Upload
ferry-nirwana-ade-saputra
View
173
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HIPOSPADIA
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPOSPADIA
1. DEFINISI
HIPOSPADIAKelainan congenital pada penis, yang terjadi akibat adanya striktura, fistula ataupun proses infeksi pada gland penis, terjadi pada anak laki-laki usia 0,05).
Kejadian komplikasi pasca repair hipospadia yang paling banyak yaitu fistula urethrocutaneus(12,69%).
Kepecayaan diri dan pengalaman operator menentukan tentang tahap dan keberhasilan operasi.
Di sarankan penanganan hipospadia dilakukan dengan operasi satu tahap.
10. PROSES KEPERAWATAN1. Pengkajian
a. Pengkajian Keperawatan PraOperatif
i. Mengkaji keadaan umumii. Mata: anemis, ikterik?
iii. Muskuluskeletal: untuk penilaian status gizi dan aktivitas
iv. Genitalia: banyaknya dan frekuansi berkemih
v. Status internus: abdomen, thorax
vi. Status emosional
b. Pengkajian Keperawatan PascaOperatif
i. Sama seperti diatas, sebagai tambahan kaji keadaan luka post operasi
2. Diagnosa
a. Diagnosa Keperawatan PraOperatif
i. Kecemasan/ansietas b/d kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatanii. Gangguan eliminasi urine b.d penyumbatan/striktura uretraiii. Gangguan body image b/d kondisi penyakitnyab. Diagnosa Keperawatan PascaOperatif
i. Tidak efektif pola nafas b/d neuromuscular, ketidakseimbangan perceptual/kognitifii. Gangguan rasa nyaman,nyeri akut b/d gangguan integritas kulit jaringaniii. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal(perdarahan, muntah, dll)iv. Resiko tinggi b.d port de entry kuman3. Intervensi a. Intervensi Keperawatan PraOperatif
i. Kecemasan/ansietas b/d kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan Kaji tingkat pemahaman pasien
Gunakan sumber-sumber pengajaran, sesuai keadaan
Melaksanakan program pengajaran pra operasi individual
Informasikan pasien/orang terdekat mengenai rencana perjalanan, komunikasi dokter/orang terdekat
ii. Gangguan eliminasi urine b.d penyumbatan/striktura uretra Kaji pola, frekuensi dan volume eliminasi urine Memantau adanya penahanan nyeri
Membantu dalam proses BAKiii. Gangguan body image b/d kondisi penyakitnya
Kaji tingkat emosional pasien sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya Informasikan tentang keadaan dan proses pengobatan yang sedang dijalankan
Beri terapi bermain yang sesuai denga tahapan tumbuh kembang
Gunakan sumber-sumber pengajaran, sesuai keadaanb. Intervensi Keperawatan PascaOperatifi. Tidak efektif pola nafas b/d neuromuscular, ketidakseimbangan perceptual/kognitif Kaji pola nafas klien
Pertahankan jalan udara klien dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang, aliran udara faringeal oral
Lakukan latihan gerak sesegera mungkin pada pasien yang reaktif dan lanjutkan pada periode pasca operasi
Kolaborasi untuk pemberian O2
ii. Gangguan rasa nyaman,nyeri akut b/d gangguan integritas kulit jaringan Kaji persepsi nyeri PQRST
Evaluasi rasa sakut secara reguler, catat karakteristik, lokasi dan intensitas.
Dorong penggunaan tehnik relaksasi
Lakukan reposisi sesuai petunjuk Kolaborasi untuk pemberian anlgetik yang sesuai dosisiii. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal(perdarahan, muntah, dll) Berikan bantuan pengukuran berkemih sesuai kebutuhan
Periksa pembalut, alat drein pada interval regular Pantau suhu kulit,palpasi denyut perifer
iv. Resiko tinggi infeksi b.d port de entry kuman Kaji tanda-tanda vital
Kaji kondisi luka post operasi
Rawat luka post operasi dengan prinsip steril Kolaborasi pemberian antibiotic yang sesuai4. Evaluasi
klien tidak cemas lagi dalam menjalani proses pengobatan dan mengerti tentang penyakitnya klien mengetahui tentang proses viksi yang tidak normal yang terjadi pada dirinya klien dapat menerima kondisi dirinya dan dapat menjelaskan kondisi dirinya pada teman sebayanya dalam proses perawatan
pola napas efektif dengan criteria hasil: klien dapat bernapas dengan normal, tidak ada tahanan napas dan activity daily living terpenuhi
nyeri berkurang sampai hilang
kebutuhan cairan terpenuhi tidak terjadi infeksi dengan indikasi tidak adanya tanda-tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Barlow, Sheilla dan Weller, Barbara F.(1985) Pediatric Nursing. Jakarta : Engish Langue Book Society
Carpenito, Linda Juall.(2001).Buku saku diagnosa keperawatan,Jakarta :EGC
Drice, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M.(1995) Pathofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Jakarta : EGC
Rekso Prodjo, Soelarto.(1995) Ilmu Bedah.Jakarta :FKUI
Suriadi dan Yuliani,Rita.(2001).Askep Pada Anak,edisi 1. Jakarta : Fajar Interpretama
Smelzer, Suzane. (2002). Keperawatan Medikal Bedak,edisi 8.Jakarta : EGC
www.medicastore.ko.org LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TINDAKAN URETHROPLASTY
DI RUANG DEVISI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG
Disusun oleh :
Bintara Bayu Aji
1.1.20350
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
POLITAKNIK KESEHATAN SEMARANG
2005
Proses Keperawatan
5. Pengkajian
a. Pengkajian Keperawatan PraOperatif
b. Pengkajian Keperawatan PascaOperatif
6. Diagnosa
a. Diagnosa Keperawatan PraOperatif
b. Diagnosa Keperawatan PascaOperatif
7. Intervensi
a. Intervensi Keperawatan PraOperatif
b. Intervensi Keperawatan PascaOperatif
8. Evaluasi
EMBED Word.Picture.8
Ada 3 tipe rekonstruksi hipospadia
a.Methode Duplay
- Untuk tipe penil
- Kulit penil / scrotum untuk flap
b.Methode Ombredane
- untuk tipe coronal dan distal penil
c.Methode Nove Josserand
- untuk berbagai tipe hipospadia
- memakai Free Graft
63 Kasus hipospadia yang telah dilakukan repair
21 kasus satu tahap
42 kasus dua tahap
17 Kasus (26,98%) terjadi komplikasi
Usia antara 6 bulan 13 tahun,
rata-rata usia 7 tahun
Usia terbanyak : a. lebih dari 5 tahun
b. 28 kasus ( 44,44 %)
Tipe hipospadia terbanyak
a.tipe penil
b.25 kasus ( 39,68 % )
Komplikasi terbanyak
Usia antara 1 5 tahun
11 kasus ( 17,46 % )
terdiri dari :
Infeksi3 kasus ( 4,76 % )
Fistula5 kasus ( 7,94 % )
Striktur3 kasus ( 4,76 % )
Kejadian komplikasi yang paling banyak pada hipospadia tipe penil dan penoscrotal
Fistula urethrocutaneus yang paling banyak( 8 kasus (12,69%)
Kejadian komplikasi baik pada repair hipospadia satu tahap dan dua tahap yang paling banyak yaitu fistula urethrocutaneus 8 kasus (12,68%).
Satu tahap ( 7 kasus (11,11%) dari 21 kasus
Dua tahap ( 10 kasus (15,87%) dari 42 kasus
HASIL :
63 Kasus 17 kasus ( 28,98 % ) terjadi komplikasi
Satu Tahap:7 kasus (11,11 %)
Infeksi 1 kasus
Fistula 4 kasus
Striktura 2 kasus
Dua tahap:10 kasus ( 15,87 % )
Infeksi4 kasus
Fistula4 kasus
Striktura2 kasus
Kejadian komplikasi antara satu tahap& dua tahap peluangnya hampir sama (p>0.05)
Usia :( 1 tahun
1 5 tahun11 kasus (17,46 %)
> 5 tahun6 kasus (9,52 %)
Ternyata usia 1 5 tahun merupakan usia yang sukar dikendalikan emosionalnya sedangkan usia ( 1 tahun masih dalam asuhan ibunya karena belum bisa jalan sedangkan usia > 5 tahun merupakan usia yang sudah bisa diberi pengertian ( usia sekolah dasar ).
KomplikasiPenoscrotal10 kasus (15,87 %)
Penil7 kasus(11,11 %)
Semakin ke proksimal kelainan hipospadianya semakin sukar tehnik operasinya dan semakin besar kejadian komplikasinya.
_1178666359.doc