Geofisika A. Syaiful Bachri (Koor. Tim)POKJA Ketahanan Energi Elan Biantoro (Koordinator Tim)

VP Sertifikasi Alpius Dwi GuntaraAgung Adi SusantoAndreo Hans N. PakpahanYusi Firmansyah

VP PIT & Special Event Gustryansyah MisharPIT Teguh P. Wahyono

Surya NuratmajaCourse & Special Event Iman Firman S.

Helmi IndrajayaOktarianto

VP Eksternal Arif GunawanGovernment Relation Poetri Monalia

Aryo RadityoJauhar Fuadi

Industrial & University Nisa Indah PujiresyaYana HendrayanaBani Tiofan Tampublon

Hazard & Mitigation Adji Gatot TjiptonoSheila AnastasiaRio Imanuel SebayangDadang Suwargono

VP Journal & Publication Randy Condronegoro

Publication Zulfakriza ZulhanCicilia Maya Resha TuharZainul HamzahM. Saladin

Journal Andri Dian NugrahaMiranthi Chandra DewiMawar Indah NursinaMuhammad Rusli M.Ayu Indri Firdani

Page 58: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

58 w w w . h a g i . o r . i d

NO TEMPAT

JADWAL

TEMA ISTRUKTUR TOPIK

HARGA

BULAN TANGGAL ANGGOTA NON-ANGGOTA

1 Bandung February29 Feb - 4 March

GeophysicsSonny Winardhie, Ph. D & Wahyu Triyoso Ph. D (ITB)

Seismic Data Analysis for Exploration and Development

Rp28,000,000 Rp29,000,000

2 Bogor March29 Feb - 4

MarchGeology

Awang Harun Satyana (SKKMigas)

Petoleum Geology and Petroleum Systems: Current Knowledge

Rp29,500,000 Rp30,500,000

3 Bandung March 14 - 18 GeophysicsSupriyono (BP Indonesia) & Prof. Dr. Rer. nat. Awali Priyono (ITB)

Fundamental Seismic Methods

Rp27,000,000 Rp28,000,000

4 Bandung April 4 - 8 GeologyAgus Mochammad Ramdhan, Ph. D (ITB)

Pore Pressure Prediction & Wellbore Stability

Rp27,500,000 Rp28,500,000

5 Bandung July 25 - 29 GeologyAwang Harun Satyana (SKKMigas)

Interpreting Biomarkers: Application in Petroleum Exploration and Production

Rp29,500,000 Rp30,500,000

6 Malang Agustus 8 - 12 GeophysicsDr. Tapan Mukerji (Stanford University)

Rock Physics for Seismic Reservoir Characterization

Rp31,000,000 Rp32,000,000

7 BandungSeptem-

ber5 - 9 Geophysics

Dr. Alpius Dwi Guntara (Pertamina UTC)

Seismic Parameter, Design and Operation Quality Control

Rp28,000,000 Rp29,000,000

8 Bandung October 24 - 28 Geophysics Paul Kristianto (Waviv)Marine Operation Seismic

Rp14,000,000 Rp15,000,000

9 BandungNovem-

ber7 - 11 Geology

Awang Harun Satyana (SKKMigas)

Tectonics and Structural Geology For Petroleum Exploration & Production: Theory and Application For Indonesia

Rp29,500,000 Rp30,500,000

PENGUMUMAN HAGI

JADWAL TRAINING HAGI 2016

Page 59: HAGI Georesonansi Edisi 02/2015

22 w w w . h a g i . o r . i d