21
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Hipotesis” ini. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2, Bapak Tri Budiarta yang kami hormati. Tugas makalah ini kami tujukan untuk kami sendiri sebagai mahasiswa yang belajar memahami tentang Hipotesis, kemudian untuk dosen pengajar kami bapak Tri Budiarta. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembacademi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta dapat membantu rekan – rekan lainnya pada saat dimana masa yang akan datang. Depok, 14 April 2015 Penyusun i

Hipotesis b.indo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipotesis

Citation preview

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Hipotesis ini. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2, Bapak Tri Budiarta yang kami hormati. Tugas makalah ini kami tujukan untuk kami sendiri sebagai mahasiswa yang belajar memahami tentang Hipotesis, kemudian untuk dosen pengajar kami bapak Tri Budiarta. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembacademi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta dapat membantu rekan rekan lainnya pada saat dimana masa yang akan datang.

Depok, 14 April 2015 Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB 1 PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan Penulisan21.4 Metode Pengumpulan Data2BAB II PEMBAHASAN32.1 Definisi Hipotesis32.2 Syarat-syarat Hipotesis42.3 Tahap-tahap Pembentukan Hipotesis52.4 Manfaat atau Kegunaan Hipotesis62.5 Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik72.6 Macam-macam Hipotesis8BAB III PENUTUP123.1 Kesimpulan123.2 Saran12DAFTAR PUSTAKA13

i

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?2. Sebutkan syarat-syarat hipotesis?3. Apa saja tahap-tahap pembentukan hipotesis?4. Apa saja manfaat atau kegunaan hipotesis?5. Apa saja ciri-ciri hipotesis yang baik?6. Sebutkan macam-macam hipotesis?

1.3 Tujuan PenulisanMakalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Selain itu bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang hipotesis.

1.4 Metode Pengumpulan DataDalam makalah ini kami memperoleh data melalui buku dan internet.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi HipotesisBerdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melalui membaca.

2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai

setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data. Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesis, dan berkembang menjadi hipotesis.Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:

1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).

2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian

berlangsung untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:

1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat. 2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.

3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.

Namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya.G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi:

1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude).

2. Penelitian tentang perbedaan (differencies).

3. Penelitian hubungan (relationship).

Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu:

a. Case studies

b. Causal comparative studies

c. Correlations studies

2.2 Syarat-syarat HipotesisHipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.

Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.

2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.

3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

2.3 Tahap-tahap Pembentukan HipotesisTahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:1. PenentuanmasalahDasar penalaranilmiahialah kekayaanpengetahuanilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkanhukumatauteoriataudalil-dalililmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat.Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan.Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah.Tanpa hipotesis preliminer,pengamatantidak akan terarah.Faktayang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatukonklusi, karena tidak relevan dengan masalahyang dihadapi.Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalampenelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhanpenelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulanfakta,Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yangrelevandengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotesis.Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini.Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.Sebagai contoh sebuahanekdotyang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesis, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal denganhukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesisArtinya, mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapatdiamatidalam istilah ilmiah hal ini disebutverifikasi (pembenaran).Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebutkonfirmasi. Falsifikasi (penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakankoroborasi (corroboration).Hipotesis yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebutteori.

6. Aplikasi/penerapan.Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadiramalan(dalam istilah ilmiah disebutprediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta.Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.2.4 Manfaat atau Kegunaan HipotesisHipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnyapenelitian kuantitatifTerdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: 1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai pirantikerjateori. Hipotesis ini dapat dilihat dariteoriyang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat darikonflikdapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi.3. Hipotesis adalahalatyang besar dayanya untuk memajukanpengetahuankarena membuatilmuwandapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Walaupun hipotesis penting sebagaiarahdanpedomankerja dalampenelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan padamasalahatautujuanpenelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakahpenelitianmenggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaituPenelitian eksplorasiyang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkindataatauinformasitidak menggunakan hipotesis.Hal ini sama denganpenelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuatdeskripsi atau mengukur secara cermat tentangfenomenayang diteliti,tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.Fungsi penting hipotesis di dalampenelitian, yaitu:1. Untuk menguji teori,2. Mendorong munculnya teori,3. Menerangkanfenomenasosial,4. Sebagaipedomanuntuk mengarahkanpenelitian,5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

2.5 Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secaraproporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:1. Hipotesis diturunkan dari suatuteoriyang disusun untuk menjelaskanmasalahdan dinyatakan dalamproposisi-proposisi.Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuanpenelitian.

2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilahyang benar dan secaraoperasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secaraempirisadalah harus mendefinisikan secaraoperasionalsemuavariabeldalam hipotesis dan diketahui secara pastivariabel independendanvariabel dependen

3. Hipotesis menyatakan variasinilaisehingga dapat diukur secaraempirisdan memberikan gambaran mengenaifenomenayang diteliti. Untuk hipotesisdeskriptifberarti hipotesis secara jelas menyatakankondisi,ukuran, ataudistribusisuatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyaimakna.

4. Hipotesis harusbebasnilai.Artinya nilai-nilai yang dimilikipenelitidan preferensisubyektivitastidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.

5. Hipotesis harus dapat diuji.Untuk itu,instrumenharus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid darivariabelyang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji denganmetodeyang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai, danspesifik, serta menemukan bahwa tidak adametodepenelitianuntuk mengujinya. Oleh sebab itu,evaluasihipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metodepengamatan, pengumpulan data,analisisdata, maupungeneralisasi.

6. Hipotesis harus spesifik.Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya.Peneliti harus memilikihubunganeksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilaharah(seperti,positifdannegatif).Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dariwaktu,ruang, atau unitanalisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalamteoridijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.

7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

2.6 Macam-macam HipotesisAda 3 macam hipotesis, antara lain :1.Hipotesis DeskriptifHipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

Contoh Hipotesis Deskriptif :Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses perdamaian di Poso mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?

Assumsi:a) Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima proses perdamaian.b) Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.c) Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu proses perdamaian.

Hipotesis Umum:Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.

Hipotesis khusus:a) Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.b) Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.c) Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.

2.Hipotesis Korelasional/hubunganHipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas.

1) Contoh Hipotesis Korelasional:Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu Perusahaan. Asumsi:a) Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksib) Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketatc) Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.

Hipotesis:Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan menerima proses perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.

2) Contoh Hipotesis Kausalitas:Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam suatu lingkungan masyarakat.

Asumsi:a) Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan.b) Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.c) Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

Hipotesis :Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya absorbsinyajikamereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat,makamereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

3.Hipotesis asosiasiPengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variable.

1) Hipotesis Kerja disingkat (HK)Hipotesis-hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun hipotesis kausalitas disebuthipotesis kerja. Hipotesis Kerja (HK) biasanya disebut juga dengan hipotesis Alternatif (HA). Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara Variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Rumusan Hipotesis Kerjaa. Jika... Maka...b. Ada perbedaan antara Dan Dalamc. Ada pengaruh Terhadap

Adanya saling hubungan antara satu Variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.

Contoh Hipotesis Kerja(Hk):Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.

2) Hipotesis Nol (null hypotheses) disingkat (Ho)Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian bersifat statistik, yaitu diuji dengan hitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan Variabel Y, maksudnya nol adalah atau nihil dapat dimengerti dengan mudah karena tidak adanya perbedaan antara dua variabel.

Rumusan Hipotesis Nol :a. Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...b. Tidak ada pengaruh... terhadap...

Contoh Hipotesis Nol(Ho):Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil, persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta perilaku kontrasepsi moderen.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanSebagai pedoman kerja, peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.Ada 3 macam hipotesis, antara lain :1.Hipotesis DeskriptifHipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori

2.Hipotesis Korelasional/hubunganHipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas.

3.Hipotesis asosiasiPengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variable.Dalam hipotesis asosiasi terbagi lagi menjadi 2 hipotesis yaitu:1) Hipotesis Kerja disingkat (HK)2) Hipotesis Nol (null hypotheses) disingkat (Ho)

3.2 SaranKepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian merupakan cara primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa.

DAFTAR PUSTAKA

Roro Rizky Ananda Febriani.2013.Tugas Bahasa Indoensia2 Hipotesis.http://rororizky.blogspot.com/2013/04/tugas-bahasa-indonesia-2-hipotesis.html(diakses 13 April 2015)

Makalah Hipotesis Universitas Negeri Yogyakarta 2013