Upload
exma-mutatal-hikmah
View
275
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HASIL RISET EFEK TERATOGEN ROKOK TERHADAP JANIN
Citation preview
PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP
KEBUNTINGAN MENCIT (Mus musculus L.)
SELAMA PERIODE ORGANOGENESIS
dr. Tias Pramesti Griana1, Exma Mu’tatal Hikmah2
1Dosen, 2Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana 50 Malang 65144
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap
kebuntingan mencit (Mus musculus L.) selama periode Organogenesis. Asap rokok
diberikan dengan cara pemaparan menggunakan spuit tanpa jarum yang dihubungkan
dengan selang diameter + 3 mm.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kontrol
dengan tanpa perlakuan dan kelompok perlakuan paparan asap rokok 3x15 menit / 24
jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok menyebabkan
penurunan berat badan mencit. Embrio mencit kelompok perlakuan masih dalam tahap
zigot yang berhasil melakukan implantasi, ketidaksesuaian disebabkan kesalahan pada
pemisahan kandang jantan dan betina. Keberhasilan implantasi yang terjadi dapat
disebabkan dosis yang kurang atau masa yang digunakan. Pada induk, ditemukan
abnormalitas pada paru – paru yang berwarna keabu – abuan.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok kurang
berpegaruh pada induk mencit yang sedang bunting.
Kata Kunci : Asap rokok, mencit, teratogenik.
PENDAHULUAN
Bahaya rokok telah diketahui oleh
banyak kalangan baik efeknya pada
kesehatan perokok maupun efek asap
rokok terhadap perokok pasif di
lingkungannya. Meskipun demikian,
angka perokok dan kematian akibat
merokok masih sangat tinggi di Indonesia
(Aditama, 1992).
Rokok mengandung banyak bahan
kimia. Setiap satu batang rokok dibakar,
mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
diantaranya adalah nikotin, gas karbon
monoksida, nitrogen oksida, hydrogen
sianida, nitrogen oksida, hydrogen
sianida, ammonia, akrolein, benzene, dan
etanol. Kandungan rokok sangat
berbahaya bagi perokok maupun dengan
orang-orang di sekitarnya (perokok pasif).
Asap rokok yang terhirup dapat
menyebabkan penyakit berbahaya, yaitu
kanker, penyakit jantung dan emfisema.
Pada organ reproduksi akan menyebabkan
gangguan seperti kemandulan (pria dan
wanita), impotensi, gangguan kehamilan
dan perkembangan janin (Aditama,1992).
Asap rokok yang dihirup seorang
perokok, mengandung komponen gas dan
partikel. Komponen gas sangat berpotensi
untuk menimbulkan radikal bebas, yang
diantaranya terdiri dari karbonmonoksida,
karbondioksida, oksida dari nitrogen dan
senyawa hidrokarbon. Sedangkan
komponen partikel beberapa diantaranya
terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol,
dan cadmium (Zavos et al.,1998).
Dampak negatif rokok dan
asapnya terhadap ibu hamil diantaranya
ancaman persalinan prematur, ketuban
pecah sebelum waktunya, ancaman
lepasnya plasenta sebelum lahir,
plasenta previa, sedangkan dampak
terhadap janin adalah berat badan janin
lebih rendah dari normal, kematian janin
di dalam rahim, meningkat resiko
kematian janin mendadak (Sudden
Infant Death Syndrom/SIDS) ( Valleria,
2009).
Sirajuddin (2011) menyatakan
bahwa Paparan asap rokok berhubungan
nyata dengan berat lahir bayi dan dan
jumlah minimal yang memberikan efek
pada status berat lahir rendah adalah
minimal 30 batang/perhari.
Penelitian oleh Oktavianis (2011)
menyatakan bahwa pemberian asap rokok
sebanyak 1, 2 dan 3 batang setiap hari
selama hari ke 0 – 15 kebuntingan dapat
menyebabkan penurunan berat badan
mencit hamil, jumlah fetus.
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh paparan asap rokok
yang dihasilkan oleh perokok aktif
terhadap kebuntingan mencit (Mus
musculus).
BAHAN DAN METODE
Hewan Percobaan. Hewan
percobaan yang digunakan adalah tikus
betina dengan kisaran berat badan 20 – 23
g. Mencit diaklimatisasi seminggu di
dalam lab kemudian dilakukan perlakuan
sesuai kelompok. Mencit dipelihara dalam
kandang yang terbuat dari bak plastik dan
tutup kawat, alas tidur berupa skam yang
diganti setiap 3 hari sekali. Pemberian
pakan dan minum dilakukan secara ad
libitum.
Bahan Uji. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rokok filter
merk 76 Gold dengan rincian kadar
nikotin 1,6 mg dan volume Tar 25 mg.
Rancangan Penelitian. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimen dengan metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2
kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan. Perlakuan dengan
satu faktor yaitu lama paparan yang
digunakan.
1. Kontrol tanpa Perlakuan
2. Perlakuan dengan lama paparan
3x15 menit / 24 jam
Cara Kerja. Mencit betina
dewasa dengan kisaran berat badan 20 –
23 gr diaklimatisasi seminggu di
laboratorium. Dicek apusan vagina setiap
3 hari sekali, apabila dalam fase proestrus
atau estrus awal, di taruh pada kandang
dengan berisi jantan. Keesokan harinya
dicek adanya sumbat vagina, apabila ada
maka hai tersebut dinyatakan sebagai hari
ke 0 kehamilan. Pemberian paparan asap
rokok dilakukan pada periode
organogenesis yakni hari ke 10 hingga ke
14 kehamilan. Pemberian dilakukan
dengan spuit (tanpa jarum) yang
dihubungkan dengan selang diameter + 3
mm dan rokok. Dislokasi induk dilakukan
pada hari kehamilan ke 18, sebelum
dilakukan dislokasi ditimbang induk
terlebih dahulu, kemudian setelah
pembedahan dilakukan pengamatan
meliputi jumlah fetus hidup, jumlah
implantasi, bekas implantasi, diukur
panjang uterus, ditimbang berat fetus
hidup dan diamati malformasi pada induk.
Pengamatan embrio yang
diresorpsi dilakukan dengan metode
Harleman (1979) yaitu ditetesi ammonium
sulfat 10%, ditunggu selama 10 menit
kemudian diamati bekas implantasinya
pada uterus.
Analisa Data. Data yang
didapatkan yaitu berat badan induk,
jumlah fetus hidup, jumlah implantasi,
bekas implantasi, panjang uterus dan
abnormalitas yang ditemukan pada induk
maupun fetus. Data dianalisa secara
perbandingan antara kelompok kontrol
dengan perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pengaruh paparan
asap rokok terhadap kebuntingan mencit
(Mus musculus) sebanyak 3x15 menit / 24
jam selama periode organogenesis dapat
dilihat pada beberapa table di bawah.
Pengaruh Paparan Asap Rokok
terhadap Jumlah Fetus Hidup, Jumlah
dan Bekas Implantasi pada Mencit
(Mus musculus). Hasil pengamatan
jumlah fetus hidup, jumlah dan bekas
implantasi (Tabel 1) menunjukkan bahwa
perlakuan paparan asap rokok pada
penelitian ini dapat menurunkan jumlah
implantasi pada uterus, dilihat dari adanya
bekas implantasi pada uterus. Asap rokok
juga menyebabkan tidak ada satupun
embrio yang dapat berkembang, sebab
pada penelitian ini tidak ada fetus yang
ditemukan pada uterus mencit.
Uterus pada kelompok perlakuan
mempunyai panjang dan diameter yang
lebih pendek (Tabel 2 dan Gambar 1).
Menurut Xiau et al (2007), nikotin
dalam asap rokok menyebabkan
pembuluh tali pusat (plasenta) dan uterus
menyempit sehingga akan menurunkan
jumlah oksigen yang diterima janin.
Wanita yang merokok selama hamil
memiliki resiko pecahnya membran
secara prematur dan kemungkinan
kematian janin. Selain itu nikotin yang
masuk dalam pembuluh darah akan
menghambat proses pembelahan.
Hasil pengamatan pada berat
badan induk mencit diketahui bahwa
mencit yang dipapar dengan asap rokok
mempunyai berat yang lebih ringan, hal
ini dapat disebabkan tidak adanya embrio
pada uterus mencit kelompok perlakuan.
Menurut Oktavianis (2011), paparan asap
rokok meningkatan zat karbon monoksida
dalam darah yang menyebabkan
penurunan kadar oksigen dalam darah,
seperti diketahui fungsi oksigen adalah
untuk mengangkut zat-zat makanan
kedalam seluruh tubuh serta membakar
bahan makanan dalam sel, jika oksigen
dalam darah berkurang dapat
menyebabkan pembelahan zat-zat
biomolekul dalam tubuh berkurang
seperti karbohidrat, protein dan lemak
sehingga dapat menyebabkan penurunan
berat badan.
Hasil pengamatan pada uterus
mencit kelompok perlakuan setelah
ditetesi ammonium sulfat 10% adalah
terliat bintik putih. Bintik putih ini adalah
implantasi zigot hasil fertilisasi yang
sedang dalam tahap perkembangan
(Harleman, 1979). Hasil yang didapatkan
ini menunjukkan bahwa mencit tersebut
bukan berada dalam usia kebuntingan 18
hari, tetapi masih dalam tahap awal
kebuntingan. Kesalahan dalam penelitian
ini dapat disebabkan penempatan kandang
jantan dan betina yang tidak dipisahkan
setelah tanggal penentuan hari ke 0
kebuntingan. Menurut Muna (2011) pada
penelitian teratologi, tahap pra perlakuan
setelah fertilisasi terjadi, setiap hari dicek
apusan vagina dan plugnya, apabila
ditemukan maka hari tersebut ditetapkan
sebagai hari pertama kebuntingan.
Selanjutnya hewan coba yaitu tikus putih
betina dipisahkan dari tikus putih jantan.
Implantasi diawali dengan
hilangnya zona pellucida sehingga
blastosit menempel pada permukaan
endometrium. Dengan menempelnya
blastokist pada permukaan endometrium
maka blastosit menyatu dengan epitel
endometrium. Hasil penelitian ini
ditemukan 2 implantasi pada uterus kiri
dan 3 pada uterus bagian kanan.
Implantasi pada uterus ini baru terjadi,
terlihat dari bekas titik putih pada uterus.
Maka tidak bisa ditentukan pengaruh asap
rokok terhadap perkembangan embrio
mencit.
Berat fetus pada kelompok kontrol
secara berurutan adalah sebesar 1,323 ;
1,227 ; 1,439 ; 0,979 ; 1,217 ; 2,162 ;
1,392 dan 1,237. Rata – rata adalah
sebesar 1,372. Adapun gambar fetus
kelompok kontrol dapat dilihat pada
Gambar 2. Menurut Kusumawati (2004),
berat badan mencit lahir adalah sekitar 1 –
3 gram, maka pada penelitian ini berat
badan fetus mencit kelompok kontrol
adalah normal, sebab pada penelitian ini
dislokasi dilakukan pada hari ke 18
kebuntingan.
Menurut Card dan Mitchell (1979)
dalam Oktavianis (2011), salah satu
kandungan bahan kimia dalam asap
rokok yang dapat mempengaruhi
implantasi adalah nikotin. Pemberian
nikotin secara langsung maupun tidak
langsung dapat menghambat proses
pembelahan sel, menghambat
pembentukan blastosit, dan mencegah
terjadinya implantasi bahkan mengganggu
masuknya embrio ke rongga rahim.
Menurut Soeradi (1995), tikus betina
yang dipaparkan asap rokok kretek
selama 50 hari, setelah dikawinkan
menunjukkan peningkatan kelainan dan
gangguan pada janin secara bermakna, ini
disebabkan karena tingginya kadar nikotin
dan tar dalam asap rokok kretek.
Komponen lain yang mempengaruhi
kegagalan implantasi adalah cadmium.
Kadmium merupakan salah satu
komponen karsinogenik utama dalam
tar yang dapat menyebabkan kegagalan
dalam proses implantasi.
Berdasarkan perbandingan dengan
literatur, ditemukan ketidaksesuaian yakni
pada perlakuan zigot yang terbentuk
masih mampu melakukan implantasi. Hal
ini dapat disebabkan dosis yang
digunakan kurang tinggi atau kurangnya
masa kebuntingan yang digunakan pada
paparan asap rokok.
Tabel 1. Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Implantasi dan Perkembangan
Fetus Mencit (Mus musculus)
Kelompok Jumlah
(ekor)
Berat badan (gr)
Fetus hidup Panjang
Uterus (cm)
Keterangan
Jumlah Rata - rata
Berat
Badan
Kanan Kiri
Kontrol 1 29 8 1,372 2,7 3 -
Perlakuan 1 24 0 0 1,9 2,2 1. Pada uterus
terdapat
titik putih
Implantasi
kiri : 2,
kanan : 3
Tabel 2. Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Abnormalitas Induk
Kelompok Jumlah ekor Keterangan Abnormalitas
Kontrol 1 1. Tidak ada abnormalitas yang ditemukan
2. Janin normal
Perlakuan 1 1. Paru – paru induk berwarna gelap keabu -
abuan
Gambar 1 : Uterus Mencit Kelompok Perlakuan
Gambar 2 : Fetus Mencit Kelompok Kontrol
Pengaruh Paparan Asap Rokok
terhadap Abnormalitas Paru - paru
Induk Mencit (Mus musculus) Bunting.
Hasil pengamatan pada Tabel 2
menunjukkan bahwa paparan asap rokok
dapat meningkatkan abnormalitas organ
paru – paru mencit.
Hasil pengamatan abnormalitas
organ terlihat morfologi paru – paru pada
mencit kelompok perlakuan berwarna
keabu – abuan dan lebih gelap
dibandingkan kelompok kontrol (Gambar
3). Menurut Fajrunni’mah (2011),
rusaknya paru – paru sebagai target utama
dan langsung terkena asap rokok
disebabkan adanya paparan agen kimia di
dalam asap rokok, namun efek yang
menyebabkan penyakit kronik pada sistem
organ lain kemungkinan adalah hasil
paparan secara tidak langsung.
(1) (2)
Gambar 3 : Paru – paru Kelompok Kontrol (1) dan Perlakuan (2)
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa asap rokok kurang
berpengaruh terhadap kebuntingan mencit.
Penyebabnya antara lain karena adanya
kesalahan pada cara kerja yakni
pemisahan kandang jantan dan betina,
dapat juga karena rendahnya dosis dan
waktu yang kurang panjang. Penelitian
lebih lanjut dapat dilakukan untuk
mengetahui mekanisme molekular
paparan asap rokok pada fetus.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebanyak – banyaknya kepada
pembimbing kami, ibu dr. Tias Pramesti
Griana atas semua bimbingan yang
diberikan, serta kepada laboran yang telah
membantu proses penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 1992. Rokok dan
Kesehatan. Jakarta : UI
Fajrunni’mah, Rizana. 2011. Pengaruh
Pemberian Jus Noni Terhadap
Selisih Jumlah Total Leukosit,
Jumlah Neutrofil, dan Kadar
Alkalifosfatase pada Tikus
Wistar Sebelum dan Sesudah
Diberi Paparan Asap Rokok.
Tesis Universitas Diponegoro.
Semarang : Diakses tanggal 21
Juni 2013
Samsuria Efek Asap Rokok terhadap
Tikus (Ratus norvegicus)
Bunting terhadap Tampilan
Fisiologi Induk dan Anaknya
Setelah Dilahirkan. Tesis
Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor :
Diakses tanggal 22 Juni 2013
Harleman, Johannes H. dan Seinen,
Willem. 1979. Short-Term
Toxicity and Reproduction
Studies in Rats with
Hexachloro-(1,3)-butadiene.
Toxicology and Applied
Pharmacology 47, l-14. Utrecht
: Diakses tanggal 21 Juni 2013
Muna, Lintal, dkk. 2011. Uji Teratogenik
Ekstrak Pandanus conoideus
Varietas Buah Kuning terhadap
Perkembangan Embrio Tikus
Putih (Rattus norvegicus).
Bioteknologi 8 (2). Purwokerto :
Diakses tanggal 26 Juni 2013
Soeradi, O. 1995. Nikmat Rokok
Membawa Sengsara. Detil
Journal 1.4. Universitas
Indonesia.
Oktavianis. 2011. Efek Pemberian Asap
Rokok terhadap Kehamilan
Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Tesis
Pascasarjana Ilmu Biomedik
Universitas Andalas. Padang:
Diakses tanggal 21 Mei 2013
Valleria, 2006. Dampak Negatif Rokok
dan Asapnya. http//www. Klik
dokter menuju sehat. Diakses
tanggal 27 Juni 2013
Xiau D, Huang X, Yang S, Zhang L,
2000. Direct Effect Of
Nicotin On Contractility Of
The Uterine Artery In
Pregnance. The Journal Of
Pharmacol And Exsperient
Therapeutics 322.180-18.
Diakses tanggal 20 Juni 2013
Zavos, P.M., Correa, J.R., Karagounis,
C.S., Ahparaki, A., Phoroglou,
C., Hicks, C.L. 1998. An
Electron Microscope Study of
the Axonemal Ultrastructure in
Human Spermatozoa from Male
Smokers and Nonsmokers.
Fertility and Sterility, 69, 430-
434. Diakses tanggal 21 Juni
2013