Upload
citra-dewi
View
35
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
superficial. free
Citation preview
A. HISTOLOGI TIROID
Kelenjar tiroid yang terletak di regio servikal sebelah anterior laring,
terdiri atas dua lobus yang disatukan oleh isthmus memiliki fungsi untuk
membuat hormon tiroid yang terdiri dari tiroksin (tetra-iodotironin atau
T4) dan trioodotironin (T3). Hormon tersebut berfungsi untuk
pertumbuhan, diferensiasi sel, dan untuk pengaturan laju metabolisme
basal dan konsumsi oksigen seluruh tubuh. Hormon tiroid tersebut juga
mempengaruhi metabolisme protein, lipid, dan karbohidrat. (Mescher,
2012)
Kelenjar tiroid dari lapisan luarnya dibungkus oleh kapsula fibrosa
yang menjulur kedalam parenkim membentuk septa dan membagi
parenkim tiroid menjadi lobulus dan membawa serta pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim tiroid terdiri atas jutaan struktur
sepitel bulat disebut folikel tiroid. Setiap folikel terdiri atas selapis epitel
dengan lumen sentral terisi substansi gelatinosa disebut koloid. Koloid
mengandung glikoprotein besar yakni tiroglobulin, suatu prekusor untuk
hormon tiroid aktif. (Mescher, 2012)
Sel epitel yang dimiliki folikel tiroid memiliki bentuk yang bervariasi
dari skuamosa hingga kolumnar rendah. Ukuran dan gambaran selular
folikel tiroid bervariasi sesuai aktivitas fungsional. Kelenjar yang aktif
memiliki lebih banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumner rendah;
kelenjar dengan sebagian besar sel folikuler skuamosa dianggap hipoaktif.
Sel epitel folikel memiliki kompleks taut yang khas di apeks berada di
lamina basal. Sel terlihat mengindikasikan sintesis protein aktif dan
fagositosis dan pencernaan. (Mescher, 2012)
Selain folikel tiroid terdapat juga sel parafolikel atau sel C yang
terdapat dalam lamina basal epitel folikel atau sebagai kelompok tersendiri
di antara folikel-folikel. Sel parafolikuler tersebut berasal dari krista
neuralis yang bermigrasi ke dalam area usus embrionik, biasanya agak
lebih besar daripada sel folikuler dan terpulas lebih lemahh. Sel ini
memiliki RE kasar, kompleks Golgi, dan sejumlah besar granula kecil
yang mengandung hormon polipeptida. Sel parafolikuler ini menyintesis
dan menyekresi kalsitonin yang menekan resorpsi tulang oleh osteoklas
yang dipicu oleh peningkatan kadar Ca2+. (Mescher, 2012)
B. FISIOLOGI
Regulator utama status fungsional folikel tiroid adalah hormon
penstimulasi tiroid yakni TSH (Tirotropin) yang disekresi oleh hipofisis
anterior. (Mescher, 2012) Faktor utama yang mengontrol kadar hormon
tiroid yang dikeluarkan adalah konsentrasi TSH dalam darah. TSH
menstimulasi transpor iodide ke dalam sel folikel dan menstimulasi
produki thyroglobulin dan tiroid peroksidase. TSH juga menstimulasi
pelepasan hormon tiroid. (Martini, 2012)
Berikut cara kerja pembentukan hormon tiroid menurut buku
Fundamentals of Anatomy and Physiology
1. Ion iodida diabsorbsi dari nutrisi yang dicerna oleh sistem
pencernaan melalui pembuluh darah yang melewati kelenjar tiroid.
TSH yang berada dibawah membran sel folikel akan secara aktif
mentransport ion iodida.
2. Ion iodida (I-)tersebut akan mengalami difusi ke permukaan apikal
sel folikel dimana mereka akan dikonvertasikan ke bentuk aktif
iodida (I+) oleh enzim peroksidase.
3. Molekul tirosin yang terhubung dengan ion iodida menjadi
terhubung secara kovalen. Hormon tiroksin atau T4 memiliki
empat ion iodide. Hormon triiodothyronine atau T3 memiliki tiga
ion iodide. Hormon-hormon tersebut akan dikandung oleh
thyroglobulin.
4. Sel folikel akan melepaskan thyroglobulin dengan proses
endositosis dan enzim lisosom akan memecah thyroglobulin
sehingga asam amino dan hormon tiroid dapat masuk ke
sitoplasma. Asam amino tersebut akan digunakan kembali untuk
membentuk thyroglobulin.
5. T3 dan T4 yang bebas akan didifusi ke bawah membran dan masuk
ke pembuluh darah. 90 persen hormon tiroid yang disekresikan
adalah T4.
6. 75 persen T4 dan 70 persen T3 yang ada di dalam pembuluh darah
akan terhubung ke protein transport yakni TBGs atau thyroid
binding globulins
Proses tersebut membutuhkan peran TSH, tanpa TSH maka folikel
menjadi tidak aktif dan proses sintesis ataupun sekresi tidak akan terjadi.
Secara garis besar regulasi sekresi hormon tiroid sebagai berikut (Martini,
2012)
1. Homesotasis terganggu dengan menurunnya kadar T3 dan T4.
Kondisi ini akan mengirimkan sinyal ke Hipotalamus sehingga
mensekresikan TRH supaya lobus anterior hipofisis mengeluarkan
TSH yang kemudian dikirmkan ke kelenjar tiroid
2. TSH diterima oleh kelenjar tiroid dan memulai proses sintesis dan
sekresi T3 dan T4 ke pembuluh darah dan kadar T3 dan T4 dalam
tubuh normal kembali.