1
HARIAN PELITA SABTU | 28 JULI 2012/8 RAMADHAN 1433 H 4 OPINI Dewan Redaksi: Amir Santoso, Sulastomo, Sri Edi Swasono, Haryono Suyono, Subiakto Tjakrawerdaja, Umar Syihab, Hasbullah Thabrany. Pemimpin Umum: Sulastomo. Wakil Pemimpin Umum: Rubiyanto dan H Bambang SD. Pemimpin Redaksi: A Basori. Pemimpin Perusahaan: H Bambang SD.Wakil Pemimpin Perusahaan: Mahya Ramdhani. Redaktur Pelaksana: Jones Sirait. Redaktur: Harry Krisnubowo, Isfendi Zulkarnaen, H Sidik M Nasir, H Dwidjo Utomo, Khairul Habiba, Yeffi Rahmawati, Taufiq Rasjid, M Faridu Ashrih, Encep Azis Muslim, H Nor Hakim, Tb. Tontowi Ubay, Rudhy Suharto. Sekretaris Redaksi: HM Yahya Hasibuan. Staf Redaksi: Otto Sutoto, M Juhriyadi, Metha Madonna, Dewi Purnamasari, Ahmad Yani, Nazar Husain. Fotografer: Edmon Sofyan, H Muhammad Saleh, Teguh Windharto. Produksi: Bambang Sakri. Litbang: Mahya Ramdhani. Manajer Iklan/Promosi: Syarifah. Manajer Sirkulasi: Asrulsyah. Anggota SPS No. 95/1974/11/A/2002. ISSN — 0852 — 0241. Penerbit: PT. Pelita Indonesia Baru. Kantor Redaksi/Tata Usaha: Jl Minangkabau No. 35 B-C Manggarai, Jakarta Selatan 12970, Telp. (021) 83706765, 83706766. Fax Redaksi: (021) 83706771. Fax Iklan: (021) 83706781. Website: www.harianpelita.com. Email:[email protected] Bank: BNI Cabang Menteng No.Rek.0010739970. Terbit 6 Kali Seminggu. Tarif Iklan: Iklan Umum/Display Black & White Rp16.000/mmk. Iklan Berwarna (FC) Rp31.500/mmk, Iklan Khusus Satu Kolom Rp12.500/mmk. Iklan Laporan Keuangan Rp10.000/mmk. Iklan Keluarga Rp10.000/mmk. Iklan Mini/Baris Rp7.500/brs. belum termasuk Ppn. 10%. Percetakan: PT. Citra Kharisma Bunda. Isi diluar tanggung jawab percetakan. Wartawan Harian Pelita dilengkapi dengan identitas diri, dan tidak diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk apapun dalam hubungan pemberitaan. Terbit sejak 1 April 1974 Anggota SPS No.95/1974/11/A/2002 H ARIAN P ELITA O TAK adalah bagian yang paling kompleks dari tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi uta- ma, yaitu: pusat kemampuan berpikir, intelijen, mengingat, inovasi, demikian pula sebagai pusat penafsiran terhadap fungsi pancaindera, inisiator gerakan tu- buh, dan pengendali perilaku. Otak ter- letak di dalam tempurung kepala, yang memiliki cairan pelindung. Otak meru- pakan sumber dari semua kualitas yang mendefinisikan kemanusiaan kita. Se- hingga Otak adalah permata dari mah- kota tubuh manusia. Selama berabad-abad, ilmuwan dan fil - suf telah terpesona oleh otak, tetapi sam- pai saat ini, otak memiliki misteri yang sangat kompleks, dan masih sangat ban- yak yang belum terungkap dari rahasia besar tersebut. Untuk mengungkap ber- bagai misteri di dalam otak, para ilmu- wan telah belajar lebih banyak tentang otak dalam 10 tahun terakhir diband- ing dekade sebelumnya, karena laju per- cepatan penelitian dalam ilmu saraf dan perilaku , yang didukung oleh pengem- bangan teknik penelitian baru. Secara prinsip, otak melayani fungsi penting dalam kehidupan. Sebagai con- toh, kita memiliki pancaindera: pengli- hatan, penciuman, pendengaran, sentu- han dan rasa. Melalui indera ini, otak kita menerima pesan. Dengan menggu- nakan pancaindera, otak menerima ban- yak pesan pada waktu bersamaan. Otak kita mengontrol pikiran, memori, gerakan tangan dan kaki dan fungsi semua or- gan dalam tubuh. Otak juga menentu- kan bagaimana kita menanggapi situa- si stres dengan mengatur irama jantung dan pernapasan. Otak adalah struktur yang sangat ter- organisasi, yang terdiri dari beberapa ba- gian penting yang menjalankan fung- si otak terhadap seluruh organ tubuh. Struktur tersebut, terdiri atas bagian uta- ma, yaitu: otak besar (Hemisphera), otak belakang (Cerebellum), batang otak (Brain Stem), sumsum tulang belakang (Spina Spinalis), serta sistem saraf perifer (Auton- omy Nervuses System). Otak terdiri dari 100 miliaran sel saraf (neuron) yang sa- ling berhubungan, dengan jumlah jarin- gan 1.000 triliunan Synapses. Hubungan antara sel-sel saraf ini disebut Synaps- es. Hubungan sel saraf (synapses) terjadi melalui impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa neurotransmit- ter sebagai bahan perantaranya. Faktor yang mempengaruhi fungsi otak ADA banyak faktor yang bisa mem- pengaruhi fungsi otak, antara lain: fak- tor genetik, psikologi/kejiwaan, lingkun- gan, temperatur, makanan, dan minu- man. Secara khusus dalam ilmu saraf, dikenal istilah “Plastisitas Otak”. Istilah ini mengacu pada kapasitas dari sistem saraf untuk mengubah struktur dan fung- sinya, sebagai reaksi terhadap keragaman lingkungan. Perubahan tersebut terjadi dalam ber- bagai tingkatan pada sistem saraf mu- lai dari peristiwa molekuler, seperti pe- rubahan dalam ekspresi gen, sampai pada tingkatan perilaku. Tiga bentuk utama plastisitas jaringan otak adalah plastisitas sinaptik, neurogen- esis dan fungsional kompensasi. Kondisi biologis dan psikologis manusia saat berpuasa Berdasarkan faktor yang mempenga- ruhi fungsi otak diatas, muncul pertan- yaan, bagaimana kondisi biologis, psikolo- gis dan fungsional otak saat manusia ber- puasa. Berpuasa Ramadhan secara haki- kat tak hanya menahan dahaga dan lapar. Lebih dari itu, puasa adalah latihan psi- kis, mental, dan tentu saja fisik biologis. Secara psikis, orang yang berpuasa akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat, dan tentunya menjauhkan piki- ran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat puasa, sehingga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Secara biologi, puasa bisa berman- faat bagi kesehatan. Selama berpuasa 14 jam, tubuh mengalami proses metabo- lisme atau makanan didaur ulang dalam sistem pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan den- gan keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikir- im ke usus, 4 jam kemudian makanan di- ubah wujudnya menjadi sari-sari makan- an di usus kecil kemudian diserap pem- buluh darah dan dikirim ke seluruh tu- buh. Waktu sisa 6 jam merupakan wak- tu yang ideal bagi sistem percernaan un- tuk istirahat. Manfaat puasa bagi fungsi otak Manfaat puasa terhadap fungsi dan kesehatan otak dapat dijelaskan secara ilmiah (scientific experiment). Berdasar- kan penelitian plastisitas dan neuro- genesis, yaitu tentang kelenturan dan perkembangan otak, dijelaskan bahwa pada dasarnya synapsis (jaringan/konek- si otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan, dan makan- an yang dikomsumsi seseorang. Bahkan, Dr Johansen-Berg, et al. ( Neuron Journal 2012) menjelaskan bahwa synapsis pada otak dapat mengalami perubahan sela- ma 24 jam yang terekpos oleh pembela- jaran dan latihan. Saat berpuasa selama sebulan penuh, seseorang berupaya secara maksimal mengatur cara makanan serta senantia- sa berpikir positif, berpikir optimis, serta tawadu, dan berbuat ikhlas. Maka ber- dasarkan plastisitas, neurogenesis dan fungsional kompensasi jaringan otak akan diperbaharui. Sehingga dalam struktur otak akan terbentuk networking atau rute jaringan baru, yang tentunya akan mem- bentuk pribadi dan manusia yang berpiki- ran sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadhan, yang telah dijalankan selama sebulan penuh. Sehingga setelah Ramadhan, muslim akan menjadi orang yang secara biolo- gis, psikologis, dan fungsional baru. Yai- tu, manusia yang senantiasa berpikiran lebih baik, yang digambarkan dengan pe- rubahan struktur atau networking (syn- apses) otak yang baru: yang senantiasa berpikiran positif, optimis, tawadu, serta berserah diri kepada Tuhan. Puasa juga bermanfaat meningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel saraf, bahkan dalam tingkatan terten- tu mempermuda regenerasi sel-sel saraf yang baru. Demikian pula karena terjadi penurunan zat-zat lemak seperti Choles- terol, Trigliserida, LDL, dan terjadi pening- kat HDL, puasa menyebabkan suasana kesehatan otak akan terhindar dari berb- agai penyakit degenerative, seperti Stroke dan Hipertention Brain. (Penulis adalah peneliti pada De- partement of Neurobiology, School of Medicine, University of California, Ir- vine, Amerika Serikat) Oleh Dr Taruna Ikrar SENANDIKA Posdaya Tajuk Rencana ENOMENA adanya kader-kader partai politik yang melakukan manuver poli- tik menyeberang ke partai politik lain yang oleh banyak pihak dijuluki sebagai “kutu loncat”, kembali terdengar. Beberapa tahun lalu, hal seperti itu juga per- nah terjadi di lingkungan partai politik di negara kita. Tidak enak memang memeroleh sebutan sebagai “kutu loncat”, karena yang bersangkutan dinilai tidak memiliki pendirian dan lebih mengedepankan “aji mumpung”. Tapi mereka yang disebut sebagai “kutu loncat”, ternyata tenang- tenang saja menjalani kehidupan di lingkungan partai politiknya yang baru. Akhir-akhir ini tersiar kabar bahwa beberapa kader suatu partai politik me- nyeberang ke partai lain yang relatif masih baru. Selain terlihat lebih “wah” dan lebih menjanjikan, partai yang baru lahir itu juga akan memberikan semacam “modal” kepada kader-kader partai politik yang mau bergabung dan mendu- kungnya. Itu yang mungkin menjadi daya tarik. Banyak pihak menilai “loncatnya” kader suatu partai politik ke partai politik yang lain, menunjukkan bahwa kader yang bersangkutan lebih mementing- kan materi dan kedudukan daripada memerjuangkan nasib konstituen di par- tainya yang lama. Seolah mereka yang menyeberang ke partai politik lain memiliki pemikiran, daripada di partai lama hanya jadi “mur dan baut”, lebih baik pindah ke partai baru dan menjadi “motor”. Padahal, dalam suatu kehidupan; peran kecil atau be- sar sesuai porsinya masing-masing juga memiliki arti penting. Jika dalam satu mesin –misalnya-- tidak ada bagian yang kecil-kecil, maka yang besarpun tidak akan bisa bergerak. Juga banyak pihak mengkhawatirkan dengan adanya kader “kutu loncat” itu, bagaimana kira-kira kualitas partai politik Indonesia di masa depan? Seorang kader, baik di partai politik atau kader apapun, “akarnya” haruslah kuat menan- cap di pondasinya. Dan “daun”-nya yang rindang mampu memberikan naungan, keteduhan, dan kesejukan bagi orang-orang yang berada di bawahnya. Demiki- an pula halnya dengan kader-kader partai politik. Tapi jika “akar”-nya saja tidak kuat dan “daun”-nya tidak memberikan manfaat yang dinaungi, dikhawatirkan akan mudah tumbang. Jika diibaratkan iman, maka kader yang pindah ke partai politik yang baru itu sebagai kader yang “tipis” imannya. Sebab kader yang militan, tentu tidak akan goyah dengan ajakan dan iming-iming apapun. Pendirian, keyakinan, keteguh- an, dan ketangguhan seorang kader sebenarnya bisa diukur dan dilihat dalam membela partai politik dan konstituennya. Dalam dunia perpolitikan, kader-kadernya pasti dituntut memiliki dedikasi, loyalitas, dan pengabdian terhadap partai politik. Tapi jika ada kadernya yang loncat sana-loncat sini, masih bisakah ia disebut sebagai kader? Atau lebih pan- tas mereka itu disebut orang yang sedang keder? Lebih celaka lagi jika mereka yang dikategorikan sebagai “kutu loncat”, keti- ka berada di partai politiknya yang baru; serta merta mencerca, menjelek-jelek- kan, dan mengungkap “isi perut” dan “rahasia” partai politiknya yang terdahulu. Pindahnya kader suatu partai politik ke partai politik memang merupakan hak seseorang, tapi yang ditanyakan masyarakat etiskah manuver seperti itu? Ma- syarakat melihat kader yang ber-“loncat”-an ke sana kemari, tampak tidak ada- nya lagi kepedulian dari kader itu terhadap partai dan konstituennya. Jika dalam perjalanan sejarah partai politik yang baru itu tetap eksis dan ti- dak ada lagi partai politik baru, mungkin kader tersebut akan betah di dalamnya. Tapi jika ada partai politik baru lagi, dan lebih menjanjikan; masih kuatkah “iman” kader tersebut untuk tidak “loncat” lagi ke partai politik lainnya? Itulah politik! n MINGGU lalu, pengurus dan anggota Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), telah meng- adakan pertemuan pendahuluan guna mengkoordinasi- kan ritual tahunan Mudik Lebaran bagi saudara-saudara kita yang setiap tahunnya selalu melakukan kegiatan mu- dik ke kampung halamannya di Jawa. Istilah Jawa merupakan ikon yang biasa dipergunakan untuk menyebut kota dan kabupaten di wilayah Jawa ba- gian timur bagi para pekerja migran di Jakarta dan seki- tarnya, atau pendatang yang bermukim di daerah itu. Rapat dipandu oleh saya selaku Ketua Umum DNIKS dan dipimpin oleh ketua penyelenggara acara tahunan ini, Parni Hadi, serta dihadiri wakil-wakil dari berbagai lembaga seperti Kementerian Kominfo, Kementerian Perhubungan, RRI, dan juga berbagai organisasi seperti Dompet Duafa, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, dan lainnya; sepakat mengkoordinasikan saudara- saudara kita yang pulang mudik melalui pemanfaatan fasilitas yang disediakan secara bersama. Kesepakatan itu dilandasi oleh pengalaman positif di tahun-tahun sebelum- nya yang dengan bekerja bersama ternyata fasilitas yang disediakan oleh ber- bagai organisasi sosial kemasyarakatan bisa dipadukan secara sinergis. Pulang mudik kali ini tetap membawakan tema “Mudik Merah Putih” seka- ligus mengajak masyarakat untuk ikut menggelorakan ajakan mengembang- kan lingkungan hidup yang lestari dimulai dari halaman rumahnya dengan tema “Indonesia Hijau” yang diisi dengan kegiatan menanam dan menyubur- kan halaman rumah dan mengubahnya menjadi Kebun Bergizi. Untuk itu, se- tiap orang yang pulang mudik dianjurkan membawa Bendera Merah Putih se- bagai oleh-oleh bagi keluarga di kampung halamannya, agar pada tanggal 17 Agustus nanti keluarga di kampung halaman bisa beramai-ramai mengibarkan Bendera Merah Putih dengan penuh kebanggaan. Mereka dianjurkan juga mem- bawa oleh-oleh buku tulis untuk anak-anak usia sekolah yang sedang berjuang memotong rantai kemiskinan. Para pemudik dianjurkan pula membawa oleh-oleh ringan berupa bibit sa- yuran seperti bibit cabe, bibit bayam, kangkung, seledri, kobis, salada, dan bi- bit sayuran lain agar segera dapat ditanam menghijaukan halaman rumah pen- duduk di kampungnya. Semangat kebersamaan yang sedang digalang diharapkan menjadi momen- tum untuk mengantar para pemudik sebagai duta pembangunan secara nasi- onal ke berbagai pelosok Tanah Air. Para pemudik akan dilepas dari berbagai tempat di Jakarta dan Bekasi, atau tempat-tempat lain dengan disiarkan secara nasional melalui berbagai media massa. Tujuannya adalah memberikan pesan dan semangat pulang mudik se- bagai ritual pembangunan dengan semangat sekaligus mengundang persiapan di kampung halaman agar pulang mudik itu diterima sebagai stimulus pemba- ngunan kebersamaan, menyegarkan semangat gotong- royong serta merang- sang pembangunan sosial ekonomi memotong rantai kemiskinan. Berbagai organisasi masyarakat sepakat bahwa di sepanjang jalan Pantura akan disediakan minimal 15 titik peristirahatan yang ditata secara terpadu dan sekaligus kegiatannya akan disiarkan langsung oleh RRI secara nasional. Ibu Mooryati Sudibyo, seorang pengusaha terkenal, yang juga Ketua DNIKS, bersedia mengantar para pemudik bersama Putri Indonesia binaannya serta memberi bekal jamu dan keperluan lain untuk kenyamanan sepanjang perja- lanan. Diimbau agar perusahaan-perusahaan jamu, obat, dan peralatan pem- bangunan lainnya bisa memberikan sumbangan untuk oleh-oleh bagi masyara- kat desa untuk membangun dan memotong rantai kemiskinan. Keluarga pulang mudik menjadi duta pembangunan pedesaan yang selama pulang mudik ber- tindak sebagai pendamping keluarga miskin di desanya. Kalau kegiatan ini berlangsung dengan baik, pulang mudik adalah sarana menyegarkan dan melestarikan budaya gotong-royong, saling menghargai dan mendorong pembangunan serta pengentasan kemiskinan secara mandiri. Kelu- arga yang berhasil di perantauan menolong keluarga lain di kampungnya beker- ja cerdas dan keras sehingga rantai kemiskinan dapat dipotong dan setiap ke- luarga diantar menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. ( Prof Dr Haryono Suyono, mantan Menko Kesra dan Taskin, www.haryono.com) SURAT PEMBACA Sampaikan keluhan Anda tentang pelayanan publik melalui Surat Pembaca melalui email redaksi@pelitaonline. com, faksimili ke redaksi (021) 83706771, atau SMS 08111116892 disertai nama, alamat, dan nomor telepon. Mewaspadai Bangkitnya Kembali Komunis di Indonesia SEJUMLAH keluarga korban pembantaian yang diduga sebagai simpatisan Par- tai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 terus mendesak pemerintah mengusut kasus pelanggaran HAM di seputar peristiwa tersebut. Seperti kita ketahui bersama, komu- nis di Indonesia adalah bahaya laten. Dalam dinamika perjuangannya, komunis ti- dak mengenal istilah kalah, yang ada hanya pasang naik dan surutnya perjuangan partai. Dalam keadaan buruk bagaimanapun komunis akan bergerak di bawah per- mukaan dan suatu saat apabila situasi dan kondisi telah memungkinkan mereka akan muncul kembali. Dengan telah dibebaskannya Tapol/Napol eks PKI dan dihapuskannya istilah Ta- pol/Napol G30S/PKI di Indonesia serta kebebasan mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan, termasuk kebebasan mendirikan organisasi, memberi peluang bagi komunis untuk kembali eksis dengan segala program yang telah direncanakan. Satu hal yang perlu diingat bahwa riwayat busuk komunisme di seluruh dunia, se- belum mereka berkuasa selalu tampil dengan format membela demokrasi, tetapi ses- udah berkuasa justru menindas demokrasi. Sebelum berkuasa PKI selalu berteriak penegakan HAM, ini sebuah fakta sejarah yang berulang-ulang terjadi disetiap neg- ara komunis. Dalam proses kebangkitannya kembali, generasi baru komunis Indone- sia telah memanfaatkan gerakan reformasi yang datang bersama badai krisis mon- eter dan ekonomi yang menumbangkan Orde Baru. Gerakan tersebut mencapai pun- caknya pada Mei 1998, ditandai dengan jatuhnya Soeharto. Para kader muda komu- nis menyusup ke tengah gelanggang politik. Untuk mendapat tempat kembali di hati rakyat Indonesia, mereka menyuarakan jargon-jargon yang bersifat umum seperti demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan kesejahteraan. Pada perkembangan selanjutnya, generasi baru komunis tersebut berkembang menjadi sebuah partai politik yang resmi. Ronald Surbakti Jalan Tebet Barat I/19, Jakarta Selatan BEBERAPA ustad lebih sering tampil di televisi bukan sebagai ustad, tetapi lebih seb- agai bintang iklan produk komersial. Sebagian kalangan memandang iklan tersebut telah menunggangi dan membelokkan tugas dan fungsi ustad yang sesungguhnya. Sehingga muncul istilah ustad komersial. Boleh saja seorang ustad menjadi iklan, asal iklan yang berhubungan dengan kemasla- hatan umat. Misalnya, iklan pencerahan tentang keluarga berencana, iklan yang bersifat memotivasi, iklan penyadaran tentang pentingnya mempertahankan NKRI dan semacam- nya. Namun, kalau seorang ustad sudah mengomersialkan ketenarannya sebagai ustad, demi kepentingan produk komersial, maka itu sudah memasuki wilayah etika. Artinya, kurang etis kalau seorang ustad mempengaruhi umatnya agar membeli produk komer- sial tertentu. Bukan lagi demi kepentingan umat, melainkan demi kepentingan keuntun- gan pengusaha. Setujukah Anda dengan ustad yang tampil dalam iklan produk komersial? Sampaikan pendapat anda ke [email protected]! Tak Setuju Ustad Komersial Saya bukan seorang ahli agama. Untuk itu saya masih perlu dan membutuhkan ustad. Komentar saya ini bukan komentar seorang yang sok tahu, tapi hanya ingin menyampaikan sebagian isi hati dan pikiran saya tentang ustad (yang tampil dalam iklan produk) komersial. Saya sangat tidak setuju dengan ustad yang menjadi bintang iklan berbau komsumtif. Tugas ustad adalah menyampaikan ajaran agama kepada umat karena dia dianggap leb- ih tahu dan menguasai ajaran agama. Kini muncul pertanyaan, apakah seorang ustad itu berprofesi sebagai pendakwah atau dakwah telah dia jadikan profesi? Jadi kalau seorang ustad berprofesi sebagai pendakwah, maka Insya Allah yang akan dia sampaikan adalah ajaran agama dan kebenaran yang datangnya dari Allah. Tapi kalau dakwahnya dijadikan sebagai profesi, maka yang timbul adalah nilai komer- sial. Hitungannya sudah nilai ekonomi, untung atau rugi. Mohon maaf apabila pendapat saya ini kurang berkenan karena segala kebenaran datang hanya dari Allah SWT. Cecep Hapid Tak Masalah Ustad Beriklan Menurut saya, tak ada salahnya seorang ustad beriklan. Dalam konteks ini, ia berper- an sebagai anggota masyarakat biasa (tak menyandang predikat ustad) walaupun berpe- nampilan layaknya seorang ustad. Demikian pula sebaliknya masyarakat bebas menyika- pi iklan dari sosok ustad tersebut. Artinya masyarakat tidak perlu selalu searah dengan pesan dari iklan produk tersebut. Jadi marilah masing-masing lebih dewasa, jernih dan proporsional dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Dwihari Wahyudi PENDAPAT ANDA BERBAGI PENGALAMAN — Pendakwah Ustad Jefri Al Buchori memberikan tausyiah anti-narkoba dalam rangka Hari Anti-Narkoba Internasional (HANI) di Wisma Atlet Jakabaring Palembang, Kamis (28/6). Tingginya angka peningkatan pengguna narkoba di Sumatera Selatan membuat Badan Narkotika Nasional Sumatera Selatan menargetkan Sumsel bebas Narkoba 2015. n Antara/ Feny Selly/ed/nz/12 Ustadz Beriklan Produk Komersial Puasa Memperbaiki Regenerasi dan Plastisitas Otak Maksimalkan Peran dan Fungsi Bulog Lonjakan harga kedelai membuat resah pengrajin tahu-tempe. Hal ini membuat pemerintah berniat memperluas peran Perum Bulog agar bisa menstabilisasi harga pangan selain beras. Pemerintah juga akan menghapuskan bea masuk impor kedelai sebesar 5 persen dalam waktu dekat. Untuk jangka menengah dan panjang, luas lah- an pertanian kedelai rencananya akan ditambah dan fungsi Bulog akan dikembalikan. Perluasan lahan pertanian bisa diyakini akan meningkatkan jumlah dan kualitas ke- delai di Indonesia agar kita tidak tergantung pada impor. Saya juga berharap pemer- intah kali ini tak lagi-lagi hanya sekedar berwacana. Rencana itu harus pemerintah realisasikan untuk membangkitkan kedelai Indonesia dari keterpurukan. Kabar selanjutnya pemerintah berencana mengembalikan fungsi Perum Bulog sep- erti semula. Upaya revitalisasi peran Bulog sebagai tempat bahan pangan sangatlah penting. Namun, Perum Bulog harus dapat memberi kinerja terbaik. Jangan seperti pada era Orde Baru, dimana Bulog menjadi tempat bagi kepentingan pribadi, atau la- han basah untuk memperkaya diri lewat korupsi. Apabila nanti peran Perum Bulog dikembalikan seperti semula, kiranya pengawasan pemerintah dan aparat penegak hukum bisa lebih dimaksimalkan, khususnya penga- wasan keluar barang maupun masuknya barang yang ada di Bulog. Melati Purnamaningsih Puri Rangkapan Jaya Jalan Samudera Jaya, Rt. 02/05. No. 36 Pancoran Mas, Depok Pemerintah Daerah Wajib Dukung MP3EI Pemerintah terus menggaungkan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi In- donesia (MP3EI) sebagai salah satu solusi bagi pertumbuhan perekonomian bangsa. Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, dan salah satunya adalah pemerintah pusat mengancam status Sei Mangkei di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Sim- alungun, Sumatera Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam mendukung MP3EI. Hal ini karena lahan justru digunakan untuk kepentingan lain. Menurut saya, sudah sewajarnya kebijakan MP3EI didukung semua pemerintah daerah, agar pembangunan percepatan perekonomian bangsa berjalan baik. Namun dengan adanya kasus penggunaan lahan yang tidak semestinya itu, seharusnya pi- hak pemerintah daerah (khususnya yang berstatus KEK) mendukung upaya pemer- intah pusat. Apabila ada ketidakwajaran dari pemerintah daerah untuk tidak mendukung MP3I, rakyat harus merasa resah. Dan bayangkan saja apabila ada daerah yang kurang mendukung upaya positif pemerintah ini, padahal kita tahu sebenarnya percepatan pembanguanan ekonomi ini bisa berdampak pada positifnya perkembangan pereko- nomian di suatu daerah. Seharusnya setiap daerah yang dituju dalam kawasan ekonomi khusus merespon baik kebijakan pemerintah bukan justru sebaliknya menentang atau tidak mendukung proses pembangunan ekonomi ini. Maya Septianti Perumahan Binong Permai, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug Tanggerang, Banten Anggota DPR mengatakan pemerintah harus tuntaskan per- soalan kedelai. Jangan senasib dengan keledai! *** Waspadai politik uang pada Pemilukada DKI putaran ke- dua, kata pengamat. Terima uangnya, milihnya terserah? *** Seorang pengamat mengingatkan, Indonesia saat ini teran- cam krisis pangan. Yang lebih berbahaya lagi krisis moral! Menyongsong Mudik Lebaran Manuver Kader Parpol

Harian Pelita 2012 07 27 Hal 04

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Harian Pelita 2012 07 27 Hal 04

Harian PelitaSABTU | 28 JULI 2012/8 RAMADHAN 1433 H 4

OPINI

Dewan Redaksi: Amir Santoso, Sulastomo, Sri Edi Swasono, Haryono Suyono, Subiakto Tjakrawerdaja, Umar Syihab, Hasbullah Thabrany. Pemimpin Umum: Sulastomo. Wakil Pemimpin Umum: Rubiyanto dan H Bambang SD. Pemimpin Redaksi: A Basori. Pemimpin Perusahaan: H Bambang SD.Wakil Pemimpin Perusahaan: Mahya Ramdhani. Redaktur Pelaksana: Jones Sirait. Redaktur: Harry Krisnubowo, Isfendi Zulkarnaen, H Sidik M Nasir, H Dwidjo Utomo, Khairul Habiba, Yeffi Rahmawati, Taufiq Rasjid, M Faridu Ashrih, Encep Azis Muslim, H Nor Hakim, Tb. Tontowi Ubay, Rudhy Suharto. Sekretaris Redaksi: HM Yahya Hasibuan. Staf Redaksi: Otto Sutoto, M Juhriyadi, Metha Madonna, Dewi Purnamasari,

Ahmad Yani, Nazar Husain. Fotografer: Edmon Sofyan, H Muhammad Saleh, Teguh Windharto. Produksi: Bambang Sakri. Litbang: Mahya Ramdhani. Manajer Iklan/Promosi: Syarifah. Manajer Sirkulasi: Asrulsyah. Anggota SPS No. 95/1974/11/A/2002. ISSN — 0852 — 0241. Penerbit: PT. Pelita Indonesia Baru. Kantor Redaksi/Tata Usaha: Jl Minangkabau No. 35 B-C Manggarai, Jakarta Selatan 12970, Telp. (021) 83706765, 83706766. Fax Redaksi: (021) 83706771. Fax Iklan: (021) 83706781. Website: www.harianpelita.com. Email:[email protected] Bank: BNI Cabang Menteng No.Rek.0010739970. Terbit 6 Kali Seminggu. Tarif Iklan: Iklan Umum/Display Black & White Rp16.000/mmk. Iklan Berwarna (FC) Rp31.500/mmk, Iklan Khusus Satu Kolom Rp12.500/mmk. Iklan Laporan Keuangan Rp10.000/mmk. Iklan Keluarga Rp10.000/mmk. Iklan Mini/Baris Rp7.500/brs. belum termasuk Ppn. 10%. Percetakan: PT. Citra Kharisma Bunda. Isi diluar tanggung jawab percetakan.

Wartawan Harian Pelita dilengkapi dengan identitas diri, dan tidak diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk apapun dalam hubungan pemberitaan.

Terbit sejak 1 April 1974Anggota SPS No.95/1974/11/A/2002

Harian Pelita

n

OTAK adalah bagian yang paling kompleks dari tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi uta-

ma, yaitu: pusat kemampuan berpikir, intelijen, mengingat, inovasi, demikian pula sebagai pusat penafsiran terhadap fungsi pancaindera, inisiator gerakan tu-buh, dan pengendali perilaku. Otak ter-letak di dalam tempurung kepala, yang memiliki cairan pelindung. Otak meru-pakan sumber dari semua kualitas yang mendefinisikan kemanusiaan kita. Se-hingga Otak adalah permata dari mah-kota tubuh m anusia.

Selama berabad-abad, ilmuwan dan fil-suf telah terpesona oleh otak, tetapi sam-pai saat ini, otak memiliki misteri yang sangat kompleks, dan masih sangat ban-yak yang belum terungkap dari rahasia besar tersebut. Untuk mengungkap ber-bagai misteri di dalam otak, para ilmu-wan telah belajar lebih banyak tentang otak dalam 10 tahun terakhir diband-ing dekade sebelumnya, karena laju per-cepatan penelitian dalam ilmu saraf dan perilaku , yang didukung oleh pengem-bangan teknik penelitian baru.

Secara prinsip, otak melayani fungsi penting dalam kehidupan. Sebagai con-toh, kita memiliki pancaindera: pengli-hatan, penciuman, pendengaran, sentu-han dan rasa. Melalui indera ini, otak kita menerima pesan. Dengan menggu-nakan pancaindera, otak menerima ban-yak pesan pada waktu bersamaan. Otak

kita mengontrol pikiran, memori, gerakan tangan dan kaki dan fungsi semua or-gan dalam tubuh. Otak juga menentu-kan bagaimana kita menanggapi situa-si stres dengan mengatur irama jantung dan pernapasan.

Otak adalah struktur yang sangat ter-organisasi, yang terdiri dari beberapa ba-gian penting yang menjalankan fung-si otak terhadap seluruh organ tubuh. Struktur tersebut, terdiri atas bagian uta-ma, yaitu: otak besar (Hemisphera), otak belakang (Cerebellum), batang otak (Brain Stem), sumsum tulang belakang (Spina Spinalis), serta sistem saraf perifer (Auton-omy Nervuses System). Otak terdiri dari 100 miliaran sel saraf (neuron) yang sa-ling berhubungan, dengan jumlah jarin-gan 1.000 triliunan Synapses. Hubungan antara sel-sel saraf ini disebut Synaps-es. Hubungan sel saraf (synapses) terjadi melalui impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa neurotransmit-ter sebagai bahan perantaranya.

Faktor yang mempengaruhi fungsi otak

ADA banyak faktor yang bisa mem-pengaruhi fungsi otak, antara lain: fak-tor genetik, psikologi/kejiwaan, lingkun-gan, temperatur, makanan, dan minu-man. Secara khusus dalam ilmu saraf,

dikenal istilah “Plastisitas Otak”. Istilah ini mengacu pada kapasitas dari sistem saraf untuk mengubah struktur dan fung-sinya, sebagai reaksi terhadap keragaman lingkungan.

Perubahan tersebut terjadi dalam ber-bagai tingkatan pada sistem saraf mu-lai dari peristiwa molekuler, seperti pe-rubahan dalam ekspresi gen, sampai pada tingkatan perilaku.

Tiga bentuk utama plastisitas jaringan otak adalah plastisitas sinaptik, neurogen-esis dan fungsional kompensasi.

Kondisi biologis dan psikologis manusia saat berpuasa

Berdasarkan faktor yang mempenga-ruhi fungsi otak diatas, muncul pertan-yaan, bagaimana kondisi biologis, psikolo-gis dan fungsional otak saat manusia ber-puasa. Berpuasa Ramadhan secara haki-kat tak hanya menahan dahaga dan lapar. Lebih dari itu, puasa adalah latihan psi-kis, mental, dan tentu saja fisik biologis.

Secara psikis, orang yang berpuasa akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat, dan tentunya menjauhkan piki-ran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat puasa, sehingga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Secara biologi, puasa bisa berman-faat bagi kesehatan. Selama berpuasa 14 jam, tubuh mengalami proses metabo-lisme atau makanan didaur ulang dalam sistem pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan den-gan keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikir-im ke usus, 4 jam kemudian makanan di-ubah wujudnya menjadi sari-sari makan-an di usus kecil kemudian diserap pem-buluh darah dan dikirim ke seluruh tu-buh. Waktu sisa 6 jam merupakan wak-tu yang ideal bagi sistem percernaan un-tuk istirahat.

Manfaat puasa bagi fungsi otakManfaat puasa terhadap fungsi dan

kesehatan otak dapat dijelaskan secara ilmiah (scientific experiment). Berdasar-kan penelitian plastisitas dan neuro-

genesis, yaitu tentang kelenturan dan perkembangan otak, dijelaskan bahwa pada dasarnya synapsis (jaringan/konek-si otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan, dan makan-an yang dikomsumsi seseorang. Bahkan, Dr Johansen-Berg, et al. (Neuron Journal 2012) menjelaskan bahwa synapsis pada otak dapat mengalami perubahan sela-ma 24 jam yang terekpos oleh pembela-jaran dan latihan.

Saat berpuasa selama sebulan penuh, seseorang berupaya secara maksimal mengatur cara makanan serta senantia-sa berpikir positif, berpikir optimis, serta tawadu, dan berbuat ikhlas. Maka ber-dasarkan plastisitas, neurogenesis dan fungsional kompensasi jaringan otak akan diperbaharui. Sehingga dalam struktur otak akan terbentuk networking atau rute jaringan baru, yang tentunya akan mem-bentuk pribadi dan manusia yang berpiki-ran sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadhan, yang telah dijalankan selama sebulan penuh.

Sehingga setelah Ramadhan, muslim akan menjadi orang yang secara biolo-gis, psikologis, dan fungsional baru. Yai-tu, manusia yang senantiasa berpikiran lebih baik, yang digambarkan dengan pe-rubahan struktur atau networking (syn-apses) otak yang baru: yang senantiasa berpikiran positif, optimis, tawadu, serta berserah diri kepada Tuhan.

Puasa juga bermanfaat meningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel saraf, bahkan dalam tingkatan terten-tu mempermuda regenerasi sel-sel saraf yang baru. Demikian pula karena terjadi penurunan zat-zat lemak seperti Choles-terol, Trigliserida, LDL, dan terjadi pening-kat HDL, puasa menyebabkan suasana kesehatan otak akan terhindar dari berb-agai penyakit degenerative, seperti Stroke dan Hipertention Brain.

(Penulis adalah peneliti pada De-partement of Neurobiology, School of Medicine, University of California, Ir-vine, Amerika Serikat)

Oleh Dr Taruna Ikrar

Senandika

Posdaya

Tajuk Rencana

ENOMENA adanya kader-kader partai politik yang melakukan manuver poli-tik menyeberang ke partai politik lain yang oleh banyak pihak dijuluki sebagai “kutu loncat”, kembali terdengar. Beberapa tahun lalu, hal seperti itu juga per-nah terjadi di lingkungan partai politik di negara kita.

Tidak enak memang memeroleh sebutan sebagai “kutu loncat”, karena yang bersangkutan dinilai tidak memiliki pendirian dan lebih mengedepankan “aji mumpung”. Tapi mereka yang disebut sebagai “kutu loncat”, ternyata tenang-tenang saja menjalani kehidupan di lingkungan partai politiknya yang baru.

Akhir-akhir ini tersiar kabar bahwa beberapa kader suatu partai politik me-nyeberang ke partai lain yang relatif masih baru. Selain terlihat lebih “wah” dan lebih menjanjikan, partai yang baru lahir itu juga akan memberikan semacam “modal” kepada kader-kader partai politik yang mau bergabung dan mendu-kungnya. Itu yang mungkin menjadi daya tarik.

Banyak pihak menilai “loncatnya” kader suatu partai politik ke partai politik yang lain, menunjukkan bahwa kader yang bersangkutan lebih mementing-kan materi dan kedudukan daripada memerjuangkan nasib konstituen di par-tainya yang lama.

Seolah mereka yang menyeberang ke partai politik lain memiliki pemikiran, daripada di partai lama hanya jadi “mur dan baut”, lebih baik pindah ke partai baru dan menjadi “motor”. Padahal, dalam suatu kehidupan; peran kecil atau be-sar sesuai porsinya masing-masing juga memiliki arti penting. Jika dalam satu mesin –misalnya-- tidak ada bagian yang kecil-kecil, maka yang besarpun tidak akan bisa bergerak.

Juga banyak pihak mengkhawatirkan dengan adanya kader “kutu loncat” itu, bagaimana kira-kira kualitas partai politik Indonesia di masa depan? Seorang kader, baik di partai politik atau kader apapun, “akarnya” haruslah kuat menan-cap di pondasinya. Dan “daun”-nya yang rindang mampu memberikan naungan, keteduhan, dan kesejukan bagi orang-orang yang berada di bawahnya. Demiki-an pula halnya dengan kader-kader partai politik. Tapi jika “akar”-nya saja tidak kuat dan “daun”-nya tidak memberikan manfaat yang dinaungi, dikhawatirkan akan mudah tumbang.

Jika diibaratkan iman, maka kader yang pindah ke partai politik yang baru itu sebagai kader yang “tipis” imannya. Sebab kader yang militan, tentu tidak akan goyah dengan ajakan dan iming-iming apapun. Pendirian, keyakinan, keteguh-an, dan ketangguhan seorang kader sebenarnya bisa diukur dan dilihat dalam membela partai politik dan konstituennya.

Dalam dunia perpolitikan, kader-kadernya pasti dituntut memiliki dedikasi, loyalitas, dan pengabdian terhadap partai politik. Tapi jika ada kadernya yang loncat sana-loncat sini, masih bisakah ia disebut sebagai kader? Atau lebih pan-tas mereka itu disebut orang yang sedang keder?

Lebih celaka lagi jika mereka yang dikategorikan sebagai “kutu loncat”, keti-ka berada di partai politiknya yang baru; serta merta mencerca, menjelek-jelek-kan, dan mengungkap “isi perut” dan “rahasia” partai politiknya yang terdahulu.

Pindahnya kader suatu partai politik ke partai politik memang merupakan hak seseorang, tapi yang ditanyakan masyarakat etiskah manuver seperti itu? Ma-syarakat melihat kader yang ber-“loncat”-an ke sana kemari, tampak tidak ada-nya lagi kepedulian dari kader itu terhadap partai dan konstituennya.

Jika dalam perjalanan sejarah partai politik yang baru itu tetap eksis dan ti-dak ada lagi partai politik baru, mungkin kader tersebut akan betah di dalamnya. Tapi jika ada partai politik baru lagi, dan lebih menjanjikan; masih kuatkah “iman” kader tersebut untuk tidak “loncat” lagi ke partai politik lainnya? Itulah politik! n

MINGGU lalu, pengurus dan anggota Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), telah meng-adakan pertemuan pendahuluan guna mengkoordinasi-kan ritual tahunan Mudik Lebaran bagi saudara-saudara kita yang setiap tahunnya selalu melakukan kegiatan mu-dik ke kampung halamannya di Jawa.

Istilah Jawa merupakan ikon yang biasa dipergunakan untuk menyebut kota dan kabupaten di wilayah Jawa ba-gian timur bagi para pekerja migran di Jakarta dan seki-tarnya, atau pendatang yang bermukim di daerah itu.

Rapat dipandu oleh saya selaku Ketua Umum DNIKS dan dipimpin oleh ketua penyelenggara acara tahunan ini, Parni Hadi, serta dihadiri wakil-wakil dari berbagai lembaga seperti Kementerian Kominfo, Kementerian Perhubungan, RRI, dan juga berbagai organisasi seperti Dompet Duafa, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, dan lainnya; sepakat mengkoordinasikan saudara-saudara kita yang pulang mudik melalui pemanfaatan fasilitas yang disediakan secara bersama.

Kesepakatan itu dilandasi oleh pengalaman positif di tahun-tahun sebelum-nya yang dengan bekerja bersama ternyata fasilitas yang disediakan oleh ber-bagai organisasi sosial kemasyarakatan bisa dipadukan secara sinergis.

Pulang mudik kali ini tetap membawakan tema “Mudik Merah Putih” seka-ligus mengajak masyarakat untuk ikut menggelorakan ajakan mengembang-kan lingkungan hidup yang lestari dimulai dari halaman rumahnya dengan tema “Indonesia Hijau” yang diisi dengan kegiatan menanam dan menyubur-kan halaman rumah dan mengubahnya menjadi Kebun Bergizi. Untuk itu, se-tiap orang yang pulang mudik dianjurkan membawa Bendera Merah Putih se-bagai oleh-oleh bagi keluarga di kampung halamannya, agar pada tanggal 17 Agustus nanti keluarga di kampung halaman bisa beramai-ramai mengibarkan Bendera Merah Putih dengan penuh kebanggaan. Mereka dianjurkan juga mem-bawa oleh-oleh buku tulis untuk anak-anak usia sekolah yang sedang berjuang memotong rantai kemiskinan.

Para pemudik dianjurkan pula membawa oleh-oleh ringan berupa bibit sa-yuran seperti bibit cabe, bibit bayam, kangkung, seledri, kobis, salada, dan bi-bit sayuran lain agar segera dapat ditanam menghijaukan halaman rumah pen-duduk di kampungnya.

Semangat kebersamaan yang sedang digalang diharapkan menjadi momen-tum untuk mengantar para pemudik sebagai duta pembangunan secara nasi-onal ke berbagai pelosok Tanah Air.

Para pemudik akan dilepas dari berbagai tempat di Jakarta dan Bekasi, atau tempat-tempat lain dengan disiarkan secara nasional melalui berbagai media massa. Tujuannya adalah memberikan pesan dan semangat pulang mudik se-bagai ritual pembangunan dengan semangat sekaligus mengundang persiapan di kampung halaman agar pulang mudik itu diterima sebagai stimulus pemba-ngunan kebersamaan, menyegarkan semangat gotong- royong serta merang-sang pembangunan sosial ekonomi memotong rantai kemiskinan.

Berbagai organisasi masyarakat sepakat bahwa di sepanjang jalan Pantura akan disediakan minimal 15 titik peristirahatan yang ditata secara terpadu dan sekaligus kegiatannya akan disiarkan langsung oleh RRI secara nasional.

Ibu Mooryati Sudibyo, seorang pengusaha terkenal, yang juga Ketua DNIKS, bersedia mengantar para pemudik bersama Putri Indonesia binaannya serta memberi bekal jamu dan keperluan lain untuk kenyamanan sepanjang perja-lanan. Diimbau agar perusahaan-perusahaan jamu, obat, dan peralatan pem-bangunan lainnya bisa memberikan sumbangan untuk oleh-oleh bagi masyara-kat desa untuk membangun dan memotong rantai kemiskinan. Keluarga pulang mudik menjadi duta pembangunan pedesaan yang selama pulang mudik ber-tindak sebagai pendamping keluarga miskin di desanya.

Kalau kegiatan ini berlangsung dengan baik, pulang mudik adalah sarana menyegarkan dan melestarikan budaya gotong-royong, saling menghargai dan mendorong pembangunan serta pengentasan kemiskinan secara mandiri. Kelu-arga yang berhasil di perantauan menolong keluarga lain di kampungnya beker-ja cerdas dan keras sehingga rantai kemiskinan dapat dipotong dan setiap ke-luarga diantar menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. (Prof Dr Haryono Suyono, mantan Menko Kesra dan Taskin, www.haryono.com)

Surat PembacaSampaikan keluhan Anda tentang pelayanan publik melalui Surat Pembaca melalui email [email protected], faksimili ke redaksi (021) 83706771, atau SMS 08111116892 disertai nama, alamat, dan nomor telepon.

Mewaspadai Bangkitnya Kembali Komunis di IndonesiaSEJUMLAH keluarga korban pembantaian yang diduga sebagai simpatisan Par-

tai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 terus mendesak pemerintah mengusut kasus pelanggaran HAM di seputar peristiwa tersebut. Seperti kita ketahui bersama, komu-nis di Indonesia adalah bahaya laten. Dalam dinamika perjuangannya, komunis ti-dak mengenal istilah kalah, yang ada hanya pasang naik dan surutnya perjuangan partai. Dalam keadaan buruk bagaimanapun komunis akan bergerak di bawah per-mukaan dan suatu saat apabila situasi dan kondisi telah memungkinkan mereka akan muncul kembali.

Dengan telah dibebaskannya Tapol/Napol eks PKI dan dihapuskannya istilah Ta-pol/Napol G30S/PKI di Indonesia serta kebebasan mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan, termasuk kebebasan mendirikan organisasi, memberi peluang bagi komunis untuk kembali eksis dengan segala program yang telah direncanakan.

Satu hal yang perlu diingat bahwa riwayat busuk komunisme di seluruh dunia, se-belum mereka berkuasa selalu tampil dengan format membela demokrasi, tetapi ses-udah berkuasa justru menindas demokrasi. Sebelum berkuasa PKI selalu berteriak penegakan HAM, ini sebuah fakta sejarah yang berulang-ulang terjadi disetiap neg-ara komunis. Dalam proses kebangkitannya kembali, generasi baru komunis Indone-sia telah memanfaatkan gerakan reformasi yang datang bersama badai krisis mon-eter dan ekonomi yang menumbangkan Orde Baru. Gerakan tersebut mencapai pun-caknya pada Mei 1998, ditandai dengan jatuhnya Soeharto. Para kader muda komu-nis menyusup ke tengah gelanggang politik.

Untuk mendapat tempat kembali di hati rakyat Indonesia, mereka menyuarakan jargon-jargon yang bersifat umum seperti demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan kesejahteraan. Pada perkembangan selanjutnya, generasi baru komunis tersebut berkembang menjadi sebuah partai politik yang resmi.

Ronald Surbakti Jalan Tebet Barat I/19, Jakarta Selatan

BEBERAPA ustad lebih sering tampil di televisi bukan sebagai ustad, tetapi lebih seb-agai bintang iklan produk komersial. Sebagian kalangan memandang iklan tersebut telah menunggangi dan membelokkan tugas dan fungsi ustad yang sesungguhnya. Sehingga muncul istilah ustad komersial.

Boleh saja seorang ustad menjadi iklan, asal iklan yang berhubungan dengan kemasla-hatan umat. Misalnya, iklan pencerahan tentang keluarga berencana, iklan yang bersifat memotivasi, iklan penyadaran tentang pentingnya mempertahankan NKRI dan semacam-nya. Namun, kalau seorang ustad sudah mengomersialkan ketenarannya sebagai ustad, demi kepentingan produk komersial, maka itu sudah memasuki wilayah etika. Artinya, kurang etis kalau seorang ustad mempengaruhi umatnya agar membeli produk komer-sial tertentu. Bukan lagi demi kepentingan umat, melainkan demi kepentingan keuntun-gan pengusaha.

Setujukah Anda dengan ustad yang tampil dalam iklan produk komersial? Sampaikan pendapat anda ke [email protected]!

Tak Setuju Ustad KomersialSaya bukan seorang ahli agama. Untuk itu saya masih perlu dan membutuhkan ustad.

Komentar saya ini bukan komentar seorang yang sok tahu, tapi hanya ingin menyampaikan sebagian isi hati dan pikiran saya tentang ustad (yang tampil dalam iklan produk) komersial.

Saya sangat tidak setuju dengan ustad yang menjadi bintang iklan berbau komsumtif. Tugas ustad adalah menyampaikan ajaran agama kepada umat karena dia dianggap leb-ih tahu dan menguasai ajaran agama. Kini muncul pertanyaan, apakah seorang ustad itu berprofesi sebagai pendakwah atau dakwah telah dia jadikan profesi?

Jadi kalau seorang ustad berprofesi sebagai pendakwah, maka Insya Allah yang akan dia sampaikan adalah ajaran agama dan kebenaran yang datangnya dari Allah.

Tapi kalau dakwahnya dijadikan sebagai profesi, maka yang timbul adalah nilai komer-sial. Hitungannya sudah nilai ekonomi, untung atau rugi.

Mohon maaf apabila pendapat saya ini kurang berkenan karena segala kebenaran datang hanya dari Allah SWT.

Cecep Hapid

Tak Masalah Ustad BeriklanMenurut saya, tak ada salahnya seorang ustad beriklan. Dalam konteks ini, ia berper-

an sebagai anggota masyarakat biasa (tak menyandang predikat ustad) walaupun berpe-nampilan layaknya seorang ustad. Demikian pula sebaliknya masyarakat bebas menyika-pi iklan dari sosok ustad tersebut. Artinya masyarakat tidak perlu selalu searah dengan pesan dari iklan produk tersebut. Jadi marilah masing-masing lebih dewasa, jernih dan proporsional dalam menyikapi setiap persoalan yang ada.

Dwihari Wahyudi

PENDAPAT ANDA

BERBAGI PENGALAMAN — Pendakwah Ustad Jefri Al Buchori memberikan tausyiah anti-narkoba dalam rangka Hari Anti-Narkoba Internasional (HANI) di Wisma Atlet Jakabaring Palembang, Kamis (28/6). Tingginya angka peningkatan pengguna narkoba di Sumatera Selatan membuat Badan Narkotika Nasional Sumatera Selatan menargetkan Sumsel bebas Narkoba 2015. n Antara/ Feny Selly/ed/nz/12

Ustadz Beriklan Produk Komersial

Puasa Memperbaiki Regenerasi dan Plastisitas Otak

Maksimalkan Peran dan Fungsi Bulog Lonjakan harga kedelai membuat resah pengrajin tahu-tempe. Hal ini membuat

pemerintah berniat memperluas peran Perum Bulog agar bisa menstabilisasi harga pangan selain beras. Pemerintah juga akan menghapuskan bea masuk impor kedelai sebesar 5 persen dalam waktu dekat. Untuk jangka menengah dan panjang, luas lah-an pertanian kedelai rencananya akan ditambah dan fungsi Bulog akan dikembalikan.

Perluasan lahan pertanian bisa diyakini akan meningkatkan jumlah dan kualitas ke-delai di Indonesia agar kita tidak tergantung pada impor. Saya juga berharap pemer-intah kali ini tak lagi-lagi hanya sekedar berwacana. Rencana itu harus pemerintah realisasikan untuk membangkitkan kedelai Indonesia dari keterpurukan.

Kabar selanjutnya pemerintah berencana mengembalikan fungsi Perum Bulog sep-erti semula. Upaya revitalisasi peran Bulog sebagai tempat bahan pangan sangatlah penting. Namun, Perum Bulog harus dapat memberi kinerja terbaik. Jangan seperti pada era Orde Baru, dimana Bulog menjadi tempat bagi kepentingan pribadi, atau la-han basah untuk memperkaya diri lewat korupsi.

Apabila nanti peran Perum Bulog dikembalikan seperti semula, kiranya pengawasan pemerintah dan aparat penegak hukum bisa lebih dimaksimalkan, khususnya penga-wasan keluar barang maupun masuknya barang yang ada di Bulog.

Melati PurnamaningsihPuri Rangkapan Jaya

Jalan Samudera Jaya, Rt. 02/05. No. 36Pancoran Mas, Depok

Pemerintah Daerah Wajib Dukung MP3EIPemerintah terus menggaungkan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi In-

donesia (MP3EI) sebagai salah satu solusi bagi pertumbuhan perekonomian bangsa. Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, dan salah satunya adalah pemerintah pusat mengancam status Sei Mangkei di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Sim-alungun, Sumatera Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam mendukung MP3EI. Hal ini karena lahan justru digunakan untuk kepentingan lain.

Menurut saya, sudah sewajarnya kebijakan MP3EI didukung semua pemerintah daerah, agar pembangunan percepatan perekonomian bangsa berjalan baik. Namun dengan adanya kasus penggunaan lahan yang tidak semestinya itu, seharusnya pi-hak pemerintah daerah (khususnya yang berstatus KEK) mendukung upaya pemer-intah pusat.

Apabila ada ketidakwajaran dari pemerintah daerah untuk tidak mendukung MP3I, rakyat harus merasa resah. Dan bayangkan saja apabila ada daerah yang kurang mendukung upaya positif pemerintah ini, padahal kita tahu sebenarnya percepatan pembanguanan ekonomi ini bisa berdampak pada positifnya perkembangan pereko-nomian di suatu daerah.

Seharusnya setiap daerah yang dituju dalam kawasan ekonomi khusus merespon baik kebijakan pemerintah bukan justru sebaliknya menentang atau tidak mendukung proses pembangunan ekonomi ini.

Maya SeptiantiPerumahan Binong Permai, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug

Tanggerang, Banten

Anggota DPR mengatakan pemerintah harus tuntaskan per­soalan kedelai.Jangan senasib dengan keledai!

***Waspadai politik uang pada Pemilukada DKI putaran ke­dua, kata pengamat.Terima uangnya, milihnya terserah?

***Seorang pengamat mengingatkan, Indonesia saat ini teran­cam krisis pangan.Yang lebih berbahaya lagi krisis moral!

Menyongsong Mudik Lebaran

Manuver Kader Parpol