Upload
cristian-ongisnade
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tr
Citation preview
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Kelompok :Anggota :
1. Andita Ayu Ambarsari2.Dewi Lailatul Iza
3.Harly Krisdianto4.Imamuddin
HERPES ZOSTER
DEFINISI
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). Herpes zoster adalah sutau infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella .
ETIOLOGI
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler.
MANIFESTASI KLINIS
1. Rasa gatal /rasa nyeri pada daerah yang terserang disertai panas.
2. lemah dan nyeri kepala.3. timbul tonjolan kecil seperti gigitan nyamuk.4. Setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan
tonjolan kecil berisi cairan dan nanah.5. kemudian cairan dan nanah tersebut akan
mengering dan lepas dalam waktu 1-2 minggu.
PATOFISIOLOGI
Sesudah seseorang menderita cacar air, virus varisela – zoester yang diyakini sebagai penyebab terjadinya penyakit ini hidup secara innaktif ( dormant ) di dalam sel sel saraf di dekat otak dan medula spinalis. Kemudian hari ketika virus yang laten ini mengalami reaktivasi, virus tersebut berjalan lewat saraf parifer ke kulit. Virus varisela yang dormant disktifksn dsn timbul vesikel – vesikel meradang unilateral disepanjang satu dormatom. Kulit disekitarnya mengalami edemadan pendrahan. Keadaan ini biasanya didahului atu disertai nyeri hebat dan rasa terbakar.
Meskipun setiap saraf dapat terkena, tetapi saraf torakal, lumbal, atau kranial agaknya sering terserang. Herpes zoeter dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Adanya keterlibatan saraf parifer secara lokal memberikan respon nnyeri,kerusakan integritas jaringan terjadi akibat adanya vesikula. Respon sistemik memberikan manifestasi peningkatan suhu tubuh. Perasaan tidak enak badan,dan gangguan gastrointestinal.respon psikologis pada kondisi adanya lesi pada kulit memberikan respon kecemasan dan gangguan gambaran diri.
KOMPLIKASI
1. Neuralgia paska herpetic.2. Infeksi sekunder3. Kelainan pada mata4. Sindrom Ramsay Hunt5. Paralisis motorik
PENATA LAKSANAAN Pasien diistirahatkan. Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik. Untuk nyerinya diberi
analgetik, dapat pula ditambahkan neurotropik : vit B1, B6, B12. segera mengeringkan vesikel. Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk
menghindari infeksi sekunder, yaitu dengan bedak salisil 2%. Jika terjadi infeksi sekunder, dapat diberi antibiotik lokal, misal salep kloramfenikol 2%.
Terapi triamsinolon atau prednison per oral pada pasien tua bisa menurunkan kemungkinan neuralgia pasca herpetik. Pemberian secara oral prednison 30 mg/hari atau triamsinolon 48 mg/hari akan memperpendek masa neuralgia pasca herpetik, terutama pada orang tua dan seyogianya sudah diberikan sejak awal timbulnya erupsi. Indikasi lain pemberian kortikosteroid ialah untuk Sindrom Ramsay-Hunt. Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang biasa diberikan adalah prednison dosis 3 x 20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap.
“SAMPUN CEKAP” Matur suwon ...!!!!!!!
Wassalamu’alaikum wr.wb