14
LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat (Mansjoer . 2000). Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian-bagian lemah dari lapisan muscular aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia (R.Syamsuhidajat, Wim Dejong. 1998). Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ jaringan melalui lubang abnormal (Dorlands WA Newman. 2002). B. Etiologi 1. Kongenital Terjadi sejak lahir adanya defek pada suatu dinding rongga. 2. Didapat (akquisita) Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas, kelemahan umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, gangguan proses kencing,

Hernia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hernia

Citation preview

Page 1: Hernia

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal

melalui lubang kongenital atau didapat (Mansjoer . 2000).

Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga melalui

defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia

abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian-bagian lemah dari

lapisan muscular aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong

dan isi hernia (R.Syamsuhidajat, Wim Dejong. 1998).

Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ jaringan melalui lubang

abnormal (Dorlands WA Newman. 2002).

B. Etiologi

1. Kongenital

Terjadi sejak lahir adanya defek pada suatu dinding rongga.

2. Didapat (akquisita)

Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas, kelemahan

umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan dalam waktu yang

lama misalnya batuk kronis, gangguan proses kencing, kehamilan,

mengejan saat miksi, mengejan saat defekasi, pekerjaan mengangkat

benda berat (Mansjoer, Arif. 2000).

C. Patofisisologi

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor

kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu

kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui

kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil,

batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi

rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol

keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan

Page 2: Hernia

akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-

laki, sehingga menyebakan hernia.

Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang

tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan

antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat

dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk

berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi

penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga

terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala

abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan

menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi

hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat

terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas

jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan

penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan

strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan

obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah

benjolan menjadi merah. (Manjoer, Arif. 2000).

Page 3: Hernia

Pathway

Faktor konginetal faktor didapat(batuk kronis,Penutupan proses vaginalis mengejan saat defekasi,Pada waktu kehamilan pekerjaan saat mengankat

Benda berat

Peningkatan tekanan intra abdomen

Masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis

Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus

Tonjolan akan sampai ke spektrum

Hernia

Tidak dapat kembali secara normal dapat kembali secara normal

Tndakan pembedahan post operasi hernia

Adanya luka insisi

Sistem irigasi penurunan fungsi ususDiskontinuitas perawatan lukaJaringan yang kurang

Keseimbangan diit cairanCairan invasi kuman

Nutrisi adekuat

Nyeri akut

Gangguan integrirtas kulit

Resiko infeksiKetidakseimbangan

nutrisi kurang dari ebutuhan

Kekurangan volume cairan

Page 4: Hernia

D. Manisfestasi KlinisUmumnya pasien mengatakan turunnya selangkangan atau kemaluan.

Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila

menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila posisi berdiri bisa

timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri. Keadaan

umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak tampak, pasien dapat disuruh

mengejan dengan menutup mulut dalam posisi berdiri. Bila ada hernia maka

akan tampak benjolan. Bila memang sudah tampak benjolan, harus diperiksa

apakah benjolan tersebut dapat dimasukkan kembali. Pasien diminta

berbaring, bernapas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal,

lalu skrotum diangkat perlahan-lahan. Diagnosis pasti hernia pada umumnya

sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang teliti. Keadaan cincin

hernia juga perlu diperiksa. Melalui skrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas

lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus

inguinalis internus. Pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk.

Pasien diminta mengejan dan merasakan apakah ada massa yang menyentuh

jari tangan: Bila massa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia

inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka diagnosisnya

adatah hernia inguinalis medialis.

E. Komplikasi

Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia

sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut

hernia inguinalis ireponibilis. pada keadaan ini belum ada gangguan

penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan

ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan

isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih

sering menyebabka ireponibilis daripada usus halus. Terjadi penekanan

terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini

menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskular

(proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata. Pada

Page 5: Hernia

keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah,

dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu,

daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah.

F. Penatalaksanaan

Pada hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedahelektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.Prinsip terapi operatif pada hernia inguinalis:1. Untuk memperoleh keberhasilan maka faktor-faktor yang menimbulkan

terjadinya hernia harus dicari dan diperbaiki (batuk kronik, prostat, tumor, asites, dan lain-lain). Dan defek yang ada direkonstruksi dan diaproksimasi tanpa tegangan.

2. Sakus hernia indirek harus di isolasi, dipisahkan dari peritoneum, dan diligasi.Anak-anak yang mempunyai anatomi inguinal normal, repair hanya terbatas pada ligasi tinggi, memisahkan sakus, dan mengecilkan cincin ke ukuran yang semestinya. Pada kebanyakan hernia orang dewasa, dasar inguinal juga harus direkonstruksi. Cincin inguinal juga dikecilkan. Pada wanita, cincin inguinal dapat ditutup total untuk mencegah rekurenasi dari tempat yang sama.

3. Hernia rekuren yang terjadi dalam beberapa bulan atau setahun biasanya menunjukkan adanya repair yang tidak adekuat. Sedangkan rekuren yang terjadi setelah dua tahun atau lebih cenderung disebabkan oleh timbulnya kelemahan yang progresif pada fasia pasien.. Rekurensi berulang setelah repair berhatihati yang dilakukan oleh seorang ahli menunjukkan adanya defek dalam sintesis kolagen. Tindakan bedah pada hernia adalah henioplasty dan hernioraphy. Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat, dan dilakukan Bassinplasty atau. tekan yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat, prinsipnya hampir sama dengan bedah elektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus halus dilihat vital atau tidak. Bila vital dikembalikan ke rongga perut, sedangkan bila tidak, dilakukan reseksi dan anastomosis end to end. Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan vital langsung tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap (Mansjoer Arif. 2000).

G. Pemeriksaan Penunjang1. Foto Abdomen

Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus terlokalisis.

2. UrinalisisMunculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.

3. ElektrolitKetidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium akan mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan curah jantung.

Page 6: Hernia

4. AGD (Analisa Gas Darah)Mengevaluasi status pernafasan terakhir.

5. ECG (Elektrocardiograf)Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi (Doengoes. 2000).

H. Asuhan Keperawatan1. Pengkajian

Adapun data-data yang menjadi data fokus dari hernia adalah sebagai berikut:a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelemahan, riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.Tanda : Gangguan dalam berjalan, kelemahan ambulasi.

b. EliminasiGejala: : Konstipasi, tidak dapat flaktus.Tanda : Adanya retensi urine atau inkontinensia urine.

c. Makanan / cairanGejala : Hilangnya nafsu makan, mual, muntah.Tanda : BB turun, dehidrasi, lemas otot.

d. Nyeri / kenyamananGejala : Nyeri tekan pada kwadran bawah, semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, mengangkat benda berat, defekasi, nyeri tak ada hentinya atau ada episode nyeri yang lebih berat secara intermiten.Tanda : Prubahan gara berjalan, nyeri tekan abdomen.

e. KeamananGejala : Peningkatan suhu 39.6 - 400C.

f. Adapun data-data yang harus dikaji pasca operasi hernioraphy adalah sebagai berikut :System pernafasanPotensi jalan nafas, perubahan pernafasan (rata-rata, pola dan kedalaman), RR < 10 x/menit, auskultasi paru : keadekuatan ekspansi paru, kesimetrisan.Inspeksi : pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan diafragma, retraksi sternal, thorax drain.

g. System cardiovascularSirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit (4x), 30 menit (4x), 2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi stabil. Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperature, dan ukuran ekstremitas).

h. Keseimbangan cairan dan elektrolit : inspeksi membrane mukosa (warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan), kaji intake / output, monitor cairan intravena dan tekanan darah.

i. System persarafan.Kaji fungsi serebral dan tingkat kesadaran, kekuatan otot, koordinasi.

j. System perkemihan

Page 7: Hernia

Control volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6-8 jam pasca anesthesia, retensio urine, Dower catheter (kaji warna, jumlah urine, output urine < 30 ml/jam)

k. System gastrointestinalMual muntah, kaji fungsi gastrointestinal dengan auskultasi suara usus, kaji palitik ileus, Insersi NG tube intra operatif dengan drainage lambung (untuk memonitor perdarahan, mencegah obstruksi usus, irigasi atau pemberian obat, jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6- 8 jam).

l. System integumentKaji factor infeksi luka, diostensi dari odema/palitik illeus, tekanan pada daerah luka, dehiscence, eviscerasi.

m. Drain dan balutanSemua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit pada saat diruang post anesthesia recovery meliputi jumlah, warna, konsistensi, dan bau cairan drain dan tanggal observasi.

n. Pengkajian nyeriNyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah, drain dan posisi intra operatif. Kaji tanda fisik dan emosi (peningkatan nadi dan tekanan darah, hypertensi, diaphoresis, gelisah, menangis), kaji kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetik.

2. Diagnosa KeperawatanDari teori tentang Post Operasi Hernioraphy, dapat ditarik beberapa diagnose antara lain :a. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan ditandai dengan

luka pada abdomen.b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada luka bekas

post operasi.c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka insisi

ditandai dengan ketidaknyamanan keterbatasan gerak.d. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

diit cairan ditandai dengan penuruna fungsi usus.e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan system irigasi /

drainage ditandai dengan keseimbangan cairan.f. Resiko infeksi berhubungan dengan proses invasi kuman ditandai

dengan perawatan luka yang kurang.3. Intervensi

a. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang atau hilang.Kriteria hasil : Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang, Pasien dapat beristirahat dengan tenang.Intervensi :1) Kaji nyeri, catat lokasi intensitas (Skala 0-10)

Rasional : Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesic atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi.

2) Pantau tanda-tanda vital

Page 8: Hernia

Rasional : Respons autoromik meliputi perubahan pada TD, nasi dan pernafasan yang berhubungan dengan keluhan / penghilangan nyeri.

3) Dorong Ambulasi diriRasional : Meningkatkan normalisasi fungsi organ contoh merangsang peristaltik dan kelancaran flaktus.

4) Ajarkan teknik relaksasi dan DistraksiRasional : Meningkatkan istirahat, memusatkan kembali perhatian dapat meningkatkan koping.

5) Kolaborasi Pemberian Obat AlagetikRasional : Memberikan penurunan nyeri hebat

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada luka bekas post operasi.Tujuan : Pasien dapat beraktivitas dengan nyamanKriteria hasil : Menunjukkan mobilitas yang aman dan Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit.Intervensi1) Berikan aktivitas yang disesuaikan dengan pasien

Rasional : Imbolitas yang dipaksakan dapat memperberat keadaan.

2) Anjurkan pasien untuk beraktivitas sehari-hari dalam keterbatasan pasienRasional : Partisipasi pasien akan meningkatkan kemandirian pasien.

3) Anjurkan keluarga dalam melakukan meningkatkan kemandirian pasienRasional : Keterbatasan aktivitas bergantung pada kondisi yang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.

4) Kolaborasi dalam pemberian obatRasional : Obat dapat meningkatkan rasa nyaman dan kerjasama pasien selama melakukan aktivitas.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka insisi.Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi.Kriteria hasil : Menunjukkan penyembuhan luka cepat dan menunjukkan perilaku atau teknik untuk meningkatkan penyembuhan, mencegah komplikasi.Intervensi :1) Lihat semua insisi

Rasional : mencegah komplikasi2) Evaluasi proses penyembuhan.

Rasional : mengetahui peningkatan penyembuhan.3) Kaji ulang penyembuhan terhadap pasien

Rasional : menunjukkan penyembuhan luka.4) Catat adanya distensi dan auskultasi peristaltik usus5) Rasional : Distensi dan hilangnya peristaltic usus merupakan

tanda bahwa fungsi defekasi hilang.

Page 9: Hernia

d. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diit cairan.Tujuan : Nutrisi terpenuhi.Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu dan menyiapkan pola diet dengan masukan kalori adekuat, menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.Intervensi :1) Berikan porsi kecil tapi sering.

Rasional : meningkatkan nafsu makan.2) Evaluasi status nutrisi, ukur berat badan normal.

Rasional : adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi.3) Evalusai status dan ukur berat badan setiap harinya.

Rasional : mengetahui adanya perubahan status gizi.e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan system irigasi/

drainage.Tujuan : Kekurangan cairan tidak terjadi.Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.Intervensi :1) Awasi tanda vital.

Rasional : cairan yang masuk dapat merubah keseimbangan cairan.

2) Observasi karakter drainase.Rasional : pemantauan cairan yang masuk

3) Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral.Rasional : diberikan agar tidak kekurangan cairan.

f. Resiko infeksi berhubungan dengan proses invasi kuman.Tujuan : Tidak terjadi infeksiKriteria Hasil : Tanda vital dalam batas normal, luka kering tidak ada pus.Intervensi :1) Pantau tanda-tanda vital2) Rasional : Suhu malam hari memucak yang kembali ke normal

pada pagi hari adalah karakteristik infeksi.3) Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya inflamasi

Rasional : Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan4) Pertahankan keperawatan luka aseptic

Rasional : Lindungi pasien dari kontaminasi selama pengantian5) Pertahankan balutan kering

Rasional : Balutan basah bertindak sebagai sumbu penyerapan kontaminasi.

6) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan sesuai indikasiRasional : Diberikan untuk mengatasi nyeri-nyeri.

4. Implementasi5. Evaluasi

Page 10: Hernia

DAFTAR PUSTAKA