14
PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP KEBUNTINGAN MENCIT (Mus musculus L.) SELAMA PERIODE ORGANOGENESIS dr. Tias Pramesti Griana 1 , Exma Mu’tatal Hikmah 2 1 Dosen, 2 Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana 50 Malang 65144 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap kebuntingan mencit (Mus musculus L.) selama periode Organogenesis. Asap rokok diberikan dengan cara pemaparan menggunakan spuit tanpa jarum yang dihubungkan dengan selang diameter + 3 mm. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dengan tanpa perlakuan dan kelompok perlakuan paparan asap rokok 3x15 menit / 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok menyebabkan penurunan berat badan mencit. Embrio mencit kelompok perlakuan masih dalam tahap zigot yang berhasil melakukan implantasi, ketidaksesuaian disebabkan kesalahan pada pemisahan kandang jantan dan betina. Keberhasilan implantasi yang terjadi dapat disebabkan dosis yang kurang

HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

Citation preview

Page 1: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP

KEBUNTINGAN MENCIT (Mus musculus L.)

SELAMA PERIODE ORGANOGENESIS

dr. Tias Pramesti Griana1, Exma Mu’tatal Hikmah2

1Dosen, 2Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Jalan Gajayana 50 Malang 65144

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap

kebuntingan mencit (Mus musculus L.) selama periode Organogenesis. Asap rokok

diberikan dengan cara pemaparan menggunakan spuit tanpa jarum yang dihubungkan

dengan selang diameter + 3 mm.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kontrol

dengan tanpa perlakuan dan kelompok perlakuan paparan asap rokok 3x15 menit / 24

jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok menyebabkan

penurunan berat badan mencit. Embrio mencit kelompok perlakuan masih dalam tahap

zigot yang berhasil melakukan implantasi, ketidaksesuaian disebabkan kesalahan pada

pemisahan kandang jantan dan betina. Keberhasilan implantasi yang terjadi dapat

disebabkan dosis yang kurang atau masa yang digunakan. Pada induk, ditemukan

abnormalitas pada paru – paru yang berwarna keabu – abuan.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok kurang

berpegaruh pada induk mencit yang sedang bunting.

Kata Kunci : Asap rokok, mencit, teratogenik.

PENDAHULUAN

Bahaya rokok telah diketahui oleh

banyak kalangan baik efeknya pada

kesehatan perokok maupun efek asap

rokok terhadap perokok pasif di

lingkungannya. Meskipun demikian,

Page 2: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

angka perokok dan kematian akibat

merokok masih sangat tinggi di Indonesia

(Aditama, 1992).

Rokok mengandung banyak bahan

kimia. Setiap satu batang rokok dibakar,

mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia

diantaranya adalah nikotin, gas karbon

monoksida, nitrogen oksida, hydrogen

sianida, nitrogen oksida, hydrogen

sianida, ammonia, akrolein, benzene, dan

etanol. Kandungan rokok sangat

berbahaya bagi perokok maupun dengan

orang-orang di sekitarnya (perokok pasif).

Asap rokok yang terhirup dapat

menyebabkan penyakit berbahaya, yaitu

kanker, penyakit jantung dan emfisema.

Pada organ reproduksi akan menyebabkan

gangguan seperti kemandulan (pria dan

wanita), impotensi, gangguan kehamilan

dan perkembangan janin (Aditama,1992).

Asap rokok yang dihirup seorang

perokok, mengandung komponen gas dan

partikel. Komponen gas sangat berpotensi

untuk menimbulkan radikal bebas, yang

diantaranya terdiri dari karbonmonoksida,

karbondioksida, oksida dari nitrogen dan

senyawa hidrokarbon. Sedangkan

komponen partikel beberapa diantaranya

terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol,

dan cadmium (Zavos et al.,1998).

Dampak negatif rokok dan

asapnya terhadap ibu hamil diantaranya

ancaman persalinan prematur, ketuban

pecah sebelum waktunya, ancaman

lepasnya plasenta sebelum lahir,

plasenta previa, sedangkan dampak

terhadap janin adalah berat badan janin

lebih rendah dari normal, kematian janin

di dalam rahim, meningkat resiko

kematian janin mendadak (Sudden

Infant Death Syndrom/SIDS) ( Valleria,

2009).

Sirajuddin (2011) menyatakan

bahwa Paparan asap rokok berhubungan

nyata dengan berat lahir bayi dan dan

jumlah minimal yang memberikan efek

pada status berat lahir rendah adalah

minimal 30 batang/perhari.

Penelitian oleh Oktavianis (2011)

menyatakan bahwa pemberian asap rokok

sebanyak 1, 2 dan 3 batang setiap hari

selama hari ke 0 – 15 kebuntingan dapat

menyebabkan penurunan berat badan

mencit hamil, jumlah fetus.

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh paparan asap rokok

yang dihasilkan oleh perokok aktif

terhadap kebuntingan mencit (Mus

musculus).

Page 3: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

BAHAN DAN METODE

Hewan Percobaan. Hewan

percobaan yang digunakan adalah tikus

betina dengan kisaran berat badan 20 – 23

g. Mencit diaklimatisasi seminggu di

dalam lab kemudian dilakukan perlakuan

sesuai kelompok. Mencit dipelihara dalam

kandang yang terbuat dari bak plastik dan

tutup kawat, alas tidur berupa skam yang

diganti setiap 3 hari sekali. Pemberian

pakan dan minum dilakukan secara ad

libitum.

Bahan Uji. Bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rokok filter

merk 76 Gold dengan rincian kadar

nikotin 1,6 mg dan volume Tar 25 mg.

Rancangan Penelitian. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah

eksperimen dengan metode Rancangan

Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2

kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan. Perlakuan dengan

satu faktor yaitu lama paparan yang

digunakan.

1. Kontrol tanpa Perlakuan

2. Perlakuan dengan lama paparan

3x15 menit / 24 jam

Cara Kerja. Mencit betina

dewasa dengan kisaran berat badan 20 –

23 gr diaklimatisasi seminggu di

laboratorium. Dicek apusan vagina setiap

3 hari sekali, apabila dalam fase proestrus

atau estrus awal, di taruh pada kandang

dengan berisi jantan. Keesokan harinya

dicek adanya sumbat vagina, apabila ada

maka hai tersebut dinyatakan sebagai hari

ke 0 kehamilan. Pemberian paparan asap

rokok dilakukan pada periode

organogenesis yakni hari ke 10 hingga ke

14 kehamilan. Pemberian dilakukan

dengan spuit (tanpa jarum) yang

dihubungkan dengan selang diameter + 3

mm dan rokok. Dislokasi induk dilakukan

pada hari kehamilan ke 18, sebelum

dilakukan dislokasi ditimbang induk

terlebih dahulu, kemudian setelah

pembedahan dilakukan pengamatan

meliputi jumlah fetus hidup, jumlah

implantasi, bekas implantasi, diukur

panjang uterus, ditimbang berat fetus

hidup dan diamati malformasi pada induk.

Pengamatan embrio yang

diresorpsi dilakukan dengan metode

Harleman (1979) yaitu ditetesi ammonium

sulfat 10%, ditunggu selama 10 menit

kemudian diamati bekas implantasinya

pada uterus.

Analisa Data. Data yang

didapatkan yaitu berat badan induk,

jumlah fetus hidup, jumlah implantasi,

bekas implantasi, panjang uterus dan

abnormalitas yang ditemukan pada induk

Page 4: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

maupun fetus. Data dianalisa secara

perbandingan antara kelompok kontrol

dengan perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengaruh paparan

asap rokok terhadap kebuntingan mencit

(Mus musculus) sebanyak 3x15 menit / 24

jam selama periode organogenesis dapat

dilihat pada beberapa table di bawah.

Pengaruh Paparan Asap Rokok

terhadap Jumlah Fetus Hidup, Jumlah

dan Bekas Implantasi pada Mencit

(Mus musculus). Hasil pengamatan

jumlah fetus hidup, jumlah dan bekas

implantasi (Tabel 1) menunjukkan bahwa

perlakuan paparan asap rokok pada

penelitian ini dapat menurunkan jumlah

implantasi pada uterus, dilihat dari adanya

bekas implantasi pada uterus. Asap rokok

juga menyebabkan tidak ada satupun

embrio yang dapat berkembang, sebab

pada penelitian ini tidak ada fetus yang

ditemukan pada uterus mencit.

Uterus pada kelompok perlakuan

mempunyai panjang dan diameter yang

lebih pendek (Tabel 2 dan Gambar 1).

Menurut Xiau et al (2007), nikotin

dalam asap rokok menyebabkan

pembuluh tali pusat (plasenta) dan uterus

menyempit sehingga akan menurunkan

jumlah oksigen yang diterima janin.

Wanita yang merokok selama hamil

memiliki resiko pecahnya membran

secara prematur dan kemungkinan

kematian janin. Selain itu nikotin yang

masuk dalam pembuluh darah akan

menghambat proses pembelahan.

Hasil pengamatan pada berat

badan induk mencit diketahui bahwa

mencit yang dipapar dengan asap rokok

mempunyai berat yang lebih ringan, hal

ini dapat disebabkan tidak adanya embrio

pada uterus mencit kelompok perlakuan.

Menurut Oktavianis (2011), paparan asap

rokok meningkatan zat karbon monoksida

dalam darah yang menyebabkan

penurunan kadar oksigen dalam darah,

seperti diketahui fungsi oksigen adalah

untuk mengangkut zat-zat makanan

kedalam seluruh tubuh serta membakar

bahan makanan dalam sel, jika oksigen

dalam darah berkurang dapat

menyebabkan pembelahan zat-zat

biomolekul dalam tubuh berkurang

seperti karbohidrat, protein dan lemak

sehingga dapat menyebabkan penurunan

berat badan.

Hasil pengamatan pada uterus

mencit kelompok perlakuan setelah

ditetesi ammonium sulfat 10% adalah

terliat bintik putih. Bintik putih ini adalah

Page 5: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

implantasi zigot hasil fertilisasi yang

sedang dalam tahap perkembangan

(Harleman, 1979). Hasil yang didapatkan

ini menunjukkan bahwa mencit tersebut

bukan berada dalam usia kebuntingan 18

hari, tetapi masih dalam tahap awal

kebuntingan. Kesalahan dalam penelitian

ini dapat disebabkan penempatan kandang

jantan dan betina yang tidak dipisahkan

setelah tanggal penentuan hari ke 0

kebuntingan. Menurut Muna (2011) pada

penelitian teratologi, tahap pra perlakuan

setelah fertilisasi terjadi, setiap hari dicek

apusan vagina dan plugnya, apabila

ditemukan maka hari tersebut ditetapkan

sebagai hari pertama kebuntingan.

Selanjutnya hewan coba yaitu tikus putih

betina dipisahkan dari tikus putih jantan.

Implantasi diawali dengan

hilangnya zona pellucida sehingga

blastosit menempel pada permukaan

endometrium. Dengan menempelnya

blastokist pada permukaan endometrium

maka blastosit menyatu dengan epitel

endometrium. Hasil penelitian ini

ditemukan 2 implantasi pada uterus kiri

dan 3 pada uterus bagian kanan.

Implantasi pada uterus ini baru terjadi,

terlihat dari bekas titik putih pada uterus.

Maka tidak bisa ditentukan pengaruh asap

rokok terhadap perkembangan embrio

mencit.

Berat fetus pada kelompok kontrol

secara berurutan adalah sebesar 1,323 ;

1,227 ; 1,439 ; 0,979 ; 1,217 ; 2,162 ;

1,392 dan 1,237. Rata – rata adalah

sebesar 1,372. Adapun gambar fetus

kelompok kontrol dapat dilihat pada

Gambar 2. Menurut Kusumawati (2004),

berat badan mencit lahir adalah sekitar 1 –

3 gram, maka pada penelitian ini berat

badan fetus mencit kelompok kontrol

adalah normal, sebab pada penelitian ini

dislokasi dilakukan pada hari ke 18

kebuntingan.

Menurut Card dan Mitchell (1979)

dalam Oktavianis (2011), salah satu

kandungan bahan kimia dalam asap

rokok yang dapat mempengaruhi

implantasi adalah nikotin. Pemberian

nikotin secara langsung maupun tidak

langsung dapat menghambat proses

pembelahan sel, menghambat

pembentukan blastosit, dan mencegah

terjadinya implantasi bahkan mengganggu

masuknya embrio ke rongga rahim.

Menurut Soeradi (1995), tikus betina

yang dipaparkan asap rokok kretek

selama 50 hari, setelah dikawinkan

menunjukkan peningkatan kelainan dan

gangguan pada janin secara bermakna, ini

Page 6: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

disebabkan karena tingginya kadar nikotin

dan tar dalam asap rokok kretek.

Komponen lain yang mempengaruhi

kegagalan implantasi adalah cadmium.

Kadmium merupakan salah satu

komponen karsinogenik utama dalam

tar yang dapat menyebabkan kegagalan

dalam proses implantasi.

Berdasarkan perbandingan dengan

literatur, ditemukan ketidaksesuaian yakni

pada perlakuan zigot yang terbentuk

masih mampu melakukan implantasi. Hal

ini dapat disebabkan dosis yang

digunakan kurang tinggi atau kurangnya

masa kebuntingan yang digunakan pada

paparan asap rokok.

Tabel 1. Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Implantasi dan Perkembangan

Fetus Mencit (Mus musculus)

Kelompok Jumlah

(ekor)

Berat badan (gr)

Fetus hidup Panjang

Uterus (cm)

Keterangan

Jumlah Rata - rata

Berat

Badan

Kanan Kiri

Kontrol 1 29 8 1,372 2,7 3 -

Perlakuan 1 24 0 0 1,9 2,2 1. Pada uterus

terdapat

titik putih

Implantasi

kiri : 2,

kanan : 3

Tabel 2. Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Abnormalitas Induk

Kelompok Jumlah ekor Keterangan Abnormalitas

Kontrol 1 1. Tidak ada abnormalitas yang ditemukan

2. Janin normal

Perlakuan 1 1. Paru – paru induk berwarna gelap keabu -

abuan

Page 7: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

Gambar 1 : Uterus Mencit Kelompok Perlakuan

Gambar 2 : Fetus Mencit Kelompok Kontrol

Pengaruh Paparan Asap Rokok

terhadap Abnormalitas Paru - paru

Induk Mencit (Mus musculus) Bunting.

Hasil pengamatan pada Tabel 2

menunjukkan bahwa paparan asap rokok

dapat meningkatkan abnormalitas organ

paru – paru mencit.

Hasil pengamatan abnormalitas

organ terlihat morfologi paru – paru pada

mencit kelompok perlakuan berwarna

keabu – abuan dan lebih gelap

Page 8: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

dibandingkan kelompok kontrol (Gambar

3). Menurut Fajrunni’mah (2011),

rusaknya paru – paru sebagai target utama

dan langsung terkena asap rokok

disebabkan adanya paparan agen kimia di

dalam asap rokok, namun efek yang

menyebabkan penyakit kronik pada sistem

organ lain kemungkinan adalah hasil

paparan secara tidak langsung.

(1) (2)

Gambar 3 : Paru – paru Kelompok Kontrol (1) dan Perlakuan (2)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa asap rokok kurang

berpengaruh terhadap kebuntingan mencit.

Penyebabnya antara lain karena adanya

kesalahan pada cara kerja yakni

pemisahan kandang jantan dan betina,

dapat juga karena rendahnya dosis dan

waktu yang kurang panjang. Penelitian

lebih lanjut dapat dilakukan untuk

mengetahui mekanisme molekular

paparan asap rokok pada fetus.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih

yang sebanyak – banyaknya kepada

pembimbing kami, ibu dr. Tias Pramesti

Griana atas semua bimbingan yang

diberikan, serta kepada laboran yang telah

membantu proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. 1992. Rokok dan

Kesehatan. Jakarta : UI

Fajrunni’mah, Rizana. 2011. Pengaruh

Pemberian Jus Noni Terhadap

Selisih Jumlah Total Leukosit,

Jumlah Neutrofil, dan Kadar

Alkalifosfatase pada Tikus

Wistar Sebelum dan Sesudah

Diberi Paparan Asap Rokok.

Tesis Universitas Diponegoro.

Page 9: HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN

Semarang : Diakses tanggal 21

Juni 2013

Samsuria Efek Asap Rokok terhadap

Tikus (Ratus norvegicus)

Bunting terhadap Tampilan

Fisiologi Induk dan Anaknya

Setelah Dilahirkan. Tesis

Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor. Bogor :

Diakses tanggal 22 Juni 2013

Harleman, Johannes H. dan Seinen,

Willem. 1979. Short-Term

Toxicity and Reproduction

Studies in Rats with

Hexachloro-(1,3)-butadiene.

Toxicology and Applied

Pharmacology 47, l-14. Utrecht

: Diakses tanggal 21 Juni 2013

Muna, Lintal, dkk. 2011. Uji Teratogenik

Ekstrak Pandanus conoideus

Varietas Buah Kuning terhadap

Perkembangan Embrio Tikus

Putih (Rattus norvegicus).

Bioteknologi 8 (2). Purwokerto :

Diakses tanggal 26 Juni 2013

Soeradi, O. 1995. Nikmat Rokok

Membawa Sengsara. Detil

Journal 1.4. Universitas

Indonesia.

Oktavianis. 2011. Efek Pemberian Asap

Rokok terhadap Kehamilan

Tikus Putih (Rattus

norvegicus). Tesis

Pascasarjana Ilmu Biomedik

Universitas Andalas. Padang:

Diakses tanggal 21 Mei 2013

Valleria, 2006. Dampak Negatif Rokok

dan Asapnya. http//www. Klik

dokter menuju sehat. Diakses

tanggal 27 Juni 2013

Xiau D, Huang X, Yang S, Zhang L,

2000. Direct Effect Of

Nicotin On Contractility Of

The Uterine Artery In

Pregnance. The Journal Of

Pharmacol And Exsperient

Therapeutics 322.180-18.

Diakses tanggal 20 Juni 2013

Zavos, P.M., Correa, J.R., Karagounis,

C.S., Ahparaki, A., Phoroglou,

C., Hicks, C.L. 1998. An

Electron Microscope Study of

the Axonemal Ultrastructure in

Human Spermatozoa from Male

Smokers and Nonsmokers.

Fertility and Sterility, 69, 430-

434. Diakses tanggal 21 Juni

2013