Hakikat Mahasiswa (Grandis Version)

Embed Size (px)

Citation preview

Hakikat MahasiswaMaha = Ngambil sifat Allah dan Siswa = kaum terdidik/ terpelajar Mahasiswa Sebagai Insan Akademis Nilai dan Budaya Positif mempelajari teori disiplin ilmu tertentu melalui proses belajar- mengajar di dalam dan di luar kelas mampu mengembangkan serta memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya untuk kemudian memberikan manfaat pada dirinya sendiri, dan orang lain universitas adalah tempat belajar tema -tema pilihan kita. Itulah alasan kita bersusahpayah menempuh berbagai ujian untuk meraihnya. Itulah amanah utama kita. Bila memang sahabat masuk univesitas untuk menjadi aktifis tok, maka jujurlah kepada ora ng tua dari awal. akademis kurang bagus karena tersisihkan oleh organisasi hanyalah cerita kaum lemah yang mencari kambing hitam. Pandanglah ibu kita yang dengan lelehan keringat membanting tulang membantu ayah membiayai kita, yang dengan rapalan doa mengkhawatirkan kita di setiap detik hidupnya, yang senantiasa terjaga matanya memikirkan kita di tiap malamnya, yang dengan tubuh rentanya bersujud memanjatkan doa di hening malam untuk kita, untuk kita pahlawannya masih tegakah kita yang dicintai sedemikian rupa, malah melangkahkan kaki kita ke tempat maksiat, menghabiskan uang hasil keringatnya untuk foya-foya, dan menghabiskan doa dan upaya mereka dengan berleha-leha? Mengapa Berorganisasi? 200 juta penduduk, hanya 7% mengenyam Dikti Dalam prosesnya, sebagai mahasiswa yang ideal akan lebih baik manakala tidak hanya pandai secara akademis (intelektual), akan tetapi juga harus cerdas secara emosional. Sebagai mahasiswa, tentunya secara moral memiliki tanggung jawab besar, mahasiswa sangat berbeda dengan siswa sekolah dasar atau menengah sekalipun. Bagaimana, apakah pola berfikir, tingkah laku, dan prioritas Anda sebagai mahasiswa sudah berbeda dengan mereka? Tanggung jawab mahasiswa selain sebagai masyarakat akademis (yang mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan), adalah tanggung jawab sebagai seorang organisatoris (aktif berorganisasi). Mengapa demikian? Karena mendalami pengetahuan tidaklah cukup hanya dengan proses belajar-mengajar di dalam kelas. Orang yang cerdas secara akademis belum tentu dia juga cerdas secara emosional. Tipe orang yang hanya cerdas secara akademis (intelektual) ini memang pandai dalam

penguasaan materi-materi kuliah, akan tetapi dia cenderung kurang mampu bersosialisasi, rentan terperosok ke dalam nafsu yang tidak terkendali, dan dia menjadi pilot yang tidak cakap dalam menjalani kehidupan. Singkatnya, tipe seperti ini tidak menjamin kebahagiaan, dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. Kecerdasan akademis harus selalu diimbangi dan dibarengi dengan kecerdasan emosional, ada pemikiran yang mengatakan bahwa kecerdasan akademis (intelektual) hanya menyumbang tidak lebih 20% bagi kesuksesan kehidupan seseorang. Sisanya yang 80% ditentukan oleh faktor lain. Bagaimana menurut Anda? Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap, mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan, ataupun dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi. Orang dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karir/pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih, sistematis, dan rasional. Percaya?

Empat Peran Fungsi Mahasiswa 1. Sebagai Iron Stock, Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasigenerasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Lalu kenapa harus Iron Stock ?? Bukan Golden Stock saja, kan lebih bagus dan mahal ?? 2. Agent Of Change, mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan. Maksudnya, bila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. 3. Social Control, mahasiswa harus mampu mengontrol sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan. 4. Moral Force, mahasiswa diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang tidak bermoral, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengapa bernama Gerakan Integralistik?