Upload
herirismayanto
View
244
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
uas
Citation preview
NAMA : HERI RISMAYANTO
NIM : 21010113060035
KELAS : A
JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER BAHASA INDONESIA THANUN
2015
1. Mengoreksi dan menyusun kembali sajian alinea, sehingga memenuhi kaidah
ragam tulis berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan juga memenuhi
persyaratan penyusunan alinea yang baik dan benar.
a. Pelajar Sekolah Dasar ( SD ) selalu senang ketika hari libur sekolah, misalnya
hari Minggu. Hal itu karena mereka dapat berenang di sungai yang airnya
jernih. Namun sebenarnya, banyak dari orang tua mereka merasa was-was
dengan datangnya bencana banjir yang tidak diinginkan.
b. Banyak mahasiswa yang ingin memiliki keahlian dibidang tertentu saat masa
pendidikan mereka sudah berakhir. Maka dari itu, ada dua hal yang harus
mereka lakukan, yaitu rajin belajar dan berdoa. Hal itu karena negara
Indonesia tercinta ini selalu menginginkan lahirnya sosok-sosok ilmuwan baru
yang handal dalam suatu bidang ilmu tertentu.
2. Memperbaiki sajian kalimat, sehingga menjadi kalimat yang baik dan benar.
a. Adik sedang bermain di halaman rumah, bersama teman-temannya.
b. Ibu bertanya kepada adik, “Apakah adik sudah mengerjakan tugas?”.
c. Jangan katakan kepada siapa pun, jika aku mencintaimu.
BAB I
i
BAB I
1
2
3. Menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan macam dan cara penomoran
halaman (dalam karya ilimiah).
Macam nomor atau angka halaman ada dua, yaitu
a. Angka Romawi
Angka Romawi dibedakan menjadi dua
1. Romawi besar
Angka Romawi besar digunakan untuk penanda pembagian bab, misalnya
Bab I.
2. Romawi kecil
Angka Romawi kecil digunakan untuk halaman bukan isi. Penomoran
angka Romawi kecil i (satu) dihitung dari halaman judul pada cover
(depan) dan salinannya, hanya saja tidak ditulis atau dimunculkan. Cara
penulisan penomoran angak Romawi kecil yaitu di bawah tengah
halaman.
b. Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab digunakan untuk:
1. Halaman isi, sehingga digunakan pada halaman pertama dari bab 1, dan
ditulis di bawah tengah halaman. Penulisan halaman semacam ini, berlaku
untuk setiap bab baru termasuk halaman pertama daftar pustaka.
A.
1
1
2
Sedangkan untuk halaman selanjutnya penomoran ditulis di bagian kanan
atas halaman.
2. Bagian bab/subbab dan subbab/item.
3. Halaman lampiran (halaman bukan isi), hanya saja penomoran dimulai dari
angka satu lagi, dan cara penulisannya di bawah tengah halaman. Penomoran
halaman berikutnya ditulis di bagian kanan atas, dan berkas lampiran
diletakkan di akhir, yaitu setelah sajian daftar pustaka.
4. Menjelaskan macam dan cara penyampain pidato, serta kelebihan dan kekurangan
dari cara penyampaian pidato tersebut.
a. Menyampaikan pidato dengan metode “Impromptu”.
Metode pidato Impromptu adalah membawakan pidato dengan tanpa
persiapan. Pembicara yang menggunakan metode ini harus mempunyai
wawasan dan jam terbang yang tinggi dalam membawakan pidato. Dalam
metode ini, pembicara harus menggunakan improvisasi ( spontanitas ) yang
baik dan benar, sehingga nantinya tidak terkesan sembarangan dalam
mengutarakan isi pidato. Metode ini digunakan untuk pidato yang bersifat
mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu. Kelebihan metode pidato
ini yaitu pidato tersaji dengan menarik, karena pembicara bisa menampilkan
bahasa tubuh dengan maksimal. Kekurangan metode ini yaitu apabila
pembicara tidak lancar dalam membawakan isi pidato, akan menimbulkan
kebingugan bagi yang mendengarkan pidato.
b. Menyampaikan pidato dengan metode “Memoriter”.
Metode pidato memoriter adalah membawakan pidato dengan cara menghafal
teks pidato. Pembicara yang menggunakan metode ini dituntut untuk lancar
dalam berbicara , lancar dalam menyampaikan isi pidato , dan harus bisa
mengkondisikan dirinya ketika lupa tentang yang akan diutarakan. Kelebihan
metode ini yaitu pembicara akan terlihat sangat lancar berpidato apabila teks
yang telah dirancang benar – benar tersampaikan dengan baik. Kekurangan
dari metode ini yaitu apabila pembicara lupa tentang teks yang akan
disampikan, pembicara harus bisa menguasasi situasi, jangan sampai terlihat
gugup, dan harus tetap tenang .
c. Menyampaikan Pidato dengan metode “Membaca Naskah”.
Menyampaikan pidato dengan membaca naskah dipandang mudah, sebab
pembicara hanya membaca apa yang terdapat pada teks. Hal itu merupakan
salah satu kelebihan dari penyampaian pidato dengan membaca naskah.
Namun, membaca naskah tanpa dilandasi pemahaman isi naskah dan konteks
maka isi dari pidato tersebut tidak akan tersampaikan dengan benar. Adapun
kekurangan dari penyampaian pidato dengan membaca naskah yaitu,
penyampaian pidato akan terkesan kaku, karena pembicara terpusat pada
naskah. Akibat pembicara terpaku pada naskah, maka tidak menampakkan
pandangan atau raut wajah kepada pendengar, serta gesture dari pembicara
pun tidak terlihat. Kondisi ini, dapat membuat keberadaan pembicara menjadi
membosankan. Pendengar tidak lagi menampakkan ketekunan menyimak atas
materi pidato yang sedang dibaca oleh pembicara.
d. Menyampaikan Pidato dengan metode “Membuat Kisi-Kisi Naskah”.
Membuat kisi-kisi materi berpidato, pada dasarnya mempersiapkan bahan
pidato berdasarkan garis-garis besar materi. Kegiatan semacam ini, dilakukan
secara langsung oleh pembicara, sebab pembicara tahu persis gambaran garis-
garis besar materi. Untuk itu, pembicara perlu memahami materi yang akan
disampaikan. Kelebihan menyampaikan pidato dengan membuat kisi-kisi
naskah adalah pada saat pembicara berpidato, pembicara berpegang pada
catatan kisi-kisi yang ada. Keberadaan kisi-kisi menjadi pengingat atau
pedoman atas urutan materi yang disampaikan. Sedangkan kekurangan
menyampaikan pidato dengan membuat kisi-kisi naskah adalah jika
pembicara kurang konsenterasi karena kurang percaya diri atau karena hal
lain, maka pembicara akan sulit untuk menggambarkan atau menjelaskan kisi-
kisi pidato.
5. Memberikan contoh kutipan langsung empat baris dan kutipan langsung lebih dari
empat baris.
a. Kutipan Lansung ≤ (kurang dari atau sama dengan) empat baris
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. (Al-Hajj:27).
b. Kutipan Langsung > (lebih dari) empat baris
Sesuai keputusan Rektor No.4 tahun 2015, masa studi mahasiswa dibatasi
hanya 4 tahun untuk program D3 ( Diploma 3 ). Berkaitan dengan hal
tersebut, kami perwakilan Mahasiswa D3 Teknik Sipil ingin mempertanyakan
dasar dari keputusan tersebut, yaitu :
Pertama, atas dasar apa pihak Rektorat membatasi masa studi Mahasiswa Program Diploma 3 yang semula maksimal 5 tahun diganti dengan maksimal 4 tahun.
Kedua, apa keunggulan masa studi maksimal 4 tahun dengan masa studi maksimal 5 tahun.
Ketiga, sudah tepatkah masa studi Mahasiswa Program Diploma 3 ini maksimal hanya 4 tahun (Suyono, 1990:18).
6. Membuat sajian daftar referensi dan daftar pustaka.
a. Daftar Referensi
(Pujo, 2005: 15)
(Polopo, 2011: 23)
(Nastiti, 5 April 2014: 5)
(Muin, 2010: 19)
(Muin, 2008: 6)
(Muin, 2011: 27)
(Muin, 2013: 22)
(Departemen Agama RI, 2010: 39)
(Effendi, dkk. (ed), 2012: 15)
(Sugiarto, 2009: 8)
(Sutopo KS, 2013: 12)
(Dewi dalam Murni, 2010: 32)
(Abadi (ed), 2002: 25)
(Pujo, 2007: 17)
(Sugiarto dan Slamet Rahardjo, 2011: 13)
(Pujo dan Puji Palupi, 1 April 2010:18)
b. Daftar Pustaka
Abadi, Sutopo (ed). 2002. Berpikir Positif. Jakarta: Puspa.
Departemen Agama RI. 2010. Pedoman Akad Nikah. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Dewi, Puspa. 2010. “Mencari Jodoh. Dalam Dewi Murni . Oh Cintaku.
Surabaya: Dian.
Effendi, Sartono, dkk. (ed). 2012. Beginilah Berbahasa Indoensia yang Baik.
Surabaya: Dian
Muin, Mas. 2008 Belajar Menyanyi. Surabaya: Bulan.
-------------. 2010. Belajar Menari. Semarang: Matahari.
-------------. 2011. Belajar Memasak. Yogyakarta: Bintang.
-------------. 2013. Belajar Bela Diri. Semarang: Awan.
Nastiti.. “Menjaga Keutuhan Bangsa”. Kompas, 5 April 2014.
Polopo, Sunarji. 2011. Bersatulah Bangsaku. Surabaya: Pelita.
Pujo, Sunarto 2005. Demi Masa Depan. Jakarta: Obor.
---------------. 2007. Generasi Muda Bangsa. Jakarta: Obor
Pujo, Sunarto dan Puji Palupi. 1 April 2010.
Sugiarto, FX. 2009. Mengenal Diri Sendiri. Semarang: Mas.
Sugiarto, FX dan Slamet Rahardjo. 2011. Mengenal Negeriku Indonesia.
Semarang: Mas
Sutopo KS. 2013. Merpati Putih. Yogyakarta: Pelita.