8
QUEST Scene 1 Shoot : Pegunungan. Ada seorang nenek-nenek sedang menyisiri rambutnya dan tidak sengaja penjepit rambut berharganya terjatuh dan hilang entah ke mana. Scene 2. Shoot : Perpustakaan. Di shoot sekeliling perpustakaan yang riuh-ricuh. Terfokus disalah satu anak (Hatim) yang sedang membaca buku kemudian dihampiri oleh temannya (Reang) yang membawa gadget. Reang : oh Hatim, ada kabar nih. Hatim : Kabar apa? Nampak tak penting saja kalau kabar itu keluar dari mulutmu haha bercanda kali ah. cepetan bro gak sabar. Reang : (menunjukkan HP yang ada ditangannya) Hatim : Sebentar. Hadiahnya. (menelan ludah) ini uang atau apa. Reang : Hayuk atuh masnya. Nunggu apa lagi. Udah yuk capcus. Keluar dari perpustakaan dan berlari mencari teman-temannya. Scene 3 Hatim mengumpulkan teman-temannya untuk menjalankan misi. Hatim : khemm kheemmm. Dengarkan saya sebentar. saya mau ngomong. (sambil berdehem) Aris : sudahlah, Tim. Sok atuh dikatakeun saja. Reang : Sebentar. Sejak kapan omonganmu berubah jadi logat Sunda begitu? (sambil menatap tajam sok penasaran terhadap Aris) Bagus : Kamu kok sewot sih, Re. Tidak apa-apa lah biarkan saja si Kriwul ngomong dulu. Noh si Hatim mukanya sudah asem banget nungguin kalian berdua ribut. Sok atuh, Tim. Hatim : Errrrrrr jadi begini. ...bla bla bla bla bla bla ( jelas Hatim dengan manyun-manyun sambil sesekali menunjuk-nunjuk gadget-nya)

HILANG-Ayun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skenario Film Sekolah

Citation preview

Page 1: HILANG-Ayun

QUEST Scene 1

Shoot : Pegunungan. Ada seorang nenek-nenek sedang menyisiri rambutnya dan tidak sengaja penjepit rambut berharganya terjatuh dan hilang entah ke mana.

Scene 2.

Shoot : Perpustakaan. Di shoot sekeliling perpustakaan yang riuh-ricuh. Terfokus disalah satu anak (Hatim) yang sedang membaca buku kemudian dihampiri oleh temannya (Reang) yang membawa gadget.

Reang : oh Hatim, ada kabar nih.

Hatim : Kabar apa? Nampak tak penting saja kalau kabar itu keluar dari mulutmu haha bercanda kali ah. cepetan bro gak sabar.

Reang : (menunjukkan HP yang ada ditangannya)

Hatim : Sebentar. Hadiahnya. (menelan ludah) ini uang atau apa.

Reang : Hayuk atuh masnya. Nunggu apa lagi. Udah yuk capcus.

Keluar dari perpustakaan dan berlari mencari teman-temannya.

Scene 3

Hatim mengumpulkan teman-temannya untuk menjalankan misi.

Hatim : khemm kheemmm. Dengarkan saya sebentar. saya mau ngomong. (sambil berdehem)

Aris : sudahlah, Tim. Sok atuh dikatakeun saja.

Reang : Sebentar. Sejak kapan omonganmu berubah jadi logat Sunda begitu? (sambil menatap tajam sok penasaran terhadap Aris)

Bagus : Kamu kok sewot sih, Re. Tidak apa-apa lah biarkan saja si Kriwul ngomong dulu. Noh si Hatim mukanya sudah asem banget nungguin kalian berdua ribut. Sok atuh, Tim.

Hatim : Errrrrrr jadi begini. ...bla bla bla bla bla bla (jelas Hatim dengan manyun-manyun sambil sesekali menunjuk-nunjuk gadget-nya)

Hatim : Oke ya. Setuju ya cem.

Scene 4

Mereka berdiskusi. Hatim menelepon nomor yang tertera di dalam postingan Instagram tersebut.

Reang : coba telepon dulu itu nomornya.

Hatim : ehemmm halo Assalamua’alaikum.

Nenek : Wa’alaikumsalam. aaaaaakkk

(tiba-tiba sambungan terputus dan diakhiri dengan jeritan nenek tersebut)

Page 2: HILANG-Ayun

(mereka berlima saling celingak-celinguk dan bingung, sebenarnya ada apa)

Aris : sebentar. Sepertinya aku pernah lihat tempat ini. ini tempatnya di gunung yang ada di timur kota Rembang. Tapi aku agak lupa jalannya. Soalnya sudah dulu bangett.

Reang : Oh gitu. Ya apa boleh buat. Kita memang harus melakukannya. (sambil melacak keberadaan gunung tersebut dengan google map)

Aris : Ya. Setuju banget.

Bagus : Tapi apa tidak apa-apa?

Hatim : Tidak apa-apa bagaimana?

Bagus : Bukan. aku hanya merasa sedikit tidak enak hati saja

Aris : Sudahlah. Singkirkan saja rasa penakutmu itu. lagipula niat kita kan hanya mengincar hadiahnya saja.

Edo : eh. Ada apa? Aku ikut dong.

Hatim : sudah sudah. Pokoknya besok tak tunggu kalian didepan sekolah. Hanya kita berlima. Oke?

(Akhirnya mereka berlima sepakat dan bersiap untuk itu)

Scene 5

Berpamitan dengan keluarga dan pacarnya. Dan packing peralatan yang dibutuhkan

Bagus : emak. Assalamualaikum.

Emak : Wa’alaikumsalam. Duh duh cah bagus anakku. Mreneo. Ana apa le?

Bagus : ngoten Mak. Aku ameh jalan-jalan karo koncoku. Ning gunung. Tapi aku gak ngerti gunung ning ndi.

Emak : Moh. Gaiso le. Mbokmu iki ora lio

Bagus : alaahh. Pisan ae mak. Mosok ning omah terus?

Emak : ora iso, le! Ora iso.

Bagus : a mbuh mal. Aku iki bocah kurang piknik. Moh pokoke aku melu koncoku.

Sementara itu Hatim berpamitan dengan pacarnya yang bernama Sandra.

Sandra : emmmm. Itu. disana. Pemandangannya indah banget ya. Seperti perut kamu.

Hatim : (wajah murung) Sandra. Sebenarnya ada yang mau aku omongin sama kamu.

Sandra : Ehh itu ada hiu. Hiunya ganteng banget.

Hatim : ah sandera. Jangan itu dong. Dengerin aku dulu.

Sandra : iya iya. Ada apa?

Page 3: HILANG-Ayun

Hatim : jadi begini. Aku sama temenku berlima akan melakukan perjalanan untuk mendapatkan hadiah yang besar sekali nanti buat bekal kita nikah. Ya ya? Boleh ya?

Sandra : apa kamu bilang? Pergi? Ninggalin aku? Gak! ga boleh!

Hatim : eh ya Allah. Maksudnya bukan gitu. Aku kemarin dapet perintah dari seseorang yang hadiahnya besar bangett. Ini aku dan temenku berlima mau melasaknankannya.

Sandra : beneran?

Hatim : iya. Serius.

Sandra : pokoknya aku ikut.

Hatim : apa? Gak gak! kamu gak boleh ikut. Ini berbahaya. Jauh. Nanti kamu kenapa-kenapa gimana? Gak ah! ga boleh.

Sandra : (nangis) yaudah aku ngambek. Pokoknya aku ikut.

Akhirnya Hatim menyerah dengan keinginan Sandra yang memaksa untuk ikut.

Scene 6

Memulai perjalanan menuju gunung menaiki bis. Sebelum itu mereka berkumpul di depan sekolah. Terlihat dari kejauhan Hatim membawa seorang perempuan yang tidak lain adalah pacarnya.

Aris : kamu gimana sih, Tim? Katanya hanya berlima? Malah kamu bawa cewekmu lagi.

Hatim : ya gimana dong? Ini si Mbaknya mewek.

Reang : yowis. Yowis. Yuk lanjut. Eh itu ada bis.

Bagus : yuk. Yuk.

Scene 7

Setelah mengikuti arah peta dan menunjukkan ke daerah hutan mangrove. Janggal. Kemudian diteruskan ternyata itu menuju gunung tersebut.

Bagus : kok arahnya ke sini?

Reang : entahlah. Ini petanya penunjukkan kearah sini.

Edo : ah. lanjut lanjut.

Aris : oke Edo.

Mereka berenam masuk ke hutan mangrove dan menemui jalan buntu kemudian satu persatu mereka hilang ke tempat lain. Tanpa mereka sadari mereka berenam sudah berada di gunung yang mereka tuju dengan keadaan pingsan.

Scene 8

Panik. Kemudian semua kebingungan. Dan meneruskan perjalanan menurut petunjuk.

Hatim : Tenang semuanya. Di sini masih ada petunjuk lain. Lihat! ini ada jalan setapak. Kita ikuti saja jalan itu.

Page 4: HILANG-Ayun

Bagus : jangan lah. Nanti kita kalau tersesat bagaimana. Mendingan kita balik saja. iya kan, Dra?

Sandra : iya Bagus. Kamu benar sekali. Aku pengen pulaaang.

Hatim : iyoleh? Kw ngrepoti leh? Piye jal?

Aris : ayo lanjut saja jangan banyak ngomong.

Reang : Sip. Kita ikuti jalan itu saja.

Scene 9.

(semak-semak bergerak)

Bagus : itu apaaaaaaa

Edo : Kucing kali ah. Sudah biasa Aja

Scene 10

Kemudian bertemu dengan seorang penduduk yang sedang mencari rumput.

Aris : Maaf, Pak. Kita mau kepuncak lewatnya mana ya?

Zen : Le. Kowe kowe kabeh ojo ning Ken. mire. Balik muleh kono.

Bagus : Nuwun sewu mbah. Kuala kalian kaca-kanca ing mriki badhe madosi jepit rambutipun mbah........................

Hatim : guoblok!! Huss meneng ae!

Zen : Pokoke kowe-kowe ojo mrono. Bahaya le

Hatim : Nggih sampun mbah. Sudah-sudah kita lanjutkan saja. matur suwun nggih mbah.

Scene 11

Sandra dibekap oleh Yusuf. Dan hilang.

Hatim : ah. sandra mana?

Bagus : gatau. Tadi juga dibelakangku og

Hatim : guoblok! Tadi kamu kan sama dia. Kok bisa hilang.

Bagus : aku atau og, Tim.

Hatim : sekarang gimana?

Aris : yaudah lah. Mending sekarang kita lanjut saja nanti juga ketemu.

Scene 12

Bagus kebelet pipis dan kemudian ditarik oleh Yusuf melalui Edo.

Bagus : eh coy. Aku kebelet pipis nih. Temenin ya

Reang : sudah sana. Manja banget

Page 5: HILANG-Ayun

Edo : yaudah. Sini aku anterin.

10 menit kemudian.

Hatim : ini anak ke mana sih? Lama amat.

Aris : sebenarnya di sini ada apa sih? Atmosfirnya aneh banget. Coba kita nalar. Kita di sini sama aja ngorbanin temen-temen kita dengan mereka hilang satu persatu.

Reang : yaudahlah lanjutin aja. Nanti juga ketemu.

Hatim : juga ketemu pala lo! Lihat temen-temen kita ilang semua dan kamu masih saja pengen lanjut? Jangan-jangan ini semua ulah kamu ya?

Reang : maksud kamu apa? Eh?

Aris : udah udah . kita lanjut aja. Semoga nanti ketemu.

Scene 13

Perjalanan dilanjutkan dengan hanya 3 anak yang tersisa.

Aris : Aku merasa ini ada yang aneh. Benar-benar tidak bisa dinalar. Lihat! Teman kita satu persatu hilang. Di sepanjang jalan aku banyak melihat kain mori yang tertali dipohon jati. Dan ini merupakan ciri khas dari padepokanku.

Reang : Maksud kamu? Kamu gausah aneh-aneh ya.

Hatim : Wis wis lanjut. Ora usah kakean omong. Nggatekno kriwul. ee kriwul

Hatim : Tong gimana?

Reang : aduh. Ini di sini gaada sinyal apapun. Udah deh. Ngapain juga diterusin kita udah kehilangan teman kita. Pikir dong pikir! Kita gabisa ganti teman kita dari uang atau apapun. Hei! udahlah kita cari teman kita saja. Cukup cukup.

Scene 14

Reang tiba-tiba mendengar jeritan manusia.

Reang : hey! Sini. Aku mendengar jeritan manusia dan itu persis seperti suara Sandra.

Aris : Dugaanku benar ada yang tidak beres. Ayo kita mencarinya.

Scene 15

Syettttttt

Yusuf datang

Aris : eh Yusuf.. awas teman teman hati hati ...

Yusuf : Aris ... aku akan membunuhmu !!

Aris : temen temen. Tetap lanjutkan perjalanan kalian. Cari teman-teman kita.

Hatim : Tapi kamu gimana wuuuul

Page 6: HILANG-Ayun

Reang : serius gw kuatir sama lo Wuul.nanti kalau kamu mati gimana

Aris : sudah diam! Yang penting kalian mencari barang itu dulu.

Scene 16

Hatim dan Reang berusaha mencari jepit rambut untuk menyelamatkan teman-temannya. Dan bertemu dengan Zen.

Hatim : Mbah, panjenengan leres. Niki renang-rencang kula ciap sedanten.

Zen : bener opo omongku. Kw ojo ngeyel karo wong tua. Wong tua yen ngomong kudu digugu. Dadi wong enom ojo sakarepmu dewe.

Reang : injih mbah. sakniki dos pundi mbah?

Zen : wis. Kw wong 2 kudu nggoleki jepit rambut sakti almarhum bojoku sing dipateni wong ing daerah kene. Pesenku, yen kw wis nemu barang kui. Tolong aku balesno wong kang mateni bojoku mau.

Hatim : O nggih mbah nggih mbah. caranipun madosi pripun mbah?

Zen : carane kw kudu nemu wit sing paling gede ning pucuk gunung iki. Aku yakin kui panggone wong iku ndelehno pusaka iku.

Reang : suwun mbah. nyuwun pangestune.

Zen : yo cung. Ati-ati.

Scene 17

Mereka berhasil menemukan jepit rambut tersebut dan kembali ke Aris dan memberikan jepit tersebut untuk mengalahkan Yusuf.

Reang : eh bro itu mungkin pohonya ...

Hatim : eh hem bener banget. Ayo kita kesana ..

Reang : lhailahailallah bener eh Brno ...

Hatim : Hess jipuk jipuk kono. Ayo ndang Moro Aris..

Scene 18

Aris hampir kuwalahan, berungtungnya hati dan reng berhasil memberikan pusaka itu kepada Aris. Aris berhasil menusuk Yusuf dengan pusaka itu. Kemudian Yusuf kehilangan keahliannya. akhirnya mereka kembali utuh setelah menemukan teman-teman yg hilang. Dan keluar dari hutan misteri.

Scene 19

mengapa Yusuf bisa merencanakan semua ini.

Aris : kenapa kamu melakukan semua ini sup ??

Yusuf : ampun ris ampun ris !!

Scene 20

Page 7: HILANG-Ayun

Flashback membuka kedok Yusuf

Sebenarnya .....

(flashback)

Selesai...