Hasil Kerajinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kerajinan

Citation preview

Hasil Kerajinan

1. GerabahPengambilan tanah liat Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya. Persiapan tanah liat Tanah liat yang telah terkumpul disiram air hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dnegan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secar mekanis dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual. Proses pembentukan Setalah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain depat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik. Penjemuran Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari. Pembakaran Setalah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar. Penyempurnaan Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.

Bunga Mawar Dari Tanah Liat Cara membuat kerajinan tangan dari tanah liat ini cukuplah sederhana, karena kita hanya membutuhkan dua bahan utama yakni tanah liat (clay) dan air untuk membuat pasta tanah liat. Anda bisa menggunakan tanah lempung atau tanah liat yang terdapat di alam sekitar anda atau anda bisa mendapatkanya di toko-toko kerajinan tangan, namun toko ini masih jarang terdapat di Indonesia. Secara garis besar, bunga mawar dari tanah liat ini terdiri dari 3 bagian kelopak bunga saja, anda bisa menambahkan sesuai keinginan anda sendiri, untuk lebih jelasnya berikut tutorial membuat bunga mawar yang sudah saya sertakan tahapan membuat disertai dengan gambar.

step 1 Buat adonan tanah liat jangan terlalu lembek sehingga mudah untuk dibentuk, buat 1 kelopak bunga dengan bentuk memanjang kemudian pipihkan menggunakan tangan anda. Setelah itu, gulung kelopak bunga sehingga berbentuk seperti pada gambar dibawah.

STEP 2 Buat kelopak bunga ke dua sama seperti kelopak pertama, untuk menempelkan antara kelopak pertama dan kedua beri sedikit tanah liat cair pada dasar kelopak pertama kemudian tempel dan gulung kelopak kedua pada kelopak pertama.

STEP 3 Setelah dua kelopak bunga jadi, anda dapat menambahkan 1 kelopak bunga lagi agar bunga tanah liat anda terlihat semakin cantik.

STEP 4 Pada tahapan terakhir ini, anda bisa menempelkan bunga mawar anda pada mangok atau pot bunga sebagai penghias. Selesai kerajinan dari tanah liat kali ini.

DAERAH PENGHASIL KERAJINANDesa Pajetan Desa Pejaten adalah sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, ProvinsiBali. Desa ini merupakan sebuah desa tradisional yang terkenal karena kerajinan barang yang terbuat dari tanah liat seperti gerabah dan keramik. Sebagai sebuah desa yang terkenal dengan kerajinannya desa Pejaten sudah terkenal sejak dahulu, kerajinan tanah liat dari Desa Pejaten berbeda dengan kerajinan yang bisa di temukan di tempat lain dan hasil kerajinannya sudah di pasarkan sampe ke berbagai negara Eropa seperti Jerman dan Swedia serta negara tetangga Australia. Salah satu keunikan kerajinan keramik yang dibuat di Desa Pejaten adalah barangnya tidak diproduksi secara masal sehingga kualitasnya sangat terjaga dan terjamin, sehingga produknya pun diakui oleh negara lain. Bahan kerajinan yang di hasilkan oleh Desa Pejanten seperti keramik dan gerabah banyak di beli oleh beberapa Perusahaan, Hotel serta restaurant bertaraf internasional untuk di jadikan pajangan karena memiliki desain dan kualitas yang baik. Hiasan dan pajangan itu berupa guci berhiaskan ukiran khas Bali, pot serta vas bunga, perlatan makan, asbak, tempat lilin dan lain sebagainya. Para wisatawan yang datang ke Desa biasanya suka menyaksikan pembuatan produksi kerajinankhas Desa yakni keramik atau gerabah. Pengerjaannya dilakukan masih semi tradisional dengan bahan dasar lokal, sementara proses produksi kedua melalui penggarapan yang cukup modern dan bahan bakunya didatangkan dari salah satu kabupaten di Jawa Timur yakni Malang. Selain bisa menyaksikan proses pembuatan dan pembelian, pengunjung juga bisa memesan bentuk atau desain keramik yang bisa di kehendaki. Menurut sejarahnya, sejak jaman dahulu masyarakat setempat telah menambang tanah liat merah sebagai bahan dasar keramik yang banyak terdapat di desa setempat. Tetapi di tahun 80-an karena sering di ekploitasi, tanah liat yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan genting dan kerajinan gerabah mulai menipis tidak lagi melimpah seperti dahulu selain itu masuknya barang-barang yang elbih modern seperti yang terbuat dari bahan alumunium semakin mendesak keberadaan kerajinan des pejaten sehingga memukul omzet penjualan. Para pengrajin yang khawatir hasil produksinya semakin menurun akhirnya mereka berunding untuk menyelesaikan permasalahan tersebut mengatasi masalah tersebut, dan pada tahun 1985 sebagai upaya untuk peningkatan kualitas agar bisa bersaing maka beberapa pengrajin belajar dan untuk menguasai tehnik pembuatan keramik dengan temperatur yang tinggi atau biasa di namakan dengan stonewere. Dari hasil belajar dan keinginan untuk berubah itulah walupun masih menggunakan tanur tradisional serta bahan bakar batok tetapi para pengrajin berhasil membuat keramik yang memiliki kualitas yang tinggi serta artistik sehingga mendongkrak nilai jual dan bisa terkenal hingga saat ini. Untuk menuju desa Pejaten di butuhkan jarak lebih kurang 12 km dari kota Tabanan. Sementara jika dari kota Denpasar membutuhkan jarak 33 km. kunjungilah desa ini jika anda ingin menyaksikan pembuatan barang kerajinan berkualitas tinggi yang sudah di akui negara lain.

Kendal

Seni kerajinan gerabah di daerah kendal ini tidak berbeda jauh dengan seni kerajinan gerabah yang ada di daerah Klampok Banjarnegara dan Kasongan Yogyakarta. Seni kerajinan yang berbahan dasar tanah liat ini untuk dapat menjadi suatu bentuk yang diinginkan membutuhkan proses dalam waktu yang tidakk sedikit. Untuk di daerah pekunden ini seperti yang sudah dilakukan oleh para perajin gerabah adalah mencampuri tanah liat dengan pasir yang sudah disaring. Kemudian adonan tersebut dari tanah liat, pasir dan sedikit air dengan cara yang masih sangat tradisional di injak injak untuk mencampur dan melembutkan tekstur tanah liat tersebut yang membutuhkan waktu 1 jam. Setelah tanah liat tersebut selesai tahap pencampuran baru dapat diolah dan diproses sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Baik itu berupa periuk, cobek, tungku, wajan dan barang barang bersifat seni seperti aneka pot atau vas bunga, barang hiasan hiasan ruang tamu, hiasan taman dan lainnya sesuai barang yang dipesan oleh pengemar barang seni. Tidak hanya sampai disini, para perajin gerabah dipekunden kota Kendal ini masih menggunakan peralatan tradisional yaitu perbot. Alat putar pembuat gerabah di sini terbuat dari kayu dan dibawahnya ditaruh alat pemutar sehingga para perajin antara kaki dan tangan teratur dalam menggerakannya. Setelah gerabah selesai masih membutuhkan waktu untuk pengeringan yang memakan waktu kurang lebih satu hari tergantung cuaca. Jika mendung atau hujan bahkan sampai hari, tapi jika panas terik cukup 1 hari gerabah sudah dapat masuk ke tahap akhir yaitu pembakaran. Pembakaran disini juga masih menggunakan cara sederhana karena Kampung Kunden belum mempunyai tempat pembakaran gerabah yang permanen, seperti yang ada di daerah Klampok dan Kasongan. Karena mungkin dengan proses yang panjang dan melelahkan ini sehingga mengakibatkan turunnya minat generasi muda untuk meneruskan warisan turun temurun ini.

Yogyakarta Kasongan merupakan kawasansentra produksi kerajinan gerabah. Sebagian besar penduduk di Kasongan bekerja sebagai pengrajin gerabah. Kasongan adalah daerah yang ikut menjadi korban bencana gempa bumi pada 27 Mei 2006 lalu, kawasan yang terdiri dari lima dusun ini menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa bumi. Meski produk kerajinan gerabah kasongan mengalami penurunan hampir 50% karena bencana tersebut, perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Produksi kerajinan gerabah Kasongan sebagian besar sudah diekspor ke beberapa negara Eropa dan Australia. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul mencatat, pada 2009 unit usaha kerajinan gerabah Kasongan jumlahnya telah mencapai 441 unit, melebihi jumlah sebelum gempa yang sebanyak 401 unit. Jumlah tenaga kerja yang terserap juga bertambah menjadi 2.367 tenaga kerja, dari sebelumnya hanya 1.995 orang. Kasongan, Yogyakarta Kasongan terletak di selatan kota Yogyakarta kurang lebih 6 km dari pusat kota, tepatnya daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul. Desa ini penghasil kerajinan Gerabah yang sudah terkenal sampai ke Luar negeri serta banyak Wisatawan Mancanegara yang datang berkunjung untuk belanja dan melihat proses pembuatan Grabah tersebut. Awal mulanya tempat ini merupakan desa biasa, pada masa penjajahan Belanda terjadi peristiwa dimana ada seekor kuda milik seorang Reserse Belanda mati di wilyah tersebut, karena ketakutan maka penduduk melepaskan hak atas tanahnya dengan tidak mengakui bahwa tanah tersebut bukan miliknya. Akhirnya hak tanah diambil oleh penduduk desa lain, karena tidak mempunyai lahan persawahan lagi maka mereka mengisi hari-hari luang mereka dengan membuat peralatan rumah tangga dan mainan anak-anak dengan tanah liat yang banyak ditemukan didaerah itu. Dan akhirnya bakat tersebut secara turun temurun terus menerus hingga sekarang . Selain berbelanja dan wisata di kasongan, kita juga bisa melihat proses pembuatan aneka kerajinan tangan gerabah. Kerajinan tangan kerabah sendiri dibuat dalam berbagai maam bentuk misalnya alat rumah tangga, hiasan rumah, souvenir, vas , guci, benda-benda antic dan lain sebaginya masih banyak lagi. Pembuatan gerabah di Kasongan menjadi salah satu fokus matapencaharian penduduk di Desa Kasongan, Bantul, DIY. Gerabah sendiri merupakan sebuah tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga di Desa Kasongan yang membuat dan bermata pencaharian sebagaipembuat gerabah. Gerabah lebih dikenal masyarakat dengan sebutan secara tradisional. Sebagai contoh kendi, gentong, pengaron dansebagainya. Meskipun begitu gerabah di Kasongan telah memiliki banyak variasi, variasi ini disebabkan karena adanya selera peminat gerabah yang berbeda. Hal ini menuntut para pengrajin gerabah mengembangkan teknik dan pola hias mereka sesuai dengan tuntutanpasar. Bahan dasar pembuat gerabah ini berasal dari tanah di tepian aliran sungai yang membentang di tengah Desa Kasongan (Sungai Opak). Jadi pada dasarnya pembuatan gerabah di Kasongan menunjukkan pemanfaatan SDA oleh masyarakatnya. Memasuki kampung Kasongan, di halaman-halaman rumah dan pekarangan warga dengan mudah akan terlihat gerabah berbagai bentuk dan ukuran. Baik yang masih alami berwarna merah bata, ataupun yang telah dilakukan finishing dengan pengecatan beraneka warna atau teknik finishing lain. Di sudut-sudut kampung akan terlihat pula tungku-tungku pembakaran. Jika tertarik, wisatawan dapat pula turut membentuk tanah liat menjadi gerabah bersama para perajin.

MANFAAT DI BIDANG BISNIS Kerajinan hasil olahan masyarakat Bali yang berbahan baku tanah liat menembus pasar ekspor lantaran mampu mengetengahkan rancang bangun (desain) yang memikat konsumen luar negeri. Kami hampir setiap bulan mengirim aneka barang kerajinan berbahan baku tanah liat ke pasar ekspor terutama Eropa, Jepang dan AS, kata Made Kusuma, pedagang dan eksportir aneka barang kerajinan Bali di Kawasan Wisata Kuta, Kabupaten Badung, Selasa. Menurut dia perdagangan ekspor itu menggembirakan mengingat hasil kerajinan masyarakat Bali selama ini hanya untuk memenuhi kepentingan sendiri untuk keperluan upacara adat dan keagamaan. Berkat komunikasi dan perkembangan dunia pariwisata, maka banyak orang asing yang ingin memiliki dan membeli aneka kerajinan dari tanah liat dengan rancang bangun (desain) yang bernilai seni dan unik, ujarnya. Aneka barang kerajinan biasanya dibuat berupa guci atau gentong yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan beras oleh penduduk setempat, namun kini berkembang berupa tempat hiasan lampu yang banyak ditempatkan di taman. Piring berbahan baku tanah liat juga banyak diperdagangkan dari Bali dengan berbagai desain unik hadir untuk menemani aktivitas makan di rumah-rumah makan atau hanya untuk pajangan di ruang tamu atau ditempatkan di tempat strategis oleh pemilik rumah. Made Kusuma mengatakan, perajin mampu memproduksi barang berkualitas ekspor sesuai selera konsumen mancanegara, karena sudah mendapatkan pelatihan dari petugas yang ahli di bidang itu dalam perancangannya maupun dalam pembakarannya. Piring-piring cantik untuk dijadikan pajangan yang sudah dicat maupun dengan warna alami tentu sesuai kesukaan dari para konsumen, kata dia sambil menambahkan bahwa pengusaha hotel di Jepang banyak memesan piring dari Pejaten, Kabupaten Tabanan. Kerajinan berbahan baku tanah liat ini diproduksi oleh masyarakat Bali terutama di pusat kerajinan Desa Pejaten, Tabanan, Kapal Badung, Buleleng dan Gianyar diharapkan akan terus bertambah sesuai perkembangan pasar luar negeri yang semakin bergairah.Hasil kerajinan berbahan baku tanah liat yang diperdagangkan ke mancanegara ikut memperbesar perolehan devisa dari sektor kerajinan Bali yang tercatat sebanyak 1,2 juta dolar AS selama Januari-Juli 2013, hasil pengapalan sebanyak 674.024 keping

POLIMER Polimer tanah liat adalah sejenis material yang banyak digunakan para pekerja di bidang seni. Anak-anak pun menyukainya karena sifatnya yang lentur dan bisa dipakai untuk membuat berbagai macam benda dan bentuk. Kini juga telah tersedia cat khusus untuk polimer tanah liat, termasuk cat warna metalik. Ini membuat polimer tanah liat mampu disulap menjadi menyerupai batu, porselen, batu dan kaca. Dengan tersedianya fasilitas semacam ini, kesempatan bagi bisnis kerajinan tangan dari bahan polimer tanah liat pun terbuka lebar.

Keramik Hias

Saat Anda mengunjungi Bantul Yogyakarta, pastinya tidak asing lagi dengan Desa Wisata Kasongan yang dikenal sebagai sentraindustri gerabah dan keramik. Beragam jenis dan ukuran keramik bisa dengan mudah didapatkan diworkshopyang berjejer sepanjang jalan. Namun Kasongan bukan satu-satunya sentra usaha keramik yang ada di Kabupaten Bantul. Salah satu lokasi produksi yang sampai saat ini masih aktif menghasilkan aneka kerajinan keramik hias adalah Sujiyo Keramik yang beralamat di Dogongan Imogiri. Membangunusahasejak tahun 1996, Pak Sujiyo (41) yang seorang alumni jurusan grafis memiliki ide untuk mengembangkan ilmunya dengan membangun usaha keramik hias. Dengan bahan baku dari tanah liat yang didatangkan dari Godean Sleman, Pak Sujiyo rutin memproduksi beragam keramik dengan desain yang lucu dan menarik. Realita kehidupan pedesaan, religi, hewan, dan tumbuhan menjadi motif desain yang selama ini menjadi ciri khas bapak berputra dua tersebut. Desain yang sesuai dengan realita kehidupan lebih mudah diterima masyarakat ketimbang desain abstrak yang belum tentu orang lain paham kata Pak Sujiyo ketika ditemui tim bisnisUKM Rabu (13/4).Selama ini Pak Sujiyo dibantu 5 orang tenaga produksi yang menangani bagian cetak, penjemuran, pembakaran, pengecatan,finishing, danpacking.Sementara untuk urusan ide dan desain semuanya dihandlePak Sujiyo sendiri. Keunggulan produksi kami karena untuk desain dan cetakan produk kami buat sendiri dengan menggunakan bahan baku gipsum dan silikon terang Pak Sujiyo. Pak Sujiyo mengaku jika banyak usaha sejenis yang sering menjiplak dan menduplikasi desain-desain produksinya. Sehingga, setiap ada kesempatan Pak Sujiyo selalu menciptakan desain baru agar mampu tetap bersaing dengan produk lainnya Untuk menghasilkan keramik-keramik hias tersebut, dibutuhkan waktu beberapa hari sampai produk tersebut bisa siap jual. Tahap awalnya dicetak sesuai dengan desain, kemudian dilakukan penjemuran selama beberapa hari sampai benar-benar kering, setelah itu dilakukan pembakaran, dilanjutkan dengan penghalusan, pengecatan produk, finishing produk, dan terakhir pengemasan produkjelas Pak Sujiyo di lokasi produksinya. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan biaya operasional yang tidak sedikit, namun harga jual produk keramik hias tersebut hanya berkisar Rp.800,00-Rp.2.000,00/ biji untuk ukuran kecil. Sementara untuk ukuran 27 x 37 cm harganya Rp.60.000,00/ biji. Diakui Pak Sujiyo, saat initrendpenjualan produk keramiknya cenderung mengalami penurunan. Keramik itu mengalami masa jaya-jayanya antara tahun 90an sampai tahun 2000, imbuh Pak Sujiyo. Meskipun mengalami penurunan, Pak Sujiyo tetap rutin memproduksi beragam jenis keramik untuk disetorkan di beberapa toko souvenir yang ada di pusat wisata Malioboro. Selain itu, adanya pelanggan dari Bali yang rutin memesan 4000-5000 biji keramik per bulannya juga menjadi sumber pemasukan utama Pak Sujiyo saat ini. Dengan kondisi tersebut, Pak Sujiyo mengaku bisa memperoleh omzet 5-6 juta rupiah per bulan. Adanya persaingan yang semakin ketat dan daya tarik masyarakat yang cenderung menurun terhadap produk kerajinan keramik membuat Pak Sujiyo berfikir bagaimana meningkatkan penjualan produknya. Dan yang baru-baru ini dilakukan adalah inovasi produk kerajinannya dengan menggunakan bahan baku semen yang dicampur kertas daur ulang. Semen dan kertas tersebut memiliki keunggulan lebih kuat dan bisa detail dalam membuat desain produknya terang Pak Sujiyo. Dengan menggunakan silikon sebagai bahan cetaknya, produk kerajinan yang dihasilkan tersebut memiliki keunggulan lebih mudah didesain sedemikian rupa. Dalam sebulan Sujiyo Keramik mampu menghasilkan 5000 buah keramik ukuran kecil dan sedang, sementara untuk produk baru berbahan baku semen baru bisa diproduksi dalam jumlah ratusan. Karena baru 2 bulan berjalan, maka untuk produk yang berbahan baku semen dan kertas belum banyak diminati masyarakat, sehingga dibutuhkan kerja keras untuk memperkenalkan produk kami tersebut jelas Pak Sujiyo ketika ditanya mengenai perkembanganbisnisnya. Produk baru tersebut saat ini selain dipasarkan di Malioboro juga mulai diperkenalkan kepada wisatawan di Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

KARYA KERAJINAN DARI GYPSUM

Kata gipsum berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani , yang artinya memasak. Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gipsum untuk berbagai keperluan, dan material tersebut kemudian disebat dengan plester dari Paris. Orang-orang di daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim untuk kaki, sampo, dan sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White Sands National Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km pasir gipsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gipsum terbesar dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico. Gipsum banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol (penghasil gipsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Manitoba, Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma, Arizona, New Mexico, Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales, Kalimantan, dan Jawa Barat.

Gipsum dari New South Wales, Australia. Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108F atau 42C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit

Pengen Tahu Lebih?Ini Dia Kerajinan Gypsum

Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat. Kandungan gips terdiri atas jenis zat hidrat kalsium sulfat yang dapat terlepas sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa panas. Prosesnya harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk seperti yang di inginkan, harus dibuat cetakan. Jika akan diproduksi dalam jumlah banyak, harus di buat model terlebih dahulu.

Secara umum, untuk semua prosuk gips diperlukan cetakan. Bahan utama pembuatan cetakan adalah silicone rubber, tetapi yang paling gampang dan mudah dicari adalah plastisin atau tanah liat. Fungsi kerajinan dari gips biasanya dapat beupa hiasan dinding, mainan, dan sebagainya.

Apa Aja Peluang Usahanya??

Binsis gips saat ini mempunai peluang yang bagus seiring dengan meningkatnya perekonomian Indonesia. Pesatnya pembangunan rumah dan perkantoran baru merupakan peluang yang baik untuk bisnis gips ini. Usaha Gips tidak memerlukan modal yang besar, dengan sedikit modalpun Anda sudah bisa menjalankan usaha Gips. Modal yang tepenting adalah keuletan Anda dalam menjalankan, dan tidak ketinggalan bagai mana cara Anda menerapkan sistem pemasaran Usaha Gips itu saja sudah lebih dari cukup. Dengan begitu usaha Gips bisa untuk meningkatkan taraf hidup atau menjadi perkerjaan keseharian guna mendapatkan keuntungan. Bicara tentang keuntungan usaha gips memiliki peluang yang cukup bagus. Kerajinan gips bisa juga menjadi alternative usaha untuk yang mencari peluang usaha. Dibanding dengan Keramik gips memiliki keunggulan karena tidak perlu proses pembakaran, dibanding dengan fiberglass bahan gips lebih murah. Sedangkan kerajinan berbahan dasar gips bahannya murah serta mudah didapat dan pembuatannya mudah. Berbagai bentuk kresasi yang bisa dihasilkan dari gips sudah sering kita lihat dipasaran antara lain: celengan gips, boneka macam macam bentuk, frame photo atau pigura foto dari gips souvenir kecil-kecil misal tempelan kulkas, tempat tusuk gigi, gantungan baju , dekorasi ornament gips untuk hiasan rumah, dsb. Tapi gips juga memiliki kelemahan yaitu mudah pecah/rusak/patah.

Rini dan Pekerja Kerajinan Boneka

Gipsum Kota Mojokerto

Beralih Dari Usaha Kerajinan Fiber, Kini Mampu Cetak Karakter Maradona Hingga Angry Bird

KERAJINAN yang tak banyak ditekuni ini menyimpan potensi. Sesuai karakter Kota dengan wilayah yang sempit, tapi dihuni masyarakat yang kreatif. Lantas, bagaimana cerita, Rini, perajin boneka gipsum asal Purwotengah VI/16, Kecamatan Magersari , Kota Mojokerto ini?Berada dalam perkampungan padat di Kota Onde-onde, sepasang suami istri ini mengembangkan bahan bangunan gipsum menjadi barang kerajinan yang laku di pasaran. Prosesnya sederhana. Boneka gipsum dapat digunakan sebagai hiasan fungsional. Nono Heri Santoso dan Rini Hadi Mujiastuti, memulai usaha ini persis di tahun 2000 silam. Idenya, berawal dari pesanan boneka gipsum seorang kolega asal Jember. Sebelumnya, keduanya banyak terlibat dengan usaha kerajinan fiber milik orang tua di Jombang. Awalnya seorang teman mau mengajari dan memberikan cetakan, ungkap Rini, ditemui di kediamannya. Dari situlah, pasangan yang kini dianugerahi tiga putra ini membangun bisnis keluarga berupa boneka gipsum.Tiap bulan, omset boneka gipsum mencapai 30 ribu biji. Boneka yang mengadopsi tokoh-tokoh kartun terkenal tersebut dipasarkan ke sejumlah kota besar di Jawa Timur. Saya bagian produksi, bapak bagian pemasaran, lanjut Rini.Proses pembuatan boneka tergolong sederhana. Ujar Rini, , bahan gipsum ditambah air dimasukkan dalam cetakan. Lalu, digoyang hingga merata. Setelah itu, hasil cetakan dikeluarkan usai tiga menit digoyang. Bahan setengah jadi itu kemudian digosok dan didempul. Langkah pamungkasnya, boneka dilapisi cat dan bahan anti gores. bagian paling sulit, justru membuat master cetakannya. Untuk urusan bikin-membikin model master cetakan, biasanya langsung ditangani Nono. Karena, butuh ketelatenan dan ketrampilan khusus. Banyak model yang dihasilkan. Kebanyakan mengadopsi bentuk tokoh kartun terkenal seperti, tweety, mickey mouse, doraemon, dan lainnya. Selain itu, bentuk lain yang diinginkan pemesan, seperti pemain sepakbola terkenal, Maradona. Boneka gipsum tersebut juga punya nilai tambah. Karena selain menjadi hiasan juga memiliki fungsi tersendiri. Ada yang berupa celengan, tempat pensil, atau tempat tusuk gigi dan pigora. Sekarang, mereka mencoba mengembangkan boneka karakter angry bird yang tengah populer di masyarakat.Pengembangan usaha kecil menengah tersebut terus dilakukan Rini dan suaminya. Beberapa kali ia ikut pameran besutan Diskoperindag Kota Mojokerto. Ia juga pernah mendapat bantuan modal. Melalui website dinas, ia beberapa kali mendapat pesanan.Meski begitu, usaha tersebut bukannya tanpa kendala. Menurut Rini, sulit mencari karyawan. Pasalnya, dengan harga jual yang relatif murah, banyak orang yang enggan bekerja di bidang tersebut. Karena, margin keuntungan dengan honor karyawan rendah.Kendala pengembangan usaha tersebut sebenarnya dapat diatasi. Karena menurut Rini pasar boneka gipsum masih potensial. Karena, peminatnya sangat luas. Boneka ini laku mulai musim liburan sampai musim sekolah, katanya. Jadi, saat musim liburan, ia banyak melempar bonekanya ke tempat-tempat wisata. Sementara, bila musim liburan habis, giliran toko-toko yang berdekatan dengan sekolah-sekolah jadi sasaran pemasaran.(rg)