35
i HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: RIAS AYU KUSUMA PERTIWI 1314018 PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

i

HALAMAN JUDUL

KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS

PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH

SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Disusun Oleh:

RIAS AYU KUSUMA PERTIWI

1314018

PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

Page 2: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS

PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH

SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMI SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan oleh:

RIAS AYU KUSUMA PERTIWI

1314018

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu

Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:.................

Menyetujui:

Penguji Pembimbing

NUP: 9905536224

Mengesahkan,

a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogykarta

Ketua Program Studi Perekam Medis dan Infomasi Kesehatan (D-3)

Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH

NUP: 9905536224

Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH

MPH Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md. SKM. MPH

Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md. SKM. MPH

Page 3: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, adalah mahasiswa Stikes Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta,

Nama : Rias Ayu Kusuma Pertiwi

NPM : 1314018

Program Studi : Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3)

Judul Karya Ilmiah : Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus

Persalinan Berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah

Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.

Menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul tersebut diatas adalah asli karya

sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Dengan ini saya menyatakan untuk

menyerahkan hak cipta penelitian kepada Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta guna kepentingan ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan

dan pihak manapun.

Yogyakarta, 08 Agustus 2017

Rias Ayu Kusuma Pertiwi

Page 4: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat-Nya yang diberikan kepada saya, sehingga dapat menyusun Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ini dalam rangka penyelesaian program ahli madya. Oleh karena itu

saya banyak mengharapkan bantuan dari berbagai pihak yang terkait, dalam

proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Banyak kesulitan yang dihadapi oleh saya namun atas bantuan dari

berbagai pihak sehingga saya dapat melaluinya, saya sangat mengucapkan banyak

terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu, yaitu: 1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes. selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

2. Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH. Selaku ketua program studi

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta serta selaku penguji.

3. Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md., SKM,. M.P.H. selaku dosen

pembimbing akademik dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah.

4. Direktur dan jajaran Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman

Yogyakarta.

5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah membantu

saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Ayah dan ibu di Pemalang yang terhormat dan tersayang yang telah

memberi dukungan dan semangat kepada saya selama penelitian maupun

dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman mahasiswa D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Angkatan 2014 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah

membantu dan mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini yang

tidak bisa disebut satu persatu.

8. Serta semua pihak yang terkait dan tidak saya sebutkan satu persatu, yang

telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan usulan

penelitian karya tulis ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulih ilmiah

ini.. Demikian hasil penelitian karya tulis ilmiah ini disusun.

Yogyakarta, 08 Agustus 2017

Peneliti

Page 5: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR.................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. ix INTISARI ....................................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................................3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................................3 D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................4 E. Keaslian Penelitian ..............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................6 A. Landasan Teori ....................................................................................................6 B. Kerangka Teori .................................................................................................. 14 C. Pertanyaan Penelitian......................................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 16 A. Desain Penelitian ............................................................................................... 16 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 16 C. Subjek dan Objek .............................................................................................. 19 D. Definisi Konsep ................................................................................................. 19 E. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................................. 19 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................................. 19 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 19 H. Etika Penelitian ................................................................................................. 21 I. Jalanannya Penelitian......................................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 24 B. Hasil .................................................................................................................. 24 C. Pembahasan ....................................................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 38 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 38 B. Saran ................................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 19

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Persalinan Fisiologis dan Persalinan Patologis................. 26

Page 7: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Teori ......................................................................................... 14 Gambar 4. 1 Rekapitulasi Hasil Kelengkapan Persalinan Fisiologis dan Patologis.......... 27

Gambar 4. 2 Rekapitulasi Hasil Ketepatan Persalinan Fisiologis dan Patologis .............. 28

Page 8: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

viii

DAFTAR SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan

DRM : Dokumen Rekam Medis

ICD :International Statistical Clasification of Disease and Related

Health Problem

Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

SC : Sectio Caesarean

RS : Rumah Sakit

WHO : World Health Organizaation

PPPM : Pendidikan Pengabdian Penelitian Mahasiswa

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

SPO : Standar Prosedur Operasional

Page 9: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Dari PPPm Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA

Lampiran 3 Surat Balasan dari Rs At-Turots Al-Islamy Seyegan

Lampiran 4 Surat Etika Penelitian

Lampiran 5 SPO Pengodean Penyakit Di RS At-Turots Al-Islamy Seyegan

Sleman Yogyakarta

Lampiran 6 Informent Consent Responden

Lampiran 7 Transkip Wawancara Responden

Lampiran 8 Ceklis Ketepatan Kode

Lampiran 9 Lembar Konsul

Page 10: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

x

KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS

PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH

SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN 2016

Oleh:

Rias Ayu Kusuma Pertiwi 1, Arief Kurniawan Nur Prasetyo

2

INTISARI

Latar Belakang:Diagnosis Merupakan istilah yang merujuk pada nama penyakit

yang ada pada pasien yang perlu dirumuskan (ditetunkan) oleh dokter, penetapan

diagnosis akhir tersebut kemudian baru akan dilakukan pengodean berdasarkan

ICD-10 untuk diagnosis sedangkan ICD-9CM untuk kode tindakan. Ketepatan

kode diagnosis dan tindakan sangat mempengaruhi data statistik dan pelayanan

kesehatan serta pembayaran biaya kesehatan yang ada di Rumah Sakit. Rumah

Sakit At-Turots Al-Islamy merupakan rumah sakit tipe D dan sudah terakreditasi

Kars 2012 dan mendapatkan bintang dua, namun kode untuk diagnosis dan

tindakan terkait kasus persalinan masih kurang spesifik.

Tujuan Penelitian: mengetahui ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait

ksus persalinan berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM dan mengetahui faktor

penyebab ketidak tepatan kode diagnosis dan tindakatan tekait kasus persalinan

berdasarkan ICD-10 dan ICD-9Cm di Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Godean

Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan

kualitatif dan rancangan fenomenoligi, metode pengumpulan data dengan cara

ceklis ketepata kode dan wawancara.

Hasil Penelitian: Hasil dari 88 berkas persalinan patologis maupun fisiologis

dapat diperoleh yaitu 42% untuk kondisi ibu/janin yang tepat, 58% yang tidak

tepat, 52% untuk metode persalinan yang tepat seluruhnya dan 48% kode tidak

tepat, untuk ketepatan dinyatakan masih kurang karena dibawah dari 56%.

Kesimpulan: Ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan

fisiologis maupun patologis dinyatakan kurang karena presentasi dari masing-

masing kondisi dibawah 56%, sebagian petugas belum mendapatkan SPO

pengodean, berkas rekam medis tidak terisi lengkap, belum terdapat anggaran

untuk pelatihan bagi petugas koder.

Kata Kunci: Ketepatan, Coding, Persalinan.

1 Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2 Dosesn Pembimbing Program Studi Diploma 3 Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan STIKES jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 11: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

xi

THE ACCURACY OF DIAGNOSIS CODE AND MEDICAL

INTERVENTION ON DELIVERY CASE BASED ON ICD-10 AND

ICD-9CM IN AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN

YOGYAKARTA 2016

By:

Rias Ayu Kusuma Pertiwi 1, Arief Kurniawan Nur Prasetyo

2

ABSTRACT

Background : Diagnosis is a term that refers to a name of a disease of a patient

which is identified by a doctor. A final diagnosis will then be followed by coding

based on ICD-10 for diagnosis and ICD-9CM for a medical intervention. The

accuracy of diagnosis code and intervention are very influential to statistical data

and treatment medication and health cost payment in a hospital. At-Turots Al-

Islamy hospital is a hospital of primary type and has obtained accreditation from

Kars (Indonesian Commission for Hospital Accreditation) in 2012 with 2 stars

level, but its diagnosis code and intervention on delivery case remain unspecific.

Objective : To identify The Accuracy of Diagnosis Code and Medical

Intervention on Delivery Case Based on ICD-10 and ICD-9 CM and identify the

causal factors of inaccuracy of diagnosis code and medical intervention on

delivery case Based on ICD-10 and ICD-9 CM in At-Turots Al-Islamy Hospital of

Godean, Sleman, Yogyakarta.

Method : This was a descriptive study with qualitative approach and

phenomenological design. Data compilation method applied checklist of code

accuracy and interview.

Result : The result of 88 files identified 42% of mother/fetal condition accuracy

and 58% inaccuracy, 52% for the methode of delivery accuracy 48% for the

methode of delivery inaccuracy, For accuracy is stated still less because below than

56%

Conclusion : The accuracy of diagnostic codes and related intervention of both

physiological and pathological delivery cases is less than the presentation of each

condition under 56%, Some officers have not received SPO socialization, medical

record file is not filled completely, there is no budget for training for the officer of

the coder.

keywords : Accuracy, Coding, Delivery.

1A student of Medical Record and Health Information D3 Study Program in

Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta. 2A counseling lecturer of Medical Record and Health Information D3 Study

Program in Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta

Page 12: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta

meningkatan derajat kesehatan seluruh lapisan masyarakat. Rumah Sakit

perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan dukungan dari

berbagai faktor yang terkait, salah satunya melalui penyelenggaraan rekam

medis pada setiap pelayanan kesehatan.

Rekam medis menurut Ismaniar (2015), merupakan berkas yang

berisi catatan dan dokumen tentang identitas, amanesa, diagnosis,

tindakan, dan pelayanan penunjang yang diberikan kepada pasien selama

mendapatkan pelayanan di unit rawat jinap, rawat jalan, dan gawat darurat,

serta cacatan yang juga harus dijaga kerahasiannya dan merupakan sumber

informasi tentang pasien yang datang berobat kerumah sakit. pengolahan

rekam medis dilakukan oleh instalasi rekam medis, pengolahan tersebut

meliputi penyusunan, analisis, pengodean, indeks, dan pelaporan. Dalam

pengolahan pengodean diperlukan diagnosis pasti yang dituliskan oleh

dokter atau dokter gigi di akhir perawatan pasien.

Diagnosis merupakan istilah yang menunjuk pada nama penyakit

yang ada pada pasien yang perlu dirumuskan (ditentukan) oleh dokter.

Diagnosis terbagi mnejadi tiga tahapan yaitu diagnosis kerja, diagnosis

banding dan diagnosis akhir, setelah dilakukan penetapan diagnosis akhir

tesebut kemudian baru akan dilakukan pengodean berdasarkan ICD-10

untuk kode diagnosis sedangkan ICD-9CM untuk kode tindakan

(Hardjodisastro 2006,).

Pemberlakuan klasifikasi statistik internasional mengenai penyakit

revisi kesepuluh (ICD-10), yang mendasari bahwa sarana pelayanan

Page 13: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

2

kesehatan harus melakukan pengodean (Kepmenkes No 50 Tahun 1998) .

Hatta (2010), pengodean adalah penetapan sandi atau penentuan

penggunaan angka, atau kombinasi huruf angka untuk mewakili

komponen data terkait. Hasil pengodean dijadikan indeks data rumah sakit

yang berguna untuk kepentingan selanjutnya baik untuk pelopran,

pendidikan, penelitian serta kepentingan manajemen. Pengodean

dilakukan oleh petugas yang berkompete dalam bidang tersebut sesuai

dengan peraturan yang ada.

Menurut Permenkes RI Nomor 55 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis, seorang ahli madya yang

lulus program studi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, yang

memiliki STR dan SIK dapat melakukan sistem klasifikasi klinis dan

kodifikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis

sesuai terminologi medis yang benar. Ketepatan kode diagnosis dan

tindakan sangat memengaruhi data statistik dan pelayanan kesehatan, serta

pembayaran biaya kesehatan yang ada di Rumah Sakit.

At-Turots Al-Islamy sebagai rumah sakit yang dahulunnya

merupakan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin dan menjadi Rumah

sakit Khusus Ibu dan Anak serta menjadi Rumah Sakit Umum, kasus yang

lebih dominan adalah kasus persalinan, sehingga peneliti mengambil kasus

persalinan di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit At-Turots Al-Isalamy

merupakan rumah sakit tipe D dan sudah terakreditasi Kars 2012 dan

mendapatkan bintang dua.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal

13 Mei 2017, peneliti melakukan analisis terhadap 30 berkas rekam medis

kasus persalinan, didapatkan 2 berkas rekam medis yang tidak dapat

dinilai karena diagnosis utama tidak jelas, 28 berkas lainnya dinilai

ketepatan dalam pemberian kode. Berdasarkan ketepatan kode dari

keseluruhan karakter terdapat 35% berkas rekam medis yang tepat,

sedangkan 60% berkas rekam medis yang tidak tepat dalam pemberikan

Page 14: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

3

kode kondisi ibu/janin dan metode persalinan pada karakter ke-4, dan

3,5% berkas rekam medis tidak di beri kode, sedangkan Outcome Delivery

seluruhnya belum diberi kode serta kode untuk tindakan kurang spesifik

karena diagnosis tindakan belum jelas. Sehingga peneliti terdorong

melakukan penelitian terkait “Ketepatan Kode Disgnosis dan Tindakan

terkait kasus Persalinan di Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan

Sleman Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengodean pada berkas rekam medis kasus persalinan bulan

Januari s.d. Desember 2016 berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah

Sakit At-Turots Al Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus

persalinan berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah Sakit At-

Turots Al Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui ketepatan kode diagnosis dan tindakan pada berkas

rekam medis persalinan bulan Januari s.d Desember 2016

berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah Sakit At-Turots Al

Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta

b. Mengetahui faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan

tindakan pada berkas rekam medis persalinan berdasarkan ICD-10

dan ICD-9CM di Rumah Skit At-Turots Al Islamy Seyegan

Sleman Yogyakarta.

Page 15: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

dan mendalam terkait penelitian tentang ketepatan kode kasus

persalinan, serta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah

dimiliki.

2. Bagi Lahan Penelitian

Digunakan sebagai informasi, masukan dan evaluasi pelayanan

kesehatan untuk meningkatkan kinerja petugas rekam medis dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit At-Turots

Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Bahan pertimbangan dan panduan untuk mahasiswa Stikes Jenderal

Achmad Yani khususnya program studi D3 Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan yang akan melakukuan penelitian di masa yang

akan datang dan menambah kerja sama dengan rumah sakit pemerintah

maupun swasta.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan

terkait Kasus Persalinan Berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah

Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta” belum pernah

dilakukan sebelumnya. Namun demikian, berikut ini penelitian sejenis

yang telah dilakukan:

1. (Alik, 2016) melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan

Ketepatan Kode Diagnosis Obstetric terhadap Kelancaran Klaim BPJS

di RSUD Sawerigading Palopo Sulawesi Selatan” jenis penelitian

kuantitatif dengan desain cross sectional , populasi 182 rekam medis

obstetric tahun 2016, sampel penelitian 44 rekam medi. Hasil

penelitian diagnosis obstetric tidak tepat terhadap klaim BPJS yang

Page 16: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

5

tidak lancar 66,7%, diagnosis obstetric yang tidak tepat terhadap kalim

BPJS yang lancar 33,3%, kode tepat terhadap klaim BPJS tidak lancar

17,6%, kode tepat terhadap klaim BPJS yang lancar 82,4%. Persamaan

dengan peneliti ini adalah kasus yang diteliti, sedangkan perbedaannya

terletak pada jenis penelitian yang menggunakan kuantitatif serta

tempat dan waktu penelitian.

2. (Wafa, 2016) melakukan penelitian dengan judul “ Kelengkapan dan

Ketepatan Kode pada Persalinan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Gamping Sleman Yogyakarta” jenis penelitian deskriptif kuantitatif,

populasi 214 rekam medis tahun 2016, sampel penelitian 145 rekam

medis yang diperoleh menggunakan dari tabel Iscaac dan Michael

dengan kesalahan 5%. Hail penelitian kelengkapan kondisi baik 87%,

kelengkapan metode persalinan baik 92%, ketepatan kondisi kurang

32%, ketepatan metode persalinan fisiologis 0%, patologis 37%.

Persamaan dengan peneliti ini adalah kasus yang diteliti, sedangkan

perbedaannya terletak pada tempat dan waktu penelitian.

3. (Karimah dkk, 2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Ketepatan Kode Diagnosis Penyalit Gastroenteritis Acute Berdasarkan

Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Balung Jember” jenis

penelitian kualitatif, perolehan data dengan cara wawancara dan

observasi. Hasil observasi dokumen rekam medis di unit rawat inap

triwulan I 2015 terdapat angka ketepatan penentuan kode diagnosis

sebayak 17 dokumen rekam medis kasus gastroenteritis acute dan

penentuan kode diagnosis tidak tepat sebanyak 63 dokumen rekam

medis. Penyebab masalah tidak pernah dilakukannya sosialisasi kepada

dokter dan petugas rekam medis terkait pengelolaan rekam medis.

Persamaan dengan peneliti ini adalah jenis penelitian yaitu analisis

kualitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada kasus yang diteliti.

Page 17: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

a. Sejarah Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy

Berlokasi di dukuh Klaci I desa Margoluwih kecamatan Seyegan

kabupaten Sleman, Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Yogyakarta Pada

April 2001 mulai beroperasi dan melayani masyarakat sebagai Balai

Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB). Kemudian rumah sakit At-

Turots Al-Islamy ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

(RS KIA) dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Dinas kesehatan

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bernomor 445/1662/IV.2

Akhirnya di tetapkan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) diberikan

kepada Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy berdasarkan izin operasional

dari Bupati Sleman dengan keluarnya Izin Sementara Penyelenggaraan

Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman melalui Surat Keputusan Nomor: 503/0786/DKS/2008 tertanggal

1 April 2008 yang kemudian diperpanjang dengan dikeluarkannya surat

bernomor : 503/1647a yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan

Sleman dengan pada tanggal 18 Mei 2009.

b. Profil Rumah Sakit At-Turots Al-Ilsamy

Rumah sakit At-Turots Al-Islamy merupakan rumah sakit umum

yang di bawahi Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy dengan nomor ijin

operasional 503/3183/DK/2013 yang bertipe D (Dasar) dan sudah

terakreditasi mendapatkan bintang dua, serta mempunyai kapasitas

tempat tidur dengan jumlah 51 bad.

1) Visi

Menjadi rumah sakit umum pilihan di daerah Sleman barat, yang

memiliki pelayanan sesuai syariat Islam dengan pelayanan yang

berfokus pada pasien (patient centered care).

Page 18: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

25

2) Misi

a) Menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek pelayanan

dan manajemen rumah sakit.

b) Mewujudkan pelayanan yang professional dan budaya patient

safety pada semua unit.

c) Meningkatkan kepuasan, menjaga keloyalan, dan peningkatan

jumlah pasien baru.

d) Mewujudkan pengembangan diklat, SDM dan peningkatan

sarana prasarana rumah sakit.

3) Jenis Pelayanan rawat jalan :

a) Poliklinik Umum;

b) Poliklinik Gigi;

c) Poliklinik Spesialis;

d) Instalasi Gawat Darurat;

e) Poliklinik Fisioterapi.

4) Bidang spesialis meliputi :

a) Spesialis Obstetri dan Gynekologi; b) Spesialis Penyakit Dalam; c) Spesialis Bedah; d) Spesialis Anak; e) Spesialis THT; f) Spesialis Syaraf; g) Spesialis Radiologi; h) Spesialis Patologi Klinis.

2. Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakatan Terkait Kasus Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian tentang diagnosis dan tindakan terkait kasuss

persalinan di rumah sakit At-Turots Al-Islamy, dengan menggunakan lembar

ceklis yang dilihat dari resume medis, catatan data individu morbiditas pasien

obstetric, laporan operasi serta lembar lainnya yang dapat mendukung

ketepatan kode.

Data yang diperoleh penelitian terkait ketepatan kode persalinan

didapatkan sebanyak 90 berkas rekam medis yang terdiri atas dua kategori

yaitu persalinan fisiologi dan patologis dan 2 berkas rekam medis untuk

persalinan fisiologis tidak dapat dinilai ketepatnnya karena diagnosis tidak

jelas, persalinan fisiologi sebanyak 55 berkas rekam medis, dan persalinan

patologis sebanyak 33 berkas rekam medis. Hasil yang di dapat untuk

persalinan fisiologis dan patologis sebagi dapat di lihat pada tabel :

Page 19: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

26

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Persalinan Fisiologis dan Persalinan Patologis

No Persalinan Jumlah

Berkas

Kelengkapan Jumlah Ketepatan

Lengkap Tidak Lengkap Tepat Tidak Tepat

1 Fisiologis 55

a. Kondisi Ibu/Janin 37 (67%) 18 (33%) 55 (100%) 19 (51%) 18 (49%)

b. Methode Persalinan 43 (78%) 12 (22%) 55 (100%) 20 (47%) 23 (53%)

c. Outcome Delivery 0 (0%) 52 (100%) 52 (100%)

d. Tindakan 11 (48%) 12 (52%) 23 (100%) 11 (48%)

2 Patologis 33

a. Kondisi Ibu/Janin 29 (56%) 23 (44%) 52 (100%) 9(31%) 20 (69%)

b. Methode Persalinan 20 (61%) 13 (39%) 33 (100%) 13(65%) 7 (35%)

c. Outcome Delivery 0 (0%) 33 (100%) 33 (100%)

d. Tindakan 25 (76%) 8 (24%) 33 (100%) 25 (76%)

Page 20: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

27

Gambar 4. 1 Rekapitulasi Hasil Kelengkapan Persalinan Fisiologis dan

Patologis

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Lengkap Tidak Lengkap

Kondisi Ibu/Janin

Metode

Outcome Delivery

Tindakan

Page 21: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

28

Gambar 4. 2 Rekapitulasi Hasil Ketepatan Persalinan Fisiologis dan

Patologis

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tepat Tidak tepat

Kondisi Ibu/janin

Metode

Outcome Dilevery

Tindakan

Berdasarkan Grafik 4.1 dan grafik 4.2, dari 88 berkas kasus persalinan

fisiologis dan patologis untuk kondisi ibu/janin terdapat (62%) yang lengkap

terdapat diagnosis dan kode serta hanya (42%) yang tepat kodenya, sedangkan

methode persalinan (72%) lengkap dengan diagnosis dan kode untuk yang tepat

(52%), sedangkan untuk outcome delivery keseluruhan tidak kode atau (100%).

Pada kode tindakan terdapat 36 (100%) yang lengkap jenis tindakannya.

Page 22: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

29

3. Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus

Persalinan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhdap responden yang bertugas

di unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy terbagi dalam 5

kategori yang di sebeut 5 manajemen atau 5 M dapat di jabarkan sebgai

berikut :

a. Man (Manusia)

Petugas rekam medis bagian pengodean di unit rekam medis rumah

sakit At-Turots Al-Islamy berlatarbelakang pendidikan D3 Rekam Medis

dan S1 SKM. Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh

ke 5 responden pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Juli dan

13 juli 2017 di unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy

keterangan yang di berikan sebagai berikut:

Keterangan tersebut dibenarkan dengan hasil triangulasi sumber

dengan kepala unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy yang

dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2017 di unit rekam medis rumah sakit

At-Turots Al-Islamy. Keterangan triangulasi tersebut adalah sebgai

berikut :

b. Methode (Kebijakan)

Berdasarkan keterangan dari 5 responden terkait kebijakan terkait

sosialisasi, prosedur pengodean maupun sanksi namun masih terdapat

beberapa petugas yang belum pernah mendapatkan sosialisasi tentag SPO

pengodean , yang di jelaskan sebagai berikut :

“ Iya D3 Rekam Medis dan S1 Kesehatan Masyarakat”

Responden

“ Iya, lulusan D3 Rekam Medis dan ada yang SKM”

Triangulasi Sumber

Page 23: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

30

Keterangan lain diberikan juga dari sebgaian petugas yang pernah

mendapatkan sosialisasi tentang SPO terkait sistem pengodean

keterangan yang diberikan adalah :

Keterangan dari responden di perkuata dengan jawaban yang serupa

oleh kepala unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamya yaitu

sebagai berikut:

c. Materil (Bahan)

Hasil wawancara terkait materi atau bahan yang digunakan dalam sistem

pengodean yaitu dengan berkas rekam medis yang sudah lengkap atau

belum dan apakah diagnosis dan tindakan sudah jelas atau belum dan di

dapatkan hasil dari 5 responden bahwa berkas rekam medis belum terisi

dengan lengkap sepeti berikut:

“ belum pernah”

“ sesuai dengan buku ICD”

“tidak ada sanksi”

Responden

“pernah.”

“tidak ada sanksi”

“sesuai yang ditulis dokter di resume medis”

Responden

“ pernah membaca SPOnya”

“Ada”

“tidak ada sanksi, tapi dokter sekarang bisa diminta kelengkapannya

kembali, dulu pernah ada teguran”

“setelah kembali dari pelayanan kita koding, e..kita sesuai yang

dituliskan dokter”

Triangulasi Sumber

“ biasanya belum”

“kalo selama ini sudah jelas”

Responden

Page 24: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

31

Keterangan yang sama juga diberikan oleh kepala unit rekam medis rumah

sakit At-Turots Al-Islamy bahwa masih terdapat berkas rekam medis kasus

persalinan belum terisi lengkap hal tersebut dikutip dari hasil wawancara

yaitu sebgai berikut:

d. Machine (alat/sarana dan prasarana)

Keterangan responden terkait alat/saranan dan prasarana yang digunakan

dalam proses melakukan pengodean petugas menggunakan komputer

dimana diagnosis langsung diinputkan ke sistem yang ada di komputer,

jika data dirasa masih belum lengkap petugas selanjutnnya akan mencari

di buku ICD dan buku pintar dan hal ini di jelaskan dalam hasil

wawancara sebagai berikut:

Keterangan dari responden diperkuat juga dengan keterangan dari kepala

unit rekam medis rumah sakit At-Turots dimana sarana dan prasarana yang

digunakan dalam proses pengodean menggunakan sistem komputer dan

buku ICD. Al-Islamy yaitu sebagai berikut :

e. Money (Uang/Anggaran)

Hasil dari keterangan responden terkait tentang anggaran tentang

mengikuti pelatihan, melanjutkan pendidikan ataupun reward kepada

petugas rekam medis dari 5 responden menyatakan sebagian ada namun

“ pasti masih ada yang belum lengkap”

“sudah jelas”

Triangulasi Sumber

“ disini pake input komputer, kita pke buku ICD dan buku pintar”

Responden

“ Pakek ICD, nanti juga pakek sistem di komputer”

Responden

Page 25: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

32

sebagian menyatakan tidak ada untuk anggran pengembangan bagi

petugas koder yaitu adalah sebagai berikut:

Keterangan tersebut di berikan yang sama juga oleh kepala unit rekam

medis rumah sakit t-Turost Al-Islamy terkait pengembangan pendidikan

ataupun pelatihan bagi petugas koder yaitu sebagai berikut :

B. Pembahasan

1. Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus Persalinan

Ketepatan kode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam

pendokumentasian. Petugas koder harus sangat teliti dan paham untuk

memilih kode yang paling tepat untuk setiap hal yang harus diberi kode.

Ketepatan kode harus tepat setiap karakter mulai dari karakter ke-1 hingga

karakter ke-4. Terkait hasil dalam penelitian ini yang banyak persentasenya

dalam ketidaktepatan yaitu pada karakter ke-4 pada metode persalian dan

kondisi. Pada metode persalinan fisiologis maupun patologis pada karakter

ke-4 lebih banyak menggunakan .9 dibandingkan .0, .1, .2, .3, .4, .5, .6, .7 dan

.8. Pengodean menggunakan karakter ke-4 yang lebih spesifik dibandingkan

dengan yang tidak spesifik, seperti persalinan Spontan tunggal menggunakan

O80.9 lebih tepatnya pada karakter ke-4 dengan .0 karena posisi janin normal,

yaitu posisi kepala di bawah, dengan pertolongan yang sewajarnya. Menurut

“belum ada”

Responden

“ ada”

“disini belum ada”

“nggak ada”

Responden

“ untuk pelatihan pernah ada”

“ belum ada”

“belum ada”

Triangulasi Sumber

Page 26: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

33

buku ICD-10 penggunaan karakter ke-4 harus yang lebih spesifik terlebih

dahulu, jika diagnosis yang ditulis oleh dokter kurang lengkap dalam resume

medis atau formulir yang mendukung untuk informasi lebih lengkap, maka

petugas koder harus melihat lembar lain dalam berkas rekam medis tersebut

untuk melihat informasi supaya mendapat kode yang lebih spesifik.

Persalinan seksio sesaria tunggal menggunakan O82.9 karakter ke-4

dengan .0 untuk jenis seksio sesaria yang elektif sedangkan seksaria yang

bersifat gawat darurat atau emergency lebih tepat menggunakan .1, lode yang

ada di dalam berkas rekam medis masih banyak yang gunakan .9. Ketuban

pecah dini di kode O42.9 , kode tersebut di gunakan untuk kondisi ketuban

pecah dini namun untuk karakter yang ke-4 lebih tepat menggunakan .0 untuk

ketuban pecah dini di bawah 24, sedangkan untuk di atas 24 jam

menggunakan.1, namun dalam berkas rekam medis untuk kodisi ketuban

pecah dini lebih banyak tidak diberi kode.

Induksi gagal masih menggunakan 061.9 lebih tepat jika menggunkan .0

untuk induksi gagal dengan menggunkan oxytocin dan prostaglandis, serta .1

untuk induksi gagal dengan mechanical dan surgical. Letak bokong dalam

proses persalinan pada berkas rekam medis menggunakan kode O64.9,

seharusnya pada karakter k-4 menggunkan .1 karena dalam buku ICD-10

sudah jelas dan disebutkan menggunakan kode yang yang lebih spesifik pada

karakter ke-4. Partus tak maju masih menggunakan O63.9 pada berkas rekam

medis yang sehatusnya lebih tepat menggunakan kode sesuai dengan kala

yang sudah di tentuakan dalam buku ICD-10 seperti .0 untuk kala 1, .1 untuk

kala II.

Kode tidak tepat pada karakter ke-2, -3, -4 berikut kasus yang ditemukan

dalam ketidaktepatan pada karakter ke-2 s.d ke-4. Seperti DKP (disproposi

kepala panggul) atau panggul sempit dalam berkas rekam medis kasus

persalinan menggunakan kode O33.9, namun kode yang lebih tepat

mdigunakan untuk proses persalinan yaitu O65.0. sedangkan Kode yang tepat

minimal harus 4 karakter, sehingga jika kode dalam ICD-10 hanya ada 3

Page 27: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

34

karakter harus di tambah dengan “X” sebagai karakter ke-4 seperti kode O48.

Yang seharusnya menjadi O48.X.

Outcome delivery dalam penelitian ini hampir seluruhnya tidak dikode

sedangkan dalam buku ICD-10 ada kodenya untuk outcome delivery

meskipun pada bab XXI yaitu Z37.0-Z37.9. Presentasi hasil ketepatan seperti

berikut untuk diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan dari keseluruhan

berkas yaitu 88 berkas persalinan patologis maupun fisiologis dapat diperoleh

yaitu 42% untuk kondisi ibu/janin yang tepat, 58% yang tidak tepat, 52%

untuk metode persalinan yang tepat seluruhnya dan 48% kode tidak tepat,

untuk ketepatan dinyatakan kurang karena kurang dari 56%.

Menurut (Alik, 2016) yang menyatakan bahwa hasil tidakketapatan kode

terkait klaim BPJS terdapat 66.7%, sedangkan menurut hasil penelitian

(Wafa, 2016) menyatakan bahwa hasil ketepatan kode kondisi metode

persalinan fisiologis 0% dan patologis 37% dimana hasil tersebut

menunjukan bahwa untuk ketepatan kode di rumah sakit dari sampel

penelitian di atas menyatakan masih banyak yang belum tepat yang dimana

untuk ketidaktepatan masih di atas 50% dan yang tepat dibawah 50%.

Menurut Hatta (2012), ketepatan adalah nilai data harus cukup besar

untuk mendukung aplikasi atau proses, dan sangat krusial dibidang

manajemen data klinis, penagihan kembali biaya. Audit kode harus dilakukan

untuk me-review kode yang dipilih oleh petugas. Proses pengodean harus

ditinjau dari kekonsistenan kode walapun berbeda petugas yang mengerjakan

kodenya harus tetap sama, kodenya tepat sesuai diagnosis dan tindakan, dan

tepat waktu.

2. Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus

persalinan.

a. Man (Manusia)

Manusia merupakan unsur manajemen yang paling pokok, manusia

tidak disamakan oleh benda lain, ia mempunyai perasaan, pikiran,

harapan serta gagasan. Manusia disini diartikan sebagai petugas rekam

medis.

Page 28: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

35

Rumah sakit At-Turots Al-islamy petugas pengodean merupakan lulusan

D3 rekam medis dan S1 Kesehatan Masyarakat, dan masih kurang

telitinya petugas koder dalam mencari informasi yang mendukung dalam

mentukan kode yang spesifik, sedangkan dalam Permenkes No 55 tahun

2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan rekam medis dimana seorang

lulusan rekam medis yang telah mempunyai STR dan SIK yang dapat

melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan tindakan medis sesuai

terminologi medis yang benar, hal ini juga sejalan dengan penelitian

(Rochim, 2016) tentang faktor penyebab ketidakterisian karakter ke-5

pada kasus fraktur di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping dimana

yang menyatakan bahwa kurangnya kepedulian petugas dalam

menuliskan karakter ke-5 dalam pengodean. Faktor man (manusia) dapat

mempengaruhi hasil dari ketepatan kode atau kelengkapan informasi oleh

karena itu petigas koder harus lebih teliti dalam mementukan kode pada

kasus persalinan.

b. Methode (Kebijakan)

Metode adalah suatu tata cara yang memperlancar jalannya pekerjaan

manajer, untuk memperlancar pekerjaan dalam pengodean petugas rekam

medis membutuhkan suatu kebijakan atau aturan yang menyakut tentang

sistem pengodean.

Rumah sakit At-turots Al-Islamy untuk kebijakan yang mengatur

tentang sistem pengodean sudah ada seperti SPO, dan belum ada sanksi

untuk dokter yang tidak melengkapi berkas rekam medis sedangkan

prosedur dalam pengodean petugas koder menggunakan buku ICD-10

untuk diganosis dan ICD-9CM dan tambahan dengan buku pintar dalam

proses menentukan kode petugas hanya melihat apa yang ada ditulis oleh

dokter pada lembar resume medis saja baik kasus persalinan maupun

kasus yang lain. Sedangkan dalam aturan ICD volume 2 harus identifikasi

terlebih dahulu maslahnya setalah itu mencari lead term pada volume 3,

kemudian buka volume 1 untuk mematikan kode yang benar, setelah kode

dianggap benar kemudian di tetapkan.

Page 29: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

36

Kenyataannya proses pengodean yang dilakukan di unit Rekam Medis

rumah sakit At-Turots Al-islamy belum sepenuhnya mengacu pada

prosedur pengodean yang ada dalam ICD-10 volume 2. Pada

pelaksanaannya diagnosis yang tidak memiliki spesifikasi khusus dikode

dengan hanya menggunakan ICD-10 volume 3 tanpa melihat kembali

pada ICD-10 volume 1 untuk mengecek kembali ketepatan kodenya.

Sedangkan diagnosis dengan spesifikasi khusus dikode dengan

menggunakan ICD-10 volume 3 dan kemudian melihat kembali pada

ICD-10 volume 1. Hal ini tentu bertentangan dengan prosedur pengodean

yang ada pada ICD-10 Volume 2. Hal ini sejalan dengan apa yang di

ungkapkan oleh penelitian (Rochim, 2016) bahwan kebijakan sangat

penting untuk menjadi pedoman untuk melakukan proses atau pekerjaan

seperti seorang koder di rumah sakit harus memahami SPO dan

menjalankan sesuai aturan yang tertulus serta aturan yang ada di ICD-10.

c. Material (Bahan)

Materil terdiri dari bahan setangah jadi dan bahan jadi, selain manusia

yang ahlinya dalam bidangnya harus dapat menggunakan bahan atau

materi merupakan salah satu saranannya.

Berkas rekam medis kasus persalinan masih ada yang belum terisi

lengkap dan kurang jelasnya keterbacaan tulisan pada berkas rekam medis

, namun belum ada sanksi untuk dokter yang tidak mengisi berkas rekam

medis. Hal ini dapat membuat atau menyebabkan kode yang dihasilkan

tidak spesifik atau tidak akurat karena kurangnya data atu informasi yang

ada pada rekam medis pasien. hal ini sejalan dengan penelitian (Rochim,

2016) yang menyatakan bahawa kurang kepedulian dokter dalam

mendokumentasikan diagnosis pada berkas rekam medis.

d. Mechine (Alat yang digunakan)

Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan

keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Rumah

sakit At-Turots Al-Islamy dalam melakukan pengodean menggunakan

ICD-10 dan ICD-9CM dan buku pintar. Hal ini sudah mengacu dalam

Page 30: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

37

Peraturan Kesehatan No 50 tahun 1998 yang telah di tetapkan menteri

kesehatan tentang pemberlakukan penggunaan ICD.

e. Maney (Uang)

Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai serta merupakan

unsur yang tidak dapat diabaikan dalam sebuah perusahaan atau instasi

besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang

didapatkan. Rumah sakit At-Turots Al-Islamy untuk pengaggaran

pelatihann untuk petugas koder , pernah ada namun belum menyeluruh

bagi semua petugas hanya sebagian sudah mendapatkan, untuk dana

pengajuan pendidikan lebih lanjut belum pernah ada, dan reward untuk

petgas koder belum ada dalam hal ini sejalan dengan penelitian (Windari,

2016) terkait analisis ketepatan koding yang dihasilkan koder di RSUD

Ungaran yang menyatakan bahwa kurangnya wawasan atau ilmu

pengetahuan yang lebih luas dikarenakan petugas koder belum pernah

diikutsertakan pelatihan tentang koding sesuia dengan Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Jabatan Fungsional Perekam Medis Tahun 2013 tentang

koding juga harus senantiasa mengikuti pelatihan dibidang rekam medis

untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya.

Page 31: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan fisiologis

maupun patologis dinyatakan kurang karena presentasi dari masing-

masing kondisi dibawah 56%.

2. Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus

persalinan.

a. Man (Manusia)

Masih terdapat petugas koder belum lulusan D3 Rekam Medis

b. Methode (Kebijakan)

Sebagian petugas belum mendapatkan SPO tentang sistem

pengodean

c. Materil (Bahan)

Berkas rekam medis masih belum terisi lengkap

d. Mechine (Alat)

Sarana dan prasaranya prosedur pengodean menggunakan sistem

komputer serta buku ICD-10 ICD-9CM

e. Maney (Uang)

Belum terdapat anggaraan untuk pengembangan ilmu bagi petugas

koder.

Page 32: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

39

B. Saran

1. Ketepatan kode karakter ke-4 dengan .9 seminimal mungkin tidak digunakan

sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat, dan sebaiknya sosialisasi

kembali diberikan terhadap petugas koder, serta petugas koder lebih teliti

dalam melaukan pengodean dengan melihat lembar-lembar pendukung

lainnya.

2. Outcome delivery sebaiknya di kode untuk kelengkapan informasi yang ada di

berkas rekam medis.

3. Sebaiknya diberikan anggaran bagi petugas koder untuk pelatihan atau

pendidikan lanjut agar lebih mendapatkan mengembangkan atau menmbah

ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih.

Page 33: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

40

DAFTAR PUSTAKA

Bunguin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Jakarta. Kencana.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Asuhan Persalinan Normal.

JNPK-KR. Jakarta.

Hardjodisastro, Daldiyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran. Bagaimana

dokter berfikir, bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Hatta, Gemala. 2012. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana

Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-PRESS.

Ismaniar, Hetty. 2015. Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta: Budi Utama.

Moleong. Lexy. 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipata.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan

Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269/PER/MeNKES/2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).

Jakarta: Fitramaya.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun

2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Seketariat Negara.

Windari, Andhani. 2016. Analisis Ketepatan Koding Yang Dihasilkan Koder di

RSUD Ungaran. Jurnal Riset Kesehatan ISSN 2252-5068. Semarang.

World Health Organization. 2010. ICD-10 Vol 1, 2, 3 Second Edition Th. 2010.

Wolrd Health Organization. 2010. ICD-9CM Classication Of Procedures. 2010.

Page 34: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

LAMPIRAN

Page 35: HALAMAN JUDUL KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN …

Lampiran 9