20
HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM ( SUMBER ILMU, BIDANG ILMU DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PENDIDIKAN ISLAM ) A. Pendahuluan Ilmu merupakan penuntun kehidupan manusia yang bila mana manusia itu lari dari norma-norma agama, beberapa pandangan bahwa ilmu itu adalah bersifat universal (menyuruh) dan ilmu itu juga memihak kepada kebenaran. Kalau kita kaji secara mendalam bahwa ilmu itu suatu hasil berpikir yang sistimatis, objektif dan sehingga dibuktikan secara sistimatis. Dalam sebuah buku filsafat ilmu sebuah pengantar populer dijelaskan bahwa Sokrates adalah juga termasuk filosof di zaman Yunani dimana ia mata para ilmuan memiliki derajat yang lebih tinggi sebagai peletak dasar. Dengan filsafatnya terhadap ilmu pengetahuan termasuk ilmu-ilmu sosial. Dan pada makalah ini akan disajikan beberapa poin-poin tentang hakekat ilmu pengetahuan dalam persfektif (pandangan) Islam yang untuk menambah ilmu pengetahuan. B. Pengertian Ilmu Pengetahui Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab (alima) yang berarti pengetahuan. Pemakaian kata itu dalam bahasa Indonesia kita ekuipalenkan dengan istilaj seince yang berasal dari bahasa latin : scoi yang juga berarti pengetahuan. 1

Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM

( SUMBER ILMU, BIDANG ILMU DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES

PENDIDIKAN ISLAM )

A. Pendahuluan

Ilmu merupakan penuntun kehidupan manusia yang bila mana manusia itu lari dari

norma-norma agama, beberapa pandangan bahwa ilmu itu adalah bersifat universal

(menyuruh) dan ilmu itu juga memihak kepada kebenaran. Kalau kita kaji secara

mendalam bahwa ilmu itu suatu hasil berpikir yang sistimatis, objektif dan sehingga

dibuktikan secara sistimatis.

Dalam sebuah buku filsafat ilmu sebuah pengantar populer dijelaskan bahwa Sokrates

adalah juga termasuk filosof di zaman Yunani dimana ia mata para ilmuan memiliki

derajat yang lebih tinggi sebagai peletak dasar. Dengan filsafatnya terhadap ilmu

pengetahuan termasuk ilmu-ilmu sosial.

Dan pada makalah ini akan disajikan beberapa poin-poin tentang hakekat ilmu

pengetahuan dalam persfektif (pandangan) Islam yang untuk menambah ilmu

pengetahuan.

B. Pengertian Ilmu Pengetahui

Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab (alima) yang berarti pengetahuan. Pemakaian

kata itu dalam bahasa Indonesia kita ekuipalenkan dengan istilaj seince yang berasal dari

bahasa latin : scoi yang juga berarti pengetahuan.

Ilmu adalah pengetahuan (pasal 1) tetapi ada berbagai pengetahuan. Dengan

pngetahuan ilmu dimaksud pengatahuan yang pasti, eksak dan betul-betul terorganisasi.

Jadi pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.

Ilmu haruslah sistimatis dan berdasarkan metodologi dan ia berusaha mencapai

generalisasi dalam kajian ilmiah.1 Dan ilmu adalah suatu kebenaran yang selalu mencarai

sesuatu, yang memang dapat diterima oleh pikiran kita, ilmu tidak hanya sampai kepada

hukum yang umum (abstrak) tidak hanya terdiri dari teori tetapi menuju dunia yang nyata.

Ia mempelajari hubungan sebab akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan.

1 Sidi Gazalba, Sistimatika Filsafat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm 40.

1

Page 2: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Ilmu itu juga bersifat praktis ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus

daripada ilmu praktis normatif norma yang dikaji ialah bagaimana membuat sesuatu atau

tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tertentu. Dan ilmu sangat sering

dijadikan sebagai pembela antara disiplin ilmu pengetahuan.2 Sedangkan ilmu

pengetahuan sebagai proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang diperlukan demi

penemuan dan pemahaman duna alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita

kehendaki.

C. Kedudukan Ilmu Menurut Islam

Dalam buku filsafat ilmu sebuah pengantar populer dijelaskan bahwa Sokrates adalah

termasuk filosofis di zaman Yunani. Dimana ia diminta para ilmuan memiliki derajat lebih

tinggi, sebagai peletak dasar, dengan filsafatnya, terhadap ilmu pengetahuan, termasuk

ilmu-ilmu sosial. Jika dipertanyakan apakah ia atau Socrates ornag yang beriman ?

Jawabnya, hanya Allah yang mengetahui, akan tetapi dari yang penulis (pembuat makalah)

bahwa orang-orang yang tidak tergolong Islam maka tidak ada surga baginya. Seperti yang

ada dalam ajaran Islam, bahwa masalah shalat yang dipertanyakan terlebih dahulu

dipandang masyat (hari kiamat).3 Jika shalatnya baik maka dilihatlah amalan lainnya,

begitu juga sebaliknya jika tidak baik shalatnya maka tidak dilihat malan-amalan lainnya.

Ada yang memberikan penjelasan bahwa ”Tanpa ilmu manusia sering dan suka

berdusta terhadap yang lainnya, dengan maksud menyesatkan manusia. Dalam surah 31

ayat 6:

Artinya: ”Dan diantara manusia (ada) orang yang menggunakan perkataan yang tidak

berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan

dan menjadikan jalan Allah itu diolok-olokkan, mereka itu akan

memperoleh azab yang menghinakan.”

D. SUMBER ILMU MENURUT ISLAM

2 Miska Muhammad Umien, Epistemologi Islam Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam, (Yogyakarta : Universitas Indonesia, 1983), hlm. 5.

3 Abdurrahman Ahmad, dkk, Himpuanan Fadilah Amal, (Yogyakarta : Ash-Shaff, 2006), hlm. 106.

2

Page 3: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Perlu diketahui bahwa sumber ilmu menurut Islam adalah Al-Qur’an, 4 timbul

pertanyaan kenapa ? maka jawabnya dengan alasan Al-Qur’an itu membuat segala-

galanya, menyebabkan dalam berpikir untuk berilmu pengetahuan. Sehingga manusia

harus kembali kepada ayat-ayat Al-Qur’an.

Bukankah Allah SWT melalui firmannya memberikan jala agar manusia berpikir dan

belajar dari semua yang diciptakan-Nya dialam semesta ?

Dari sejumlah ayat Al-Qur'an Allah SWT berfirman agar manusia memperhatikan apa

saja yang ada di lingkungannya. Surah Yunus ayat 101 berbunyi yang artinya

”katakanlah” perhatikanlah apa yang ada dilangit dan di bumi....”

Untuk mempelajari dan mengetahui ciptaan Allah SWT dengan kejadian-kejadian-

Nya serta asal-muasal-Nya (the gensis) Allah SWT berfirman seperti dalam surah Al-

Ankabut ayat 20:

Artinya: ”Katakanlah” berjalanlah dimana bumi, maka perhatikanlah bagaimana

Allah SWT menciptakan manusia dari permulaannya”.

Suatu hal yang perlu dihubungkan dengan surah al-Mu’min ayat 12-14 :

Artinya: ”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati

berasal dari tanah, kemudian kami jadikan sari pati itu air mani yang

disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami

jadikan sekumpal darah, dan seterusnya dijadikan segumpal daging, itu

kami jadikan tlang-belulang, lalu kami tulang-belulang itu kami bungkus

dengan daging. Kemudian kami jadikan makhluk yang berbentuk lain.”

Dalam surah az-zumar ayat 6 Allah SWT berfirman artinya:

4 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar populer, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), hlm. 50.

3

Page 4: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Artinya: “ Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam

tiga kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,

Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka

bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Maka jelas kiranya, bahwa manusia diciptakan oleh yang Maha Pencipta dengan

kelengkapan panca indera untuk mampu memperhatiakan, berfikir dan mempelajari segala

sesuatu. Dan perlu diingat Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang

mengeluarkan manusia dari kegelapan.

E. CARA MENCAPAI ILMU

1) Pengetahuan Tentang Akal

Islam memberi kedudukan sangat tnggi kepada akal manusia. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa ayat Al-Qur'an. Pengetauan lewat akal disebut, pengetahuan lewat ’aqli. Sedang

pengetahuan satu denga yang lain tidak dipisahkan secara tajam, satu dengan yang lain

bahkan saling berhubungan. Akal budi tidak bisa menyerap sesuatu dan panca indera tidak

dapat memikirkan sesuatu akan tetapi jika kedua-duanya digabung maka timbullah

pengetahuan.

Aktivitas akal adalah berpikir, berpikir merupakan ciri khas yang dimiliki oleh

manusia sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi.

Dalam pengertian Islam, akal berbeda dengan otak. Dalam buku epistemologi Islam

oleh Miska Muhammad Amien bahwa Prof. Dr. Harun Nasution, yang menyatakan ”Akal

dalam mpengertian Islam bukanlah otak, melainkan daya berfikir dalam jiwa manusia, Ibn

Khalalalum berpendapat dengan jelas mengatkan bahwa akal memiliki kemampuan yang

sangat terbatas. Akal tidak lebih dari sebuah alat pengukur.5

Sedangkan indera ialah segala pengetahuan yang didapat akal manusia lewat kelma

inderanya (Panca Indera). Pengetahuan inderadisebut pengetahuan inderawi (naqli) atau

pengetahuan empiri (Pengalaman). Prof.Dr.C.A Van Peursen berpendirian bahwa :

5 Hussei Bahriissj, Jawaban Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1997), hlm. 11

4

Page 5: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Pengetahuan tidak hanya pengetahuan ilmiah, melainkan pula pengalaman pribadi, melihat

dan mendengar, perasaan dan ilustrasi dugaan dan suasana jiwa.

Pengetahuan indera berwujud sentuhan indera manusia dengan dunia luar (alam), dari

sentuhan itu manusia memperoleh pengetahuannya. Penggunaan indera dalam islam

memperoleh ilmu pengetahuan itu dianjurkan ini diketahui dari kata –kata ilmiah yang

berbunyi : Al hawassu abwaabul ma’rifat dalam bahasa Indonesianya lebih kurang berarti

panca indera adalah pintu-pintu pengetahuan.

F. MANFAAT ILMU

Ilmu adalah suatu bentuk aktivitas yang dengan melakukannya manusia manusia

memperoleh suatu pengetahuan dan penanaman yang senantiasa lebih lengkap, sekarang

dan kemudian hari. Sangat banyak manfaat ilmu kita dan karena ilmu juga manusia bisa

menyesuaikan kehidupannya secara universal, dalam kehidupan manusia sangat sering

terjadi penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma hukum ataupun penyimpangan

syari’at Islam, maka dengan adnaya ilmu sehingga penyimpangan tersebut dapat

diluruskan dengan seksama, karena sudah jelas bahwa ilmu itu bertujuan untuk mengkaji

kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu, dan karena

penjelasan diatas bahwa pada dasarnya manfaat ilmu itu adalah mencari kebenaran dan

membawa manusia kepada kehidupan yang sebenarnya.

G. Klasifikasi Ilmu

Semakin lama pengetahuan manusia semakin berkembang, demikian juga pemikiran

manusia semakin tersebar dalam berbagai bidang kehidupan, hal ini telah mendorong para

ahli untuk mengklasifikasikan ilmu ke dalam beberapa kelompok dengan sudut

pandangnya sendiri-sendiri, namun secara umum pembagian ilmu lebih mengacu pada

obyek formal dari ilmu itu sendiri. Pada tahap awal perkembangannya ilmu terdiri dari dua

bagian yaitu :

1. trivium yang terdiri dari :

5

Page 6: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

a. gramatika, tata bahasa agar orang berbicara benar

b. dialektika, agar orang berpikir logis

c. retorika, agar orang berbicara indah

2. quadrivium yang terdiri dari :

a. aritmetika, ilmu hitung

b. geometrika, ilmu ukur

c. musika, ilmu musik

d. astronomis, ilmu perbintangan

Pembagian tersebut di atas pada dasarnya sesuai dengan bidang-bidang ilmu yang

menjadi telaahan utama pada masanya, sehingga ketika pengetahuan manusia berkembang

dan lahir ilmu-ilmu baru maka pembagian ilmu pun turut berubah, sementara itu

Mohammad Hatta (1964) membagi ilmu pengetahuan ke dalam :

a. ilmu alam (terbagi dalam teoritika dan praktika)

b. ilmu sosial (juga terbagi dalam teoritika dan praktika)

c. ilmu kultur (kebudayaan)

Sementara itu Stuart Chase membagi ilmu pengetahuan sebagai berikut :

1. ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural sciences)

a. biologi

b. antropologi fisik

c. ilmu kedokteran

d. ilmu farmasi

e. ilmu pertanian

f. ilmu pasti

g. ilmu alam

h. geologi

2. Ilmu-ilmu kemasyarakatan

a. Ilmu hukum

b. Ilmu ekonomi

c. Ilmu jiwa sosial

d. Ilmu bumi sosial

e. Sosiologi

f. Antropologi budaya dan sosial

g. Ilmu sejarah

6

Page 7: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

h. Ilmu politik

i. Ilmu pendidikan

j. Publisistik dan jurnalistik

3. Humaniora

a. Ilmu agama

b. Ilmu filsafat

c. Ilmu bahasa

d. Ilmu seni

e. Ilmu jiwa

Dalam pembagian ilmu sebagaimana dikemukakan di atas, Endang Saifudin Anshori

menyatakan bahwa hal itu hendaknya jangan dianggap tegas demikian/mutlak, sebab

mungkin saja ada ilmu yang masuk satu kelompok, namun tetap bersentuhan dengan ilmu

dalam kelompok lainnya.

A.M. Ampere berpendapat bahwa pembagian ilmu pengetahuan sebaiknya didasarkan

pada objeknya atau sasaran persoalannya, dia membagi ilmu ke dalam dua kelompok yaitu

:

1. Ilmu yang cosmologis, yaitu ilmu yang objek materilnya bersifat jasadi, misalnya

fisika, kimia dan ilmu hayat.

2. Ilmu yang noologis, yaitu ilmu yang objek materialnya bersifat rohaniah seperti

ilmu jiwa.

August Comte membagi ilmu atas dasar kompleksitas objek materialnya yang terdiri

dari:

1) ilmu pasti

2) ilmu binatang

3) ilmu alam

4) ilmu kimia

5) ilmu hayat

6) sosiologi

7

Page 8: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Herbert Spencer, membagi ilmu atas dasar bentuk pemikirannya/objek formal, atau

tujuan yang hendak dicapai, dia membagi ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :

1. Ilmu murni (pure science). Ilmu murni adalah ilmu yang maksud pengkajiannya

hanya semata-mata memperoleh prinsip-prinsip umum atau teori baru tanpa

memperhatikan dampak praktis dari ilmu itu sendiri, dengan kata lain ilmu untuk

ilmu itu sendiri.

2. Ilmu terapan (applied science), ilmu yang dimaksudkan untuk diterapkan dalam

kehidupan praktis di masyarakat.

Pembagian ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mesti dipandang sebagai kerangka

dasar pemahaman, hal ini tidak lain karena pengetahuan manusia terus berkembang

sehingga memungkinkan tumbuhnya ilmu-ilmu baru, sehingga pengelompokan ilmu pun

akan terus bertambah seiring dengan perkembangan tersebut, yang jelas bila dilihat dari

objek materialnya ilmu dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok saja, yaitu ilmu

yang mengkaji/menelaah alam dan ilmu yang menelaah manusia, sementara variasi

penamaannya tergantung pada objek formal dari ilmu itu sendiri.

H. Hakekat ilmu pengetahuan

1) Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Berdasarkan

Landasan  Ontologi

Untuk menhindari terjadinya kesalahpahaman dalam makalah ini maka perlu

diuraikan apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan, dan ontologi. Ilmusecara

etimologi, term “ ilmu “ berasal dari bahasa arab yang terdiri atas tiga huruf yakni   (علم )

م  ل  ع mengenal, memberi tanda dan petunjuk.6 Ilmu secara terminologi adalah

pengetahuan secara mutlak tentang sesuatu yang disusun secara sistematis menurut

metode-metode tertentu dan dapat digunakan untu merenungkan gejala-gejala tertentu di

bidang pengetahuan. Pengertian ini mengidentifikasikan bahwa ilmu itu memiliki corak

tersendiri menurut suatu ketentuan yang terwujud dari hasil analisis-analisis secara

sistematis.

Pengetahuan ( Knowledge ) adalah ilmu yang merupakan hasil produk yang sudah

sistematis. Jadi ilmu bagian dari pengetahuan.  Kata Ontologi berasal dari perkataan

yunani: On = being, dan Logos = logis jadi ontologi adalalah The Theori of being qua

6 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan ( Cet.I; Yogyakarta: Arruz Media, 2008), hlm.24.

8

Page 9: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

being (Teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) Sehingga dapat dipahami bahwa

ontologi adalah hakikat atau eksitensi.

Menurut Jujun S. Suria Sumantri dalam pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan,

ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, sebarapa jauh kita ingin tahu atau dengan

perkataan lain suatu penkajian mengenai teori tentang “ada”.  Pendapat ini sangat sejalan

dengan pendapat para filosof.

Untuk mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dalam pespektif filsafat ilmu menurut

tinjauan ontologi maka pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah ilmu pengetahuan

itu? Pertanyaan ini membutuhkan jawaban berupa hakikat ( isi arti hakiki, yaitu berupa

pengetahuan subtansional mengenai ilmu pengetahun).

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka iilmu pengetahuan itu harus ditinjau dari

beberapa aspek yaitu aspek abstraknya, aspek potensinya, dan aspek konkretnya.

Menurut aspek abstraknya, pluralitas ilmu pengetahuan berada dalam suatu kesatuan

sifat universal, yaitu filsafat. Menurut segi potensinya pluralitas ilmu pengetahuan barada

dalam perbedaan tetapi tetap dalam suatu kepribadian yaitu sifat ilmiah. Sedangkan dalam

aspek konkret pluralitas ilmu pengetahuan berada dalam perubahan dan perkembangan,

karena itu cenderumg berbeda dan terpisah-pisah, tetapi juga tetap terkait dalam satu

kesatuan fungsi, yaitu implementasinya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan

kehidupan. Jadi hakikat ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat ilmu berdasarkan

landasan ontologi sangat memiliki sifat yang terbuka yakni ilmu pengetahuan itu sangat

bersifat umum tergantung ilmu pengetahuan yang di dalaminya, akan tetapi ilmu

pengetahuan itu dapat dinilai dari kepribadian seseorang. Ilmu pengetahuan yang dimiliki

seseorang  sangat menentukan kehidupannya.

Jenis-jenis ilmu pengetahuan menurut objeknya yaitu ilmu pengetahuan humaniora

dengan objek kajiannya adalah manusia, ilmu pengetahuan sosial dengan objek kajiannya

adalah masyarakat, ilmu pengetahuan alam debgan objek kajiannya benda-benda alam,

ilmu pengetahuan agama dengan objek kajiannya adalah Tuhan. Dari konsentrasi

pemikiran mengenai objek materi pluralitas ilmu pengetahuan sedemikian itu, pada

akhirya dapat ditemukan arah yang pasti mengenai hakikat ilmu pengetahuan yaitu bahwa

pluralitas ilmu pengetahuan itu berada cdalam suatu sistem hubungn yang integral.

9

Page 10: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Dalam kehidupan ini untuk mengenal sesuatu kadang-kadang kita mengenal dengan

memperhatikan ciri-ciri dan sifat-sifatnya, oleh karena itu untuk mengetahui hakikat ilmu

pengetahuan akan diuraikan ciri-ciri ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun ciri-ciri ilmu

pengetahuan mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang diperoleh itu berdasarkan

pengamatan (observation) atau percobaan (eksprimen). Demikian penelaan terhadap

gejala-gejala dan kehidupan maupun gejala-gejala mental kemasyarakatan kini semuanya

sudah pasti menjadi ilmu-ilmu fisis, biologi, pikologi, dan ilmu-ilmu sosial yang berdiri

sendiri.

Ciri sistematis suatu ilmu berarti bahwa keterangan dan data yang tersusun sebagai

kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan dan teratur. Dalam artian bahwa ilmu

pengatahuan itu harus saling terkait sehingga menjadi satu kesatuan.

Ciri objektif suatu ilmu berarti bahwa ilmu itu bebas dari prasangka perseorangan dan

kepentingan pribadi. Darri ciri-ciri ilmu pengetahuan tersebut maka hakikat ilmu

pengetahuan dapat lebih jelas.

2) Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Berdasarkan Landasan 

Epistimolgi

Epistimologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan

hakikat dan lingkup pengetahuan pengandaian dan dasar-dasar serta pertanggungjawaban

atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dengan demikian dapat dipahami

bahwa ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat ilmu berdasarkan landasan epistimologi

adalah bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan itu, dengan melalui proses untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan itu maka dapat dipertanggungjawabkan atas  ilmu

pengetahuan yang dimilikinya.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal dan indra

sehingga mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan yaitu metode induktif,

metode deduktif, metode positifisme, metode kontenplatif dan metide dialektis.

1) Metode induktif

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan peryataan hasil observasi

disimpulkan dalam suatu peryataan yang lebih umum.

2) Metode Deduktif

10

Page 11: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Deduktif adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah

lebih lanjut dalam suatu sistem peryataan yang runtut. Metode ini biasanya dalam bentuk

perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.

3) Metode Positivisme

Metode ini dikelurkan oleh Agust Comte (1798-1957). Metode ini berpangkal apa

yang telah diketahui yang faktual  dan positif. Jadi metode ini lebih cendrung kepada fakta

4) Metode Kontenplatif

Metode ini mengatakan bahwa adanya keteerbatasan indra dan akal manusia untuk 

memperoleh pengetahuan sehinnga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda

sehingga dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Intuisi dalam

tasawuf disebut dengan ma’rifat yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui

pencerahan dan penyinaran.

5) Metode Dialektis

Dalam filsafat, diialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai

kejernihan filsafat. Dengan kata lain metode dialektis juga disebut metode diskusi.

Melalui kelima metode tersebut maka epistimolgi ilmu pengetahuan dalam perspektif

filsafat ilmu tidak terlepas dari bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan itu.7

3) Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Berdasarkan Tinjauan

Aksiologi

Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa yunani "axios" yang berarti bermanfaat

dan 'logos' berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Secara istilah, aksiologi adalah ilmu

pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Sejalan

dengan itu, Sarwan menyatakan bahwa aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi,

realitas, dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan, dan kebenaran). Dengan demikian

aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan estetika. Dengan

kata lain, apakah yang baik atau bagus itu.

Definisi lain mengatakan bahwa aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji dan

mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan menjaganya,

membinanya di dalam kepribadian peserta didik. Dengan demikian aksiologi adalah salah

7 Amsal Bahtiar, Filsafat Ilmu (Edisi VII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 14.

11

Page 12: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

satu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai atau norma-norma terhadap

sesuatu ilmu.

Berbicara mengenai nilai itu sendiri dapat kia jumpai dalam kehidupan seperti kata-

kata adil dan tidak adil, jujur dan curang. Hal itu semua mengandung penilaian karena

manusia yang dengan perbuatannya berhasrat mencapai atau merealisasikan nilai. Nilai

yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai

pertimbangan tentang apa yang dinilai.

Secara singkat dapat dikatakan, perkataan "nilai" kiranya mempunyai macam-macam

makna seperti (1) mengandung nilai, artinya berguna; (2) merupakan nilai, artinya baik

atau benar, atau indah; (3) mempunyai nilai artinya merupakan obyek keinginan,

mempunyai kualitas yang dapat menyebab-kan orang mengambil sikap menyetujui, atau

mempunyai sifat nilai tertentu; (4) memberi nilai artinya, menanggapi sesuatu sebagai hal

yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. Nilai ini terkait juga

dengan etika dan nilai estetika. Nilai etika adalah teori perbuatan manusia yang ditimbang

menurut baik atau buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Sedangkan nilai estika

adalah telaah filsafat tentang keindahan serta keindahan, dan tanggapan manusia

terhadapnya. Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral

persoalan karena menyangkut tanggung jawab, baik tanggung jawab pada diri sendiri,

masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan.

Ilmu pengetahuan pun mendapatkan pedoman untuk bersikap penuh tanggung jawab,

baik tanggungjawab ilmiah maupun tanggungjawab moral. Tanggungjawab ilmiah adalah

sejauhmana ilmu pengetahuan melalui pendekatan metode dan sistem yang dipergunakan

untuk memperoleh pendekatan metode dan sistem yang dipergunakan untuk memperoleh

kebenaran obyektif, baik secara korehen-idealistik, koresponden realistis maupun secara

pragmatis-empirik. Jadi berdasarkan tanggungjawab ini, ilmu pengetahuan tidak

dibenarkan untuk mengejarkan kebohongan, dan hal-hal negatif lainnya.8

Berdasar dari apa yang telah diuraikan dipahami ilmu pengetahuan mengandung nilai,

dan kebenaran nilai ilmu pengetahuan yang dikandungnya bukan untuk kebesaran ilmu

pengetahuan semata yang berdiri hanya mengejar kebenaran obyektif yang bebas nilai

8 Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Baya Madya Pratama. 1997), h. 69. 

12

Page 13: Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

melainkan selalu terikat dengan kemungkinan terwujudnya kesejahteraan dan kebahagiaan

umat manusia.

I. Kesimpulan

Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab (alima) yang berarti pengetahuan. Pemakaian

kata itu dalam bahasa Indonesia kita ekuipalenkan dengan istilaj seince yang berasal dari

bahasa latin : scoi yang juga berarti pengetahuan.

Ilmu adalah pengetahuan (pasal 1) tetapi ada berbagai pengetahuan. Dengan

pngetahuan ilmu dimaksud pengatahuan yang pasti, eksak dan betul-betul terorganisasi.

Jadi pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.

Perlu diketahui bahwa sumber ilmu menurut Islam adalah Al-Qur’an, timbul

pertanyaan kenapa ? maka jawabnya dengan alasan Al-Qur’an itu membuat segala-

galanya, menyebabkan dalam berpikir untuk berilmu pengetahuan. Sehingga manusia

harus kembali kepada ayat-ayat Al-Qur’an.

Ilmu adalah suatu bentuk aktivitas yang dengan melakukannya manusia manusia

memperoleh suatu pengetahuan dan penanaman yang senantiasa lebih lengkap, sekarang

dan kemudian hari. Sangat banyak manfaat ilmu kita dan karena ilmu juga manusia bisa

menyesuaikan kehidupannya secara universal, dalam kehidupan manusia sangat sering

terjadi penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma hukum ataupun penyimpangan

syari’at Islam, maka dengan adnaya ilmu sehingga penyimpangan tersebut dapat

diluruskan dengan seksama, karena sudah jelas bahwa ilmu itu bertujuan untuk mengkaji

kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu, dan karena

penjelasan diatas bahwa pada dasarnya manfaat ilmu itu adalah mencari kebenaran dan

membawa manusia kepada kehidupan yang sebenarnya.

13