Upload
vubao
View
222
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Himpunan Kuliah
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
Oleh: Aos, S.Sos. M.Si. NIS. 411 000 111
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON
2011
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya telah berhasil menyelesaikan Himpunan Kuliah
Perencanaan dan Pengendalian (Planning & Controlling).
Himpunan Kuliah ini disusun sebagai salah satu bagian dari tugas
dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTAG Cirebon untuk
membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Perencanaan dan
Pengendalian.
Dalam penyelesaian Himpunan Kuliah ini, penulis telah banyak
mendapat bimbingan, petunjuk dan pengarahan dari berbagai pihak,
sehingga meskipun penulis sangat terbatas pengetahuan maupun
pengalaman pada akhirnya dapat terselesaikan.
Sehubungan dengan hal itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H.A. Djalil Idris Saputra, Drs. M.M. selaku Rektor
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H.M. Guntoro, Drs. M.M. M.Si. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945
Cirebon.
3. Bapak Drs. H. KMS. Zulkifli, M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu
Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan Himpunan Kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa Himpunan Kuliah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran, kritikan
dan perbaikan demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Harapan penulis semoga Himpunan Kuliah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman. Semoga Alloh
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # iii
SWT membalas amal baik yang telah kita lakukan dengan pahala yang
berlipat ganda Amin.
Cirebon, Maret 2011
Penulis,
Aos, S.Sos. M.Si.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Perencanaan dan Aspek-aspeknya .............................. 1
B. Pengendalian dan Aspek-aspeknya ............................ 7
C. Proyek dan Aspek-aspeknya ........................................ 10
BAB II TIPE, JENIS - JENIS, PROSES PENYUSUNAN DAN
APPROACH FUNGSI PERENCANAAN
A. Tipe Perencanaan ....................................................... 14
B. Jenis-jenis Perencanaan ............................................. 18
C. Proses Penyusunan Perencanaan .............................. 25
D. Approach Fungsi Perencanaan ................................... 27
BAB III TEKNIK-TEKNIK PERENCANAAN
A. Penjadwalan dengan Bagan Gantt (Gantt Chart dan
Gantt Milestone Chart) ................................................. 31
B. PERT (Program Evaluating and Review Technique),
CPM (Critical Path Method) dan NWP (Network
Planning) ..................................................................... 35
BAB IV PERHITUNGAN WAKTU DALAM PERENCANAAN
A. Satuan Waktu ............................................................... 47
B. Waktu Kegiatan Yang Tidak Pasti ............................... 48
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Perencanaan dan Aspek-aspeknya
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu fungsi manajemen yang
merupakan kegiatan strategis dan perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan pencapaian tujuan mulai dilaksanakan, karena tanpa
membuat perencanaan maka kegiatan yang dilakukan tidak akan
terarah sebab tidak ada pegangan yang dapat dijadikan pedoman
dalm pelaksanaan suatu kegiatan organisasi.
Dalam suatu kegiatan organisasi akan dihadapkan pada
berbagai keterbatasan berbagai sumber daya seperti tenaga, biaya,
waktu, peralatan, kemampuan dan lain-lain. Oleh karena itu apabila
kegiatan organisasi tanpa didahului oleh perencanaan yang matang
maka akan terjadi kesimpangsiuran, pemborosan yang
mengakibatkan tidak efektifnya kegiatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai penegertian perencanaan,
penulis menguraikan beberapa pendapat sebagai berikut:
a. Menurut G.R. Terry dalam Kusmiadi (1995: 3):
Planning is selecting and relating of facts and the making
and using of assumptions regarding the future in the
visualization and formulation of proposed activities
believed necessary to achieve desired results.
(Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan
fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
yang berkaitan dengan masa datang, dengan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu
hasil tertentu).
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 2
b. Menurut Sondang P. Siagian (1990: 108);
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang daripada hal-hal yang dikerjakan
dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
c. Menurut Soewarno Handayaningrat (1994: 126):
Perencanaan adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk
waktu yang akan datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan
dalam suatu tindakan.
d. Menurut Abdulrachman (1973: 1):
Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan
fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat sebagai
persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan
kemudian. Unsur-unsurnya adalah pemikiran rasional,
dasar fakta-fakta serta perkiraan-perkiraan yang
mendekat (estimate) sebagai persiapan (preparasi) untuk
keperluan tindakan-tindakan selanjutnya.
e. Menurut Atmosudirjo (1979: 5):
Perencanaan adalah aktivitas-aktivitas pengumpulan data
dan informasi beserta pemikian untuk menentukan apa
yang hendak dicapai, apa saja yang harus dijalankan,
bagaimana urutannya, fasilitas-fasilitas apa yang
diperlukan, mengapa harus dicapai atau dijalankan,
bilamana waktunya dan atau masanya, oleh siapa harus
dijalankan dan terakhir ditentukan bagaimana caranya
(means, manner, why) menjalankan.
f. Menurut Stoner & Wankel dalam Kusmiadi (1995: 3):
Planning is the basic process we use to select our goals
and determine how to achievement. Before managers can
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 3
organize, lead or control they must make the plans that
give purpose and direction to the organization, deciding
what needs to be done, when and how it needs to be
done, and who is to do it.
(Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan
untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana
cara pencapaiannya. Sebelum manajer dapat
mengorganisir, memimpin dan atu mengendalikan,
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah
dan tujuan organisasi, menetapkan apa yang perlu
dilaksanakan, kapan dan bagaimana hal itu harus
dilakukan, dan siapa yang harus melakukannya).
g. Menurut Garth N. Jone :
Planning is process of selecting and developing the best course of
action to accomplish and objective.
(Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan
daripada tindakan yang paling baik/menguntungkan untuk
mencapai suatu tujuan).
h. Menurut Mc. Farland :
Planning is the function where by executive anticipate the
probable effects of forces that will change the activities and
objective of their business.
(Perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan memungkinkan
menggunakan pengaruh daripada kewenangannya yang dapat
mengubah kegiatan dan tujuan daripada organisasi).
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 4
i. Menurut W.H. Newman :
Planning is deciding in advance what is to be done, that is a plan,
it is projected a course of action.
(Perencanaan adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk
waktu yang akan datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan
dalam suatu tindakan).
Dari berbagai definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang
merupakan suatu proses dalam pengambilan suatu keputusan
manajemen untuk memperkirakan (mengasumsikan, memprediksikan
tindakan-tindakan) kebutuhan organisasi yang akan dilakukan pada
masa yang akan datang.
2) Faktor-faktor Penting dalam Perencanaan
Berdasarkan definisi yang tekah dijelaskan di atas, dapat
diketahui bahwa perencanaan mengandung faktor-faktor penting yakni
adanya tujuan, perhitungan dan usaha-usaha.
Tujuan adalah keinginan yang hendak direalisir, teridiri dari:
a. Tujuan kualitatif dan kuantitatif
b. Menurut urgensinya: tujuan pokok dan tujuan yang timbul karena
tujuan pokok.
c. Menurut Jangka Waktu: Panjang, Menengah, Pendek
d. Tujuan primer dan sekunder
e. Tujuan yang pasti dan yang masih ancer-ancer.
Faktor yang kedua adalah perhitungan yaitu usaha
menjadikan keadaan sekarang ini ada sedemikian rupa untuk
memungkinkan tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Hal-hal yang perlu diperhitungkan adalah:
a. Rincian dari tujuan yang dihadapkan pada problem choice
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 5
b. Pemecahan masalah
c. Pemilihan prioritas
d. Fase-fase perencanaan: penentuan tujuan, penyusunan rencana,
pelaksanaan, pengawasan, laporan dan evaluasi.
e. Unsur-unsur perencanaan: realita, kegiatan/tindakan, power,
dinamika dan waktu.
Selanjutnya faktor yang ketiga adalah usaha yaitu segala
macam kegiatan yang secara sadar ditujukan ke arah tujuan yang
sudah ditentukan. Usaha-usaha tersebut didasarkan pada berbagai
pertimbangan ekonomis, politis, ideologis, sosiologis dan sebagainya.
Namun terkadang perencanaan sering didasarkan pada unsur
psikologis yang tidak dapat diperhitungkan dan tergantung pada
manusia / orang yang membuat rencana itu sendiri.
Adapun yang dapat menjadi sumber ide dari mana datangnya
perencanaan antara lain sebagai berikut:
alat-alat pengawasan
pemeriksaan buku kas
kebutuhan yang diperlukan
saran dari para pegawai
saran dari pihak luar
observasi dan pandangan dari pimpinan
Kemudian yang menjadi prioritas pemiliha kegiatan
didasarkan pada hal mana yang lebih dekat dengan tugas kantor
(relationship), resources yang ada (tool of management) dan waktu
yang dibutuhkan.
3) Kegunaan, Manfaat dan Kelemahan Perencanaan
Kegunaan perencanaan bagi organisasi antara lain :
Terhadap kegiatan operasional; perencanaan merupakan alat
efisiensi dan efektivita untuk menghindari pemborosan-
pemborosan.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 6
Dapat memperkirakan mengenai hal-hal dan prospek-prospek
perkembangan pada masa depan.
Terjadinya kontinyuitas pekerjaan
Dapat menetapkan standar prestasi baku
Dapat menjadi dasar penjabaran program kerja
Akurasi tenaga kerja
Implikasi pembiayaan akan nampak jelas
Sarana dan prasarana dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi
Adapun manfaat perencanaan dapat menolong kita dalam:
Menentukan tujuan.
Menegakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah yang
akan dilaksanakan
Memilih hal-hal yang posisitf dan meninggalkan hal-hal yang
negatif.
Membawa efisiensi yang besar (daya dan dana yang dikerahkan
menuju ke suatu tujuan tertentu).
Menghilangkan ketidakpastian.
Membentuk hari depan.
Sedangkan kritik atau kelemahan perencanaan antara lain:
Dapat mematikan inisiatif perorangan.
Tetap akan muncul hal-hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya.
Tidak menjamin 100% keberhasilan.
Unsur manusia, organisasi dan kebijakan dapat mengganggu
rencana yang telah dibuat.
Demikianlah uraian singkat mengenai pengertian
perencanaan dan beberapa aspeknya.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 7
B. Pengendalian dan Aspek-aspeknya
1) Pengertian
Istilah pengendalian ditinjau dari asal katanya sama dengan
pengawasan yaitu “controlling” yang juga merupakan salah satu fungsi
manajemen.
Controlling sebagai salah satu fungsi manajemen semula
diterjemahkan dengan kata pengawasan saja yang berarti suatu
proses kegiatan seorang pimpinan untuk menjamin agar pelaksanaan
kegiatan organisasi sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan serta
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Gordon B. Davis mengemukakan dalam bukunya
Management Infromation System menyatakan bahwa pengendalian
adalah kegiatan mengukur penyimpangan dari prestasi yang
direncanakan dan menggerakkan tindakan korektif.
2) Unsur-unsur Dasar Pengendalian
Yang menjadi unsur-unsur dasar dalam pengendalian adalah
sebagai berikut:
a. Sebuah standar spesifikasi prestasi yang diharapkan
b. Sebuah pengukuran prestasi nyata
c. Sebuah perbandingan antara prestasi yang diharapkan dengan
kenyataannya.
d. Sebuah laporan penyimpangan kepada unit pengendali.
e. Seperangkat tindakan yang dapat dilakukan oleh unit pengendali
(Manajer) untuk mengubah prestasi mendatang, bila yang
sekarang kurang memuaskan.
f. Seperangkat aturan keputusan
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 8
3) Fungsi-fungsi Pengendalian
Perencanaan dan pengendalian mempunyai kaitan yang
sangat erat karena masing-masing saling mengisi:
a. Fungsi pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan
b. Pengendalian hanya dapat dilakukan apabila ada perencanaan.
c. Pelaksanaan rencana akan baik jika pengendalian dilakukan
secara baik.
d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah pengendalian atau pengukuran dilakukan.
4) Proses Pengendalian
Proses pengendalian meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan standar-standar atau dasar kontrol.
b. Mengukur pelaksanaan kegiatan.
c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan
deviasi-deviasi bila ada.
d. Melakukan tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan.
5) Sifat dan Waktu Pengendalian
Sifat dan waktu pengendalian terdiri dari:
a. Preventive Control: Pengendalian yang dilakukan sebelum
kegiatan dilakukan dengan maksud supaya tidak terjadi
penyimpangan.
b. Represive Control: Pengendalian yang dilakukan setelah terjadinya
penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan dengan
maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan sehingga
sasaran yang direncanakan dapat tercapai.
c. Pengendalian di tengah proses penyimpangan terjadi.
d. Pengendalian berkala
e. Pengendalian mendadak
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 9
6) Macam-macam dan Alat-alat Pengendalian
Macam-macam pengendalian terdiri dari:
a. Internal control; pengendalian atasan terhadap bawahan
b. External control; pengendalian oleh pihak luar
c. Audit control, pengendalian terhadap pembukuan
d. Formal control; pengendalian oleh Pejabat
e. Informal control; pengendalian oleh masyarakat (massa)
Adapun yang dapat menjadi alat pengendalian antara lain:
a. Budget (anggaran)
b. Non budget; personal observation, report, financial statement,
BEP, statistik, internal audit, dll.
C. Proyek dan Aspek-aspeknya
1) Pengertian
Perencanaan sangat erat kaitannya dengan proyek. Menurut
Soerman dan Toto (1971: 16) mengatakan bahwa proyek adalah
seluruh tugas-tugas atau gabungan tugas-tugas dengan titik awal dan
titik selesai yang dapat ditentukan, pelaksanaan tugas mana
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Selanjutnya Ali (1995: 7) menyatakan bahwa proyek adalah
lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan
selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai.
Adapun menurut Sumarlin (1971: 3) menyatakan bahwa
suatu proyek adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang atau jasa yang
diinginkan.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa proyek adalah suatu rangkaian kegiatan (aktivitas)
yang dimulai pada saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta
diselesaikan untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 10
2) Ciri-ciri Proyek
Setiap kegiaiatan proyek ditandai dengan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tujuannya menghasilkan barang-barang dan atau jasa-jasa.
b. Memerlukan investasi modal, tenaga kerja dan manajemen.
c. Memberikan kegunaan kepada masyarakat atau pemakai.
d. Terdapat biaya operasional atas biaya investasi.
3) Mengapa Perlu Diadakan Suatu Proyek
Organisasi proyek berbeda dengan organisasi fungsional
karena itu keberadaannya disebabkan oleh:
a. Organisasi fungsional pada umumnya bekerja didasarkan pada
arus (flow), prosedur kerja yang baku.
b. Organisasi fungsional kurang dapat menyesuaikan diri dengan
tugas proyek yang sifatnya kompleks.
Organisasi fungsional tidak dapat menyesuaikan diri dengan
tugas proyek disebabkan karena:
a. Manajer organisasi fungsional bertanggung jawab atas biaya, laba
dan sebagainya.
b. Departemen fungsional selalu bertahan pada hak prerogatifnya.
c. Tugas-tugas departemen fungsional selalu repetitif dan kurang
fleksibel dan tidak responsif terhadap keadaan yang selalu
berubah-ubah dan baru dikenal.
d. Dalam proyek diperlukan pengambilan keputusan yang cepat,
sedangkan pada organisasi fungsional cenderung lambat, karena
harus melalui hirarki ke bawah.
4) Spesifikasi dan Proses Formulasi Proyek
Spesifikasi kegiatan suatu proyek meliputi waktu yang
ditetapkan, batas biaya yang ditentukan, standard yang telah disetujui
dan laba (target) yang dituju oleh perusahaan.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 11
Adapun langkah-langkah penyusunan / formulasi suatu
proyek terdiri atas kegiatan sebagai berikut:
a. Penentuan tujuan proyek
b. Membuat rencana untuk tujuan proyek
c. Menentukan jadwal kegiatan proyek
d. Pelaksanaan proyek dan evaluasi progres
e. Menentukan perubahan-perubahan proyek dan tindakan-tindakan.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 12
BAB II
TIPE, JENIS-JENIS, PROSES PENYUSUNAN DAN
APPROACH FUNGSI PERENCANAAN
A. Tipe Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan kita mengenal ada tiga tipe hasil
perencanaan, yaitu:
1. Rencana berdasarkan sasaran (objective/goals/tactical plan)
2. Rencana tunggal (Single Use Plan)
3. Rencana induk (Standing Plan/Master Plan)
1 . Rencana Berdasarkan Sasaran
Setiap pimpinan harus mempunyai sasaran yang jelas yang
harus dicapainya melaluii suatu kegiatan dalam satu kurun waktu
tertentu dan berapa biaya yang akan dipakainya serta peralatan apa
yang diperlukan untuk implementasi rencana tersebut. Kemudian
siapa saja yang akan dilibatkannya dalam pencapaian sasaran
tersebut oleh karena itu bawahannya harus mengetahui.
Selanjutnya sasaran ini akan memberikan arah kegiatan bagi
personil dan unit-unit kerja dalam organisasi. Rencana seperti ini
sering juga disebut sebagai Action plan atau Tactical Plan. Suatu
action plan dapat terdiri atas:
a. Uraian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi yang
bersangkutan.
b. Anggaran, peralatan dan batas waktunya
c. Pembagian tugas para pelaksananya
d. Sasaran kegiatan yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh
satuan pelaksana
e. Petunjuk teknis operasionalnya, metoda yang akan diterapkan
serta prosedur pelaporan dan lain-lain.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 13
2 . Rencana Tunggal
Rencana ini dibuat untuk menentukan langkah-langkah dalam
suatu kegiatan tertentu dalam pencapaian suatu tujuan yang sudah
tertentu pula, dan apabila tujuan sudah tercapai maka selesailah
rencana tersebut.
Terdapat empat macam rencana tunggal, yaitu:
a) Program Utama
Merupakan penjabaran lebih lanjut dan terinci dari tugas pokok
dan fungsi organisasi yang terdiri dari beberapa kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh organisasi selama kurun waktu tertentu,
misalnya selama satu tahun, satu bulan, triwulan atau kuartal.
Rencana ini pada umumnya dibuat oleh pimpinan organisasi
berdasarkan masukan-masukan, usulan dari unit-unit
bawahannya. Dalam satu organisasi yang besar, rencana ini
biasanya disusun oleh unit khusus yang menangani bagian
perencanaan.
b) Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan khusus, bagian suatu program
utama (umum) yang disusun dan dilaksanakan secara otonom.
Suatu proyek mempunyai jangka waktu tertentu sehingga dengan
demikian sudah ditentukan awal dan akhir kegiatannya. Pelaksana
proyek biasanya terdiri dari personil yang direkrut sementara dari
beberapa unit dalam organisasi dan bersifat temporer. Setelah
proyek selesai personilnya akan dikembalikan kepada unti semula
demikian pula dengan sarana dan peralatannya.
c) Program khusus
Rencana yang mendapat perhatian khusus karena sifat
masalahnya yang khusus. Program khusus biasanya diadakan
apabila organisasi menghadapi masalah yang luar biasa dan
mempunyai dampak yang serius kepada organisasi.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 14
Kebijaksanaan untuk mengadakan program khusus biasanya
ditetapkan oleh pucuk pimpinan organisasi.
d) Rencana terinci
Pada umumnya dalam suatu organisasi untuk pelaksanaan suatu
rencana perlu adanya penjabaran secara lebih rinci dari suatu
program. Hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan terarah
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para pelaksananya.
Rencana terinci biasanya disebut petunjuk pelaksanaan (juklak).
3 . Rencana Induk
Rencana induk adalah suatu rencana yang bersifat luas dan
menyeluruh serta dipergunakan secara terus-menerus. Rencana-
rencana yang lain harus sinkron dengan rencana induk.
Ada tiga macam rencana induk (standing plan) yaitu sebagai
berikut:
a) Kebijaksanaan dasar
Kebijaksanaan dasar merupakan suatu pedoman organisasi
dalam menjalankan tugas. Juga bersifat Pola Dasar Organisasi
yang menjadi kerangka acuan pokok dalam menyelenggarakan
berbagai kegiatan organisasi. Kegiatan itu dapat berupa kegiatan
fisik pembangunan organisasi, pengembangan dan perluasan
pembangunan kantor, pabrik, pengembangan pegawai dan lain
sebagainya.
b) Prosedur
Prosedur yang harus diikuti dalam melaksanakan kegiatan agar
efisien dan efektif. Prosedur merupakan jalur kegiatan yang harus
ditempuh dalam menyelesaikan suatu urusan dan juga dapat
mencerminkann hirarki jabatan, pertanggungjawaban, pelaporan
dan lain-lain. Prosedur ini akan berkembang menjadi suatu
budaya organisasi yang akan dipatuhi dan dihormati oleh setiap
aparat yang terlibat dalam organisasi tersebut.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 15
c) Metoda
Cara yang terbaik untuk melakukan kerja. Metoda lebih bersifat
petunjuk praktis dalam melakukan berbagai kegiatan pekerjaan
yang disusun untuk memudahkan pelaksana. Metoda atau aturan
ini dapat dituangkan dalam aturan tertulis, atau berupa konvensi.
B. Jenis-jenis Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dapat
dibuat dan diliat dari berbagai segia, antara lain berdasarkan:
1. Ruang lingkup kegiatan
2. Jangka waktu (rentang) perencanaan
3. Materi (subyek) yang direncanakan
4. Daerah (wilayah) yang menjadi obyek perencanaan
5. Sifat dari perencanaan apakah bersifat umum atau khusus
1. Ruang Lingkup Kegiatan
Didasarkan pada ruang lingkup kegiatan perencanaan, maka
rencana yang dibuat dapat berupa:
a) Rencana kebijaksanaan
Rencana kebijaksanaan yang ditetapkan pucuk pimpinan suatu
organisasi dan bersifat garis besar. Rencana kebijaksanaan akan
menjadi pedoman atau acuan utama dalam penyusunan rencana
kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian atau unit-unit dalam
suatu organisasi. Rencana kebijaksanaan umumnya merupakan
garis besar ata arah yang harus diikuti oleh unit pelaksana. Oleh
karena itu rencana kebijaksanaan tidak dapat langsung
dilaksanakan karena masih harus diterjemahkan ke dalam
rencana-rencana lainnya yang lebih terinci.
2) Rencana program
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 16
Rencana program merupakan terjemahan dari suatu
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pucuk pimpinan
organisasi. Rencana program masih bersifat umum, akan tetapi
sudah mulai menampakkan adanya sasaran dan tujuan sekalipun
jangka waktunya kadang-kadang masih cukup panjang. Tujuan,
sasaran dan indikator-indikator lainnya sudah mulai
menampakkan adanya ukuran yang bersifat kuantitatif.
3) Rencana proyek
Rencana proyek merupakan kegiatan khusus dan tertentu
(terukur) dalam pengerahan waktu, biaya dan tenaganya.
Rencana proyek ini sudah bersifat operasional dan teknis, serta
sudah tercermin secara jelas dan terukur (kuantitatif) mengenai
sasaran yang harus dicapai, jadual kegiatan, tenaga pelaksana,
organisasi pelaksana, penanggungjawabnya (pemimpin proyek,
sekretaris, bendahara dan penanggung jawab lainnya) serta
besarnya masing-masing pos anggarannya.
4) Rencana pelaksanaan
Rencana pelaksanaan merupakan rincian langkah-langkah
kegiatan yang harus dilaksanakan. Rencana pelaksanaan ini bisa
berupa kegiatan rutin bisa juga berupa kegiatan proyek, dan
umumnya sudah sangat terinci baik sasarannya maupun ukuran-
ukuran indikator lainnya.
2. Jangka Waktu
Perencanaan didasarkan pada jangka waktu (rentang)
perencanaan umumya terdiri atas:
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 17
a) Perencanaan jangka lama, menghasilkan Rencana Jangka Lama
(Long term plan)
Rencana jangka lama tidak mempunyai batas waktu
tertentu. Rencana seperti ini biasanya tertuang dalam peraturan
perundang-undangan pendirian organisasi. Misalnya untuk
organisasi bisnis, tercantum akta pendiriannya. Suatu
kebijaksanaan pemerintah juga dikatagorikan sebagai rencana
jangka lama.
b) Perencanaan jangka panjang, menghasilkan Rencana Jangka
Panjang (Purpose term plan)
Rencana jangka panjang ialah suatu rencana yang berupa
garis-garis besar kebijaksanaan organisasi yang akan dicapai
dalam jangka waktu cukup panjang (20-30 tahun) yang bersifat
strategi umum atau kebijaksanaan umum organisasi yang
ditetapkan oleh pucuk pimpinan.
Rencana jangka panjang biasanya masih bersifat normatif
yang tidak dapat langsung dipakai sebagai pedoman
pelaksanaan, untuk itu setiap rencana jangka panjang perlu diikuti
oleh penyusunan rencana jangka menengah sebagai penjabaran
lebih lanjut yang lebih terarah, terutama mengenai pentahapan
dalam pelaksanaan rencana jangka panjang yang disesuaikan
dengan strategi dan kebijaksanaan organisasi pada saat itu.
c) Perencanaan jangka menengah, menghasilkan Rencana Jangka
Menengah (Middle term plan)
Merupakan penjabaran serta bagian dari rencana jangka
panjang dengan kurun waktu yang tertentu yang relatif lebih
pendek namun masih lebih dari satu tahun. Biasanya lamanya
sekitar 3 sampai 6 tahun. Rencana jangka menengah bersifat
lebih konkrit dan jelas sasaran yang harus dicapainya. Dalam satu
rencana jangka menengah sasaran-sasaran yang harus
dicapainya sudah bersifat kuantitatif.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 18
d) Perencanaan jangka pendek, menghasilkan Rencana Jangka
Pendek (Short term plan)
Ialah suatu rencana yang lebih konkrit lagi dibandingkan
dengan rencana jangka menengah, terukur serta lebih terinci
sasaran-sasaran yang harus dicapainya. Dalam satu rencana
jangka pendek alokasi biaya, tenaga kerja, peralatan, metoda
pelaksanaan serta waktu mulai dan berakhirnya
pelaksanaansudah secara tegas ditetapkan. Rentang waktu
perencenaan jangka pendek biasanya dalam bulanan, triwulanan
sampai satu tahun.
3. Segi Materi
Dilihat dari materi / subyek yang direncanakannya, rencana
dapat berupa:
a) Rencana personil (Personnel Plan)
Yaitu rencana mengenai kebutuhan pegawai; pengadaan,
penempatan, pembinaan dan pengembangan karier, penggajian
dan kesejahteraan, pemberhentian dan lain-lain.
b) Rencana financial (Financial Plan)
Yaitu rencana mengenai penerimaan dan penggunaan
keuangan dalam satu organisasi.
c) Rencana pendidikan (Education Plan)
Yaitu rencana yang dibuat oleh lembaga pendidikan
tentang jenis program, kurikulum, jadual waktu dan tempat
pelaksanaan, pengajar, akreditasi, syarat peserta dan lain-lain.
d) Rencana logistik (Logistical Plan)
Yaitu rencana mengenai logistik untuk pelaksanaan
kegiatan, jenis dan jumlah kebutuhan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian, inventarisasi dan lain-lainnya.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 19
4. Segi Wilayah / Daerah
Menurut ruang lingkup wilayah pelaksanaannya, rencana
antara lain dapat berupa:
a) Rencana pedesaan (Rural Plan)
Yaitu rencana yang menyangkut pembangunan dan
penataan wilayah pedesaan. Rencana pedesaan biasanya
diputuskan secara musyawarah pada forum rembuk desa yang
dihadiri tokoh-tokoh masyarakat desa setempat.
b) Rencana perkotaan (Urban Plan)
Rencana yang menyangkut penataan dan pengembangan
wilayah perkotaan. Bisa juga disebut Rencana Umum Tata Ruang
Kota. Rencana perkotaan untuk pelaksanaannya perlu disetujui
terlebiih dahulu oleh Dewan Kota. Di Indonesia Dewan Kota ini
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II. Setelah
disahkan kemudian diundangkan dalam bentuk Peraturan Daerah.
c) Rencana daerah (Regional Plan)
Yaitu rencana yang menyangkut penataan dan
pembangunan satu daerah baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat detail. Di Indonesia dikenal ada Daerah Propinsi dan
Daerah Kabupaten atau Kota. Rencana ini hampir sama dengan
rencana perkotaan, hanya cakupannya lebih luas dan bukan
hanya meliputi wilayah kota saja.
d) Rencana nasional (National Plan)
Yaitu rencana penyelenggaraan pemerintahan negara dan
pembangunan nasional. Rencana nasional umumnya bersifat
garis besar dan sebelum disahkan perlu terlebih dahulu disetujui
oleh lembaga perwakilan rakyat. Misalnya GBHN harus disetujui
dan ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sedangkan
APBN harus disetujui oleh Dewa Perwakilan Rakyat.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 20
5. Segi Kekhususannya
Berdasarkan segi kekhususannya, rencana dapat berupa:
a) Rencana umum (General Plan)
Yaitu rencana yang bersifat umum, merupakan garis
besar yang akan dilaksanakan di masa depan. Rencana umum
biasanya berupa suatu pedoman yang bersifat menyeluruh dan
masih perlu diikui oleh jenis-jenis rencana lainnya.
b) Rencana khusus (Special Plan)
Yaitu rencana yang sifatnya khusus baik karena keadaan
yang perlu pelaksanaan khusus, atau karena keistimewaannya.
c) Rencana darurat (Crash Program)
Yaitu suatu rencana yang sifatnya temporer dan terutana
untuk mengatasi keadaan yang mendadak atau mendesak.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil yang
mendesak maka diadakan suatu rencana pendidikan keterampilan
singkat.
d) Rencana penanggulangan (Interim/contingency Program)
Yaitu rencana yang bertujuan untuk menanggulangi suatu
peristiwa tertentu misalnya rehabilitasi setelah terjadi benca, agar
dampaknya tidak terlalu parah.
C. Proses Penyusunan Perencanaan
Dalam proses penyusunan perencanaan ada empat hal pokok
yang perlu diketahui dengan jelas, yaitu:
Tujuan yang hendak dicapai
Sumber-sumber data / informasi, fasilitas, tempat.
Sistem / metoda untuk mencapai tujuan
Jangka waktu yang diperlukan.
Proses penyusunan perencanaan pada umumnya terdiri dari
lima tahap, yaitu:
1. Penyusunan rencana
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 21
Dalam penyusunan rencana ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
Tinjauan keadaan (situasi dan kondisi intern organisasi),
meliputi identifikasi masalah pokok yang dihadapi, prestasi
dan kemajuan, sumber daya yang dimiliki dan identifikasi
situasi dan kondisi di luar lingkungan organisasi.
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai harus ditetapkan
secara konkrit, realistis dan terukur.
Perkiraan keadaan waktu yang akan dilalui.
Mengidentifikasi kebijaksanaan dan usaha-usaha yang
mendukung terhadap rencana yang telah dibuat.
Susunan pengesahan rencana dari pejabat yang berwenang.
Dalam dokumen ini biasanya dilengkapi dengan gantt chart,
prosedur kerja dengan flowchart, network planning dan lain
sebagainya.
2. Penyusunan program rencana
Yaitu penjabaran secara rinci mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan, jumlah biaya yang diperlukan, penentuan unit mana
yang menjadi pelaksananya, siapa saja yang melaksanakan,
siapa yang bertanggung jawabnya dan lain-lain. Penyusunan
program rencana umunya disusun secara kronologis atau
berdasarkan urutan kegiatan kerja.
3. Pelaksanaan rencana
Dalam suatu perencanaan yang baik, untuk memudahkan dalam
pelaksanaan biasanya dibuat suatu pedoman pelaksanaan yang
akan dipakai sebagai petunjuk para pelaksana, agar apa yang
dilakukannya sesuai dengan yang diharapkan dan tidak
melanggar ketentuan yang berlaku dalam organisasi. Dalam
pelaksanaan juga mungkin terjadi penyesuaian dengan keadaan
dan perubahan yang terjadi selama pelaksanaan.
d. Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 22
Supaya sasaran dapat tercapai sesuai rencana yang sudah
ditetapkan, maka pada waktu pelaksanaan rencana tersebut perlu
diadakan pengawasan dan pengendalian. Hal ini perlu agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat menghambat tercapainya
sasaran atau tujuan. Bila terjadi penyimpangan maka segera
diambil tindakan yang bersifat pencegahan mauapun
penanggulangan. Melalui pengawasan dan pengendalian juga
setiap perubahan yang terjadi baik intern maupun ekstern dapat
diantisipasi dengan segera.
e. Evaluasi terhadap rencana dan proses perencanaan
Setelah melalui suatu tahapan tertentu dalam pelaksanaan suatu
rencana, maka diperlukan adanya evaluasi terhadap rencana
tersebut, apakah masih bisa dilanjutkan kegiatannya atau perlu
adanya penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan keadaan yang
terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan. Sebab sering juga pada
waktu rencana sedang dilaksanakan, kegiatan perencanaan untuk
tahun berikutnya juga sudah dimulai, untuk keperluan itu maka
hasil evaluasi akan memberikan informasi tambahan untuk
kegiatan tahun berikutnya sehingga rencana yang dilakukan akan
lebih baik lagi.
D. Approach Fungsi Perencanaan
Sondang P. Siagian (1995: 111) mengemukakan bahwa
proses perencanaan itu dapat ditinjau dari tigas segi. Dengan kata
lain fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui
tiga cara.
Cara yang pertama adalah mengetahui sifat-siafat atau ciri-
ciri suatu rencana. Adapun ciri-ciri perencanaan tersebut adalah:
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 23
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh
mendalami teknik-teknik perencanaan.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh
memahami tujuan organisasi.
4. Rencana harus disertai oleh perincian yang teliti.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran
pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana.
7. Rencana harus luwes.
8. Didam rencana terdapat pengambilan resiko.
9. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).
10. Rencana harus merupakan forecasting.
Dengan demikian apabila seorang pimpinan melaksanakan
prinsip-prinsip perencanaan tersebut di atas dengan sungguh-
sungguh maka rencana yang dirumuskan akan berhasil dengan baik.
Dengan rencana yang baik maka pelaksanaan fungsi manajemen
lainnya seperti pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan akan
berjalan dengan baik pula sehingga tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan mudah.
Selanjutnya cara yang kedua adalah memandang proses
perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab
dengan memuaskan. Pertanyaan yang sering dikenal adalah 5 W + H
yaitu What, Where, When, Why, Who dan How.
Para ahli manajemen dan administrasi telah mempergunakan
konsep tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalana\kan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ?
2. Dimana kegiatan-kegiatan tersebut hendak dijalankan ?
3. Kapankah waktu pelaksanaan dari kegiatan yang telah
direncanakan tersebut ?
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 24
4. Bagaimanakah cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah
tercapainya tujuan ?
5. Siapa saja yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut ?
6. Mengapa kegiatan-kegiatan tersebut di atas dilaksanakan ?
Selanjutnya jika kelompok pimpinan dapat memuaskan
dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam
pertanyaan di atas, maka akan tercipta suatu rencana yang baik.
Cara yang ketiga adalah memandang proses perencanaan
sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan
mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Pembuatan rencana dapat
dipandang sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan
sistematika, serta didasarkan pada tujuh langkah tertentu, yaitu:
1. Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi Know the
nature of the problem).
2. Mengumpulkan data (Collect data)
3. Penganalisaan data (Analysis of the data)
4. Penentuan beberapa alternatif (Determination of several
alternatives).
5. Memilih cara yang kelihatannya terbaik (Selection of the
seemingly best way from among alternatives)
6. Pelaksanaan (Execution)
7. Penilaian hasil yang dicapai (Evaluation of results).
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 25
BAB III
TEKNIK-TEKNIK PERENCANAAN
Untuk membantu dalam membuat perencanaan yang baik, tepat
dan lengkap terdapat beberapa teknik perencanaan antara lain :
a. Penjadwalan dengan Bagan Gantt (Gantt Chart dan Gantt Milestone
Chart).
b. PERT (Program Evaluating and Review Technique, CPM (Critical Path
Method) dan NWP (Network Planning)
c. PKT (Pola Kerja Terpadu)
d. PPK (Perencanaan Peningkatan Kinerja)
e. APP (Analisis Persoalan Potensial).
Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba menguraikan dua
teknik perencanaan sebagai berikut:
A. Penjadwalan dengan Bagan Gantt (Gantt Chart dan Gantt
Milestone Chart).
1. Bagan Gantt
Bagan Gantt merupakan suatu teknik perencanaan yang
paling banyak dikenal dan sering dipergunakan dalam suatu kegiatan
baik perorangan maupun organisasi. Teknik ini pertama kali
diperkenalkan oleh Henry L. Gantt, oleh karena itu kemudian disebut
dengan Gant Chart.
Pada dasarnya pembuatan jadwal dengan Bagan Gantt
dilakukan dengan mempergunakan dua sumbu, yaitu:
a) Sumbu Horizontal yang menggambarkan ukuran waktu.
b) Sumbu Vertikal yang menggambarkan jenis kegiatan dan
pelaksanaannya.
Langkah-langkah penyusunan Gantt Chart adalah:
a) Menentukan rincian kegiatan yang akan dimasukkan ke
dalam bagan.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 26
b) Mengidentifikasi urutan logis (kronologis) dari setiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
c) Memperkirakan waktu penyelesaian masing-masing kegiatan.
d) Pembuatan konsep penjadwalan dalam bagan.
e) Mendiskusikan konsep dengan orang-orang yang akan terlibat
dalam pelaksanaan masing-masing kegiatan.
f) Pembuatan bagan akhir yang lebih realistis dan disepakati oelh
semua orang yang terlibat.
g) Mengadakan revisi, koreksi apabila dirasakan perlu.
Keuntungan Bagan Gantt adalah :
a) Sederhana dan tidak rumit pembuatannya,
b) Mudah menghitung waktu dan mencantumkannya dalam bagan
kegiatan pelaksanaan.
c) Mudah dibaca.
d) Dapat langsung dipakai untuk alat pemantauan kegiatan.
Adapun kelemahannya adalah :
a) Terlalu sederhana untuk proyek besar dan tidak efisien.
b) Perkiraan pencapaian kegiatan sulit dilihat.
c) Gambar kegiatan sering mengambang.
d) Indikator kegiatan-kegiatan kritis tidak terlihat.
e) Hubungan antar kegiatan tidak terlihat.
f) Sulit mengecek ketepatan pelaksanaannya.
g) Tidak mencerminkan distribusi beban dan biaya kegiatan
h) Sulit untuk merubah sesuai dengan perkembangannya.
Contoh penjadwalan dengan Bagan Gantt dapat dilihat tabel
di bawah ini:
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 27
Tabel
Contoh Jadwal Kegiatan dengan Gantt Chart
dalam Kegiatan Penelitian
BULAN
No. K E G I A T A N Juli Agt. Sept. Okt.
1.
Persiapan Penelitian dan
Seminar
2.
Penelitian Lapangan
(Observasi, Wawancara dan
Angket)
3.
Pengolahan, Penyusunan dan
Bimbingan Skripsi
2. Bagan Gantt Milestone
Bagan Gantt Milestone merupakan perbaikan dari Bagan
Gantt, yaitu dengan penambahan kejadian penting atau tonggak
ukuran (milestone) sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan Antara
c) Kegiatan Akhir
Untuk menggambarkan kegiatan tersebut maka diberi simbol
yang berbeda, yaitu:
a) Segi tiga untuk Kegiatan Awal
b) Lingkaran untuk Kegiatan Antara
c) Persegi/kotak untuk Kegiatan Akhir
Contoh penjadwalan dengan Bagan Gantt Milestone dapat
dilihat tabel di bawah ini:
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 28
Tabel
Contoh Jadwal Kegiatan dengan Gantt Milestone Chart
untuk Suatu Kegiatan
JADWAL WAKTU
K E G I A T A N Waktu
(hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1. Penyusunan Program
2. Pembentukan Panitia
3. Penyusunan Edaran
4. Pengurusan Izin-izin
5. Penyebaran Edaran
7
7
9
14
14
B. PERT (Program Evaluating and Review Technique), CPM (Critical
Path Method) dan NWP (Network Planning)
1. PERT & CPM
Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik Angkatan Laut
Amerika Serikat (Locked Aircraft Corporation) yang diberi nama
proyek Polaris “Polaris Weapons System”, yaitu sebuah proyek
pembuatan peluru kendali yang dapat ditembakkan dari kapal selam
menuju sasarannya di darat atau di udara. Semula proyek tersebut
direncanakan akan membutuhkan waktu penyelenggaraan selama
lima tahun. Kemudian suatu tim akhli (konsultan Booz, Allen and
Hamilton) memperbaiki rencana tersebut sedemikain rupa sehingga
waktu penyelenggaraan proyek menjadi hanya tiga tahun. Jadi
manfaat perbaikan rencana tersebut berupa kecepatan kerja, yang
kira-kira lebih cepat 1.7 kali dari semula.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 29
Metode yang mampu memperbaiki rencana semula tersebut
kemudian dikenal dengan PERT singkatan dari Programme Evaluation
and Review Technique.
Pada tahun yang sama sebuah proyek pembuatan pabrik
kimia milik perusahaan industri kimia du Pont, semula direncanakan
akan membutuhkan total biaya sebanyat US$ 10.000.000,
kemudian rencana ini diperbaiki sehingga biaya proyek ditekan
menjadi US$ 9.000.000. Jadi manfaat perbaikan rencana tersebut
berupa penghematan biaya sebesar 10% dari biaya semula.
Metoda yang mampu memperbaiki rencana semula tersebut
kemudian dikenal sebagai CPM singkatan dari Critical Path Method.
Perbedaan antara CPM dan PERT terletak pada anggapan terhadap
proyek. PERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang
susul-menyusul, sedangkan menurut CPM proyek terdiri dari kegiatan-
kegiatan yang membentuk lintasan atau beberapa lintasan.
Persamaan antara CPM dengan PERT adalah terletak pada
visualisasi proyek yaitu dengan membentuk sebuah diagram yang
disusun berdasarkan prinsip yang sama.
Perbedaan anggapan terhadap proyek menurut CPM dan
PERT tidak merupakan perbedaan yang prinsipil sebab meskipun
peristiwa berbeda dengan kegiatan adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Pada kenyataannya setiap kegiatan harus dimulai dari
peristiwa awal dan harus selesai pada peristiwa akhir.
Terdapat tiga dasar yang sangat penting dalam pembuatan
PERT, yaitu:
1. Perencanaan yang meliputi:
* Penjadwalan (scheduling)
* Penganggaran (Budgeting)
* Perencanaan tenaga kerja (Manpower planning)
2. Pengorganisasian
3. Pengendalian
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 30
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
PERT adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar kegiatan yang akan dilaksanakan. Misalnya A, B,
C, D, E, F dan G (tujuh kegiatan).
2. Tentukan urutan kegiatannya, serta perhatikan kegiatan yang
mendahuluinya.
3. Membuat gambar kegiatan
Misalnya seperti berikut:
Kegiatan A tidak didahului oleh kegiatan lain (kegiatan Awal):
b) Kegiatan B dan C didahului oleh kegiatan A, sehingga kegiatan B
dan C baru dapat dimulai kalau kegiatan A selesai:
c) Kegiatan D tidak didahului oleh kegiatan lain, jadi sama seperti
kegiatan A. Oleh karena itu penggambarannya harus mulai dari
kotak nomor 1:
d) Kegiatan E didahului oleh kegiatan C, jadi kegiatan E harus
berawal dari kotak nomor 4:
B
C A
D
3
2
4
5
A
B
C A
2
3
2
4
1
1
Gbr. 1
Gbr. 2
1
Gbr. 3
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 31
e) Kegiatan G didahului oleh kegiatan D, dan baru dapat
dilaksanakan apabila kegiatan A telah selesai. Oleh karena itu
kegiatan G harus berawal dari kotak nomor 5. Oleh karena
kegiatan G baru bisa dilaksanakan setelah kegiatan A selesai
maka dari kotak nomor 2 ke nomor 5 harus dibuat kegiatan semu
(dummy event) S :
f) Kegiatan F didahului oleh kegiatan B dan semuanya berakhir pada
peristiwa nomor 6, sehingga terbentuk diagram PERT sebagai
berikut:
B
E
B
E
G
C
C
A
A
D
S D
3
3
2
2
4
4
5
5
Gbr. 4
Gbr. 5
Gbr. 6
1
1
B
E
G
C A
S D
3
6 2
4
5
1
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 32
g) Misalnya masing-masing kegiatan memerlukan waktu kegiatan
sebagai berikut:
A = 5 hari; B = 6 hari; C = 5 hari; D = 3 hari;
E = 2 hari; F = 10 hari; G = 12 hari,
Kemudian waktu kegiatan tersebut dimasukkan ke diagram :
Dengan memperhitungkan waktu seluruh kegiatan, dapat melihat
adanya jalur / lintasan kegiatan yang kritis, yaitu pada lintasan:
A, B, F = 5+6+10 = 21 hari
Dengan mempergunakan teknik PERT maka perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian proyek/program dapat lebih
mudah. Dengan PERT juga dapat mengoptimalkan penggunaan /
pengerahan sumber daya waktu, biaya dan tenaga kerja sehingga
efisiensi pekerjaan dapat ditingkatkan.
2. Network Planning
Network Planning merupakan pengembangan dari teknik
PERT yang sudah dibahas sebelumnya. Kelebihan dalam
perencanaan ini ialah memasukkan keterangan dari awal dan akhir
yang harus dimulai dan diakhiri oleh suatu kegiatan atau event.
B=6 F=10
E=2
G=12
C=5 A=5
S D=3
3
6 2
4
5
1
Gbr. 7
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 33
a. Peranan Network Planning pada Penyelenggaraan Proyek
Mengingat network planning adalah salah satu model yang
dipakai pada penyelenggaraan proyek, maka perlu ditegaskan letak
atau peranan network planning pada penyelenggaraan proyek.
Pada penyelenggaraan proyek terdapat proses pengambilan
keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan
proses ini perlu adanya masukan informasi yang tepat dan
kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi agar dapat
melaksanakan pengambilan keputusan.
Supaya dapat melaksanakan keputusan yang telah diambil
tersebut perlu adanya sumber daya yang dibutuhkan dalam keadaan
siap pakai dan perlu adanya kemampuan yang tinggi untuk
melaksanakan proses pengolahan sumber daya tersebut guna
mencapai produk yang diharapkan. Kedua macam proses ini yaitu
proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan serta
proses pelaksanaannya merupakan sistem operasi pada
penyelenggaraan proyek.
Jika antara proses pengambilan keputusan dan penetapan
kebijaksanaan dengan pelaksanaannya terdapat jarak yang cukup
besar, yang disebabkan antara lain oleh lokasi, waktu, volume
pekerjaan, macam disiplin/keahlian atau wewenang maka diperlukan
adanya mekanisme yang mampu menyampaiakan hal-hal yang telah
diputuskan atau ditetapkan kepada para pelaksana. Mekanisme ini
berupa jalur informasi yang mampu menyampaikan hal-hal yang telah
diputuskan dan ditetapkan tadi.
Demikian pula halnya bila terdapat jarak yang cukup besar
antara proses pelaksanaan dengan proses pengambilan keputusan
dan penetapan kebijaksanaan. Agar dapat menyampaikan informaso
tentang kemajuan pelaksanaan kepada para pimpinan yang dipakai
sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan, perlu
adanya mekanisme yang dapat menyampaikan informasi untuk
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 34
pimpinan tersebut. Kedua macam mekanisme tersebut membentuk
sebuah sistem yang dapat menyalurkan informasi, disebut sistem
informasi pada penyelenggaraan proyek.
Jadi bila penyelenggaraan proyek merupakan sebuah total
system, maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua buah
subsistem yaitu subsistem operasi dan subsistem informasi.
Subsistem operasi menjawab pertanyaan bagaimana cara
melaksanakan kegiatan sedangkan sub sistem informasi menjawab
pertanyaan kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan
dilaksanakan. Sedangkan keudu network planning termasuk dalam
subsistem informasi.
Yang menjadi sokoguru dalam penyelenggaraan proyek
adalah sistem operasi dan sistem infromasi berfungsi sebagai alat
untuk meningkatkan efisiensi dari suatu sistem operasi yang efektif.
Bagaimanapun baiknya dan efisiensinya sebuah sistem informasi, bila
kemampuan operasinya lemah maka praktis penyelenggaraan proyek
menjadi sangat lambat dan macet.
Sebaliknya suatu network planning yang tepat diterapkan
pada penyelenggaraan proyek dengan kemampuan operasi yang
hampir nihil, praktis tidak akan memperbaiki keadaan. Kemampuan
operasi yang nihil tidak dapat diatasi dengan network planning
melainkan dengan pengambilan keputusan yang tepat, dengan
mengganti pekerja yang tidak terdidik dan tidak terampil dengan
tenaga kerja terdidik dan terampil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa network planning
merupakan suatu model yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan
yang ada dalam network diagram proyek yeng bersangkutan.
Informasi tersebut berisi mengenai sumber daya (biaya dan tenaga
kerja) yang digunakan dalam kegiatan yang bersangkutan dan
informasi jadwal pelaksanaannya.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 35
b. Prasyarat yang Harus Dipenuhi
Prasyarat yang harus dipenuhi agar aplikasi network
planning pada penyelenggaraan proyek dapat memberikan manfaat
antara lain:
a) Model harus lengkap; yaitu berisi tentang informasi scheduling,
budgeting dan manpower planning.
b) Model harus cocok; yakni diagram yang disusun harus sesuai
dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
c) Asumsi yang tepat; yakni bahwa keberhasilan network planning
sangat bergantung pada asumsi, dugaan yang tepat.
d) Sikap pelaksana; maksudnya sebaik apapun rencana yang dibuat
akan sangat bergantung pada sikap dari para pelaksana yang
mendukung terhadap keberhasilan penyelenggaraan proyek.
c. Tahap-tahap aplikasi
Beberapa tahap aplikasi atau penerapan network planning
pada penyelenggaraan proyek meliputi tahapan kegiatan sebagai
berikut:
1) Pembuatan, terdiri dari:
Inventarisasi kegiatan
Mengklasifikasi hubungan antar kegiatan
Pembuatan network diagram
Penyusunan data kegiatan
Analisa waktu dan sumber daya
Pembatasan dan persyaratan
Leveling kegiatan
2) Pemakaian, terdiri dari:
Pembuatan laporan kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan evaluasi
3) Perbaikan; dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai
pada saat pembutan yang disebabkan oleh berbagai alasan.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 36
d. Model diagram Network Planning
Model atau simbol yang dipergunakan dalam network planning
adalah sebagai berikut:
1. Lingkaran (Node) menggambarkan peristiwa, saat atau event
biasa juga disebut milestone.
Lingkaran ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
2. Anak Panah (Arrow) menggambarkan hubungan antar kegiatan:
kegiatan, aktivitas
kegiatan semu
Teknik dasar network planning yang kadang-kadang juga
disebut dengan Critical Path Method (CPM) adalah sama dengan
PERT yang sudah dibahas sebelumnya, yang berbeda hanyalah
pernyataan dalam setiap simbol bulatan “milestone” diberi rincian
waktu kapan baru bisa memulai (EET) dan kapan harus sudah
selesai (LET).
Dengan cara demikian kita langsung mengetahui jumlah
waktu setiap kegiatan, serta posisi waktu masing-masing kegiatan
serta jumlah seluruh waktu kegiatan proyek dapat langsung diketahui
pada gambar jaringannya.
Gambar 7 dapat digambarkan dengan metoda Network
Planning seperti pada gambar 8 sebagai berikut:
EET LET i
EET : Earliest Event Time = Waktu Yang Paling Awal LET : Latest Event Time = Waktu Yang Paling Lambat
i = nomor event
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 37
Cara menghitung EET adalah menjumlahkan waktu setiap
kegiatan yang mengarah ke peristiwa dimaksud dengan mengambil
nilai terbesar apabila terdapat beberapa kegiatan yang mengarah ke
peristiwa tersebut. Alurnya adalah dari kiri ke kanan (maju), dimulai
dari peristiwa awal. Dengan ketentuan bahwa peristiwa awal dimulai
dengan angka 0.
Adapun cara menghitung LET adalah kebalikan dari EET yaitu
dengan mengurangkan waktu setiap kegiatan yang mengarah ke
peristiwa sebelumnya dengan mengambil nilai terkecil apabila
terdapat beberapa kegiatan yang mengarah ke peristiwa tersebut.
Alurnya adalah dari kanan ke kiri (mundur) yang dimulai dari peristiwa
terakhir dimulai dengan angka terbesar dari nilai EET. Lintasan kritis
untuk diagram di atas adalah lintasan A, B, F.
Dengan memperhatikan lintasan kritis, ada beberapa manfaat
yang dapat diambil antara lain:
Apabila terjadi kelambatan dalam lintasan ini akan mengakibatkan
terlambatnya seluruh kegiatan proyek.
Demikian pula halnya dengan cara mempercepat jalur lintasan
kritis maka waktu penyelesaian proyek bisa dipercepat.
B=6 F=10
E=2
C=5
A=5
S D=3
G=12
11
11
10
19
5
9
5
5
0
0
Gbr. 8
21
21
6
3
4
2
5
1
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 38
Upaya untuk mempercepat lintasan kritis antara lain dengan
menambah tenaga dan peralatan secara optimal.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 39
BAB IV
PERHITUNGAN WAKTU DALAM PERENCANAAN
A. Satuan Waktu
Waktu merupakan dasar ukuran mengenai pekerjaan yang
dibutuhkan dalam suatu proyek. Dalam PERT waktu menjadi dasar
ukuran mengenai waktu yang diperlukan untuk menentukan berapa
lama kita terlambat atau lebih cepat dari rencana semula pada titik
tertentu, serta untuk mengetahui pekerjaan apa yang terdapat dalam
suatu tingkat atau aktivitas proyek.
Dalam PERT waktu pelaksanaan kegiatan biasanya
dinyatakan dalam satuan minggu oleh karena pada umumnya aktivitas
yang terdapat dalam suatu jaringan PERT memakan waktu yang
cukup lama untuk diselesaikan.
Perhitungan waktu kerja dalam satuan minggu dapat
mempergunakan rumus sebagai berikut:
Waktu dalam minggu = Jumlah hari kerja yang dibutuhkan (jumlah minggu) Jumlah hari kerja dalam satu minggu
Misalnya jumlah hari kerja yang dibutuhkan adalah 120 hari
dan jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 5 hari maka jumlah
satuan waktu dalam minggu adalah 24 minggu.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 40
Adapun untuk waktu kegiatan yang tidak genap maka
pembulatan waktu diambil sampai satu angka di belakang koma.
Misalnya jumlah hari kerja yang dibutuhkan adalah 157 hari dan
jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 6 hari maka jumlah
satuan waktu dalam minggu adalah 26.2 minggu.
B. Waktu Kegiatan Yang Tidak Pasti
Dalam menentukan waktu suatu kegiatan dalam jaringan
PERT dihadapkan pada ketidakpastian. Secara realistis waktu dari
masing-masing kegiatan proyek sebenarnya tidak dapat ditentukan
dengan pasti. Waktu dari masing-masing unsur kegiatan mengandung
ketidakpastian.
Untuk mengestimasi waktu yang diharapkan dari waktu yang
mengandung unsur probabilitas ini dapat dipergunakan suatu teknik
yang disebut Multiple Estimate Approach atau “Rumus rata-rata
dibobot”.
Pendekatan ini menggunakan tiga waktu yang dipakai pada
masing-masing kegiatan yaitu:
1. Waktu yang paling optimis (Most optimist time)
Yaitu perkiraan waktu yang mempunyai kemungkinan yang sangat
kecil untuk dapat dicapai (waktu yang paling cepat suatu kegiatan
selesai dilaksanakan).
Selanjutnya item waktu ini dilambangkan dengan huruf a.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 41
2. Waktu yang paling pesimis (Most pesimistic time)
Yaitu perkiraan waktu yang mempunyai kemungkinan sangat kecil
untuk dapat dilaksanakan (waktu yang paling lama suatu kegiatan
dapat diselesaikan).
Selanjutnya item waktu ini dilambangkan dengan huruf b.
3. Waktu yang paling mungkin (Most likely time)
Yaitu yang berdasarkan pemikiran estimator, menggambarkan
waktu yang paling sering akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan tertentu, jika kegiatan ini dilakukan berulang ulang
dalam kondisi yang sama (berdasarkan pengalaman). Bisa juga
dikatakan sebagai waktu tengah-tengah antara waktu optimis dan
waktu pesimis. Selanjutnya item waktu ini dilambangkan dengan
huruf m.
Berdasarkan ketiga item waktu di atas maka dapat
dirumuskan suatu rumus aljabar yang menggambarkan suatu waktu
yang diharapkan (time expected) untuk menyelesaikan suatu aktivitas
proyek, yaitu sebagai berikut:
te = a + 4m + b
6
dimana te adalah waktu yang diharapkan untuk suatu aktivitas
atau jangka waktu yang diharapkan.
Rumusan di atas menyatakan bahwa jangka waktu yang
diharapkan untuk suatu aktivitas adalah sama dengan waktu yang paling
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 42
optimis ditambah dengan 4 kali waktu yang paling mungkin ditambah
dengan waktu yang paling pesimis - - seluruhnya dibagi 6.
Selanjutnya oleh karena dipergunakan waktu optimis dan pesimis,
maka untuk masing-masing kegiatan ini mempunyai penyimpangan
standar (deviasi standar). Terhadap kedua waktu tersebut maka dapat
dihitung nilai deviasi standar dengan mempergunakan rumus sebagai
berikut:
= b - a
6
dimana adalah besarnya nilai deviasi standar atau nilai
penyimpangan dari waktu yang paling pesimis dengan waktu
yang paling optimis.
Selanjutnya setelah kita mengetahui dasar-dasar mengenai cara-
cara menghitung te, marilah kita coba menerapkan pada beberapa contoh
sebagai berikut:
Tabel
Contoh Perhitungan te dan Kegiatan Proyek
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan Waktu y.p optimis
Waktu y.p pesimis
Waktu y.p mungkin
te
1-2
1-3
2-5
2-4
3-4
4-5
A
B
C
D
E
F
12
2
8
2
2
1
18
13
16
13
10
11
15
10
9
4
3
3
15
9.2
10
5.2
4
4
1
1.83
1.33
1.83
1.33
1.67
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 43
Jika digambarkan dalam kurva distribusi normal untuk beberapa
kegiatan di atas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Kegiatan A
a = 2 m = 15
te = 15
b = 13
Gambar 9 : Kurva Kegiatan A
Kegiatan B
a = 2 te = 9.2
m = 10 b = 13
Gambar 10 : Kurva Kegiatan B
Kegiatan D
a = 2 m = 4
b = 13 te = 5.2
Gambar 11 : Kurva Kegiatan D
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 44
Berdasarkan gambar kurva distribusi kegiatan di atas, nampak
bahwa nilai te bisa berada pada posisi yang sama dengan waktu yang
paling mungkin, bisa juga berada disamping kiri waktu yang paling
mungkin atau juga berada pada posisi samping kanan waktu yang paling
mungkin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa te posisinya akan
berada antara waktu paling optimis dan waktu paling pesimis.
Adapun perhitungan nilai deviasi standar dipergunakan untuk
menghitung probabilitas / kemungkinan penyelesaian suatu proyek sesuai
dengan waktu yang diharapkan, dimana waktu peneyelesaian suatu
proyek tergantung pada jalur kritisnya.
Untuk mengetahui jalur kritis dari beberapa kegiatan pada contoh
di atas maka dapat dilihat pada diagram network planning sebagai berikut:
A C 10 15 D 5.2 B F 4 9.2 E 4
Gambar 12: Diagram Network Planning
Berdasarkan gambar di atas nampak bahwa lintasan / jalur kritis
adalah lintasan A, C. Besarnya penyimpangan standar untuk jalur kritis
15
15
0
0 25
25
20.2
21
9.2
17
2
5 1
4 3
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 45
dapat dihitung dari akar penjumlahan variance kegiatan-kegiatan jalur
kritis. Variance adalah kuadrat dari penyimpangan standar.
Besarnya deviasi standar jalur A, C adalah sebesar:
AC = A2 + C2
= 12 + 1.332 = 2.77 = 1.66
Total waktu jalur kritis pada contoh di atas adalah tA + tB = 15 + 10 = 25.
Probabilitas proyek ini dapat diselesaikan dalam waktu 30 minggu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Zh = X -
dimana X = Waktu yang diharapkan selesainya proyek
= Waktu jalur kritis selesainya proyek
= Deviasi standar jalur kritis
Dengan demikian besarnya Zh untuk contoh proyek di atas adalah:
Zh = 30 - 25
1.66
= 3.01
Dengan melihat di tabel kurva normal, untuk Zh = 3 maka akan
didapatkan nilai Z = 0.4987. Oleh karena nilai uji hanya satu pihak maka
nilai Z tersebut ditambah 0.5, jadi nilai Z = 0.9987. Ini berarti probabilitas
selesainya proyek dalam waktu 30 minggu adalah 99.87%.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 46
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari, Drs., Network Perencanaan dan Pengawasan Aktivitas Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 1992.
Jogiyanto, HM., Analisis & Disain Sistem Infromasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
LAN R.I, Teknik Pengawasan dan Pengendalian, Deputi BidangDiklat I, Jakarta, 1994.
LAN R.I, Teknik Perencanaan, Deputi BidangDiklat I, Jakarta, 1994.
Moekijat, Drs., Tata Laksana Kantor Manajemen Perkantoran, Mandar Maju, Bandung, 1989.
Rachmat Kusmiadi, Drs. H. M.Si, Teori dan Teknik Perencanaan, Ilham Jaya, Bandung, 1995.
Richardi I. Levin & Charles A. Kirkpatrick, Perencanaan & Pengendalian dengan PERT dan CPM, Balai Pustaka, Jakarta, 1982.
Sondang P. Siagian, Prof. Dr., Filsafat Administrasi, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, 1995.
Sudjana, Prof. Dr. M.A. M.Sc., Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 1992.
Tubagus Haedar Ali, Prinsip-prinsip Network Planning, Gramedia, Jakarta, 1995.
Himpunan Kuliah Perencanaan & Pengendalian # 47
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 2 Desember 1973.
Pendidikan Formal Sekolah Dasar (Madrasah Ibtidaiyah Panimbang) lulus
tahun 1986. Lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP Muhammadiyah
Kawali, Ciamis). Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri I Ciamis)
Jurusan A1 (Ilmu Fisika) tahun 1992. Kemudian melanjutkan ke perguruan
tinggi Universitas 17 Agustus 1945 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi Negara tahun 1993 dan lulus pada tahun 1997.
Pendidikan informal yang pernah diikuti penulis antara lain
kursus Bahasa Inggris Elementari I pada tahun 1989, kursus
Operator/Programer Komputer pada tahun 1991.
Pekerjaan yang pernah dialami penulis antara lain sebagai
Instruktur di Lembaga Kursus Komputer Selecta Komputer Cirebon dari
tahun 1992-1995, Programer Komputer pada PT. Perdana Modern Abadi
Cirebon dari tahun 1995-1997 dan terakhir sebagai Dosen dan Staf di
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.