Halaman Depan-KP-Dftr Isi- dll....txt

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK A-B MIXDENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brasicca juncea L)SECARA HIDROPONIKSKRIPSIDiajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Kupang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan MIPAOLEHMARTINUS DA KOSTA RUSUNIM: 092 201 1371PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANGKUPANG2013LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGNama : Martinus Da Kosta rusuNim : 092 201 1371Judul : Pengaruh Pemberian Pupuk A-B Mix dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik.Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.Kupang, 22 Juli 2013Pembimbing I( H. Sudirman, S.Pd.,M.Pd) Kupang, 22 Juli 2013Pembimbing II(Hj. Yusnaeni, S.Pd.,M.Si)LEMBARAN PENGESAHANSkripsi oleh Martinus Da Kosta Rusu telah dipertahankan di depan penguji skripsi Program Studi Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kupang.Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Juli 2013Tempat : Ruang Ujian Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP UM KupangDinyatakan : LULUSDewan penguji :Ketua : H. Sudirman, S.Pd., M.Pd ( )Sekretaris : Hj. Yusnaeni, S.Pd., M.Si ( )Penguji utama : Dr. Abdul Madjid, M.Kes ( )Penguji anggota : 1. Ir. Hj. Suryani, M.Si ( ) 2. Ernawati, S.Si., M.Si ( )MengesahkanDekan FKIP Unmuh KupangDrs. H. A. Razak Sundu, M.Si NBM. 768 309 MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan MIPAH. Sudirman, S.Pd., M.PdNBM. 966 674 PERNYATAAN KEASLIAN TULISANSaya yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : Martinus Dakosta RusuNim : 092 201 1371Program Studi : Pendidikan BiologiJurusan : Pendidikan MIPAFakulltas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.Kupang, 27 Juli 2013Yang membuat pernyataan Martinus Dakosta RusuNIM. 092 201 1371PERSEMBAHANDengan senantiasa mengharapkan Berkat dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini saya persembahkan kepada1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas perlindungan dan penyertaanNya hingga saat ini saya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.2. Ibunda Margareta Mude (Almarhumah) dan Ayahanda Pelipus Pei (Almarhum) yang telah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang.3. Mama Ida dan bapak Lukas yang telah membiayai pendidikan dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi. Kakak Lino, kakak Tense dan juga Sr. Femi yang telah membantu dengan segala cara hingga aku bisa menyelasikan pendidikanku di Perguruan Tinggi.4. Adikku Yo yang selalu mendukung dalam doa. Peter yang paling mengerti dalam setiap urusanku pada saat menyelasikan tugas akhir ini.5. Semua teman-teman iboo yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk doa dan materi disetiap keadaanku.6. Temanku Mila, Marlon, Yanti, Bony, Rian, Buyung yang sudah membantu menyelesaikan penelitian ini. 7. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Kupang, terutama keluarga besar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MIPA Biologi.ABSTRAKMartinus Dakosta Rusu. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk A-B Mix Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L) Secara Hidroponik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang. Pembimbing: (I) H.Sudirman, S.Pd.,M.Pd (II) Hj. Yusnaeni, S.Pd.,M.Si.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk A -B Mix sebagai pupuk hidroponik terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L).Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo, tanggal 01 April sampai 01 Juni 2013. Metode yang dugunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah A= tanpa pupuk; B = pupuk A-B Mix sebanyak 2 ml/l ; C = pupuk A-B Mix sebanyak 3 ml/l; D = pupuk A-B Mix sebanyak 4 ml/l; E= pupuk A-B Mix sebanyak 5 ml/l. Parameter yang diukur adalah berat basah tanaman sawi hijau. Analisis data yang dipakai adalah analisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova), karena berpengaruh maka dilanjutkan uji BNT.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk A-B Mix sebagai pupuk hidroponik berpengaruh sangat nyata terhadap produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) dengan rata-rata pada perlakuan A (kontrol) = 280 gram perlakuan B = 366 gram, perlakuan C = 382 gram, perlakuan D = 518 gram, dan perlakuan E = 668 gram, dimana hasil anova diperoleh Fhitung (101.569) lebih besar dari Ftabel (5 % = 2,87%, 1 % = 4,43). Hasil uji BNJ menunjukan pupuk A-B Mix yang paling baik untuk produksi tanaman sawi hijau pada konsentrasi 5 ml/1l air dengan rata-rata berat basah 668 gram.KATA PENGANTAR Puji dan syukar penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelasikan karya ilmiah ini dalam bentuk skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Pupuk A-B Mix Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L) Secara Hidroponik. Penulis sadar bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak halangan dan rintangan, namun dengan berkat kesabaran dan ikhtiar serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga masa-masa sulit bisa terlewati, untuk itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:1. Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang bersama seluruh stafnya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Kupang.2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang, yang telah memberi kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang.3. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membantu penulis baik dalam hal akademik maupun administrasi selama penulis menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang.4. Bapak H. Sudirman, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing I dan Ibu Hj. Yusnaeni, S.Pd., M.Si sebagai pembimbing II yang selama ini telah mengatur dan mengarahkan penulis selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini serta tak henti-hentinya memotivasi penulis untuk meraih cita-cita.5. Seluruh Dosen pada Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang yang sudah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.6. Teman-teman seperjuangan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah memotivasi penulis dalam mencapai keberhasilan. Dengan iringan doa dan harapan semoga amalan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat rahmat dan rezeki dari Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan penulis amat terbatas maka, tidaklah mengherankan penyajian karya ilmiah ini banyak ditemukan kekeliruan sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan tugas selanjutnya. Kupang, 27 Juli 2013 PenulisDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iiHALAMAN PENGESAHAN iiiSURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ivPERSEMBAHAN vABSTRAK viKATA PENGANTAR viiDAFTAR ISI ixDAFTAR TABEL xiDAFTAR LAMPIRAN xiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah 3C. Tujuan Penelitian 3D. Kegunaan Penelitian 4E. Hipotesis Penelitian 4BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tanaman Sawi 51. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Sawi 52. Jenis Jenis Tanaman Sawi ...............................................63. Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Sawi 94. Budidaya Tanaman Sawi 8B. Penanaman Sistem Hidroponik 111. Pengertian dan Macam Hidroponik...................................112. Faktor-Faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik... 133. Keuntungan dan Kendala Hidroponik................................... 164. Teknik Budidaya Hidroponik 17C. Tinjauan Umum Pupuk............................................................. 171. Pemupukan................................................................................ 172. Pupuk A-B Mix.......................................................................... 19BAB III METODE PENELITIANA. Lokasi dan Waktu Penelitian 21B. Alat dan Bahan 21C. Variabel Penelitian 22D. Rancangan Penelitian 22 E. Prosedur Penelitian 23F. Parameter Penelitian 26G. Teknik Analisis Data 26BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian 29B. Pembahasan 30BAB V PENUTUPA. Kesimpulan 33B. Saran 33DAFTAR PUSTAKA 34LAMPIRAN 36RIWAYAT HIDUP 53DAFTAR TABEL No Judul Halaman1. Kandungan Gizi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L) 92. Sidik Ragam 283. Berat Basah Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L).......................294. Sidik Ragam Berat Basah Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L).30 DAFTAR LAMPIRANNo Judul Halaman1. Analisis Berat Basah Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea) Saat Panen..37 2. Dokumentasi Penelitian .. 43BAB IPENDAHULUANLatar BelakangTanaman sawi putih saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas tanamannya. Produksi sawi putih di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan Negara-negara di Asia lainnya (Tay dan Txopeus, 1994). Salah satu penyebabnya adalah teknik budidaya yang kurang efisien.Seiring dengan perkembangan jaman dan dipacu oleh keterbatasan lahan yang dimiliki seperti tanah yang sempit atau tanah yang tidak subur, orang mulai bercocok tanam dengan menggunakan media tanam bukan tanah, seperti air, pasir pecahan batako, serbuk gergaji dan arang sekam. Bercocok tanam seperti ini dikenal dengan istilah hidroponik. Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya tanaman di dalam larutan nutrisi dengan atau tanpa media buatan (pasir, kerikil, vermikulit, rockwool, perlite, peatmoss, coir, atau sawdust) untuk penunjang mekanik. Beberapa manfaat penggunaan teknologi hidroponik adalah penggunaan air dan nutrisi lebih efisien, penggunaan tenaga kerja yang sedikit, dan kegagalan akibat faktor lingkungan dapat dikurangi. Teknologi hidroponik dapat meningkatkan produksi sayuran yang berkualitas. Tanaman budidaya hidroponik yang umum dijumpai adalah sistem hidroponik dalam wadah menggunakan drip irrigation dan nutrient film technique (NFT). Pada sistem irigasi tetes, bibit dipindahtanamkan ke bak-bak atau kantung-kantung plastik yang diisi dengan substrat. Sedangkan NFT merupakan metode pertumbuhan tanaman dimana akar berada dalam resirkulasi aliran tipis larutan hara melalui talang dimana aliran tersebut mengelilingi akar tanaman. Budidaya secara hidroponik dapat berhasil apabila kebutuhan air, sirkulasi udara dan hara tanaman terjamin (Untung, 2001).Beragamnya jenis pupuk majemuk yang tersedia dapat memberikan alternatif yang banyak dalam memilih pupuk bagi tanaman. Salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan adalah A-B Mix. Pupuk A-B Mix adalah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman. Pupuk A-B Mix diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Nutrisi hidroponik A-B Mix tersedia untuk berbagai jenis tanaman seperti paprika atau cabai, tomat, melon, timun, terong, selada, anggrek, mawar, krisan, anturium dan lain-lain. Satu set pupuk terdiri dari 2 kantong yaitu kantong A dan kantong B. Adapun kandungannya adalah 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe, atau tergantung dari jenis tanamannya, setiap tanaman mempunya formulasi kandungan yang berbeda-beda (Paishal, 2005) Keistimewaan nutrisi hidroponik A-B Mix, selain mengandung semua unsur hara yang diperlukan tanaman, juga menggunakan bahan-bahan yang 100% dapat larut dalam air, sehingga juga cocok bagi yang menggunakan sistem irigasi tetes. Cara penggunaannya juga sangat praktis dan dapat disimpan dalam waktu cukup lama. Pupuk A-B Mix banyak digunakan oleh para petani dengan sistem hidroponik (Anonimous, 2005).Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Iqbal (2006) bahwa penggunaan pupuk A-B Mix terhadap tanaman bayam yaitu kondisi helaian daun tanaman memiliki ketegaran yang sangat baik, warna helaian daun bayam terlihat lebih cerah dengan warna hijau muda pada konsentrasi 180 mg/l. Sedangkan menurut hasil penelitian Masud (2009) penggunaan pupuk A-B Mix pada tanaman selada memperoleh hasil bahwa tanaman selada memberikan respon sumber nutrisi yang memacu peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman selada pada konsentrasi 166 mg/l. Berdasarkan uraian di atas dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang pupuk A-B Mix dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica Juncea L) secara hidroponik. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemberian pupuk A-B Mix dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncea L) secara hidroponik?Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk A-B mix dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncea L) secara hidroponik.Kegunaan PenelitianKegunaan dari penelitian ini adalah :Sebagai bahan renungan terhadap Kebesaran Tuhan Yang Maha EsaSebagai bahan informasi kepada masyarakat, khususnya petani sawiSebagai bahan informasi kepada instansi terkait, dalam hal ini dinas pertanianSebagai bahan masukkan kepada peneliti selanjutnya.Hipotesis PenelitianHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian pupuk A-B Mix dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncea L) secara hidroponik.BAB IITINJAUAN PUSTAKATinjauan Umum Tanaman Sawi (Brassica juncea L)Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Sawi (Brassica juncea L)Secara umum tanaman sawi tersusun atas organ utama, yaitu akar, batang dan daun.AkarTanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Rukmana, 1994).BatangBatang (caulis) tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 1994).DaunPada umumnya daun-daun tanaman sawi bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih (Rukmana, 1994).BungaTanaman sawi umumya mudah berbunga. Struktur bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun, kelopak, bunga berwana kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang beronggga dua (Rukmana, 1994).Buah dan BijiBuah sawi termasuk tipe buah (polong), yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji. Biji tanaman sawi bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman (Rukmana, 1994).Berdasarkan ciri morfologi di atas, tanaman sawi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : PlantaeDivision : SpermathophytaSubdivision : AngiospermaeKelas : DicotiledoneaeOrdo : RhoaedalesFamili : BrassicaceaeGenus : BrassicaSpesies : Brassica juncea L (Tjitrosoepomo, 2010).Jenis-Jenis Tanaman SawiSecara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monument (Haryanto dkk, 2002).Sawi putih atau sawi jabung (Brassica pekinensia L)Sawi putih atau sawi jabung merupakan jenis sawi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis sawi ini memiliki ciri-ciri batangnya pendek, tegap dan daun-daunnya lebar berwarna hijau tua, tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah.Sawi Hijau (Brassica juncea L.)Sawi hijau berukuran lebih kecil dibandingkan sawi putih atau sawi jabung. Daun sawi jenis ini juga lebar seperti daun sawi putih tetapi warnanya lebih hijau tua. Batangnya pendek, tangkai daunnya agak pipih, berliku. (Haryanto dkk, 2002).Sawi Huma (Brassica rapa L)Disebut sawi huma karena jenis sawi ini akan tumbuh baik jika ditanam di tempat-tempat yang kering seperti tegalan dan huma. Tanaman ini biasanya ditanam setelah musim penghujan karena tidak tahan terhadap genangan air. Sawi huma daunnya sempit, panjang dan berwarna hijau keputih-putihan. Tangkainya berukuran sedang dan panjang. Adapun morfologi ketiga jenis sawi di atas disajikan pada gambar 1. a b c Gambar 1. Morfologi beberapa jenis sawi : a. Sawi Putih b. Sawi Hijau c. Sawi Huma (Haryanto dkk, 2002).Komposisi Gizi Sawi dan Manfaat Tanaman SawiKomposisi gizi sawi menurut Direktorat Gizi Dep.Kes. RI (1981) dalam Rukmana (1994) tertera seperti pada tabel 1.Tabel 1. Komposisi Gizi Tanaman Sawi tiap 100 gram Bahan Kandungan dan Komposisi Gizi SawiEnergy (Kal)Protein (gr)Lemak (gr)Karbohidrat (gr)Serat (gr)Abu (gr)Fosfor (mg)Zat Besi (mg)Natrium (mg)Kalium (mg)Vitamin A (S.I)Thiamine (mg)Riboflavin (mg)Niacin (mg)Vitamin C (9mg)Air (gr)Kalsium (mg) 21.01.80.33.90.70.933.04.420.0323.03.600.00.10.11.074.0-147.0Sumber : Direktorat Gizi Dep.Kes. R.I.(1981) dalam Rukmana, 1994Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam (Xeropthaalmia) yang sampai kini menjadi masalah dikalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain dalam tanaman sawi berguna juga untuk kesehatan tubuh manusia. Kegunaan sawi dalam tubuh manusia antara lain untuk memperbaiki daya kerja buah pinggang (Rukmana, 1994).Selain manfaat di atas, sawi juga sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, sebagai bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar fungsi pencernaan ( Haryanto dkk, 1995 )Budidaya Tanaman SawiSyarat TumbuhIklim Tanaman sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi), juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia, sehingga tidak harus mengandalkan benih impor ( Haryanto dkk, 1995)Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6 0C dan siang harinya 21,1 0C. serta penyinaran mataharai antara 10-13 jam per hari (Rukmana, 1994).Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah (5-1.200 m dpl). Ketinggian tempat yang memberi pertumbuhan optimal pada tanman sawi adalah 100-500 m dpl. Namun demikian, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang atau sawah, jarang diusahakan di pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayur yang tahan terhadap hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Supriati dan Herliana, 2010).TanahSawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun paling banyak adalah tanah lempeng berpasir, seperti tanah andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung air perlu pengolahan lahan secara sempurna, antara lain pengolahan tanah yang cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) tinggi (Anonimus, 2013).Syarat tanah yang ideal adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, (humus), tidak menggenang (becek), tata udara dalam tanah berjalan dengan baik, dan pH tanah antara 6-7 (Rukmana, 1994).Penanaman Dan Pemelliharaan Tanaman SawiSawi umumnya diperbanyak secara generatif, yakni dengan biji-bijinya. Benih sawi sebaiknya disemaikan dulu selama satu bulan (berdaun 4-5 helai). Biji atau benih sawi yang telah dibeli, sebaiknya diperiksa kembali sekaligus dilakukan seleksi. Seleksi benih dilakukan menurut kriteria-kriteria sebagai berikut; a) Pilihlah biji yang utuh tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat akan sulit tumbuh, b)Biji sehat yaitu tidak menunjukan adanya serangan hama atau penyakit, c) Biji bersih, yaitu tidak tercampur dengan biji lain atau biji tidak keriput (Cahyono, 2010).Penanaman tanaman sawi dapat dilakukan dengan cara, yaitu dengan disemaikan terlebih dahulu setelah tumbuh dengan 4 helai daun bibit dapat dipindahkan ke polibag atau pot yang telah disiapkan (Rukmana, 1994).Penanaman Sistem HidroponikPengertian dan Macam HidroponikHidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman (Prihmantoro dan Indriani, 1996)Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: kultur air, kultur agregat, nutrient technique dan sistem wick (Agoes, 2000).Kultur air telah lama dikenal. Dalam metode kultur air tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut. Sedangkan hidroponik dalam kultur agregat media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi dan lain-lain yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik (Prihmantoro dan Indriani, 1996).Sementara pada Nutrient Film Technique pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut. Hidroponik sistem wick atau sumbu adalah pengembangan dari sistem kultur air, tetapi akar tanaman tidak langsung mengenai air larutan nutrisi tetapi larutan nutrisi dihubungkan oleh media kain atau sumbu komfor. Akar mendapatkan nutrisi dari media tanam seperti arang sekam yang mengenai kain atau sumbu tadi (Riana, 2012).Faktor-faktor Penting dalam Budidaya HidroponikUnsur Hara.Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan. Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi (Prihmantoro dan Indriani, 1996).Termasuk unsur hara makro adalah Nitrogen (N), tumbuhan memerlukan nitrogen untuk pertumbuhan, terutama pada fase vegetatif, yaitu pertumbuhan daun, batang dan cabang. Selain itu juga berperan dalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil. Kalium (K), berfungsi untuk membantu proses bentukan protein dan karbohidrat. Selain itu kalium berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibody tanaman yang bisa melawan penyakit dan kekeringan. Fosfor (P), berguna untuk membetuk akar sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. Sulfur (S), sangat membantu tanaman dalam proses pembetukan bintil akar, tunas dan pembentukan zat hijau daun (klorofil). Kalsium (Ca), berfungsi sebagai pengatur pengisapan air dari dalam tanah, menghilangkan racun dalam tanaman, dan berguna untuk mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji, serta menguatkan batang. Magnesium (Mg), berfungsi dalam pembentukan klorofil, membentuk karbohidrat, lemak, dan minyak (Prihmantoro dan Indriani, 1996).Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro ini terdiri dari : Besi (Fe), berperan dalam proses pernapasan dan pembentukan klorofil. Clor (Cl), berfungsi meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Mangan (Mn), berfungsi dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam pembentukan enzim yang ada di tanaman. Tembaga (Cu), berperan dalam pembentukan klorofil dan sebagai komponen utama dalam membetuk enzim pada tanaman. Seng (Zn), berperan dalam pembentukan hormon tanaman dan berguna untuk pertumbuhan tanaman. Boron (Bo), merupakan zat yang banyak manfaatnya. Boron membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, juga bermanfaat dalam proses penyerapan kalium dan berperan dalam pertumbuhan tanaman, selain itu juga berperan dalam menigkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan. Molybdenum (Mo), berfungsi untuk menungkatkan nitrogen bebas dari udara. Selain itu berfungsi sebagai komponen pembetukan enzim pada bakteri akar tanaman leguminosa. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Paishal, 2005).Media Tanam Hidroponik.Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media (Jensen, 1997).Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media. Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik (Karsono dkk, 2002)Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma (Hardjanti, 2005).Oksigen.Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang. Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar (Untung, 2001).Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mencabut akar yang terekspos dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat (Untung, 2001).Air.Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman (Untung, 2001).Keuntungan dan Kendala HidroponikBeberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal (Prihmantoro dan Indriani, 1996)Teknik Budidaya HidroponikMedia hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman:Media Untuk Persemaian atau Pembibitan.Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.Media Untuk Tanaman Dewasa.Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.Tinjauan Umum PupukPemupukanSemua jenis tanaman, khususnya tanaman sayuran menyerap zat-zat makanan dari dalam tanah. Ada tanah yang kurang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan tumbuh-tumbahan, tetapi ada juga tanah yang menyediakan zat-zat hara itu dalam jumlah yang cukup banyak (Sutedjo, 2010).Zat-zat makanan tumbuh-tumbuhan yang tersedia cukup banyak di dalam tanah itu belum semuanya dalam keadaan siap untuk diserap oleh akar tanaman. Baru sebagian kecil saja yang sudah dalam keadaan siap diserap oleh akar tanaman. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil dan mutu tanaman yang maksimal perlu diadakan usaha-usaha, sehingga zat-zat hara di dalam tanah yang semula belum dapat diserap oleh akar, menjadi siap diserap oleh akar tanaman. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan jalan pemupukkan (Sugeng, HR, 2006).Tujuan pemupukan pada tanaman adalah sebagai berikut : a) manambah zat-zat hara di dalam tanah sehingga kebutuhan makanan bagi tanaman dapat terpenuhi. b) Memperbaiki struktur tanah, yaitu merubah zat-zat makanan yang semula tidak mudah diserap menjadi lebih mudah dan siap diserap oleh akar tanaman (Sutedjo, 2010).Tersedianya zat-zat makanan dalam tanah dalam keadaan cukup dan siap diserap oleh akar menyebabkan pertumbuhan tanaman berlangsung terus tanpa mengalami adanya hambatan. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman beraneka ragam. Dari sekian banyak unsur hara tersebut, 16 unsur merupakan unsur hara yang esensial yang mutllak dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya (Parnata, 2010).Pupuk A-B MixLarutan hara untuk pemupukan tanaman hidroponik diformulasikan sesuai dengan kebutuhan tanaman menggunakan kombinasi garam-garam pupuk. Pupuk-pupuk yang dapat digunakan dalam sistem hidroponik harus mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi (Anonimous, 2008). Larutan hara makro dan mikro dalam AB Mix terdiri dari NH4NO3 1.2 mmol/l, KNO3 9.5 mmol/l, Ca(NO3)2 5.4 mmol/l, MgSO4 2.4 mmol/l, K2SO4 4 mmol/l, KH2PO4 1.5 mmol/l. Larutan hara mikro terdiri dari Fe EDTA 15mol/l, MnSO4 10mol/l, ZnSO4 5mol/l, H3BO3 mol/l, CuSO4 0.75 mol/l, NH4-MoO4 0.5 mol/l (Paishal, 2005).Peranan masing-masing unsur di atas adalah amonium nitrat (NH4NO3) dan amonium sulfat ((NH4)2SO4) mengandung nitrogen yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Magnesium dalam magnesium sulfat (MgSO4) berfungsi dalam ketersediaan klorofil yang mempengaruhi kualitas proses fotosintesis. Kalsiumcyanamida (CaCN2) dan kalsium nitrat (Ca(NO3)2) sebagai pembentuk pertumbuhan ujung akar dan bulu akar. Kalium pada kalium sulfat (K2SO4) membantu pembentukan bunga dan buah serta menguatkan tanaman. Sedangkan mangan sulfat (MnSO4) sebagai aktivator beberapa enzim untuk sintesis lemak yang berperan dalam pembentukan DNA dan enzim lainnya. (ZnSO4) mengandung unsur seng sebagai aktivator enzim dan pembentukan hormon yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam borat (H3BO3) berperan dalam pembelahan sel titik tumbuh tanaman. Copper sulfat (CuSO4) merupakan sumber unsur tembaga sebagai pembawa elektron aktivator beberapa enzim. (NH4-MoO4) mengandung unsur molybdenum yang berperan sebagai pembawa elektron yang mengubah nitrat menjadi enzim untuk fiksasi nitrogen (Prihmantoro dan Indriani, 1996).BAB IIIMETODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Kelurahan Kayu Putih-Kota Kupang. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yaitu April sampai bulan Juni 2013.Alat dan BahanAlat Alat ukur volume cairan, untuk mengukur volume airCetok, untuk mengambil pupuk dari dalam kemasanTimba plastik, untuk mengambil airCutter, untuk memotong gelas bekas air mineralPenggaris, untuk menggaris dan mengukurTimbangan, untuk menimbang berat basah sawiKamera untuk mengambil gambar pada saat penelitianBahan Benih sawi putihPot berukuran sedang dan pot berukuran kecil masing-masing sebanyak 25 buahArang sekamSumbu komporNutrisi A-B MixRafiaVariabel PenelitianVariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas adalah pemberian konsentrasi pupuk A-B Mix dan variabel terikat adalah produksi tanaman sawi (Brassica juncea L)Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga diperoleh 25 unit percobaan perlakuan tersebut adalah :Perlakuan A : Kontrol (tanpa pupuk)Perlakuan B : A-B Mix dengan dosis masing-masing 2 ml/1 liter air Perlakuan C : A-B Mix dengan dosis masing-masing 3 ml/1 liter air Perlakuan D : A-B Mix dengan dosis masing-masing 4 ml/1 liter airPerlakuan E : A-B Mix dengan dosis masing-masing 5 ml/l liter airPada perlakuan A sebagai kontrol yaitu tanpa menggunakan nutrisi, sedangkan pada perlakuan B di dalam pot yang berisi 1 liter air terdapat 2 ml larutan nutrisi A dan 2 ml larutan nutrisi B, begitupun pada perlakuan C, D, dan E masing-masing diisi dengan larutan nutrisi A dan larutan nutrisi B sesuai dengan dosis pada perlakuannya masing-masing. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan metode pengacakan. Hasil pengacakan dapat dilihat pada gambar 4. Prosedur PenelitianPersiapan Alat dan BahanPeralatan dan bahan yang digunakan disterilkan untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada tanaman. Alat-alat yang akan digunakan dibersihkan, dicuci menggunakan deterjen, kemudian dibilas dan dikeringkan. Penyiapan Media Semai dan Media TanamMenyiapkan media semai berupa pasir. Sebelum digunakan pasir untuk media semai disterilkan dengan cara direbus untuk menghindari kontaminasi pada benih yang akan ditanam, sedangkan untuk media tanam menggunakan arang sekam karena sudah steril sehingga tidak perlu disterilkan lagi. Sistem hidroponik yang digunakan adalah sistem wick, dimana pemberian nutrisi lewat di media tumbuh melalui sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Sumbu yang digunakan adalah sumbu kompor. Akar tanaman tidak dicelupkan langsung ke dalam air, melainkan tumbuh dalam beberapa bahan penahan air (media tanam). Ujung sumbu ditempatkan dalam pot sebagai reservoir yang berisi larutan nutrisi. Ujung lain dari sumbu ditempatkan dalam media tanam, lebih dekat ke akar tanaman, untuk lebih jelasnya disajikan pada gambar 5. Gambar 5. Hidroponik Sistem WickPersemaian Benih SawiBak semai diisi dengan pasir steril setinggi 7 cm. Benih dan pasir kering dicampur dengan perbandingan 1 : 10, kemudian diaduk sampai merata. Campuran tersebut kemudian ditaburkan di atas media yang sudah dibuat larikan. Jarak antar larikan sekitar 5 cm. Di atas larikan tersebut kemudian ditimbun dengan media halus setebal 3 cm secara merata. Bak semai ditutup lagi dengan tisu basah, disimpan dalam ruangan gelap. Penanaman Bibit SawiPembuatan Desain HidroponikPot yang digunakan untuk media tanam diberi lubang di bagian dasarnya sesuai dengan ukuran sumbu. Selanjutnya masukan sumbu ke dalam lubang dasar pot dan sumbu dibiarkan menggantung lebih panjang dari sumbu di dalam pot. Sumbu yang digunakan sebanyak 2 sumbu. Kemudian isi pot tersebut dengan arang sekam setinggi 7 cm dari dasar pot. Styrofoam dipotong sesuai ukuran diameter pot penampung nutrisi dan styrofoam tersebut diberi lubang di bagian tengah sesuai diameter dasar pot media tanam. Selanjutnya, masukan pot media tanam ke dalam lubang Styrofoam. Styrofoam dan pot media tanam tersebut selanjutnya dimasukan ke pot penampung nutrisi. Pemindahan TanamanApabila bibit telah mencapai 3-4 helai daun, atau berumur 3- 4 minggu sejak persemaian, bibit dipindahkan ke tempat penanaman. Bibit yang akan ditanam sebaiknya dipilih dari bibit yang baik. Bibit yang baik adalah bibit yang sehat dan berukuran seragam.Bibit dicabut dengan hati-hati kemudian akar dibersihkan dari media semai. Karena media semai menggunakan pasir maka setelah dicabut akar cukup dicelupkan ke dalam air bersih. Setelah itu bibit di masukan ke dalam pot yang sudah diisi dengan media tanam yang sudah disiapkan. Pemberian Nutrisi HidroponikLarutan nutrisi hidroponik ditampung dalam pot steril yang berukuran lebih besar dari pot media tanam. Pemberiaan larutan nutrisi sesuai dengan perlakuan masing-masing yaitu perlakuan A sebagai kontrol (tanpa larutan nutrisi), perlakuan B dengan dosis 2 ml/1l air, perlakuan C 3 ml/1l air, perlakuan D 4 ml/1l air, perlakuan D 4 ml/1l air dan perlakuan E 5 ml/1l air. Jadi di dalam pot terdapat 1 liter air yang telah dicampur dengan larutan nutrisi. PemeliharaanPenyiraman tanaman dilakukan secara manual dengan menggunakan hand sprayer. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dan pengendalian organisme penggangu tanaman dan penyakit tanaman, menjaga kepekatan kandungan unsur hara dalam larutan. Agar keseimbangan konsentrasi tetap terjaga diperlukan pergantian nutrisi setiap seminggu sekali dihitung 7 HST. Pergantian nutrisi sama seperti pada awal pemberian nutrisi.Parameter PenelitianParameter yang diukur adalah berat basah tanaman sawi hijau (Brassica juncea L).Teknik Analisis DataData yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova), bila berpengaruh maka dilanjutkan uji BNT. Menghitung Derajat Bebas (Db)Db Total = r.t - 1Db perlakuan = t - 1Db Galat = Db Total DbPerlakuanMenghitung Faktor Koreksi (FK)FK = Y2/(r.t) = ((Total Keseluruhan)2)/(Total Banyaknya Pengamatan)Menghitung Jumlah Kuadrat (JK)Jumlah Kuadrat TotalJK Total = ?Y2ij FKJumlah Kuadrat PerlakuanJK Perlakuan = ((Total Perlakuan)2)/(Banyak Ulangan)-FKJumlah Kuadrat GalatJK Galat = JK Total JK PerlakuanMenghitung Kuadrat Tengah (KT)Kuadrat Tengah PerlakuanKT Perlakuan = (JK Perlakuan)/(Db Perlakuan)Kuadrat Tengah GalatKT Galat = (JK Galat)/(Db Galat)Menghitung F HitungF Hitung = (KT Perlakuan)/(KT Galat)Tabel 2. Sidik RagamSumber Keragaman DB JK KT FHitung FTabel5% 1%PerlakuanGalatTotalJika ada pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan rumus sebagai berikut:BNTa = ta (db galat) x v((2 KTG)/ulangan)BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANHasil PenelitianBerdasarkan hasil analisis dengan penggunaan Nutrisi A-B Mix sebagai pupuk terhadap produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea) diperoleh rata-rata berat basah tanaman sawi hijau seperti terikat pada table 3 berikut : Tabel 3. Berat basah sawi hijau pada masing-masing perlakuan (gram)Perlakuan Ulangan Total Rata-rata1 2 3 4 5A 280 250 300 270 300 1400 280B 350 340 400 370 370 1830 366C 360 350 400 390 410 1910 382D 550 500 450 520 570 2590 518E 660 600 710 700 670 3340 668Keterangan : A : Kontrol (tanpa pupuk)B : A-B Mix dengan dosis 2 ml/1 liter air C : A-B Mix dengan dosis 3 ml/1 liter air D : A-B Mix dengan dosis 4 ml/1 liter airE : A-B Mix dengan dosis 5 ml/l liter airTabel 3 di atas menunjukan bahwa berat sawi yang tertinggi pada perlakuan E dan rata-rata berat sebesar 668 gram dan yang terendah adalah perlakuan A yaitu sebesar 280 gram.Data pada tabel 3 selanjutnya dianalisis sidik ragam. Hasil analisis selengkapnya disajikan pada tabel 4 :Tabel 4. Rangkuman analisis varian berat basah tanaman sawi hijau (Brassica juncea)Sumber Keragaman DB JK KT FHitung FTabel5% 1%Perlakuan 4 462344 115586 101.569** 2,87 4,43Galat 20 22760 1138Total 24 485104Keterangan : ** berbeda sangat nyataF hitung (101.569) > F tabel (2,87 dan 4,43). Karena F hitung > F tabel maka H1 diterima. Artinya ada pengaruh pemberian pupuk A-B Mix dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi tanaman sawi. Karena ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji BNT. Penggunaan pupuk A-B Mix berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman sawi ( Brassica juncea L.). Hasil uji BNT selengkapnya disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil uji BNT berat basah sawi hijau.Perlakuan Rata-Rata berat basah NotasiBNT 5% NotasiBNT 1%A 280 a aB 366 b bC 382 b bD 518 c cE 668 d dNilai BNT 61,019291 60,699Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaan.Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa perlakuan A berbeda dengan perlakuan B dan C pada taraf 5% dan 1%. Sedangkan pada perlakuan B dan C tidak berbeda pada taraf 5% dan 1%. Perlakuan D berbeda dengan perlakuan B dan C, dan perlakuan E berbeda dengan perlakuan D. perlakuan yang menunjukan hasil paling baik terdapat pada paerlakuan E dengan konsentrasi pupuk A-B Mix 5 ml/l air. PembahasanHasil analisis varians diperoleh bahwa ada pengaruh penggunaan pupuk A-B Mix terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncea L) dan dari hasil uji lanjut diperoleh bahwa ada perlakuan yang baik yaitu perlakuan E dalam hal ini adalah pemberian pupuk A-B Mix pada konsentrasi 5 ml/l air.Perbedaan berat basah tanaman sawi hijau yang nyata karena perbedaan konsentrasi yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi dan berat basah yang berbeda pula. Pertumbuhan tanaman sawi yang diberi pupuk hidroponik yaitu pupuk A-B Mix lebih cepat karena kaya akan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman sehingga daun tanaman sawi lebih kelihatan hijau dan segar. Hal ini sejalan dengan pendapat Paishal (2005) yakni pupuk A-B Mix adalah pupuk hidroponik yang lengkap yang mengandung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman. Lebih lanjut oleh Anonimous (2005) juga menambahkan bahwa keistimewaan nutrisi hidroponik A-B Mix, selain mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, juga menggunakan bahan-bahan yang 100 % dapat larut dalam air.Hasil produksi tanaman sawi yang diperoleh sangat tergantung dengan jenis pupuk hidroponik yang dipakai. Masing-masing unsur yang tekandung dalam larutan A-B Mix adalah amonium nitrat (NH4NO3) dan amonium sulfat ((NH4)2SO4) mengandung nitrogen yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Magnesium dalam magnesium sulfat (MgSO4) berfungsi dalam ketersediaan klorofil yang mempengaruhi kualitas proses fotosintesis. Kalsiumcyanamida (CaCN2) dan kalsium nitrat (Ca(NO3)2) sebagai pembentuk pertumbuhan ujung akar dan bulu akar. Kalium pada kalium sulfat (K2SO4) membantu pembentukan bunga dan buah serta menguatkan tanaman. Sedangkan mangan sulfat (MnSO4) sebagai aktivator beberapa enzim untuk sintesis lemak yang berperan dalam pembentukan DNA dan enzim lainnya. (ZnSO4) mengandung unsur seng sebagai aktivator enzim dan pembentukan hormon yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam borat (H3BO3) berperan dalam pembelahan sel titik tumbuh tanaman. Copper sulfat (CuSO4) merupakan sumber unsur tembaga sebagai pembawa elektron aktivator beberapa enzim. (NH4-MoO4) mengandung unsur molybdenum yang berperan sebagai pembawa elektron yang mengubah nitrat menjadi enzim untuk fiksasi nitrogen (Prihmantoro dan Indriani, 1996). Selain unsur yang terkandung dalam pupuk A-B Mix, ada hal penting yang perlu di perhatikan yaitu sistem perakaran pada tanaman itu sendiri. Akar mendapatkan nutrisi dari media tanam seperti arang sekam yang mengenai sumbu kompor yang dipasang menggantung mengenai larutan nutrisi yang ditampung pada pot bagian bawah (Riana, 2012). Oleh karena itu pada sistem hidroponik, kesegaran akar untuk mendapat oksigen harus diperhatikan. Agar akar meendapat udara yang baik, pada bagian samping pot yang berisi media tanam perlu diberi beberapa lubang. BAB VPENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian terhadap produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pemberian jenih pupuk A-B Mix dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) secara hidroponik.Pemberian pupuk A-B Mix pada konsentrasi 5ml/l air (pada perlakuan E) lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain.SaranBerdasarkan hasil yang diperoleh maka penulis menyarankan:Kepada petani sayur agar menggunakan sistem hidroponik sistem wickPada sistem hidroponik disarankan menggunakan pupuk A-B Mix dengan konsentrasi 5ml/l air untuk jenis sayur sawi.Perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh banyaknya sumbu yang digunakan pada hidroponik sistem wick dengan menggunakan pupuk hidroponik pada konsentrasi 5 ml/l airDAFTAR PUSTAKAAgoes, H. 2000. Mengenal Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Agromedia Pustaka. Jakarta.Anonimous. 2008. Pupuk Hidroponik. (online). (http://ediskoe.blogspot.com/2008/05/tulis-lagi-pupuk-hidroponik.html, diakses 30 Maret 2013).Anonimous. 2013. Morfologi Sawi. (online). (http://d5d.org/morfologisawi#.UUOySaBBVH0, diakses 15 Maret 2013)Cahyono, B. 2010. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani Sawi Putih. Gava Media. YogyakartaGaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan.: Armico. BandungHanafiah, K. A. 2005. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi ke-3. PT. Raja Grafindo Persada. JakartaHardjanti S. 2005. Pertumbuhan Setek Adenium Melalui Penganginan, Asal Bahan Setek, Penggunaan Pupuk Daun dan Komposisi Media. Agrosains 7(2): 108-114. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2002. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.Iqbal, M. 2006. Penggunaan Pupuk Majemuk Sebagai Sumber Hara Pada Budidaya Bayam Secara Hidroponik Dengan Tiga Cara Fertigasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.Jensen, M. H. 1997. Hydroponics. Hort. Science 32(6):1018-1020.Karsono S, Sudarmodjo, Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Agromedia Pustaka. JakartaMasud, H. 2009. Sistem Hidroponik Dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131 136. Palu.Paishal, R. 2005. Pengaruh Naungan dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.Parnata, 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. PT agromedia pustaka. Jakarta.Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani, 1996. Hidroponik Sayur Semusim Untuk Bisnis Dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta.Riana, A. 2012. Bertanam Hidroponik Sistem Wick. (online). (http://anggariana.blogspot.com/2012/09/bertanam-hidroponik-sistem wick.html, diakses 20 Maret 2013).Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.Supriyati, Y dan E. Herlina, 2010. Bertanam 15 Sayur Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.Sugeng, HR. 2006. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang.Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan. (Spermatophyta). Cetakan ke-10. Gajah Madah Universitas Press. Yogyakarta.Tay,D.C.S.and H. Toxofeus. 1994. Brassica rapa L. cv. Group Pak Choi, p 130-134. In J.S. Siemonsma and K. Pileuk (Eds). Plant Resources Of South- East Asia 8 Vegetables. PROSEA Fondation. Bogor.Untung, O. 2001. Hidroponik Sayuran Sistem NFT. Penebar Swadaya. Jakarta.LAMPIRANLampiran 1. Analisis berat basah tanaman sawi hijau (Brassica juncea)Perlakuan Ulangan Total Rata-rata1 2 3 4 5A 280 250 300 270 300 1400 280B 350 340 400 370 370 1830 366C 360 350 400 390 410 1910 382D 550 500 450 520 570 2590 518E 660 600 710 700 670 3340 668Jumlah 11070Perhitungan analisis sidik ragam berat basah tanaman sawi hijau (Brassica juncea)Menentukan derajat bebas Db Total = banyaknya pengamatan 1 = 25-1 = 24Db Perlakuan = banyaknya perlakuan 1 = 5-1= 4Db Galat = db total db galat= 24 4= 20Faktor Korelasi (FK)FK = Y2 r.t= (11070)2 (5) (5)= 122544900 25= 4901796Menghitung jumlah kuadrat (JK)Jumlah kuadrat totalJK Total = ?Y2 ij FK= 2802 + 2502 + 3002 + 2702 + 3002 + 3502+ 3402+ 4002 + 3702 + 3702 + 3602+ 3502+ 4002 + 3902 + 4102 + 5502 + 5002 +4502+ 5202+ 5702+ 6602 + 6002 +7102+7002+6702 - FK = 78400 + 62500 + 90000 + 72900 +90000 + 122500 + 115600 + 160000 + 136900 + 136900 + 129600 + 122500 + 160000 + 152100 + 168100 + 302500 + 250000 + 202500 + 270400 + 324900 + 435600 + 360000 + 504100 + 490000 + 448900 4901796= 5386900 4901796= 485104Jumlah kuadrat perlakuan JK Perlakuan = (? (Total perlakuan) )/Ulangan - FK= 14002 + 18302 + 19102 + 25902 + 33402 _ FK 5=1960000+3348900+3648100+6708100+11155600 _4901796 5= 26820700 - 4901796 5 = 462344Jumlah kuadrat galatJK galat = JKT JKP = 485.104 462344 = 22760Menghitung kuadrat tengah (KT)Kuadrat tengah perlakuan KT Perlakuan = JK Perlakuan t 1= 462344 4= 115586Kuadrat tengah galat KT Galat = JK Galat Db Galat = 22760 20= 1138Menentukkan nilai F hitung F hitung = KT Perlakuan KT Galat = 115586 1138= 101.569Sidik ragam rata-rata berat basah tanaman sawi (Brassica juncea L )Sumber Keragaman DB JK KT FHitung FTabel5% 1%Perlakuan 4 462344 115586 101.569** 2,87 4,43Galat 20 22760 1138Total 24 485104Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyataF hitung (101.569)> F tabel (0,05) = 2,87> F tabel (0,01) = 4,43. Karena F hitung > F tabel maka H1 diterima. Artinya ada pengaruh pemberian pupuk A-B Mix dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi tanaman sawi.BNT 0,05 = t 0,05 (db galat) x = t 0,05 (db galat) x v(2.1138/5)= 0,05 (20) x v(2.1138/5)= 2,86 x v(2276/5)= 2,86 xv455,2= 2,86 x 21,34 = 61,03BNT 0, 01 = t 0,01 (db galat) x = t 0,01 (db galat) xv(2.1138/5)= 0,01 (20) x v(2276/5)= 2,845x v455,2= 2,845x 21,34= 60,71Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) Jumlah berat basah tanaman sawi (Brassica juncea L).Perlakuan Rata-Rata NotasiBNT 5% NotasiBNT 1%A 280 a aB 366 b bC 382 b bD 518 c cE 668 d dNilai BNT 61,03 60,71Catatan: Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama tidak menunjukan perbedaan.Keterangan : Perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B,C,D dan E. Jadi, perlakuan yang menunjukkan hasil paling baik terhadap parameter berat basah tanaman sawi terdapat pada perlakuan E (pemberian pupuk A-B Mix pada konsentrasi 5 ml/l air).RIWAYAT HIDUPMartin Da Kosta Rusu dilahirkan di desa Saga, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 03 Juni 1979. Sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Pelipus Pei (almarhum) dan Margareta Mude (Almarhumah). Pendidikan Dasar ditempuh di SD Inpres Saga II pada tahun 1992 berijazah dan penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Kupang pada tahun 1995 berijazah, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Kupang sampai kelas 2 dan kelas tiga penulis pendah ke SMU Negeri Insana di Kabupaten TTU Kecamatan Insana dan tamat dengan berijazah pada tahun 1998. Pendidikan berikutnya ditempuh di Universitas Muhammadiyah Kupang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi.i