16
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang tanah : Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat Penggulung Daun Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pen- gendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat memakan epider- mis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura. Ulat Jengkal (Plusia sp) Gejala: menyerang daun ka- cang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman seren- tak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona. Penyakit tanaman kacang tanah : Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xan- thomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman mem- busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman, penyemprotan Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan se- rangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, me- nanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR. Penyakit Bercak Daun Penyebab : fungus Cerco- spora personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebe- lah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang -kadang terdapat bintik hitam dari konidiospora. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan Antmkol atau Da- konil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai ber- bunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Penyakit Sclerotium Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pen- gendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natu- ral GLIO pada awal tanam. Panen Kacang Tanah Kacang tanah berumur pendek panen ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Dengan ciri - ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.

Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

  • Upload
    others

  • View
    67

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah

Hama tanaman kacang tanah : Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.

Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona

dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat Penggulung Daun

Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pen-gendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala: ulat memakan epider-mis daun dan tulang secara

berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;

( 2 ) p e n y e m p r o t a n menggunakan Natural Vitura. Ulat Jengkal (Plusia sp)

Gejala: menyerang daun ka-cang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.

Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman seren-

tak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

Penyakit tanaman kacang tanah :

Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xan-

thomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati.

Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman mem-busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman, penyemprotan

Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit sapu setan

Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan se-rangga sejenis Aphis.

Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil,

ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan

(sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, me-nanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.

Penyakit Bercak Daun Penyebab : fungus Cerco-spora personata. Bercak yang

ditimbulkan pada daun sebe-lah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam.

Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam

dari konidiospora. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun

dan batang. Pengendalian: dengan Antmkol atau Da-konil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai ber-bunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10

hari sekali. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong,

juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Penyakit Sclerotium

Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang

terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam

Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai

coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pen-gendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natu-

ral GLIO pada awal tanam. Panen Kacang Tanah Kacang tanah berumur pendek panen ± 3-4 bulan dan

umur panjang ± 5-6 bulan. Dengan ciri - ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian

mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.

Page 2: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

TEKNIK BUDIDAYA

Cara budidaya kacang tanah dan pemeliharaann-ya - Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang

unik karena dapat memupuk dirinya sendiri sebab mem-iliki bintil pada akarnya. Bintil

akar berisikan bakteri rizobi-um yang

berguna un-tuk mem-fiksasi unsur

nitrogen dari udara dan

membuatnya menjadi tersedia bagi tanam kacang tanah tersebut. Produksi tanaman kacang tanah per hektarnya di-

pengaruhi faktor bibit, tanah, pemeliharaan tanaman kacang tanah dan juga karena faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor iklim.

Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogaea L. Syarat Tumbuh Kacang Tanah :

Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan

kerdil. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama

kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

K AC A N G TA N A H

Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

ringan dan subur. Keasaman tanah / pH antara 6,0-6,5.

Drainase dan aerasi baik, la-han tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan

kacang tanah. Ketinggian penanaman opti-mum 50 - 500 m dpl, tetapi

masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

Cara Budidaya Kacang Tanah :

Benih Disarankan agar memperoleh produksi yang baik sebaiknya menggunakan benih unggul yang saat ini sudah banyak terse-

dia. Pengolahan Lahan Tanam Lahan di bersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) dan

akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tum-buhan inang bagi hama dan penyakit.

Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Jika lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran

dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:

a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha,

diberikan pada permukaan bedengan kurang

lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada

tanah bedengan atau diberikan pa-da lubang tanam.

b. Pupuk anorgan-

ik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100

kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.

Cara Menanam Kacang Tanah Buat lobang tanam dengan tu-

gal dengan kedalaman 3 cm sesuai dengan jarak tanam yang di inginkan.

Jarak tanam kacang tanah adalah 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan

tanah tipis. Penanaman dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).

Tutup lobang tanam dengan memasukkan tanah di sampingnn-ya menggunakan kaki.

Pemeliharaan Tanaman Kacang Tanah Penyulaman dilakukan jika ± 3-7 hari setelah tanam ada tana-man yang tidak tumbuh.

Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dil-akukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup

bagian perakaran. Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan

tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

Page 3: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah

Hama tanaman kacang tanah : Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.

Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona

dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat Penggulung Daun

Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pen-gendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala: ulat memakan epider-mis daun dan tulang secara

berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;

( 2 ) p e n y e m p r o t a n menggunakan Natural Vitura. Ulat Jengkal (Plusia sp)

Gejala: menyerang daun ka-cang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.

Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman seren-

tak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

Penyakit tanaman kacang tanah :

Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xan-

thomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati.

Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman mem-busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman, penyemprotan

Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit sapu setan

Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan se-rangga sejenis Aphis.

Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil,

ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan

(sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, me-nanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.

Penyakit Bercak Daun Penyebab : fungus Cerco-spora personata. Bercak yang

ditimbulkan pada daun sebe-lah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam.

Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam

dari konidiospora. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun

dan batang. Pengendalian: dengan Antmkol atau Da-konil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai ber-bunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10

hari sekali. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong,

juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Penyakit Sclerotium

Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang

terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam

Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai

coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pen-gendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natu-

ral GLIO pada awal tanam. Panen Kacang Tanah Kacang tanah berumur pendek panen ± 3-4 bulan dan

umur panjang ± 5-6 bulan. Dengan ciri - ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian

mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.

Page 4: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

TEKNIK BUDIDAYA

Cara budidaya kacang tanah dan pemeliharaann-ya - Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang

unik karena dapat memupuk dirinya sendiri sebab mem-iliki bintil pada akarnya. Bintil

akar berisikan bakteri rizobi-um yang

berguna un-tuk mem-fiksasi unsur

nitrogen dari udara dan

membuatnya menjadi tersedia bagi tanam kacang tanah tersebut. Produksi tanaman kacang tanah per hektarnya di-

pengaruhi faktor bibit, tanah, pemeliharaan tanaman kacang tanah dan juga karena faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor iklim.

Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogaea L. Syarat Tumbuh Kacang Tanah :

Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan

kerdil. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama

kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

K AC A N G TA N A H

Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

ringan dan subur. Keasaman tanah / pH antara 6,0-6,5.

Drainase dan aerasi baik, la-han tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan

kacang tanah. Ketinggian penanaman opti-mum 50 - 500 m dpl, tetapi

masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

Cara Budidaya Kacang Tanah :

Benih Disarankan agar memperoleh produksi yang baik sebaiknya menggunakan benih unggul yang saat ini sudah banyak terse-

dia. Pengolahan Lahan Tanam Lahan di bersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) dan

akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tum-buhan inang bagi hama dan penyakit.

Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Jika lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran

dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:

a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha,

diberikan pada permukaan bedengan kurang

lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada

tanah bedengan atau diberikan pa-da lubang tanam.

b. Pupuk anorgan-

ik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100

kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.

Cara Menanam Kacang Tanah Buat lobang tanam dengan tu-

gal dengan kedalaman 3 cm sesuai dengan jarak tanam yang di inginkan.

Jarak tanam kacang tanah adalah 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan

tanah tipis. Penanaman dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).

Tutup lobang tanam dengan memasukkan tanah di sampingnn-ya menggunakan kaki.

Pemeliharaan Tanaman Kacang Tanah Penyulaman dilakukan jika ± 3-7 hari setelah tanam ada tana-man yang tidak tumbuh.

Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dil-akukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup

bagian perakaran. Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan

tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

Page 5: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

KABA. Produktivitas 2,50 t/ha. Tipe tumbuh determinit, tahan rebah, polong tidak mudah pecah, ukuran biji sedang (10,4 g/100 biji), agak tahan penyakit karat daun. Umur panen 85 hari.

SINABUNG.Produktivitas mencapai 2,50 t/ha, tahan rebah, polong tidak

mudah pecah, ukuran biji sedang (10,7 g/100 biji), agak tahan penyakit karat daun, Phakopsora pachyrhizi. Umur

panen 88 hari. IJEN. Produktivitas mencapai 2,5 t/ha.

Kelebihan VUB Ijen selain produktivi-tasnya tinggi juga toleran terhadap se-rangan hama ulat grayak, Spodoptera litura, yang merupakan

salah satu hama penting dan sering menimbulkan kerugian hasil yang tinggi pada usahatani kedelai. Umur panen 83 hari.

PANDERMAN. Adaptif dibudidayakan di lahan

sawah setelah padi maupun di lahan tegalan. Produktivitas

mencapai 2,4 t/ ha. Kelebihan kedelai varietas Panderman adalah mempunyai batang

yang kokoh sehingga tahan rebah dan mempunyai bentuk

biji agak bulat dan ukuran biji besar (18 g/100 biji). Ukuran

biji tersebut relatif lebih besar dibanding vari-

etas kedelai biji besar yang su-dah ada dan sebanding dengan kedelai biji besar asal impor. Umur masak 85 hari.

ANJASMORO. Potensi hasil 2,25 t/ha. Tahan re-bah, polong tidak mudah pecah, dan agak tahan

karat daun. Ukuran biji besar (16 g/100 biji). Umur panen 82,5–92,5 hari. BURANGRANG. Potensi hasil 2,5 t/ha. Tahan

rebah, dan toleran karat daun. Ukuran biji besar

(16 g/100 biji), sesuai untuk diolah menjadi susu kedelai, tahu, dan tempe.Umur panen 80–82 hari.

V A R I E T A S U N G G U L

Petani umumnya menanam kedelai di la-

han sawah setelah padi, dalam pola tanam padi – padi – kedelai, padi – kedelai – kedelai, maupun padi – kedelai. Produktivitas

kedelai rata-rata di tingkat petani saat ini masih sekitar 1,1 t/ha, bahkan sebagian be-

sar masih di bawah 1,0 ton/ha, sedangkan hasil di tingkat percobaan dapat mencapai 2,0–3,0 t/ha.

Untuk meningkatkan efisiensi usahatani kedelai di lahan sawah, Badan Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) Pertanian telah me-rakit teknologi produksi kedelai yang hemat input. Dengan penggunaan varietas unggul

baru dan teknologi yang tepat, produktivitas kedelai dapat mencapai lebih dari 2,0 t/ha.

Teknologi Produksi

Page 6: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

TEKNIK BUDIDAYA

Penyiapan lahan Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT)

Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25–30 cm dan lebar 30 cm setiap 3–4 m. Saluran ini berfungsi untuk mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek

sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat pengairan. Penggunaan benih unggul Saat ini telah tersedia varietas unggul baru kedelai yang sesuai untuk lahan sawah, antara lain Ka-ba, Sinabung, Ijen, dan Panderman.

Kebutuhan benih 45–50 kg/ha, tergantung ukuran biji.

Penanaman Benih kedelai ditanam dengan tugal pada sisi tunggul padi dengan kedalaman 1–2 cm.

Jarak tanam: 40 cm x 10–15 cm, 2–3 biji/lubang tanam. Kedelai sebaiknya ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah tanaman padi dipanen. Hal ini dilakukan untuk

menghindari serangan hama dan penyakit serta keku-rangan air.

Pemupukan Pada sawah yang subur atau bekas padi yang dipupuk dengan dosis tinggi tidak perlu tambahan

pupuk NPK. Pada sawah Vertisol perlu dipupuk dengan 50 kg Urea, 50 kg SP36 dan 100–150 kg KCl/ha.

Di tanah Entisol perlu dipupuk 50 kg Urea, 50 kg SP36 dan 50–75 kg KCl per hektar.

Pupuk anorganik dapat digantikan dengan pemberian 5 sampai 10 ton kotoran ayam per hektar. Penggunaan mulsa jerami padi Mulsa jerami dapat menngurangi penyiangan. Dengan mulsa, penyiangan cukup dilakukan satu kali, yakni sebelum tanaman berbunga.

K E D E L A I

Pada daerah yang selalu terancam (endemis) se-

rangan lalat bibit, pemberian mulsa dapat menekan serangan lalat bibit. Mulsa jerami sebanyak 5 ton/ha, dihamparkan merata,

ketebalan <10 cm. Jika gulma bukan merupakan masalah, pembakaran jerami setelah tanam kedelai dapat dilakukan dan cara ini

lebih menyeragamkan pertumbuhan awal kedelai. Pengairan Fase pertum-buhan tanaman yang sangat peka terhadap

kekurangan air adalah awal pertumbuhan vege-

tatif pada umur 15–21 hari, saat berbunga (umur 25–35 hari) dan

saat pengisian polong (umur 55–70 hari). Pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah

tidak turun lagi. Pengendalian hama Pengendalian hama sedapat mungkin menggunakan cara kultur teknis (budidaya), seperti penggunaan varietas tahan, pengolahan tanah, pemberian mulsa jerami, pergiliran

tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan, serta penanaman tanaman perangkap atau penolak. Pengendalian secara biologis antara lain dengan me-

manfaatkan musuh alami hama/penyakit seperti Trichogram-ma untuk penggerek polong Etiella spp. dan Helicoverpa armi-

gera; Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan Helicoverpa armigera (HaNPV) untuk ulat buah, serta penggunaan feromon seks untuk men-

gendalikan ulat grayak. Penggunaan pestisida dilakukan berdasarkan peman-tauan. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan telah

diizinkan.

Pengendalian penyakit Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan akar Schlerotium

rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida mancozeb. Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan

jamur antagonis Thrichoderma harzianum. Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis

2.5 EC dosis 1 ml/l air, dan Confidon dosis 1 ml/l air. Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari.

Panen dan pascapanen Panen dilakukan apabila 95% polong pada batang uta-ma telah berwarna kuning kecoklatan. Panen dapat dimulai pada pukul 09.00 pagi, pada saat air em-

bun sudah hilang. Panen dilakukan dengan memotong pangkal batang dengan sabit. Hindari pemanenan dengan cara mencabut tana-

man. Hasil panenan ini segera dijemur kemudian dikupas dengan thresher atau pemukul.

Butir biji dipisahkan dari kotoran/sisa kulit polong dan dijemur kembali hingga kadar air biji mencapai 10–12% saat disimpan.

Untuk keperluan benih, biji kedelai perlu dikeringkan lagi hingga kadar airnya 9–10%, kemudian disimpan dalam kantong plastik tebal atau dua lapis kan-

tong plastik tipis.

Page 7: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Orong-Orong

Hama ini berasal dari spesies Gryllotalpa orientalis Burmeister. Sebetulnya, hama

orong-orong jarang menjadi masalah serius dalam budidaya, tapi sering ditemukan di lahan pasang surut serta

biasanya hanya terdapat di sawah ker-ing tidak digenangi. Pengendalian hama orong-orong untuk budidaya ini dilakukan dengan peng-

genangan sawah 3-4 hari untuk membunuh telur orong-orong di tanah. Penggunaan umpan sekam dicam-pur insektisida berbahan

aktif metomil, jika diper-lukan bisa mengaplikasikan

insektisida berbahan aktif fipronil atau karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai

petunjuk di kemasannya.

Ulat Grayak

Ulat grayak yang menyerang

selama budidaya adalah Spodoptera litura. Ulat me-nyerang daun tanaman padi secara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, serangannya dilakukan di malam

hari dengan cara memakan daun tanaman padi. Gejala se-rangan daun berupa bercak-

bercak putih berlubang, bahkan hanya meninggalkan tulang daun.

Penggerek Batang

Serangan fase vegetatif tidak terlalu mempengaruhi hasil

panen karena tanaman padi masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Gejala serangan berupa daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh

dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat serta mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Serangan penggere k ba-

tang fase generatif ditandai adanya larva penggerek

Keong Mas

Biasanya keong mas banyak dijumpai di areal persawahan, mere-ka merupakan hama pengganggu tanaman padi. Hama ini merusak tanaman padi dengan cara memarut jaringan tanaman

lalu memakannya, menyebabkan adanya bibit hilang per tana-man. Keong mas menyenangi tempat-tempat genangan air. Pomacea canaliculataadalah spesies yang menyerang selama

proses budidaya. Pengendalian yang dapat dil-akukan diantarnya dengan

melakukan pengamatan di lapangan, waktu kritis untuk mengendalikan serangan ha-

ma keong mas adalah saat tanaman berumur 10 hst atau

21 hari setelah sebar benih (benih basah). Jika di sawah ditemukan telur berwarna merah muda maupun keong mas dengan berbagai ukuran maupun

warna, perlu dilakukan pengaturan air. Ketika tanaman padi beru-mur 15 hst, perlu dilakukan pengeringan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash flood=intermitten irrigation). Bila petani

menanam menggunakan sistem tabela (tanam benih secara lang-sung), selama 21 hari setelah sebar benih sawah perlu dikering-kan kemudian digenangi secara bergantian. Apabila serangan di

luar ambang kendali bisa mengaplikasikan moluskisida berbahan aktif niclosamida atau saponin. Dosis/konsentrasi lihat saja petun-juk yang ada di kemasannya.

Hama Tikus Sawah

Hama tikus sawah penyebab kegagalan

budidaya berasal dari spesiesRattus ar-gentiventer Rob Kloss. Tikus sawah merupakan hama utama budidaya padi

dari golongan mamalia (binatang me-nyusui). Pengendalian hama tikus me-merlukan pendekatan sangat spesifik.

Tikus sawah menyebabkan kerusakan tanaman padi mulai dari persemaian hingga padi siap dipanen,

bahkan menyerang padi dalam gudang penyimpanan. Kerusakan akibat serangan hama tikus bisa mengakibatkan puso dengan nilai kerugian jauh lebih tinggi dibanding serangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) lain.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN PADI SAWAH

Page 8: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Budidaya Tanaman

Padi Sawah - Cara menanam padi yang baik akan menentukan

keberhasilan budidaya. Sekalipun cara me-nanam padi sawah

dianggap budidaya mudah akan tetapi kegagalan panen

masih sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, apalagi ketika tana-man padi terserang hama tikus, sudah bisa dipastikan hasil

panen menurun sangat signifikan bahkan seringkali me-nyebabkan puso. Sekalipun mudah, jika kita menguasai teknik

menanam padi dengan baik niscaya akan meningkatkan produktivitas pertanaman. Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menanam padi sawah beserta cara pengen-

dalian hama dan penyakit pengganggu tanaman.

BAGAIMANA CARA MENANAM PADI YANG BAIK-Dalam budidaya ini, perlu diperhatikan faktor-faktor penentu

keberhasilan, diantaranya syarat tumbuh, pH tanah, bibit tanaman, serta cara mengendalikan hama dan penyakit tana-man padi. Pemahaman mengenai hal-hal tersebut membantu

para petani dalam melakukan proses budidaya padi, khu-susnya padi sawah. SYARAT TUMBUH

Lokasi budidaya dan syarat tumbuh tanaman perlu diketahui untuk menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit. Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan anta-

ra 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun, ketinggian

tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal sekitar 23°C. Budidaya padi sawah dapat

dilakukan di segala musim. In-tensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Air sangat dibu-

tuhkan oleh tanaman padi. Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan produksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi

adalah tanah mengandung pasir, debu, maupun lempung

PADI Persiapan Lahan

Persiapan lahan dalam budidaya tanaman padi sawah meliputi pembersihan jerami atau sisa tanaman lain, pencangkulan pematang sawah untuk memperbaiki pematang-pematang

rusak, pemberian kapur pertanian disesuaikan dengan pH tanah, Pemupukan dasar menggunakan pupuk kan-dang sebanyak 4 ton/ha (pupuk kandang harus sudah ma-

tang/difermentasi), pembajakan serta penggaruan tanah. Saat melakukan penggaruan sebaiknya saluran pembuangan air ditutup, agar pupuk yang sudah diberikan tidak hanyut terba-

wa oleh air. Persiapan Bibit Padi dan Penanaman Membuat persemaian merupakan langkah awal dalam budi-

daya. Pembuatan persemaian memerlukan persiapan sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian akan menentukan per-

tumbuhan tanaman, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi sehat sekaligus subur dapat tercapai. Hal yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan benih padi unggul bersertifikat, dengan

kebutuhan benih 25-30 kg/ha. Lokasi persemaian di-usahakan pada tanah subur

dengan intensitas cahaya matahari sempurna. Buat bedengan berukuran lebar 1

m, panjang 4 m, tinggi 20-30 cm. Pada lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 4 bedengan. Untuk menghindari serangan hama tikus, sebaiknya tempat persemaian dikelilingi pagar plastik.

Berikan pupuk NPK sebanyak 1 kg untuk 4 bedengan. Benih padi yang telah direndam selama 1 malam siap ditebar.Bibit

padi siap pindah tanam saat berumur 18 hari. Sebelum ditanam, rendam bibit yang telah dicabut dalam larutan insek-tisida berbahan aktif karbofuran selama 2 jam dengan konsen-

trasi 1 gr/liter air. Daun bibit dibiarkan utuh, tidak dipotong seperti kebiasaan petani. Saat melakukan penanaman, lahan dalam kondisi macak-macak, tidak perlu tergenang air. Pena-

naman padi dilakukan dengan jumlah satu tana-man per titik tanam,

menggunakan sistem jajar legowo 2-1, jarak 15 x 25 cm, lebar barisan legowo 50

cm. Keuntungan cara me-nanam padi sawah

menggunakan sistem ini adalah memberikan ruang

cukup untuk pengaturan air, mengoptimalkan cahaya matahari, pengendalian hama dan penyakit juga lebih mudah, serta pemupukan lebih berdaya guna.

Sanitasi Lahan dan Pengairan Sanitasi lahan pada budidaya meliputi : penyiangan (pengendalian rumput/gulma), pencabutan tanaman padi

terserang hama dan penyakit. Penyiangan dalam budi-daya ini dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum pem-upukan kedua dan ketiga dengan cara mencabut gulma

atau menggunakan alat gosrok/landak. Bila pertumbuhan gulma cukup cepat, maka penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengairan ada-lah pengaturan air agar tetap dalam kondisi macak-

macak. Tinggi air tidak lebih dari 1 cm. Pengaturan air terus dilakukan sampai 10 hari menjelang panen.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Lakukan penyemprotan pestisida secara berseling atau ganti bahan aktif (bahan aktif seperti yang telah disebutkan di atas) setiap kali melakukan penyemprotan,

hindari penggunaan bahan aktif yang sama secara ber-turut-turut agar tidak hama dan penyakit tidak resisten (kebal).

PANEN Buah padi dapat dipanen saat 95% malai menguning. Ketepatan waktu panen sangat mempengaruhi kualitas

bulir padi maupun kualitas beras. Panen terlalu cepat me-nyebabkan prosentase butir hijau tinggi, berakibat sebagi-an biji tidak terisi atau rusak saat digiling. Sedangkan

pemanenan terlambat menyebabkan hasil berkurang ka-rena butir mudah lepas dari malai serta beras pecah saat

digiling. Perontokan padi dilakukan segera setelah tanaman padi dipotong menggunakan sabit, agar kualitas gabah mau-

pun beras giling tinggi. Perontokan lebih dari 2 hari me-nyebabkan kerusakan beras. Selain itu beras menjadi kurang bersih

Page 9: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

UJ-3. Tegak, tidak bercabang. Produktivitas 35–40 ton/ha, warna kulit umbi krem keputihan, warna kulit dalam umbi putih kemerahan,

rasa pahit (kadar HCN>100 ppm), kadar pati 25–30%. Umur panen 8–10 bulan.

UJ-5. Tidak bercabang. Produktivitas 38 ton/ha. Warna kulit umbi putih, warna kulit dalam

agak ungu, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 19–

30%. Agak tahan terhadap bakteri hawar (Cassava bacterial blight). Umur panen 9–10 bulan.

MALANG-4. Tidak bercabang. Produktivitas 39,7 ton/ha. Warna kulit luar umbi coklat, warna kulit

dalam putih, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 25–

32%. Agak tahan terhadap hama tungau merah. Umur panen 9 bulan.

MALANG-6. Bercabang, tinggi. Produktivitas 36,5 ton/ha. Warna kulit umbi putih, warna kulit da-

lam agak kuning, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 25

VARIETAS UNGGUL

Page 10: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Ubi kayu umumnya ditanam di lahan ker-

ing yang sebagian besar kurang subur. Produktivitas di tingkat petani saat ini masih

sekitar 12 t/ha umbi segar, padahal dengan teknologi budidaya yang tepat, varietas unggul baru ubikayu dapat menghasilkan

lebih dari 35 t/ha umbi segar. Ubikayu biasa ditanam secara monokultur

maupun tumpangsari dengan kacang-kacangan. Sebagian besar budidaya ditujukan untuk bahan baku industri tepung dan pakan,

sehingga varietas yang ditanam dipilih yang mempunyai kadar pati tinggi. Untuk keperlu-

an konsumsi langsung bisa dipilih varietas yang memiliki tekstur dan rasa enak.

U B I K AY U BUDIDAYA MONOKULTUR

Penggunaan bibit unggul Stek untuk

bibit sebaiknya diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan.

Kebutuhan bibit 10.000–15.000 stek per hektar.

Pengolahan tanahTanah diolah sedalam sekitar 25 cm dibuat guludan/bedengan dengan jarak 80–130 cm

Penanaman Stek ditanam di guludan (jarak antarbaris 80–130 cm) dan jarak

di dalam barisan 60–100 cm. Pemupukan, Umur 7–10 hari dipupuk

50 kg Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl

per hektar.Umur 2–3 bulan dipupuk 75 kg Urea dan 50 kg/ha KCl.Umur 5 bulan ditambahkan 75 kg/ha Urea.

Penyiangan, dilakukan seperlunya se-hingga tanaman bebas gulma hingga

umur 3 bulan. Pembumbunan pada umur 2–3 bulan setelah tanam. Pembatasan tunas dilakukan pada umur 1 bulan, dengan menyisakan 2

tunas yang pal-ing baik. Panen dapat dil-akukan mulai umur 8–10 bu-

lan, namun dapat ditunda hingga

umur 12 bulan.

BUDIDAYA TUMPANGSARI Penggunaan bibit unggul Stek untuk bibit sebaiknya diambil

dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan Pengolahan tanah Tanah diolah sedalam sekitar 25 cm Gulu dan dibuat setelah panen tanaman sela (pembubunan)

Jarak tanam Jarak tanam ubikayu (50; 200) cm x 100 cm. 50 cm dan 200 cm adalah jarak antarbaris tanaman dan 100 cm adalah

jarak antartanaman. Di antara baris tanaman yang berjarak 200 cm ditanami

kedelai, kacang tanah atau kacang hijau. Pemupukan untuk ubikayu Untuk daerah beriklim kering, pada saat ubikayu berumur 7

–10 hari dipupuk dengan 100 kg ZA + 100 kg SP36 + 50 kg KCl/ha. Sedangkan untuk daerah beriklim basah dan

masam, pupuk yang diberikan adalah 300 kg kapur, 50 kg Urea + 100 kg SP36, dan 50 kg KCl/ha.Umur 60 hari,

dipupuk 75 kg Urea/ha.Umur120 hari dipupuk 75 kg Urea dan 50 kg KCl/ha. Pemupukan untuk tanaman sela Untuk daerah beriklim kering, tanaman kacang-kacangan dipupuk: 50 kg ZA, 100 kg SP36 dan 100 kg KCl/ha. Untuk

daerah beriklim basah dan masam, pupuk yang diberikan adalah 300 kg kapur, 50 kg Urea, 100 kg SP36 dan 100 kg

KCl/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam. Penyiangan menyesuaikan dengan kebu-tuhan, baik untuk tanaman ubikayu maupun

untuk tanaman kacang-kacangan. Pembatasan tunas ubikayu dilakukan pada

umur 1 bulan, dengan menyisakan 2 tunas yang paling baik. Pengendalian hama atau penyakit hanya ditujukan untuk tanaman kacang-kacangan. Ubikayu dapat dipanen pada umur 8–10 bu-

lan, namun dapat ditunda hingga umur 12 bulan.

Page 11: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

III. Ketinggian tempat

Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah

dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada keting-

gian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh na-

mun tidak begitu baik hasilnya.

BENIH

Pilih benih yang sehat, subur, batang kokoh, bebas

hama/penyakit dan jelas asal usulnya.

LUBANG TANAM

Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah dio-

lah secara benar. Ukuran lubang 1 x 1 x 0,5 m,

pisahakan tanah galian atas dan bawah kemudian biar-

kan +3-4 minggu. Jarak tanam 7 x 10 m.

PENANAMAN

Penanaman yang ideal pada diawal musim penghujan.

Gali lubang tanam secukupnya sesuai ukuran benih.

Tanam benih sebatas leher akar Kemudian tanah dipa-

datkan tapi jagan terlalu padat. Setelah itu siram

dengan air secukupnya bila perlu diberi naungan.

PENDAHULUAN

Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hor-

tikultural berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tana-

man buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy

Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar

luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan nega-

ra-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan

yang mempunyai iklim sub-tropis.

SYARAT TUMBUH

Iklim

- Curah hujan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan

merata sepanjang tahun

- Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta

berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25°C yang diukur

pada siang hari

- Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal pena-

naman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran

sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan

- Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah

karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang.

II. Media Tanam

- Menghendaki tanah yang subur, gembur dan sedikit ber-

pasir.

- Derajat keasaman (pH) tanah yang optimal 6,5-7.Namun

masih dapat tumbuh baik pada (pH) 5,5-6.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN PADI SAWAH

Page 12: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

PEMELIHARAAN

Pengairan

Pengairan/penyiraman dilakukan sepanjang tahun yaitu

sejak awal pertumbuhan sampai produksi. Namun

pengairan disesuaikan dengan situasi keadaan dilapan-

gan.

Pemupukan

Pemupukan tergantung pada kondisi kesuburan

tanah.Pemupukan diberikan sejak awal pertumbuhan

sampai tahun ke-3 dengan pupuk NPK yang kadar N

tinggi. Pemupukan menggunakan pupuk kandang

dapat dilakukan dua kali dalam setahun pada akhir

musim hujan dan awal musim kemarau. Sedangkan

pupuk Makro disesuaikan dengan umur tanaman.

Caranya dengan menaburkan memutar sesuai dengan

lebar pendeknya tajuk tanaman.

RAMBUTAN

Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tanaman.

Pangkas tunas-tunas air, cabang, ranting yang bersen-

tuhan/tumbuh tidak normal serta yang sudah kering

dan terserang hama penyakit, serta ranting-ranting

yang tidak terkena sinar matahari/terlindung. Ketika

tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk

tanaman dipangkas.

Pengendalian Hama/Penyakit

Hama

a) Ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis)

warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi

kering dan berwarna hitam.

b) Ulat penggerek batang (Indrabela sp)

Membuat kulit dan batang berlobang yang mengaki-

batkan batang bias patah,

c) Ulat daun (Ploneta diducta) memakan daun-daun

terutama pada musim kemarau. Dapat dikendalikan

dengan menyemprokan cairan insektisida.

2. Penyakit

a) Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dengan

lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada

daun dan batang rambutan,

yang nampak seperti panu sehingga ranting yang

diserang lambat laun akan mati

b) Penyakit akar putih disebabkan oleh cend-

awan (Rigidoporus Lignosus) dengan tanda

rizom berwarna putih yang menempel pada

akar dan apabila akar yang kena dikupas akan

nampak warna kecoklatan. Pengendalian

dengan budidaya terpadu, yang harus diper-

hatikan kebersihan lingkungan seki-

tar.Disemprot dengan fungisida,bila telah par-

ah maka harus dieradikasi atau dimusnahkan.

PANEN

Waktu panen buah rambutan sekitar 120-135

hari dari masa pembungan atau +4 bulan,

dapat juga dengan melihat ciri-ciri/tanda fisik

pada buah.

Page 13: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

C. KEUNTUNGAN PERBANYAKAN KONVENSIONAL

Tanaman cepat berproduksi dan menurunkan sifat-sifa

tunggul dari induknya

Mempunyai dayaa daptasi terhadap lingkungan tinggi

Tidak merusak pohon induk

Biaya murah dan perbenihan dapat dipusatkan pada areal ter-

tentu

Produksi benih lebih banyak dan seragam

D. SYARAT BATANG BAWAH

1. Pertumbuhan baik dan perakaran kuat

2.Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan batang atas

3. Umur dan besar batang memadai

E. SYARAT BATANG ATAS

1. Poduksi dana daptasi tinggi

2. Bisa menurunkan sifat-sifat unggulnya

3.Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan ba-

tangbawah

4. Bebas hama dan penyakit

P E R B A N Y A K A N B E N I H

CARA PERBANYAKAN BENIH BUAH-

BUAHAN

PENDALUAN

Untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai

produksi tinggi maka benih adalah hal yang uta-

ma. Ada beberapa cara untuk mendapatkan benih

yang unggul, bisa dari perbanyakan secara genera-

tive maupun secara vegetatif, dalam hal ini per-

banyakan secaravegetatiflah yang dianggap paling

baik untuk mendapatkan benih bermutu, karena

lebih cepat dan secara ekonomis menguntungkan.

B .TEKNIK PERBANYAKAN BENIH BUAH-

BUAHAN

Dengan cara Okulas dan, Grafting adalah perban-

yakan benih secara vegetative dengan meng-

gabungkan antara batang bawah ( understam)

dengan batangatas (entres)yang sejenis atau antar

varietas dalam satu species.

Perbanyakan tersebut pada dasarnya mempersatu-

kan segala sifat kebaikan dari masing-masing jenis

yang telah terpilih.

Page 14: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

E. FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBERHASILANOKULASI

Kesuburan batang bawah

Kesuburan batang atas (entres)

Cuaca

Okulator

F. ALAT DAN BAHAN

1. Pisau Okulasi

2. Gunting Stek

3. Tali pengikat (plastik)

4. Kain lap

5. Batang bawah

6. Batang atas

G. CARA KERJA

1. Perlakuan batang bawah

Membersihkan batang bawah dengankain lap

Membuat jendela pada batang bawah dengan

menyayat kulit panjang+ 1.5-2 cm, lebar+ 1

cm/ 1/3 diameter batang

B UA H—B UA H A N

Kulit yang terkelupas dipotong disisakan + 0,5 cm,

fungsinya untuk dudukan prisai entries

2. Perlakuan batang atas

Untuk mengambil mata tunas, Sayat batang entries

beserta kayunya, kemudian lepaskan kayu yang mel-

ekat.

Tempelkan entries tersebut pada jendela batang bawah.

Ikat menggunakan tali plastic sampai semua luka ter-

tutup.

Setelah 21-30 hari setelah okulasi,okulasian dibuka tali

ikatannya, apabila prisai masih hijau makaokulasian

berhasil, bila kulit berwarna coklat maka okulasian

gagal.

Untuk mempercepat bertunas mata tempel, lakukan

pemotongan pada batang bawah diatas bidang oku-

lasian dengan menyisakan 4-5 helai daun.

Pewiwilan pada batang bawah selalu rutin,tunas air

dibuang agar hasil okulasi tumbuh dengan baik.

Page 15: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …

Hasil okulasi benih Jeruk, Lai/Durian dan batang bawah Lai/Durian

Page 16: Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah Hama tanaman kacang …